SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
Jurnal Penelitian Sains Volume 15 Nomor 3(C) Juli 2012
Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Asam Lemak Tak Jenuh
Omega-3, Omega-6 dan Karakterisasi Minyak Ikan Patin
(Pangasius pangasius)
Almunady T. Panagan, Heni Yohandini, dan Mila Wulandari
Jurusan kimia, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia
Intisari: Telah dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif asam lemak tak jenuh Omega-3 dan Omega-6
pada minyak ikan patin (Pangasius pangasius) dengan menggunakan metode kromatografi gas. Kadar Omega-3
yang diperoleh dari minyak ikan patin yaitu berkisar antara 1,16-12,44(%W/W) dan kadar Omega-6 berkisaran
antara 12,278-15,961(%W/W). Dari kadar Omega-3 dan dari kadar Omega-6 yang diperoleh dari penelitian
ini, ikan patin dapat digunakan sebagai sumber Omega-3 dan Omega-6 alternatif. Dalam penelitian ini juga
dilakukan karakterisasi minyak ikan patin yang meliputi kadar minyak, bilangan asam, bilangan penyabunan,
dan bilangan peroksida dengan metode Badan Standarisasi Nasional. Dari hasil penelitian pada ikan patin
dengan berat 650-879 gram diperoleh kadar minyak rata-rata 3,827(%W/W), bilangan asam berkisar antara
3,667-19,521 mgKOH/gr, bilangan penyabunan berkisar antara91,319-192,656 mg KOH/gr, dan bilangan per-
oksida berkisar antara 0,778-17,78 mek/kg.
Kata kunci: minyak ikan patin, Omega-3, Omega-6, kromatografi gas
Abstract: Qualitative and quantitative analysis of polyunsaturated fatty acid Omega-3 and Omega-6 from
pangasius fish oil by Gas Chromatography have been carried out. The result of analysis showed that contents of
Omega-3 polyunsaturated fatty acid in pangasius fish oil were 1,16-12,44(%W/W) and Omega-6 were 12,278-
15,961(%W/W). From this value, pangasius fish can be used as alternative source of Omega-3 and Omega-6.
In this research , characterization of pangasius fish oil also were analyzed including analysis of oil value, acid
value, saponification value, and peroxide value by using National Standarization Department method. The
average oil value, acid value, saponification value and peroxide value obtained from pangasius fish oil with 650-
879 grams in weight were 3,827(%W/W), 3,667-19,521mg KOH/gr, 91,319-192,656 mgKOH/gr and 0,778-17,78
mek/kg, respectively.
Keywords: pangasius fish oil, Omega-3, Omega-6, gas chromatography
E-mail: heniyo@yahoo.com
1 PENDAHULUAN
M anusia telah memanfaatkan ikan sebagai bahan
pangan sejak beberapa abad yang lalu. Ikan
mengandung protein, lemak, vitamin, mineral yang
sangat baik dan prospektif. Lemak yang terkandung
dalam ikan umumnya adalah asam lemak poli tak
jenuh yang diantaranya dikenal dengan Omega-3 dan
Omega-6. Asam-asam lemak alami yang termasuk
asam lemak Omega-3 adalah asam linolenat (C18:3,
w-3) , asam eikosapentaenoat atau EPA (C20:5,w-
3), asam dokosaheksaetanoat atau DHA (C22:6,w-3)
[1]
, sedangkan untuk Omega-6 adalah asam linoleat
(C18:2,w-6) dan asam arakhidonat ARA (C20:4, w-
6) adapun yang lebih dominant dalam minyak ikan
adalah DHA,ARA dan EPA. Mengingat besarnya per-
anan gizi bagi kesehatan, ikan merupakan pilihan
tepat untuk diet dimasa yang akan dating.
Konsumsi ikan per-kapita per-tahun di Indonesia
saat ini masih tergolong rendah, yaitu 19,14kg. Hal ini
dikarenakan ikan yang dikenal mengandung Omega-
3 dan Omega-6 yang tinggi seperti ikan Paus,.Tuna,
Cod, Salmon, dan Mackerel merupakan ikan-ikan
yang langka ditemukan di pasar-pasar tradisional dan
memiliki harga yang relatif tinggi[2]
. Selain harga
yang tinggi, kendala lain penggunaan ikan laut seba-
gai sumber asam lemak Omega-3 dan Omega-6 yaitu
eksplorasi sumber daya air laut secara terus-menerus
dan besar-besaran akan merusak atau mengganggu
keanekaragaman hayati air laut. Penggunaan bebe-
rapa macam ikan laut yang langka ini perlu dikurangi
dan dibatasi dengan mencari sumber alternatif lain,
dalam hal ini diharapkan ikan air tawar yang dapat
c 2012 JPS MIPA UNSRI 15321-102
Almunady dkk./Analisis Kualitatif dan . . . JPS Vol.15 No.3(C) Juli 2012
dibudidayakan berpotensi untuk menggantikan ikan
laut.
Indonesia memiliki sedikitnya 5.590 sungai utama
dan 65.017 anak sungai. Dari 5,5 ribu sungai utama,
panjang totalnya mencapai 94.573 km dengan luas
Daerah Aliran Sungai (DAS) mencapai 1.512.466 km2
.
Pengembangan ikan air tawar di berbagai sungai
di Indonesia sangat barpotensi, terutama Sumatera
Selatan dengan daerah aliran sungai (DAS) seluas
5.812.303 ha. Ikan yang banyak dibudidayakan di Su-
matera Selatan salah satunya adalah ikan patin (Pan-
gasius pangasius)[3]
.
Ikan patin mempunyai potensi dalam peman-
faatan minyaknya sebagai sumber asam lemak tak
jenuh Omega-3 dan Omega-6 dalam peningkatan pe-
menuhan kebutuhan pangan dan gizi masyarakat.
Potensi ini terlihat dari analisis kandungan gizi ikan ini
yaitu mengandung 16,08% protein, kandungan lemak
sekitar 5,75%, karbohidrat 1,5%, abu 0,97% dan air
75,7%. Jika dibandingkan dengan kadar lemak ikan
air tawar lain seperti ikan gabus dan ikan mas yaitu
4,0% dan 2,9%, ikan patin memiliki kadar lemak yang
lebih tinggi. Berdasarkan hal tersebut, pada peneli-
tian ini dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif
asam lemak tak jenuh Omega-3 dan Omega-6 dari mi-
nyak ikan patin.
2 TINJAUAN PUSTAKA
Lemak dan minyak adalah suatu trigliserida atau
triasilgliserol. Perbedaan antara suatu lemak dan
minyak adalah lemak berbentuk padat dan minyak
berbentuk cair pada suhu kamar. Lemak tersusun oleh
asam lemak jenuh sedangkan minyak tersusun oleh
asam lemak tak jenuh. Lemak dan minyak adalah
bahan-bahan yang tidak larut dalam air.
Minyak ikan adalah salah satu zat gizi yang me-
ngandung asam lemak kaya manfaat karena me-
ngandung sekitar 25% asam lemak jenuh dan 75%
asam lemak tak jenuh. Asam lemak tak jenuh
ganda atau polyunsaturated fatty acid yang disingkat
PUFA, diantaranya DHA, ARA dan EPA dapat mem-
bantu proses tumbuh-kembangnya otak (kecerdasan),
perkembangan indra penglihatan, dan sistim keke-
