SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP
Hal - 112 Vol. 1 No. 2 Maret 2012
Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap
Minat Berwirausaha Mahasiswa
di STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE MUSI
Retno Budi Lestari dan Trisnadi Wijaya
STIE MDP
retno_budi21@yahoo.co.id, trisnadi16983@yahoo.com
Abstract: This study aims to determine the effect of entrepreneurship education on entrepreneurial intention. Data
collection techniques use a questionnaire given to 205 students from three private universities namely STIE MDP,
STMIK MDP, and STIE Musi. The results of hypothesis test shows that entrepreneurship education has a significant
influence on entrepreneurial intention shown by the calculated F greater than F table, so the hypothesis of the study
is accepted. Entrepreneurial intention is also reinforced by the demographic variables of gender, work experience,
and parent’s occupation. Entrepreneurial intention of men is higher than women. Students who have work
experience also have a higher entrepreneurial intention. Students whose parents work as farmers have the most
entrepreneurial intention.
Keywords: entrepreneurship education, entreprenuerial intention, Theory of Planned Behavior (TPB)
1 PENDAHULUAN
Masalah pengangguran merupakan masalah
yang dihadapi oleh setiap negara. Selama beberapa
dekade angka pengangguran telah mengalami
kenaikan. Krisis ekonomi 1998 juga telah ikut
menyumbangkan angka pengangguran. Di
Indonesia angka pengangguran terbanyak justru
diciptakan oleh kelompok terdidik. Data terakhir
menunjukkan bahwa jumlah penganggur terdidik
yang telah menamatkan pendidikan diploma dan
sarjana sampai dengan Agustus 2010 telah
mencapai 1,1 juta orang. Secara persentase, jumlah
penganggur terdidik juga meningkat drastis.
Penganggur terdidik tercatat mencapai 13,86%
pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali
lipat dari persentase pada 2004 yang hanya
mencapai 5,71% (BPS, 2011).
Tabel 1: Pengangguran Berdasarkan Tingkat Pendidikan 2006-2010
No
Pendidikan Tertinggi Yang
Ditamatkan
2006 2007 2008 2009 2010
1
Tidak/Belum Pernah
Sekolah/Belum Tamat SD
781.920 532.820 547.038 637.901 757.807
2 Sekolah Dasar 2.589.699 2.179.792 2.099.968 1.531.671 1.402.858
3 SLTP 2.730.045 2.264.198 1.973.986 1.770.823 1.661.449
4
SMTA (Umum dan
Kejuruan)
4.156.708 4.070.553 3.812.522 3.879.471 3.344.315
5 Diploma I/II/III/Akademi 278.074 397.191 362.683 441.100 443.222
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP
Hal - 113
Vol. 1 No. 2 Maret 2012
Tabel 1: Lanjutan
No
Pendidikan Tertinggi
Yang Ditamatkan
2006 2007 2008 2009 2010
6 Universitas 395.554 566.588 598.318 701.651 710.128
Total 10.932.000 10.011.142 9.394.515 8.962.617 8.319.779
Sumber: www.bps.go.id 2011
Fenomena rendahnya minat dan motivasi
pemuda Indonesia untuk berwirausaha dewasa ini
menjadi pemikiran serius berbagai pihak, baik
pemerintah, dunia pendidikan, dunia industri,
maupun masyarakat. Berbagai upaya dilakukan
untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan terutama
merubah mindset para pemuda yang selama ini
hanya berminat sebagai pencari kerja (job seeker)
apabila kelak menyelesaikan sekolah atau kuliah
mereka. Hal ini merupakan tantangan bagi pihak
sekolah dan perguruan tinggi sebagai lembaga
penghasil lulusan.
Semua perguruan tinggi di Indonesia telah
memasukkan mata kuliah kewirausahaan ke dalam
kurikulum mereka sebagai salah satu mata kuliah
pokok yang wajib ditempuh oleh semua
mahasiswa. Pendidikan kewirausahaan tidak hanya
memberikan landasan teoritis mengenai konsep
kewirausahaan tetapi membentuk sikap, perilaku,
dan pola pikir (mindset) seorang wirausahawan
(entrepreneur). Hal ini merupakan investasi modal
manusia untuk mempersiapkan para mahasiswa
dalam memulai bisnis baru melalui integrasi
pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan
penting untuk mengembangkan dan memperluas
sebuah bisnis. Pendidikan kewirausahaan juga
dapat meningkatkan minat para mahasiswa untuk
memilih kewirausahaan sebagai salah satu pilihan
karir selain pilihan karir menjadi pegawai swasta,
PNS, atau pegawai BUMN di mana secara
signifikan dapat mengarahkan sikap, perilaku, dan
minat ke arah kewirausahaan.
Sikap, perilaku, dan minat ke arah
kewirausahaan seorang mahasiswa dipengaruhi
oleh pertimbangan atas berbagai aspek mengenai
pilihan karir sebagai wirausahawan. Pertimbangan
atas pilihan karir tersebut dapat berbeda-beda
tergantung preferensi terhadap risiko yang akan
mereka tanggung kemudian. Mahasiswa yang takut
untuk mengambil risiko (risk averter) cenderung
untuk memilih menjadi seorang pegawai swasta,
PNS, atau pegawai BUMN sebagai pilihan karir
sedangkan bagi mahasiswa yang berani mengambil
risiko (risk taker) untuk meninggalkan comfort
zone cenderung akan memilih menjadi seorang
wirausahawan sebagai pilihan karirnya.
Faktor demografis (gender, latar belakang
pendidikan orang tua, dan pengalaman bekerja) dapat
mempengaruhi pilihan karir menjadiwirausahawan.
Kecenderungan seseorang untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu, seperti memilih
kewirausahaan sebagai pilihan karir, dapat diprediksi
oleh Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned
Behavior-TPB) yang dikemukakan oleh Hannes
Leroy et all (2009). TPB menggunakan tiga pilar
sebagai anteseden dari intensi, yaitu sikap terhadap
perilaku, norma subyektif, dan persepsi mengenai
kemampuan mengendalikan segala sesuatu yang
mempengaruhi apabila hendak melakukan perilaku
tersebut.
Pendidikan kewirausahaan dapat membentuk
pola pikir, sikap, dan perilaku pada mahasiswa
menjadi seorang wirausahawan (entrepreneur) sejati
sehingga mengarahkan mereka untuk memilih
berwirausaha sebagai pilihan karir. Namun, pengaruh
tersebut perlu dikaji lebih lanjut apakah dengan
adanya mata kuliah kewirausahaan dapat melahirkan
minat berwirausaha bagi mahasiswa. Oleh karena, itu
perlu adanya penelitian untuk mengidentifikasi faktor
yang mendorong minat berwirausaha mahasiswa
mengingat pentingnya kewirausahaan bagi
kesejahteraan ekonomi dan sosial. Penelitian ini
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP
Hal - 114 Vol. 1 No. 2 Maret 2012
mencoba untuk mengetahui apakah pendidikan
kewirausahaan yang sudah dilaksanakan di STIE
MDP, STMIK MDP dan STIE Musi secara signifikan
dapat menimbulkan minat berwirausaha bagi para
mahasiswa. Berdasarkan latar belakang masalah
sebagaimana telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut: ”Apakah
pendidikan kewirausahaan dapat mempengaruhi minat
mahasiswa untuk berwirausaha ?”
2 METODE PENELITIAN
2.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini, yaitu
mahasiswa yang menempuh mata kuliah
Kewirausahaan pada semester genap tahun
akademik 2010/2011, sebanyak 500 orang terdiri
dari 253 mahasiswa dari STMIK MDP, 132
mahasiswa dari STIE MDP dan 115 mahasiswa dari
STIE Musi. Penentuan jumlah sampel menggunakan
model yang dikembangkan dari Issac dan Michael
(Sugiyono, 2009: 124) sebagai berikut:
Di mana:
λ2
dengan dk = 1, taraf kesalahan = 5%
P = Q = 0,5
D = 0,05
S = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
Dengan menggunakan rumus di atas, maka
diperoleh jumlah sampel sebesar 205 mahasiswa.
2.2 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kota Palembang
dengan sumber data diambil dari beberapa PTS,
yaitu STMIK MDP, STIE MDP, dan STIE Musi.
2.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk
mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan
demikian jumlah instrumen yang akan digunakan
untuk penelitian akan tergantung pada jumlah
variabel yang diteliti. Sugiyono (2009) Data primer
pada penelitian ini dikumpulkan dengan
menggunakan instrumen kuesioner.
Instrumen penelitian terdiri dari tiga
variabel independen dan satu variabel dependen
antara lain sebagai berikut:
1. Instrumen untuk mengukur personal attitude
2. Instrumen untuk mengukur subjective norms
3. Instrumen untuk mengukur perceived
behavioral control
4. Instrumen untuk mengukur entrepreneurial
intention.
Instrumen personal attitude terdiri atas 8
butir pertanyaan, subjective norms 3 butir
pertanyaan, perceived behavioral control 6 butir
pertanyaan, dan entrepreneurial intention 7 butir
pertanyaan. Keempat instrumen tersebut berbentuk
checklist dengan menggunakan skala Likert 5-poin.
2.4 Teknik Analisis Data
Instrumen penelitian terlebih dahulu akan
dianalisis validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas
menggunakan korelasi product moment dan uji
reliabilitas dengan menggunakan Alpha Cronbanch.
Hipotesis penelitian akan diuji dengan menggunakan
analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier
berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana
keadaan (naik turunnya) variabel dependen
(kriterium), bila dua atau lebih variabel independen
sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik-
turunkan nilainya) Sugiyono (2009).
Persamaan regresi untuk tiga prediktor pada
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y’ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Di mana:
Y’ = Variabel dependen (minat berwirausaha)
a = Konstanta
b1, b2, b3 = Kemiringan (Slope)
X1,X2,X3 = Variabel independen (personal at-
titude, subjective norms, perceived
behavioral control)
e = Error term.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP
Hal - 115
Vol. 1 No. 2 Maret 2012
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Penelitian
a. Karakteristik Demografis Responden
Pengambilan data primer pada penelitian
ini menggunakan instrumen kuesioner yang disebar
pada tiga PTS, yaitu STIE MDP, STMIK MDP,
dan STIE Musi dengan jumlah sampel sebanyak
205 responden. Tabel 2 di bawah ini menyajikan
latar belakang responden berdasarkan gender,
pengalaman bekerja, dan pekerjaan orang tua
(ayah) responden.
Tabel 2: Karakteristik Demografis Responden
Karakteristik n %
Gender:
Pria
Wanita
83
122
40,49%
59,51%
Pengalaman Kerja:
Belum pernah bekerja
Pernah bekerja
122
83
59,51%
40,49%
Pekerjaan Orang Tua
(Ayah):
Wiraswasta
Pegawai swasta
PNS
Pegawai BUMN
Petani
Pekerja lepas (freelance)
135
41
12
14
2
1
65,85%
20%
5,85%
6,83%
0,98%
0,49%
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan Tabel 2 di atas terlihat jumlah
responden wanita lebih banyak daripada responden
pria dengan persentase sebesar 40,49% untuk
responden pria sedangkan untuk responden wanita
sebesar 59,51%. Sebanyak 59,51% responden
adalah wanita menunjukkan bahwa emansipasi
wanita telah berjalan dengan baik di Indonesia
dengan diperbolehkannya kaum perempuan untuk
menempuh pendidikan strata-1 (S1). Responden
yang telah memiliki pengalaman kerja sebanyak 83
responden (40,49%) dan sisanya 122 responden atau
59,51% belum pernah bekerja. Banyaknya
mahasiswa yang belum memiliki pengalaman kerja
membuktikan bahwa mereka mencurahkan perhatian
dan waktunya untuk kuliah. Sebanyak 40,49%
responden memiliki pengalaman bekerja karena
mereka harus membiayai sendiri uang kuliahnya
dengan berprofesi sebagai pegawai swasta,
wiraswasta, atau guru bimbel. Sebanyak 135
responden atau 65,85% memiliki orang tua (ayah)
yang berwiraswasta, 20% bekerja sebagai pegawai
swasta, 5,85% bekerja sebagai PNS, 6,83% bekerja
sebagai pegawai BUMN, 0,98% bekerja sebagai
petani, dan 0,49% sebagai pekerja lepas (freelance).
Tingginya orang tua (ayah) yang berprofesi
wiraswasta membuktikan bahwa penghasilan yang
diperoleh dari membuka bisnis lebih dapat
menjamin kelangsungan hidup dan kesejahteraan
keluarga dibandingkan dengan bekerja sebagai
pegawai swasta, PNS, atau pun profesi yang lain
mengingat peranannya sebagai tulang punggung
keluarga sehingga memilih untuk berwiraswasta.
b. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Instrumen
Pengujian validitas konstruksi instrumen
menggunakan teknik korelasi Pearson Product
Moment dengan memanfaatkan bantuan program
aplikasi SPSS. Pengujian validitas konstruksi
dilakukan dengan analisis faktor. Bila korelasi tiap
faktor positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor
tersebut merupakan construct yang kuat. Jadi
berdasarkan analisis faktor itu dapat disimpulkan
bahwa instrumen tersebut memiliki validitas
konstruksi yang baik (Sugiyono, 2009). Dengan
menggunakan df = n-2 dan α = 0,05 maka diperoleh
r tabel sebesar 0,137. Hasil pengujian validitas
instrumen dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3: Hasil Uji Validitas Instrumen
Faktor
Jumlah
Item
Item Ket
Personal
Attitude
8 1a – 6
Semua
Valid
Subjective
Norms
3 7a –7c
Semua
Valid
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP
Hal - 116 Vol. 1 No. 2 Maret 2012
Tabel 3: Lanjutan
Faktor
Jumlah
Item
Item Ket
Perceived
Behavioral
Control
6 8 –13
Semua
Valid
Entrepreneurial
Intention
7 14 – 20
Semua
Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4: Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Faktor Koefisien Alpha Ket
Personal
Attitude
0,746 Reliabel
Subjective
Norms
0,786 Reliabel
Perceived
Behavioral
Control
0,803 Reliabel
Entrepreneurial
Intention
0,831 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan Tabel 4 di atas terlihat nilai
Cronbach’s Alpha dari semua variabel lebih besar
dari 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
item pertanyaan kuesioner untuk setiap variabel
adalah reliabel.
c. Hasil Pengujian Hipotesis
Untuk menguji apakah terdapat pengaruh
pendidikan kewirausahaan dengan minat
berwirausaha, peneliti menggunakan analisis regresi
linier berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
analisis regresi terhadap variabel-variabel
independen: personal attitude, subjective norms,
perceived behavioral control. Pengujian hipotesis
pada penelitian ini memanfaatkan bantuan program
aplikasi SPSS. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat
pada Tabel 8 di bawah ini.
Tabel 5: Hasil Uji Hipotesis
Tabel Nilai
Model
Summary:
R
R Square (R2
)
Adjusted R
Square
0,575
0,331
0,321
ANOVA:
F
Sig.
33,168
0,000
Coefficients:
X1
X2
X3
B Beta t Sig.
0,376
0,206
0,322
0,356
0,099
0,278
5,189
1,503
4,471
0,000
0,134
0,000
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan Tabel 8 di atas terlihat nilai R
sebesar 0,575, hal ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang sedang atau cukup kuat antara
pendidikan kewirausahaan (X1, X2, X3) terhadap
minat berwirausaha (Y). Nilai R2
sebesar 0,331
dapat diartikan bahwa variabel independen
(pendidikan kewirausahaan) dapat menjelaskan
variabel dependen (minat berwirausaha) sebesar
33,1% sedangkan sisanya 66,9% dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Hasil analisis juga memperlihatkan pada tabel
ANOVA nilai F hitung = 33,168 > nilai F tabel =
2,650 dan nilai Sig. sebesar 0,000 yang masih di
bawah α = 0,05 sehingga menerima hipotesis yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan pendidikan kewirausahaan terhadap
minat berwirausaha.
Secara parsial tidak semua variabel
independen mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dilihat
dari nilai Sig. variabel X2 (subjective norms) > α =
0,05. Variabel X1 (personal attitude) memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap minat
berwirusaha (t hitung = 5,189 > t tabel = 1,972) dan
nilai Sig. = 0,000 < 0,005 dengan koefisien regresi
sebesar 0,376. Demikian juga dengan variabel X3
(perceived behavioral control) memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap minat berwirusaha (t
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP
Hal - 117
Vol. 1 No. 2 Maret 2012
hitung = 4,471 > t tabel = 1,972) dan nilai Sig. =
0,000 < 0,005 dengan koefisien regresi sebesar
0,322. Dari ketiga variabel tersebut dapat
disimpulkan bahwa variabel X1 (personal attitude)
mempunyai pengaruh yang dominan. Hal ini
ditunjukkan oleh nilai B, beta, dan t hitung yang
lebih besar dibandingkan dengan variabel X2
(subjective norms) dan X3 (perceived behavioral
control).
3.2 Pembahasan
a. Karakteristik Demografis Responden
Tabel 9: Rerata Skor Berdasarkan Karakteristik
Demografis Responden
Karakteristik
Total
Skor
Rerata
Skor
Gender:
Pria
Wanita
2.177
3.183
26,23
26,09
Pengalaman kerja
responden:
Belum pernah bekerja
Pernah bekerja
3.112
2.248
25,51
27,08
Pekerjaan Ayah:
Wiraswasta
Pegawai swasta
PNS
Pegawai BUMN
Petani
Pekerja lepas
(freelance)
3.579
1.045
298
350
61
27
26,51
25,49
24,83
25,00
30,50
27
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan Tabel 9 di atas responden pria
memiliki minat berwirausaha lebih tinggi daripada
responden wanita terlihat dari rerata skor pria
sebesar 26,23 melebihi rerata skor wanita sebesar
26,09. Temuan ini mendukung beberapa penelitian
sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Mazzarol
dkk (1999), Kolvereid (1996), serta Matthews dan
Moser (1996). Mereka menemukan bahwa kaum
laki-laki memiliki intensi yang lebih tinggi
daripada kaum wanita untuk membuka usaha baru.
Rendahnya minat berwirausaha pada wanita
disebabkan karena masyarakat Indonesia
beranggapan wanita lebih cocok bekerja di kantor
atau menjadi ibu rumah tangga. Dengan adanya
perbedaan minat berwirausaha antara laki-laki dan
perempuan tersebut maka diperlukan stimulus yang
berbeda untuk meningkatkan minat berwirausaha.
Untuk mendorong minat berwirausaha pada kaum
perempuan seharusnya diberikan alasan-alasan
pemilihan karier yang berbeda dan pelatihan
kompetensi yang berbeda dengan kaum laki-laki.
