SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
26
Beaty, Janice J. 2010. Observing Development of The Young Child. New Jersey:
PearsonEducation, Inc.
Dodge, Diane Trister, Laura J Colker, Cate Heroman. 2002. Creative Curriculum For
Preschool Fourth Edition, Washington DC : Cengage Learning.
Eliason, Claudia, Loa Jenkins. 2008. A Practical Guide to Early Childhood Curriculum
Eight Edition. New Jersey, Pearson Education, Inc.
Essa, Eva L., Introduction to Early Childhood Education, Annotated Student’s Edition,
6th
ed. Belmont, USA: Wadsworth, 2011.
http://www.educate.ece.govt.nz/learning/curriculumAndLearning/
Assessmentforlearning/KeiTuaotePae/Book1/
WhatAreTheEarlyChildhoodExemplars.aspx
Lynn Meltzer,Executive Function In Education: From Theory to Practise. Guilford Press
Amazon.com, 2012
Daftar Pustaka
Alamat Tim Penulis
Enah Suminah (email: enahsuminah@kemdikbud.go.id)
Ali Nugraha (email: alinugraha.fip.upi@gmail.com)
Gunarti D. Lestari(email: tarie_henry@yahoo.co.id)
Mareta Wahyuni (email: mareta_68@yahoo.com)
iKURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA
KURIKULUM
PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI
APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Tahun 2015
ii
Diterbitkan oleh:
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
vi+ 26 hlm + foto; 21 x 28,5 cm
ISBN:
........-.......-........-.....-......
Pengarah:
Ir. Harris Iskandar, Ph. D.
Penyunting:
Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D.
Dra. Kurniati Restuningsih, M. Pd
Tim Penulis:
Enah Suminah
Ali Nugraha
Gunarti D. Lestari
Mareta Wahyuni
Desain/Layout:
Surya Evendi
Samsudin
Kontributor:
Ebah Suhaebah
Dumaria Simanjuntak
Foto-foto:
Dokumen Penulis
Sekretariat:
Noor Ilman
Amalia Khairati
KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA
25KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA
Penutup
Kurikulum merupakan program pendidikan terstruktur yang dikembangkan
ditujukan untuk dapat mencapai tujuan pendidikan nasional. Penyempurnaan
kurikulum perlu dilakukan terus-menerus seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta tantangan. Pengenalan Kurikulum 2013
PAUD merupakan bekal bagi pendidik untuk memahami apa, mengapa, dan
bagaimana Kurikulum 2013 PAUD serta apa yang seharusnya dilaksanakan
dalam rangka menerapkan kurikulum di satuan PAUD. Hal penting yang harus
disadari dan diterapkan oleh komponen pelaksana PAUD adalah diperlukan
kelapangan hati, keluasan pikiran dalam menyikapi perubahan, karena
Kurikulum 2013 PAUD bagian dari perubahan tersebut.
Bila mengharapkan kehidupan yang lebih baik, langkah pertama adalah
kita harus berubah ke arah yang lebih baik.
24
4. Ditetapkan minimal satu satuan PAUD yang dijadikan sebagai rujukan
untuk penerapan kurikulum.
5. Mengoptimalkan gugus untuk pembahasan kurikulum lebih lanjut.
Satuan PAUD yang gurunya sudah dilatih dan memiliki pedoman
bukan berarti sudah mumpuni, tetapi perlu penajaman melalui
praktik baik untuk memantapkan di dalam satuan PAUD mapun saling
membelajarkan di Gugus PAUD.
6. Dilakukanpemantauandanevaluasisertapembinaandanpendampingan
terhadap pelaksanaan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini yang
dilakukan oleh pengawas dan/atau penilik PAUD.
7. Petugas penataan, pembinaan dan/atau pendampingan program harus
dilatih sehingga mereka dapat menjalankan tugasnya sebagai penjamin
mutu dan evaluasi dampak.
Bagaimana Ketentuan Setiap Satuan PAUD dalam Penerapan
Kurikulum PAUD
Satuan PAUD yang menyelenggarakan Kurikulum 2013 diharapkan:
1. Membangun tim pendidik yang kompak dan memiliki satu pemahaman
sama. Untuk hal ini kepala PAUD menjadi pemimpin tim dalam menuju
pencapaian visi misi satuan PAUD.
2. Kepala Satuan PAUD dituntut memahami kurikulum lebih dalam
dibanding pendidik untuk membangun suasana belajar yang berkualitas
tinggi (Murphy & Schiller 1992). Kepala satuan PAUD membutuhkan
pelatihan kurikulum di samping pelatihan perencanaan untuk perbaikan
sekolah, kepemimpinan administratif, kemampuan organisasi,
lingkungan sekolah dan iklim, komunikasi, hubungan masyarakat, dan
pengembangan profesional.
3. Kepala satuan PAUD beserta guru harus memastikan bahwa yang
dipelajari anak bukan hanya dasar membaca, menulis, matematika,
mendengarkan, dan keterampilan berbicara, tetapi juga menguraikan
kemampuan berpikir dan kualitas pribadi yang semua butuhkan untuk
mencapai keberhasilan pendidikan lebih lanjut.
4. Kurikulum disusun berdasar pada Standar PAUD. Kurikulum berbasis
standar tidak hanya mencakup tujuan, dan sasaran standar, tetapi
segala sesuatu yang dilakukan untuk memungkinkan pencapaian hasil
sesuai dengan standar.
5. Kepala satuan PAUD harus berkolaborasi dengan orang tua, anggota
masyarakat, dan semua pemilik kepentingan (stakeholder) untuk
berbagi keahlian, pendapat, dan bantuan mereka dalam menciptakan
kurikulum berdasarkan standar yang tinggi untuk belajar anak.
iiiKURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA
Kata Sambutan
U
ndang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat dua dimensi kurikulum. Dimensi
pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran,
sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mencakup pengembangan pada aspek
struktur kurikulum, proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dan penilaian
yang bersifat autentik. Kurikulum 2013 mengusung pengembangan pembelajaran
konstruktivisme yang lebih bersifat fleksibel dalam pelaksanaan sehingga memberi ruang
pada anak untuk mengembangkan potensi dan bakatnya. Model pendekatan kurikulum
tersebut berlaku dan ditetapkan di seluruh tingkat serta jenjang pendidikan sejak
Pendidikan Anak Usia Dini hingga Pendidikan Menengah. Keajegan model pendekatan
di semua jenjang ditujukan untuk membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan
peserta didik yang lebih konsisten sejak awal sehingga diharapkan peserta didik mampu
berkembang menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sikap beragama,
kreatif, inovatif, dan berdaya saing dalam lingkup yang lebih luas.
Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan
menjadi fundamen bagi penyiapan peserta didik agar lebih siap dalam memasuki jenjang
pendidikan lebih tinggi. Mengantarkan anak usia dini yang siap melanjutkan pendidikan
tidak hanya terbatas pada kemampuan anak membaca, menulis, dan berhitung, tetapi
juga dalam keseluruhan aspek perkembangan. Tanggung jawab ini harus dipikul bersama
antara pemerintah, pengelola dan pendidikan PAUD, orang tua, serta masyarakat.
Untuk menyamakan langkah, khususnya bagi para pelaksana layanan program PAUD,
guna perlu diberikan pedoman, pelatihan, dan acuan-acuan yang dapat dijadikan sebagai
rujukan para pendidik dalam menerapkan kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini di
satuan pendidikannya.
Pencapaian pendidikan yang lebih baik melalui penerapan Kurikulum 2013 PAUD
merupakan suatu keniscayaan jika dilaksanakan bersama-sama oleh seluruh komponen.
Terima kasih.
Jakarta, Oktober 2015
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
dan Pendidikan Masyarakat,
Ir. Harris Iskandar, Ph.D.
NIP 196204291986011001
iv
Kata Pengantar
P
edoman Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
merupakan acuan pelaksanaan kurikulum PAUD 2013 sesuai dengan teori,
filosofi, dan landasan pengembangan kurikulum tersebut yang disertai
dengan contoh-contoh penerapannya.
Pedoman disusun secara sederhana, menarik, ramah, dan aplikatif agar dapat
dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh tenaga pendidik dan kependidikan PAUD
yang kondisi dan potensinya beragam, serta dapat dijadikan rujukan sesuai dengan
kajian-kajian yang melandasinya.
Pedoman implementasi Kurikulum 2013 PAUD ini merupakan contoh yang
memungkinkan penyesuaian lebih lanjut degan kondisi, potensi, dan budaya
setempat. Hal penting dalam Kurikulum 2013 PAUD adalah keterbukaan
dalam menerima perubahan, baik perubahan dalam cara berpikir, kebiasaan,
sikap, maupun cara kerja. Perubahan tersebut akan berimbas pada perubahan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Buku ini sangat terbuka
untuk perbaikan dan penyempurnaan di masa mendatang. Untuk itu, kami
mengundang para pembaca memberikan saran dan masukan untuk perbaikan dan
penyempurnaan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada penyusun, penelaah, penyunting, dan
semua pihak yang telah bekerja keras menyelesaikan pedoman implementasi
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini ini. Semoga Allah SWT senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua dan dapat memberikan
yang terbaik bagi kemajuan pendidikan anak usia dini.
Jakarta, Oktober 2015
Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini,
Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D.
NIP 195804091984022001
Pembinaan Pendidikan Anak Usi
Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D.
NIP 195804091984022001
23KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA
Apa Persyaratan dalam Penerapan
Kurikulum PAUD Indonesia?
Pada bagian ini akan dipaparkan tentang Ketentuan Pemerintah Daerah
dan Setiap Satuan PAUD Dalam Penerapan Kurikulum 2013 PAUD. Pokok-
pokok pikiran yang akan dipaparkan, yaitu:
• Bagaimana Ketentuan Pemerintah Daerah dalam Penerapan Kurikulum
PAUD
• Bagaimana Ketentuan Satuan PAUD dalam Penerapan Kurikulum PAUD
2013?
Kedua pertanyaan di atas merupakan pertanyaan kunci untuk dapat
memaknai Ketentuan Pemerintah Daerah dan Setiap Satuan PAUD Dalam
Penerapan Kurikulum 2013 PAUD. Paparan setiap jawaban dari pertanyaan di
atas dapat disimak berikut ini.
Bagaimana Ketentuan Pemerintah Daerah dalam Penerapan
Kurikulum PAUD
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014
Pasal 7 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 di nyatakan
bahwa “Satuan pendidikan anak usia dini melaksanakan Kurikulum 2013 sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”Sesuai dengan ketentuan
tersebut, berarti satuan PAUD menerapkan Kurikulum 2013 secara bertahap
dan berjenjang.
Pemerintah Daerah diharapkan menunjang pelaksanaan kurikulum PAUD
untuk seluruh satuan PAUD di wilayahnya, dengan ketentuan:
1. Satuan PAUD yang akan melaksanakan Kurikulum 2013 diwajibkan
mengikuti pelatihan implementasi kurikulum yang dilaksanakan, baik
oleh pemerintah maupun biaya individu.
2. Satuan PAUD yang telah dilatih dilengkapi dengan pedoman penerapan
kurikulum untuk memperdalam pemahaman tentang Kurikulum 2013
PAUD dan penerapannya.
3. Kurikulum sebagai acuan minimal yang dapat dikembangkan oleh
satuan PAUD sesuai dengan karakteristik, keunggulan, dan potensi
yang dimilikinya.
22
proses pembelajaran dan mendorong keberhasilan anak di
jenjang pendidikan berikutnya. Satuan PAUD seharusnya
memfasilitasi pelaksanaan program keorangtuaan dalam
berbagai bentuk kegiatan. Program pengasuhan terprogram
menjadi keharusan bila satuan PAUD memberikan layanan
program untuk anak usia 4-6 tahun tetapi jumlah jam
pertemuannya kurang dari 900 menit (15 jam) dalam satu
minggu. Program pengasuhan menggenapkan kekurangan
jam pertemuan belajar dalam satu minggu dilaksanakan
oleh orang tua di rumah. Pengasuhan terprogram disusun
guru bersama orang tua.
Di samping orang tua biologis, Kurikulum PAUD juga melibatkan orang-
orang dewasa yang ada di lingkungan anak. Pendidik bukan satu-
satunya sumber belajar yang memfasilitasi anak belajar, dan kelas bukan
satu-satunya tempat anak belajar. Anak dapat belajar di dalam, di luar,
di kebun dan di semua tempat yang memungkinkan untuk mengenal,
benda, tumbuhan, orang, tempat, atau kejadian. Anak dapat belajar
dari pendidik, orang tua, sumber lain, buku, dan sebagainya.Bahan ajar
dan alat peraga diambil dari lingkungan. Pembelajaran yang demikian
lebih menghargai proses dari pada hasil semata. Untuk pelaksanaan
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik kurikulum PAUD yang
paling utama diperlukan perubahan pola pikir dan pola kerja pendidik.
5. Kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi.
Dalam rangka pembangunan pendidikan,
setiap daerah memerlukan pendidikan
yang sesuai dengan karakteristik daerah.
Kurikulum sebagai jantung pendidikan perlu
dikembangkan dan diimplementasikan secara
kontekstual untuk merespon kebutuhan
daerah dan anak di masa kini dan masa
mendatang. Kurikulum nasional yang
ditetapkan dalam Permendikbud Nomor
146 Tahun 2014 bersifat rujukan yang harus
dikembangkan menjadi kurikulum operasional
oleh satuan pendidikan agar sesuai dengan
kondisi dan kekhasan potensi daerah.
p
je
m
b
m
p
p
m
ja
o
g
Di samping o
‘‘...Satuan PAUD
seharusnya
memfasilitasi
pelaksanaan
program
keorangtuaan
dalam berbagai
bentuk kegiatan...’
se
y
K
d
k
d
m
d
1
d
o
k
‘‘...Kurikulum
sebagai jantung
pendidikan perlu
dikembangkan dan
diimplementasikan
secara kontekstual
untuk merespon
kebutuhan daerah
dan anak di masa
kini dan masa
mendatang...’
vKURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA
Daftar Isi
Kata Sambutan ...................................................................................................... iii
Kata Pengantar ..................................................................................................... iv
Daftar Isi ................................................................................................................ v
Apa yang mendasari pemikiran K 13 PAUD? ....................................................... 1
• Apakah Makna PAUD Dalam Pembangunan Bangsa? ............................. 1
• Ke manakah Arah Pembangunan PAUD Di Indonesia? ............................ 2
• Mengapa PAUD Memerlukan Kurikulum Berkualitas? ............................ 4
• Perlukah Kurikulum Untuk Pendidikan Anak Usia Dini? ......................... 5
• Apa sajakah yang menjadi Landasan Pengembangan Kurikulum PAUD di
Indonesia? ................................................................................................... 8
Bagaimanakah Posisi Kurikulum PAUD dalam Rangka Pendidikan Nasional ... 11
• Bagaimanakah Kedudukan K-13 PAUD dengan Kurikulum Pendidikan di
Level Atasnya? ............................................................................................. 11
• Bagaimanakah Keterkaitan Standar PAUD dan Kurikulum 2013 PAUD?. 13
Bagaimanakah Karakteristik Kurikulum PAUD Indonesia?................................. 15
• Ke manakah Arah Kurikulum PAUD Indonesia? ....................................... 15
• Arah Kurikulum 2013 PAUD? ..................................................................... 16
• Apa sajakah Karakteristik Kurikulum PAUD Indonesia? .......................... 20
Apa Prasyarat dalam Menerapkan Kurikulum PAUD Indonesia? ....................... 23
• Bagaimana Ketentuan Pemerintah Daerah dalam Penerapan Kurikulum
PAUD ............................................................................................................ 23
• Bagaimana Ketentuan Setiap Satuan PAUD dalam Penerapan Kurikulum
PAUD ............................................................................................................ 24
Penutup . ............................................................................................................. 25
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 26
vi
“Sempurnakanlah kurikulumnya, maka
menghasilkan pendidikan yang berkualitas ...”
Ali Nugraha
21KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA
kegiatan yang terpadu dan kontekstual untuk
mewujudkan kematangan selaras dengan lingkup
perkembangan.Satu tema dapat dikembangkan
menjadi subtema, atau sub-subtema dengan
memperhatikan kedalaman, keluasan, ketersediaan
sumber, dan tingkat perkembangan anak.
Pembelajarantematikdisampaikanmelaluiprosedur
pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan
habituasi. Mengacu pada prinsip diversifikasi dalam
pendidikan, tema dalam kurikulum 2013 PAUD
tidak ditetapkan secara sentralistik, tetapi dipilih
dan ditetapkan oleh satuan PAUD disesuaikan
dengan kondisi dan ketersediaan sarana dan
prasarana lembaga PAUD. Pengembangan tema
mempertimbangkan prinsip-prinsip (1) kemenarikan, (2) kedekatan, (3)
kesederhanaan, dan (4) keinsidentalan.
Proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan pembiasaan
dilaksanakan dalam suasana menyenangkan. Bermain dilaksanakan
dalam suasana belajar, sehingga ada kebebasan anak untuk
mengembangkan gagasan, bereksplorasi, tanpa melanggar aturan
bersama.
3. Menggunakan penilaian otentik dalam memantau perkembangan anak
Dalam penerapan kurikulum 2013 PAUD penilaian
menggunakan pendekatan otentik. Penilaian
mengukur kemajuan perkembangan yang dicapai
anak setelah mengikuti program yang dirancang
dalam kurikulum.Penilaian dilaksanakan
secara berkelanjutan untuk mendapatkan data
perkembangan yang dimunculkan anak pada saat
berkegiatanataumelaluikaryayangdihasilkannya.
Hasil penilaian disampaikan berupa laporan
perkembangan yang ditulis secara deskripsi yang
menggambarkan capaian perkembangan anak.
Hasil penilaian digunakan sebagai bahan laporan
kepada orang tua dan sebagai masukan untuk
ditindaklanjuti pada kegiatan selanjutnya.
4. Memberdayakan peran orang tua dalam proses pembelajaran
Kurikulum PAUD menempatkan orang tua sebagai partner dalam
mendidik. Pelibatan orang tua diyakini menjadi bagian penting dalam
“...Pengembangan
tema
mempertimbangkan
prinsip-prinsip
pengembangan
tema (1)
Kemenarikan, (2)
kedekatan, (3)
kesederhanaan, (4)
keinsidentalan...”
“...Hasil penilaian
digunakan sebagai
bahan laporan
kepada orang
tua dan sebagai
masulkan untuk
ditindaklanjuti
pada kegiatan
selanjutnya...”
20
Setiapjenjangpendidikanmengembangkankemampuan
yang sama yaitu kemampuan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang membedakan adalah keseimbangan
komposisi. Secara komposisi pengembangan Kurikulum
2013 PAUD lebih menekankan pada pembentukan sikap.
Karenanya menjadi salah kaprah bila program PAUD
diukur dengan kemampuan akademik atau lebih rinci pada
kemampuan baca – tulis – dan hitung.
Apa sajakah Karakteristik Kurikulum PAUD Indonesia?
Kurikulum pendidikan anak usia dini memiliki karakteristik yang berbeda dengan kurikulum
satuan pendidikan persekolahan. Karakteristik Kurikulum 2013 PAUD adalah:
1. Mengoptimalkan perkembangan anak
Perkembangan anak meliputi aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif,
bahasa, sosial emosional, dan seni distimulasi secara seimbang agar seluruhnya
mencapai perkembangan yang optimal. Perkembangan teroptimalkan bila
kebutuhan anak terpenuhi secara utuh Kurikulum harus mendukung
terlaksananya layanan holistik-integratif dengan memadukan
layanan pendidikan, gizi, kesehatan, pengasuhan, perlindungan, dan
kesejahteraan anak.
Penerapan Kurikulum 2013 PAUD diawali dengan melakukan Deteksi Dini
Tumbuh Kembang (DDTK). Deteksi dini diperlukan untuk mengetahui
