1. Diagnosis paling mungkin adalah infark miokard non ST elevasi berdasarkan gejala dan hasil EKG.
2. Kelainan yang mungkin diderita adalah regurgitasi mitral berdasarkan riwayat dan hasil pemeriksaan fisik.
3. Diagnosis yang sesuai adalah tromboangiitis obliterans berdasarkan gejala dan riwayat merokok.
2. 1. Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke UGD RS dengan
keluhan utama sesak hebat disertai nyeri dada kiri sejak 6 jam yang
lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg,
denyut nadi 100 x/menit, frekuensi napas 30 x/menit, ronki basah
kasar terdengar pada seluruh lapangan paru. Pemeriksaan EKG
didapatkan gambaran di bawah ini
3. Apakah diagnosis yang paling mungkin?
a) Infark miokard non ST elevasi
b) Infark miokard dengan ST elevasi daerah inferior
c) Angina pectoris tidak stabil
d) Perikarditis
e) Angina prinzmetal
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. 2. Seorang wanita berusia 30 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
sesak saat aktivitas sejak 1 minggu yang lalu. Dari anamnesis didapat
penderita memiliki riwayat jantung rematik. Pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg.Dari pemeriksaan jantung
terdengar bising jantung diastolik 2/6 di apeks jantung. Hasil rekaman
EKG didapatkan irama atrial fibrilasi dengan HR 90-100 x/menit. Apa
kelainan yang mungkindidapatkan?
a. Regurgitasi aorta
b. Stenosis aorta
c. Stenosis mitral
d. Regurgitasi mitral
e. Stenosis tricuspid
11. Mitral stenosis merupakan suatu keadaan dimana
terjadi gangguan aliran darah dari atrium kiri menuju
ventrikel kiri melalui katup mitral karena obstruksi
akibat gangguan pembukaan katup menyebabkan
gangguan pengisisan ventrikel kiri pada saat diastole.
Etiologi tersering MS adalah
• Demam reumatik
• Penyakit kongenital
• Endokarditis infektif
Gambaran klinis murmur yang paling khas dari
stenosis trikuspid antara lain:
• Murmur mid-diastolik (jarang terdengar)
• Terkeras di ruang interkostal ke-3 sampai ke-4
di tepi kiri sternal
• Paling keras selama inspirasi
12. Thrill adalah getaran yang teraba yang disebabkan oleh aliran darah yang bergejolak melalui
katup jantung. Thrill mungkin dirasakan saat palpasi dinding dada anterior selama
pemeriksaan kardiovaskular.
13. Bunyi jantung pertama :
S1 terjadi karena penutupan katup mitral
dan trikuspid. Bunyi ini menandai awal
fase sistolik ventrikel dan denyut nadi
perifer dirasakan pada saat yang sama
(atau segera setelah) S1.
Bunyi jantung kedua :
S2 terjadi karena penutupan katup aorta
dan pulmonal. Bunyi jantung ini
menandai akhir fase sistolik ventrikel
dan awal fase diastolik. Katup pulmonal
menutup tepat setelah katup aorta dan
memanjang selama fase inspirasi atau
pada kerusakan yang menyebabkan lebih
banyak darah yang dipompa keluar dari
ventrikel kanan.
14. 3. Ny. Lovegood, 54 tahun, ke IGD dengan keluhan sesak yang memberat
ketika beraktivitas dan membaik jika beristirahat sejak 1 minggu yang lalu.
Pasien memiliki riwayat lemah jantung dan darah tinggi. Pada pemeriksaan
didapatkan TD 160/100 mmHg, HR 90 x/menit, RR 30 x/menit, suhu 36,7°C,
SpO2 82%. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ronkhi basah halus di seluruh
lapang paru, JVP meningkat, edema pretibial bilateral. Pada rontgen thoraks
didapatkan batwing appearance dan kardiomegali. Medikamentosa yang
tepat pada kasus ini adalah...
a. Furosemide dan propranolol
b. Captopril dan mannitol
c. Furosemide dan nitrat
d. Captopril dan HCT
e. Morfin dan bisoprolol
15.
