2. DEFINISI BUDAYA
ORGANISASI
Budaya organisasi adalah suatu wujud
anggapan yang dimiliki, diterima secara
implisit oleh kelompok dan menentukan
bagaimana kelompok tersebut merasakan,
memikirkan dan bereaksi terhadap
lingkungannya yang beraneka ragam.
(Kreitner dan Kinicky, 2001 : 68)
Budaya organisasi sebagai suatu sistem
bersama yang dianut oleh anggota-anggota
yang membedakan organisasi itu dengan
organisasi-organisasi yang lain dan
merupakan seperangkat karakteristik utama
yang dihargai oleh organisasi itu. (Robbins,
2003 : 721)
4. Terbentuknya budaya organisasi pada awalnya berasal dari filsafat
pendiri organisasi yang kemudian filsafat ini akan menentukan
penyaringan karyawan-karyawan yang sesuai dengan filsafat dari
pendiri organisasi.
Tujuan eksplisit dari proses seleksi adalah untuk mengidentifikasikan
dan mempekerjakan individu-individu yang mempunyai
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan untuk melakukan
pekerjaan dengan sukses di dalam organisasi itu.
5. Dengan tindakan manajemen puncak baik lewat apa yang
dikatakan maupun bagaimana mereka berperilaku, eksekutif
senior ini menegakkan norma-norma yang mendasar ke
bawah sepanjang organisasi itu ada.
Sosialisasi merupakan proses yang mengadaptasikan para
karyawan pada budaya organisasi yang ada.
Ada tiga tahap proses sosialisasi, yaitu :
1. Tahap prakedatangan, kurun waktu pembelajaran dalam
proses sosialisasi yang terjadi sebelum seorang karyawan
baru bergabung
dengan organisasi itu.
2. Tahap keterlibatan, tahap dimana seorang karyawan baru
menyaksikan seperti apa sebenarnya organisasi itu dan
menghadapi kemungkinan bahwa harapan dan kenyataan
dapat berbeda
3. Tahap metamorfosis, tahap dimana seorang karyawan
baru berubah menyesuaikan diri pada pekerjaan,
kelompok kerja dan organisasi.
6. KARAKTERISTIK BUDAYA
ORGANISASI
Inovasi dan keberanian mengambil resiko
(Inovation and risk taking)
Sejauhmana organisasi mendorong para
karyawan untuk bersikap inovatif dan berani
mengambil resiko.
Perhatian yang rinci (Attention to detail)
Sejauhmana organisasi mengharapkan
karyawan memperlihatkan kecermatan,
analisis dan perhatian kepada rincian.
7. KARAKTERISTIK BUDAYA
ORGANISASI
Berorientasi kepada hasil (Outcome orientation)
Sejauhmana manajemen memusatkan perhatian pada
hasil dibandingkan perhatian pada teknik dan proses
yang digunakan untuk meraih hasil tersebut.
Berorientasi kepada manusia (People orientation)
Sejauhmana keputusan manajemen memperhitungkan
efek hasil-hasil pada orang-orang didalam organisasi
itu.
8. KARAKTERISTIK BUDAYA
ORGANISASI
Berorientasi tim (Team orientation)
Sejauhmana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-
tim tidak hanya pada individu-individu untuk
mendukung kerjasama.
Agresifitas (Aggressiveness)
Sejauhmana orang-orang dalam organisasi itu memiliki
sifat agresif dan kompetitif untuk menjalankan budaya
organisasi sebaik-baiknya
12. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BUDAYA
ORGANISASI
Komunikasi
Motivasi
Karakteristik Organisasi
Proses-proses Administrasi
Struktur Organisasi
Gaya Manajemen
Sumber : Mondy dan Noe (1990 : 315)
13. Menciptakan Budaya
Organisasi yang Etis (Robbin,
2007 : 527)
Jadilah model peran yang kelihatan
Komunikasikanlah harapan etis
Berikanlah pelatihan etis
Berikanlah imbalan secara terang-terangan terhadap
tindakan etis dan berikan hukuman terhadap tindakan
tidak etis
Sediakanlah mekanisme yang bersifat melindungi
14. Menciptakan Budaya yang Tanggap terhadap
Pelanggan
(Bitner, Booms dan Mohr dalam Robbin, 2007 :
528) Pertama : Tipe karyawan itu
sendiri
Kedua : Formalisasi yang
rendah
Ketiga : Perluasan
formalisasi yang rendah
Keempat : Keterampilan
mendengar yang baik
Kelima : Kejelasan peran
15. Tindakan Manajerial
(Robbin, 2007 : 528)
Seleksi
Pelatihan dan
Sosialisasi
Rancangan Struktural
Pemberdayaan
Kepemimpinan
Evaluasi Kinerja
Sistem Imbalan
16. Spiritualitas dan Budaya Organisasi
Spiritualitas tempat kerja itu
tidak menyangkut praktik
religius yang terorganisasi.
Itu tidak menyangkut Tuhan
atau teologi. Spiritualitas
tempat kerja mengakui
bahwa orang memiliki
kehidupan batiniah yang
memelihara dan dipelihara
oleh pekerjaan bermakna
yang ada dalam konteks
masyarakat
17. Ciri-ciri Organisasi Spiritual
Sangat Memperhatikan
Fokus pada Pengembangan
Individu
Kepercayaan dan
Keterbukaan
Pemberdayaan Karyawan
Toleransi terhadap Ekspresi
Karyawan
18. Ringkasan dan Implikasi bagi Para
Manajer
. Faktor tujuan :
Inovasi dan
penempatan
risiko
Perhatian secara
jelas
Orientasi hasil
Orientasi orang
Orientasi tim
Keagresifan
Stabil
Budaya
Organisasi
Kepuasan
Kinerja
Tinggi
Rendah
Kekuatan
Berdampak
pada
19. Jenis-Jenis Budaya
Organisasi
Budaya yang berorientasi kolaborasi (klan): budaya yang mirip dengan
keluarga, dengan berfokus pada pendampingan dan pengasuhan.
