SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
MODUL 1
SESAK NAPAS
OLEH :
KELOMPOK 7A
PEMBIMBING:
dr. Yani Shodiqah
Skenario 2
Seorang laki-laki umur 50 tahun datang ke rumah sakit dengan
keluhan sesak napas terutama saat bergiat, tetapi berkurang
apabila pasien istirahat. Pergelangan kaki membengkak pada
siang hari dan berkurang pada malam hari. Pasien mengeluh
kadang terbangun tengah malam karena merasa sesak. Pada
pemeriksaan, ditemukan adanya pernapasan cepat, pada
pemeriksaan auskultasi didengar adanya bunyi krepitasi pada
bagian basal paru. Nadi regular dan tekanan darah dalam batas
normal, tetapi terdapat bendungan vena leher +8 cmH2O pada
posisi 45o . Ictus cordis teraba di linea axillaris anterior kiri/ruang
intercostal V. Gambaran Rontgen dada menunjukkan CTR 0,69,
dan terlihat adanya bendungan pembuluh darah paru.
Sebelumnya pasien sering kontrol di Poliklinik dengan tekanan
darah tinggi tetapi pasien tidak minum obat teratur.
Kata Sulit
1. CTR (Cardio Thoracis Ratio) adalah cara
pengukuran jantung dengan membandingkan
lebar jantung dan lebar dada pada foto toraks
PA.
2. Ictus cordis adalah denyut jantung yang terlihat
pada apex.
3. Krepitasi adalah bunyi yang dihasilkan apabila
terdapat dua benda yang saling menggesek,
bunyi yang timbul berupa seperti gesekan
rambut atau remasan kertas.
Kata Kunci
1. Laki-laki, 50 tahun
2. Sesak napas terutama saat bergiat & berkurang saat istirahat
3. Pergelangan kaki membengkak pada siang hari & berkurang pada
malam hari
4. Kadang terbangun tengah malam karena merasa sesak
5. Pada pemeriksaan:
- Takikardia
- Auskultasi didengar bunyi krepitasi pada bagian basal paru
- Nadi regular & tekanan darah dalam batas normal
- Terdapat bendungan vena leher +8 cmH2O pada posisi 45o
- Ictus cordis teraba di linea axillaris anterior kiri/ruang intercostal V
- Gambaran Rontgen dada menunjukkan CTR 0,69
- Terlihat adanya bendungan pembuluh darah paru
- Riwayat hipertensi dan minum obat tidak teratur
Pertanyaan
1. Jelaskan patomekanisme:
a. Sesak saat bergiat &
berkurang saat istirahat
b. Apa yg menyebabkan sesak
pd tengah malam sehingga
terbangun
c. Kaki bengkak pd siang hari
berkurang malam hari
d. Hipertensi
2. Apakah trdapat hubungan
kelainan jantung trhadap
kelainan paru ataupun
sebaliknya?
3. Apa hubungan riwayat
hipertensi dengan skenario
diatas?
4. Jelaskan tentang langkah-
langkah diagnosis pada
skenario tersebut!
5. Jelaskan hubungan gejala yang
dialami pasien dengan hukum
Starling ?
6. Apakah jenis penyakit yang
kira-kira biasa ditemukan pada
pemeriksaan yang telah
dilakukan?
7. Sebutkan dan jelaskan tentang
diferential diagnosis dari
skenario tersebut!
Anatomi Fisiologi Jantung
1. Patomekanisme dari :
a. Sesak napas saat bergiat
Tubuh aktif
bergiat
Metabolisme
sel-sel tubuh
Kebutuhan
ATP
Kebutuhan
O2
Ventilasi
paru
Gangguan jantung kiri
bendungan vaskularisasi
paru-paru
tekanan vaskuler pulmonal
tekanan hidrostatik kapiler
paru
cairan intravaskular ke
intertitial alveoli
penimbunan cairan di
intertitial alveoli
Compliance paru terganggu
Sesak Napas
b. Terbangun malam hari karena sesak (PND)
transudasi cairan, akumulasi di intertitial yang lama kelamaan
menyebabkan alveoli edema
Gagal Jantung kiri
Cardiac output , tekanan vena
pulmonalis
tekanan kapiler
Pada saat Tidur stimulasi
adrenergik oleh
saraf simpatis
redistribusi darah dan cairan
ekstravaskular masuk kembali
ke kompartemen cairan
intravaskular
Beban
Sirkulasi
Bendungan
Paru
Sesak Napas
c. Bengkak pada Siang hari dan Berkurang pada
Malam hari
Gagal jantung
pengaktifan sistem renin
angiotensin-aldosteron
(RAA)
menaikkan tahanan
vaskuler sistemik tetapi
menurunkan curah jantung
Bengkak bertambah pada
siang hari karena aktivitas
yang menggunakan kaki
lebih banyak pada siang
hari
d. Hipertensi
Klasifikasi tekanan darah berdasarkan JNC VII:
Kategori Tekanan darah
sistol
Tekanan darah
diastol
Normal <120 <80
Prehypertension 120-139 80-89
Hypertension stage 1 140-159 90-99
Hypertension stage 2 ≥ 160 ≥100
Normalnya pada keadaan homeostatis jika tekanan darah
naik, tubuh akan melakukan usaha kompensasi yaitu
berupa menurunkan kontraktilitas jantung dan