16.
17.
18.
19.
20. 4. Ny. Lestrange, 60 tahun, datang dengan keluhan sesak napas sejak 3
bulan lalu. Sesak napas bahkan dirasakan saat aktivitas ringan, namun
membaik saat istirahat. Pasien juga tidur dengan 2-3 bantal dan sering
terbangun karena sesak pada malam hari. Pasien memiliki riwayat
hipertensi tidak terkontrol sejak 5 tahun lalu. Pada pemeriksaan
didapatkan TD 150/110 mmHg, HR 88x/menit, RR 28x/menit, suhu
afebris, JVP meningkat, pitting edema, hepatojugular reflux (+), ronkhi
basah halus pada basal kedua paru. Klasifikasi kondisi pasien
berdasarkan acuan NYHA adalah...
a. NYHA I
b. NYHA II
c. NYHA III
d. NYHA IV
e. NYHA V
21.
22. 5. Seorang laki-laki usia 55 tahun dibawa keluarganya ke UGD RS dengan
keluhan sesak hebat memberat sejak 12 jam yang lalu. Tidak ada riwayat
nyeri dada maupun sakit jantung sebelumnya.
Pasien memiliki kebiasaan merokok
2 pak/hari dan tidak pernah memeriksakan TD. Pemeriksaan fisik
menunjukkan TD 250/120 mmHg, denyut nadi 120 x/menit, frekwensi napas
45 x/menit, jugular venous pressure meningkat. Pemeriksaan thorak
terdengar ronkhi pada seluruh lapangan paru. EKG menunjukkan sinus
takikardi dan Borderline Left Ventricle Hypertrophy tanpa perubahan
segmen ST atau gelombang T. Apakah diagnosis kasus di atas?
a. Pneumonia
b. Hipertensi urgensi
c. Hipertensi emergensi
d. Infark miokard akut
e. Asma Bronchiale
23. Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang
mendadak (systole >180 mmHg dan/atau diastole >120 mmHg) pada
penederita hipertensi yang membutuhkan penanggulangan degera
Hipertensi emergensi adalah kenaikan tekanan darah mendadak yang
disertai kerusakan organ targert yang progresif. Penurunan TD segera
dalam waktu menit/jam
Hipertensi urgensi adalah kenaikan TD yang mendadak yang tidak
disertai kerusakan organ target. Penurunan TD harus dilaksanakan
dalam kurun waktu 24-48 jam.
24. Manifestasi kerusakan organ target
• Neurologi : sakit keapa, kabur/hilang pengluatan, kejang deficit
neurologis fokal, gangguan kesadaran
• mata : funduskopi berupa perdarahan retina, eksudat retina, edema
papil
• Kardiovaskular : nyeri dada, edema paru
• Ginjal : azotemia, proteinuria, oligouria
• Obstetri : PEB dengan gejala berupa hgangguan penglihatan, sakit
kepala hebat, kejang nyeri abdomen kuadran atas, gagal jantung
kongestif
25. Faktor risisko :
• Hipertensi tidak terkontrol
• Kehamilan
• NAPZA
• Penderita hipertensi dnegan penyakit parenkim ginjal
26. Pemeriksaan lab awal dan penunjang
• Urinalisis,
• Darah rutin
• Kimia darah : ureum, kreatinin, gula darah dan elektrilit
• Pemeriksaan penunjang : EKG, foto toraks
• Pemeriksaan penunjang lain bila memungkinkan : CT scan kepala,
echo, usg
27. 6. Tn. Malfoy, 65 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan sesak
napas yang memberat sejak 3 bulan lalu. Sesak napas dirasakan saat
beraktivitas maupun beristirahat. Pasien hanya bisa tidur bila diganjal
dengan 3 bantal, namun sering terbangun lagi karena batuk-batuk.
