Medis memberikan ringkasan singkat tentang manajemen jalan nafas pada trauma:
1. Triple airway maneuver direkomendasikan untuk curiga trauma cervical
2. OPA/NPA digunakan untuk akibat lidah jatuh dan suction untuk cairan
3. Pola nafas juga diperiksa
2. 2
Life support
A ─B─ C─ D ─ E
Quick Diagnosis – Quick Treatment
A= Airway, bebaskan jalan nafas, Lindungi C-spine
B= Breathing, beri bantuan nafas, tambah oksigen
C= Circulation, hentikan perdarahan, beri infus
D= Disability/SSP, cegah TIK ↑, periksa GDS
E= Exposure, buka semua baju, cegah hipotermi
Pasien obstruksi (A) atau apneu (B) akan mati dalam 3-5 menit
Pasien shock berat (C) akan mati dalam 1-2 jam
Pasien coma (D) akan mati dalam 1 minggu
3. Manajemen Jalan Nafas
Triple Airway Manuver
Jaw thrust paling direkomendasikan untuk curiga trauma cervical,
kapan curiga trauma cervical?
Snoring
Gargling
Stridor
Akibat lidah jatuh
(OPA/Gudel)
Akibat cairan
(Suction)
Penyempitan jalan nafas
5. GLASGOW COMMA SCALE: Pemeriksaan Kesadaran Kuantitatif
Eye (4) Verbal (5) Motor (6)
4 Membuka spontan
tanpa stimulus
5 Orientasi baik (Menyebutkan
nama, tempat dan tanggal)
6 Menuruti perintah
3 Membuka setelah
rangsangan suara atau
perintah (verbal)
4 Orientasi tidak baik 5 Mampu melokalisir nyeri
2 Membuka setelah
rangsangan nyeri
3 Kata-kata jelas 4 Gerakan lengan menjauhi
arah sumber nyeri
1 Tidak membuka mata
sama sekali, tanpa
faktor penghalang
2 Mengerang 3 Fleksi tidak normal
(dekortikasi)
1 Tidak ada respon suara, tanpa
faktor pengganggu
2 Ekstensi tidak normal
(deserebrasi)
1 Tidak ada respon
7. Resusitasi Awal Syok Hemoragik (Update ATLS 10)
Jenis cairan
• Kristaloid : Asering (dipilih untuk pasien dengan gangguan hepar), ringer laktat, NaCl 0,9%
• Cairan Koloid : Plasma, albumin, gelatin, starch
• Cairan hipertonik : NaCl 3%
• Berikan bolus cairan kristaloid (isotonik) yang dihangatkan sebanyak 1 L untuk dewasa
dan 20 mL/kg untuk anak dengan BB < 40 kg.
• Resusitasi awal dengan darah dan produk darah harus dipertimbangkan pada pasien
dengan bukti syok hemoragik kelas III dan IV.
• Dosis awal 1 gram selama 10 menit dalam 3 jam
pertama paska trauma (prehospital).
• Dosis lanjutan 1 gram selama 8 jam (hospital).
Asam Traneksamat
8. Soal No. 1
Seorang wanita usia 35 tahun dibawa ke IGD setelah mengalami patah tulang
di lengan atas kiri karena jatuh dari tangga. Pemeriksaan fisik TD 95/70, nadi
125x, RR 35x, S 36 C. Pemeriksaan status lokalis didapatkan patah tulang
terbuka lengan atas kiri dengan perdarahan aktif.
Estimasi kehilangan darah untuk pasien ini adalah
a. Kehilangan volume darah <15% average blood loss
b. Kehilangan volume darah hingga 15% average blood loss
c. Kehilangan volume darah 15-30% average blood loss
d. Kehilangan volume darah 31-40% average blood loss
e. Kehilangan volume darah >40% average blood loss
9. Seorang wanita usia 25 tahun dibawa ke IGD RS setelah mengalami kecelakaan lalu lintas.
Pemeriksaan fisik pasien tampak membuka mata saat dipanggil, dan ketika didengarkan
terhadap suara seperti orang mengorok. Tekanan darah 80/60, Nadi 120x, suhu 36 C, RR
24x. Tampak luka babras di leher kiri, pipi kiri, dan pelipis kiri. Tatalaksana awal untuk
pasien adalah
a. Pemasangan oropharyngeal airway
b. Berikan oksigenasi dengan nasal kanul
c. Patensi jalan nafas dengan maneuver jaw thrust
d. Patensi jalan nafas dengan maneuver head tilt-chin lift
e. Oksigenasi dengan sungkup wajah
SOAL NO. 2
10. Soal No. 3
Seorang pria 37 tahun datang diantar oleh tetangganya ke IGD dengan keluhan penurunan
kesadaran setelah mengalami kecelakaan 30 menit SMRS. Pada pemeriksaan fisik dijumpai
TD : 170/80 mmHg, HR : 50x/menit, RR 12x/menit dengan pola ireguler. Pada pemeriksaan
GCS didapatkan hasil sebagai berikut: pasien membuka mata pada rangsangan nyeri,
pasien tampak mengerang dan tangan pasien mendekati arah rangsangan nyeri.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien ini?
