SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
KOMPOSISI ASAM LEMAK IKAN TONGKOL, LAYUR, DAN TENGGIRI
DARI PAMEUNGPEUK, GARUT
Rusky I. Pratama1
, M. Yusuf Awaluddin1
dan Safri Ishmayana2
1
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran
2
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran
email : awaludinium@yahoo.com
ABSTRAK
Asam lemak ikan laut telah menarik banyak perhatian karena peranannya dalam mencegah berbagai
penyakit. Sifat tersebut berkaitan dengan asam lemak tak jenuh majemuk ω-3. Sampai saat ini, belum
ada data yang lengkap mengenai komposisi asam lemak dalam ikan. Tujuan penelitian ini adalah
menentukan komposisi asam lemak dari ikan layur, tenggiri dan tongkol dari Pameungpeuk, Garut.
Sampel ikan disimpan dalam kontak pendingin, kemudian dikeringkan pada suhu 50o
C selama 48
jam. Kandungan lipid dari sampel yang sudah dikeringkan diekstraksi dengan metode Soxhlet
menggunakan n-heksan sebagai pengekstrak. Lipid yang diperoleh kemudian diderivatisasi
menggunakan metanol dengan asam klorida sebagai katalis. Ester yang dihasilkan kemudian
dianalsis menggunakan kromatografi gas-spektroskopi massa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Komposisi asam lemak dari ketiga sampel ikan yang telah ditentukan berbeda-beda. Hal ini
tergantung pada spesies, makanan yang tersedia, dan faktor lain. Komposisi asam lemak tak jenuh
paling tinggi terdapat pada ikan layur, sedangkan asam lemak jenuh paling banyak terdapat pada ikan
tongkol.Kadar EPA tertinggi terdapat pada ikan layur, meskipun persentase asam lemak ini paling
rendah jika dibandingkan persentase asam lemak yang sama pada ikan lain
Kata kunci: Asam lemak, ikan laut, EPA, PUFA, dan MUFA
ABSTRACT
Fatty acid from marine fish attracts many interests because of its function to prevent various
diseases. This property is related to ω-3 polyunsaturated fatty acid content (PUFA). Until recently,
there is no complete database regarding the composition of fatty acid in fish. The objective of this
research is to investigate fatty acid composition of layur, tenggiri and tongkol fish from
Pameungpeuk, Garut. The samples was stored in a cool box, and then dried on 50°C for 48 hours.
Lipid content was then extracted using Soxhlet method using n-hexane as extractor. The isolated
lipid was then derivatised by methanol using hydrochloric acid as catalyst. The resulting ester, were
then analyzed using gas chromatography-mass spectroscopy method. The result of our research
showed that fatty acid content may vary among the sample tested. In general, there are about six to
seven fatty acid found in each fish, they are C14:0, C16:0, C18:0, C20:0, C22:0, C16:1 Δ9
, C18:1 Δ9
,
C24:1 Δ15
, C18:2 Δ9,12
, C20:4 Δ5,8,11,14
, C20:5 Δ5,8,11,14,17
. The unsaturated fatty acid percentage of
layur fish (85.26%) is higher then in tenggiri (41.09%) and tongkol (38.21%). However, the
percentage of EPA (C20:5 Δ5,8,11,14,17
) is lower in layur fish, although the EPA content is the highest.
From the results, we conclude that fatty acid content may vary among fishes, depends on species,
food availability and other factors. Among the sample tested, layur has the highest EPA content
although the percentage of the fatty acid is the lowest among other fishes tested.
Keywords: Fatty acid, marine fish, EPA, PUFA, and MUFA
Rusky I. Pratama, M. Yusuf Awaluddin, dan Safri Ishmayana
108
I. PENDAHULUAN
Ikan merupakan salah satu sumber
makanan utama bagi manusia. Ikan dapat
memenuhi kebutuhan protein hewani di
berbagai negara. Lebih jauh lagi, konsumsi
ikan dipercaya dapat memberikan berbagai
efek yang menunjang kesehatan. Ikan laut
merupakan salah satu sumber makanan yang
kaya akan asam lemak tak jenuh. Senyawa ini
telah banyak dibuktikan memberikan efek
positif bagi kesehatan, seperti menurunkan
resiko penyakit jantung, kanker, arhitis dan
lain-lain.Minyak ikan memiliki asam lemak
bebas yang beragam, mulai dari 12-26 atom
karbon dan 0-6 ikatan rangkap. Asam lemak
yang terkandung dalam ikan terdiri atas asam
lemak jenuh (15-25%), asam lemak tak jenuh
tunggal (35-60%) dan asam lemak tak jenuh
majemuk (25-40%) (Berge & Barnathan,
2005).
Ikan laut ini diperoleh melalui aktifitas
penangkapan di laut. Salah satu wilayah
perairan di selatan Jawa Barat yang
mempunyai potensi perikanan dan belum
teroptimalkan adalah perairan Kabupaten
Garut. Kabupaten ini mempunyai pola
pengembangan sektor perikanan dan kelautan
yang tercantum dalam rencana strategis Dinas
Peternakan, Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Garut berupa “Terwujudnya
Masyarakat Perikanan dan Kelautan yang
Tangguh dan Mandiri 2010” dengan salah satu
misinya antara lain meningkatkan berbagai
produksi komoditas perikanan dan kelautan.
Sumberdaya ikan di perairan yang
termasuk wilayah Kabupaten Garut
diperkirakan memiliki potensi lestari sekitar
10.000 ton/tahun, belum termasuk potensi
sumberdaya hayati akuatik di perairan ZEE
Indonesia 200 mil (Dinas Peternakan
Perikanan dan Kelautan, 2005). Beberapa
komoditas unggulan dari sektor penangkapan
di laut antara lain ikan tongkol, ikan tenggiri,
ikan layur, ikan jangilus, ikan cakalang, ikan
hias laut, udang lobster dan cumi-cumi.
Komoditas unggulan tersebut tentu saja
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi bagi
Kabupaten Garut.
Di masa yang akan datang, permintaan
akan sumberdaya ikan diperkirakan akan
cenderung meningkat.Hal ini terutama
disebabkan oleh laju pertumbuhan penduduk
yang selalu meningkat, sehingga kebutuhan
ikan juga cenderung meningkat. Untuk
mencukupi permintaan sumberdaya ikan,
diperlukan adanya optimalisasi produksi
perikanan lokal maupun regional.
Informasi kandungan asam lemak pada
ikan-ikan yang ditangkap oleh nelayan dan
dikonsumsi oleh masyarakat dapat menjadi
informasi berharga berkaitan dengan
peningkatan nilai gizi masyarakat.
Permasalahan yang timbul adalah belum ada
komposisi asam lemak yang terdapat pada
ikan tongkol, layur dan tenggiri hasil
tangkapan di Kabupaten Garut .
Berbeda dengan lemak dan minyak
lainnya, minyak ikan mengandung EPA dan
109
DHA yang tinggi, masing-masing sejumlah
14-19% dan 5-8%. Komposisi asam lemak tak
jenuh majemuk tergantung pada berbagai
faktor. Asam lemak jenuh termasuk komponen
C12 sampai C24 dan beberapa dengan rantai
cabang (iso C16, iso C17) juga telah
ditemukan. Diantara asam lemak tak jenuh
tunggal 16:1(ω7), 20 :1(ω-9) dan 22:1 (ω-11)
juga ada dalam jumlah yang bervariasi. Lebih
dari 50 jenis asam lemak bebas telah
ditemukan dalam minyak ikan laut namun
delapan diantaranya seringkali mewakili lebih
dari 80% dari jumlah keseluruhan.
Dalam jaringan ikan, komposisi asam
lemak (terutama triasilgliserol dan sejumlah
kecil fosfolipid) ditentukan oleh komposisi
asupan dan metabolisme lipis (Sargent, 1995).
Ikan memiliki kemampuan untuk mensintesis
secara de novo(biosintesis molekul yang
komplek dari molekul yang paling sederhana)
asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh
tunggal, dan juga secara selektif menyerap dan
memetabolisme asam lemak dalam asupan
termasuk asam lemak tak jenuh majemuk
rantai panjang (Bell et al., 1997) untuk
