SlideShare a Scribd company logo
1 of 74
Laporan Kasus
Refreshing Imu
dr. Teddy, Sp.S
dr. Nur Cholis, Sp.BS
dr. Imam Suhadak, Sp. Rad
Identitas
Nama : Ny. Y
Umur : 56 tahun
Alamat : Sumberan 2/1 Randegan Dawarblandong
No. RM : 311980
Anamnesis
Pasien dibawa keluarga ke poli saraf dr. Teddy Sp.S dengan keluhan sulit bicara
dan badan kaku terutama tangan. Keluhan sulit bicara sudah >1 bulan, ADL pasien
seluruhnya dibantu keluarga. Pasien sulit kontak mata dengan keluarga sejak 2 hari
SMRS. Keluhan lain seperti diare, muntah, sesak disangkal.
Pemeriksaan fisik
TTV awal masuk (16/01):
GCS : 4-3-5
TD : 120/80 mmHg
HR : 120 bpm
RR : 20x
T : 36,4 c
SpO2 : 97%
K/L:
a- /i- /c- /d-
Meningeal sign -
Pupil 3mm/3mm, isokor, RC +
Thorax:
Ves +/+ rhonki -/- wheezing -/- retraksi dada -
/-
S1 S2 tunggal reguler
Abdomen:
flat, BU + normal, soeple, timpani (+)
Pemeriksaan fisik
Extremitas:
Akral hangat kering
CRT < 2 detik
Edema (-/-)
Atrofi (+/+)
MMT:
Ekstremitas atas: Sulit dievaluasi ec susp kontraktur
Ekstremitas bawah: 2/2
Pemeriksaan penunjang
Darah Lengkap
Pemeriksaan penunjang
Cor ukuran dan bentuk normal
Pulmo infiltrat (-)
Kedua sinus phrenicocostalis
tajam
Tulang normal
Kesimpulan : thorax foto
normal
Thoraks AP 16/01/2023
CT scan kepala tanpa
kontras 16/01/2023
Lesi hipodense batas tak tegas di pons
kanan,corona radiata kanan kiri dan basal
ganglia
Sulkus dan girus tampak baik
Cerebellum tampak baik
Vetrikel melebar ER>0,3, cysterna tampak baik
Tak tampak deviasi midline
Tak tampak kalsifikasi abnormal
Orbita, calvaria, mastoid dan sinus paranasalis
tampak baik
Kesimpulan:
Sub acute infarct di pons kanan, corona
radiata kanan kiri dan basal gangliakanan
Hidrosefalus ringan
PTx:
PZ 14 tpm
Inj. Antrain 3x1
Inj. Ranitidin 2x50
Inj. Ceftriaxon 2x1
Ganti DC
PDx:
Lab lengkap, CT scan kepala tanpa
kontras
Terapi awal
Pro konsul Sp.BS:
Minta bacaan CT scan dengan dx klinis
hidrosefalus
Bacaan CT scan: stroke infark, tidak di KIE
operasi dulu
17/01/2023
S: pasien lemas
O:
GCS : 4x6
TD : 130/80
HR : 100
RR : 22
T : 36,5
SpO2 : 98% Room air
Kalium : 3,2 (neurologi: pro konsul
interna)
A:
1. Stroke infark
2. Double hemiparesis
3. Hipokalemi (3,2)
4. Leukositosis susp. ISK
P:
Interna:
Cek UL dan SE post koreksi
PZ 20 tpm
Inj. Antrain 3x1
Inj. Ranitidin 2x50
Inj. Ceftriaxon 2x1
Drip KCl 1x25 meq
17/01/2023
Bedah saraf:
A:
Brain atrophy
P:
Observasi KU
Neurologi:
Aspilet 1x1
Atorvastatin 1x40mg
Rawat luka
Konsul bedah umum
Konsul KFR
UL:
Leukosit (+++)
Protein (+1)
Eritrosit (11-13)
Bakteri (+)
Nitrit (+)
18/01/2023
S: pasien lemas, imobilisasi lama
O:
GCS : 4x6
TD : 142/97
HR : 87
RR : 22
T : 36
SpO2 : 98%
A:
1. Stroke infark
2. Double hemiparesis
3. ISK
4. Hipokalemi (2,7)
5. Ulkus dekubitus
P:
PZ 20 tpm
Inj. Antrain 3x1
Inj. Ranitidin 2x50
Inj. Ceftriaxon 2x1
Drip KCl 2x37.5 meq
Aspilet 1x1
Atorvastatin 1x40mg
Rawat luka
19/01/2023
S: pasien mengeluh lemas
O:
GCS : 424
TD : 129/96
HR : 93
RR : 20
T : 36
SpO2 : 97%
A:
1. Stroke infark
2. Double hemiparesis
3. Hipokalemi (2,7)
4. ISK
5. Ulkus dekubitus
P:
PZ 14 tpm
Inj. Antrain 3x1
Inj. Ranitidin 2x50
Inj. Ceftriaxon 2x1
Drip KCl 2x37.5 meq
Aspilet 1x1
Atorvastatin 1x40mg
Bedah umum:
- Rawat luka
- Terapi mengikuti TS
interna, neurologi, dan
bedah saraf
- Miring kanan kiri tiap 2
jam
KRS 20/01/2023
S: pasien tampak lemah
O:
GCS :424
TD :170/120
HR :117
RR :20
T :36,6
SpO2 :98%
A:
1. Stroke infark
2. Double hemiparesis
3. Hipokalemi (teratasi, 4,1)
4. ISK
5. Ulkus dekubitus
P:
Aspilet 1x1
Omeprazol 2x1
Amlodipin 10 mg 1x1
Cefixime 2x1
Materi CVA
Pendahuluan
Menurut WHO, setiap tahun 15 juta orang di seluruh dunia mengalami stroke.
Sekitar lima juta menderita kelumpuhan permanen. Di Asia Tenggara terdapat 4,4
juta orang mengalami stroke (WHO, 2010). Indonesia telah menempati peringkat
ke-1 dunia untuk jumlah kematian yang disebabkan stroke terbanyak dengan
jumlah angka kematian mencapai 328.500 orang atau 21,2% dari total kematian
yang terjadi dalam rentang waktu 2000-2012.
Definisi
Stroke merupakan kelumpuhan syaraf (deficite neurologis) akibat terhambatnya
aliran darah ke otak sehingga terjadi suatu penyakit atau gangguan fungsional
pada otak.
Jenis stroke
1. Stroke iskemik
2. Stroke hemoragik/perdarahan
Stroke iskemik
Stroke iskemik, disebabkan oleh trombosis dan emboli yang dapat menyebabkan
terjadinya oklusi arteri di otak. Selain itu, merupakan penyebab infark yang paling
sering, dan merupakan keadaan berkurang atau tersumbatnya aliran darah di
dalam arteri yang memvaskularisasi daerah otak tersebut.
Stroke hemoragik
Cedera otak yang disebabkan oleh ekstravasasi darah akut ke dalam parenkim
otak dari pecahnya pembuluh darah yang ada di otak.
SIRIRAJ SCORE
Rumus :
(2,5 X Derajat Kesadaran) + (2 X muntah) +
(2 X sakit kepala) + (0,1 X tekanan darah
diastol) – (3 X ateroma) – 12
Interpretasi :
<1 : stroke non hemoragik
≥1 : stroke hemoragik
Etiologi
1. Usia
2. Hipertensi
3. Riwayat stroke sebelumnya
4. Alkohol
5. Narkoba
6. koagulopati/penggunaan antikoagulan
7. Cerebral amyloidosis
8. Aneurisma
9. Malformasi arteriovena
Faktor Risiko
Klasifikasi stroke hemoragik
1. ICH
2. IVH
3. SAH
ICH (Intracerebral Haemorrhagic)
Perdarahan intraserebral (PIS) ialah perdarahan primer pada parenkim otak yang
berasal dari pembuluh darahnya, dan bukan disebabkan oleh suatu trauma. Pasien
dengan hipertensi, penyakit perdarahan seperti hemofilia dapat menyebabkan
perdarahan jenis ini.
Sekitar 10% perdarahan intraserebral menyebabkan stroke. Hipertensi yang tak
terkontrol merupakan penyebab utama stroke hemoragik. Selain hipertensi, ada
penyebab yang lain seperti pecahnya aneurisma, malformasi arteri vena, angioma
kavernosa, alkoholisme, diskrasia darah, terapi antikoagulan, dan angiopati amiloid.
IVH (Intraventricel Haemorrhagic)
Perdarahan intraventrikular spontan (IVH) adalah komplikasi stroke hemoragik yang
jarang namun parah, terjadi pada ≈10% kasus perdarahan intraserebral.
Ketika skor koma Glasgow (GCS) saat masuk rendah dan volume darah di rongga >
20 mL, prognosisnya sangat buruk.
Kehadiran darah dalam sistem ventrikel merupakan prediktor negatif hasil
perdarahan otak. Oleh karena itu, pengobatan yang agresif, terutama dengan
adanya darah dalam jumlah besar, harus dipertimbangkan
Gejala ICH dan IVH
● Gejala muncul mendadak
● Nyeri kepala hebat Mendadak
● Hemiparesis Mendadak
● Penurunan Kesadaran Mendadak
● Muntah Profuse Mendadak
● Gangguan Visus
Gambaran CT Scan
SAH (Subarachnoid Haemorrhagic)
Perdarahan subarakhnoid merupakan suatu kondisi bocornya darah menuju
ruangan pada otak yaitu subarakhnoid yang ada diantara piamater (lapisan bagian
dalam) dan arakhnoidmater (lapisan tengah) yang merupakan pembungkus otak
bagian selaput.
Gejala
Gambaran CT Scan
Materi Hidrosefalus
Definisi
Hidrosefalus adalah suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan
serebrospinalis, disebabkan baik oleh produksi yang berlebihan maupun gangguan absorpsi, dengan
atau pernah disertai tekanan intrakanial yang meninggi sehingga terjadi pelebaran ruangan-ruangan
tempat aliran cairan serebrospinalis.
1. Communicating Hydrocephalus : Reabsorpsi LCS yang tidak memadai paling sering timbul sekunder
sebagai trauma,infeksi atau perdarahan subaraknoid
2. Non-communicating Hydrocephalus : obstruksi jalur sirkulasi LCS oleh tumor atau kelainan bawaan
(misalnhya stenosis akueduktus,malformasi, Arnold Chiari), sedemikian sehingga LCS tidak dapat
mengalir keluar dari dalam otak ke sisterna basal
