1. MAKALAH PSIKOLOGI
PERASAAN DAN EMOSIONAL
DI
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK 5:
VIVI ELVIRA
A.SAKINATUN JAMILA
RIZKA
A.ULFA ARDITA
FIRDAUS B
AKADEMI KEPERAWATAN PEMKAB BULUKUMBA
TAHUN AKADEMIK
2. 2015/2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah seru sekian alam. Shalawat dan
salam semoga tetap dicurahkan kepada Rasulullah Rahmat bagi alam semesta, para
sahabat, keluarga dan umatnya.
Makalah ini berjudul psikologi tentang perasaan dan emosional .Di
dalamnya disajikan dari bab I sampai bab III. Bab I yaitu pendahuluan di dalamnya
latar belakang, mengambarkan secara umum makalah ini dan tujuan adalah
menjelaskan keinginan yang akan dicapai dalam penulisan makalah ini. Bab II
adalah membahas tentang perasaan dan emosional secara detail, untuk kesimpulan
pada makalah ini disajikan pada Bab III yaitu menyimpulkan isi dari makalah ini
dan menjawab tujuan.
Makalah psikologi umum tentang perasaan dan emosional intelegensi ini
semoga bermamfaat, terutama bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Bulukumba, 05 November
2015
Penulis
3. BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena
pengaruh pengetahuannya dinilai sebagai keadaan positif dan negatif. Selain itu
dalam pandangan Dirganusa, Perasaan (feeling) mempunyai dua arti. Di tinjau
secara fisiologis, perasaan adalah pengindraan, sehingga merupakan salah satu
fungsi tubuh untuk mengadakan kontak dengan dunia luar. Dalam psikologis,
perasaan mempunyai fungsi menilai, yaitu penilaian terhadap sesuatu hal. Makna
penilaian ini tampak misalnya “ Saya rasa nanti sore hari akan hujan. Macam-
macam perasaan Menurut Max Scheler membagi perasaan menjadi empat
golongan yaitu Perasaan pengindraan, Perasaan vital, Perasaan psikis, Perasaan
pribadi, dan menurut W. Stren mengadakan pembagian perasaan sebagai berikut :
Perasaan yang bersangkutan dengan masa kini, Perasaan yang bersangkutan
dengan masa lampau, Perasaan yang bersangkutan dengan masa yang akan datang,
Sedangkan menurut Drs. Agus Sujanto membagi rumpun perasaan sebagai berikut
: Perasaan rendah (biologis), Perasaan luhur (rohani).
Kata “emosi” diturunkan dari kata bahasa Perancis, emotion. Emosi adalah
suatu perasaan ingin melebihi dari sifat individu terhadap suatu objek sehingga
cendrung berupaya untuk mengekpresikan dan mengaplikasikannya. Macam-
Macam Emosi takut, Khawatir, Marah, Sebal, Frustrasi, Cemburu, Iri Hati,
Dukacita, Afeksi atau Sayang, Bahagia.
Intelegensi adalah kemampuan seseorang berfikir untuk memahami sesuatu
dengan akal pikiran. Menurut arah atau hasilnya intelegensi ada dua macam :
Intelegensi praktis, intelegensi teoritis. Jadi Emosional Intelegensi adalah
kemampuan untuk menyeimbangkan pikiran dengan perasaan sehingga hubungan
antar individu bisa terkendali. Emosional intelegensi menunjuk kepada suatu
kemampuan untuk memahami perasaan diri masing-masing dan perasaan orang
lain, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan menata dengan baik emosi-
emosi yang muncul dalam dirinya dan dalam berhubungan dengan orang lain.
2. Tujuan
a. Mengetahui pengertian perasaan
4. b. Mengetahui macam-macam perasaan
c. Mengetahui apa yang dimaksud emosional intelegensI
BAB II
PERASAAN DAN EMOSIONAL
1. Pengertian Perasaan
Perasaan adalah suatu pernyataan jiwa, yang sedikit banyak bersifat
subjektif, untuk merasakan senang atau tidak senang dan yang tidak bergantung
kepada perangsang dan alat-alat indra. Sedangkan menurut Prof. Hukstra, perasaan
adalah suatu fungsi jiwa yang dapat mempertimbangkan dan mengukur sesuatu
menurut rasa senang dan tidak senang1[1].
