SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
UNDANG-UNDANG NOMOR
36 TAHUN 2009 TENTANG
KESEHATAN SEBAGAI UPAYA
PERLINDUNGAN HUKUM ATAS
HAK–HAK PASIEN DAN
TENAGA MEDIS
Juliana Christyaningsih
LATAR BELAKANG
TERBENTUKNYA PERUNDANG-
UNDANGAN
Adaptasi dari Kusnadi, 1989; Purnomo, 1999
versi Husein (1995)
ASPEK HUKUM PELAYANAN KESEHATAN
UNDANG-UNDANG NO. 36 TAHUN 2009
TENTANG KESEHATAN MERUPAKAN RUJUKAN,
NAMUN DIKARENAKAN PP TERBARU BELUM
DIKELUARKAN MAKA MASIH MEMAKAI
PERATURAN PEMERINTAH NO 32 TAHUN 1996
TENTANG TENAGA KESEHATAN
POLA HUBUNGAN DOKTER/NAKES DENGAN
PASIEN
• HUBUNGAN PATERNALISTIK DENGAN PRINSIP
FATHER KNOWS BEST
• DOKTER/NAKES DAN PASIEN
SAMA-SAMA SUBYEK HUKUM
MEMPUNYAI KEDUDUKAN YANG
SAMA
• DIDASARKAN PADA SIKAP SALING
PERCAYA
• MEMPUNYAI HAK DAN KEWAJIBAN
YANG MENIMBULKAN TANGGUNG
TINJAUAN PP NO.32 TAHUN 1996 TENTANG
TENAGA KESEHATAN
JENIS TENAGA KESEHATAN
1. Tenaga Medis  Dokter dan Dokter gigi
2. Tenaga Keperawatan  Perawat dan Bidan
3. Tenaga Kefarmasian  Apoteker, Analis
Farmasi, Asisten Apoteker
4. Tenaga Kes Masyarakat  Epidemiolog,
Entomolog Kes, Mikrobiolog Kes,
Penyuluh Kes, Administrator Kes,
Sanitarian
5. Tenaga Gizi  Nutrisionis dan Dietisien
6. Tenaga Keterapian Fisik  Fisioterapis,
7.Tenaga Keteknisian Medis 
- Radiografer
- Radioterapis
- Teknisi gigi
- Teknisi Elektro medis
- Analis Kesehatan
- Refraksionis optisien
- Otorik prostetik
- Teknisi tranfusi
- Perekam medis
1.Psikologi Klinis psikolog klinis.
2.Keperawatan berbagai jenis perawat.
3.Kebidanan bidan.
4.Kefarmasian apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian.
5.Kesehatan Masyarakat epidemiolog kesehatan,
tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku,
pembimbing kesehatan kerja, tenaga administrasi
dan kebijakan kesehatan, tenaga biostatistik dan
kependudukan serta tenaga kesehatan reproduksi
dan keluarga.
6.Kesehatan Lingkungan tenaga sanitasi
lingkungan, entomolog kesehatan, dan mikrobiolog
TINJAUAN PP NO.86 TAHUN 2019 TENTANG
TENAGA KESEHATAN
8. Keterapian Fisik fisioterapis, okupasi
terapis, terapis wicara, dan akupunktur.
9. Keteknisian Medis perekam medis dan
informasi kesehatan, teknisi kardiovaskuler,
teknisi pelayanan darah, refraksionis optisien/
optometris, teknisi gigi, penata anastesi, terapis
gigi dan mulut, dan audiologis.
10. Teknik Biomedika radiografer,
elektromedis, ahli teknologi laboratorium medik,
fisikawan medik, radioterapis, dan ortotik
prostetik.
11. Kesehatan Tradisional tenaga kesehatan
tradisional ramuan dan tenaga kesehatan
tradisional keterampilan.
PROFESI
Disiplin
Etika Hukum
-Penerapan Disiplin ilmu
-Standar Profesi
-Norma Perilaku
-Aturan Hukum
Pemberi Pelayanan
(Dokter/Nakes)
Penerima Pelayanan
(Pasien)
HUBUNGANHUKUMPelayanan
(PERJANJIANTerapeutik)
Produsen Jasa
(Subjek Hukum)
Perdata
Hak dan
Kewajiban
Hak dan
Kewajiban
Proses
Saling
Berkomunikasi
Objek
(Upaya Kesehatan)
Harus cermat dan
Hati2
Tanggung jawab:
-Informed consent
- Rekam Medik
- SP, SPO, Etika
- Hukum
Konsumen Jasa
(Subjek Hukum)
Administrasi
Pidana
Upaya Kesehatan/Pelayanan Kesehatan
Tenaga.Kesehatan
Kewenangan
-Peraturan
- SP
- SPO
- Etika
-Sumber Daya Kes
-Preventif
-Kuratif
-Promotif
-Rehabilitatif
REGISTRASI TENAGA KESEHATAN
(PerMenkes Nomor 161/2010)
1. Dokter  SIP
2. Bidan  SIB
3. Perawat  SIP
4. Fisioterapis  SIF
5. Perawat Gigi  SIPG
6. Refraksionis Optisien  SIRO
7. Terapis Wicara  SITW
8. Radiografer  SIR
9. Okupasi Terapis  SIOT
Nakes lulus
Uji Kompetensi
(Sertifikat Kompetensi)
STR
REGISTRASI TENAGA KESEHATAN
(PerMenkes Nomor 83/2019)
Pasal 1
1. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan.
2. Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda pengakuan
terhadap kompetensi Tenaga Kesehatan untuk dapat
menjalankan praktik di seluruh Indonesia setelah lulus
uji kompetensi.
3. Sertifikat Profesi adalah surat tanda pengakuan untuk
melakukan praktik profesi yang diperoleh lulusan
pendidikan profesi.
4. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap Tenaga
Kesehatan yang telah memiliki Sertifikat Kompetensi
atau Sertifikat Profesi dan telah mempunyai kualifikasi
tertentu lain serta mempunyai pengakuan secara
HAK DAN KEWAJIBAN (tinjauan UU No.36/2009 tentang
Kesehatan dan UU No.44/2009 tentang Rumah Sakit)
PASIEN
1. Memperoleh informasi dan
edukasi
2. Yankes aman dan bermutu
3. Memilih yankes/laboratorium
4. Memperoleh akses
5. Kerahasian
6. Informed consent
7. Menolak tindakan
8. Menggugat dan menuntut
9. Memperoleh Rekam medik/lab
10.Pengaduan atas Yankes
11.Menolak bimbingan rohani
(RS)
12.Keluhan yankes melalui media
cetak dan elektronik (RS)
Nakes
1. Menerima Informasi
benar dan jujur
2. Imbalan
3. Perlindungan hukum
4. Tolak ungkap rahasia
pasien
terkecuali apabila pasien
menuntut dan memberi
informasi kpd media
cetak dianggap telah
melepaskan haknya (psl
44 RS)
5.Menggugat dan menuntut
H A K
PASIEN
1. Memberikan
informasi yg benar,
lengkap dan jujur
2. Mematuhi aturan
sarana pelayanan kes
3. Memberikan imbalan
NAKES
1. Memiliki SIP/SIK
2. Mengikuti SP,SPO,
etika
3. Menghormati hak
pasien
4. Mengutamakan
keselamatan pasien
