Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Dianjurkan pula untuk merujuk referensi aslinya, selain untuk menarasikan, dan juga agar dapat memahami secara menyeluruh.
2.
Pemanfaatan Celah Kafir
Quraisy dan Jawaban Al-Quran
Kafir Quraisy Mencari Celah Untuk Mencela
Jawaban Al-Quran
Tadabbur
Hikmah dan Pelajaran
IQRO Foundation, Sydney, Australia
3.
ُدأنُج ُتأعِمَس َلاَق ٍأسيَق ِأنب ِد َوأسَ أاْل ِنَعُلوُقَي اًب:َص ُّيِبَّنال ىَكَتأشاِهأيَلَع ُ َّاَّلل ىَّل
ِأنيَتَلأيَل أوَأ ًةَلأيَل أمُقَي أمَلَف َمَّلَس َوُدَّمَحُم اَي أتَلاَقَف ٌةَأ َرأام ِتَتَأَف ،ََّّلِإ ََكناَطأيَش ى َرَأ اَم
َّلَج َو َّزَع ُ َّاَّلل َل َزأنَأَف ،َكَك َرَت أدَق:الَوَّدَو اَم جىَس ذاِإ ِلْيَّاللَو حىُّضَكُّبَر ََكع
ماَولىَق(احمد رواه)
…Dari Al-Aswad bin Qais berkata: Saya mendengar Jundab
berkata: Nabi mengalami sakit sehingga tidak bisa
qiyamulal lail selama semalam atau dua malam. Maka
datanglah seorang wanita dan berkata: “Hai Muhammad,
menurut hematku setanmu itu tiada lain telah meninggalkanmu”
(Maksudnya malaikat yang membawa wahyu). Maka Allah
Menurunkan: “Wadh dhuhaa wal laili idza sajaa. Maa
wadda'aka rabbuka wa qalaa.”
IQRO Foundation, Sydney, Australia
Kafir Quraisy Mencari
Celah Untuk Mencela
4. ُ َّاَّلل َي ِضَر ِ َّاَّلل ِدأبَع ِأنب ِبَدأنُج أنَعُهأنَعَقَلا:«ُللا ىَّلَص ُلي ِأرب ِج َسَبَتأاحَمَّلَس َو ِهأيَلَع
َمَّلَس َو ِهأيَلَع ُللا ىَّلَص ِيِبَّنال ىَلَع»َقَف ،ٍأشي َرُق أنِم ٌةَأَرأام ِتَلا:َلَع َأَطأبَأ،ُهُناَطأيَش ِهأي
أتَلََزنَف:{َّدَو اَم ،ىَجَس اَذِإ ِلْيَّاللَو ىَحُّضالَوىَلَق اَمَو َكُّبَر ََكع}(بخاري رواه)
… Jundab bin 'Abdullah radliallahu 'anhu berkata; Malaikat Jibril
‘alaihissalam sekian lama tidak datang menyampaikan wahyu
kepada Nabi shallaLlahu 'alaihi wasallam hingga kemudian ada
seorang wanita Quraisy berkata: “Syetannya telah
meninggalkannya”. Maka turunlah: “Wadh dhuhaa wal laili idza
sajaa. Maa wadda'aka rabbuka wa qalaa.” (H.R. Bukhari)
…ِنَعأبَأ َلاَق اًبُدأنُج َعِمَس ٍأسيَق ِأنب ِد َوأسَ أاْلَص ِ َّاَّلل ِلوُسَر ىَلَع ُلي ِأرب ِج َأَطِهأيَلَع ُ َّاَّلل ىَّل
َزأنَأَف ،ربه محمدا َعِد ُو َونُك ِرأشُمأال َلاَقَف َمَّلَس َوىَلاَعَت ُ َّاَّلل َل:َّاللَو حىُّضالَوجىَس ذاِإ ِلْي
لىَق ماَو َكُّبَر ََكعَّدَو اَم.
