SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
PG-2430201: Abu Bakar Tawali dkk.
DIFUSI TEKNOLOGI PRODUKSI KONSENTRAT PROTEIN
DARI IKAN GABUS SEBAGAI FOOD SUPPLEMENT DI JAYAPURA
Abu Bakar Tawali 1), Mathelda Kurniaty Roreng 2), Meta Mahendradatta 3), Suryani 4)
1) Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan KM 10 Makassar,
HP 08124291427 e-mail: abubakar_tawali@yahoo.com
2) Universitas Papua, Jln. Gunung Salju Amban Manokwari-Tlp (0986)-214991
Disajikan 29-30 Nop 2012
ABSTRAK
Tujuan kegiatan Insentif Riset SINas ini adalah memperkenalkan, memproduksi dan mengkomersialkan “konsentrat
protein” ikan gabus sebagai food supplement. Kegiatan dilakukan dengan dua pendekatan yaitu transfer teknologi dan
internalisasi/ edukasi pada masyarakat di Jayapura. Produk yang didifusikan yaitu produk konsentrat protein ikan gabus
telah terbukti dapat digunakan sebagai food suplement untuk mempercepat penyembuhan luka bakar, penyembuhan pasca
operasi, meningkatkan status gizi dan daya tahan anak kurang gizi, pasien stroke, ODHA dan pasien penderita TBC. Melalui
scale-up proses, Prosedur Operasional Standar (POS) proses pembuatan konsentrat ikan gabus skala usaha telah berhasil
dibuat dan dijadikan acuan di dalam difusi teknologi pada masyarakat di Jayapura. UMKM Mitra (CV. Ridha) di Jayapura,
sebagai mitra yang mengadopsi produk dan teknologi, telah mampu memproduksi konsentrat ikan gabus skala kecil, 1000
kapsul atau 35 botol (isi 30 kapsul) setiap harinya. Kapasitas produksi masih kecil, disesuaikan dengan kemampuan
pemasaran produk, selanjutnya dapat ditingkatkan dengan penggandaan proses melalui pengadaan peralatan
pemasakan/pengukusan, pengeringan dan penepungan yang lebih besar. Rendemen konsentrat protein yang didapatkan
sebesar 15 %, dikemas dalam kapsul dan diberi merek”Probumin Sentani”. Produk konsentrat mengandung protein 86,81
% di mana 14-15% adalah protein albumin. Edukasi bagi masyarakat telah dilaksanakan terhadap masyarakat umum, stake
holder seperti kalangan dokter dan rumah sakit melalui kegiatan workshop, sosialisasi serta melalui media cetak lokal di
Jayapura untuk memberi pemahaman, pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan ikan gabus sebagai sumber
protein yang bermanfaat untuk meningkatkan gizi masyarakat dan sebagai suplemen mempercepat proses penyembuhan
berbagai penyakit. Diharapkan, kegiatan ini dapat meningkatkan nilai tambah ikan gabus, meningkatkan pendapatan
masyarakat dan membuka lapangan kerja barus. Hal ini pada akhirnya diharapkan akan berkontribusi pada peningkatkan
ketahanan pangan masyarakat di wilayah Jayapura, Papua Barat.
Kata Kunci: ikan gabus, konsentrat protein, difusi teknologi, internalisasi
I. PENDAHULUAN
Secara ilmiah telah dibuktikan bahwa ikan gabus dapat
dijadikan sebagai sumber albumin untuk meningkatkan kandungan
protein albumin pasien rawat inap dan bagi proses penyembuhan
[1] dan dapat digunakan untuk mempercepat penyembuhan
berbagai penyakit infeksi [2] karena perannya dalam meningkatkan
kadar albumin pada penderita penyakit infeksi yang mengalami
hipoalbuminemia (kadar albumin plasma yang rendah, di bawah
3,5 g/dl). Saat ini, pemberian suplemen dengan harga yang mahal
masih dilakukan secara parenteral (infus). Di pasaran tersedia
“preparat albumin” dengan merek yang berbeda-beda dan harganya
sangat mahal sekitar Rp. 1.500.000 per botol yang diberikan
minimal selama tiga hari atau total sekitar Rp. 4.500.000.
Penelitian-penelitian terbaru menunjuk kan bahwa ikan gabus
mempunyai kandungan albumin yang tinggi. Tawali dkk telah
melakukan penelitian dengan judul “Produksi konsentrat protein
dari ikan gabus yang menghasilkan produk konsentrat protein”
skala laboratorium [3]. Produk konsentrat protein ini dijadikan
sebagai food supplement dan telah terbukti mampu mempercepat
penyembuhan penyakit infeksi dan meningkatkan daya tahan tubuh
dan status gizi pasien. Potensi ikan gabus yang melimpah di
berbagai daerah seperti di Danau Sentani dapat dijadikan sebagai
salah satu alternatif sumber albumin yang murah. Untuk itu melalui
kegiatan Insentif Riset SINas telah dilakukan transfer teknologi
dan internalisasi pada masyarakat di Jayapura untuk
memperkenalkan, memproduksi dan mengkomersialkan
“konsentrat protein” ikan gabus sebagai food supplement.
II. METODOLOGI
Difusi teknologi dilakukan dengan dua pendekatan yaitu
transfer teknologi dan internalisasi/ edukasi pada masyarakat.
Transfer produk dan teknologi dilakukan melalu tahapan
penggandaan proses produksi dari skala laboratorium ke skala
komersial kemudian ditransfer pada mitra usaha melalui pelatihan
dan pendampingan.
PG-244 0201: Abu Bakar Tawali dkk.
Kegiatan edukasi dilakukan melalui penyiapan bahan
Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dan kegiatan diseminasi
melalui presentasi dan pelatihan (workshop) pada masyarakat.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Potensi Ikan Gabus
Ikan gabus sebagai bahan baku pembuatan konsentrat protein
pada penelitian ini awalnya di diharapkan berasal dari Danau
Sentani yang menyimpan potensi sumberdaya ikan yang cukup
besar, karena Danau Sentani yang terletak di bawah lereng
Pegunungan Cycloop yang terbentang antara kota Jayapura dan
Kabupaten Jayapura, Papua, merupakan salah satu danau terbesar
dan terluas di Indonesia. Danau Sentani dengan luas 9.360 hektare
dan berada pada ketinggian 75 meter di atas permukaan laut
tersebut memiliki 21 buah pulau kecil yang menghiasi danau yang
indah ini [4]. Potensi air Danau Sentani yang besar sangat cocok
untuk pengembangan budidaya ikan air tawar bagi peningkatan
gizi keluarga dan salah satu sumber pendapatan daerah. Saat ini
terdapat 29 spesies ikan air tawar dan tiga di antaranya merupakan
spesies asli Danau Sentani. Salah satunya adalah ikan gabus,
spesies asli Danau Sentani yang tidak terdapat di daerah atau
negara lain di dunia. Masyarakat Danau Sentani menyebut ikan
gabus asli (Oxyeleotris heterodon) sebesar paha atau betis manusia
dengan nama khahebei sedangkan yang masih kecil disebut kayou.
Gambar 1. Danau Sentani dengan latar belakang kota Jayapura
Sayangnya spesies asli sudah sulit ditemukan oleh masyarakat.
Umumnya ikan gabus yang diperdagangkan di pasar-pasar
Jayapura dan sekitarnya didominasi oleh ikan gabus yang disebut
gabus toraja (gastor) (Channa striata). Ciri-ciri fisiknya, memiliki
tubuh sedikit bulat atau bentuk tubuh Sub-cylindrical, panjang 90-
110 cm, bagian punggung cembung, perut rata, dan kepala pipih
berwarna hitam dengan gigi yang bergerigi dan runcing mirip
dengan ular. Bagian permukaan dan samping punggung berwarna
gelap dan bercorak kombinasi warna hitam dan kuning tua, putih
pada bagian perut. Disebut gabus toraja karena menurut cerita
rakyat yang beredar, pada tahun 1980an perantau dari Tana Toraja
Sulawesi Selatan yang banyak mendiami pesisir Danau Sentani
secara tidak sengaja membawa ikan gabus dari kampung halaman
mereka ke Papua dan dilepas di Danau Sentani. Karena ikan gabus
merupakan predator, maka polulasi ikan lainnya terutama ikan asli
Danau Sentani secara perlahan mulai hilang dimangsa oleh gastor.
Populasi ikan gastor dengan cepat berkembang biak, tidak hanya di
Danau Sentani tetapi juga di rawa-rawa dan sungai-sungai dan
hutan sagu di wilayah Jayapura. Keadaan ini di satu sisi
mengkhawatirkan karena menyebabkan punahnya spesies asli
Danau Sentani tetapi di sisi lain gastor menjadi bahan baku yang
potensial sebagai sumber protein bagi masyarakat. Pemanfaatan
ikan gabus di Jayapura belum banyak, beberapa kelompok
masyarakat mengkonsumsi ikan gabus dalam bentuk masakan
(dipanggang, digoreng, dimasak berkuah), namun sebagian lagi
tidak suka mengkonsumsi ikan gabus toraja karena bentuknya yang
menyerupai ular. Ikan gabus diperjualbelikan dengan harga