balan tubuh bayi balita. Kandungan minyak di dalam
ikan ditentukan beberapa factor, yaitu jenis ikan, jenis
kelamin, umur (tingkat kematangan), musim, siklus
bertelur, letak geografis perairan dan jenis makanan
yang dikonsumsi ikan tersebut[4]
.
Asam lemak linolenat (C18:3,w-3) yang terma-
suk kedalam klas Omega-3 dan asam lemak linoleat
(C18:2,w-6) yang termasuk kedalam klas Omega-6
adalah asam lemak esensial yaitu asam lemak yang
dibutuhkan tubuh dan mengandung ikatan rangkap
yang tidak dapat disintesis oleh tubuh manusia[5]
.
Manfaat Omega-3 dan Omega-6 yang sangat besar
bagi tubuh manusia dan merupakan asam lemak es-
ensial baginya, sementara itu zat ini ketersediaannya
terbatas dan mahal, untuk memperolehnya diperlukan
teknologi yang relatif canggih dan keahlian yang tinggi
(sampai dengan saat ini diperoleh dari ikan laut) men-
dorong kita untuk mencari sumber alternative dari
ikan air tawar, dalam hal ini ikan budi-daya yaitu ikan
patin
Kromatografi adalah metoda fisika untuk pemisa-
han komponen-komponen yang terdistribusi antara
dua fasa. Pemisahan dengan kromatografi didasarkan
pada perbedaan kesetimbangan komponen-komponen
campuran di antara fasa stasioner dan fasa gerak. Fasa
stasioner adalah fasa yang menahan cuplikan secara
selektif, dan fasa gerak berupa zat alir yang mengalir
lambat membawa cuplikan menembus fasa stasioner.
Fasa stasioner dapat berupa zat padat atau cairan,
dan fasa geraknya dapat berupa cairan atau gas.
Bila fasa stasioner yang dipakai bersifat polar maka
zat-zat yang bersifat nonpolar akan terpisah terlebih
dahulu karena zat bersifat polar terikat kuat pada
fasa diamnya. Jika fasa diamnya bersifat polar maka
fasa gerak yang digunakan bersifat nonpolar, demikian
pula sebaliknya. Fasa gerak pada kromatografi gas
biasanya adalah gas helium, hydrogen atau nitrogen.
Pemilihan gas pengemban bergantung terutama pada
karakteristik detector[6]
.
3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Bahan dan Alat
Alat yang digunakan adalah: erlenmeyer, gelas kimia,
gelas ukur, corong Buchner, pipet tetes, corong pisah,
labu ukur, spatula buret, neraca analitik, hot plate,
kertas saring, kain kasa, pengaduk magnit, panci
stainless steel, tabung gas nitrogen, lemari pendingin,
statif dan klem, pendingin tegak, serta seperangkat
alat kromatografi gas. Bahan yang dipakai: ikan patin
(Pangasius pangasius), n-heksan, akuades, NaCl,
NaOH, etanol, methanol, bentonit, HCl, urea, EDTA,
gas nitrogen, alcohol, KOH, kloroform, asam asetat
glacial, KI, natrium tiosulfat, dan indikator pp.
3.2 Metode
• Bahan baku yang digunakan berupa ikan patin
yang diambil dari pasar ikan yang terletak di In-
dralaya, dipotong-potong sehingga menjadi po-
tongan kecil dengan berat lebih kurang 100 gram
yang bertujuan untuk memudahkan proses ek-
straksi.
• Ekstraksi minyak ikan dilakukan dengan cara:
bagian-bagian ikan yang telah dipotong-potong
kecil dimasukkan kedalam panci stainless steel,
kemudian ditambahkan akuades sebanyak 500
15321-103
Almunady dkk./Analisis Kualitatif dan . . . JPS Vol.15 No.3(C) Juli 2012
ml, ikan direbus sampai mendidih, kemudian di-
amkan selama 30 menit sambil diaduk perlahan.
Rebusan ikan disaring untuk memisahkan an-
tara minyak kasar dan padatan. Minyak kasar
yang diperoleh dimurnikan dengan penambahan
NaCl 2,5% dan dipanaskan pada temperature
50◦
C. Lapisan minyak dan air dipisahkan dengan
corong pisah. Diambil lapisan minyak, kemu-
dian ditambahkan bentonit ke dalam lapisan mi-
nyak sambil diaduk. Setelah didiamkan bebe-
rapa saat, lalu disaring untuk memperoleh mi-
nyak yang bersih. Minyak yang diperoleh dis-
impan di dalam wadah tertutup rapat serta ter-
hindar dari kontaminasi langsung dengan sinar
matahari dan udara.
• Angka asam, angka penyabunan dan angka per-
oksida ditentukan sesuai dengan cara Badan
Standarisasi Nasional[7]
.
• Isolasi asam lemak tak jenuh majemuk Omega-
3 dan Omega-6, dilakukan melalui 2 tahap yaitu
penyabunan minyak ikan dan fraksinasi dengan
urea, sesuai dengan metode Medina[8]
.
• Analisis Omega-3 dan Omega-6 dilakukan de-
ngan kromatografi gas (GC). Persiapan sam-
pel: dilakukan secara berikut, sample minyak
diambil 30-40 mg ditempatkan dalam tabung
bertutup Teflon dan ditambahkan 1 mL NaOH
0,5 N dalam methanol dan dipanaskan dalam
penangas air selama 20 menit.Kemudian tam-
bahkan 2 mL BF3 20% dipanaskan lagi selama
20 menit. Setelah dingin ditambahkan 2 mL
NaCl jenuh dan 1 mL isooktan dan dikocok de-
ngan baik. Lapisan isooktan dipisahkan dengan
bantuan pipet tetes ke dalam tabung yang berisi
0,1g Na2SO4, dan dibiarkan selama 15 menit.
Fasa cair dipisahkan dan selanjutnya diinjeksikan
ke dalam kromatografi gas. Untuk mengetahui
waktu retensi EPA, ARA dan DHA, disuntikkan
terlebih dahulu ke dalam kromatografi gas ester
asam lemak dari standar metil ester asam lemak
atau FAME yang mengandung EPA, ARA dan
DHA sebagai standar, adanya EPA, ARA dan
DHA sample dapat dilihat dengan menyamakan
waktu retensi EPA. ARA dan DHA standart.
• Kondisi percobaan dan alat GC
1. Jenis kolom: Cyanopropil metal asil (capil-
lary coloum)
2. Suhu kolom: Program temperatur, awal
190◦
C diam 15 menit, akhir 230◦
C diam 20
menit, Rate 10◦
C/menit.
3. Inject volum: 1 ul
4. Suhu injector: 200◦
C
5. Suhu detector: 230◦
C
6. Laju alir N2: 20 ml/menit
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kadar Minyak Ikan Patin
Hasil analisis kadar minyak pada ikan patin dapat di-
lihat pada tabel 1. Kadar minyak ikan patin rata-
rata dengan berat 650-879 gram adalah 3,827%. Hasil
ini jauh lebih besar dibandingkan dengan kadar mi-
nyak ikan Cod (Gadus morrhua) aitu sebesar 0,4%.
Akan tetapi kadar ini masih lebih rendah jika diband-
ingkan dengan kadar lemak ikan laut dalam yaitu sek-
itar 4,8%.
Tabel 1: Hasil analisis kadar minyak pada ikan patin
Sampel Berat Kadar Minyak
Ikan Minyak
I 650 gr 25,60 gr 4,2%
II 750 gr 32,56 gr 4,34%
III 879 gr 27,35 gr 2,94%
Rerata 3,827%
4.2 Analisa Angka Asam
Angka asam dipergunakan untuk mengukur jumlah
asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak.
Angka asam yang diperoleh dalam minyak ikan patin
yang diteliti berkisar antara 3,667-19,521 mgKOH/gr
(0,37%-1,95%), sementara dalam angka asam dari mi-
nyak ikan komersil adalah 3%. Angka asam yang besar
menunjukkan terbentuknya asam lemak bebas yang
besar dari hidrolisis minyak. Makin tinggi angka asam
makin rendah kualitas minyaknya.
Tabel 2: Angka asam pada minyak ikan patin
Sampel Berat Ikan Angka Asam
I 650 gr 3,667 mg KOH/gr
II 750 gr 12,614 mg KOH/gr
III 879 gr 19,521 mg KOH/gr
4.3 Analisis Angka Penyabunan
Angka penyabunan menunjukkan secara relatif besar
kecilnya molukul asam lemak yang terkandung dalam
minyak. Minyak yang disusun oleh asam lemak beran-
tai C pendek berarti mempunyai berat molukul rela-
tif kecil akan mempunyai angka penyabunan kecil dan
sebaliknya minyak dengan berat molukul besar mem-
punyai angka penyabunan yang relatif besar.
4.4 Analisis Angka Peroksida
Dalam penelitian ini angka peroksida ditentukan ka-
rena angka peroksida merupakan nilai terpenting un-
15321-104
Almunady dkk./Analisis Kualitatif dan . . . JPS Vol.15 No.3(C) Juli 2012
Tabel 3: Angka penyabunan dari ikan patin
Sampel Berat Ikan Angka Penyabunan
I 650 gr 101,005
II 750 gr 91,319
III 879 gr 192,656
tuk menentukan derajat kerusakan minyak. Asam
lemak tak jenuh dapat mengikat oksigen pada ikatan
rangkapnya sehingga membentuk peroksida. Semakin
kecil angka peroksida berarti kualitas minyak semakin
baik. Angka peroksida yang diperoleh adalah berkisar
antara 0,778-17,78 mek/kg menunjukkan bahwa angka
peroksida pada minyak ini besar, sementara dalam
spesifikasi minyak ikan laut dalam adalah lebih kecil
atau sama dengan 5 mek/kg
Tabel 4: Angka peroksida dari minyak ikan patin
Sampel Berat Ikan Angka Peroksida
I 650 gr 0,778 mek/Kg
II 750 gr 7,013 mek/Kg
III 879 gr 17,78 mek/Kg
4.5 Analisa Kualitatif dan Kuantitatif Asam
Lemak Omega-3, Omega-6, DHA, EPA,
dan ARA
Analisis komposisi asam lemak ikan patin dilakukan
secara kualitatif dan kuatitatif menggunakan instru-
men Kromatografi Gas (GC). Untuk mengidentifikasi
komponen-komponen asam ;emak ikan patin yaitu
dengan menyamakan waktu retensi sample dengan
waktu retensi asam lemak standar dari SupelcoTM
37
Componen FAME Mix (Bellefonte, USA) yang telah
diketahui dengan pasti jenis asam lemaknya. Waktu
retensi EPA , DHA dan ARA standar dan sample mi-
nyak ikan patin dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5: Waktu retensi EPA, DHA, dan ARA standar
(std) dan sampel (smp)
Waktu Retensi
Sampel EPA DHA ARA
Std Smp Std Smp Std Smp
I 35,009 35,035 40,531 40,571 32,962 32,918
II 35,007 34,959 40,552 40,502 33,015 33,004
III 35,073 35,067 40,634 40,615 30,731 30,774
Dari tabel 5 dapat diidentifikasi bahwa secara kua-
litatif lemak ikan patin memiliki kandungan Omega-3,
EPA dan DHA, kandungan Omega-6, ARA, hal ini
terlihat adanya kesamaan waktu retensinya.
EPA, (C20:5,w-3) dapat juga ditulis (C20:5n3) atau
dengan nama sistematis asam cis-5, 8, 11, 14, 17-
eikosapentaenoat. Hasil asam lemak tak jenuh maje-
muk EPA dari minyak ikan patin yang diteliti adalah
berkisar 0,21%-2,48%, dapat dilihat tabel 6.
Tabel 6: Hasil analisis kuantitatif kandungan EPA pada
minyak ikan patin
Sampel Berat Ikan w/w EPA
I 650 gr 0,83 %
II 750 gr 2,48 %
III 879 gr 0,21 %
DHA, (C22:6,w-3) atau dapat ditulis juga (C22:
6n3), dari minyak ikan patin yang diteliti adalah ber-
kisar 0,95-9,96%. Nama sistematis DHA adalah asam
cis-4,7,10,13,16,19-heksaenoat. Hasil ini terlihat pada
tabel 7.
Tabel 7: Hasil analisis kuantitatif kandungan DHA mi-
nyak ikan patin
Sampel Berat Ikan w/w DHA
I 650 gr 2,6 %
II 750 gr 9,96 %
III 879 gr 0,95 %
ARA, (C20:4,w-6) atau dapat juga ditulis (C20:
4n6), dari minyak ikan patin yang diteliti adalah ber-
kisar 0,349-1,105%. Hasil ini dapat dilihat pada table
8.
Tabel 8: Hasil analisis kuantitatif kandungan ARA mi-
nyak ikan patin
Sampel Berat Ikan w/w ARA
I 650 gr 1,105 %
II 750 gr 0,363 %
III 879 gr 0,349 %
5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
• Pada minyak ikan patin mengandung asam lemak
tak jenuh majemuk Omega-3 dan Omega-6.
• Lemak ikan patin mengandung EPA, DHA dan
ARA untuk berat ikan berkisar antara 650-879
gram adalah , masing-masing 0,21-2,48% , 0,95-
9,96%, dan 0,349-1,105%.
• Minyak ikan yang diproleh dari ikan patin dengan
berat 650-879 gram mempunyai kadar minyak
15321-105
Almunady dkk./Analisis Kualitatif dan . . . JPS Vol.15 No.3(C) Juli 2012
rata-rata 3,827%, angka asam berkisar 3,667-
19,521 mgKOH/gr, angka penyabunan berkisar
91,707-192,207 mgKOH/gr, dan angka peroksida
berkisar antara 0,778-17,78 mek/kg.
5.2 Saran
• Dilakukan penelitian lanjutan dengan menam-
bahkan antioksidan BHT atau BHA kedalam mi-
nyak ikan patin agar diperoleh minyak ikan de-
ngan mutu yang lebih baik
• Dilakukan penelitian lanjutan dengan metode
isolasi asam lemak tak jenuh majemuk yang
berbeda agar diperoleh konsentrasi dan jumlah
PUFA yang lebih banyak
DAFTAR PUSTAKA
[1] Marinetti, G.V., 1990, Disorders of Lipid Methabolism,
Plenum Press, New York and London
[2] Fitriani, Asih, 2006, Profil Asam Lemak Omega-3 Dalam
Hati Ikan Mayung (Arius Thalassinus) Yang Mengalami
Pemanasan Pendahuluan (Blanching), Tugas Ahir II,
FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Semarang
[3] Alamendah, 2010, Kerusakan Sungai dan Daerah Aliran
Sungai di Indonesia, http://Alamendah,
wordpress.com/2010/08/12/ (12 September 2010)
[4] Ackman, R.G., 1982, Fatty Acid Composition in Fish Oil,
Academic Press, London
[5] Schumm et al., 1993, Inti Sari Biokimia, Bina Rupa
Aksara, Jakarta
[6] Anonim, Mujizad Omega-3 Terhadap Kesehatan,
http://www.citrahidup.com/ARTICLE/omega-3.html. (15
Februari 2010)
[7] Badan Standarisasi Nasional, 1998, Minyak Jagung
Sebagai Minyak Makanan, SNI 01-3394
[8] Medina et al., 1995, Concentration and Purification of
Stearidonic, Eicosapentaenoic and Docosahexenoic Acids
from Cod Liver Oil and The Marine Microalga Isochryces
Galbana, J. of The American Oil Chem. Soc.,
72(5):575-583
15321-106