➔ Kaye AH. 2005. Essential neurosurgery. 3rd edition. Malden, Mass : Blackwell
➔ (Scott Kahan & John J .Raves, 2011)
Epidemiologi
● Insidensi hidrosefalus kongenital 0,9-1,8/1000 kelahiran
● Kejadian acquired hidrosefalus tidak dikeahui dengan pasti
● Hydrocephalus adalah salah satu kelainan kongenital tersering pada bayi,
terutama bayi prematur.
● Populasi pada umur dewasa juga dapat terserang Hydrocephalus, akibat
terganggunya regulasi fisiologis cerebrospinal di otak
● Prevalensi Hydrocephalus di dunia pada kasus pediatri adalah 88/100.000,
sedangkan pada kasus dewasa adalah 11/100.000.
● Estimasi prevalensi kasus Hydrocephalus pada populasi pediatri di negara
berkembang lebih tinggi.
➔ Greenberg, Mark S., 2020. Handbook of Neurosurgery. Thieme Medical Publisher Inc., ninth ed.
➔ Koleva M, De Jesus O. Hydrocephalus. StatPearls [online] 2021. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560875/#article-91516.s2. Accessed January 25, 2023
Hidrosefalus disebabkan karena terjadinya penyumbatan cairan
serebrospinalis (CSS) pada salah satu pembentukan CSS dalam sistem
ventrikel dan tempat absorpsi dalam ruang subaraknoid,sehingga terjadi
penyumbatan dilatasi ruangan CSS di atasnya.
Etiologi
Menurut lembaga Nasional Instutite of Neurological Disorders and Stroke (
NINDS),
gangguan aliran cairan otak ada tiga jenis, yaitu:
1. Gangguan aliran adanya hambatan sirkulasi
Contoh: tumor otak yang terdapat di dalam ventrikel akan menyumbat aliran cairan
otak.
2. Aliran cairan otak tidak tersumbat, tetapi sebaliknya cairan itu diproduksi
berlebihan, akibatnya cairan otak bertambah banyak.
Etiologi
3. Cairan otak yang mengalir jumlahnya normal dan tidak ada
sumbatan,tetapi ada gangguan dalam proses penyerapan cairan ke
pembuluh darah balik, sehingga otomatis jumlah cairan akan meningkat
pula.
Misalnya: bila ada cairan nanah ( meningitis atau infeksi selaput otak)
atau darah (akibat trauma) di sekitar tempat penyerapan
Etiologi
patofisiologi
Krovvidi H, Flint G, Williams AV. 2018. Perioperative management of hydrocephalus. BJA Educ ; 18: 140-6.
1. Produksi cairan serebro spinal yang berlebihan
2. Peningkatan resistensi aliran cairan serebro spinal
3. Peningkatan tekanan sinus vena
Sebagai konsekuensi dari tiga mekanisme di atas adalah
peningkatan tekanan intrakranial ( TIK) sebagai upaya
mempertahankan keseimbanagan sekresi dan absorbsi.
Patofisiologi
Diagnosis
Diagnosis hidrosefalus biasanya dibuat dengan menggunakan
kombinasi tanda klinis, imaging radiologis, dan pembacaan tekanan CSF.
Gambaran klinis hidrosefalus dipengaruhi oleh usia pasien, penyebabnya,
lokasi obstruksi, durasi, dan kecepatan onset.
Koleva M, De Jesus O. Hydrocephalus. [Updated 2021 Feb 7]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560875/
Diagnosis
Anamnesis
● Pada kasus hidrosefalus biasanya orangtua mengeluhkan pertumbuhan
tertunda dan kematangan seksual tertunda, tangisan bernada tinggi, mudah
tersinggung atau mengantuk atau keduanya, kadang muncul muntah dan
kejang.
● Pada dewasa keluhan dapat berupa sakit kepala, muntah, pandangan kabur.
Koleva M, De Jesus O. Hydrocephalus. [Updated 2021 Feb 7]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560875/
Kaye, Andrew H. (2005). Essential neurosurgery. Malden, Mass : Blackwell
Diagnosis
Manifestasi klinis
● Sangat beragam bergantung
dengan membuka atau
menutupnya sutura kranial.
● Jika sutura sudah tertutup,
maka gejala akan berhubungan
dengan adanya peningkatan
intracranial.
● Namun jika masih terbuka
seperti pada bayi/infant,
umumnya akan terjadi
peningkatan lingkar kepala.
PPT Bahan Ajar : Essential Neurosurgery For Medical Student. 2020. Departemen Bedah Saraf FK UNAIR.
1. Sakit kepala
2. Kesadaran menurun
3. Gelisah
4. Mual, muntah
5. Hiperfleksi seperti kenaikan tonus anggota gerak
6. Gangguan perkembangan fisik dan mental
7. Papil edema
8. Ketajaman penglihatan akan menurun dan lebih lanjut dapat mengakibatkan
kebutaan bila terjadi atrofi papila N.II.
Klinis
1. Pemeriksaan tanda-tanda vital untuk mengetahui apakah terdapat
hipertensi
atau tidak
2. Pemeriksaan pada kepala berupa bentuk, ukuran, konsistensi kepala
apakah
keras atau lunak yang diakibatkan terdapatnya cairan di dalam
kepala
3. Pemeriksaan mata
Pemeriksaan fisik
Radiologi
:
● CT scan (gold standard)
Bila ventrikel lateral dan ventrikel 3 dilatasi sementara ventrikel 4 kecil,
maka
obstruksi mungkin di daerah akuaduktus Sylvii (noncommunicating
hydrocephalus)
○ Bila semua ventrikel dilatasi, maka mungkin communicating hydrocephalus
● MRI
Baik untuk mengetahui letak obstruksi karena tumor, stenosis, atau lesi di
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Radiologi :
● USG pada bayi (pada fontanele anterior yang yang masih terbuka)
○ Baik untuk mengetahui ukuran ventrikular
● Foto polos X-Ray kepala
Baik untuk mengetahui suture, erosi tulang penopang tuberkulum
sellae/copper
beaten appearance di dalam calvarium
Pemeriksaan tambahan : pengukuran lingkar kepala pada anak
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis
Penunjang
● Tes dan konseling genetik mungkin direkomendasikan dalam bentuk hidrosefalus kongenital.
● Analisis CSF dapat dilakukan untuk membantu diagnosis dan menyingkirkan sisa infeksi.
● Skull X-Ray mungkin menunjukkan erosi sella turcica, atau yang disebut penampilan "beaten copper
cranium", tetapi jarang membantu atau diindikasikan dengan ketersediaan teknik pencitraan yang
lebih baik.
● Ultrasonografi melalui ubun-ubun anterior terbuka berguna untuk menilai ukuran ventrikel pada bayi
dan dapat meniadakan kebutuhan untuk CT scan berulang.
● Dalam kasus hidrosefalus akut, CT scan adalah pilihan pertama untuk menilai ukuran ventrikel.
● MRI otak dapat menunjukkan struktur fossa posterior yang lebih baik, dapat membedakan antara
tumor otak dan penyakit degeneratif dan dapat membedakan NPH dari atrofi serebral.
Koleva M, De Jesus O. Hydrocephalus. [Updated 2021 Feb 7]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560875/
Kaye, Andrew H. (2005). Essential neurosurgery. Malden, Mass : Blackwell
Dilatasi Ventrikel 3
CT Scan Coronal T1 MRI
(Kaye, 2006)
Case courtesy of Dr David Cuete,
Radiopaedia.org, rID: 23768
Case courtesy of Dr Paul Simkin,
Radiopaedia.org, rID: 30453
Normal Obstructing Hydrocephalus
PEMERIKSAAN PENUNJANG
CT scan dan MR akan menunjukkan
dilatasi ventrikel
CT /MRI membantu untuk menentukan
penyebab.
XRay menunjukkan jahitan, erosi
Radiologi :
● CT scan
● MRI
USG pada bayi (pada fontanele
anterior yang yang masih
terbuka)
● Foto polos X-Ray kepala
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. General precaution
2. Stabilisasi Airway, Breathing, Circulation
3. Survey sekunder (pemeriksaan status general terdiri dari anamnesa dan
pemeriksaan fisik seluruh sistem organ)
4. Pemeriksaan neurologis
5. Menentukan diagnosis klinis dan pemeriksaan tambahan
6. Menentukan tahapan tatalaksana selanjutnya
PENATALAKSANAAN
Tatalaksana non bedah
1. Diuretik (furosemide 1 mg/kgbb/hari)
2. Serial lumbal pungsi
Tujuan untuk menurunkan produksi csf dan meningkatkan absorbsinya, terapi ini
tidak direkomendasikan pada bayi prematur dengan Posthemorrhagic
Hydrocephalus (PHH)
PENATALAKSANAAN
● Sangat beragam tergantung penyebab dan kondisi pasien. Namun secara garis besar, dapat dibagi
menjadi 2 yaitu:
○ Terapi sementara/temporary
■ lumbar punctures,
■ fontanelle taps
■ external ventricular drains (EVDs)
■ And ventricular to subgaleal shunts (VSGS) pada bayi prematur atau toleransi shuntnya
rendah
○ Terapi definitive