Pasien memiliki riwayat merokok sejak SMP. Pada pemeriksaan
didapatkan TD 170/100 mmHg, HR 102x/menit, RR 28x/menit, suhu
36,8°C. Pada PF didapatkan JVP meningkat, kardiomegali (+), S3 gallop,
dan edema tungkai bilateral. Pemeriksaan penunjang untuk
menegakkan diagnosis adalah...
a. Troponin T
b. CK-MB
c. Ureum dan kreatinin serum
d. NT proBNP
e. HbA1C
28.
29. 7. Tn. Hagrid, 46 tahun dibawa ke IGD dengan penurunan kesadaran.
Pada pemeriksaan fisik dijumpai TD 160/90, HR 110 x/menit, untuk
pemeriksaan lain dalam batas normal. Pada pemeriksaan EKG
didaptkan seperti di bawah ini
Tatalaksana pada kasus diatas adalah...
A. Defibrilasi
B. RJP
C. Amiodaron
D. Efineprin
E. Kardioversi
30. • Fibrilasi Ventrikel adalah suatu keadaan dimana kontraksi otot
ventrikel tidak sinkron, tidak terorganisasi dan frekuensinya cepat.
Fibrilasi Ventrikel merupakan keadaan terminal dari aritmia ventrikel
yang ditandai oleh bentuk gelombang yang naik turun dengan
berbagai bentuk dan amplitudo gelombang yang berbeda-beda, tidak
tampak kompleks QRS atau segmen ST ataupun gelombang T.
31. • Pada ventrikel yang terdapat daerah iskemik, cedera, infark dapat
menyebabkan terjadinya pola depolarisasi dan repolarisasi ventrikel
yang tidak sinkron, akibatnya ventrikel tidak dapat berkontraksi
sebagai suatu kesatuan dan menyebabkan tidak adanya curah jantung
sehingga pasien dapat menjadi tidak sadar dan mengalami henti
napas dalam hitungan detik.
32.
33. Tatalaksana
• Penanganan utama pada VF adalah dngan defibrilasi. Defibrilasi
nonsynchronized menggunakan energi 360 Joule gelombang monofasik
atau 120-200 Joule gelombang bifasik. Setelah dilakukan defibrilasi. Segera
lakukan kembali RJP sebanyak 5 siklus pada pasien.
• RJP (30 kompresi dada : 2 ventilasi) dilakukan jika pada pasien belum
dipasang advance airway (ETT). Jika pada pasien telah terpasang advance
airway, berikan venyilasi 8-10 kali/menit sambil terus melakukan kompresi
dada 100 kali/menit.
• Setelah 5 siklus RJP, cek irama jantung pasien sesuai monitor (shockable
atau tidak shockable), selanjutnya tatalaksana sesuai temuan.
34.
35. 8. Seorang wanita usia 55 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan
sering pusing dan pandangan menjadi gelap, saat dari posisi duduk ke
berdiri. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan DM. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan TD saat berbaring 140/90 mmHg, TD setelah berdiri
lama selama 3 menit 110/80. Apakah diagnosis pasien?
a. BPPV
b. Postural orthostatic tachycardia syndrome
c. Sinkop
d. Hipotensi ortostatik
e. Insufisiensi vena kronik
36. • Hipotensi ortostatik didefinisikan sebagai penurunan tekanan darah
sistolik paling sedikit 20 mm Hg atau tekanan darah diastolik
penurunan minimal 10 mm Hg dalam waktu 3 menit berdiri. Ketika
seseorang berdiri dari duduk atau berbaring, tubuh harus bekerja
untuk menyesuaikan dengan perubahan posisi.
• Gejala yang umumnya terjadi pada hipo- tensi ortostatik yaitu pusing,
penglihatan kabur, dan dapat kehilangan kesadaran sementara
37. • Faktor risiko terjadinya hipotensi ortostatik pada lanjut usia adalah :
Hipertensi (60%), diabetes mellitus (22%) dan atrial fibrilasi (5,9%).