Sementara menurut Koentjaraningrat perasaan adalah suatu keadaan dalam
kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilai sebagai keadaan
positif dan negatif2[2]. Selain itu dalam pandangan Dirganusa, Perasaan (feeling)
mempunyai dua arti. Di tinjau secara fisiologis, perasaan adalah pengindraan,
sehingga merupakan salah satu fungsi tubuh untuk mengadakan kontak dengan
dunia luar. Dalam psikologis, perasaan mempunyai fungsi menilai, yaitu penilaian
terhadap sesuatu hal. Makna penilaian ini tampak misalnya “ Saya rasa nanti sore
hari akan hujan”3[3].
Perasaan selalu bersifat subjektif karena ada unsur penilaian tadi biasanya
menimbulkan suatu kehendak dalam kesadaran seseorang individu. Kehendak itu
bisa positif artinya individu tersebut ingin mendapatkan hal yang dirasakannya
suatu yang memberikan kenikmatan kepadanya, atau juga bisa negatif artinya ia
hendak menghindari hal yang dirasakannya sebagai hal yang akan membawa
perasaan tidak nikmat kepadanya.
2. Macam-macam perasaan
Dalam mempelajari perasaan, hal ini tampak pada pembagian perasaan yang
dilakukan oleh para ahli. Menurut Max Scheler membagi perasaan menjadi empat
golongan yaitu4[4] :
Perasaan pengindraan, yaitu perasaan yang berhubungan dengan pengindraan
misalnya : rasa panas, dingin dan sakit.
5. Perasaan vital, yaitu perasaan yang berhubungan dengan keadaan tubuh
misalnya : rasa lesu, segar.
Perasaan psikis, yaitu perasaan yang menyebabkan perubahan-perubahan psikis
misalnya : rasa senang, sedih.
Perasaan pribadi, yaitu perasaan yang dialami secara pribadi misalnya :
perasaan terasing.
W. Stren mengadakan pembagian perasaan sebagai
berikut5[5] :
Perasaan yang bersangkutan dengan masa kini, misalnya perasaan senang yang
diperlihatkan masa sekarang dalam hubungan dengan ransangan-ransangan
yang dialami pada waktu sekarang juga.
Perasaan yang bersangkutan dengan masa lampau, misalnya perasaan senang
pada waktu sekarang yang ditimbulkan oleh suatu peristiwa di masa lampau.
Perasaan yang bersangkutan dengan masa yang akan datang, misalnya perasaan
senang sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang akan datang.
Perasaaan dapat digolongkan dua menurut keadaan perasaan
seseorang yaitu6[6] :
Golongan Eukoloi, ialah golongan orang yang selalu merasa senang, gembira
dan optimis.
Golongan Diskoloi, ialah golongan orang yang selalu merasa tidak senang,
murung dan pesimis.
Sedangkan menurut Drs. Agus Sujanto membagi rumpun
perasaan sebagai berikut7[7] :
Perasaan rendah (biologis) terdiri atas :
6. Perasaan keinderaan (sensoris), ialah perasaan yang timbul waktu indera kita
menerima ransangan.
Perasaan vital (kehidupan), ialah perasaan yang bergantung kepada keadaan
tubuh kia sesewaktu, misalnya merasa senang sekali karena sehat
Perasaan tanggapan, ialah perasaan yang mengiringi apabila kita menanggap
sesuatu atau keadaan, misalnya seorang prajurit masih merasa senang sekali
kalau ia ingat betapa sang saka berkibar dengan megahnya.
Perasaan instink, ialah perasaan yang mengiringi sesuatu instink yang sedang
timbul, misalnya kita akan merasa senang, kalau pada saat makan, di meja
makan selalu tersedia hidangan yang berganti-gantian.
Perasaan luhur (rohani) terdiri atas :
Perasaan keindahan, ada dua macam : perasaan keindahan negatif, ialah
perasaan yang timbul kalau kita mengindera sesuatu yang buruk. Perasaan
keindahan yang positif, ialah perasaan keindahan yang timbul kalau kita
mengindera sesuatu yang baik.
