3. Definisi
Menurut Brain Injury Association of America, cedera kepala adalah kerusakan pada kepala yang bukan bersifat
kongenital atau degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan atau benturan fisik dari luar. Hal ini dapat
mengurangi atau mengubah kesadaran, yang menimbulkan kerusakan pada kemampuan kognitif dan fungsi fisik.
Trauma kapitis, atau cedera kepala, adalah trauma mekanik terhadap kepala yang dapat terjadi secara langsung
atau tidak langsung. Ini bisa menyebabkan gangguan fungsi neurologis, seperti fisik, kognitif, dan psikososial,
baik secara temporer maupun permanen.
Cedera kepala yang mengenai otak disebut sebagai cedera otak traumatik, atau traumatic brain injury (TBI).
19. Klasifikasi
● A. Mekanisme:
● Cedera Kepala Tumpul:
○ Kecepatan Rendah
○ Kecepatan Tinggi
● Cedera Kepala Tembus:
○ Cedera Peluru
○ Cedera Tembus Lainnya
● B. Tingkat Keparahan:
○ Cedera Kepala Ringan: GCS 14 - 15
○ Cedera Kepala Sedang: GCS 9 - 13
○ Cedera Kepala Berat: GCS 3 - 8
21. Patofisiologi
1. Sebagian besar cedera otak terjadi akibat benturan pada tulang tengkorak atau gerakan otak di
dalam tengkorak. Lacerasi atau cedera otak bisa terjadi karena edema.
2. Tidak ada ruang ekstra di dalam tengkorak, jadi edema bisa menekan daerah sekitar dan
mengakibatkan penurunan aliran darah ke daerah yang tidak cedera. Peningkatan cairan cerebral
biasanya terjadi 24-48 jam setelah trauma.
3. Upaya cepat untuk menurunkan vasodilatasi di daerah trauma otak dapat MENYELAMATKAN
NYAWA.
4. Kadar normal CO adalah 35-40 mmHg. Peningkatan kadar CO di otak dapat menyebabkan
vasodilatasi serebral, sedangkan penurunan CO bisa menyebabkan vasokonstriksi.
5. Pasien trauma kepala dengan ventilasi yang tidak baik bisa mengalami peningkatan CO, yang bisa
menyebabkan vasodilatasi, memperburuk edema otak, dan meningkatkan TIK. Hal ini juga bisa
terjadi sebaliknya.
25. Diagnosis
Anamnesis
● Trauma kapitis ditambah dengan penurunan kesadaran dan interval lucid. Interval
lucid: perdarahan berkumpul dulu sampai TIK meningkat sehingga pasien
menjadi pingsan. Pasien bisa sadar dan kemudian pingsan, atau pingsan sejak awal
dan tidak bangun-bangun (khas EDH).
● Perdarahan
○ Otore: keluar cairan cerebrospinal dari telinga.
○ Rinore: keluar cairan cerebrospinal dari hidung.
● Amnesia traumatika: kehilangan ingatan yang sudah masuk CKR, CKS, CKB.
○ Retrograde: sebelum kejadian.
○ Antegrad: setelah kejadian.
27. Diagnosis
Secara umum, ini adalah interpretasi yang diterima:
● GCS 13 hingga 15 mengindikasikan TBI ringan
● GCS 9 hingga 12 mengindikasikan TBI sedang
● GCS 3 hingga 8 mengindikasikan TBI berat
28. Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
CT scan diperlukan pada pasien dengan trauma kepala yang:
● Sedang (skor GCS antara 9 hingga 12)
● Parah (skor GCS kurang dari 8)
Untuk pasien yang berisiko rendah terkena cedera intrakranial, ada dua aturan yang telah divalidasi secara
eksternal tentang kapan harus melakukan CT scan kepala setelah terjadi TBI. Penting untuk dimengerti bahwa
tidak ada anamnesis dan temuan pemeriksaan fisik yang dapat meniadakan kemungkinan cedera intrakranial
pada pasien trauma kepala. Rontgen tengkorak hanya digunakan untuk menilai keberadaan benda asing,
tembakan, atau luka tusuk.
29. Diagnosis
Kriteria Pemeriksaan CT Scan
Kriteria New Orleans
● Sakit kepala
● Muntah (apa saja)
● Usia > 60 tahun
● Keracunan obat atau alkohol
● Kejang
● Trauma yang terlihat di atas
klavikula
● Defisit memori jangka pendek
Aturan CT Kepala Kanada
● Mekanisme cedera yang
berbahaya
● Muntah = dua kali
● Usia > 65 tahun
● Skor GCS < 15, 2 jam setelah
cedera
● Tanda-tanda fraktur basis cranii
● Kemungkinan fraktur tengkorak
terbuka atau tertekan
● Amnesia untuk kejadian 30
menit sebelum cedera
43. Managemen TIK
Manajemen TTIK
● Elevasi kepala 30° - jika ada patah leher, jangan lakukan ini.
