SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Tjoett@gmail.com 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
A. Latar Belakang 
Pendidikan menurut pandangan Islam adalah merupakan bagian dari tugas 
kekhalifahan manusia yang harus dilaksanakan secara bertanggung jawab. Di dalam 
Al Quran banyak ushlub ayat yang menekankan agar melaksanakan aktivitas 
pendidikan terhadap manusia untuk manusia. 
Anak sebagai bagian dari faktor pendidikan mempunyai hak untuk menerima 
pengajaran dan pendidikan, dimana ia sedang tumbuh dan berkembang kea rah 
kedewasaan disamping memiliki potensi dasar yang benar dan lurus. 
Anak dilahirkan dalam keadaan suci lewat hati nuraninya fitrahnya sering 
membisikan kejujuran, kesucian, ketaatan, atau berakhlakul karimah, tetapi ia juga 
makhluk lemah, sering dalam perjalanan hidupnya ia terpedaya oleh haawa nafsunya 
dan meninggalkan fitrahnya yang semula. 
Kemampuan dasar anak yang cenderung kepada fitrah Islamiyah, tentunya 
tak statis dan tidak mengandung implikasi kependidikan yang berkomunitas kepada 
paham naticisme belaka melainkan dinamis dan responsif terhadap pengaruh dari 
luar dirinya, dalam hal ini peranan pendidikan akhlak sebagai bagian pendidikan 
Islam merupakan pembimbing dan pengarah terhadap pertumbuhan dan 
perkembangan anak menuju terbentuknya kepribadiaan yang sempurna. 
Mengajar merupakan suatu kegiatan yang sangat memerlukan keterampilan 
profesional dan banyak dari apa yang harus dikerjakan oleh guru di luar maupun 
dalam kelas, guru perlu memperhatikan strategi pembelajaran melalui perencanaan, 
disamping juga dapat memilih serangkaian alternative tindakan berdasarkan asumsi 
yang mereka buat mengenai hakekat pengajaran dan tujuan yang ingin dicapai.
Tjoett@gmail.com 
2 
B. Pembatasan Masalah 
Untuk membatasi masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini perlu 
dikemukakan batasan-batasan pengertian yang berhubungan dengan judul sebagai 
berikut : 
1. Strategi adalah suatu rencana mengenai kegiatan untuk mencapai tujuan. Guru 
membuat keputusan yang berkesan pada pemilihan alternative-alternatif, 
namun tetap memperhatikan urutan keputusan itu yang meliputi kerangka 
dasar dimana guru dan siswa harus bekerja sama. 
2. Perencanaan yang dimaksud di sini adalah pekerjaan yang dilakukan guru 
untuk menganalisa tugas, merumuskan tujuan belajar dan membuat langkah-langkah 
dalam lesson plan. 
3. Belajar adalah upaya untuk perubahan pengetahuan, nilai dan sikap serta 
keterampilan yang pada gilirannya akan ada pengaruhnya dalam perubahan 
tingkah laku. Perubahan yang dimaksud selalu berhubungan dengan 
peningkatan. Dengan demikian seseorang dikatakan belajar kalau ada 
perubahan atau peningkatan kualitas tingkah lakunya. 
C. Tujuan Penulisan 
Adapun beberapa tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini diantaranya : 
1. Ingin mengubah kebiasaan guru dalam proses belajar mengajar dengan 
menggunakan perencanaan dalam pengajaran. 
2. Ingin mengetahui sejauh mana guru dalam menggunakan perencanaan dalam 
strategi belajar. 
3. Ikut serta menyumbangkan pemikiran terutama dalam masalah perencanaan 
pengajaran yang sesuai dengan strategi belajar.
Tjoett@gmail.com 
3 
D. Metode Penulisan 
Penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan dengan menggunakan metode : 
1. Studi kepustakaan, untuk mengembangkan teori-teori ilmiah sebagai rumusan 
yang berhubungan dengan strategi belajar sebagai bagian proses belajar 
mengajar. 
2. Deduktif dan induktif, yaitu menarik konkulusi logis yang berhubungan 
dengan suatu problem dari peraturan-peraturan atau prinsif-prinsif umum atau 
bertolak dari suatu kenyataan umum kepada kenyataan yang khusus. 
Sedangkan yang dimaksud dengan metode induktif yaitu menarik konkulusi 
dari hasil pengalaman-pengalaman atau bertolak dari suatu kenyataan khusus 
kepada kenyataan umum.
Tjoett@gmail.com 
BAB II 
STRATEGI DAN PERENCANAAN 
4 
A. Tinjauan Umum Pendidikan 
1. Pengertian Pendidikan 
Pendidikan merupakan segala usaha orang dewasa dalam 
pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani 
dan rohaninya ke arah kedewasaan atau lebih jelas lagi pendidikan ialah 
pimpinan diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak 
dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri dan bagi 
masyarakat. (Drs. M. Naglim Purwanto, MP, 1997:10). 
Menurut Lodge (1974:23), secara sempit pendidikan adalah 
pendidikan di sekolah, jadi pendidikan adalah pendidikan formal. Percobaan 
membuat definisi pendidikan yang mencakup seluruh aspek kepribadian 
dapat dilakukan, tetapi dengan menyadari lebih dahulu bahwa rumusan itu 
akan menghasilkan definisi yang kabur, atau definisi yang panjang sehingga 
tetap tidak jelas. Atau definisi yang pendek tetapi tidak mencakup seluruh 
aspek binaan pendidikan (usaha pendidikan). 
Seandainya definisi pendidikan yang mencakup itu diperlukan 
agaknya rumusan ini dapat ditawarkan “Definisi ini mencakup kegiatan 
pendidikan yang melibatkan guru maupun yang tidak melibatkan guru 
(pendidik), mencakup pendidikan formal, maupun non formal serta informal. 
(DR. Ahmad Tapsir, 1992:6).
Tjoett@gmail.com 
5 
2. Komponen Pendidikan 
a. Tujuan pendidikan 
Penyelenggaraan pendidikan tidak dapat dilepaskan dari Tujuan 
Pendidikan yang hendak dicapainya. Suatu tujuan dalam pengajaran 
adalah deskripsi tentang penampilan prilaku (performance) murid-murid 
yang kita harapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita 
ajarkan. Suatu tujuan pengajaran menyatakan suatu hasil yang kita 
harapkan dari pengajaran itu dan bukan sekedar proses dari pengajaran itu 
sendiri. 
Seperti dikatakan Magor (1975:5), sedikitnya ada 3 alasan pokok 
kenapa guru harus memperhatikan/merumuskan tujuan pengajarannya. 
Pertama, jika guru tidak merumuskan tujuan / menentukan tujuan 
pengajaran, tetapi kurang jelas, maka ia tidak akan dapat memilih atau 
merancang bahan pengajaran, isi, ataupun, metode yang tepat untuk 
dipergunakan dalam pengajaran itu. 
Kedua, tidak adanya rumusan tujuan pengajaran yang jelas bagi 
guru sehingga sukar mengukur atau menilai sampai sejauh mana 
keberhasilan dalam pengajaran itu. 
Ketiga, tanpa adanya rumusan tujuan yang jelas, sukar bagi guru 
untuk mengorganisasikan kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha siswa dalam 
mencapai tujuan pengajaran itu. (Drs. Naglim Purwanto, MP, 1995:39). 
b. Guru 
Guru adalah orang yang diserahi tanggung jawab sebagai pendidik 
di dalam lingkungan kedua (sekolah). Pekerjaan sebagai guru adalah 
pekerjaan yang luhur dan mulia, baik ditinjau dari sudut masyarakat dan
Tjoett@gmail.com 
Negara maupun ditinjau dari sudut keagamaan. Guru sebagai pendidik 
adalah seorang yang berjasa besar terhadap masyarakat dan Negara. 
Tinggi rendahnya kebudayaan suatu masyarakat dan negara sebagian 
besar bertanggung kepada pendidikan dan pengajaran yang diberikan oleh 
6 
guru-guru. 
Makin tinggi pendidian guru, makin baik pula mutu pendidikan 
dan pengajaran yang diterima oleh anak-anak, dan makin tinggi pula 
derajat masyarakat. Oleh sebab itu guru harus berkeyakinan dan bangga 
bahwa ia dapat menjalankan tugas itu. Guru hendaklah berusaha 
menjalankan tugas sebaik-baiknya, sehingga dengan demikian 
masyarakat menginsafi sungguh-sungguh betapa berat dan mulianya 
pekerjaan guru. (Drs. M. Naglim Purwanto, 1997:138). 
c. Siswa 
Siswa SD adalah anak-anak yang berusia antara 6 – 12 tahun. Dari 
batas usia ini dapat kita ketahui bahwa siswa SD berbeda dari siswa 
SLTP atau SLTA, baik dari segi fisik kemampuan mental. Anak-anak 
usia SD mempunyai kemampuan yang berbeda dari siswa satuan 
pendidikan lainnya. Siswa SD terutama yang di kelas-kelas awal, masih 
memandang dunia ini sebagai suatu keseluruhan yang terpadu 
(pandangan holistic), serta belum mampu melihat sesuatu sebagai bagian 
yang terpisah-pisah. 
Di samping itu, variasi kemampuan siswa SD jauh lebih besar dari 
variasi kemampuan siswa SLTP atau SLTA. Kita dapat mencari 
penyebabnya, dimana SD wajib menerima semua anak usia SD dalam 
rangka menuntaskan wajib belajar di tingkat SD. Tidak ada seleksi,
Tjoett@gmail.com 
semua anak dengan segala jenis kemampuan dan latar belakang sosial 
wajib diterima di SD. Tidak demikian halnya dengan SLTP atau SLTA. 
Anak-anak yang diterima diseleksi melalui NEM (Nilai Ebtanas Murni), 
sehingga kemampuan siswa dalam satu sekolah relatif sama atau 
variasinya tidak begitu besar. (Prof. Dr. HM. Surya, dkk, 1998:35). 
7 
d. Bahan Pengajaran 
Pengajaran ialah suatu kegiatan yang menyangkut pembinaan 
anak mengenai segi kognitif dan psikomotor semata-mata, yaitu supaya 
anak lebih banyak pengetahuannya, lebih cakap berpikir kritis, sistematis, 
dan objektif, serta terampil dalam mengerjakan sesuatu, misalnya 
terampil menulis, membaca, lari cepat, loncat tinggi, berenang, dan 
sebagainya. 
Seseorang yang akan membuat lesson plan tidak cukup hanya 
mempunyai kemampuan membuat rumusan tujuan pengajaran. Ia juga 
harus menguasai bahan pengajaran, bahkan rumusan tujuan itu 
sebenarnya diilhami antara lain oleh bahan pengajaran, karena itu guru 
harus menguasai bahan pengajaran. Yang harus dikuasai sekurang-kurangnya 
ialah bahan pengajaran untuk tingkat/jenis sekolah yang akan 
menggunakan lesson plan tersebut. Guru yang akan membuat lesson plan 
Agama Islam untuk SD misalnya, harus menguasai benar-benar materi 
Agama Islam yang kan diajarkan di SD. Sebagaimana tertulis di dalam 
buku kurikulum Agama Islam SD. 
Pengetahuan yang mendalam dan luas tentang bahan pengajaran 
yang akan diajarkan sangat diperlukan dalam memberikan kemampuan 
lesson plan yang baik. Pengetahuan yang luas dan dalam sangat
Tjoett@gmail.com 
membantu pula dalam meningkatkan mutu proses belajar mengajar. (DR. 
8 
Ahmad Tapsir, 1992:22). 
e. Lingkungan (environment) 
Lingkungan (environment) ialah meliputi semua kondisi-kondisi 
dalam dunia yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku 
kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes kecuali gen-gen dan 
bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan (to 
provide environment) bagi gen yang lain. 
Lingkungan itu dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu sebagai 
berikut : 
1. Lingkungan alam/luar (external or physical environment). 
Lingkungan alam/luar adalah segala sesuatu yang ada dalam dunia 
ini yang bukan manusia, seperti : rumah, tumbuh-tumbuhan, air, 
iklim, hewan, dan sebagainya. 
2. Lingkungan dalam (internal environment) 
Lingkungan dalam ialah segala sesuatu yang termasuk lingkungan 
luar/dalam. Akan tetapi makanan yang sudah di dalam perut kita, 
kita katakan berada antara external dan internal environment kita. 
3. Lingkungan sosial/Masyarakat (sosial environment) 
Lingkungan sosial, ialah semua orang / manusia lain yang 
mempengaruhi kita. (Drs. M. Naglim Purwanto, MP, 1995:28). 
f. Strategi sebagai bagian proses belajar mengajar. 
Secara singkat strategi belajar mengajar dapat diartikan sebagai 
pola umum kegiatan guru-murid di dalam perwujudan proses belajar
Tjoett@gmail.com 
mengajar untuk mencapai tujuan tertentu. Stretegi belajar mengajar 
9 
meliputi : 
 Mengidentifikasikan dan menetapkan spesifikasi perubahan perilaku peserta 
didik yang diharapkan. 
 Memilih system pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan 
pandangan hidup masyarakat. 
 Memilih dan menetapkan prosedur, metode atau teknik belajar mengajar 
yang dianggap paling tepat dan efektif, sehingga dapat dijadikan pegangan 
oleh guru dalam menunaikan tugasnya. 
 Memilih dan menetapkan norma atau kriteria keberhasilan kegiatan belajar 
mengajar sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru untuk melakukan 
evaluasi. 
Keempat dasar strategi tersebut merupakan satu kesatuan yang 
utuh, diantara dasar yang satu dengan yang lain saling menompang tidak 
bisa dipisahkan. (Drs. H. Mansyur, 1995:5). 
B. Pengertian Strategi dan Perencanaan 
Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai 
tujuan, keputusan strategis merupakan keputusan yang berarti bagi terlaksananya 
proses kegiatan belajar mengajar. 
Sedangkan perencanaan adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang guru 
untuk merumuskan tujuan pembelajaran yang berorientasi kepada aspek kepribadian 
siswa yaitu tingkah laku siswa dianalisis kedalam tujuan kognitif tujuan apektif 
maupun tujuan psikomotor. 
Pada dasarnya istilah strategi dan perencanaan mempunyai pengertian yang 
hampir sama, namun sebagian ahli pendidikan menganggapnya strategi sebagai
Tjoett@gmail.com 
rencana yang memuat garis-garis besar yang menggambarkan cara mengelola tugas-tugas 
melaksanakan proses belajar mengajar. Sedangkan perencanaan memuat 
