SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Download to read offline
Kesepakatan WTO
Mengenai
Sanitari & Fitosanitari
(Sanitary & Phytosanitary
Measures)
Wahono Diphayana
PEMBUKAAN
Negara anggota :
- Menetapkan dan menegakkan peraturan-perundangan untuk
melindungi kehidupan dan kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan
- Menginginkan untuk meningkatkan kesehatan manusia, hewan dan
tumbuhan
- Memperhatikan tindakan kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan
atas dasar perjanjian atau protokol bilateral.
- Menginginkan kerangka aturan dan tata tertib multilateral sebagai
pedoman tindakan SPS yang sedapat mungkin memperkecil dampak
negatif terhadap perdagangan.
- Menginginkan keharmonisan tindakan SPS antara negara anggota.
- Mempertimbangkan anggota yang negara berkembang perlu dibantu
dalam menghadapi kesulitan akses pasar
POKOK-POKOK PERJANJIAN SPS
1. Ketentuan Umum
2. Hak dan Kewajiban
3. Harmonisasi
4. Kesepadanan
5. Analisis Risiko dan Penetapan Tingkat Perlindungan SPS
6. Adaptasi Terhadap Keadaan Regional
7. Transparansi
8. Prosedur Pengendalian, Inspeksi dan Pemberian Persetujuan
9. Bantuan Teknis
10. Perlakuan Khusus dan Berbeda
11. Konsultasi dan Penyelesaian Perselisihan
12. Administrasi
13. Pelaksanaan.
KERJASAMA WTO DAN ORGANISASI INTERNASIONAL
WTO
Negara-negara Anggota
ORGANISASI INTERNASIONAL
- Codex Alimentarius Commission
- International Office of Epizootics
- International Plant Protection Convention
TUJUAN SANITARY DAN PHYTOSANITARY
(a) melindungi kehidupan dan kesehatan hewan dan tumbuhan di
wilayah negara anggota dari resiko yang timbul dari masuknya
atau penyebaran hama dan penyakit .
(b) melindungi kehidupan dan kesehatan manusia atau hewan dari
risiko yang timbul dari aditif, bahan cemaran, toksin atau patogen
penyakit yang terkandung dalam makanan, minuman atau bahan
pakan ternak.
(c) melindungi kehidupan dan kesehatan manusia dari risiko
yang timbul dari hama dan penyakit yang dibawa hewan,
tumbuhan atau produknya, atau dari masuk dan penyebarannya.
(d) mencegah atau membatasi kerugian yang timbul akibat masuk dan
penyebaran hama dan penyakit.
HAK DAN KEWAJIBAN
1. Berhak mengambil tindakan Sanitary dan Phytosanitary
tanpa menyimpang dari ketentuan perjanjian.
2. Setiap tindakan didasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah
dan tidak dibuat tanpa bukti ilmiah yang memadai.
3. Setiap tindakan tidak menimbulkan diskriminasi semena-
mena atau tidak beralasan, dan tidak boleh diterapkan
sebagai ristriksi terselubung.
HARMONISASI
1. Harmonisasi tindakan SPS harus didasarkan pada standar,
pedoman atau rekomendasi internasional.
2. Tindakan SPS yang sesuai standar, pedoman atau rekomendasi
internasional konsisten dengan perjanjian.
3. Memperkenalkan atau memiliki tindakan SPS yang lebih tinggi
dari standar, pedoman atau rekomendasi internasional, jika hal itu
dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
4. Berperan penuh dengan organisasi internasional yang relevan,
khususnya Codex Alimentarius Commissions, International Office
of Epizootics, dan International Plant Protection Convention.
5. Komite akan membuat prosedur untuk memantau proses
harmonisasi internasional dan mengkoordinasikannya dengan
organisasi internsional yang relevan.
KESEPADANAN
1. Harus menerima tindakan SPS dari negara anggota lain sebagai
tindakan sepadan, meskipun tindakan tersebut berbeda dengan
tindakan yang digunakan negara lain yang berdagang produk yang
sama. Untuk itu, negara pengimpor harus diberikan akses
sewajarnya atas permintaan untuk mengadakan pemeriksaan,
pengujian dan prosedur lain yang relevan.
2. Apabila diminta, negara anggota harus mengadakan perundingan
dengan tujuan mencapai perjanjian bilateral, mutilateral mengenai
pengakuan kesepadanan tindakan SPS.
ANALISIS RESIKO
1. Harus memastikan bahwa tindakan SPS didasarkan suatu analisis,
yang sesuai dengan keadaan, risiko terhadap kehidupan manusia,
hewan dan tumbuhan dengan memperhatikan teknik analisis yang
dikembangkan oleh organisasi internasional.
2. Dalam analisis resiko, harus memperhatikan:
- bukti, proses dan metode produksi yang relevan
- model inspeksi, sampling dan pengujian yang relevan
- apakah ada hama dan penyakit yang bisa menyerang
- apakah ada area bebas hama dan penyakit
- keadaan dan lingkungan yang relevan
- karantina dan perlakuan lain.
- kerugian potensial
- aspek manfaat atas cara dan biaya untuk membatasi resiko
PENETAPAN TINGKAT PERLINDUNGAN
1. Dalam penentuan tingkat perlindungan kesehatan manusia, hewan
dan tumbuhan yang layak agar memperkecil dampak negatif
terhadap perdagangan.
2. Harus menghindari perbedaan yang semena-mena dan tidak dapat
dipertanggung jawabkan apalagi hal itu menyebabkan diskriminasi
atau ristriksi terselubung terhadap perdagangan internasional.
3. Jika membuat peraturan SPS harus memastikan hal itu tidak
membatasi perdagangan.
4. Jika tidak tersedia bukti ilmiah yang relevan dan memadai, untuk
sementara waktu negara anggota dapat menetapkan SPS atas dasar
informasi yang tersedia, termasuk dari organisasi internasional dan
tindakan SPS negara lain. Dalam hal tersebut, negara anggota