KEWAJIBAN
TANGGUNG JAWAB HUKUM PERDATA
Tenaga kesehatan dan sarana kesehatan
(sebagai subjek hukum), memiliki
tanggungjawab hukum atas semua
tindakannya dalam upaya melaksanakan tugas
profesinya, yang tidak luput dari kesalahan
profesi.
TANGGUNG JAWAB HUKUM yang berkaitan
dengan pelaksanaan profesi, masih dapat
dibedakan terhadap ketentuan-ketentuan
profesional (kode etik), dan tanggung jawab
HUBUNGAN ADANYA KESEPAKATAN
Dalam pelayanan kesehatan berawal dari
hubungan kepercayaan antara 2 orang atau
lebih yang merupakan subjek hukum.
Keputusan pasien/keluarga untuk
mengunjungi dokter/nakes guna meminta
pertolongan, secara yuridis diartikan bahwa
pasien melakukan penawaran.
Dokter/Nakes melakukan
wawancara/komunikasi dengan pasien atau
keluarga.
Berdasarkan informasi yg diterima oleh
dokter/nakes dari pasien tentang
penyakitnya, maka si dokter akan menyusun
anamnesa.
Pada saat dokter/nakes bersedia dgn
1
2
4
5
3
Dengan adanya penawaran dari pasien dan
penerimaan dari dokter/nakes, maka
terjadilah kesepakatan yang merupakan salah
satu persyaratan terjadinya perjanjian.
(pasal 1320 KUHPerdata) 
- Sepakat
- Cakap
- Hal tertentu
- Sebab yang halal
Dengan demikian dalam setiap pelayanan
kesehatan terjadi suatu perjanjian (tidak
tertulis) antara pemberi dan penerima
pelayanan kesehatan, yang dinamakan
perjanjian terapeutik atau transaksi
6
7
TRANSAKSI TERAPEUTIK
Transaksi Terapeutik merupakan hubungan
antara 2 orang atau lebih subjek hukum, yg
saling mengikatkan diri didasarkan pada
sikap saling percaya.
Saling percaya akan tumbuh jika terjalin
komunikasi secara terbuka dan jujur antara
dokter/nakes dan pasien, karena masing2
dapat saling memberikan informasi yg
diperlukan bagi terlaksananya kerjasama yg
baik dan tercapainya tujuan pelayanan
Hakekat Pelayanan Kesehatan
adalah :
1.Memberi pertolongan atau,
2.Memberi bantuan kepada
pasien
Prinsip Etik  Memberi
pertolongan, berbuat baik
dan tidak merugikan.
Pelayanan Kesehatan
Pengobatan/Perawatan (Nakes)
Sarana Pelayanan RS/Klinik
Pasal 1365 KUHPer :
“Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa
kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang
yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu
mengganti kerugian tersebut”
Pasal 1366 KUHPer :
“Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk
kerugian yang disebabkan karena perbuatannya,
tetapi untuk kerugian yang disebabkan karena
kelalaian atau kurang hati-hati”
Pasal 1371 KUHPer :
“Penyebab luka atau cacat anggota badan
Atau kurang hati2”
Kerugian orang lain
Kelalaian/culpa
Kesengajaan/dolus
PERSYARATAN PASIEN MENGAJUKAN GUGATAN :
1. Pasien harus mengalami kerugian
2. Adanya kesalahan
3. Adanya hubungan kausal antara kesalahan
dengan kerugian
4. Perbuatan itu melawan hukum
TANGGUNG JAWAB
Pasal 1367 (1) KUHPer :
“Seseorang tidak hanya bertanggung jawab untuk
kerugian yang disebabkan karena perbuatannya
sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan
karena perbuatan orang-orang yang menjadi
tanggungannya atau disebabkan oleh barang-barang
yang ada dibawah pengawasannya” (hubungan atasan
dgn bawahan/vicarios liability)
RS/Klinik/Saryankes
1. Personalia
2. Sarana dan Prasarana
3. Kewajiban memberikan pelayanan terbaik
Tanggung Jawab Hukum RS (UU No.44/2009 Pasal 46) :
“RS bertanggung jawab secara hukum atas semua kerugian yang timbul
akibat kelalaian yg dilakukan Nakes di RS”
TANGGUNG JAWAB HUKUM
PIDANA
Hukum pidana  mengatur
hubungan antara manusia/
masyarakat dengan negara
Ketentuan hukum pidana dapat diberlakukan
dengan keharusan memenuhi 2 persyaratan :
1. Adanya suatu perbuatan/tindakan yang
dilakukan oleh seseorang dan yang melanggar
ketentuan hukum pidana, sehingga memenuhi
rumusan delik sebagaimana yang diatur dalam
hukum pidana yang berlaku
2. Pelanggar hukum pidana mampu
mempertanggung jawabkan perbuatannya
SUMBER HUKUM PIDANA
1. KUHP
2. Diluar KUHP (UU Tipikor, UU Terorisme dll)
3. UU Non Pidana (UU Kesehatan, UU Rumah
Yang mampu
mempertanggung jawabkan
perbuatan pidana :
1.Telah berumur 16 tahun
2.Sehat akalnya
(pasal 44, 45, 46 KUHP)
BEBERAPA DELIK YANG DAPAT
DIANCAM KEPADA TENAGA
Pasal 242 KUHPidana :
“Keterangan palsu/keterangan tidak sesuai dengan
fakta, dipidana 7 tahun”
Pasal 304 KUHPidana :
“Meninggalkan orang yang perlu ditolong dipidana 2
tahun 8 bulan”
Pasal 322 KUHPidana :
“Membuka rahasia pasien dipidana 9 bulan”
Pasal 333 KUHPidana :
“Menahan seorang secara melawan hukum, pidana 8
tahun/RS menahan pasien belum bayar”
Pasal 338 KUHPidana :
“Sengaja merampas nyawa orang lain, diancam
dengan pidana penjara paling lama 15 tahun”
Pasal 344 KHUPidana (euthanasia):
“Merampas nyawa orang lain atas permintaan orang
itu sendiri, pidana penjara paling lama 12 tahun”
Pasal 359 KUHPidana :
“Karena kealpaannya menyebabkan matinya orang
lain, diancam dengan pidana penjara paling lama 5
tahun”
Pasal 360 KUHPidana :
(1)Karena kealpaannya menyebabkan orang lain
mendapat luka-luka berat, 5 tahun”
(2)Karena kealpaannya menyebabkan orang lain
mendapat luka-luka sehingga timbul penyakit atau
halangan menjalankan pekerjaan pidana penjara 9
bulan.