■ Shunting (Ventriculo Peritoneal Shunt)
■ ETV (endoscopic third ventriculostomy)
■ ETV dan CPC (Choroid Plexus Catheterization)
■ Atasi penyakit kausa (trauma, infeksi, perdarahan,neoplasma, dll)
PPT Bahan Ajar : Essential Neurosurgery For Medical Student. 2020. Departemen Bedah Saraf FK UNAIR.
PENATALAKSANAAN
EVD (Extraventricular Drain), CSF shunt
atau
endoscopic third ventriculostomy (ETV).
CSF melalui :
● Ventrikuloperitoneal shunt
● Ventrikuloatrial shunt
● Ventrikulpleural shunt
● Lumboperitoneal shunt
(dilakukan emergensi bila ada
gangguan neurologis secara cepat)
Terapi
Eksternal Ventricular Drain
● Alat berbentuk selang ini dipasang melalui satu
buah lubang yang dibuat pada tulang kepala
(burr hole), kemudian selang dimasukkan ke
dalam dengan target rongga cairan otak yang
disebut dengan ventrikel >> keluar melalui
kantong penampung
● Pada cedera kepala dapat dicabut 2-3 hari
setelah terkontrol TIK
● Pada perdarahan intraventrikuler >> diganti
dengan selang permanen >> VP shunt
● Dapat sebagai akses untuk memasukkan obat
Sumber : Neurosurgery.directory
Dey M, Jaffe J, Stadnik A, Awad IA. External ventricular drainage for intraventricular hemorrhage [Internet]. Vol. 12,
Current Neurology and Neuroscience Reports. Curr Neurol Neurosci Rep; 2012 [cited 2021 Feb 12]. p. 24–33.
Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22002766/
Ventriculo Peritoneal Shunt
(VP Shunt)
● Mengalirkan cairan di ventrikel melalui shunt yang dibuat
melalui 2 kateter yang mengarah ke ventrikel dan kateter
lain ditempatkan dibawah permukaan kulit belakang
telingam > dimasukkan hingga ke leher dan dada,
menuju wilayah perut
● Lalu, katup pemompa cairan ditanam di bawah kulit
belakang telinga dan dihubungkan pada kedua kateter.
Katup ini dirancang khusus untuk membuka secara
otomatis saat terdapat penumpukan tekanan akibat
kelebihan CSF, sehingga kateter langsung mengeluarkan
CSF ke daerah dada.
● Pemulihan 3-4 hari, dan perlu dipantau rutin HR dan TD
● Peletakan posisi shunt tergantung lokasi hidrosefalus,
Fowler JB, Mesfin FB. Ventriculoperitoneal Shunt. [Updated 2019 Jan 28]. In: StatPearls [Internet]. Treasure
Island (FL): StatPearls Publishing; 2019 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459351
Sumber : Healthjade.net
Tujuan utama : diversi CSF
Paling sering ventrikuloperitoneal
Dilakukan burr hole oksipital (biasanya kanan untuk
menghindari hemisfer dominan). Lalu dimasukkan
ventrikular kateter ke ventrikel lateral melewati
subkutan ke cisterna magna. lalu dihubungkan ke
subcutaneous unidirectional pressure-regulated valve
yang sudah disambungkan ke kateter yang telah
dihubungkan ke abdomen dan dimasukkan ke
kavitas peritoneal melalui subkutan
CSF shunt atau 3rd venticulostomy.
CSF melalui :
● Ventrikuloperitoneal shunt
● Ventrikuloatrial shunt
● Ventrikulpleural shunt
● Lumboperitoneal shunt
(dilakukan emergensi bila ada
gangguan neurologis secara cepat)
Terapi
Ventrikuloatrial disambung ke vena jugulari
interna ke atrium kanan. Dilakukan kalau ada
intraperitoneal sepsis atau operasi multiple
abdomen. Lalu dipindahkan ke pleural.
Lumboperitoneal dilakukan kalau
hidrosefalus communicating.
CSF shunt atau 3rd venticulostomy.
CSF melalui :
● Ventrikuloperitoneal shunt
● Ventrikuloatrial shunt
● Ventrikulpleural shunt
● Lumboperitoneal shunt
3rd ventrikulostomi itu menggunakan teknik endoskopik
dengan ventrikuloskop yang dimasukkan ke ventrikel lateral via
frontal burr hole hingga ke foramen monro.
Menghubungan ventrikel 3 melalui rute alternatif ke sub
arachnoid space (kontraindikasi pada communicating
hydrocephali)
Sehingga ventrikel 3rd (dilakukan emergensi bila ada gangguan
neurologis secara cepat)
Terapi
Endoscopic Third
Ventriculostomy (ETV)
● ETV adalah prosedur untuk membuat
lubang pada dasar dari ventrikel 3 dengan
menggunakan endoskopi > dibuat bypass >
sehingga CSF dapat dialirkan ke cisterna
interpendicular dan masuk ke aliran CSF >>
diabsorbsi vili subarachnoid
● Mempunyai keberhasilan tertinggi pada
kasus hidrosefalus non-komunikan (tdk ada
gangguan absorbsi)
Sumber : neuropsykey.com dan Indiasurgerytour.com
Yadav, Y. R., Parihar, V., Pande, S., Namdev, H., & Agarwal, M. (2012). Endoscopic third
ventriculostomy. Journal of neurosciences in rural practice, 3(2), 163–173.
https://doi.org/10.4103/0976-3147.98222
Post operasi
Ditidurkan flat (untuk menghindari dekompresi ke sistem
ventrikular).
Monitoring : status neurologi
Komplikasi operasi
● Infeksi pada shunt (perlu dihindari apalagi pada pasien dependen kateter)
● Obstruksi pada shunt
● ICH
POST OPERASI DAN KOMPLIKASI
Cara untuk menghindari infeksi :
Teknik yang sangat steril (no
touch technique pada shunt
Profilaksis antibiotik
intraoperatif
● Dana kalau sudah kejadian,
shunt diambil lalu dibuatkan
shnt baru dengan posisi berbeda
dan antibiotik yang tepat
Post operasi
Ditidurkan flat (untuk menghindari dekompresi ke
sistem ventrikular).
Komplikasi
● Infeksi pada shunt (perlu
dihindari apalagi pada pasien
dependen kateter)
● Obstruksi pada shunt
● ICH
POST OPERASI
ICH/SDH (jkarena dekompresi cepat
pada hidrosefalus berat)
Obstruksi: muncul gejala peningkatan TIK yang
rekuren.
Tanda : kegagalan untuk melihat ke atas (upgaze)
karena penekanan ventrike 3 ke kolikulus superior.
Penegakan diagnosis : CT scan dan kompresi katup
untuk mengetahui posisi obstruksi.
Terapi : eksplorasi dan memperbaiki komponen yang
malfungsi
POST OPERASI
DD
Pada hidrosefalus dewasa :
● Hipertensi Intrakranial Idiopatik
● Perubahan terkait usia
● Atrofi sekunder (misalnya pada autoimun, HIV, setelah kemoterapi, penyakit
neurodegeneratif)
Berdasarkan gambaran radiologi, hidrosefalus memiliki gambaran yang hampir
sama dengan :
● Holoprosencephaly
● Hydranencephaly
● Atrofi Serebri
Fenichel, G., 2005. Clinical pediatric neurology. 5th ed. Philadelphia: Elsevier, pp.91-7; 353-69.
Kliegman, R., 2004. NelsonTextbook of Pediatrics. 17th ed. Pennsylvania: Saunders, pp.1983-92.
Langner, S., Fleck, S., Baldauf, J., Mensel, B., Kühn, J. and Kirsch, M., 2017. Diagnosis and Differential Diagnosis of Hydrocephalus in Adults. RöFo - Fortschritte auf dem Gebiet
der Röntgenstrahlen und der bildgebenden Verfahren, 189(08), pp.728-739.
Zee, C., 1996. Neuroradiology. New York: McGraw-Hill, Health Professions Division, pp.323-6.
Komplikasi
1. Perdarahan intrasebral atau intraventrikular
2. Infeksi
3. Malfungsi pintasan
4. Hematom subdural (sebagai akibat drainase LCS yang berlebihan)
Kahan, S. and J. Raves, J., 2011. Master Plan Ilmu Bedah: Disertai Contoh Kasus Klinik. Binarupa aksara.
Prognosis
Pada hidrosefalus kongenital tergantung beberapa faktor misalnya :
● Tingkat berat ringan hidrosefalus
● Usia terdiagnosis
● Waktu mulai penanganan
Pada pasien hidrosefalus kematian terjadi akibat herniasi tonsilar, sedangkan
ketergantungan pada shunt sebesar 75% dari kasus hidrosefalus yang diterapi dan
50% pada anak dengan hidrosefalus komunikans.
Pada anak dengan hidrosefalus obstruktif dengan perkembangan otak tidak
adekuat → perkembangan yang optimal tidak dapat dicapai hanya dengan terapi
ETV meskipun tekanan intrakranial terkontrol
Apriyanto, A., Agung, R. P., & Sari, F. (2013). Hidrosefalus Pada Anak. Jambi Medical Journal, 1(1), 71161.
Takahashi, Y., 2006. Long-term outcome and neurologic development after endoscopic third ventriculostomy versus shunting durinG infancy. Child's Nervous
System, 22(12), pp.1591-1602.
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Bedah Saraf (2016)