bervariasi antara Rp. 100.000 sampai Rp. 150.000 per ikat, berisi
5-6 ekor dengan berat rata rata 1- 1.5 kg/ekor.
Gambar 1. Ikan gabus toraja yang dipasarkan di Jayapura
Produk -Teknologi yang Didifusikan
Produk dan teknologi yang telah didifusikan ke Jayapura
adalah produk dan proses pembuatan ”konsentrat protein ikan
gabus” dalam kapsul yang dijadikan sebagai makanan tambahan
bagi berbagai kalangan masyarakat. Konsentrat protein ikan gabus
telah diteliti dan diproduksi pada skala laboratorium di
Laboratorium Pengembangan Produk, Pusat Pangan Gizi dan
Kesehatan Universitas Hasanuddin [3]. Produk ini telah terbukti
mampu meningkatkan kadar albumin pasien rawat inap dan
mempercepat penyembuhan luka bakar dan penyembuhan pasca
operasi serta mampu meningkatkan status gizi pasien. Bahkan
salah satu produk penelitian berupa konsentrat protein albumin
telah dipatenkan [5]. Penelitian-penelitian lain di Unhas, telah
membuktikan bahwa konsentrat protein ikan gabus dapat
digunakan sebagai food supplement untuk membantu
meningkatkan status gizi anak kurang gizi [6], status gizi lansia [7],
status gizi dan hemoglobin lansia [8], mempercepat penyembuhan
pasien pasca bedah [9], penyembuhan luka [10], meningkatkan
status gizi dan daya tahan pasien stroke [11], [12], pasien ODHA
[13], pasien penderita TBC [14].
Transfer produk dan Teknologi
Scaling-up Produksi Skala Usaha
Salah satu tahapan untuk mendifusikan teknologi pada
masyarakat di Jayapura adalah penggandaan proses produksi dari
skala laboratorium ke skala komersial untuk memperbesar
PG-2450201: Abu Bakar Tawali dkk.
kemampuan memproduksi konsentrat protein ikan gabus. Scale-up
proses dilakukan secara bertahap dari 0,5 kg menjadi 5-10 kg.
Sebagai konsekuensi dari pembesaran skala, menyebabkan
perubahan dalam perlakuan proses. Oleh karena itu semua tahapan
proses pada skala baru perlu dioptimalisasi berlandaskan proses
optimal telah diperoleh pada skala laboratorium.
Optimalisasi proses produksi konsentrat protein ikan gabus
telah berhasil dilakukan dengan menghasilkan Prosedur
Operasional Standar (POS) proses pembuatan konsentrat ikan
gabus yang meliputi pengadaan bahan baku, pengolahan
(persiapan, pengkondisian, pemasakan dan pengukusan,
pengeringan, penepungan dan pengkapsulan) dan sanitasi
lingkungan usaha. Dokumen ini dijadikan acuan dalam difusi
teknologi pada masyarakat di Jayapura.
Sebagai tahap pertama dari proses produksi adalah pengadaan
bahan baku ikan gabus yang umumnya berasal dari bagian dasar
danau atau rawa-rawa. Ikan gabus toraja mengandung berbagai
benda asing. Selain itu ikan gabus mengeluarkan lendir yang
banyak pada saat ditangkap dan pada saat transportasi. Ikan yang
baru diperoleh dari lapangan dibersihkan terutama dari benda-
benda asing. Kemudian ikan dibersihkan lebih lanjut dengan
mengeluarkan sisik dan insang. Pengeluaran sisik dan insang
sangat penting untuk menghindari benda-benda/ kotoran yang tak
diinginkan yang dapat terikut pada tahap pengolahan selanjutnya.
Proses pembersihan ikan gabus sebanyak 5 kg dengan satu pekerja
membutuhkan waktu 30 menit.
Tahapan selanjutnya adalah pengolahan ikan gabus menjadi
konsentrat ikan gabus yang dikemas dalam kapsul. Ikan gabus
yang telah dibersihkan kemudian dikondisikan melalui proses
pematangan dan pengeluaran lemak. Peran suhu dan volume
pelarut sangat menentukan produk akhir. Perbandingan pelarut dan
ikan gabus menentukan tingkat kematangan ikan yang dihasilkan.
Jika air terlalu banyak maka sisa air yang banyak menyebabkan
protein yang larut air dalam hal ini protein albumin dari ikan gabus
akan banyak terbuang.
Gambar 3. Proses produksi konsentrat protein ikan gabus
Proses selanjutnya adalah penghancuran yang dilakukan
menggunakan blender untuk mendapatkan ikan gabus dalam
bentuk pasta homogen. Produk ini kemudian dikeringkan sampai
kadar air di bawah 4 % agar dapat dihancurkan. Scale-up
pengeringan dilakukan menggunakan oven pengering bertingkat
dengan suhu yang bervariasi. Optimalisasi pengeringan pada skala
produksi yang lebih besar dilakukan untuk mendapatkan perlakuan
penggunaan suhu yang tepat untuk menghasilkan ikan gabus yang
kering siap digiling. Perlakuan suhu harus diatur agar proses
pengeringan berlangsung cepat karena sifat ikan yang mudah
rusak. Namun demikian kecepatan pengeringan tidak boleh
menyebabkan daging ikan gabus menjadi hangus/gosong dan
berwarna kehitaman. Proses pengeringan didasarkan pada data
yang telah diperoleh pada skala laboratorium. Beberapa perlakukan
diberikan terutama suhu pengeringan. Hasil terbaik optimalisasi
pengeringan diperoleh pada pengeringan bertingkat yang dimulai
dengan suhu 700
C pada 30 menit awal kemudian suhu diturunkan
bertahap sampai 650
C, satu jam berikutnya 600
C kemudian
dibiarkan pada suhu 50-55 0
C sampai kadar air mencapai 9-10%.
Pada awal pengeringan suhu diberikan agak tinggi agar proses
pengeringan berlangsung cepat, namun setelah kadar air berkurang
maka suhu oven pengering secara bertahap diturunkan untuk
menghindari produk menjadi gosong.
Proses pengeringan dihentikan pada saat kadar air mencapai
kadar di mana produk kering sudah dapat digiling. Dari hasil
optimalisasi terlihat bahwa penggilingan baru dapat dilakukan
setelah kadar air mencapai 4 %. Penggilingan dilakukan beberapa
kali untuk mendapatkan rendemen yang lebih besar. Bahan yang
telah kering tersebut digiling dengan ukuran 100 mesh. Pada skala
5-10 kg bahan baku ikan gabus, penggilingan diulang hingga tiga
kali untuk memberikan hasil dengan rendemen terbaik. Konsentrat
protein ikan gabus dalam bentuk tepung kemudian dimasukkan ke
dalam kapsul 0,7 gram secara manual.
Produksi di Lokasi Mitra
Rancangan proses produksi berdasarkan hasil optimal sklala
usaha yang telah dilakukan diaplikasikan di lokasi mitra
berdasarkan Prosedur Operasional Standar yang telah disusun
sebelumnya pada tahap scaling-up. Mitra menyiapkan tempat
produksi, beberapa peralatan produksi.
Proses difusi teknologi dilakukan melalui pelatihan dan
pendampingan proses produksi. Pelatihan terutama difokuskan
pada proses produksi termasuk pengadaan bahan baku dan rencana
pemasaran. Proses produksi yang dilakukan di lokasi mitra
disesuaikan dengan peralatan yang tersedia. Kapasitas satu kali
proses membutuhkan ikan gabus sebanyak 5 kg. Ikan gabus yang
digunakan berasal dari pasar di sekitar Abepura Jayapura. Untuk
proses selanjutnya jika kapasitas permintaan cukup besar, CV.
Ridha akan bermitra dengan pemasok ikan gabus yang kemudian
disimpan dalam keadaan beku setelah dibersihkan.
Hasil pelatihan dan uji coba produksi di lokasi mitra
menunjukkan bahwa dengan peralatan dan tenaga kerja yang ada
(dua orang) saat ini mitra hanya mampu memproses kurang lebih 5
kg ikan gabus setiap harinya (satu kali proses). Hasil produksi dari
bahan baku tersebut menghasilkan 700-800 gram konsentrat ikan
gabus (rendemen 14-15 %). Dengan kata lain bahwa kemampuan
mitra satu kali produksi adalah kurang lebih 1000 kapsul (0,7 gram
konsentrat protein/kapsul) atau sekitar 35 botol/hari (1 botol
berisi 30 kapsul konsentrat protein).
Untuk menghasilkan produksi 1000 botol/bulan maka
dibutuhkan bahan baku ikan sebanyak 150 kg/bulan atau 5 kg/hari.
Biaya total untuk bahan baku, termasuk bahan pendukung dan
kemasan adalah sebesar Rp. 13.500.000. Jika biaya bahan baku
ditambah dengan biaya operasional usaha dan penyusutan alat serta
memperhitungkan bunga bank, maka total pengeluaran perbulan
sebesar kurang lebih Rp. 25.000.000,-. Jika produksi per bulan
konstan 1000 botol, maka harga pokok produk konsentrat protein
ikan gabus adalah sebesar Rp.25.000,-/botol. Dari hasil analisis
ekonomi terlihat bahwa, jika produk dijual Rp 50.000/botol maka
PG-246 0201: Abu Bakar Tawali dkk.
telah memberikan keuntungan bersih rata-rata Rp. 25 juta per bulan