Pasal 361 KUHPidana :
“Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini
dilakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau
pencaharian maka pidana ditambah 1/3 dan yang
bersalah dapat dicabut haknya untuk menjalankan
pencaharian dalam mana kejahatan dilakukan dan hakim
dapat memerintahkan supaya putusannya diumumkan”
Pasal 347 KUHP :
(1). Sengaja menggugurkan atau
mematikan kandungan seorang wanita
tanpa persetujuan, pidana penjara 12
tahun
(2).Jika perbuatan itu mengakibatkan
matinya wanita tersebut, pidana
penjara 15 tahun
Pasal 348 KUHP :
(1). Sengaja menggugurkan atau
mematikan kandungan seorang wanita
dengan persetujuannya, pidana penjara
5 tahun
Pasal 349 KUHP :
“Apabila tindakan pengguguran kandungan sesuai
pasal 346. 347 dan 348 dilakukan oleh dokter,
bidan atau juru obat maka pidananya diperberat
dengan ditambah 1/3 dan dapat dicabut hak
profesinya”
Pasal 299 KUHP :
(1). Sengaja mengobati seorang perempuan atau
mengerjakan sesuatu perbuatan terhadap
seorang perempuan dengan memberitahukan
atau menimbulkan pengharapan, bahwa oleh
karena itu dapat gugur kandungannya dihukum
penjara selama-lamanya 4 (empat) tahun.
(2). Kalau Si tersalah melakukan pekerjaan itu
karena mengharapkan keuntungan dan menjadi
kebiasaan dan dilakukan oleh tabib, bidan atau
tukang pembuat obat maka hukumannya dpt
ditambah 1/3nya.
ABORSI  UU No.36/2009 TENTANG
KESEHATAN
Pengecualian :
1. Berdasarkan Indikasi medis
2. Akibat perkosaan
Pasal 86 - 92 (Pelayanan Darah) :
1. Pelayanan darah tidak untuk
dikomersilkan / diperjualbelikan
2. Sengaja memperjualbelikan pidana
penjara 5 tahun, denda 500 juta.
SYARAT YG HARUS DIPENUHI ADANYA
PERBUATAN MELAWAN HUKUM
(Pasien menggugat Nakes dan/atau
RS/Sarana Pelayanan Kes lainnya) :
1. Pasien harus mengalami kerugian
2. Ada kesalahan atau kelalaian pada
dokter dan/atau Saryankes
3. Ada hubungan kausal antara kerugian
dan kesalahan
4. Perbuatan tersebut harus melanggar
hukum.
TANGGUNG JAWAB HUKUM ADMINISTRASI
Pasal 188 ayat (3) UU No.Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan sbb :
“Tenaga Kesehatan dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang melanggar ketentuan yg diatur
dalam UU dapat diambil tindakan administratif
berupa:
a. Peringatan secara tertulis;
b. Pencabutan izin sementara atau izin tetap.
Pasal 33 ayat (2) UU No 32 Tahun 1996
Tindakan disiplin dapat berupa
a. Teguran (lisan atau tertulis)
b. Pencabutan izin untuk melakukan upaya
kesehatan
Perlindungan Hukum
Tenaga Kesehatan
TINJAUAN UU NO.36/2009 TENTANG KESEHATAN
UU NO.44/2009 TENTANG RUMAH SAKIT
PP NO.32/1996 TENTANG NAKES
1. Nakes berhak mendapatkan perlindungan hukum (pasal
27)
2. Nakes yang diduga melakukan kelalaian, maka terlebih
dahulu harus diselesaikan melalui mediasi (pasal 29).
3. Memiliki Izin
4. Melaksanakan tugas sesuai SP,SPO, Etika
5. Menghormati hak pasien
6. Menjaga kerahasiaan identitas dan kesehatan pasien
7. Memberikan informasi dan tindakan yg akan dilakukan
8. Meminta persetujuan terhadap tindakan yg akan
dilakukan
9. Membuat dan memelihara rekam medis
PERLINDUNGAN HUKUM RUMAH SAKIT:
1. Menolak mengungkapkan informasi rahasia
kedokteran
2. Pasien yg menuntut RS dan menginformasikan
melalui media masa, dianggap melepaskan hak
atas rahasia kedokterannya.
3. RS tidak bertanggungjawab secara hukum apabila
pasien menolak atau menghentikan pengobatannya
yg berakibat kematian setelah diberi penjelasan
4. RS tidak dapat dituntut dalam upaya
menyelamatkan nyawa manusia
PERLINDUNGAN HUKUM PASIEN
1. Menerima dan menolak sebagian
atau seluruh tindakan pertolongan
yg akan diberikan kepadanya setelah
menerima penjelasan
2. Hak menerima dan menolak tidak
berlaku :
- Penderita penyakit menular
- Tidak sadarkan diri
- Gangguan mental berat
KEWAJIBAN RUMAH SAKIT
1. Memberikan informasi yg benar
2. Yankes aman, bermutu tdk diskriminasi
3. Yankes gawat darurat
4. Menyediakan sarana yankes untuk org miskin,
ambulans gratis
5. Melaksanakan Standar Mutu pelayanan
6. Rekam Medis
7. Sistem rujukan
8. Menyediakan sarana ibadah, parkir, ruang tunggu,
sarana untuk org cacat, ruang ibu menyusui
9. Informasi
10.Menghormati dan melindungi hak2 pasien
11.Hospital by laws
12.Memberi bantuan hukum bagi semua petugas
13.Kawasan tanpa asap rokok
HARAPAN PASIEN :
1. Reliability (kehandalan) 
- layanan yang dijanjikan dgn segera dan memuaskan
- Jadwal pelayanan tepat waktu
- Prosedur pelayanan tidak berbelit
2. Responsiveness (daya tanggap) 
- Membantu dan memberikan pelayanan dengan tanggap
(tidak membedakan unsur SARA)
- Petugas cepat tanggap atas keluhan pasien
- Memberikan informasi yang jelas
3. Assurance (jaminan) 
- Jaminan keamanan, keselamatan, kenyamanan
- Pengetahuan dan Keterampilan petugas/Nakes tidak
diragukan
4. Emphaty 
- Komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan pasien
- Menanggapi keluhan dan perhatian kpd pasien
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medis
Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medisMalpraktek, standard profesi, standard pelayanan medis
Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medis
Imran Is
 