● Jika pasien tidak merasa sakit - tenangkan atau berikan analgesik.
● Pastikan pasien dapat buang air kecil.
● Manitol 20% (awalnya 1 gr/kgBB dalam 1⁄2-1 jam drip cepat, kemudian lanjut 0.5 mg/kgBB). Perhatikan, jangan
gunakan yang memiliki osmolalitas terlalu tinggi.
● Berikan analgetik.
46. Komplikasi
1. Tingkat trombosis vena diseminata (DVT) lebih tinggi pada pasien trauma kepala
2. Defisit neurologis
3. Kebocoran CSF
4. Hidrosefalus
5. Infeksi
6. Kejang
7. Edema serebri
47. Prognosis
Hasil akhir setelah trauma kepala bergantung pada banyak faktor. Skor GCS awal memang memberikan
beberapa informasi tentang hasil akhir; skor motorik adalah yang paling prediktif terhadap hasil akhir. Pasien
dengan GCS kurang dari 8 pada saat datang memiliki angka kematian yang tinggi. Usia lanjut, komorbiditas,
gangguan pernapasan, dan keadaan koma juga dikaitkan dengan hasil yang buruk.
69. Diagnosis
1. Tanda-tanda yang mencurigakan adanya fraktur basis kranii:
- Hematom Brill/raccoon eye/hematom periorbita: Hematom pada kelopak mata
atas dan bawah, bisa berbeda antara kanan dan kiri. Pada jam-jam awal biasanya
masih di kelopak mata atas.
- Battle sign/hematom retroauricular: Lebam di belakang telinga, lokasi
tergantung pada tempat patahnya.
- Otorrhea/rhinorrhea: Membedakan darah dengan cairan serebrospinal (CSF).
Usapkan pada kasa, teteskan dengan betadine 1-2 tetes, tunggu 5 menit. Jika
berubah, berarti ada CSF.
83. Daftar Pustaka
Andrian., Wahyuni, H.P. (2023). Perdarahan Intrakranial. Jurnal Riset Rumpun Ilmu Kedokteran. Vol.2, No.1, Hal 150-165.
Aninditha, T., & Wiratman, W. (2017). Buku Ajar neurologi FKUI. Jakarta: Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Brain & Spine Foundation. (2023). Head Injury.
Calgary Guide. (2023). Concussion : Acute Pathophysiology and Findings. Diakses pada 1 Maret 2024 Pada
https://calgaryguide.ucalgary.ca/concussion-acute-pathophysiology-and-findings/
Galgano M, Toshkezi G, Qiu X, Russell T, Chin L, Zhao LR. Traumatic Brain Injury: Current Treatment Strategies and Future Endeavors. Cell Transplant. 2017 Jul;26(7):1118-1130. doi:
10.1177/0963689717714102. PMID: 28933211; PMCID: PMC5657730.
Georges A, M Das J. Traumatic Brain Injury. [Updated 2023 Jan 2]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459300/
Ichwanuddin, I. and Nashirah, A., 2022. Cedera Kepala Sedang. AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh, 8(2), pp.1-8.
Jones Jr, H.R., Burns, T., Aminoff, M.J. and Pomeroy, S., 2013. The Netter Collection of Medical Illustrations: Nervous System, Volume 7, Part 1-Brain. Elsevier Health Sciences.
Jones Jr, H.R., Srinivasan, J., Allam, G.J. and Baker, R.A., 2012. Netter's Neurology E-Book. Elsevier Health Sciences.
Kementerian Kesehatan RI. (2022). PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATALAKSANA CEDERA OTAK TRAUMATIK, NOMOR
HK.01.07/MENKES/1600/2022.
Ridhoni, M., Prasetyo, E., & Lampus, H. L. (2021). Klasifikasi Patah Tulang Dasar Kepala, 9(2), 472-478
Shaikh F, Waseem M. Head Trauma. [Updated 2023 May 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430854/
Simon LV, Newton EJ. Basilar Skull Fractures. [Updated 2023 Aug 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470175/
84. Daftar Pustaka
Tenny S, Thorell W. Intracranial Hemorrhage. [Updated 2023 Feb 13]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470242/
Wangidjaja, O. and Wreksoatmodjo, B.R., 2022. Tinjauan atas Epilepsi Pasca-Trauma Kapitis. Cermin Dunia Kedokteran, 49(11),
pp.610-615.