atau Rp. 260.000.000,-/tahun.
Produk yang dihasilkan oleh mitra diberi nama Probumin
Sentani. Pemasaran produk konsentrat protein ikan gabus sedang
dijajaki oleh mitra dalam dua bentuk yaitu penjualan langsung dan
penjualan melalui distributor atau perantara. Untuk penjualan
langsung, mitra usaha menjual langsung pada masyarakat yang
dilakukan melalui komunikasi langsung dengan masyarakat. Pada
tahap awal mitra telah menjual produk (sambil menunggu izin)
kebanyakan yang dikemas dengan plastik dengan satuan 10 sampai
20 kapsul per kemasan. Penjualan tidak langsung, mitra
bekerjasama dengan dokter atau orang tertentu sepeti pedagang
multi level yang selama ini telah memasarkan produk-produk
kesehatan. Untuk pemasaran ini lebih banyak menggunakan
kemasan botol dengan satuan 30 biji/botol.
Gambar 4. Produk ”Probumin Sentani”
Komunikasi Informasi dan Edulasi Masyarakat
Salah satu rangkaian kegitan difusi teknologi adalah kegiatan
edukasi pada masyarakat di Jayapura. Material untuk komunikasi,
informasi dan edukasi (KIE) produk seperti brosur, leaflet, poster
dan lain-lain telah dirancang dan dicetak untuk keperluan edukasi
masyarakat dan sekaligus sebagai media promosi produk yang
didifusikan di Jayapuara. Bahan-bahan tersebut berisikan profil,
kekhasan serta kegunaan dan manfaat produk konsentrat protein
yang berbahan baku ikan gabus dari Danau Sentani.
Kegiatan dilaksanakan dengan obyek masyarakat umum, stake
holder seperti kalangan dokter di rumah sakit melalui kegiatan
workshop, sosialisasi dan melalui media cetak dan elektronik di
Jayapura. Rangkaian sosialisasi diawali pada masyarakat di sekitar
wilayah mitra usaha. Kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 50
orang ibu-ibu di wilayah Entrop Jayapura.
Selain itu telah dilaksanakan workshop dengan tema
Pemanfaatan Ikan Gabus Sebagai Makanan Tambahan (Food
Supplement) sumber Protein bagi Masyarakat Jayapura di Kota
Raja, Abepura, Jayapura bekerja sama dengan dinas kesehatan
setempat. Kegiatan ini dihadiri kurang lebih 50 orang utusan dari
posyandu dan wakil dari kelompok masyarakat di wilayah
Jayapura. Kegiatan workshop yang diadakan selain
memperkenalkan produk konsentrat ikan gabus juga
memperkenalkan berbagai produk olahan dari ikan gabus bagi
masyakat seperti bakso, abon, ikan asap, sosis ikan gabus dan
berbagai kue basah yang berbahan baku ikan gabus, masalah
pemenuhan gizi keluarga, pemanfaatan ikan gabus untuk
memenuhi kebutuhan gizi keluarga terutama kebutuhan protein dan
berbagai alternatif diversifikasi olahan ikan gabus.
Untuk kalangan yang terkait dengan pemanfaatan produk
konsentrat ikan gabus (Probumin Sentani) kegiatan sosialisasi
dilakukan pada kegiatan pembukaan pertemuan dokter gigi se
Papua yang diadakan oleh Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia
(PDGI) cabang Papua. Kegiatan ini dihadiri oleh kurang lebih 40
dokter gigi dari berbagai wilayah di Papua. Selain itu dilakukan
presentasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura yang
dihadiri kurang lebih 50 peserta: dokter, tenaga medis lainnya dan
tenaga administrasi. Kegiatan ini dipandu langsung oleh Direktur
RSUD Jayapura.
Gambar 5. Workshop pada Masyarakat
Pada kegiatan tersebut selain diperkenalkan produk konsentrat
protein ikan gabus (Probumin Sentani), juga lebih banyak
dipaparkan hasil penelitian berupa manfaat konsentrat ikan gabus
sebagai food supplement untuk pasien pasien pasca operasi, gizi
buruk, luka bakar, penyakit TBC, liver, pasien stroke dan
HIV/AIDS dan lain-lain.
Kegiatan KIE ini diharapkan dapat memberi pemahaman,
pengetahuan dan keterampilan untuk memanfaatkan ikan gabus
sebagai sumber protein yang bermanfaat dalam meningkatkan gizi
masyarakat dan sebagai suplemen untuk mempercepat proses
penyembuhan berbagai penyakit.
IV. KESIMPULAN
 Produk konsentrat protein ikan gabus terbukti dapat
digunakan sebagai food supplement untuk mempercepat
penyembuhan luka bakar, penyembuhan pasca operasi,
meningkatkan status gizi dan daya tahan anak kurang
gizi, pasien stroke, ODHA dan pasien penderita TBC.
 Prosedur Operasional Standar (POS) proses pembuatan
konsentrat ikan gabus skala usaha telah berhasil dibuat
dan dijadikan acuan di dalam difusi teknologi pada
masyarakat di Jayapura.
 UMKM Mitra (CV. Ridha) di Jayapura telah mampu
memproduksi konsentrat ikan gabus skala kecil, 1000
kapsul atau 35 botol (isi 30 kapsul) setiap harinya
PG-2470201: Abu Bakar Tawali dkk.
 Produk yang dihasilkan, ”Probumin Sentani” dengan
rendemen 15 %, mengandung protein 86,81 % di mana
14-15 % adalah protein albumin
 Edukasi bagi masyarakat telah dilaksanakan
masyarakat umum, stake holder seperti kalangan dokter,
rumah sakit melalui kegiatan workshop, sosialisasi dan
melalui media cetak dan elektronik di Jayapura untuk
memberi pemahaman, pengetahuan dan keterampilan
untuk memanfaatkan ikan gabus sebagai sumber
protein yang bermanfaat untuk meningkatkan gizi
masyarakat dan sebagai suplemen mempercepat proses
penyembuhan berbagai penyakit.
UCAPAN TERIMA KASIH
Disampaikan terima kasih kepada Kementerian Riset dan
Teknologi Republik Indonesia melalui Program Insentif SINas
yang telah mendanai penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Suprayitno, Eddy. 2003. Potensi Serum Albumin Dari
Ikan Gabus (Ophiocephalus streatus). Laporan Penelitian,
Fakultas Perikanan, Universitas Brawijaya, Malang.
[2] Taslim, N.A. 2004. Kecukupan Asupan Makanan pada
Penderita Rawat Inap di Rumah Sakit Wahidin. Laporan
penelitian Pusat Penelitian Pangan Gizi dan
KesehatanUnhas.
[3] Tawali A.B., Taslim, N.A., Veni Hadju, Faisal Attamimi.
2005. Pembuatan Tepung Ikan Gabus dan
Pemanfaatannya. Laporan Penelitian Badan Penelitian
dan Pengembangan Daerah Sulsel.
[4] Anonim. 2009. “Danau Sentani Mendangkal Lima Meter
Setiap Tahun”, artikel di Harian Kompas, 30 Sept 2002,
diunduh tanggal 10 Maret 2009 dari:
www.polarhome.com
[5] Taslim, N.A. A.B. Tawali, Veni Hadju, Faisal Attamini.
2007. Manfaat ikan Gabus sebagai makanan suplement
pengganti Albumin, Paten No. Publikasi 047.137.A pada
tgl 8 Maret 2007
[6] Santia, B. 2006. Pengaruh Subtitusi Tepung Ikan Gabus
Terhadap Mutu Biskuit Sebagai Makanan Tambahan
Anak Gizi Kurang. Tesis Program Pascasarjana
Universitas Hasanuddin.
[7] Mulyati, 2007. Efek Pemberian Kapsul Albumin Ikan
Gabus terhadap Perubahan Status Gizi dan Status
Neurologis Penderita Stroke di RSUP dr. Wahidin
Sudirohusodo, Makassar. Tesis Program Pascasarjana
Universitas Hasanuddin.
[8] Malle, S. 2009. Pengaruh Pemberian Protein Albumin
Ikan Gabus Terhadap Status Gizi dan Kadar
Hemoglobin Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Gau
Mabaji Kabupaten Gowa. Tesis Program Pascasarjana
Universitas Hasanuddin.
[9] Hidayanti, H. 2007. Pengaruh Pemberian Kapsul
Konsentrat Ikan Gabus Pada Pasien Pasca Bedah di RSU
DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Tesis Program
Pascasarjana Universitas Hasanuddin.
[10] Milasari, N. 2011. Pengaruh pemberian albumin ikan
Gabus terhadap penyembuhan luka seksio sesarea
elektif. Tesis Program Pascasarjana Unhas
[11] Djajakusli, S. 2009. Pengaruh Suplemen Kapsul Ekstrak
Protein Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus) pada
Penderita Sindrom Nefrotik. Tesis Program Pascasarjana
Unhas
[12] Ashari, N. 2011. Pengaruh Pemberian Ekstrak Ikan
Gabus (PujiminR) terhadap Peningkatan Imunitas
Penderita HIV/AIDS. Tesis Program Pascasarjana
Universitas Hasanuddin.
[13] Salma, Wa Ode. 2007. Pengaruh Pemberian Kapsul Ikan
Gabus Terhadap Kadar Albumin Dan Status Gizi Pada
Pasien ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) Di RSU Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar. Tesis Program
Pascasarjana Unhas
[14] Malle, J. 2008. Tepung Ikan Gabus untuk Penderita TBC.
Tesis Program Pascasarjana Unhas