A. Suspek fraktur basis cranii
B. Epidural hematoma
C. Cedera kepala sedang
D. Cedera kepala berat
E. Kontusio cerebrii
11. TRAUMA
CAPITIS
KLASIFIKASI
BERDASARKAN PATOFISIOLOGI
1. Komosio serebri : tidak ada jaringan otak yang rusak tapi hanya kehilangan fungsi otak
sesaat (pingsan < 10 menit) atau amnesia paska cedera kepala.
2. Kontusio serebri : kerusakan jaringan otak + sinkop > 10 menit atau terdapat
lesi neurologik yg jelas.
3. Diffuse axonal injury : kerusakan axonal otak, gejala penurunan kesadaran, pada CT-scan
terkadang tidak ditemukan kelainan. Biasanya pasien pingsan >6 jam dengan GCS <8
BERDASARKAN GCS
1. GCS 13-15 : Cedera kepala ringan 🡪 CT scan atas indikasi
2. GCS 9-12 : Cedera kepala sedang 🡪 periksa dan atasi gangguan nafas serta defisit
neurologis secepatnya.
3. GCS 3-8 : Cedera kepala berat : cedera multiple + perdarahan intracranial 🡪 apabila
CT-scan tidak ditemukan apa-apa, curiga DAI.
12. INDIKASI CT SCAN PADA CKR
• Canadian Computed Tomography (CT) Head Rule (CCHR)
• New Orleans Criteria (NOC)
13. Trauma Capitis : KATA KUNCI UKMPPD
Epidural Hematoma Subdural
Hematoma
Subarachnoid
Hemorrhage
ICH
Gejala khas Lucid interval Penurunan
kesadaran perlahan
Thunderclap
headache
Nyeri kepala,
muntah proyektil
PF umum umum Meningeal sign (+) (-)
Pembuluh darah a. meningea media Bridging vein Sering pada daerah
vertebrobasiller.
PD intracerebral
Temuan CT-Scan Biconvex/lenticular
shape
Semilunar/crescent
shape
Filling the sulci,
gambaran stelata,
hiperdensitas pada
sisterna basalis.
Hiperdens pada
daerah cerebri
Tatalaksana SUPPORTIF, KONTROL TIK dan EVAKUASI ATAS INDIKASI
15. TATALAKSANA
• Posisi tidur lurus 🡪 head up 15-30 derajat.
• Jaga tekanan darah 🡪 NaCl 0,9% 1,5 ml/kgBB menjaga euvolemia
(>> : edema cerebri, << : iskemia cerebri)
• Atasi kejang : diazepam 10 mg IV pelan, dapat ditambah hingga kejang berhenti. Awasi
depresi nafas 🡪 dilanjutkan phenytoin bolus 10-18 mg/kgBB encerkan dengan aquadest
steril 20 ml IV pelan, dilanjut 8 ml/kgBB.
• Menjaga suhu tubuh normal : <37oC, berikan paracetamol bila perlu.
• Atasi hipoksia dan kelainan asam basa darah.
• Ada tanda-tanda peningkatan TIK, TIDAK ADA hipotensi atau gagal ginjal atau gagal
jantung 🡪 mannitol 20% dosis 0,5 gr-1 gr/kgBB selama 5-15 menit secara IV. Diulangi
setiap 4-6 jam dengan target >=310 mOsm/L
• Furosemide : dapat digunakan, efek sinergis dengan mannitol
• Larutan hipertonis 🡪 diberikan apabila ada KI terhadap manitol
16.
17. Fraktur Fossa Cranii Anterior
• Raccoon eyes
• Rhinorrhea
• “Halo sign”
Fraktur Fossa Cranii Media
• Otorrhea (Kebocoran LCS)
• Battle sign (kontusio pada os mastoideus)
Fraktur Fossa Cranii Posterior
“tidak ada gambaran yang khas”
18. Soal No. 4
Seorang bayi laki-laki berusia 3 jam, BBL 4430 g, lahir dari ibu usia 27 tahun. Saat
persalinan, terjadi pemanjangan kala II sehingga dilakukan ekstraksi vakum. Saat
lahir, APGAR skor 9 pada menit-1 dan 10 pada menit-5. Pada pemeriksaan
neonatus saat ini didapatkan pembengkakan pada kepala yang non-pulsatil dan
tidak melebihi garis sutura. Pemeriksaan pupil, jantung dan paru dalam batas
normal.