Dari Al-Aswad bin Qais mendengar dari Jundab radhiyaLlahu
‘anhu berkata: Malaikat Jibril datang terlambat kepada
RasuluLlah ShallaLlahu ‘alaihi wa sallam, maka orang-orang
musyrik mengatakan: “Muhammad telah ditinggalkan Tuhannya.”
Maka Allah Ta’ala Menurunkan: “Wadh dhuhaa wal laili idza
sajaa. Maa wadda'aka rabbuka wa qalaa.” (Tafsir Ibnu Katsir)
IQRO Foundation, Sydney, Australia
5. Terlihat dalam riwayat sebelumnya, bahwa wahyu terhenti
sejenak. Issue ini dimanfaatkan oleh Kafir Quraisy sebagai
bahan untuk mencela dan mendiskreditkan Nabi bahwa:
Tuhannya telah meninggalkan Beliau .
Atau dengan kata-kata yang lebih kasar: “Syetannya telah
meninggalkannya”. (Na’udzu biLlah)
Hikmah: Orang kafir selalu memanfaatkan tiap celah
untuk memerangi Nabi . Bahkan issue sakitnya Nabi
pun mereka olah sedemikian rupa guna keperluan tsb.
Hal ini membuat Nabi bersedih. Kemudian Allah
Menurunkan ayat-ayat Al-Quran yang menjawab tuduhan-
tuduhan orang Kafir Quraisy tsb.
IQRO Foundation, Sydney, Australia
Wahyu Terhenti Sejenak
dan Pemanfaatan Issue
6. IQRO Foundation, Sydney, Australia
ىَحُّضالَواَذِإ ِلْيَّاللَوىَجَسُّبَر ََكعَّدَو اَماَمَو َكىَلَقْلَلَوَخ ُةَر ِخَكَل ٌرْي
َنِمىَلوُ ْاْلَكُّبَر َيكِْطعُي َف ْوَسَلَوْرَتَفىَضاًميِتَي َكْد ِجَي ْمَلَأىَآوَفََكدَجَوَو
ااًّلَضَىدَهَفًالِئَاع ََكدَجَوَوىَنْغَأَفَّمَأَفَالَف َميِتَيْال اْرَهْقَتَأَوَالَف َلِئَّاسال اَّم
ْرَهْنَتَكِبَر ِةَمْعِنِب اَّمَأَوِْثدَحَف
1)“Demi waktu matahari sepenggalahan naik, 2) dan demi malam apabila
telah sunyi, 3) Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci
kepadamu, 4) dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan.
5) Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati)
kamu menjadi puas. 6) Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim,
lalu Dia melindungimu. 7) Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang
bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. 8) Dan Dia mendapatimu sebagai
seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. 9) Adapun
terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. 10)
Dan terhadap orang yang minta-minta maka janganlah kamu menghardiknya.
11) Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-
nyebutnya (dengan bersyukur).” (Surat Adh-Dhuha)
7. ىَحُّضالَوىَجَس اَذِإ ِلْيَّاللَو
1) Demi waktu matahari sepenggalahan naik, 2) dan demi malam apabila
telah sunyi,
ىَحُّضالَ:و waktu di mana matahari baru beranjak naik, terang,
lembut, tidak terik dan tidak terlalu panas; sebagaimana wahyu
yang diturunkan kepada Nabi .
ىَجَس اَذِإ ِلْيَّاللَو
ىَجَس: bermakna َنَكَس (tenang). [Al-Qurthuby]; Waktu malam
sangat panjang; dan ini saat telah sunyi, larut dan gelap pekat.
Menggambarkan saat berhentinya wahyu.
Gelapnya malam: kegelapan dunia jika tanpa wahyu.
…َنِم َاسَّنال َج ِرْخُتِل َكْيَلِإ ُهاَنْلَزْنَأ ٌابَتِكِورُّنال ىَلِإ ِتاَمُلُّالظ…
“…Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan
manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang…” (Q.S.14:1)
Waktu Dhuha didahulukan, mengingat wahyu turun terlebih
dahulu, baru kemudian terhenti; keadaan Nabi saat itu.
