SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
PUBLIC EXPENDITUREPUBLIC EXPENDITURE
Jenis Barang dan JasaJenis Barang dan Jasa
Prinsip-Prinsip PengeluaranPrinsip-Prinsip Pengeluaran
PemerintahPemerintah
Pola Pengeluaran PemerintahPola Pengeluaran Pemerintah
Trend Pengeluaran Pemerintah (PublicTrend Pengeluaran Pemerintah (Public
expenditure Growth)expenditure Growth)
Public Expenditure in IndonesiaPublic Expenditure in Indonesia
The RationaleThe Rationale
for Public Interventionfor Public Intervention
Market FailureMarket Failure
Redistribution of IncomesRedistribution of Incomes
Poverty AlleviationPoverty Alleviation
Increase equity amongst groupsIncrease equity amongst groups
within societywithin society
Other public objectiveOther public objective
Jenis Barang dan JasaJenis Barang dan Jasa
Barang Publik (Public Goods) non-Barang Publik (Public Goods) non-
excludable, non-rivalry, joint consumption,excludable, non-rivalry, joint consumption,
mc=0; externalities tinggimc=0; externalities tinggi
Barang Private (Private Goods) excludable,Barang Private (Private Goods) excludable,
rivalry, individual consumption, indivisible,rivalry, individual consumption, indivisible,
externalities rendah/tdk adaexternalities rendah/tdk ada
Barang Campuran (Mixed Goods) merupakanBarang Campuran (Mixed Goods) merupakan
private goods dengan externalitiesprivate goods dengan externalities
Pengertian PengeluaranPengertian Pengeluaran
PemerintahPemerintah
Pengeluaran publik adalah danaPengeluaran publik adalah dana
yang dikeluarkan olehyang dikeluarkan oleh
negara/pemerintah untuknegara/pemerintah untuk
menjalankan aktivitasnya, ataumenjalankan aktivitasnya, atau
tujuan lain yang menjaditujuan lain yang menjadi
kewenangan atau kepentingankewenangan atau kepentingan
pemerintah dan atau masyarakatpemerintah dan atau masyarakat
Alokasi Belanja pro rakyat (belanjaAlokasi Belanja pro rakyat (belanja
aparatur vs belanja publik)aparatur vs belanja publik)
Belanja publik yang meningkatkanBelanja publik yang meningkatkan
kesejahteraan masyarakatkesejahteraan masyarakat
Pengembangan ‘profit-center’Pengembangan ‘profit-center’
daripada ‘cost-center’daripada ‘cost-center’
Mobilisasi danaMobilisasi dana
DesentralisasiDesentralisasi
Good governanceGood governance
Instrumen IntervensiInstrumen Intervensi
Direct ExpendituresDirect Expenditures
Targeted SubsidiesTargeted Subsidies
Creation of Public InstitutionCreation of Public Institution
Law, Policy, and RegulationLaw, Policy, and Regulation
Pricing policyPricing policy
Pola PengeluaranPola Pengeluaran
PemerintahPemerintah
Di Negara MajuDi Negara Maju
Pengeluaran PemerintahPengeluaran Pemerintah
semakin besar terhadapsemakin besar terhadap
GDP/GNPGDP/GNP
Pengeluaran PemerintahPengeluaran Pemerintah
membesar untuk membiayaimembesar untuk membiayai
pelayanan sosial dan incomepelayanan sosial dan income
transfer/social transfertransfer/social transfer
Pengeluaran BUMN tidakPengeluaran BUMN tidak
menonjolmenonjol
Pengeluaran PemerintahPengeluaran Pemerintah
Daerah jumlahnya cukupDaerah jumlahnya cukup
significant dibandingkansignificant dibandingkan
dengan Pemerintah Pusatdengan Pemerintah Pusat
Di Negara BerkembangDi Negara Berkembang
Pengeluaran PemerintahPengeluaran Pemerintah
semakin besar terhadap GDP,semakin besar terhadap GDP,
tetapi belum sebesar di negaratetapi belum sebesar di negara
majumaju
Pengeluaran Pemerintah padaPengeluaran Pemerintah pada
tahap awal pembangunantahap awal pembangunan
diarahkan pada pembangunandiarahkan pada pembangunan
infrastrukturinfrastruktur
Pengeluaran BUMN sangatPengeluaran BUMN sangat
menonjolmenonjol
Pengeluaran Pemerintah DaerahPengeluaran Pemerintah Daerah