harus berusaha memperoleh informasi tambahan yang diperlukan
dalam jangka waktu yang wajar.
ADAPTASI TERHADAP KEADAAN REGIONAL
1. Memastikan bahwa tindakan SPS sesuai dengan kondisi wilayah
negara asal produk dan tujuan ekspor, antara lain tingkat serangan
hama dan penyakit tertentu, keberadaan program pengendalian dan
pedoman yang sesuai.
2. Harus mengakui area bebas hama dan penyakit dan area dengan
tingkat serangan yang rendah, yang ditentukan atas dasar faktor
geografi, ekosistem, pengamatan wabah dan efektivitas sanitary
dan phytosanitary.
3. Negara pengeksopr yang menyatakan area bebas hama dan
penyakit atau tingkat serangan yang rendah harus memberikan
bukti-bukti yang diperlukan, dan memberikan akses yang wajar
kepada negara pengimpor untuk mengadakan pemeriksaan,
pengujian dan prosedur lain yang diperlukan.
TRANSPARANSI
1. Harus memberitahukan perubahan dalam tindakan SPS sebagai
berikut:
- penerbitan peraturan
- adanya tempat bertanya yang bertanggung jawab
- jika diminta, menyediakan dokumen yang diinginkan
- prosedur pemberitahuan :
. penyampaian proposal peraturan
. melalui Sekretariat
. mengidentifikasi bagian yang menyimpang
. tanpa diskriminasi memberikan waktu yang cukup
. Dalam bahasa Inggris, Perancis atau Spanyol
- Sekretariat akan mengirimkan salinan pemberitahuan kepada
negara anggota
SEKRETARIAT KOMITE SPS-WTO
NATIONAL NOTIFICATION :
PUSAT STANDARISASI DAN AKREDITASI
NATIONAL ENQUIRY POINT : BADAN KARANTINA PERTANIAN
NEGARA
ANGGOTA
PROSEDUR
PENGENDALIAN, INSPEKSI DAN PERSETUJUAN
1. Segera memeriksa dengan prosedur yang tepat dan hasilnya
segera diberitahukan
2. Permintaan informasi dibatasi mengenai hal yang diperlukan
3. Keraharasian informasi untuk perlindungan komersial
4. Persyaratan untuk pengendalian, inspeksi dan persetujuan
dibatasi berkaitan dengan hal yang wajar dan perlu.
5. Biaya yang dikenakan bagi prosedur atas produk yang diimpor
bersifat adil dibandingkan dengan biaya yang dikenakan atas
produk domestik yang serupa.
6. Tersedia prosedur untuk meninjau pengaduan atas pelaksanaan
7. Mempertimbangkan standar internasional dalam memberikan
persetujuan
8. Tidak ada sesuatu apapun yang dapat mencegah negara anggota
untuk melakukan pemeriksaan sewajarnya di wilayahnya.
BANTUAN TEKNIS
1. Memperlancar bantuan teknis kepada negara lain secara
bilateral maupun organisasi internasional agar negara
tersebut dapat memenuhi tindakan SPS yang
dipersyaratkan.
2. Jika diperlukan investasi yang besar agar negara
pengekspor yang sedang berkembang dapat memenuhi
persyaratan SPS di negara pengimpor, maka negara
pengimpor tersebut harus mempertimbangkan untuk
memberikan bantuan teknis yang akan memperluas
peluang akses pasar produk yang bersangkutan.
PERLAKUAN KHUSUS DAN BERBEDA
1. Memperhatikan kebutuhan khusus negara yang sedang
berkembang, terutama negara-negara terbelakang.
2. Tindakan SPS dikenalkan secara bertahap dalam jangka waktu
yang lebih lama terhadap produk-produk dimana negara sedang
berkembang berkepentingan untuk mempertahankan peluang
ekspornya.
3. Komite SPS diberi hak atas permintaan untuk memberikan
kepada negara anggota tersebut mengecualian yang spesifik
dengan batas waktu tertentu dengan memperhatikan kebutuhan
keuangan, perdagangan dan pembangunannya.
4. Mendorong dan memudahkan partisipasi aktif dari negara
anggota yang sedang berkembang dalam organisasi iternasional
yang relevan.
KONSULTASI DAN PENYELESAIAN
SENGKETA
1. Dalam suatu sengketa yang menyangkut masalah ilmiah dan
teknis, maka diperlukan:
- suatu panel untuk mendapat nasihat dari para ahli
- panel tersebut atas permintaan atau inisitif sendiri
membentuk kelompok ahli teknis sebagai penasihat
- meminta nasihat dari organisasi internasional yang relevan
2. Tidak ada yang mengurangi hak anggota untuk meminta
pertolongan dari pejabat atau mekanisme penyelesaian sengketa
dari organisasi internaional yang lain atau yang ditetapkan melalui
persetujuan internasional.
ADMINISTRASI
Komite SPS :
1. bertindak sebagai forum konsultasi perjanjian SPS dan
harmonisasi
2. mendorong dan memudahkan konsultasi atau negosiasi
3. memelihara hubungan dekat dengan organisasi internasional di
bidang SPS.
4. mengembangkan prosedur harmonisasi internasional dan
penggunaan standar,pedoman atau rekomendasi internasional.
5. dapat memutuskan sesuatu sesuai keperluan.
6. dapat mengundang organisasi internasional yang relevan untuk
memeriksa hal- hal khusus.
7. meninjau pelaksanaan Perjanjian SPS 3 (tiga) tahun setelah
diberlakukan, jika diperlukan dapat mengajukan usul kepada
Dewan Perdagangan Barang (Council for Trade in Goods) untuk
mengubah isi Perjanjian SPS.
IMPLEMENTASI SANITARY DAN PHYTOSANITARY
DI INDONESIA
- Undang-undang Nomor 7/1994 Tentang Ratifikasi
Penerapan Tindakan Sanitary dan Phytosanitary
- Undang-undang Nomor 16/1992 Tentang Karantina
Hewan, Ikan Dan Tumbuhan
- Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000
Tentang Karantina Hewan
- Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002
Tentang Karantina Tumbuhan
- Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2002
Tentang Karantina Ikan
- Beberapa Surat Keputusan Menteri.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

