Workshop ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman guru SD tentang analisis buku guru dan siswa berdasarkan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 dirancang untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan menekankan pada pembentukan karakter siswa, pembelajaran yang berfokus pada siswa, dan integrasi nilai-nilai dalam semua mata pelajaran. Namun, terdapat tantangan dalam implementasinya, seperti kesiapan guru dan fasilitas se
1. 1. Judul
Workshop/Pelatihan Analisis Buku Guru dan Siswa bagi Guru SD Se-Kota Yogyakarta
Berdasarkan Implementasi Kurikulum 2013.
2. Analisis Situasi
Tingkat pendidikan ditentukan oleh sumber daya manusia. Pendidikan memiliki
peranan penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berpikir manusia tidak akan
menyeluruh/sempurna tanpa pendidikan. Pendidikan membuat manusia menjadi lebih
berpikir. manusia yang berpendidikan adalah manusia yang mampu bertindak dalam cara-
cara tertentu daripada orang lain. Ini berarti bahwa manusia terdidik untuk berpikir dan
membuat keputusan berdasarkan dasar berpikir logis dan pengetahuan yang diperoleh.
Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia berkomunikasi,
berinteraksi, belajar, dan berpikir melalui pendidikan. Itu hal yang mendasar yang
membentuk agama, rohani, pengendalian diri, kepribadian, intelijen, dan nilai-nilai moral.
Seperti yang dinyatakan dalam undang-undang sisdiknas (2003):
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan pernyataan di atas pendidikan adalah serangkaian upaya-upaya yang
direncanakan dalam mengembangkan diri-potensi seperti spiritualitas religius, pengendalian
diri, kepribadian, intelijen, dan nilai-nilai moral, yang dibutuhkan untuk dirinya sendiri,
masyarakat, dan tingkat nasional yang diwujudkan melalui proses belajar. Sehubungan
dengan itu, Pring dalam artikel berjudul " The Philosophy of Education and Educational
Practice " (via Bailey et al., 2010:57 ) also stated that education is associated with that
development of persons, which would not occur through sheer physical adaptation and
growth. In this sense education is somewhat like that of reform. To say someone is reformed
is to say that he or she has changed for the good – what previously was judged bad has now
been overcome and replaced by a better state of mind and moral character. Maksudnya
adalah bahwa pendidikan berhubungan dengan pembangunan orang, yang tidak akan terjadi
melalui adaptasi fisik semata dan pertumbuhan. Dalam arti ini pendidikan diistilahkan
seperti reformasi. Mengatakan seseorang direformasi adalah untuk menyebutkan bahwa dia
2. telah berubah untuk kebaikan, apa sebelumnya telah diadili buruk sekarang telah mampu
diatasi dan digantikan oleh keadaan pikiran dan karakter moral yang lebih baik.
Kurikulum direvisi oleh pemerintah untuk meningkatkan tingkat pendidikan dan
sumber daya manusia. Tujuan dari merevisi kurikulum yang tertera pada rencana
pembangunan nasional (mengenai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional)
2010-2014: menyebutkan bahwa salah satu substansi inti program aksi bidang pendidikan
adalah penataan ulang kurikulum sekolah sehingga dapat mendorong penciptaan hasil didik
yang mampu menjawab kebutuhan sumber daya manusia untuk mendukung pertumbuhan
nasional dan daerah.
Hal penting dari sistem pendidikan adalah revisi kurikulum. Revisi yang dibutuhkan
untuk memproduksi pelajar yang sukses. Istilah "penataanulang" pada kalimat ini berarti
kurikulum harus direvisi untuk meningkatkan level pada sumber daya manusia untuk
pembangunan nasional dan lokal. Kriteria yang sedang direvisi berdasarkan pada peraturan
pemerintah no. 19 tahun 2005 ayat 1, standar kompetensi lulusan (SKL), standar isi, standar
proses, standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.
Untuk kurikulum baru mendatang, Suparno (2013) lebih suka istilah "perubahan
kurikulum" revisi kurikulum. Dia menyatakan bahwa beberapa alasan yang berkaitan
dengan perubahan kurikulum di Indonesia adalah perubahan waktu, pelaksanaan kurikulum
terasa belum optimal, terlalu banyak topik untuk menguasai, pelaksanaan ujian nasional
terasa belum optimal, dan persiapan guru tidak maksimal. Berdasarkan alasan-alasan ini, ada
tiga alasan utama yang membuat kurikulum yang perlu diubah; implementasi, jumlah waktu
nomor subjek, dan persiapan guru. Sebagai contoh, pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Sekolah.
Kurikulum berbasis sekolah adalah kurikulum kontekstual yang bergantung pada
kondisi sekolah yang mana kurikulum berbasis sekolah dilaksanakan. Bahkan, pelaksanaan
kurikulum tidak dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan siswa. Dalam kurikulum
berbasis sekolah ada 14-16 subyek dalam satu semester. Sementara itu jumlah waktu untuk
menguasai mata pelajaran yang terbatas. Kondisi ini sering membuat prestasi belajar terasa
belum optimal. Persiapan guru-guru ini tidak maksimal sebelum menerapkan kurikulum.
3. Sebagian besar guru tidak tahu bagaimana menerapkan kurikulum berbasis sekolash di
dalam kelas.
Ide di balik Pengembangan Kurikulum 2013 bermula dari tulisan Wakil Presiden
Boediono yang berjudul “Pendidikan Kunci Pembangunan” di harian Kompas (Senin,
27/8/2012) yang menilai bahwa pendidikan nasional belum bisa menghasilkan lulusan yang
kompeten karena belum punya konsep yang jelas. Menurut Boediono saat ini kita belum
punya konsepsi yang jelas mengenai substansi pendidikan. Karena tak ada konsepsi yang
jelas, timbullah kecenderungan untuk memasukkan apa saja yang dianggap penting ke dalam
kurikulum. Akibatnya, terjadilah beban berlebihan pada anak didik. Bahan yang diajarkan
terasa “berat”, tetapi tak jelas apakah anak mendapatkan apa yang seharusnya diperolah dari
pendidikannya".
Kurikulum yang diterapkan disebut kurikulum 2013. Kurikulum berbasis kompetensi
(KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang terintegrasi dalam
Kurikulum ini. Kami menyimpulkan bahwa kurikulum 2013 disusun dari manfaat kurikulum
berbasis kompetensi dan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan menghilangkan segala
kelemahan yang terdapat pada kedua kurikulum tersebut. Dengan demikian, kurikulum 2013
diharapkan dapat meningkatkan tingkat pendidikan manusia, terutama meningkatkan
prestasi belajar siswa dan nilai-nilai moral.
