SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Download to read offline
PENGARUH KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI
TERHADAP
PRESTASI AKADEMIK REMAJA AKHIR
Aat Sriati
Bagian Keperawatan Klinik Fakultas Keperawatan
Universitas Padjadjaran
ABSTRAK
Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsep diri dan motivasi berprestasi
secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri terhadap prestasi akademik, dan
apakah ada hubungan antara konsep diri dan motivasi berprestasi. Alat ukur
berupa kuisioner yang diturunkan dari model konsep diri Song dan Hattie (1992)
dan motivasi berprestasi dari Heckhausen (1967). Populasi adalah mahasiswa
F.Kep-Unpad yang aktif mengikuti perkuliahan pada kelas regular dan khusus
Program Sarjana Keperawatan, kurikulum yang digunakan tahun 1998, dan
rentang usia 18 sampai 21 tahun.Sampel sebanyak 138 orang yang diambil secara
acak. Untuk menghindari rank yang kembar dan untuk perhitungan selanjutnya,
data ordinal dirubah kedalam skala interval dengan menggunakan rumus Method
Successive Interval. Untuk menguji hipotesis digunakan analisa inferensial path
analysis. Sebelum pengujian dilakukan uji normalitas, uji intervalisasi, uji
linearitas, dan uji homogenitas sebagai persyaratan analisis jalur. Berdasarkan
perhitungan diperoleh hasil 1) konsep diri dan motivasi berprestasi memberi
pengaruh secara bersama-sama terhadap prestasi akademik; 2) kedua variabel
eksogen memberi pengaruh secara sendiri-sendiri terhadap prestasi akademik; dan
3) terdapat hubungan secara signifikan antara konsep diri dengan motivasi
berprestasi. Hasil ini menunjukkan bahwa konsep diri dan motivasai berprestasi
berpengaruh dalam mendukung prestasi akademik remaja akhir mahasiswa
F.Kep-Unpad.
Kata kunci: konsep diri, motivasi berprestasi dan prestasi akademik
PENDAHULUAN
Remaja adalah masa yang penting dalam prestasi (Hendersen & Dweck;
dalam Santrock, 2005). Tekanan sosial dan akademik mendorong remaja kepada
berbagai peran yang harus dibawakan. Peran yang sering kali menuntut tanggung
jawab yang lebih besar. Remaja mulai menyadari bahwa pada saat ini mereka
dituntut untuk menghadapi kehidupan sebenarnya.
Pada tingkat pendidikan tinggi, mahasiswa dituntut untuk aktif dalam proses
belajar mengajar melalui media yang ada, seperti perpustakaan, jurnal, maupun
internet. Hampir semua tugas yang diberikan di pendidikan tinggi umumnya
menuntut mahasiswa untuk mencari literatur lain dan mengembangkan pola
pikirnya sendiri guna penyelesaian tugas secara efektif.
Persyaratan akademik di pendidikan tinggi bukan sekedar mengikuti
perkuliahan saja, tetapi ada ketentuan-ketentuan lain seperti prosentase kehadiran
dalam perkuliahan, penyelesaian tugas-tugas, dan ikut aktif dalam kegiatan
akademik lainnya (diskusi, presentasi, mengikuti ujian, kuis). Setelah melengkapi
ketentuan-ketentuan yang ada mahasiswa berhak memperoleh nilai akademik
sesuai dengan usaha yang dilakukan. Keberhasilan mahasiswa dalam bidang
akademik ditandai dengan prestasi akademik yang dicapai, ditunjukkan melalui
Indeks Prestasi (IP) maupun Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) serta ketepatan
dalam menyelesaikan studi.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (FIK - Unpad) Bandung
merupakan salah satu institusi Pendidikan Tinggi Keperawatan kedua setelah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK - UI). Berdiri sejak tahun
1994 dan menjadi fakultas pada tanggal 8 Juni 2005. Saat ini di Indonesia baru
ada dua Pendidikan Tinggi Keperawatan Negeri yang sudah menjadi fakultas.
Sedangkan Pendidikan Tinggi Keperawatan Negeri lainnya masih berada dalam
lingkup Fakultas Kedokteran.
Sebagai fakultas yang baru, FIK – Unpad dituntut untuk terus mengembangkan
proses pembelajaran sehingga akan menghasilkan perawat profesional yang bisa
bersaing dengan pendidikan tinggi keperawatan lainnya. Oleh karena itu dengan
adanya penelitian ini akan memberi sumbangan bagi FIK – Unpad dalam upaya
peningkatan kualitas lulusan.
Mahasiswa yang sedang mengikuti pendidikan di FIK – Unpad Bandung
khususnya pada semester tiga dan lima termasuk remaja akhir. Masa remaja akhir
merupakan periode yang sangat singkat tetapi penting, karena merupakan
persiapan untuk memasuki masa dewasa. Disamping itu pencapaian prestasi
menjadi perhatian sepanjang masa remaja. Bagi setiap remaja prestasi akademik
dapat memberikan kepuasan pribadi dalam pergaulan sosial (Hurlock, 1996).
Berdasarkan informasi dari Sub Bagian Akademik (SBA) FIK – Unpad
Bandung, sebagian mahasiswa (49,39%) memiliki IPK dalam rentang 2,5 sampai
2,75. Hal ini masih belum memuaskan, karena pencapaian prestasi belum sesuai
dengan harapan dari FIK – Unpad Bandung, yaitu diatas 3,0.
Pencapaian IPK ini akan berdampak pada waktu studi mahasiswa. Karena
Satuan Kredit Semester (SKS) yang ditempuh mahasiswa pada suatu semester
didasarkan pada pencapaian IPK. Informasi dari SBA FIK – Unpad Bandung
menunjukkan bahwa sebagian besar (97,36%) mahasiswa FIK – Unpad Bandung
menyelesaikan studi lebih dari lima tahun.
Selanjutnya penulis menelusuri pencapaian prestasi pada mahasiswa angkatan
2005 dan 2006 FIK – Unpad Bandung pada semester satu dan dua. Hasilnya
adalah pada semester satu jumlah mahasiswa angkatan 2006 yang memperoleh
Indeks Prestasi (IP) kurang dari 2,5 meningkat sebanyak 3,08.dari angkatan 2005,
dan pada semester dua jumlah mahasiswa angkatan 2006 yang memperoleh
Indeks Prestasi (IP) kurang dari 2,5 meningkat sebanyak 21,08 dari angkatan
2005. Keadaan ini apabila tidak segera ditangani akan berdampak pada masa studi
mahasiswa yang bersangkutan.
Berdasarkan fenomena tentang pencapaian prestasi akademik, maka penulis
melakukan studi pendahuluan kepada empat puluh orang mahasiswa angkatan
2005 dan 2006. Studi pendahuluan dilakukan dengan menyebarkan angket yang
berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan keberadaan mahasiswa kuliah di
FIK – Unpad Bandung. Hasilnya adalah sebagai berikut :
1) Alasan masuk FIK – Unpad : (1) minat untuk jadi perawat (5%); (2) ingin
menjadi perawat profesional; (2) ingin mengabdikan di bidang kesehatan
(2,5%); (3) ingin menolong orang banyak (15%); (4) tenaga perawat sangat
dibutuhkan (5%); (5) nyasar (12,5%); (6) penasaran (2,5%); (7) disuruh
orangtua (25%); (8) pilihan sendiri dan supaya lulus SPMB (7,5%); (9) pilihan
sendiri dan ada keluarga yang di kesehatan (7,5%); (10) tidak tahu mau pilih
apa lagi (12,5%).
2) Yang dipikirkan bila berkumpul dengan teman dari universitas/fakultas lain :
(1) kurang percaya diri (12,5%); (2) minder karena FIK dibawah Fakultas
Kedokteran (15%); (3) bersyukur bisa masuk Unpad (12,5%); (4) bangga bisa
kuliah di Unpad, tapi tidak terlalu bangga saat menjawab FIK (22,5%); (5)
bangga dengan FIK-Unpad; (6) biasa saja (25%).
3) Pendapat tentang pencapaian IPK saat ini : (1) cukup baik (12,5%); (2) kurang
memuaskan (22,5%); (3) cukup memuaskan (12,5%); (4) belum sesuai
harapan (35%); (5) sangat sulit (12,5%); (6) berat dan penuh perjuangan (5%).
4) Perasaan selama belajar di FIK-Unpad : (1) awalnya tidak suka, setelah
dijalani mulai suka (2,5%); (2) kurang suka (12,5%); (3) kadang-kadang suka
(20%); (4) menjalani apa adanya (10%); (5) berat karena jadwal padat
(17,5%); (6) menyenangkan (2,5%); (7) nyaman (2,5%); (8) kebersamaan
(17,5%); (9) kadang membosankan (12,5%); (10) kadang stres (2,5%); (11)
cukup puas (2,5%); (12) pusing (7,5%).
5) Usaha untuk mecapai prestasi : (1) daya saing kurang, jadi biasa aja (12,5%);
(2) usaha semaksimal mungkin (1,5%); (3) diskusi dengan teman di luar jam
kuliah (10%); (4) tekun dan rajin (10%); (5) belajar dengan serius (7,5%); (6)
cukup susah (7,5%); (7) manajemen waktu baik (7,5,%); (8) meluangkan
waktu untuk membaca (10%); (9) memahami setiap materi (7,5%); (10)
mengerjakan tepat waktu (7,5%); (11) masih SKS (22,5%).
6) Usaha dalam penyelesaian tugas-tugas akademik : (1) di rumah pada malam
hari (10%)i; (2) bekerja kelompok (2,5%); (3) konsultasi dengan dosen
(2,5%); (4) tugasnya banyak dan susah mencari bahan (5%); (5) mengerjakan
dengan serius (10%); (6) kadang keteteran karena sering menunda tugas
sampai menjelang pengumpulan (20%); (7) dikerjakan sedikit-sedikit (2,5%);
(8) dikerjakan sendiri (17,5%); (9) kadang nyontek kalo lagi malas (20%);
(10) membaca buku (7,5%); (11) mencari di internet (2,5%).
7) Hal-hal yang mempengaruhi prestasi akademik : (1) teman-teman (7,5%); (2)
kurangnya manajemen waktu (17,5%); (3) masalah pribadi (12,5%); (4)
keseriusan dan semangat (20%); (5) dosen (7,5%); (6) keluarga (12,5%); (7)
fasilitas (5%); (8) kesehatan (5%); (9) konsentrasi dalam belajar (7,5%); (10)
mata kuliah sulit (5%).
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa lebih lebih dari setengahnya
mahasiswa FIK – Unpad memiliki konsep diri negatif, dan lebih dari setengahnya
mahasiswa FIK – Unpad memiliki motivasi berprestasi tinggi. Berdasarkan
hasil studi pendahuluan ini maka penulis melakukan penelitian tentang konsep
diri, motivasi berprestasi, dan prestasi akademik.
Keberhasilan mendapatkan prestasi sangat dipengaruhi oleh faktor motivasi
(Ninawati,2002). Motivasi merupakan hal terpenting dalam proses belajar karena
motivasi bukan hanya sebagai penggerak tingkah laku, tetapi juga mengarahkan
dan memperkuat tingkah laku dalam belajar. Tinggi rendahnya motivasi dalam
belajar terkait dengan motivasi berprestasi yang dimilikinya. Motivasi berprestasi
mempunyai peran yang sangat penting di dalam keberhasilan kegiatan akademik,
sebab motivasi berprestasi akan mendorong mahasiswa untuk melakukan semua
kegiatan akademik dengan penuh semangat. Menurut McClelland, et al (1953,
dalam Chapman, 2000) bahwa tingkat usaha seseorang untuk sukses dihubungkan
dengan keberhasilan yang tinggi untuk berprestasi. Oleh sebab itu motivasi
berprestasi harus menjadi perhatian yang serius dalam rangka mengembangkan
peran mahasiswa sebagai modal dasar kemajuan bangsa.
Fernald dan Fernald (1999) mengatakan bahwa tumbuh kembangnya motivasi
berprestasi salah satunya dipengaruhi oleh konsep diri. Moss dan Kagen (dalam
Calhoum & Acocella, 1990) juga mengatakan hal yang sama bahwa keinginan
untuk berhasil dipengaruhi oleh konsep diri yang dimiliki individu. Harter (1991;
dalam Steinberg, 2002) menyebutkan bahwa siswa-siswa yang percaya akan
kemampuan diri sendiri memiliki motivasi berprestasi tinggi yang akan
mempengaruhi penampilan belajar mereka. Konsep diri adalah penilaian kognitif
terhadap diri sendiri (Hattie, 1992). Didalamnya terdapat aspek-aspek
description, expectation, dan prescription.
Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan di atas, menggugah penulis untuk
mengkaji secara empiris tentang pengaruh konsep diri, motivasi berprestasi dan
prestasi akademik remaja akhir khususnya di lingkungan FIK-Unpad Bandung.
Untuk itu perlu kiranya dilakukan kajian ilmiah tentang pengaruh konsep diri,
motivasi berprestasi dan prestasi akademik remaja akhir pada mahasiswa FIK-
Unpad Bandung.
METODE
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola hubungan kausal antar
variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh secara sendiri-sendiri atau
bersama-sama beberapa variabel penyebab terhadap sebuah variabel akibat, maka
pola yang tepat adalah Model Analisis Jalur (Ating Sumantri, 2006 dan Harun Al
Rasyid; dalam Sitepu, 1994). Analisis jalur digunakan untuk menerangkan
pengaruh variabel konsep diri ( 1X ) dan variabel motivasi berprestasi ( 2X )
terhadap variabel prestasi akademik (Y ).
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa F.Kep – Unpad yang
memenuhi kriteria sebagai berikut : 1) aktif mengikuti perkuliahan pada kelas
reguler dan khusus Program Sarjana Keperawatan; 2) kurikulum yang digunakan
adalah Kurikulum tahun 1998; dan 3) rentang usia antara 18 sampai 21 tahun,
berada pada tahap perkembangan remaja akhir. Melalui tehnik random simple
sampling diperoleh 138 orang mahasiswa.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
tehnik pencatatan dokumen dan kuesioner. Kuesioner merupakan alat
pengumpulan data, terdiri dari sekumpulan pertanyaan yang disajikan kepada
responden untuk dijawab (Sugiyono, 2001). Berkaitan dengan variabel-variabel
yang sedang diteliti, yaitu konsep diri, motivasi berprestasi dan prestasi akademik.
Kuesioner disusun dengan tipe pertanyaan tertutup dan berdasarkan skala ordinal
yang berpedoman pada metode Likert Summated Rating.
Prestasi akademik mahasiswa dilihat berdasarkan angka yang menunjukkan
prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari semester
pertama sampai semester paling akhir yang telah ditempuh (IPK). Prestasi
akademik dikelompokkan ke dalam tiga kategori. Hal ini didasarkan pada
pedoman yang berlaku di Unpad untuk Program Sarjana (S1).
Tabel 1 Prestasi Akademik berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
I P K Kategori
2.00 – 2,75
2,76 – 3,5
3,51 – 4,00
Rendah
Cukup
Tinggi
Alat ukur ini dikontruksi dalam bentuk Likert’s Summated Rating Scale.
Berisi pernyataan-pernyataan tentang konsep diri berdasarkan model konsep diri
dari Song & Hattie. Responden diminta untuk memilih salah satu dari lima
kemungkinan jawaban, yaitu : Tidak Pernah (TP), Jarang (JR), Kadang-
Kadang (KD), Sering (SR), Selalu (SL). Pilihan dari setiap pernyataan memiliki
nilai tertentu yang berkisar dari 1 – 5. Skor masing-masing item pernyataan
tergantung dari sifat positif atau negatif dari item tersebut. Pada item positif maka
rentang nilai Sangat Sesuai hingga Sangat Tidak Sesuai adalah 5 - 1. Pada item
negatif naka rentang nilai Sangat Sesuai hingga Sangat Tidak Sesuai adalah 1 – 5.
Nilai yang diperoleh pada setiap pernyataan kuesioner berdasarkan Likert
merupakan skala ordinal, dan pernyataan yang telah diberikan skor dijumlahkan
sehingga diperoleh nilai total. Skor ini akan menggambarkan positif negatif
konsep diri akademik mahasiswa.
Kuesioner motivasi berprestasi dibuat berdasarkan teori motivasi berprestasi
yang dikemukakan oleh Heckhausen. Alat ukur ini dikontruksi dalam bentuk
Likert’s Summated Rating Scale. Alat ukur ini memuat pernyataan-pernyataan
tentang motivasi berprestasi, meliputi tugas, diri dan orang lain. Responden
diminta untuk memilih salah satu dari lima kemungkinan jawaban, yaitu : Sangat
Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Netral (N), Setuju (S), Sangat Setuju
(SS). Pilihan dari setiap pernyataan memiliki nilai tertentu yang berkisar dari 1 –
5. Nilai yang diperoleh pada setiap pernyataan kuesioner berdasarkan Likert
merupakan skala ordinal, dan pernyataan yang telah diberikan skor dijumlahkan
sehingga diperoleh nilai total. Skor ini akan menggambarkan tinggi rendahnya
motivasi berprestasi mahasiswa. Makin besar skor yang diperoleh, menunjukkan
semakin tinggi motivasi berprestasi mahasiswa. Sebaliknya, semakin kecil skor
yang diperoleh, menunjukkan semakin rendah motivasi berprestasi mahasiswa.
Setelah alat ukur dikonstruksi dan sebelum dipergunakan dalam penelitian
yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada sejumlah remaja
akhir yang memiliki karakteristik yang relatif sama dengan karakteristik sampel
dalam penelitian. Uji coba instrumen dilakukan sebanyak tiga kali. Dari hasil uji
coba tersebut, didapatkan 45 item pernyataan untuk mengukur konsep diri dan 42
item pernyataan untuk mengukur motivasi berprestasi.
Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
Uji Coba I Uji Coba II Uji Coba IIIVariabel
Jumlah
Item
Item
Valid
Item
Invalid
Jumlah
Item
Item
Valid
Item
Invalid
Jumlah
Item
Item
Valid
Item
Invalid
35 15 20 45 42 3 45 45 -Konsep
Diri
Reliabilitas Tinggi
( 0,8876)
Reliabilitas Tinggi Sekali
(0,949)
Reliabilitas Tinggi Sekali
(0,952)
40 25 15 45 42 3Motivasi
Berprestasi
Reliabilitas Tinggi
(0,8354)
Reliabilitas Tinggi Sekali
(0,926)
Analisa deskriptif digunakan untuk menganalisa data yang berkaitan dengan
konsep diri dan motivasi berprestasi. Prosedur yang ditempuh dalam
menggambarkan masing-masing variabel tersebut adalah dengan cara membagi
data menjadi dua bagian yang sama banyak, sesudah disusun menurut urutan
nilainya. Bilangan pembaginya disebut median. Sampel pada penelitian ini
berukuran genap, oleh karena itu setelah data disusun menurut urutan nilainya,
mediannya sama dengan rata-rata hitung dari dua data tengahnya.
Analisa inferensial digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini. Adapun jenis analisa inferensial yang digunakan untuk menguji
hipotesis adalah analisis jalur (path analysis). Selanjutnya, dengan
mempertimbangkan bahwa dalam penelitian ini digunakan skala Likert dimana
skala datanya adalah ordinal, maka harus dilakukan transformasi data dengan
menggunakan method of successive interval (Harun Al Rasyid, 1993).
Pengujian Hipotesis
Hubungan antara 1X dan 2X adalah hubungan korelasional yang dinyatakan
dengan simbol rx , analisis korelasi berguna untuk mengetahui besaran yang
menyatakan seberapa kuat hubungan variabel konsep diri dan motivasi
berprestasi. Besarnya koefisien jalur 1X terhadap Y dan 2X terhadap Y masing-
masing dinyatakan dengan besarnya nilai numerik koefisien jalur 1YXρ dan 2YXρ .
Koefisien jalur ερY menggambarkan besarnya pengaruh variabel residu
(variabel lain yang tidak diukur) terhadap Y .
Pengaruh Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi secara Bersama-sama dan
Sendiri-Sendiri terhadap Prestasi Akademik Remaja Akhir
Sebelum dilakukan pengujian dengan menggunakan path analysis, terlebih
dahulu harus mengetahui adanya hubungan antar kedua variabel bebas dan
1X
2X
Y
variabel terikat, untuk keperluan ini digunakan uji korelasional product moment.
Selanjutnya dihitung besar koefisien jalur. Untuk mengukur besarnya pengaruh
variabel konsep diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap
prestasi akademik remaja akhir digunakan koefisien determinasi )12(
2
XYR . Nilai