apakah seorang anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya.
Hasil deteksi dini tumbuh kembang seorang anak menjadi dasar
untuk memberikan stimulasi dan intervensi yang tepat sesuai dengan
perkembangannya. Stimulasi dan intervensi tersebut dituangkan ke dalam
program-program kegiatan untuk menunjang kemajuan perkembangan
anak. Pelaksanaannya dilakukan bekerja sama dengan layanan kesehatan
dasar di Posyandu atau tempat layanan kesehatan lainnya.
Hal penting lainnya bahwa Kurikulum PAUD bersifat inklusi dalam arti
menghargai keberagaman kemampuan anak, baik secara fisik maupun
mental tanpa harus membandingkan satu dengan lainnya. Terkait
dengan pemahaman tersebut penerapan kurikulum bersifat individual
disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak walaupun penyusunan rencana
pembelajarannya disusun untuk kelompok.
2. Menggunakanpembelajarantematikdenganpendekatansaintifikdalampemberian
rangsangan pendidikan
Dalam model pembelajaran tematik mengakomodasi pengenalan konten nilai
agama dan moral, alam, kehidupan, manusia, budaya, dan simbol melalui
y
k
k
2
K
d
k
“...Secara komposisi
pengembangan
Kurikulum 2013
PAUD lebih
menekankan pada
pembentukan
sikap...”
k
te
la
k
P
T
a
H
u
p
p
a
d
H
m
m
d
di ik
“...Kurikulum
harus mendukung
terlaksananya
layanan holistik-
integratif dengan
memadukan
layanan
pendidikan,
gizi, kesehatan,
pengasuhan,
perlindungan, dan
kesejahteraan
anak...”
1KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA
Apa yang Mendasari
Pemikiran K 13 PAUD?
Pada bagian ini akan dipaparkan beberapa hal yang menjadi dasar
pemikiran lahirnya. Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia.
Pokok-pokok pikiran yang akan dipaparkan yaitu:
• Apakah Makna PAUD dalam Pembangunan Bangsa?
• Kemanakah Arah Pembangunan
PAUD di Indonesia?
• Mengapa PAUD Memerlukan
Kurikulum Berkualitas?
• Apa sajakah yang menjadi Landasan
Pengembangan Kurikulum PAUD di
Indonesia?
Semuapertanyaandiatasmerupakan
pertanyaan kunci yang mendorong
lahirnya Kurikulum 2013 PAUD di
indonesia. Paparan setiap jawaban dari
pertanyaan di atas dapat disimak di
penjelasan berikut.
Apakah Makna PAUD Dalam Pembangunan Bangsa?
Pendidikan Anak Usia Dini, yang selanjutnya disingkat PAUD, merupakan suatu
upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Beberapa
komponen yang dapat dijabarkan dari rumusan tersebut di atas, yakni:
• PAUD berisi program pembinaan berupa kegiatan pendidikan.
• Sasaran PAUD adalah anak usia 0-6 tahun
• Program PAUD untuk mengembangkan seluruh potensi anak yang
mencakup lingkup perkembangan nilai agama dan moral, fisik motorik,
kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni.
• Tujuan program PAUD adalah agar anak memiliki kesiapan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
2
Pendidikan anak usia dini di Indonesia memiliki kekhasan
dibanding dengan yang diterapkan di berbagai negara.
Kekhasan tersebut pada: (1) cakupan rentang usia,
sasaran anak usia dini di Indonesia dari 0 – 6 tahun,
sedangkan di berbegai negara mencapai usia 8 tahun; (2)
program layanan anak usia dini di Indonesia terdiri atas
Taman Kanak-Kanak (untuk anak 4-6 tahun), Kelompok
Bermain (prioritas anak usia 2-4 tahun), Taman Penitipan
Anak (prioritas usia 0-6 tahun), dan Satuan PAUD
Sejenis (anak 0-6 tahun); (3) jalur pendidikan. Taman
Kanak-Kanak masuk dalam jalur pendidikan formal,
sedangkan Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak,
dan Satuan PAUD Sejenis masuk dalam jalur pendidikan
non formal. Kekhasan tersebut menjadikan PAUD di
Indonesia spesifik dalam penyelenggaraannya karena
setiap program layanan memiliki kekhasan masing-
masing. Namun demikian semua program layanan PAUD
memiliki tujuan yang sama yakni mengembangkan seluruh potensi anak yang mencakup
aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, serta seni
untuk mencapai kesiapan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan anak usia dini merupakan dasar yang memberi pengaruh nyata pada
keberhasilan di jenjang pendidikan di atasnya. Oleh karena itu, pendidikan anak usia dini
dikembangkan dengan berdasar landasan keilmuan, landasan yurudis, sosial, budaya, dan
pedagogis baik secara teoretis maupun empiris.
Kemanakah Arah Pembangunan PAUD di Indonesia?
Pendidikan anak usia dini termuat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 28. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah
memiliki arah pembangunan PAUD 2011
– 2045 yang dibagi dalam 5 tahap yakni:
(1) tahap perluasan layanan dari tahun
2002 – 2011 tahun, (2) tahap pemantapan
mutu dari tahun 2011 – 2015, (3) tahap
standarisasi mutu nasional dari tahun
2015 – 2025 tahun, (4) tahap standar
mutu internasional tahun 2025 – 2035,
dan (5) tahap layanan paripurna tahun
2035 - 2045. Dengan arah pembangunan
jangka panjang demikian diharapkan
tahun 2045 di saat Indonesia mencapai
d
s
s
T
A
S
s
d
s
19KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA
pertanyaan-pertanyaan yang muncul sebelumnya. Proses menalar merupakan bagian
penting dalam rangka membangun pengetahuan baru yang dihubungkan dengan
pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya. Hasil proses menalar anak memiliki
pemahaman baru tentang suatu konsep. Tahap berikutnya (5) mengomunikasikan
gagasan dan pemahaman tentang pengetahuan tentang konsep baru yang dituangkan
ke dalam berbagai hasil karya berupa lisan, seni, balok, dan lainnya.
Gambar 10 Proses pendekatan saintifik
Mengamati MengomunikasikanMencari
InformasiMenanya MenalarMM MMMMMMM MM1 532 4
Dapat disimpulkan secara sederhana bahwa Kurikulum 2013 PAUD
mengembangkan kemampuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
sebagai satu komponen yang saling terkait dan tidak dapat terpisahkan.
Setiap subkomponen tersebut memiliki fokus arahan dan bila disatukan
membangun kompetensi lulusan PAUD yang memiliki kesiapan
mengikuti pendidikan lebih lanjut. Pembentukan sikap diarahkan
membangun kemampuan fungsi eksekutif (executive function) yang
ditenggarai dengan (1) kemampuan memori kerja otak dalam mengatur
k e m a m p u a n
mempertahankan
dan mengelola
informasi berbeda
dalam waktu
singkat. (2)
fleksibilitas mental yang membantu
mempertahankan respons dari
tuntutan yang berbeda dalam waktu
singkat. (3) kontrol diri dalam hal
menentuan prioritas and menolak
tindakan/respons yang menarik.
Pembentukan pengetahuan
konseptual untuk membangun
kemampuan kreatif dengan
menggunakan cara berpikir
tinggi (higher order thinking).
Pengembangan keterampilan berpikir
runut prosedural yang diterapkan
baik melalui pembiasaan (habituasi)
maupun pendekatan saintifik (saintific
approach).
yang membantu
“...kurikulum
2013 PAUD
mengembangkan
kemampuan sikap,
pengetahuan dan
keterampilan sebagai
satu komponen
yang saling terkait
dan tidak dapat di
pisahkan...”
Sikap
Climber
Berpikir
Runut
(Prosedural)
Berpikir
Tingkat Tinggi
(Konseptual)
PAUD
Kreativitas
Fungsi Eksekutif
Berpikirsaintifik
Gambar 11
ARAH KUALITAS SIKAP PENGETAHUAN DAN
KETERAMPILAN ANAK CAPAIAN PAUD
18
Kemampuan keterampilan dikembangkan untuk mendukung
kemampuan sikap dan kemampuan pengetahuan. Keterampil an
untuk mendukung kemampuan sikap diterapkan melalui proses
pembiasaan yang diawali dengan mengenalkan suatu sikap yang akan
dibangun agar anak: (1) mengetahui hal-hal yang baik (knowing the
good), kemudian anak diajak untuk (2) memikirkan apa untungnya
jika sikap baik tersebut diterapkan dan kerugian bila sikap baik
tersebut ditinggalkan (thinking the good), langkah berikutnya anak
diajak (3) merasakan manfaat bila perilaku baik itu diterapkan
(feeling the good), dan guru bersama anak (4) melakukan perilaku
yang baik (acting the good.) sebagai contoh baik, dan akhirnya anak
(5) dibiasakan untuk menerapkan sikap baik dalam setiap kesempatan
(habituating the good).
Gambar 9.
PROSES PEMBIASAAN (HABITUASI) SIKAP PADA ANAK
Mengetahui
hal-hal yang baik
(Knowing the
good)
Memikirkan hal
baik (Thinking the
good)
Merasakan hal baik
(Feeling the good)
Melakukan hal baik
(Acting the good)
Membiasakan hal
baik (Habituating
the good)
Kemampuan keterampilan untuk mendukung pengetahuan diterapkan melalui proses
saintifik. Proses saintifik atau dalam kurikulum ini sering disebut pendekatan saintifik
yang bertujuan untuk membangun pola berpikir yang sistematis dengan rangkaian proses
yang saling berkesinambungan dari yang paling konkrit berkembang menjadi karya nyata
sebagai hasil olah pikir tingkat tinggi. Keterampilan berpikir
saintifik diterapkan dalam proses pembelajaran yang dimulai
dengan: (1) mengamati dengan menggunakan seluruh alat indera
sehingga merasakan sensasi yang ditimbulkan dari benda tersebut
kemampuan berpikir, (2) menanya sebagai proses memberi ruang
kepada anak untuk menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap benda
yang diamatinya. Rasa ingin tahu sebagai pendorong bagi anak
untuk melakukan langkah berikutnya, yaitu (3) mengumpulkan
informasi sebagai cara untuk menjawab rasa keingintahuannya.
Proses pengumpulan informasi dilakukan dengan melibatkan
seluruh sumber belajar yang ada di lingkungan, tidak hanya terbatas
dari guru, tetapi dapat dari buku, internet, orang tua, pelaksana
profesi, dan sebagainya. Langkah selanjutnya adalah (4) menalar,
yakni mengolah informasi yang sudah terkumpul untuk menjawab
K
k
u
p
d
g
ji
te
d
(f
y
(5
(h
“...keterampilan
untuk mendukung
kemampuan sikap
di terapkan melalui
proses pembiasaan
(habituasi) yang
di awali dengan
mengenalkan suatu
sikap yang akan di
bangun...”
y g g
se
sa
d
se
k
k
y
u
in
P
se
d
p
y
“...proses saintifik atau
dalam kurikulum ini
sering disebut sebagai
pendekatan saintifik
bertujuan untuk
membangun pola
fikir yang sistematis
dengan rangkaian
proses yang saling
berkesinambungan. ...”
3KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA
usia kemerdekaan ke-100 tahun, anak Indonesia tumbuh dan berkembang menjadi manusia
yang cerdas komprehensif.
Tahun 2015 memasuki tahap kedua yakni pemantapan mutu PAUD sebagai persiapan dasar
pembentukan sumber daya manusia berkualitas. Di tahap kedua pembangunan PAUD telah
banyak yang dipersiapkan di antaranya adalah implementasi kurikulum 2013 Pendidikan
Anak Usia Dini.
Program pembinaan haruslah dirancang, direncanakan, untuk diterapkan dengan teliti
sesuai dengan karakteristik anak. Program pembinaan tersebut dituangkan menjadi
kurikulum.
Kurikulum memandu pendidik dan tenaga kependidikan dalam memfasilitasi program
pendidikan berkualitas yang mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Kurikulum
PAUD harus mampu memberikan kontribusi kepada anak untuk mengembangkan seluruh
potensinya sehingga memiliki kemampuan yang berharga dalam mencapai keberhasilan
di jenjang pendidikan berikutnya. Kurikulum menjadi panduan dalam penyiapan sumber
daya manusia berkualitas di masa datang yang dapat mengisi kebutuhan tenaga terdidik
yang terampil sesuai dengan perkembangan pengetahuan, teknologi, dan pembangunan.
Kurikulum bukanlah program yang bersifat statis, berlaku sepanjang waktu. Perubahan
kurikulum dimungkinkan dengan didasarkan pada kepentingan besar yang ingin dicapai
oleh suatu bangsa.
PAUD
Standar Mutu
Nasional
Pemantapan
Mutu
2011 2015 2025 2035 2045
Fundamental SDM
Berkualitas
SDM Andal
SDM Berdaya
Saing Global
Insan Cerdas
Komprehensif
2011: Gerakan Nasional PAUD
(Paudisasi)
KADO 100 TAHUN
INDONESIA
MERDEKA
ANAK
INDONESIA
HARAPAN
ARAH PEMBANGUNAN PAUD 2011 - 2045
Layanan
Paripurna
Standar Mutu
Internasional
Gambar 1
4
Mengapa PAUD Memerlukan Kurikulum Berkualitas?
Pertanyaan yang banyak diajukan oleh masyarakat adalah “mengapa
kurikulum harus berubah?” Seperti yang diungkapkan pada bagian
terdahulu bahwa kurikulum tidak bersifat statis. Kurikulum dipandang
sebagai inti yang menggerakkan dan mengarahkan proses pendidikan.
Kurikulum harus dapat mengembangkan potensi peserta didik menjadi
kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam kelanjutan pendidikan
dan kehidupannya. Kurikulum harus memiliki jangkauan yang lebih luas
dan jauh. Kurikulum harus menyiapkan anak untuk masa depan bukan
hanya untuk masa kini. Masa kini tentu akan berbeda dengan masa lalu
dan masa depan karena dunia selalu berubah. Kurikulum harus responsif
terhadap kebutuhan dunia yang selalu berubah.
Kurikulum yang responsif berarti kurikulum yang menyadari kondisi saat
ini dan memahami kondisi yang diharapkan di masa depan. Setidaknya
ada tiga kondisi yang memberikan alasan mengapa kurikulum berubah, yaitu: (1) perubahan
kondisi dan kebutuhan dunia yang semakin kompleks menuntut sumber daya manusia yang
responsif terhadap segala perubahan dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi;
(2) globalisasi di bidang ekonomi berakibat batasan antarnegara semakin longgar, dalam
pemenuhanketenagakerjaan.Olehkarenaitu,kurikulumharusmampumembangunkeluaran
pendidikan menjadi sumber daya pembangunan yang memiliki kemampuan yang kompetitif,
sikap kreatif, dan adversity yang tinggi; (3) pesatnya perkembangan sain dan teknologi
sehingga dunia tanpa batas, dan semua mengetahui semua dan yang kuat mempengaruhi
yang kurang kuat. Untuk itu, kurikulum pendidikan harus mampu membangun sikap dan
karakter kuat dari peserta didik agar tetap menjaga jati diri, kehormatan keluarga, dan
kebanggaan bangsa tanpa harus merasa tertinggal dari negara lain; (4) Di bidang demografi,
Indonesia berada dalam posisi sangat menguntungkan dengan komposisi kurva usia muda,
artinya jumlah penduduk usia 0-9 tahun untuk tahun 2014 sebesar 47,2 juta atau 18,72%
(sumber BPS). Komposisi penduduk seperti ini menguntungkan bila sejak usia dini mereka
dididik secara tepat dengan pola pendidikan yang berkualitas, sebaliknya akan menjadi
petaka bila kurang disiapkan dengan baik karena kelak akan menjadi beban pembangunan.
P
k
te
se
K
k
d
d
h
d
tte
K
iin
Kurikulum
sebagai
inti yang
menggerakan
dan
mengarahkan
proses
pendidikan
17KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA
Kemampuan sikap meliputi sikap spiritual dan sikap sosial. Kedua sikap ini membangun
kesadaran anak bahwa dirinya adalah makhluk ciptaan Tuhan, seorang individu yang
memiliki kemampuan untuk pengembangan diri, dan bagian dari kelompok sosialnya.
Pengembangan kemampuan sikap dilaksanakan melalui pembiasaan yang dilakukan secara
terus menerus sehingga muncul sikap dari menerima, merespons, memahami, menerapkan,
hingga akhirnya menjadi perilaku yang membentuk karakter tangguh sebagai penentu
masa depan.
Gambar 7 Pengembangan Kemampuan Sikap
Menerima Merespons Memahami Menerapkan Berperilaku
Menciptakan
Mengevaluasi
Menganalisis
Menerapkan
Mengingat
Pengembangan kemampuan pengetahuan dilakukan dengan mengenalkan konsep-
konsep tentang diri dan lingkungannya, baik lingkungan mikro, messo, maupun makro.
Merujuk pada tahap kognitif yang dikemukakan Bloom, proses pengenalan konsep dimulai
dengan mengenal atau mengingat konsep – memahami – menerapkan – menganalisa –
mengevaluasi–hinggamenciptakandarisebuahkonsepmenjadihasilkaryayangbermakna.
Proses pengembangan kemampuan tersebut disesuaikan dengan tahap perkembangan
berpikirnya anak usia dini yang masih berada di tahap berfikir pra-operasional.
Gambar 8. Piramida Bloom
16
Dari paparan ciri dan lingkup kurikulum, jelas bahwa kurikulum
bukan hanya dokumen yang berisi rencana pembelajaran
sesuai dengan perkembangan anak, tetapi juga mencakup
tujuan, konsep-konsep yang dikenalkan untuk memperluas
pengalaman belajar anak, proses yang dilakukan untuk
membangun pengalaman bermakna, penilaian sebagai kendali
mutu untuk melihat ketercapaian tujuan, keterlibatan guru,
orang tua, dan masyarakat yang mendukung dan memastikan
kesesuaian kurikulum dengan agama, nilai moral, sosial, dan
budaya setempat.
Ciri kurikulum yang baik tentu bukan hanya untuk kalangan
pendidik anggota NAECY, tetapi berlaku universal yang berarti
juga sebagai ciri umum dari sebuah kurikulum pendidikan
anak usia dini yang berkualitas.
Arah Kurikulum 2013 PAUD
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan untuk
mendorong berkembangnya potensi anak agar memiliki
kesiapan untuk menempuh pendidikan selanjutnya. Memaknai kesiapan menempuh
pendidikan selanjutnya mencakup kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk
menunjang keberhasilan anak dalam mengikuti pendidikan di jenjang lebih tinggi.
Kemampuan yang dimaksud terdiri atas kemampuan sikap, kemampuan pengetahuan,
dan kemampuan keterampilan.
Gambar 6 Pembentukan sikap Krathwolh
Mendorong perkembangan optimal potensi peserta didik
Pengalaman belajar bermakna
Memiliki kesiapan menempuh jenjang
Sikap
Spiritual
Sikap
Sosial
Pengetahuan Keterampilan
D
b
se
tu
p
m
m
o
k
b
C
p
ju
a
AAA
K
m
kesiapan untuk menempuh
“...kurikulum bukan
haya dokumen
yang berisi rencana
pembelajaran
sesuai
perkembangan
anak; tetapi juga
menccakup tujuan,
konsep-konsep
yang di kenalkan
untuk memperluas
pengalaman belajar
anak...”
5KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA
Gambar (1)
Kompeten
SDM Usia
Produktif
Melimpah
- Kurikulum
- PTK
- Sarpras
- Pembiayaan
- PengelolaanTidak
Kompeten
Transformasi
Modal
Pembangunan
Beban
Pembangunan
UNESCO menggambarkan posisi penerapan PAUD di Indonesia diantara negara-
negara lain di dunia. Angka partisipasi PAUD di Indonesia berada pada urutan
ke-45 dari 45 negara. Sementara itu kualitas PAUD di Indonesia
menduduki peringkat ke 44 setingkat di atas India. Rendahnya
layanan PAUD di Indonesia memberi kontribusi besar terhadap
posisi hasil belajar pada jenjang pendidikan selanjutnya.
Berdasarkan hasil PISA (Programme for International Student
Assessment) 2012, kemampuan anak Indonesia usia 15 tahun
di bidang matematika, sains, dan membaca masih rendah
dibandingkan dengan anak-anak lain di dunia. Hasil PISA
2012,Indonesiaberadadiperingkatke-64dari65negarayang
berpartisipasi dalam tes. Rata-rata skor matematika anak-
anak Indonesia 375, rata-rata skor membaca 396, dan rata-
rata skor untuk sains 382. Padahal, rata-rata skor OECD (the
Organization for Economic Cooperation and Development)
secara berurutan adalah 494, 496, dan 501. Analisa yang
menarik dari kajian terhadap hasil tersebut dikarenakan
proses pendidikan kurang mendorong kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Proses pendidikan di Indonesia masih kental
pada tahap berpikir tingkat awal (mengingat/menghafal,
memahami, dan menerapkan), belum mendorong anak
mencapai kemampuan analisis, evaluatif, dan kreatif.
Kondisi-kondisi tersebut harus diatasi, mengingat eksistensi
dan perkembangan suatu bangsa terletak pada kualitas
bangsanya bukan tergantung pada sumber daya alam. Sumber daya manusia
yang dibutuhkan untuk menjawab tantangan di abad 21 adalah manusia
SDM yang
di butuhkan
adalah manusia
yang memiliki
keterampilan
dalam kehidupan
dan karir,
keterampilan
dalam belajar...
yang ditunjang
dengan
kemampuan
kretif, berfikir
kritis, dan
berkarakter.
6
