Budaya organisasi adalah sistem nilai yang dipegang dan dilakukan oleh anggota organisasi yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lain. Budaya organisasi ditentukan oleh 7 karakteristik yaitu inovasi, perhatian pada detail, orientasi hasil, orientasi manusia, orientasi tim, keagresifan, dan stabilitas. Kreativitas individu dan tim serta proses bertukar ide antar anggota berperan penting dalam inovasi organisasi.
2. Pengertian dan fungsi Budaya
Organisasi
Sebelum melangkah pada pengertian tentang budaya organisasi, alangkah baiknya
kita jelaskan dulu pengertian dari budaya itu sendiri. Kebudayaan menyinggung
daya cipta bebas dan serba ganda dari manusia dalam alam dunia. Manusia pelaku
kebudayaan. Ia menjalankan kegiatannya untuk mencapai sesuatu yang berharga
bagi dirinya, dan dengan demikian nilai kemanusiannya menjadi lebih nyata.
Melalui kegiatan kebudayan sesuatu yang sebelumnya hanya merupakan
kemungkinan belaka diwujudkan dan diciptakan yang baru. Dalam kebudayaan
manusia mengakui alam dalam arti yang seluas-luasnya sebagai ruang pelengkap
untuk semakin memanusiakan dirinya, yang identik dengan kebudayaan alam.
Kebudayaan singkatnya adalah penciptaan penertiban dan pengolahan nilai-nilai
insani. Berdasarkan titik tolak penelitian, kebudayaan didefinisikan secara
beragam. Ahli sosiologi megatakan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan
kecakapan-kecakapan (adat, akhlak, kesenian, ilmu, dan lain-lain) yang dimiliki
manusia sebagai subjek masyarakat. Ahli sejarah menekankan pertumbuhan
kebudayaan dan mendefinisikan sebagai warisan sosial atau tradisi. Ahli filsafat
menekankan aspek normatif, kaidah kebudayaan dan terutama pembinaan nilai
dan realisasi cita-cita. Antropologi melihat kebudayaan sebagai tata hidup,
pandangan hidup, dan kelakuan. Psikologi mendekati kebudayaan dari segi
penyesuaian manusia kepada alam sekelilingnya atas syarat-syarat hidup.
Arkheologi menaksir kebudayaan sebagai hasil artefact dan kesenian.
3. Budaya organisasi merupakan bentuk keyakinan, nilai,
cara yang bisa dipelajari untuk mengatasi dan hidup
dalam organisasi, budaya organisasi itu cenderung
untuk diwujudkan oleh anggota organisasi (Brown,
1998: 34). Robbins, (2003: 525) menjelaskan bahwa
budaya organisasi itu merupakan suatu system nilai
yang dipegang dan dilakukan oleh anggota organisasi,
sehingga hal yang sedemikian tersebut bisa
membedakan organisasi tersebut dengan organisasi
lainnya. Sistem nilai tersebut dibangun oleh 7
karakteristik sebagai sari (essence) dari budaya
organisasi, 7 karakteristik adalah:
4. Tipopologi Budaya Organisasi
Selain esensi dan fungsi-fungsi yang dikemukakan diatas, perilaku para
anggota suatu organisasi juga ditentukan oleh pilihan manajemen atas
tipe budaya yang dianut. Dari teori tentang budaya organisasi, menurut
Siagian (2002:200-201) diketahui empat tipe budaya organisasi, yaitu:
a. Tipe akademi
Dalam organisasi, para anggotanya diharapkan atau bahkan dituntut
untuk menampilkan prestasi yang semaksimal mungkin.
b. Tipe klub
Seorang anggota organisasi yang baik diharapkan memenuhi kriteria
kecocokan, loyalitas, dan komitmen.
c. Tipe tim olah raga
Dalam organisasi keberhasilan akan diraih apabila para anggotanya
mampu bekerja sebagai tim dan bukan selaku ’pemain individual’.
d. Tipe benteng
Organisasi dimaksudkan untuk keamanan para anggota organisasinya.
5. 1. Inovasi dan pengambilan risiko (Innovation and risk taking). Tingkatan dimana
para karyawan terdorong untuk berinovasi dan mengambil risiko.
2. Perhatian yang rinci (Attention to detail). Suatu tingkatan dimana para karyawan
diharapkan memperlihatkan kecermatan (precision), analisis dan perhatian
kepada rincian.
3. Orientasi hasil (Outcome orientation). Tingkatan dimana manajemen
memusatkan perhatian pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang
digunakan untuk mencapai hasil.
4. Orientasi pada manusia (People orientation). Suatu tingkatan dimana keputusan
manajemen memperhitungkan efek hasil – hasil pada orang–orang anggota
organisasi itu.
5. Orientasi tim (Team orientation). Suatu tingkatan dimana kegiatan kerja
diorganisir di sekitar tim – tim, bukannya individu – individu.
6. Keagresifan (Aggressiveness). Suatu tingkatan dimana orang – orang (anggota
organisasi) itu memiliki sifat agresif dan kompetitif dan bukannya santai – santai.
7. Stabilitas (Stability). Suatu tingkatan dimana kegiatan organisasi menekankan di
pertahankannya status quo daripada pertumbuhan.
6. Kreatifitas Individu dan Team
Proses Inovasi
Kreatifitas dan inovasi merupakan dua hal yang berbeda tetapi cenderung memiliki
kesamaan. Kreatifitas adalah sebuah pemikiran untuk menciptakan sesuatu yang
baru sedangkan inovasi adalah melakukan hal yang baru. Kreatifitas individu dan
tim memiliki hubungan yang cukup besar terhadap perkembangan organisasi,
karena untuk melakukan inovasi sebuah organisasi membutuhkan ide-ide kreatif
dari para anggotanya dan diperlukan juga kerjasama dari semua anggota yang ada.
Sebuah inovasipun dapat diciptakan dari terjadinya proses bertukar pikiran antar
anggota organisasi.
Timbal balik yang diberikan oleh organisasi juga harus dipertimbangkan
keberadannya, karena organisasi yang menghargai dan memberikan reward pada
anggotanya yang telah memberikan kontribusi berupa kreatifitas dan inovasi
terbaik, otomatis akan menstimulasi anggota lain untuk menjadi lebih kreatif dan
inovatif. Hal ini juga akan menghidupkan astmosfer kompetisi yang sehat dan
memiliki tujuan untuk membuat organisasi tersebut lebih maju dan berkembang.