langkah-langkah khusus atau spesifik membuat rencana pembelajaran setiap kali 
pertemuan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. 
Pemilihan strategi melalui perencanaan dalam mengajar dan belajar yang 
tepat merupakan masalah mengelola waktu, memilih apa yang harus disampaikan, 
mengetahui dimana dan bagaimana menerapkan kekuatan seefektif mungkin. 
Menentukan skala prioritas yang tepat, kemudian menjalin semua itu yang satu 
dengan yang lain untuk memperoleh keputusan yang efektif. 
Dalam memilih strategi, guru harus berpedoman kepada 3 kriteria yaitu : 
 Kemampuan siswa yang tercakup dalam tugas, 
 Sikap dari tujuan belajar yang harus dicapai, 
 Kebutuhan untuk memperkaya pengalaman belajar seperti meningkatkan 
motivasi intrinsic dan ekstrinsic. (Ivor. K. Davies, 1991:230). 
10 
C. Perencanaan dan Task Analysis 
Salah satu langkah awal dalam mengembangkan program pendidikan atau 
latihan adalah menganalisa tugas atau menganalisa soal dalam kegiatan belajar yang 
akan dilakukan. Beberapa tugas merupakan kegiatan akademis atau intelektual, 
sedangkan lainnya terutama berhubungan dengan keterampilan fisik. Terlepas dari 
hakikat tugas yang harus dikerjakan dalam kegiatan belajar mengajar, kiranya perlu 
menentukan unsur-unsur dan ciri-ciri topik atau pekerjaan yang harus dipelajari oleh 
para siswa . hanya apabila karakteristik tugas ini secara tepat dapat diketahui, maka 
kebutuhan belajar dapat diidentifikasikan dan tujuan belajar dapat dirumuskan. 
Yang dimaksud Task Analysis (analisis tugas) disini adalah diartikan sebagai 
penjabaran tugas ke dalam bagian-bagiannya. Hal ini sebenarnya hanya
Tjoett@gmail.com 
menerangkan sebagian saja dari proses, karena sebenarnya juga penting untuk 
berfikir bagaimana bagian-bagian tersebut berhubungan dan diorganisasikan satu 
sama lain. Karena itu, analisis tugas adalah berhubungan dengan kegiatan analisis 
11 
sintesis. 
Tanpa suatu analisis tugas yang benar, maka tidak mungkin dapat dikemukan 
apa yang sebenarnya akan diajarkan dan juga tidak dapat diputuskan strategi 
mengajar secara optimal. 
Ada beberapa analisis tugas, antara lain : 
 Analisis topik, ini meliputi suatu analisis secara terperinci tugas-tugas 
intelektual seperti : hokum menuntut ilmu, hokum minuman keras, 
menyebut sifat-sifat para sahabat dan cendikiawan muslim. 
 Analisa pekerjaan ini meliputi suatu analisa secara detail atau terperinci 
tugas yang menyangkut keterampilan psikomotor. Hal ini lebih banyak 
berhubungan dengan apa yang dikerjakan bilamana tugas tersebut 
dikerjakan. Analisis meliputi tugas suatu pekerjaan dengan 
mengikutsertakan siswa seperti membagi-bagikan daging qurban, dan 
sebagainya. 
Perlu diketahui bahwa analisis tugas harus memisahkan tindakan-tindakan 
lahiriyah tersebut yang merupakan ciri penguasaan bahan pelajaran atau pekerjaan. 
Satu cara untuk mengerjakan hal ini adalah dengan memandang suatu topik atau 
pekerjaan sebagai organisasi hirarkis dari tingkatan atau komponen-komponen, 
masing-masing menerangkan pekerjaan dalam urutan detil yang lebih meningkat. 
Pada tingkatan yang tertinggi adalah topik atau pekerjaan itu sendiri ini terdiri dari 
sejumlah kewajiban dan setiap kewajiban meliputi sejumlah tugas dan setiap tugas 
mempunyai sejumlah unsur tugas. Contoh hirarki tingkat perilaku dalam suatu
Tjoett@gmail.com 
analisis tugas : seorang beriman mempunyai ciri yaitu baginya sejumlah kewajiban, 
taat kepada Allah, berbuat baik kepada sesama manusia, dan sebagainya. 
Masing-masing dari kewajiban itu terdiri dari sejumlah tugas terpisah, tetapi 
semuanya erat hubungannya satu sama lain, misalnya : taat kepada Allah, mentaati 
segala perintahnya yang telah diwajibkan, kewajiban terhadap orangtua 
menasehatinya, kewajiban berbuat baik kepada sesama manusia, memberikan 
haknya. Hubungan unsur-unsur yang terdapat dalam kewajiban itu sangat erat 
kaitannya, seorang siswa yang tidak menghormati orangtuanya dan sesama manusia 
tentunya tidak dikategorikan taat kepada Allah. 
12 
D. Rumusan Tujuan 
Tujuan tidak hanya merupakan arah yang dapat membentuk atau mewarnai 
rancangan pengajaran tetapi juga dapat menjadikan spesifikasi secara terinci bagi 
penyusunan dan penggunaan teknik-teknik evaluasi. 
Mungkin tidak dapat suatu kegiatan pun yang begitu penting dalam 
pelaksanaan pendidikan dan evaluasi. Selain menulis tujuan belajar para guru dalam 
melaksanakan tugasnya sering menekankan kepada pentingnya rumusan tujuan 
belajar, namun demikian pernyataan dan spesifikasi tentang tujuan pendidikan dan 
latihan lebih banyak diucapkan dan ditulis daripada dilaksanakan atau dipraktekkan. 
Pedagog Jhon Dewey menekankan bahwa setiap tujuan mempunyai nilai 
sejauh hal itu dapat membantu pengamatan pemilihan dan perencanaan dari waktu 
ke waktu. 
Dalam artian yang luas tujuan belajar adalah suatu pernyataan tentang 
perubahan yang diharapkan akan terjadi dalam pikiran, perbuatan dan perasaan siswa 
sebagai hasil dari pengalaman pendidikan dan latihan. Tidak ada suatu pengalaman 
pun dapat dinilai sebagai baik atau buruk hanya berdasarkan itu sendiri. Cara untuk
Tjoett@gmail.com 
menilai kualitas pengalaman terletak pada berhasil atau tidaknya pengalaman 
tersebut dalam membawa perubahan yang diinginkan pada tingkah laku. 
Dalam rumusan tujuan dikenal adanya tujuan umum dan tujuan khusus. 
 Tujuan umum adalah suatu pernyataan umum tentang tujuan karenanya 
kurang jelas arahnya. Hal ini kurang bermanfaat bagi guru kelas dan tidak 
membantu dalam menentukan strategi mengajar yang harus dipergunakan. 
 Tujuan khusus adalah jauh lebih bersifat spesifik dan jelas. Tujuan khusus 
dapat membantu secara nyata memberikan arah yang jelas kepada guru dan 
siswa (Ivor. K. Davies. 1991 :95). 
Para ahli pendidikan mengemukakan perlunya merumuskan tujuan secara 
khusus, karena pendidikan dan latihan telah mengalami latihan. Kecendurannya 
sekarang diarahkan kepada penekanan secara lebih jelas dan berdasarkan tingkah 
laku yang dapat diamati dan diukur menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan 
menulis tujuan khusus secara jelas dan berdasarkan tingkah laku yang dapat diamati 
13 
dan diukur dapat : 
 Membatasi tugas dan menghilangkan segala kekaburan dan kesulitan dalam 
penafsiran. 
 Memungkinkan guru dan siswa dapat membedakan diantar macam dan 
kelompok tingkah laku yang tidak sama, maka dapat membentuk mereka 
dalam memutuskan strategi yang paling optimal untuk keberhasilan belajar. 
 Menjamin dilaksanakannya proses pengukuran dan penilaian yang tepat, dan 
karenanya dapat membantu di dalam menetapkan kualitas dan efektifitas 
pengalaman belajar siswa.
Tjoett@gmail.com 
 Merupakan suatu rangkuman yang lengkap untuk pelajaran yang akan 
diberikan dan dapat berfungsi sebagai pedoman dan tujuan khusus yang 
bersifat tingkah laku adalah tepat untuk melaksanakan tugas ini. 
Metode pengklasifikasian tujuan pendidikan yang disebut teksonomi oleh 
Benyamin S Bloom, menyebutkan bahwa tujuan khusus belajar dapat 
dikelompokkan ke dalam 3 kelompok tujuan : 
 Tujuan kognitif, berisi tujuan mengembangkan atau membina pemahaman 
atau informasi pengetahuan, karena itu usaha untuk mewujudkan tercapainya 
tujuan kognitif adalah suatu kegiatan pokok program pendidikan. 
 Tujuan efektif, menentukan sikap nilai perasaan dan emosi, bertujuan agar 
siswa menerima ajaran kebenaran yang telah dipahami. 
 Tujuan psikomotor, berhubungan dengan keterampilan motorik bertujuan 
agar siswa terampil melakukan ajaran kebenaran yang telah diterima (Ivor. 
14 
K. Davies. 1991 :97). 
E. Strategi Dan Teknik Mengajar Yang Tepat 
Tujuan mengajar adalah untuk mengadakan perubahan yang dikehendaki 
dalam tingkah laku seorang pelajar. Perubahan ini biasanya dilakukn seorang guru 
dengan menggunakan suatu strategi mengajar untuk mencapai tujuan-tujuan. Dalam 
hal ini dipergunakan 2 cara mengajar dan taktik mengajar : 
 Strategi mengajar ini meliputi garis-garis besar metode mengajar, yang akan 
sesuai. Hal tersebut antara lain meliputi strategi mengajar, strategi pelajaran, 
strategi dari studi kasus, tanpa melihat macam-macam apa yang ada, guru 
dapat menganggapnya sebagai garis-garis besar yang menggambarkan cara 
mengerjakan dan mengolah tugas-tugas mengajar.
Tjoett@gmail.com 
 Taktik mengajar. Ini meliputi aspek-aspek pengajaran yang lebih terinci dari 
strategi, memang suatu tektik dpat muncul dalam setiap strategi. Misalnya, 
guru mungkin memutuskan untuk mengganti ceramah dengan diskusi 
sebagai strategi. Perbedaan antara strategi mengajar merupakan hal yang 
penting, memang baik buruknya suatu pengajaran mungkin terletak lebih 
banyak pada taktiknya daripada strategi dan kepribadian guru. Selanjutnya 
cukup beralasan untuk menyakini bahwa siswa yang dapat menghargai suatu 
taktik tersebut dengan baik, dengan tujuan meningkatkan kualitas 
pengalaman belajarnya sendiri (Ivor. K. Davies. 199 : 121). 
Dalam kaitan ini, untuk menemukan dan memberikan komponen-komponen 
serta urutan komponen, perlu adanya struktur, baik bagi pengajaran maupun belajar. 
Hal ini disebabkan sifat struktur tersebut dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk 
menentukan taktik pengajaran secara optimal. Struktur sebenarnya merupakan factor 
utama dalam hamper semua bentuk belajar manusia. 
Guru mempunyai tanggung jawab yang besar untuk menyakinkan agar para 
sisw mencapai tujuannya dengan menggunakan struktur tugas, sebab inti dari 
pengajaran yang baik biasanya terletak pada pengorganisasian yang baik dari belajar 
15 
tersebut. 
Jika telah disadari pentingnya struktur yang mendasari tugas yang harus 
dilaksanakan dan disajikan sebagai seperangkat pengetahuan yang terorganisasi dan 
pendekatan ini mempunyai kebaikan-kebaikan sebagai berikut : 
1. Kebaikan bagi guru 
a. Memilih taktik mengajar yang tepat yang didasarkan pada struktur yang 
membentuk tugas.
Tjoett@gmail.com 
b. Dapat menunjukkan hubungan antara bermacam-macam kelompok 
16 
struktur. 
c. Dapat meningkatkan pengertian mendalam dari para siswa dengan 
menggunakan struktur tugas sebagai sarana pengajaran fakta-fakta 
sebagai penambah pengetahuan ke dalam khasanah pengetahuan siswa. 
2. Kebaikan bagi siswa 
a. Dapat memiliki taktik belajar yang tepat yang didasarkan pada struktur 
yang membentuk tugas tersebut. 
b. Memahami hubungan antara kelompok-kelompok tugas belajar dengan 
kelompok truktur. 
c. Meningkatkan pengertian mendalam dengan menggunakan struktur tugas 
sebagai sarana untuk mempelajari fakta-fakta sebagai penambah untuk 
menambah khasanah pengetahuan siswa (Dr. Prof. H. M. Surya, 1997 : 
25) 
Salah satu contoh struktur belajar dari beberapa macam struktur yaitu struktur 
konsep, yang merupakan prinsip yang meliputi serentetan konsep, misalnya : suatu 
kebenaran yang dijadikan prinsip hukum taat kepada Allah, hukum menghormati 
kedua orangtua dan hukum berbuat baik kepada sesama manusia. 
Dalam proses pengajaran yang tepat siswa akan berkembang kea rah 
pembentukan manusia sebagaimana tersirat dalam tujuan pendidikan. Agar 
pengajaran dapat berlangsung secara efektif, maka proses pengajaran yang tepat 
dapat terbentuk melalui pengajaran yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 
 Berpusat pada anak. 
 Interaksi edukatif antara guru dengan anak. 
 Suasana demokratis.
Tjoett@gmail.com 
17 
 Variasi metode mengajar. 
 Guru profesional. 
 Bahan yang sesuai dan bermanfaat. 
 Lingkungan yang kondusif. 
 Sarana belajar yang menunjang. 
Adapun suatu penelitian yang dilakukan oleh A. M. Mackay, tentang 
pembelajaran yang efektif (Le Prancis, 1991:8.83) disarankan mengenai tingkah laku 
untuk mengajar efektif, sebagai berikut : 
 Menggunakan suatu sistem aturan tertentu dalam menghadapi hal-hal pribadi 
atau prosedur. 
 Mencegah agar perilaku siswa yang salah tidak berketerusan. 
 Mengarahkan tindakan dengan disiplin secara tepat. 
 Bergerak ke seluruh ruang kelas untuk mengamati siswa. 
 Situasi-situasi yang mengganggu diatasi dengan cara-cara yang baik (dengan 
cara non-verbal, isyarat, pesan-pesan, kedekatan kontak mata dan 
sebagainya). 
 Memberikan tugas-tugas yang menarik minat siswa, terutama apabila 
mereka bekerja secara bebas. 
 Menggunakan cara yang memungkinkan siswa melaksanakan tugas-tugas 
arahan semaksimal mungkin. 
 Memanfaatkan waktu pembelajaran sebaik mungkin dan siswa harus terlibat 
aktif dan produktif dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran. 
 Menggunakan teknik-teknik mengajar bervariasi dan menyesuaikan 
pembelajaran dengan keperluan pembelajaran (Prof. Dr. H. M. Surya. 
1997:8.35).
Tjoett@gmail.com 
F. Strategi Pembelajaran Dengan Langkah Pembuatan Lesson Plan 