IQRO Foundation, Sydney, Australia
8. اَمَو َكُّبَر ََكعَّدَو اَمىَلَق
3) Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci
kepadamu,
ٍَّاسبَع ِأنبا ِنَع ُّيِف أوَعأال َلاَق:ُس َر ىَلَع َل ََزن اَّمَلَمَّلَس َو ِهأيَلَع ُ َّاَّلل ىَّلَص ِ َّاَّلل ِلوُهأنَع َأَطأبَأ ُآن أرُقأال
َونُك ِرأشُمأال َلاَقَف ،َكِلَذِب ََّريَغَتَف اًمَّايَأ ُلي ِأرب ِج:ُ َّاَّلل َل َزأنَأَف ُه ََلَق َو ُهُّب َر ُهَعَّد َولىَق ماَو َُّكبَر َكَعَّدَو اَم
Al-Aufi berkata dari Ibnu ‘Abbas : bahwa setelah diturunkan kepada
Nabi permulaan wahyu Al-Quran, maka Jibril datang terlambat
beberapah hari dari Nabi , sehingga roman muka Beliau berubah
sedih karenanya. Dan orang-orang musyrik berkata: “Telah ditinggalkan
oleh Tuhannya dan dibenci.” Maka Allah Menurunkan: “Maa wadda'aka
rabbuka wa qalaa.”
Wahyu, bertemu Jibril, dan berhubungan dengan Allah ,
merupakan bekal RasuluLlah dalam menempuh jalan yang
sulit. Juga sebagai minuman Beliau di dalam menghadapi
panasnya tantangan, dan sebagai semangat Beliau dalam
menghadapi pendustaan kaum musyrik…
… Karena itu, wahyu terhenti, terputuslah bekal dari Beliau
. Sumber pun menering dan hati Beliau pun kesepian dari
Kekasih… (Fii Zhilalil Quran)
Ayat ini mengandung Sumpah Allah , bahwa Ia tidak
akan meninggalkan Nabi . [Al-Maraghi]
IQRO Foundation, Sydney, Australia
9. َكَعَّدَ:و dari kata َد َوَع (meninggalkan)
َّد َوَع dapat juga berarti ‘mengucapkan selamat tinggal’, seperti
dalam َعد َوُرِفساُمالَومَقال (musafir mengucapkan selamat tinggal
kepada kaumnya).
Dengan pengertian ini: Tuhanmu Tidak Mengucapkan
‘selamat tinggal’ padamu, lalu bagaimana engkau merasa
bahwa Ia Meninggalkanmu. [Nouman Ali Khan]
Indahnya Bahasa yang digunakan dalam ayat ini.
َُّكبَ:ر digunakan Rabbuka, bukan Lafazh al-Jalalah; Rabb berarti
‘Pemelihara’, ‘Yang Merawat’; bahwa bagaimana Ia
Meninggalkan Nabi , sedangkan Ia Pemelihara Beliau .
ىَلَق: dari kata وألَقال (pelemparan); yang menjadi obyek penderita
dari kata tsb, seakan dilemparkan dari hati akibat kebencian
si pelempar. [Tafsir Misbah]
Tidak disertai obyek (mu), seperti sebelumnya (َكعَّدَ:)و untuk
mempersingkat [Zamakhsyari]; mencakup umat Beliau
[Ar-Razi]; Allah Tidak Berkehendak Menyandingkan kata
ىَلَق dengan Nabi sebab kedudukan Nabi [N. Ali Khan].
IQRO Foundation, Sydney, Australia
10. ْلَلَوَنِم َكَل ٌرْيَخ ُةَر ِخىَلوُ ْاْلَسَلَوَف ْوَف َكُّبَر َيكِْطعُيىَضْرَت
4) dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan. 5) Dan
kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu
menjadi puas.