yang memiliki keterampilan dalam kehidupan dan karir,
keterampilan dalam belajar yang mencakup 4 C, yakni:
critical thinking, communication, collaboration, creativity, dan
keterampilan menguasai teknologi, informasi, dan media.
Hal penting yang harus dipahami bersama bahwa memiliki
pengetahuan semata tidak atau kurang mampu membantu
eksistensi seseorang bila tidak ditunjang dengan kemampuan
kreatif, berpikir kritis, dan berkarakter.
Kajian kondisi yang didukung data empirik tersebut mendorong
perlunya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia sejak usia
dini, secara menyeluruh dan tersistematis, mulai dari peninjauan
ulang kurikulum untuk semua jenjang pendidikan, peningkatan
kualitas pendidik dan tenaga kependidikan serta peningkatan
kualitas standar lainnya.
Perlukah Kurikulum Untuk Pendidikan Anak Usia Dini?
Usia dini merupakan tahapan kehidupan penting dalam
pertumbuhan fisik, perkembangan intelektual, emosional
dan sosial anak. Pertumbuhan kemampuan mental dan fisik
mengalami kemajuan yang sangat cepat sejak lahir sampai
usia enam tahun. Para ahli neurosain berpendapat bahwa masa
pembentukan jaringan sel otak terjadi sangat cepat di masa usia
ini. Jaringan tersebut menghubungkan antarsel neuron yang sudah
dibekali Tuhan sebagai modal dasar kecerdasan.
Gambar 2
PERKEMBANGAN JARINGAN OTAK MANUSIA
Fungsi kognitif yang lebih tinggi
Pendengaran
& penglihatan
Bahasa
Bulan
Konsepsi
Lahir
MasukSD
TamatSLTA
Bulan
Usia
Tahun Dekade
Human brain development
Neurogenesis in the hippocampus
Adult levels of synapses
6-24 prenatal days
-9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1617 18 19 20 30 40 50 60 702 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Neurulation
Sumber: Sally Gantham-Mcgregor, et al, Child Development in Developing Countries 1, The Lancet, Reprint, p 61, Vol
369, UK: Williams Press, 2007
Higher cognetive functions
(Prefrontal cortex)
Receptive la
nguage/speech
production
(Angular
gyrus/Broca’sarea
)
Seeing/hearing
(
Visual cortex/auditory cortex)
(Prefrontal cortex)
Myelination
Synaptogenesis
(-3 mounths to 15-18 years)
(-3 mounths to 5-10 years)
Cell migration
(6-24 prenatal
weeks)
Experience-dependent synapse formation
K
p
d
u
k
k
PP
U
p
d
m
u
p
in
d
...sangatlah penting
bila pengalaman
belajar bermakna
dan berkualitas
untuk anak usia
dini di rencanakan,
di terapkan secara
seksama dan
komprehensif...
agar mencapai
tujuan sesuai yang
diharapkan...
15KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA
Bagaimanakah Karakteristik
Kurikulum PAUD Indonesia?
Pada bagian ini akan dipaparkan tentang arah dan karakteristik Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia. Pokok-pokok pikiran yang akan dipaparkan, yaitu:
• Ke manakah arah Kurikulum PAUD Indonesia?
• Apa sajakah Karakteristik Kurikulum PAUD Indonesia?
Kedua pertanyaan di atas merupakan pertanyaan kunci untuk dapat memaknai arah
dan karakteristik Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia. Paparan setiap
jawaban dari pertanyaan di atas dapat disimak berikut ini.
Ke manakah Arah Kurikulum PAUD Indonesia?
Asosiasi nasional untuk anak usia dini di Amerika yang lebih dikenal dengan nama National
Asociation Early Child Years (NAECY) memberi batasan lingkup kurikulum sebagai berikut:
1. Kurikulum berisi materi yang dipelajari anak
2. Kurikulum adalah proses yang diikuti oleh anak mencapai tujuan yang ditetapkan
3. Kurikulum berisi dukungan guru kepada anak untuk mencapai tujuan
4. Kurikulum perpaduan ketika proses belajar dan mengajar terjadi
Lebih lanjut NAECY menjabarkan ciri-ciri kurikulum PAUD yang baik adalah sebagai berikut:
1. Direncanakan dengan sangat hati-hati
2. Menarik
3. Melibatkan banyak pihak
4. Sesuai dengan perkembangan anak
5. Menghargai budaya dan bahasa yang digunakan anak
6. Menyeluruh, mencakup seluruh aspek perkembangan
7. Mengarahkan pada capaian keluaran yang positif untuk semua anak
8. Dikembangkan berdasarkan atas hasil penelitian
9. Menekankan pada keterlibatan guru dan anak secara aktif
10. Memperhatikan pada aspek sosial dan keterampilan memenuhi aturan
11. Menerapkan cara penilaian mutu, efektivitas guru, dan anak
12. Anak melakukan secara aktif
13. Pembelajaran konsep mengarahkan anak untuk memahami dan menguasai
pengetahuan dan keterampilan dasar
14. Menekankan pada pembelajaran yang bermakna dan berkesesuaian
14
7. Standar Pengelolaan adalah kriteria tentang perencanaan, pelaksanaan,
dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan atau
program PAUD.
8. Standar Pembiayaan adalah kriteria tentang komponen dan besaran
biaya personal serta operasional pada satuan atau program PAUD.
Fungsi dan kedudukan Standar PAUD dijelaskan dalam Permendikbud No.
137/2014 Pasal 4, dan Pasal 5, sebagai berikut:
1. Menjamin mutu pendidikan anak usia dini,
2. Landasan dalam melakukan stimulan pendidikan dalam membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani sesuai dengan
tingkat pencapaian perkembangan anak,
3. Mengoptimalkan perkembangan anak secara holistik dan integratif,
4. Mempersiapkan pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
anak, dan
5. Acuan yang dipergunakan dalam pengembangan kurikulum PAUD.
MerujukpadakedudukanStandarPAUDsebagaiacuandalampengembangan
kurikulum 2013 PAUD, ketentuan dalam kurikulum merupakan penjabaran
dari standar, tidak ada pertentangan pada keduanya. Dan keterkaitan antara
standar dan kurikulum PAUD dapat disimak pada gambar di bawah ini :
Gambar 6
HUBUNGAN STANDAR DENGAN PENGEMBANGAN
KURIKULUM 2013 PAUD
• STTPA
• Isi
• Proses
• Penilaian
• STTPA
• Isi
• Proses
• Penilaian
• KL dan KD
• Program Pengembangan
• Pembiasaan dan Pendekatan
Saintifik
• Otentik
Standar Standar
Kurikulum
7KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA
Semakin banyak jaringan antarsel neuron terbentuk maka kapasitas otak anak semakin baik.
Jaringan antarsel terbentuk sebagai proses belajar anak. Dapat dipastikan proses belajar yang
terencana dengan baik memberikan pengalaman belajar yang berkualitas tinggi. Pengalaman
belajar awal yang positif membantu, perkembangan sosial dan emosional intelektual anak
dan menjadi dasar yang kuat untuk keberhasilan sekolah nanti. Penelitian terkini tentang
pembentukan fungsi eksekutif (executive function) yang dilakukan Harvard University di tahun
2011 menyatakan bahwa kecerdasan yang dibentuk melalui jaringan (wiring) sel neuron di
usia dini, tetapi pembentukan kemampuan pengendalian diri juga diawali di usia 4 – 6 tahun.
Gambar 3
Kemampuan dalam kerja memori, fleksibilitas mental, dan pengaturan diri
PerkembanganFungsiEksekutif
0
1
2
3
4
5
6
6-8
9-10
12-15
20-24
25-29
30-35
40-49
50-60
70-75
76-80
81-85
65-59
Usia
Center on the Developing Child, Harvard University (2011). Building the Brain ‘ATC) System: How Early Experiences
Shape the Development of Executive Function.
Merujuk pada pengertian kurikulum sebagaimana yang
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa “Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu”, berarti sangatlah penting bila
pengalaman belajar bermakna dan berkualitas untuk anak usia
dini direncanakan, diterapkan secara saksama dan komprehensif
agar mencapai tujuan yang diharapkan.
Kurikulum PAUD memuat tujuan, hasil belajar,
proses, konten yang sesuai dengan tingkat
perkembangan anak untuk membangun pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang diperlukan untuk mendukung kesiapan anak belajar di
jenjang pendidikan yang lebih lanjut. Kurikulum PAUD memberi arah
pada proses stimulasi yang dilaksanakan secara cermat, hati-hati, sesuai
dengan karakteristik anak dan dinilai secara komprehensif dari data yang
otentik. Proses stimulasi yang tidak direncanakan tidak akan mampu
K
p
p
d
je
p
d
o
etahuan keterampilan
“ ... Kurikulum
PAUD memberi
arah pada proses
stimulasi yang di
laksanakan secara
cermat, hati-hati
sesuai karakter
anak...”
8
mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, penting bagi setiap satuan
pendidikan anak usia dini memiliki dan mengembangkan kurikulum di tingkat
satuan pendidikan (KTSP).
Apa sajakah yang menjadi Landasan Pengembangan Kurikulum
PAUD di Indonesia?
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan berlandaskan
pada berbagai kajian, baik secara teoretis, empiris, yuridis, maupun sosial budaya.
Intisari dari beberapa kajian tersebut, sebagai berikut:
Gambar 4
LANDASAN PENGEMBANGAN K-13 PAUD
FILOSOFIS
YURIDIS
PSIKOPEDAGOGIS
LANDASAN KUR
2013 PAUD
SOSIOLOGIS
TEORITIS
1. Landasan Filosofis, bahwa kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan:
a. berakar pada budaya bangsa yang beragam
b. peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif dan peduli.
c. proses pendidikan memerlukan keteladanan, pengayoman yang dilakukan
secara terus menerus
d. kegiatan pembelajaran dilakukan melalui bermain.
2. Landasan Sosiologis, bahwa kurikulum dituntut untuk:
a. sesuai dengan tuntutan (harapan) dan norma yang berlaku di masyarakat
b. bersifat inklusif untuk membentuk sikap saling menghargai dan
memberlakukan semua anak setara, bebas dari diskriminasi dalam bentuk
apa pun.
3. Landasan Teoretis
a. Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan
mengacu pada teori pendidikan berbasis standar dan kurikulum berbasis
kompetensi.
13KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA
kemampuan akademik yang harus dikuasi anak. Keberhasilan kurikulum PAUD
ditandai dengan pencapaian kematangan tahap perkembangan sesuai dengan
kelompok usia anak tanpa label pintar – tidak pintar, atau lulus – tidak lulus.
Bagaimanakah Keterkaitan Standar PAUD dan Kurikulum 2013 PAUD?
Tahun 2014 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 tahun 2014 tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian standar adalah ukuran tertentu
yang dijadikan sebagai patokan. Dengan demikian standar menetapkan persyaratan
formal yang menciptakan kriteria, metode, proses, dan teknis seragam yang harus
dipenuhi. Merujuk pada pengertian tersebut standar PAUD berisi ukuran-ukuran
atau patokan-patokan yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan PAUD.
Standar PAUD terdiri atas delapan standar, yaitu; (1) Standar Tingkat Pencapaian
Perkembangan Anak (STPPA), (2) Standar Isi, (3) Standar Proses, (4) Standar Penilaian,
(5) Standar Pendidik dan Kependidikan, (6) Standar Pengelolaan, (7) Standar Sarana
dan Prasarana, dan (8) Standar Pembiayaan.
Dalam Pasal 1 Bab I Ketentuan Umum Permendikbud No. 137 tahun 2014 ditetapkan
pengertian Standar sebagai berikut:
1. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) adalah kriteria
tentang kemampuan yang dicapai anak pada seluruh aspek perkembangan
dan pertumbuhan, mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik,
kognitif, bahasa, sosial-emosional, serta seni (Pasal 1 (2) Permendikbud nomor
137/2013).
2. Standar Isi adalah kriteria tentang lingkup materi dan kompetensi menuju
tingkat pencapaian perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak.
3. Standar Proses adalah kriteria tentang pelaksanaan pembelajaran pada
satuan atau program PAUD dalam rangka membantu pemenuhan tingkat
pencapaian perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak.
4. Standar Penilaian adalah kriteria tentang penilaian proses dan hasil
pembelajaran dalam rangka mengetahui tingkat pencapaian yang sesuai
dengan tingkat usia anak.
5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria tentang kualifikasi
akademik dan kompetensi yang dipersyaratkan bagi pendidik dan tenaga
kependidikan PAUD.
6. Standar Sarana dan Prasarana adalah kriteria tentang persyaratan pendukung
penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini secara holistik
dan integratif yang memanfaatkan potensi lokal.
12
Gambar 5
KETERKAITAN KURIKULUM
ANTAR TINGKAT/JENJANG PENDIDIKAN
STRUKTUR
KURIKULUM
STANDAR
KOMPETENSI
LULUSAN
Pengembangan
kepribadian
Muatan umum : nasional, lokal
Program kecakapan hidup
Pemerintah
Provinsi
Kab/kota
Satuan pend
Mulok dikmen
Mulok dikdas
Mulok, KTSP, RPP dan KBM
Muatan umum : nasional, lokal
Peminatan akademik
Peminatan kejuruan
Peminatan lintas minat/penalaman
minat
Kurikulum satuan/program pendidikan
Kurikulum mata pelajaran
Pedoman implementasi
Buku Teks Pelajaran
Buku Panduan Guru
PAUD
DIKNAS
DIKMEN
PNF
SIKAP KETERAMPILAN
PENGELOLA
KURIKULUM
Kompetensi inti
Kompetensi Dasar
PENGETAHUAN
Dari gambar (5) di atas kita dapat melihat bahwa Kurikulum
2013 dilaksanakan pada seluruh jenjang pendidikan, dari
jenjang PAUD, SD, SMP, SMA hingga SMK, termasuk untuk
Pendidikan Nonformal. Struktur kurikulum di semua jenjang
berisi kompetensi inti dan kompetensi dasar.Kompetensi
inti dan kompetensi dasar mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum nasional yang bersifat
terbuka artinya memberi peluang kepada daerah dan satuan
pendidikan untuk memperkaya kurikulum sesuai dengan
karakteristik daerah atau satuannya. Provinsi berkewenangan
mengembangkan muatan lokal untuk kurikulum pendidikan
menengah.Kabupaten/kotaberkewenanganmengembangkan
muatan lokal untuk kurikulum SD dan SMP, sedangkan
satuan pendidikan termasuk satuan PAUD mengembangkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kekhasan kurikulum di tiap jenjang terdapat pada konten.
Konten kurikulum PAUD dikenalkan untuk membangun
pengalaman belajar, tidak menitikberatkan pada pencapaian
P
b
in
p
K
te
p
k
m
m
m
sa
K
K
K
p
“...Kurikulum
2013 merupakan
kurikulum Nasional
bersifat terbuka,
artinya memberi
peluang kepada
daerah dan satuan
pendidikan untuk
memperkaya
sesuai dengan
karakteristik daerah
dan satuannya...”
9KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA
b. Pendidikan berbasis standar berarti bahwa Kurikulum 2013 PAUD mengacu
padaStandarPAUDyangditetapkandalamPermendikbudNomor137Tahun
2014. Proses pengembangan kurikulum secara langsung berlandaskan pada
empat standar yakni standar tingkat pencapaian perkembangan anak,
standar isi, standar proses, dan standar penilaian pendidikan. Sementara
itu, empat standar lainnya dikembangkan lebih lanjut untuk mendukung
implementasi kurikulum.
c. Kurikulum berbasis kompetensi berarti bahwa Kurikulum 2013 PAUD
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi anak
untuk mengembangkan kemampuan yang berupa sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
4. Landasan Pedagogis
Kurikulum 2013 PAUD memahami bahwa sebagai individu yang unik,
memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda, dan belum mencapai masa
operasional konkret. Oleh karena itu dalam mengelola kegiatan pembelajaran
menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan
perkembangan dan potensi setiap anak.
5. Landasan Yuridis
Kurikulum 2013 PAUD berdasar pada perundangan dan peraturan yang
berlaku dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada. Landasan yuridis yang
digunakan dalam pengembangan Kurikulum 2013 PAUD adalah sebagai
berikut:
a. Pembukaan UUD 1945
“… Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
…”
b. Pasal 31 Undang Undang Dasar 45
Ayat (1) Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan; dan
ayat (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya. (3) Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.
c. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bagian
Ketujuh Pendidikan Anak Usia Dini (Pasal 28)
1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan
dasar.
10
2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur
pendidikan formal, nonformal, dan/ atau informal.
3) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk
Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang
sederajat.
4) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk
Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain
yang sederajat.
5) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk
pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh
lingkungan.
6) Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.
d. Undang Undang Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002
Pasal 4 berbunyi ”Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi”; Pasal 9 ayat 1 ”Setiap anak berhak memperoleh pendidikan
dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya”; Pasal 9 ayat 2 ”Selain
hak anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), khusus bagi anak yang
menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar biasa,
sedangkan bagi anak yang memiliki keunggulan juga berhak mendapatkan
pendidikan khusus”.
e. Peraturan Pemerintan Nomor 13 Tahun 2015 tentang perubahan kedua
atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Pada pasal 77G yaitu struktur kurikulum pendidikan anak usia dini berisi
program pengembangan nilai agama dan moral, motorik, kognitif, bahasa,
sosial-emosional, dan seni.
f. Perpres No. 60 tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik
Integratif.
g. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014
tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
h. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini.
i. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014
tentang Pemberlakukan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013.
j. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 84 Tahun 2014
tentang Pendirian Satuan PAUD Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini.
11KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA
Bagaimanakah Posisi
Kurikulum PAUD dalam
Rangka Pendidikan Nasional
Pada bagian ini akan dipaparkan posisi atau kedudukan
strategis Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dalam konteks
dan lingkup Pendidikan Nasional. Pokok-pokok pikiran yang akan
dipaparkan, yaitu:
• Bagaimanakah Kedudukan K-13 PAUD dengan
Kurikulum Pendidikan di Tingkat Atasnya?
• Bagaimanakh Keterkaitan Standar PAUD dan Kurikulum
2013 PAUD?
Kedua pertanyaan di atas merupakan pertanyaan kunci
untuk dapat memaknai posisi atau kedudukan strategis
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dalam konteks
dan lingkup Pendidikan Nasional. Paparan setiap jawaban
dari pertanyaan di atas, adalah :
Bagaimanakah Kedudukan K-13 PAUD dengan
Kurikulum Pendidikan di Tingkat Atasnya?
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari kebijakan pengembangan
kurikulumpendidikannasional,danmemilikikesinambungan
dengan kurikulum 2013 pada jenjang pendidikan di
atasnya. Kurikulum 2013 menetapkan struktur kurikulum yang
sama untuk semua jenjang pendidikan tanpa menghilangkan
kekhasan program masing-masing. Kebijakan tersebut didasarkan
pada pemahaman bahwa pembentukan sumber daya manusia yang
andal harus dimulai sejak usia dini secara berkelanjutan hingga
jenjang pendidikan tertinggi dalam satu sistem pendidikan. Secara
jelas dapat dilihat pada gambar (5) berikut ini.
“...Pembentukan
SDM yang
handal harus
di muali sejak
usia dini secara
berkelanjutan
hingga jenjang
pendidikan
tertinggi dalam
satu sistem
pendidikan...”

