SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
www.humanikaconsulting.com
PERASAAN dan EMOSI
                       
Perasaan dan emosi biasanya disifatkan sebagai suatu
keadaan (state) dari diri organisme atau individu pada
suatu waktu. Misalnya orang merasa sedih, senang, -
terharu dan sebagainya bila melihat sesuatu, mendengar
sesuatu, mencium bau dan sebagainya.

Perasaan termasuk gejala jiwa yang dimiliki oleh semua
orang hanya corak dan tingkatannya yang tidak sama.
Perasaan tidak termasuk gejala mengenal walaupun
perasaan sering berhubungan dengan gejala pengenalan.

Perasaan ialah keadaan kerohanian
atau peristiwa kejiwaan senang
atau tidak senang           dalam
hubungan      dengan     peristiwa
mengenal dan bersifat subjektif.

  Reaksi dari masing-masing orang terhadap keadaan
  itu tidak sama benar satu dengan yang lain. Karena
  itu dalam perasaan adanya beberapa sifat yang
  tertentu yaitu:

1. Bersangkut paut dengan gejala pengenalan.
   Perasaan yang berhubungan dengan peristiwa
   persepsi, merupakan reaksi kejiwaan terhadap
   stimulus yang mengenainya.

2.   Perasaan bersifat subjektif, lebih subjektif bila
     dibandingkan dengan peristiwa-peristiwa kejiwaan
     yang lain. Sekalipun stimulusnya sama, perasaan yang
     ditimbulkan dapat bermacam-macam sifatnya sesuai
     dengan keadaan masing-masing individu.

3.   Perasaan dialami sebagai rasa senang atau tidak senang
     yang tingkatannya tidak sama. Walaupun demikian ada
     sementara ahli yang mengemukakan bahwa perasaan
     senang dan tidak senang hanyalah merupakan salah
     satu dimensi saja dari perasaan.

     Karena itu perasaan selain tergantung kepada stimulus
     yang datang dari luar, juga bergantung kepada:

1.    Keadaan jasmani individu. Kalau keadaan jasmani
      kurang sehat dapat mempengaruhi soal perasaan yang
      ada pada individu.

2.    Pembawaan (keadaan dasar individu). Hal ini erat
      hubungannya dengan struktur pribadi individu.
      Misalnya ada orang yang mudah marah, sebaliknya ada
      orang yang sukar.

3. Keadaan individu pada sesuatu
   waktu, atau keadaan yang
   temporer seseorang.
DIMENSI PERASAAN
                          
  Menurut W. Wundt perasaan tidak hanya dapat dialami
  oleh individu sebagai perasaan senang atau tidak senang,
  tetapi masih dapat dilihat dari dimensi lain.
 Perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan
  dinyatakan oleh Wundt sebagai dimensi yang pertama.

 Disamping itu masih terdapat dimensi lain yaitu excited
  atau innert feeling; hal ini oleh Wundt digunakan sebagai
  dimensi yang kedua.

 Dimensi lain yang digunakan sebagai dimensi yang
  ketiga yaitu expectancy dan release feeling. Sesuatu
  perasaan dapat dialami oleh individu sebagai
  sesuatu yang masih dalam pengharapan, tetapi ada
  pula perasaan yang dialami individu karena
  peristiwa atau keadaan itu telah nyata terjadi atau
  telah release. (Woodworth & Marquis, 1957).

     Sehubungan soal waktu dan perasaan, Stern juga membedakan perasaan
     dalam tiga golongan yaitu:

1.    Perasaan-perasaan presens, yaitu yang bersangkutan dengan keadaan-
      keadaan sekarang yang dihadapi. Hal ini berhubungan dengan situasi
      yang aktual.

2.    Perasaan-perasaan yang menjangkau maju, merupakan jangkauan ke
      depan dalam kejadian-kejadian yang akan datang, jadi masih dalam
      pengharapan.

3.    Perasaan-perasaan yang berhubungan dengan waktu-waktu yang telah
      lalu, atau melihat kebelakang yang telah terjadi. Misalnya orang merasa
      sedih, karena teringat pada waktu jaman ke-emasannya beberapa tahun
      yang lampau.(Bigot dkk., 1950).
MACAM-MACAM
               PERASAAN
                          
   Max Scheler mengajukan pendapat bahwa ada 4 macam
   tingkatan dalam perasaan, yaitu:
1. Perasaan tingkat sensoris
     Perasaan ini merupakan perasaan yang berdasarkan atas
     kesadaran yang berhubungan dengan stimulus pada
     kejasmanian, misalnya rasa sakit, panas, dingin.

2.   Perasaan kehidupan vital
     Perasaan ini bergantung kepada jasmani seluruhnya,
     misalnya rasa segar, lelah dan sebagainya.

3. Perasaan kejiwaan
   Perasaan ini merupakan perasaan seperti rasa
   gembira, susah, takut.

4. Perasaan kepribadian
   Perasaan     ini    merupakan      perasaan    yang
   berhubungan       dengan     keseluruhan    pribadi,
   misalnya perasaan harga diri, perasaan putus asa,
   perasaan puas. (Bigot, dkk., 1950)

  Kohnstamm memberikan klasifikasi perasaan
  sebagai berikut:
1. Perasaan keindraan
   Perasaan ini adalah perasaan yang berhubungan
   dengan alat-alat indera, misalnya perasaan yang
   berhubungan dengan pencecapan, umpamanya
   asam, asin, pahit, manis; yang berhubungan dengan
   bau dan sebagainya. Juga termasuk dalam hal ini
   perasaan-perasaan lapar, haus, sakit, lelah dan
   sebagainya.