ْلَلَوُةَر ِخ : kata األُة َر ِِخ berasal dari األر ِِخ yang berarti “sesuatu yang
bukan sekarang, masih jauh.” Jika diawali kata يوم dan دار
bermakna: Akhirat; tidak adanya dua kata tsb (terlebih di akhir
ayat disebutkan ىَلوُ ْاْل َنِم dan tidak minad-dunya) menjadikannya
bermakna luas, mencakup dunia-akhirat:
Kesan yang timbul akibat keterlambatan wahyu akan sirna.
[Tafsir Misbah]
Keadaanmu sekarang lebih baik dari sebelumnya. Setiap hari
kemuliaanmu semakin bertambah dan derajatmu semakin
tinggi. Dan setiap waktu Aku Anugerahkan keagungan dan
keluhuran melebihi sebelumnya. [Al-Maraghi]
Sesungguhnya Negeri Akhirat jauh lebih baik bagimu daripada
negeri ini (dunia). [Ibnu Katsir]
IQRO Foundation, Sydney, Australia
11. :َف ْوَس sesuatu di masa datang dalam waktu relatif lama.
Anugerah yang memuaskan itu akan terus menerus
diberikan kepada RasuluLlah .
َُّكبَر َيكِْطعُيىَضْرَتَف : Tidak ada obyek (apa yang diberi); karena
banyaknya pemberian; hingga Nabi menjadi ridha.
Dan Allah Akan Menampakkan dan Memenangkan
Agamamu atas agama lainnya. [Al-Maraghi]
Dibukakan bagi umat Beliau setelah Beliau tiada,
perbendaharaan demi perbendaharaan. [Riwayat Al-Auza’i]
Syafa’at (diijinkan memberikan syafa’at). [Al-Hasan]
Kelak di Negeri Akhirat, Allah akan memberinya
hingga Nabi merasa puas tentang umatnya dan juga
kemuliaan yang telah disediakan untuk diri Beliau .
Termasuk Telaga Al-Kautsar, yang kedua tepinya berupa
kubah dari mutiara berongga, sedang tangahnya bibit
minyak kesturi. [Tafsir Ibnu Katsir]
IQRO Foundation, Sydney, Australia
12. اًميِتَي َكْد ِجَي ْمَلَأىَآوَفََكدَجَوَوَىدَهَف ااًّلَضَدَجَوَوىَنْغَأَف ًالِئَاع َك
6) Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu.
7) Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan
petunjuk. 8) Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia
memberikan kecukupan.
Allah Menjanjikan Nabi kemuliaan di masa datang di ayat
sebelumnya, dan di ayat ini Ia Mengingatkan bahwa di masa
lalu pun Allah Telah Menganugerahkan banyak nikmat.
Digunakan kalimat tanya untuk memperkukuh kapabilitas.
اًميِتَي َكْد ِجَي ْمَلَأىَآوَف : Allah Telah Memilihkan orang yang tepat
merawat Nabi setelah lahir dalam keadaan yatim.
ااًّلَض ََكدَجَو َوَىدَهَف :
Bukan berarti Nabi berbuat sebagaimana orang kafir saat itu.
Pengertian ayat ini sebagaimana diterangkan dalam ayat:
َتْنُك اَم اَن ِرْمَأ ْنِم ًاحوُر َْكيَلِإ اَنْيَح ْوَأ َكِلَذَكَوَو ُانَميِإلْا ًَّلَو ُابَتِكْال اَم ي ِرْدَتُهاَنْلَعَج ْنِكَل
ْنِم ُءَاشَن ْنَم ِهِب ِيدْهَن اًورُناَنِداَبِع…
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Qur'an) dengan
perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al
Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan
Al Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami
kehendaki di antara hamba-hamba Kami.
IQRO Foundation, Sydney, Australia
13. ىَنْغَأَف ًالِئَاع ََكدَجَوَو
Allah Telah Memberikan Nabi kecukupan setelah
sebelumnya kekurangan.