tidak significant dibandingkantidak significant dibandingkan
dengan Pemerintah Pusatdengan Pemerintah Pusat
Public Expenditure GrowthPublic Expenditure Growth
Paling tidak ada 4 teori yang dapatPaling tidak ada 4 teori yang dapat
menjelaskan mengapa pengeluaranmenjelaskan mengapa pengeluaran
pemerintah cendrung meningkat:pemerintah cendrung meningkat:
1. Development Hypothesys View1. Development Hypothesys View
2. Peacock & Wiseman Model2. Peacock & Wiseman Model
3. Wagner’s Law3. Wagner’s Law
4. Public Choice Theory4. Public Choice Theory
Development HypothesysDevelopment Hypothesys
ViewView
Pada awal pembangunan pemerintah mencurahkanPada awal pembangunan pemerintah mencurahkan
dananya untuk pembangunan infrastruktur agardananya untuk pembangunan infrastruktur agar
terbangun dasar yang kuat untuk lepas landasterbangun dasar yang kuat untuk lepas landas
Pada tahap berikutnya pemerintah memfokuskanPada tahap berikutnya pemerintah memfokuskan
pengeluarannya untuk membangun layanan sosialpengeluarannya untuk membangun layanan sosial
seperti layanan kesehatan, layanan pendidikan danseperti layanan kesehatan, layanan pendidikan dan
perumahanperumahan
Pada tahap selanjutnya pemerintah memperluas danPada tahap selanjutnya pemerintah memperluas dan
memperkuat bidang layanan sosialnyamemperkuat bidang layanan sosialnya
Pada tahap akhir pemerintah banyak melakukanPada tahap akhir pemerintah banyak melakukan
income transfer dan social benefitincome transfer dan social benefit
Peacock & Wiseman ModelPeacock & Wiseman Model
Pada awalnya peningkatan pengeluaranPada awalnya peningkatan pengeluaran
pemerintah muncul akibat adanya biayapemerintah muncul akibat adanya biaya
perangperang
Setelah perang usai pengeluaranSetelah perang usai pengeluaran
pemerintah tetap tinggi untuk rehabilitasipemerintah tetap tinggi untuk rehabilitasi
ekonomi dan infrastruktur akibat perangekonomi dan infrastruktur akibat perang
selanjutnya pengeluaran tetap tinggiselanjutnya pengeluaran tetap tinggi
untuk pengembanganuntuk pengembangan layanan sosialnyalayanan sosialnya
Wagner’s LawWagner’s Law
Pengeluaran Pemerintah akan meningkatPengeluaran Pemerintah akan meningkat
terus sejalan dengan peningkatan income perterus sejalan dengan peningkatan income per
capita masyarakatcapita masyarakat
Peningkatan income per capita diikuti olehPeningkatan income per capita diikuti oleh
semakin kompleksnya tatanan ekonomi, sosialsemakin kompleksnya tatanan ekonomi, sosial
dan politik yang ada, yang menimbulkandan politik yang ada, yang menimbulkan
konflik antar individu dan institusi. Untuk itukonflik antar individu dan institusi. Untuk itu
keterlibatan pemerintah dalamberbagai aspekketerlibatan pemerintah dalamberbagai aspek
masyarakatnyapun semakin tinggimasyarakatnyapun semakin tinggi
Karena itu pengeluaran pemerintahpunKarena itu pengeluaran pemerintahpun
semakin lama semakin besarsemakin lama semakin besar
Public Choice TheoryPublic Choice Theory
S IG
G P
Budget Maximizer Vote Maximizer
Profit MaximizerUtility Maximizer
PUBLICPUBLIC
EXPENDITUREEXPENDITURE
MANAGEMENTMANAGEMENT
RVSRVS
Kebijakan Ekonomi MakroKebijakan Ekonomi Makro
Pertumbuhan (Growth)Pertumbuhan (Growth)
Keadilan (Equity)Keadilan (Equity)
Stabilitas (StabilityStabilitas (Stability ))
Pengertian PublicPengertian Public
Expenditure ManagementExpenditure Management
Public Expenditure ManagementPublic Expenditure Management
(PEM) adalah:(PEM) adalah:
Suatu pendekatan baru dalamSuatu pendekatan baru dalam
alokasi sumber daya publik secaraalokasi sumber daya publik secara
responsif, ekonomis, efisien danresponsif, ekonomis, efisien dan
efektif.efektif.