Pp nomor 46 tahun 2014 tentang sistem informasi kesehatan
Pp nomor 46 tahun 2014 tentang sistem informasi kesehatanPp nomor 46 tahun 2014 tentang sistem informasi kesehatan
Pp nomor 46 tahun 2014 tentang sistem informasi kesehatan
Ulfah Hanum
 
Epidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit MenularEpidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit Menular
Lilik Sholeha
 
Toksikokinetik,slideshare
Toksikokinetik,slideshareToksikokinetik,slideshare
Toksikokinetik,slideshare
Inoy Trisnaini
 
penggolongan obat menurut pemerintah
 penggolongan obat menurut pemerintah penggolongan obat menurut pemerintah
penggolongan obat menurut pemerintah
Gdiss Yogaswara
 
Power point malpraktek
Power point malpraktekPower point malpraktek
Power point malpraktek
Iki KuduSukses
 

What's hot (20)

Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medis
Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medisMalpraktek, standard profesi, standard pelayanan medis
Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medis
 
Konsep dasar patient safety
Konsep dasar patient safetyKonsep dasar patient safety
Konsep dasar patient safety
 
Tbc ppt
Tbc pptTbc ppt
Tbc ppt
 
Makalah Malpraktek
Makalah MalpraktekMakalah Malpraktek
Makalah Malpraktek
 
Pp nomor 46 tahun 2014 tentang sistem informasi kesehatan
Pp nomor 46 tahun 2014 tentang sistem informasi kesehatanPp nomor 46 tahun 2014 tentang sistem informasi kesehatan
Pp nomor 46 tahun 2014 tentang sistem informasi kesehatan
 
Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak
 
Ppt etika dan hukum kesehatan
Ppt etika dan hukum kesehatanPpt etika dan hukum kesehatan
Ppt etika dan hukum kesehatan
 
Kuesioner pengetahuan anemia bumil
Kuesioner pengetahuan anemia bumilKuesioner pengetahuan anemia bumil
Kuesioner pengetahuan anemia bumil
 
Komunikasi Efektif dalam Bidang Pelayanan Kesehatan
Komunikasi Efektif dalam Bidang Pelayanan KesehatanKomunikasi Efektif dalam Bidang Pelayanan Kesehatan
Komunikasi Efektif dalam Bidang Pelayanan Kesehatan
 
Epidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit MenularEpidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit Menular
 
Toksikokinetik,slideshare
Toksikokinetik,slideshareToksikokinetik,slideshare
Toksikokinetik,slideshare
 
penggolongan obat menurut pemerintah
 penggolongan obat menurut pemerintah penggolongan obat menurut pemerintah
penggolongan obat menurut pemerintah
 
CRITICAL APPRAISAL JOURNAL.docx
CRITICAL APPRAISAL JOURNAL.docxCRITICAL APPRAISAL JOURNAL.docx
CRITICAL APPRAISAL JOURNAL.docx
 
Ppt efek samping obat
Ppt efek samping obat Ppt efek samping obat
Ppt efek samping obat
 
Power point malpraktek
Power point malpraktekPower point malpraktek
Power point malpraktek
 
Materi case control
Materi case controlMateri case control
Materi case control
 
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
 
Prinsip pemberian obat
Prinsip pemberian obatPrinsip pemberian obat
Prinsip pemberian obat
 
Buku pedoman rekam medis
Buku pedoman rekam medisBuku pedoman rekam medis
Buku pedoman rekam medis
 
Makalah patient safety
Makalah patient safetyMakalah patient safety
Makalah patient safety
 