More Related Content

Similar to DIFUSI TEKNOLOGI PRODUKSI KONSENTRAT PROTEIN DARI IKAN GABUS

Proposal usaha Pembesaran bibit ikan lele unggul
Proposal usaha Pembesaran bibit ikan lele unggulProposal usaha Pembesaran bibit ikan lele unggul
Proposal usaha Pembesaran bibit ikan lele unggulBung HaFied
 
Edukasi Budidaya Lele Dan Kangkung Hidroponik Melalui Media Ember Sebagai Sol...
Edukasi Budidaya Lele Dan Kangkung Hidroponik Melalui Media Ember Sebagai Sol...Edukasi Budidaya Lele Dan Kangkung Hidroponik Melalui Media Ember Sebagai Sol...
Edukasi Budidaya Lele Dan Kangkung Hidroponik Melalui Media Ember Sebagai Sol...Luhur Moekti Prayogo
 
Pengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docx
Pengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docxPengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docx
Pengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docxPutri Azzara Arjani
 
33.laju pertumbuhandanefisiensipakanikannilaoreochromisniloticusy
33.laju pertumbuhandanefisiensipakanikannilaoreochromisniloticusy33.laju pertumbuhandanefisiensipakanikannilaoreochromisniloticusy
33.laju pertumbuhandanefisiensipakanikannilaoreochromisniloticusySafeiMufti1
 
kemkes-01.pdf
kemkes-01.pdfkemkes-01.pdf
kemkes-01.pdfapandindi
 
Laporan praktik kerja lapangan
Laporan praktik kerja lapanganLaporan praktik kerja lapangan
Laporan praktik kerja lapanganBudinta Lubizz
 
KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...
KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA  UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA  UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...
KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...Hilmansyah16
 
PPT #9 morph slide green.pp
PPT #9 morph slide green.ppPPT #9 morph slide green.pp
PPT #9 morph slide green.ppOzikSyahreza
 
program kreativitas mahasiswa (PKM-K)
program kreativitas mahasiswa (PKM-K)program kreativitas mahasiswa (PKM-K)
program kreativitas mahasiswa (PKM-K)febri AK
 
PRODUKSI BABY CRAB RAJUNGAN DI HAPA DAN BAK TERKENDALI
PRODUKSI BABY CRAB RAJUNGAN DI HAPA  DAN BAK TERKENDALIPRODUKSI BABY CRAB RAJUNGAN DI HAPA  DAN BAK TERKENDALI
PRODUKSI BABY CRAB RAJUNGAN DI HAPA DAN BAK TERKENDALIlisa ruliaty 631971
 
Pemanfaatan bahan-pangan-berbasis-rumput-laut-euchemma
Pemanfaatan bahan-pangan-berbasis-rumput-laut-euchemmaPemanfaatan bahan-pangan-berbasis-rumput-laut-euchemma
Pemanfaatan bahan-pangan-berbasis-rumput-laut-euchemmaOperator Warnet Vast Raha
 

Similar to DIFUSI TEKNOLOGI PRODUKSI KONSENTRAT PROTEIN DARI IKAN GABUS (20)

Probiotik
ProbiotikProbiotik
Probiotik
 
Proposal usaha Pembesaran bibit ikan lele unggul
Proposal usaha Pembesaran bibit ikan lele unggulProposal usaha Pembesaran bibit ikan lele unggul
Proposal usaha Pembesaran bibit ikan lele unggul
 
Edukasi Budidaya Lele Dan Kangkung Hidroponik Melalui Media Ember Sebagai Sol...
Edukasi Budidaya Lele Dan Kangkung Hidroponik Melalui Media Ember Sebagai Sol...Edukasi Budidaya Lele Dan Kangkung Hidroponik Melalui Media Ember Sebagai Sol...
Edukasi Budidaya Lele Dan Kangkung Hidroponik Melalui Media Ember Sebagai Sol...
 
Pengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docx
Pengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docxPengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docx
Pengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docx
 
Contoh proposal
Contoh proposalContoh proposal
Contoh proposal
 
BAB I.pdf
BAB I.pdfBAB I.pdf
BAB I.pdf
 
33.laju pertumbuhandanefisiensipakanikannilaoreochromisniloticusy
33.laju pertumbuhandanefisiensipakanikannilaoreochromisniloticusy33.laju pertumbuhandanefisiensipakanikannilaoreochromisniloticusy
33.laju pertumbuhandanefisiensipakanikannilaoreochromisniloticusy
 
kemkes-01.pdf
kemkes-01.pdfkemkes-01.pdf
kemkes-01.pdf
 
1299 2564-1-pb
1299 2564-1-pb1299 2564-1-pb
1299 2564-1-pb
 
Aplikasi ekstrak temulawak_romi novriadi_bbl batam
Aplikasi ekstrak temulawak_romi novriadi_bbl batamAplikasi ekstrak temulawak_romi novriadi_bbl batam
Aplikasi ekstrak temulawak_romi novriadi_bbl batam
 
Laporan praktik kerja lapangan
Laporan praktik kerja lapanganLaporan praktik kerja lapangan
Laporan praktik kerja lapangan
 
KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...
KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA  UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA  UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...
KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANAME DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKA...
 