Ketika alasan pemilihan karier dan kompetensi
yang dibutuhkan antara laki-laki dan perempuan
distimulasi, maka karakteristik entrepreneurship
dapat dikembangkan dengan baik pada gender laki-
laki maupun gender perempuan.
Jika dilihat berdasarkan pengalaman kerja,
responden yang memiliki pengalaman bekerja
menunjukkan intensi yang lebih tinggi untuk
berwirausaha bila dibandingkan dengan responden
yang belum pernah bekerja. Hal ini dapat dilihat
dari rerata skor responden yang pernah bekerja
sebesar 27,08 lebih besar dibandingkan dengan
rerata skor responden yang belum pernah bekerja,
yaitu 25,51. Temuan ini mendukung penelitian
yang dilakukan oleh Nurul Indarti dan Rokhima
Rostiana (2008), Kolvereid (1996), Scott dan
Twomey (1988) bahwa mahasiwa yang memiliki
pengalaman kerja akan memiliki intensi
kewirausahaan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan yang belum pernah bekerja. Tingginya
minat berwirausaha pada responden yang memiliki
pengalaman kerja disebabkan karena responden
telah mengetahui seluk-beluk bagaimana memulai
dan mengoperasikan suatu bisnis berdasarkan pada
pengalaman kerja. Berbekal pengetahuan bisnis
dan modal yang cukup mereka berencana untuk
membuka bisnis baru di masa yang akan datang.
Pada Tabel 9 di atas juga terlihat responden
yang memiliki orang tua (ayah) berlatar belakang
sebagai petani memiliki intensi yang lebih tinggi
untuk berwirausaha bila dibandingkan dengan
responden yang lain. Hal ini terlihat dari rerata skor
responden yang memiliki orang tua (ayah) berlatar
belakang sebagai petani sebesar 30,50 lebih tinggi
dibandingkan dengan rerata skor responden lainnya.
Tingginya minat berwirausaha pada responden yang
memiliki orang tua (ayah) berlatar belakang sebagai
petani disebabkan karena kehidupan masyarakat
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP
Hal - 118 Vol. 1 No. 2 Maret 2012
petani di Indonesia tidak memiliki prospek cerah di
masa depan diakibatkan seringnya mengalami gagal
panen dan masa panen yang lama. Responden lebih
memilih untuk berwirausaha daripada mengikuti
jejak orang tua mereka.
b. Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
bahwa pendidikan kewirausahaan berpengaruh
signifikan terhadap minat berwirausaha.
Pendidikan kewirausahaan yang dimaksudkan
adalah proses pembelajaran untuk mengubah sikap
dan pola pikir mahasiswa terhadap pilihan karier
berwirausaha. Dengan demikian mahasiswa yang
telah menempuh mata kuliah kewirausahaan akan
memiliki nilai-nilai hakiki dan karakteristik
kewirausahaan sehingga akan meningkatkan minat
serta kecintaan mereka terhadap dunia
kewirausahaan. Tingginya minat berwirausaha
akan melahirkan entrepreneur-entrepreneur muda
yang memiliki visi yang jelas di masa depan,
kreativitas serta inovasi yang tinggi dalam segala
bidang. Mereka akan menjadi lebih mandiri,
kreatif, dan inovatif dalam menciptakan peluang
bisnis baru dan penemuan-penemuan baru.
Masalah pengangguran terdidik akan dapat teratasi
karena keluaran (output) dari hasil pendidikan
kewirausahaan adalah calon-calon entrepreneur
muda berbakat yang tidak lagi menjadi pencari
kerja (job seeker) tetapi telah menjadi pencipta
lapangan pekerjaan (job maker).
Secara parsial, hasil pengujian hipotesis
menunjukkan bahwa variabel subjective norms tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat
berwirausaha. Norma subjektif (subjective norms)
merepresentasikan dukungan yang diberikan oleh
orang-orang terdekat ketika responden akan memilih
berwirausaha sebagai salah satu pilihan karir. Norma
subjektif tidak memiliki pengaruh terhadap minat
berwirausaha, dengan demikian tekanan sosial dari
pihak kelurga tidak menjadikan hambatan bagi
seseorang untuk memulai karier sebagai wirausaha.
Tekanan sosial kemungkinan menurun disebabkan
karena sudah maraknya program-program kompetisi
kewirausahaan yang dimotori oleh beberapa bank
swasta nasional dan perusahaan BUMN sehingga
perlahan-lahan mulai mengubah mindset masyarakat
bahwa menjadi seorang entrepreneur juga merupakan
pilihan karier yang menguntungkan dari segi
ekonomi dan sosial. Beberapa faktor psikologis
yang membentuk sikap negatif masyarakat
terhadap profesi wirausaha selama ini antara lain
sifat agresif, exspansif, bersaing, egois, tidak jujur,
kikir, sumber penghasilan tidak stabil, kurang
terhormat, pekerjaan rendah, dan sebagainya.
Pandangan semacam ini dianut oleh sebagian orang
sehingga mereka tidak tertarik menekuni profesi
sebagai wirausahawan. (Siswoyo, 2009)
Variabel personal attitude secara dominan
mempengaruhi minat berwirausaha. Personal
attitude merepresentasikan keyakinan individu
mengenai nilai (value) yang menurut mereka
berharga dan ingin diraih pada masa yang akan
datang. Nilai (value) tersebut menjadi motif
seseorang untuk menekuni profesi entrepreneur.
Beberapa motif yang diyakini peneliti dapat
menjadi faktor pendorong seseorang menekuni
profesi wirausaha seperti kebebasan dalam
bertindak dan mengambil keputusan, penghasilan
yang lebih tinggi, aktualisasi diri, dan kemandirian.
Motif-motif tersebut menjadi pendorong
mahasiswa untuk menekuni profesi sebagai
wirausahawan di masa yang akan datang.
4 KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa pendidikan kewirausahaan berpengaruh
secara signifikan terhadap minat berwirausaha
terlihat dari nilai F hitung = 33,168 > nilai F tabel =
2,650 dan nilai Sig. sebesar 0,000 yang masih di
bawah α = 0,05. Minat berwirausaha mahasiswa
juga diperkuat oleh faktor demografis seperti
gender, pengalaman kerja, dan pekerjaan orang tua.
4.2 Saran
Dari simpulan di atas, maka peneliti
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Peneliti menyarankan agar pelaksanaan
pendidikan kewirausahaan perlu mendapat
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP
Hal - 119
Vol. 1 No. 2 Maret 2012
perhatian serius dari pemerintah dan lembaga
pendidikan mengenai bagaimana metode
pengajaran, kurikulum, kompetensi dosen, dan
lamanya waktu belajar sehingga dapat
menstimulasi minat berwirausaha pada
mahasiswa.
2. Peneliti juga menyarankan agar pandangan-
pandangan negatif yang ada pada masyarakat
terhadap wirausaha perempuan dapat
dihilangkan sehingga minat berwirausaha pada
kaum perempuan dapat menjadi tinggi dan
memunculkan young entrepreneur perempuan.
3. Untuk penelitian berikutnya, peneliti
menyarankan agar perlu dilakukan kajian
mendalam mengenai faktor-faktor apa saja yang
dapat mempengaruhi minat berwirausaha pada
mahasiswa tidak hanya faktor internal tetapi
juga faktor eksternal.
DAFTAR PUSTAKA
[1]Anonim, “Pengangguran Terbuka Menurut
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan”,
www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daft
ar=1&id_subyek=06&notab=4, diakses pada
15/03/2011.
[2]Ahmed, Ishfaq et al. 2010, “Determinants of
Students’ Entrepreneurial Career Intentions :
Evidence from Business Graduates”, European
Journal of Social Sciences – Volume 15 Number
2,
http://www.eurojournals.com/ejss_15_2_02.pdf,
diakses pada14/03/2011.
[3]Citra Sondari, Mery 2008, “Hubungan antara
pelaksanaan Mata Kuliah Kewirausahaan
dengan Pilihan Karier Berwirausaha pada
Mahasiswa dengan Mempertimbangkan Gender
dan Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua”,
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/20
10/06/hubungan_antara_pelaksanaan_mata_kuli
ah_kewirausahaan.pdf, diakses pada14/03/2011.
[4]Indarti, Nurul dan Rokhima Rostiani 2008,
“Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi
Perbandingan Antara Indonesia,Jepang dan
Norwegia”, Jurnal Ekonomika dan Bisnis Vol.
23 No. 4 Oktober 2008,
http://nurulindarti.files.wordpress.com/2009/03/
indarti-rostiani-jebi-2008.pdf, diakses pada
12/03/2011.
[5]Leroy,Hannes et al. 2009, “Gender Effects on
Entrepreneurial Intentions: A TPB Multigroup
Analysis at Factor and Indicator Level”,
https://lirias.kuleuven.be/bitstream/123456789/2
45186/2/2009-09-16+-+12064.pdf, diakses pada
20/06/2011.
[6]Otman, Ibrahim, Habshah Bakar, dan Ooi Yeng
Keat 2009, “Impact of Entrepreneurship
Education on The Intention Toward
Entrepreneurship: A Comparison Study Among
Libyan Students in Malaysia and Libya”,
http://cob.uum.edu.my/amgbe/files/028%20F-
%20Ooi%20Yee%20Keat%20Full%20Paper.pd
f, diakses pada 20/06/2011.
[7]Rhenald Kasali dkk. 2010, “Modul
Kewirausahaan untuk Program Strata 1”, Bank
Mandiri dan Yayasan Rumah Perubahan:
Jakarta.
[8]Siswoyo, Bambang Banu 2009, “Pengembangan
Jiwa Kewirausahaan di Kalangan Dosen dan
Mahasiswa”, Jurnal Ekonomi Bisnis No. 2
Tahun 14, http://fe.um.ac.id/wp-
content/uploads/2009/10/bambang_banu4.pdf,
diakses pada 25/08/2011.
[9]Sugiyono 2009, Metode Peneliitan Bisnis,
Alfabeta: Bandung.