More Related Content

Similar to Berikut adalah beberapa metode diagnosis hidrosefalus:1. Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik dapat menunjukkan gejala hidrosefalus seperti kepala yang membesar, fontanel yang membesar, dan tanda meningeal.2. CT scan/MRICT scan dan MRI dapat menunjukkan pembesaran ventrikel dan ruang subaraknoid serta mendeteksi penyebab hidrosefalus seperti tumor.3. Pemeriksaan cairan serebrospinal (CSF)P

peningkatan-tekanan-intra-kranial_compress (1).pdf
peningkatan-tekanan-intra-kranial_compress (1).pdfpeningkatan-tekanan-intra-kranial_compress (1).pdf
peningkatan-tekanan-intra-kranial_compress (1).pdfssusere31356
 
Stroke Infark_1A_64A.pptx
Stroke Infark_1A_64A.pptxStroke Infark_1A_64A.pptx
Stroke Infark_1A_64A.pptxYogaMahardika10
 
80051025 edema-serebri
80051025 edema-serebri80051025 edema-serebri
80051025 edema-serebriCornelius Liza
 
Kelompok 1 strok akademi keperawatan makassar
Kelompok 1 strok akademi keperawatan makassar Kelompok 1 strok akademi keperawatan makassar
Kelompok 1 strok akademi keperawatan makassar Syarifha Ningsih Al-aidid
 
Asuhan keperawatan snh
Asuhan keperawatan snhAsuhan keperawatan snh
Asuhan keperawatan snhMas Mawon
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
Penanganan stroke rpl
Penanganan stroke rplPenanganan stroke rpl
Penanganan stroke rplabdul aziz
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikAulia Amani
 
SEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptx
SEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptxSEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptx
SEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptxSallyYaman
 
Peningkatan Tekanan Intrakranial
Peningkatan Tekanan IntrakranialPeningkatan Tekanan Intrakranial
Peningkatan Tekanan IntrakranialArif WR
 
Peningkatan tik
Peningkatan tikPeningkatan tik
Peningkatan tikAmi Islah
 
Responsi - Aritmia: Atrial Fibrillation.
Responsi - Aritmia: Atrial Fibrillation.Responsi - Aritmia: Atrial Fibrillation.
Responsi - Aritmia: Atrial Fibrillation.mademossile
 
Deteksi dini stroke hemoragik.pptx
Deteksi dini stroke hemoragik.pptxDeteksi dini stroke hemoragik.pptx
Deteksi dini stroke hemoragik.pptxdyahuntari1
 

Similar to Berikut adalah beberapa metode diagnosis hidrosefalus:1. Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik dapat menunjukkan gejala hidrosefalus seperti kepala yang membesar, fontanel yang membesar, dan tanda meningeal.2. CT scan/MRICT scan dan MRI dapat menunjukkan pembesaran ventrikel dan ruang subaraknoid serta mendeteksi penyebab hidrosefalus seperti tumor.3. Pemeriksaan cairan serebrospinal (CSF)P (20)