melebarkan pembuluh darah agar kecepatan aliran darah
dapat menurun. Tetapi hal tersebut tidak terjadi, maka
tekanan darah akan tetap dalam keadaan melebihi batas
normal. Jadi hipertensi dapat disimpulkan sebagai
keadaan sistem pengawasan tubuh yang gagal
mengembalikan tekanan darah ke keadaan normal.
Hal tersebut disebabkan oleh penambahan rangsang
adregenik ke jantung, pembuluh kapasitans dan arteriol.
Kelainan denyut jantung disebabkan oleh kenaikan
aktivitas beta-adrenergik dan berkurangnya hambatan
parasimpatis.
2. Apakah terdapat hubungan kelainan jantung
terhadap kelainan paru ataupun sebaliknya?
3. Langkah-Langkah Diagnosis
1. Gambaran Umum
2. Keluhan Utama
3. Riwayat penyakit saat ini
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Obat-obatan
6. Riwayat keluarga, pekerjaan, dan sosial
ANAMNESIS
1. Wajah dan Leher
2. Dada
3. Ekstremitas PEMFIS
1. Radiologi
2. EKG
3. Echo PEMERIKSAAN
PENUNJANG
4. Riwayat hipertensi lama dengan
penyakit pada skenario
HIPERTENSI KEKAKUAN PEMBULUH
DARAH
ALIRAN MAJU BALIK
PADA DIASTOLIK P
TURUN
P AORTA DAN P
VENTRIKEL SISTOLIK ↑
P NADI MENINGKAT DAN
PENGISIAN A. KORONER ↓
GANGGUAN KONTRAKSI
DAN RELAKSASI
Hipertensi lama
Hipertensi
Aktivasi RAA system +
rangsangan saraf simpatis
adrenergik
Tahanan vaskuler perifer
dan vasokonstriksi
Peningkatan kontraktilitas
jantung
LVH
Afterload
Gagal jantung kiri
Forward failureBackward failure
Mekanisme
Frank Starling
Preload
Regangan serat
mifobril  agar
curah jantung
Tekanan darah
mendekati
normal
Perfusi ke jaringan
turun
Tanda-tanda
bendungan
pulmo dan gagal
jantung kanan
congestive heart
failure
Gagal jantung kiri
5. Hubungan Hukum Frank-Starling
Mekanisme
Frank Starling
Preload
Regangan serat
mifobril  agar
curah jantung
Tekanan darah
meningkat
Kompensasi
awal gagal
jantung
6. Penyakit dari interpretasi hasil
pemeriksaan
• Krepitasi pada basal paru
1. Edema paru
2. Koch pulmonum
3. Tumor paru
4. Pada awal dan ahir pneumonia lobaris
• Bendungan vena leher +8 cm posisi 45 derajat 
kelainan pada faal jantung kanan
1. Right ventrikel hypertrophy (RVH)
2. Obstruksi vena cava superior
3. Stenosis atau regurgitasi trikuspidalis
4. Efusi perikardial
5. Pericarditis konstriktif.
LANJUTAN...
• Ictus cordis teraba di linea axillaris anterior kiri/
interkostal V pembesaran jantung sebelah kiri:
1. cardiomegaly
2. hipertropi atau dilatasi ventrikel kiri
• Rontgen didapatkan CTR 0,69  adanya
cardiomegaly. Normal tidak melebihi 0,5.
• Rontgen: bendungan pembuluh darah paru:
1. penyakit gagal jantung kongesti
2. edema paru
3. gagal jantung kiri.
7. Differential Diagnosis
1. Congestive heart failure et causa hipertensi
2. Kardiomiopati
3. Infark myokard akut
4. Cor pulmonale
Congestive Heart Failure
Definisi : Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi
dimana jantung gagal mempertahankan sirkulasi adekuat
untuk kebutuhan tubuh meskipun tekanan pengisian cukup
Etiologi : Hipertensi (10-15%), Kardiomiopati (dilatasi, hipertropi, restriktif), Penyakit
katup jantung (mitral dan aorta), Congenital (defek septum atrium, defek septum
ventral), aritmia (persisten), Alkohol, Obat-obatan, Kondisi curah jantung tinggi,
Perikard (konstriksi atau efusi), Gagal jantung kanan (hipertensi paru)
Gejala Klinis : Kerusakan jantung, Kelebihan beban
hemodinamik , Mekanisme kompensasi yang sekunder yang
timbul saat gagal jantung terjadi.
Pemeriksaan Penunjang : Radiografi toraks, EKG,
Ekokardiografi, EKG embulator, Tes darah, Pencitraan
radionuklida, Kateterisasi jantung, Tes latihan fisik
Pengobatan : Diuretic, Digoksin, Vasodilator, Simpatomimetik,
Penyekat beta, Antikoagulasi, Antiaritmia, Konterpulsasi balon
intraaorta, Alat bantu ventrikel, Kardiomyoplasti, Pembedahan
reduksi ventrikel kiri
Kardiomiopati Dilatasi
Definisi : Kardiomiopati yang ditandai dengan dilatasi ventrikel
dan gejala dan tanda gagal
Etiologi : bersifat idiopatik. Progresi dari miokarditis viral
menjadi kardiopati dilatasi. Biasanya menyerang pengguna
alkohol atau pada perempuan post partum.
Gejala Klinis : Lelah, letargi, dispnu umum dan kadang pasien
datang dengan edema pari yang jelas