Apakah diagnosis yang paling tepat pada kasus ini?
A. Lipoma
B. Cephal hematoma
C. Hematoma subgaleal
D. Encephalocele
E. Caput succedaneum
19. Seorang pria usia 44 tahun diantar keluarganya dengan penurunan kesadaran. Riwayat
kecelakaan motor sekitar 2 hari yang lalu. Sebelum dibawa ke IGD pasien mengeluh nyeri
kepala hebat dan muntah. GCS 234, TD 140/80, Nadi 76x, RR 22x. Dilakukan pemeriksaan
CT-Scan kepala ditemukan gambaran hiperdens berbentuk crescent. Gambaran ini disebabkan
oleh kondisi…
a. Ruptur arteri mengingea media
b. Ruptur bridging vein
c. Ruptur arteri cerebri anterior
d. Ruptur arteri cerebri posterior
e. Ruptur arteri basilar
Soal No 5
20. Seorang pria usia 23 tahun dibawa ke IGD RS dengan penurunan kesadaran sejak 1 jam
yang lalu. Pasien sebelumnya mengalami kecelakaan motor. Sebelum tiba di RS pasien
sempat sadar dan mengeluh nyeri kepala kanan akibat terbentur aspal. Kemudian pasien
pingsan kembali. Tekanan darah 150/100, vulnus laceratum region temporal kanan, pupil
anisokor 4/2.5 mm, reflex cahaya menurun, GCS 234. Diagnosis pasien adalah…
a. EDH
b. SDH
c. Intracerebellar hemorrhage
d. SAH
e. Intravertebral hemorrhage
SOAL NO. 6
21. Soal No. 7
Perempuan usia 30 tahun dibawa keluarganya ke IGD karena mengalami
penurunan kesadaran mendadak sejak setengah jam yang lalu. Satu jam
sebelumnya, tiba-tiba pasien mengeluh nyeri kepala hebat disertai dengan muntah
proyektil. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/90 mmHg, denyut
nadi 70 x/menit, frekuensi nafas 16 x/menit, suhu 36,5°C. Status neurologis GCS
E2M5V2, kaku kuduk (+), kesan hemiparesis (-), lainnya dalam batas normal.
Apakah gambaran CT Scan yang paling mungkin?
a. Gambaran stelata
b. Gambaran crescent
c. Gambaran bikonveks
d. Gambaran target sign
e. Gambaran biji kopi
22. Adalah akumulasi darah
pada rongga pleura.
Terbagi menjadi :
• Minimal : <300 ml
• Moderate : 300-1500 ml
• Massive : >1500 ml
DIAGNOSIS
Yang menjadi kegawatan pada hemothorax adalah massive
hemothorax.
I : Gerakan dada asimetris, yang lesi tertinggal, RR meningkat
Pa : Stem fremitus meningkat
Pe : Redup, pada masif sampai costa II
Aus : SDV menurun/hilang
Gejala lain : Terdapat tanda-tanda syok 🡪 diatasi terlebih
dahulu
Tatalaksana utama : WSD!
(Spatium intercostale V anterior linea midaxillaris)
Hemothorax
23. Tension Pneumothorax
•Terjadi ketika trauma membuat luka yang
bekerja seperti katup. Sehingga membuat
tekanan dalam cavum pleura>tekanan
udara luar.
•Khas pada pemeriksaan fisik : adanya luka
yang menyebabkan mekanisme ventil.
•Gejala khas :
• Peningkatan JVP
• Shock
• Sesak nafas
• Deviasi trakea
Terapi : Needle thoracocentesis/thoracostomy dilanjutkan pemasangan chest tube.
25. Open Pneumothorax
•Etiologi : adalah pneumothorax yang diakibatkan oleh adanya luka penetrasi pada
rongga thorax.
•Adanya : “mediastinal flutter” dan “sucking wound”
Khas pada pemeriksaan fisik : adanya gelembung darah pada luka.
Terapi : Occlusive dressing tape in 3 sides.
27. Flail Chest
•Fraktur pada ≥ 2 tempat pada 1 costae ataupun
fraktur mengenai ≥ 3 costae yang berturutan baik
pada anterior maupun lateral.
•Gejala Khas :
• Paradoxal breathing
• Severe respiratory distress
• Nyeri >>, krepitasi pada palpasi rongga thorax (tanda
fraktur)
• Bisa sianosis, takikardi bahkan dapat gagal jantung.
•Terapi : ABCDE, ventilasi dan oksigenasi adekuat
serta anti-nyeri.