USAHA BUDIDAYA IKAN PATIN (Pangasius pangasius) DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)
USAHA BUDIDAYA IKAN PATIN (Pangasius pangasius)  DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)  USAHA BUDIDAYA IKAN PATIN (Pangasius pangasius)  DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)
USAHA BUDIDAYA IKAN PATIN (Pangasius pangasius) DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)
 
PPT #9 morph slide green.pp
PPT #9 morph slide green.ppPPT #9 morph slide green.pp
PPT #9 morph slide green.pp
 
program kreativitas mahasiswa (PKM-K)
program kreativitas mahasiswa (PKM-K)program kreativitas mahasiswa (PKM-K)
program kreativitas mahasiswa (PKM-K)
 
Teknologi
TeknologiTeknologi
Teknologi
 
fisnut 12 (1).docx
fisnut 12 (1).docxfisnut 12 (1).docx
fisnut 12 (1).docx
 
PRODUKSI BABY CRAB RAJUNGAN DI HAPA DAN BAK TERKENDALI
PRODUKSI BABY CRAB RAJUNGAN DI HAPA  DAN BAK TERKENDALIPRODUKSI BABY CRAB RAJUNGAN DI HAPA  DAN BAK TERKENDALI
PRODUKSI BABY CRAB RAJUNGAN DI HAPA DAN BAK TERKENDALI
 
Pemanfaatan bahan-pangan-berbasis-rumput-laut-euchemma
Pemanfaatan bahan-pangan-berbasis-rumput-laut-euchemmaPemanfaatan bahan-pangan-berbasis-rumput-laut-euchemma
Pemanfaatan bahan-pangan-berbasis-rumput-laut-euchemma
 
24932925 budidaya-menjadi-primadona-perikanan
24932925 budidaya-menjadi-primadona-perikanan24932925 budidaya-menjadi-primadona-perikanan
24932925 budidaya-menjadi-primadona-perikanan
 

More from brawijaya university

0410115 absPENGARUH MINYAK IKAN (Oleum Iecoris Aselli) TERHADAP PROSES BELAJA...
0410115 absPENGARUH MINYAK IKAN (Oleum Iecoris Aselli) TERHADAP PROSES BELAJA...0410115 absPENGARUH MINYAK IKAN (Oleum Iecoris Aselli) TERHADAP PROSES BELAJA...
0410115 absPENGARUH MINYAK IKAN (Oleum Iecoris Aselli) TERHADAP PROSES BELAJA...brawijaya university
 
PERBANDINGAN KANDUNGAN OMEGA-3 DAN OMEGA-6 DALAM MINYAK MAN LEMURU DENGAN TEK...
PERBANDINGAN KANDUNGAN OMEGA-3 DAN OMEGA-6 DALAM MINYAK MAN LEMURU DENGAN TEK...PERBANDINGAN KANDUNGAN OMEGA-3 DAN OMEGA-6 DALAM MINYAK MAN LEMURU DENGAN TEK...
PERBANDINGAN KANDUNGAN OMEGA-3 DAN OMEGA-6 DALAM MINYAK MAN LEMURU DENGAN TEK...brawijaya university
 
Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari Tempe
Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari TempeKadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari Tempe
Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari Tempebrawijaya university
 
Chapter1 bacterial-isolation-identification-and-storage
Chapter1 bacterial-isolation-identification-and-storageChapter1 bacterial-isolation-identification-and-storage
Chapter1 bacterial-isolation-identification-and-storagebrawijaya university
 
Pipih suptijah kajianefekdayahambat
Pipih suptijah kajianefekdayahambatPipih suptijah kajianefekdayahambat
Pipih suptijah kajianefekdayahambatbrawijaya university
 
Its undergraduate-15574-1406100055-paper
Its undergraduate-15574-1406100055-paperIts undergraduate-15574-1406100055-paper
Its undergraduate-15574-1406100055-paperbrawijaya university
 
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...brawijaya university
 

More from brawijaya university (20)

0410115 absPENGARUH MINYAK IKAN (Oleum Iecoris Aselli) TERHADAP PROSES BELAJA...
0410115 absPENGARUH MINYAK IKAN (Oleum Iecoris Aselli) TERHADAP PROSES BELAJA...0410115 absPENGARUH MINYAK IKAN (Oleum Iecoris Aselli) TERHADAP PROSES BELAJA...
0410115 absPENGARUH MINYAK IKAN (Oleum Iecoris Aselli) TERHADAP PROSES BELAJA...
 
PERBANDINGAN KANDUNGAN OMEGA-3 DAN OMEGA-6 DALAM MINYAK MAN LEMURU DENGAN TEK...
PERBANDINGAN KANDUNGAN OMEGA-3 DAN OMEGA-6 DALAM MINYAK MAN LEMURU DENGAN TEK...PERBANDINGAN KANDUNGAN OMEGA-3 DAN OMEGA-6 DALAM MINYAK MAN LEMURU DENGAN TEK...
PERBANDINGAN KANDUNGAN OMEGA-3 DAN OMEGA-6 DALAM MINYAK MAN LEMURU DENGAN TEK...
 
Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari Tempe
Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari TempeKadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari Tempe
Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari Tempe
 
analisis protein
analisis protein analisis protein
analisis protein
 
fermentation journal
fermentation journalfermentation journal
fermentation journal
 
Chapter1 bacterial-isolation-identification-and-storage
Chapter1 bacterial-isolation-identification-and-storageChapter1 bacterial-isolation-identification-and-storage
Chapter1 bacterial-isolation-identification-and-storage
 
fermentation journal
fermentation journalfermentation journal
fermentation journal
 
biokimia ikan
biokimia ikanbiokimia ikan
biokimia ikan
 
Tkimia netti
Tkimia nettiTkimia netti
Tkimia netti
 
Sifat fisis kimia_(abstrak)
Sifat fisis kimia_(abstrak)Sifat fisis kimia_(abstrak)
Sifat fisis kimia_(abstrak)
 
Ratnawati k
Ratnawati kRatnawati k
Ratnawati k
 
Pipih suptijah kajianefekdayahambat
Pipih suptijah kajianefekdayahambatPipih suptijah kajianefekdayahambat
Pipih suptijah kajianefekdayahambat
 
Oseana xxviii(3)11 16
Oseana xxviii(3)11 16Oseana xxviii(3)11 16
Oseana xxviii(3)11 16
 
Mutu ikan cucut marita 2
Mutu ikan cucut marita 2Mutu ikan cucut marita 2
Mutu ikan cucut marita 2
 
Jurnal uji-linearitas-2
Jurnal uji-linearitas-2Jurnal uji-linearitas-2
Jurnal uji-linearitas-2
 
Jurnal sukris28
Jurnal sukris28Jurnal sukris28
Jurnal sukris28
 
Its undergraduate-15574-1406100055-paper
Its undergraduate-15574-1406100055-paperIts undergraduate-15574-1406100055-paper
Its undergraduate-15574-1406100055-paper
 
Its undergraduate-13327-paper
Its undergraduate-13327-paperIts undergraduate-13327-paper
Its undergraduate-13327-paper
 
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
 
Buletin pn 9_2_2003_38-44_alina
Buletin pn 9_2_2003_38-44_alinaBuletin pn 9_2_2003_38-44_alina
Buletin pn 9_2_2003_38-44_alina
 