koefisien determinasi dapat diinterpretasikan sebagai besaran pengaruh variabel
sebab terhadap variabel akibat. Sedangkan pengujian apakah kedua variabel sebab
secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel
akibat digunakan uji F (F-test).
Untuk pengujian koefisien jalur individual, sebelumnya dilakukan
perhitungan besar kofisien jalur 1X terhadap Y dan 2X terhadap Y masing-
masing dinyatakan dengan besarnya nilai numerik koefisien jalur 1YXρ dan
2YXρ . Besarnya pengaruh 1X terhadap Y dan 2X terhadap Y dinyatakan
dengan koefisien determinasi. Untuk menguji apakah 1X dan 2X secara sendiri-
sendiri memberi pengaruh yang signifikan terhadap prestasi akademik (Y )
digunakan uji t (t-test). Dengan kriteria uji tolak Ho jika hitungt )1:( −−> knktα .
Hubungan antara Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi Remaja Akhir
Untuk mengetahui besarnya hubungan antara konsep diri dan motivasi
berprestasi digunakan statistik non parametrik korelasi product moment. Nilai
koefisien korelasi r berkisar antara –1 sampai +1 dengan kriteria sebagai berikut :
1) apabila nilai r > 0, berarti terdapat hubungan linear positif. Semakin besar nilai
variabel bebas, maka semakin besar pula nilai variabel terikatnya, dan
sebaliknya;
2) apabila nilai r < 0, berarti terdapat hubungan linear negatif. Semakin kecil
nilai variabel bebas, maka semakin kecil pula nilai variabel terikatnya, dan
sebaliknya;
3) apabila nilai r = 0, berarti tidak ada hubungan antara variabel bebas dan
terikat;
4) apabila nilai r = 1 atau r = -1, terdapat hubungan linier sempurna, yaitu
berupa garis lurus;
HASIL PENELITIAN
Sebagai data tambahan akan disajikan hasil perhitungan analisis deskrptif
yang memberikan gambaran mengenai konsep diri, motivasi berprestasi, dan
prestasi akademik remaja akhir pada mahasiswa F.Kep-Unpad.
Berdasarkan hasil kajian, menunjukkan bahwa 65 orang remaja akhir
mahasiswa FIK-Unpad (47,10%) memiliki konsep diri positif, dan 73 orang
remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad (52,9%) memiliki konsep diri negatif. Untuk
motivasi berprestasi, diperoleh bahwa 67 orang remaja akhir mahasiswa FIK-
Unpad (48,55%) memiliki motivasi berprestasi tinggi, dan 71 orang remaja akhir
mahasiswa FIK-Unpad (51,45%) memiliki motivasi berprestasi rendah.
Dari hasil kajian menunjukkan bahwa 4 orang remaja akhir mahasiswa FIK-
Unpad (2,9%) memiliki IPK tinggi, 107 orang remaja akhir mahasiswa FIK-
Unpad (77,54%) memiliki IPK cukup, dan 27 orang remaja akhir mahasiswa FIK-
Unpad (19,57%) memiliki IPK rendah.
Untuk melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis
jalur, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.
Intervalisasi Data
Tabel 3 Nilai Minimum, Maksimum, Rata-rata, Standar Deviasi dan
VariansKetiga Variabel
N
Nilai
Minimum
Nilai
Maksimum
Rata-rata Standar Deviasi Varians
Konsep Diri
(X1)
138 76,024 205,542 154,296 19,710 388,474
Motivasi Berprestasi (X2) 138 112,553 171,891 143,279 13,706 187,865
Prestasi Akademik
Remaja Akhir (Y) 138 2,200 3,600 2,974 0,312 0,097
Uji Normalitas Data
Dari hasil uji normalitas (X1, X2, dan Y) dengan menggunakan uji statistik
Kolmogorov-Smirnov Test, diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi untuk masing-
masing variabel di atas 0,05, dimana : X1 sebesar 0,920, X2 sebesar 0,984, dan Y
sebesar 0,525. Hal ini menunjukan bahwa sebaran nilai dari ketiga variabel
mengikuti suatu pola distribusi normal.
Uji Linearitas
Konsep Diri (X1)
2202001801601401201008060
PrestasiAkademikRemajaAkhir(Y) 3,8
3,6
3,4
3,2
3,0
2,8
2,6
2,4
2,2
2,0
Grafik 1 Linearitas Hubungan Konsep Diri (X1) dengan Prestasi
Akademik (Y)
Motivasi Berprestasi (X2)
180170160150140130120110
PrestasiAkademikRemajaAkhir(Y)
3,8
3,6
3,4
3,2
3,0
2,8
2,6
2,4
2,2
2,0
Grafik 2 Linearitas Hubungan Motivasi Berprestasi (X2) dengan
Prestasi Akademik (Y)
Uji Homogenitas
Pada tabel sebelumnya menunjukan bahwa nilai simpangan baku masing-
masing variabel relatif kecil, hal ini mengindikasikan bahwa data ketiga variabel
tersebut tergolong homogen. Atas dasar pemikiran di atas dan dengan
berpedoman pada besar simpangan baku dari masing-masing variabel yang relatif
kecil, maka peneliti menganggap bahwa data ketiga variabel tersebut tergolong
homogen.
Hasil Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Hubungan antar Variabel
Untuk memudahkan perhitungan terlebih dahulu dihitung koefisien korelasi
antar variabel dengan menggunakan statistik non parametrik korelasi product
moment, yang disusun dalam bentuk sebuah matrik korelasi berikut ini.
Tabel 4 Matriks Korelasi antar Variabel
X1 X2 Y
X1
X2
Y
1,000
0,523
0,656
0,523
1,000
0,538
0,656
0,538
1,000
Koefisien korelasi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1) keeratan hubungan antara konsep diri dan prestasi akademik remaja akhir
adalah sebesar 0,656 dengan arah yang positif, artinya semakin positif konsep
diri diikuti dengan peningkatan prestasi akademik remaja akhir. Bila
dikonfirmasi dengan tabel interpretasi nilai korelasi dari Guilford (1956)
menunjukkan bahwa konsep diri berada pada korelasi yang cukup kuat
terhadap prestasi akademik;
2) keeratan hubungan antara motivasi berprestasi dan prestasi akademik remaja
akhir adalah sebesar 0,538 dengan arah yang positif, artinya semakin tinggi
motivasi berprestasi diikuti dengan peningkatan prestasi akademik remaja
akhir. Bila dikonfirmasi dengan tabel interpretasi nilai korelasi dari Guilford
(1956) menunjukkan bahwa konsep diri berada pada korelasi yang cukup kuat
terhadap prestasi akademik;
3) keeratan hubungan antara konsep diri dan motivasi berprestasi remaja akhir
adalah sebesar 0,523 dengan arah yang positif, artinya semakin positif konsep
diri diikuti dengan peningkatan motivasi berprestasi remaja akhir. Bila
dikonfirmasi dengan tabel interpretasi nilai korelasi dari Guilford (1956)
menunjukkan bahwa konsep diri berada pada korelasi yang cukup kuat
terhadap prestasi akademik;
Hasil Analisa Perhitungan Koefisien Jalur dan Uji Hipotesis
Proses perhitungan koefisien jalur dimulai dengan menghitung koefisien
korelasi antar variabel. Dari matriks korelasi antar variabel diturunkan invers
matriks korelasi antar variabel eksogen, kemudian dilakukan perhitungan
koefisien jalur dan koefisien determinan dengan uji signifikansi dalam rangka uji
hipotesis.
Gambar 1 Diagram Jalur Pengaruh Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi
Terhadap Prestasi Akademik Remaja Akhir Mahasiswa FIK-
Unpad Bandung
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa nilai koefisien jalur variabel konsep
diri terhadap prestasi akademik remaja akhir adalah sebesar 0,516, dan nilai
koefisien jalur variabel motivasi berprestasi terhadap prestasi akademik remaja
akhir adalah sebesar 0,268.
Setelah besar koefisien jalur diperoleh, maka ditentukan besar pengaruh
konsep diri dan motivasi berprestasi secara simultan terhadap prestasi akademik.
Untuk mengukur besarnya pengaruh secara simultan ini digunakan koefisien
determinasi yang didapat dari hasil perkalian koefisien jalur dengan matriks
korelasi antar variabel eksogen dengan variabel endogen.
Dari hasil perhitungan diperoleh keterangan sebagai berikut:
1) besarnya pengaruh bersama-sama kedua variabel eksogen terhadap prestasi
akademik remaja akhir yang dinyatakan dengan nilai koefisien determinasi
PYε = 0,719
Konsep Diri
(X1)
Motivasi
Berprestasi
(X2)
Prestasi
Akademik (Y)
PYX1 = 0,516
PYX2 = 0,268
rX1X2 = 0,523
sebesar 48,25% . Sedangkan sisanya sebesar 51,75% adalah sumbangan faktor
lain yang tidak diteliti. Besar koefisien jalur untuk faktor lain yang tidak
diteliti adalah 0,719. Hal ini mengindikasikan bahwa masih banyak faktor lain
yang berpengaruh dalam meningkatkan prestasi akademik remaja akhir;
2) hasil pengujian hipotesis secara bersama-sama menunjukkan bahwa konsep
diri dan motivasi berprestasi memberi pengaruh secara signifikan terhadap
tingkat prestasi akademik remaja akhir, karena nilai Fhitung = 62,938 yang lebih
besar dari Ftabel = 3,063 pada tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil
pengujian ini maka konsep diri positif yang diikuti motivasi berprestasi tinggi
secara bersama-sama akan meningkatkan prestasi akademik remaja akhir;
3) pengujian secara sendiri-sendiri memberikan petunjuk bahwa kedua variabel
eksogen memberikan pengaruh secara signifikan terhadap prestasi akademik
remaja akhir. Konsep diri berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi
akademik remaja akhir yang dinyatakan dengan nilai thitung = 7,101 yang lebih
besar dari ttabel = 1,978 pada tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian
konsep diri memberi pengaruh yang positif terhadap prestasi akademik remaja
akhir, artinya konsep diri yang positif akan meyebabkan prestasi akademik
remaja akhir semakin meningkat. Motivasi berprestasi secara signifikan
berpengaruh terhadap prestasi akademik, yang dinyatakan dengan nilai thitung =
3,694 yang lebih besar dari ttabel = 1,978 pada tingkat kepercayaan 95%. Dari
hasil perhitungan dan pengujian di atas menunujkkan bahwa motivasi
berprestasi memberi pengaruh yang positif terhadap prestasi akademik remaja
akhir, artinya motivasi berprestasi yang semakin tinggi untuk berprestasi
akan meyebabkan prestasi akademik remaja akhir juga semakin meningkat
Hasil Uji Hipotesis Hubungan Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi Remaja
Akhir
Dari Hasil pengujian dengan menggunakan statistik uji-t menunjukan bahwa
terdapat hubungan secara signifikan antara konsep diri dengan motivasi
berprestasi remaja akhir mahasiswa FIK – Unpad Bandung, nilai thitung > ttabel
(thitung : 7,150 dan ttabel : 1,978), pada tingkat kerpercayaan 95%.
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
Salah satu keunggulan analisis jalur adalah kemampuannya memisahkan
pengaruh langsung dan tidak langsung suatu variabel melalui antar variabel
eksogen terhadap variabel endogen.
Tabel 5 Rekapitulasi Hasil Penelitian Pengaruh Konsep Diri dan Motivasi
Berprestasi terhadap Prestasi Akademik Remaja Akhir
Mahasiswa FIK-Unpad Bandung
Melalui
Variabel Langsung
X1 X2
Total
X1 26,59% - 7,23% 33,82%
X2 7,20% 7,23% - 14,43%
Pengaruh langsung dan tidak langsung X1 dan X2 terhadap Y 48,25%
Pengaruh variabel lain di luar X1 dan X2 terhadap Y 51,75%
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa secara langsung konsep diri
memberikan pengaruh sebesar 26,59% terhadap prestasi akademik remaja akhir,
dan pengaruh tersebut meningkat sebesar 7,23 melalui jalur motivasi berprestasi,
sehingga secara total berpengaruh sebesar 33,82%. Secara langsung motivasi
berprestasi memberikan pengaruh sebesar 7,20% terhadap prestasi akademik
remaja akhir, dan pengaruh tersebut meningkat melalui jalur konsep diri sebesar
7,23%, sehingga secara total memberikan pengaruh sebesar 14,4%. Dengan
demikian variabel konsep diri dan motivasi berprestasi memberikan pengaruh
sebesar 48,25% terhadap prestasi akademik remaja akhir, Sisanya 51,75% diduga
berasal dari pengaruh faktor lain yang tidak diteliti.
PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini hipotesa yang diajukan adalah ”konsep diri dan motivasi
berprestasi memberikan pengaruh secara bersama-sama dan sendiri-sendiri
terhadap prestasi akademik remaja akhir”. Langkah pertama yang dilakukan
adalah dengan melihat korelasi dari kedua variabel bebas, yaitu variabel konsep
diri dan variabel motivasi berprestasi dengan variabel terikat yaitu prestasi
akademik. Dari hasil perhitungan statistik menunjukkan adanya korelasi positif
antara ketiga variabel tersebut.
Berdasarkan hasil uji korelasional ketiga variabel, dilakukan pengujian
apakah kedua variabel bebas memberikan pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel terikat. Dari hasil pengujian koefien jalur secara bersama-sama
degan uji F (F-test) menunjukkan bahwa konsep diri dan motivasi berprestasi
secara bersama-sama memberikan pengaruh terhadap prestasi akademik remaja
akhir dengan besaran koefisien determinasi sebesar 0,4825 (48,25%). Sisanya
sebesar 0,5175 (51,75%) adalah pengaruh faktor lain yang tidak diteliti. Dari hasil
pengujian koefisien jalur secara sendiri-sendiri melalui uji t (t-test) dengan tingkat
signifikansi ( = 0,05) diperoleh tingkat kepercayaann 95%, konsep diri terhadap
prestasi akademik remaja akhir memberi pengaruh sebesar 33,82%. Sedangkan
motivasi berprestasi memberi pengaruh terhadap prestasi akademik sebesar
14,43%.
Prestasi akademik adalah hasil yang telah dicapai seseorang berupa
perubahan atau penambahan dan peningkatan kualitas perilaku dari ranah kognitif,
afektif dan psikomotor yang dapat dicapai melalui akktivitas dalam proses belajar
(Maramis, 1986). Prestasi sangat penting bagi remaja karena masa remaja adalah
masa yang penting dalam hal prestasi (Hendersen dan Dweck; dalam Santrock,
2005). Selain itu, prestasi juga menjadi minat yang kuat sepanjang masa remaja
(Hurlock, 1999). Apabila remaja memiliki prestasi yang tinggi tentu akan
memperoleh status pekerjaan yang lebih baik di masa yang akan datang dibanding
remaja yang prestasinya rendah (Gunarsa & Gunarsa, 2002).
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 77,54% remaja akhir mahasiswa FIK-
Unpad memiliki IPK kategori cukup (2,76 – 3,5), Apabila dilihat berdasarkan
konsep diri, remaja akhir mahasiswa FIK-unpad dengan konsep diri positif
memiliki prestasi akademik yang lebih tinggi dibanding kelompok remaja akhir
dengan konsep diri negatif, sebaliknya remaja akhir dengan konsep diri negatif
memiliki prestasi akademik yang lebih rendah dibanding kelompok remaja akhir
dengan konsep diri tinggi. Sedangkan bila dilihat berdasarkan motivasi
berprestasi, remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad dengan motivasi berprestasi
tinggi memiliki prestasi akademik yang lebih tinggi dibanding kelompok remaja
akhir dengan motivasi berprestasi rendah, sebaliknya remaja akhir dengan
motivasi berprestasi rendah memiliki prestasi akademik yang lebih rendah
dibanding dengan kelompok remaja akhir dengan motivasi berprestasi tinggi.
Keberhasilan mendapatkan prestasi akademik sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Menurut Gage & Berliner (1979) dan Sumadi Suryabrata (2004)
konsep diri dan motivasi berprestasi merupakan faktor yang mempengaruhi
prestasi akademik.
Moss dan Kagen (dalam Calhoum & Acocella, 1990) mengatakan bahwa
konsep diri yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi keinginannya untuk
berprestasi. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Gage dan
Berliner (1979), bahwa terdapat hubungan yang positif antara konsep diri dengan
keinginan untuk berprestasi yang dimiliki oleh individu. Studi yang dilakukan
oleh Harter (1991; dalam Damon, 1998) mengindikasikan bahwa siswa-siswa
yang percaya akan kemampuan diri sendiri memiliki motivasi berprestasi tinggi
yang akan mempengaruhi prestasi akademik mereka.
Motivasi berprestasi yang tinggi akan didapatkan jika remaja akhir
mahasiswa FIK-Unpad memandang positif terhadap kemampuan yang
dimilikinya. Dengan memiliki pandangan yang positif terhadap kemampuan maka
remaja akhir akan merasa yakin bahwa dirinya bisa dan mampu sehingga
memungkinkan dirinya termotivasi untuk meraih prestasi. Namun, apabila remaja
memandang negatif kemampuan yang dimilikinya maka remaja tersebut akan
merasa dirinya tidak mampu untuk mencapai suatu prestasi sehingga dalam
dirinya kurang memiliki motivasi untuk meraih prestasi.
Selain konsep diri dan motivasi berprestasi, masih ada faktor lain yang
mempengaruhi prestasi akademik. Faktor lainnya yang tidak dikaji dalam
peneliitian ini adalah faktor internal, yaitu kecerdasan, keadaan jasmani,
kepribadian (kecemasan), fear of failure, dan faktor eksternal, yaitu perbedaan
kelas sosial, kebudayaan, perbedaan daerah perkotaan/ pedesaan, lingkungan
rumah, dan lingkungan sekolah. Faktor-faktor ini memberikan pengaruh yang
lebih besar (3,5%) terhadap prestasi akademik remaja akhir mahasiswa FIK-
Unpad dibanding konsep diri dan motivasi berprestasi.
Dari hasil pengujian koefisien jalur secara sendiri-sendiri melalui uji t (t-test)
dengan tingkat signifikansi ( = 0,05) diperoleh tingkat kepercayaann 95%, konsep
diri memberikan pengaruh sebesar 33,82% terhadap prestasi akademik remaja
akhir. Sedangkan motivasi berprestasi memberikan pengaruh sebesar 14,43%. Hal
ini menunjukkan bahwa konsep diri memberikan pengaruh lebih besar
dibandingkan dengan pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi akademik
remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa remaja akhir mahasiswa FIK-
Unpad yang memiliki konsep diri negatif lebih banyak dibanding yang memiliki
konsep diri positif. Selisih perbedaannya sebesar 5,8%. Hasil ini juga sesuai
dengan data studi pendahuluan, dimana lebih dari setengahnya mahasiswa FIK –
Unpad menunjukkan gejala konsep diri yang negatif. Berdasarkan data ini,
institusi pendidikan diharapkan dapat melakukan upaya-upaya yang bisa
mengembangkan konsep diri. Upaya ini perlu dilakukan sejak awal mahasiswa
memasuki perkuliahan dan selama proses pembelajaran. Sehingga akan terbentuk
mahasiswa yang memiliki konsep diri positif. Pada akhirnya akan menjadi
perawat profesional yang mampu bersaing dengan lulusan institusi pendidikan
tinggi keperawatan lainnya maupun dengan perawat dari luar negeri.
Pengharapan mengenai diri akan menentukan bagaimana remaja akhir akan
bertindak dalam hidup. Apabila seorang remaja akhir berpikir bahwa dirinya bisa,
dalam hal ini mampu mencapai prestasi akademik yang tinggi maka remaja akhir
tersebut cenderung sukses, dan bila remaja akhir tersebut berpikir bahwa dirinya
akan gagal, maka sebenarnya dirinya telah menyiapkan diri untuk gagal. Jadi bisa
dikatakan bahwa konsep diri merupakan bagian diri yang mempengaruhi setiap
aspek pengalaman baik itu pikiran, perasaan, persepsi, dan tingkah laku individu