More Related Content

What's hot

MODEL PEMBELAJARAN PAUD BERBABSIS ALAM by PAUD JATENG
MODEL PEMBELAJARAN PAUD BERBABSIS ALAM by PAUD JATENGMODEL PEMBELAJARAN PAUD BERBABSIS ALAM by PAUD JATENG
MODEL PEMBELAJARAN PAUD BERBABSIS ALAM by PAUD JATENGumamimoncer
 
Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)
Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)
Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)Denny Kodrat
 
Guru dan dilema pendidikan
Guru dan dilema pendidikanGuru dan dilema pendidikan
Guru dan dilema pendidikanNina Rahayu
 
Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-file
Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-filePedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-file
Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-fileSamsul Ziljian
 
Proposal pak edy siap print
Proposal pak edy   siap printProposal pak edy   siap print
Proposal pak edy siap printekatrisnawati
 
7. Cabaran Profesion Keguruan
7. Cabaran Profesion Keguruan7. Cabaran Profesion Keguruan
7. Cabaran Profesion KeguruanArthur Jupong
 
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011Susilowati Boediono
 
Tajuk 5 : Cabaran profesion keguruan (refleksi isu isu pendidikan global)
Tajuk 5 : Cabaran profesion keguruan (refleksi isu isu pendidikan global)Tajuk 5 : Cabaran profesion keguruan (refleksi isu isu pendidikan global)
Tajuk 5 : Cabaran profesion keguruan (refleksi isu isu pendidikan global)Nur Syamimi Ahmad Othman
 
Manajemen sekolah efektif dan unggul
Manajemen sekolah efektif dan unggulManajemen sekolah efektif dan unggul
Manajemen sekolah efektif dan unggulKomar Hotim
 
Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru
Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baruKesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru
Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baruPristiadi Utomo
 
Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Guru
Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi GuruModul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Guru
Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi GuruIWAN SUKMA NURICHT
 
Laporan tesis bab 1 s.d. 5 & daftar pustaka perbaikan
Laporan tesis bab 1 s.d. 5 & daftar pustaka perbaikanLaporan tesis bab 1 s.d. 5 & daftar pustaka perbaikan
Laporan tesis bab 1 s.d. 5 & daftar pustaka perbaikanBang Mohtar
 
Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013
Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013
Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013fauziah25
 
Kurikulum 2013 paud ke blog
Kurikulum 2013 paud ke blogKurikulum 2013 paud ke blog
Kurikulum 2013 paud ke blogqomarudin456
 
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Jurnal Pendidikan Jasmani dan OlahragaJurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Jurnal Pendidikan Jasmani dan OlahragaMuhammadKosyim
 
Bg khonghucu sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Bg khonghucu sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]Bg khonghucu sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Bg khonghucu sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]Randy Ikas
 
Skripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirSkripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirAmrizal Ahmad
 
Pengurusan alam pembelajaran kumpulan anggur
Pengurusan alam pembelajaran kumpulan anggurPengurusan alam pembelajaran kumpulan anggur
Pengurusan alam pembelajaran kumpulan anggursyamimo
 

What's hot (20)

MODEL PEMBELAJARAN PAUD BERBABSIS ALAM by PAUD JATENG
MODEL PEMBELAJARAN PAUD BERBABSIS ALAM by PAUD JATENGMODEL PEMBELAJARAN PAUD BERBABSIS ALAM by PAUD JATENG
MODEL PEMBELAJARAN PAUD BERBABSIS ALAM by PAUD JATENG
 
Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)
Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)
Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)
 
Guru dan dilema pendidikan
Guru dan dilema pendidikanGuru dan dilema pendidikan
Guru dan dilema pendidikan
 
Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-file
Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-filePedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-file
Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-file
 
Proposal pak edy siap print
Proposal pak edy   siap printProposal pak edy   siap print
Proposal pak edy siap print
 