Terobosan dalam kurikulum 2013 adalah keterbatasan jumlah subjek di lembaga
pendidikan (SD, SMP, dan SMA) siswa akan fokus dan melaksanakan kajian yang
mendalam, nilai karakter yang terintegrasi dalam semua mata pelajaran. Mereka perlu
berpikir secara kritis, mengamati, mempertanyakan semua tugas yang diberikan guru. Selain
itu, guru sebagai fasilitator untuk proses pembelajaran, guru membantu siswa dalam
melakukan tugas yang diberikan. Implementasi pendekatan ilmiah diyakini memperluas
pengetahuan siswa. Siswa diharapkan mampu untuk merasakan kondisi nyata dalam
pembelajaran.
Selain itu, Mulyasa (7: 2013) mengusulkan istilah kompetensi dan kurikulum
berbasis karakter dengan kurikulum 2013. Nilai karakter sangat menuntut dalam
menerapkan kurikulum. Tujuan dari pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan mutu
proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak
mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi
4. lulusan pada setiap satuan pendidikan. Kurangnya pendidikan karakter menyebabkan
pelanggaran seperti seringkali dilakukan, berkelahi, dan kekasaran. Karakter yang baik
dipengaruhi oleh kondisi sosial, lingkungan dan sikap guru. Pendidikan karakter diajarkan
dari tingkat pendidikan dasar ke jenjang pendidikan atas.
Suwignyo (2013) menyatakan bahwa ada tiga hal ideal pra kondisi untuk membuat
kurikulum 2013 berhasil. Pertama adalah persiapan guru, guru berkualitas diperlukan.
Pelatihan sesi dan sertifikasi guru diadakan oleh pemerintah untuk memecahkan masalah.
Kedua adalah kurikulum baru harus berfokus pada desain, konsep, dan tujuan. Ketiga adalah
integrasi dari setiap mata pelajaran tidak harus mengganggu subjek itu sendiri.
Berkaitan dengan pra kondisi, peran kepala sekolah, guru, komite sekolah dan siswa
akan menjadi penting. Kepala sekolah adalah pemimpin dalam menentukan kebijakan
sekolah. Pelatihan diberikan kepada kepala sekolah oleh pemerintah sebelum menerapkan
kurikulum baru di sekolah. Guru adalah faktor terbesar dalam pelaksanaan Kurikulum,
pelatihan guru beberapa dan lokakarya diadakan di tingkat nasional dan sekolah. The
teacher is the key factor in succeeding the implementation of curriculum changes
maksudnya adalah guru adalah faktor kunci dalam keberhasilan penerapan perubahan
kurikulum (Richard, 99: 2001). Seorang guru yang terlatih dan terdidik sering dapat
mengimbangi buruknya kualitas sumber daya dan bahan-bahan yang mereka harus lakukan.
Siswa juga akan menghadapi masalah dalam menerapkan kurikulum. Doll (dalam Oliva,
1992:514) menyatakan bahwa jika seorang pembelajar yang menikmati kurikulum yang
seimbang pada waktu tertentu, kurikulum ini akan benar-benar cocok bagi pelajar dalam hal
nya kebutuhan pendidikan khusus pada waktu itu. Peran komite sekolah penting dalam
menerapkan kurikulum. Mereka harus terlibat dalam keputusan pembuatan dan penerapan di
tingkat sekolah.
Kesiapan sekolah diperlukan untuk pelaksanaan kurikulum baru. Suparno (2013)
menyatakan bahwa guru, fasilitas, infrastruktur, buku teks, dan kondisi sekolah yang
diperlukan dalam pelaksanaan kurikulum. Tetapi kenyataannya, komponen-komponen yang
tidak dipersiapkan dengan baik oleh sekolah. Kurangnya fasilitas, infrastruktur, mendukung
buku teks, dan kondisi kondusif sekolah adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya
pelaksanaan kurikulum.
5. Keberhasilan implementasi kurikulum 2013 juga dapat dilihat dari indikator-indikator
perubahan sebagai berikut (Mulyasa, 11-12:2013):
a. Adanya lulusan yang berkualitas, produktif, kreatif, dan mandiri.
b. Adanya peningkatan mutu pembelajran.
c. Adanya peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan dan pendayagunaan sumber
belajar.
d. Adanya peningkatan perhatian serta partisipasi masyarakat.
e. Adanya peningkatan tanggung jawab sekolah.
f. Tumbuhnya sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara utuh di kalangan peserta didik.
g. Terwujudnya pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan (PAKEM).
h. Terciptanya iklim yang aman, nyaman, dan tertib, sehingga pembelajaran dapat
berlangsung dengan tenang dan menyenangkan (joyfull learning).
i. Adanya proses evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan (continous quality
improvement).
Kurikulum 2013 telah diterapkan di Indonesia pada tanggal 15 Juli 2013. Di sekolah
dasar kurikulum akan diterapkan di kelas pertama dan keempat, di SMP kurikulum 2013
akan diterapkan di kelas tujuh, dan di sekolah menengah dan sekolah menengah kejuruan
akan diterapkan di kelas 3 SMP. Mulyasa (9:2013) mengatakan bahwa kurikulum 2013 akan
dilaksanakan di sekolah dasar (5%), SMP dan SMA (7%), dan sekolah kejuruan (7%). Uji
coba sekolah tersebut dipilih berdasarkan kriteria tertentu; sekolah dengan akreditasi A dan
mantan sekolah internasional. Tahap awal mulai dari 2013 dan akan dievaluasi di tingkat
nasional pada tahun 2014. Dengan demikian tahap kedua akan dimulai dari 2015-2016 dan
akan sepenuhnya diaplikasikan pada semua tingkat pada 2016-2017 dan akan diuji dalam
bentuk sumatif.