memperoleh komposisi asam lemak yang
optimum (Ackman, 1980). Komposisi
optimum ini tampaknya merupakan
karakteristik yang khusus untuk masing-
masing spesies dan bahkan tiap galur (Pickova
et al., 1999). Lebih jauh lagi, kemampuan
konversi asam lemak tak jenuh majemuk pada
ikan berbeda-beda diantara spesies dan bahkan
ras (Sargent, 1995). Sehingga ikan air
tawarumumnya dapat memperpanjang dan
membentuk ikatan rangkap asam α-linoleat
(18:3(n-3) menjadi EPA dan DHA, sedangkan
ikan laut, yang kurang atau memiliki aktivitas
enzim ∆ 5-desaturase sangat rendah, tidak
dapat menyintesis dan memerlukan asam
lemak tak jenuh majemuk rantai panjang
seperti EPA dan DHA dalam asupan (Peng et
al.,2003)
Parameter lingkungan juga
mempengaruhi komposisi asam lemak tak
jenuh majemuk (Ould El Kebir et al.,2003).
Semakin dingin air, semakin tinggi jumlah
komponen ini. Selama adaptasi pada suhu
yang lebih rendah, pembentukan ikatan
rangkap komponen asam lemak meningkat,
dan gugus polar,, seperti spesies
fosfolipid,pada membran mengalami penataan
kembali (Lahdes et al.,2000). Distribusi asam
lemak berbeda antara satu spesies dengan
spesies lainnya, dan tergantung pada berbagai
faktor,seperti musim, suhu, tempat
berkembang, spesies ikan, umur, jenis kelamin
dan kebiasaan makan (Saito et al., 1997;
Bandarra et al.,1997; Tanakol et al.,1999).
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kandungan asam lemak pada ikan
tongkol, layur dan tenggiri yang diperoleh dari
perairan Pameungpeuk Kabupaten Garut.Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai kandungan asam lemak
pada beberapa jenis ikan komoditas penting di
Kabupaten Garut, yaitu ikan tongkol, layur
dan tenggiri. Selain itu diharapkan pula
Rusky I. Pratama, M. Yusuf Awaluddin, dan Safri Ishmayana
110
menjadi informasi bagi peneliti-peneliti
selanjutnya.
II. METODE PENELITIAN
2.1. Pelaksanaan di Lapangan
Pengambilan sampel ikan tongkol, ikan
layur dan ikan tenggiri berdasarkan ukuran
ikan konsumsi yang merupakan komoditas
utama di daerah ini. Sampel diperoleh dari
nelayan setempat yang baru mendaratkan
perahunya di lokasi pendaratan ikan
Pameungpeuk.
2.2. Pelaksanaan di Laboratorium
1) Ekstraksi Lemak
Proses ekstraksi dilakukan dengan
menggunakan metode soxhlet dengan pelarut
n-heksan. Sebanyak masing-masing 10 gram
sampel diekstraksi dengan pelarut n-heksan
selama 5 jam. Lemak yang diperoleh
kemudian digunakan untuk analisis
selanjutnya.
2) Analisis Komposisi Asam Lemak
Untuk analisis asam lemak ditentukan
dengan merode kromatografi gas spektroskopi
massa. Sampel yang diperoleh dari tahap
sebelumnya diderivatisasi menjadi ester asam
lemak dan metanol dengan menggunakan
katalis asam klorida. Sebanyak 100 mg sampel
ditambahkan dengan 5 ml metanol anhidrat
dan asam sulfat. Campuran direfluks selama 5
jam pada suhu 50-60o
C. Hasilnya merupakan
metil ester asam lemak yang siap untuk
fisuntikkan ke alat kromatografi gas. Konsisi
kromatografi mengikuti yang dikemukanan
oleh Vlieg & Body (1988).
2.3. Analisis Data
Analisis data dilakukan secara
deskriptif dengan membandingkan jenis-jenis
asam lemak yang dikandung pada masing-
masing jenis ikan tongkol, ikan layur dan ikan
tenggiri yang diperoleh.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Kandungan Lemak Total
Kandungan lemak total dari ikan-ikan
yang dianalisis berbeda-beda. Ikan layur
memiliki kandungan lemak total terbanyak,
diikuti oleh tenggiri dan tongkol (Tabel 1).
Perbedaan lipid yang diisolasi dari ketiga
sampel tersebut adalah bentuk fisik pada suhu
kamar. Lipid yang diisolasi dari layur
memiliki bentuk fisik cair sedangkan lipid
yang diisolasi dari dua sampel lainnya
berbentuk padat. Perbedaan bentuk fisik ini
disebabkan karena perbedaan komposisi asam
lemak yang terkandung di dalam lipid
tersebut. Lemak dari tenggiri dan tongkol
berbentuk fisik padat pada suhu kamar karena
memiliki komposisi asam lemak jenuh yang
lebih banyak dibandingkan asam lemak tak
jenuh (Holme & Peck, 1993).
Jurnal Akuatika Volume II Nomor 2/September 2011
ISSN 0853-2523
111
Tabel 1 Kadar lemak total yang terkandung dalam ikan layur, tenggiri dan tongkol
Ikan
Kadar Lemak
(%)
Layur 16,68
Tenggiri 6,11
Tongkol 0,87
3.2. Profil Distribusi asam lemak pada
layur, tongkol dan tenggiri
Ditemukan rata-rata 6 sampai 7 asam
lemak pada masing-masing sampel ikan yang
dinalisis, yaitu : C14:0, C16:0, C18:0, C20:0,
C22:0, C16:1 Δ9
, C18:1 Δ9
, C24:1 Δ15
C18:2
Δ9,12
, C20:4 Δ5,8,11,14
C20:5 Δ5,8,11,14,17
(Tabel
2). Meskipun ditemukan pada semua sampel
yang dianalisis, kadar masing-masing asam
lemak tersebut berbeda pada tiap sampel.
Sebagai contoh, kadar asam miristat (C14:0)
pada ikan layur hanya 0,24% terhadap total
asam lemak dalam sampel, sedangkan pada
ikan tenggiri dan tongkol, asam lemak yang
sama kadarnya masing-masing adalah 16,79%
dan 20,89%. Sedangkan untuk asam linoleat
(C18:2 Δ9,12
), pada sampel ikan layur
ditemukan sebanyak 48,36% dan tidak
ditemukan pada sampel yang lain. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian oleh Iverson
et.al. (2002) yang menunjukkan bahwa
komposisi asam lemak salah satunya
dipengaruhi oleh perbedaan spesies (spesifik
spesies).
Namun secara umum konsentrasi asam
lemak jenuh pada ikan layur relatif lebih
sedikit dibandingkan dengan lemak tak
jenuhnya, sedangkan komposisi asam lemak
jenuh pada ikan tenggiri dan tongkol relatif
lebih besar dibandingkan dengan asam lemak
tak jenuhnya.Hal ini menyebabkan perbedaan
bentuk fisik lipid yang diisolasi.
3.3. Kandungan asam Lemak Jenuh
Komposisi asam lemak jenuh ketiga
sampel yang ditentukan berbeda, terutama
jumlah total asam lemak tak jenuh pada ikan
layur yang jauh lebih sedikit dibandingkan
kedua ikan lainnya.
Ketiga sampel mengandung C14:0 dan
C16:0, namun komposisi kedua asam lemak
tersebut pada ikan layur jumlahnya lebih
sedikit dibandingkan tenggiri dan tongkol
(Tabel 2). Dari hasil analisis, ditemukan pula
bahwa pada ikan tenggiri dan tongkol
ditemukan sejumlah kecil C20:0, namun asam
lemak tersebut tidak ditemukan pada ikan
layur. Selain itu, pada ikan tenggiri terdeteksi
adanya C22:0 yang tidak ditemukan pada
sampel yang lainnya. Hal tersebut
menunjukkan adanya perbedaan kemampuan
biosintesis asam lemak pada ketiga jenis ikan
tersebut dan asupan asam lemak yang
Rusky I. Pratama, M. Yusuf Awaluddin, dan Safri Ishmayana
112
dikonsumsi oleh ketiga jenis tersebut (Iverson
et al., 2002).
Tabel 2 Komposisi asam lemak yang terkandung dalam ikan layur, tenggiri dan tongkol
Asam Lemak
Nama
asam Lemak
Layur
(%)
Tenggiri
(%)
Tongkol
(%)
Asam lemak jenuh C14:0 miristat 0,24 16,79 20,89
C16:0 palmitat 10,51 37,74 37,73
C18:0 stearat 4,00 0,00 0,00
C20:0 arakhidat 0,00 1,52 3,17
C22:0 bhenat 0,00 2,87 0,00
Total Asam Lemak Jenuh 14,75 58,92 61,79
Asam lemak tak
jenuh
C16:1 Δ9
palmitoleat 0,28 14,96 20,40
C18:1 Δ9
oleat 34,21 5,92 4,60
C24:1 Δ15
nervonat 0,00 2,77 0,00
C18:2 Δ9,12
linoleat 48,36 0,00 0,00
C20:4 Δ5,8,11,14
arakhidonat 0,00 0,00 0,94
C20:5
Δ5,8,11,14,17
EPA 2,41 17,44 12,27
MUFA 34,49 23,65 25,00
PUFA 50,77 17,44 13,21
Total Asam Lemak Tak
Jenuh 85,26 41,09 38,21
3.4. Kandungan asam lemak tak jenuh