Perasaan intelek, ialah perasaan yang timbul sebagai akibat dari hasil intelek,
misalnya kalau kita dapat memecahkan sesuatu yang sulit, timbul rasa senang
dan sebaliknya.
Perasaan kesusilaan, ialah perasaan yang timbul karena indera kita menerima
peransang susila atau jahat.
Perasaan ketuhanan, ialah perasaan yang timbul dalam mengetahui adanya
tuhan. Misalnya orang akan merasa bahagia kalau ia merasa bahwa tuhan selalu
melindungi dan dekat padanya.
Perasaan diri, ini ada dua macam : positif dan negatif. Perasaan diri positif
adalah perasaan yang timbul bila ia dapat berbuat sama atau lebih dari orang
lain. Perasaan diri negatif adalah perasaan yang timbul kalau tidak dapat berbuat
seperti atau mendekati orang lain.
Perasaan simpati, ialah perasaan yang timbul karena orang lain mengalami rasa
senang atau tidak senang.
Perasaan sosial, ialah perasaan yang timbul karena melihat keadaan
masyarakat.
Emosional Intelegensi
Kata “emosi” diturunkan dari kata bahasa Perancis, emotion. Emosi adalah
suatu perasaan ingin melebihi dari sifat individu terhadap suatu objek sehingga
cendrung berupaya untuk mengekpresikan dan mengaplikasikannya. Sedangkan
menurut William James, emosi adalah kecendrungan untuk memiliki perasaan
7. yang khas bila berhadapan dengan objek tertentu dalam lingkungannya8[8]. Selain
itu Crow & Crow mengemungkakan tentang emosi yaitu suatu keadaan yang
bergejolak pada diri individu yang berfungsi sebagai inner adjusment (penyesuaian
dari dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan
individu9[9].
Macam-Macam Emosi :
Takut: Emosi ini cenderung atau sering disebabkan oleh situasi sosial tertentu,
biasanya kondisi ketakutan pada suatu obyek yang nyata. Misalnya, takut berada
di tempat yang gelap atau sepi.
Khawatir: Khawatir ini merupakan bentuk ketakutan, tetapi lebih bersifat
imajiner atau khayalan. Dalam pikiran dan keyakinan kita diyakini konkret
keberadaannya. Kekhawatiran muncul kalau intensitas ketakutan meningkat.
Misalnya, khawatir kalau kita tidak berhasil melakukan sesuatu atau tidak lulus
ujian.
Marah: Marah bersifat sosial dan biasanya terjadi jika mendapat perlakukan
tidak adil atau tidak menyenangkan dalam interaksi sosial. Marah membuat kita
menjadi tertekan. Saat kita marah denyut jantung kita bertambah cepat dan
tekanan darah naik. Napas pun tersengal dan pendek, otot menegang.
Sebal: Sebal terjadi kalau kita merasa terganggu, tetapi tidak sampai
menimbulkan kemarahan dan cenderung tidak menimbulkan tekanan bagi kita.
Sebal akan muncul berkaitan dengan hubungan antarpribadi, misalnya kita sebal
melihat tingkah teman atau si pacar yang enggak perhatian.
Frustrasi: Frustrasi merupakan keadaan saat individu mengalami hambatan-
hambatan dalam pemenuhan kebutuhannnya, terutama bila hambatan tersebut
muncul dari dirinya sendiri. Konsekuensi frustrasi dapat menimbulkan perasaan
rendah diri. Kita dianggap mampu memberikan respons positif terhadap rasa
frustrasi kalau mampu memahami sumber-sumber frustrasi dengan logis.
Namun, reaksi yang negatif juga dapat muncul dalam bentuk agresi fisik dan
verbal, pengalihan kemarahan pada obyek lain serta penghindaran terhadap
sumber persoalan atau realitas hidupnya.
Cemburu: Cemburu adalah suatu keadaan ketakutan yang diliputi kemarahan.
Perasaan ini muncul didasarkan perasaan tidak aman dan takut status atau posisi
kita yang sangat berarti bagi diri kita akan digantikan oleh orang lain. Yang
8. paling sering kita alami adalah cemburu kalau melihat cowok atau cewek kita
dekat sama orang lain atau sahabat kita mulai dekat dengan teman lain.