28. Trauma thorax : KATA KUNCI UKMPPD
Hemothorax Flail Chest Open
Pneumothorax
Tension
Pneumothorax
Tamponade
jantung
Gejala khas Sesak, apabila berat
dapat disertai
shock.
Nafas paradoksal Sucking chest
wound
Deviasi trachea,
peningkatan JVP,
dapat syok
obstruktif.
Trias Beck
PF Perkusi redup Tanda fraktur
tulang iga
Sucking chest
wound
Deviasi trachea,
peningkatan JVP
Peningkatan JVP,
hipotensi, suara
jantung menjauh
X-foto Radio-opak Fraktur 3 costae
berturutan, 2 garis
fraktur dalam 1 iga
Radioluscent Radioluscent,
deviasi trachea
Water bottle sign
(heart)
Tatalaksana Resusitasi (apabila
ada) + WSD
Supportif + rujuk
untuk fiksasi
Plaster 3 sisi Needle
thoracostomy
Pericardiocentesis
29. Seorang pria usia 40 tahun dibawa ke IGD setelah kecelakaan tertabrak truk 2
jam yang lalu. Saat ini pasien mengeluh sesak. Pemeriksaan fisik didapatkan TD
100/70, HR 90x, RR 30x. Inspeksi didapatkan luka terbuka dada kiri ukuran 1x2
cm, gerak pernafasan dada kiri tertinggal, perkusi hipersonor, auskultasi
didapatkan suara nafas pada dada kiri menghilang. Tatalaksana awal yang
dipilih adalah
a. Pericardiosentesis
b. Thoracostomi
c. Rujuk
d. Plester 3 sisi
e. WSD
Soal No. 8
30. Seorang pria usia 48 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas setelah kecelakaan.
Pemeriksaan fisik thorax sinistra didapatkan jejas, perkusi redup, dan suara nafas
menjauh. TD 90/60 mmHg, nadi 120x, RR 30x. Setelah dilakukan pemasangan WSD
didapatkan produksi darah >2000 cc. Penatalaksanaan yang tepat adalah
a. Torakostomi cito
b. Pemasangan needle thoracocentesis
c. Perikardiosentesis
d. Foto thorax
e. Pemasangan O2
SOAL NO. 9
31. Seorang perempuan berusia 33 tahun dibawa ke IGD RS setelah mengalami kecelakaan
lalu lintas 1 jam yang lalu. Pasien tampak sadar dan mengeluh dada kanannya sangat
nyeri. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 110/70mmHg, nadi 96x/menit, RR
24x/menit, NRS 7/10. Status lokalis tampak jejas dan gerakan paradoksal pada dada
kanan, pada palpasi toraks kanan ditemukan krepitasi, perkusi sonor pada kedua lapang
paru. Tatalaksana awal yang tepat untuk pasien tersebut adalah?
A. Plester 3 sisi
B. Needle decompression
C. Pemasangan WSD
D. Ventilasi adekuat dan pemberian oksigen
E. Resusitasi cairan
Soal No. 10
32. Soal No. 11
Tn. Edi datang ke IGD RS dengan keluhan sesak nafas disertai nyeri dada sejak 1 jam yang lalu.
Riwayat merokok dan penyakit paru sebelumnya disangkal. Pada pemeriksaan didapatkan TD
120/70 mmHg, HR 87x/menit, suhu afebris, gerakan dada kiri tertinggal, perkusi dada kiri
hipersonor, suara napas kiri vesikuler menurun. Diagnosis pada pasien ini adalah...
A. Pneumothorax primer
B. Pneumothorax sekunder
C. Pneumothorax iatrogenik
D. Open Pneumothorax
E. Tension Pneumothorax
Soal TO AIPKI Batch II 2021
34. Kategori Usia Cairan Urine Output
Api Dewasa 2 ml/kg x
%TBSA
0,5 ml/kg/jam
Anak < 14 th 3 ml/kg x
%TBSA
1 ml/kg/jam
Infant dan anak
< 30 kg
3 ml/kg x
%TBSA
1 ml/kg/jam
Trauma elektrik Usia berapapun 4 ml/kg x
%TBSA
1-1,5
ml/kg/jam
sampai URINE
BERSIH
• Indikasi Resusitasi Cairan pada Luka Bakar
• LB derajat II >10% (usia <10 tahun atau usia >50 tahun)
• LB derajat II >20% (usia 10-50 tahun)
ATLS 10
35. LUKA BAKAR
(trauma inhalasi)
Paparan saluran napas terhadap suhu tinggi dan/atau asap sisa pembakaran dapat
menyebabkan edema jalan napas
Kapan curiga?