FARMAKOLOGI ANTI HISTAMIN DAN KEMOTERAPI PARASIT
FARMAKOLOGI ANTI HISTAMIN DAN KEMOTERAPI PARASITFARMAKOLOGI ANTI HISTAMIN DAN KEMOTERAPI PARASIT
FARMAKOLOGI ANTI HISTAMIN DAN KEMOTERAPI PARASIT
Vhiyyae ChokkiCokiie
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
Nuelnuel11
 
Workshop Kurikulum Legislasi dan Etika Veteriner - FKH UGM, 25 November 2021
Workshop Kurikulum Legislasi dan Etika Veteriner - FKH UGM, 25 November 2021Workshop Kurikulum Legislasi dan Etika Veteriner - FKH UGM, 25 November 2021
Workshop Kurikulum Legislasi dan Etika Veteriner - FKH UGM, 25 November 2021
Tata Naipospos
 
farmakokinetik, efek samping, komplikasi
farmakokinetik, efek samping, komplikasifarmakokinetik, efek samping, komplikasi
farmakokinetik, efek samping, komplikasi
4nakmans4
 
Sejarah perkembangan obat
Sejarah perkembangan obatSejarah perkembangan obat
Sejarah perkembangan obat
Nina Vianti
 
Konsep dasar etika farmasi umum
Konsep dasar etika farmasi umumKonsep dasar etika farmasi umum
Konsep dasar etika farmasi umum
MaswanDaulay
 

What's hot (20)

Kesetimbangan fase
Kesetimbangan faseKesetimbangan fase
Kesetimbangan fase
 
FARMAKOLOGI ANTI HISTAMIN DAN KEMOTERAPI PARASIT
FARMAKOLOGI ANTI HISTAMIN DAN KEMOTERAPI PARASITFARMAKOLOGI ANTI HISTAMIN DAN KEMOTERAPI PARASIT
FARMAKOLOGI ANTI HISTAMIN DAN KEMOTERAPI PARASIT
 
HUKUM PERUSAHAAN
HUKUM PERUSAHAANHUKUM PERUSAHAAN
HUKUM PERUSAHAAN
 
GRANULASI BASAH
GRANULASI BASAHGRANULASI BASAH
GRANULASI BASAH
 
Pedoman Farmasi RS dan Klinik
Pedoman Farmasi RS dan KlinikPedoman Farmasi RS dan Klinik
Pedoman Farmasi RS dan Klinik
 
