2. PERSEPSI
• Persepsi menurut Indrawijaya dalam Sulistyorini (1995) adalah suatu
proses dengan mana seseorang mengorganisasi dalam pikirannya,
menafsirkan, mengalami dan mengolah tanda-tanda atau segala
sesuatu yang terjadi di lingkungannya. Jika segala sesuatu itu
mempengaruhi persepsi seseorang maka nantinya akan
mempengaruhi perilakunya pula.
• Sementara itu, Sudjana dalam Sulistyorini (1995) mengemukakan
persepsi sebagai suatu tanggapan atau pendapat yang didalamnya
terkandung unsur penilaian seseorang terhadap obyek dan gejala
berdasar pengalaman dan wawasan yang dimilikinya. Jadi persepsi
dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman masa lampau
seseorang.
• Sedangkan Mullen dan Johnson dalam Sulistyorini (1995)
mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses psikologis dari
informasi yang diterima oleh panca indera dan hasil persepsi ini adalah
kesadaran tentang suatu produk atau atribut produk tersebut
3. MATEMATIKA
• Sriyanto dalam Strategi Sukses Menguasai Matematika (2007)
mengatakan kata “matematika” berasal dari kata mathema dalam bahasa
yunani yang diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar”,
juga mathematikos yang diartikan sebagai “suka belajar”. Dari arti
tersebut dapat kita jadikan pedoman untuk menyukai pelajaran
matematika. Karena jika kita tidak menyukai pelajaran matematika berarti
kita tidak suka belajar. Banyak dari kita tidak suka pelajaran matematika
karena menganggap matematika itu pelajaran yang sulit, mungkin hal ini
dikarenakan kita belum mengetahui dan mengenal apa itu matematika
• Matematika menjadi momok yang menakutkan bagi siswa sudah bukan
merupakan rahasia umum lagi. Alasan siswa takut dan tidak menyukai pela
jaran matematika antara lain
1. Matematika bersifat Teoritis dan Abstrak
2. Terlalu banyak Rumus dan Membingungkan
3. Kesalahan yang berantai dan
4. Pengaruh Persepsi Umum
4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI
Menurut Stephen P Robins (1996), terdapat 3 faktor yang mempengaruhi persepsi
seseorang, yaitu:
1. Individu yang bersangkutan (pemersepsi)
Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interpretasi
tentang apa yang dilihatnya itu, ia akan dipengaruhi oleh karakteristik individual
yang dimilikinya seperti sikap, motif, kepentingan, minat, pengalaman,
pengetahuan, dan harapannya.
2. Sasaran dari persepsi
Sasaran dari persepsi dapat berupa orang, benda, ataupun peristiwa. Sifat-sifat
itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi orang yang melihatnya. Persepsi
terhadap sasaran bukan merupakan sesuatu yang dilihat secara teori melainkan
dalam kaitannya dengan orang lain yang terlibat. Hal tersebut yang
menyebabkan seseorang cenderung mengelompokkan orang, benda, ataupun
peristiwa sejenis dan memisahkannya dari kelompok lain yang tidak serupa.
3. Situasi
Persepsi harus dilihat secara kontekstual yang berarti situasi dimana persepsi
tersebut timbul, harus mendapatkan perhatian. Situasi merupakan faktor yang
turut berperan dalam proses pembentukan persepsi seseorang.
5. PERSEPSI SISWA SMA SE-KOTA MEDAN TERHADAP STATISTIK
Atribut yang diukur dalam Persepsi Siswa SMA Se-Kota Medan terhadap
Statistik adalah:
1. Statistik
• Statistik itu pelajaran yang menyenangkan
• Statistik diajarkan dengan banyak contoh
• Guru Matematika mengajar dengan menyenangkan
2. Tools Statistik
• Membuat tabel diajarkan di sekolah
• Membuat grafik diajarkan di sekolah
• Membuat infografis diajarkan di sekolah
3. Sekolah Tinggi Ilmu Statistik
• Informasi tentang STIS mudah didapat
• Website STIS mudah diakses
• STIS disosialisaikan di sekolah
4. Badan Pusat Statistik
• BPS adalah instansi Pemerintah di bidang Statistik
• Istilah inflasi, sensus dan survei pernah diajarkan di sekolah
• Data yang dihasilkan BPS berguna bagi masyarakat
6. PENGUKURAN PERSEPSI SISWA
• Pengukuran dapat dilakukan dengan skala Likert maupun semantik
diferensial dimana responden memilih derajat tingkat kepuasan
sampai ketidakpuasan atas pernyataan mengenai penyampaian
kualitas jasa.
• Likert format pertama kali dikembangkan oleh R.A. Likert (1932)
yang didesain untuk memungkinkan pelanggan menjawab setiap
pernyataan yang berhubungan dengan pelayanan dalam varying
degrees (variasi derajat) tertentu.
• Variasi derajat tersebut berskala di antara dua kutub dimana yang
paling rendah ke posisi negatif sedangkan yang paling tinggi ke
posisi positif.
• Keuntungannya bagi responden adalah mereka dapat lebih jelas
menyatakan derajat pendapat mereka atas sebuah pernyataan yang
mereka terima.