Secara keseluruhan komposisi asam
lemak tak jenuh dari ikan layur jauh lebih
tinggi dibandingkan. Komposisi asam lemak
tak jenuh tunggal (MUFA) dari ketiga ikan
yang diuji tidak jauh berbeda. Perbedaan yang
mencolok pada komposisi asam lemak tak
jenuh majemuknya (PUFA). Asam lemak
yang berasal dari ikan layur memiliki kadar
PUFA yang sangat tinggi (50,77%),
sedangkan ikan tenggiri dan tongkol masing-
masing sebesar 17,44% dan 12,77%.
Pada sampel ikan layur, asam lemak tak
jenuh yang dominan adalah C18:1 Δ9
(asam
oleat) dan C18:2 Δ9,12
(asam linoleat) masing-
masing sebesar 34,21% dan 48,36%.
Komposisi kedua asam lemak yang tinggi
tersebut menyebabkan bentuk fisik dari lipid
ikan layur berfasa cair. Berbeda dengan
komposisi asam lemak tak jenuh layur,
komposisi asam lemak tak jenuh tenggiri dan
tongkol relatif lebih rendah. Pada ikan tenggiri
terdapat asam lemak C16:1 Δ9
(asam
palmitoleat) dan C18:1 Δ9
masing-masing
sebesar 14,96% dan 5,92%. Sedangkan pada
tongkol komposisi kedua asam lemak tersebut
masing-masing sebesar 20,40% dan 4,60%.
Komposisi asam lemak tak jenuh yang rendah
Jurnal Akuatika Volume II Nomor 2/September 2011
ISSN 0853-2523
113
pada ikan tenggiri dan tongkol menyebabkan
sifat fisik lipid yang diisolasi dari kedua ikan
tersebut berbeda dengan lemak yang diisolasi
dari layur.
Asam lemak tak jenuh majemuk
(PUFA) ω-3 dalam ikan, merupakan asam
lemak yang banyak diteliti karena manfaatnya
untuk mencegah penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan pembuluh darah. Dua
PUFA ω-3 utama yang ditemukan pada ikan
adalah 20:5 eicosapentaenoic acid (EPA) dan
22:6 dokosaheksaenoic acid (DHA). Dalam
ketiga sampel yang dianalisis, hanya
ditemukan EPA sedangkan DHA tidak
ditemukan pada ketiga sampel tersebut.
Komposisi EPA paling tinggi terkandung
dalam ikan tenggiri (17,44%), dan paling
rendah terkandung dalam layur (2,41%).
Namun, jika dilihat dari luas puncak
kromatogram yang dihasilkan (Tabel3),
konsentrasi EPA dalam ikan layur jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan ikan yang lain.
Komposisi EPA yang rendah pada ikan
tenggiri disebabkan komposisi asam lemak tak
jenuh yang lain besar, sehingga komposisi
EPA menjadi kecil dibandingkan dengan asam
lemak yang lain.
Tabel 3 Data hasil analisis kromatografi gas-spektroskopi massa
Asam Lemak
Nama
asam
Lemak
Layur Tenggiri Tongkol
Luas Area % area
Luas
Area % area
Luas
Area % area
C14:0 miristat 35.421 0,24 159.033 16,79 218.771 20,89
C16:0 palmitat 1.554.103 10,51 357.429 37,74 395.098 37,73
C18:0 stearat 591.625 4,00 0 0,00 0 0,00
C20:0 arakhidat 0 0,00 14.414 1,52 33.207 3,17
C22:0 bhenat 0 0,00 27.196 2,87 0 0,00
C16:1 Δ9
palmitoleat 40.905 0,28 141.683 14,96 213.681 20,40
C18:1 Δ9
oleat 5.059.507 34,21 56.063 5,92 48.168 4,60
C24:1 Δ15
nervonat 0 0,00 26.238 2,77 0 0,00
C18:2 Δ9,12
linoleat 7.152.344 48,36 0 0,00 0 0,00
C20:4 Δ5,8,11,14
arakhidonat 0 0,00 0 0,00 9.858 0,94
C20:5
Δ5,8,11,14,17
EPA 356.893 2,41 165.146 17,44 128.476 12,27
JUMLAH 14.790.798 100,00 947.202 100,00 1.047.259 100,00
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Komposisi asam lemak dari ketiga sampel
ikan yang telah ditentukan berbeda-beda.
Hal ini tergantung pada spesies, makanan
yang tersedia, dan faktor lain.
2. Komposisi asam lemak tak jenuh paling
tinggi terdapat pada ikan layur, sedangkan
asam lemak jenuh paling banyak terdapat
pada ikan tongkol.
Rusky I. Pratama, M. Yusuf Awaluddin, dan Safri Ishmayana
114
3. Kadar EPA tertinggi terdapat pada ikan
layur, meskipun persentase asam lemak ini
paling rendah jika dibandingkan persentase
asam lemak yang sama pada ikan lain
4.2. Saran
Perlu dilakukan analsis komposisi
asam lemak dari sumber ikan yang lain untuk
melengkapi data mengenai kandungan asam
lemak ikan yang ada di Indonesia.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada
Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran
yang telah mendanai penelitian ini melalui
dana DIPA Universitas Padjadjaran tahun
anggaran 2007 berdasarkan SPK No.
261M/JO6.14.LP/PL/2007 tanggal 3 April
2007.
DAFTAR PUSTAKA
Ackman, R.G. 1980. Fish lipids, In: Connell,
J.J. (ed.), Advances in Fish Science and
Technology. FishingNews. Farham. P
86.
Bandarra, M.N., Batista, I., Nunes, M.L.,
Empis, J.M. & Christie. W.W. 1997.
Seasonal Changes in Lipid Composition
of Sardine (Sardina pilchardus). J. Food
Sci. 62:40
Bell, J.G., Tocher, D.R., Farndale, B.M., Cox,
D.I., McKinney, R.W. & Sargent, J.R.
1997. The effect of dietary lipid on
polyunsaturated fatty acid metabolism in
Atlantic salmon (Salmo salar)
undergoing parr-smolt transformation.
Lipids.32:515-525
Berghe, J-P. & Branathan, G. 2005. Fatty
acids from lipids of marine organisms:
molecular biodiversity, roles as
biomarkers, biologically active
compounds, and economical aspects.
Adv. Biochem. Engin/Biotechnol.96 :49-
125
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan.
2005. Laporan tahunan perikanan dan
kelautan. Dipublikasikan dalam
www.garut.go.id, diakses pada tanggal
23/04/2007.
Holme, D.J. & Peck, H. 1993. Analytical
Biochemistry. Longman Scientific &
Technical. Singapore.
Iverson, S.J., Frost, K.J. & Lang, S.L.C. 2002.
Fat content and fatty acid composition of
forage fish and invertebrates in Prince
William Sound, Alaska: factors
contributing to among and within
species variability. Marine Ecology
Progress Series. 241: 161-181
Lahdes, E., Balogh, G., Fodor, E. & Farkas, T.
2000. Adaptation of composition and
biophysical properties of phospholipids
to tempereture by the Crustacean,
Gammarus spp. Lipids 35:1093-1098
Ould El Kebir, M.V., Barnathan, G., Siau, Y.,
Miralles, J. & Gaydou, E.M. 2003. Fatty
Acid Distribution in Muscle, Liver, and
Gonads of Rays (Dasyatis marmorata,
Rhinobatos cemiculus, and Rhinoptera
marginata) from the East Tropical
Atlantic Ocean. J. Agric. Food. Chem.
51:1942-1947
Peng, J., Larondelle, Y., Ackman, R.G. &
Rollin, X. 2003. Polyunsaturated fatty
acid profiles of whole body
phospholipids and triacylglycerols in
anadromous and landlocked Atlantic
salmon (Salmo salar L.) fry. Comp
Biochem Physol Pt B 134:335-348
Pickova, J., Kiessling, A. & Dutta. P.C.1999.
Fatty acid and carotenoid composition of
eggs from two ninanadromous Atlantic
salmon stoks of cultured and wild origin.
Fish Physol. Biochem. 21:147
Jurnal Akuatika Volume II Nomor 2/September 2011
ISSN 0853-2523
115
Saito, H., Ishihara, K. & Murase, T. 1997. The
fatty acid composition in tuna (bonito,
Euthynnus pelamis) caught at tree
defferent localities from tropics to
temperete. J. Sci.Food. Agric. 73:53-59
Sargent, J.R. 1995. (n-3) polyunsaturated FA
and farmed fish. In: Hamilton, R.J. &
Rice, R.D. (eds.) Fish Oil: Technology,
Nutrition and Marketing. Barnes and
Associates. Bucks. pp 67-94.
Tanakol, R., Yazici, Z., Sener, E. & Sencer, E.
1999 Fatty acid composition of 19
species of fish from the Black Sea and
the Marmara Sea. Lipids. 34:291-297
Vlieg, P. & Body, D.R. 1998. Lipid contents
and fatty acid composition of some New
Zealand freshwater finish and marine
finish, shellfish, and, roes. New Zealand
Journal of Marine and Freshwater
Research. 22:151-162