Lapsus Gadar Non Trauma
Lapsus Gadar Non TraumaLapsus Gadar Non Trauma
Lapsus Gadar Non Trauma
 
peningkatan-tekanan-intra-kranial_compress (1).pdf
peningkatan-tekanan-intra-kranial_compress (1).pdfpeningkatan-tekanan-intra-kranial_compress (1).pdf
peningkatan-tekanan-intra-kranial_compress (1).pdf
 
Stroke Infark_1A_64A.pptx
Stroke Infark_1A_64A.pptxStroke Infark_1A_64A.pptx
Stroke Infark_1A_64A.pptx
 
80051025 edema-serebri
80051025 edema-serebri80051025 edema-serebri
80051025 edema-serebri
 
Kelompok 1 strok akademi keperawatan makassar
Kelompok 1 strok akademi keperawatan makassar Kelompok 1 strok akademi keperawatan makassar
Kelompok 1 strok akademi keperawatan makassar
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
MR 25 april 2022.pptx
MR 25 april 2022.pptxMR 25 april 2022.pptx
MR 25 april 2022.pptx
 
Asuhan keperawatan snh
Asuhan keperawatan snhAsuhan keperawatan snh
Asuhan keperawatan snh
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
Stroke
StrokeStroke
Stroke
 
Penanganan stroke rpl
Penanganan stroke rplPenanganan stroke rpl
Penanganan stroke rpl
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
 
Herniasi Otak
Herniasi OtakHerniasi Otak
Herniasi Otak
 
SEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptx
SEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptxSEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptx
SEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptx
 
68839012 hemiparese
68839012 hemiparese68839012 hemiparese
68839012 hemiparese
 
Peningkatan Tekanan Intrakranial
Peningkatan Tekanan IntrakranialPeningkatan Tekanan Intrakranial
Peningkatan Tekanan Intrakranial
 
Peningkatan tik
Peningkatan tikPeningkatan tik
Peningkatan tik
 
Askep cva
Askep cvaAskep cva
Askep cva
 
Responsi - Aritmia: Atrial Fibrillation.
Responsi - Aritmia: Atrial Fibrillation.Responsi - Aritmia: Atrial Fibrillation.
Responsi - Aritmia: Atrial Fibrillation.
 
Deteksi dini stroke hemoragik.pptx
Deteksi dini stroke hemoragik.pptxDeteksi dini stroke hemoragik.pptx
Deteksi dini stroke hemoragik.pptx
 

Recently uploaded

Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 

Recently uploaded (20)

Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 

Berikut adalah beberapa metode diagnosis hidrosefalus:1. Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik dapat menunjukkan gejala hidrosefalus seperti kepala yang membesar, fontanel yang membesar, dan tanda meningeal.2. CT scan/MRICT scan dan MRI dapat menunjukkan pembesaran ventrikel dan ruang subaraknoid serta mendeteksi penyebab hidrosefalus seperti tumor.3. Pemeriksaan cairan serebrospinal (CSF)P