Kejadian hipotensi ortostatik pada lanjut usia yang mendapatkan
terapi antihipertensi oral adalah hal yang perlu mendapat perhatian
secara khusus, karena hal tersebut dapat meningkatkan risiko
terjadinya jatuh (Falls) pada lanjut usia.
38. POTS (POTS=Postural Orthostatic Tachycardia
Syndrome)
• ‘Sindrom Takikardi Ortostatik Postural’
• Terjadi lebih banyak pada kebanyakan wanita muda, muncul dengan
keluhan berat pada intoleransi ortostatik, namun tidak mengalami
sinkop, dengan peningkatan denyut jantung secara signifikan (>30
denyut per menit atau mencapai >120 denyut per menit) dan
ketidakstabilan tekanan darah. Patofisiologi yang mendasari masih
belum jelas.
39. 9. Tn. Scamander, 50 tahun, dibawa ke IGD oleh temannya karena ruas
jari kaki putus secara tiba-tiba. Sejak 1 bulan memang ujung-ujung jari
pasien agak nyeri dan menjadi kehitaman, namun pasien tidak berobat.
Pasien memiliki kebiasaan merokok 2-3 bungkus/hari sejak remaja.
Riwayat penyakit lain tidak diketahui. Pada pemeriksaan didapatkan TD
150/90 mmHg, HR 86 x/menit, RR 18 x/menit, suhu 37°C. Diagnosis
yang sesuai pada kasus ini adalah...
a. Thromboflebitis
b. Thromboangiitis obliterans
c. Penyakit Raynaud
d. Chronic limb ischemia
e. Giant cell arteritis
40.
41.
42.
43.
44. Klasifikasi
• 1. Caludicatio intermittent
• Gejala utama dan sering terabaikan adalah:
1. Nyeri (claudikasio) dan sensasi lelah (fatigue)
• 2. Kram, atau nyeri pada otot tungkai bawah.
• yang terjadi saat aktivitas (seperti bejalan) & hilang dg istirahat
(dalam waktu 10 menit).
45.
46. • 2. Critical Limb Ischemic
• CLI: bentuk paling berat dari PAD, sekitar 1% pasien PAP. CLI ditandai
dengan kondisi kronis (≥2 minggu):
• Nyeri saat istirahat (ischemic rest pain) Luka/ulkus yang tidak sembuh
Gangrene pada satu atau kedua kaki.
• CLI berhubungan dg risiko kehilangan tungkai bawah (amputasi) jika
tidak dilakukan revaskularisasi
47. 3. Acute Limb Ischemic
• Terjadi↓ perfusi ok oklusi arteri secara tiba-tiba
• ALI dapat disebabkan oleh emboli atau thrombus Terjadi secara tiba-tiba,
< 24 jam, Sub-acute onset 24 jam - 2 minggu.
• Presentasi klinis klasik ALI ini biasa disebut dengan 6 P yaitu:
1. Pain
2. Pallor
3. Pulselessness
4. Paresthesia
5. Paralysis, dan
6. Poikilotermia (cold)
48. • ALI merupakan kasus Emergensi
• Rujuk segera untuk tatalaksana definitif
• Waktu emas revaskularisasi 6 jam, untuk mencegah kerusakan otot
yang permanen
• Angka mortalitas 30 hari 15-20% Risiko amputasi tetap tinggi pada ALI
(10-30%)
49.
50.
51. 10. Bayi usia 3 bulan diabawa ke dokter dengan keluhan berat badan
sulit naik. Pada pemeriksaan didapatkan HR 160 x/menit, RR 52
x/menit, suhu 36,8°C. tidak disertai kebiruan. Pada auskultasi
didapatkan adanya pansistolik murmur pada sela iga ke-4 linea
parasternalis kiri. Apakah diagnosis yang tepat?
a. Atrial septal defect
b. Tetralogy of Fallot
c. Ventricular septal defect
d. Transposition of great arteries
e. Patent ductus arteriosus