(Calhoum & Acocella, 1990). Selanjutnya Hattie (1992) juga mengatakan bahwa
konsep diri merupakan pedoman dalam bertingkah laku, dalam hal ini adalah
perilaku untuk berprestasi dalam bidang akademik, berhubungan dengan
description, expectation, dan prescription.
Remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad dikatakan mempunyai konsep diri
negatif jika ia meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya,
tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak
disukai, dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Remaja akhir dengan konsep
diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan
kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan,
namun lebih sebagai halangan. Remaja akhir dengan konsep diri negatif, akan
mudah menyerah sebelum berperang dan jika gagal, akan ada dua pihak yang
disalahkan, entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan
orang lain. Sebaliknya remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad dengan konsep diri
yang positif akan terlihat lebih optimis, penuh percaya diri, dan selalu bersikap
positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya.
Kegagalan bukan dipandang sebagai kematian, namun lebih menjadikannya
sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Remaja
akhir dengan konsep diri positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat
hal-hal positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang datang.
Snygg, Combs dan Jersild (dalam Burn, 1993) menyebutkan bahwa konsep
diri merupakan variabel penting yang mempengaruhi tingkah laku siswa.
Perbedaan dalam konsep diri berkaitan dengan perbedaan dalam prestasi
akademik. Fink (1962) menemukan hubungan yang signifikan antara konsep diri
yang rendah dengan prestasi akademik rendah, dan hubungan ini tampak lebih
kuat pada siswa laki-laki daripada siswa perempuan. Jones dan Grieneeks (1970;
dalam Burns, 1993) telah meneliti hubungan antara konsep diri dengan prestasi
akademik. Hasilnya adalah terdapat hubungan positif antara konsep diri dengan
prestasi akademik pada siswa baik laki-laki maupun perempuan. Di samping itu
Jones menemukan bahwa konsep diri merupakan prediktor yang terbaik bagi
prestasi akademik, bahkan berada di atas IQ dan bakat. Selajutnya penelitian yang
dilakukan Brookover, Thomas dan Peterson (1964; dalam Burns, 1993),
mendapatkan hasil bahwa konsep diri secara signifikan dan positif berkaitan
dengan evaluasi yang dilakukan significant other.
Motivasi berprestasi memberikan pengaruh terhadap prestasi akademik
remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad, namun pengaruhnya lebih kecil
dibandingkan dengan konsep diri. Dalam membahas fakta ini peneliti berpendapat
bahwa pada saat dilakukan pengukuran kemungkinan motivasi berprestasi remaja
akhir mahasiswa FIK-Unpad cenderung sedang menurun. Motivasi seseorang
tidak berada pada suatu keadaan yang stabil. Hal ini akan dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Fernald dan Fernald (199) mengungkapkan terdapat empat faktor
yang mempengaruh motivasi berprestasi, yaitu: keluarga dan kebudayaan, konsep
diri, jenis kelamin dan pengakuan/prestasi. Berkaitan dengan jenis kelamin, di
FIK – Unpad hampir seluruhnya berjenis kelamin perempuan. Motivasi
berprestasi pada perempuan lebih berubah-ubah dibandingkan dengan laki-laki.
Setiap individu yang telah terpenuhi kebutuhan pokoknya pastilah banyak
memiliki motivasi berprestasi (Gellerman, 1984). Begitu juga halnya remaja akhir
mahasiswa FIK-Unpad. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa remaja akhir
mahasiswa FIK-Unpad yang memiliki motivasi rendah lebih banyak dibanding
yang memiliki motivasi tinggi. Selisih Perbedaannya adalah 2,9%. Data hasil
penelitian ini berbeda dengan data hasil studi pendahuluan.
Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan dalam keinginan dirinya
untuk dapat menyelesaikan dengan lebih baik. Seperti dikemukakan oleh
McClelland (dalam Robin, 1996) bahwa yang membedakan antara individu yang
memiliki motivasi berprestasi yang tinggi dan yang rendah adalah keinginan
dirinya untuk dapat menyelesaikan sesuatu dengan lebih baik. Selain itu iuga ada
faktor lain yang mempengaruhi motivasi berprestasi.
Remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad yang memiliki motivasi berprestasi
tinggi bila menghadapi kesulitan dalam mengerjakan tugas akademiknya, ia akan
berusaha untuk mengatasinya dengan berbagai cara baik sendiri maupun
berdiskusi dengan orang lain. Sebaliknya remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad
yang memiliki motivasi berprestasi rendah cenderung masa bodoh, spekulatif dan
tidak berusaha mengatasi masalah dari tugas-tugas akademiknya.
Remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad yang memiliki motivasi berprestasi
tinggi memiliki gambaran diri positif, optimis, dan percaya diri, lebih memilih
tugas yang tingkat kesukarannya sedang-sedang saja, berorientasi ke masa depan,
sangat menghargai waktu, tabah, tekun dan gigih dalam mengerjakan tugas.
Remaja akhir tersebut menunjukkan usaha yang tinggi dalam meraih prestasi
akademik, melakukan kegiatan dengan penuh semangat, termasuk kegiatan
akademiknya yang mengarahkan dirinya mencapai prestasi akademik yang tinggi.
Ciri-ciri yang ditunjukkan oleh remaja akhir sesuai dengan yang dikemukakan
oleh Heckhausen. Menurut Heckhausen (1967), individu yang memiliki motivasi
berprestasi tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) memiliki gambaran diri
positif, optimis dan percaya diri; 2) lebih memilih tugas yang tingkat
kesukarannya sedang-sedang saja daripada tugas-tugas yang sangat sukar atau
sangat mudah; 3) berorientasi ke masa depan; 4) sangat menghargai waktu; 5)
tabah, tekun dan gigih dalam mengerjakan tugas; dan 6) lebih memilih seoraang
ahli sebagai mitra daripada orang yang simpatik. Sebaliknya, remaja akhir
mahasiswa FIK-Unpad yang memiliki motivasi berprestasi rendah gambaran
dirinya cenderung negatif, pesimis, dan kurang percaya diri, lebih memilih tugas
yang tingkat kesukarannya mudah, kurang berorientasi ke masa depan, kurang
menghargai waktu, dan mudah menyerah dalam mengerjakan tugas.
McClelland (dalam Robbins, 1996 dan Chapman, 2006) mengatakan bahwa
ciri-ciri orang-orang yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi adalah
berprestasi yang dihubungkan dengan seperangkat standar, memiliki tanggung
jawab pribadi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan, adanya kebutuhan
untuk mendapatkan umpan balik atas pekerjaan yang dilakukannya,
menghindarkan tugas-tugas yang sulit atau terlalu mudah, tetapi akan memilih
tugas-tugas yang tingkat kesukarannya sedang, inovatif, yaitu dalam melakukan
suatu pekerjaan dilakukan dengan cara yang berbeda, efisien, dan lebih baik dari
pada sebelumnya, tidak menyukai keberhasilan yang bersifat kebetulan atau
karena tindakan orang lain, dan ingin merasakan sukses atau kegagalan
disebabkan oleh tindakan individu itu sendiri.
Motivasi berprestasi ini merupakan dorongan pada seseorang untuk berhasil
dalam berkompetisi yang didasarkan atas suatu standar keunggulan (McClelland,
1953; dalam Chapman, 2006). Sedangkan menurut Heckhausen (1967) motivasi
berprestasi adalah dorongan pada individu untuk meningkatkan atau
mempertahankan kecakapan setinggi mungkin dalam segala aktivitas, dimana
suatu standar keunggulan digunakan sebagai pembanding. McClelland maupun
Heckhausen menjadikan standar keunggulan sebagai ukuran dari target prestasi
yang akan dicapai. Standar keunggulan ini meliputi : 1) prestasi orang lain; 2)
prestasi sendiri di masa lalu, dan 3) tugas. Lebih lanjut Heckhausen menyatakan
bahwa motivasi berprestasi memiliki aspek-aspek: 1) kebutuhan berprestasi; 2)
kegiatan berprestasi; 3) antisipasi tujuan; 4) hambatan; 5) bantuan; dan 6) suasana
perasaan.
Menurut Heckhausen (1967) motivasi berprestasi menyangkut aktivitas yang
bersifat kompetitif, dimana seseorang akan berusaha memperoleh kesuksesan atau
mengerjakan sesuatu sebaik mungkin atau lebih baik dari apa yang telah dicapai
sebelumnya dan dikerjakan orang lain, keinginan bersaing dengan berhasil
sehingga menimbulkan perasaan bangga jika berhasil serta tuntutan dalam diri
untuk bekerja dengan baik didalam intensitas dan kualitas dari tindakan yang
dilakukan.
Heckhausen (1967) mengatakan motivasi berprestasi berkorelasi positif
dengan harapan untuk sukses, bukan dengan takut akan gagal. Ini berarti remaja
akhir mahasiswa FIK-Unpad yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan
memiliki harapan untuk sukses yang tinggi. Sebaliknya remaja akhir mahasiswa
FIK-Unpad yang memiliki motivasi berprestasi rendah akan memiliki perasaan
takut akan gagal yang tinggi.
McClelland (1953; dalam Chapman, 2000) mengatakan bahwa persepsi
seseorang tentang kemungkinan untuk sukses dalam berbagai tugas pada
umumnya memiliki pengaruh penting pada penampilan, dalam hal ini prestasi
akademik. Sedangkan menurut Rosen dkk (1959; dalam William Damon, 1997)
menyatakan bahwa seseorang yang motivasi berprestasinya rendah maka prestasi
akademiknya juga rendah. Diungkapkan selanjutnya bahwa motivasi berprestasi
ternyata sangat mempengaruhi keberhasilan seseorang dan memiliki
kecenderungan untuk meningkatkan prestasi akademik.
Dari hasil pengujian koefisien korelasi dengan derajat kepercayaan sebesar
95% diperoleh bahwa konsep diri memiliki hubungan signifikan dengan motivasi
berprestasi remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin positif konsep diri remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad, maka semakin
tinggi pula motivasi berprestasinya.
Motivasi berprestasi yang tinggi akan didapatkan jika remaja akhir
mahasiswa FIK-Unpad memandang positif terhadap kemampuan yang
dimilikinya. Dengan memiliki pandangan yang positif terhadap kemampuan maka
remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad akan merasa yakin bahwa dirinya bisa dan
mampu sehingga memungkinkan dirinya termotivasi untuk meraih prestasi
akademik. Namun apabila remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad memandang
negatif kemampuan yang dimilikinya maka remaja akhir tersebut akan merasa
dirinya tidak mampu untuk mencapai suatu prestasi sehingga dalam dirinya
kurang memiliki motivasi untuk meraih prestasi akademik.
Seperti yang dikatakan Fernald dan Fernald (1999) bahwa salah satu faktor
yang mempengaruhi motivasi berprestasi seseorang adalah konsep diri yang
dimiliki oleh individu, jika individu menganggap bahwa dirinya mampu untuk
melakukan sesuatu maka individu tersebut akan berusaha untuk mencapai apa
yang diinginkannya. Remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad yang memiliki
anggapan positif bahwa dirinya mampu mencapai prestasi akademik yang tinggi,
maka remaja akhir tersebut akan berusaha mencapai keinginan. Kemudian Moss
dan Kagen (dalam Calhoum & Acocella, 1990) juga mengatakan bahwa konsep
diri yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi keinginannya untuk berprestasi.
Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Gage dan Berliner
(1979) bahwa terdapat hubungan yang positif antara konsep diri dengan keinginan
untuk berprestasi yang dimiliki oleh individu.
DAFTAR PUSTAKA
Ating Sumantri dan Sambas Ali Muhidin. 2006. Aplikasi Statistika dalam
Penelitian. Bandung : CV Pustaka Setia.
Burn, R. B. 1993. Konsep Diri : Teori, Pengukuran, Perkembangan, dan
Perilaku. Jakarta : Arcan.
Calhoum, F. and Acoclle, Joan Ross. 1990. Psikologi tentang Penyesuaian dan
Hubungan Kemanusiaan, edisi ketiga. Semarang : IKIP Semarang Press.
Centi, J. 1993. Mengapa Rendah Diri. Yogyakarta : Kansius.
Departemen Pendidikan Nasional Universitas Padjadjaran. 2006. Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan : Program Sarjana, Ekstensi dan Profesi.
Bandung : Depdiknas Unpad.
Departemen Pendidikan Nasional Universitas Padjadjaran. 2006. Pedoman Umum
Penyelenggaraan Pendidikan. Bandung : Depdiknas Unpad.
Eko Darminto. 2004. Hubungan antara Konsep Diri Akademik dan Latar
Belakang Keluarga dengan Capaian Prestasi Akademik berdasarkan
Potensi (Studi pada siswa SMAN Kota Surabaya). (Tesis) Bandung :
Universitas Padjadjaran.
Eric, D.1998. On Overview of Self-Concept Theory for Counselor. Melalui
<www.ericdigests.org/pre-9211/self.htm - 23k> (09/03/07).
Fernald, L., Dodge and Fernald, Peter, S. 1999. Introduction to Psychology, 5th
.ed.
India : A.I.T.B.S. Publisher & Distributors.
Gage, N. L and Berliner, D.C. 1979. Educational Psychology, 2nd
ed. USA :
Houghton-Mifflin Company.
Guilford. 1956. Fundamental Statistik in Psychology and Education. Tokyo: Mc.
Graw Hill.
Gunarsa, S. D. dan Gunarsa, Y. S. D. 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia.
Hagger, S. M. 2005. Physical Self Concept in Adolescence : Generalizability of a
Multidimensional, Hierarchical Model Across Gender and Grade. Melalui
<epm.sagepub.com/cgi/reprint/65/2/297.pdf> (04/04/07).
Halawah. 2006. The Effect of Motivation, Family Enviroment and Student
Characteristics.Melalui<www.findarticles.com/p/articles/mi_moFCG/15_2_
33/a1_n16608929 - 34k-> (20/02/07).
Hamachek, D. 1998. Self Concept and School Achievement. Melalui <http://ed-
web3.educ.msu.edu/reports/ed.researchrep/98/98-feb-report6 - htm>
(05/04/06).
Hardy, Malcon and Hayes. 1985. Pengantar Psikologi, edisi kedua. Jakarta :
Erlangga.
Hattie, J. 1992. Self Concept. Hillsdale, New Jersey : Lawrence Erlbaum
Associate.
.
Harter, S. 1998. The Development of Self-Representation. Dalam Damon, W.
(editor). Handbook of Child Psychology, hlm 553-617, 5th
.ed. New York :
John Wiley and Sons.
Harun Al Rasyid. 1993. Tehnik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala.
Bandung : Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran
Heckhausen, H. 1967. The Anatomy of Achievement Motivation. New York :
Academic Press.
Huit, W. 2004. Self Concept and School Achievement. Melalui
<http//Chiron.valdosta.edu/whuitt/col/regsys/self.html.> (20/12/06).
Hurlock, E.B. 1999. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan, edisi kelima. Jakarta : Erlangga.
Kaplan, R.M., and Saccusso, D.P. 1993. Psychological Testing: Principles
Application and Issues, 3th
. Ed. California: Koje Publishing.
Kennett, St. C. tth. The Contribotion of Self Concept in the Etiology of Adolescent.
Melaui<www.findarticles.com/p/articles/mi_m2248/is_n127_v32/ai_204132
59 - 35k> (09/03/07).
Kerlinger, F.N. 2000. Azas-azas Penelitian Behavioral. Terjemahan. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
Lavin, D.E. 1965. The Prediction of Academic Performance. New York : Russell
Sage Foundation.
Lerner, R.M. and Hultsch, D.F. 1983. Human Development : A Life Span
Perspective. New York : McGraw Hill Book Company.
Maramis, W.F. 1986. Beberapa Konsep Dasar Penilaian dan Pengukuran
Keberhasilan Belajar. Dalam Sukardi, B. & Maramis, W.F. (penyunting).
Penilaian Keberhasilan Belajar hlm. 23 – 53. Surabaya : Airlangga
University Press.
_______. 1986. Beberapa Ide Dasar dan Masalah Pokok Penilaian Pendidikan.
Dalam Sukardi, B. & Maramis, W.F. (penyunting). Penilaian Keberhasilan
Belajar hlm. 23 – 53. Surabaya : Airlangga University Press.
Marzuki Ngah. 2002. Hubungan antara Konsep Diri Akademik, Konsep Diri Non
Akademik dan Motivasi Berprestasi terhadap Pencapaian Prestasi
Akademik. Melalui <http//mpkt.edu.my/penyelidikan/maezuki 02.htm?>
(10/04/07).
McClelland, David C. 1987. Human Motivation. New York. The Press Syndicate
of The University of Cambridge..
McClelland, D.C. 1953. Motivasional Need Theory. Chapman,A. (review, code
design, 2006). Original Concept David McClelland.
Melalui<http//www.businessballs.com/davidmcclelland.htm - 16k->
(23/01/07).
Monk, F. J. and Knoers, A.M.P. & Haditomo, Siti Rahayu. 1999. Psikologi
Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.
Ninawati. 2002. Motivasi Berprestasi. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. Vol 4,
No. 8.
Nirwan SK. Sitepu. 1994. Analisis Jalur. Bandung : Jurusan Statistika, FMIPA
UNPAD.
Pudjijogyanti, C.R. 1995. Konsep Diri dalam Pendidikan. Jakarta : Arcan
Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti
Pemula. Cetakan pertama. Bandung : Alfabeta.
_______. 2003. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, cetakan
pertama. Bandung : Alfabeta.
Rindone, P. 1988. Achievement Motivation and Academic Achievement of Native
American Student. Melalui <jaie.asu.edu/v28/V28S1ach.htm - 36k ->
(15/05/07).
Robbins, Stephen, P. 1996. Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi, Aplikasi.
Jakarta : PT. Prenhallindo.
Russell, F.W. 1999. A Test Multifaceted, Hierarchical Models of Self Concept.
Melalui <www.aare.edu.au/95pap/berir95050.txt - 37k -> (04/04/07).
Saefudin Azwar. 2003. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
_______. 2003. Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Santrock, J.W. 2005. Adolescent, 7nd
ed Boston : McGraw-Hill.
Steinberg Laurence. 2002. Adolescence. Fourt Edition.New York : McGraw-Hill,
Inc.
Sudjana. 1996. Metoda Statistik, edisi ke-6. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2001. Statistik untuk Penelitian, edisi revisi cetakan ke-15. Bandung :
C.V. Alfabeta.
_______. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: C.V. Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,. edisi revisi
cetakan kelima. Jakarta : Bumi Aksara.
Sumadi Suryabrata. 2004. Psikologi Pendidikan, edisi V. Jakarta : PT
Rajagrafinda Persada.
Waugh, F. Russell. 1999. A Test of A Multi-Faceted, Hierarchical Model of Self
Concept. Melalui <www.aare.edu.au/99pap/wau99062.htm - 53k>
(04/04/07).
Yuke R. Siregar. 2006. Pengujian Model Konstruk Diri Pribadi dan Mekanisme
Pengaruh antara Konsep Diri, Harga Diri, Percaya Diri, dan Regulasi Diri
dalam Diri Pribadi Jurnal Psikologi. Vol. 17, No. 1.
Jurnal uji-linearitas-2
Jurnal uji-linearitas-2