More Related Content

What's hot

Pikp modul08 sub sistem pengolahan
Pikp modul08 sub sistem pengolahanPikp modul08 sub sistem pengolahan
Pikp modul08 sub sistem pengolahanYosie Andre Victora
 
Ikan dan Hasil Perairan
Ikan dan Hasil PerairanIkan dan Hasil Perairan
Ikan dan Hasil PerairanAgnescia Sera
 
komposisi kimiawi daging ikan
komposisi kimiawi daging ikankomposisi kimiawi daging ikan
komposisi kimiawi daging ikanHeru Pramono
 
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lainmaner b1
 
Pemanfaatan limbah kulit udang (PKM)
Pemanfaatan limbah kulit udang (PKM)Pemanfaatan limbah kulit udang (PKM)
Pemanfaatan limbah kulit udang (PKM)Umi Lestari
 
Biokimia nutrisi pendahuuan
Biokimia nutrisi   pendahuuanBiokimia nutrisi   pendahuuan
Biokimia nutrisi pendahuuanScott Cracer
 
Pemanfaatan limbah udang
Pemanfaatan limbah udangPemanfaatan limbah udang
Pemanfaatan limbah udangNur Chawhytz
 
Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan Jurnalyulina096
 
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...Ari Panggih Nugroho
 
4. nilai gizi daging ikan
4. nilai gizi daging ikan4. nilai gizi daging ikan
4. nilai gizi daging ikanHeru Pramono
 

What's hot (20)

Pikp modul08 sub sistem pengolahan
Pikp modul08 sub sistem pengolahanPikp modul08 sub sistem pengolahan
Pikp modul08 sub sistem pengolahan
 
PENGOLAHAN TRADISIONAL PENGASAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) Oleh: Ke...
PENGOLAHAN TRADISIONAL PENGASAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) Oleh: Ke...PENGOLAHAN TRADISIONAL PENGASAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) Oleh: Ke...
PENGOLAHAN TRADISIONAL PENGASAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) Oleh: Ke...
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
pengawetan ikan
pengawetan ikanpengawetan ikan
pengawetan ikan
 
Ikan dan Hasil Perairan
Ikan dan Hasil PerairanIkan dan Hasil Perairan
Ikan dan Hasil Perairan
 
Pengolahan ikan
Pengolahan ikanPengolahan ikan
Pengolahan ikan
 
108547896 makalah-biokimia-hasil-perikanan
108547896 makalah-biokimia-hasil-perikanan108547896 makalah-biokimia-hasil-perikanan
108547896 makalah-biokimia-hasil-perikanan
 
komposisi kimiawi daging ikan
komposisi kimiawi daging ikankomposisi kimiawi daging ikan
komposisi kimiawi daging ikan
 
Proposal pkl
Proposal pklProposal pkl
Proposal pkl
 
Pembuatan ikan asin
Pembuatan ikan asinPembuatan ikan asin
Pembuatan ikan asin
 
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
 
1 penanganan ikan di darat
1 penanganan ikan di darat1 penanganan ikan di darat
1 penanganan ikan di darat
 
Pemanfaatan limbah kulit udang (PKM)
Pemanfaatan limbah kulit udang (PKM)Pemanfaatan limbah kulit udang (PKM)
Pemanfaatan limbah kulit udang (PKM)
 
PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)
PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)
PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)
 
Biokimia nutrisi pendahuuan
Biokimia nutrisi   pendahuuanBiokimia nutrisi   pendahuuan
Biokimia nutrisi pendahuuan
 
Pemanfaatan limbah udang
Pemanfaatan limbah udangPemanfaatan limbah udang
Pemanfaatan limbah udang
 
Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan Jurnal
 
Bab 6
Bab 6Bab 6
Bab 6
 
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...
 
4. nilai gizi daging ikan
4. nilai gizi daging ikan4. nilai gizi daging ikan
4. nilai gizi daging ikan
 

Viewers also liked

edit decision lists
edit decision listsedit decision lists
edit decision listsSMorris97
 
обласний огляд 2012 коля коротков
обласний огляд 2012 коля коротковобласний огляд 2012 коля коротков
обласний огляд 2012 коля коротков19Lika74
 
SARBIO: Acrylates/Methacrylates from Biorenewable Materials
SARBIO: Acrylates/Methacrylates from Biorenewable MaterialsSARBIO: Acrylates/Methacrylates from Biorenewable Materials
SARBIO: Acrylates/Methacrylates from Biorenewable MaterialsSartomer
 
Demirbaş Takibi - Login Entegre ERP
Demirbaş Takibi - Login Entegre ERPDemirbaş Takibi - Login Entegre ERP
Demirbaş Takibi - Login Entegre ERPLogin Yazılım
 
Artículo rioja en escape 360 grader, suecia, abril 2012
Artículo rioja en escape 360 grader, suecia, abril 2012Artículo rioja en escape 360 grader, suecia, abril 2012
Artículo rioja en escape 360 grader, suecia, abril 2012bonitonorte
 
The Five Senses and Our Perception
The Five Senses and Our PerceptionThe Five Senses and Our Perception
The Five Senses and Our PerceptionRevolt Camp
 
живая классика 2015
живая классика 2015живая классика 2015
живая классика 2015Arfenia Sarkissian
 
Bảng so sánh_sản_phẩm_keeper
Bảng so sánh_sản_phẩm_keeperBảng so sánh_sản_phẩm_keeper
Bảng so sánh_sản_phẩm_keeperMít Ướt
 
Membuat foto panorama
Membuat foto panoramaMembuat foto panorama
Membuat foto panoramaAgung Yuwono
 
Intellettuali nelle carceri
Intellettuali nelle carceriIntellettuali nelle carceri
Intellettuali nelle carceriirene_giordano
 

Viewers also liked (14)

00002849
0000284900002849
00002849
 
edit decision lists
edit decision listsedit decision lists
edit decision lists
 
Ropella
RopellaRopella
Ropella
 
обласний огляд 2012 коля коротков
обласний огляд 2012 коля коротковобласний огляд 2012 коля коротков
обласний огляд 2012 коля коротков
 
SARBIO: Acrylates/Methacrylates from Biorenewable Materials
SARBIO: Acrylates/Methacrylates from Biorenewable MaterialsSARBIO: Acrylates/Methacrylates from Biorenewable Materials
SARBIO: Acrylates/Methacrylates from Biorenewable Materials
 
Demirbaş Takibi - Login Entegre ERP
Demirbaş Takibi - Login Entegre ERPDemirbaş Takibi - Login Entegre ERP
Demirbaş Takibi - Login Entegre ERP
 
2zv
2zv2zv
2zv
 
Artículo rioja en escape 360 grader, suecia, abril 2012
Artículo rioja en escape 360 grader, suecia, abril 2012Artículo rioja en escape 360 grader, suecia, abril 2012
Artículo rioja en escape 360 grader, suecia, abril 2012
 
The Five Senses and Our Perception
The Five Senses and Our PerceptionThe Five Senses and Our Perception
The Five Senses and Our Perception
 
живая классика 2015
живая классика 2015живая классика 2015
живая классика 2015
 
Bảng so sánh_sản_phẩm_keeper
Bảng so sánh_sản_phẩm_keeperBảng so sánh_sản_phẩm_keeper
Bảng so sánh_sản_phẩm_keeper
 
Membuat foto panorama
Membuat foto panoramaMembuat foto panorama
Membuat foto panorama
 
Intellettuali nelle carceri
Intellettuali nelle carceriIntellettuali nelle carceri
Intellettuali nelle carceri
 
Odwaga
OdwagaOdwaga
Odwaga
 

Similar to 529 1005-1-sm

mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.pptmata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.pptmuhammadsahir5
 
6207-Article Text-17808-1-10-20130131.pdf
6207-Article Text-17808-1-10-20130131.pdf6207-Article Text-17808-1-10-20130131.pdf
6207-Article Text-17808-1-10-20130131.pdfFafa100
 
Laporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza sLaporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza sAngga Asc
 
Basic theory pkm p fitra humala harahap
Basic theory pkm p fitra humala harahapBasic theory pkm p fitra humala harahap
Basic theory pkm p fitra humala harahapFitra Harahap
 
fourmulasi
fourmulasifourmulasi
fourmulasifikan
 
Pendahuluan Dastek.pptx
Pendahuluan Dastek.pptxPendahuluan Dastek.pptx
Pendahuluan Dastek.pptxVennyAgustin3
 
Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1Aguss Aja
 
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...Repository Ipb
 
2014 09 hut_korpri_rusmiyatun2
2014 09 hut_korpri_rusmiyatun22014 09 hut_korpri_rusmiyatun2
2014 09 hut_korpri_rusmiyatun2Yoga Amanta
 
Pipih suptijah kajianefekdayahambat
Pipih suptijah kajianefekdayahambatPipih suptijah kajianefekdayahambat
Pipih suptijah kajianefekdayahambatbrawijaya university
 
Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...
Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...
Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...Mujiyanto -
 
4. SIFAT FISIKA DAGING IKAN.pptx
4. SIFAT FISIKA DAGING IKAN.pptx4. SIFAT FISIKA DAGING IKAN.pptx
4. SIFAT FISIKA DAGING IKAN.pptxRayhanFajar2
 