7. Cabaran Profesion Keguruan
7. Cabaran Profesion Keguruan7. Cabaran Profesion Keguruan
7. Cabaran Profesion Keguruan
 
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
 
Tajuk 5 : Cabaran profesion keguruan (refleksi isu isu pendidikan global)
Tajuk 5 : Cabaran profesion keguruan (refleksi isu isu pendidikan global)Tajuk 5 : Cabaran profesion keguruan (refleksi isu isu pendidikan global)
Tajuk 5 : Cabaran profesion keguruan (refleksi isu isu pendidikan global)
 
Manajemen sekolah efektif dan unggul
Manajemen sekolah efektif dan unggulManajemen sekolah efektif dan unggul
Manajemen sekolah efektif dan unggul
 
Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru
Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baruKesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru
Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru
 
Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Guru
Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi GuruModul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Guru
Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Guru
 
Laporan tesis bab 1 s.d. 5 & daftar pustaka perbaikan
Laporan tesis bab 1 s.d. 5 & daftar pustaka perbaikanLaporan tesis bab 1 s.d. 5 & daftar pustaka perbaikan
Laporan tesis bab 1 s.d. 5 & daftar pustaka perbaikan
 
Kode
KodeKode
Kode
 
Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013
Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013
Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013
 
Kurikulum 2013 paud ke blog
Kurikulum 2013 paud ke blogKurikulum 2013 paud ke blog
Kurikulum 2013 paud ke blog
 
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Jurnal Pendidikan Jasmani dan OlahragaJurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
 
Bg khonghucu sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Bg khonghucu sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]Bg khonghucu sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Bg khonghucu sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
 
Skripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirSkripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhir
 
Karakteristik sekolah efektif
Karakteristik sekolah efektifKarakteristik sekolah efektif
Karakteristik sekolah efektif
 
Pengurusan alam pembelajaran kumpulan anggur
Pengurusan alam pembelajaran kumpulan anggurPengurusan alam pembelajaran kumpulan anggur
Pengurusan alam pembelajaran kumpulan anggur
 

Similar to 1 buku kurikulum _k_13_paud_ok

Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pa...
Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang  Berdampak Positif pa...Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang  Berdampak Positif pa...
Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pa...Irman Ramly
 
Buku Panduan Pendidik PAUD
Buku Panduan Pendidik PAUDBuku Panduan Pendidik PAUD
Buku Panduan Pendidik PAUDMohamad Dimas
 
Buku Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran_1554107121.pdf
Buku Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran_1554107121.pdfBuku Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran_1554107121.pdf
Buku Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran_1554107121.pdfAjengSriHikmayani1
 
Apa mengapa kurikulum 2013 ok kbgt2018
Apa mengapa kurikulum 2013 ok kbgt2018Apa mengapa kurikulum 2013 ok kbgt2018
Apa mengapa kurikulum 2013 ok kbgt2018syamsiarmursali
 
Modul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdf
Modul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdfModul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdf
Modul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdfIrman Ramly
 
Modul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdf
Modul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdfModul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdf
Modul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdfpkgnedusi2021
 
Modul 1.4. Budaya Positif - Final.pdf
Modul 1.4. Budaya Positif - Final.pdfModul 1.4. Budaya Positif - Final.pdf
Modul 1.4. Budaya Positif - Final.pdfAnaliaNesa1
 
Jawaban UAS perencanaan pembelajaran
Jawaban UAS perencanaan pembelajaranJawaban UAS perencanaan pembelajaran
Jawaban UAS perencanaan pembelajaranSalasatiramadani
 
manajenem pengembangan kurikulum
manajenem pengembangan kurikulummanajenem pengembangan kurikulum
manajenem pengembangan kurikulumdyah saptarini
 
Presentasi Peran Peserta didik 22.pptx
Presentasi Peran Peserta didik 22.pptxPresentasi Peran Peserta didik 22.pptx
Presentasi Peran Peserta didik 22.pptxAgungSutanto1
 
AKSI NYATA KURIKULUM MERDEKA.pptx
AKSI NYATA KURIKULUM MERDEKA.pptxAKSI NYATA KURIKULUM MERDEKA.pptx
AKSI NYATA KURIKULUM MERDEKA.pptxVinkaSriKembarawati
 
Peran guru dalam administrasi sekolah menengah
Peran guru dalam administrasi sekolah menengahPeran guru dalam administrasi sekolah menengah
Peran guru dalam administrasi sekolah menengahIg Fandy Jayanto
 
1) Desain Program Operasional Layanan BK (1).pptx
1) Desain Program Operasional Layanan BK (1).pptx1) Desain Program Operasional Layanan BK (1).pptx
1) Desain Program Operasional Layanan BK (1).pptxPutriSindyTaureza
 
Profesion Keguruan
Profesion Keguruan Profesion Keguruan
Profesion Keguruan muhammad
 
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..pptPendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..pptAmiraWidi
 
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKANMAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKANBlog Malaikat Iblis di Bulan Maret
 
Tugas kurikulum Pembelajaran
Tugas kurikulum PembelajaranTugas kurikulum Pembelajaran
Tugas kurikulum Pembelajaranpidiani
 
Kurikulum Pembelajaran
Kurikulum PembelajaranKurikulum Pembelajaran
Kurikulum Pembelajaranpidiani
 

Similar to 1 buku kurikulum _k_13_paud_ok (20)

Proposal Hibah PPM 2013
Proposal Hibah PPM 2013Proposal Hibah PPM 2013
Proposal Hibah PPM 2013
 
Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pa...
Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang  Berdampak Positif pa...Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang  Berdampak Positif pa...
Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pa...
 
Buku Panduan Pendidik PAUD
Buku Panduan Pendidik PAUDBuku Panduan Pendidik PAUD
Buku Panduan Pendidik PAUD
 
Buku Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran_1554107121.pdf
Buku Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran_1554107121.pdfBuku Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran_1554107121.pdf
Buku Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran_1554107121.pdf
 
Apa mengapa kurikulum 2013 ok kbgt2018
Apa mengapa kurikulum 2013 ok kbgt2018Apa mengapa kurikulum 2013 ok kbgt2018
Apa mengapa kurikulum 2013 ok kbgt2018
 
Modul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdf
Modul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdfModul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdf
Modul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdf
 
Modul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdf
Modul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdfModul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdf
Modul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdf
 
Modul 1.4. Budaya Positif - Final.pdf
Modul 1.4. Budaya Positif - Final.pdfModul 1.4. Budaya Positif - Final.pdf
Modul 1.4. Budaya Positif - Final.pdf
 
Jawaban UAS perencanaan pembelajaran
Jawaban UAS perencanaan pembelajaranJawaban UAS perencanaan pembelajaran
Jawaban UAS perencanaan pembelajaran
 
manajenem pengembangan kurikulum
manajenem pengembangan kurikulummanajenem pengembangan kurikulum
manajenem pengembangan kurikulum
 
Presentasi Peran Peserta didik 22.pptx
Presentasi Peran Peserta didik 22.pptxPresentasi Peran Peserta didik 22.pptx
Presentasi Peran Peserta didik 22.pptx
 
Karya ilmiah4
Karya ilmiah4Karya ilmiah4
Karya ilmiah4
 
AKSI NYATA KURIKULUM MERDEKA.pptx
AKSI NYATA KURIKULUM MERDEKA.pptxAKSI NYATA KURIKULUM MERDEKA.pptx
AKSI NYATA KURIKULUM MERDEKA.pptx
 
Peran guru dalam administrasi sekolah menengah
Peran guru dalam administrasi sekolah menengahPeran guru dalam administrasi sekolah menengah
Peran guru dalam administrasi sekolah menengah
 
1) Desain Program Operasional Layanan BK (1).pptx
1) Desain Program Operasional Layanan BK (1).pptx1) Desain Program Operasional Layanan BK (1).pptx
1) Desain Program Operasional Layanan BK (1).pptx
 
Profesion Keguruan
Profesion Keguruan Profesion Keguruan
Profesion Keguruan
 
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..pptPendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
 
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKANMAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
 
Tugas kurikulum Pembelajaran
Tugas kurikulum PembelajaranTugas kurikulum Pembelajaran
Tugas kurikulum Pembelajaran
 
Kurikulum Pembelajaran
Kurikulum PembelajaranKurikulum Pembelajaran
Kurikulum Pembelajaran
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 