2. Perasaan kejiwaan
a. Perasaan Intelektual
   Perasaan ini merupakan jenis perasaan yang timbul
   atau menyertai perasaan intelektual, yaitu perasaan
   yang timbul bila orang dapat memecahkan suatu
   soal, atau mendapatkan hal-hal yang baru sebagai
   hasil kerja dari segi intelektualnya.Perasaan ini juga
   dapat merupakan suatu pendorong atau dapat
   memotivikasi individu dalam berbuat; dan
   perasaan ini juga dapat merupakan motivasi dalam
   lapangan ilmu.

b.   Perasaan Kesusilaan
     Perasaan ini timbul kalau orang mengalami hal-hal yang baik
     atau buruk menurut norma kesusilaan. Hal-hal yang baik
     akan menimbulkan perasaan yang positif, sedangkan hal-hal
     yang buruk akan menimbulkan perasaan yang negatif.

c.   Perasaan Keindahan
     Perasaan ini timbul kalau orang mengamati sesuatu yang
     indah atau jelek. Yang indah menimbulkan perasaan positif,
     yang jelek menimbulkan perasaan negatif.

d.    Perasaan Kemasyarakatan
     Perasaan ini timbul dengan hubungan dengan
     orang lain. Kalau orang mengikuti keadaan orang
     lain, adanya perasaan yang menyertainya.

e.   Perasaan Harga Diri
     Perasaan ini merupakan perasaan yang menyertai
     harga diri seseorang. Perasaan ini dapat positif,
     yaitu    timbul     kalau orang    mendapatkan
     penghargaan terhadap dirinya.

f.   Perasaan Ke Tuhanan.
     Perasaan ini menyertai kepercayaan kepada Tuhan
     yang mempunyai sifat-sifat yang serba sempurna.
     Perasaan percaya ini akan membawa seseorang
     untuk berbuat baik, berbuat soleh. Perasaan ke
     Tuhanan merupakan perasaan yang tertinggi atau
     terdalam. Perbuatan manusia yang luhur dan suci
     adalah berpusat pada perasaan ke Tuhanan ini.
AFFEK dan STEMING
          (SUASANA HATI)
                        
 Affek merupakan peristiwa psikis yang dapat
  diartikan sebagai rasa ketegangan yang hebat dan
  kuat yang timbul dengan tiba-tiba dalam waktu
  singkat, tidak disadari dan disertai dengan gejala-
  gejala jasmaniah yang hebat pula.

 Stemming adalah suasana hati yang berlangsung
  agak lama, lebih tenang, lebih berkesinambungan
  dan ditandai dengan perasaan senang atau tidak
  senang dan diterima sebagai keadaan sadar.
SIMPATI dan EMPATI
        
 Simpati adalah perasaan ketertarikan terhadap orang lain
  yaitu kecenderungan untuk ikut serta merasakan segala
  sesuatu yang sedang dirasakan orang lain karena adanya
  daya tarik terhadap orang lain tersebut (feeling with
  another person).

 Empati adalah kecenderungan untuk merasakan sesuatu
  yang dilakukan oarng lain andaikata dia dalam situasi
  orang lain. Faktor yang menyebabkannya karena
  didorong oleh emosi yang seolah-olah ikut mengambil
  bagian dari apa yang dirasakan orang lain (feeling into a
  person thing)
DEFINISI EMOSI
               
 Emosi adalah sebagai sesuatu suasana yang kompleks (a
  complex feeling state) dan getaran jiwa ( a strid up state ) yang
  menyertai atau munculnya sebelum dan sesudah terjadinya
  perilaku. (Syamsudin, 2005:114).

 Sedangkan menurut Crow & crow (1958) (dalam Sunarto,
  2002:149) Emosi adalah “An emotion, is an affective experience that
  accompanies generalized inner adjustment and mental physiological
  stirred up states in the individual, and that shows it self in his overt
  behavior.”

 Jadi emosi adalah pengalaman afektif yang disertai
  penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental
  dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.

  Emosi  sebagai      suatu    peristiwa     psikologis
  mengandung ciri – ciri sebagai berikut :

 Lebih bersifat subyektif daripada peristiwa
  psikologis lainnya, seperti pengamatan dan berpikir.
 Bersifat fluktuatif ( tidak tetap ).
 Banyak bersangkut paut dengan peristiwa
  pengenalan panca indera.
PENGGOLONGAN EMOSI
                       
  Membedakan satu emosi dari emosi lainnya dan
  menggolongkan emosi-emosi yang sejenis ke dalam
  satu golongan atau satu tipe adalah sangat sukar
  dilakukan karena hal-hal yang berikut ini:

1. Emosi yang sangat mendalam (misalnya sangat
   marah atau sangat takut) menyebabkan aktivitas
   badan yang sangat tinggi, sehingga seluruh tubuh
   diaktifkan, dan dalam keadaan seperti ini sukar
   untuk menentukan apakah seseorang sedang takut
   atau sedang marah.

2.   Satu orang dapat menghayati satu macam emosi dengan
     berbagai cara. Misalnya, kalau marah ia mungkin
     gemetar di tempat, tetapi lain kali mungkin ia memaki-
     maki, dan lain kali lagi ia mungkin lari.

3.   Nama yang umumnya diberikan kepada berbagai jenis
     emosi biasanya didasarkan pada sifat rangsangnya
     bukan pada keadaan emosinya sendiri. Jadi, "takut"
     adalah emosi yang timbul terhadap suatu bahaya,
     "marah" adalah emosi yang timbul terhadap sesuatu
     yang menjengkelkan.