Bahwa kenyataan yang terjadi dalam implementasi kurikulum 2013 masih belum
maksimal dari konsep dan harapan yang diinginkan. Terutama pemahaman guru dalam
menggunakan buku guru dan buku siswa ketika pembelajaran. Sesuai dengan pendekatan
yang digunakan dalam kurikulum 2013, peserta didik dipacu untuk mencari dari sumber
belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru sangat penting untuk
meningkatkan dan menyesuaikan daya serap peserta didik dengan ketersedian kegiatan pada
6. buku ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain
yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam. Oleh karena itu,
guru sebagai pengendali utama di dalam proses belajar mengajar di kelas perlu mencermati
terlebih dahulu terhadap buku siswa maupun buku pegangan guru yang sudah disediakan
pemerintah. Hal ini diperlukan mengingat buku yang disediakan oleh pemerintah ditujukan
untuk keperluan skala nasional. Artinya, buku tersebut dibuat secara umum untuk kondisi
siswa di Indonesia, tentunya belum mengakomodasi kebutuhan khusus pada masing-masing
sekolah yang ada kemungkinan mempunyai karakteristik masing-masing. Disebutkan pula
bahwa buku siswa maupun buku guru merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa
diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan
perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas
buku ini. Dengan demikian, sebelum menggunakan di kelas, tentunya guru diharapkan sudah
membaca dan mencermati dengan melakukan analisis buku terlebih dahulu. Hal ini
dimaksudkan agar jika terdapat kekeliruan atau ketidaktepatan yang ada dalam buku tersebut,
dapat dilakukan langkah-langkah tindak lanjut mengatasinya lebih awal.
3. Landasan Teori
A. Kedudukan Buku Guru dan Buku Siswa
Permendikbud nomor 67 tahun 2013, kurikulum 2013 menganut: (1)
pembelajaran yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang
dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan
(2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar
belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar
langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil
belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyusun buku pegangan untuk
Kurikulum 2013. Tanggung jawab buku tersebut terpusat pada tim penyusun yang
dibentuk Kemendikbud, penerbit-penerbit lain hanya akan memiliki hak untuk
menggandakan, bukan menulis buku baru. Permendikbud Nomor 71 Tahun 2013 menetapkan
bahwa Buku Teks Pelajaran sebagai Buku Siswa yang layak digunakan dalam pembelajaran, yang
selanjutnya dalam buku ini disebut Buku Siswa. Selain itu, menetapkan Buku Panduan Guru sebagai
buku guru yang layak digunakan dalam pembelajaran, yang selanjutnya dalam buku ini disebut Buku
7. Guru. Menurut PP No 32 Tahun 2013, Buku Teks Pelajaran adalah sumber Pembelajaran
utama untuk mencapai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti. Seperti halnya Buku Siswa
bagi siswa, Buku Guru pun terdiri dari tema-tema yang sama untuk masing-masing kelas., agar buku
tersebutdapatdigunakan secara optimal maka, guru harus memahami fungsi dan peran baik
BukuGurumaupunBukuSiswa.
Buku Siswa adalah buku yang diperuntukan bagi siswa yang dipergunakan sebagai panduan
aktifitas pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam menguasai kompetensi tertentu. Buku Siswa
bukan sekedar bahanbacaan, tetapi juga digunakanuntukmelaksanakan kegiatan-kegiatan dalam proses
pembelajaran (activities based learning) isinya dirancang dan dilengkapi dengan contoh-contoh
lembarkegiatandengantujuanagardapatterselenggaranyapembelajarankontekstual,artinyasiswadapat
mempelajari sesuatu yang relevan dengan kehidupan yang dialaminya. Isi sajian buku diarahkan
agar siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran melalui kegiatan mengamati,
menanya, menalar, mencoba, berdiskusi serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi baik antar
teman maupun dengan gurunya. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan dapat
menumbuhkan motivasi, rasa keiingintahuan, inisiatif, dan kreatifitas peserta didik.
Walaupun telah disusun sedemikian rupa, guru masih dapat mengembangkan atau memperkaya materi
dan kegiatan lain yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Menurut Kemdikbud
(2013)KedudukanBukusiswadalamimplementasikurikulum2013adalah
a. Panduan bagi Siswa dalam Melaksanakan Kegiatan-Kegiatan Pembelajaran
SetiapSubtemapadamasing-masingbukumemilikibeberapapembelajaransesuaidengantema
yangdibahasterdiridariberbagaikegiatanyangharusdilakukan oleh siswa, misalnya; mengamati
sesuatu, di dalam buku tertulis “Ayo Amati” artinya guru mengajak siswa untuk
melakukan pengamatan terhadap sesuatu, bisa berupa gambar atau tayangan film, atau
lingkungan sekitar. Kegiatan menceritakan di dalam buku tertulis “Ayo Ceritakan”
artinya guru mengajak siswa untuk menceritakan sesuatu mungkin menceritakan hasil pengamatan
terhadap sesuatu atau menceritakan pengalaman yang mereka alami. Kegiatan melakukan, dalam
buku tertulis “Ayo Lakukan” artinya guru mengajaksiswauntukmelakukansuatukegiatan.
b. Penghubung antar Guru, Sekolah dan Orang Tua
Pada setiap pembelajaran ada bagian yang harus dikerjakan oleh orang tua dalam rangka
membimbing anak untuk melakukan aktifitas pembelajaran di rumah. Bagian ini bisa dilihat
padaBukuSiswadenganikon tulisan “Kerjasama dengan orang tua”.
8. c. Lembar Kerja Siswa
BukuSiswadapat berfungsi sebagai lembarkerjasiswaBagianini bisadilihat padaBukuSiswa
dengan ikon tulisan “Ayo Berlatih”. Siswa tidak harus menyalin pada buku tulis, melainkan
dapatdikerjakanpadahalamantersebutsebagailembarkerjasiswa.
d. Skenario Langkah-langkah Pembelajaran
Guru dapat menggunakan Buku Siswa dalam melakukan langkah-langkah pembelajaran. Di
dalamsetiaphalamanBukuSiswapadabagianpojokkiriatas atau pojok kanan atas terdapat ikon-
ikon kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran seperti “Ayo Lakukan”, “Ayo
Menyanyi”, “Ayo Berkreasi”, “Ayo Ceritakan”, kegiatan- kegiatan itu dapat digunakan
sebagai urutan atau langkah-langkahdalamkegiatanpembelajaran.
e. SumberPenilaianHasilPembelajaransd
Di dalam Buku Siswa terdapat halaman-halaman berisi format yang dapat digunakan sebagai
lembar kerja untuk dihimpun sebagai bahan portofolio yang dapat dijadikan sumber penilaian hasil
pembelajaranSD
f. Media Komunikasi antara Guru dan Siswa
Melalui proses pembelajaran dengan menggunakan Buku Siswa, guru dapat mengenal siswa
lebih baik melalui pengamatan terhadap hasil kerja siswa yang telah dirancang sedemikian
rupa dalam setiap pembelajaran. Guru dapat melihat perkembangan pengetahuan dan keterampilan serta
sikapsiswasesuaidengankompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan.
g. Sebagai Kenang-kenangan Rekam Jejak Belajar Siswa.