Similar to power point undang - undang kesehatan terbaru

Ppt uu-kesehatan-dipa-blu
Ppt uu-kesehatan-dipa-bluPpt uu-kesehatan-dipa-blu
Ppt uu-kesehatan-dipa-blu
mumud31
 
KP 1.1.3.2 kewajiban dokter pasien
KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasienKP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien
KP 1.1.3.2 kewajiban dokter pasien
Carlo Prawira
 
1. Etikolegal Kegawatan Neurologi - Zaroan.pdf
1. Etikolegal Kegawatan Neurologi - Zaroan.pdf1. Etikolegal Kegawatan Neurologi - Zaroan.pdf
1. Etikolegal Kegawatan Neurologi - Zaroan.pdf
Losta Nata
 
RIMAWATI_SESI-3_PEMENUHAN-HAK-TENAKES.pptx
RIMAWATI_SESI-3_PEMENUHAN-HAK-TENAKES.pptxRIMAWATI_SESI-3_PEMENUHAN-HAK-TENAKES.pptx
RIMAWATI_SESI-3_PEMENUHAN-HAK-TENAKES.pptx
tugamumar
 

Similar to power point undang - undang kesehatan terbaru (20)

Ppt uu-kesehatan-dipa-blu
Ppt uu-kesehatan-dipa-bluPpt uu-kesehatan-dipa-blu
Ppt uu-kesehatan-dipa-blu
 
MI 1 Bahan Bacaan
MI 1 Bahan BacaanMI 1 Bahan Bacaan
MI 1 Bahan Bacaan
 
MI1
MI1MI1
MI1
 
53181760 pelayanan-kesehatan
53181760 pelayanan-kesehatan53181760 pelayanan-kesehatan
53181760 pelayanan-kesehatan
 
SLIDE DR Dr HALIM PERLINDUNGAN HUKUM_IDI WILAYAH KALSEL.pptx
SLIDE DR Dr HALIM PERLINDUNGAN HUKUM_IDI WILAYAH KALSEL.pptxSLIDE DR Dr HALIM PERLINDUNGAN HUKUM_IDI WILAYAH KALSEL.pptx
SLIDE DR Dr HALIM PERLINDUNGAN HUKUM_IDI WILAYAH KALSEL.pptx
 
LANDASAN HUKUM PRAKTEK KEPERAWATAN FIX.pdf
LANDASAN HUKUM PRAKTEK KEPERAWATAN FIX.pdfLANDASAN HUKUM PRAKTEK KEPERAWATAN FIX.pdf
LANDASAN HUKUM PRAKTEK KEPERAWATAN FIX.pdf
 
HUKUM DAN KEbIJAKAN KESEHATAN pertemuan 1.pptx
HUKUM DAN KEbIJAKAN KESEHATAN pertemuan 1.pptxHUKUM DAN KEbIJAKAN KESEHATAN pertemuan 1.pptx
HUKUM DAN KEbIJAKAN KESEHATAN pertemuan 1.pptx
 
HUKUM DAN KEBIJAKAN KESEHATAN 1 Pengertian Hukum Kesehatan.pptx
HUKUM DAN KEBIJAKAN KESEHATAN 1 Pengertian Hukum Kesehatan.pptxHUKUM DAN KEBIJAKAN KESEHATAN 1 Pengertian Hukum Kesehatan.pptx
HUKUM DAN KEBIJAKAN KESEHATAN 1 Pengertian Hukum Kesehatan.pptx
 
MI 1
MI 1MI 1
MI 1
 
KP 1.1.3.2 kewajiban dokter pasien
KP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasienKP 1.1.3.2  kewajiban dokter pasien
KP 1.1.3.2 kewajiban dokter pasien
 
Hukum kesehatan
Hukum kesehatanHukum kesehatan
Hukum kesehatan
 
Modul 4 kb 1
Modul 4 kb 1Modul 4 kb 1
Modul 4 kb 1
 
DOKTER-PASIEN.rev22.pdf
DOKTER-PASIEN.rev22.pdfDOKTER-PASIEN.rev22.pdf
DOKTER-PASIEN.rev22.pdf
 
Hukum Kesehatan dalam Kebidanan
Hukum Kesehatan dalam Kebidanan Hukum Kesehatan dalam Kebidanan
Hukum Kesehatan dalam Kebidanan
 
1. Etikolegal Kegawatan Neurologi - Zaroan.pdf
1. Etikolegal Kegawatan Neurologi - Zaroan.pdf1. Etikolegal Kegawatan Neurologi - Zaroan.pdf
1. Etikolegal Kegawatan Neurologi - Zaroan.pdf
 
Modul 4 kb 1
Modul 4 kb 1Modul 4 kb 1
Modul 4 kb 1
 
RIMAWATI_SESI-3_PEMENUHAN-HAK-TENAKES.pptx
RIMAWATI_SESI-3_PEMENUHAN-HAK-TENAKES.pptxRIMAWATI_SESI-3_PEMENUHAN-HAK-TENAKES.pptx
RIMAWATI_SESI-3_PEMENUHAN-HAK-TENAKES.pptx
 
REGULASI PELAYANAN KEBIDANAN.pptx
REGULASI PELAYANAN KEBIDANAN.pptxREGULASI PELAYANAN KEBIDANAN.pptx
REGULASI PELAYANAN KEBIDANAN.pptx
 
Tugas prof amri amir sp.f prodi neurologi
Tugas prof amri amir sp.f prodi neurologiTugas prof amri amir sp.f prodi neurologi
Tugas prof amri amir sp.f prodi neurologi
 
HUKUM_KESEHATAN_BHP.pptx
HUKUM_KESEHATAN_BHP.pptxHUKUM_KESEHATAN_BHP.pptx
HUKUM_KESEHATAN_BHP.pptx
 

Recently uploaded

443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 

Recently uploaded (20)

Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 

power point undang - undang kesehatan terbaru

  • 1. UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN SEBAGAI UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM ATAS HAK–HAK PASIEN DAN TENAGA MEDIS Juliana Christyaningsih
  • 4. ASPEK HUKUM PELAYANAN KESEHATAN UNDANG-UNDANG NO. 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN MERUPAKAN RUJUKAN, NAMUN DIKARENAKAN PP TERBARU BELUM DIKELUARKAN MAKA MASIH MEMAKAI PERATURAN PEMERINTAH NO 32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA KESEHATAN POLA HUBUNGAN DOKTER/NAKES DENGAN PASIEN • HUBUNGAN PATERNALISTIK DENGAN PRINSIP FATHER KNOWS BEST
  • 5. • DOKTER/NAKES DAN PASIEN SAMA-SAMA SUBYEK HUKUM MEMPUNYAI KEDUDUKAN YANG SAMA • DIDASARKAN PADA SIKAP SALING PERCAYA • MEMPUNYAI HAK DAN KEWAJIBAN YANG MENIMBULKAN TANGGUNG
  • 6. TINJAUAN PP NO.32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA KESEHATAN JENIS TENAGA KESEHATAN 1. Tenaga Medis  Dokter dan Dokter gigi 2. Tenaga Keperawatan  Perawat dan Bidan 3. Tenaga Kefarmasian  Apoteker, Analis Farmasi, Asisten Apoteker 4. Tenaga Kes Masyarakat  Epidemiolog, Entomolog Kes, Mikrobiolog Kes, Penyuluh Kes, Administrator Kes, Sanitarian 5. Tenaga Gizi  Nutrisionis dan Dietisien 6. Tenaga Keterapian Fisik  Fisioterapis,
  • 7. 7.Tenaga Keteknisian Medis  - Radiografer - Radioterapis - Teknisi gigi - Teknisi Elektro medis - Analis Kesehatan - Refraksionis optisien - Otorik prostetik - Teknisi tranfusi - Perekam medis
  • 8. 1.Psikologi Klinis psikolog klinis. 2.Keperawatan berbagai jenis perawat. 3.Kebidanan bidan. 4.Kefarmasian apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. 5.Kesehatan Masyarakat epidemiolog kesehatan, tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, tenaga biostatistik dan kependudukan serta tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga. 6.Kesehatan Lingkungan tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, dan mikrobiolog TINJAUAN PP NO.86 TAHUN 2019 TENTANG TENAGA KESEHATAN
  • 9. 8. Keterapian Fisik fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara, dan akupunktur. 9. Keteknisian Medis perekam medis dan informasi kesehatan, teknisi kardiovaskuler, teknisi pelayanan darah, refraksionis optisien/ optometris, teknisi gigi, penata anastesi, terapis gigi dan mulut, dan audiologis. 10. Teknik Biomedika radiografer, elektromedis, ahli teknologi laboratorium medik, fisikawan medik, radioterapis, dan ortotik prostetik. 11. Kesehatan Tradisional tenaga kesehatan tradisional ramuan dan tenaga kesehatan tradisional keterampilan.
  • 10.
  • 11. PROFESI Disiplin Etika Hukum -Penerapan Disiplin ilmu -Standar Profesi -Norma Perilaku -Aturan Hukum
  • 12. Pemberi Pelayanan (Dokter/Nakes) Penerima Pelayanan (Pasien) HUBUNGANHUKUMPelayanan (PERJANJIANTerapeutik) Produsen Jasa (Subjek Hukum) Perdata Hak dan Kewajiban Hak dan Kewajiban Proses Saling Berkomunikasi Objek (Upaya Kesehatan) Harus cermat dan Hati2 Tanggung jawab: -Informed consent - Rekam Medik - SP, SPO, Etika - Hukum Konsumen Jasa (Subjek Hukum) Administrasi Pidana
  • 13. Upaya Kesehatan/Pelayanan Kesehatan Tenaga.Kesehatan Kewenangan -Peraturan - SP - SPO - Etika -Sumber Daya Kes -Preventif -Kuratif -Promotif -Rehabilitatif
  • 14. REGISTRASI TENAGA KESEHATAN (PerMenkes Nomor 161/2010) 1. Dokter  SIP 2. Bidan  SIB 3. Perawat  SIP 4. Fisioterapis  SIF 5. Perawat Gigi  SIPG 6. Refraksionis Optisien  SIRO 7. Terapis Wicara  SITW 8. Radiografer  SIR 9. Okupasi Terapis  SIOT Nakes lulus Uji Kompetensi (Sertifikat Kompetensi) STR
  • 15.
  • 16. REGISTRASI TENAGA KESEHATAN (PerMenkes Nomor 83/2019) Pasal 1 1. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. 2. Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kompetensi Tenaga Kesehatan untuk dapat menjalankan praktik di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi. 3. Sertifikat Profesi adalah surat tanda pengakuan untuk melakukan praktik profesi yang diperoleh lulusan pendidikan profesi. 4. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap Tenaga Kesehatan yang telah memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lain serta mempunyai pengakuan secara
  • 17. HAK DAN KEWAJIBAN (tinjauan UU No.36/2009 tentang Kesehatan dan UU No.44/2009 tentang Rumah Sakit) PASIEN 1. Memperoleh informasi dan edukasi 2. Yankes aman dan bermutu 3. Memilih yankes/laboratorium 4. Memperoleh akses 5. Kerahasian 6. Informed consent 7. Menolak tindakan 8. Menggugat dan menuntut 9. Memperoleh Rekam medik/lab 10.Pengaduan atas Yankes 11.Menolak bimbingan rohani (RS) 12.Keluhan yankes melalui media cetak dan elektronik (RS) Nakes 1. Menerima Informasi benar dan jujur 2. Imbalan 3. Perlindungan hukum 4. Tolak ungkap rahasia pasien terkecuali apabila pasien menuntut dan memberi informasi kpd media cetak dianggap telah melepaskan haknya (psl 44 RS) 5.Menggugat dan menuntut H A K