4. Pengenalan emosi secara subyektif dan introspektif,
   juga sukar dilakukan karena selalu saja akan ada
   pengaruh dari lingkungan.
PERTUMBUHAN EMOSI
                            
 Pertumbuhan dan perkembangan emosi, seperti juga pada
  tingkah laku lainnya, ditentukan oleh proses pematangan
  dan proses belajar. Seorang bayi yang baru lahir sudah dapat
  menangis, tetapi ia hampir mencapai tingkat kematangan
  tertentu sebelum ia dapat tertawa. Kalau anak itu sudah
  lebih besar, maka ia akan belajar bahwa menangis dan tertawa
  dapat digunakan untuk maksud-maksud tertentu pada situasi-
  situasi tertentu.

 Pengaruh       kebudayaan      besar    sekali     terhadap
  perkembangan emosi, karena dalam tiap-tiap kebudayaan
  diajarkan cara menyatakan emosi yang konvensional dan khas
  dalam kebudayaan yang bersangkutan, sehingga ekspresi
  emosi tersebut dapat dimengerti oleh orang-orang lain dalam
  kebudayaan yang sama.
CONTOH-CONTOH
          PENGARUH EMOSI
                       
a. memperkuat semangat, apabila orang merasa
   senang atau puas atas hasil yang telah dicapai
b. melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa
   karena kegagalan dan sebagai puncak dari keadaan
   ini ialah timbulnya rasa putus asa ( frustasi ).
c. menghambat atau mengganggu konsentrsi belajar,
   apabila sedang mengalami ketegangan emosi dan
   bisa juga menimbulkan sikap gugup ( nervous ) dan
   gagap dalam berbicara.

d. terganggu penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa
   cemburu dan iri hati
e. suasana emosional yang diterima dan dialami
   individu semasa kecilnya akan mempengaruhi
   sikapnya dikemudian hari, baik terhadap dirinya
   sendiri maupun terhadap orang lain.
JENIS EMOSI             PERUBAHAN FISIK

1.   Terpesona        1.
                       2.
                             Reaksi elektris pada kulit
                             Peredaran darah
2.   Marah                   bertambah cepat
3.   Terkejut           3.   Denyut jantung bertambah
                             cepat
4.   Kecewa             4.   Bernapas panjang
5.   Sakit / Marah      5.   Pupil mata membesar
6.   Takut / Tegang     6.   Air liur mengering
                        7.   Bulu roma berdiri
7.   Takut
                        8.   Pencernaan terganggu,
8.   Tegang                  otot – otot menegang atau
                             bergetar ( tremor )
TEORI-TEORI EMOSI
         
     Bagaimanakah hubungan antara emosi dengan gejala-gejala
     kejasmanian, yaitu apakah emosi yang menimbulkan gejala-
     gejala kejasmanian yang menimbulakan emosi. Mengenai hal
     ini adanya pendapat yang satu bertentangan dengan pendapat
     yang lain. Pendapat-pendapat ini sering dikenal dengan teori-
     teori dalam emosi, yaitu:

1.    Teori sentral
      Menurut teori atau pendapat ini gejala kejasmanian
      merupakan akibat dari emosi yang dialami oleh individu; jadi
      individu mengalami emosi terlebih dahulu baru kemudian
      mengalami perubahan-perubahan dalam kejasmaniannya.

2. Teori perifir
   Menurut pendapat atau teori ini justru sebaliknya.
   Gejala-gejala kejasmanian bukanlah merupakan
   akkibat dari emosi yang dialami oleh individu,
   tetapi malahan emosi yang dialami oleh individu
   merupakan akibat dari gejala-gejala kejasmanian.
   Menurut teori ini orang tidak menangis karena
   susah, tetapi sebaliknya ia susah karena menangis.

3. Teori kepribadian
   Menurut pendapat atau teori ini ialah bahwa emosi
   merupakan suatu aktivitas pribadi, dimana pribadi
   ini tidak dapat di pisah-pisahkan dalam jasmanai
   dan psikis sebagai substansi yang terpisah. Karena
   itu maka emosi meliputi pula perubahan-
   perubahan kejasmanian.

 Teori Emosi James-Lange
  Ada dua macam pendapat tentang terjadinya emosi.
  Pendapat yang nativistik mengatakan bahwa emosi-
  emosi itu pada dasarnya merupakan bawaan sejak
  lahir, sedangkan pendapat yang empiristik
  mengatakan     bahwa     emosi   dibentuk   oleh
  pengalaman dan proses belajar.
   Teori ini sering juga disebut teori perifer. Dalam teori ini
    disebutkan bahwa emosi timbul setelah terjadinya reaksi
    psikologik

 Teori Emosi Wilhelm Wundt (1832 - 1920)
  Menurut Wundt ada tiga pasang kutub emosi, yaitu :

1.   Senang - tak senang
2.   Tegang - tak tegang
3.   Semangat - tenang
Berkarya untuk
1ndONEsia
   

More Related Content

What's hot

Psikologi sosial
Psikologi sosialPsikologi sosial
Psikologi sosialPuryanto SS
 
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund FreudDinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund Freudelmakrufi
 
ppt psikologi sikap[2].pptx
ppt psikologi sikap[2].pptxppt psikologi sikap[2].pptx
ppt psikologi sikap[2].pptxHeyyPutt
 
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERNORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERNDIKNAS PENDIDIKAN
 
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPT
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPTPERKEMBANGAN MASA BAYI PPT
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPTAndhika Pratama
 
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifContoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifStevany Sinaga
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisissafutri nurhidayah
 
Psikologi individu ALLPORT
Psikologi individu ALLPORTPsikologi individu ALLPORT
Psikologi individu ALLPORTNabilahazhar5
 
Psikologi sosial makalah sikap
Psikologi sosial makalah sikapPsikologi sosial makalah sikap
Psikologi sosial makalah sikapvidyatiara
 
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"vidyatiara
 

What's hot (20)