Elemen Utama DalamElemen Utama Dalam
PEMPEM
1. Aggregate Fiscal Discipline1. Aggregate Fiscal Discipline
(disiplin fiskal secara menyeluruh)(disiplin fiskal secara menyeluruh)
2. Allocative Efficiency2. Allocative Efficiency
(Efisiensi Alokasi)(Efisiensi Alokasi)
3. Operational Efficiency3. Operational Efficiency
(Efisiensi operasional)(Efisiensi operasional)
Aggregate FiscalAggregate Fiscal
DisciplineDiscipline
Total anggaran harus hasil dariTotal anggaran harus hasil dari
keputusan yang eksplisit dan haruskeputusan yang eksplisit dan harus
dilaksanakan, bukan sekedar daftardilaksanakan, bukan sekedar daftar
keinginan/belanja.keinginan/belanja.
Jumlah keseluruhan ditetapkanJumlah keseluruhan ditetapkan
terlebih dahulu sebelum penetapanterlebih dahulu sebelum penetapan
rinciannya.rinciannya.
Anggaran harus berkesinambunganAnggaran harus berkesinambungan
pada jangka menengah.pada jangka menengah.
Allocative EfficiencyAllocative Efficiency
Pengeluaran harus didasarkan padaPengeluaran harus didasarkan pada
prioritas dan keberhasilan program.prioritas dan keberhasilan program.
Sistem penganggaran harusSistem penganggaran harus
mendorong realokasi dana darimendorong realokasi dana dari
program yang kurang mendapatprogram yang kurang mendapat
prioritas pada program yangprioritas pada program yang
berprioritas tinggi, dan dari programberprioritas tinggi, dan dari program
yang kurang berhasil pada programyang kurang berhasil pada program
yang lebih berhasilyang lebih berhasil
Evaluation &
Reporting
Leadership & Change Management
Results
Commitments
Resource
Planning
Human, Capital, IT
Performance
Management
Budgeting &
PEM
Program &
Service
Delivery
Policy-Program
Review
VisionStrategicManagement Mission Goals Objectives
Environment
Scanning
Strategy Formulation
Evaluation &
Control
EXTERNAL
Social
Environment
Task
Environment
Sector
Analysis
INTERNAL
Structure
Culture
Learning
Resources
Knowledge
Core
business
What
results
to attain
by when
Plan to
achieve
the
mission
and goals
Broad
guides
for
decision
making
Activities
needed to
accomplish
plan
Cost of
programs
Actual results
Strategy Implementation
Mission
Goals
Strategies
Policies
Programs
Resources
Rules
Performance
BASIC STRATEGIC PLANNING FRAMEWORK
Feedback Learning
Operational EfficiencyOperational Efficiency
Unit organisasi haruslahUnit organisasi haruslah
memproduksi barang dan jasamemproduksi barang dan jasa
pada tingkat biaya (cost) yangpada tingkat biaya (cost) yang
mendorong tercapainya efisiensimendorong tercapainya efisiensi
dan pada tingkat biaya yangdan pada tingkat biaya yang
kompetitif dengan pasar.kompetitif dengan pasar.
Perbedaan PEM dan SistemPerbedaan PEM dan Sistem
TradisionalTradisional
PEMPEM
Tidak hanya menekankanTidak hanya menekankan
prosedur yang baik tetapiprosedur yang baik tetapi
juga menekankan efisiensijuga menekankan efisiensi
untuk mencapai outcomeuntuk mencapai outcome
Sangat berkaitan denganSangat berkaitan dengan
reformasi danreformasi dan
pengembanganpengembangan
manajemen dan institusimanajemen dan institusi
sektor publik.sektor publik.