More Related Content

What's hot

IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...Hendra UzuMakhi
 
manajemen pemasaran ikan kerapu
manajemen pemasaran ikan kerapumanajemen pemasaran ikan kerapu
manajemen pemasaran ikan kerapuJulita Anggrek
 
komposisi kimiawi daging ikan
komposisi kimiawi daging ikankomposisi kimiawi daging ikan
komposisi kimiawi daging ikanHeru Pramono
 
Perkembangan perdagangan ikan tuna
Perkembangan perdagangan ikan tunaPerkembangan perdagangan ikan tuna
Perkembangan perdagangan ikan tunaKiki Kemalasari
 
4. nilai gizi daging ikan
4. nilai gizi daging ikan4. nilai gizi daging ikan
4. nilai gizi daging ikanHeru Pramono
 
Pikp modul08 sub sistem pengolahan
Pikp modul08 sub sistem pengolahanPikp modul08 sub sistem pengolahan
Pikp modul08 sub sistem pengolahanYosie Andre Victora
 
Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...
Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...
Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...Achmad Fathony
 
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...Ari Panggih Nugroho
 
Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan Jurnalyulina096
 
PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...
PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...
PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...Repository Ipb
 
Ransum itik petelur
Ransum itik petelurRansum itik petelur
Ransum itik petelurEdy_Susanto
 
Biokimia akuakultur I: Nutrisi dan Pakan
Biokimia akuakultur I: Nutrisi dan PakanBiokimia akuakultur I: Nutrisi dan Pakan
Biokimia akuakultur I: Nutrisi dan PakanIbnu Sahidhir
 

What's hot (20)

IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
 
Pengaruh taurin
Pengaruh taurinPengaruh taurin
Pengaruh taurin
 
108547896 makalah-biokimia-hasil-perikanan
108547896 makalah-biokimia-hasil-perikanan108547896 makalah-biokimia-hasil-perikanan
108547896 makalah-biokimia-hasil-perikanan
 
manajemen pemasaran ikan kerapu
manajemen pemasaran ikan kerapumanajemen pemasaran ikan kerapu
manajemen pemasaran ikan kerapu
 
komposisi kimiawi daging ikan
komposisi kimiawi daging ikankomposisi kimiawi daging ikan
komposisi kimiawi daging ikan
 
PENGOLAHAN TRADISIONAL PENGASAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) Oleh: Ke...
PENGOLAHAN TRADISIONAL PENGASAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) Oleh: Ke...PENGOLAHAN TRADISIONAL PENGASAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) Oleh: Ke...
PENGOLAHAN TRADISIONAL PENGASAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) Oleh: Ke...
 
Perkembangan perdagangan ikan tuna
Perkembangan perdagangan ikan tunaPerkembangan perdagangan ikan tuna
Perkembangan perdagangan ikan tuna
 
Mmpi5203 m1
Mmpi5203 m1Mmpi5203 m1
Mmpi5203 m1
 
4. nilai gizi daging ikan
4. nilai gizi daging ikan4. nilai gizi daging ikan
4. nilai gizi daging ikan
 
Pikp modul08 sub sistem pengolahan
Pikp modul08 sub sistem pengolahanPikp modul08 sub sistem pengolahan
Pikp modul08 sub sistem pengolahan
 
Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...
Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...
Pengaruh Volume Molase Rebus dan Lama Fermentasi yang Berbeda terhadap Kualit...
 
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...
 
pengawetan ikan
pengawetan ikanpengawetan ikan
pengawetan ikan
 
Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan Jurnal
 
PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...
PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...
PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...
 
Ransum itik petelur
Ransum itik petelurRansum itik petelur
Ransum itik petelur
 
Biokimia akuakultur I: Nutrisi dan Pakan
Biokimia akuakultur I: Nutrisi dan PakanBiokimia akuakultur I: Nutrisi dan Pakan
Biokimia akuakultur I: Nutrisi dan Pakan
 
1 penanganan ikan di darat
1 penanganan ikan di darat1 penanganan ikan di darat
1 penanganan ikan di darat
 
Pengolahan ikan
Pengolahan ikanPengolahan ikan
Pengolahan ikan
 
Pembuatan ikan asin
Pembuatan ikan asinPembuatan ikan asin
Pembuatan ikan asin
 

Similar to Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Asam Lemak Omega-3 dan Omega-6 pada Minyak Ikan Patin

Materi Penyuluhan dan Pelatihan Gemar dan manfaat makan ikan kuma
Materi Penyuluhan dan Pelatihan Gemar dan manfaat makan ikan kumaMateri Penyuluhan dan Pelatihan Gemar dan manfaat makan ikan kuma
Materi Penyuluhan dan Pelatihan Gemar dan manfaat makan ikan kumaEly John Karimela
 
fourmulasi
fourmulasifourmulasi
fourmulasifikan
 
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.pptmata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.pptmuhammadsahir5
 
Pendahuluan Dastek.pptx
Pendahuluan Dastek.pptxPendahuluan Dastek.pptx
Pendahuluan Dastek.pptxVennyAgustin3
 
6207-Article Text-17808-1-10-20130131.pdf
6207-Article Text-17808-1-10-20130131.pdf6207-Article Text-17808-1-10-20130131.pdf
6207-Article Text-17808-1-10-20130131.pdfFafa100
 
4. SIFAT FISIKA DAGING IKAN.pptx
4. SIFAT FISIKA DAGING IKAN.pptx4. SIFAT FISIKA DAGING IKAN.pptx
4. SIFAT FISIKA DAGING IKAN.pptxRayhanFajar2
 
Laporan Praktikum Kamaboko
Laporan Praktikum KamabokoLaporan Praktikum Kamaboko
Laporan Praktikum KamabokoErnalia Rosita
 
F98 lmu abstract
F98 lmu abstractF98 lmu abstract
F98 lmu abstractNo Free
 
Proposal www.i-kedai.com budidaya ikan mas
Proposal www.i-kedai.com budidaya ikan masProposal www.i-kedai.com budidaya ikan mas
Proposal www.i-kedai.com budidaya ikan masFurqan Lubis
 
Udang kara 10 kebaikan kesihatan
Udang kara 10 kebaikan kesihatanUdang kara 10 kebaikan kesihatan
Udang kara 10 kebaikan kesihatanRena zainal2
 
Ppt formulasi mikroemulsi minyak ikan patin - tekfar
Ppt formulasi mikroemulsi minyak ikan patin - tekfarPpt formulasi mikroemulsi minyak ikan patin - tekfar
Ppt formulasi mikroemulsi minyak ikan patin - tekfarAnna Lisstya
 