Emosi
EmosiEmosi
Emosi
 
Psikologi sosial
Psikologi sosialPsikologi sosial
Psikologi sosial
 
Psikologi Emosi
Psikologi EmosiPsikologi Emosi
Psikologi Emosi
 
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund FreudDinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
 
Psikoanalisis
PsikoanalisisPsikoanalisis
Psikoanalisis
 
Kecerdasan Emosional
Kecerdasan EmosionalKecerdasan Emosional
Kecerdasan Emosional
 
Gordon Allport
Gordon AllportGordon Allport
Gordon Allport
 
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCKPsikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
 
ppt psikologi sikap[2].pptx
ppt psikologi sikap[2].pptxppt psikologi sikap[2].pptx
ppt psikologi sikap[2].pptx
 
Emosi dan Suasana Hati
Emosi dan Suasana HatiEmosi dan Suasana Hati
Emosi dan Suasana Hati
 
Neo psikoanalisa
Neo psikoanalisaNeo psikoanalisa
Neo psikoanalisa
 
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERNORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
 
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPT
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPTPERKEMBANGAN MASA BAYI PPT
PERKEMBANGAN MASA BAYI PPT
 
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifContoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisis
 
Psikologi individu ALLPORT
Psikologi individu ALLPORTPsikologi individu ALLPORT
Psikologi individu ALLPORT
 
Kepribadian ppt
Kepribadian pptKepribadian ppt
Kepribadian ppt
 
Psikologi sosial makalah sikap
Psikologi sosial makalah sikapPsikologi sosial makalah sikap
Psikologi sosial makalah sikap
 
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
 
Teori Abraham Maslow
Teori Abraham Maslow Teori Abraham Maslow
Teori Abraham Maslow
 

Similar to Emotion and mood

Similar to Emotion and mood (20)

Gejala perasaan
Gejala perasaanGejala perasaan
Gejala perasaan
 
Gejala perasaan
Gejala perasaanGejala perasaan
Gejala perasaan
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologi
 
Emosional psikologi
Emosional psikologiEmosional psikologi
Emosional psikologi
 
Psikologi umum "emosi"
Psikologi umum "emosi"Psikologi umum "emosi"
Psikologi umum "emosi"
 
Emosi 1 [compatibility_mode]
Emosi 1 [compatibility_mode]Emosi 1 [compatibility_mode]
Emosi 1 [compatibility_mode]
 
Emosi
Emosi Emosi
Emosi
 
Emosi
EmosiEmosi
Emosi
 
Psikologi (gejala afeksi, konasi,dst)(1)
Psikologi (gejala afeksi, konasi,dst)(1)Psikologi (gejala afeksi, konasi,dst)(1)
Psikologi (gejala afeksi, konasi,dst)(1)
 
emosi-dan-stres-adaptasi-ppt.pptx
emosi-dan-stres-adaptasi-ppt.pptxemosi-dan-stres-adaptasi-ppt.pptx
emosi-dan-stres-adaptasi-ppt.pptx
 
Emosi dan Komunikasi
Emosi dan KomunikasiEmosi dan Komunikasi
Emosi dan Komunikasi
 
emosi-150319061245-conversion-gate01.pdf
emosi-150319061245-conversion-gate01.pdfemosi-150319061245-conversion-gate01.pdf
emosi-150319061245-conversion-gate01.pdf
 
Makalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikanMakalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikan
 
REGULASI EMOSI (DASAR KONSEPTUAL)
REGULASI EMOSI (DASAR KONSEPTUAL)REGULASI EMOSI (DASAR KONSEPTUAL)
REGULASI EMOSI (DASAR KONSEPTUAL)
 
Kepribadian dan Emosi
Kepribadian dan EmosiKepribadian dan Emosi
Kepribadian dan Emosi
 
5. KECERDASAN EMOSI.pptx
5. KECERDASAN EMOSI.pptx5. KECERDASAN EMOSI.pptx
5. KECERDASAN EMOSI.pptx
 
Emosi, Stress dan Adaptasi
Emosi, Stress dan AdaptasiEmosi, Stress dan Adaptasi
Emosi, Stress dan Adaptasi
 
Emosi, Stress dan Adaptasi
Emosi, Stress dan AdaptasiEmosi, Stress dan Adaptasi
Emosi, Stress dan Adaptasi
 
Emosi
EmosiEmosi
Emosi
 
Empati sebagai salah satu aspek pengendalian emosi
Empati sebagai salah satu aspek pengendalian emosiEmpati sebagai salah satu aspek pengendalian emosi
Empati sebagai salah satu aspek pengendalian emosi
 

More from Seta Wicaksana

Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiSeta Wicaksana
 
Organizational Structure Running A Successful Business
Organizational Structure Running A Successful BusinessOrganizational Structure Running A Successful Business
Organizational Structure Running A Successful BusinessSeta Wicaksana
 
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...Seta Wicaksana
 
Understanding Business Function and Business Process
Understanding Business Function and Business ProcessUnderstanding Business Function and Business Process
Understanding Business Function and Business ProcessSeta Wicaksana
 
HC Company Profile 2024 Excellence Journey
HC Company Profile 2024 Excellence JourneyHC Company Profile 2024 Excellence Journey
HC Company Profile 2024 Excellence JourneySeta Wicaksana
 
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive Advantages
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive AdvantagesBusiness Strategy Creating and Sustaining Competitive Advantages
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive AdvantagesSeta Wicaksana
 
Strategic Management Organization objective with Appreciative Inquiry
Strategic Management Organization objective with Appreciative InquiryStrategic Management Organization objective with Appreciative Inquiry
Strategic Management Organization objective with Appreciative InquirySeta Wicaksana
 