  • 18. PASIEN 1. Memberikan informasi yg benar, lengkap dan jujur 2. Mematuhi aturan sarana pelayanan kes 3. Memberikan imbalan NAKES 1. Memiliki SIP/SIK 2. Mengikuti SP,SPO, etika 3. Menghormati hak pasien 4. Mengutamakan keselamatan pasien KEWAJIBAN
  • 19. TANGGUNG JAWAB HUKUM PERDATA Tenaga kesehatan dan sarana kesehatan (sebagai subjek hukum), memiliki tanggungjawab hukum atas semua tindakannya dalam upaya melaksanakan tugas profesinya, yang tidak luput dari kesalahan profesi. TANGGUNG JAWAB HUKUM yang berkaitan dengan pelaksanaan profesi, masih dapat dibedakan terhadap ketentuan-ketentuan profesional (kode etik), dan tanggung jawab
  • 20. HUBUNGAN ADANYA KESEPAKATAN Dalam pelayanan kesehatan berawal dari hubungan kepercayaan antara 2 orang atau lebih yang merupakan subjek hukum. Keputusan pasien/keluarga untuk mengunjungi dokter/nakes guna meminta pertolongan, secara yuridis diartikan bahwa pasien melakukan penawaran. Dokter/Nakes melakukan wawancara/komunikasi dengan pasien atau keluarga. Berdasarkan informasi yg diterima oleh dokter/nakes dari pasien tentang penyakitnya, maka si dokter akan menyusun anamnesa. Pada saat dokter/nakes bersedia dgn 1 2 4 5 3
  • 21. Dengan adanya penawaran dari pasien dan penerimaan dari dokter/nakes, maka terjadilah kesepakatan yang merupakan salah satu persyaratan terjadinya perjanjian. (pasal 1320 KUHPerdata)  - Sepakat - Cakap - Hal tertentu - Sebab yang halal Dengan demikian dalam setiap pelayanan kesehatan terjadi suatu perjanjian (tidak tertulis) antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan, yang dinamakan perjanjian terapeutik atau transaksi 6 7
  • 22. TRANSAKSI TERAPEUTIK Transaksi Terapeutik merupakan hubungan antara 2 orang atau lebih subjek hukum, yg saling mengikatkan diri didasarkan pada sikap saling percaya. Saling percaya akan tumbuh jika terjalin komunikasi secara terbuka dan jujur antara dokter/nakes dan pasien, karena masing2 dapat saling memberikan informasi yg diperlukan bagi terlaksananya kerjasama yg baik dan tercapainya tujuan pelayanan
  • 23. Hakekat Pelayanan Kesehatan adalah : 1.Memberi pertolongan atau, 2.Memberi bantuan kepada pasien Prinsip Etik  Memberi pertolongan, berbuat baik dan tidak merugikan.
  • 25. Pasal 1365 KUHPer : “Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu mengganti kerugian tersebut” Pasal 1366 KUHPer : “Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaian atau kurang hati-hati” Pasal 1371 KUHPer : “Penyebab luka atau cacat anggota badan Atau kurang hati2” Kerugian orang lain Kelalaian/culpa Kesengajaan/dolus
  • 26. PERSYARATAN PASIEN MENGAJUKAN GUGATAN : 1. Pasien harus mengalami kerugian 2. Adanya kesalahan 3. Adanya hubungan kausal antara kesalahan dengan kerugian 4. Perbuatan itu melawan hukum
  • 27. TANGGUNG JAWAB Pasal 1367 (1) KUHPer : “Seseorang tidak hanya bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan oleh barang-barang yang ada dibawah pengawasannya” (hubungan atasan dgn bawahan/vicarios liability) RS/Klinik/Saryankes 1. Personalia 2. Sarana dan Prasarana 3. Kewajiban memberikan pelayanan terbaik Tanggung Jawab Hukum RS (UU No.44/2009 Pasal 46) : “RS bertanggung jawab secara hukum atas semua kerugian yang timbul akibat kelalaian yg dilakukan Nakes di RS”
  • 28. TANGGUNG JAWAB HUKUM PIDANA Hukum pidana  mengatur hubungan antara manusia/ masyarakat dengan negara
  • 29. Ketentuan hukum pidana dapat diberlakukan dengan keharusan memenuhi 2 persyaratan : 1. Adanya suatu perbuatan/tindakan yang dilakukan oleh seseorang dan yang melanggar ketentuan hukum pidana, sehingga memenuhi rumusan delik sebagaimana yang diatur dalam hukum pidana yang berlaku 2. Pelanggar hukum pidana mampu mempertanggung jawabkan perbuatannya SUMBER HUKUM PIDANA 1. KUHP 2. Diluar KUHP (UU Tipikor, UU Terorisme dll) 3. UU Non Pidana (UU Kesehatan, UU Rumah
  • 30. Yang mampu mempertanggung jawabkan perbuatan pidana : 1.Telah berumur 16 tahun 2.Sehat akalnya (pasal 44, 45, 46 KUHP) BEBERAPA DELIK YANG DAPAT DIANCAM KEPADA TENAGA
  • 31. Pasal 242 KUHPidana : “Keterangan palsu/keterangan tidak sesuai dengan fakta, dipidana 7 tahun” Pasal 304 KUHPidana : “Meninggalkan orang yang perlu ditolong dipidana 2 tahun 8 bulan” Pasal 322 KUHPidana : “Membuka rahasia pasien dipidana 9 bulan” Pasal 333 KUHPidana : “Menahan seorang secara melawan hukum, pidana 8 tahun/RS menahan pasien belum bayar”
  • 32. Pasal 338 KUHPidana : “Sengaja merampas nyawa orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama 15 tahun” Pasal 344 KHUPidana (euthanasia): “Merampas nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri, pidana penjara paling lama 12 tahun” Pasal 359 KUHPidana : “Karena kealpaannya menyebabkan matinya orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun”