More Related Content

Similar to Jurnal uji-linearitas-2

4.vina serevina fitri savitri
4.vina serevina fitri savitri4.vina serevina fitri savitri
4.vina serevina fitri savitrivinaserevina
 
PPT SIDANG SKRIPSI NISA.pptx
PPT SIDANG SKRIPSI NISA.pptxPPT SIDANG SKRIPSI NISA.pptx
PPT SIDANG SKRIPSI NISA.pptxbenyamintobink
 
Slide Artikel TIDP kumpulan 7
Slide Artikel TIDP kumpulan 7Slide Artikel TIDP kumpulan 7
Slide Artikel TIDP kumpulan 7RubinaKhan69
 
Riview jurnal 4 penerapan model pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan motiva...
Riview jurnal 4 penerapan model pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan motiva...Riview jurnal 4 penerapan model pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan motiva...
Riview jurnal 4 penerapan model pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan motiva...IndanaHaq
 
Laporan tahap 1
Laporan tahap 1Laporan tahap 1
Laporan tahap 1Retnols
 
Refrensi
RefrensiRefrensi
Refrensiisti18
 
Pros lieli s ferrynela pl-studi penelusuran (tracer study)full text
Pros lieli s ferrynela pl-studi penelusuran (tracer study)full textPros lieli s ferrynela pl-studi penelusuran (tracer study)full text
Pros lieli s ferrynela pl-studi penelusuran (tracer study)full textuniversity of riau
 
Kertas kajian faktor-faktor yang mendorong pelajar memilih program kulinari d...
Kertas kajian faktor-faktor yang mendorong pelajar memilih program kulinari d...Kertas kajian faktor-faktor yang mendorong pelajar memilih program kulinari d...
Kertas kajian faktor-faktor yang mendorong pelajar memilih program kulinari d...Nurdziera Dziyauddin
 
Pengaruh motivasi belajar dan efikasi diri terhadap kematangan karir mahasiswa
Pengaruh motivasi belajar dan efikasi diri terhadap kematangan karir mahasiswaPengaruh motivasi belajar dan efikasi diri terhadap kematangan karir mahasiswa
Pengaruh motivasi belajar dan efikasi diri terhadap kematangan karir mahasiswahanafieminence
 
Penelitian dasar 2021
Penelitian dasar 2021Penelitian dasar 2021
Penelitian dasar 2021ssuseradddf01
 
Artikel ujian nasional dilema dan tantangan
Artikel  ujian nasional dilema dan tantanganArtikel  ujian nasional dilema dan tantangan
Artikel ujian nasional dilema dan tantanganTri Tjandra
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiWira Sudewa
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiaswitopalopo
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiSri Thayank
 
Laporan akhir perilaku gaya hidup sehat terhadap pencapaian prestasi akademik...
Laporan akhir perilaku gaya hidup sehat terhadap pencapaian prestasi akademik...Laporan akhir perilaku gaya hidup sehat terhadap pencapaian prestasi akademik...
Laporan akhir perilaku gaya hidup sehat terhadap pencapaian prestasi akademik...belleswan
 
Review paper firna
Review paper firnaReview paper firna
Review paper firnaFirnafir
 
RENCANA PENJURUSAN SISWA/SISWI SMA SIB KE PERGURUAN TINGGI PADA TAHUN 2006 (S...
RENCANA PENJURUSAN SISWA/SISWI SMA SIB KE PERGURUAN TINGGI PADA TAHUN 2006(S...RENCANA PENJURUSAN SISWA/SISWI SMA SIB KE PERGURUAN TINGGI PADA TAHUN 2006(S...
RENCANA PENJURUSAN SISWA/SISWI SMA SIB KE PERGURUAN TINGGI PADA TAHUN 2006 (S...omcivics
 

Similar to Jurnal uji-linearitas-2 (20)

4.vina serevina fitri savitri
4.vina serevina fitri savitri4.vina serevina fitri savitri
4.vina serevina fitri savitri
 
PPT SIDANG SKRIPSI NISA.pptx
PPT SIDANG SKRIPSI NISA.pptxPPT SIDANG SKRIPSI NISA.pptx
PPT SIDANG SKRIPSI NISA.pptx
 
Slide Artikel TIDP kumpulan 7
Slide Artikel TIDP kumpulan 7Slide Artikel TIDP kumpulan 7
Slide Artikel TIDP kumpulan 7
 
Pentaksiran
PentaksiranPentaksiran
Pentaksiran
 
Riview jurnal 4 penerapan model pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan motiva...
Riview jurnal 4 penerapan model pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan motiva...Riview jurnal 4 penerapan model pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan motiva...
Riview jurnal 4 penerapan model pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan motiva...
 
PPT BEST PRACTICE BK.pptx
PPT BEST PRACTICE BK.pptxPPT BEST PRACTICE BK.pptx
PPT BEST PRACTICE BK.pptx
 
Laporan tahap 1
Laporan tahap 1Laporan tahap 1
Laporan tahap 1
 
Refrensi
RefrensiRefrensi
Refrensi
 
Pros lieli s ferrynela pl-studi penelusuran (tracer study)full text
Pros lieli s ferrynela pl-studi penelusuran (tracer study)full textPros lieli s ferrynela pl-studi penelusuran (tracer study)full text
Pros lieli s ferrynela pl-studi penelusuran (tracer study)full text
 
Kertas kajian faktor-faktor yang mendorong pelajar memilih program kulinari d...
Kertas kajian faktor-faktor yang mendorong pelajar memilih program kulinari d...Kertas kajian faktor-faktor yang mendorong pelajar memilih program kulinari d...
Kertas kajian faktor-faktor yang mendorong pelajar memilih program kulinari d...
 