Developing Organization's Vision, Mission and Values
Developing Organization's Vision, Mission and ValuesDeveloping Organization's Vision, Mission and Values
Developing Organization's Vision, Mission and ValuesSeta Wicaksana
 
The Future of Business, Organization and HRM
The Future of Business, Organization and HRMThe Future of Business, Organization and HRM
The Future of Business, Organization and HRMSeta Wicaksana
 
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCATransformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCASeta Wicaksana
 
Using Workload Analysis for Manpower Planning
Using Workload Analysis for Manpower PlanningUsing Workload Analysis for Manpower Planning
Using Workload Analysis for Manpower PlanningSeta Wicaksana
 
The Talent Management Navigator Performance Management
The Talent Management Navigator Performance ManagementThe Talent Management Navigator Performance Management
The Talent Management Navigator Performance ManagementSeta Wicaksana
 
Integrating Talent Management Practices
Integrating Talent Management PracticesIntegrating Talent Management Practices
Integrating Talent Management PracticesSeta Wicaksana
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coaching
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coachingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coaching
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coachingSeta Wicaksana
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Leading
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through LeadingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Leading
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through LeadingSeta Wicaksana
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Participating
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through ParticipatingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Participating
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through ParticipatingSeta Wicaksana
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)Seta Wicaksana
 
SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)
SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)
SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)Seta Wicaksana
 
Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY
Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY
Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY Seta Wicaksana
 

More from Seta Wicaksana (20)

Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
 
Organizational Structure Running A Successful Business
Organizational Structure Running A Successful BusinessOrganizational Structure Running A Successful Business
Organizational Structure Running A Successful Business
 
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...
 
Understanding Business Function and Business Process
Understanding Business Function and Business ProcessUnderstanding Business Function and Business Process
Understanding Business Function and Business Process
 
HC Company Profile 2024 Excellence Journey
HC Company Profile 2024 Excellence JourneyHC Company Profile 2024 Excellence Journey
HC Company Profile 2024 Excellence Journey
 
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive Advantages
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive AdvantagesBusiness Strategy Creating and Sustaining Competitive Advantages
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive Advantages
 
Strategic Management Organization objective with Appreciative Inquiry
Strategic Management Organization objective with Appreciative InquiryStrategic Management Organization objective with Appreciative Inquiry
Strategic Management Organization objective with Appreciative Inquiry
 
Developing Organization's Vision, Mission and Values
Developing Organization's Vision, Mission and ValuesDeveloping Organization's Vision, Mission and Values
Developing Organization's Vision, Mission and Values
 
The Future of Business, Organization and HRM
The Future of Business, Organization and HRMThe Future of Business, Organization and HRM
The Future of Business, Organization and HRM
 
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCATransformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
 
Using Workload Analysis for Manpower Planning
Using Workload Analysis for Manpower PlanningUsing Workload Analysis for Manpower Planning
Using Workload Analysis for Manpower Planning
 
The Talent Management Navigator Performance Management
The Talent Management Navigator Performance ManagementThe Talent Management Navigator Performance Management
The Talent Management Navigator Performance Management
 
Integrating Talent Management Practices
Integrating Talent Management PracticesIntegrating Talent Management Practices
Integrating Talent Management Practices
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coaching
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coachingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coaching
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coaching
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Leading
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through LeadingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Leading
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Leading
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Participating
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through ParticipatingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Participating
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Participating
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)
 
SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)
SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)
SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)
 
Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY
Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY
Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY
 
Leading in A Culture
Leading in A CultureLeading in A Culture
Leading in A Culture
 

Recently uploaded

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 

Recently uploaded (20)