Iri Hati: Emosi ini ditunjukkan pada orang tertentu atau benda yang dimiliki
orang lain. Hal ini bisa menjadi hal yang berat bagi kita karena berkaitan dengan
materi yang juga menunjukkan status sosial. Misalnya, kita iri karena melihat si
A lebih cantik, kaya, populer daripada kita.
Dukacita: Dukacita merupakan perasaan galau atau depresi yang tidak terlalu
berat, tetapi mengganggu individu. Keadaan ini terjadi bila kehilangan sesuatu
atau seseorang yang sangat berarti buat kita. Kalau dialami dalam waktu yang
panjang dan berlebihan akan menyebabkan kerusakan fisik dan psikis yang
cukup serius hingga depresi.
Afeksi atau Sayang: Afeksi adalah keadaan emosi yang menyenangkan dan
obyeknya lebih luas, memiliki intensitas yang tidak terlalau kuat (tidak sekuat
cinta), dan berkaitan dengan rasa ingin dimiliki dan dicintai.
Bahagia: Perasaan ini dihayati secara berbeda-beda oleh setiap individu.
Bahagia muncul karena remaja mampu menyesuaikan diri dengan baik pada
suatu situasi, sukses dan memperoleh keberhasilan yang lebih baik dari orang
lain atau berasal dari terlepasnya energi emosional dari situasi yang
menimbulkan kegelisahan dirinya.
Intelegensi adalah kemampuan seseorang berfikir untuk memahami sesuatu
dengan akal pikiran. L. M. Terman, intelegensi adalah kemampuan berpikir dalam
arti memikirkan hal-hal yang abstrak10[10]. Edward Thorndike, intelegensi adalah
Kemampuan individu untuk memberikan respon yang tepat (baik) terhadap
stimulasi yang diterimanya11[11].
Menurut arah atau hasilnya intelegensi ada dua macam :
Intelegensi praktis ialah intelegensi untuk dapat mengatasi suatu situasi yang
sulit dalam suatu kerja, yang berlansung secara cepat dan tepat.
Intelegensi teoritis ialah intelegensi untuk dapat mendapatkan suatu pikiran
penyelesaian soal atau masalah dengan cepat dan tepat.
Emosional Intelegensi adalah kemampuan untuk menyeimbangkan pikiran
dengan perasaan sehingga hubungan antar individu bisa terkendali. Emosional
9. intelegensi menunjuk kepada suatu kemampuan untuk memahami perasaan diri
masing-masing dan perasaan orang lain, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri
dan menata dengan baik emosi-emosi yang muncul dalam dirinya dan dalam
berhubungan dengan orang lain.
Emosional Intelegensi memiliki lima unsur yaitu kesadaran diri (self-
awareness), penagturan diri (self-regulation), motivasi (motivation), empati
(empathy), dan keterampilan sosial (social skill)12[12].
Kesadaran diri (self-awareness) : mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu
saat, dan mengunakannya untuk memadu mengambil keputusan diri sendiri,
memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri
yang kuat. Kesadaran diri meliputi kemampuan :
Kesadaran emosi : mengenali emosi diri sendiri dan efeknya.
Penilaian diri secara teliti : mengetahui kekuatan dan batas-batas diri
sendiri.
Percaya diri : keyakinan tentang harga diri dan kemampuan diri.
Pengaturan diri (self-regulation) : menangani emosi kita sedemikian rupa
sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati
dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapai suatu sasaran, mampu
segera pulih kembali dari tekanan emosi. Pengaturan diri meliputi kemampuan
:
Mengendalikan diri (self control) : mengelola emosi dan desakan hati
yang merusak.
Sifat dapat dipercaya (trustworhtiness) : memelihara norma kejujuran
dan integritas.
Kehati-hatian (counciousness) : bertanggung jawab atas kinerja pribadi.
Adaptabilitas (adaptability) : keluwesan dalam menghadapi perubahan.
Inovasi (innovation) : mudah menerima dan terbuka terhadap gagasan,
pendekatan, dan informasi-informasi baru.