  • 33. Pasal 360 KUHPidana : (1)Karena kealpaannya menyebabkan orang lain mendapat luka-luka berat, 5 tahun” (2)Karena kealpaannya menyebabkan orang lain mendapat luka-luka sehingga timbul penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan pidana penjara 9 bulan. Pasal 361 KUHPidana : “Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau pencaharian maka pidana ditambah 1/3 dan yang bersalah dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencaharian dalam mana kejahatan dilakukan dan hakim dapat memerintahkan supaya putusannya diumumkan”
  • 34. Pasal 347 KUHP : (1). Sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuan, pidana penjara 12 tahun (2).Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, pidana penjara 15 tahun Pasal 348 KUHP : (1). Sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, pidana penjara 5 tahun
  • 35. Pasal 349 KUHP : “Apabila tindakan pengguguran kandungan sesuai pasal 346. 347 dan 348 dilakukan oleh dokter, bidan atau juru obat maka pidananya diperberat dengan ditambah 1/3 dan dapat dicabut hak profesinya” Pasal 299 KUHP : (1). Sengaja mengobati seorang perempuan atau mengerjakan sesuatu perbuatan terhadap seorang perempuan dengan memberitahukan atau menimbulkan pengharapan, bahwa oleh karena itu dapat gugur kandungannya dihukum penjara selama-lamanya 4 (empat) tahun. (2). Kalau Si tersalah melakukan pekerjaan itu karena mengharapkan keuntungan dan menjadi kebiasaan dan dilakukan oleh tabib, bidan atau tukang pembuat obat maka hukumannya dpt ditambah 1/3nya.
  • 36. ABORSI  UU No.36/2009 TENTANG KESEHATAN Pengecualian : 1. Berdasarkan Indikasi medis 2. Akibat perkosaan Pasal 86 - 92 (Pelayanan Darah) : 1. Pelayanan darah tidak untuk dikomersilkan / diperjualbelikan 2. Sengaja memperjualbelikan pidana penjara 5 tahun, denda 500 juta.
  • 37. SYARAT YG HARUS DIPENUHI ADANYA PERBUATAN MELAWAN HUKUM (Pasien menggugat Nakes dan/atau RS/Sarana Pelayanan Kes lainnya) : 1. Pasien harus mengalami kerugian 2. Ada kesalahan atau kelalaian pada dokter dan/atau Saryankes 3. Ada hubungan kausal antara kerugian dan kesalahan 4. Perbuatan tersebut harus melanggar hukum.
  • 38. TANGGUNG JAWAB HUKUM ADMINISTRASI Pasal 188 ayat (3) UU No.Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan sbb : “Tenaga Kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan yang melanggar ketentuan yg diatur dalam UU dapat diambil tindakan administratif berupa: a. Peringatan secara tertulis; b. Pencabutan izin sementara atau izin tetap. Pasal 33 ayat (2) UU No 32 Tahun 1996 Tindakan disiplin dapat berupa a. Teguran (lisan atau tertulis) b. Pencabutan izin untuk melakukan upaya kesehatan
  • 39. Perlindungan Hukum Tenaga Kesehatan TINJAUAN UU NO.36/2009 TENTANG KESEHATAN UU NO.44/2009 TENTANG RUMAH SAKIT PP NO.32/1996 TENTANG NAKES 1. Nakes berhak mendapatkan perlindungan hukum (pasal 27) 2. Nakes yang diduga melakukan kelalaian, maka terlebih dahulu harus diselesaikan melalui mediasi (pasal 29). 3. Memiliki Izin 4. Melaksanakan tugas sesuai SP,SPO, Etika 5. Menghormati hak pasien 6. Menjaga kerahasiaan identitas dan kesehatan pasien 7. Memberikan informasi dan tindakan yg akan dilakukan 8. Meminta persetujuan terhadap tindakan yg akan dilakukan 9. Membuat dan memelihara rekam medis
  • 40. PERLINDUNGAN HUKUM RUMAH SAKIT: 1. Menolak mengungkapkan informasi rahasia kedokteran 2. Pasien yg menuntut RS dan menginformasikan melalui media masa, dianggap melepaskan hak atas rahasia kedokterannya. 3. RS tidak bertanggungjawab secara hukum apabila pasien menolak atau menghentikan pengobatannya yg berakibat kematian setelah diberi penjelasan 4. RS tidak dapat dituntut dalam upaya menyelamatkan nyawa manusia
  • 41. PERLINDUNGAN HUKUM PASIEN 1. Menerima dan menolak sebagian atau seluruh tindakan pertolongan yg akan diberikan kepadanya setelah menerima penjelasan 2. Hak menerima dan menolak tidak berlaku : - Penderita penyakit menular - Tidak sadarkan diri - Gangguan mental berat
  • 42. KEWAJIBAN RUMAH SAKIT 1. Memberikan informasi yg benar 2. Yankes aman, bermutu tdk diskriminasi 3. Yankes gawat darurat 4. Menyediakan sarana yankes untuk org miskin, ambulans gratis 5. Melaksanakan Standar Mutu pelayanan 6. Rekam Medis 7. Sistem rujukan 8. Menyediakan sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk org cacat, ruang ibu menyusui 9. Informasi 10.Menghormati dan melindungi hak2 pasien 11.Hospital by laws 12.Memberi bantuan hukum bagi semua petugas 13.Kawasan tanpa asap rokok
  • 43. HARAPAN PASIEN : 1. Reliability (kehandalan)  - layanan yang dijanjikan dgn segera dan memuaskan - Jadwal pelayanan tepat waktu - Prosedur pelayanan tidak berbelit 2. Responsiveness (daya tanggap)  - Membantu dan memberikan pelayanan dengan tanggap (tidak membedakan unsur SARA) - Petugas cepat tanggap atas keluhan pasien - Memberikan informasi yang jelas 3. Assurance (jaminan)  - Jaminan keamanan, keselamatan, kenyamanan - Pengetahuan dan Keterampilan petugas/Nakes tidak diragukan 4. Emphaty  - Komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan pasien - Menanggapi keluhan dan perhatian kpd pasien