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 

Emotion and mood

  • 2. PERASAAN dan EMOSI  Perasaan dan emosi biasanya disifatkan sebagai suatu keadaan (state) dari diri organisme atau individu pada suatu waktu. Misalnya orang merasa sedih, senang, - terharu dan sebagainya bila melihat sesuatu, mendengar sesuatu, mencium bau dan sebagainya. Perasaan termasuk gejala jiwa yang dimiliki oleh semua orang hanya corak dan tingkatannya yang tidak sama. Perasaan tidak termasuk gejala mengenal walaupun perasaan sering berhubungan dengan gejala pengenalan.
  • 3.  Perasaan ialah keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan senang atau tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat subjektif.
  • 4.  Reaksi dari masing-masing orang terhadap keadaan itu tidak sama benar satu dengan yang lain. Karena itu dalam perasaan adanya beberapa sifat yang tertentu yaitu: 1. Bersangkut paut dengan gejala pengenalan. Perasaan yang berhubungan dengan peristiwa persepsi, merupakan reaksi kejiwaan terhadap stimulus yang mengenainya.
  • 5.  2. Perasaan bersifat subjektif, lebih subjektif bila dibandingkan dengan peristiwa-peristiwa kejiwaan yang lain. Sekalipun stimulusnya sama, perasaan yang ditimbulkan dapat bermacam-macam sifatnya sesuai dengan keadaan masing-masing individu. 3. Perasaan dialami sebagai rasa senang atau tidak senang yang tingkatannya tidak sama. Walaupun demikian ada sementara ahli yang mengemukakan bahwa perasaan senang dan tidak senang hanyalah merupakan salah satu dimensi saja dari perasaan.
  • 6. Karena itu perasaan selain tergantung kepada stimulus yang datang dari luar, juga bergantung kepada: 1. Keadaan jasmani individu. Kalau keadaan jasmani kurang sehat dapat mempengaruhi soal perasaan yang ada pada individu. 2. Pembawaan (keadaan dasar individu). Hal ini erat hubungannya dengan struktur pribadi individu. Misalnya ada orang yang mudah marah, sebaliknya ada orang yang sukar.
  • 7.  3. Keadaan individu pada sesuatu waktu, atau keadaan yang temporer seseorang.
  • 8.
  • 9. DIMENSI PERASAAN  Menurut W. Wundt perasaan tidak hanya dapat dialami oleh individu sebagai perasaan senang atau tidak senang, tetapi masih dapat dilihat dari dimensi lain.  Perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dinyatakan oleh Wundt sebagai dimensi yang pertama.  Disamping itu masih terdapat dimensi lain yaitu excited atau innert feeling; hal ini oleh Wundt digunakan sebagai dimensi yang kedua.
  • 10.   Dimensi lain yang digunakan sebagai dimensi yang ketiga yaitu expectancy dan release feeling. Sesuatu perasaan dapat dialami oleh individu sebagai sesuatu yang masih dalam pengharapan, tetapi ada pula perasaan yang dialami individu karena peristiwa atau keadaan itu telah nyata terjadi atau telah release. (Woodworth & Marquis, 1957).
  • 11. Sehubungan soal waktu dan perasaan, Stern juga membedakan perasaan dalam tiga golongan yaitu: 1. Perasaan-perasaan presens, yaitu yang bersangkutan dengan keadaan- keadaan sekarang yang dihadapi. Hal ini berhubungan dengan situasi yang aktual. 2. Perasaan-perasaan yang menjangkau maju, merupakan jangkauan ke depan dalam kejadian-kejadian yang akan datang, jadi masih dalam pengharapan. 3. Perasaan-perasaan yang berhubungan dengan waktu-waktu yang telah lalu, atau melihat kebelakang yang telah terjadi. Misalnya orang merasa sedih, karena teringat pada waktu jaman ke-emasannya beberapa tahun yang lampau.(Bigot dkk., 1950).
  • 12. MACAM-MACAM PERASAAN  Max Scheler mengajukan pendapat bahwa ada 4 macam tingkatan dalam perasaan, yaitu: 1. Perasaan tingkat sensoris Perasaan ini merupakan perasaan yang berdasarkan atas kesadaran yang berhubungan dengan stimulus pada kejasmanian, misalnya rasa sakit, panas, dingin. 2. Perasaan kehidupan vital Perasaan ini bergantung kepada jasmani seluruhnya, misalnya rasa segar, lelah dan sebagainya.
  • 13.  3. Perasaan kejiwaan Perasaan ini merupakan perasaan seperti rasa gembira, susah, takut. 4. Perasaan kepribadian Perasaan ini merupakan perasaan yang berhubungan dengan keseluruhan pribadi, misalnya perasaan harga diri, perasaan putus asa, perasaan puas. (Bigot, dkk., 1950)
  • 14.  Kohnstamm memberikan klasifikasi perasaan sebagai berikut: 1. Perasaan keindraan Perasaan ini adalah perasaan yang berhubungan dengan alat-alat indera, misalnya perasaan yang berhubungan dengan pencecapan, umpamanya asam, asin, pahit, manis; yang berhubungan dengan bau dan sebagainya. Juga termasuk dalam hal ini perasaan-perasaan lapar, haus, sakit, lelah dan sebagainya.
  • 15.  2. Perasaan kejiwaan a. Perasaan Intelektual Perasaan ini merupakan jenis perasaan yang timbul atau menyertai perasaan intelektual, yaitu perasaan yang timbul bila orang dapat memecahkan suatu soal, atau mendapatkan hal-hal yang baru sebagai hasil kerja dari segi intelektualnya.Perasaan ini juga dapat merupakan suatu pendorong atau dapat memotivikasi individu dalam berbuat; dan perasaan ini juga dapat merupakan motivasi dalam lapangan ilmu.
  • 16.  b. Perasaan Kesusilaan Perasaan ini timbul kalau orang mengalami hal-hal yang baik atau buruk menurut norma kesusilaan. Hal-hal yang baik akan menimbulkan perasaan yang positif, sedangkan hal-hal yang buruk akan menimbulkan perasaan yang negatif. c. Perasaan Keindahan Perasaan ini timbul kalau orang mengamati sesuatu yang indah atau jelek. Yang indah menimbulkan perasaan positif, yang jelek menimbulkan perasaan negatif.
  • 17.  d. Perasaan Kemasyarakatan Perasaan ini timbul dengan hubungan dengan orang lain. Kalau orang mengikuti keadaan orang lain, adanya perasaan yang menyertainya. e. Perasaan Harga Diri Perasaan ini merupakan perasaan yang menyertai harga diri seseorang. Perasaan ini dapat positif, yaitu timbul kalau orang mendapatkan penghargaan terhadap dirinya.
  • 18.  f. Perasaan Ke Tuhanan. Perasaan ini menyertai kepercayaan kepada Tuhan yang mempunyai sifat-sifat yang serba sempurna. Perasaan percaya ini akan membawa seseorang untuk berbuat baik, berbuat soleh. Perasaan ke Tuhanan merupakan perasaan yang tertinggi atau terdalam. Perbuatan manusia yang luhur dan suci adalah berpusat pada perasaan ke Tuhanan ini.