Alur pendirian PT
Alur pendirian PTAlur pendirian PT
Alur pendirian PT
 
Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Badan Pengawasan Obat dan MakananBadan Pengawasan Obat dan Makanan
Badan Pengawasan Obat dan Makanan
 
SISTEM ENDOKRIN
SISTEM ENDOKRINSISTEM ENDOKRIN
SISTEM ENDOKRIN
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
 
Workshop Kurikulum Legislasi dan Etika Veteriner - FKH UGM, 25 November 2021
Workshop Kurikulum Legislasi dan Etika Veteriner - FKH UGM, 25 November 2021Workshop Kurikulum Legislasi dan Etika Veteriner - FKH UGM, 25 November 2021
Workshop Kurikulum Legislasi dan Etika Veteriner - FKH UGM, 25 November 2021
 
farmakokinetik, efek samping, komplikasi
farmakokinetik, efek samping, komplikasifarmakokinetik, efek samping, komplikasi
farmakokinetik, efek samping, komplikasi
 
Ppt sistem hormon pada manusia
Ppt sistem hormon pada manusia Ppt sistem hormon pada manusia
Ppt sistem hormon pada manusia
 
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBPembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
 
Sejarah perkembangan obat
Sejarah perkembangan obatSejarah perkembangan obat
Sejarah perkembangan obat
 
Kelompok 15 ppt farmasi
Kelompok 15 ppt farmasiKelompok 15 ppt farmasi
Kelompok 15 ppt farmasi
 
Presentasi fraksinasi
Presentasi fraksinasiPresentasi fraksinasi
Presentasi fraksinasi
 
Evaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilEvaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan steril
 
Konsep dasar etika farmasi umum
Konsep dasar etika farmasi umumKonsep dasar etika farmasi umum
Konsep dasar etika farmasi umum
 
Badan usaha
Badan usahaBadan usaha
Badan usaha
 
konsep HKI
konsep HKIkonsep HKI
konsep HKI
 

Similar to Kesepakatan WTO Mengenai Sanitary & Fitosanitary (Sanitary & Phyosanitary Measures)

Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. I - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Feb...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. I - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Feb...Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. I - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Feb...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. I - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Feb...
Tata Naipospos
 
Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...
Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...
Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...
Tata Naipospos
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Tata Naipospos
 
bab 2 Lingkungan pemasaran global.pptx
bab 2 Lingkungan pemasaran global.pptxbab 2 Lingkungan pemasaran global.pptx
bab 2 Lingkungan pemasaran global.pptx
estisundari
 
Pengaturan Appropriate Level of Protection (ALOP) dan Analisis Risiko - Prese...
Pengaturan Appropriate Level of Protection (ALOP) dan Analisis Risiko - Prese...Pengaturan Appropriate Level of Protection (ALOP) dan Analisis Risiko - Prese...
Pengaturan Appropriate Level of Protection (ALOP) dan Analisis Risiko - Prese...
Tata Naipospos
 
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaianUu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaian
Mohammad Singgih
 
Pelaksanaan trip’s dan haki pada dunia bisnis di indonesia
Pelaksanaan trip’s dan haki pada dunia bisnis di indonesiaPelaksanaan trip’s dan haki pada dunia bisnis di indonesia
Pelaksanaan trip’s dan haki pada dunia bisnis di indonesia
Yuca Siahaan
 
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Tata Naipospos
 
Uu nomor 20 tahun 2014 standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu nomor 20 tahun 2014 standardisasi dan penilaian kesesuaianUu nomor 20 tahun 2014 standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu nomor 20 tahun 2014 standardisasi dan penilaian kesesuaian
Winarto Winartoap
 
Metoda Audit Negara dari Aspek Veteriner Dalam Kerangka Perdagangan Internasi...
Metoda Audit Negara dari Aspek Veteriner Dalam Kerangka Perdagangan Internasi...Metoda Audit Negara dari Aspek Veteriner Dalam Kerangka Perdagangan Internasi...
Metoda Audit Negara dari Aspek Veteriner Dalam Kerangka Perdagangan Internasi...
Tata Naipospos
 

Similar to Kesepakatan WTO Mengenai Sanitary & Fitosanitary (Sanitary & Phyosanitary Measures) (20)

Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. I - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Feb...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. I - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Feb...Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. I - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Feb...
Bimtek Analisis Risiko Impor Bag. I - Ditkeswan, Ditjen PKH, Bogor, 18-22 Feb...
 
Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...
Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...
Perjanjian Internasional yang Mengikat Negara Dalam Isu Veteriner - LKKV PDHI...
 