Pengobatan :Diuretik, digoksin, penghambat ACE dan nitrat
jangka panjang, Penyekat β, Amiodaron, Antikoagulan,
Transplantasi jantung
Kardiomiopati Hipertropik
Definisi : Terjadi pada hipertrofi ventrikel kiri dan ventrikel
kanan.
Etiologi : Hipertensi dan genetik
Gejala Klinis : Dispnu, nyeri dada, palpitasi, rasa pusing,
sinkop. Kadang-kadang disertai ematian mendadak.
Pemeriksaan Penunjang : Ekokardiografi , EKG, Kateterisasi
jantung
Pengobatan : Penyekat β dan penyekat saluran kalsium,
Miomektomi bedah , Penggantian katup mitral , Pacu jantung
Infark Myocardium
Definisi : Infark miokard akut (IMA) adalah nekrosis miokard
akibat aliran darah ke otot jatung terganggu.
Etiologi : adanya aterosklerosis pembuluh darah koroner
Gejala Klinis : nyeri dada retrosternal dapat menjalar ke lengan bahu, leher, rahang bahkan ke
punggung dan epigastrium. Nyeri dapat disertai perasaan mual, muntah, sesak, pusing, keringat
dingin, berdebar-debar atau sinkope. Pada pemeriksaan fisis dapat ditemui bunyi jantung kedua
yang pecah paradorsal, irama gallop, krepitasi, takikardi, kulit yang pucat, dingin dan hipotensi
Pemeriksaan Penunjang : Elektrokardiografi, Laboratorium
(SGOT, LDH, CPK), Radiologi, Ekokardiografi
Pengobatan : Diet, dektrosa 5%, Morfin 5 mg atau petidin 25-
50 mg, Inhalasi nitrogenoksida 20-50%, Nitrat, kalsium
antagonis atau obat penghambat adenoreseptor beta
Hipertensi Paru
Definisi : Peninggian tekanan darah arteri pulmonalis melebihi
25mmHg pada waktu istirahat atau melebihi 30 mmHg pada waktu
olahraga. Terbagi atas dua : hipertensi primer dan hipertensi
sekunder.
Gejala Klinis : Peningkatan tekanan vena jugularis, Takikardi sinus atau AF,
Tekanan darah sistemik normal atau rendah, Sirkulasi perifer buruk, Sianosis
sentra dan perifer, Bunyi jantung ketiga/ keempat RV (S3/S4), Komponen paru
bunyi jantung kedua terdengar keras, Regurgitasi tricuspid, Edema,
Pembesaran hati dan asites
Pemeriksaan Penunjang : Elektrokardiogram, Radiografi
toraks, Tes fungsi paru, Pemindaian ventilasi-perfusi ,
Pemindaian tomografi terkomputerisasi, Ekardiogram,
Ketetrisasi jantung kanan
Pengobatan : Oksigen, Obat anti kuagulan, Calcium channel
bloker, Prostasiklin analog, Endotelin reseptor antagonis, 5-
fosfodiesterase inhibitor, Diuretic, Digoksin
Kardiomiopati
Dilatasi
Kardiomiopati
Hipertropik
Infark Myokardium
Akut
CHF Hipertensi Paru
Laki-laki, 50 th
√ √
Sesak napas saat
bergiat
√ √ √ √
Edema tungkai pada
siang hari
√ √ √
PND
√
Takikardia
Krepitasi pada basal
paru
√ √ √
Bendungan vena
leher +8 cmH2O
pada 45o
√ √
Ictus cordis teraba di
linea axillaris anterior
kiri/ ruang intercostal
V
√ √
Ro: CTR 0,69 &
terlihat bendungan
pemb. Darah paru
√ √
Riwayat hipertensi dg
pengobatan tidak
teratur
√ √
Daftar Pustaka
1. Rasad, Sjahrar. 2005. Radiologi Diagnostik. Jakarta: FK UI. Halaman 166-167
2. Dorland, William Alexander Newman. 2012. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC. Halaman
1434, 1909
3. Aaronson, Philip I., Jeremy P.T. Ward. 2010. At a Glance Sistem Kardiovaskular. Jakarta: Erlangga
Medical Series. Halaman 100-101
4. Noer, Sjaifoellah. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid I. Jakarta: FK UI. Halaman 1098-1103
5. Harli, Isman. 2004. A Compilation of Pathogenesis & Pathophysiology. Malaysia: Hospital
Universiti Sains Malaysia. Halaman 47-55
6. Siregar, Tagor Gumanti Muda. 1998. Buku Ajar Kardiologi, Hipertensi Esensial. Jakarta: FK UI.
Halaman 198
7. Huon, H Gray, dkk. 2003. Lecture Note Cardiology edisi 4. Jakarta: Erlangga Medical Series.
Halaman 75-77, 242-245
8. Kabo, Peter. 2011. Bagaimana Menggunakan Obat-Obat Kardiovaskular Secara Rasional.
Jakarta: FK UI. Halaman 63-66, 206-207
9. Gleadle, Jonathan. 2007. At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Erlangga
Medical Series. Halaman 112-137
10. Sanusi, Harsinen. 2007. Ilmu Diagnostik Fisik Interna. Makassar: Aesculapius. Halaman 49-50
11. Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC. Halaman 352-357
12. Davey, Patrick. 2003. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga Medical Series. Halaman 12-13, 20-
21
TERIMA
KASIH
^_^