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lainmaner b1
 
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lainmaner b1
 
Product knowledge kapsul gamat hpai timun emas
Product knowledge kapsul gamat hpai timun emasProduct knowledge kapsul gamat hpai timun emas
Product knowledge kapsul gamat hpai timun emasradhiani
 
Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1Aguss Aja
 

Similar to Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Asam Lemak Omega-3 dan Omega-6 pada Minyak Ikan Patin (20)

Materi Penyuluhan dan Pelatihan Gemar dan manfaat makan ikan kuma
Materi Penyuluhan dan Pelatihan Gemar dan manfaat makan ikan kumaMateri Penyuluhan dan Pelatihan Gemar dan manfaat makan ikan kuma
Materi Penyuluhan dan Pelatihan Gemar dan manfaat makan ikan kuma
 
fourmulasi
fourmulasifourmulasi
fourmulasi
 
185 251-1-sm
185 251-1-sm185 251-1-sm
185 251-1-sm
 
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.pptmata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
 
Pendahuluan Dastek.pptx
Pendahuluan Dastek.pptxPendahuluan Dastek.pptx
Pendahuluan Dastek.pptx
 
6207-Article Text-17808-1-10-20130131.pdf
6207-Article Text-17808-1-10-20130131.pdf6207-Article Text-17808-1-10-20130131.pdf
6207-Article Text-17808-1-10-20130131.pdf
 
4. SIFAT FISIKA DAGING IKAN.pptx
4. SIFAT FISIKA DAGING IKAN.pptx4. SIFAT FISIKA DAGING IKAN.pptx
4. SIFAT FISIKA DAGING IKAN.pptx
 
Laporan Praktikum Kamaboko
Laporan Praktikum KamabokoLaporan Praktikum Kamaboko
Laporan Praktikum Kamaboko
 
F98 lmu abstract
F98 lmu abstractF98 lmu abstract
F98 lmu abstract
 
Proposal www.i-kedai.com budidaya ikan mas
Proposal www.i-kedai.com budidaya ikan masProposal www.i-kedai.com budidaya ikan mas
Proposal www.i-kedai.com budidaya ikan mas
 
Udang kara 10 kebaikan kesihatan
Udang kara 10 kebaikan kesihatanUdang kara 10 kebaikan kesihatan
Udang kara 10 kebaikan kesihatan
 
Ikan layaran
Ikan layaranIkan layaran
Ikan layaran
 
Ppt formulasi mikroemulsi minyak ikan patin - tekfar
Ppt formulasi mikroemulsi minyak ikan patin - tekfarPpt formulasi mikroemulsi minyak ikan patin - tekfar
Ppt formulasi mikroemulsi minyak ikan patin - tekfar
 
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
 
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
 
Product knowledge kapsul gamat hpai timun emas
Product knowledge kapsul gamat hpai timun emasProduct knowledge kapsul gamat hpai timun emas
Product knowledge kapsul gamat hpai timun emas
 
Bab 1 ok
Bab 1 okBab 1 ok
Bab 1 ok
 
ppt bahari.pptx
ppt bahari.pptxppt bahari.pptx
ppt bahari.pptx
 
Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1
 
Asam lemak
Asam lemakAsam lemak
Asam lemak
 

More from Fhadilla Muhammad

Laporan akhir Metodologi Penelitian
Laporan akhir Metodologi PenelitianLaporan akhir Metodologi Penelitian
Laporan akhir Metodologi PenelitianFhadilla Muhammad
 
Laporan Tahap 1 Pengaruh Musik Terhadap Perasaan Mahasiswa FMIPA UNLAM Banjar...
Laporan Tahap 1 Pengaruh Musik Terhadap Perasaan Mahasiswa FMIPA UNLAM Banjar...Laporan Tahap 1 Pengaruh Musik Terhadap Perasaan Mahasiswa FMIPA UNLAM Banjar...
Laporan Tahap 1 Pengaruh Musik Terhadap Perasaan Mahasiswa FMIPA UNLAM Banjar...Fhadilla Muhammad
 
Ringkasan penelitian perubahan pola tidur pada mahasiswa
Ringkasan penelitian perubahan pola tidur pada mahasiswaRingkasan penelitian perubahan pola tidur pada mahasiswa
Ringkasan penelitian perubahan pola tidur pada mahasiswaFhadilla Muhammad
 
Ringkasan Penelitian Pengaruh Musik Terhadap Perasaan Mahasiswa FMIPA UNLAM B...
Ringkasan Penelitian Pengaruh Musik Terhadap Perasaan Mahasiswa FMIPA UNLAM B...Ringkasan Penelitian Pengaruh Musik Terhadap Perasaan Mahasiswa FMIPA UNLAM B...
Ringkasan Penelitian Pengaruh Musik Terhadap Perasaan Mahasiswa FMIPA UNLAM B...Fhadilla Muhammad
 
Penelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhan
Penelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhanPenelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhan
Penelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhanFhadilla Muhammad
 
Penelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhan
Penelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhanPenelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhan
Penelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhanFhadilla Muhammad
 

More from Fhadilla Muhammad (11)

Jaringan multimedia
Jaringan multimediaJaringan multimedia
Jaringan multimedia
 
Tugas akhir kuliah
Tugas akhir kuliahTugas akhir kuliah
Tugas akhir kuliah
 
Laporan akhir Metodologi Penelitian
Laporan akhir Metodologi PenelitianLaporan akhir Metodologi Penelitian
Laporan akhir Metodologi Penelitian
 
Laporan tahap 1
Laporan tahap 1Laporan tahap 1
Laporan tahap 1
 
Laporan Tahap 1 Pengaruh Musik Terhadap Perasaan Mahasiswa FMIPA UNLAM Banjar...
Laporan Tahap 1 Pengaruh Musik Terhadap Perasaan Mahasiswa FMIPA UNLAM Banjar...Laporan Tahap 1 Pengaruh Musik Terhadap Perasaan Mahasiswa FMIPA UNLAM Banjar...
Laporan Tahap 1 Pengaruh Musik Terhadap Perasaan Mahasiswa FMIPA UNLAM Banjar...
 
Ringkasan penelitian perubahan pola tidur pada mahasiswa
Ringkasan penelitian perubahan pola tidur pada mahasiswaRingkasan penelitian perubahan pola tidur pada mahasiswa
Ringkasan penelitian perubahan pola tidur pada mahasiswa
 
Ringkasan Penelitian Pengaruh Musik Terhadap Perasaan Mahasiswa FMIPA UNLAM B...
Ringkasan Penelitian Pengaruh Musik Terhadap Perasaan Mahasiswa FMIPA UNLAM B...Ringkasan Penelitian Pengaruh Musik Terhadap Perasaan Mahasiswa FMIPA UNLAM B...
Ringkasan Penelitian Pengaruh Musik Terhadap Perasaan Mahasiswa FMIPA UNLAM B...
 