More Related Content

Similar to KEWIRAUSAHAAN

Refrensi
RefrensiRefrensi
Refrensiisti18
 
Pengaruh gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik terhadap prestasi be...
Pengaruh gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik terhadap prestasi be...Pengaruh gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik terhadap prestasi be...
Pengaruh gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik terhadap prestasi be...Linda Rosita
 
Studi Literartur: Analisis Kesalahan Siswa dalam Memecahkan Soal HOTS Matematika
Studi Literartur: Analisis Kesalahan Siswa dalam Memecahkan Soal HOTS MatematikaStudi Literartur: Analisis Kesalahan Siswa dalam Memecahkan Soal HOTS Matematika
Studi Literartur: Analisis Kesalahan Siswa dalam Memecahkan Soal HOTS Matematikaliya luthfatun
 
Pengaruh motivasi belajar dan efikasi diri terhadap kematangan karir mahasiswa
Pengaruh motivasi belajar dan efikasi diri terhadap kematangan karir mahasiswaPengaruh motivasi belajar dan efikasi diri terhadap kematangan karir mahasiswa
Pengaruh motivasi belajar dan efikasi diri terhadap kematangan karir mahasiswahanafieminence
 
s_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdfs_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdfMyData19
 
Pengaruh Self-Reliance dan Self-Efficacy terhadap Pendidikan Keuangan Mahasiswa
Pengaruh Self-Reliance dan Self-Efficacy terhadap Pendidikan Keuangan MahasiswaPengaruh Self-Reliance dan Self-Efficacy terhadap Pendidikan Keuangan Mahasiswa
Pengaruh Self-Reliance dan Self-Efficacy terhadap Pendidikan Keuangan MahasiswaUniversitas Indraprasta PGRI
 
Development issue di developing cuntries
Development issue di developing cuntriesDevelopment issue di developing cuntries
Development issue di developing cuntriesjonirahmatpramudia
 
ISU DAN TREND DALAM PENDIDIKAN MORAL
ISU DAN TREND DALAM PENDIDIKAN MORALISU DAN TREND DALAM PENDIDIKAN MORAL
ISU DAN TREND DALAM PENDIDIKAN MORALshishamuddin1979
 
Penelitian dasar 2021
Penelitian dasar 2021Penelitian dasar 2021
Penelitian dasar 2021ssuseradddf01
 
Survei persepsi siswa 2018
Survei persepsi siswa 2018Survei persepsi siswa 2018
Survei persepsi siswa 2018denimdn
 
8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto hvinaserevina
 
Peran Moderasi Manajemen Human Capital terhadap Kapabilitas Karyawan -- Imple...
Peran Moderasi Manajemen Human Capital terhadap Kapabilitas Karyawan -- Imple...Peran Moderasi Manajemen Human Capital terhadap Kapabilitas Karyawan -- Imple...
Peran Moderasi Manajemen Human Capital terhadap Kapabilitas Karyawan -- Imple...Robertus Arian Datusanantyo
 
001 29 3386-1-sm-i dewa ayu dkk
001 29 3386-1-sm-i dewa ayu dkk001 29 3386-1-sm-i dewa ayu dkk
001 29 3386-1-sm-i dewa ayu dkkSamato Bahagia
 
PPT KEL 3 ASOSIATIF ............................
PPT KEL 3 ASOSIATIF ............................PPT KEL 3 ASOSIATIF ............................
PPT KEL 3 ASOSIATIF ............................PutryMayangSari
 
Hasil analisis-kesalahan-siswa-dalam-menyelesaikan-soal-matematika--pada-mate...
Hasil analisis-kesalahan-siswa-dalam-menyelesaikan-soal-matematika--pada-mate...Hasil analisis-kesalahan-siswa-dalam-menyelesaikan-soal-matematika--pada-mate...
Hasil analisis-kesalahan-siswa-dalam-menyelesaikan-soal-matematika--pada-mate...Cha Aisyah
 

Similar to KEWIRAUSAHAAN (20)

Refrensi
RefrensiRefrensi
Refrensi
 
45 67-1-sm
45 67-1-sm45 67-1-sm
45 67-1-sm
 
Pengaruh gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik terhadap prestasi be...
Pengaruh gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik terhadap prestasi be...Pengaruh gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik terhadap prestasi be...
Pengaruh gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik terhadap prestasi be...
 
Studi Literartur: Analisis Kesalahan Siswa dalam Memecahkan Soal HOTS Matematika
Studi Literartur: Analisis Kesalahan Siswa dalam Memecahkan Soal HOTS MatematikaStudi Literartur: Analisis Kesalahan Siswa dalam Memecahkan Soal HOTS Matematika
Studi Literartur: Analisis Kesalahan Siswa dalam Memecahkan Soal HOTS Matematika
 
Pengaruh motivasi belajar dan efikasi diri terhadap kematangan karir mahasiswa
Pengaruh motivasi belajar dan efikasi diri terhadap kematangan karir mahasiswaPengaruh motivasi belajar dan efikasi diri terhadap kematangan karir mahasiswa
Pengaruh motivasi belajar dan efikasi diri terhadap kematangan karir mahasiswa
 
Tugasan 7
Tugasan 7Tugasan 7
Tugasan 7
 
ORPS
ORPSORPS
ORPS
 
s_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdfs_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdf
 
12. NGU MEE KOK.pdf
12.  NGU MEE KOK.pdf12.  NGU MEE KOK.pdf
12. NGU MEE KOK.pdf
 
Pengaruh Self-Reliance dan Self-Efficacy terhadap Pendidikan Keuangan Mahasiswa
Pengaruh Self-Reliance dan Self-Efficacy terhadap Pendidikan Keuangan MahasiswaPengaruh Self-Reliance dan Self-Efficacy terhadap Pendidikan Keuangan Mahasiswa
Pengaruh Self-Reliance dan Self-Efficacy terhadap Pendidikan Keuangan Mahasiswa
 
Development issue di developing cuntries
Development issue di developing cuntriesDevelopment issue di developing cuntries
Development issue di developing cuntries
 
ISU DAN TREND DALAM PENDIDIKAN MORAL
ISU DAN TREND DALAM PENDIDIKAN MORALISU DAN TREND DALAM PENDIDIKAN MORAL
ISU DAN TREND DALAM PENDIDIKAN MORAL
 
JURNAL 2
JURNAL 2JURNAL 2
JURNAL 2
 
Penelitian dasar 2021
Penelitian dasar 2021Penelitian dasar 2021
Penelitian dasar 2021
 
Survei persepsi siswa 2018
Survei persepsi siswa 2018Survei persepsi siswa 2018
Survei persepsi siswa 2018
 
8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h
 
Peran Moderasi Manajemen Human Capital terhadap Kapabilitas Karyawan -- Imple...
Peran Moderasi Manajemen Human Capital terhadap Kapabilitas Karyawan -- Imple...Peran Moderasi Manajemen Human Capital terhadap Kapabilitas Karyawan -- Imple...
Peran Moderasi Manajemen Human Capital terhadap Kapabilitas Karyawan -- Imple...
 
001 29 3386-1-sm-i dewa ayu dkk
001 29 3386-1-sm-i dewa ayu dkk001 29 3386-1-sm-i dewa ayu dkk
001 29 3386-1-sm-i dewa ayu dkk
 
PPT KEL 3 ASOSIATIF ............................
PPT KEL 3 ASOSIATIF ............................PPT KEL 3 ASOSIATIF ............................
PPT KEL 3 ASOSIATIF ............................
 
Hasil analisis-kesalahan-siswa-dalam-menyelesaikan-soal-matematika--pada-mate...
Hasil analisis-kesalahan-siswa-dalam-menyelesaikan-soal-matematika--pada-mate...Hasil analisis-kesalahan-siswa-dalam-menyelesaikan-soal-matematika--pada-mate...
Hasil analisis-kesalahan-siswa-dalam-menyelesaikan-soal-matematika--pada-mate...
 

More from Trisnadi Wijaya

Analisis terhadap Faktor-Faktor Determinan Penanaman Modal Asing pada Negara ...
Analisis terhadap Faktor-Faktor Determinan Penanaman Modal Asing pada Negara ...Analisis terhadap Faktor-Faktor Determinan Penanaman Modal Asing pada Negara ...
Analisis terhadap Faktor-Faktor Determinan Penanaman Modal Asing pada Negara ...Trisnadi Wijaya
 
Analisis Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada Mega Phone ...
Analisis Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada Mega Phone ...Analisis Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada Mega Phone ...
Analisis Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada Mega Phone ...Trisnadi Wijaya
 
Pengaruh Suku Bunga Deposito dan Volume Perdagangan Saham terhadap Return Saham
Pengaruh Suku Bunga Deposito dan Volume Perdagangan Saham terhadap Return SahamPengaruh Suku Bunga Deposito dan Volume Perdagangan Saham terhadap Return Saham
Pengaruh Suku Bunga Deposito dan Volume Perdagangan Saham terhadap Return SahamTrisnadi Wijaya
 
Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai ...
Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai ...Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai ...
Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai ...Trisnadi Wijaya
 
Analisis Pengaruh Agency Cost dan Corporate Social Responsibility terhadap Ni...
Analisis Pengaruh Agency Cost dan Corporate Social Responsibility terhadap Ni...Analisis Pengaruh Agency Cost dan Corporate Social Responsibility terhadap Ni...
Analisis Pengaruh Agency Cost dan Corporate Social Responsibility terhadap Ni...Trisnadi Wijaya
 