Penerapan Standar
Penerapan StandarPenerapan Standar
Penerapan Standar
 
Penguatan Sistem Pengawasan Lingkungan Hidup.pdf
Penguatan Sistem Pengawasan Lingkungan Hidup.pdfPenguatan Sistem Pengawasan Lingkungan Hidup.pdf
Penguatan Sistem Pengawasan Lingkungan Hidup.pdf
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
 
bab 2 Lingkungan pemasaran global.pptx
bab 2 Lingkungan pemasaran global.pptxbab 2 Lingkungan pemasaran global.pptx
bab 2 Lingkungan pemasaran global.pptx
 
Prinsip Dasar Pengembangan Standar
Prinsip Dasar Pengembangan StandarPrinsip Dasar Pengembangan Standar
Prinsip Dasar Pengembangan Standar
 
Pengaturan Appropriate Level of Protection (ALOP) dan Analisis Risiko - Prese...
Pengaturan Appropriate Level of Protection (ALOP) dan Analisis Risiko - Prese...Pengaturan Appropriate Level of Protection (ALOP) dan Analisis Risiko - Prese...
Pengaturan Appropriate Level of Protection (ALOP) dan Analisis Risiko - Prese...
 
Bab 6 Cara Penyimpanan Pengiriman Produk yang baik (CPOB).pdf
Bab 6 Cara Penyimpanan Pengiriman Produk yang baik (CPOB).pdfBab 6 Cara Penyimpanan Pengiriman Produk yang baik (CPOB).pdf
Bab 6 Cara Penyimpanan Pengiriman Produk yang baik (CPOB).pdf
 
14, hbl, digna adya, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, universitas ...
14, hbl, digna adya, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, universitas ...14, hbl, digna adya, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, universitas ...
14, hbl, digna adya, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, universitas ...
 
Uu no 17_2017
Uu no 17_2017Uu no 17_2017
Uu no 17_2017
 
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaianUu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaian
 
Pertemuan keenam Lanjutan STANDARISASI dan SERTIFIKASI PRODUK.pptx
Pertemuan keenam Lanjutan STANDARISASI dan SERTIFIKASI PRODUK.pptxPertemuan keenam Lanjutan STANDARISASI dan SERTIFIKASI PRODUK.pptx
Pertemuan keenam Lanjutan STANDARISASI dan SERTIFIKASI PRODUK.pptx
 
Pelaksanaan trip’s dan haki pada dunia bisnis di indonesia
Pelaksanaan trip’s dan haki pada dunia bisnis di indonesiaPelaksanaan trip’s dan haki pada dunia bisnis di indonesia
Pelaksanaan trip’s dan haki pada dunia bisnis di indonesia
 
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
 
Lecture 11 prosedur karantina impor dan ekspor
Lecture 11 prosedur karantina impor dan eksporLecture 11 prosedur karantina impor dan ekspor
Lecture 11 prosedur karantina impor dan ekspor
 
Persyaratan Ekspor untuk Produk Pangan.pdf
Persyaratan Ekspor untuk Produk Pangan.pdfPersyaratan Ekspor untuk Produk Pangan.pdf
Persyaratan Ekspor untuk Produk Pangan.pdf
 
Uu nomor 20 tahun 2014 standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu nomor 20 tahun 2014 standardisasi dan penilaian kesesuaianUu nomor 20 tahun 2014 standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu nomor 20 tahun 2014 standardisasi dan penilaian kesesuaian
 
Metoda Audit Negara dari Aspek Veteriner Dalam Kerangka Perdagangan Internasi...
Metoda Audit Negara dari Aspek Veteriner Dalam Kerangka Perdagangan Internasi...Metoda Audit Negara dari Aspek Veteriner Dalam Kerangka Perdagangan Internasi...
Metoda Audit Negara dari Aspek Veteriner Dalam Kerangka Perdagangan Internasi...
 
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan OrganikSNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
 

More from Wahono Diphayana

More from Wahono Diphayana (20)

Internal Governance & Audit of Bank Indonesia
Internal Governance & Audit of Bank IndonesiaInternal Governance & Audit of Bank Indonesia
Internal Governance & Audit of Bank Indonesia
 
History and Organization of Bank Indonesia
History and Organization of Bank IndonesiaHistory and Organization of Bank Indonesia
History and Organization of Bank Indonesia
 
Function of Bank Indonesia
Function of Bank IndonesiaFunction of Bank Indonesia
Function of Bank Indonesia
 
Central Bank : An Introduction
Central Bank : An IntroductionCentral Bank : An Introduction
Central Bank : An Introduction
 
Bank Indonesia's Position as a State Institution
Bank Indonesia's Position as a State InstitutionBank Indonesia's Position as a State Institution
Bank Indonesia's Position as a State Institution
 
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatif
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatifTeori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatif
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatif
 
Manfaat dan pengaruh perdagangan internasional
Manfaat dan pengaruh perdagangan internasionalManfaat dan pengaruh perdagangan internasional
Manfaat dan pengaruh perdagangan internasional
 
Keunggulan kompetitif
Keunggulan kompetitifKeunggulan kompetitif
Keunggulan kompetitif
 