3. jurnal hasil penelitian
3. jurnal hasil penelitian3. jurnal hasil penelitian
3. jurnal hasil penelitian
 
Penelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhan
Penelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhanPenelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhan
Penelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhan
 
Penelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhan
Penelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhanPenelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhan
Penelitian pendistribusian jumlah stomata pada tumbuhan
 
Mjlh9
Mjlh9Mjlh9
Mjlh9
 

Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Asam Lemak Omega-3 dan Omega-6 pada Minyak Ikan Patin

  • 1. Jurnal Penelitian Sains Volume 15 Nomor 3(C) Juli 2012 Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Asam Lemak Tak Jenuh Omega-3, Omega-6 dan Karakterisasi Minyak Ikan Patin (Pangasius pangasius) Almunady T. Panagan, Heni Yohandini, dan Mila Wulandari Jurusan kimia, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia Intisari: Telah dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif asam lemak tak jenuh Omega-3 dan Omega-6 pada minyak ikan patin (Pangasius pangasius) dengan menggunakan metode kromatografi gas. Kadar Omega-3 yang diperoleh dari minyak ikan patin yaitu berkisar antara 1,16-12,44(%W/W) dan kadar Omega-6 berkisaran antara 12,278-15,961(%W/W). Dari kadar Omega-3 dan dari kadar Omega-6 yang diperoleh dari penelitian ini, ikan patin dapat digunakan sebagai sumber Omega-3 dan Omega-6 alternatif. Dalam penelitian ini juga dilakukan karakterisasi minyak ikan patin yang meliputi kadar minyak, bilangan asam, bilangan penyabunan, dan bilangan peroksida dengan metode Badan Standarisasi Nasional. Dari hasil penelitian pada ikan patin dengan berat 650-879 gram diperoleh kadar minyak rata-rata 3,827(%W/W), bilangan asam berkisar antara 3,667-19,521 mgKOH/gr, bilangan penyabunan berkisar antara91,319-192,656 mg KOH/gr, dan bilangan per- oksida berkisar antara 0,778-17,78 mek/kg. Kata kunci: minyak ikan patin, Omega-3, Omega-6, kromatografi gas Abstract: Qualitative and quantitative analysis of polyunsaturated fatty acid Omega-3 and Omega-6 from pangasius fish oil by Gas Chromatography have been carried out. The result of analysis showed that contents of Omega-3 polyunsaturated fatty acid in pangasius fish oil were 1,16-12,44(%W/W) and Omega-6 were 12,278- 15,961(%W/W). From this value, pangasius fish can be used as alternative source of Omega-3 and Omega-6. In this research , characterization of pangasius fish oil also were analyzed including analysis of oil value, acid value, saponification value, and peroxide value by using National Standarization Department method. The average oil value, acid value, saponification value and peroxide value obtained from pangasius fish oil with 650- 879 grams in weight were 3,827(%W/W), 3,667-19,521mg KOH/gr, 91,319-192,656 mgKOH/gr and 0,778-17,78 mek/kg, respectively. Keywords: pangasius fish oil, Omega-3, Omega-6, gas chromatography E-mail: heniyo@yahoo.com 1 PENDAHULUAN M anusia telah memanfaatkan ikan sebagai bahan pangan sejak beberapa abad yang lalu. Ikan mengandung protein, lemak, vitamin, mineral yang sangat baik dan prospektif. Lemak yang terkandung dalam ikan umumnya adalah asam lemak poli tak jenuh yang diantaranya dikenal dengan Omega-3 dan Omega-6. Asam-asam lemak alami yang termasuk asam lemak Omega-3 adalah asam linolenat (C18:3, w-3) , asam eikosapentaenoat atau EPA (C20:5,w- 3), asam dokosaheksaetanoat atau DHA (C22:6,w-3) [1] , sedangkan untuk Omega-6 adalah asam linoleat (C18:2,w-6) dan asam arakhidonat ARA (C20:4, w- 6) adapun yang lebih dominant dalam minyak ikan adalah DHA,ARA dan EPA. Mengingat besarnya per- anan gizi bagi kesehatan, ikan merupakan pilihan tepat untuk diet dimasa yang akan dating. Konsumsi ikan per-kapita per-tahun di Indonesia saat ini masih tergolong rendah, yaitu 19,14kg. Hal ini dikarenakan ikan yang dikenal mengandung Omega- 3 dan Omega-6 yang tinggi seperti ikan Paus,.Tuna, Cod, Salmon, dan Mackerel merupakan ikan-ikan yang langka ditemukan di pasar-pasar tradisional dan memiliki harga yang relatif tinggi[2] . Selain harga yang tinggi, kendala lain penggunaan ikan laut seba- gai sumber asam lemak Omega-3 dan Omega-6 yaitu eksplorasi sumber daya air laut secara terus-menerus dan besar-besaran akan merusak atau mengganggu keanekaragaman hayati air laut. Penggunaan bebe- rapa macam ikan laut yang langka ini perlu dikurangi dan dibatasi dengan mencari sumber alternatif lain, dalam hal ini diharapkan ikan air tawar yang dapat c 2012 JPS MIPA UNSRI 15321-102
  • 2. Almunady dkk./Analisis Kualitatif dan . . . JPS Vol.15 No.3(C) Juli 2012 dibudidayakan berpotensi untuk menggantikan ikan laut. Indonesia memiliki sedikitnya 5.590 sungai utama dan 65.017 anak sungai. Dari 5,5 ribu sungai utama, panjang totalnya mencapai 94.573 km dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) mencapai 1.512.466 km2 . Pengembangan ikan air tawar di berbagai sungai di Indonesia sangat barpotensi, terutama Sumatera Selatan dengan daerah aliran sungai (DAS) seluas 5.812.303 ha. Ikan yang banyak dibudidayakan di Su- matera Selatan salah satunya adalah ikan patin (Pan- gasius pangasius)[3] . Ikan patin mempunyai potensi dalam peman- faatan minyaknya sebagai sumber asam lemak tak jenuh Omega-3 dan Omega-6 dalam peningkatan pe- menuhan kebutuhan pangan dan gizi masyarakat. Potensi ini terlihat dari analisis kandungan gizi ikan ini yaitu mengandung 16,08% protein, kandungan lemak sekitar 5,75%, karbohidrat 1,5%, abu 0,97% dan air 75,7%. Jika dibandingkan dengan kadar lemak ikan air tawar lain seperti ikan gabus dan ikan mas yaitu 4,0% dan 2,9%, ikan patin memiliki kadar lemak yang lebih tinggi. Berdasarkan hal tersebut, pada peneli- tian ini dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif asam lemak tak jenuh Omega-3 dan Omega-6 dari mi- nyak ikan patin. 