  • 1. Laporan Kasus Refreshing Imu dr. Teddy, Sp.S dr. Nur Cholis, Sp.BS dr. Imam Suhadak, Sp. Rad
  • 2. Identitas Nama : Ny. Y Umur : 56 tahun Alamat : Sumberan 2/1 Randegan Dawarblandong No. RM : 311980
  • 3. Anamnesis Pasien dibawa keluarga ke poli saraf dr. Teddy Sp.S dengan keluhan sulit bicara dan badan kaku terutama tangan. Keluhan sulit bicara sudah >1 bulan, ADL pasien seluruhnya dibantu keluarga. Pasien sulit kontak mata dengan keluarga sejak 2 hari SMRS. Keluhan lain seperti diare, muntah, sesak disangkal.
  • 4. Pemeriksaan fisik TTV awal masuk (16/01): GCS : 4-3-5 TD : 120/80 mmHg HR : 120 bpm RR : 20x T : 36,4 c SpO2 : 97% K/L: a- /i- /c- /d- Meningeal sign - Pupil 3mm/3mm, isokor, RC + Thorax: Ves +/+ rhonki -/- wheezing -/- retraksi dada - /- S1 S2 tunggal reguler Abdomen: flat, BU + normal, soeple, timpani (+)
  • 5. Pemeriksaan fisik Extremitas: Akral hangat kering CRT < 2 detik Edema (-/-) Atrofi (+/+) MMT: Ekstremitas atas: Sulit dievaluasi ec susp kontraktur Ekstremitas bawah: 2/2
  • 7. Pemeriksaan penunjang Cor ukuran dan bentuk normal Pulmo infiltrat (-) Kedua sinus phrenicocostalis tajam Tulang normal Kesimpulan : thorax foto normal Thoraks AP 16/01/2023
  • 8. CT scan kepala tanpa kontras 16/01/2023 Lesi hipodense batas tak tegas di pons kanan,corona radiata kanan kiri dan basal ganglia Sulkus dan girus tampak baik Cerebellum tampak baik Vetrikel melebar ER>0,3, cysterna tampak baik Tak tampak deviasi midline Tak tampak kalsifikasi abnormal Orbita, calvaria, mastoid dan sinus paranasalis tampak baik Kesimpulan: Sub acute infarct di pons kanan, corona radiata kanan kiri dan basal gangliakanan Hidrosefalus ringan
  • 9. PTx: PZ 14 tpm Inj. Antrain 3x1 Inj. Ranitidin 2x50 Inj. Ceftriaxon 2x1 Ganti DC PDx: Lab lengkap, CT scan kepala tanpa kontras Terapi awal Pro konsul Sp.BS: Minta bacaan CT scan dengan dx klinis hidrosefalus Bacaan CT scan: stroke infark, tidak di KIE operasi dulu
  • 10. 17/01/2023 S: pasien lemas O: GCS : 4x6 TD : 130/80 HR : 100 RR : 22 T : 36,5 SpO2 : 98% Room air Kalium : 3,2 (neurologi: pro konsul interna) A: 1. Stroke infark 2. Double hemiparesis 3. Hipokalemi (3,2) 4. Leukositosis susp. ISK P: Interna: Cek UL dan SE post koreksi PZ 20 tpm Inj. Antrain 3x1 Inj. Ranitidin 2x50 Inj. Ceftriaxon 2x1 Drip KCl 1x25 meq
  • 11. 17/01/2023 Bedah saraf: A: Brain atrophy P: Observasi KU Neurologi: Aspilet 1x1 Atorvastatin 1x40mg Rawat luka Konsul bedah umum Konsul KFR UL: Leukosit (+++) Protein (+1) Eritrosit (11-13) Bakteri (+) Nitrit (+)
  • 12. 18/01/2023 S: pasien lemas, imobilisasi lama O: GCS : 4x6 TD : 142/97 HR : 87 RR : 22 T : 36 SpO2 : 98% A: 1. Stroke infark 2. Double hemiparesis 3. ISK 4. Hipokalemi (2,7) 5. Ulkus dekubitus P: PZ 20 tpm Inj. Antrain 3x1 Inj. Ranitidin 2x50 Inj. Ceftriaxon 2x1 Drip KCl 2x37.5 meq Aspilet 1x1 Atorvastatin 1x40mg Rawat luka
  • 13. 19/01/2023 S: pasien mengeluh lemas O: GCS : 424 TD : 129/96 HR : 93 RR : 20 T : 36 SpO2 : 97% A: 1. Stroke infark 2. Double hemiparesis 3. Hipokalemi (2,7) 4. ISK 5. Ulkus dekubitus P: PZ 14 tpm Inj. Antrain 3x1 Inj. Ranitidin 2x50 Inj. Ceftriaxon 2x1 Drip KCl 2x37.5 meq Aspilet 1x1 Atorvastatin 1x40mg Bedah umum: - Rawat luka - Terapi mengikuti TS interna, neurologi, dan bedah saraf - Miring kanan kiri tiap 2 jam
  • 14. KRS 20/01/2023 S: pasien tampak lemah O: GCS :424 TD :170/120 HR :117 RR :20 T :36,6 SpO2 :98% A: 1. Stroke infark 2. Double hemiparesis 3. Hipokalemi (teratasi, 4,1) 4. ISK 5. Ulkus dekubitus P: Aspilet 1x1 Omeprazol 2x1 Amlodipin 10 mg 1x1 Cefixime 2x1
  • 16. Pendahuluan Menurut WHO, setiap tahun 15 juta orang di seluruh dunia mengalami stroke. Sekitar lima juta menderita kelumpuhan permanen. Di Asia Tenggara terdapat 4,4 juta orang mengalami stroke (WHO, 2010). Indonesia telah menempati peringkat ke-1 dunia untuk jumlah kematian yang disebabkan stroke terbanyak dengan jumlah angka kematian mencapai 328.500 orang atau 21,2% dari total kematian yang terjadi dalam rentang waktu 2000-2012.
  • 17. Definisi Stroke merupakan kelumpuhan syaraf (deficite neurologis) akibat terhambatnya aliran darah ke otak sehingga terjadi suatu penyakit atau gangguan fungsional pada otak.
  • 18. Jenis stroke 1. Stroke iskemik 2. Stroke hemoragik/perdarahan
  • 19. Stroke iskemik Stroke iskemik, disebabkan oleh trombosis dan emboli yang dapat menyebabkan terjadinya oklusi arteri di otak. Selain itu, merupakan penyebab infark yang paling sering, dan merupakan keadaan berkurang atau tersumbatnya aliran darah di dalam arteri yang memvaskularisasi daerah otak tersebut.
  • 20. Stroke hemoragik Cedera otak yang disebabkan oleh ekstravasasi darah akut ke dalam parenkim otak dari pecahnya pembuluh darah yang ada di otak.
  • 21. SIRIRAJ SCORE Rumus : (2,5 X Derajat Kesadaran) + (2 X muntah) + (2 X sakit kepala) + (0,1 X tekanan darah diastol) – (3 X ateroma) – 12 Interpretasi : <1 : stroke non hemoragik ≥1 : stroke hemoragik
  • 22. Etiologi 1. Usia 2. Hipertensi 3. Riwayat stroke sebelumnya 4. Alkohol 5. Narkoba 6. koagulopati/penggunaan antikoagulan 7. Cerebral amyloidosis 8. Aneurisma 9. Malformasi arteriovena
  • 24. Klasifikasi stroke hemoragik 1. ICH 2. IVH 3. SAH
  • 25. ICH (Intracerebral Haemorrhagic) Perdarahan intraserebral (PIS) ialah perdarahan primer pada parenkim otak yang berasal dari pembuluh darahnya, dan bukan disebabkan oleh suatu trauma. Pasien dengan hipertensi, penyakit perdarahan seperti hemofilia dapat menyebabkan perdarahan jenis ini. Sekitar 10% perdarahan intraserebral menyebabkan stroke. Hipertensi yang tak terkontrol merupakan penyebab utama stroke hemoragik. Selain hipertensi, ada penyebab yang lain seperti pecahnya aneurisma, malformasi arteri vena, angioma kavernosa, alkoholisme, diskrasia darah, terapi antikoagulan, dan angiopati amiloid.
  • 26. IVH (Intraventricel Haemorrhagic) Perdarahan intraventrikular spontan (IVH) adalah komplikasi stroke hemoragik yang jarang namun parah, terjadi pada ≈10% kasus perdarahan intraserebral. Ketika skor koma Glasgow (GCS) saat masuk rendah dan volume darah di rongga > 20 mL, prognosisnya sangat buruk. Kehadiran darah dalam sistem ventrikel merupakan prediktor negatif hasil perdarahan otak. Oleh karena itu, pengobatan yang agresif, terutama dengan adanya darah dalam jumlah besar, harus dipertimbangkan
  • 27. Gejala ICH dan IVH ● Gejala muncul mendadak ● Nyeri kepala hebat Mendadak ● Hemiparesis Mendadak ● Penurunan Kesadaran Mendadak ● Muntah Profuse Mendadak ● Gangguan Visus
  • 29. SAH (Subarachnoid Haemorrhagic) Perdarahan subarakhnoid merupakan suatu kondisi bocornya darah menuju ruangan pada otak yaitu subarakhnoid yang ada diantara piamater (lapisan bagian dalam) dan arakhnoidmater (lapisan tengah) yang merupakan pembungkus otak bagian selaput.
  • 33. Definisi Hidrosefalus adalah suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinalis, disebabkan baik oleh produksi yang berlebihan maupun gangguan absorpsi, dengan atau pernah disertai tekanan intrakanial yang meninggi sehingga terjadi pelebaran ruangan-ruangan tempat aliran cairan serebrospinalis. 1. Communicating Hydrocephalus : Reabsorpsi LCS yang tidak memadai paling sering timbul sekunder sebagai trauma,infeksi atau perdarahan subaraknoid 2. Non-communicating Hydrocephalus : obstruksi jalur sirkulasi LCS oleh tumor atau kelainan bawaan (misalnhya stenosis akueduktus,malformasi, Arnold Chiari), sedemikian sehingga LCS tidak dapat mengalir keluar dari dalam otak ke sisterna basal ➔ Kaye AH. 2005. Essential neurosurgery. 3rd edition. Malden, Mass : Blackwell ➔ (Scott Kahan & John J .Raves, 2011)