Kemampuan mambuat lesson plan, bentuk satpel, modul, rencana 
pembelajaran atau bentuk lainnya, perlu dimiliki oleh guru yang mengandung profesi 
18 
sebagai guru. 
Menurut Glasser (De Cecco, 1968:11) ada 4 langkah lesson plan, yaitu : 
1. Tujuan Pembelajarn (Intrucsional Objectives) 
Disini instruksi berarti pembelajarn. Tujuan pembelajran itu tidak 
boleh menyimpang dari tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Tujuan 
pembelajaran yang dimaksud dalam model ialah suatu pola tingkah laku 
yang khusus yang diharapkan dimiliki murid setelah proses belajar mengajar 
selesai. Tujuan inilah yang dimaksud tujuan instruksional khusus (TIK), 
kemudian disebut tujuan pembelajaran khusus (TPK). 
Tujuan pembelajaran khusus harus dirumuskan secara spesifik dan 
operasional, spesifik artinya khusus, operasional artinya jelas, cirinya mudah 
diukur dan mudah di tes. Mengapa tujuan pembelajaran khusus harus 
dirumuskan secara operasional ?. 
Pertama, rumusan yang operasional itu akan membimbing dalam 
merencanakan tindakan belajar mengajar, guru harus menentukan terlebih 
dahulu apa yang seharusnya dapat dilakukan siswa bila telah diajar kelak, 
rumusan yang diteliti itu akan membantu guru merencanakan langkah-langkah 
yang akan dilakukan siswa dalam mencapai tujuan itu juga langkah 
guru. 
Kedua, perlunya tujuan pembelajaran dirumuskan secara operasional 
itu agar siswa dapat menyiapkan dirinya sendiri. Tujuan itu hendaknya telah 
diketeahui siswa sebelum pembelajaran dimulai, dengan demikian
Tjoett@gmail.com 
menyiapkan dirinya dengan baik untuk mencapai tujuan itu. Contoh istilah 
(kata) yang dapat digunakan untuk membuat rumusan yang operasional : 
menuliskan, siswa dapat menuliskan Al-Qur’an Surat Al-Isra Ayat 24-25, 
menyebutkan, siswa dapat menyebutkan perbuatan baik sesama teman, 
mendemonstrasikan, siswa dapat mendemonstrasikan sholat jum’at. 
19 
2. Entering Behavior 
Bagian ini harus menggambarkan tingkat kemampuan siswa sebelum 
pembelajaran dimulai. Untuk ini perlu diadakan pra-tes. Bagian ini harus 
menjelaskan apa-apa yang telah dipelajari siswa sebelumnya, kemampuan 
intelektualnya, keadaan emosinya, determinan sosial yang mempengaruhi 
situasi belajarnya. 
Lebih sederhana entering behavior ialah gambaran keadaan 
pengetahuan dan keterampilan siswa dalam hubungannya dengan 
pembelajaran khusus. Jadi entering behavior harus menjelaskan dimana 
pengajaran harus dimiliki sehingga membawa siswa dari keadaannya ke sisi 
tujuan pembelajaran khusus. Contoh, dalam pembelajaran akhlak kelas V, 
siswa dapat mempraktekkan perbuatan baik terhadap teman, maka entering 
behaviornya harus sudah melaksanakan sikap rendah hati kepada teman 
seperti mengingat sabda Nabi Muhammad Saw, menolong teman. Jadi test 
dalam awal guru mesti mengukur apakah siswa telah menghapal hadits Nabi 
untuk/tentang rendah hati. 
Ada dua sifat pokok entering behavior itu : pertama bersifat khusus 
dan operasional dalam hal ini sama dengan tujuan pembelajaran khusus. 
Dalam contoh diatas, siswa di test mengenai hapalan hadits tentang rendah 
hati (khusus), diketahui juga (mentaati perintah Allah) dalam bab puasa.
Tjoett@gmail.com 
Selengkapnya, guru mempertimbangkan sekurang-kurangnya empat 
konsep dalam menentukan entering behavior, yaitu kesiapan, kematangan, 
perbedaan individu dan kepribadian siswa (Drs. Ahmad Tapsir. 1992:56). 
3. Proses Belajar Mengajar (instrucsional procedure) 
Pada bagian ini berkenaan dengan perencanaan proses belajar 
mengajar. Bagian ini harus menjelaskan langkah-langkah interaksi yang 
dilakukan dalam rangka mencapai sasaran yang telah dirumuskan. Kalau 
dalam tujuan pembelajaran khusus, guru mengajar ia harus menentukan apa 
yang harus diajarkan, dan dalam enterin behavior menentukan keadaan 
siswa yang diajarinya, maka bagian ini membicarakan bagaimana guru 
menentukan prosedur belajar mengajar. Ada beberapa konsep yang 
dibicarakan dalam bagian ini, antara lain belajar, faktor yang mempengaruhi 
20 
belajar dan kondisi dasar belajar. 
Beberapa bentuk yang penting yang mencirikan pengertian tentang 
belajar, yaitu : 
 Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku dimana perubahan 
itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi ada 
kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. 
 Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau 
pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh 
pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar seperti 
perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi. 
 Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relative mantap, 
harus merupakan akhir dari sebuah periode waktu itu berlangsung sulit 
ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir
Tjoett@gmail.com 
dari satu periode yang mungkin berlangsung sehari-hari, berbulan-bulan 
21 
ataupun bertahun-tahun. 
 Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut 
beberapa arti baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian 
pemecahan suatu masalah keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun 
sikap. Dengan demikian seseorang dikatakan belajar kalau ada perubahan 
atau peningkatan kualitas tingkah lakunya. 
 Setelah diketahui bahwa suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu 
perubahan atau pembaharuan dalam menimbulkan terjadinya tingkah laku 
atau kecakapan, sampai dimanakah perubahan itu dapat tercapai dengan kata 
lain berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam 
faktor (Drs. M. Ngalim Purwanto, Mp. 1990:85). 
Adapun faktor-faktor itu, dapat kita bedakan dua golongan : 
 Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut individual. 
 Faktor yang ada di luar yang kita sebut faktor sosial. 
Yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain faktor kematangan, 
pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. Sedangkan yang 
termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru 
dan cara mengajarnya, alat yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan 
dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial. 
Kemudian dalam hal ini kondisi dasar belajar yang berupa contiquity, 
praktek, ceinforcement, generalisasi dan diskriminasi. Contiquity adalah suatu 
kondisi belajar yang diperlukan agar respons diberikan dengan tepat. Bila 
diperlihatkan gambar mesjid maka siswa menyebut mesjid. Keberurutan itu 
dekat sekali jaraknya sehingga hampir bersamaan. Prinsip ini penting dalam
Tjoett@gmail.com 
pembuatan lesson plan. Memperpanjang jarak antara stimulus dan respons akan 
memperlambat proses belajar (Dr. Ahmad Tapsir. 1992:1961). 
4. Evaluasi Hasil Pembelajaran (performance assessment) 
Bagian ini merupakan tahapan evaluasi apakah proses belajar mengajar 
itu telah dapat mencapai tujuan dan seberapa jauh tujuan itu tercapai. 
Evaluasi dalam model Glasser lebih ditekankan kepada kegunaan dan 
sebagai upaya mencari ketenangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran 
bukan sebagai upaya hanya untuk mengetahui prestasi siswa. Hasil evaluasi 
harus mempunyai nilai umpan balik yang efektif dan efesien. 
Ada tiga istilah yang hampir sama pengertiannya dengan evaluasi berarti 
menilai yaitu test, measurement (pengukuran) dan ketiga evaluasi. 
Test atau testing artinya yang umum ialah menggunakan test, berarti 
mengetes sebuah kelas tentang sesuatu bidang studi dan dapat juga berarti 
mengetes kecerdasan seseorang. Sekaran test itu telah meluas artinya di sekolah, 
sehingga dapat berarti measurement di dapat juga makna evaluasi. 
Measurement biasanya berarti penilaian yang sifatnya lebih luas 
dibanding testing, biasanya menggunakan instrumennya lebih luas disbanding 
instrument yang digunakan pada testing begitu pula mengenai interprestasi hasil 
22 
pengukuran. 
Adapun evaluasi mengandung pengertian lebih luas daripada 
measurement. Evaluasi menggunakan instrument yang lebih banyak. 
Menggunakan data kuantitatif dan kualitatif, memerlukan waktu yang lebih 
panjang dalam pelaksanaannya. Misalnya guru menggunakan catatan pribadi 
sebagai bahan menilai murid, juga dengan cara mengamati semuai ini 
memerlukan waktu penilaian-penilaian yang lama.
Tjoett@gmail.com 
Tes hasil belajar berarti memeriksa hasil belajar yang dicapai oleh siswa. 
Tes juga menyangkut kemampuan siswa sebelum pembelajaran dimulai yang 
disebut pre-tes. Tes kedua yang diselenggarakan setelah proses pembelajaran 
yang disebut post-test (tes akhir), selain dua macam itu evaluasi diperlukan juga 
diadakan pada akhir suatu program misalnya akhir minggu, akhir catur wulan, 
atau pada akhir suatu jenjang pendidikan. 
Dalam mengukur hasil belajar itu ada dua standar atau ukuran yang 
umum digunakan, yaitu standar absolut dan standar relatif. Standar absolut 
menggambarkan prestasi siswa dalam menjawab soal tes. Prestasi itu 
memperlihatkan presentase materi pelajaran atau tujuan pembelajaran yang telah 
dikuasai siswa. Penguasaan ini menentukan apakah siswa boleh meneruskan unit 
pelajaran selanjutnya, atau harus meningkatkan penguasaannya lebih dahulu. 
Jadi hasil tes menggunakan standar absolut digunakan untuk menyatakan tingkat 
penguasaan materi pelajaran atau tujuan pembelajaran oleh siswa. Tes yang 
menggunakan standar relatif menggambarkan kemampuan seorang siswa lain 
dalam kelompoknya (Dr. Ahmad Tapsir. 1992:78) 
Standar absolut mempunyai tiga kegunaan. Pertama, dengan tes ini dapat 
diketahui apakah siswa telah mencapai tingkat penguasaan bahan (tujuan 
pembelajaran) sebesar yang diharapkan sesuai dengan rumusan tujuan 
pembelajaran khusus. Kedua, dapat diketahui apakah siswa mencapai tingkat 
penguasaan tertentu terhadap seluruh tujuan pembelajaran khusus bukan satu 
persatu TPK. Ketiga, standar absolute menentukan pembuatan tes. 
Tes yang menggunakan standar relatif menggambarkan kemampuan 
siswa yang lain dalam kelompoknya. Hasil tes ini dapat memberitahukan kepada 
guru, apakah seorang siswa kurang, sama atau lebih baik prestasinya dengan 
23
Tjoett@gmail.com 
siswa-siswa lainnya dalam kelompoknya. Kelompok yang dimaksud adalah 
24 
kelas
Tjoett@gmail.com 
BAB III 
PENUTUP 
25 
A. Kesimpulan 
Dalam bab ini, penulis berusaha menarik kesimpulan-kesimpulan sebagai 
berikut : 
1. Supaya tujuan pembelajaran berhasil, perlu seorang guru yang sanggup 
bekerja lebih baik dengan strategi pembelajaran melalui perencanan 
sehingga membawa hasil terdapat proses belajar mengajar. 
2. Seorang guru yang akan membuat lesson plan, ia dituntut mempunyai 
kemampuan untuk merumuskan tujuan pembelajaran secara spesifik, 
meneliti kesiapan siswa sebelum pembelajaran dimulai (entering 
behavior), menentukan langkah-langkah mengajar serta mengadakan 
evaluasi yang biasa disebut post test. 
3. Kebaikan-kebaikan dalam proses belajar mengajar dapat disederhanakan 
dan disajikan sebagi seperangkat pengetahuan yang terorganisasi dan 
pendekatan sebagi berikut : 
a. Kebaikan bagi guru 
b. Kebaikan bagi siswa 
c. Perubahan dalam tingkah laku 
d. Latihan atau pengalaman 
e. Perubahan yang relatif mantap 
f. Perubahan fisik dan psikis
Tjoett@gmail.com 
26 
B. Saran 
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab terdahulu penulis perlu 
menyampaikan saran-saran sebagi berikut : 
1. Hendaknya para pelaku pendidikan selalu memperhatikan dan menggariskan 
secara sistematis dan pragmatis model pendidikan yang akan dilalui siswa 
dengan menerapkan strategi pembelajaran melalui perencanan untuk 
mencapai hakekat tujuan pendidikan. 
2. Mengingat ruang lingkup bahan pengajaran pendidikan Islam meliputi 7 
unsur pokok, maka sebaiknya alokasi jam atau tatap muka ditambah satu 
atau disesuaikan. 
3. Seorang guru hendaknya menggunakn pengetahuannya tentang kode etik 
mendidik dan kecekatannya untuk digunakan dalam mendiagnosa anak 
didiknya sejauh mana anak itu ada perubahan baik perubahan aspek 
intelektualnya dan aspek akhlaknya. 
4. Penulis menyarankan dan sangat mengharapkan pihak pengelola pada 
program pembuatan karya tulis ilmiah agar mengadakan koreksi yang 
transparan dan konstruktif agar dapat dirasakan manfatnya, khususnya bagi 
pembuat makalah karya ilmiah.
Tjoett@gmail.com 
DAFTAR PUSTAKA 
Ahmad Tapsir Dr. Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam. Bandung. 
27 
Remaja Rosdakarya, 1992. 
Ali Supilah, HA. Antara Filsafat Pendidikan, Suranaya Usaha Nasional, 1983. 
Arifin H. M.M. Ed.Prof. Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, 
Jakarta. Bumi Aksara, 1995. 
Badudu J.S.Dr.Prof.Zain Mohammad Sutan Prof, Kamus Umum Bahasa 
Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994. 
Departemen Agama RI Al-Qur’an dan Terjemahan. Proyek Pengadaan Kitab Suci 
Al-Qur’an.