Karakteristik Fisiko-Kimia Hasil Perikanan.pptx
Karakteristik Fisiko-Kimia Hasil Perikanan.pptxKarakteristik Fisiko-Kimia Hasil Perikanan.pptx
Karakteristik Fisiko-Kimia Hasil Perikanan.pptxVennyAgustin3
 
Status Pemanfaatan Berdasarkan ukuran ikan hias injel napoleon (Pomacanthus ...
Status Pemanfaatan  Berdasarkan ukuran ikan hias injel napoleon (Pomacanthus ...Status Pemanfaatan  Berdasarkan ukuran ikan hias injel napoleon (Pomacanthus ...
Status Pemanfaatan Berdasarkan ukuran ikan hias injel napoleon (Pomacanthus ...Dr. Mauli Kasmi
 

Similar to 529 1005-1-sm (20)

185 251-1-sm
185 251-1-sm185 251-1-sm
185 251-1-sm
 
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.pptmata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
 
Ikan layaran
Ikan layaranIkan layaran
Ikan layaran
 
Surimi dtpi
Surimi dtpiSurimi dtpi
Surimi dtpi
 
6207-Article Text-17808-1-10-20130131.pdf
6207-Article Text-17808-1-10-20130131.pdf6207-Article Text-17808-1-10-20130131.pdf
6207-Article Text-17808-1-10-20130131.pdf
 
Bab 1 ok
Bab 1 okBab 1 ok
Bab 1 ok
 
Laporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza sLaporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza s
 
Basic theory pkm p fitra humala harahap
Basic theory pkm p fitra humala harahapBasic theory pkm p fitra humala harahap
Basic theory pkm p fitra humala harahap
 
Oseana xxviii(3)11 16
Oseana xxviii(3)11 16Oseana xxviii(3)11 16
Oseana xxviii(3)11 16
 
fourmulasi
fourmulasifourmulasi
fourmulasi
 
Pendahuluan Dastek.pptx
Pendahuluan Dastek.pptxPendahuluan Dastek.pptx
Pendahuluan Dastek.pptx
 
Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1
 
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
 
2014 09 hut_korpri_rusmiyatun2
2014 09 hut_korpri_rusmiyatun22014 09 hut_korpri_rusmiyatun2
2014 09 hut_korpri_rusmiyatun2
 
BAB I.pdf
BAB I.pdfBAB I.pdf
BAB I.pdf
 
Pipih suptijah kajianefekdayahambat
Pipih suptijah kajianefekdayahambatPipih suptijah kajianefekdayahambat
Pipih suptijah kajianefekdayahambat
 
Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...
Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...
Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...
 
4. SIFAT FISIKA DAGING IKAN.pptx
4. SIFAT FISIKA DAGING IKAN.pptx4. SIFAT FISIKA DAGING IKAN.pptx
4. SIFAT FISIKA DAGING IKAN.pptx
 
Karakteristik Fisiko-Kimia Hasil Perikanan.pptx
Karakteristik Fisiko-Kimia Hasil Perikanan.pptxKarakteristik Fisiko-Kimia Hasil Perikanan.pptx
Karakteristik Fisiko-Kimia Hasil Perikanan.pptx
 
Status Pemanfaatan Berdasarkan ukuran ikan hias injel napoleon (Pomacanthus ...
Status Pemanfaatan  Berdasarkan ukuran ikan hias injel napoleon (Pomacanthus ...Status Pemanfaatan  Berdasarkan ukuran ikan hias injel napoleon (Pomacanthus ...
Status Pemanfaatan Berdasarkan ukuran ikan hias injel napoleon (Pomacanthus ...
 

More from brawijaya university

0410115 absPENGARUH MINYAK IKAN (Oleum Iecoris Aselli) TERHADAP PROSES BELAJA...
0410115 absPENGARUH MINYAK IKAN (Oleum Iecoris Aselli) TERHADAP PROSES BELAJA...0410115 absPENGARUH MINYAK IKAN (Oleum Iecoris Aselli) TERHADAP PROSES BELAJA...
0410115 absPENGARUH MINYAK IKAN (Oleum Iecoris Aselli) TERHADAP PROSES BELAJA...brawijaya university
 
PERBANDINGAN KANDUNGAN OMEGA-3 DAN OMEGA-6 DALAM MINYAK MAN LEMURU DENGAN TEK...
PERBANDINGAN KANDUNGAN OMEGA-3 DAN OMEGA-6 DALAM MINYAK MAN LEMURU DENGAN TEK...PERBANDINGAN KANDUNGAN OMEGA-3 DAN OMEGA-6 DALAM MINYAK MAN LEMURU DENGAN TEK...
PERBANDINGAN KANDUNGAN OMEGA-3 DAN OMEGA-6 DALAM MINYAK MAN LEMURU DENGAN TEK...brawijaya university
 
DIFUSI TEKNOLOGI PRODUKSI KONSENTRAT PROTEIN DARI IKAN GABUS
DIFUSI TEKNOLOGI PRODUKSI KONSENTRAT PROTEIN DARI IKAN GABUSDIFUSI TEKNOLOGI PRODUKSI KONSENTRAT PROTEIN DARI IKAN GABUS
DIFUSI TEKNOLOGI PRODUKSI KONSENTRAT PROTEIN DARI IKAN GABUSbrawijaya university
 
Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari Tempe
Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari TempeKadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari Tempe
Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari Tempebrawijaya university
 
Chapter1 bacterial-isolation-identification-and-storage
Chapter1 bacterial-isolation-identification-and-storageChapter1 bacterial-isolation-identification-and-storage
Chapter1 bacterial-isolation-identification-and-storagebrawijaya university
 
Its undergraduate-15574-1406100055-paper
Its undergraduate-15574-1406100055-paperIts undergraduate-15574-1406100055-paper
Its undergraduate-15574-1406100055-paperbrawijaya university
 
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...brawijaya university
 
2296 orchidea-chem-eng-pengaruh molar ratio, jumlah katalis & fa pad transest...
2296 orchidea-chem-eng-pengaruh molar ratio, jumlah katalis & fa pad transest...2296 orchidea-chem-eng-pengaruh molar ratio, jumlah katalis & fa pad transest...
2296 orchidea-chem-eng-pengaruh molar ratio, jumlah katalis & fa pad transest...brawijaya university
 

More from brawijaya university (20)

0410115 absPENGARUH MINYAK IKAN (Oleum Iecoris Aselli) TERHADAP PROSES BELAJA...
0410115 absPENGARUH MINYAK IKAN (Oleum Iecoris Aselli) TERHADAP PROSES BELAJA...0410115 absPENGARUH MINYAK IKAN (Oleum Iecoris Aselli) TERHADAP PROSES BELAJA...
0410115 absPENGARUH MINYAK IKAN (Oleum Iecoris Aselli) TERHADAP PROSES BELAJA...
 
PERBANDINGAN KANDUNGAN OMEGA-3 DAN OMEGA-6 DALAM MINYAK MAN LEMURU DENGAN TEK...
PERBANDINGAN KANDUNGAN OMEGA-3 DAN OMEGA-6 DALAM MINYAK MAN LEMURU DENGAN TEK...PERBANDINGAN KANDUNGAN OMEGA-3 DAN OMEGA-6 DALAM MINYAK MAN LEMURU DENGAN TEK...
PERBANDINGAN KANDUNGAN OMEGA-3 DAN OMEGA-6 DALAM MINYAK MAN LEMURU DENGAN TEK...
 
DIFUSI TEKNOLOGI PRODUKSI KONSENTRAT PROTEIN DARI IKAN GABUS
DIFUSI TEKNOLOGI PRODUKSI KONSENTRAT PROTEIN DARI IKAN GABUSDIFUSI TEKNOLOGI PRODUKSI KONSENTRAT PROTEIN DARI IKAN GABUS
DIFUSI TEKNOLOGI PRODUKSI KONSENTRAT PROTEIN DARI IKAN GABUS
 
Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari Tempe
Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari TempeKadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari Tempe
Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari Tempe
 
analisis protein
analisis protein analisis protein
analisis protein
 
fermentation journal
fermentation journalfermentation journal
fermentation journal
 
Chapter1 bacterial-isolation-identification-and-storage
Chapter1 bacterial-isolation-identification-and-storageChapter1 bacterial-isolation-identification-and-storage
Chapter1 bacterial-isolation-identification-and-storage
 
fermentation journal
fermentation journalfermentation journal
fermentation journal
 
biokimia ikan
biokimia ikanbiokimia ikan
biokimia ikan
 
Tkimia netti
Tkimia nettiTkimia netti
Tkimia netti
 
Sifat fisis kimia_(abstrak)
Sifat fisis kimia_(abstrak)Sifat fisis kimia_(abstrak)
Sifat fisis kimia_(abstrak)
 