1. Riwayat terbakar di dalam ruang tertutup
2. Riwayat terpapar pada ledakan
3. Luka bakar mengenai muka
4. Bulu hidung dan alis terbakar
5. Dijumpai deposit karbon dan tanda radang akut daerah orofaring
6. Sputum mengandung karbon
Tatalaksana : Intubasi ET!
36. Soal No. 12
Seorang laki-laki 43 tahun dibawa keluarga ke IGD dengan nyeri pada luka terbakar karena api
yang berasal dari gas LPG yang bocor di dapur rumah dengan ruangan tertutup. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/70mmHg, HR 90x/menit, RR 24x/menit, suhu 37.5 C,
didapatkan luka bakar pada seluruh wajah dan hampir seluruh dinding dada anterior. Bulu
hidung pasien terbakar dan suara pasien serak. Diagnosis dan klasifikasi luka bakar pada
pasien ini yaitu...
a. Luka bakar derajat II, 36% regio wajah dan dada
b. Luka bakar derajat II, 36% regio wajah, inhalasi, dan dada
c. Luka bakar derajat III, 27% regio wajah, inhalasi, dan dada
d. Luka bakar derajat II, 27% regio wajah, inhalasi, dan dada
e. Luka bakar derajat II, 18% regio wajah dan dada
Soal UKMPPD November 2020
37. Soal No. 13
Pasien laki-laki 25 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan tersiram air panas 2 jam
yang lalu. Pasien didapatkan luka bakar derajat II dengan luas 50%. BB pasien 60kg.
TD: 120/80mmHg, N: 88x/m, RR: 20x/m, S:36. Pasien direncanakan akan diberikan
terapi cairan. Berapa jumlah cairan tahap awal yang akan diberikan pada pasien ini?
a) 2500
b) 3000
c) 5000
d) 6000
e) 4500
38. Soal No. 14
Wanita 35 tahun, dibawa ke IGD RS A karena terkena ledakan tabung gas 30
menit yang lalu. Dari pemeriksaan fisik didapatkan BB:50kg, TD =
110/70mmHg, Nadi:98 x/menit, S:36.9OC , RR: 20x/m. pemeriksaan status
lokalis: luka bakar pada perut dan dada, luka kemerahan dengan bulae (+)
serta luka bakar kemerahan tanpa bulae dan kering pada punggung dari atas
hingga bawah.
Berapakah cairan yang harus diberikan pada pasien tersebut?
a. 900mL pada 8 jam pertama, 900mL pada 16 jam selanjutnya
b. 450mL pada 8 jam pertama, 450mL pada 16 jam selanjutnya
c. 1800mL pada 8 jam pertama, 1800mL pada 16 jam selanjutnya
d. 3600mL pada 8 jam pertama, 3600mL pada 16 jam selanjutnya
e. 2700mL pada 8 jam pertama, 2700mL pada 16 jam selanjutnya
39. Pasien laki-laki berusia 52 tahun dibawa ke IGD setelah mengalami peristiwa kebakaran
2 jam yang lalu. Tampak luka bakar pada wajah dan alis. Pasien tampak batuk
mengeluarkan sputum jelaga. Intubasi oral tidak dapat dilakukan karena terdapat
edema laring. Tatalaksana yang paling tepat untuk dilakukan adalah?
A. Resusitasi cairan dengan formula baxter
B. Berikan O2
100%
C. Krikotiroidektomi
D. Memasang nasogastric tube
E. Memasang oropharyngeal airway
Soal No. 15
40. Hirschprung Disease
•Kelainan kongenital akibat kegagalan migrasi krista
neuralis ke colon.
•Tidak terbentuk sel ganglionik pada plexus
myentericus (Auerbach) dan plexus submucosal
(Meissner)
•80% 🡪 rectosigmoid
•Klinis :
–Delayed meconium (>24h)
–Abdominal distention
–Bilous vomiting
–Severe diarrhea alternating with constipation
•Dx :
–Barium enema
–Rectal biopsy (GOLD STANDARD)
–Anorectal manometry
FROG-BELLY SHAPED APPEARANCE
41. TATALAKSAN
A
• Dekompresi saluran cerna dengan
selang nasogastrik (NGT), dengan
tujuan untuk dekompresi.
• Rehidrasi : hindari pemberian cairan
dengan kecepatan tinggi.
• Pemasangan kateter dan pemberian
profilaksis antibiotik.
• Pemasangan rectal tube : (1/3 gelatin
dan 2/3 nacl fisiologis dengan spuit
20ml
• Tatalaksana definitif : Operasi
(kolostomi dan pull through operation)
KLASIFIKASI
1. Total colon aganglionik (TCA, 3-8% kasus)
2. Total intestinal Hirschsprung’s disease dimana
seluruh usus besar terlibat
3. Ultra short segment Hirschsprung’s disease
42. MALFORMASI ANOREKTAL
• Anus Imperforata : Anus tidak terbentuk sama sekali atau terbentuk anus namun tidak sempurna.