7. ANALISIS PERFORMANCE-IMPORTANCE MAPPING
• Pada umumnya, ada 2 tujuan besar dalam melakukan pengukuran
persepsi responden (Irawan; 2002: 137). Pertama adalah
mendapatkan indeks kepuasan kerja. Indeks ini memberikan
informasi kepada perusahaan mengenai tingkat kepuasaan kerja
karyawan. Tujuan kedua adalah mendapatkan informasi yang
berhubungan dengan prioritas perbaikan dalam hal kepuasan kerja.
• Konsep Performance-Importance Mapping mengukur tingkat
kepentingan/harapan karyawan (officer expectation) diukur dalam
kaitannya dengan apa yang seharusnya dikerjakan oleh perusahaan
agar menghasilkan kinerja karyawan yang berkualitas tinggi
(Rangkuti; 2002: 109).
8. ANALISIS PERFORMANCE-IMPORTANCE MAPPING
• Dengan konsep Performance-Importance Mapping, akan dihasilkan 4
kuadran, karena terdapat 4 kemungkinan hasil. Keempat kuadran ini
adalah hasil kombinasi antara performance yang terbagi dua
kelompok, yaitu rendah dan tinggi dengan hasil tingkat importance
yang terbagi dua kelompok pula, yaitu rendah dan tinggi tingkat
kepentingannya. Keseluruhan atribut kepuasan responden yang
diukur, dapat diletakkan ke dalam salah satu dari empat kuadran
tersebut (Irawan; 2002: 138).
9. HASIL SURVEI PERSEPSI SISWA SMA TERHADAP
STATISTIK
Deskripsi:
• Responden:
89 siswa dari 12 SMA di kota Medan, 9 SMA Negeri dan 3 SMA swasta
37.1%
62.9%
Lelaki
Perempuan
10. HASIL SURVEI PERSEPSI SISWA SMA TERHADAP
STATISTIK
• Dari 89 siswa yang mengikuti Survei Persepsi, hasil persepsi siswa
terhadap Statistik menunjukkan Sikap Positif. Persepsi siswa antara
Harapan dan Kenyataan yang dihadapi menunjukkan angka yang
tidak terlalu jauh.
• Untuk Harapan, dari skala 1 (sangat tidak penting) hingga 6 (sangat
penting), Harapan siswa terhadap Statistik itu rata-rata 5,04 artinya
siswa menganggap Statistik itu Penting
• Sedangkan untuk Kenyataannya, dari skala 1 (sangat tidak setuju)
hingga 6 (sangat setuju), Kenyataannya rata-rata 4,66 artinya
cenderung Setuju
12. 3.50
4.00
4.50
5.00
5.50
6.00
4.00 4.50 5.00 5.50 6.00
Kenyataan
Harapan
Kesukaan
Kesulitan
Kesenangan
Tabel
Grafik
Infografis
Informasi
Website
Sosialisasi
Lembaga
Produk
Manfaat
Analisis Kepentingan – Harapan Kepuasan Kerja
II
III IV
I
13. HASIL SURVEI PERSEPSI SISWA SMA TERHADAP
STATISTIK
• Kuadran I yang menunjukkan antara Harapan dan Kenyataan yang
tinggi yang dihadapi siswa tentang Statistik, atribut yang berada di
posisi ini adalah Kesukaan, Kesenangan, Tabel, Grafik, Infografis,
Informasi, Website, Sosialisasi. Keadaan ini sebaiknya
dipertahankan dengan kegiatan sosialisasi ke sekolah-sekolah untuk
mengenalkan BPS maupun STIS
• Kuadran II menunjukkan keadaan dimana kenyataan yang dialami
siswa diatas rata-ratanya tetapi harapannya dibawah rata-rata
harapan para siswa. BPS dan outputnya kurang dikenal siswa. Siswa
lebih mengenal STIS dibanding BPS. Diperlukan sosialisasi untuk
lebih mengenalkan BPS, output dan indikator-indikator yang
dihasilkannya ke sekolah-sekolah
• Kuadran III merupakan posisi paling lemah dimana antara harapan
dan kenyataan yang didapatkan siswa berada dibawah rata-ratanya.
Siswa menganggap data BPS kurang berguna bagi masyarakat. Hal
ini mungkin disebabkan karena mereka belum terlalu sering
berinteraksi dengan data BPS.
14. HASIL SURVEI PERSEPSI SISWA SMA TERHADAP
STATISTIK
• Hal menarik yang perlu mendapatkan perhatian penuh adalah
atribut yang berada di Kuadran IV dimana siswa beranggapan
Statistik itu diajarkan dengan banyak contoh namun kenyataannya
Statistik tetap sulit menurut mereka.
• Diperlukan sebuah terobosan agar Statistik tidak dianggap sulit bagi
siswa, mungkin dengan contoh-contoh yang aplikatif, kasus-kasus
dimana statistik digunakan, bukan hanya mengajarkan rumus-
rumus, hitung-hitungan menjelimet, rumit sehingga Statistik tetap
dianggap Matematika sebagai ilmu yang sulit dan bikin pusing.
• Dari Suvei ini diharapkan BPS dan STIS lebih sering lagi melakukan
sosialisasi kepada lembaga pendidikan dan masyarakat umum
lainnya, sehingga kesan Statistik sulit dan tidak berguna berangsur-
angsur berkurang di masyarakat. Tak kenal maka tak sayang.