Ratnawati k
Ratnawati kRatnawati k
Ratnawati k
 
Mutu ikan cucut marita 2
Mutu ikan cucut marita 2Mutu ikan cucut marita 2
Mutu ikan cucut marita 2
 
Jurnal uji-linearitas-2
Jurnal uji-linearitas-2Jurnal uji-linearitas-2
Jurnal uji-linearitas-2
 
Jurnal sukris28
Jurnal sukris28Jurnal sukris28
Jurnal sukris28
 
Its undergraduate-15574-1406100055-paper
Its undergraduate-15574-1406100055-paperIts undergraduate-15574-1406100055-paper
Its undergraduate-15574-1406100055-paper
 
Its undergraduate-13327-paper
Its undergraduate-13327-paperIts undergraduate-13327-paper
Its undergraduate-13327-paper
 
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
 
Buletin pn 9_2_2003_38-44_alina
Buletin pn 9_2_2003_38-44_alinaBuletin pn 9_2_2003_38-44_alina
Buletin pn 9_2_2003_38-44_alina
 
2296 orchidea-chem-eng-pengaruh molar ratio, jumlah katalis & fa pad transest...
2296 orchidea-chem-eng-pengaruh molar ratio, jumlah katalis & fa pad transest...2296 orchidea-chem-eng-pengaruh molar ratio, jumlah katalis & fa pad transest...
2296 orchidea-chem-eng-pengaruh molar ratio, jumlah katalis & fa pad transest...
 