1 buku kurikulum _k_13_paud_ok

  • 1. 26 Beaty, Janice J. 2010. Observing Development of The Young Child. New Jersey: PearsonEducation, Inc. Dodge, Diane Trister, Laura J Colker, Cate Heroman. 2002. Creative Curriculum For Preschool Fourth Edition, Washington DC : Cengage Learning. Eliason, Claudia, Loa Jenkins. 2008. A Practical Guide to Early Childhood Curriculum Eight Edition. New Jersey, Pearson Education, Inc. Essa, Eva L., Introduction to Early Childhood Education, Annotated Student’s Edition, 6th ed. Belmont, USA: Wadsworth, 2011. http://www.educate.ece.govt.nz/learning/curriculumAndLearning/ Assessmentforlearning/KeiTuaotePae/Book1/ WhatAreTheEarlyChildhoodExemplars.aspx Lynn Meltzer,Executive Function In Education: From Theory to Practise. Guilford Press Amazon.com, 2012 Daftar Pustaka Alamat Tim Penulis Enah Suminah (email: enahsuminah@kemdikbud.go.id) Ali Nugraha (email: alinugraha.fip.upi@gmail.com) Gunarti D. Lestari(email: tarie_henry@yahoo.co.id) Mareta Wahyuni (email: mareta_68@yahoo.com) iKURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2015
  • 2. ii Diterbitkan oleh: Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan vi+ 26 hlm + foto; 21 x 28,5 cm ISBN: ........-.......-........-.....-...... Pengarah: Ir. Harris Iskandar, Ph. D. Penyunting: Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D. Dra. Kurniati Restuningsih, M. Pd Tim Penulis: Enah Suminah Ali Nugraha Gunarti D. Lestari Mareta Wahyuni Desain/Layout: Surya Evendi Samsudin Kontributor: Ebah Suhaebah Dumaria Simanjuntak Foto-foto: Dokumen Penulis Sekretariat: Noor Ilman Amalia Khairati KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA 25KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA Penutup Kurikulum merupakan program pendidikan terstruktur yang dikembangkan ditujukan untuk dapat mencapai tujuan pendidikan nasional. Penyempurnaan kurikulum perlu dilakukan terus-menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tantangan. Pengenalan Kurikulum 2013 PAUD merupakan bekal bagi pendidik untuk memahami apa, mengapa, dan bagaimana Kurikulum 2013 PAUD serta apa yang seharusnya dilaksanakan dalam rangka menerapkan kurikulum di satuan PAUD. Hal penting yang harus disadari dan diterapkan oleh komponen pelaksana PAUD adalah diperlukan kelapangan hati, keluasan pikiran dalam menyikapi perubahan, karena Kurikulum 2013 PAUD bagian dari perubahan tersebut. Bila mengharapkan kehidupan yang lebih baik, langkah pertama adalah kita harus berubah ke arah yang lebih baik.
  • 3. 24 4. Ditetapkan minimal satu satuan PAUD yang dijadikan sebagai rujukan untuk penerapan kurikulum. 5. Mengoptimalkan gugus untuk pembahasan kurikulum lebih lanjut. Satuan PAUD yang gurunya sudah dilatih dan memiliki pedoman bukan berarti sudah mumpuni, tetapi perlu penajaman melalui praktik baik untuk memantapkan di dalam satuan PAUD mapun saling membelajarkan di Gugus PAUD. 6. Dilakukanpemantauandanevaluasisertapembinaandanpendampingan terhadap pelaksanaan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini yang dilakukan oleh pengawas dan/atau penilik PAUD. 7. Petugas penataan, pembinaan dan/atau pendampingan program harus dilatih sehingga mereka dapat menjalankan tugasnya sebagai penjamin mutu dan evaluasi dampak. Bagaimana Ketentuan Setiap Satuan PAUD dalam Penerapan Kurikulum PAUD Satuan PAUD yang menyelenggarakan Kurikulum 2013 diharapkan: 1. Membangun tim pendidik yang kompak dan memiliki satu pemahaman sama. Untuk hal ini kepala PAUD menjadi pemimpin tim dalam menuju pencapaian visi misi satuan PAUD. 2. Kepala Satuan PAUD dituntut memahami kurikulum lebih dalam dibanding pendidik untuk membangun suasana belajar yang berkualitas tinggi (Murphy & Schiller 1992). Kepala satuan PAUD membutuhkan pelatihan kurikulum di samping pelatihan perencanaan untuk perbaikan sekolah, kepemimpinan administratif, kemampuan organisasi, lingkungan sekolah dan iklim, komunikasi, hubungan masyarakat, dan pengembangan profesional. 3. Kepala satuan PAUD beserta guru harus memastikan bahwa yang dipelajari anak bukan hanya dasar membaca, menulis, matematika, mendengarkan, dan keterampilan berbicara, tetapi juga menguraikan kemampuan berpikir dan kualitas pribadi yang semua butuhkan untuk mencapai keberhasilan pendidikan lebih lanjut. 4. Kurikulum disusun berdasar pada Standar PAUD. Kurikulum berbasis standar tidak hanya mencakup tujuan, dan sasaran standar, tetapi segala sesuatu yang dilakukan untuk memungkinkan pencapaian hasil sesuai dengan standar. 5. Kepala satuan PAUD harus berkolaborasi dengan orang tua, anggota masyarakat, dan semua pemilik kepentingan (stakeholder) untuk berbagi keahlian, pendapat, dan bantuan mereka dalam menciptakan kurikulum berdasarkan standar yang tinggi untuk belajar anak. iiiKURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA Kata Sambutan U ndang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat dua dimensi kurikulum. Dimensi pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mencakup pengembangan pada aspek struktur kurikulum, proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dan penilaian yang bersifat autentik. Kurikulum 2013 mengusung pengembangan pembelajaran konstruktivisme yang lebih bersifat fleksibel dalam pelaksanaan sehingga memberi ruang pada anak untuk mengembangkan potensi dan bakatnya. Model pendekatan kurikulum tersebut berlaku dan ditetapkan di seluruh tingkat serta jenjang pendidikan sejak Pendidikan Anak Usia Dini hingga Pendidikan Menengah. Keajegan model pendekatan di semua jenjang ditujukan untuk membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang lebih konsisten sejak awal sehingga diharapkan peserta didik mampu berkembang menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sikap beragama, kreatif, inovatif, dan berdaya saing dalam lingkup yang lebih luas. Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan menjadi fundamen bagi penyiapan peserta didik agar lebih siap dalam memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi. Mengantarkan anak usia dini yang siap melanjutkan pendidikan tidak hanya terbatas pada kemampuan anak membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga dalam keseluruhan aspek perkembangan. Tanggung jawab ini harus dipikul bersama antara pemerintah, pengelola dan pendidikan PAUD, orang tua, serta masyarakat. Untuk menyamakan langkah, khususnya bagi para pelaksana layanan program PAUD, guna perlu diberikan pedoman, pelatihan, dan acuan-acuan yang dapat dijadikan sebagai rujukan para pendidik dalam menerapkan kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini di satuan pendidikannya. Pencapaian pendidikan yang lebih baik melalui penerapan Kurikulum 2013 PAUD merupakan suatu keniscayaan jika dilaksanakan bersama-sama oleh seluruh komponen. Terima kasih. Jakarta, Oktober 2015 Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Ir. Harris Iskandar, Ph.D. NIP 196204291986011001
  • 4. iv Kata Pengantar P edoman Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan acuan pelaksanaan kurikulum PAUD 2013 sesuai dengan teori, filosofi, dan landasan pengembangan kurikulum tersebut yang disertai dengan contoh-contoh penerapannya. Pedoman disusun secara sederhana, menarik, ramah, dan aplikatif agar dapat dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh tenaga pendidik dan kependidikan PAUD yang kondisi dan potensinya beragam, serta dapat dijadikan rujukan sesuai dengan kajian-kajian yang melandasinya. Pedoman implementasi Kurikulum 2013 PAUD ini merupakan contoh yang memungkinkan penyesuaian lebih lanjut degan kondisi, potensi, dan budaya setempat. Hal penting dalam Kurikulum 2013 PAUD adalah keterbukaan dalam menerima perubahan, baik perubahan dalam cara berpikir, kebiasaan, sikap, maupun cara kerja. Perubahan tersebut akan berimbas pada perubahan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Buku ini sangat terbuka untuk perbaikan dan penyempurnaan di masa mendatang. Untuk itu, kami mengundang para pembaca memberikan saran dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan. Saya mengucapkan terima kasih kepada penyusun, penelaah, penyunting, dan semua pihak yang telah bekerja keras menyelesaikan pedoman implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini ini. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua dan dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan pendidikan anak usia dini. Jakarta, Oktober 2015 Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D. NIP 195804091984022001 Pembinaan Pendidikan Anak Usi Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D. NIP 195804091984022001 23KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA Apa Persyaratan dalam Penerapan Kurikulum PAUD Indonesia? Pada bagian ini akan dipaparkan tentang Ketentuan Pemerintah Daerah dan Setiap Satuan PAUD Dalam Penerapan Kurikulum 2013 PAUD. Pokok- pokok pikiran yang akan dipaparkan, yaitu: • Bagaimana Ketentuan Pemerintah Daerah dalam Penerapan Kurikulum PAUD • Bagaimana Ketentuan Satuan PAUD dalam Penerapan Kurikulum PAUD 2013? Kedua pertanyaan di atas merupakan pertanyaan kunci untuk dapat memaknai Ketentuan Pemerintah Daerah dan Setiap Satuan PAUD Dalam Penerapan Kurikulum 2013 PAUD. Paparan setiap jawaban dari pertanyaan di atas dapat disimak berikut ini. Bagaimana Ketentuan Pemerintah Daerah dalam Penerapan Kurikulum PAUD Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 Pasal 7 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 di nyatakan bahwa “Satuan pendidikan anak usia dini melaksanakan Kurikulum 2013 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”Sesuai dengan ketentuan tersebut, berarti satuan PAUD menerapkan Kurikulum 2013 secara bertahap dan berjenjang. Pemerintah Daerah diharapkan menunjang pelaksanaan kurikulum PAUD untuk seluruh satuan PAUD di wilayahnya, dengan ketentuan: 1. Satuan PAUD yang akan melaksanakan Kurikulum 2013 diwajibkan mengikuti pelatihan implementasi kurikulum yang dilaksanakan, baik oleh pemerintah maupun biaya individu. 2. Satuan PAUD yang telah dilatih dilengkapi dengan pedoman penerapan kurikulum untuk memperdalam pemahaman tentang Kurikulum 2013 PAUD dan penerapannya. 3. Kurikulum sebagai acuan minimal yang dapat dikembangkan oleh satuan PAUD sesuai dengan karakteristik, keunggulan, dan potensi yang dimilikinya.
  • 5. 22 proses pembelajaran dan mendorong keberhasilan anak di jenjang pendidikan berikutnya. Satuan PAUD seharusnya memfasilitasi pelaksanaan program keorangtuaan dalam berbagai bentuk kegiatan. Program pengasuhan terprogram menjadi keharusan bila satuan PAUD memberikan layanan program untuk anak usia 4-6 tahun tetapi jumlah jam pertemuannya kurang dari 900 menit (15 jam) dalam satu minggu. Program pengasuhan menggenapkan kekurangan jam pertemuan belajar dalam satu minggu dilaksanakan oleh orang tua di rumah. Pengasuhan terprogram disusun guru bersama orang tua. Di samping orang tua biologis, Kurikulum PAUD juga melibatkan orang- orang dewasa yang ada di lingkungan anak. Pendidik bukan satu- satunya sumber belajar yang memfasilitasi anak belajar, dan kelas bukan satu-satunya tempat anak belajar. Anak dapat belajar di dalam, di luar, di kebun dan di semua tempat yang memungkinkan untuk mengenal, benda, tumbuhan, orang, tempat, atau kejadian. Anak dapat belajar dari pendidik, orang tua, sumber lain, buku, dan sebagainya.Bahan ajar dan alat peraga diambil dari lingkungan. Pembelajaran yang demikian lebih menghargai proses dari pada hasil semata. Untuk pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik kurikulum PAUD yang paling utama diperlukan perubahan pola pikir dan pola kerja pendidik. 5. Kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi. Dalam rangka pembangunan pendidikan, setiap daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah. Kurikulum sebagai jantung pendidikan perlu dikembangkan dan diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon kebutuhan daerah dan anak di masa kini dan masa mendatang. Kurikulum nasional yang ditetapkan dalam Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014 bersifat rujukan yang harus dikembangkan menjadi kurikulum operasional oleh satuan pendidikan agar sesuai dengan kondisi dan kekhasan potensi daerah. p je m b m p p m ja o g Di samping o ‘‘...Satuan PAUD seharusnya memfasilitasi pelaksanaan program keorangtuaan dalam berbagai bentuk kegiatan...’ se y K d k d m d 1 d o k ‘‘...Kurikulum sebagai jantung pendidikan perlu dikembangkan dan diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon kebutuhan daerah dan anak di masa kini dan masa mendatang...’ vKURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA Daftar Isi Kata Sambutan ...................................................................................................... iii Kata Pengantar ..................................................................................................... iv Daftar Isi ................................................................................................................ v Apa yang mendasari pemikiran K 13 PAUD? ....................................................... 1 • Apakah Makna PAUD Dalam Pembangunan Bangsa? ............................. 1 • Ke manakah Arah Pembangunan PAUD Di Indonesia? ............................ 2 • Mengapa PAUD Memerlukan Kurikulum Berkualitas? ............................ 4 • Perlukah Kurikulum Untuk Pendidikan Anak Usia Dini? ......................... 5 • Apa sajakah yang menjadi Landasan Pengembangan Kurikulum PAUD di Indonesia? ................................................................................................... 8 Bagaimanakah Posisi Kurikulum PAUD dalam Rangka Pendidikan Nasional ... 11 • Bagaimanakah Kedudukan K-13 PAUD dengan Kurikulum Pendidikan di Level Atasnya? ............................................................................................. 11 • Bagaimanakah Keterkaitan Standar PAUD dan Kurikulum 2013 PAUD?. 13 Bagaimanakah Karakteristik Kurikulum PAUD Indonesia?................................. 15 • Ke manakah Arah Kurikulum PAUD Indonesia? ....................................... 15 • Arah Kurikulum 2013 PAUD? ..................................................................... 16 • Apa sajakah Karakteristik Kurikulum PAUD Indonesia? .......................... 20 Apa Prasyarat dalam Menerapkan Kurikulum PAUD Indonesia? ....................... 23 • Bagaimana Ketentuan Pemerintah Daerah dalam Penerapan Kurikulum PAUD ............................................................................................................ 23 • Bagaimana Ketentuan Setiap Satuan PAUD dalam Penerapan Kurikulum PAUD ............................................................................................................ 24 Penutup . ............................................................................................................. 25 Daftar Pustaka ....................................................................................................... 26
  • 6. vi “Sempurnakanlah kurikulumnya, maka menghasilkan pendidikan yang berkualitas ...” Ali Nugraha 21KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA kegiatan yang terpadu dan kontekstual untuk mewujudkan kematangan selaras dengan lingkup perkembangan.Satu tema dapat dikembangkan menjadi subtema, atau sub-subtema dengan memperhatikan kedalaman, keluasan, ketersediaan sumber, dan tingkat perkembangan anak. Pembelajarantematikdisampaikanmelaluiprosedur pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan habituasi. Mengacu pada prinsip diversifikasi dalam pendidikan, tema dalam kurikulum 2013 PAUD tidak ditetapkan secara sentralistik, tetapi dipilih dan ditetapkan oleh satuan PAUD disesuaikan dengan kondisi dan ketersediaan sarana dan prasarana lembaga PAUD. Pengembangan tema mempertimbangkan prinsip-prinsip (1) kemenarikan, (2) kedekatan, (3) kesederhanaan, dan (4) keinsidentalan. Proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan pembiasaan dilaksanakan dalam suasana menyenangkan. Bermain dilaksanakan dalam suasana belajar, sehingga ada kebebasan anak untuk mengembangkan gagasan, bereksplorasi, tanpa melanggar aturan bersama. 3. Menggunakan penilaian otentik dalam memantau perkembangan anak Dalam penerapan kurikulum 2013 PAUD penilaian menggunakan pendekatan otentik. Penilaian mengukur kemajuan perkembangan yang dicapai anak setelah mengikuti program yang dirancang dalam kurikulum.Penilaian dilaksanakan secara berkelanjutan untuk mendapatkan data perkembangan yang dimunculkan anak pada saat berkegiatanataumelaluikaryayangdihasilkannya. Hasil penilaian disampaikan berupa laporan perkembangan yang ditulis secara deskripsi yang menggambarkan capaian perkembangan anak. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan laporan kepada orang tua dan sebagai masukan untuk ditindaklanjuti pada kegiatan selanjutnya. 4. Memberdayakan peran orang tua dalam proses pembelajaran Kurikulum PAUD menempatkan orang tua sebagai partner dalam mendidik. Pelibatan orang tua diyakini menjadi bagian penting dalam “...Pengembangan tema mempertimbangkan prinsip-prinsip pengembangan tema (1) Kemenarikan, (2) kedekatan, (3) kesederhanaan, (4) keinsidentalan...” “...Hasil penilaian digunakan sebagai bahan laporan kepada orang tua dan sebagai masulkan untuk ditindaklanjuti pada kegiatan selanjutnya...”