Pengaruh motivasi belajar dan efikasi diri terhadap kematangan karir mahasiswa
Pengaruh motivasi belajar dan efikasi diri terhadap kematangan karir mahasiswaPengaruh motivasi belajar dan efikasi diri terhadap kematangan karir mahasiswa
Pengaruh motivasi belajar dan efikasi diri terhadap kematangan karir mahasiswa
 
Penelitian dasar 2021
Penelitian dasar 2021Penelitian dasar 2021
Penelitian dasar 2021
 
MOTIVASI BELAJAR DAN BIMBINGAN AKADEMIK MENENTUKAN PRESTASI BELAJAR
MOTIVASI BELAJAR DAN BIMBINGAN AKADEMIK MENENTUKAN PRESTASI BELAJARMOTIVASI BELAJAR DAN BIMBINGAN AKADEMIK MENENTUKAN PRESTASI BELAJAR
MOTIVASI BELAJAR DAN BIMBINGAN AKADEMIK MENENTUKAN PRESTASI BELAJAR
 
Artikel ujian nasional dilema dan tantangan
Artikel  ujian nasional dilema dan tantanganArtikel  ujian nasional dilema dan tantangan
Artikel ujian nasional dilema dan tantangan
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsi
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsi
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsi
 
Laporan akhir perilaku gaya hidup sehat terhadap pencapaian prestasi akademik...
Laporan akhir perilaku gaya hidup sehat terhadap pencapaian prestasi akademik...Laporan akhir perilaku gaya hidup sehat terhadap pencapaian prestasi akademik...
Laporan akhir perilaku gaya hidup sehat terhadap pencapaian prestasi akademik...
 
Review paper firna
Review paper firnaReview paper firna
Review paper firna
 
RENCANA PENJURUSAN SISWA/SISWI SMA SIB KE PERGURUAN TINGGI PADA TAHUN 2006 (S...
RENCANA PENJURUSAN SISWA/SISWI SMA SIB KE PERGURUAN TINGGI PADA TAHUN 2006(S...RENCANA PENJURUSAN SISWA/SISWI SMA SIB KE PERGURUAN TINGGI PADA TAHUN 2006(S...
RENCANA PENJURUSAN SISWA/SISWI SMA SIB KE PERGURUAN TINGGI PADA TAHUN 2006 (S...
 

More from brawijaya university

0410115 absPENGARUH MINYAK IKAN (Oleum Iecoris Aselli) TERHADAP PROSES BELAJA...
0410115 absPENGARUH MINYAK IKAN (Oleum Iecoris Aselli) TERHADAP PROSES BELAJA...0410115 absPENGARUH MINYAK IKAN (Oleum Iecoris Aselli) TERHADAP PROSES BELAJA...
0410115 absPENGARUH MINYAK IKAN (Oleum Iecoris Aselli) TERHADAP PROSES BELAJA...brawijaya university
 
PERBANDINGAN KANDUNGAN OMEGA-3 DAN OMEGA-6 DALAM MINYAK MAN LEMURU DENGAN TEK...
PERBANDINGAN KANDUNGAN OMEGA-3 DAN OMEGA-6 DALAM MINYAK MAN LEMURU DENGAN TEK...PERBANDINGAN KANDUNGAN OMEGA-3 DAN OMEGA-6 DALAM MINYAK MAN LEMURU DENGAN TEK...
PERBANDINGAN KANDUNGAN OMEGA-3 DAN OMEGA-6 DALAM MINYAK MAN LEMURU DENGAN TEK...brawijaya university
 
DIFUSI TEKNOLOGI PRODUKSI KONSENTRAT PROTEIN DARI IKAN GABUS
DIFUSI TEKNOLOGI PRODUKSI KONSENTRAT PROTEIN DARI IKAN GABUSDIFUSI TEKNOLOGI PRODUKSI KONSENTRAT PROTEIN DARI IKAN GABUS
DIFUSI TEKNOLOGI PRODUKSI KONSENTRAT PROTEIN DARI IKAN GABUSbrawijaya university
 
Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari Tempe
Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari TempeKadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari Tempe
Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari Tempebrawijaya university
 
Chapter1 bacterial-isolation-identification-and-storage
Chapter1 bacterial-isolation-identification-and-storageChapter1 bacterial-isolation-identification-and-storage
Chapter1 bacterial-isolation-identification-and-storagebrawijaya university
 
Pipih suptijah kajianefekdayahambat
Pipih suptijah kajianefekdayahambatPipih suptijah kajianefekdayahambat
Pipih suptijah kajianefekdayahambatbrawijaya university
 
Its undergraduate-15574-1406100055-paper
Its undergraduate-15574-1406100055-paperIts undergraduate-15574-1406100055-paper
Its undergraduate-15574-1406100055-paperbrawijaya university
 
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...brawijaya university
 

More from brawijaya university (20)

0410115 absPENGARUH MINYAK IKAN (Oleum Iecoris Aselli) TERHADAP PROSES BELAJA...
0410115 absPENGARUH MINYAK IKAN (Oleum Iecoris Aselli) TERHADAP PROSES BELAJA...0410115 absPENGARUH MINYAK IKAN (Oleum Iecoris Aselli) TERHADAP PROSES BELAJA...
0410115 absPENGARUH MINYAK IKAN (Oleum Iecoris Aselli) TERHADAP PROSES BELAJA...
 
PERBANDINGAN KANDUNGAN OMEGA-3 DAN OMEGA-6 DALAM MINYAK MAN LEMURU DENGAN TEK...
PERBANDINGAN KANDUNGAN OMEGA-3 DAN OMEGA-6 DALAM MINYAK MAN LEMURU DENGAN TEK...PERBANDINGAN KANDUNGAN OMEGA-3 DAN OMEGA-6 DALAM MINYAK MAN LEMURU DENGAN TEK...
PERBANDINGAN KANDUNGAN OMEGA-3 DAN OMEGA-6 DALAM MINYAK MAN LEMURU DENGAN TEK...
 
DIFUSI TEKNOLOGI PRODUKSI KONSENTRAT PROTEIN DARI IKAN GABUS
DIFUSI TEKNOLOGI PRODUKSI KONSENTRAT PROTEIN DARI IKAN GABUSDIFUSI TEKNOLOGI PRODUKSI KONSENTRAT PROTEIN DARI IKAN GABUS
DIFUSI TEKNOLOGI PRODUKSI KONSENTRAT PROTEIN DARI IKAN GABUS
 
Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari Tempe
Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari TempeKadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari Tempe
Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari Tempe
 
analisis protein
analisis protein analisis protein
analisis protein
 
fermentation journal
fermentation journalfermentation journal
fermentation journal
 
Chapter1 bacterial-isolation-identification-and-storage
Chapter1 bacterial-isolation-identification-and-storageChapter1 bacterial-isolation-identification-and-storage
Chapter1 bacterial-isolation-identification-and-storage
 
fermentation journal
fermentation journalfermentation journal
fermentation journal
 
biokimia ikan
biokimia ikanbiokimia ikan
biokimia ikan
 
Tkimia netti
Tkimia nettiTkimia netti
Tkimia netti
 
Sifat fisis kimia_(abstrak)
Sifat fisis kimia_(abstrak)Sifat fisis kimia_(abstrak)
Sifat fisis kimia_(abstrak)
 
Ratnawati k
Ratnawati kRatnawati k
Ratnawati k
 
Pipih suptijah kajianefekdayahambat
Pipih suptijah kajianefekdayahambatPipih suptijah kajianefekdayahambat
Pipih suptijah kajianefekdayahambat
 
Oseana xxviii(3)11 16
Oseana xxviii(3)11 16Oseana xxviii(3)11 16
Oseana xxviii(3)11 16
 
Mutu ikan cucut marita 2
Mutu ikan cucut marita 2Mutu ikan cucut marita 2
Mutu ikan cucut marita 2
 
Jurnal sukris28
Jurnal sukris28Jurnal sukris28
Jurnal sukris28
 
Its undergraduate-15574-1406100055-paper
Its undergraduate-15574-1406100055-paperIts undergraduate-15574-1406100055-paper
Its undergraduate-15574-1406100055-paper
 
Its undergraduate-13327-paper
Its undergraduate-13327-paperIts undergraduate-13327-paper
Its undergraduate-13327-paper
 
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
 
Buletin pn 9_2_2003_38-44_alina
Buletin pn 9_2_2003_38-44_alinaBuletin pn 9_2_2003_38-44_alina
Buletin pn 9_2_2003_38-44_alina
 