TradisionalTradisional
Sangat menekankan padaSangat menekankan pada
norma dan prosedur (lebihnorma dan prosedur (lebih
berorientasi padaberorientasi pada
peraturan)peraturan)
Berkaitan hanya padaBerkaitan hanya pada
manajemen /administrasimanajemen /administrasi
yang berkaitan denganyang berkaitan dengan
penganggaranpenganggaran
PengaturanPengaturan Kelembagaan bagiKelembagaan bagi
AFDAFD
1.1. Rules (Aturan Main):Rules (Aturan Main):
a. Penetapan (pembatasan) pengeluarana. Penetapan (pembatasan) pengeluaran
total dan sektoral ditetapkan sebelumtotal dan sektoral ditetapkan sebelum
rinciannyarinciannya
b. Pengeluaran Total harus konsisten denganb. Pengeluaran Total harus konsisten dengan
limit yang telah ditentukan.limit yang telah ditentukan.
c. Penetapan dibuat untuk jangka menengahc. Penetapan dibuat untuk jangka menengah
(3 tahun dan keputusan-keputusan rencana(3 tahun dan keputusan-keputusan rencana
anggaran dibuat dalam kerangka jangkaanggaran dibuat dalam kerangka jangka
menengah)menengah)
(Medium Term Framework/MTF)(Medium Term Framework/MTF)
Pengaturan Kelembagaan BagiPengaturan Kelembagaan Bagi
AFDAFD
2.2. Roles (Peran)Roles (Peran)
a. Peran Departemen Keuangan Harusa. Peran Departemen Keuangan Harus
dominan dalam penetapan totaldominan dalam penetapan total
anggaran dan dalam negosiasi dengananggaran dan dalam negosiasi dengan
departemen teknis dan dalam rapatdepartemen teknis dan dalam rapat
kabinet.kabinet.
b. Dalam implementasi anggaran,b. Dalam implementasi anggaran,
Dep. Keuangan dapat melakukan suatuDep. Keuangan dapat melakukan suatu
tindakan tegas jika ternyata terjaditindakan tegas jika ternyata terjadi
pelanggaran batas total.pelanggaran batas total.
Pengaturan Kelembagaan BagiPengaturan Kelembagaan Bagi
AFDAFD
3.3. Information (Informasi)Information (Informasi)
a.a. Medium Term Expenditure FrameworkMedium Term Expenditure Framework
(MTF) memberikan suatu ‘baseline’(MTF) memberikan suatu ‘baseline’
untuk mengukur dampak anggaran dariuntuk mengukur dampak anggaran dari
adanya perubahan kebijakan.adanya perubahan kebijakan.
b. Pada tahap pelaksanaan anggaran,b. Pada tahap pelaksanaan anggaran,
pengeluaran dimonitor untukpengeluaran dimonitor untuk
memastikan bahwamemastikan bahwa AFDAFD dipenuhi.dipenuhi.
Pengaturan kelembagaan BagiPengaturan kelembagaan Bagi
Allocative EfficiencyAllocative Efficiency
1.1. Rules (Aturan Main)Rules (Aturan Main)
a. Penetapan batas pengeluaran bagia. Penetapan batas pengeluaran bagi
sektor/dinas dan kepala dinassektor/dinas dan kepala dinas
didorong untuk merealokasi dananyadidorong untuk merealokasi dananya
pada batas yang telah ditetapkan.pada batas yang telah ditetapkan.
b. Proses Realokasi harus didasarkanb. Proses Realokasi harus didasarkan
padapada
temuan yang telah dievaluasi terhadaptemuan yang telah dievaluasi terhadap
keberhasilan program.keberhasilan program.
Pengaturan Kelembagaan BagiPengaturan Kelembagaan Bagi
Allocative EfficiencyAllocative Efficiency
2.2. Roles (Peran)Roles (Peran)
a. Pemerintah (Daerah) harusa. Pemerintah (Daerah) harus
mempunyai kapasitas untukmempunyai kapasitas untuk
mendefinisikan tujuan dan prioritasnyamendefinisikan tujuan dan prioritasnya
(daerah) , dan melakukan alokasi antar(daerah) , dan melakukan alokasi antar
sektor (bidang) konsisten dengan ‘medium-sektor (bidang) konsisten dengan ‘medium-
term expenditure framework’.term expenditure framework’.
Roles (Peran)Roles (Peran)
b. Menteri (Kepala Dinas) denganb. Menteri (Kepala Dinas) dengan
otoritas yang memadai untukotoritas yang memadai untuk
merealokasi dana pada ‘area ofmerealokasi dana pada ‘area of
responsibility’-nya melalui reviewresponsibility’-nya melalui review
dalam rapat anggaran dan/ataudalam rapat anggaran dan/atau
dalam rapat dengan DPR/Ddalam rapat dengan DPR/D
MenteriMenteri
3.3. InformasiInformasi
a. Menteri dan manajer menyiapkana. Menteri dan manajer menyiapkan
informasi atau menerima informasiinformasi atau menerima informasi
mengenai keberhasilan program yangmengenai keberhasilan program yang
direncanakan dan yang sesungguhnyadirencanakan dan yang sesungguhnya
dicapai.dicapai.
b. Menerima informasi tentang dampakb. Menerima informasi tentang dampak
dari pembiayaan yang dilakukan dalamdari pembiayaan yang dilakukan dalam
perspektif jangka menengah.perspektif jangka menengah.