More Related Content

What's hot

hakekat pendidikan
hakekat pendidikanhakekat pendidikan
hakekat pendidikanyelti
 
Pengembangan media dan sumber belajar
Pengembangan media dan sumber belajarPengembangan media dan sumber belajar
Pengembangan media dan sumber belajararyasetya123
 
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam PembelajaranFitri Yusmaniah
 
Ppt pendekatan pembelajaran
Ppt pendekatan pembelajaranPpt pendekatan pembelajaran
Ppt pendekatan pembelajaranrizka_pratiwi
 
Tujuan batas dan kemungkinan pendidikan
Tujuan batas dan kemungkinan pendidikanTujuan batas dan kemungkinan pendidikan
Tujuan batas dan kemungkinan pendidikanHana Hafifah
 
Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media Pembelajaran
Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media PembelajaranPengertian, Fungsi, dan Manfaat Media Pembelajaran
Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media PembelajaranIlhamMuharrom
 
inovasi kurikulum dan pembelajaran
inovasi kurikulum dan pembelajaraninovasi kurikulum dan pembelajaran
inovasi kurikulum dan pembelajaranSuraya Atika
 
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan PembelajaranInovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan PembelajaranJujun Muhamad Jubaerudin
 
Al-Qur'an Hadits MI/SD
Al-Qur'an Hadits MI/SDAl-Qur'an Hadits MI/SD
Al-Qur'an Hadits MI/SDHazana Itriya
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajarNarendra
 
Pengertian strategi pembelajaran lengkap
Pengertian strategi pembelajaran lengkapPengertian strategi pembelajaran lengkap
Pengertian strategi pembelajaran lengkapAjrina Pia
 
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...Dadang DjokoKaryanto
 
Makalah pendidik dan tenaga kependidikan
Makalah pendidik dan tenaga kependidikanMakalah pendidik dan tenaga kependidikan
Makalah pendidik dan tenaga kependidikanJunikaPurnama1
 
Keterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajarKeterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajarLutfi Isni
 

What's hot (20)

hakekat pendidikan
hakekat pendidikanhakekat pendidikan
hakekat pendidikan
 
Pengembangan media dan sumber belajar
Pengembangan media dan sumber belajarPengembangan media dan sumber belajar
Pengembangan media dan sumber belajar
 
Metode studi islam
Metode studi islamMetode studi islam
Metode studi islam
 
dimensi manusia
dimensi manusiadimensi manusia
dimensi manusia
 
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
 
Outline skripsi
Outline skripsiOutline skripsi
Outline skripsi
 
Ppt pendekatan pembelajaran
Ppt pendekatan pembelajaranPpt pendekatan pembelajaran
Ppt pendekatan pembelajaran
 
Tujuan batas dan kemungkinan pendidikan
Tujuan batas dan kemungkinan pendidikanTujuan batas dan kemungkinan pendidikan
Tujuan batas dan kemungkinan pendidikan
 
Inovasi Kurikulum
Inovasi KurikulumInovasi Kurikulum
Inovasi Kurikulum
 
Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media Pembelajaran
Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media PembelajaranPengertian, Fungsi, dan Manfaat Media Pembelajaran
Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media Pembelajaran
 
inovasi kurikulum dan pembelajaran
inovasi kurikulum dan pembelajaraninovasi kurikulum dan pembelajaran
inovasi kurikulum dan pembelajaran
 
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan PembelajaranInovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
 
Powerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaranPowerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaran
 
Al-Qur'an Hadits MI/SD
Al-Qur'an Hadits MI/SDAl-Qur'an Hadits MI/SD
Al-Qur'an Hadits MI/SD
 
Pengertian perencanaan pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikanPengertian perencanaan pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikan
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajar
 
Pengertian strategi pembelajaran lengkap
Pengertian strategi pembelajaran lengkapPengertian strategi pembelajaran lengkap
Pengertian strategi pembelajaran lengkap
 
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...
 