Jurnal uji-linearitas-2

  • 1. PENGARUH KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI AKADEMIK REMAJA AKHIR Aat Sriati Bagian Keperawatan Klinik Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran ABSTRAK Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsep diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri terhadap prestasi akademik, dan apakah ada hubungan antara konsep diri dan motivasi berprestasi. Alat ukur berupa kuisioner yang diturunkan dari model konsep diri Song dan Hattie (1992) dan motivasi berprestasi dari Heckhausen (1967). Populasi adalah mahasiswa F.Kep-Unpad yang aktif mengikuti perkuliahan pada kelas regular dan khusus Program Sarjana Keperawatan, kurikulum yang digunakan tahun 1998, dan rentang usia 18 sampai 21 tahun.Sampel sebanyak 138 orang yang diambil secara acak. Untuk menghindari rank yang kembar dan untuk perhitungan selanjutnya, data ordinal dirubah kedalam skala interval dengan menggunakan rumus Method Successive Interval. Untuk menguji hipotesis digunakan analisa inferensial path analysis. Sebelum pengujian dilakukan uji normalitas, uji intervalisasi, uji linearitas, dan uji homogenitas sebagai persyaratan analisis jalur. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil 1) konsep diri dan motivasi berprestasi memberi pengaruh secara bersama-sama terhadap prestasi akademik; 2) kedua variabel eksogen memberi pengaruh secara sendiri-sendiri terhadap prestasi akademik; dan 3) terdapat hubungan secara signifikan antara konsep diri dengan motivasi berprestasi. Hasil ini menunjukkan bahwa konsep diri dan motivasai berprestasi berpengaruh dalam mendukung prestasi akademik remaja akhir mahasiswa F.Kep-Unpad. Kata kunci: konsep diri, motivasi berprestasi dan prestasi akademik PENDAHULUAN Remaja adalah masa yang penting dalam prestasi (Hendersen & Dweck; dalam Santrock, 2005). Tekanan sosial dan akademik mendorong remaja kepada berbagai peran yang harus dibawakan. Peran yang sering kali menuntut tanggung jawab yang lebih besar. Remaja mulai menyadari bahwa pada saat ini mereka dituntut untuk menghadapi kehidupan sebenarnya.
  • 2. Pada tingkat pendidikan tinggi, mahasiswa dituntut untuk aktif dalam proses belajar mengajar melalui media yang ada, seperti perpustakaan, jurnal, maupun internet. Hampir semua tugas yang diberikan di pendidikan tinggi umumnya menuntut mahasiswa untuk mencari literatur lain dan mengembangkan pola pikirnya sendiri guna penyelesaian tugas secara efektif. Persyaratan akademik di pendidikan tinggi bukan sekedar mengikuti perkuliahan saja, tetapi ada ketentuan-ketentuan lain seperti prosentase kehadiran dalam perkuliahan, penyelesaian tugas-tugas, dan ikut aktif dalam kegiatan akademik lainnya (diskusi, presentasi, mengikuti ujian, kuis). Setelah melengkapi ketentuan-ketentuan yang ada mahasiswa berhak memperoleh nilai akademik sesuai dengan usaha yang dilakukan. Keberhasilan mahasiswa dalam bidang akademik ditandai dengan prestasi akademik yang dicapai, ditunjukkan melalui Indeks Prestasi (IP) maupun Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) serta ketepatan dalam menyelesaikan studi. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (FIK - Unpad) Bandung merupakan salah satu institusi Pendidikan Tinggi Keperawatan kedua setelah Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK - UI). Berdiri sejak tahun 1994 dan menjadi fakultas pada tanggal 8 Juni 2005. Saat ini di Indonesia baru ada dua Pendidikan Tinggi Keperawatan Negeri yang sudah menjadi fakultas. Sedangkan Pendidikan Tinggi Keperawatan Negeri lainnya masih berada dalam lingkup Fakultas Kedokteran. Sebagai fakultas yang baru, FIK – Unpad dituntut untuk terus mengembangkan proses pembelajaran sehingga akan menghasilkan perawat profesional yang bisa
  • 3. bersaing dengan pendidikan tinggi keperawatan lainnya. Oleh karena itu dengan adanya penelitian ini akan memberi sumbangan bagi FIK – Unpad dalam upaya peningkatan kualitas lulusan. Mahasiswa yang sedang mengikuti pendidikan di FIK – Unpad Bandung khususnya pada semester tiga dan lima termasuk remaja akhir. Masa remaja akhir merupakan periode yang sangat singkat tetapi penting, karena merupakan persiapan untuk memasuki masa dewasa. Disamping itu pencapaian prestasi menjadi perhatian sepanjang masa remaja. Bagi setiap remaja prestasi akademik dapat memberikan kepuasan pribadi dalam pergaulan sosial (Hurlock, 1996). Berdasarkan informasi dari Sub Bagian Akademik (SBA) FIK – Unpad Bandung, sebagian mahasiswa (49,39%) memiliki IPK dalam rentang 2,5 sampai 2,75. Hal ini masih belum memuaskan, karena pencapaian prestasi belum sesuai dengan harapan dari FIK – Unpad Bandung, yaitu diatas 3,0. Pencapaian IPK ini akan berdampak pada waktu studi mahasiswa. Karena Satuan Kredit Semester (SKS) yang ditempuh mahasiswa pada suatu semester didasarkan pada pencapaian IPK. Informasi dari SBA FIK – Unpad Bandung menunjukkan bahwa sebagian besar (97,36%) mahasiswa FIK – Unpad Bandung menyelesaikan studi lebih dari lima tahun. Selanjutnya penulis menelusuri pencapaian prestasi pada mahasiswa angkatan 2005 dan 2006 FIK – Unpad Bandung pada semester satu dan dua. Hasilnya adalah pada semester satu jumlah mahasiswa angkatan 2006 yang memperoleh Indeks Prestasi (IP) kurang dari 2,5 meningkat sebanyak 3,08.dari angkatan 2005, dan pada semester dua jumlah mahasiswa angkatan 2006 yang memperoleh
  • 4. Indeks Prestasi (IP) kurang dari 2,5 meningkat sebanyak 21,08 dari angkatan 2005. Keadaan ini apabila tidak segera ditangani akan berdampak pada masa studi mahasiswa yang bersangkutan. Berdasarkan fenomena tentang pencapaian prestasi akademik, maka penulis melakukan studi pendahuluan kepada empat puluh orang mahasiswa angkatan 2005 dan 2006. Studi pendahuluan dilakukan dengan menyebarkan angket yang berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan keberadaan mahasiswa kuliah di FIK – Unpad Bandung. Hasilnya adalah sebagai berikut : 1) Alasan masuk FIK – Unpad : (1) minat untuk jadi perawat (5%); (2) ingin menjadi perawat profesional; (2) ingin mengabdikan di bidang kesehatan (2,5%); (3) ingin menolong orang banyak (15%); (4) tenaga perawat sangat dibutuhkan (5%); (5) nyasar (12,5%); (6) penasaran (2,5%); (7) disuruh orangtua (25%); (8) pilihan sendiri dan supaya lulus SPMB (7,5%); (9) pilihan sendiri dan ada keluarga yang di kesehatan (7,5%); (10) tidak tahu mau pilih apa lagi (12,5%). 2) Yang dipikirkan bila berkumpul dengan teman dari universitas/fakultas lain : (1) kurang percaya diri (12,5%); (2) minder karena FIK dibawah Fakultas Kedokteran (15%); (3) bersyukur bisa masuk Unpad (12,5%); (4) bangga bisa kuliah di Unpad, tapi tidak terlalu bangga saat menjawab FIK (22,5%); (5) bangga dengan FIK-Unpad; (6) biasa saja (25%). 3) Pendapat tentang pencapaian IPK saat ini : (1) cukup baik (12,5%); (2) kurang memuaskan (22,5%); (3) cukup memuaskan (12,5%); (4) belum sesuai harapan (35%); (5) sangat sulit (12,5%); (6) berat dan penuh perjuangan (5%).
  • 5. 4) Perasaan selama belajar di FIK-Unpad : (1) awalnya tidak suka, setelah dijalani mulai suka (2,5%); (2) kurang suka (12,5%); (3) kadang-kadang suka (20%); (4) menjalani apa adanya (10%); (5) berat karena jadwal padat (17,5%); (6) menyenangkan (2,5%); (7) nyaman (2,5%); (8) kebersamaan (17,5%); (9) kadang membosankan (12,5%); (10) kadang stres (2,5%); (11) cukup puas (2,5%); (12) pusing (7,5%). 5) Usaha untuk mecapai prestasi : (1) daya saing kurang, jadi biasa aja (12,5%); (2) usaha semaksimal mungkin (1,5%); (3) diskusi dengan teman di luar jam kuliah (10%); (4) tekun dan rajin (10%); (5) belajar dengan serius (7,5%); (6) cukup susah (7,5%); (7) manajemen waktu baik (7,5,%); (8) meluangkan waktu untuk membaca (10%); (9) memahami setiap materi (7,5%); (10) mengerjakan tepat waktu (7,5%); (11) masih SKS (22,5%). 6) Usaha dalam penyelesaian tugas-tugas akademik : (1) di rumah pada malam hari (10%)i; (2) bekerja kelompok (2,5%); (3) konsultasi dengan dosen (2,5%); (4) tugasnya banyak dan susah mencari bahan (5%); (5) mengerjakan dengan serius (10%); (6) kadang keteteran karena sering menunda tugas sampai menjelang pengumpulan (20%); (7) dikerjakan sedikit-sedikit (2,5%); (8) dikerjakan sendiri (17,5%); (9) kadang nyontek kalo lagi malas (20%); (10) membaca buku (7,5%); (11) mencari di internet (2,5%). 7) Hal-hal yang mempengaruhi prestasi akademik : (1) teman-teman (7,5%); (2) kurangnya manajemen waktu (17,5%); (3) masalah pribadi (12,5%); (4) keseriusan dan semangat (20%); (5) dosen (7,5%); (6) keluarga (12,5%); (7)
  • 6. fasilitas (5%); (8) kesehatan (5%); (9) konsentrasi dalam belajar (7,5%); (10) mata kuliah sulit (5%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa lebih lebih dari setengahnya mahasiswa FIK – Unpad memiliki konsep diri negatif, dan lebih dari setengahnya mahasiswa FIK – Unpad memiliki motivasi berprestasi tinggi. Berdasarkan hasil studi pendahuluan ini maka penulis melakukan penelitian tentang konsep diri, motivasi berprestasi, dan prestasi akademik. Keberhasilan mendapatkan prestasi sangat dipengaruhi oleh faktor motivasi (Ninawati,2002). Motivasi merupakan hal terpenting dalam proses belajar karena motivasi bukan hanya sebagai penggerak tingkah laku, tetapi juga mengarahkan dan memperkuat tingkah laku dalam belajar. Tinggi rendahnya motivasi dalam belajar terkait dengan motivasi berprestasi yang dimilikinya. Motivasi berprestasi mempunyai peran yang sangat penting di dalam keberhasilan kegiatan akademik, sebab motivasi berprestasi akan mendorong mahasiswa untuk melakukan semua kegiatan akademik dengan penuh semangat. Menurut McClelland, et al (1953, dalam Chapman, 2000) bahwa tingkat usaha seseorang untuk sukses dihubungkan dengan keberhasilan yang tinggi untuk berprestasi. Oleh sebab itu motivasi berprestasi harus menjadi perhatian yang serius dalam rangka mengembangkan peran mahasiswa sebagai modal dasar kemajuan bangsa. Fernald dan Fernald (1999) mengatakan bahwa tumbuh kembangnya motivasi berprestasi salah satunya dipengaruhi oleh konsep diri. Moss dan Kagen (dalam Calhoum & Acocella, 1990) juga mengatakan hal yang sama bahwa keinginan untuk berhasil dipengaruhi oleh konsep diri yang dimiliki individu. Harter (1991;
  • 7. dalam Steinberg, 2002) menyebutkan bahwa siswa-siswa yang percaya akan kemampuan diri sendiri memiliki motivasi berprestasi tinggi yang akan mempengaruhi penampilan belajar mereka. Konsep diri adalah penilaian kognitif terhadap diri sendiri (Hattie, 1992). Didalamnya terdapat aspek-aspek description, expectation, dan prescription. Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan di atas, menggugah penulis untuk mengkaji secara empiris tentang pengaruh konsep diri, motivasi berprestasi dan prestasi akademik remaja akhir khususnya di lingkungan FIK-Unpad Bandung. Untuk itu perlu kiranya dilakukan kajian ilmiah tentang pengaruh konsep diri, motivasi berprestasi dan prestasi akademik remaja akhir pada mahasiswa FIK- Unpad Bandung. METODE Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola hubungan kausal antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh secara sendiri-sendiri atau bersama-sama beberapa variabel penyebab terhadap sebuah variabel akibat, maka pola yang tepat adalah Model Analisis Jalur (Ating Sumantri, 2006 dan Harun Al Rasyid; dalam Sitepu, 1994). Analisis jalur digunakan untuk menerangkan pengaruh variabel konsep diri ( 1X ) dan variabel motivasi berprestasi ( 2X ) terhadap variabel prestasi akademik (Y ). Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa F.Kep – Unpad yang memenuhi kriteria sebagai berikut : 1) aktif mengikuti perkuliahan pada kelas reguler dan khusus Program Sarjana Keperawatan; 2) kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum tahun 1998; dan 3) rentang usia antara 18 sampai 21 tahun,
  • 8. berada pada tahap perkembangan remaja akhir. Melalui tehnik random simple sampling diperoleh 138 orang mahasiswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tehnik pencatatan dokumen dan kuesioner. Kuesioner merupakan alat pengumpulan data, terdiri dari sekumpulan pertanyaan yang disajikan kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2001). Berkaitan dengan variabel-variabel yang sedang diteliti, yaitu konsep diri, motivasi berprestasi dan prestasi akademik. Kuesioner disusun dengan tipe pertanyaan tertutup dan berdasarkan skala ordinal yang berpedoman pada metode Likert Summated Rating. Prestasi akademik mahasiswa dilihat berdasarkan angka yang menunjukkan prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari semester pertama sampai semester paling akhir yang telah ditempuh (IPK). Prestasi akademik dikelompokkan ke dalam tiga kategori. Hal ini didasarkan pada pedoman yang berlaku di Unpad untuk Program Sarjana (S1). Tabel 1 Prestasi Akademik berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) I P K Kategori 2.00 – 2,75 2,76 – 3,5 3,51 – 4,00 Rendah Cukup Tinggi Alat ukur ini dikontruksi dalam bentuk Likert’s Summated Rating Scale. Berisi pernyataan-pernyataan tentang konsep diri berdasarkan model konsep diri dari Song & Hattie. Responden diminta untuk memilih salah satu dari lima kemungkinan jawaban, yaitu : Tidak Pernah (TP), Jarang (JR), Kadang-
  • 9. Kadang (KD), Sering (SR), Selalu (SL). Pilihan dari setiap pernyataan memiliki nilai tertentu yang berkisar dari 1 – 5. Skor masing-masing item pernyataan tergantung dari sifat positif atau negatif dari item tersebut. Pada item positif maka rentang nilai Sangat Sesuai hingga Sangat Tidak Sesuai adalah 5 - 1. Pada item negatif naka rentang nilai Sangat Sesuai hingga Sangat Tidak Sesuai adalah 1 – 5. Nilai yang diperoleh pada setiap pernyataan kuesioner berdasarkan Likert merupakan skala ordinal, dan pernyataan yang telah diberikan skor dijumlahkan sehingga diperoleh nilai total. Skor ini akan menggambarkan positif negatif konsep diri akademik mahasiswa. Kuesioner motivasi berprestasi dibuat berdasarkan teori motivasi berprestasi yang dikemukakan oleh Heckhausen. Alat ukur ini dikontruksi dalam bentuk Likert’s Summated Rating Scale. Alat ukur ini memuat pernyataan-pernyataan tentang motivasi berprestasi, meliputi tugas, diri dan orang lain. Responden diminta untuk memilih salah satu dari lima kemungkinan jawaban, yaitu : Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Netral (N), Setuju (S), Sangat Setuju (SS). Pilihan dari setiap pernyataan memiliki nilai tertentu yang berkisar dari 1 – 5. Nilai yang diperoleh pada setiap pernyataan kuesioner berdasarkan Likert merupakan skala ordinal, dan pernyataan yang telah diberikan skor dijumlahkan sehingga diperoleh nilai total. Skor ini akan menggambarkan tinggi rendahnya motivasi berprestasi mahasiswa. Makin besar skor yang diperoleh, menunjukkan semakin tinggi motivasi berprestasi mahasiswa. Sebaliknya, semakin kecil skor yang diperoleh, menunjukkan semakin rendah motivasi berprestasi mahasiswa.
  • 10. Setelah alat ukur dikonstruksi dan sebelum dipergunakan dalam penelitian yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada sejumlah remaja akhir yang memiliki karakteristik yang relatif sama dengan karakteristik sampel dalam penelitian. Uji coba instrumen dilakukan sebanyak tiga kali. Dari hasil uji coba tersebut, didapatkan 45 item pernyataan untuk mengukur konsep diri dan 42 item pernyataan untuk mengukur motivasi berprestasi. Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Uji Coba I Uji Coba II Uji Coba IIIVariabel Jumlah Item Item Valid Item Invalid Jumlah Item Item Valid Item Invalid Jumlah Item Item Valid Item Invalid 35 15 20 45 42 3 45 45 -Konsep Diri Reliabilitas Tinggi ( 0,8876) Reliabilitas Tinggi Sekali (0,949) Reliabilitas Tinggi Sekali (0,952) 40 25 15 45 42 3Motivasi Berprestasi Reliabilitas Tinggi (0,8354) Reliabilitas Tinggi Sekali (0,926) Analisa deskriptif digunakan untuk menganalisa data yang berkaitan dengan konsep diri dan motivasi berprestasi. Prosedur yang ditempuh dalam menggambarkan masing-masing variabel tersebut adalah dengan cara membagi data menjadi dua bagian yang sama banyak, sesudah disusun menurut urutan nilainya. Bilangan pembaginya disebut median. Sampel pada penelitian ini berukuran genap, oleh karena itu setelah data disusun menurut urutan nilainya, mediannya sama dengan rata-rata hitung dari dua data tengahnya.
  • 11. Analisa inferensial digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Adapun jenis analisa inferensial yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis jalur (path analysis). Selanjutnya, dengan mempertimbangkan bahwa dalam penelitian ini digunakan skala Likert dimana skala datanya adalah ordinal, maka harus dilakukan transformasi data dengan menggunakan method of successive interval (Harun Al Rasyid, 1993). Pengujian Hipotesis Hubungan antara 1X dan 2X adalah hubungan korelasional yang dinyatakan dengan simbol rx , analisis korelasi berguna untuk mengetahui besaran yang menyatakan seberapa kuat hubungan variabel konsep diri dan motivasi berprestasi. Besarnya koefisien jalur 1X terhadap Y dan 2X terhadap Y masing- masing dinyatakan dengan besarnya nilai numerik koefisien jalur 1YXρ dan 2YXρ . Koefisien jalur ερY menggambarkan besarnya pengaruh variabel residu (variabel lain yang tidak diukur) terhadap Y . Pengaruh Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi secara Bersama-sama dan Sendiri-Sendiri terhadap Prestasi Akademik Remaja Akhir Sebelum dilakukan pengujian dengan menggunakan path analysis, terlebih dahulu harus mengetahui adanya hubungan antar kedua variabel bebas dan 1X 2X Y