  • 19. AFFEK dan STEMING (SUASANA HATI)   Affek merupakan peristiwa psikis yang dapat diartikan sebagai rasa ketegangan yang hebat dan kuat yang timbul dengan tiba-tiba dalam waktu singkat, tidak disadari dan disertai dengan gejala- gejala jasmaniah yang hebat pula.  Stemming adalah suasana hati yang berlangsung agak lama, lebih tenang, lebih berkesinambungan dan ditandai dengan perasaan senang atau tidak senang dan diterima sebagai keadaan sadar.
  • 20. SIMPATI dan EMPATI   Simpati adalah perasaan ketertarikan terhadap orang lain yaitu kecenderungan untuk ikut serta merasakan segala sesuatu yang sedang dirasakan orang lain karena adanya daya tarik terhadap orang lain tersebut (feeling with another person).  Empati adalah kecenderungan untuk merasakan sesuatu yang dilakukan oarng lain andaikata dia dalam situasi orang lain. Faktor yang menyebabkannya karena didorong oleh emosi yang seolah-olah ikut mengambil bagian dari apa yang dirasakan orang lain (feeling into a person thing)
  • 21.
  • 22. DEFINISI EMOSI   Emosi adalah sebagai sesuatu suasana yang kompleks (a complex feeling state) dan getaran jiwa ( a strid up state ) yang menyertai atau munculnya sebelum dan sesudah terjadinya perilaku. (Syamsudin, 2005:114).  Sedangkan menurut Crow & crow (1958) (dalam Sunarto, 2002:149) Emosi adalah “An emotion, is an affective experience that accompanies generalized inner adjustment and mental physiological stirred up states in the individual, and that shows it self in his overt behavior.”  Jadi emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
  • 23.  Emosi sebagai suatu peristiwa psikologis mengandung ciri – ciri sebagai berikut :  Lebih bersifat subyektif daripada peristiwa psikologis lainnya, seperti pengamatan dan berpikir.  Bersifat fluktuatif ( tidak tetap ).  Banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera.
  • 24. PENGGOLONGAN EMOSI  Membedakan satu emosi dari emosi lainnya dan menggolongkan emosi-emosi yang sejenis ke dalam satu golongan atau satu tipe adalah sangat sukar dilakukan karena hal-hal yang berikut ini: 1. Emosi yang sangat mendalam (misalnya sangat marah atau sangat takut) menyebabkan aktivitas badan yang sangat tinggi, sehingga seluruh tubuh diaktifkan, dan dalam keadaan seperti ini sukar untuk menentukan apakah seseorang sedang takut atau sedang marah.
  • 25.  2. Satu orang dapat menghayati satu macam emosi dengan berbagai cara. Misalnya, kalau marah ia mungkin gemetar di tempat, tetapi lain kali mungkin ia memaki- maki, dan lain kali lagi ia mungkin lari. 3. Nama yang umumnya diberikan kepada berbagai jenis emosi biasanya didasarkan pada sifat rangsangnya bukan pada keadaan emosinya sendiri. Jadi, "takut" adalah emosi yang timbul terhadap suatu bahaya, "marah" adalah emosi yang timbul terhadap sesuatu yang menjengkelkan.
  • 26.  4. Pengenalan emosi secara subyektif dan introspektif, juga sukar dilakukan karena selalu saja akan ada pengaruh dari lingkungan.
  • 27. PERTUMBUHAN EMOSI   Pertumbuhan dan perkembangan emosi, seperti juga pada tingkah laku lainnya, ditentukan oleh proses pematangan dan proses belajar. Seorang bayi yang baru lahir sudah dapat menangis, tetapi ia hampir mencapai tingkat kematangan tertentu sebelum ia dapat tertawa. Kalau anak itu sudah lebih besar, maka ia akan belajar bahwa menangis dan tertawa dapat digunakan untuk maksud-maksud tertentu pada situasi- situasi tertentu.  Pengaruh kebudayaan besar sekali terhadap perkembangan emosi, karena dalam tiap-tiap kebudayaan diajarkan cara menyatakan emosi yang konvensional dan khas dalam kebudayaan yang bersangkutan, sehingga ekspresi emosi tersebut dapat dimengerti oleh orang-orang lain dalam kebudayaan yang sama.
  • 28. CONTOH-CONTOH PENGARUH EMOSI  a. memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah dicapai b. melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa ( frustasi ). c. menghambat atau mengganggu konsentrsi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup ( nervous ) dan gagap dalam berbicara.
  • 29.  d. terganggu penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati e. suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan mempengaruhi sikapnya dikemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.
  • 30. JENIS EMOSI PERUBAHAN FISIK 1. Terpesona 1. 2. Reaksi elektris pada kulit Peredaran darah 2. Marah bertambah cepat 3. Terkejut 3. Denyut jantung bertambah cepat 4. Kecewa 4. Bernapas panjang 5. Sakit / Marah 5. Pupil mata membesar 6. Takut / Tegang 6. Air liur mengering 7. Bulu roma berdiri 7. Takut 8. Pencernaan terganggu, 8. Tegang otot – otot menegang atau bergetar ( tremor )
  • 31. TEORI-TEORI EMOSI  Bagaimanakah hubungan antara emosi dengan gejala-gejala kejasmanian, yaitu apakah emosi yang menimbulkan gejala- gejala kejasmanian yang menimbulakan emosi. Mengenai hal ini adanya pendapat yang satu bertentangan dengan pendapat yang lain. Pendapat-pendapat ini sering dikenal dengan teori- teori dalam emosi, yaitu: 1. Teori sentral Menurut teori atau pendapat ini gejala kejasmanian merupakan akibat dari emosi yang dialami oleh individu; jadi individu mengalami emosi terlebih dahulu baru kemudian mengalami perubahan-perubahan dalam kejasmaniannya.
  • 32.  2. Teori perifir Menurut pendapat atau teori ini justru sebaliknya. Gejala-gejala kejasmanian bukanlah merupakan akkibat dari emosi yang dialami oleh individu, tetapi malahan emosi yang dialami oleh individu merupakan akibat dari gejala-gejala kejasmanian. Menurut teori ini orang tidak menangis karena susah, tetapi sebaliknya ia susah karena menangis.
  • 33.  3. Teori kepribadian Menurut pendapat atau teori ini ialah bahwa emosi merupakan suatu aktivitas pribadi, dimana pribadi ini tidak dapat di pisah-pisahkan dalam jasmanai dan psikis sebagai substansi yang terpisah. Karena itu maka emosi meliputi pula perubahan- perubahan kejasmanian.
  • 34.   Teori Emosi James-Lange Ada dua macam pendapat tentang terjadinya emosi. Pendapat yang nativistik mengatakan bahwa emosi- emosi itu pada dasarnya merupakan bawaan sejak lahir, sedangkan pendapat yang empiristik mengatakan bahwa emosi dibentuk oleh pengalaman dan proses belajar.  Teori ini sering juga disebut teori perifer. Dalam teori ini disebutkan bahwa emosi timbul setelah terjadinya reaksi psikologik
  • 35.   Teori Emosi Wilhelm Wundt (1832 - 1920) Menurut Wundt ada tiga pasang kutub emosi, yaitu : 1. Senang - tak senang 2. Tegang - tak tegang 3. Semangat - tenang