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

SKA / CAD
SKA / CADSKA / CAD
SKA / CAD
 
P 3b kolesistitis
P 3b kolesistitisP 3b kolesistitis
P 3b kolesistitis
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
Ppt apendisitis ppt
Ppt apendisitis pptPpt apendisitis ppt
Ppt apendisitis ppt
 
ekg-lengkap-ppt
 ekg-lengkap-ppt ekg-lengkap-ppt
ekg-lengkap-ppt
 
Case Report BPPV
Case Report BPPVCase Report BPPV
Case Report BPPV
 
80051025 edema-serebri
80051025 edema-serebri80051025 edema-serebri
80051025 edema-serebri
 
Case hernia putri
Case hernia putriCase hernia putri
Case hernia putri
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
Lapsus varicella
Lapsus varicellaLapsus varicella
Lapsus varicella
 
Demam reumatik
Demam reumatikDemam reumatik
Demam reumatik
 
Sindroma koroner akut
Sindroma koroner akutSindroma koroner akut
Sindroma koroner akut
 
Gagal Jantung Akut - Tinjauan Pustaka
Gagal Jantung Akut - Tinjauan PustakaGagal Jantung Akut - Tinjauan Pustaka
Gagal Jantung Akut - Tinjauan Pustaka
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi Jantung
 
Syndrome of inappropriate antidiuretic hormone pada meningitis tuberkulosa (1)
Syndrome of inappropriate antidiuretic hormone pada meningitis tuberkulosa (1)Syndrome of inappropriate antidiuretic hormone pada meningitis tuberkulosa (1)
Syndrome of inappropriate antidiuretic hormone pada meningitis tuberkulosa (1)
 
Regurgitasi mitral
Regurgitasi mitralRegurgitasi mitral
Regurgitasi mitral
 

Similar to Modul 1 sesak napas skenario 2 7a

Similar to Modul 1 sesak napas skenario 2 7a (20)

PPT JAntung.pptx
PPT JAntung.pptxPPT JAntung.pptx
PPT JAntung.pptx
 
PPT_PENYAKIT_JANTUNG.pptx
PPT_PENYAKIT_JANTUNG.pptxPPT_PENYAKIT_JANTUNG.pptx
PPT_PENYAKIT_JANTUNG.pptx
 
Presentasi gj k
Presentasi gj kPresentasi gj k
Presentasi gj k
 
Syok kardiogenik
Syok kardiogenikSyok kardiogenik
Syok kardiogenik
 
144395486 case-report-cad-omi
144395486 case-report-cad-omi144395486 case-report-cad-omi
144395486 case-report-cad-omi
 
Askep decompensasi cordis
Askep decompensasi cordisAskep decompensasi cordis
Askep decompensasi cordis
 
Pjk awam
Pjk awamPjk awam
Pjk awam
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensi
 
Hypertensive heart failure
Hypertensive heart failureHypertensive heart failure
Hypertensive heart failure
 
Aritmia Kelompok 2.pptx
Aritmia Kelompok 2.pptxAritmia Kelompok 2.pptx
Aritmia Kelompok 2.pptx
 
Penyakit Jantung Kongenital
Penyakit Jantung KongenitalPenyakit Jantung Kongenital
Penyakit Jantung Kongenital
 
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensiMakalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
 
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensiMakalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
 
COR PULMONALE CHRONIC elsy.pptx
COR PULMONALE CHRONIC elsy.pptxCOR PULMONALE CHRONIC elsy.pptx
COR PULMONALE CHRONIC elsy.pptx
 
asuhan keperawatan gawat darurat Aritmia
asuhan keperawatan gawat darurat Aritmiaasuhan keperawatan gawat darurat Aritmia
asuhan keperawatan gawat darurat Aritmia
 
Makalah gagal jantung
Makalah gagal jantungMakalah gagal jantung
Makalah gagal jantung
 
Makalah gagal jantung
Makalah gagal jantungMakalah gagal jantung
Makalah gagal jantung
 
Makalah gagal jantung
Makalah gagal jantungMakalah gagal jantung
Makalah gagal jantung
 
Makalah gagal jantung
Makalah gagal jantungMakalah gagal jantung
Makalah gagal jantung
 
Makalah gagal jantung
Makalah gagal jantungMakalah gagal jantung
Makalah gagal jantung
 