Budaya berorientasi menciptakan (adhokrasi): budaya yang dinamis
dan memiliki ciri kewirausahaan, dengan berfokus pada pengambilan
risiko dan inovasi.
Budaya berorientasi bersaing (pasar): budaya yang berorientasi pada
hasil, dengan berfokus pada kompetisi dan prestasi.
Budaya berorientasi kontrol (hierarki): budaya yang memiliki hierarki
terstruktur dan dikendalikan, dengan fokus pada efisiensi dan stabilitas.
(Quinn dan Cameron, 1999 dalam Maria, 2016)
20. Kekuatan
Budaya Tugas
Budaya Pribadi
Budaya peran
model Handy
Organisasi menjadi tempat dalam tim yang dibentuk untuk mencapai target atau menyelesaikan masalah selaras dengan
budaya tugas yang telah ditentukan. Dalam organisasi semacam itu, individu dengan minat dan spesialisasi yang sama
berkumpul untuk membentuk sebuah tim. Umumnya terdapat 4 hingga 5 anggota di setiap tim. Dalam budaya yang demikian,
setiap anggota tim harus berkontribusi secara merata dan menyelesaikan tugas dengan cara yang paling inovatif dan kreatif
yang dapat memberikan hasil yang terbaik
Ada beberapa organisasi yang memberikan kekuasaan tetap bagi karyawan untuk mengambil keputusan dalam organisasi,
terutama karyawan yang mendapat hak istimewa di tempat kerja. Karyawan dianggap yang paling penting di tempat kerja dan
merupakan pengambil keputusan utama. Dalam budaya seperti ini, bawahan tidak memiliki pilihan selain mengikuti instruksi
atasan dengan ketat. Karyawan tidak memiliki kebebasan untuk mengekspresikan pandangannya atau membagikan ide-ide
yang dimiliki di forum terbuka dan harus mengikuti semua yang dikatakan atasan.
Dalam budaya ini, individu lebih percaya tentang diri sendiri daripada organisasi. Karyawan hanya datang ke tempat kerja demi
uang untuk memenuhi kebutuhan dan tidak pernah terikat pada organisasi. Karyawan tidak loyal terhadap manajemen dan
tidak pernah mendukung organisasi dalam segala kegiatan yang dilakukan, seperti kurangnya partisipasi dari karyawan.
Seharusnya karyawan itu harus bisa menjadikan organisasi sebagai prioritas.
Budaya peran adalah budaya di mana setiap karyawan memiliki peran dan tanggung jawab sesuai dengan spesialisasi, kualifikasi
pendidikan, dan minatnya untuk mengeluarkan yang terbaik dari dirinya. Dalam budaya seperti itu karyawan memutuskan hal
terbaik yang dapat dilakukan dan rela menerima tantangan yang dianjurkan. Setiap individu 15 bertanggung jawab atas sesuatu
dan harus mengambil kepemilikan atas pekerjaan yang ditugaskan kepadanya.
22. Wallach (1983) dalam Martin et al. (2017) membagi budaya organisasi menjadi tiga kategori, yaitu
birokratis, inovatif, dan suportif.
Budaya birokrasi: budaya yang memiliki ciri dengan pendekatan yang teratur
dan sistematis sesuai tanggung jawab dan wewenang yang jelas dan terarah.
Organisasi yang menganut budaya ini biasanya terstruktur, berhati-hati,
teratur, prosedural, hierarki, solid, dan berorientasi pada kekuatan.
Budaya inovatif: budaya yang kreatif, berorientasi pada hasil, berani
mengambil risiko, menantang, giat dan mendorong. Budaya ini berfokus pada
sistem internal organisasi dan keunggulan kompetitifnya dengan mendorong
keterbukaan terhadap ide-ide baru yang dapat dikembangkan menjadi
sesuatu yang bermanfaat.
Budaya suportif: budaya dengan ciri kepercayaan, aman, adil, mudah bergaul,
berorientasi pada hubungan diharapkan mendorong suasana kolaboratif.
Orang yang memiliki budaya seperti ini layak untuk dipekerjakan karena
secara umum orang-orang ini bermanfaat dan memiliki sikap ramah.
23. Dampak Budaya Organisasi
Budaya organisasi dapat berdampak secara signifikan pada aktivitas ekonomi jangka
panjang perusahaan dalam mencapai tujuan organisasi.
Budaya organisasi menjadi faktor yang lebih signifikan dalam menentukan keberhasilan
atau kegagalan perusahaan dalam beberapa dekade mendatang.
Budaya organisasi menghambat aktivitas keuangan jangka panjang yang kuat, budaya ini
dengan mudah muncul di perusahaan-perusahaan tempat orang cerdas dan bijak
bekerja.
Meskipun sulit untuk mengubah budaya organisasi yang sudah ada, namun budaya
organisasi dapat dibentuk sedemikian rupa untuk meningkatkan aktivitas organisasi.
Edmundas et al. (2016) menyatakan budaya organisasi tidak semata-mata hal yang terpenting untuk diterapkan, di samping
itu organisasi juga harus mempertimbangkan dampak yang mungkin terjadi yaitu:
24. Tugas Perorangan
Buat Essay dan presentasi Tipe-tipe budaya organisasi perusahaan
secara umum baik pada perusahaan skala besar multinasional maupun
perusahaan skala kecil di era global ini.
Buat dalam format word (minimal 2 halaman)
Kirimkan ke : bukubekas21@gmail.com