  • 12. variabel terikat, untuk keperluan ini digunakan uji korelasional product moment. Selanjutnya dihitung besar koefisien jalur. Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel konsep diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap prestasi akademik remaja akhir digunakan koefisien determinasi )12( 2 XYR . Nilai koefisien determinasi dapat diinterpretasikan sebagai besaran pengaruh variabel sebab terhadap variabel akibat. Sedangkan pengujian apakah kedua variabel sebab secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel akibat digunakan uji F (F-test). Untuk pengujian koefisien jalur individual, sebelumnya dilakukan perhitungan besar kofisien jalur 1X terhadap Y dan 2X terhadap Y masing- masing dinyatakan dengan besarnya nilai numerik koefisien jalur 1YXρ dan 2YXρ . Besarnya pengaruh 1X terhadap Y dan 2X terhadap Y dinyatakan dengan koefisien determinasi. Untuk menguji apakah 1X dan 2X secara sendiri- sendiri memberi pengaruh yang signifikan terhadap prestasi akademik (Y ) digunakan uji t (t-test). Dengan kriteria uji tolak Ho jika hitungt )1:( −−> knktα . Hubungan antara Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi Remaja Akhir Untuk mengetahui besarnya hubungan antara konsep diri dan motivasi berprestasi digunakan statistik non parametrik korelasi product moment. Nilai koefisien korelasi r berkisar antara –1 sampai +1 dengan kriteria sebagai berikut : 1) apabila nilai r > 0, berarti terdapat hubungan linear positif. Semakin besar nilai variabel bebas, maka semakin besar pula nilai variabel terikatnya, dan sebaliknya;
  • 13. 2) apabila nilai r < 0, berarti terdapat hubungan linear negatif. Semakin kecil nilai variabel bebas, maka semakin kecil pula nilai variabel terikatnya, dan sebaliknya; 3) apabila nilai r = 0, berarti tidak ada hubungan antara variabel bebas dan terikat; 4) apabila nilai r = 1 atau r = -1, terdapat hubungan linier sempurna, yaitu berupa garis lurus; HASIL PENELITIAN Sebagai data tambahan akan disajikan hasil perhitungan analisis deskrptif yang memberikan gambaran mengenai konsep diri, motivasi berprestasi, dan prestasi akademik remaja akhir pada mahasiswa F.Kep-Unpad. Berdasarkan hasil kajian, menunjukkan bahwa 65 orang remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad (47,10%) memiliki konsep diri positif, dan 73 orang remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad (52,9%) memiliki konsep diri negatif. Untuk motivasi berprestasi, diperoleh bahwa 67 orang remaja akhir mahasiswa FIK- Unpad (48,55%) memiliki motivasi berprestasi tinggi, dan 71 orang remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad (51,45%) memiliki motivasi berprestasi rendah. Dari hasil kajian menunjukkan bahwa 4 orang remaja akhir mahasiswa FIK- Unpad (2,9%) memiliki IPK tinggi, 107 orang remaja akhir mahasiswa FIK- Unpad (77,54%) memiliki IPK cukup, dan 27 orang remaja akhir mahasiswa FIK- Unpad (19,57%) memiliki IPK rendah. Untuk melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis jalur, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.
  • 14. Intervalisasi Data Tabel 3 Nilai Minimum, Maksimum, Rata-rata, Standar Deviasi dan VariansKetiga Variabel N Nilai Minimum Nilai Maksimum Rata-rata Standar Deviasi Varians Konsep Diri (X1) 138 76,024 205,542 154,296 19,710 388,474 Motivasi Berprestasi (X2) 138 112,553 171,891 143,279 13,706 187,865 Prestasi Akademik Remaja Akhir (Y) 138 2,200 3,600 2,974 0,312 0,097 Uji Normalitas Data Dari hasil uji normalitas (X1, X2, dan Y) dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov Test, diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi untuk masing- masing variabel di atas 0,05, dimana : X1 sebesar 0,920, X2 sebesar 0,984, dan Y sebesar 0,525. Hal ini menunjukan bahwa sebaran nilai dari ketiga variabel mengikuti suatu pola distribusi normal.
  • 15. Uji Linearitas Konsep Diri (X1) 2202001801601401201008060 PrestasiAkademikRemajaAkhir(Y) 3,8 3,6 3,4 3,2 3,0 2,8 2,6 2,4 2,2 2,0 Grafik 1 Linearitas Hubungan Konsep Diri (X1) dengan Prestasi Akademik (Y) Motivasi Berprestasi (X2) 180170160150140130120110 PrestasiAkademikRemajaAkhir(Y) 3,8 3,6 3,4 3,2 3,0 2,8 2,6 2,4 2,2 2,0 Grafik 2 Linearitas Hubungan Motivasi Berprestasi (X2) dengan Prestasi Akademik (Y)
  • 16. Uji Homogenitas Pada tabel sebelumnya menunjukan bahwa nilai simpangan baku masing- masing variabel relatif kecil, hal ini mengindikasikan bahwa data ketiga variabel tersebut tergolong homogen. Atas dasar pemikiran di atas dan dengan berpedoman pada besar simpangan baku dari masing-masing variabel yang relatif kecil, maka peneliti menganggap bahwa data ketiga variabel tersebut tergolong homogen. Hasil Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Hubungan antar Variabel Untuk memudahkan perhitungan terlebih dahulu dihitung koefisien korelasi antar variabel dengan menggunakan statistik non parametrik korelasi product moment, yang disusun dalam bentuk sebuah matrik korelasi berikut ini. Tabel 4 Matriks Korelasi antar Variabel X1 X2 Y X1 X2 Y 1,000 0,523 0,656 0,523 1,000 0,538 0,656 0,538 1,000 Koefisien korelasi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1) keeratan hubungan antara konsep diri dan prestasi akademik remaja akhir adalah sebesar 0,656 dengan arah yang positif, artinya semakin positif konsep diri diikuti dengan peningkatan prestasi akademik remaja akhir. Bila dikonfirmasi dengan tabel interpretasi nilai korelasi dari Guilford (1956)
  • 17. menunjukkan bahwa konsep diri berada pada korelasi yang cukup kuat terhadap prestasi akademik; 2) keeratan hubungan antara motivasi berprestasi dan prestasi akademik remaja akhir adalah sebesar 0,538 dengan arah yang positif, artinya semakin tinggi motivasi berprestasi diikuti dengan peningkatan prestasi akademik remaja akhir. Bila dikonfirmasi dengan tabel interpretasi nilai korelasi dari Guilford (1956) menunjukkan bahwa konsep diri berada pada korelasi yang cukup kuat terhadap prestasi akademik; 3) keeratan hubungan antara konsep diri dan motivasi berprestasi remaja akhir adalah sebesar 0,523 dengan arah yang positif, artinya semakin positif konsep diri diikuti dengan peningkatan motivasi berprestasi remaja akhir. Bila dikonfirmasi dengan tabel interpretasi nilai korelasi dari Guilford (1956) menunjukkan bahwa konsep diri berada pada korelasi yang cukup kuat terhadap prestasi akademik; Hasil Analisa Perhitungan Koefisien Jalur dan Uji Hipotesis Proses perhitungan koefisien jalur dimulai dengan menghitung koefisien korelasi antar variabel. Dari matriks korelasi antar variabel diturunkan invers matriks korelasi antar variabel eksogen, kemudian dilakukan perhitungan koefisien jalur dan koefisien determinan dengan uji signifikansi dalam rangka uji hipotesis.
  • 18. Gambar 1 Diagram Jalur Pengaruh Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi Terhadap Prestasi Akademik Remaja Akhir Mahasiswa FIK- Unpad Bandung Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa nilai koefisien jalur variabel konsep diri terhadap prestasi akademik remaja akhir adalah sebesar 0,516, dan nilai koefisien jalur variabel motivasi berprestasi terhadap prestasi akademik remaja akhir adalah sebesar 0,268. Setelah besar koefisien jalur diperoleh, maka ditentukan besar pengaruh konsep diri dan motivasi berprestasi secara simultan terhadap prestasi akademik. Untuk mengukur besarnya pengaruh secara simultan ini digunakan koefisien determinasi yang didapat dari hasil perkalian koefisien jalur dengan matriks korelasi antar variabel eksogen dengan variabel endogen. Dari hasil perhitungan diperoleh keterangan sebagai berikut: 1) besarnya pengaruh bersama-sama kedua variabel eksogen terhadap prestasi akademik remaja akhir yang dinyatakan dengan nilai koefisien determinasi PYε = 0,719 Konsep Diri (X1) Motivasi Berprestasi (X2) Prestasi Akademik (Y) PYX1 = 0,516 PYX2 = 0,268 rX1X2 = 0,523
  • 19. sebesar 48,25% . Sedangkan sisanya sebesar 51,75% adalah sumbangan faktor lain yang tidak diteliti. Besar koefisien jalur untuk faktor lain yang tidak diteliti adalah 0,719. Hal ini mengindikasikan bahwa masih banyak faktor lain yang berpengaruh dalam meningkatkan prestasi akademik remaja akhir; 2) hasil pengujian hipotesis secara bersama-sama menunjukkan bahwa konsep diri dan motivasi berprestasi memberi pengaruh secara signifikan terhadap tingkat prestasi akademik remaja akhir, karena nilai Fhitung = 62,938 yang lebih besar dari Ftabel = 3,063 pada tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil pengujian ini maka konsep diri positif yang diikuti motivasi berprestasi tinggi secara bersama-sama akan meningkatkan prestasi akademik remaja akhir; 3) pengujian secara sendiri-sendiri memberikan petunjuk bahwa kedua variabel eksogen memberikan pengaruh secara signifikan terhadap prestasi akademik remaja akhir. Konsep diri berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi akademik remaja akhir yang dinyatakan dengan nilai thitung = 7,101 yang lebih besar dari ttabel = 1,978 pada tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian konsep diri memberi pengaruh yang positif terhadap prestasi akademik remaja akhir, artinya konsep diri yang positif akan meyebabkan prestasi akademik remaja akhir semakin meningkat. Motivasi berprestasi secara signifikan berpengaruh terhadap prestasi akademik, yang dinyatakan dengan nilai thitung = 3,694 yang lebih besar dari ttabel = 1,978 pada tingkat kepercayaan 95%. Dari hasil perhitungan dan pengujian di atas menunujkkan bahwa motivasi berprestasi memberi pengaruh yang positif terhadap prestasi akademik remaja
  • 20. akhir, artinya motivasi berprestasi yang semakin tinggi untuk berprestasi akan meyebabkan prestasi akademik remaja akhir juga semakin meningkat Hasil Uji Hipotesis Hubungan Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi Remaja Akhir Dari Hasil pengujian dengan menggunakan statistik uji-t menunjukan bahwa terdapat hubungan secara signifikan antara konsep diri dengan motivasi berprestasi remaja akhir mahasiswa FIK – Unpad Bandung, nilai thitung > ttabel (thitung : 7,150 dan ttabel : 1,978), pada tingkat kerpercayaan 95%. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Salah satu keunggulan analisis jalur adalah kemampuannya memisahkan pengaruh langsung dan tidak langsung suatu variabel melalui antar variabel eksogen terhadap variabel endogen. Tabel 5 Rekapitulasi Hasil Penelitian Pengaruh Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi terhadap Prestasi Akademik Remaja Akhir Mahasiswa FIK-Unpad Bandung Melalui Variabel Langsung X1 X2 Total X1 26,59% - 7,23% 33,82% X2 7,20% 7,23% - 14,43% Pengaruh langsung dan tidak langsung X1 dan X2 terhadap Y 48,25% Pengaruh variabel lain di luar X1 dan X2 terhadap Y 51,75% Pada tabel di atas menunjukkan bahwa secara langsung konsep diri memberikan pengaruh sebesar 26,59% terhadap prestasi akademik remaja akhir, dan pengaruh tersebut meningkat sebesar 7,23 melalui jalur motivasi berprestasi, sehingga secara total berpengaruh sebesar 33,82%. Secara langsung motivasi berprestasi memberikan pengaruh sebesar 7,20% terhadap prestasi akademik
  • 21. remaja akhir, dan pengaruh tersebut meningkat melalui jalur konsep diri sebesar 7,23%, sehingga secara total memberikan pengaruh sebesar 14,4%. Dengan demikian variabel konsep diri dan motivasi berprestasi memberikan pengaruh sebesar 48,25% terhadap prestasi akademik remaja akhir, Sisanya 51,75% diduga berasal dari pengaruh faktor lain yang tidak diteliti. PEMBAHASAN Dalam penelitian ini hipotesa yang diajukan adalah ”konsep diri dan motivasi berprestasi memberikan pengaruh secara bersama-sama dan sendiri-sendiri terhadap prestasi akademik remaja akhir”. Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan melihat korelasi dari kedua variabel bebas, yaitu variabel konsep diri dan variabel motivasi berprestasi dengan variabel terikat yaitu prestasi akademik. Dari hasil perhitungan statistik menunjukkan adanya korelasi positif antara ketiga variabel tersebut. Berdasarkan hasil uji korelasional ketiga variabel, dilakukan pengujian apakah kedua variabel bebas memberikan pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Dari hasil pengujian koefien jalur secara bersama-sama degan uji F (F-test) menunjukkan bahwa konsep diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama memberikan pengaruh terhadap prestasi akademik remaja akhir dengan besaran koefisien determinasi sebesar 0,4825 (48,25%). Sisanya sebesar 0,5175 (51,75%) adalah pengaruh faktor lain yang tidak diteliti. Dari hasil pengujian koefisien jalur secara sendiri-sendiri melalui uji t (t-test) dengan tingkat signifikansi ( = 0,05) diperoleh tingkat kepercayaann 95%, konsep diri terhadap prestasi akademik remaja akhir memberi pengaruh sebesar 33,82%. Sedangkan
  • 22. motivasi berprestasi memberi pengaruh terhadap prestasi akademik sebesar 14,43%. Prestasi akademik adalah hasil yang telah dicapai seseorang berupa perubahan atau penambahan dan peningkatan kualitas perilaku dari ranah kognitif, afektif dan psikomotor yang dapat dicapai melalui akktivitas dalam proses belajar (Maramis, 1986). Prestasi sangat penting bagi remaja karena masa remaja adalah masa yang penting dalam hal prestasi (Hendersen dan Dweck; dalam Santrock, 2005). Selain itu, prestasi juga menjadi minat yang kuat sepanjang masa remaja (Hurlock, 1999). Apabila remaja memiliki prestasi yang tinggi tentu akan memperoleh status pekerjaan yang lebih baik di masa yang akan datang dibanding remaja yang prestasinya rendah (Gunarsa & Gunarsa, 2002). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 77,54% remaja akhir mahasiswa FIK- Unpad memiliki IPK kategori cukup (2,76 – 3,5), Apabila dilihat berdasarkan konsep diri, remaja akhir mahasiswa FIK-unpad dengan konsep diri positif memiliki prestasi akademik yang lebih tinggi dibanding kelompok remaja akhir dengan konsep diri negatif, sebaliknya remaja akhir dengan konsep diri negatif memiliki prestasi akademik yang lebih rendah dibanding kelompok remaja akhir dengan konsep diri tinggi. Sedangkan bila dilihat berdasarkan motivasi berprestasi, remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad dengan motivasi berprestasi tinggi memiliki prestasi akademik yang lebih tinggi dibanding kelompok remaja akhir dengan motivasi berprestasi rendah, sebaliknya remaja akhir dengan motivasi berprestasi rendah memiliki prestasi akademik yang lebih rendah dibanding dengan kelompok remaja akhir dengan motivasi berprestasi tinggi.
  • 23. Keberhasilan mendapatkan prestasi akademik sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Gage & Berliner (1979) dan Sumadi Suryabrata (2004) konsep diri dan motivasi berprestasi merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi akademik. Moss dan Kagen (dalam Calhoum & Acocella, 1990) mengatakan bahwa konsep diri yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi keinginannya untuk berprestasi. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Gage dan Berliner (1979), bahwa terdapat hubungan yang positif antara konsep diri dengan keinginan untuk berprestasi yang dimiliki oleh individu. Studi yang dilakukan oleh Harter (1991; dalam Damon, 1998) mengindikasikan bahwa siswa-siswa yang percaya akan kemampuan diri sendiri memiliki motivasi berprestasi tinggi yang akan mempengaruhi prestasi akademik mereka. Motivasi berprestasi yang tinggi akan didapatkan jika remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad memandang positif terhadap kemampuan yang dimilikinya. Dengan memiliki pandangan yang positif terhadap kemampuan maka remaja akhir akan merasa yakin bahwa dirinya bisa dan mampu sehingga memungkinkan dirinya termotivasi untuk meraih prestasi. Namun, apabila remaja memandang negatif kemampuan yang dimilikinya maka remaja tersebut akan merasa dirinya tidak mampu untuk mencapai suatu prestasi sehingga dalam dirinya kurang memiliki motivasi untuk meraih prestasi. Selain konsep diri dan motivasi berprestasi, masih ada faktor lain yang mempengaruhi prestasi akademik. Faktor lainnya yang tidak dikaji dalam peneliitian ini adalah faktor internal, yaitu kecerdasan, keadaan jasmani,
  • 24. kepribadian (kecemasan), fear of failure, dan faktor eksternal, yaitu perbedaan kelas sosial, kebudayaan, perbedaan daerah perkotaan/ pedesaan, lingkungan rumah, dan lingkungan sekolah. Faktor-faktor ini memberikan pengaruh yang lebih besar (3,5%) terhadap prestasi akademik remaja akhir mahasiswa FIK- Unpad dibanding konsep diri dan motivasi berprestasi. Dari hasil pengujian koefisien jalur secara sendiri-sendiri melalui uji t (t-test) dengan tingkat signifikansi ( = 0,05) diperoleh tingkat kepercayaann 95%, konsep diri memberikan pengaruh sebesar 33,82% terhadap prestasi akademik remaja akhir. Sedangkan motivasi berprestasi memberikan pengaruh sebesar 14,43%. Hal ini menunjukkan bahwa konsep diri memberikan pengaruh lebih besar dibandingkan dengan pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi akademik remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa remaja akhir mahasiswa FIK- Unpad yang memiliki konsep diri negatif lebih banyak dibanding yang memiliki konsep diri positif. Selisih perbedaannya sebesar 5,8%. Hasil ini juga sesuai dengan data studi pendahuluan, dimana lebih dari setengahnya mahasiswa FIK – Unpad menunjukkan gejala konsep diri yang negatif. Berdasarkan data ini, institusi pendidikan diharapkan dapat melakukan upaya-upaya yang bisa mengembangkan konsep diri. Upaya ini perlu dilakukan sejak awal mahasiswa memasuki perkuliahan dan selama proses pembelajaran. Sehingga akan terbentuk mahasiswa yang memiliki konsep diri positif. Pada akhirnya akan menjadi perawat profesional yang mampu bersaing dengan lulusan institusi pendidikan tinggi keperawatan lainnya maupun dengan perawat dari luar negeri.