More from Ai Coryde

Pbl klp 2b skenario 2 BB turun
Pbl klp 2b skenario 2 BB turunPbl klp 2b skenario 2 BB turun
Pbl klp 2b skenario 2 BB turunAi Coryde
 
Kelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
Kelompok 7a Penyakit Jantung BawaanKelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
Kelompok 7a Penyakit Jantung BawaanAi Coryde
 
Pbl Berat badan meningkat
Pbl Berat badan meningkatPbl Berat badan meningkat
Pbl Berat badan meningkatAi Coryde
 
Skenario 3 perdarahan 7b
Skenario 3 perdarahan 7bSkenario 3 perdarahan 7b
Skenario 3 perdarahan 7bAi Coryde
 
Skenario 3 pucat 7b
Skenario 3 pucat 7bSkenario 3 pucat 7b
Skenario 3 pucat 7bAi Coryde
 
Pbl 2b skenario 3 Mengamuk
Pbl 2b skenario 3 MengamukPbl 2b skenario 3 Mengamuk
Pbl 2b skenario 3 MengamukAi Coryde
 
Laporan Observasi Obstetri
Laporan Observasi ObstetriLaporan Observasi Obstetri
Laporan Observasi ObstetriAi Coryde
 
Modul 2 merokok
Modul 2 merokokModul 2 merokok
Modul 2 merokokAi Coryde
 
Pbl 7 a modul sesak batuk
Pbl 7 a modul sesak batukPbl 7 a modul sesak batuk
Pbl 7 a modul sesak batukAi Coryde
 
PBL 3b Kulit Kuning
PBL 3b Kulit KuningPBL 3b Kulit Kuning
PBL 3b Kulit KuningAi Coryde
 
pbl 3b Nyeri uluhati
pbl 3b Nyeri uluhatipbl 3b Nyeri uluhati
pbl 3b Nyeri uluhatiAi Coryde
 
Inkontinensia urin
Inkontinensia urin Inkontinensia urin
Inkontinensia urin Ai Coryde
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1Ai Coryde
 
Pbl 2 klpok 7 a
Pbl 2 klpok 7 aPbl 2 klpok 7 a
Pbl 2 klpok 7 aAi Coryde
 
Modul ii profesionalisme
Modul ii profesionalismeModul ii profesionalisme
Modul ii profesionalismeAi Coryde
 
Modul i dilema etik
Modul i dilema etikModul i dilema etik
Modul i dilema etikAi Coryde
 

More from Ai Coryde (16)

Pbl klp 2b skenario 2 BB turun
Pbl klp 2b skenario 2 BB turunPbl klp 2b skenario 2 BB turun
Pbl klp 2b skenario 2 BB turun
 
Kelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
Kelompok 7a Penyakit Jantung BawaanKelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
Kelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
 
Pbl Berat badan meningkat
Pbl Berat badan meningkatPbl Berat badan meningkat
Pbl Berat badan meningkat
 
Skenario 3 perdarahan 7b
Skenario 3 perdarahan 7bSkenario 3 perdarahan 7b
Skenario 3 perdarahan 7b
 
Skenario 3 pucat 7b
Skenario 3 pucat 7bSkenario 3 pucat 7b
Skenario 3 pucat 7b
 
Pbl 2b skenario 3 Mengamuk
Pbl 2b skenario 3 MengamukPbl 2b skenario 3 Mengamuk
Pbl 2b skenario 3 Mengamuk
 
Laporan Observasi Obstetri
Laporan Observasi ObstetriLaporan Observasi Obstetri
Laporan Observasi Obstetri
 
Modul 2 merokok
Modul 2 merokokModul 2 merokok
Modul 2 merokok
 
Pbl 7 a modul sesak batuk
Pbl 7 a modul sesak batukPbl 7 a modul sesak batuk
Pbl 7 a modul sesak batuk
 
PBL 3b Kulit Kuning
PBL 3b Kulit KuningPBL 3b Kulit Kuning
PBL 3b Kulit Kuning
 
pbl 3b Nyeri uluhati
pbl 3b Nyeri uluhatipbl 3b Nyeri uluhati
pbl 3b Nyeri uluhati
 
Inkontinensia urin
Inkontinensia urin Inkontinensia urin
Inkontinensia urin
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Pbl 2 klpok 7 a
Pbl 2 klpok 7 aPbl 2 klpok 7 a
Pbl 2 klpok 7 a
 
Modul ii profesionalisme
Modul ii profesionalismeModul ii profesionalisme
Modul ii profesionalisme
 
Modul i dilema etik
Modul i dilema etikModul i dilema etik
Modul i dilema etik
 

Recently uploaded

PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 

Recently uploaded (20)

PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 

Modul 1 sesak napas skenario 2 7a

  • 1. MODUL 1 SESAK NAPAS OLEH : KELOMPOK 7A PEMBIMBING: dr. Yani Shodiqah
  • 2. Skenario 2 Seorang laki-laki umur 50 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak napas terutama saat bergiat, tetapi berkurang apabila pasien istirahat. Pergelangan kaki membengkak pada siang hari dan berkurang pada malam hari. Pasien mengeluh kadang terbangun tengah malam karena merasa sesak. Pada pemeriksaan, ditemukan adanya pernapasan cepat, pada pemeriksaan auskultasi didengar adanya bunyi krepitasi pada bagian basal paru. Nadi regular dan tekanan darah dalam batas normal, tetapi terdapat bendungan vena leher +8 cmH2O pada posisi 45o . Ictus cordis teraba di linea axillaris anterior kiri/ruang intercostal V. Gambaran Rontgen dada menunjukkan CTR 0,69, dan terlihat adanya bendungan pembuluh darah paru. Sebelumnya pasien sering kontrol di Poliklinik dengan tekanan darah tinggi tetapi pasien tidak minum obat teratur.
  • 3. Kata Sulit 1. CTR (Cardio Thoracis Ratio) adalah cara pengukuran jantung dengan membandingkan lebar jantung dan lebar dada pada foto toraks PA. 2. Ictus cordis adalah denyut jantung yang terlihat pada apex. 3. Krepitasi adalah bunyi yang dihasilkan apabila terdapat dua benda yang saling menggesek, bunyi yang timbul berupa seperti gesekan rambut atau remasan kertas.
  • 4. Kata Kunci 1. Laki-laki, 50 tahun 2. Sesak napas terutama saat bergiat & berkurang saat istirahat 3. Pergelangan kaki membengkak pada siang hari & berkurang pada malam hari 4. Kadang terbangun tengah malam karena merasa sesak 5. Pada pemeriksaan: - Takikardia - Auskultasi didengar bunyi krepitasi pada bagian basal paru - Nadi regular & tekanan darah dalam batas normal - Terdapat bendungan vena leher +8 cmH2O pada posisi 45o - Ictus cordis teraba di linea axillaris anterior kiri/ruang intercostal V - Gambaran Rontgen dada menunjukkan CTR 0,69 - Terlihat adanya bendungan pembuluh darah paru - Riwayat hipertensi dan minum obat tidak teratur
  • 5. Pertanyaan 1. Jelaskan patomekanisme: a. Sesak saat bergiat & berkurang saat istirahat b. Apa yg menyebabkan sesak pd tengah malam sehingga terbangun c. Kaki bengkak pd siang hari berkurang malam hari d. Hipertensi 2. Apakah trdapat hubungan kelainan jantung trhadap kelainan paru ataupun sebaliknya? 3. Apa hubungan riwayat hipertensi dengan skenario diatas? 4. Jelaskan tentang langkah- langkah diagnosis pada skenario tersebut! 5. Jelaskan hubungan gejala yang dialami pasien dengan hukum Starling ? 6. Apakah jenis penyakit yang kira-kira biasa ditemukan pada pemeriksaan yang telah dilakukan? 7. Sebutkan dan jelaskan tentang diferential diagnosis dari skenario tersebut!
  • 7.
  • 8.
  • 9. 1. Patomekanisme dari : a. Sesak napas saat bergiat Tubuh aktif bergiat Metabolisme sel-sel tubuh Kebutuhan ATP Kebutuhan O2 Ventilasi paru Gangguan jantung kiri bendungan vaskularisasi paru-paru tekanan vaskuler pulmonal tekanan hidrostatik kapiler paru cairan intravaskular ke intertitial alveoli penimbunan cairan di intertitial alveoli Compliance paru terganggu Sesak Napas
  • 10. b. Terbangun malam hari karena sesak (PND) transudasi cairan, akumulasi di intertitial yang lama kelamaan menyebabkan alveoli edema Gagal Jantung kiri Cardiac output , tekanan vena pulmonalis tekanan kapiler Pada saat Tidur stimulasi adrenergik oleh saraf simpatis redistribusi darah dan cairan ekstravaskular masuk kembali ke kompartemen cairan intravaskular Beban Sirkulasi Bendungan Paru Sesak Napas
  • 11. c. Bengkak pada Siang hari dan Berkurang pada Malam hari Gagal jantung pengaktifan sistem renin angiotensin-aldosteron (RAA) menaikkan tahanan vaskuler sistemik tetapi menurunkan curah jantung Bengkak bertambah pada siang hari karena aktivitas yang menggunakan kaki lebih banyak pada siang hari
  • 12. d. Hipertensi Klasifikasi tekanan darah berdasarkan JNC VII: Kategori Tekanan darah sistol Tekanan darah diastol Normal <120 <80 Prehypertension 120-139 80-89 Hypertension stage 1 140-159 90-99 Hypertension stage 2 ≥ 160 ≥100