Motivasi (motivation) : mengunakan hasrat yang paling dalam untuk
mengerakkan dan menuntun menuju sasaran, membantu kita mengambil
inisiatif dan bertindak secara efektif, serta untuk bertahan menghadapi
kegagalan dan frustasi. Kecendrungan emosi yang mengantar atau
memudahkan pencapaian sasaran meliputi :
Dorongan prestasi (achievement drive) : dorongan untuk menjadi lebih baik
atau memenuhi standar keberhasilan.
10. Komitmen (commitment) : kemampuan menyesuaikan diri dengan sasaran
kelompok atau lembaga.
Inisiatif (initiative) : kesiapan untuk memamfaatkan kesempatan.
Optimisme (Optimism) : kegigihan dalam memperjuangkan sasaran kendati
ada halangan dan kegagalan.
Empati (empathy) : merasakan apa yang dirasakan orang lain, mampu
memahami perspektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan
menyelaraskan diri dengan orang lain. Kemampuan ini meliputi :
Memahami orang lain (understanding others) : mengindera perasaan dan
perspektif orang dan menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan
mereka.
Mengembangkan orang lain (developing others) : merasakan kebutuhan
perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkan kemampuan mereka.
Orientasi pelayanan (service orientation) : kemampuan mengantisipasi,
mengenali dan berusaha memenuhi kebutuhan orang lain.
Memamfaatkan keragaman (leveraging diversity) : kemampuan
menumbuhkan peluang melalui pergaulan dengan orang lain.
Kesadaran politis (political awareness) : mampu membaca arus emosi
sebuah kelompok dan hubungan dengan kekuasaan.
Keterampilan sosial (social skill) : menangani emosi dengan baik ketika
berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan
jaringan sosial. Dalam berinteraksi dengan orang lain keterampilan ini dapat
dipergunakan untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan
menyelesaikan masalah dan bekerja sama dalam tim. Kepintaran dalam
menggugah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain meliputi :
Pengaruh (influence) : melakukan taktik u tuk melakukan persuasi.
Komunikasi (communication) : mengirim pesan yang jelas dan
meyakinkan.
Manajemen konflik (conflict management) : kemampuan melakukan
negosiasi dan pemecahan silang pendapat
Kepemimpinan (leardership) : membangkitkan inspirasi dan memadu
kelompok dan orang lain.
Katasilator perubahan (change catalyst) : kemampuan memulai dan
mengelola perubahan.
Membangun hubungan (building bonds) : kemampuan menumbuhkan
hubungan yang bermamfaat.
Kolaborasi dan kooperasi (collaboration and cooperation) : kemampuan
bekerjasama dengan orang lain demi tujuan bersama.
11. Kemampuan tim (team capability) : menciptakan sinergi kelompok dalam
memperjuangkan tujuan bersama.
BAB III
KESIMPULAN
Perasaan adalah suatu pernyataan jiwa, yang sedikit banyak bersifat
subjektif, untuk merasakan senang atau tidak senang dan yang tidak bergantung
kepada perangsang dan alat-alat indra. Macam-macam perasaan Menurut Max
Scheler membagi perasaan menjadi empat golongan yaitu Perasaan pengindraan,
Perasaan vital, Perasaan psikis, Perasaan pribadi, dan menurut W. Stren
mengadakan pembagian perasaan sebagai berikut : Perasaan yang bersangkutan
dengan masa kini, Perasaan yang bersangkutan dengan masa lampau, Perasaan
yang bersangkutan dengan masa yang akan datang, Sedangkan menurut Drs. Agus
Sujanto membagi rumpun perasaan sebagai berikut : Perasaan rendah (biologis),
Perasaan luhur (rohani).
Emosional Intelegensi adalah kemampuan untuk menyeimbangkan pikiran
dengan perasaan sehingga hubungan antar individu bisa terkendali. Emosional
intelegensi menunjuk kepada suatu kemampuan untuk memahami perasaan diri
masing-masing dan perasaan orang lain, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri
dan menata dengan baik emosi-emosi yang muncul dalam dirinya dan dalam
berhubungan dengan orang lain.
12. DAFTAR PUSTAKA
Mustaqim, 2001, Psikologi Pendidikan. Pustaka Pelajar. Semarang.
Sobur. A, 2003. Psikologi Umum. Pustaka Setia. Bandung.
Sujanto. A, 1979. Psikologi Umum. Bumi Aksara. Jakarta.