2 TINJAUAN PUSTAKA Lemak dan minyak adalah suatu trigliserida atau triasilgliserol. Perbedaan antara suatu lemak dan minyak adalah lemak berbentuk padat dan minyak berbentuk cair pada suhu kamar. Lemak tersusun oleh asam lemak jenuh sedangkan minyak tersusun oleh asam lemak tak jenuh. Lemak dan minyak adalah bahan-bahan yang tidak larut dalam air. Minyak ikan adalah salah satu zat gizi yang me- ngandung asam lemak kaya manfaat karena me- ngandung sekitar 25% asam lemak jenuh dan 75% asam lemak tak jenuh. Asam lemak tak jenuh ganda atau polyunsaturated fatty acid yang disingkat PUFA, diantaranya DHA, ARA dan EPA dapat mem- bantu proses tumbuh-kembangnya otak (kecerdasan), perkembangan indra penglihatan, dan sistim keke- balan tubuh bayi balita. Kandungan minyak di dalam ikan ditentukan beberapa factor, yaitu jenis ikan, jenis kelamin, umur (tingkat kematangan), musim, siklus bertelur, letak geografis perairan dan jenis makanan yang dikonsumsi ikan tersebut[4] . Asam lemak linolenat (C18:3,w-3) yang terma- suk kedalam klas Omega-3 dan asam lemak linoleat (C18:2,w-6) yang termasuk kedalam klas Omega-6 adalah asam lemak esensial yaitu asam lemak yang dibutuhkan tubuh dan mengandung ikatan rangkap yang tidak dapat disintesis oleh tubuh manusia[5] . Manfaat Omega-3 dan Omega-6 yang sangat besar bagi tubuh manusia dan merupakan asam lemak es- ensial baginya, sementara itu zat ini ketersediaannya terbatas dan mahal, untuk memperolehnya diperlukan teknologi yang relatif canggih dan keahlian yang tinggi (sampai dengan saat ini diperoleh dari ikan laut) men- dorong kita untuk mencari sumber alternative dari ikan air tawar, dalam hal ini ikan budi-daya yaitu ikan patin Kromatografi adalah metoda fisika untuk pemisa- han komponen-komponen yang terdistribusi antara dua fasa. Pemisahan dengan kromatografi didasarkan pada perbedaan kesetimbangan komponen-komponen campuran di antara fasa stasioner dan fasa gerak. Fasa stasioner adalah fasa yang menahan cuplikan secara selektif, dan fasa gerak berupa zat alir yang mengalir lambat membawa cuplikan menembus fasa stasioner. Fasa stasioner dapat berupa zat padat atau cairan, dan fasa geraknya dapat berupa cairan atau gas. Bila fasa stasioner yang dipakai bersifat polar maka zat-zat yang bersifat nonpolar akan terpisah terlebih dahulu karena zat bersifat polar terikat kuat pada fasa diamnya. Jika fasa diamnya bersifat polar maka fasa gerak yang digunakan bersifat nonpolar, demikian pula sebaliknya. Fasa gerak pada kromatografi gas biasanya adalah gas helium, hydrogen atau nitrogen. Pemilihan gas pengemban bergantung terutama pada karakteristik detector[6] . 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Alat yang digunakan adalah: erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur, corong Buchner, pipet tetes, corong pisah, labu ukur, spatula buret, neraca analitik, hot plate, kertas saring, kain kasa, pengaduk magnit, panci stainless steel, tabung gas nitrogen, lemari pendingin, statif dan klem, pendingin tegak, serta seperangkat alat kromatografi gas. Bahan yang dipakai: ikan patin (Pangasius pangasius), n-heksan, akuades, NaCl, NaOH, etanol, methanol, bentonit, HCl, urea, EDTA, gas nitrogen, alcohol, KOH, kloroform, asam asetat glacial, KI, natrium tiosulfat, dan indikator pp. 3.2 Metode • Bahan baku yang digunakan berupa ikan patin yang diambil dari pasar ikan yang terletak di In- dralaya, dipotong-potong sehingga menjadi po- tongan kecil dengan berat lebih kurang 100 gram yang bertujuan untuk memudahkan proses ek- straksi. • Ekstraksi minyak ikan dilakukan dengan cara: bagian-bagian ikan yang telah dipotong-potong kecil dimasukkan kedalam panci stainless steel, kemudian ditambahkan akuades sebanyak 500 15321-103
  • 3. Almunady dkk./Analisis Kualitatif dan . . . JPS Vol.15 No.3(C) Juli 2012 ml, ikan direbus sampai mendidih, kemudian di- amkan selama 30 menit sambil diaduk perlahan. Rebusan ikan disaring untuk memisahkan an- tara minyak kasar dan padatan. Minyak kasar yang diperoleh dimurnikan dengan penambahan NaCl 2,5% dan dipanaskan pada temperature 50◦ C. Lapisan minyak dan air dipisahkan dengan corong pisah. Diambil lapisan minyak, kemu- dian ditambahkan bentonit ke dalam lapisan mi- nyak sambil diaduk. Setelah didiamkan bebe- rapa saat, lalu disaring untuk memperoleh mi- nyak yang bersih. Minyak yang diperoleh dis- impan di dalam wadah tertutup rapat serta ter- hindar dari kontaminasi langsung dengan sinar matahari dan udara. • Angka asam, angka penyabunan dan angka per- oksida ditentukan sesuai dengan cara Badan Standarisasi Nasional[7] . • Isolasi asam lemak tak jenuh majemuk Omega- 3 dan Omega-6, dilakukan melalui 2 tahap yaitu penyabunan minyak ikan dan fraksinasi dengan urea, sesuai dengan metode Medina[8] . • Analisis Omega-3 dan Omega-6 dilakukan de- ngan kromatografi gas (GC). Persiapan sam- pel: dilakukan secara berikut, sample minyak diambil 30-40 mg ditempatkan dalam tabung bertutup Teflon dan ditambahkan 1 mL NaOH 0,5 N dalam methanol dan dipanaskan dalam penangas air selama 20 menit.Kemudian tam- bahkan 2 mL BF3 20% dipanaskan lagi selama 20 menit. Setelah dingin ditambahkan 2 mL NaCl jenuh dan 1 mL isooktan dan dikocok de- ngan baik. Lapisan isooktan dipisahkan dengan bantuan pipet tetes ke dalam tabung yang berisi 0,1g Na2SO4, dan dibiarkan selama 15 menit. Fasa cair dipisahkan dan selanjutnya diinjeksikan ke dalam kromatografi gas. Untuk mengetahui waktu retensi EPA, ARA dan DHA, disuntikkan terlebih dahulu ke dalam kromatografi gas ester asam lemak dari standar metil ester asam lemak atau FAME yang mengandung EPA, ARA dan DHA sebagai standar, adanya EPA, ARA dan DHA sample dapat dilihat dengan menyamakan waktu retensi EPA. ARA dan DHA standart. • Kondisi percobaan dan alat GC 1. Jenis kolom: Cyanopropil metal asil (capil- lary coloum) 2. Suhu kolom: Program temperatur, awal 190◦ C diam 15 menit, akhir 230◦ C diam 20 menit, Rate 10◦ C/menit. 