  • 34. Epidemiologi ● Insidensi hidrosefalus kongenital 0,9-1,8/1000 kelahiran ● Kejadian acquired hidrosefalus tidak dikeahui dengan pasti ● Hydrocephalus adalah salah satu kelainan kongenital tersering pada bayi, terutama bayi prematur. ● Populasi pada umur dewasa juga dapat terserang Hydrocephalus, akibat terganggunya regulasi fisiologis cerebrospinal di otak ● Prevalensi Hydrocephalus di dunia pada kasus pediatri adalah 88/100.000, sedangkan pada kasus dewasa adalah 11/100.000. ● Estimasi prevalensi kasus Hydrocephalus pada populasi pediatri di negara berkembang lebih tinggi. ➔ Greenberg, Mark S., 2020. Handbook of Neurosurgery. Thieme Medical Publisher Inc., ninth ed. ➔ Koleva M, De Jesus O. Hydrocephalus. StatPearls [online] 2021. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560875/#article-91516.s2. Accessed January 25, 2023
  • 35. Hidrosefalus disebabkan karena terjadinya penyumbatan cairan serebrospinalis (CSS) pada salah satu pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat absorpsi dalam ruang subaraknoid,sehingga terjadi penyumbatan dilatasi ruangan CSS di atasnya. Etiologi
  • 36. Menurut lembaga Nasional Instutite of Neurological Disorders and Stroke ( NINDS), gangguan aliran cairan otak ada tiga jenis, yaitu: 1. Gangguan aliran adanya hambatan sirkulasi Contoh: tumor otak yang terdapat di dalam ventrikel akan menyumbat aliran cairan otak. 2. Aliran cairan otak tidak tersumbat, tetapi sebaliknya cairan itu diproduksi berlebihan, akibatnya cairan otak bertambah banyak. Etiologi
  • 37. 3. Cairan otak yang mengalir jumlahnya normal dan tidak ada sumbatan,tetapi ada gangguan dalam proses penyerapan cairan ke pembuluh darah balik, sehingga otomatis jumlah cairan akan meningkat pula. Misalnya: bila ada cairan nanah ( meningitis atau infeksi selaput otak) atau darah (akibat trauma) di sekitar tempat penyerapan Etiologi
  • 38.
  • 39.
  • 40.
  • 41.
  • 42.
  • 43. patofisiologi Krovvidi H, Flint G, Williams AV. 2018. Perioperative management of hydrocephalus. BJA Educ ; 18: 140-6. 1. Produksi cairan serebro spinal yang berlebihan 2. Peningkatan resistensi aliran cairan serebro spinal 3. Peningkatan tekanan sinus vena Sebagai konsekuensi dari tiga mekanisme di atas adalah peningkatan tekanan intrakranial ( TIK) sebagai upaya mempertahankan keseimbanagan sekresi dan absorbsi.
  • 45. Diagnosis Diagnosis hidrosefalus biasanya dibuat dengan menggunakan kombinasi tanda klinis, imaging radiologis, dan pembacaan tekanan CSF. Gambaran klinis hidrosefalus dipengaruhi oleh usia pasien, penyebabnya, lokasi obstruksi, durasi, dan kecepatan onset. Koleva M, De Jesus O. Hydrocephalus. [Updated 2021 Feb 7]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560875/
  • 46. Diagnosis Anamnesis ● Pada kasus hidrosefalus biasanya orangtua mengeluhkan pertumbuhan tertunda dan kematangan seksual tertunda, tangisan bernada tinggi, mudah tersinggung atau mengantuk atau keduanya, kadang muncul muntah dan kejang. ● Pada dewasa keluhan dapat berupa sakit kepala, muntah, pandangan kabur. Koleva M, De Jesus O. Hydrocephalus. [Updated 2021 Feb 7]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560875/ Kaye, Andrew H. (2005). Essential neurosurgery. Malden, Mass : Blackwell
  • 47. Diagnosis Manifestasi klinis ● Sangat beragam bergantung dengan membuka atau menutupnya sutura kranial. ● Jika sutura sudah tertutup, maka gejala akan berhubungan dengan adanya peningkatan intracranial. ● Namun jika masih terbuka seperti pada bayi/infant, umumnya akan terjadi peningkatan lingkar kepala. PPT Bahan Ajar : Essential Neurosurgery For Medical Student. 2020. Departemen Bedah Saraf FK UNAIR.
  • 48. 1. Sakit kepala 2. Kesadaran menurun 3. Gelisah 4. Mual, muntah 5. Hiperfleksi seperti kenaikan tonus anggota gerak 6. Gangguan perkembangan fisik dan mental 7. Papil edema 8. Ketajaman penglihatan akan menurun dan lebih lanjut dapat mengakibatkan kebutaan bila terjadi atrofi papila N.II. Klinis
  • 49. 1. Pemeriksaan tanda-tanda vital untuk mengetahui apakah terdapat hipertensi atau tidak 2. Pemeriksaan pada kepala berupa bentuk, ukuran, konsistensi kepala apakah keras atau lunak yang diakibatkan terdapatnya cairan di dalam kepala 3. Pemeriksaan mata Pemeriksaan fisik
  • 50. Radiologi : ● CT scan (gold standard) Bila ventrikel lateral dan ventrikel 3 dilatasi sementara ventrikel 4 kecil, maka obstruksi mungkin di daerah akuaduktus Sylvii (noncommunicating hydrocephalus) ○ Bila semua ventrikel dilatasi, maka mungkin communicating hydrocephalus ● MRI Baik untuk mengetahui letak obstruksi karena tumor, stenosis, atau lesi di PEMERIKSAAN PENUNJANG
  • 51. Radiologi : ● USG pada bayi (pada fontanele anterior yang yang masih terbuka) ○ Baik untuk mengetahui ukuran ventrikular ● Foto polos X-Ray kepala Baik untuk mengetahui suture, erosi tulang penopang tuberkulum sellae/copper beaten appearance di dalam calvarium Pemeriksaan tambahan : pengukuran lingkar kepala pada anak PEMERIKSAAN PENUNJANG
  • 52. Diagnosis Penunjang ● Tes dan konseling genetik mungkin direkomendasikan dalam bentuk hidrosefalus kongenital. ● Analisis CSF dapat dilakukan untuk membantu diagnosis dan menyingkirkan sisa infeksi. ● Skull X-Ray mungkin menunjukkan erosi sella turcica, atau yang disebut penampilan "beaten copper cranium", tetapi jarang membantu atau diindikasikan dengan ketersediaan teknik pencitraan yang lebih baik. ● Ultrasonografi melalui ubun-ubun anterior terbuka berguna untuk menilai ukuran ventrikel pada bayi dan dapat meniadakan kebutuhan untuk CT scan berulang. ● Dalam kasus hidrosefalus akut, CT scan adalah pilihan pertama untuk menilai ukuran ventrikel. ● MRI otak dapat menunjukkan struktur fossa posterior yang lebih baik, dapat membedakan antara tumor otak dan penyakit degeneratif dan dapat membedakan NPH dari atrofi serebral. Koleva M, De Jesus O. Hydrocephalus. [Updated 2021 Feb 7]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560875/ Kaye, Andrew H. (2005). Essential neurosurgery. Malden, Mass : Blackwell
  • 53. Dilatasi Ventrikel 3 CT Scan Coronal T1 MRI (Kaye, 2006) Case courtesy of Dr David Cuete, Radiopaedia.org, rID: 23768 Case courtesy of Dr Paul Simkin, Radiopaedia.org, rID: 30453 Normal Obstructing Hydrocephalus PEMERIKSAAN PENUNJANG
  • 54. CT scan dan MR akan menunjukkan dilatasi ventrikel CT /MRI membantu untuk menentukan penyebab. XRay menunjukkan jahitan, erosi Radiologi : ● CT scan ● MRI USG pada bayi (pada fontanele anterior yang yang masih terbuka) ● Foto polos X-Ray kepala PEMERIKSAAN PENUNJANG
  • 55. 1. General precaution 2. Stabilisasi Airway, Breathing, Circulation 3. Survey sekunder (pemeriksaan status general terdiri dari anamnesa dan pemeriksaan fisik seluruh sistem organ) 4. Pemeriksaan neurologis 5. Menentukan diagnosis klinis dan pemeriksaan tambahan 6. Menentukan tahapan tatalaksana selanjutnya PENATALAKSANAAN
  • 56. Tatalaksana non bedah 1. Diuretik (furosemide 1 mg/kgbb/hari) 2. Serial lumbal pungsi Tujuan untuk menurunkan produksi csf dan meningkatkan absorbsinya, terapi ini tidak direkomendasikan pada bayi prematur dengan Posthemorrhagic Hydrocephalus (PHH) PENATALAKSANAAN
  • 57. ● Sangat beragam tergantung penyebab dan kondisi pasien. Namun secara garis besar, dapat dibagi menjadi 2 yaitu: ○ Terapi sementara/temporary ■ lumbar punctures, ■ fontanelle taps ■ external ventricular drains (EVDs) ■ And ventricular to subgaleal shunts (VSGS) pada bayi prematur atau toleransi shuntnya rendah ○ Terapi definitive ■ Shunting (Ventriculo Peritoneal Shunt) ■ ETV (endoscopic third ventriculostomy) ■ ETV dan CPC (Choroid Plexus Catheterization) ■ Atasi penyakit kausa (trauma, infeksi, perdarahan,neoplasma, dll) PPT Bahan Ajar : Essential Neurosurgery For Medical Student. 2020. Departemen Bedah Saraf FK UNAIR. PENATALAKSANAAN