• Kloaka persisten : pemisahan antara traktus urinarius, traktus genitalia dan traktus digestivus.
Menurut Berdon
Atresia ani letak tinggi
• Bagian distal rektum berakhir di
atas m. levator ani (>1,5 cm
dengan kulit luar)
Atresia ani letak rendah
• Distal rectum melewati levator
ani ( jarak <1,5 cm dari kulit
luar)
Menurut Stephen
Atresia ani letak tinggi
• Bagian distal rectum
terletak di atas garis
pubococcygeal.
Atresia ani letak rendah
• Bila bagian distal rectum
terletak dibawah garis
pubococcygeal.
Invertogram
43. ATRESIA GI Tract : KATA KUNCI UKMPPD
Atresia Esofagus Hipertofi Pilorus Atresia duodenum Atresia
jejunum-illeum
Gejala khas Muntah proyektil,
minum-batuk
(pada TEF)
Muntah beberapa saat
setelah makan (1-3
jam)
Billous vomiting
(hijau)
Billous vomiting
(hijau)
PF (-) Olive shaped mass Distensi abdomen Distensi abdomen
Gambaran X-ray • Coiled NGT
• Gasless
abdomen (bila
tanpa fistula)
• Polos : single
bubble, caterpillar
sign.
• OMD : string sign,
mushroom sign.
• USG : olive shaped
mass
Double bubble Triple bubble
44. TEF
Diagnosis Atresia Esofagus
• Khas 🡪 3C : coughing, choking, cyanosis.
• Diagnosis dari atresia esofagus menggunakan 10-Fr
gauge catheter tidak bisa mencapai > 10 cm.
• Jika dimasukan caliber tube 🡪 curling bisa
memberikan bentuk “coiling” saat dimasukan ke
esofagus (false negative).
Gasless Abdomen
(tanpa fistula)
45. STENOSIS PILORIK HIPERTROPI
Hipertrofi pada lapisan sirkuler pilorus, dengan lumen menjadi sempit dan
saluran pilorus menjadi lebih panjang.
• Muntah proyektil, gagal
tumbuh, malnutrisi.
• Bayi selalu rewel dan ingin
minum
46. Atresia Duodenum dan Jejunum
Gejala Klinis
• Beberapa jam setelah dilahirkan bayi
akan muntah proyektil dan berwarna
hijau (bercampur dengan bilirubin).
• Abdomen kembung terbatas pada
bagian epigastrium.
• Pasase mekoneum dapat normal.
• Kehamilan dengan penyulit
polihidramnion dan sindrom down
harus dicurigai ada atresia duodeni.
• Gambaran double bubble sign, triple
bubble sign
47. Omphalocele dan Gastroschisis
OMPHALOCELE
GASTROSKISIS
OMPHALOCELE GASTROSKISIS
Organ terbungkus membrane tipis Organ tidak tertutup membran
Lokasi pada umbilikus Lokasi di sebelah kanan umbilicus
Tidak urgent Urgent untuk dilakukan operasi
Dry treatment Wet treatment
Dry
Wet
49. VOLVULUS
• Obstruksi yang disebabkan
terpuntirnya usus lebih dari 180
derajat dan menimbulkan gejala
obstruksi.
• Lokasi tersering : sigmoid
(65%), caecum (25%), colon
transversum.
Klinis :
• Pada anak 🡪 bilious emesis (93%), malabsorbsi, gagal tumbuh,
obstruksi, GERD.
• Pada dewasa 🡪 nyeri intermitten pada perut, mual dan muntah.
GAMBARAN
Whirlpool sign
Coffee bean sign
Cork-screw appearance
50. Soal No. 16
Seorang bayi usia 5 hari datang dibawa orang tuanya karena muntah kehijauan sebanyak 2
kali sejak kemarin. Ibu pasien mengeluhkan perut pasien cenderung semakin membesar
sejak pertama kali lahir. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan dalam batas normal. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan adanya distensi perut (+) disertai dengan peningkatan bising
usus. Dokter melakukan babygram dan didapatkan hasil seperti berikut :
Apakah diagnosis yang paling tepat pada pasien ini?