Pengaruh Inflasi dan Tingkat Suku Bunga terhadap Return Saham pada Perusahaan...
Pengaruh Inflasi dan Tingkat Suku Bunga terhadap Return Saham pada Perusahaan...Pengaruh Inflasi dan Tingkat Suku Bunga terhadap Return Saham pada Perusahaan...
Pengaruh Inflasi dan Tingkat Suku Bunga terhadap Return Saham pada Perusahaan...Trisnadi Wijaya
 
Analisis Portofolio yang Optimal pada Saham Indeks Kompas100 di Bursa Efek In...
Analisis Portofolio yang Optimal pada Saham Indeks Kompas100 di Bursa Efek In...Analisis Portofolio yang Optimal pada Saham Indeks Kompas100 di Bursa Efek In...
Analisis Portofolio yang Optimal pada Saham Indeks Kompas100 di Bursa Efek In...Trisnadi Wijaya
 
Pengaruh Struktur Modal, Return on Equity (ROE), dan Kebijakan Dividen terhad...
Pengaruh Struktur Modal, Return on Equity (ROE), dan Kebijakan Dividen terhad...Pengaruh Struktur Modal, Return on Equity (ROE), dan Kebijakan Dividen terhad...
Pengaruh Struktur Modal, Return on Equity (ROE), dan Kebijakan Dividen terhad...Trisnadi Wijaya
 
Analisis Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada PT. Autoche...
Analisis Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada PT. Autoche...Analisis Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada PT. Autoche...
Analisis Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada PT. Autoche...Trisnadi Wijaya
 
Analisis Penggunaan Model Altman Z-Score untuk Memprediksi Kebangkrutan pada ...
Analisis Penggunaan Model Altman Z-Score untuk Memprediksi Kebangkrutan pada ...Analisis Penggunaan Model Altman Z-Score untuk Memprediksi Kebangkrutan pada ...
Analisis Penggunaan Model Altman Z-Score untuk Memprediksi Kebangkrutan pada ...Trisnadi Wijaya
 
Pengaruh Pertumbuhan Laba, Investment Opportunity Set, Leverage dan Ukuran Pe...
Pengaruh Pertumbuhan Laba, Investment Opportunity Set, Leverage dan Ukuran Pe...Pengaruh Pertumbuhan Laba, Investment Opportunity Set, Leverage dan Ukuran Pe...
Pengaruh Pertumbuhan Laba, Investment Opportunity Set, Leverage dan Ukuran Pe...Trisnadi Wijaya
 
Analisis Perbandingan Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Audit...
Analisis Perbandingan Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Audit...Analisis Perbandingan Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Audit...
Analisis Perbandingan Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Audit...Trisnadi Wijaya
 
Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit dan Profitabilitas terhadap Tax Avo...
Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit dan Profitabilitas terhadap Tax Avo...Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit dan Profitabilitas terhadap Tax Avo...
Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit dan Profitabilitas terhadap Tax Avo...Trisnadi Wijaya
 
Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, dan Audit Delay terhadap Penerimaan Op...
Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, dan Audit Delay terhadap Penerimaan Op...Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, dan Audit Delay terhadap Penerimaan Op...
Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, dan Audit Delay terhadap Penerimaan Op...Trisnadi Wijaya
 
Pengaruh Likuiditas dan Corporate Social Responsibility terhadap Agresivitas ...
Pengaruh Likuiditas dan Corporate Social Responsibility terhadap Agresivitas ...Pengaruh Likuiditas dan Corporate Social Responsibility terhadap Agresivitas ...
Pengaruh Likuiditas dan Corporate Social Responsibility terhadap Agresivitas ...Trisnadi Wijaya
 
Pengaruh Kualitas Audit, Audit Tenure, dan Audit Capacity Stress terhadap Man...
Pengaruh Kualitas Audit, Audit Tenure, dan Audit Capacity Stress terhadap Man...Pengaruh Kualitas Audit, Audit Tenure, dan Audit Capacity Stress terhadap Man...
Pengaruh Kualitas Audit, Audit Tenure, dan Audit Capacity Stress terhadap Man...Trisnadi Wijaya
 
Pengaruh Intensitas Aset Tetap, Biaya Operasional, dan Intensitas Persediaan ...
Pengaruh Intensitas Aset Tetap, Biaya Operasional, dan Intensitas Persediaan ...Pengaruh Intensitas Aset Tetap, Biaya Operasional, dan Intensitas Persediaan ...
Pengaruh Intensitas Aset Tetap, Biaya Operasional, dan Intensitas Persediaan ...Trisnadi Wijaya
 
Pengaruh Beban Pajak, Mekanisme Bonus, Leverage dan Profitabilitas terhadap T...
Pengaruh Beban Pajak, Mekanisme Bonus, Leverage dan Profitabilitas terhadap T...Pengaruh Beban Pajak, Mekanisme Bonus, Leverage dan Profitabilitas terhadap T...
Pengaruh Beban Pajak, Mekanisme Bonus, Leverage dan Profitabilitas terhadap T...Trisnadi Wijaya
 
Pengaruh Independensi, Kualitas Audit dan Pergantian Auditor terhadap Integri...
Pengaruh Independensi, Kualitas Audit dan Pergantian Auditor terhadap Integri...Pengaruh Independensi, Kualitas Audit dan Pergantian Auditor terhadap Integri...
Pengaruh Independensi, Kualitas Audit dan Pergantian Auditor terhadap Integri...Trisnadi Wijaya
 
Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Perputaran Modal Kerja dan Likuiditas ...
Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Perputaran  Modal Kerja dan Likuiditas ...Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Perputaran  Modal Kerja dan Likuiditas ...
Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Perputaran Modal Kerja dan Likuiditas ...Trisnadi Wijaya
 

More from Trisnadi Wijaya (20)

Analisis terhadap Faktor-Faktor Determinan Penanaman Modal Asing pada Negara ...
Analisis terhadap Faktor-Faktor Determinan Penanaman Modal Asing pada Negara ...Analisis terhadap Faktor-Faktor Determinan Penanaman Modal Asing pada Negara ...
Analisis terhadap Faktor-Faktor Determinan Penanaman Modal Asing pada Negara ...
 
Analisis Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada Mega Phone ...
Analisis Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada Mega Phone ...Analisis Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada Mega Phone ...
Analisis Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada Mega Phone ...
 
Pengaruh Suku Bunga Deposito dan Volume Perdagangan Saham terhadap Return Saham
Pengaruh Suku Bunga Deposito dan Volume Perdagangan Saham terhadap Return SahamPengaruh Suku Bunga Deposito dan Volume Perdagangan Saham terhadap Return Saham
Pengaruh Suku Bunga Deposito dan Volume Perdagangan Saham terhadap Return Saham
 
Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai ...
Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai ...Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai ...
Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai ...
 
Analisis Pengaruh Agency Cost dan Corporate Social Responsibility terhadap Ni...
Analisis Pengaruh Agency Cost dan Corporate Social Responsibility terhadap Ni...Analisis Pengaruh Agency Cost dan Corporate Social Responsibility terhadap Ni...
Analisis Pengaruh Agency Cost dan Corporate Social Responsibility terhadap Ni...
 
Pengaruh Inflasi dan Tingkat Suku Bunga terhadap Return Saham pada Perusahaan...
Pengaruh Inflasi dan Tingkat Suku Bunga terhadap Return Saham pada Perusahaan...Pengaruh Inflasi dan Tingkat Suku Bunga terhadap Return Saham pada Perusahaan...
Pengaruh Inflasi dan Tingkat Suku Bunga terhadap Return Saham pada Perusahaan...
 
Analisis Portofolio yang Optimal pada Saham Indeks Kompas100 di Bursa Efek In...
Analisis Portofolio yang Optimal pada Saham Indeks Kompas100 di Bursa Efek In...Analisis Portofolio yang Optimal pada Saham Indeks Kompas100 di Bursa Efek In...
Analisis Portofolio yang Optimal pada Saham Indeks Kompas100 di Bursa Efek In...
 
Pengaruh Struktur Modal, Return on Equity (ROE), dan Kebijakan Dividen terhad...
Pengaruh Struktur Modal, Return on Equity (ROE), dan Kebijakan Dividen terhad...Pengaruh Struktur Modal, Return on Equity (ROE), dan Kebijakan Dividen terhad...
Pengaruh Struktur Modal, Return on Equity (ROE), dan Kebijakan Dividen terhad...
 
Analisis Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada PT. Autoche...
Analisis Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada PT. Autoche...Analisis Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada PT. Autoche...
Analisis Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada PT. Autoche...
 
Analisis Penggunaan Model Altman Z-Score untuk Memprediksi Kebangkrutan pada ...
Analisis Penggunaan Model Altman Z-Score untuk Memprediksi Kebangkrutan pada ...Analisis Penggunaan Model Altman Z-Score untuk Memprediksi Kebangkrutan pada ...
Analisis Penggunaan Model Altman Z-Score untuk Memprediksi Kebangkrutan pada ...
 
Pengaruh Pertumbuhan Laba, Investment Opportunity Set, Leverage dan Ukuran Pe...
Pengaruh Pertumbuhan Laba, Investment Opportunity Set, Leverage dan Ukuran Pe...Pengaruh Pertumbuhan Laba, Investment Opportunity Set, Leverage dan Ukuran Pe...
Pengaruh Pertumbuhan Laba, Investment Opportunity Set, Leverage dan Ukuran Pe...
 
Analisis Perbandingan Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Audit...
Analisis Perbandingan Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Audit...Analisis Perbandingan Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Audit...
Analisis Perbandingan Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Audit...
 
Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit dan Profitabilitas terhadap Tax Avo...
Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit dan Profitabilitas terhadap Tax Avo...Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit dan Profitabilitas terhadap Tax Avo...
Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit dan Profitabilitas terhadap Tax Avo...
 
Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, dan Audit Delay terhadap Penerimaan Op...
Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, dan Audit Delay terhadap Penerimaan Op...Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, dan Audit Delay terhadap Penerimaan Op...
Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, dan Audit Delay terhadap Penerimaan Op...
 
Pengaruh Likuiditas dan Corporate Social Responsibility terhadap Agresivitas ...
Pengaruh Likuiditas dan Corporate Social Responsibility terhadap Agresivitas ...Pengaruh Likuiditas dan Corporate Social Responsibility terhadap Agresivitas ...
Pengaruh Likuiditas dan Corporate Social Responsibility terhadap Agresivitas ...
 
Pengaruh Kualitas Audit, Audit Tenure, dan Audit Capacity Stress terhadap Man...
Pengaruh Kualitas Audit, Audit Tenure, dan Audit Capacity Stress terhadap Man...Pengaruh Kualitas Audit, Audit Tenure, dan Audit Capacity Stress terhadap Man...
Pengaruh Kualitas Audit, Audit Tenure, dan Audit Capacity Stress terhadap Man...
 
Pengaruh Intensitas Aset Tetap, Biaya Operasional, dan Intensitas Persediaan ...
Pengaruh Intensitas Aset Tetap, Biaya Operasional, dan Intensitas Persediaan ...Pengaruh Intensitas Aset Tetap, Biaya Operasional, dan Intensitas Persediaan ...
Pengaruh Intensitas Aset Tetap, Biaya Operasional, dan Intensitas Persediaan ...
 
Pengaruh Beban Pajak, Mekanisme Bonus, Leverage dan Profitabilitas terhadap T...
Pengaruh Beban Pajak, Mekanisme Bonus, Leverage dan Profitabilitas terhadap T...Pengaruh Beban Pajak, Mekanisme Bonus, Leverage dan Profitabilitas terhadap T...
Pengaruh Beban Pajak, Mekanisme Bonus, Leverage dan Profitabilitas terhadap T...
 
Pengaruh Independensi, Kualitas Audit dan Pergantian Auditor terhadap Integri...
Pengaruh Independensi, Kualitas Audit dan Pergantian Auditor terhadap Integri...Pengaruh Independensi, Kualitas Audit dan Pergantian Auditor terhadap Integri...
Pengaruh Independensi, Kualitas Audit dan Pergantian Auditor terhadap Integri...
 
Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Perputaran Modal Kerja dan Likuiditas ...
Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Perputaran  Modal Kerja dan Likuiditas ...Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Perputaran  Modal Kerja dan Likuiditas ...
Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Perputaran Modal Kerja dan Likuiditas ...
 

Recently uploaded

KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 

Recently uploaded (16)

KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 

KEWIRAUSAHAAN

  • 1. Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIE MDP Hal - 112 Vol. 1 No. 2 Maret 2012 Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa di STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE MUSI Retno Budi Lestari dan Trisnadi Wijaya STIE MDP retno_budi21@yahoo.co.id, trisnadi16983@yahoo.com Abstract: This study aims to determine the effect of entrepreneurship education on entrepreneurial intention. Data collection techniques use a questionnaire given to 205 students from three private universities namely STIE MDP, STMIK MDP, and STIE Musi. The results of hypothesis test shows that entrepreneurship education has a significant influence on entrepreneurial intention shown by the calculated F greater than F table, so the hypothesis of the study is accepted. Entrepreneurial intention is also reinforced by the demographic variables of gender, work experience, and parent’s occupation. Entrepreneurial intention of men is higher than women. Students who have work experience also have a higher entrepreneurial intention. Students whose parents work as farmers have the most entrepreneurial intention. Keywords: entrepreneurship education, entreprenuerial intention, Theory of Planned Behavior (TPB) 1 PENDAHULUAN Masalah pengangguran merupakan masalah yang dihadapi oleh setiap negara. Selama beberapa dekade angka pengangguran telah mengalami kenaikan. Krisis ekonomi 1998 juga telah ikut menyumbangkan angka pengangguran. Di Indonesia angka pengangguran terbanyak justru diciptakan oleh kelompok terdidik. Data terakhir menunjukkan bahwa jumlah penganggur terdidik yang telah menamatkan pendidikan diploma dan sarjana sampai dengan Agustus 2010 telah mencapai 1,1 juta orang. Secara persentase, jumlah penganggur terdidik juga meningkat drastis. Penganggur terdidik tercatat mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari persentase pada 2004 yang hanya mencapai 5,71% (BPS, 2011). Tabel 1: Pengangguran Berdasarkan Tingkat Pendidikan 2006-2010 No Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan 2006 2007 2008 2009 2010 1 Tidak/Belum Pernah Sekolah/Belum Tamat SD 781.920 532.820 547.038 637.901 757.807 2 Sekolah Dasar 2.589.699 2.179.792 2.099.968 1.531.671 1.402.858 3 SLTP 2.730.045 2.264.198 1.973.986 1.770.823 1.661.449 4 SMTA (Umum dan Kejuruan) 4.156.708 4.070.553 3.812.522 3.879.471 3.344.315 5 Diploma I/II/III/Akademi 278.074 397.191 362.683 441.100 443.222
  • 2. Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIE MDP Hal - 113 Vol. 1 No. 2 Maret 2012 Tabel 1: Lanjutan No Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan 2006 2007 2008 2009 2010 6 Universitas 395.554 566.588 598.318 701.651 710.128 Total 10.932.000 10.011.142 9.394.515 8.962.617 8.319.779 Sumber: www.bps.go.id 2011 Fenomena rendahnya minat dan motivasi pemuda Indonesia untuk berwirausaha dewasa ini menjadi pemikiran serius berbagai pihak, baik pemerintah, dunia pendidikan, dunia industri, maupun masyarakat. Berbagai upaya dilakukan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan terutama merubah mindset para pemuda yang selama ini hanya berminat sebagai pencari kerja (job seeker) apabila kelak menyelesaikan sekolah atau kuliah mereka. Hal ini merupakan tantangan bagi pihak sekolah dan perguruan tinggi sebagai lembaga penghasil lulusan. Semua perguruan tinggi di Indonesia telah memasukkan mata kuliah kewirausahaan ke dalam kurikulum mereka sebagai salah satu mata kuliah pokok yang wajib ditempuh oleh semua mahasiswa. Pendidikan kewirausahaan tidak hanya memberikan landasan teoritis mengenai konsep kewirausahaan tetapi membentuk sikap, perilaku, dan pola pikir (mindset) seorang wirausahawan (entrepreneur). Hal ini merupakan investasi modal manusia untuk mempersiapkan para mahasiswa dalam memulai bisnis baru melalui integrasi pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan penting untuk mengembangkan dan memperluas sebuah bisnis. Pendidikan kewirausahaan juga dapat meningkatkan minat para mahasiswa untuk memilih kewirausahaan sebagai salah satu pilihan karir selain pilihan karir menjadi pegawai swasta, PNS, atau pegawai BUMN di mana secara signifikan dapat mengarahkan sikap, perilaku, dan minat ke arah kewirausahaan. Sikap, perilaku, dan minat ke arah kewirausahaan seorang mahasiswa dipengaruhi oleh pertimbangan atas berbagai aspek mengenai pilihan karir sebagai wirausahawan. Pertimbangan atas pilihan karir tersebut dapat berbeda-beda tergantung preferensi terhadap risiko yang akan mereka tanggung kemudian. Mahasiswa yang takut untuk mengambil risiko (risk averter) cenderung untuk memilih menjadi seorang pegawai swasta, PNS, atau pegawai BUMN sebagai pilihan karir sedangkan bagi mahasiswa yang berani mengambil risiko (risk taker) untuk meninggalkan comfort zone cenderung akan memilih menjadi seorang wirausahawan sebagai pilihan karirnya. Faktor demografis (gender, latar belakang pendidikan orang tua, dan pengalaman bekerja) dapat mempengaruhi pilihan karir menjadiwirausahawan. Kecenderungan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, seperti memilih kewirausahaan sebagai pilihan karir, dapat diprediksi oleh Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior-TPB) yang dikemukakan oleh Hannes Leroy et all (2009). TPB menggunakan tiga pilar sebagai anteseden dari intensi, yaitu sikap terhadap perilaku, norma subyektif, dan persepsi mengenai kemampuan mengendalikan segala sesuatu yang mempengaruhi apabila hendak melakukan perilaku tersebut. Pendidikan kewirausahaan dapat membentuk pola pikir, sikap, dan perilaku pada mahasiswa menjadi seorang wirausahawan (entrepreneur) sejati sehingga mengarahkan mereka untuk memilih berwirausaha sebagai pilihan karir. Namun, pengaruh tersebut perlu dikaji lebih lanjut apakah dengan adanya mata kuliah kewirausahaan dapat melahirkan minat berwirausaha bagi mahasiswa. Oleh karena, itu perlu adanya penelitian untuk mengidentifikasi faktor yang mendorong minat berwirausaha mahasiswa mengingat pentingnya kewirausahaan bagi kesejahteraan ekonomi dan sosial. Penelitian ini
  • 3. Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIE MDP Hal - 114 Vol. 1 No. 2 Maret 2012 mencoba untuk mengetahui apakah pendidikan kewirausahaan yang sudah dilaksanakan di STIE MDP, STMIK MDP dan STIE Musi secara signifikan dapat menimbulkan minat berwirausaha bagi para mahasiswa. Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: ”Apakah pendidikan kewirausahaan dapat mempengaruhi minat mahasiswa untuk berwirausaha ?” 2 METODE PENELITIAN 2.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini, yaitu mahasiswa yang menempuh mata kuliah Kewirausahaan pada semester genap tahun akademik 2010/2011, sebanyak 500 orang terdiri dari 253 mahasiswa dari STMIK MDP, 132 mahasiswa dari STIE MDP dan 115 mahasiswa dari STIE Musi. Penentuan jumlah sampel menggunakan model yang dikembangkan dari Issac dan Michael (Sugiyono, 2009: 124) sebagai berikut: Di mana: λ2 dengan dk = 1, taraf kesalahan = 5% P = Q = 0,5 D = 0,05 S = Jumlah sampel N = Jumlah populasi Dengan menggunakan rumus di atas, maka diperoleh jumlah sampel sebesar 205 mahasiswa. 2.2 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di kota Palembang dengan sumber data diambil dari beberapa PTS, yaitu STMIK MDP, STIE MDP, dan STIE Musi. 2.3 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Sugiyono (2009) Data primer pada penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan instrumen kuesioner. Instrumen penelitian terdiri dari tiga variabel independen dan satu variabel dependen antara lain sebagai berikut: 1. Instrumen untuk mengukur personal attitude 2. Instrumen untuk mengukur subjective norms 3. Instrumen untuk mengukur perceived behavioral control 4. Instrumen untuk mengukur entrepreneurial intention. Instrumen personal attitude terdiri atas 8 butir pertanyaan, subjective norms 3 butir pertanyaan, perceived behavioral control 6 butir pertanyaan, dan entrepreneurial intention 7 butir pertanyaan. Keempat instrumen tersebut berbentuk checklist dengan menggunakan skala Likert 5-poin. 2.4 Teknik Analisis Data Instrumen penelitian terlebih dahulu akan dianalisis validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas menggunakan korelasi product moment dan uji reliabilitas dengan menggunakan Alpha Cronbanch. Hipotesis penelitian akan diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik- turunkan nilainya) Sugiyono (2009). Persamaan regresi untuk tiga prediktor pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Y’ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Di mana: Y’ = Variabel dependen (minat berwirausaha) a = Konstanta b1, b2, b3 = Kemiringan (Slope) X1,X2,X3 = Variabel independen (personal at- titude, subjective norms, perceived behavioral control) e = Error term.
  • 4. Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIE MDP Hal - 115 Vol. 1 No. 2 Maret 2012 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penelitian a. Karakteristik Demografis Responden Pengambilan data primer pada penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner yang disebar pada tiga PTS, yaitu STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE Musi dengan jumlah sampel sebanyak 205 responden. Tabel 2 di bawah ini menyajikan latar belakang responden berdasarkan gender, pengalaman bekerja, dan pekerjaan orang tua (ayah) responden. Tabel 2: Karakteristik Demografis Responden Karakteristik n % Gender: Pria Wanita 83 122 40,49% 59,51% Pengalaman Kerja: Belum pernah bekerja Pernah bekerja 122 83 59,51% 40,49% Pekerjaan Orang Tua (Ayah): Wiraswasta Pegawai swasta PNS Pegawai BUMN Petani Pekerja lepas (freelance) 135 41 12 14 2 1 65,85% 20% 5,85% 6,83% 0,98% 0,49% Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan Tabel 2 di atas terlihat jumlah responden wanita lebih banyak daripada responden pria dengan persentase sebesar 40,49% untuk responden pria sedangkan untuk responden wanita sebesar 59,51%. Sebanyak 59,51% responden adalah wanita menunjukkan bahwa emansipasi wanita telah berjalan dengan baik di Indonesia dengan diperbolehkannya kaum perempuan untuk menempuh pendidikan strata-1 (S1). Responden yang telah memiliki pengalaman kerja sebanyak 83 responden (40,49%) dan sisanya 122 responden atau 59,51% belum pernah bekerja. Banyaknya mahasiswa yang belum memiliki pengalaman kerja membuktikan bahwa mereka mencurahkan perhatian dan waktunya untuk kuliah. Sebanyak 40,49% responden memiliki pengalaman bekerja karena mereka harus membiayai sendiri uang kuliahnya dengan berprofesi sebagai pegawai swasta, wiraswasta, atau guru bimbel. Sebanyak 135 responden atau 65,85% memiliki orang tua (ayah) yang berwiraswasta, 20% bekerja sebagai pegawai swasta, 5,85% bekerja sebagai PNS, 6,83% bekerja sebagai pegawai BUMN, 0,98% bekerja sebagai petani, dan 0,49% sebagai pekerja lepas (freelance). Tingginya orang tua (ayah) yang berprofesi wiraswasta membuktikan bahwa penghasilan yang diperoleh dari membuka bisnis lebih dapat menjamin kelangsungan hidup dan kesejahteraan keluarga dibandingkan dengan bekerja sebagai pegawai swasta, PNS, atau pun profesi yang lain mengingat peranannya sebagai tulang punggung keluarga sehingga memilih untuk berwiraswasta. b. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pengujian validitas konstruksi instrumen menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment dengan memanfaatkan bantuan program aplikasi SPSS. Pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor. Bila korelasi tiap faktor positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat. Jadi berdasarkan analisis faktor itu dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik (Sugiyono, 2009). Dengan menggunakan df = n-2 dan α = 0,05 maka diperoleh r tabel sebesar 0,137. Hasil pengujian validitas instrumen dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini. Tabel 3: Hasil Uji Validitas Instrumen Faktor Jumlah Item Item Ket Personal Attitude 8 1a – 6 Semua Valid Subjective Norms 3 7a –7c Semua Valid