Semua hasil pekerjaaan yang dilakukan siswa selama mengikuti proses pembelajaran akan
tertuang dalam Buku Siswa, sehingga guru dan orang tua dapat melihat jejak belajar dan perkembangan
kompetensi selama mengikuti proses pembelajaran pada masing-masing jenjang. Bagi siswa semua
rekam jejak belajar tersebut berguna sebagai kenang-kenangan di kemudian hari.
Menurut PP No 32 Tahun 2013, Buku Panduan Guru adalah pedoman yang
memuat strategi Pembelajaran, metode Pembelajaran, teknik Pembelajaran, dan penilaian
untuk setiap mata pelajaran dan/atau tema Pembelajaran. Jadi BukuGuruadalahpanduanbagi
guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Buku Guru berisi langkah-langkah pembelajaran yang
didesain menggunakan pendekatan saintifik sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Berikut ini
penjelasantentangfungsibukuguru Sebagai petunjuk penggunaan Buku Siswa .
9. Menurut Kemdikbud (2013), guru akan menggunakan Buku Siswa bagi siswa dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran, maka terlebih dahulu guru harus mempelajari terlebih dahulu
BukuGuru.Guruharusmenemukaninformasi berupa.
a. Urutan acuan materi pelajaran yang dikembangkan dari Standar Kompetensi, Kompetensi Inti,
dan Kompetensi Dasar dari masing-masing muatan mata pelajaran, yang kemudian disatukan
dalamsatu tema tertentu.
b. Jaringan tema dari masing-masing tema yang berisi kompetensi dasar dan indikator
dari masing-masing muatan mata pelajaran yang harus dicapai.
c. Pemilahan pembelajaran yang dikembangkan dari subtema dengan tujuan agar guru secara bertahap
dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar yang yang
harus dikuasai peserta didik.
Ketiga hal tersebut harus diketahui oleh Guru sebagai acuan kegiatan
pembelajaran di kelas. BukuGurumenyajikanhal-halsebagaiberikut.
a. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai pada setiap pilahan pembelajaran dari masing-
masing subtema. Dengan demikian guru akan segera mengetahui hasil pembelajaran yang harus
dicapai dari proses pembelajaran yang dilakukannnya.
b. Menjelaskan media pembelajaran yang dapat digunakan dalam menyelenggarakan proses
pembelajaran, dengan demikian sebelum menyelenggarakan proses pembelajaran guru sudah
menyiapkanmedia-mediapembelajaranyangdiperlukan.
c. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang harus dilakukan dalam menyelenggarakan proses
pembelajaran. Uraian ini selain dapat membantu guru dalam menyusunrencana pelaksanaaan
pembelajaran, guru akan dapat melakukan tahapan pembelajaran dengan sistematis mengikuti
langkah-langkahpembelajarantersebut.
d. Menjelaskan tentang teknik dan instrument penilaian yang dapat digunakan dalam setiap
pilihanpembelajaranyangmungkinmemiliki karakteristik tertentu.
e. Menjelaskan jenis lembar kerja yang sesuai dengan pilahan pembelajaran yang ada dalam Buku
Siswa.
f. Penjelasan tentang Metode dan Pendekatan Pembelajaran yang digunakan dalam
proses Pembelajaran.
g. Buku Guru memuat Informasi tentang model dan strategi pembelajaran yang digunakan
sebagaiacuanpenyelenggaraanprosespembelajaran.
10. B. Hubungan Fungsional Buku Guru dan Buku Siswa
Buku Guru dan Buku Siswa dalam pemanfaatannya merupakan satu kesatuan yang tak
dapat dipisahkan, artinya ketika guru menggunakan Buku Siswa untuk keperluan
pembelajaran peserta didiknya maka saat itu pula guru memerlukan Buku Guru yang akan
dijadikan sebagai pedoman dalam memanfaatkan Buku Siswa, artinya Buku Guru digunakan
sebagai penjelasan dari kegiatan yang harus dilakukan pada Buku Siswa. Sebagaimana
dijelaskanpadauraiandiatas,BukuSiswamemilikibanyak fungsi yang bukan sekedar kumpulan
materi pelajaran. Oleh karena itu, guru harus benar-benar memahami berbagai unsur yang terdapat
padaBukuSiswa.Penjelasanunsur-unsurtersebut dapat dipelajari dari bukuguruselainketerangan yang
adapadaBukuSiswa,dengankatalaingurutidakbolehmelewatkanteksbacaanbaikyangterdapatpada
Buku Siswa maupun panduan guru. Menurut Kemdikbud (2013), Hal- hal yang perlu
diperhatikan guru dalam memadukan penggunaan Buku Guru dan Buku Siswa, yaitu:
1. Pada bagian awal Buku Guru terdapat penjelasan umum tentang Buku Guru pembelajaran Tematik
Terpadu. Bagian ini adalah penjelasan penting bagaimana tema-tema dibentuk melalui
analaisis SKL, KI, KD, sampai terbentuk tema dan jaringan tema dari berbagai muatan
masing-masing mata pelajaran. Pada bagian ini juga terdapat penjelasan cara penggunaan buku guru
danpenilaianyangdapatdipergunakandalammelaksanakanprosespembelajarantematik.
2. Pada masing-masing pembelajaran terdapat informasi tentang tujuan pembelajaran yang harus
dicapai. Membaca bagian ini merupakan hal penting sebelum guru melakukan proses pembelajaran,
karena dengan membaca bagian ini target pembelajaran dan kompetensi yang harus
dikuasai peserta didik akan diketahui dengan baik.
3. Informasi tentang media dan alat pembelajaran, serta langkah-langkah pembelajaran
yang dapat dilakukan untuk membelajarkan setiap pembelajaran yang ada pada setiap subtema
memberi arahan pada guru untuk melakukan tahapan-tahapan pembelajaran dari kegiatan
pendahuluan,inti,danpenutup.
4. Teknik, dan format, serta cara melakukan proses penilaian selain terdapat pada buku
guru juga terdapat pada Buku Siswa. Guru dapat mempelajari cara memberikan skor penilaian
melalui Buku Guru.