Makalah pendidik dan tenaga kependidikan
Makalah pendidik dan tenaga kependidikanMakalah pendidik dan tenaga kependidikan
Makalah pendidik dan tenaga kependidikan
 
Keterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajarKeterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajar
 

Similar to PENDIDIKAN AKHLAK

Perencanaan dalam strategi belajar (tjoetnyak)
Perencanaan dalam strategi belajar (tjoetnyak)Perencanaan dalam strategi belajar (tjoetnyak)
Perencanaan dalam strategi belajar (tjoetnyak)Tjoetnyak Izzatie
 
Ya Allah
Ya AllahYa Allah
Ya Allahsumesek
 
Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
Strategi Belajar Mengajar - Sri AnitahStrategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
Strategi Belajar Mengajar - Sri AnitahHariyatunnisa Ahmad
 
Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)
Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)
Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)Hariyatunnisa Ahmad
 
Proses belajar mengajar sebagai sistem
Proses belajar mengajar sebagai sistemProses belajar mengajar sebagai sistem
Proses belajar mengajar sebagai sistemaisyahfiver
 
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahitastrategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahitaTjoetnyak Izzatie
 
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranRizki septa wiratna
 
Nina marliana
Nina marlianaNina marliana
Nina marliananina
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1nina
 
Presentation1 100323060313 Phpapp01
Presentation1 100323060313 Phpapp01Presentation1 100323060313 Phpapp01
Presentation1 100323060313 Phpapp01HiMa TPM
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1nina
 
Nina Marliana
Nina MarlianaNina Marliana
Nina Marliananina
 
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...Totok Priyo Husodo
 
Makna dan ciri interaksi edukatif
Makna dan ciri interaksi edukatifMakna dan ciri interaksi edukatif
Makna dan ciri interaksi edukatifiqbalvarmelen
 
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranPeran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranRosida Marasabessy
 
BAHAN_MAKALAH_STRATEGI_BELAJAR_MENGAJAR.docx
BAHAN_MAKALAH_STRATEGI_BELAJAR_MENGAJAR.docxBAHAN_MAKALAH_STRATEGI_BELAJAR_MENGAJAR.docx
BAHAN_MAKALAH_STRATEGI_BELAJAR_MENGAJAR.docxUpiHambuku
 
Makalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guruMakalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guruIkhwan Mutaqin
 
Buku 3 (Wariki)
Buku 3 (Wariki)Buku 3 (Wariki)
Buku 3 (Wariki)WARIKI
 

Similar to PENDIDIKAN AKHLAK (20)

Perencanaan dalam strategi belajar (tjoetnyak)
Perencanaan dalam strategi belajar (tjoetnyak)Perencanaan dalam strategi belajar (tjoetnyak)
Perencanaan dalam strategi belajar (tjoetnyak)
 
Ya Allah
Ya AllahYa Allah
Ya Allah
 
Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
Strategi Belajar Mengajar - Sri AnitahStrategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah
 
Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)
Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)
Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah)
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Proses belajar mengajar sebagai sistem
Proses belajar mengajar sebagai sistemProses belajar mengajar sebagai sistem
Proses belajar mengajar sebagai sistem
 
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahitastrategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
 
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
 
Nina marliana
Nina marlianaNina marliana
Nina marliana
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Presentation1 100323060313 Phpapp01
Presentation1 100323060313 Phpapp01Presentation1 100323060313 Phpapp01
Presentation1 100323060313 Phpapp01
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Nina Marliana
Nina MarlianaNina Marliana
Nina Marliana
 
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
 
Makna dan ciri interaksi edukatif
Makna dan ciri interaksi edukatifMakna dan ciri interaksi edukatif
Makna dan ciri interaksi edukatif
 
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranPeran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
 
BAHAN_MAKALAH_STRATEGI_BELAJAR_MENGAJAR.docx
BAHAN_MAKALAH_STRATEGI_BELAJAR_MENGAJAR.docxBAHAN_MAKALAH_STRATEGI_BELAJAR_MENGAJAR.docx
BAHAN_MAKALAH_STRATEGI_BELAJAR_MENGAJAR.docx
 
Makalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guruMakalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guru
 
Buku 3 (Wariki)
Buku 3 (Wariki)Buku 3 (Wariki)
Buku 3 (Wariki)
 
Sbm
SbmSbm
Sbm
 

More from Tjoetnyak Izzatie

Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...
Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...
Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...Tjoetnyak Izzatie
 
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...
	Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...	Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...Tjoetnyak Izzatie
 
Semoga Bermamfaat :) Penyakit
Semoga Bermamfaat :) PenyakitSemoga Bermamfaat :) Penyakit
Semoga Bermamfaat :) PenyakitTjoetnyak Izzatie
 
Semoga Bermamfaat :) Kelompok monera dan protista
Semoga Bermamfaat :) Kelompok monera dan protistaSemoga Bermamfaat :) Kelompok monera dan protista
Semoga Bermamfaat :) Kelompok monera dan protistaTjoetnyak Izzatie
 
Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar
Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh BesarMetode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar
Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh BesarTjoetnyak Izzatie
 
Peningkatan Prestasi Siswa pada Materi Pesawat Sederhana dengan Menggunakan M...
Peningkatan Prestasi Siswa pada Materi Pesawat Sederhana dengan Menggunakan M...Peningkatan Prestasi Siswa pada Materi Pesawat Sederhana dengan Menggunakan M...
Peningkatan Prestasi Siswa pada Materi Pesawat Sederhana dengan Menggunakan M...Tjoetnyak Izzatie
 
Metodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh Timur
Metodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh TimurMetodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh Timur
Metodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh TimurTjoetnyak Izzatie
 
Penggunaan lingkungan sekolah sebagai media untuk meningkatkan keterampilan p...
Penggunaan lingkungan sekolah sebagai media untuk meningkatkan keterampilan p...Penggunaan lingkungan sekolah sebagai media untuk meningkatkan keterampilan p...
Penggunaan lingkungan sekolah sebagai media untuk meningkatkan keterampilan p...Tjoetnyak Izzatie
 

More from Tjoetnyak Izzatie (20)

makalah jaringan komputer
makalah jaringan komputermakalah jaringan komputer
makalah jaringan komputer
 
makalah basis data
makalah basis datamakalah basis data
makalah basis data
 
Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...
Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...
Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...
 
Daftar isi dan pengantar
Daftar isi dan pengantarDaftar isi dan pengantar
Daftar isi dan pengantar
 
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...
	Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...	Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...
 
Semoga Bermamfaat :) Penyakit
Semoga Bermamfaat :) PenyakitSemoga Bermamfaat :) Penyakit
Semoga Bermamfaat :) Penyakit
 
Aplikasi gaya lorenz
Aplikasi gaya lorenzAplikasi gaya lorenz
Aplikasi gaya lorenz
 
Semoga Bermamfaat :) Kelompok monera dan protista
Semoga Bermamfaat :) Kelompok monera dan protistaSemoga Bermamfaat :) Kelompok monera dan protista
Semoga Bermamfaat :) Kelompok monera dan protista
 
Kerajaan pajang
Kerajaan pajangKerajaan pajang
Kerajaan pajang
 
Kerajaan pajang
Kerajaan pajangKerajaan pajang
Kerajaan pajang
 
Korasi besi (percobaan)
Korasi besi (percobaan)Korasi besi (percobaan)
Korasi besi (percobaan)
 
Indsutri kelapa sawit
Indsutri kelapa sawitIndsutri kelapa sawit
Indsutri kelapa sawit
 
Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar
Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh BesarMetode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar
Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar
 
Peningkatan Prestasi Siswa pada Materi Pesawat Sederhana dengan Menggunakan M...
Peningkatan Prestasi Siswa pada Materi Pesawat Sederhana dengan Menggunakan M...Peningkatan Prestasi Siswa pada Materi Pesawat Sederhana dengan Menggunakan M...
Peningkatan Prestasi Siswa pada Materi Pesawat Sederhana dengan Menggunakan M...
 
Metodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh Timur
Metodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh TimurMetodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh Timur
Metodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh Timur
 
Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya
 
Rangka tubuh manusia
Rangka tubuh manusiaRangka tubuh manusia
Rangka tubuh manusia
 
Penggunaan lingkungan sekolah sebagai media untuk meningkatkan keterampilan p...
Penggunaan lingkungan sekolah sebagai media untuk meningkatkan keterampilan p...Penggunaan lingkungan sekolah sebagai media untuk meningkatkan keterampilan p...
Penggunaan lingkungan sekolah sebagai media untuk meningkatkan keterampilan p...
 