DIFUSI TEKNOLOGI PRODUKSI KONSENTRAT PROTEIN DARI IKAN GABUS

  • 1. PG-2430201: Abu Bakar Tawali dkk. DIFUSI TEKNOLOGI PRODUKSI KONSENTRAT PROTEIN DARI IKAN GABUS SEBAGAI FOOD SUPPLEMENT DI JAYAPURA Abu Bakar Tawali 1), Mathelda Kurniaty Roreng 2), Meta Mahendradatta 3), Suryani 4) 1) Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan KM 10 Makassar, HP 08124291427 e-mail: abubakar_tawali@yahoo.com 2) Universitas Papua, Jln. Gunung Salju Amban Manokwari-Tlp (0986)-214991 Disajikan 29-30 Nop 2012 ABSTRAK Tujuan kegiatan Insentif Riset SINas ini adalah memperkenalkan, memproduksi dan mengkomersialkan “konsentrat protein” ikan gabus sebagai food supplement. Kegiatan dilakukan dengan dua pendekatan yaitu transfer teknologi dan internalisasi/ edukasi pada masyarakat di Jayapura. Produk yang didifusikan yaitu produk konsentrat protein ikan gabus telah terbukti dapat digunakan sebagai food suplement untuk mempercepat penyembuhan luka bakar, penyembuhan pasca operasi, meningkatkan status gizi dan daya tahan anak kurang gizi, pasien stroke, ODHA dan pasien penderita TBC. Melalui scale-up proses, Prosedur Operasional Standar (POS) proses pembuatan konsentrat ikan gabus skala usaha telah berhasil dibuat dan dijadikan acuan di dalam difusi teknologi pada masyarakat di Jayapura. UMKM Mitra (CV. Ridha) di Jayapura, sebagai mitra yang mengadopsi produk dan teknologi, telah mampu memproduksi konsentrat ikan gabus skala kecil, 1000 kapsul atau 35 botol (isi 30 kapsul) setiap harinya. Kapasitas produksi masih kecil, disesuaikan dengan kemampuan pemasaran produk, selanjutnya dapat ditingkatkan dengan penggandaan proses melalui pengadaan peralatan pemasakan/pengukusan, pengeringan dan penepungan yang lebih besar. Rendemen konsentrat protein yang didapatkan sebesar 15 %, dikemas dalam kapsul dan diberi merek”Probumin Sentani”. Produk konsentrat mengandung protein 86,81 % di mana 14-15% adalah protein albumin. Edukasi bagi masyarakat telah dilaksanakan terhadap masyarakat umum, stake holder seperti kalangan dokter dan rumah sakit melalui kegiatan workshop, sosialisasi serta melalui media cetak lokal di Jayapura untuk memberi pemahaman, pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan ikan gabus sebagai sumber protein yang bermanfaat untuk meningkatkan gizi masyarakat dan sebagai suplemen mempercepat proses penyembuhan berbagai penyakit. Diharapkan, kegiatan ini dapat meningkatkan nilai tambah ikan gabus, meningkatkan pendapatan masyarakat dan membuka lapangan kerja barus. Hal ini pada akhirnya diharapkan akan berkontribusi pada peningkatkan ketahanan pangan masyarakat di wilayah Jayapura, Papua Barat. Kata Kunci: ikan gabus, konsentrat protein, difusi teknologi, internalisasi I. PENDAHULUAN Secara ilmiah telah dibuktikan bahwa ikan gabus dapat dijadikan sebagai sumber albumin untuk meningkatkan kandungan protein albumin pasien rawat inap dan bagi proses penyembuhan [1] dan dapat digunakan untuk mempercepat penyembuhan berbagai penyakit infeksi [2] karena perannya dalam meningkatkan kadar albumin pada penderita penyakit infeksi yang mengalami hipoalbuminemia (kadar albumin plasma yang rendah, di bawah 3,5 g/dl). Saat ini, pemberian suplemen dengan harga yang mahal masih dilakukan secara parenteral (infus). Di pasaran tersedia “preparat albumin” dengan merek yang berbeda-beda dan harganya sangat mahal sekitar Rp. 1.500.000 per botol yang diberikan minimal selama tiga hari atau total sekitar Rp. 4.500.000. Penelitian-penelitian terbaru menunjuk kan bahwa ikan gabus mempunyai kandungan albumin yang tinggi. Tawali dkk telah melakukan penelitian dengan judul “Produksi konsentrat protein dari ikan gabus yang menghasilkan produk konsentrat protein” skala laboratorium [3]. Produk konsentrat protein ini dijadikan sebagai food supplement dan telah terbukti mampu mempercepat penyembuhan penyakit infeksi dan meningkatkan daya tahan tubuh dan status gizi pasien. Potensi ikan gabus yang melimpah di berbagai daerah seperti di Danau Sentani dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif sumber albumin yang murah. Untuk itu melalui kegiatan Insentif Riset SINas telah dilakukan transfer teknologi dan internalisasi pada masyarakat di Jayapura untuk memperkenalkan, memproduksi dan mengkomersialkan “konsentrat protein” ikan gabus sebagai food supplement. II. METODOLOGI Difusi teknologi dilakukan dengan dua pendekatan yaitu transfer teknologi dan internalisasi/ edukasi pada masyarakat. Transfer produk dan teknologi dilakukan melalu tahapan penggandaan proses produksi dari skala laboratorium ke skala komersial kemudian ditransfer pada mitra usaha melalui pelatihan dan pendampingan.
  • 2. PG-244 0201: Abu Bakar Tawali dkk. Kegiatan edukasi dilakukan melalui penyiapan bahan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dan kegiatan diseminasi melalui presentasi dan pelatihan (workshop) pada masyarakat. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Potensi Ikan Gabus Ikan gabus sebagai bahan baku pembuatan konsentrat protein pada penelitian ini awalnya di diharapkan berasal dari Danau Sentani yang menyimpan potensi sumberdaya ikan yang cukup besar, karena Danau Sentani yang terletak di bawah lereng Pegunungan Cycloop yang terbentang antara kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura, Papua, merupakan salah satu danau terbesar dan terluas di Indonesia. Danau Sentani dengan luas 9.360 hektare dan berada pada ketinggian 75 meter di atas permukaan laut tersebut memiliki 21 buah pulau kecil yang menghiasi danau yang indah ini [4]. Potensi air Danau Sentani yang besar sangat cocok untuk pengembangan budidaya ikan air tawar bagi peningkatan gizi keluarga dan salah satu sumber pendapatan daerah. Saat ini terdapat 29 spesies ikan air tawar dan tiga di antaranya merupakan spesies asli Danau Sentani. Salah satunya adalah ikan gabus, spesies asli Danau Sentani yang tidak terdapat di daerah atau negara lain di dunia. Masyarakat Danau Sentani menyebut ikan gabus asli (Oxyeleotris heterodon) sebesar paha atau betis manusia dengan nama khahebei sedangkan yang masih kecil disebut kayou. Gambar 1. Danau Sentani dengan latar belakang kota Jayapura Sayangnya spesies asli sudah sulit ditemukan oleh masyarakat. Umumnya ikan gabus yang diperdagangkan di pasar-pasar Jayapura dan sekitarnya didominasi oleh ikan gabus yang disebut gabus toraja (gastor) (Channa striata). Ciri-ciri fisiknya, memiliki tubuh sedikit bulat atau bentuk tubuh Sub-cylindrical, panjang 90- 110 cm, bagian punggung cembung, perut rata, dan kepala pipih berwarna hitam dengan gigi yang bergerigi dan runcing mirip dengan ular. Bagian permukaan dan samping punggung berwarna gelap dan bercorak kombinasi warna hitam dan kuning tua, putih pada bagian perut. Disebut gabus toraja karena menurut cerita rakyat yang beredar, pada tahun 1980an perantau dari Tana Toraja Sulawesi Selatan yang banyak mendiami pesisir Danau Sentani secara tidak sengaja membawa ikan gabus dari kampung halaman mereka ke Papua dan dilepas di Danau Sentani. Karena ikan gabus merupakan predator, maka polulasi ikan lainnya terutama ikan asli Danau Sentani secara perlahan mulai hilang dimangsa oleh gastor. Populasi ikan gastor dengan cepat berkembang biak, tidak hanya di Danau Sentani tetapi juga di rawa-rawa dan sungai-sungai dan hutan sagu di wilayah Jayapura. Keadaan ini di satu sisi mengkhawatirkan karena menyebabkan punahnya spesies asli Danau Sentani tetapi di sisi lain gastor menjadi bahan baku yang potensial sebagai sumber protein bagi masyarakat. Pemanfaatan ikan gabus di Jayapura belum banyak, beberapa kelompok masyarakat mengkonsumsi ikan gabus dalam bentuk masakan (dipanggang, digoreng, dimasak berkuah), namun sebagian lagi tidak suka mengkonsumsi ikan gabus toraja karena bentuknya yang menyerupai ular. Ikan gabus diperjualbelikan dengan harga