5. Saat gurumemberikantugasmelalui lembarkerja yangadapadaBuku Siswa bagian dari lembar
kerja tersebut juga diinformasikan pada Buku Guru. Jadi Buku Guru dan Buku Siswa
merupakansatukesatuanyangharusdipahamiguru
11. C. Struktur Buku Guru dan Buku Siswa
1. Struktur Buku Guru
Uraian berikut dimaksudkan agar guru dapat mengenal dan memahami struktur isi Buku Guru
dengan baik, yang terdiri dari:
a. Kata Pengantar
Bagian ini perlu dibaca guru, agar guru memahami latar belakang penyusunan buku dan tujuan yang
ingindicapaidenganpenyusunanbukutersebut.
b. Tentang Buku Guru
Memuat informasi cakupan buku guru dan cakupan aktifitas pembelajaran yang
tertuangdalambukuguru.
c. Bagaimana Menggunakan Buku Guru
Memberikan informasi hal-hal penting yang harus diperhatikanolehgurudalam menggunakanBuku
GurusebagaipersiapanmenggunakanBukuSiswa.
d. Panduan Penilaian
Halamanini berisiinformasiteknikdaninstrumenpenilaian,dancontoh-contohrubrikpenilaianyang
akan digunakan oleh guru dalam melakukan evaluasi proses pembelajaran. Hal ini penting bagi guru
agar mengenal strategi dan teknik penilaian yang digunakan dalam dalam menerapkan Kurikulum
2013.
e. Standar Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Inti
Halaman yang mengingatkan kepada guru standar kompetensi lulusan baik ranah sikap,
keterampilan, maupun sikap serta kompetensi inti setiap kelas, yang akan di dicapai
selamaprosespembelajaran.
f. Pemetaan Kompetensi Dasar 1 dan 2
Pemetaan kompetensi dasar yang berasal dari Kompetensi Inti 1 dan 2 bukan untuk diajarkan secara
eksplisit sebagai materi pembelajaran, namun memandu guru untuk melakukan pembiasaan-
pembiasaan kompetensi tersebut selama proses pembelajaran berlangsung. Harapannya melalui
pembelajaranpengetahuanmampumengasahketerampilandanpembentukansiswa.
g. Pemetaan Kompetensi Dasar 3 dan 4
Halaman ini memuat informasi tentang kompetensi-kompetensi berasal dari Kompetensi
Inti 3 dan 4 yang harus dicapai dalam satu tema pembelajaran. Penetapan kompetensi masih terbuka
untuk penggantian atau penambahan sesuai dengan kegiatan yang dirancang oleh guru. Sekali lagi
12. guru harus memahami bahwa pembelajaran tematik terpadu itu berbasis aktifitas.
Sehingga aktifitas yang ditawarkan di dalam buku guru bisa diganti atau dikembangkan sesuai
dengan kreatifitas guru.
h. Ruang Lingkup Pembelajaran
Halaman ini memberikan gambaran ringkas tentang kegiatan yang akan dilaksanakan oleh guru dan
kemampuan yang akan dikembangkan dalam setiap kegiatan tersebut selama 1 minggu.
Setelah Ruang Lingkup Pembelajaran, bagian-bagian selanjutnya adalah uraian dari Ruang
LingkupPembelajarantersebut yang harus diperhatikan oleh guru, meliputi:
a) Halaman Pemetaan Indikator Pembelajaran Sama dengan penetapan kompetensi dasar
yang memungkinkan untuk diubah atau ditambah, indikator pembelajaran pun terbuka untuk
diubah dan ditambah. Indikator yang tertera dalam buku guru yang ada merupakan
indikatoryangdianggapsesuaidengankegiatanyangdilakukandalambukuguru.
b) Halaman Pembelajaran Jika mengacu pada struktur kurikulum 2013, jumlah jam pelajaran di
kelas 1 adalah 30 jam/minggu atau 5 jam pelajaran/hari. Kegiatan pembelajaran yang tertuang
dalam buku guru diasumsikan dilakukan selama 4 jam pelajaran (4x35 menit). 1 jam pelajaran
dapat digunakan guru untuk pembukaan pembelajaran, pembiasaan-pembiasaan (berbaris,
berdo’a,danlain-lainsesuaidenganrencanaguru),sertamelaksanakanrutinitasdiawal danakhir
pembelajaran (misalnya setiap hari guru meminta siswa untuk menambah satu kosa kata
baru).
c) Uraian Kegiatan Pembelajaran Diawali dengan nama kegiatan pembelajaran. Nama kegiatan
tersebut dibuat sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan di kelas.Pemilihannama
kegiatan ini juga dapat dikembangkan oleh guru dan bisa juga berdasarkan masukan siswa.
Bagian-bagiandariuraiankegiatanpembelajaranyaitu:
a. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang dirumuskan di buku guru ditetapkan berdasarkan indikator yang
sudah dipetakan pada halaman sebelumnya. Guru dapat merumuskan kembali tujuan
pembelajaran jika ada perubahan pemetaan kompetensi dasar maupun indikator yang berbeda
denganyangadadibukuguru
i. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
Bagian ini memberikan informasi mengenai media dan alat pembelajaran yang dibutuhkan
dalammelaksanakanpembelajaransesuaidenganlangkah-langkahkegiatanyangdirencanakan.Guru
13. harus memastikan bahwa media dan alat pembelajaran tersebut tersedia/disiapkan. Guru
diperkenankan untuk memperkaya media, alat, dan sumber pembelajaran untuk bisa
melaksanakan pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan. Selain itu, guru dapat
memanfaatkan media teknologi informasi (TI) dalam pembelajaran.
j. Langkah-langkah kegiatan
Sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013, maka kegiatan pembelajaran di kelas harus
diupayakan menerapkan berbagai model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dan
mengembangkan kompetensi yang mencakup kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Model-model pembelajaran seperti: model scientific approach, problem based learning,
project based learning, discovery learning merupakan model pembelajaran yang harus
tergambar dalam langkah-langkah kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah kegiatan yang sudah
ditulis pada buku guru yang digunakan saat ini sudah diupayakan memenuhi tuntutan
tersebut, khususnya pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dilakukan melalui
proses kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen,
mengasosiasi/mengolah informasi, dan mengkomunikasikan. Pendekatan saintifik
diimplementasikan dalam pembelajaran bertujuan untuk melatih siswa berpikir tingkat
tinggi (high order thinking). Namun sangat dimungkinkan bagi guru untuk memperkaya
langkah-langkah kegiatan yang sudah ditawarkan di buku guru saat ini. Karena buku guru ini
merupakan standar minimal yang dapat dikembangkan, jika guru merasa perlu
mengembangkannya
k. Penilaian
Pada bagian ini guru mendapat informasi model penilaian yang dilakukan berikut
rubriknya. Rubrik penilaian juga dapat ditambah sesuai dengan aspek yang akan
dikembangkan. Model penilaian tersebut berorientasi pada proses. Guru dapat menambah
modelpenialianlain.