A. Hipertrofi stenosis pilorus
B. Atresia duodenum
C. Atresia jejunum
D. Atresia ani
E. Atresia esofagus
51. Soal No. 17
Tn. Y datang ke IGD RS dengan keluhan muntah berwarna hijau 1 jam yang lalu. Pasien sudah
2 hari tidak bisa BAB dan buang angin. Keluhan demam dan penurunan berat badan
disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada perut, distensi abdomen, serta
bising usus dan peristaltik menurun. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan bird beak dan
coffee bean appearance, apakah diagnosis yang tepat pada pasien tersebut?
a. Atresia esofagus
b. Ulkus duodenum
c. Volvulus
d. Kolitis ulseratif
e. Intususepsi
Soal TO AIPKI Batch I 2020
52. Soal No. 18
Seorang bayi perempuan berusia 2 hari datang dibawa ibunya ke poliklinik RS dengan keluhan
muntah berulang berwarna hijau sejak semalam. Ibu mengatakan bayi belum BAB sejak lahir.
Keluhan disertai perut tampak membuncit. Pada pemeriksaan rectal touche didapatkan feses
menyemprot. Dari pemeriksaan colon in loop didapatkan gambaran kolon desenden bagian
proksimal tampak membesar. Apakah tatalaksana awal yang tepat pada pasien tersebut?
a. Pemasangan NGT dan rectal tube
b. Laparatomi
c. Infus NaCl 0.9%
d. Injeksi antibiotik
e. Kolostomi
53. Soal No. 19
Seorang bayi 2 hari dibawa ke IGD oleh ibunya dengan keluhan sesak dan muntah. Sesak dan
muntah terjadi setiap kali diberi susu. Pasien banyak mengeluarkan air liur seperti busa. Tidak
ada riwayat demam sebelumnya. Pasien merupakan anak pertama. Saat kehamilan ibu
pernah di diagnosis air ketuban berlebih. Pada pemeriksaan fisik didapatkan retraksi dinding
dada dan sianosis. Diagnosis yang tepat pasien diatas adalah...
a. Atresia esofagus
b. Atresia duodenum
c. Hypoplasia paru
d. Pneumonia
e. Bronkiolitis
Soal UKMPPD Batch II 2021
54. Pasien bayi perempuan berusia 7 bulan dibawa ke IGD RS dengan keluhan
muntah-muntah. Pasien juga dikeluhkan tidak bisa BAB sejak 3 hari yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik anak tampak rewel dan menangis keras, perut tampak distensi, dan
timpani saat di perkusi. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan gambaran seperti biji
kopi. Tatalaksana awal yang tepat untuk pasien adalah?
A. Pemasangan nasogastric tube
B. Segera operasi
C. Pemeriksaan USG abdomen
D. Observasi
E. Antibiotik sistemik
Soal No. 20
55. Fimosis dan Parafimosis
FIMOSIS PARAFIMOSIS
Gambaran Klinis Preputium tidak dapat ditarik ke
belakang, mengembung saat
kencing
Preputium terperangkap di
belakang penis, nyeri
bahkan sampai nekrotik
Komplikasi ISK berulang, prostatitis, balanitis
xerotica, balanoposthitis.
Nekrosis penis.
Tatalaksana • Steroid topical 1-2 bulan.
• Sirkumsisi
• Mengembalikan secara
manual.
• Dorsumsisi
56. Hipospadia dan Epispadia
EPISPADIA
OUE berada di dorsum penis atau
urethra tidak berbentuk tabung tetapi
terbuka. Terdapat 3 jenis :
1. Lubang urethra berada di puncak
kepala penis.
2. Seluruh urethra terbuka di sepanjang
penis.
3. Seluruh urethra terbuka dan kandung
kemih terdapat di dinding perut.
HIPOSPADIA
OUE berada di ventral penis dengan trias
hipospadia :
• Ektopik meatus urethra
• Preputium inkomplit (dorsal hood)
• Chordee (curvature)
57. Benign Prostat Hiperplasia
Lokasi Tersering
CaPe (Ca Perifer)
BT (BPH Transisional)
OBSTRUKTIF IRITATIF
Hesitansi Frekuensi
Intermitensi Urgensi
Strain Nokturia
TErminal dribbling Inkontinensia
Rest urine
• BPH : ukuran prostat > 3cm, teraba kenyal, simetris, hilangnya
sulcus prostat, terdapat gejala LUTS.
• Carcinoma : keras, berbenjol-benjol, asimetris,nodul. Metastasis
tersering ke tulang.
• Prostatitis : teraba nyeri, didahului ISK (E.coli) atau sindroma duh
tubuh (N. gonorrhea)
58. Pemeriksaan Penunjang
• Prostat Spesifik Antigen (PSA) : digunakan untuk monitor laju pertumbuhan prostat,
spesifik ke prostat tapi tidak spesifik ke kanker. Normal : <4ng /mL
• Flowmetri 🡪 Qmax turun hingga <15 cc
• Kateter : menilai volume residual
• Transabdominal ultrasonography (TAUS) 🡪 menilai volume prostat.