  • 13. Normalnya pada keadaan homeostatis jika tekanan darah naik, tubuh akan melakukan usaha kompensasi yaitu berupa menurunkan kontraktilitas jantung dan melebarkan pembuluh darah agar kecepatan aliran darah dapat menurun. Tetapi hal tersebut tidak terjadi, maka tekanan darah akan tetap dalam keadaan melebihi batas normal. Jadi hipertensi dapat disimpulkan sebagai keadaan sistem pengawasan tubuh yang gagal mengembalikan tekanan darah ke keadaan normal. Hal tersebut disebabkan oleh penambahan rangsang adregenik ke jantung, pembuluh kapasitans dan arteriol. Kelainan denyut jantung disebabkan oleh kenaikan aktivitas beta-adrenergik dan berkurangnya hambatan parasimpatis.
  • 14. 2. Apakah terdapat hubungan kelainan jantung terhadap kelainan paru ataupun sebaliknya?
  • 15. 3. Langkah-Langkah Diagnosis 1. Gambaran Umum 2. Keluhan Utama 3. Riwayat penyakit saat ini 4. Riwayat penyakit dahulu 5. Obat-obatan 6. Riwayat keluarga, pekerjaan, dan sosial ANAMNESIS 1. Wajah dan Leher 2. Dada 3. Ekstremitas PEMFIS 1. Radiologi 2. EKG 3. Echo PEMERIKSAAN PENUNJANG
  • 16. 4. Riwayat hipertensi lama dengan penyakit pada skenario HIPERTENSI KEKAKUAN PEMBULUH DARAH ALIRAN MAJU BALIK PADA DIASTOLIK P TURUN P AORTA DAN P VENTRIKEL SISTOLIK ↑ P NADI MENINGKAT DAN PENGISIAN A. KORONER ↓ GANGGUAN KONTRAKSI DAN RELAKSASI
  • 17. Hipertensi lama Hipertensi Aktivasi RAA system + rangsangan saraf simpatis adrenergik Tahanan vaskuler perifer dan vasokonstriksi Peningkatan kontraktilitas jantung LVH Afterload Gagal jantung kiri
  • 18. Forward failureBackward failure Mekanisme Frank Starling Preload Regangan serat mifobril  agar curah jantung Tekanan darah mendekati normal Perfusi ke jaringan turun Tanda-tanda bendungan pulmo dan gagal jantung kanan congestive heart failure Gagal jantung kiri
  • 19. 5. Hubungan Hukum Frank-Starling Mekanisme Frank Starling Preload Regangan serat mifobril  agar curah jantung Tekanan darah meningkat Kompensasi awal gagal jantung
  • 20. 6. Penyakit dari interpretasi hasil pemeriksaan • Krepitasi pada basal paru 1. Edema paru 2. Koch pulmonum 3. Tumor paru 4. Pada awal dan ahir pneumonia lobaris • Bendungan vena leher +8 cm posisi 45 derajat  kelainan pada faal jantung kanan 1. Right ventrikel hypertrophy (RVH) 2. Obstruksi vena cava superior 3. Stenosis atau regurgitasi trikuspidalis 4. Efusi perikardial 5. Pericarditis konstriktif.
  • 21. LANJUTAN... • Ictus cordis teraba di linea axillaris anterior kiri/ interkostal V pembesaran jantung sebelah kiri: 1. cardiomegaly 2. hipertropi atau dilatasi ventrikel kiri • Rontgen didapatkan CTR 0,69  adanya cardiomegaly. Normal tidak melebihi 0,5. • Rontgen: bendungan pembuluh darah paru: 1. penyakit gagal jantung kongesti 2. edema paru 3. gagal jantung kiri.
  • 22. 7. Differential Diagnosis 1. Congestive heart failure et causa hipertensi 2. Kardiomiopati 3. Infark myokard akut 4. Cor pulmonale
  • 23. Congestive Heart Failure Definisi : Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi dimana jantung gagal mempertahankan sirkulasi adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun tekanan pengisian cukup Etiologi : Hipertensi (10-15%), Kardiomiopati (dilatasi, hipertropi, restriktif), Penyakit katup jantung (mitral dan aorta), Congenital (defek septum atrium, defek septum ventral), aritmia (persisten), Alkohol, Obat-obatan, Kondisi curah jantung tinggi, Perikard (konstriksi atau efusi), Gagal jantung kanan (hipertensi paru) Gejala Klinis : Kerusakan jantung, Kelebihan beban hemodinamik , Mekanisme kompensasi yang sekunder yang timbul saat gagal jantung terjadi.
  • 24. Pemeriksaan Penunjang : Radiografi toraks, EKG, Ekokardiografi, EKG embulator, Tes darah, Pencitraan radionuklida, Kateterisasi jantung, Tes latihan fisik Pengobatan : Diuretic, Digoksin, Vasodilator, Simpatomimetik, Penyekat beta, Antikoagulasi, Antiaritmia, Konterpulsasi balon intraaorta, Alat bantu ventrikel, Kardiomyoplasti, Pembedahan reduksi ventrikel kiri
  • 25. Kardiomiopati Dilatasi Definisi : Kardiomiopati yang ditandai dengan dilatasi ventrikel dan gejala dan tanda gagal Etiologi : bersifat idiopatik. Progresi dari miokarditis viral menjadi kardiopati dilatasi. Biasanya menyerang pengguna alkohol atau pada perempuan post partum. Gejala Klinis : Lelah, letargi, dispnu umum dan kadang pasien datang dengan edema pari yang jelas