Hambatan tarif dalam bisnis internasional
Hambatan tarif dalam bisnis internasionalHambatan tarif dalam bisnis internasional
Hambatan tarif dalam bisnis internasional
 
Hambatan non tarif dalam perdagangan internasional
Hambatan non tarif dalam perdagangan internasionalHambatan non tarif dalam perdagangan internasional
Hambatan non tarif dalam perdagangan internasional
 
Pembiayaan, penjaminan & kemitraan UMKM
Pembiayaan, penjaminan & kemitraan UMKMPembiayaan, penjaminan & kemitraan UMKM
Pembiayaan, penjaminan & kemitraan UMKM
 
Pemberdayaan umkm
Pemberdayaan umkmPemberdayaan umkm
Pemberdayaan umkm
 
Menumbuhan iklim usaha umkm
Menumbuhan iklim usaha umkmMenumbuhan iklim usaha umkm
Menumbuhan iklim usaha umkm
 
Pengembangan usaha umkm
Pengembangan usaha umkmPengembangan usaha umkm
Pengembangan usaha umkm
 
Kriteria & fungsi umkm
Kriteria & fungsi umkmKriteria & fungsi umkm
Kriteria & fungsi umkm
 
Mengenal pasar modal
Mengenal pasar modalMengenal pasar modal
Mengenal pasar modal
 
Peranan umkm & koperasi dalam perekonomian indonesia
Peranan umkm & koperasi dalam perekonomian indonesiaPeranan umkm & koperasi dalam perekonomian indonesia
Peranan umkm & koperasi dalam perekonomian indonesia
 
Teori mengenai uang
Teori mengenai uangTeori mengenai uang
Teori mengenai uang
 
Pasar valuta asing
Pasar valuta asingPasar valuta asing
Pasar valuta asing
 
Instrumen & indikator pasar uang
Instrumen & indikator pasar uangInstrumen & indikator pasar uang
Instrumen & indikator pasar uang
 

Recently uploaded

Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
langkahgontay88
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
FORTRESS
 
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
sayangkamuu240203
 

Recently uploaded (20)

ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
 
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)pptPelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
 
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdgNilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
 
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
 
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOTSTRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
 
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael RadaAPAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
 
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptxPERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
 
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfPPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
 
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
 
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
 
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxLAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
 
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotecabortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
 
Pernyataan SAK 1 Pelaporan Keuangan.pptx
Pernyataan SAK 1 Pelaporan Keuangan.pptxPernyataan SAK 1 Pelaporan Keuangan.pptx
Pernyataan SAK 1 Pelaporan Keuangan.pptx
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
 

Kesepakatan WTO Mengenai Sanitary & Fitosanitary (Sanitary & Phyosanitary Measures)