bervariasi antara Rp. 100.000 sampai Rp. 150.000 per ikat, berisi 5-6 ekor dengan berat rata rata 1- 1.5 kg/ekor. Gambar 1. Ikan gabus toraja yang dipasarkan di Jayapura Produk -Teknologi yang Didifusikan Produk dan teknologi yang telah didifusikan ke Jayapura adalah produk dan proses pembuatan ”konsentrat protein ikan gabus” dalam kapsul yang dijadikan sebagai makanan tambahan bagi berbagai kalangan masyarakat. Konsentrat protein ikan gabus telah diteliti dan diproduksi pada skala laboratorium di Laboratorium Pengembangan Produk, Pusat Pangan Gizi dan Kesehatan Universitas Hasanuddin [3]. Produk ini telah terbukti mampu meningkatkan kadar albumin pasien rawat inap dan mempercepat penyembuhan luka bakar dan penyembuhan pasca operasi serta mampu meningkatkan status gizi pasien. Bahkan salah satu produk penelitian berupa konsentrat protein albumin telah dipatenkan [5]. Penelitian-penelitian lain di Unhas, telah membuktikan bahwa konsentrat protein ikan gabus dapat digunakan sebagai food supplement untuk membantu meningkatkan status gizi anak kurang gizi [6], status gizi lansia [7], status gizi dan hemoglobin lansia [8], mempercepat penyembuhan pasien pasca bedah [9], penyembuhan luka [10], meningkatkan status gizi dan daya tahan pasien stroke [11], [12], pasien ODHA [13], pasien penderita TBC [14]. Transfer produk dan Teknologi Scaling-up Produksi Skala Usaha Salah satu tahapan untuk mendifusikan teknologi pada masyarakat di Jayapura adalah penggandaan proses produksi dari skala laboratorium ke skala komersial untuk memperbesar
  • 3. PG-2450201: Abu Bakar Tawali dkk. kemampuan memproduksi konsentrat protein ikan gabus. Scale-up proses dilakukan secara bertahap dari 0,5 kg menjadi 5-10 kg. Sebagai konsekuensi dari pembesaran skala, menyebabkan perubahan dalam perlakuan proses. Oleh karena itu semua tahapan proses pada skala baru perlu dioptimalisasi berlandaskan proses optimal telah diperoleh pada skala laboratorium. Optimalisasi proses produksi konsentrat protein ikan gabus telah berhasil dilakukan dengan menghasilkan Prosedur Operasional Standar (POS) proses pembuatan konsentrat ikan gabus yang meliputi pengadaan bahan baku, pengolahan (persiapan, pengkondisian, pemasakan dan pengukusan, pengeringan, penepungan dan pengkapsulan) dan sanitasi lingkungan usaha. Dokumen ini dijadikan acuan dalam difusi teknologi pada masyarakat di Jayapura. Sebagai tahap pertama dari proses produksi adalah pengadaan bahan baku ikan gabus yang umumnya berasal dari bagian dasar danau atau rawa-rawa. Ikan gabus toraja mengandung berbagai benda asing. Selain itu ikan gabus mengeluarkan lendir yang banyak pada saat ditangkap dan pada saat transportasi. Ikan yang baru diperoleh dari lapangan dibersihkan terutama dari benda- benda asing. Kemudian ikan dibersihkan lebih lanjut dengan mengeluarkan sisik dan insang. Pengeluaran sisik dan insang sangat penting untuk menghindari benda-benda/ kotoran yang tak diinginkan yang dapat terikut pada tahap pengolahan selanjutnya. Proses pembersihan ikan gabus sebanyak 5 kg dengan satu pekerja membutuhkan waktu 30 menit. Tahapan selanjutnya adalah pengolahan ikan gabus menjadi konsentrat ikan gabus yang dikemas dalam kapsul. Ikan gabus yang telah dibersihkan kemudian dikondisikan melalui proses pematangan dan pengeluaran lemak. Peran suhu dan volume pelarut sangat menentukan produk akhir. Perbandingan pelarut dan ikan gabus menentukan tingkat kematangan ikan yang dihasilkan. Jika air terlalu banyak maka sisa air yang banyak menyebabkan protein yang larut air dalam hal ini protein albumin dari ikan gabus akan banyak terbuang. Gambar 3. Proses produksi konsentrat protein ikan gabus Proses selanjutnya adalah penghancuran yang dilakukan menggunakan blender untuk mendapatkan ikan gabus dalam bentuk pasta homogen. Produk ini kemudian dikeringkan sampai kadar air di bawah 4 % agar dapat dihancurkan. Scale-up pengeringan dilakukan menggunakan oven pengering bertingkat dengan suhu yang bervariasi. Optimalisasi pengeringan pada skala produksi yang lebih besar dilakukan untuk mendapatkan perlakuan penggunaan suhu yang tepat untuk menghasilkan ikan gabus yang kering siap digiling. Perlakuan suhu harus diatur agar proses pengeringan berlangsung cepat karena sifat ikan yang mudah rusak. Namun demikian kecepatan pengeringan tidak boleh menyebabkan daging ikan gabus menjadi hangus/gosong dan berwarna kehitaman. Proses pengeringan didasarkan pada data yang telah diperoleh pada skala laboratorium. Beberapa perlakukan diberikan terutama suhu pengeringan. Hasil terbaik optimalisasi pengeringan diperoleh pada pengeringan bertingkat yang dimulai dengan suhu 700 C pada 30 menit awal kemudian suhu diturunkan bertahap sampai 650 C, satu jam berikutnya 600 C kemudian dibiarkan pada suhu 50-55 0 C sampai kadar air mencapai 9-10%. Pada awal pengeringan suhu diberikan agak tinggi agar proses pengeringan berlangsung cepat, namun setelah kadar air berkurang maka suhu oven pengering secara bertahap diturunkan untuk menghindari produk menjadi gosong. Proses pengeringan dihentikan pada saat kadar air mencapai kadar di mana produk kering sudah dapat digiling. Dari hasil optimalisasi terlihat bahwa penggilingan baru dapat dilakukan setelah kadar air mencapai 4 %. Penggilingan dilakukan beberapa kali untuk mendapatkan rendemen yang lebih besar. Bahan yang telah kering tersebut digiling dengan ukuran 100 mesh. Pada skala 5-10 kg bahan baku ikan gabus, penggilingan diulang hingga tiga kali untuk memberikan hasil dengan rendemen terbaik. Konsentrat protein ikan gabus dalam bentuk tepung kemudian dimasukkan ke dalam kapsul 0,7 gram secara manual. Produksi di Lokasi Mitra Rancangan proses produksi berdasarkan hasil optimal sklala usaha yang telah dilakukan diaplikasikan di lokasi mitra berdasarkan Prosedur Operasional Standar yang telah disusun sebelumnya pada tahap scaling-up. Mitra menyiapkan tempat produksi, beberapa peralatan produksi. Proses difusi teknologi dilakukan melalui pelatihan dan pendampingan proses produksi. Pelatihan terutama difokuskan pada proses produksi termasuk pengadaan bahan baku dan rencana pemasaran. Proses produksi yang dilakukan di lokasi mitra disesuaikan dengan peralatan yang tersedia. Kapasitas satu kali proses membutuhkan ikan gabus sebanyak 5 kg. Ikan gabus yang digunakan berasal dari pasar di sekitar Abepura Jayapura. Untuk proses selanjutnya jika kapasitas permintaan cukup besar, CV. Ridha akan bermitra dengan pemasok ikan gabus yang kemudian disimpan dalam keadaan beku setelah dibersihkan. Hasil pelatihan dan uji coba produksi di lokasi mitra menunjukkan bahwa dengan peralatan dan tenaga kerja yang ada (dua orang) saat ini mitra hanya mampu memproses kurang lebih 5 kg ikan gabus setiap harinya (satu kali proses). Hasil produksi dari bahan baku tersebut menghasilkan 700-800 gram konsentrat ikan gabus (rendemen 14-15 %). Dengan kata lain bahwa kemampuan mitra satu kali produksi adalah kurang lebih 1000 kapsul (0,7 gram konsentrat protein/kapsul) atau sekitar 35 botol/hari (1 botol berisi 30 kapsul konsentrat protein). Untuk menghasilkan produksi 1000 botol/bulan maka dibutuhkan bahan baku ikan sebanyak 150 kg/bulan atau 5 kg/hari. Biaya total untuk bahan baku, termasuk bahan pendukung dan kemasan adalah sebesar Rp. 13.500.000. Jika biaya bahan baku ditambah dengan biaya operasional usaha dan penyusutan alat serta memperhitungkan bunga bank, maka total pengeluaran perbulan sebesar kurang lebih Rp. 25.000.000,-. Jika produksi per bulan konstan 1000 botol, maka harga pokok produk konsentrat protein ikan gabus adalah sebesar Rp.25.000,-/botol. Dari hasil analisis ekonomi terlihat bahwa, jika produk dijual Rp 50.000/botol maka