  • 7. 20 Setiapjenjangpendidikanmengembangkankemampuan yang sama yaitu kemampuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang membedakan adalah keseimbangan komposisi. Secara komposisi pengembangan Kurikulum 2013 PAUD lebih menekankan pada pembentukan sikap. Karenanya menjadi salah kaprah bila program PAUD diukur dengan kemampuan akademik atau lebih rinci pada kemampuan baca – tulis – dan hitung. Apa sajakah Karakteristik Kurikulum PAUD Indonesia? Kurikulum pendidikan anak usia dini memiliki karakteristik yang berbeda dengan kurikulum satuan pendidikan persekolahan. Karakteristik Kurikulum 2013 PAUD adalah: 1. Mengoptimalkan perkembangan anak Perkembangan anak meliputi aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni distimulasi secara seimbang agar seluruhnya mencapai perkembangan yang optimal. Perkembangan teroptimalkan bila kebutuhan anak terpenuhi secara utuh Kurikulum harus mendukung terlaksananya layanan holistik-integratif dengan memadukan layanan pendidikan, gizi, kesehatan, pengasuhan, perlindungan, dan kesejahteraan anak. Penerapan Kurikulum 2013 PAUD diawali dengan melakukan Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK). Deteksi dini diperlukan untuk mengetahui apakah seorang anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Hasil deteksi dini tumbuh kembang seorang anak menjadi dasar untuk memberikan stimulasi dan intervensi yang tepat sesuai dengan perkembangannya. Stimulasi dan intervensi tersebut dituangkan ke dalam program-program kegiatan untuk menunjang kemajuan perkembangan anak. Pelaksanaannya dilakukan bekerja sama dengan layanan kesehatan dasar di Posyandu atau tempat layanan kesehatan lainnya. Hal penting lainnya bahwa Kurikulum PAUD bersifat inklusi dalam arti menghargai keberagaman kemampuan anak, baik secara fisik maupun mental tanpa harus membandingkan satu dengan lainnya. Terkait dengan pemahaman tersebut penerapan kurikulum bersifat individual disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak walaupun penyusunan rencana pembelajarannya disusun untuk kelompok. 2. Menggunakanpembelajarantematikdenganpendekatansaintifikdalampemberian rangsangan pendidikan Dalam model pembelajaran tematik mengakomodasi pengenalan konten nilai agama dan moral, alam, kehidupan, manusia, budaya, dan simbol melalui y k k 2 K d k “...Secara komposisi pengembangan Kurikulum 2013 PAUD lebih menekankan pada pembentukan sikap...” k te la k P T a H u p p a d H m m d di ik “...Kurikulum harus mendukung terlaksananya layanan holistik- integratif dengan memadukan layanan pendidikan, gizi, kesehatan, pengasuhan, perlindungan, dan kesejahteraan anak...” 1KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA Apa yang Mendasari Pemikiran K 13 PAUD? Pada bagian ini akan dipaparkan beberapa hal yang menjadi dasar pemikiran lahirnya. Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia. Pokok-pokok pikiran yang akan dipaparkan yaitu: • Apakah Makna PAUD dalam Pembangunan Bangsa? • Kemanakah Arah Pembangunan PAUD di Indonesia? • Mengapa PAUD Memerlukan Kurikulum Berkualitas? • Apa sajakah yang menjadi Landasan Pengembangan Kurikulum PAUD di Indonesia? Semuapertanyaandiatasmerupakan pertanyaan kunci yang mendorong lahirnya Kurikulum 2013 PAUD di indonesia. Paparan setiap jawaban dari pertanyaan di atas dapat disimak di penjelasan berikut. Apakah Makna PAUD Dalam Pembangunan Bangsa? Pendidikan Anak Usia Dini, yang selanjutnya disingkat PAUD, merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Beberapa komponen yang dapat dijabarkan dari rumusan tersebut di atas, yakni: • PAUD berisi program pembinaan berupa kegiatan pendidikan. • Sasaran PAUD adalah anak usia 0-6 tahun • Program PAUD untuk mengembangkan seluruh potensi anak yang mencakup lingkup perkembangan nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni. • Tujuan program PAUD adalah agar anak memiliki kesiapan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
  • 8. 2 Pendidikan anak usia dini di Indonesia memiliki kekhasan dibanding dengan yang diterapkan di berbagai negara. Kekhasan tersebut pada: (1) cakupan rentang usia, sasaran anak usia dini di Indonesia dari 0 – 6 tahun, sedangkan di berbegai negara mencapai usia 8 tahun; (2) program layanan anak usia dini di Indonesia terdiri atas Taman Kanak-Kanak (untuk anak 4-6 tahun), Kelompok Bermain (prioritas anak usia 2-4 tahun), Taman Penitipan Anak (prioritas usia 0-6 tahun), dan Satuan PAUD Sejenis (anak 0-6 tahun); (3) jalur pendidikan. Taman Kanak-Kanak masuk dalam jalur pendidikan formal, sedangkan Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, dan Satuan PAUD Sejenis masuk dalam jalur pendidikan non formal. Kekhasan tersebut menjadikan PAUD di Indonesia spesifik dalam penyelenggaraannya karena setiap program layanan memiliki kekhasan masing- masing. Namun demikian semua program layanan PAUD memiliki tujuan yang sama yakni mengembangkan seluruh potensi anak yang mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, serta seni untuk mencapai kesiapan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini merupakan dasar yang memberi pengaruh nyata pada keberhasilan di jenjang pendidikan di atasnya. Oleh karena itu, pendidikan anak usia dini dikembangkan dengan berdasar landasan keilmuan, landasan yurudis, sosial, budaya, dan pedagogis baik secara teoretis maupun empiris. Kemanakah Arah Pembangunan PAUD di Indonesia? Pendidikan anak usia dini termuat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 28. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah memiliki arah pembangunan PAUD 2011 – 2045 yang dibagi dalam 5 tahap yakni: (1) tahap perluasan layanan dari tahun 2002 – 2011 tahun, (2) tahap pemantapan mutu dari tahun 2011 – 2015, (3) tahap standarisasi mutu nasional dari tahun 2015 – 2025 tahun, (4) tahap standar mutu internasional tahun 2025 – 2035, dan (5) tahap layanan paripurna tahun 2035 - 2045. Dengan arah pembangunan jangka panjang demikian diharapkan tahun 2045 di saat Indonesia mencapai d s s T A S s d s 19KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA pertanyaan-pertanyaan yang muncul sebelumnya. Proses menalar merupakan bagian penting dalam rangka membangun pengetahuan baru yang dihubungkan dengan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya. Hasil proses menalar anak memiliki pemahaman baru tentang suatu konsep. Tahap berikutnya (5) mengomunikasikan gagasan dan pemahaman tentang pengetahuan tentang konsep baru yang dituangkan ke dalam berbagai hasil karya berupa lisan, seni, balok, dan lainnya. Gambar 10 Proses pendekatan saintifik Mengamati MengomunikasikanMencari InformasiMenanya MenalarMM MMMMMMM MM1 532 4 Dapat disimpulkan secara sederhana bahwa Kurikulum 2013 PAUD mengembangkan kemampuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai satu komponen yang saling terkait dan tidak dapat terpisahkan. Setiap subkomponen tersebut memiliki fokus arahan dan bila disatukan membangun kompetensi lulusan PAUD yang memiliki kesiapan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Pembentukan sikap diarahkan membangun kemampuan fungsi eksekutif (executive function) yang ditenggarai dengan (1) kemampuan memori kerja otak dalam mengatur k e m a m p u a n mempertahankan dan mengelola informasi berbeda dalam waktu singkat. (2) fleksibilitas mental yang membantu mempertahankan respons dari tuntutan yang berbeda dalam waktu singkat. (3) kontrol diri dalam hal menentuan prioritas and menolak tindakan/respons yang menarik. Pembentukan pengetahuan konseptual untuk membangun kemampuan kreatif dengan menggunakan cara berpikir tinggi (higher order thinking). Pengembangan keterampilan berpikir runut prosedural yang diterapkan baik melalui pembiasaan (habituasi) maupun pendekatan saintifik (saintific approach). yang membantu “...kurikulum 2013 PAUD mengembangkan kemampuan sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai satu komponen yang saling terkait dan tidak dapat di pisahkan...” Sikap Climber Berpikir Runut (Prosedural) Berpikir Tingkat Tinggi (Konseptual) PAUD Kreativitas Fungsi Eksekutif Berpikirsaintifik Gambar 11 ARAH KUALITAS SIKAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN ANAK CAPAIAN PAUD
  • 9. 18 Kemampuan keterampilan dikembangkan untuk mendukung kemampuan sikap dan kemampuan pengetahuan. Keterampil an untuk mendukung kemampuan sikap diterapkan melalui proses pembiasaan yang diawali dengan mengenalkan suatu sikap yang akan dibangun agar anak: (1) mengetahui hal-hal yang baik (knowing the good), kemudian anak diajak untuk (2) memikirkan apa untungnya jika sikap baik tersebut diterapkan dan kerugian bila sikap baik tersebut ditinggalkan (thinking the good), langkah berikutnya anak diajak (3) merasakan manfaat bila perilaku baik itu diterapkan (feeling the good), dan guru bersama anak (4) melakukan perilaku yang baik (acting the good.) sebagai contoh baik, dan akhirnya anak (5) dibiasakan untuk menerapkan sikap baik dalam setiap kesempatan (habituating the good). Gambar 9. PROSES PEMBIASAAN (HABITUASI) SIKAP PADA ANAK Mengetahui hal-hal yang baik (Knowing the good) Memikirkan hal baik (Thinking the good) Merasakan hal baik (Feeling the good) Melakukan hal baik (Acting the good) Membiasakan hal baik (Habituating the good) Kemampuan keterampilan untuk mendukung pengetahuan diterapkan melalui proses saintifik. Proses saintifik atau dalam kurikulum ini sering disebut pendekatan saintifik yang bertujuan untuk membangun pola berpikir yang sistematis dengan rangkaian proses yang saling berkesinambungan dari yang paling konkrit berkembang menjadi karya nyata sebagai hasil olah pikir tingkat tinggi. Keterampilan berpikir saintifik diterapkan dalam proses pembelajaran yang dimulai dengan: (1) mengamati dengan menggunakan seluruh alat indera sehingga merasakan sensasi yang ditimbulkan dari benda tersebut kemampuan berpikir, (2) menanya sebagai proses memberi ruang kepada anak untuk menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap benda yang diamatinya. Rasa ingin tahu sebagai pendorong bagi anak untuk melakukan langkah berikutnya, yaitu (3) mengumpulkan informasi sebagai cara untuk menjawab rasa keingintahuannya. Proses pengumpulan informasi dilakukan dengan melibatkan seluruh sumber belajar yang ada di lingkungan, tidak hanya terbatas dari guru, tetapi dapat dari buku, internet, orang tua, pelaksana profesi, dan sebagainya. Langkah selanjutnya adalah (4) menalar, yakni mengolah informasi yang sudah terkumpul untuk menjawab K k u p d g ji te d (f y (5 (h “...keterampilan untuk mendukung kemampuan sikap di terapkan melalui proses pembiasaan (habituasi) yang di awali dengan mengenalkan suatu sikap yang akan di bangun...” y g g se sa d se k k y u in P se d p y “...proses saintifik atau dalam kurikulum ini sering disebut sebagai pendekatan saintifik bertujuan untuk membangun pola fikir yang sistematis dengan rangkaian proses yang saling berkesinambungan. ...” 3KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA usia kemerdekaan ke-100 tahun, anak Indonesia tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang cerdas komprehensif. Tahun 2015 memasuki tahap kedua yakni pemantapan mutu PAUD sebagai persiapan dasar pembentukan sumber daya manusia berkualitas. Di tahap kedua pembangunan PAUD telah banyak yang dipersiapkan di antaranya adalah implementasi kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. Program pembinaan haruslah dirancang, direncanakan, untuk diterapkan dengan teliti sesuai dengan karakteristik anak. Program pembinaan tersebut dituangkan menjadi kurikulum. Kurikulum memandu pendidik dan tenaga kependidikan dalam memfasilitasi program pendidikan berkualitas yang mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Kurikulum PAUD harus mampu memberikan kontribusi kepada anak untuk mengembangkan seluruh potensinya sehingga memiliki kemampuan yang berharga dalam mencapai keberhasilan di jenjang pendidikan berikutnya. Kurikulum menjadi panduan dalam penyiapan sumber daya manusia berkualitas di masa datang yang dapat mengisi kebutuhan tenaga terdidik yang terampil sesuai dengan perkembangan pengetahuan, teknologi, dan pembangunan. Kurikulum bukanlah program yang bersifat statis, berlaku sepanjang waktu. Perubahan kurikulum dimungkinkan dengan didasarkan pada kepentingan besar yang ingin dicapai oleh suatu bangsa. PAUD Standar Mutu Nasional Pemantapan Mutu 2011 2015 2025 2035 2045 Fundamental SDM Berkualitas SDM Andal SDM Berdaya Saing Global Insan Cerdas Komprehensif 2011: Gerakan Nasional PAUD (Paudisasi) KADO 100 TAHUN INDONESIA MERDEKA ANAK INDONESIA HARAPAN ARAH PEMBANGUNAN PAUD 2011 - 2045 Layanan Paripurna Standar Mutu Internasional Gambar 1
  • 10. 4 Mengapa PAUD Memerlukan Kurikulum Berkualitas? Pertanyaan yang banyak diajukan oleh masyarakat adalah “mengapa kurikulum harus berubah?” Seperti yang diungkapkan pada bagian terdahulu bahwa kurikulum tidak bersifat statis. Kurikulum dipandang sebagai inti yang menggerakkan dan mengarahkan proses pendidikan. Kurikulum harus dapat mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam kelanjutan pendidikan dan kehidupannya. Kurikulum harus memiliki jangkauan yang lebih luas dan jauh. Kurikulum harus menyiapkan anak untuk masa depan bukan hanya untuk masa kini. Masa kini tentu akan berbeda dengan masa lalu dan masa depan karena dunia selalu berubah. Kurikulum harus responsif terhadap kebutuhan dunia yang selalu berubah. Kurikulum yang responsif berarti kurikulum yang menyadari kondisi saat ini dan memahami kondisi yang diharapkan di masa depan. Setidaknya ada tiga kondisi yang memberikan alasan mengapa kurikulum berubah, yaitu: (1) perubahan kondisi dan kebutuhan dunia yang semakin kompleks menuntut sumber daya manusia yang responsif terhadap segala perubahan dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi; (2) globalisasi di bidang ekonomi berakibat batasan antarnegara semakin longgar, dalam pemenuhanketenagakerjaan.Olehkarenaitu,kurikulumharusmampumembangunkeluaran pendidikan menjadi sumber daya pembangunan yang memiliki kemampuan yang kompetitif, sikap kreatif, dan adversity yang tinggi; (3) pesatnya perkembangan sain dan teknologi sehingga dunia tanpa batas, dan semua mengetahui semua dan yang kuat mempengaruhi yang kurang kuat. Untuk itu, kurikulum pendidikan harus mampu membangun sikap dan karakter kuat dari peserta didik agar tetap menjaga jati diri, kehormatan keluarga, dan kebanggaan bangsa tanpa harus merasa tertinggal dari negara lain; (4) Di bidang demografi, Indonesia berada dalam posisi sangat menguntungkan dengan komposisi kurva usia muda, artinya jumlah penduduk usia 0-9 tahun untuk tahun 2014 sebesar 47,2 juta atau 18,72% (sumber BPS). Komposisi penduduk seperti ini menguntungkan bila sejak usia dini mereka dididik secara tepat dengan pola pendidikan yang berkualitas, sebaliknya akan menjadi petaka bila kurang disiapkan dengan baik karena kelak akan menjadi beban pembangunan. P k te se K k d d h d tte K iin Kurikulum sebagai inti yang menggerakan dan mengarahkan proses pendidikan 17KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA Kemampuan sikap meliputi sikap spiritual dan sikap sosial. Kedua sikap ini membangun kesadaran anak bahwa dirinya adalah makhluk ciptaan Tuhan, seorang individu yang memiliki kemampuan untuk pengembangan diri, dan bagian dari kelompok sosialnya. Pengembangan kemampuan sikap dilaksanakan melalui pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus sehingga muncul sikap dari menerima, merespons, memahami, menerapkan, hingga akhirnya menjadi perilaku yang membentuk karakter tangguh sebagai penentu masa depan. Gambar 7 Pengembangan Kemampuan Sikap Menerima Merespons Memahami Menerapkan Berperilaku Menciptakan Mengevaluasi Menganalisis Menerapkan Mengingat Pengembangan kemampuan pengetahuan dilakukan dengan mengenalkan konsep- konsep tentang diri dan lingkungannya, baik lingkungan mikro, messo, maupun makro. Merujuk pada tahap kognitif yang dikemukakan Bloom, proses pengenalan konsep dimulai dengan mengenal atau mengingat konsep – memahami – menerapkan – menganalisa – mengevaluasi–hinggamenciptakandarisebuahkonsepmenjadihasilkaryayangbermakna. Proses pengembangan kemampuan tersebut disesuaikan dengan tahap perkembangan berpikirnya anak usia dini yang masih berada di tahap berfikir pra-operasional. Gambar 8. Piramida Bloom
  • 11. 16 Dari paparan ciri dan lingkup kurikulum, jelas bahwa kurikulum bukan hanya dokumen yang berisi rencana pembelajaran sesuai dengan perkembangan anak, tetapi juga mencakup tujuan, konsep-konsep yang dikenalkan untuk memperluas pengalaman belajar anak, proses yang dilakukan untuk membangun pengalaman bermakna, penilaian sebagai kendali mutu untuk melihat ketercapaian tujuan, keterlibatan guru, orang tua, dan masyarakat yang mendukung dan memastikan kesesuaian kurikulum dengan agama, nilai moral, sosial, dan budaya setempat. Ciri kurikulum yang baik tentu bukan hanya untuk kalangan pendidik anggota NAECY, tetapi berlaku universal yang berarti juga sebagai ciri umum dari sebuah kurikulum pendidikan anak usia dini yang berkualitas. Arah Kurikulum 2013 PAUD Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan untuk mendorong berkembangnya potensi anak agar memiliki kesiapan untuk menempuh pendidikan selanjutnya. Memaknai kesiapan menempuh pendidikan selanjutnya mencakup kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan anak dalam mengikuti pendidikan di jenjang lebih tinggi. Kemampuan yang dimaksud terdiri atas kemampuan sikap, kemampuan pengetahuan, dan kemampuan keterampilan. Gambar 6 Pembentukan sikap Krathwolh Mendorong perkembangan optimal potensi peserta didik Pengalaman belajar bermakna Memiliki kesiapan menempuh jenjang Sikap Spiritual Sikap Sosial Pengetahuan Keterampilan D b se tu p m m o k b C p ju a AAA K m kesiapan untuk menempuh “...kurikulum bukan haya dokumen yang berisi rencana pembelajaran sesuai perkembangan anak; tetapi juga menccakup tujuan, konsep-konsep yang di kenalkan untuk memperluas pengalaman belajar anak...” 5KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA Gambar (1) Kompeten SDM Usia Produktif Melimpah - Kurikulum - PTK - Sarpras - Pembiayaan - PengelolaanTidak Kompeten Transformasi Modal Pembangunan Beban Pembangunan UNESCO menggambarkan posisi penerapan PAUD di Indonesia diantara negara- negara lain di dunia. Angka partisipasi PAUD di Indonesia berada pada urutan ke-45 dari 45 negara. Sementara itu kualitas PAUD di Indonesia menduduki peringkat ke 44 setingkat di atas India. Rendahnya layanan PAUD di Indonesia memberi kontribusi besar terhadap posisi hasil belajar pada jenjang pendidikan selanjutnya. Berdasarkan hasil PISA (Programme for International Student Assessment) 2012, kemampuan anak Indonesia usia 15 tahun di bidang matematika, sains, dan membaca masih rendah dibandingkan dengan anak-anak lain di dunia. Hasil PISA 2012,Indonesiaberadadiperingkatke-64dari65negarayang berpartisipasi dalam tes. Rata-rata skor matematika anak- anak Indonesia 375, rata-rata skor membaca 396, dan rata- rata skor untuk sains 382. Padahal, rata-rata skor OECD (the Organization for Economic Cooperation and Development) secara berurutan adalah 494, 496, dan 501. Analisa yang menarik dari kajian terhadap hasil tersebut dikarenakan proses pendidikan kurang mendorong kemampuan berpikir tingkat tinggi. Proses pendidikan di Indonesia masih kental pada tahap berpikir tingkat awal (mengingat/menghafal, memahami, dan menerapkan), belum mendorong anak mencapai kemampuan analisis, evaluatif, dan kreatif. Kondisi-kondisi tersebut harus diatasi, mengingat eksistensi dan perkembangan suatu bangsa terletak pada kualitas bangsanya bukan tergantung pada sumber daya alam. Sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menjawab tantangan di abad 21 adalah manusia SDM yang di butuhkan adalah manusia yang memiliki keterampilan dalam kehidupan dan karir, keterampilan dalam belajar... yang ditunjang dengan kemampuan kretif, berfikir kritis, dan berkarakter.