  • 1. Kesepakatan WTO Mengenai Sanitari & Fitosanitari (Sanitary & Phytosanitary Measures) Wahono Diphayana
  • 2. PEMBUKAAN Negara anggota : - Menetapkan dan menegakkan peraturan-perundangan untuk melindungi kehidupan dan kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan - Menginginkan untuk meningkatkan kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan - Memperhatikan tindakan kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan atas dasar perjanjian atau protokol bilateral. - Menginginkan kerangka aturan dan tata tertib multilateral sebagai pedoman tindakan SPS yang sedapat mungkin memperkecil dampak negatif terhadap perdagangan. - Menginginkan keharmonisan tindakan SPS antara negara anggota. - Mempertimbangkan anggota yang negara berkembang perlu dibantu dalam menghadapi kesulitan akses pasar
  • 3. POKOK-POKOK PERJANJIAN SPS 1. Ketentuan Umum 2. Hak dan Kewajiban 3. Harmonisasi 4. Kesepadanan 5. Analisis Risiko dan Penetapan Tingkat Perlindungan SPS 6. Adaptasi Terhadap Keadaan Regional 7. Transparansi 8. Prosedur Pengendalian, Inspeksi dan Pemberian Persetujuan 9. Bantuan Teknis 10. Perlakuan Khusus dan Berbeda 11. Konsultasi dan Penyelesaian Perselisihan 12. Administrasi 13. Pelaksanaan.
  • 4. KERJASAMA WTO DAN ORGANISASI INTERNASIONAL WTO Negara-negara Anggota ORGANISASI INTERNASIONAL - Codex Alimentarius Commission - International Office of Epizootics - International Plant Protection Convention
  • 5. TUJUAN SANITARY DAN PHYTOSANITARY (a) melindungi kehidupan dan kesehatan hewan dan tumbuhan di wilayah negara anggota dari resiko yang timbul dari masuknya atau penyebaran hama dan penyakit . (b) melindungi kehidupan dan kesehatan manusia atau hewan dari risiko yang timbul dari aditif, bahan cemaran, toksin atau patogen penyakit yang terkandung dalam makanan, minuman atau bahan pakan ternak. (c) melindungi kehidupan dan kesehatan manusia dari risiko yang timbul dari hama dan penyakit yang dibawa hewan, tumbuhan atau produknya, atau dari masuk dan penyebarannya. (d) mencegah atau membatasi kerugian yang timbul akibat masuk dan penyebaran hama dan penyakit.
  • 6. HAK DAN KEWAJIBAN 1. Berhak mengambil tindakan Sanitary dan Phytosanitary tanpa menyimpang dari ketentuan perjanjian. 2. Setiap tindakan didasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah dan tidak dibuat tanpa bukti ilmiah yang memadai. 3. Setiap tindakan tidak menimbulkan diskriminasi semena- mena atau tidak beralasan, dan tidak boleh diterapkan sebagai ristriksi terselubung.
  • 7. HARMONISASI 1. Harmonisasi tindakan SPS harus didasarkan pada standar, pedoman atau rekomendasi internasional. 2. Tindakan SPS yang sesuai standar, pedoman atau rekomendasi internasional konsisten dengan perjanjian. 3. Memperkenalkan atau memiliki tindakan SPS yang lebih tinggi dari standar, pedoman atau rekomendasi internasional, jika hal itu dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. 4. Berperan penuh dengan organisasi internasional yang relevan, khususnya Codex Alimentarius Commissions, International Office of Epizootics, dan International Plant Protection Convention. 5. Komite akan membuat prosedur untuk memantau proses harmonisasi internasional dan mengkoordinasikannya dengan organisasi internsional yang relevan.
  • 8. KESEPADANAN 1. Harus menerima tindakan SPS dari negara anggota lain sebagai tindakan sepadan, meskipun tindakan tersebut berbeda dengan tindakan yang digunakan negara lain yang berdagang produk yang sama. Untuk itu, negara pengimpor harus diberikan akses sewajarnya atas permintaan untuk mengadakan pemeriksaan, pengujian dan prosedur lain yang relevan. 2. Apabila diminta, negara anggota harus mengadakan perundingan dengan tujuan mencapai perjanjian bilateral, mutilateral mengenai pengakuan kesepadanan tindakan SPS.
  • 9. ANALISIS RESIKO 1. Harus memastikan bahwa tindakan SPS didasarkan suatu analisis, yang sesuai dengan keadaan, risiko terhadap kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan dengan memperhatikan teknik analisis yang dikembangkan oleh organisasi internasional. 2. Dalam analisis resiko, harus memperhatikan: - bukti, proses dan metode produksi yang relevan - model inspeksi, sampling dan pengujian yang relevan - apakah ada hama dan penyakit yang bisa menyerang - apakah ada area bebas hama dan penyakit - keadaan dan lingkungan yang relevan - karantina dan perlakuan lain. - kerugian potensial - aspek manfaat atas cara dan biaya untuk membatasi resiko
  • 10. PENETAPAN TINGKAT PERLINDUNGAN 1. Dalam penentuan tingkat perlindungan kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan yang layak agar memperkecil dampak negatif terhadap perdagangan. 2. Harus menghindari perbedaan yang semena-mena dan tidak dapat dipertanggung jawabkan apalagi hal itu menyebabkan diskriminasi atau ristriksi terselubung terhadap perdagangan internasional. 3. Jika membuat peraturan SPS harus memastikan hal itu tidak membatasi perdagangan. 4. Jika tidak tersedia bukti ilmiah yang relevan dan memadai, untuk sementara waktu negara anggota dapat menetapkan SPS atas dasar informasi yang tersedia, termasuk dari organisasi internasional dan tindakan SPS negara lain. Dalam hal tersebut, negara anggota harus berusaha memperoleh informasi tambahan yang diperlukan dalam jangka waktu yang wajar.