2. Struktur Buku Siswa
Pada setiap halaman Buku Siswa terdapat ikon-ikon yang meliputi:
a. IkonAyoBelajardanAyoMembaca adalahajakankepadasiswauntukselalumemiliki rasa ingin
tahu terhadap suatu hal, khususnya yang berkaitan dengan tema pembelajaran. Guru dapat
memperkayadengansumberbelajaryanglain.
14. b. Ikon Ayo Amati adalah ajakan kepada siswa untuk menggunakan panca inderanya dalam menyerap
informasiyangberkaitandengantemayangdipelajari.
c. Ayo Lakukan, Ayo ceritakan, Ayo Kerjakan, Ayo Menulis, Ayo Menggambar dan
Ayo bermain Peran adalah ajakan untuk mendapatkan pengalaman belajar dengan melakukan
(Learningbydoing).
d. AyoBekerjasama merupakanajakankepadasiswauntukmelatihketerampilansosial siswa dalam
berinteraksi dengan teman-teman di kelasnya.
e. Ayo Renungkan merupakan ajakan kepada siswa untuk melakukan refleksi dari
pengalaman belajar yang sudah dilakukan. Belajar di Rumahadalah ajakan kepada orang tua untuk
mendampingisiswabelajar di rumah.
f. Lembar Evaluasi berisi latihan-latihan soal yang bisa dikerjakan siswa sebagai tolak ukur
pemahamansiswadisetiapakhirsubtema.
D. Pedoman Analisis Buku Guru dan Siswa
Menurut Wijaya (2013), Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
analisis buku adalah sebagai berikut:
a. Kesesuaian isi buku dengan SKL, KI, dan KD
Buku yang hendak digunakan di kelas hendaknya sudah dicek kesesuaiannya dengan
kurikulum yang digunakan. Buku siswa yang disediakan oleh pemerintah saat ini untuk
menunjang pelaksanaan implementasi kurikulum 2013. Oleh karena itu, buku siswa yang
akan digunakan perlu dianalisis apakah sudah sesuai dengan standar kompetensi lulusan,
kompetensi inti, dan kompetensi dasar yang sudah ditentukan. Jika masih ditemukan
adanya ketidaksesuaian, guru dapat menindaklanjutinya lebih awal.
b. Kecukupan materi
Materi yang terdapat dalam buku siswa perlu dianalisis dari segi kecukupan materi yang
ditinjau dari segi cakupan konsep atau materi esensial dan alokasi waktu yang
dibutuhkan/disediakan.
c. Kedalaman materi
Dalam melakukan analisis terhadap kedalaman materi, materi yang tertuang dalam buku
siswa perlu ditinjau dari pola pikir keilmuan dan karakteristik siswa. Jika ada yang
dianggap kurang sesuai dengan karakteristik siswa di sekolahnya, diharapkan guru dapat
menindaklanjuti dengan memberikan tambahan-tambahan penjelasan seperlunya.
15. d. Kebenaran materi
Analisis buku juga sekaligus melihat kebenaran akan materi, contoh, maupun
latihanlatihan yang dituliskan. Jika ditemukan adanya materi/contoh/soal yang dituliskan
dalam buku terjadi kesalahan, baik kemungkinan salah dalam penulisan konsep maupun
salah ketik, maka guru diharapkan sesegera mungkin untuk menindaklanjutinya. Tidak
lanjut dapat berupa ralat perbaikan yang segera disampaikan kepada siswa agar tidak
berdampak lebih lanjut kepada siswa (membuat siswa bingung/ragu).
e. Kesesuaian pendekatan yang digunakan
Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan scientific, oleh karena itu buku siswa perlu
ditinjau dari segi penerapan pendekatan scientific. Apakah penyajiannya sudah
memfasilitasi siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan seperti yang diharapkan dalam
pendekatan scientific atau belum.
f. Kesesuaian penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan dalam Kurikulum 2013 menggunakan penilaian
autentik. Oleh karena itu, buku siswa yang akan digunakan perlu ditinjau dari
ketersediaan penilaian autentik yang terdapat dalam buku siswa tersebut.
Dari beberapa komponen hasil analisis yang telah dilakukan, jika masih
ditemukan adanya ketidaksesuaian atau ketidaklengkapan, guru perlu menindaklanjutinya
dengan membuat tambahan-tambahan materi, contoh ataupun bentuk penilaian yang
disarankan sesuai dengan karakteristik siswa sekolah masing-masing.
4. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penerapan kurikulum 2013
khususnya pada analisis penggunaan buku guru dan siswa yaitu:
a. Apakah buku guru dan siswa sesuai dengan SKL, KI, dan KD?
b. Apakah buku guru dan siswa sudah sesuai dilihat dari tinjauan kecukupan dan kedalaman
materi?
c. Instrumen penilaian yang digunakan sudah valid dan reliabel untuk mengukur hasil
belajar siswa?
5. Tujuan Kegiatan
Ada beberapa tujuan yang dapat disimpulkan dari rumusan masalah di atas, di antaranya:
a. Menganalisis kesesuaian buku guru dan siswa sesuai dengan tuntutan SKL, KI, dan KD
16. b. Menganalisis buku guru dan siswa ditinjau dari aspek kecukupan materi dan kedalaman
materi.
c. Menggunakan dan mengembangkan instrumen penilaian sesuai dengan aspek yang
diukur pada peserta didik.
6. Manfaat Kegiatan
Manfaat yang diperoleh secara umum dari kegiatan ini adalah mengetahui secara rinci
permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam implementasi buku guru dan buku siswa
pada kurikulum 2013, penggunaan buku guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran lebih
selektif, dan mutu pendidikan menjadi lebih terjamin karena adanya penyesuaian antara
fakta dan konsep dalam evaluasi penerapan buku guru dan siswa.