Minyak bumi
Minyak bumiMinyak bumi
Minyak bumi
 
Makalah Demokrasi
Makalah DemokrasiMakalah Demokrasi
Makalah Demokrasi
 

PENDIDIKAN AKHLAK

  • 1. Tjoett@gmail.com BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Pendidikan menurut pandangan Islam adalah merupakan bagian dari tugas kekhalifahan manusia yang harus dilaksanakan secara bertanggung jawab. Di dalam Al Quran banyak ushlub ayat yang menekankan agar melaksanakan aktivitas pendidikan terhadap manusia untuk manusia. Anak sebagai bagian dari faktor pendidikan mempunyai hak untuk menerima pengajaran dan pendidikan, dimana ia sedang tumbuh dan berkembang kea rah kedewasaan disamping memiliki potensi dasar yang benar dan lurus. Anak dilahirkan dalam keadaan suci lewat hati nuraninya fitrahnya sering membisikan kejujuran, kesucian, ketaatan, atau berakhlakul karimah, tetapi ia juga makhluk lemah, sering dalam perjalanan hidupnya ia terpedaya oleh haawa nafsunya dan meninggalkan fitrahnya yang semula. Kemampuan dasar anak yang cenderung kepada fitrah Islamiyah, tentunya tak statis dan tidak mengandung implikasi kependidikan yang berkomunitas kepada paham naticisme belaka melainkan dinamis dan responsif terhadap pengaruh dari luar dirinya, dalam hal ini peranan pendidikan akhlak sebagai bagian pendidikan Islam merupakan pembimbing dan pengarah terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak menuju terbentuknya kepribadiaan yang sempurna. Mengajar merupakan suatu kegiatan yang sangat memerlukan keterampilan profesional dan banyak dari apa yang harus dikerjakan oleh guru di luar maupun dalam kelas, guru perlu memperhatikan strategi pembelajaran melalui perencanaan, disamping juga dapat memilih serangkaian alternative tindakan berdasarkan asumsi yang mereka buat mengenai hakekat pengajaran dan tujuan yang ingin dicapai.
  • 2. Tjoett@gmail.com 2 B. Pembatasan Masalah Untuk membatasi masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini perlu dikemukakan batasan-batasan pengertian yang berhubungan dengan judul sebagai berikut : 1. Strategi adalah suatu rencana mengenai kegiatan untuk mencapai tujuan. Guru membuat keputusan yang berkesan pada pemilihan alternative-alternatif, namun tetap memperhatikan urutan keputusan itu yang meliputi kerangka dasar dimana guru dan siswa harus bekerja sama. 2. Perencanaan yang dimaksud di sini adalah pekerjaan yang dilakukan guru untuk menganalisa tugas, merumuskan tujuan belajar dan membuat langkah-langkah dalam lesson plan. 3. Belajar adalah upaya untuk perubahan pengetahuan, nilai dan sikap serta keterampilan yang pada gilirannya akan ada pengaruhnya dalam perubahan tingkah laku. Perubahan yang dimaksud selalu berhubungan dengan peningkatan. Dengan demikian seseorang dikatakan belajar kalau ada perubahan atau peningkatan kualitas tingkah lakunya. C. Tujuan Penulisan Adapun beberapa tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini diantaranya : 1. Ingin mengubah kebiasaan guru dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan perencanaan dalam pengajaran. 2. Ingin mengetahui sejauh mana guru dalam menggunakan perencanaan dalam strategi belajar. 3. Ikut serta menyumbangkan pemikiran terutama dalam masalah perencanaan pengajaran yang sesuai dengan strategi belajar.
  • 3. Tjoett@gmail.com 3 D. Metode Penulisan Penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan dengan menggunakan metode : 1. Studi kepustakaan, untuk mengembangkan teori-teori ilmiah sebagai rumusan yang berhubungan dengan strategi belajar sebagai bagian proses belajar mengajar. 2. Deduktif dan induktif, yaitu menarik konkulusi logis yang berhubungan dengan suatu problem dari peraturan-peraturan atau prinsif-prinsif umum atau bertolak dari suatu kenyataan umum kepada kenyataan yang khusus. Sedangkan yang dimaksud dengan metode induktif yaitu menarik konkulusi dari hasil pengalaman-pengalaman atau bertolak dari suatu kenyataan khusus kepada kenyataan umum.
  • 4. Tjoett@gmail.com BAB II STRATEGI DAN PERENCANAAN 4 A. Tinjauan Umum Pendidikan 1. Pengertian Pendidikan Pendidikan merupakan segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan atau lebih jelas lagi pendidikan ialah pimpinan diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri dan bagi masyarakat. (Drs. M. Naglim Purwanto, MP, 1997:10). Menurut Lodge (1974:23), secara sempit pendidikan adalah pendidikan di sekolah, jadi pendidikan adalah pendidikan formal. Percobaan membuat definisi pendidikan yang mencakup seluruh aspek kepribadian dapat dilakukan, tetapi dengan menyadari lebih dahulu bahwa rumusan itu akan menghasilkan definisi yang kabur, atau definisi yang panjang sehingga tetap tidak jelas. Atau definisi yang pendek tetapi tidak mencakup seluruh aspek binaan pendidikan (usaha pendidikan). Seandainya definisi pendidikan yang mencakup itu diperlukan agaknya rumusan ini dapat ditawarkan “Definisi ini mencakup kegiatan pendidikan yang melibatkan guru maupun yang tidak melibatkan guru (pendidik), mencakup pendidikan formal, maupun non formal serta informal. (DR. Ahmad Tapsir, 1992:6).
  • 5. Tjoett@gmail.com 5 2. Komponen Pendidikan a. Tujuan pendidikan Penyelenggaraan pendidikan tidak dapat dilepaskan dari Tujuan Pendidikan yang hendak dicapainya. Suatu tujuan dalam pengajaran adalah deskripsi tentang penampilan prilaku (performance) murid-murid yang kita harapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan. Suatu tujuan pengajaran menyatakan suatu hasil yang kita harapkan dari pengajaran itu dan bukan sekedar proses dari pengajaran itu sendiri. Seperti dikatakan Magor (1975:5), sedikitnya ada 3 alasan pokok kenapa guru harus memperhatikan/merumuskan tujuan pengajarannya. Pertama, jika guru tidak merumuskan tujuan / menentukan tujuan pengajaran, tetapi kurang jelas, maka ia tidak akan dapat memilih atau merancang bahan pengajaran, isi, ataupun, metode yang tepat untuk dipergunakan dalam pengajaran itu. Kedua, tidak adanya rumusan tujuan pengajaran yang jelas bagi guru sehingga sukar mengukur atau menilai sampai sejauh mana keberhasilan dalam pengajaran itu. Ketiga, tanpa adanya rumusan tujuan yang jelas, sukar bagi guru untuk mengorganisasikan kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha siswa dalam mencapai tujuan pengajaran itu. (Drs. Naglim Purwanto, MP, 1995:39). b. Guru Guru adalah orang yang diserahi tanggung jawab sebagai pendidik di dalam lingkungan kedua (sekolah). Pekerjaan sebagai guru adalah pekerjaan yang luhur dan mulia, baik ditinjau dari sudut masyarakat dan
  • 6. Tjoett@gmail.com Negara maupun ditinjau dari sudut keagamaan. Guru sebagai pendidik adalah seorang yang berjasa besar terhadap masyarakat dan Negara. Tinggi rendahnya kebudayaan suatu masyarakat dan negara sebagian besar bertanggung kepada pendidikan dan pengajaran yang diberikan oleh 6 guru-guru. Makin tinggi pendidian guru, makin baik pula mutu pendidikan dan pengajaran yang diterima oleh anak-anak, dan makin tinggi pula derajat masyarakat. Oleh sebab itu guru harus berkeyakinan dan bangga bahwa ia dapat menjalankan tugas itu. Guru hendaklah berusaha menjalankan tugas sebaik-baiknya, sehingga dengan demikian masyarakat menginsafi sungguh-sungguh betapa berat dan mulianya pekerjaan guru. (Drs. M. Naglim Purwanto, 1997:138). c. Siswa Siswa SD adalah anak-anak yang berusia antara 6 – 12 tahun. Dari batas usia ini dapat kita ketahui bahwa siswa SD berbeda dari siswa SLTP atau SLTA, baik dari segi fisik kemampuan mental. Anak-anak usia SD mempunyai kemampuan yang berbeda dari siswa satuan pendidikan lainnya. Siswa SD terutama yang di kelas-kelas awal, masih memandang dunia ini sebagai suatu keseluruhan yang terpadu (pandangan holistic), serta belum mampu melihat sesuatu sebagai bagian yang terpisah-pisah. Di samping itu, variasi kemampuan siswa SD jauh lebih besar dari variasi kemampuan siswa SLTP atau SLTA. Kita dapat mencari penyebabnya, dimana SD wajib menerima semua anak usia SD dalam rangka menuntaskan wajib belajar di tingkat SD. Tidak ada seleksi,
  • 7. Tjoett@gmail.com semua anak dengan segala jenis kemampuan dan latar belakang sosial wajib diterima di SD. Tidak demikian halnya dengan SLTP atau SLTA. Anak-anak yang diterima diseleksi melalui NEM (Nilai Ebtanas Murni), sehingga kemampuan siswa dalam satu sekolah relatif sama atau variasinya tidak begitu besar. (Prof. Dr. HM. Surya, dkk, 1998:35). 7 d. Bahan Pengajaran Pengajaran ialah suatu kegiatan yang menyangkut pembinaan anak mengenai segi kognitif dan psikomotor semata-mata, yaitu supaya anak lebih banyak pengetahuannya, lebih cakap berpikir kritis, sistematis, dan objektif, serta terampil dalam mengerjakan sesuatu, misalnya terampil menulis, membaca, lari cepat, loncat tinggi, berenang, dan sebagainya. Seseorang yang akan membuat lesson plan tidak cukup hanya mempunyai kemampuan membuat rumusan tujuan pengajaran. Ia juga harus menguasai bahan pengajaran, bahkan rumusan tujuan itu sebenarnya diilhami antara lain oleh bahan pengajaran, karena itu guru harus menguasai bahan pengajaran. Yang harus dikuasai sekurang-kurangnya ialah bahan pengajaran untuk tingkat/jenis sekolah yang akan menggunakan lesson plan tersebut. Guru yang akan membuat lesson plan Agama Islam untuk SD misalnya, harus menguasai benar-benar materi Agama Islam yang kan diajarkan di SD. Sebagaimana tertulis di dalam buku kurikulum Agama Islam SD. Pengetahuan yang mendalam dan luas tentang bahan pengajaran yang akan diajarkan sangat diperlukan dalam memberikan kemampuan lesson plan yang baik. Pengetahuan yang luas dan dalam sangat
  • 8. Tjoett@gmail.com membantu pula dalam meningkatkan mutu proses belajar mengajar. (DR. 8 Ahmad Tapsir, 1992:22). e. Lingkungan (environment) Lingkungan (environment) ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes kecuali gen-gen dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan (to provide environment) bagi gen yang lain. Lingkungan itu dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu sebagai berikut : 1. Lingkungan alam/luar (external or physical environment). Lingkungan alam/luar adalah segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti : rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim, hewan, dan sebagainya. 2. Lingkungan dalam (internal environment) Lingkungan dalam ialah segala sesuatu yang termasuk lingkungan luar/dalam. Akan tetapi makanan yang sudah di dalam perut kita, kita katakan berada antara external dan internal environment kita. 3. Lingkungan sosial/Masyarakat (sosial environment) Lingkungan sosial, ialah semua orang / manusia lain yang mempengaruhi kita. (Drs. M. Naglim Purwanto, MP, 1995:28). f. Strategi sebagai bagian proses belajar mengajar. Secara singkat strategi belajar mengajar dapat diartikan sebagai pola umum kegiatan guru-murid di dalam perwujudan proses belajar
  • 9. Tjoett@gmail.com mengajar untuk mencapai tujuan tertentu. Stretegi belajar mengajar 9 meliputi :  Mengidentifikasikan dan menetapkan spesifikasi perubahan perilaku peserta didik yang diharapkan.  Memilih system pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.  Memilih dan menetapkan prosedur, metode atau teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif, sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan tugasnya.  Memilih dan menetapkan norma atau kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru untuk melakukan evaluasi. Keempat dasar strategi tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh, diantara dasar yang satu dengan yang lain saling menompang tidak bisa dipisahkan. (Drs. H. Mansyur, 1995:5). B. Pengertian Strategi dan Perencanaan Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai tujuan, keputusan strategis merupakan keputusan yang berarti bagi terlaksananya proses kegiatan belajar mengajar. Sedangkan perencanaan adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang guru untuk merumuskan tujuan pembelajaran yang berorientasi kepada aspek kepribadian siswa yaitu tingkah laku siswa dianalisis kedalam tujuan kognitif tujuan apektif maupun tujuan psikomotor. Pada dasarnya istilah strategi dan perencanaan mempunyai pengertian yang hampir sama, namun sebagian ahli pendidikan menganggapnya strategi sebagai