  • 12. 6 yang memiliki keterampilan dalam kehidupan dan karir, keterampilan dalam belajar yang mencakup 4 C, yakni: critical thinking, communication, collaboration, creativity, dan keterampilan menguasai teknologi, informasi, dan media. Hal penting yang harus dipahami bersama bahwa memiliki pengetahuan semata tidak atau kurang mampu membantu eksistensi seseorang bila tidak ditunjang dengan kemampuan kreatif, berpikir kritis, dan berkarakter. Kajian kondisi yang didukung data empirik tersebut mendorong perlunya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia sejak usia dini, secara menyeluruh dan tersistematis, mulai dari peninjauan ulang kurikulum untuk semua jenjang pendidikan, peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan serta peningkatan kualitas standar lainnya. Perlukah Kurikulum Untuk Pendidikan Anak Usia Dini? Usia dini merupakan tahapan kehidupan penting dalam pertumbuhan fisik, perkembangan intelektual, emosional dan sosial anak. Pertumbuhan kemampuan mental dan fisik mengalami kemajuan yang sangat cepat sejak lahir sampai usia enam tahun. Para ahli neurosain berpendapat bahwa masa pembentukan jaringan sel otak terjadi sangat cepat di masa usia ini. Jaringan tersebut menghubungkan antarsel neuron yang sudah dibekali Tuhan sebagai modal dasar kecerdasan. Gambar 2 PERKEMBANGAN JARINGAN OTAK MANUSIA Fungsi kognitif yang lebih tinggi Pendengaran & penglihatan Bahasa Bulan Konsepsi Lahir MasukSD TamatSLTA Bulan Usia Tahun Dekade Human brain development Neurogenesis in the hippocampus Adult levels of synapses 6-24 prenatal days -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1617 18 19 20 30 40 50 60 702 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Neurulation Sumber: Sally Gantham-Mcgregor, et al, Child Development in Developing Countries 1, The Lancet, Reprint, p 61, Vol 369, UK: Williams Press, 2007 Higher cognetive functions (Prefrontal cortex) Receptive la nguage/speech production (Angular gyrus/Broca’sarea ) Seeing/hearing ( Visual cortex/auditory cortex) (Prefrontal cortex) Myelination Synaptogenesis (-3 mounths to 15-18 years) (-3 mounths to 5-10 years) Cell migration (6-24 prenatal weeks) Experience-dependent synapse formation K p d u k k PP U p d m u p in d ...sangatlah penting bila pengalaman belajar bermakna dan berkualitas untuk anak usia dini di rencanakan, di terapkan secara seksama dan komprehensif... agar mencapai tujuan sesuai yang diharapkan... 15KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA Bagaimanakah Karakteristik Kurikulum PAUD Indonesia? Pada bagian ini akan dipaparkan tentang arah dan karakteristik Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia. Pokok-pokok pikiran yang akan dipaparkan, yaitu: • Ke manakah arah Kurikulum PAUD Indonesia? • Apa sajakah Karakteristik Kurikulum PAUD Indonesia? Kedua pertanyaan di atas merupakan pertanyaan kunci untuk dapat memaknai arah dan karakteristik Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia. Paparan setiap jawaban dari pertanyaan di atas dapat disimak berikut ini. Ke manakah Arah Kurikulum PAUD Indonesia? Asosiasi nasional untuk anak usia dini di Amerika yang lebih dikenal dengan nama National Asociation Early Child Years (NAECY) memberi batasan lingkup kurikulum sebagai berikut: 1. Kurikulum berisi materi yang dipelajari anak 2. Kurikulum adalah proses yang diikuti oleh anak mencapai tujuan yang ditetapkan 3. Kurikulum berisi dukungan guru kepada anak untuk mencapai tujuan 4. Kurikulum perpaduan ketika proses belajar dan mengajar terjadi Lebih lanjut NAECY menjabarkan ciri-ciri kurikulum PAUD yang baik adalah sebagai berikut: 1. Direncanakan dengan sangat hati-hati 2. Menarik 3. Melibatkan banyak pihak 4. Sesuai dengan perkembangan anak 5. Menghargai budaya dan bahasa yang digunakan anak 6. Menyeluruh, mencakup seluruh aspek perkembangan 7. Mengarahkan pada capaian keluaran yang positif untuk semua anak 8. Dikembangkan berdasarkan atas hasil penelitian 9. Menekankan pada keterlibatan guru dan anak secara aktif 10. Memperhatikan pada aspek sosial dan keterampilan memenuhi aturan 11. Menerapkan cara penilaian mutu, efektivitas guru, dan anak 12. Anak melakukan secara aktif 13. Pembelajaran konsep mengarahkan anak untuk memahami dan menguasai pengetahuan dan keterampilan dasar 14. Menekankan pada pembelajaran yang bermakna dan berkesesuaian
  • 13. 14 7. Standar Pengelolaan adalah kriteria tentang perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan atau program PAUD. 8. Standar Pembiayaan adalah kriteria tentang komponen dan besaran biaya personal serta operasional pada satuan atau program PAUD. Fungsi dan kedudukan Standar PAUD dijelaskan dalam Permendikbud No. 137/2014 Pasal 4, dan Pasal 5, sebagai berikut: 1. Menjamin mutu pendidikan anak usia dini, 2. Landasan dalam melakukan stimulan pendidikan dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan anak, 3. Mengoptimalkan perkembangan anak secara holistik dan integratif, 4. Mempersiapkan pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan anak, dan 5. Acuan yang dipergunakan dalam pengembangan kurikulum PAUD. MerujukpadakedudukanStandarPAUDsebagaiacuandalampengembangan kurikulum 2013 PAUD, ketentuan dalam kurikulum merupakan penjabaran dari standar, tidak ada pertentangan pada keduanya. Dan keterkaitan antara standar dan kurikulum PAUD dapat disimak pada gambar di bawah ini : Gambar 6 HUBUNGAN STANDAR DENGAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013 PAUD • STTPA • Isi • Proses • Penilaian • STTPA • Isi • Proses • Penilaian • KL dan KD • Program Pengembangan • Pembiasaan dan Pendekatan Saintifik • Otentik Standar Standar Kurikulum 7KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA Semakin banyak jaringan antarsel neuron terbentuk maka kapasitas otak anak semakin baik. Jaringan antarsel terbentuk sebagai proses belajar anak. Dapat dipastikan proses belajar yang terencana dengan baik memberikan pengalaman belajar yang berkualitas tinggi. Pengalaman belajar awal yang positif membantu, perkembangan sosial dan emosional intelektual anak dan menjadi dasar yang kuat untuk keberhasilan sekolah nanti. Penelitian terkini tentang pembentukan fungsi eksekutif (executive function) yang dilakukan Harvard University di tahun 2011 menyatakan bahwa kecerdasan yang dibentuk melalui jaringan (wiring) sel neuron di usia dini, tetapi pembentukan kemampuan pengendalian diri juga diawali di usia 4 – 6 tahun. Gambar 3 Kemampuan dalam kerja memori, fleksibilitas mental, dan pengaturan diri PerkembanganFungsiEksekutif 0 1 2 3 4 5 6 6-8 9-10 12-15 20-24 25-29 30-35 40-49 50-60 70-75 76-80 81-85 65-59 Usia Center on the Developing Child, Harvard University (2011). Building the Brain ‘ATC) System: How Early Experiences Shape the Development of Executive Function. Merujuk pada pengertian kurikulum sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”, berarti sangatlah penting bila pengalaman belajar bermakna dan berkualitas untuk anak usia dini direncanakan, diterapkan secara saksama dan komprehensif agar mencapai tujuan yang diharapkan. Kurikulum PAUD memuat tujuan, hasil belajar, proses, konten yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak untuk membangun pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk mendukung kesiapan anak belajar di jenjang pendidikan yang lebih lanjut. Kurikulum PAUD memberi arah pada proses stimulasi yang dilaksanakan secara cermat, hati-hati, sesuai dengan karakteristik anak dan dinilai secara komprehensif dari data yang otentik. Proses stimulasi yang tidak direncanakan tidak akan mampu K p p d je p d o etahuan keterampilan “ ... Kurikulum PAUD memberi arah pada proses stimulasi yang di laksanakan secara cermat, hati-hati sesuai karakter anak...”
  • 14. 8 mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, penting bagi setiap satuan pendidikan anak usia dini memiliki dan mengembangkan kurikulum di tingkat satuan pendidikan (KTSP). Apa sajakah yang menjadi Landasan Pengembangan Kurikulum PAUD di Indonesia? Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan berlandaskan pada berbagai kajian, baik secara teoretis, empiris, yuridis, maupun sosial budaya. Intisari dari beberapa kajian tersebut, sebagai berikut: Gambar 4 LANDASAN PENGEMBANGAN K-13 PAUD FILOSOFIS YURIDIS PSIKOPEDAGOGIS LANDASAN KUR 2013 PAUD SOSIOLOGIS TEORITIS 1. Landasan Filosofis, bahwa kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan: a. berakar pada budaya bangsa yang beragam b. peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif dan peduli. c. proses pendidikan memerlukan keteladanan, pengayoman yang dilakukan secara terus menerus d. kegiatan pembelajaran dilakukan melalui bermain. 2. Landasan Sosiologis, bahwa kurikulum dituntut untuk: a. sesuai dengan tuntutan (harapan) dan norma yang berlaku di masyarakat b. bersifat inklusif untuk membentuk sikap saling menghargai dan memberlakukan semua anak setara, bebas dari diskriminasi dalam bentuk apa pun. 3. Landasan Teoretis a. Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan mengacu pada teori pendidikan berbasis standar dan kurikulum berbasis kompetensi. 13KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA kemampuan akademik yang harus dikuasi anak. Keberhasilan kurikulum PAUD ditandai dengan pencapaian kematangan tahap perkembangan sesuai dengan kelompok usia anak tanpa label pintar – tidak pintar, atau lulus – tidak lulus. Bagaimanakah Keterkaitan Standar PAUD dan Kurikulum 2013 PAUD? Tahun 2014 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian standar adalah ukuran tertentu yang dijadikan sebagai patokan. Dengan demikian standar menetapkan persyaratan formal yang menciptakan kriteria, metode, proses, dan teknis seragam yang harus dipenuhi. Merujuk pada pengertian tersebut standar PAUD berisi ukuran-ukuran atau patokan-patokan yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan PAUD. Standar PAUD terdiri atas delapan standar, yaitu; (1) Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA), (2) Standar Isi, (3) Standar Proses, (4) Standar Penilaian, (5) Standar Pendidik dan Kependidikan, (6) Standar Pengelolaan, (7) Standar Sarana dan Prasarana, dan (8) Standar Pembiayaan. Dalam Pasal 1 Bab I Ketentuan Umum Permendikbud No. 137 tahun 2014 ditetapkan pengertian Standar sebagai berikut: 1. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) adalah kriteria tentang kemampuan yang dicapai anak pada seluruh aspek perkembangan dan pertumbuhan, mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, serta seni (Pasal 1 (2) Permendikbud nomor 137/2013). 2. Standar Isi adalah kriteria tentang lingkup materi dan kompetensi menuju tingkat pencapaian perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak. 3. Standar Proses adalah kriteria tentang pelaksanaan pembelajaran pada satuan atau program PAUD dalam rangka membantu pemenuhan tingkat pencapaian perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak. 4. Standar Penilaian adalah kriteria tentang penilaian proses dan hasil pembelajaran dalam rangka mengetahui tingkat pencapaian yang sesuai dengan tingkat usia anak. 5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria tentang kualifikasi akademik dan kompetensi yang dipersyaratkan bagi pendidik dan tenaga kependidikan PAUD. 6. Standar Sarana dan Prasarana adalah kriteria tentang persyaratan pendukung penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini secara holistik dan integratif yang memanfaatkan potensi lokal.
  • 15. 12 Gambar 5 KETERKAITAN KURIKULUM ANTAR TINGKAT/JENJANG PENDIDIKAN STRUKTUR KURIKULUM STANDAR KOMPETENSI LULUSAN Pengembangan kepribadian Muatan umum : nasional, lokal Program kecakapan hidup Pemerintah Provinsi Kab/kota Satuan pend Mulok dikmen Mulok dikdas Mulok, KTSP, RPP dan KBM Muatan umum : nasional, lokal Peminatan akademik Peminatan kejuruan Peminatan lintas minat/penalaman minat Kurikulum satuan/program pendidikan Kurikulum mata pelajaran Pedoman implementasi Buku Teks Pelajaran Buku Panduan Guru PAUD DIKNAS DIKMEN PNF SIKAP KETERAMPILAN PENGELOLA KURIKULUM Kompetensi inti Kompetensi Dasar PENGETAHUAN Dari gambar (5) di atas kita dapat melihat bahwa Kurikulum 2013 dilaksanakan pada seluruh jenjang pendidikan, dari jenjang PAUD, SD, SMP, SMA hingga SMK, termasuk untuk Pendidikan Nonformal. Struktur kurikulum di semua jenjang berisi kompetensi inti dan kompetensi dasar.Kompetensi inti dan kompetensi dasar mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum nasional yang bersifat terbuka artinya memberi peluang kepada daerah dan satuan pendidikan untuk memperkaya kurikulum sesuai dengan karakteristik daerah atau satuannya. Provinsi berkewenangan mengembangkan muatan lokal untuk kurikulum pendidikan menengah.Kabupaten/kotaberkewenanganmengembangkan muatan lokal untuk kurikulum SD dan SMP, sedangkan satuan pendidikan termasuk satuan PAUD mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kekhasan kurikulum di tiap jenjang terdapat pada konten. Konten kurikulum PAUD dikenalkan untuk membangun pengalaman belajar, tidak menitikberatkan pada pencapaian P b in p K te p k m m m sa K K K p “...Kurikulum 2013 merupakan kurikulum Nasional bersifat terbuka, artinya memberi peluang kepada daerah dan satuan pendidikan untuk memperkaya sesuai dengan karakteristik daerah dan satuannya...” 9KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA b. Pendidikan berbasis standar berarti bahwa Kurikulum 2013 PAUD mengacu padaStandarPAUDyangditetapkandalamPermendikbudNomor137Tahun 2014. Proses pengembangan kurikulum secara langsung berlandaskan pada empat standar yakni standar tingkat pencapaian perkembangan anak, standar isi, standar proses, dan standar penilaian pendidikan. Sementara itu, empat standar lainnya dikembangkan lebih lanjut untuk mendukung implementasi kurikulum. c. Kurikulum berbasis kompetensi berarti bahwa Kurikulum 2013 PAUD dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi anak untuk mengembangkan kemampuan yang berupa sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. 4. Landasan Pedagogis Kurikulum 2013 PAUD memahami bahwa sebagai individu yang unik, memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda, dan belum mencapai masa operasional konkret. Oleh karena itu dalam mengelola kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan dan potensi setiap anak. 5. Landasan Yuridis Kurikulum 2013 PAUD berdasar pada perundangan dan peraturan yang berlaku dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada. Landasan yuridis yang digunakan dalam pengembangan Kurikulum 2013 PAUD adalah sebagai berikut: a. Pembukaan UUD 1945 “… Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, …” b. Pasal 31 Undang Undang Dasar 45 Ayat (1) Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan; dan ayat (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. (3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. c. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bagian Ketujuh Pendidikan Anak Usia Dini (Pasal 28) 1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
  • 16. 10 2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/ atau informal. 3) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. 4) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. 5) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. 6) Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. d. Undang Undang Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002 Pasal 4 berbunyi ”Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”; Pasal 9 ayat 1 ”Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya”; Pasal 9 ayat 2 ”Selain hak anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), khusus bagi anak yang menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar biasa, sedangkan bagi anak yang memiliki keunggulan juga berhak mendapatkan pendidikan khusus”. e. Peraturan Pemerintan Nomor 13 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pada pasal 77G yaitu struktur kurikulum pendidikan anak usia dini berisi program pengembangan nilai agama dan moral, motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni. f. Perpres No. 60 tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif. g. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. h. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. i. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakukan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013. j. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 84 Tahun 2014 tentang Pendirian Satuan PAUD Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. 11KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA Bagaimanakah Posisi Kurikulum PAUD dalam Rangka Pendidikan Nasional Pada bagian ini akan dipaparkan posisi atau kedudukan strategis Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dalam konteks dan lingkup Pendidikan Nasional. Pokok-pokok pikiran yang akan dipaparkan, yaitu: • Bagaimanakah Kedudukan K-13 PAUD dengan Kurikulum Pendidikan di Tingkat Atasnya? • Bagaimanakh Keterkaitan Standar PAUD dan Kurikulum 2013 PAUD? Kedua pertanyaan di atas merupakan pertanyaan kunci untuk dapat memaknai posisi atau kedudukan strategis Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dalam konteks dan lingkup Pendidikan Nasional. Paparan setiap jawaban dari pertanyaan di atas, adalah : Bagaimanakah Kedudukan K-13 PAUD dengan Kurikulum Pendidikan di Tingkat Atasnya? Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kebijakan pengembangan kurikulumpendidikannasional,danmemilikikesinambungan dengan kurikulum 2013 pada jenjang pendidikan di atasnya. Kurikulum 2013 menetapkan struktur kurikulum yang sama untuk semua jenjang pendidikan tanpa menghilangkan kekhasan program masing-masing. Kebijakan tersebut didasarkan pada pemahaman bahwa pembentukan sumber daya manusia yang andal harus dimulai sejak usia dini secara berkelanjutan hingga jenjang pendidikan tertinggi dalam satu sistem pendidikan. Secara jelas dapat dilihat pada gambar (5) berikut ini. “...Pembentukan SDM yang handal harus di muali sejak usia dini secara berkelanjutan hingga jenjang pendidikan tertinggi dalam satu sistem pendidikan...”