  • 4. PG-246 0201: Abu Bakar Tawali dkk. telah memberikan keuntungan bersih rata-rata Rp. 25 juta per bulan atau Rp. 260.000.000,-/tahun. Produk yang dihasilkan oleh mitra diberi nama Probumin Sentani. Pemasaran produk konsentrat protein ikan gabus sedang dijajaki oleh mitra dalam dua bentuk yaitu penjualan langsung dan penjualan melalui distributor atau perantara. Untuk penjualan langsung, mitra usaha menjual langsung pada masyarakat yang dilakukan melalui komunikasi langsung dengan masyarakat. Pada tahap awal mitra telah menjual produk (sambil menunggu izin) kebanyakan yang dikemas dengan plastik dengan satuan 10 sampai 20 kapsul per kemasan. Penjualan tidak langsung, mitra bekerjasama dengan dokter atau orang tertentu sepeti pedagang multi level yang selama ini telah memasarkan produk-produk kesehatan. Untuk pemasaran ini lebih banyak menggunakan kemasan botol dengan satuan 30 biji/botol. Gambar 4. Produk ”Probumin Sentani” Komunikasi Informasi dan Edulasi Masyarakat Salah satu rangkaian kegitan difusi teknologi adalah kegiatan edukasi pada masyarakat di Jayapura. Material untuk komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) produk seperti brosur, leaflet, poster dan lain-lain telah dirancang dan dicetak untuk keperluan edukasi masyarakat dan sekaligus sebagai media promosi produk yang didifusikan di Jayapuara. Bahan-bahan tersebut berisikan profil, kekhasan serta kegunaan dan manfaat produk konsentrat protein yang berbahan baku ikan gabus dari Danau Sentani. Kegiatan dilaksanakan dengan obyek masyarakat umum, stake holder seperti kalangan dokter di rumah sakit melalui kegiatan workshop, sosialisasi dan melalui media cetak dan elektronik di Jayapura. Rangkaian sosialisasi diawali pada masyarakat di sekitar wilayah mitra usaha. Kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 50 orang ibu-ibu di wilayah Entrop Jayapura. Selain itu telah dilaksanakan workshop dengan tema Pemanfaatan Ikan Gabus Sebagai Makanan Tambahan (Food Supplement) sumber Protein bagi Masyarakat Jayapura di Kota Raja, Abepura, Jayapura bekerja sama dengan dinas kesehatan setempat. Kegiatan ini dihadiri kurang lebih 50 orang utusan dari posyandu dan wakil dari kelompok masyarakat di wilayah Jayapura. Kegiatan workshop yang diadakan selain memperkenalkan produk konsentrat ikan gabus juga memperkenalkan berbagai produk olahan dari ikan gabus bagi masyakat seperti bakso, abon, ikan asap, sosis ikan gabus dan berbagai kue basah yang berbahan baku ikan gabus, masalah pemenuhan gizi keluarga, pemanfaatan ikan gabus untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga terutama kebutuhan protein dan berbagai alternatif diversifikasi olahan ikan gabus. Untuk kalangan yang terkait dengan pemanfaatan produk konsentrat ikan gabus (Probumin Sentani) kegiatan sosialisasi dilakukan pada kegiatan pembukaan pertemuan dokter gigi se Papua yang diadakan oleh Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) cabang Papua. Kegiatan ini dihadiri oleh kurang lebih 40 dokter gigi dari berbagai wilayah di Papua. Selain itu dilakukan presentasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura yang dihadiri kurang lebih 50 peserta: dokter, tenaga medis lainnya dan tenaga administrasi. Kegiatan ini dipandu langsung oleh Direktur RSUD Jayapura. Gambar 5. Workshop pada Masyarakat Pada kegiatan tersebut selain diperkenalkan produk konsentrat protein ikan gabus (Probumin Sentani), juga lebih banyak dipaparkan hasil penelitian berupa manfaat konsentrat ikan gabus sebagai food supplement untuk pasien pasien pasca operasi, gizi buruk, luka bakar, penyakit TBC, liver, pasien stroke dan HIV/AIDS dan lain-lain. Kegiatan KIE ini diharapkan dapat memberi pemahaman, pengetahuan dan keterampilan untuk memanfaatkan ikan gabus sebagai sumber protein yang bermanfaat dalam meningkatkan gizi masyarakat dan sebagai suplemen untuk mempercepat proses penyembuhan berbagai penyakit. IV. KESIMPULAN  Produk konsentrat protein ikan gabus terbukti dapat digunakan sebagai food supplement untuk mempercepat penyembuhan luka bakar, penyembuhan pasca operasi, meningkatkan status gizi dan daya tahan anak kurang gizi, pasien stroke, ODHA dan pasien penderita TBC.  Prosedur Operasional Standar (POS) proses pembuatan konsentrat ikan gabus skala usaha telah berhasil dibuat dan dijadikan acuan di dalam difusi teknologi pada masyarakat di Jayapura.  UMKM Mitra (CV. Ridha) di Jayapura telah mampu memproduksi konsentrat ikan gabus skala kecil, 1000 kapsul atau 35 botol (isi 30 kapsul) setiap harinya
  • 5. PG-2470201: Abu Bakar Tawali dkk.  Produk yang dihasilkan, ”Probumin Sentani” dengan rendemen 15 %, mengandung protein 86,81 % di mana 14-15 % adalah protein albumin  Edukasi bagi masyarakat telah dilaksanakan masyarakat umum, stake holder seperti kalangan dokter, rumah sakit melalui kegiatan workshop, sosialisasi dan melalui media cetak dan elektronik di Jayapura untuk memberi pemahaman, pengetahuan dan keterampilan untuk memanfaatkan ikan gabus sebagai sumber protein yang bermanfaat untuk meningkatkan gizi masyarakat dan sebagai suplemen mempercepat proses penyembuhan berbagai penyakit. UCAPAN TERIMA KASIH Disampaikan terima kasih kepada Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia melalui Program Insentif SINas yang telah mendanai penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Suprayitno, Eddy. 2003. Potensi Serum Albumin Dari Ikan Gabus (Ophiocephalus streatus). Laporan Penelitian, Fakultas Perikanan, Universitas Brawijaya, Malang. [2] Taslim, N.A. 2004. Kecukupan Asupan Makanan pada Penderita Rawat Inap di Rumah Sakit Wahidin. Laporan penelitian Pusat Penelitian Pangan Gizi dan KesehatanUnhas. [3] Tawali A.B., Taslim, N.A., Veni Hadju, Faisal Attamimi. 2005. Pembuatan Tepung Ikan Gabus dan Pemanfaatannya. Laporan Penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Sulsel. [4] Anonim. 2009. “Danau Sentani Mendangkal Lima Meter Setiap Tahun”, artikel di Harian Kompas, 30 Sept 2002, diunduh tanggal 10 Maret 2009 dari: www.polarhome.com [5] Taslim, N.A. A.B. Tawali, Veni Hadju, Faisal Attamini. 2007. Manfaat ikan Gabus sebagai makanan suplement pengganti Albumin, Paten No. Publikasi 047.137.A pada tgl 8 Maret 2007 [6] Santia, B. 2006. Pengaruh Subtitusi Tepung Ikan Gabus Terhadap Mutu Biskuit Sebagai Makanan Tambahan Anak Gizi Kurang. Tesis Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin. [7] Mulyati, 2007. Efek Pemberian Kapsul Albumin Ikan Gabus terhadap Perubahan Status Gizi dan Status Neurologis Penderita Stroke di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar. Tesis Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin. [8] Malle, S. 2009. Pengaruh Pemberian Protein Albumin Ikan Gabus Terhadap Status Gizi dan Kadar Hemoglobin Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Kabupaten Gowa. Tesis Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin. [9] Hidayanti, H. 2007. Pengaruh Pemberian Kapsul Konsentrat Ikan Gabus Pada Pasien Pasca Bedah di RSU DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Tesis Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin. [10] Milasari, N. 2011. Pengaruh pemberian albumin ikan Gabus terhadap penyembuhan luka seksio sesarea elektif. Tesis Program Pascasarjana Unhas [11] Djajakusli, S. 2009. Pengaruh Suplemen Kapsul Ekstrak Protein Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus) pada Penderita Sindrom Nefrotik. Tesis Program Pascasarjana Unhas [12] Ashari, N. 2011. Pengaruh Pemberian Ekstrak Ikan Gabus (PujiminR) terhadap Peningkatan Imunitas Penderita HIV/AIDS. Tesis Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin. [13] Salma, Wa Ode. 2007. Pengaruh Pemberian Kapsul Ikan Gabus Terhadap Kadar Albumin Dan Status Gizi Pada Pasien ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) Di RSU Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Tesis Program Pascasarjana Unhas [14] Malle, J. 2008. Tepung Ikan Gabus untuk Penderita TBC. Tesis Program Pascasarjana Unhas