Editor's Notes

  1. Denganperkataan lain perasaandisifatkansebagaisuatukeadaanjiwasebagaiakibatadanyaperistiwa-peristiwa yang padaumumnyadatangdariluar; danperistiwa-peristiwatersebutpadaumumnyamenimbulkankegoncangan-kegoncanganpadaindividu yang bersangkutan.
  2. Ada yang mengalamikeadaansangatmenyenangkan, tetapisebaliknyajugaada yang biasasaja, danbahkanmungkinada yang mengalamiperasaan yang kurangsenang. Dengandemikian, sekalipunstimulusnyasama, tetapiperasaan yang ditimbulkanoleh stimulus tersebutdapatberlain-lainan.
  3. Padaumumnyaorang yang dalamkeadaansakit, sifatnyalebihperasabiladibandingkandengankeadaanjasmani yang sehat. Sehinggadengandemikianstrukturpribadiindividuakanturutmenentukanmudahtidaknyaseseorangmengalamisesuatuperasaan.
  4. Misalnyaorang yang padasuatuwaktusedangkalutpikirannya, akanmudahsekaliterkenaperasaanbiladibandingkanindividuitudalamkeadaan normal.
  5. Sesuatuperasaan yang dialamiolehindividuitudapatdisertaitingkahlakuperbuatan yang menampak, misalnyaorangmenari-narikarenagembirasekalisehabismenerimauangbanyakatau lulus ujian, tetapiada pula sekalipuniamenerimauangbanyakatau lulus ujiandanmengalamisesuatuperasaan, tetapiiatetaptenangsajatanpaadanyaperbuatan-perbuatanatautingkahlaku yang menampaksepertipadaorang yang pertama.
  6. Orangakanmerasasenangdanpuasbiladapatmendapatkansuatupendapatatauteori yang barudalamlapanganilmu. Anakjugaakanmerasasenangdanpuas, misalnyabilaiadapatmemecahkansoalhitungan yang menurutukurannyamerupakansuatusoal yang cukupberat. Perasaan yang timbuliniadalah yang berhubungandengansegiintelektualnya.
  7. Jadiorangakanmengalamiperasaan yang positifkalauiaberbuatbaik, demikiansebaliknyaiaakanmengalamiperasaan yang negatifkalauberbuatjelek.
  8. Perasaandapatbermacam-macamcoraknya, misalnyabenciatauantipati, senangatausimpati. Perasaansenangadalahmerupakanperasaan yang positif, kebencianmerupakanperasaan yang negatif. Perasaankebangsaanmerupakanperasaankemasyarakatanjuga.Perasaaninidapatmeningkatkepadaperasaanhargadirilebih. Tetapiperasaaninijugadapatbersifatnegatifyaitubilaorangmendapatkankekecewaan. Inidapatmenimbulkan rasa hargadirikurang.
  9. DalamdantingginyaperasaankeTuhanantidakbergantungkepadakepandaianataukecakapanseseorang. DenganperasaankeTuhanansegalasesuatuakantertujukepada-Nya.
  10. Sebagaiakibatnyapribadi yang dihinggapiaffektaditidakmengenalatautidakmenyadarilagisesuatu yang diperbuatnya, misalnya : ketakutan, kemurkaan, kemuakan, ledakandendamkesumat, cintabirahidansebagainya
  11. Simpatidapattimbulkarenapersamaancita-cita, penderitaan yang samadansebagainya. Sedangkanperasaankebencianterhadaporang lain adalahdisebutsebagaiantipatidangejalanyasamadengansimpatiberupatindakan yang tidakberdasarsesuatu yang logis.
  12. Klinebergpadatahun 1938 menyelidikiliteratur-literaturCinadanmendapatkanberbagaibentukekspresiemosi yang berbedadengancara-cara yang adadidunia Barat. Ekspresi-ekspresiituantara lain :· Menjulurkanlidahkalaukeheranan.· Bertepuktangankalaukuatir.· Menggarukkupingdanpipikalaubahagia.
  13. Karenaituteoriataupendapatinidikenaldenganteorisentral, yang dikemukakanoleh Cannon. Jadiberdasarkanatasteoriinidapatdikemukakanbahwagejala-gejalakejasmanianmerupakanakibatdariemosi yang dialamiolehindividu.
  14. Teoriinidikemukakanoleh James, yang bersamaanwaktunyajugadikemukakanoleh Lange. OlehkarenaituteoriiniseringdikenaldenganteoriJames-Lange dalamemosi, yang sering pula disebutparadoksdari James.Sementaraahlimengadakaneksperimen-eksperimenuntukmengujisejauhmanakebenaranteori James-Lange ini, antara lain Sherrington dan Cannon, yang padaumumnyamenunjukkanbahwaapa yang dikemukakanoleh James tidaktepat. Teori James-Lange inilebihmenitikberatkanpadahal-hal yang bersifatperifirdaripada yang bersifatsentral. (Woodworth & Marquis, 1957)