7. Kerangka Pemecahan Masalah
Kurikulum 2013 merupakan perpaduan antara kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang diterapkan di SD, SMP, dan SMA/SMK,
untuk sekolah dasar diterapkan khususnya di kelas 1 dan 4. Namun di dalam penerapan
proses pembelajarannya terdapat berbagai masalah yaitu pada buku guru dan siswa. Butir-
butir yang menjadi pokok analisis dalam buku guru dan siswa kurang relevan, di antaranya
kesesuaiannya SKL, KI dan Kd, kecakupan materi, kedalaman materi, dan instrumen
penilaiannya.
Hal ini meyebabkan penggunaan buku guru dan siswa kurang efektif dalam proses
pembelajaran. Karena terdapat kesenjangan yang begitu jelas antara materi satu dengan yang
lainnya dari masing-masing kegiatan pembelajaran. Serta instrumen penilaian yang masih
kurang valid dan reliabel dalam mengukur kemampuan peserta didik.
Bertitik tolak dari temuan-temuan empiris di atas, maka dilakukan analisis terhadap buku
guru dan siswa terkait dengan permasalahan-permasalahan di atas. Dalam menganalisis
harus mengikuti prosedur-prosedur yang mencakup kesesuaian materi, kecakupan materi,
kedalam materi, penerapan pendekatan scientific, dan penilaian otentik.
8. Khalayak Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah guru-guru sekolah dasar se Kota Yogyakarta yang sudah
menerapkan kurikulum 2013. Pemilihan dan penetapan sasaran workshop ini mempunyai
pertimbangan rasional-strategis dalam kaitannya analisis buku guru dan buku siswa
kurikulum 2013. Pemilihan dan penetapan sasaran pelatihan ini mempunyai pertimbangan
17. rasional-strategis dalam kaitannya dengan upaya perbaikan kualitas buku Guru dan Buku
Siswa di masa mendatang.
Kegiatan ini merupakan bentuk pembinaan kemampuan guru-guru untuk menganalisis
buku guru dan buku siswa berdasarkan pengalamannya di lapangan dalam menerapkan
kurikulum 2013. Guru-guru adalah pelaksana kurikulum 2013 sehingga mengetahui kendala,
kelemahan serta kelebihan dari penyusunan buku guru dan buku siswa pada kurikulum2013.
9. Metode Kegiatan
Untuk melaksanakan kegiatan tersebut digunakan beberapa metode pelatihan, yaitu:
a. Metode Ceramah
Metode ceramah dipilih untuk memberikan penjelasan tentang Analisis Buku :
memotivasi Guru-guru agar mau menganalisis buku Guru dan Buku siswa yang
digunakan dan cara melakukan analisis buku guru dan buku siswa sangat penting untuk
dikuasai oleh peserta pelatihan.
b. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab sangat penting bagi para peserta pelatihan, baik di saat menerima
penjelasan tentang penulisan karya ilmiah serta saat mempraktekkannya. Metode ini
memungkinkan Guru-guru menggali pengetahuan sebanyak-banyaknya tentang analisis
buku Guru dan Buku Siswa dan juga pengalaman dalam penerapannya.
c. Metode Simulasi
Metode simulasi ini sangat penting diberikan kepada para peserta pelatihan untuk
memberikan kesempatan mempraktekan materi pelatihan yang diperoleh. Harapannya,
peserta pelatihan akan benar-benar menguasai materi pelatihan yang diterima,
mengetahui tingkat kemampuannya menerapkan analisis secara tehnis dan kemudian
mengidentifikasi kesalahan-kesalahan untuk kemudian diperbaiki.
10. Rancangan Evaluasi
Evaluasi kegiatan dilakukan selama proses dan akhir pelatihan, pada aspek pencapaian
tujuan pelatihan dan juga penyelenggaraan pelatihan. Evaluasi proses dan hasil (pencapaian
tujuan pelatihan) dilakukan dengan angket tanya jawab, dan observasi. Sedangkan evaluasi
aspek penyelenggaraan pelatihan dilakukan dengan pemberian angket. Indikator
keberhasilan dalam pelaksanaan pelatihan analisis buku guru dan buku siswa ada 2 metode
yang ditempuh, yaitu: (1) Evaluasi selama proses pelatihan, dan (2) evaluasi pascapelatihan.
18. a. Evaluasi selama proses pelatihan
Evaluasi saat pelaksanaan pelatihan meliputi, keterlibatan dan kemampuan peserta setiap
tahap pelatihan. Pada Tahap akhir, peserta diharapkan dapat melakukan kegiatan analisis
buku meliputi : (1). Kesesuaian isi buku dengan SKL, KI, dan KD,(2). Kecukupan
materi, (3). Kedalaman materi, (4) Kebenaran materi, (5) Kesesuaian pendekatan yang
digunakan, (6) Kesesuaian penilaian, Indikator keberhasilan selama proses pelatihan
dengan melihat:
a) Kemampuan Guru-guru dalam pemahaman analisis buku guru dan buku siswa yaitu
(1). Kesesuaian isi buku dengan SKL, KI, dan KD,(2). Kecukupan materi, (3).
Kedalaman materi, (4) Kebenaran materi, (5) Kesesuaian pendekatan yang digunakan, (6)
Kesesuaian penilaian.
b) Keterampilan Guru-guru dalam melaksanakan kegiatan analisis buku guru dan buku
siswa (1). Kesesuaian isi buku dengan SKL, KI, dan KD,(2). Kecukupan materi, (3).
Kedalaman materi, (4) Kebenaran materi, (5) Kesesuaian pendekatan yang digunakan, (6)
Kesesuaian penilaian
Indikator keberhasilan pelatihan ini adalah apabila:
a) Lebih dari 90% peserta/Guru-guru memahami kegiatan pelaksanaan pelatihan analisis
buku.
b) Lebih dari 75% peserta/Guru-guru mampu mempratekkan analisis buku.
c) Lebih dari 50% peserta/Guru-guru bersedia mensosialisasikan pedoman analisis buku.
b. Evaluasi Pasca Pelatihan
Keberhasilan kegiatan pengabdian masyarakat ini akan dievaluasi berdasarkan taraf
penyelesaian materi pelatihan, dan Tim Pengabdian akan melakukan evaluasi dengan
mengamati dan memeriksa hasil analisis yang dibuat Guru-guru saat pelatihan. Instrumen
kriteria penilaian tingkat kebermanfaatan kegiatan pelatihan ini diungkap dengan
instrumen yang telah disiapkan seperti pada tabel 1:
19. Judul Tingkat kebermanfaatan pelaksanaan kegiataan pelatihan analisis
buku guru dan buku siswa Bagi Guru Sekolah Dasar Di UPT
Pengelola SD Se Kota Yogyakarta
Petunjuk:
Jawablah pernyataan berikut dengan memberi
tanda silang
(X) pada kolom jawaban sesuai dengan keadaan
Sebenarnya
Jawaban
0 1 2 3
Keterangan
0. Tidak Bermanfaat
1. Kurang Bermanfaat
2. Bermanfaat
3. Sangat Bermanfaat
Tingkat Pelaksanaan Pelatihan Kegiatan Untuk
Memahami..............................................................