  • 58. EVD (Extraventricular Drain), CSF shunt atau endoscopic third ventriculostomy (ETV). CSF melalui : ● Ventrikuloperitoneal shunt ● Ventrikuloatrial shunt ● Ventrikulpleural shunt ● Lumboperitoneal shunt (dilakukan emergensi bila ada gangguan neurologis secara cepat) Terapi
  • 59. Eksternal Ventricular Drain ● Alat berbentuk selang ini dipasang melalui satu buah lubang yang dibuat pada tulang kepala (burr hole), kemudian selang dimasukkan ke dalam dengan target rongga cairan otak yang disebut dengan ventrikel >> keluar melalui kantong penampung ● Pada cedera kepala dapat dicabut 2-3 hari setelah terkontrol TIK ● Pada perdarahan intraventrikuler >> diganti dengan selang permanen >> VP shunt ● Dapat sebagai akses untuk memasukkan obat Sumber : Neurosurgery.directory Dey M, Jaffe J, Stadnik A, Awad IA. External ventricular drainage for intraventricular hemorrhage [Internet]. Vol. 12, Current Neurology and Neuroscience Reports. Curr Neurol Neurosci Rep; 2012 [cited 2021 Feb 12]. p. 24–33. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22002766/
  • 60. Ventriculo Peritoneal Shunt (VP Shunt) ● Mengalirkan cairan di ventrikel melalui shunt yang dibuat melalui 2 kateter yang mengarah ke ventrikel dan kateter lain ditempatkan dibawah permukaan kulit belakang telingam > dimasukkan hingga ke leher dan dada, menuju wilayah perut ● Lalu, katup pemompa cairan ditanam di bawah kulit belakang telinga dan dihubungkan pada kedua kateter. Katup ini dirancang khusus untuk membuka secara otomatis saat terdapat penumpukan tekanan akibat kelebihan CSF, sehingga kateter langsung mengeluarkan CSF ke daerah dada. ● Pemulihan 3-4 hari, dan perlu dipantau rutin HR dan TD ● Peletakan posisi shunt tergantung lokasi hidrosefalus, Fowler JB, Mesfin FB. Ventriculoperitoneal Shunt. [Updated 2019 Jan 28]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2019 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459351 Sumber : Healthjade.net
  • 61.
  • 62.
  • 63. Tujuan utama : diversi CSF Paling sering ventrikuloperitoneal Dilakukan burr hole oksipital (biasanya kanan untuk menghindari hemisfer dominan). Lalu dimasukkan ventrikular kateter ke ventrikel lateral melewati subkutan ke cisterna magna. lalu dihubungkan ke subcutaneous unidirectional pressure-regulated valve yang sudah disambungkan ke kateter yang telah dihubungkan ke abdomen dan dimasukkan ke kavitas peritoneal melalui subkutan CSF shunt atau 3rd venticulostomy. CSF melalui : ● Ventrikuloperitoneal shunt ● Ventrikuloatrial shunt ● Ventrikulpleural shunt ● Lumboperitoneal shunt (dilakukan emergensi bila ada gangguan neurologis secara cepat) Terapi
  • 64. Ventrikuloatrial disambung ke vena jugulari interna ke atrium kanan. Dilakukan kalau ada intraperitoneal sepsis atau operasi multiple abdomen. Lalu dipindahkan ke pleural. Lumboperitoneal dilakukan kalau hidrosefalus communicating. CSF shunt atau 3rd venticulostomy. CSF melalui : ● Ventrikuloperitoneal shunt ● Ventrikuloatrial shunt ● Ventrikulpleural shunt ● Lumboperitoneal shunt 3rd ventrikulostomi itu menggunakan teknik endoskopik dengan ventrikuloskop yang dimasukkan ke ventrikel lateral via frontal burr hole hingga ke foramen monro. Menghubungan ventrikel 3 melalui rute alternatif ke sub arachnoid space (kontraindikasi pada communicating hydrocephali) Sehingga ventrikel 3rd (dilakukan emergensi bila ada gangguan neurologis secara cepat) Terapi
  • 65.
  • 66.
  • 67.
  • 68. Endoscopic Third Ventriculostomy (ETV) ● ETV adalah prosedur untuk membuat lubang pada dasar dari ventrikel 3 dengan menggunakan endoskopi > dibuat bypass > sehingga CSF dapat dialirkan ke cisterna interpendicular dan masuk ke aliran CSF >> diabsorbsi vili subarachnoid ● Mempunyai keberhasilan tertinggi pada kasus hidrosefalus non-komunikan (tdk ada gangguan absorbsi) Sumber : neuropsykey.com dan Indiasurgerytour.com Yadav, Y. R., Parihar, V., Pande, S., Namdev, H., & Agarwal, M. (2012). Endoscopic third ventriculostomy. Journal of neurosciences in rural practice, 3(2), 163–173. https://doi.org/10.4103/0976-3147.98222
  • 69. Post operasi Ditidurkan flat (untuk menghindari dekompresi ke sistem ventrikular). Monitoring : status neurologi Komplikasi operasi ● Infeksi pada shunt (perlu dihindari apalagi pada pasien dependen kateter) ● Obstruksi pada shunt ● ICH POST OPERASI DAN KOMPLIKASI
  • 70. Cara untuk menghindari infeksi : Teknik yang sangat steril (no touch technique pada shunt Profilaksis antibiotik intraoperatif ● Dana kalau sudah kejadian, shunt diambil lalu dibuatkan shnt baru dengan posisi berbeda dan antibiotik yang tepat Post operasi Ditidurkan flat (untuk menghindari dekompresi ke sistem ventrikular). Komplikasi ● Infeksi pada shunt (perlu dihindari apalagi pada pasien dependen kateter) ● Obstruksi pada shunt ● ICH POST OPERASI
  • 71. ICH/SDH (jkarena dekompresi cepat pada hidrosefalus berat) Obstruksi: muncul gejala peningkatan TIK yang rekuren. Tanda : kegagalan untuk melihat ke atas (upgaze) karena penekanan ventrike 3 ke kolikulus superior. Penegakan diagnosis : CT scan dan kompresi katup untuk mengetahui posisi obstruksi. Terapi : eksplorasi dan memperbaiki komponen yang malfungsi POST OPERASI
  • 72. DD Pada hidrosefalus dewasa : ● Hipertensi Intrakranial Idiopatik ● Perubahan terkait usia ● Atrofi sekunder (misalnya pada autoimun, HIV, setelah kemoterapi, penyakit neurodegeneratif) Berdasarkan gambaran radiologi, hidrosefalus memiliki gambaran yang hampir sama dengan : ● Holoprosencephaly ● Hydranencephaly ● Atrofi Serebri Fenichel, G., 2005. Clinical pediatric neurology. 5th ed. Philadelphia: Elsevier, pp.91-7; 353-69. Kliegman, R., 2004. NelsonTextbook of Pediatrics. 17th ed. Pennsylvania: Saunders, pp.1983-92. Langner, S., Fleck, S., Baldauf, J., Mensel, B., Kühn, J. and Kirsch, M., 2017. Diagnosis and Differential Diagnosis of Hydrocephalus in Adults. RöFo - Fortschritte auf dem Gebiet der Röntgenstrahlen und der bildgebenden Verfahren, 189(08), pp.728-739. Zee, C., 1996. Neuroradiology. New York: McGraw-Hill, Health Professions Division, pp.323-6.
  • 73. Komplikasi 1. Perdarahan intrasebral atau intraventrikular 2. Infeksi 3. Malfungsi pintasan 4. Hematom subdural (sebagai akibat drainase LCS yang berlebihan) Kahan, S. and J. Raves, J., 2011. Master Plan Ilmu Bedah: Disertai Contoh Kasus Klinik. Binarupa aksara.
  • 74. Prognosis Pada hidrosefalus kongenital tergantung beberapa faktor misalnya : ● Tingkat berat ringan hidrosefalus ● Usia terdiagnosis ● Waktu mulai penanganan Pada pasien hidrosefalus kematian terjadi akibat herniasi tonsilar, sedangkan ketergantungan pada shunt sebesar 75% dari kasus hidrosefalus yang diterapi dan 50% pada anak dengan hidrosefalus komunikans. Pada anak dengan hidrosefalus obstruktif dengan perkembangan otak tidak adekuat → perkembangan yang optimal tidak dapat dicapai hanya dengan terapi ETV meskipun tekanan intrakranial terkontrol Apriyanto, A., Agung, R. P., & Sari, F. (2013). Hidrosefalus Pada Anak. Jambi Medical Journal, 1(1), 71161. Takahashi, Y., 2006. Long-term outcome and neurologic development after endoscopic third ventriculostomy versus shunting durinG infancy. Child's Nervous System, 22(12), pp.1591-1602. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Bedah Saraf (2016)