529 1005-1-sm

  • 1. KOMPOSISI ASAM LEMAK IKAN TONGKOL, LAYUR, DAN TENGGIRI DARI PAMEUNGPEUK, GARUT Rusky I. Pratama1 , M. Yusuf Awaluddin1 dan Safri Ishmayana2 1 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran 2 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran email : awaludinium@yahoo.com ABSTRAK Asam lemak ikan laut telah menarik banyak perhatian karena peranannya dalam mencegah berbagai penyakit. Sifat tersebut berkaitan dengan asam lemak tak jenuh majemuk ω-3. Sampai saat ini, belum ada data yang lengkap mengenai komposisi asam lemak dalam ikan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan komposisi asam lemak dari ikan layur, tenggiri dan tongkol dari Pameungpeuk, Garut. Sampel ikan disimpan dalam kontak pendingin, kemudian dikeringkan pada suhu 50o C selama 48 jam. Kandungan lipid dari sampel yang sudah dikeringkan diekstraksi dengan metode Soxhlet menggunakan n-heksan sebagai pengekstrak. Lipid yang diperoleh kemudian diderivatisasi menggunakan metanol dengan asam klorida sebagai katalis. Ester yang dihasilkan kemudian dianalsis menggunakan kromatografi gas-spektroskopi massa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Komposisi asam lemak dari ketiga sampel ikan yang telah ditentukan berbeda-beda. Hal ini tergantung pada spesies, makanan yang tersedia, dan faktor lain. Komposisi asam lemak tak jenuh paling tinggi terdapat pada ikan layur, sedangkan asam lemak jenuh paling banyak terdapat pada ikan tongkol.Kadar EPA tertinggi terdapat pada ikan layur, meskipun persentase asam lemak ini paling rendah jika dibandingkan persentase asam lemak yang sama pada ikan lain Kata kunci: Asam lemak, ikan laut, EPA, PUFA, dan MUFA ABSTRACT Fatty acid from marine fish attracts many interests because of its function to prevent various diseases. This property is related to ω-3 polyunsaturated fatty acid content (PUFA). Until recently, there is no complete database regarding the composition of fatty acid in fish. The objective of this research is to investigate fatty acid composition of layur, tenggiri and tongkol fish from Pameungpeuk, Garut. The samples was stored in a cool box, and then dried on 50°C for 48 hours. Lipid content was then extracted using Soxhlet method using n-hexane as extractor. The isolated lipid was then derivatised by methanol using hydrochloric acid as catalyst. The resulting ester, were then analyzed using gas chromatography-mass spectroscopy method. The result of our research showed that fatty acid content may vary among the sample tested. In general, there are about six to seven fatty acid found in each fish, they are C14:0, C16:0, C18:0, C20:0, C22:0, C16:1 Δ9 , C18:1 Δ9 , C24:1 Δ15 , C18:2 Δ9,12 , C20:4 Δ5,8,11,14 , C20:5 Δ5,8,11,14,17 . The unsaturated fatty acid percentage of layur fish (85.26%) is higher then in tenggiri (41.09%) and tongkol (38.21%). However, the percentage of EPA (C20:5 Δ5,8,11,14,17 ) is lower in layur fish, although the EPA content is the highest. From the results, we conclude that fatty acid content may vary among fishes, depends on species, food availability and other factors. Among the sample tested, layur has the highest EPA content although the percentage of the fatty acid is the lowest among other fishes tested. Keywords: Fatty acid, marine fish, EPA, PUFA, and MUFA
  • 2. Rusky I. Pratama, M. Yusuf Awaluddin, dan Safri Ishmayana 108 I. PENDAHULUAN Ikan merupakan salah satu sumber makanan utama bagi manusia. Ikan dapat memenuhi kebutuhan protein hewani di berbagai negara. Lebih jauh lagi, konsumsi ikan dipercaya dapat memberikan berbagai efek yang menunjang kesehatan. Ikan laut merupakan salah satu sumber makanan yang kaya akan asam lemak tak jenuh. Senyawa ini telah banyak dibuktikan memberikan efek positif bagi kesehatan, seperti menurunkan resiko penyakit jantung, kanker, arhitis dan lain-lain.Minyak ikan memiliki asam lemak bebas yang beragam, mulai dari 12-26 atom karbon dan 0-6 ikatan rangkap. Asam lemak yang terkandung dalam ikan terdiri atas asam lemak jenuh (15-25%), asam lemak tak jenuh tunggal (35-60%) dan asam lemak tak jenuh majemuk (25-40%) (Berge & Barnathan, 2005). Ikan laut ini diperoleh melalui aktifitas penangkapan di laut. Salah satu wilayah perairan di selatan Jawa Barat yang mempunyai potensi perikanan dan belum teroptimalkan adalah perairan Kabupaten Garut. Kabupaten ini mempunyai pola pengembangan sektor perikanan dan kelautan yang tercantum dalam rencana strategis Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Garut berupa “Terwujudnya Masyarakat Perikanan dan Kelautan yang Tangguh dan Mandiri 2010” dengan salah satu misinya antara lain meningkatkan berbagai produksi komoditas perikanan dan kelautan. Sumberdaya ikan di perairan yang termasuk wilayah Kabupaten Garut diperkirakan memiliki potensi lestari sekitar 10.000 ton/tahun, belum termasuk potensi sumberdaya hayati akuatik di perairan ZEE Indonesia 200 mil (Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan, 2005). Beberapa komoditas unggulan dari sektor penangkapan di laut antara lain ikan tongkol, ikan tenggiri, ikan layur, ikan jangilus, ikan cakalang, ikan hias laut, udang lobster dan cumi-cumi. Komoditas unggulan tersebut tentu saja mempunyai nilai ekonomis yang tinggi bagi Kabupaten Garut. Di masa yang akan datang, permintaan akan sumberdaya ikan diperkirakan akan cenderung meningkat.Hal ini terutama disebabkan oleh laju pertumbuhan penduduk yang selalu meningkat, sehingga kebutuhan ikan juga cenderung meningkat. Untuk mencukupi permintaan sumberdaya ikan, diperlukan adanya optimalisasi produksi perikanan lokal maupun regional. Informasi kandungan asam lemak pada ikan-ikan yang ditangkap oleh nelayan dan dikonsumsi oleh masyarakat dapat menjadi informasi berharga berkaitan dengan peningkatan nilai gizi masyarakat. Permasalahan yang timbul adalah belum ada komposisi asam lemak yang terdapat pada ikan tongkol, layur dan tenggiri hasil tangkapan di Kabupaten Garut . Berbeda dengan lemak dan minyak lainnya, minyak ikan mengandung EPA dan
  • 3. 109 DHA yang tinggi, masing-masing sejumlah 14-19% dan 5-8%. Komposisi asam lemak tak jenuh majemuk tergantung pada berbagai faktor. Asam lemak jenuh termasuk komponen C12 sampai C24 dan beberapa dengan rantai cabang (iso C16, iso C17) juga telah ditemukan. Diantara asam lemak tak jenuh tunggal 16:1(ω7), 20 :1(ω-9) dan 22:1 (ω-11) juga ada dalam jumlah yang bervariasi. Lebih dari 50 jenis asam lemak bebas telah ditemukan dalam minyak ikan laut namun delapan diantaranya seringkali mewakili lebih dari 80% dari jumlah keseluruhan. Dalam jaringan ikan, komposisi asam lemak (terutama triasilgliserol dan sejumlah kecil fosfolipid) ditentukan oleh komposisi asupan dan metabolisme lipis (Sargent, 1995). Ikan memiliki kemampuan untuk mensintesis secara de novo(biosintesis molekul yang komplek dari molekul yang paling sederhana) asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh tunggal, dan juga secara selektif menyerap dan memetabolisme asam lemak dalam asupan termasuk asam lemak tak jenuh majemuk rantai panjang (Bell et al., 1997) untuk memperoleh komposisi asam lemak yang optimum (Ackman, 1980). Komposisi optimum ini tampaknya merupakan karakteristik yang khusus untuk masing- masing spesies dan bahkan tiap galur (Pickova et al., 1999). Lebih jauh lagi, kemampuan konversi asam lemak tak jenuh majemuk pada ikan berbeda-beda diantara spesies dan bahkan ras (Sargent, 1995). Sehingga ikan air tawarumumnya dapat memperpanjang dan membentuk ikatan rangkap asam α-linoleat (18:3(n-3) menjadi EPA dan DHA, sedangkan ikan laut, yang kurang atau memiliki aktivitas enzim ∆ 5-desaturase sangat rendah, tidak dapat menyintesis dan memerlukan asam lemak tak jenuh majemuk rantai panjang seperti EPA dan DHA dalam asupan (Peng et al.,2003) Parameter lingkungan juga mempengaruhi komposisi asam lemak tak jenuh majemuk (Ould El Kebir et al.,2003). Semakin dingin air, semakin tinggi jumlah komponen ini. Selama adaptasi pada suhu yang lebih rendah, pembentukan ikatan rangkap komponen asam lemak meningkat, dan gugus polar,, seperti spesies fosfolipid,pada membran mengalami penataan kembali (Lahdes et al.,2000). Distribusi asam lemak berbeda antara satu spesies dengan spesies lainnya, dan tergantung pada berbagai faktor,seperti musim, suhu, tempat berkembang, spesies ikan, umur, jenis kelamin dan kebiasaan makan (Saito et al., 1997; Bandarra et al.,1997; Tanakol et al.,1999). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan asam lemak pada ikan tongkol, layur dan tenggiri yang diperoleh dari perairan Pameungpeuk Kabupaten Garut.Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kandungan asam lemak pada beberapa jenis ikan komoditas penting di Kabupaten Garut, yaitu ikan tongkol, layur dan tenggiri. Selain itu diharapkan pula
  • 4. Rusky I. Pratama, M. Yusuf Awaluddin, dan Safri Ishmayana 110 menjadi informasi bagi peneliti-peneliti selanjutnya. II. METODE PENELITIAN 2.1. Pelaksanaan di Lapangan Pengambilan sampel ikan tongkol, ikan layur dan ikan tenggiri berdasarkan ukuran ikan konsumsi yang merupakan komoditas utama di daerah ini. Sampel diperoleh dari nelayan setempat yang baru mendaratkan perahunya di lokasi pendaratan ikan Pameungpeuk. 2.2. Pelaksanaan di Laboratorium 1) Ekstraksi Lemak Proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan metode soxhlet dengan pelarut n-heksan. Sebanyak masing-masing 10 gram sampel diekstraksi dengan pelarut n-heksan selama 5 jam. Lemak yang diperoleh kemudian digunakan untuk analisis selanjutnya. 2) Analisis Komposisi Asam Lemak Untuk analisis asam lemak ditentukan dengan merode kromatografi gas spektroskopi massa. Sampel yang diperoleh dari tahap sebelumnya diderivatisasi menjadi ester asam lemak dan metanol dengan menggunakan katalis asam klorida. Sebanyak 100 mg sampel ditambahkan dengan 5 ml metanol anhidrat dan asam sulfat. Campuran direfluks selama 5 jam pada suhu 50-60o C. Hasilnya merupakan metil ester asam lemak yang siap untuk fisuntikkan ke alat kromatografi gas. Konsisi kromatografi mengikuti yang dikemukanan oleh Vlieg & Body (1988). 2.3. Analisis Data Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan membandingkan jenis-jenis asam lemak yang dikandung pada masing- masing jenis ikan tongkol, ikan layur dan ikan tenggiri yang diperoleh. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Kandungan Lemak Total Kandungan lemak total dari ikan-ikan yang dianalisis berbeda-beda. Ikan layur memiliki kandungan lemak total terbanyak, diikuti oleh tenggiri dan tongkol (Tabel 1). Perbedaan lipid yang diisolasi dari ketiga sampel tersebut adalah bentuk fisik pada suhu kamar. Lipid yang diisolasi dari layur memiliki bentuk fisik cair sedangkan lipid yang diisolasi dari dua sampel lainnya berbentuk padat. Perbedaan bentuk fisik ini disebabkan karena perbedaan komposisi asam lemak yang terkandung di dalam lipid tersebut. Lemak dari tenggiri dan tongkol berbentuk fisik padat pada suhu kamar karena memiliki komposisi asam lemak jenuh yang lebih banyak dibandingkan asam lemak tak jenuh (Holme & Peck, 1993).