  • 26. Pengobatan :Diuretik, digoksin, penghambat ACE dan nitrat jangka panjang, Penyekat β, Amiodaron, Antikoagulan, Transplantasi jantung
  • 27. Kardiomiopati Hipertropik Definisi : Terjadi pada hipertrofi ventrikel kiri dan ventrikel kanan. Etiologi : Hipertensi dan genetik Gejala Klinis : Dispnu, nyeri dada, palpitasi, rasa pusing, sinkop. Kadang-kadang disertai ematian mendadak.
  • 28. Pemeriksaan Penunjang : Ekokardiografi , EKG, Kateterisasi jantung Pengobatan : Penyekat β dan penyekat saluran kalsium, Miomektomi bedah , Penggantian katup mitral , Pacu jantung
  • 29. Infark Myocardium Definisi : Infark miokard akut (IMA) adalah nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot jatung terganggu. Etiologi : adanya aterosklerosis pembuluh darah koroner Gejala Klinis : nyeri dada retrosternal dapat menjalar ke lengan bahu, leher, rahang bahkan ke punggung dan epigastrium. Nyeri dapat disertai perasaan mual, muntah, sesak, pusing, keringat dingin, berdebar-debar atau sinkope. Pada pemeriksaan fisis dapat ditemui bunyi jantung kedua yang pecah paradorsal, irama gallop, krepitasi, takikardi, kulit yang pucat, dingin dan hipotensi
  • 30. Pemeriksaan Penunjang : Elektrokardiografi, Laboratorium (SGOT, LDH, CPK), Radiologi, Ekokardiografi Pengobatan : Diet, dektrosa 5%, Morfin 5 mg atau petidin 25- 50 mg, Inhalasi nitrogenoksida 20-50%, Nitrat, kalsium antagonis atau obat penghambat adenoreseptor beta
  • 31. Hipertensi Paru Definisi : Peninggian tekanan darah arteri pulmonalis melebihi 25mmHg pada waktu istirahat atau melebihi 30 mmHg pada waktu olahraga. Terbagi atas dua : hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Gejala Klinis : Peningkatan tekanan vena jugularis, Takikardi sinus atau AF, Tekanan darah sistemik normal atau rendah, Sirkulasi perifer buruk, Sianosis sentra dan perifer, Bunyi jantung ketiga/ keempat RV (S3/S4), Komponen paru bunyi jantung kedua terdengar keras, Regurgitasi tricuspid, Edema, Pembesaran hati dan asites
  • 32. Pemeriksaan Penunjang : Elektrokardiogram, Radiografi toraks, Tes fungsi paru, Pemindaian ventilasi-perfusi , Pemindaian tomografi terkomputerisasi, Ekardiogram, Ketetrisasi jantung kanan Pengobatan : Oksigen, Obat anti kuagulan, Calcium channel bloker, Prostasiklin analog, Endotelin reseptor antagonis, 5- fosfodiesterase inhibitor, Diuretic, Digoksin
  • 33. Kardiomiopati Dilatasi Kardiomiopati Hipertropik Infark Myokardium Akut CHF Hipertensi Paru Laki-laki, 50 th √ √ Sesak napas saat bergiat √ √ √ √ Edema tungkai pada siang hari √ √ √ PND √ Takikardia Krepitasi pada basal paru √ √ √ Bendungan vena leher +8 cmH2O pada 45o √ √ Ictus cordis teraba di linea axillaris anterior kiri/ ruang intercostal V √ √ Ro: CTR 0,69 & terlihat bendungan pemb. Darah paru √ √ Riwayat hipertensi dg pengobatan tidak teratur √ √
  • 34. Daftar Pustaka 1. Rasad, Sjahrar. 2005. Radiologi Diagnostik. Jakarta: FK UI. Halaman 166-167 2. Dorland, William Alexander Newman. 2012. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC. Halaman 1434, 1909 3. Aaronson, Philip I., Jeremy P.T. Ward. 2010. At a Glance Sistem Kardiovaskular. Jakarta: Erlangga Medical Series. Halaman 100-101 4. Noer, Sjaifoellah. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid I. Jakarta: FK UI. Halaman 1098-1103 5. Harli, Isman. 2004. A Compilation of Pathogenesis & Pathophysiology. Malaysia: Hospital Universiti Sains Malaysia. Halaman 47-55 6. Siregar, Tagor Gumanti Muda. 1998. Buku Ajar Kardiologi, Hipertensi Esensial. Jakarta: FK UI. Halaman 198 7. Huon, H Gray, dkk. 2003. Lecture Note Cardiology edisi 4. Jakarta: Erlangga Medical Series. Halaman 75-77, 242-245 8. Kabo, Peter. 2011. Bagaimana Menggunakan Obat-Obat Kardiovaskular Secara Rasional. Jakarta: FK UI. Halaman 63-66, 206-207 9. Gleadle, Jonathan. 2007. At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Erlangga Medical Series. Halaman 112-137 10. Sanusi, Harsinen. 2007. Ilmu Diagnostik Fisik Interna. Makassar: Aesculapius. Halaman 49-50 11. Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC. Halaman 352-357 12. Davey, Patrick. 2003. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga Medical Series. Halaman 12-13, 20- 21