3. Inject volum: 1 ul 4. Suhu injector: 200◦ C 5. Suhu detector: 230◦ C 6. Laju alir N2: 20 ml/menit 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kadar Minyak Ikan Patin Hasil analisis kadar minyak pada ikan patin dapat di- lihat pada tabel 1. Kadar minyak ikan patin rata- rata dengan berat 650-879 gram adalah 3,827%. Hasil ini jauh lebih besar dibandingkan dengan kadar mi- nyak ikan Cod (Gadus morrhua) aitu sebesar 0,4%. Akan tetapi kadar ini masih lebih rendah jika diband- ingkan dengan kadar lemak ikan laut dalam yaitu sek- itar 4,8%. Tabel 1: Hasil analisis kadar minyak pada ikan patin Sampel Berat Kadar Minyak Ikan Minyak I 650 gr 25,60 gr 4,2% II 750 gr 32,56 gr 4,34% III 879 gr 27,35 gr 2,94% Rerata 3,827% 4.2 Analisa Angka Asam Angka asam dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak. Angka asam yang diperoleh dalam minyak ikan patin yang diteliti berkisar antara 3,667-19,521 mgKOH/gr (0,37%-1,95%), sementara dalam angka asam dari mi- nyak ikan komersil adalah 3%. Angka asam yang besar menunjukkan terbentuknya asam lemak bebas yang besar dari hidrolisis minyak. Makin tinggi angka asam makin rendah kualitas minyaknya. Tabel 2: Angka asam pada minyak ikan patin Sampel Berat Ikan Angka Asam I 650 gr 3,667 mg KOH/gr II 750 gr 12,614 mg KOH/gr III 879 gr 19,521 mg KOH/gr 4.3 Analisis Angka Penyabunan Angka penyabunan menunjukkan secara relatif besar kecilnya molukul asam lemak yang terkandung dalam minyak. Minyak yang disusun oleh asam lemak beran- tai C pendek berarti mempunyai berat molukul rela- tif kecil akan mempunyai angka penyabunan kecil dan sebaliknya minyak dengan berat molukul besar mem- punyai angka penyabunan yang relatif besar. 4.4 Analisis Angka Peroksida Dalam penelitian ini angka peroksida ditentukan ka- rena angka peroksida merupakan nilai terpenting un- 15321-104
  • 4. Almunady dkk./Analisis Kualitatif dan . . . JPS Vol.15 No.3(C) Juli 2012 Tabel 3: Angka penyabunan dari ikan patin Sampel Berat Ikan Angka Penyabunan I 650 gr 101,005 II 750 gr 91,319 III 879 gr 192,656 tuk menentukan derajat kerusakan minyak. Asam lemak tak jenuh dapat mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida. Semakin kecil angka peroksida berarti kualitas minyak semakin baik. Angka peroksida yang diperoleh adalah berkisar antara 0,778-17,78 mek/kg menunjukkan bahwa angka peroksida pada minyak ini besar, sementara dalam spesifikasi minyak ikan laut dalam adalah lebih kecil atau sama dengan 5 mek/kg Tabel 4: Angka peroksida dari minyak ikan patin Sampel Berat Ikan Angka Peroksida I 650 gr 0,778 mek/Kg II 750 gr 7,013 mek/Kg III 879 gr 17,78 mek/Kg 4.5 Analisa Kualitatif dan Kuantitatif Asam Lemak Omega-3, Omega-6, DHA, EPA, dan ARA Analisis komposisi asam lemak ikan patin dilakukan secara kualitatif dan kuatitatif menggunakan instru- men Kromatografi Gas (GC). Untuk mengidentifikasi komponen-komponen asam ;emak ikan patin yaitu dengan menyamakan waktu retensi sample dengan waktu retensi asam lemak standar dari SupelcoTM 37 Componen FAME Mix (Bellefonte, USA) yang telah diketahui dengan pasti jenis asam lemaknya. Waktu retensi EPA , DHA dan ARA standar dan sample mi- nyak ikan patin dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5: Waktu retensi EPA, DHA, dan ARA standar (std) dan sampel (smp) Waktu Retensi Sampel EPA DHA ARA Std Smp Std Smp Std Smp I 35,009 35,035 40,531 40,571 32,962 32,918 II 35,007 34,959 40,552 40,502 33,015 33,004 III 35,073 35,067 40,634 40,615 30,731 30,774 Dari tabel 5 dapat diidentifikasi bahwa secara kua- litatif lemak ikan patin memiliki kandungan Omega-3, EPA dan DHA, kandungan Omega-6, ARA, hal ini terlihat adanya kesamaan waktu retensinya. EPA, (C20:5,w-3) dapat juga ditulis (C20:5n3) atau dengan nama sistematis asam cis-5, 8, 11, 14, 17- eikosapentaenoat. Hasil asam lemak tak jenuh maje- muk EPA dari minyak ikan patin yang diteliti adalah berkisar 0,21%-2,48%, dapat dilihat tabel 6. Tabel 6: Hasil analisis kuantitatif kandungan EPA pada minyak ikan patin Sampel Berat Ikan w/w EPA I 650 gr 0,83 % II 750 gr 2,48 % III 879 gr 0,21 % DHA, (C22:6,w-3) atau dapat ditulis juga (C22: 6n3), dari minyak ikan patin yang diteliti adalah ber- kisar 0,95-9,96%. Nama sistematis DHA adalah asam cis-4,7,10,13,16,19-heksaenoat. Hasil ini terlihat pada tabel 7. Tabel 7: Hasil analisis kuantitatif kandungan DHA mi- nyak ikan patin Sampel Berat Ikan w/w DHA I 650 gr 2,6 % II 750 gr 9,96 % III 879 gr 0,95 % ARA, (C20:4,w-6) atau dapat juga ditulis (C20: 4n6), dari minyak ikan patin yang diteliti adalah ber- kisar 0,349-1,105%. Hasil ini dapat dilihat pada table 8. Tabel 8: Hasil analisis kuantitatif kandungan ARA mi- nyak ikan patin Sampel Berat Ikan w/w ARA I 650 gr 1,105 % II 750 gr 0,363 % III 879 gr 0,349 % 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan • Pada minyak ikan patin mengandung asam lemak tak jenuh majemuk Omega-3 dan Omega-6. • Lemak ikan patin mengandung EPA, DHA dan ARA untuk berat ikan berkisar antara 650-879 gram adalah , masing-masing 0,21-2,48% , 0,95- 9,96%, dan 0,349-1,105%. • Minyak ikan yang diproleh dari ikan patin dengan berat 650-879 gram mempunyai kadar minyak 15321-105
  • 5. Almunady dkk./Analisis Kualitatif dan . . . JPS Vol.15 No.3(C) Juli 2012 rata-rata 3,827%, angka asam berkisar 3,667- 19,521 mgKOH/gr, angka penyabunan berkisar 91,707-192,207 mgKOH/gr, dan angka peroksida berkisar antara 0,778-17,78 mek/kg. 5.2 Saran • Dilakukan penelitian lanjutan dengan menam- bahkan antioksidan BHT atau BHA kedalam mi- nyak ikan patin agar diperoleh minyak ikan de- ngan mutu yang lebih baik • Dilakukan penelitian lanjutan dengan metode isolasi asam lemak tak jenuh majemuk yang berbeda agar diperoleh konsentrasi dan jumlah PUFA yang lebih banyak DAFTAR PUSTAKA [1] Marinetti, G.V., 1990, Disorders of Lipid Methabolism, Plenum Press, New York and London [2] Fitriani, Asih, 2006, Profil Asam Lemak Omega-3 Dalam Hati Ikan Mayung (Arius Thalassinus) Yang Mengalami Pemanasan Pendahuluan (Blanching), Tugas Ahir II, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Semarang [3] Alamendah, 2010, Kerusakan Sungai dan Daerah Aliran Sungai di Indonesia, http://Alamendah, wordpress.com/2010/08/12/ (12 September 2010) [4] Ackman, R.G., 1982, Fatty Acid Composition in Fish Oil, Academic Press, London [5] Schumm et al., 1993, Inti Sari Biokimia, Bina Rupa Aksara, Jakarta [6] Anonim, Mujizad Omega-3 Terhadap Kesehatan, http://www.citrahidup.com/ARTICLE/omega-3.html. (15 Februari 2010) [7] Badan Standarisasi Nasional, 1998, Minyak Jagung Sebagai Minyak Makanan, SNI 01-3394 [8] Medina et al., 1995, Concentration and Purification of Stearidonic, Eicosapentaenoic and Docosahexenoic Acids from Cod Liver Oil and The Marine Microalga Isochryces Galbana, J. of The American Oil Chem. Soc., 72(5):575-583 15321-106