  • 10. Tjoett@gmail.com rencana yang memuat garis-garis besar yang menggambarkan cara mengelola tugas-tugas melaksanakan proses belajar mengajar. Sedangkan perencanaan memuat langkah-langkah khusus atau spesifik membuat rencana pembelajaran setiap kali pertemuan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Pemilihan strategi melalui perencanaan dalam mengajar dan belajar yang tepat merupakan masalah mengelola waktu, memilih apa yang harus disampaikan, mengetahui dimana dan bagaimana menerapkan kekuatan seefektif mungkin. Menentukan skala prioritas yang tepat, kemudian menjalin semua itu yang satu dengan yang lain untuk memperoleh keputusan yang efektif. Dalam memilih strategi, guru harus berpedoman kepada 3 kriteria yaitu :  Kemampuan siswa yang tercakup dalam tugas,  Sikap dari tujuan belajar yang harus dicapai,  Kebutuhan untuk memperkaya pengalaman belajar seperti meningkatkan motivasi intrinsic dan ekstrinsic. (Ivor. K. Davies, 1991:230). 10 C. Perencanaan dan Task Analysis Salah satu langkah awal dalam mengembangkan program pendidikan atau latihan adalah menganalisa tugas atau menganalisa soal dalam kegiatan belajar yang akan dilakukan. Beberapa tugas merupakan kegiatan akademis atau intelektual, sedangkan lainnya terutama berhubungan dengan keterampilan fisik. Terlepas dari hakikat tugas yang harus dikerjakan dalam kegiatan belajar mengajar, kiranya perlu menentukan unsur-unsur dan ciri-ciri topik atau pekerjaan yang harus dipelajari oleh para siswa . hanya apabila karakteristik tugas ini secara tepat dapat diketahui, maka kebutuhan belajar dapat diidentifikasikan dan tujuan belajar dapat dirumuskan. Yang dimaksud Task Analysis (analisis tugas) disini adalah diartikan sebagai penjabaran tugas ke dalam bagian-bagiannya. Hal ini sebenarnya hanya
  • 11. Tjoett@gmail.com menerangkan sebagian saja dari proses, karena sebenarnya juga penting untuk berfikir bagaimana bagian-bagian tersebut berhubungan dan diorganisasikan satu sama lain. Karena itu, analisis tugas adalah berhubungan dengan kegiatan analisis 11 sintesis. Tanpa suatu analisis tugas yang benar, maka tidak mungkin dapat dikemukan apa yang sebenarnya akan diajarkan dan juga tidak dapat diputuskan strategi mengajar secara optimal. Ada beberapa analisis tugas, antara lain :  Analisis topik, ini meliputi suatu analisis secara terperinci tugas-tugas intelektual seperti : hokum menuntut ilmu, hokum minuman keras, menyebut sifat-sifat para sahabat dan cendikiawan muslim.  Analisa pekerjaan ini meliputi suatu analisa secara detail atau terperinci tugas yang menyangkut keterampilan psikomotor. Hal ini lebih banyak berhubungan dengan apa yang dikerjakan bilamana tugas tersebut dikerjakan. Analisis meliputi tugas suatu pekerjaan dengan mengikutsertakan siswa seperti membagi-bagikan daging qurban, dan sebagainya. Perlu diketahui bahwa analisis tugas harus memisahkan tindakan-tindakan lahiriyah tersebut yang merupakan ciri penguasaan bahan pelajaran atau pekerjaan. Satu cara untuk mengerjakan hal ini adalah dengan memandang suatu topik atau pekerjaan sebagai organisasi hirarkis dari tingkatan atau komponen-komponen, masing-masing menerangkan pekerjaan dalam urutan detil yang lebih meningkat. Pada tingkatan yang tertinggi adalah topik atau pekerjaan itu sendiri ini terdiri dari sejumlah kewajiban dan setiap kewajiban meliputi sejumlah tugas dan setiap tugas mempunyai sejumlah unsur tugas. Contoh hirarki tingkat perilaku dalam suatu
  • 12. Tjoett@gmail.com analisis tugas : seorang beriman mempunyai ciri yaitu baginya sejumlah kewajiban, taat kepada Allah, berbuat baik kepada sesama manusia, dan sebagainya. Masing-masing dari kewajiban itu terdiri dari sejumlah tugas terpisah, tetapi semuanya erat hubungannya satu sama lain, misalnya : taat kepada Allah, mentaati segala perintahnya yang telah diwajibkan, kewajiban terhadap orangtua menasehatinya, kewajiban berbuat baik kepada sesama manusia, memberikan haknya. Hubungan unsur-unsur yang terdapat dalam kewajiban itu sangat erat kaitannya, seorang siswa yang tidak menghormati orangtuanya dan sesama manusia tentunya tidak dikategorikan taat kepada Allah. 12 D. Rumusan Tujuan Tujuan tidak hanya merupakan arah yang dapat membentuk atau mewarnai rancangan pengajaran tetapi juga dapat menjadikan spesifikasi secara terinci bagi penyusunan dan penggunaan teknik-teknik evaluasi. Mungkin tidak dapat suatu kegiatan pun yang begitu penting dalam pelaksanaan pendidikan dan evaluasi. Selain menulis tujuan belajar para guru dalam melaksanakan tugasnya sering menekankan kepada pentingnya rumusan tujuan belajar, namun demikian pernyataan dan spesifikasi tentang tujuan pendidikan dan latihan lebih banyak diucapkan dan ditulis daripada dilaksanakan atau dipraktekkan. Pedagog Jhon Dewey menekankan bahwa setiap tujuan mempunyai nilai sejauh hal itu dapat membantu pengamatan pemilihan dan perencanaan dari waktu ke waktu. Dalam artian yang luas tujuan belajar adalah suatu pernyataan tentang perubahan yang diharapkan akan terjadi dalam pikiran, perbuatan dan perasaan siswa sebagai hasil dari pengalaman pendidikan dan latihan. Tidak ada suatu pengalaman pun dapat dinilai sebagai baik atau buruk hanya berdasarkan itu sendiri. Cara untuk
  • 13. Tjoett@gmail.com menilai kualitas pengalaman terletak pada berhasil atau tidaknya pengalaman tersebut dalam membawa perubahan yang diinginkan pada tingkah laku. Dalam rumusan tujuan dikenal adanya tujuan umum dan tujuan khusus.  Tujuan umum adalah suatu pernyataan umum tentang tujuan karenanya kurang jelas arahnya. Hal ini kurang bermanfaat bagi guru kelas dan tidak membantu dalam menentukan strategi mengajar yang harus dipergunakan.  Tujuan khusus adalah jauh lebih bersifat spesifik dan jelas. Tujuan khusus dapat membantu secara nyata memberikan arah yang jelas kepada guru dan siswa (Ivor. K. Davies. 1991 :95). Para ahli pendidikan mengemukakan perlunya merumuskan tujuan secara khusus, karena pendidikan dan latihan telah mengalami latihan. Kecendurannya sekarang diarahkan kepada penekanan secara lebih jelas dan berdasarkan tingkah laku yang dapat diamati dan diukur menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan menulis tujuan khusus secara jelas dan berdasarkan tingkah laku yang dapat diamati 13 dan diukur dapat :  Membatasi tugas dan menghilangkan segala kekaburan dan kesulitan dalam penafsiran.  Memungkinkan guru dan siswa dapat membedakan diantar macam dan kelompok tingkah laku yang tidak sama, maka dapat membentuk mereka dalam memutuskan strategi yang paling optimal untuk keberhasilan belajar.  Menjamin dilaksanakannya proses pengukuran dan penilaian yang tepat, dan karenanya dapat membantu di dalam menetapkan kualitas dan efektifitas pengalaman belajar siswa.
  • 14. Tjoett@gmail.com  Merupakan suatu rangkuman yang lengkap untuk pelajaran yang akan diberikan dan dapat berfungsi sebagai pedoman dan tujuan khusus yang bersifat tingkah laku adalah tepat untuk melaksanakan tugas ini. Metode pengklasifikasian tujuan pendidikan yang disebut teksonomi oleh Benyamin S Bloom, menyebutkan bahwa tujuan khusus belajar dapat dikelompokkan ke dalam 3 kelompok tujuan :  Tujuan kognitif, berisi tujuan mengembangkan atau membina pemahaman atau informasi pengetahuan, karena itu usaha untuk mewujudkan tercapainya tujuan kognitif adalah suatu kegiatan pokok program pendidikan.  Tujuan efektif, menentukan sikap nilai perasaan dan emosi, bertujuan agar siswa menerima ajaran kebenaran yang telah dipahami.  Tujuan psikomotor, berhubungan dengan keterampilan motorik bertujuan agar siswa terampil melakukan ajaran kebenaran yang telah diterima (Ivor. 14 K. Davies. 1991 :97). E. Strategi Dan Teknik Mengajar Yang Tepat Tujuan mengajar adalah untuk mengadakan perubahan yang dikehendaki dalam tingkah laku seorang pelajar. Perubahan ini biasanya dilakukn seorang guru dengan menggunakan suatu strategi mengajar untuk mencapai tujuan-tujuan. Dalam hal ini dipergunakan 2 cara mengajar dan taktik mengajar :  Strategi mengajar ini meliputi garis-garis besar metode mengajar, yang akan sesuai. Hal tersebut antara lain meliputi strategi mengajar, strategi pelajaran, strategi dari studi kasus, tanpa melihat macam-macam apa yang ada, guru dapat menganggapnya sebagai garis-garis besar yang menggambarkan cara mengerjakan dan mengolah tugas-tugas mengajar.
  • 15. Tjoett@gmail.com  Taktik mengajar. Ini meliputi aspek-aspek pengajaran yang lebih terinci dari strategi, memang suatu tektik dpat muncul dalam setiap strategi. Misalnya, guru mungkin memutuskan untuk mengganti ceramah dengan diskusi sebagai strategi. Perbedaan antara strategi mengajar merupakan hal yang penting, memang baik buruknya suatu pengajaran mungkin terletak lebih banyak pada taktiknya daripada strategi dan kepribadian guru. Selanjutnya cukup beralasan untuk menyakini bahwa siswa yang dapat menghargai suatu taktik tersebut dengan baik, dengan tujuan meningkatkan kualitas pengalaman belajarnya sendiri (Ivor. K. Davies. 199 : 121). Dalam kaitan ini, untuk menemukan dan memberikan komponen-komponen serta urutan komponen, perlu adanya struktur, baik bagi pengajaran maupun belajar. Hal ini disebabkan sifat struktur tersebut dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk menentukan taktik pengajaran secara optimal. Struktur sebenarnya merupakan factor utama dalam hamper semua bentuk belajar manusia. Guru mempunyai tanggung jawab yang besar untuk menyakinkan agar para sisw mencapai tujuannya dengan menggunakan struktur tugas, sebab inti dari pengajaran yang baik biasanya terletak pada pengorganisasian yang baik dari belajar 15 tersebut. Jika telah disadari pentingnya struktur yang mendasari tugas yang harus dilaksanakan dan disajikan sebagai seperangkat pengetahuan yang terorganisasi dan pendekatan ini mempunyai kebaikan-kebaikan sebagai berikut : 1. Kebaikan bagi guru a. Memilih taktik mengajar yang tepat yang didasarkan pada struktur yang membentuk tugas.
  • 16. Tjoett@gmail.com b. Dapat menunjukkan hubungan antara bermacam-macam kelompok 16 struktur. c. Dapat meningkatkan pengertian mendalam dari para siswa dengan menggunakan struktur tugas sebagai sarana pengajaran fakta-fakta sebagai penambah pengetahuan ke dalam khasanah pengetahuan siswa. 2. Kebaikan bagi siswa a. Dapat memiliki taktik belajar yang tepat yang didasarkan pada struktur yang membentuk tugas tersebut. b. Memahami hubungan antara kelompok-kelompok tugas belajar dengan kelompok truktur. c. Meningkatkan pengertian mendalam dengan menggunakan struktur tugas sebagai sarana untuk mempelajari fakta-fakta sebagai penambah untuk menambah khasanah pengetahuan siswa (Dr. Prof. H. M. Surya, 1997 : 25) Salah satu contoh struktur belajar dari beberapa macam struktur yaitu struktur konsep, yang merupakan prinsip yang meliputi serentetan konsep, misalnya : suatu kebenaran yang dijadikan prinsip hukum taat kepada Allah, hukum menghormati kedua orangtua dan hukum berbuat baik kepada sesama manusia. Dalam proses pengajaran yang tepat siswa akan berkembang kea rah pembentukan manusia sebagaimana tersirat dalam tujuan pendidikan. Agar pengajaran dapat berlangsung secara efektif, maka proses pengajaran yang tepat dapat terbentuk melalui pengajaran yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :  Berpusat pada anak.  Interaksi edukatif antara guru dengan anak.  Suasana demokratis.
  • 17. Tjoett@gmail.com 17  Variasi metode mengajar.  Guru profesional.  Bahan yang sesuai dan bermanfaat.  Lingkungan yang kondusif.  Sarana belajar yang menunjang. Adapun suatu penelitian yang dilakukan oleh A. M. Mackay, tentang pembelajaran yang efektif (Le Prancis, 1991:8.83) disarankan mengenai tingkah laku untuk mengajar efektif, sebagai berikut :  Menggunakan suatu sistem aturan tertentu dalam menghadapi hal-hal pribadi atau prosedur.  Mencegah agar perilaku siswa yang salah tidak berketerusan.  Mengarahkan tindakan dengan disiplin secara tepat.  Bergerak ke seluruh ruang kelas untuk mengamati siswa.  Situasi-situasi yang mengganggu diatasi dengan cara-cara yang baik (dengan cara non-verbal, isyarat, pesan-pesan, kedekatan kontak mata dan sebagainya).  Memberikan tugas-tugas yang menarik minat siswa, terutama apabila mereka bekerja secara bebas.  Menggunakan cara yang memungkinkan siswa melaksanakan tugas-tugas arahan semaksimal mungkin.  Memanfaatkan waktu pembelajaran sebaik mungkin dan siswa harus terlibat aktif dan produktif dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran.  Menggunakan teknik-teknik mengajar bervariasi dan menyesuaikan pembelajaran dengan keperluan pembelajaran (Prof. Dr. H. M. Surya. 1997:8.35).