  • 5.
  • 6. Jurnal Akuatika Volume II Nomor 2/September 2011 ISSN 0853-2523 111 Tabel 1 Kadar lemak total yang terkandung dalam ikan layur, tenggiri dan tongkol Ikan Kadar Lemak (%) Layur 16,68 Tenggiri 6,11 Tongkol 0,87 3.2. Profil Distribusi asam lemak pada layur, tongkol dan tenggiri Ditemukan rata-rata 6 sampai 7 asam lemak pada masing-masing sampel ikan yang dinalisis, yaitu : C14:0, C16:0, C18:0, C20:0, C22:0, C16:1 Δ9 , C18:1 Δ9 , C24:1 Δ15 C18:2 Δ9,12 , C20:4 Δ5,8,11,14 C20:5 Δ5,8,11,14,17 (Tabel 2). Meskipun ditemukan pada semua sampel yang dianalisis, kadar masing-masing asam lemak tersebut berbeda pada tiap sampel. Sebagai contoh, kadar asam miristat (C14:0) pada ikan layur hanya 0,24% terhadap total asam lemak dalam sampel, sedangkan pada ikan tenggiri dan tongkol, asam lemak yang sama kadarnya masing-masing adalah 16,79% dan 20,89%. Sedangkan untuk asam linoleat (C18:2 Δ9,12 ), pada sampel ikan layur ditemukan sebanyak 48,36% dan tidak ditemukan pada sampel yang lain. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian oleh Iverson et.al. (2002) yang menunjukkan bahwa komposisi asam lemak salah satunya dipengaruhi oleh perbedaan spesies (spesifik spesies). Namun secara umum konsentrasi asam lemak jenuh pada ikan layur relatif lebih sedikit dibandingkan dengan lemak tak jenuhnya, sedangkan komposisi asam lemak jenuh pada ikan tenggiri dan tongkol relatif lebih besar dibandingkan dengan asam lemak tak jenuhnya.Hal ini menyebabkan perbedaan bentuk fisik lipid yang diisolasi. 3.3. Kandungan asam Lemak Jenuh Komposisi asam lemak jenuh ketiga sampel yang ditentukan berbeda, terutama jumlah total asam lemak tak jenuh pada ikan layur yang jauh lebih sedikit dibandingkan kedua ikan lainnya. Ketiga sampel mengandung C14:0 dan C16:0, namun komposisi kedua asam lemak tersebut pada ikan layur jumlahnya lebih sedikit dibandingkan tenggiri dan tongkol (Tabel 2). Dari hasil analisis, ditemukan pula bahwa pada ikan tenggiri dan tongkol ditemukan sejumlah kecil C20:0, namun asam lemak tersebut tidak ditemukan pada ikan layur. Selain itu, pada ikan tenggiri terdeteksi adanya C22:0 yang tidak ditemukan pada sampel yang lainnya. Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan kemampuan biosintesis asam lemak pada ketiga jenis ikan tersebut dan asupan asam lemak yang
  • 7. Rusky I. Pratama, M. Yusuf Awaluddin, dan Safri Ishmayana 112 dikonsumsi oleh ketiga jenis tersebut (Iverson et al., 2002). Tabel 2 Komposisi asam lemak yang terkandung dalam ikan layur, tenggiri dan tongkol Asam Lemak Nama asam Lemak Layur (%) Tenggiri (%) Tongkol (%) Asam lemak jenuh C14:0 miristat 0,24 16,79 20,89 C16:0 palmitat 10,51 37,74 37,73 C18:0 stearat 4,00 0,00 0,00 C20:0 arakhidat 0,00 1,52 3,17 C22:0 bhenat 0,00 2,87 0,00 Total Asam Lemak Jenuh 14,75 58,92 61,79 Asam lemak tak jenuh C16:1 Δ9 palmitoleat 0,28 14,96 20,40 C18:1 Δ9 oleat 34,21 5,92 4,60 C24:1 Δ15 nervonat 0,00 2,77 0,00 C18:2 Δ9,12 linoleat 48,36 0,00 0,00 C20:4 Δ5,8,11,14 arakhidonat 0,00 0,00 0,94 C20:5 Δ5,8,11,14,17 EPA 2,41 17,44 12,27 MUFA 34,49 23,65 25,00 PUFA 50,77 17,44 13,21 Total Asam Lemak Tak Jenuh 85,26 41,09 38,21 3.4. Kandungan asam lemak tak jenuh Secara keseluruhan komposisi asam lemak tak jenuh dari ikan layur jauh lebih tinggi dibandingkan. Komposisi asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA) dari ketiga ikan yang diuji tidak jauh berbeda. Perbedaan yang mencolok pada komposisi asam lemak tak jenuh majemuknya (PUFA). Asam lemak yang berasal dari ikan layur memiliki kadar PUFA yang sangat tinggi (50,77%), sedangkan ikan tenggiri dan tongkol masing- masing sebesar 17,44% dan 12,77%. Pada sampel ikan layur, asam lemak tak jenuh yang dominan adalah C18:1 Δ9 (asam oleat) dan C18:2 Δ9,12 (asam linoleat) masing- masing sebesar 34,21% dan 48,36%. Komposisi kedua asam lemak yang tinggi tersebut menyebabkan bentuk fisik dari lipid ikan layur berfasa cair. Berbeda dengan komposisi asam lemak tak jenuh layur, komposisi asam lemak tak jenuh tenggiri dan tongkol relatif lebih rendah. Pada ikan tenggiri terdapat asam lemak C16:1 Δ9 (asam palmitoleat) dan C18:1 Δ9 masing-masing sebesar 14,96% dan 5,92%. Sedangkan pada tongkol komposisi kedua asam lemak tersebut masing-masing sebesar 20,40% dan 4,60%. Komposisi asam lemak tak jenuh yang rendah
  • 8. Jurnal Akuatika Volume II Nomor 2/September 2011 ISSN 0853-2523 113 pada ikan tenggiri dan tongkol menyebabkan sifat fisik lipid yang diisolasi dari kedua ikan tersebut berbeda dengan lemak yang diisolasi dari layur. Asam lemak tak jenuh majemuk (PUFA) ω-3 dalam ikan, merupakan asam lemak yang banyak diteliti karena manfaatnya untuk mencegah penyakit-penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah. Dua PUFA ω-3 utama yang ditemukan pada ikan adalah 20:5 eicosapentaenoic acid (EPA) dan 22:6 dokosaheksaenoic acid (DHA). Dalam ketiga sampel yang dianalisis, hanya ditemukan EPA sedangkan DHA tidak ditemukan pada ketiga sampel tersebut. Komposisi EPA paling tinggi terkandung dalam ikan tenggiri (17,44%), dan paling rendah terkandung dalam layur (2,41%). Namun, jika dilihat dari luas puncak kromatogram yang dihasilkan (Tabel3), konsentrasi EPA dalam ikan layur jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ikan yang lain. Komposisi EPA yang rendah pada ikan tenggiri disebabkan komposisi asam lemak tak jenuh yang lain besar, sehingga komposisi EPA menjadi kecil dibandingkan dengan asam lemak yang lain. Tabel 3 Data hasil analisis kromatografi gas-spektroskopi massa Asam Lemak Nama asam Lemak Layur Tenggiri Tongkol Luas Area % area Luas Area % area Luas Area % area C14:0 miristat 35.421 0,24 159.033 16,79 218.771 20,89 C16:0 palmitat 1.554.103 10,51 357.429 37,74 395.098 37,73 C18:0 stearat 591.625 4,00 0 0,00 0 0,00 C20:0 arakhidat 0 0,00 14.414 1,52 33.207 3,17 C22:0 bhenat 0 0,00 27.196 2,87 0 0,00 C16:1 Δ9 palmitoleat 40.905 0,28 141.683 14,96 213.681 20,40 C18:1 Δ9 oleat 5.059.507 34,21 56.063 5,92 48.168 4,60 C24:1 Δ15 nervonat 0 0,00 26.238 2,77 0 0,00 C18:2 Δ9,12 linoleat 7.152.344 48,36 0 0,00 0 0,00 C20:4 Δ5,8,11,14 arakhidonat 0 0,00 0 0,00 9.858 0,94 C20:5 Δ5,8,11,14,17 EPA 356.893 2,41 165.146 17,44 128.476 12,27 JUMLAH 14.790.798 100,00 947.202 100,00 1.047.259 100,00 IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Komposisi asam lemak dari ketiga sampel ikan yang telah ditentukan berbeda-beda. Hal ini tergantung pada spesies, makanan yang tersedia, dan faktor lain. 2. Komposisi asam lemak tak jenuh paling tinggi terdapat pada ikan layur, sedangkan asam lemak jenuh paling banyak terdapat pada ikan tongkol.
  • 9. Rusky I. Pratama, M. Yusuf Awaluddin, dan Safri Ishmayana 114 3. Kadar EPA tertinggi terdapat pada ikan layur, meskipun persentase asam lemak ini paling rendah jika dibandingkan persentase asam lemak yang sama pada ikan lain 4.2. Saran Perlu dilakukan analsis komposisi asam lemak dari sumber ikan yang lain untuk melengkapi data mengenai kandungan asam lemak ikan yang ada di Indonesia. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran yang telah mendanai penelitian ini melalui dana DIPA Universitas Padjadjaran tahun anggaran 2007 berdasarkan SPK No. 261M/JO6.14.LP/PL/2007 tanggal 3 April 2007. DAFTAR PUSTAKA Ackman, R.G. 1980. Fish lipids, In: Connell, J.J. (ed.), Advances in Fish Science and Technology. FishingNews. Farham. P 86. Bandarra, M.N., Batista, I., Nunes, M.L., Empis, J.M. & Christie. W.W. 1997. Seasonal Changes in Lipid Composition of Sardine (Sardina pilchardus). J. Food Sci. 62:40 Bell, J.G., Tocher, D.R., Farndale, B.M., Cox, D.I., McKinney, R.W. & Sargent, J.R. 1997. The effect of dietary lipid on polyunsaturated fatty acid metabolism in Atlantic salmon (Salmo salar) undergoing parr-smolt transformation. Lipids.32:515-525 Berghe, J-P. & Branathan, G. 2005. Fatty acids from lipids of marine organisms: molecular biodiversity, roles as biomarkers, biologically active compounds, and economical aspects. Adv. Biochem. Engin/Biotechnol.96 :49- 125 Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan. 2005. Laporan tahunan perikanan dan kelautan. Dipublikasikan dalam www.garut.go.id, diakses pada tanggal 23/04/2007. Holme, D.J. & Peck, H. 1993. Analytical Biochemistry. Longman Scientific & Technical. Singapore. Iverson, S.J., Frost, K.J. & Lang, S.L.C. 2002. Fat content and fatty acid composition of forage fish and invertebrates in Prince William Sound, Alaska: factors contributing to among and within species variability. Marine Ecology Progress Series. 241: 161-181 Lahdes, E., Balogh, G., Fodor, E. & Farkas, T. 2000. Adaptation of composition and biophysical properties of phospholipids to tempereture by the Crustacean, Gammarus spp. Lipids 35:1093-1098 Ould El Kebir, M.V., Barnathan, G., Siau, Y., Miralles, J. & Gaydou, E.M. 2003. Fatty Acid Distribution in Muscle, Liver, and Gonads of Rays (Dasyatis marmorata, Rhinobatos cemiculus, and Rhinoptera marginata) from the East Tropical Atlantic Ocean. J. Agric. Food. Chem. 51:1942-1947 Peng, J., Larondelle, Y., Ackman, R.G. & Rollin, X. 2003. Polyunsaturated fatty acid profiles of whole body phospholipids and triacylglycerols in anadromous and landlocked Atlantic salmon (Salmo salar L.) fry. Comp Biochem Physol Pt B 134:335-348 Pickova, J., Kiessling, A. & Dutta. P.C.1999. Fatty acid and carotenoid composition of eggs from two ninanadromous Atlantic salmon stoks of cultured and wild origin. Fish Physol. Biochem. 21:147
  • 10. Jurnal Akuatika Volume II Nomor 2/September 2011 ISSN 0853-2523 115 Saito, H., Ishihara, K. & Murase, T. 1997. The fatty acid composition in tuna (bonito, Euthynnus pelamis) caught at tree defferent localities from tropics to temperete. J. Sci.Food. Agric. 73:53-59 Sargent, J.R. 1995. (n-3) polyunsaturated FA and farmed fish. In: Hamilton, R.J. & Rice, R.D. (eds.) Fish Oil: Technology, Nutrition and Marketing. Barnes and Associates. Bucks. pp 67-94. Tanakol, R., Yazici, Z., Sener, E. & Sencer, E. 1999 Fatty acid composition of 19 species of fish from the Black Sea and the Marmara Sea. Lipids. 34:291-297 Vlieg, P. & Body, D.R. 1998. Lipid contents and fatty acid composition of some New Zealand freshwater finish and marine finish, shellfish, and, roes. New Zealand Journal of Marine and Freshwater Research. 22:151-162