Indentasi caudal buli
(Kalau filling defect 🡪 Ca buli) Fish hook appearance
59. Derajat BPH, Dibedakan menjadi 4 Stadium :
Berdasarkan IPSS :
• Mild (1-7) : watchful waiting 🡪 evaluasi berkala pada 3,6, dan 12 bulan
kemudian dilanjutkan 1 kali per tahun.
• Moderate (8-19) : farmakologi (dimulai dari monoterapi)
• Gejala berat (20-35) : kombinasi alpha-1 blocker + 5-ARI
60. Golongan Mekanisme Kerja Contoh Keterangan
Alpha-1
blocker
Blokade a-1 adrenoreceptor
bertujuan menghambat kontraksi
otot polos prostat
Terazosin, doksazosin,
alfuzosin, tamsulosin
Rekomendasi pada kasus BPH
gejala sedang-berat. Efek
samping hipotensi cukup besar.
Dapat terjadi ejakukasi
retrograde.
5-alpha
reductase
inhibitor
Induksi apoptosis epitel prostat
sehingga mengecilkan ukuran
prostat.
Finasteride : untuk
ukuran > 40 ml ukuran
prostat.
Dutasteride : untuk
>30 ml
Kasus sedang dan berat dan
prostat yang membesar.
E.S : disfungsi ereksi, libido
menurun, ginekomastia.
Antagonis
reseptor
muskarinik
Mengurangi kontraksi otot polos
kandung kemih
Solifenacine,
propiverine,
fesoterodine fumarat
Dipilih untuk keluhan storage
yang menonjol. Dipakai jika alpha
bloker tidak efektif.
PDE-5
Inhibitor
Mengurangi tonus otot polos
detrusor, prostat dan urethra.
Tadalafil (dipakai),
sildenafil (Viagra)
Efektif untuk pria muda, IMT
rendah, dengan gejala LUTS berat
61. Soal No. 21
Seorang ibu memeriksakan anaknya yang berusia 6 bulan ke
puskesmas dengan keluhan bila berkemih bentuk penis anaknya
seperti bengkok. Pemeriksaan fisik region penis ditemukan lubang
penis berada di sisi dorsal batang penis.
Diagnosis pasien adalah
a. Epispadia
b. Hipospadia
c. Hidrocele
d. Fimosis
e. Striktur uretra
62. Soal No. 22
Seorang anak laki laki usia 10 tahun datang diantar oleh ibu nya ke IGD RS dengan keluhan
nyeri pada kemaluan sejak 1 jam yang lalu. Sebelumnya pasien hendak membersihkan
kemaluan nya lalu kulit kemaluan tidak bisa dikembalikan lagi ke posisi semula. Pasien belum
pernah dilakukan sirkumsisi. Diagnosis pada pasien ini adalah...
A. Fimosis
B. Balanitis
C. Parafimosis
D. Epispadia
E. Hipospadia
Soal UKMPPD Batch II 2021
63. Pasien anak laki-laki berusia 1 tahun dibawa oleh orang tuanya dengan keluhan kencing
yang tidak keluar dari ujung penis. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada
pemeriksaan fisik tampak lubang kencing berada di ventral di pertengahan antara
skrotum dan glans penis. Diagnosis yang tepat untuk pasien tersebut adalah?
A. Hipospadia glanduler
B. Hipospadia skrotalis
C. Hipospadia shaft penile
D. Hipospadia penoscrotal
E. Hipospadia subkoronal
Soal No. 23
64. Soal No. 24
Seorang anak usia 2 tahun diantar ibunya ke IGD dengan keluhan nyeri hebat di
kemaluan hingga menangis. Pasien tampak sakit ringan, pada pemeriksaan fisik
glans penis tampak kebiruan, preputium berada pada corona glandis dan tidak
dapat dikembalikan.
Tatalaksana definitive pada pasien adalah
a. Detorsi manual
b. Antibiotik oral
c. Analgetik
d. Pemijatan glans penis
e. Sirkumsisi
65. Soal No. 25
Pasien laki-laki usia 34 tahun datang ke praktik dokter dengan keluhan berat
badan menurun 6 kg dalam 3 bulan. Pasien mengaku pernah kencing keluar
sedikit-sedikit dan disertai darah. Nyeri saat BAK (+). Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 120/90 mmHg, nadi 80 kali/menit, RR 18 kali/menit, suhu
36,5C. Pemeriksaan umum dalam batas normal. Pada colok dubur
didapatkan prostat teraba keras, ada nyeri tekan, prostat asimetris, dan
permukaan berdungkul-dungkul.
Apakah tumor marker yang disarankan diperiksa pada pasien?
A. Ca Bulli
B. Ca Prostat
C. BPH
D. Vesikolitiasis
E. Prostatitis