  • 18. Tjoett@gmail.com F. Strategi Pembelajaran Dengan Langkah Pembuatan Lesson Plan Kemampuan mambuat lesson plan, bentuk satpel, modul, rencana pembelajaran atau bentuk lainnya, perlu dimiliki oleh guru yang mengandung profesi 18 sebagai guru. Menurut Glasser (De Cecco, 1968:11) ada 4 langkah lesson plan, yaitu : 1. Tujuan Pembelajarn (Intrucsional Objectives) Disini instruksi berarti pembelajarn. Tujuan pembelajran itu tidak boleh menyimpang dari tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Tujuan pembelajaran yang dimaksud dalam model ialah suatu pola tingkah laku yang khusus yang diharapkan dimiliki murid setelah proses belajar mengajar selesai. Tujuan inilah yang dimaksud tujuan instruksional khusus (TIK), kemudian disebut tujuan pembelajaran khusus (TPK). Tujuan pembelajaran khusus harus dirumuskan secara spesifik dan operasional, spesifik artinya khusus, operasional artinya jelas, cirinya mudah diukur dan mudah di tes. Mengapa tujuan pembelajaran khusus harus dirumuskan secara operasional ?. Pertama, rumusan yang operasional itu akan membimbing dalam merencanakan tindakan belajar mengajar, guru harus menentukan terlebih dahulu apa yang seharusnya dapat dilakukan siswa bila telah diajar kelak, rumusan yang diteliti itu akan membantu guru merencanakan langkah-langkah yang akan dilakukan siswa dalam mencapai tujuan itu juga langkah guru. Kedua, perlunya tujuan pembelajaran dirumuskan secara operasional itu agar siswa dapat menyiapkan dirinya sendiri. Tujuan itu hendaknya telah diketeahui siswa sebelum pembelajaran dimulai, dengan demikian
  • 19. Tjoett@gmail.com menyiapkan dirinya dengan baik untuk mencapai tujuan itu. Contoh istilah (kata) yang dapat digunakan untuk membuat rumusan yang operasional : menuliskan, siswa dapat menuliskan Al-Qur’an Surat Al-Isra Ayat 24-25, menyebutkan, siswa dapat menyebutkan perbuatan baik sesama teman, mendemonstrasikan, siswa dapat mendemonstrasikan sholat jum’at. 19 2. Entering Behavior Bagian ini harus menggambarkan tingkat kemampuan siswa sebelum pembelajaran dimulai. Untuk ini perlu diadakan pra-tes. Bagian ini harus menjelaskan apa-apa yang telah dipelajari siswa sebelumnya, kemampuan intelektualnya, keadaan emosinya, determinan sosial yang mempengaruhi situasi belajarnya. Lebih sederhana entering behavior ialah gambaran keadaan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam hubungannya dengan pembelajaran khusus. Jadi entering behavior harus menjelaskan dimana pengajaran harus dimiliki sehingga membawa siswa dari keadaannya ke sisi tujuan pembelajaran khusus. Contoh, dalam pembelajaran akhlak kelas V, siswa dapat mempraktekkan perbuatan baik terhadap teman, maka entering behaviornya harus sudah melaksanakan sikap rendah hati kepada teman seperti mengingat sabda Nabi Muhammad Saw, menolong teman. Jadi test dalam awal guru mesti mengukur apakah siswa telah menghapal hadits Nabi untuk/tentang rendah hati. Ada dua sifat pokok entering behavior itu : pertama bersifat khusus dan operasional dalam hal ini sama dengan tujuan pembelajaran khusus. Dalam contoh diatas, siswa di test mengenai hapalan hadits tentang rendah hati (khusus), diketahui juga (mentaati perintah Allah) dalam bab puasa.
  • 20. Tjoett@gmail.com Selengkapnya, guru mempertimbangkan sekurang-kurangnya empat konsep dalam menentukan entering behavior, yaitu kesiapan, kematangan, perbedaan individu dan kepribadian siswa (Drs. Ahmad Tapsir. 1992:56). 3. Proses Belajar Mengajar (instrucsional procedure) Pada bagian ini berkenaan dengan perencanaan proses belajar mengajar. Bagian ini harus menjelaskan langkah-langkah interaksi yang dilakukan dalam rangka mencapai sasaran yang telah dirumuskan. Kalau dalam tujuan pembelajaran khusus, guru mengajar ia harus menentukan apa yang harus diajarkan, dan dalam enterin behavior menentukan keadaan siswa yang diajarinya, maka bagian ini membicarakan bagaimana guru menentukan prosedur belajar mengajar. Ada beberapa konsep yang dibicarakan dalam bagian ini, antara lain belajar, faktor yang mempengaruhi 20 belajar dan kondisi dasar belajar. Beberapa bentuk yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu :  Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.  Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar seperti perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.  Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relative mantap, harus merupakan akhir dari sebuah periode waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir
  • 21. Tjoett@gmail.com dari satu periode yang mungkin berlangsung sehari-hari, berbulan-bulan 21 ataupun bertahun-tahun.  Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut beberapa arti baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian pemecahan suatu masalah keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap. Dengan demikian seseorang dikatakan belajar kalau ada perubahan atau peningkatan kualitas tingkah lakunya.  Setelah diketahui bahwa suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam menimbulkan terjadinya tingkah laku atau kecakapan, sampai dimanakah perubahan itu dapat tercapai dengan kata lain berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor (Drs. M. Ngalim Purwanto, Mp. 1990:85). Adapun faktor-faktor itu, dapat kita bedakan dua golongan :  Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut individual.  Faktor yang ada di luar yang kita sebut faktor sosial. Yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain faktor kematangan, pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial. Kemudian dalam hal ini kondisi dasar belajar yang berupa contiquity, praktek, ceinforcement, generalisasi dan diskriminasi. Contiquity adalah suatu kondisi belajar yang diperlukan agar respons diberikan dengan tepat. Bila diperlihatkan gambar mesjid maka siswa menyebut mesjid. Keberurutan itu dekat sekali jaraknya sehingga hampir bersamaan. Prinsip ini penting dalam
  • 22. Tjoett@gmail.com pembuatan lesson plan. Memperpanjang jarak antara stimulus dan respons akan memperlambat proses belajar (Dr. Ahmad Tapsir. 1992:1961). 4. Evaluasi Hasil Pembelajaran (performance assessment) Bagian ini merupakan tahapan evaluasi apakah proses belajar mengajar itu telah dapat mencapai tujuan dan seberapa jauh tujuan itu tercapai. Evaluasi dalam model Glasser lebih ditekankan kepada kegunaan dan sebagai upaya mencari ketenangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran bukan sebagai upaya hanya untuk mengetahui prestasi siswa. Hasil evaluasi harus mempunyai nilai umpan balik yang efektif dan efesien. Ada tiga istilah yang hampir sama pengertiannya dengan evaluasi berarti menilai yaitu test, measurement (pengukuran) dan ketiga evaluasi. Test atau testing artinya yang umum ialah menggunakan test, berarti mengetes sebuah kelas tentang sesuatu bidang studi dan dapat juga berarti mengetes kecerdasan seseorang. Sekaran test itu telah meluas artinya di sekolah, sehingga dapat berarti measurement di dapat juga makna evaluasi. Measurement biasanya berarti penilaian yang sifatnya lebih luas dibanding testing, biasanya menggunakan instrumennya lebih luas disbanding instrument yang digunakan pada testing begitu pula mengenai interprestasi hasil 22 pengukuran. Adapun evaluasi mengandung pengertian lebih luas daripada measurement. Evaluasi menggunakan instrument yang lebih banyak. Menggunakan data kuantitatif dan kualitatif, memerlukan waktu yang lebih panjang dalam pelaksanaannya. Misalnya guru menggunakan catatan pribadi sebagai bahan menilai murid, juga dengan cara mengamati semuai ini memerlukan waktu penilaian-penilaian yang lama.
  • 23. Tjoett@gmail.com Tes hasil belajar berarti memeriksa hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Tes juga menyangkut kemampuan siswa sebelum pembelajaran dimulai yang disebut pre-tes. Tes kedua yang diselenggarakan setelah proses pembelajaran yang disebut post-test (tes akhir), selain dua macam itu evaluasi diperlukan juga diadakan pada akhir suatu program misalnya akhir minggu, akhir catur wulan, atau pada akhir suatu jenjang pendidikan. Dalam mengukur hasil belajar itu ada dua standar atau ukuran yang umum digunakan, yaitu standar absolut dan standar relatif. Standar absolut menggambarkan prestasi siswa dalam menjawab soal tes. Prestasi itu memperlihatkan presentase materi pelajaran atau tujuan pembelajaran yang telah dikuasai siswa. Penguasaan ini menentukan apakah siswa boleh meneruskan unit pelajaran selanjutnya, atau harus meningkatkan penguasaannya lebih dahulu. Jadi hasil tes menggunakan standar absolut digunakan untuk menyatakan tingkat penguasaan materi pelajaran atau tujuan pembelajaran oleh siswa. Tes yang menggunakan standar relatif menggambarkan kemampuan seorang siswa lain dalam kelompoknya (Dr. Ahmad Tapsir. 1992:78) Standar absolut mempunyai tiga kegunaan. Pertama, dengan tes ini dapat diketahui apakah siswa telah mencapai tingkat penguasaan bahan (tujuan pembelajaran) sebesar yang diharapkan sesuai dengan rumusan tujuan pembelajaran khusus. Kedua, dapat diketahui apakah siswa mencapai tingkat penguasaan tertentu terhadap seluruh tujuan pembelajaran khusus bukan satu persatu TPK. Ketiga, standar absolute menentukan pembuatan tes. Tes yang menggunakan standar relatif menggambarkan kemampuan siswa yang lain dalam kelompoknya. Hasil tes ini dapat memberitahukan kepada guru, apakah seorang siswa kurang, sama atau lebih baik prestasinya dengan 23
  • 24. Tjoett@gmail.com siswa-siswa lainnya dalam kelompoknya. Kelompok yang dimaksud adalah 24 kelas
  • 25. Tjoett@gmail.com BAB III PENUTUP 25 A. Kesimpulan Dalam bab ini, penulis berusaha menarik kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut : 1. Supaya tujuan pembelajaran berhasil, perlu seorang guru yang sanggup bekerja lebih baik dengan strategi pembelajaran melalui perencanan sehingga membawa hasil terdapat proses belajar mengajar. 2. Seorang guru yang akan membuat lesson plan, ia dituntut mempunyai kemampuan untuk merumuskan tujuan pembelajaran secara spesifik, meneliti kesiapan siswa sebelum pembelajaran dimulai (entering behavior), menentukan langkah-langkah mengajar serta mengadakan evaluasi yang biasa disebut post test. 3. Kebaikan-kebaikan dalam proses belajar mengajar dapat disederhanakan dan disajikan sebagi seperangkat pengetahuan yang terorganisasi dan pendekatan sebagi berikut : a. Kebaikan bagi guru b. Kebaikan bagi siswa c. Perubahan dalam tingkah laku d. Latihan atau pengalaman e. Perubahan yang relatif mantap f. Perubahan fisik dan psikis
  • 26. Tjoett@gmail.com 26 B. Saran Berdasarkan pembahasan pada bab-bab terdahulu penulis perlu menyampaikan saran-saran sebagi berikut : 1. Hendaknya para pelaku pendidikan selalu memperhatikan dan menggariskan secara sistematis dan pragmatis model pendidikan yang akan dilalui siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran melalui perencanan untuk mencapai hakekat tujuan pendidikan. 2. Mengingat ruang lingkup bahan pengajaran pendidikan Islam meliputi 7 unsur pokok, maka sebaiknya alokasi jam atau tatap muka ditambah satu atau disesuaikan. 3. Seorang guru hendaknya menggunakn pengetahuannya tentang kode etik mendidik dan kecekatannya untuk digunakan dalam mendiagnosa anak didiknya sejauh mana anak itu ada perubahan baik perubahan aspek intelektualnya dan aspek akhlaknya. 4. Penulis menyarankan dan sangat mengharapkan pihak pengelola pada program pembuatan karya tulis ilmiah agar mengadakan koreksi yang transparan dan konstruktif agar dapat dirasakan manfatnya, khususnya bagi pembuat makalah karya ilmiah.
  • 27. Tjoett@gmail.com DAFTAR PUSTAKA Ahmad Tapsir Dr. Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam. Bandung. 27 Remaja Rosdakarya, 1992. Ali Supilah, HA. Antara Filsafat Pendidikan, Suranaya Usaha Nasional, 1983. Arifin H. M.M. Ed.Prof. Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, Jakarta. Bumi Aksara, 1995. Badudu J.S.Dr.Prof.Zain Mohammad Sutan Prof, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994. Departemen Agama RI Al-Qur’an dan Terjemahan. Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an.