  • 25. Pengharapan mengenai diri akan menentukan bagaimana remaja akhir akan bertindak dalam hidup. Apabila seorang remaja akhir berpikir bahwa dirinya bisa, dalam hal ini mampu mencapai prestasi akademik yang tinggi maka remaja akhir tersebut cenderung sukses, dan bila remaja akhir tersebut berpikir bahwa dirinya akan gagal, maka sebenarnya dirinya telah menyiapkan diri untuk gagal. Jadi bisa dikatakan bahwa konsep diri merupakan bagian diri yang mempengaruhi setiap aspek pengalaman baik itu pikiran, perasaan, persepsi, dan tingkah laku individu (Calhoum & Acocella, 1990). Selanjutnya Hattie (1992) juga mengatakan bahwa konsep diri merupakan pedoman dalam bertingkah laku, dalam hal ini adalah perilaku untuk berprestasi dalam bidang akademik, berhubungan dengan description, expectation, dan prescription. Remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai, dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Remaja akhir dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Remaja akhir dengan konsep diri negatif, akan mudah menyerah sebelum berperang dan jika gagal, akan ada dua pihak yang disalahkan, entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan orang lain. Sebaliknya remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih optimis, penuh percaya diri, dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya.
  • 26. Kegagalan bukan dipandang sebagai kematian, namun lebih menjadikannya sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Remaja akhir dengan konsep diri positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang datang. Snygg, Combs dan Jersild (dalam Burn, 1993) menyebutkan bahwa konsep diri merupakan variabel penting yang mempengaruhi tingkah laku siswa. Perbedaan dalam konsep diri berkaitan dengan perbedaan dalam prestasi akademik. Fink (1962) menemukan hubungan yang signifikan antara konsep diri yang rendah dengan prestasi akademik rendah, dan hubungan ini tampak lebih kuat pada siswa laki-laki daripada siswa perempuan. Jones dan Grieneeks (1970; dalam Burns, 1993) telah meneliti hubungan antara konsep diri dengan prestasi akademik. Hasilnya adalah terdapat hubungan positif antara konsep diri dengan prestasi akademik pada siswa baik laki-laki maupun perempuan. Di samping itu Jones menemukan bahwa konsep diri merupakan prediktor yang terbaik bagi prestasi akademik, bahkan berada di atas IQ dan bakat. Selajutnya penelitian yang dilakukan Brookover, Thomas dan Peterson (1964; dalam Burns, 1993), mendapatkan hasil bahwa konsep diri secara signifikan dan positif berkaitan dengan evaluasi yang dilakukan significant other. Motivasi berprestasi memberikan pengaruh terhadap prestasi akademik remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad, namun pengaruhnya lebih kecil dibandingkan dengan konsep diri. Dalam membahas fakta ini peneliti berpendapat bahwa pada saat dilakukan pengukuran kemungkinan motivasi berprestasi remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad cenderung sedang menurun. Motivasi seseorang
  • 27. tidak berada pada suatu keadaan yang stabil. Hal ini akan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Fernald dan Fernald (199) mengungkapkan terdapat empat faktor yang mempengaruh motivasi berprestasi, yaitu: keluarga dan kebudayaan, konsep diri, jenis kelamin dan pengakuan/prestasi. Berkaitan dengan jenis kelamin, di FIK – Unpad hampir seluruhnya berjenis kelamin perempuan. Motivasi berprestasi pada perempuan lebih berubah-ubah dibandingkan dengan laki-laki. Setiap individu yang telah terpenuhi kebutuhan pokoknya pastilah banyak memiliki motivasi berprestasi (Gellerman, 1984). Begitu juga halnya remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad yang memiliki motivasi rendah lebih banyak dibanding yang memiliki motivasi tinggi. Selisih Perbedaannya adalah 2,9%. Data hasil penelitian ini berbeda dengan data hasil studi pendahuluan. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan dalam keinginan dirinya untuk dapat menyelesaikan dengan lebih baik. Seperti dikemukakan oleh McClelland (dalam Robin, 1996) bahwa yang membedakan antara individu yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi dan yang rendah adalah keinginan dirinya untuk dapat menyelesaikan sesuatu dengan lebih baik. Selain itu iuga ada faktor lain yang mempengaruhi motivasi berprestasi. Remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad yang memiliki motivasi berprestasi tinggi bila menghadapi kesulitan dalam mengerjakan tugas akademiknya, ia akan berusaha untuk mengatasinya dengan berbagai cara baik sendiri maupun berdiskusi dengan orang lain. Sebaliknya remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad
  • 28. yang memiliki motivasi berprestasi rendah cenderung masa bodoh, spekulatif dan tidak berusaha mengatasi masalah dari tugas-tugas akademiknya. Remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki gambaran diri positif, optimis, dan percaya diri, lebih memilih tugas yang tingkat kesukarannya sedang-sedang saja, berorientasi ke masa depan, sangat menghargai waktu, tabah, tekun dan gigih dalam mengerjakan tugas. Remaja akhir tersebut menunjukkan usaha yang tinggi dalam meraih prestasi akademik, melakukan kegiatan dengan penuh semangat, termasuk kegiatan akademiknya yang mengarahkan dirinya mencapai prestasi akademik yang tinggi. Ciri-ciri yang ditunjukkan oleh remaja akhir sesuai dengan yang dikemukakan oleh Heckhausen. Menurut Heckhausen (1967), individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) memiliki gambaran diri positif, optimis dan percaya diri; 2) lebih memilih tugas yang tingkat kesukarannya sedang-sedang saja daripada tugas-tugas yang sangat sukar atau sangat mudah; 3) berorientasi ke masa depan; 4) sangat menghargai waktu; 5) tabah, tekun dan gigih dalam mengerjakan tugas; dan 6) lebih memilih seoraang ahli sebagai mitra daripada orang yang simpatik. Sebaliknya, remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad yang memiliki motivasi berprestasi rendah gambaran dirinya cenderung negatif, pesimis, dan kurang percaya diri, lebih memilih tugas yang tingkat kesukarannya mudah, kurang berorientasi ke masa depan, kurang menghargai waktu, dan mudah menyerah dalam mengerjakan tugas. McClelland (dalam Robbins, 1996 dan Chapman, 2006) mengatakan bahwa ciri-ciri orang-orang yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi adalah
  • 29. berprestasi yang dihubungkan dengan seperangkat standar, memiliki tanggung jawab pribadi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan, adanya kebutuhan untuk mendapatkan umpan balik atas pekerjaan yang dilakukannya, menghindarkan tugas-tugas yang sulit atau terlalu mudah, tetapi akan memilih tugas-tugas yang tingkat kesukarannya sedang, inovatif, yaitu dalam melakukan suatu pekerjaan dilakukan dengan cara yang berbeda, efisien, dan lebih baik dari pada sebelumnya, tidak menyukai keberhasilan yang bersifat kebetulan atau karena tindakan orang lain, dan ingin merasakan sukses atau kegagalan disebabkan oleh tindakan individu itu sendiri. Motivasi berprestasi ini merupakan dorongan pada seseorang untuk berhasil dalam berkompetisi yang didasarkan atas suatu standar keunggulan (McClelland, 1953; dalam Chapman, 2006). Sedangkan menurut Heckhausen (1967) motivasi berprestasi adalah dorongan pada individu untuk meningkatkan atau mempertahankan kecakapan setinggi mungkin dalam segala aktivitas, dimana suatu standar keunggulan digunakan sebagai pembanding. McClelland maupun Heckhausen menjadikan standar keunggulan sebagai ukuran dari target prestasi yang akan dicapai. Standar keunggulan ini meliputi : 1) prestasi orang lain; 2) prestasi sendiri di masa lalu, dan 3) tugas. Lebih lanjut Heckhausen menyatakan bahwa motivasi berprestasi memiliki aspek-aspek: 1) kebutuhan berprestasi; 2) kegiatan berprestasi; 3) antisipasi tujuan; 4) hambatan; 5) bantuan; dan 6) suasana perasaan. Menurut Heckhausen (1967) motivasi berprestasi menyangkut aktivitas yang bersifat kompetitif, dimana seseorang akan berusaha memperoleh kesuksesan atau
  • 30. mengerjakan sesuatu sebaik mungkin atau lebih baik dari apa yang telah dicapai sebelumnya dan dikerjakan orang lain, keinginan bersaing dengan berhasil sehingga menimbulkan perasaan bangga jika berhasil serta tuntutan dalam diri untuk bekerja dengan baik didalam intensitas dan kualitas dari tindakan yang dilakukan. Heckhausen (1967) mengatakan motivasi berprestasi berkorelasi positif dengan harapan untuk sukses, bukan dengan takut akan gagal. Ini berarti remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan memiliki harapan untuk sukses yang tinggi. Sebaliknya remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad yang memiliki motivasi berprestasi rendah akan memiliki perasaan takut akan gagal yang tinggi. McClelland (1953; dalam Chapman, 2000) mengatakan bahwa persepsi seseorang tentang kemungkinan untuk sukses dalam berbagai tugas pada umumnya memiliki pengaruh penting pada penampilan, dalam hal ini prestasi akademik. Sedangkan menurut Rosen dkk (1959; dalam William Damon, 1997) menyatakan bahwa seseorang yang motivasi berprestasinya rendah maka prestasi akademiknya juga rendah. Diungkapkan selanjutnya bahwa motivasi berprestasi ternyata sangat mempengaruhi keberhasilan seseorang dan memiliki kecenderungan untuk meningkatkan prestasi akademik. Dari hasil pengujian koefisien korelasi dengan derajat kepercayaan sebesar 95% diperoleh bahwa konsep diri memiliki hubungan signifikan dengan motivasi berprestasi remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad. Hal ini menunjukkan bahwa
  • 31. semakin positif konsep diri remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad, maka semakin tinggi pula motivasi berprestasinya. Motivasi berprestasi yang tinggi akan didapatkan jika remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad memandang positif terhadap kemampuan yang dimilikinya. Dengan memiliki pandangan yang positif terhadap kemampuan maka remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad akan merasa yakin bahwa dirinya bisa dan mampu sehingga memungkinkan dirinya termotivasi untuk meraih prestasi akademik. Namun apabila remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad memandang negatif kemampuan yang dimilikinya maka remaja akhir tersebut akan merasa dirinya tidak mampu untuk mencapai suatu prestasi sehingga dalam dirinya kurang memiliki motivasi untuk meraih prestasi akademik. Seperti yang dikatakan Fernald dan Fernald (1999) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi seseorang adalah konsep diri yang dimiliki oleh individu, jika individu menganggap bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu maka individu tersebut akan berusaha untuk mencapai apa yang diinginkannya. Remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad yang memiliki anggapan positif bahwa dirinya mampu mencapai prestasi akademik yang tinggi, maka remaja akhir tersebut akan berusaha mencapai keinginan. Kemudian Moss dan Kagen (dalam Calhoum & Acocella, 1990) juga mengatakan bahwa konsep diri yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi keinginannya untuk berprestasi. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Gage dan Berliner (1979) bahwa terdapat hubungan yang positif antara konsep diri dengan keinginan untuk berprestasi yang dimiliki oleh individu.
  • 32. DAFTAR PUSTAKA Ating Sumantri dan Sambas Ali Muhidin. 2006. Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung : CV Pustaka Setia. Burn, R. B. 1993. Konsep Diri : Teori, Pengukuran, Perkembangan, dan Perilaku. Jakarta : Arcan. Calhoum, F. and Acoclle, Joan Ross. 1990. Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan, edisi ketiga. Semarang : IKIP Semarang Press. Centi, J. 1993. Mengapa Rendah Diri. Yogyakarta : Kansius. Departemen Pendidikan Nasional Universitas Padjadjaran. 2006. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan : Program Sarjana, Ekstensi dan Profesi. Bandung : Depdiknas Unpad. Departemen Pendidikan Nasional Universitas Padjadjaran. 2006. Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan. Bandung : Depdiknas Unpad. Eko Darminto. 2004. Hubungan antara Konsep Diri Akademik dan Latar Belakang Keluarga dengan Capaian Prestasi Akademik berdasarkan Potensi (Studi pada siswa SMAN Kota Surabaya). (Tesis) Bandung : Universitas Padjadjaran. Eric, D.1998. On Overview of Self-Concept Theory for Counselor. Melalui <www.ericdigests.org/pre-9211/self.htm - 23k> (09/03/07). Fernald, L., Dodge and Fernald, Peter, S. 1999. Introduction to Psychology, 5th .ed. India : A.I.T.B.S. Publisher & Distributors. Gage, N. L and Berliner, D.C. 1979. Educational Psychology, 2nd ed. USA : Houghton-Mifflin Company. Guilford. 1956. Fundamental Statistik in Psychology and Education. Tokyo: Mc. Graw Hill. Gunarsa, S. D. dan Gunarsa, Y. S. D. 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia. Hagger, S. M. 2005. Physical Self Concept in Adolescence : Generalizability of a Multidimensional, Hierarchical Model Across Gender and Grade. Melalui <epm.sagepub.com/cgi/reprint/65/2/297.pdf> (04/04/07).
  • 33. Halawah. 2006. The Effect of Motivation, Family Enviroment and Student Characteristics.Melalui<www.findarticles.com/p/articles/mi_moFCG/15_2_ 33/a1_n16608929 - 34k-> (20/02/07). Hamachek, D. 1998. Self Concept and School Achievement. Melalui <http://ed- web3.educ.msu.edu/reports/ed.researchrep/98/98-feb-report6 - htm> (05/04/06). Hardy, Malcon and Hayes. 1985. Pengantar Psikologi, edisi kedua. Jakarta : Erlangga. Hattie, J. 1992. Self Concept. Hillsdale, New Jersey : Lawrence Erlbaum Associate. . Harter, S. 1998. The Development of Self-Representation. Dalam Damon, W. (editor). Handbook of Child Psychology, hlm 553-617, 5th .ed. New York : John Wiley and Sons. Harun Al Rasyid. 1993. Tehnik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala. Bandung : Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran Heckhausen, H. 1967. The Anatomy of Achievement Motivation. New York : Academic Press. Huit, W. 2004. Self Concept and School Achievement. Melalui <http//Chiron.valdosta.edu/whuitt/col/regsys/self.html.> (20/12/06). Hurlock, E.B. 1999. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, edisi kelima. Jakarta : Erlangga. Kaplan, R.M., and Saccusso, D.P. 1993. Psychological Testing: Principles Application and Issues, 3th . Ed. California: Koje Publishing. Kennett, St. C. tth. The Contribotion of Self Concept in the Etiology of Adolescent. Melaui<www.findarticles.com/p/articles/mi_m2248/is_n127_v32/ai_204132 59 - 35k> (09/03/07). Kerlinger, F.N. 2000. Azas-azas Penelitian Behavioral. Terjemahan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Lavin, D.E. 1965. The Prediction of Academic Performance. New York : Russell Sage Foundation. Lerner, R.M. and Hultsch, D.F. 1983. Human Development : A Life Span Perspective. New York : McGraw Hill Book Company.
  • 34. Maramis, W.F. 1986. Beberapa Konsep Dasar Penilaian dan Pengukuran Keberhasilan Belajar. Dalam Sukardi, B. & Maramis, W.F. (penyunting). Penilaian Keberhasilan Belajar hlm. 23 – 53. Surabaya : Airlangga University Press. _______. 1986. Beberapa Ide Dasar dan Masalah Pokok Penilaian Pendidikan. Dalam Sukardi, B. & Maramis, W.F. (penyunting). Penilaian Keberhasilan Belajar hlm. 23 – 53. Surabaya : Airlangga University Press. Marzuki Ngah. 2002. Hubungan antara Konsep Diri Akademik, Konsep Diri Non Akademik dan Motivasi Berprestasi terhadap Pencapaian Prestasi Akademik. Melalui <http//mpkt.edu.my/penyelidikan/maezuki 02.htm?> (10/04/07). McClelland, David C. 1987. Human Motivation. New York. The Press Syndicate of The University of Cambridge.. McClelland, D.C. 1953. Motivasional Need Theory. Chapman,A. (review, code design, 2006). Original Concept David McClelland. Melalui<http//www.businessballs.com/davidmcclelland.htm - 16k-> (23/01/07). Monk, F. J. and Knoers, A.M.P. & Haditomo, Siti Rahayu. 1999. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Ninawati. 2002. Motivasi Berprestasi. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. Vol 4, No. 8. Nirwan SK. Sitepu. 1994. Analisis Jalur. Bandung : Jurusan Statistika, FMIPA UNPAD. Pudjijogyanti, C.R. 1995. Konsep Diri dalam Pendidikan. Jakarta : Arcan Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Cetakan pertama. Bandung : Alfabeta. _______. 2003. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, cetakan pertama. Bandung : Alfabeta. Rindone, P. 1988. Achievement Motivation and Academic Achievement of Native American Student. Melalui <jaie.asu.edu/v28/V28S1ach.htm - 36k -> (15/05/07).
  • 35. Robbins, Stephen, P. 1996. Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Jakarta : PT. Prenhallindo. Russell, F.W. 1999. A Test Multifaceted, Hierarchical Models of Self Concept. Melalui <www.aare.edu.au/95pap/berir95050.txt - 37k -> (04/04/07). Saefudin Azwar. 2003. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. _______. 2003. Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Santrock, J.W. 2005. Adolescent, 7nd ed Boston : McGraw-Hill. Steinberg Laurence. 2002. Adolescence. Fourt Edition.New York : McGraw-Hill, Inc. Sudjana. 1996. Metoda Statistik, edisi ke-6. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2001. Statistik untuk Penelitian, edisi revisi cetakan ke-15. Bandung : C.V. Alfabeta. _______. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: C.V. Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,. edisi revisi cetakan kelima. Jakarta : Bumi Aksara. Sumadi Suryabrata. 2004. Psikologi Pendidikan, edisi V. Jakarta : PT Rajagrafinda Persada. Waugh, F. Russell. 1999. A Test of A Multi-Faceted, Hierarchical Model of Self Concept. Melalui <www.aare.edu.au/99pap/wau99062.htm - 53k> (04/04/07). Yuke R. Siregar. 2006. Pengujian Model Konstruk Diri Pribadi dan Mekanisme Pengaruh antara Konsep Diri, Harga Diri, Percaya Diri, dan Regulasi Diri dalam Diri Pribadi Jurnal Psikologi. Vol. 17, No. 1.