  • 5. Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIE MDP Hal - 116 Vol. 1 No. 2 Maret 2012 Tabel 3: Lanjutan Faktor Jumlah Item Item Ket Perceived Behavioral Control 6 8 –13 Semua Valid Entrepreneurial Intention 7 14 – 20 Semua Valid Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4: Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Faktor Koefisien Alpha Ket Personal Attitude 0,746 Reliabel Subjective Norms 0,786 Reliabel Perceived Behavioral Control 0,803 Reliabel Entrepreneurial Intention 0,831 Reliabel Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan Tabel 4 di atas terlihat nilai Cronbach’s Alpha dari semua variabel lebih besar dari 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan kuesioner untuk setiap variabel adalah reliabel. c. Hasil Pengujian Hipotesis Untuk menguji apakah terdapat pengaruh pendidikan kewirausahaan dengan minat berwirausaha, peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi terhadap variabel-variabel independen: personal attitude, subjective norms, perceived behavioral control. Pengujian hipotesis pada penelitian ini memanfaatkan bantuan program aplikasi SPSS. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel 8 di bawah ini. Tabel 5: Hasil Uji Hipotesis Tabel Nilai Model Summary: R R Square (R2 ) Adjusted R Square 0,575 0,331 0,321 ANOVA: F Sig. 33,168 0,000 Coefficients: X1 X2 X3 B Beta t Sig. 0,376 0,206 0,322 0,356 0,099 0,278 5,189 1,503 4,471 0,000 0,134 0,000 Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan Tabel 8 di atas terlihat nilai R sebesar 0,575, hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sedang atau cukup kuat antara pendidikan kewirausahaan (X1, X2, X3) terhadap minat berwirausaha (Y). Nilai R2 sebesar 0,331 dapat diartikan bahwa variabel independen (pendidikan kewirausahaan) dapat menjelaskan variabel dependen (minat berwirausaha) sebesar 33,1% sedangkan sisanya 66,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil analisis juga memperlihatkan pada tabel ANOVA nilai F hitung = 33,168 > nilai F tabel = 2,650 dan nilai Sig. sebesar 0,000 yang masih di bawah α = 0,05 sehingga menerima hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha. Secara parsial tidak semua variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dilihat dari nilai Sig. variabel X2 (subjective norms) > α = 0,05. Variabel X1 (personal attitude) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat berwirusaha (t hitung = 5,189 > t tabel = 1,972) dan nilai Sig. = 0,000 < 0,005 dengan koefisien regresi sebesar 0,376. Demikian juga dengan variabel X3 (perceived behavioral control) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat berwirusaha (t
  • 6. Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIE MDP Hal - 117 Vol. 1 No. 2 Maret 2012 hitung = 4,471 > t tabel = 1,972) dan nilai Sig. = 0,000 < 0,005 dengan koefisien regresi sebesar 0,322. Dari ketiga variabel tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel X1 (personal attitude) mempunyai pengaruh yang dominan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai B, beta, dan t hitung yang lebih besar dibandingkan dengan variabel X2 (subjective norms) dan X3 (perceived behavioral control). 3.2 Pembahasan a. Karakteristik Demografis Responden Tabel 9: Rerata Skor Berdasarkan Karakteristik Demografis Responden Karakteristik Total Skor Rerata Skor Gender: Pria Wanita 2.177 3.183 26,23 26,09 Pengalaman kerja responden: Belum pernah bekerja Pernah bekerja 3.112 2.248 25,51 27,08 Pekerjaan Ayah: Wiraswasta Pegawai swasta PNS Pegawai BUMN Petani Pekerja lepas (freelance) 3.579 1.045 298 350 61 27 26,51 25,49 24,83 25,00 30,50 27 Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan Tabel 9 di atas responden pria memiliki minat berwirausaha lebih tinggi daripada responden wanita terlihat dari rerata skor pria sebesar 26,23 melebihi rerata skor wanita sebesar 26,09. Temuan ini mendukung beberapa penelitian sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Mazzarol dkk (1999), Kolvereid (1996), serta Matthews dan Moser (1996). Mereka menemukan bahwa kaum laki-laki memiliki intensi yang lebih tinggi daripada kaum wanita untuk membuka usaha baru. Rendahnya minat berwirausaha pada wanita disebabkan karena masyarakat Indonesia beranggapan wanita lebih cocok bekerja di kantor atau menjadi ibu rumah tangga. Dengan adanya perbedaan minat berwirausaha antara laki-laki dan perempuan tersebut maka diperlukan stimulus yang berbeda untuk meningkatkan minat berwirausaha. Untuk mendorong minat berwirausaha pada kaum perempuan seharusnya diberikan alasan-alasan pemilihan karier yang berbeda dan pelatihan kompetensi yang berbeda dengan kaum laki-laki. Ketika alasan pemilihan karier dan kompetensi yang dibutuhkan antara laki-laki dan perempuan distimulasi, maka karakteristik entrepreneurship dapat dikembangkan dengan baik pada gender laki- laki maupun gender perempuan. Jika dilihat berdasarkan pengalaman kerja, responden yang memiliki pengalaman bekerja menunjukkan intensi yang lebih tinggi untuk berwirausaha bila dibandingkan dengan responden yang belum pernah bekerja. Hal ini dapat dilihat dari rerata skor responden yang pernah bekerja sebesar 27,08 lebih besar dibandingkan dengan rerata skor responden yang belum pernah bekerja, yaitu 25,51. Temuan ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nurul Indarti dan Rokhima Rostiana (2008), Kolvereid (1996), Scott dan Twomey (1988) bahwa mahasiwa yang memiliki pengalaman kerja akan memiliki intensi kewirausahaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang belum pernah bekerja. Tingginya minat berwirausaha pada responden yang memiliki pengalaman kerja disebabkan karena responden telah mengetahui seluk-beluk bagaimana memulai dan mengoperasikan suatu bisnis berdasarkan pada pengalaman kerja. Berbekal pengetahuan bisnis dan modal yang cukup mereka berencana untuk membuka bisnis baru di masa yang akan datang. Pada Tabel 9 di atas juga terlihat responden yang memiliki orang tua (ayah) berlatar belakang sebagai petani memiliki intensi yang lebih tinggi untuk berwirausaha bila dibandingkan dengan responden yang lain. Hal ini terlihat dari rerata skor responden yang memiliki orang tua (ayah) berlatar belakang sebagai petani sebesar 30,50 lebih tinggi dibandingkan dengan rerata skor responden lainnya. Tingginya minat berwirausaha pada responden yang memiliki orang tua (ayah) berlatar belakang sebagai petani disebabkan karena kehidupan masyarakat
  • 7. Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIE MDP Hal - 118 Vol. 1 No. 2 Maret 2012 petani di Indonesia tidak memiliki prospek cerah di masa depan diakibatkan seringnya mengalami gagal panen dan masa panen yang lama. Responden lebih memilih untuk berwirausaha daripada mengikuti jejak orang tua mereka. b. Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha. Pendidikan kewirausahaan yang dimaksudkan adalah proses pembelajaran untuk mengubah sikap dan pola pikir mahasiswa terhadap pilihan karier berwirausaha. Dengan demikian mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah kewirausahaan akan memiliki nilai-nilai hakiki dan karakteristik kewirausahaan sehingga akan meningkatkan minat serta kecintaan mereka terhadap dunia kewirausahaan. Tingginya minat berwirausaha akan melahirkan entrepreneur-entrepreneur muda yang memiliki visi yang jelas di masa depan, kreativitas serta inovasi yang tinggi dalam segala bidang. Mereka akan menjadi lebih mandiri, kreatif, dan inovatif dalam menciptakan peluang bisnis baru dan penemuan-penemuan baru. Masalah pengangguran terdidik akan dapat teratasi karena keluaran (output) dari hasil pendidikan kewirausahaan adalah calon-calon entrepreneur muda berbakat yang tidak lagi menjadi pencari kerja (job seeker) tetapi telah menjadi pencipta lapangan pekerjaan (job maker). Secara parsial, hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel subjective norms tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat berwirausaha. Norma subjektif (subjective norms) merepresentasikan dukungan yang diberikan oleh orang-orang terdekat ketika responden akan memilih berwirausaha sebagai salah satu pilihan karir. Norma subjektif tidak memiliki pengaruh terhadap minat berwirausaha, dengan demikian tekanan sosial dari pihak kelurga tidak menjadikan hambatan bagi seseorang untuk memulai karier sebagai wirausaha. Tekanan sosial kemungkinan menurun disebabkan karena sudah maraknya program-program kompetisi kewirausahaan yang dimotori oleh beberapa bank swasta nasional dan perusahaan BUMN sehingga perlahan-lahan mulai mengubah mindset masyarakat bahwa menjadi seorang entrepreneur juga merupakan pilihan karier yang menguntungkan dari segi ekonomi dan sosial. Beberapa faktor psikologis yang membentuk sikap negatif masyarakat terhadap profesi wirausaha selama ini antara lain sifat agresif, exspansif, bersaing, egois, tidak jujur, kikir, sumber penghasilan tidak stabil, kurang terhormat, pekerjaan rendah, dan sebagainya. Pandangan semacam ini dianut oleh sebagian orang sehingga mereka tidak tertarik menekuni profesi sebagai wirausahawan. (Siswoyo, 2009) Variabel personal attitude secara dominan mempengaruhi minat berwirausaha. Personal attitude merepresentasikan keyakinan individu mengenai nilai (value) yang menurut mereka berharga dan ingin diraih pada masa yang akan datang. Nilai (value) tersebut menjadi motif seseorang untuk menekuni profesi entrepreneur. Beberapa motif yang diyakini peneliti dapat menjadi faktor pendorong seseorang menekuni profesi wirausaha seperti kebebasan dalam bertindak dan mengambil keputusan, penghasilan yang lebih tinggi, aktualisasi diri, dan kemandirian. Motif-motif tersebut menjadi pendorong mahasiswa untuk menekuni profesi sebagai wirausahawan di masa yang akan datang. 4 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewirausahaan berpengaruh secara signifikan terhadap minat berwirausaha terlihat dari nilai F hitung = 33,168 > nilai F tabel = 2,650 dan nilai Sig. sebesar 0,000 yang masih di bawah α = 0,05. Minat berwirausaha mahasiswa juga diperkuat oleh faktor demografis seperti gender, pengalaman kerja, dan pekerjaan orang tua. 4.2 Saran Dari simpulan di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Peneliti menyarankan agar pelaksanaan pendidikan kewirausahaan perlu mendapat
  • 8. Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIE MDP Hal - 119 Vol. 1 No. 2 Maret 2012 perhatian serius dari pemerintah dan lembaga pendidikan mengenai bagaimana metode pengajaran, kurikulum, kompetensi dosen, dan lamanya waktu belajar sehingga dapat menstimulasi minat berwirausaha pada mahasiswa. 2. Peneliti juga menyarankan agar pandangan- pandangan negatif yang ada pada masyarakat terhadap wirausaha perempuan dapat dihilangkan sehingga minat berwirausaha pada kaum perempuan dapat menjadi tinggi dan memunculkan young entrepreneur perempuan. 3. Untuk penelitian berikutnya, peneliti menyarankan agar perlu dilakukan kajian mendalam mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi minat berwirausaha pada mahasiswa tidak hanya faktor internal tetapi juga faktor eksternal. DAFTAR PUSTAKA [1]Anonim, “Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan”, www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daft ar=1&id_subyek=06&notab=4, diakses pada 15/03/2011. [2]Ahmed, Ishfaq et al. 2010, “Determinants of Students’ Entrepreneurial Career Intentions : Evidence from Business Graduates”, European Journal of Social Sciences – Volume 15 Number 2, http://www.eurojournals.com/ejss_15_2_02.pdf, diakses pada14/03/2011. [3]Citra Sondari, Mery 2008, “Hubungan antara pelaksanaan Mata Kuliah Kewirausahaan dengan Pilihan Karier Berwirausaha pada Mahasiswa dengan Mempertimbangkan Gender dan Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua”, http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/20 10/06/hubungan_antara_pelaksanaan_mata_kuli ah_kewirausahaan.pdf, diakses pada14/03/2011. [4]Indarti, Nurul dan Rokhima Rostiani 2008, “Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia,Jepang dan Norwegia”, Jurnal Ekonomika dan Bisnis Vol. 23 No. 4 Oktober 2008, http://nurulindarti.files.wordpress.com/2009/03/ indarti-rostiani-jebi-2008.pdf, diakses pada 12/03/2011. [5]Leroy,Hannes et al. 2009, “Gender Effects on Entrepreneurial Intentions: A TPB Multigroup Analysis at Factor and Indicator Level”, https://lirias.kuleuven.be/bitstream/123456789/2 45186/2/2009-09-16+-+12064.pdf, diakses pada 20/06/2011. [6]Otman, Ibrahim, Habshah Bakar, dan Ooi Yeng Keat 2009, “Impact of Entrepreneurship Education on The Intention Toward Entrepreneurship: A Comparison Study Among Libyan Students in Malaysia and Libya”, http://cob.uum.edu.my/amgbe/files/028%20F- %20Ooi%20Yee%20Keat%20Full%20Paper.pd f, diakses pada 20/06/2011. [7]Rhenald Kasali dkk. 2010, “Modul Kewirausahaan untuk Program Strata 1”, Bank Mandiri dan Yayasan Rumah Perubahan: Jakarta. [8]Siswoyo, Bambang Banu 2009, “Pengembangan Jiwa Kewirausahaan di Kalangan Dosen dan Mahasiswa”, Jurnal Ekonomi Bisnis No. 2 Tahun 14, http://fe.um.ac.id/wp- content/uploads/2009/10/bambang_banu4.pdf, diakses pada 25/08/2011. [9]Sugiyono 2009, Metode Peneliitan Bisnis, Alfabeta: Bandung.