Allah Menghimpunkan bagi Nabi antara kedudukan
orang fakir yang sabar dan orang kaya yang bersyukur.
Sebagian menyebutkan tidak hanya kekayaan materi, namun
juga kekayaan jiwa.
Menurut Nouman Ali Khan, Tiga ayat di atas tidak
menyebutkan obyek (َ/كmu), menghimpun seluruh makna sbb:
Fa-awaka/fa-hadaka/fa-aghnaka: melindungimu, menunjukimu,
mencukupimu.
Fa-awa laka/fa-hada laka/fa-aghna laka: melindungi untukmu,
menunjuki untukmu, mencukupi untukmu.
Fa-awa bika/fa-hada bika/fa-aghna bika: melindungi denganmu,
menunjuki denganmu, mencukupi denganmu.
Kesimpulan: Tuhan Yang Melindungi, Menunjuki dan
Mencukupi Nabi di masa lalu akan Meninggalkan Nabi dalam
menempuh masa yang akan datang. [Al-Maraghi]
IQRO Foundation, Sydney, Australia
14. ْرَهْقَت َالَف َميِتَيْال اَّمَأَفِئَّاسال اَّمَأَوْرَهْنَت َالَف َلَف َكِبَر ِةَمْعِنِب اَّمَأَوْثِدَح
9) Adapun terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-
wenang. 10) Dan terhadap orang yang minta-minta maka janganlah kamu
menghardiknya. 11) Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu
menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).”
Setelah Allah Menyebut nikmat masa lalu (tiga hal), Allah
Memerintahkan kepada Nabi tiga hal.
Sebagaimana engkau dahulu seorang yatim, lalu Allah
melindungimu, maka janganlah kamu berlaku sewenang-
wenang terhadap anak yatim. Yakni janganlah kamu
menghina, membentak dan merendakan; tapi perlakukan
dengan baik dan kasihanilah dia. [Ibnu Katsir]
Jangan kamu bersikap sewenang-wenang, sombong, berkata
kotor, dan bersikap kasar kepada orang-orang lemah.
Menyebut-nyebut nikmat yang telah diberikan Allah .
Mensyukuri dengan lisan. [Ibnu Jarir]
Berterimakasih saat diberi. [Hadits Abu Dawud]
Memuji pemberi saat diberi. [Hadits Abu Dawud]
Menceritakan nikmat kenabian kepada manusia. [Ibnu Ishaq]
IQRO Foundation, Sydney, Australia
15. IQRO Foundation, Sydney, Australia
Sekali lagi, wahyu yang terhenti kedua kali ini semakin
membuktikan bahwa wahyu memang benar sesuatu
yang diturunkan (bukan berasal dari diri Nabi ).
Intuisi tidak perlu sampai menimbulkan penantian dengan
harapan cemas dan kesedihan sebagaimana disebutkan.
Bukti-bukti lain (sumber: Fiqhus Sirah, Dr. Al-Buthy):
Kejujuran Beliau yang diakui penduduk Makkah.
Nabi kerap kali tidak menjawab langsung pertanyaan
ataupun menanggapi suatu permasalahan (menanti wahyu).
Perbedaan bahasa Al-Quran dan Hadits.
Tidak semua orang diijinkan menulis hadits saat itu, dll.
Mu’jizat.
Adanya ayat-ayat ‘teguran’ bagi Nabi sendiri seperti
terlihat pada Surat ‘Abasa.
Hikmah dan Pelajaran
16. وعلى محمد على بارك و ،إبراهيم آل على صليت كما محمد آل وعلى محمد على صل اللهم
إبراهيم آل على باركت كما محمد آلفيالعــــــالمينمجيد حميد انك
Allahumma Shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa
shalaita’ala aali Ibraahiim wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali
Muhammad kamaa barakta ‘alaa aali Ibraahiim, fil ‘alaamiina innaKa
Hamiidum-Majiid