  • 11. ADAPTASI TERHADAP KEADAAN REGIONAL 1. Memastikan bahwa tindakan SPS sesuai dengan kondisi wilayah negara asal produk dan tujuan ekspor, antara lain tingkat serangan hama dan penyakit tertentu, keberadaan program pengendalian dan pedoman yang sesuai. 2. Harus mengakui area bebas hama dan penyakit dan area dengan tingkat serangan yang rendah, yang ditentukan atas dasar faktor geografi, ekosistem, pengamatan wabah dan efektivitas sanitary dan phytosanitary. 3. Negara pengeksopr yang menyatakan area bebas hama dan penyakit atau tingkat serangan yang rendah harus memberikan bukti-bukti yang diperlukan, dan memberikan akses yang wajar kepada negara pengimpor untuk mengadakan pemeriksaan, pengujian dan prosedur lain yang diperlukan.
  • 12. TRANSPARANSI 1. Harus memberitahukan perubahan dalam tindakan SPS sebagai berikut: - penerbitan peraturan - adanya tempat bertanya yang bertanggung jawab - jika diminta, menyediakan dokumen yang diinginkan - prosedur pemberitahuan : . penyampaian proposal peraturan . melalui Sekretariat . mengidentifikasi bagian yang menyimpang . tanpa diskriminasi memberikan waktu yang cukup . Dalam bahasa Inggris, Perancis atau Spanyol - Sekretariat akan mengirimkan salinan pemberitahuan kepada negara anggota
  • 13. SEKRETARIAT KOMITE SPS-WTO NATIONAL NOTIFICATION : PUSAT STANDARISASI DAN AKREDITASI NATIONAL ENQUIRY POINT : BADAN KARANTINA PERTANIAN NEGARA ANGGOTA
  • 14. PROSEDUR PENGENDALIAN, INSPEKSI DAN PERSETUJUAN 1. Segera memeriksa dengan prosedur yang tepat dan hasilnya segera diberitahukan 2. Permintaan informasi dibatasi mengenai hal yang diperlukan 3. Keraharasian informasi untuk perlindungan komersial 4. Persyaratan untuk pengendalian, inspeksi dan persetujuan dibatasi berkaitan dengan hal yang wajar dan perlu. 5. Biaya yang dikenakan bagi prosedur atas produk yang diimpor bersifat adil dibandingkan dengan biaya yang dikenakan atas produk domestik yang serupa. 6. Tersedia prosedur untuk meninjau pengaduan atas pelaksanaan 7. Mempertimbangkan standar internasional dalam memberikan persetujuan 8. Tidak ada sesuatu apapun yang dapat mencegah negara anggota untuk melakukan pemeriksaan sewajarnya di wilayahnya.
  • 15. BANTUAN TEKNIS 1. Memperlancar bantuan teknis kepada negara lain secara bilateral maupun organisasi internasional agar negara tersebut dapat memenuhi tindakan SPS yang dipersyaratkan. 2. Jika diperlukan investasi yang besar agar negara pengekspor yang sedang berkembang dapat memenuhi persyaratan SPS di negara pengimpor, maka negara pengimpor tersebut harus mempertimbangkan untuk memberikan bantuan teknis yang akan memperluas peluang akses pasar produk yang bersangkutan.
  • 16. PERLAKUAN KHUSUS DAN BERBEDA 1. Memperhatikan kebutuhan khusus negara yang sedang berkembang, terutama negara-negara terbelakang. 2. Tindakan SPS dikenalkan secara bertahap dalam jangka waktu yang lebih lama terhadap produk-produk dimana negara sedang berkembang berkepentingan untuk mempertahankan peluang ekspornya. 3. Komite SPS diberi hak atas permintaan untuk memberikan kepada negara anggota tersebut mengecualian yang spesifik dengan batas waktu tertentu dengan memperhatikan kebutuhan keuangan, perdagangan dan pembangunannya. 4. Mendorong dan memudahkan partisipasi aktif dari negara anggota yang sedang berkembang dalam organisasi iternasional yang relevan.
  • 17. KONSULTASI DAN PENYELESAIAN SENGKETA 1. Dalam suatu sengketa yang menyangkut masalah ilmiah dan teknis, maka diperlukan: - suatu panel untuk mendapat nasihat dari para ahli - panel tersebut atas permintaan atau inisitif sendiri membentuk kelompok ahli teknis sebagai penasihat - meminta nasihat dari organisasi internasional yang relevan 2. Tidak ada yang mengurangi hak anggota untuk meminta pertolongan dari pejabat atau mekanisme penyelesaian sengketa dari organisasi internaional yang lain atau yang ditetapkan melalui persetujuan internasional.
  • 18. ADMINISTRASI Komite SPS : 1. bertindak sebagai forum konsultasi perjanjian SPS dan harmonisasi 2. mendorong dan memudahkan konsultasi atau negosiasi 3. memelihara hubungan dekat dengan organisasi internasional di bidang SPS. 4. mengembangkan prosedur harmonisasi internasional dan penggunaan standar,pedoman atau rekomendasi internasional. 5. dapat memutuskan sesuatu sesuai keperluan. 6. dapat mengundang organisasi internasional yang relevan untuk memeriksa hal- hal khusus. 7. meninjau pelaksanaan Perjanjian SPS 3 (tiga) tahun setelah diberlakukan, jika diperlukan dapat mengajukan usul kepada Dewan Perdagangan Barang (Council for Trade in Goods) untuk mengubah isi Perjanjian SPS.
  • 19. IMPLEMENTASI SANITARY DAN PHYTOSANITARY DI INDONESIA - Undang-undang Nomor 7/1994 Tentang Ratifikasi Penerapan Tindakan Sanitary dan Phytosanitary - Undang-undang Nomor 16/1992 Tentang Karantina Hewan, Ikan Dan Tumbuhan - Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 Tentang Karantina Hewan - Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 Tentang Karantina Tumbuhan - Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2002 Tentang Karantina Ikan - Beberapa Surat Keputusan Menteri.