1 Kesesuaian dengan SKL, KI dan KD 0 1 2 3
2 Kecukupan materi ditinjau dari:
a. cakupan konsep/materi esensial
b. alokasi waktu.
0 1 2 3
3 Kedalaman materi pengayaan ditinjau dari:
a. Pola pikir keilmuan
b. Karakteristik siswa
0 1 2 3
4 Informasi pembelajaran sesuai standar
proses
0 1 2 3
5 Penerapan Pendekatan Scientific 0 1 2 3
6 Penilaian Autentik dan Bahan Remedial
Teaching
0 1 2 3
7 Kolom interaksi antara guru dengan
orangtua
0 1 2 3
8 Penilaian Autentik yang tersedia dalam
buku siswa
0 1 2 3
Tingkat Pelaksanaan Pelatihan Kegiatan Untuk Mempratekkan
Kemampuan......................................
1 Kesesuaian dengan SKL, KI dan KD 0 1 2 3
2 Kecukupan materi ditinjau dari:
c. cakupan konsep/materi esensial
d. alokasi waktu.
0 1 2 3
3 Kedalaman materi pengayaan ditinjau dari:
c. Pola pikir keilmuan
d. Karakteristik siswa
0 1 2 3
4 Informasi pembelajaran sesuai standar
proses
0 1 2 3
5 Penerapan Pendekatan Scientific 0 1 2 3
6 Penilaian Autentik dan Bahan Remedial
Teaching
0 1 2 3
7 Kolom interaksi antara guru dengan
orangtua
0 1 2 3
8 Penilaian Autentik yang tersedia dalam
buku siswa
0 1 2 3
20. 11. RENCANA JADWAL KERJA
Pelaksanaan kegiatan pelatihan ini membutuhkan alokasi waktu selama 5 (lima) bulan aktif,
dimulai sejak penandatanganan kontrak kerja. Bebagai kegiatan operasional dan terperinci
sebagaimana tampak pada Tabel 2 dibawah ini.
No Kegiatan
Bulan
Mei Juni Juli Agust Sept Okt
No
v.
Pemantapan program
UAS,PSB,IdulFitri.
Pendaftaran peserta
Seminar rencana kegiatan
Pelaksanaan:
Sesi 1
Sesi 2
Sesi 3
Pembuatan laporan
Seminar hasil kegiatan
Revisi laporan
Pengumpulan laporan
13. RENCANA BIAYA
Rencana anggaran biaya untuk kegiatan pelatihan penulisan karya ilmiah ini dapat dijabarkan
kedalam berbagai komponen-komponen pembiyaan yang sangat menunjang keberhasilan
pelatihan.
a. Upah/Honorarium (Max 30 %) = Rp.3.750.000,00
No Uraian Total
1 Ketua kegiatan 1x Rp. 800.000,- Rp. 800.000,00
2 Anggota kegiatan 2x Rp. 600.000,- Rp 1.200.000,00
3 Tenaga pembantu kegiatan (mahasiswa) 5 x Rp.
200.000,-
Rp. 1.000.000,00
4 Pembicara 2x Rp 500.000 Rp. 1.000.000,00
Jumlah Rp. 3.000.000,00
21. b. Bahan Habis Pake dan Suku Cadang (Max 40-50%)= Rp 5.000.000,00
No Uraian Jumlah Harga Satuan Total
Kertas HVS A4 4 rim 31.250,00 125.000
ATK 40 buah 10.000,00 400.000
Penggandaan 3.000 lembar 125,00 375.000
CD 40 keping 2.000 80.000
Sewa LCD 1 100.000 100.000
Cetak Sertifikat 40 8.000 320.000
Konsumsi 40 peserta x 3
pelaksanaan
120 30.000 3.600.000
c. Perjalanan (Max 20%)= Rp. 2.500.000,00
No Uraian Total
Tranport Tim Pelaksana 900.000
Transport Tenaga Pembantu Kegiatan (Mahasiswa) 750.000
Transport Mitra Kerja 850.000
d. Pelaporan (Max 10%)= Rp 1.250.000,00
No Uraian Total
Copy proposal dan laporan akhir 500.000
Dokumentasi 250.000
Seminar 500.000
Rekapitulasi Penggunaan Dana Pengabdian
1. Upah/Honorarium : Rp. 3.750.000,00
2. Bahan Habis Pake dan Suku Cadang : Rp. 5.000.000,00
3. Perjalanan : Rp. 2.500.000,00
4. Pelaporan : Rp. 1.250.000,00
Total Biaya : Rp. 12.500.000 (Dua belas juta lima ratus ribu rupiah)
Yogyakarta, 10 April 2014
Ketua
Pelaksana
22. DAFTAR PUSTAKA
Agus Suwignyo. (2013). Arah pembangunan, kunci reformasi pendidikan. Menyambut
Kurikulum 2013: Forum Mangunwijaya VII, 21-25. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
E. Mulyasa. (2013). Pengembangan dan implementasi kurikulum 2013. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Kemendiknas. (2003). Undang-Undang RI Nomor 20, Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Kemendikbud. 2013. Panduan Teknis Kurikulum 2013 : Memahami Buku Siswa dan Buku Guru
dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Permendikbudnomor32tahun2013tentangStandarNasionalPendidikan
Permendikbudnomor67tahun2013tentang KDdanStrukturKurikulumSD/MI
Permendikbudnomor71tahun2013tentangBukuTeksPelajaran.
Paul Suparno. (2013). Perubahan kurikulum, apa urgen saat ini? Menyambut Kurikulum 2013:
Forum Mangunwijaya VII, 31-50. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Oliva, P.F. (1992). Developing the curriculum. USA: Harper Collins Publisher.
Ratna Megawangi. (2013). Tantangan besar pendidkan kita. Menyambut Kurikulum 2013:
Forum Mangunwijaya VII, 15-20. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
__________. (2005).Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Wijaya, A. 2013. Pentingnya Analisis Buku Siswa dalam Implementasi Kurikulum 2013. Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK)
Matematika