Pengaturan Kelembagaan BagiPengaturan Kelembagaan Bagi
Operational EfficiencyOperational Efficiency
1.1. Rules (Aturan Main)Rules (Aturan Main)
a. Biaya operasional sangata. Biaya operasional sangat
terbatas,terbatas,
karena itu para manajer diberikarena itu para manajer diberi
diskresi untuk menggunakannya.diskresi untuk menggunakannya.
b. Biaya operasional secarab. Biaya operasional secara
progresifprogresif
harus dikurangi untuk meningkat-harus dikurangi untuk meningkat-
kan efisiensi.kan efisiensi.
Pengaturan Kelembagaan BagiPengaturan Kelembagaan Bagi
Operational EfficiencyOperational Efficiency
2.2. Roles (Peran)Roles (Peran)
Manajer tingkat menengah berperanManajer tingkat menengah berperan
menetapkan bagaimana berbagaimenetapkan bagaimana berbagai
sumberdaya yang terbatas diguna-sumberdaya yang terbatas diguna-
kan. Untuk itu kepada mereka haruskan. Untuk itu kepada mereka harus
diberikan diskresi untuk hal di atas.diberikan diskresi untuk hal di atas.
Pengaturan Kelembagaan BagiPengaturan Kelembagaan Bagi
Operational EfficiencyOperational Efficiency
3.3. InformasiInformasi
a. Output yang dianggarkan harusa. Output yang dianggarkan harus
dirinci dari awal, dan output yangdirinci dari awal, dan output yang
dicapai harus dibandingkandicapai harus dibandingkan
dengan yang ditargetkan.dengan yang ditargetkan.
b. Informasi tentang kinerjab. Informasi tentang kinerja
keuangan dan organisasikeuangan dan organisasi
dipublikasikan pada berbagaidipublikasikan pada berbagai
dokumen yang relevan.dokumen yang relevan.
4 Pilar Good Governance Bagi4 Pilar Good Governance Bagi
Keberhasilan PEMKeberhasilan PEM
AccountabilityAccountability
Suatu mekanisme untuk mendorongSuatu mekanisme untuk mendorong
pemerintah/pegawai pemerintahpemerintah/pegawai pemerintah
bertanggungjawab terhadap kegiatanbertanggungjawab terhadap kegiatan
yang dilakukannya.yang dilakukannya.
TransparencyTransparency
Free atau low cost access kepadaFree atau low cost access kepada
informasi yang dibutuhkaninformasi yang dibutuhkan
4 Pilar Good Governance Bagi4 Pilar Good Governance Bagi
Keberhasilan PEMKeberhasilan PEM
PredictabilityPredictability
Peraturan perundangan yang jelas danPeraturan perundangan yang jelas dan
diterapkan sama untuk semua pihak.diterapkan sama untuk semua pihak.
ParticipationParticipation
Menyediakan informasi yang diperlukanMenyediakan informasi yang diperlukan
untuk ikut mencek kegiatan-kegiatanuntuk ikut mencek kegiatan-kegiatan
pemerintah.pemerintah.
DISTRIBUSI ANGGARAN DITJENDISTRIBUSI ANGGARAN DITJEN
MANDIKNASMENMANDIKNASMEN
DISTRIBUSI ANGGARAN DITJENDISTRIBUSI ANGGARAN DITJEN
MANDIKNASMENMANDIKNASMEN
KENAIKAN ANGGARAN PENDIDIKAN (20%)
Tahun 2009
APBN
(1.122,1909 T)
Kenaikan Anggaran
Pendidikan 20 % Total
APBN (224,4019 T)
TERSEBAR DI 15
KEMENTERIAN DAN
LEMBAGA
(134,8409 T)
DEPDIKNAS
(73,457 T)
DITJEN
MANDIKDASMEN
(26,965 T)
62.098.268.498.000
PAGU Definitif24.762.552.148.000
ANGGARAN KE
DAERAH MELALUI
DAU TERMASUK
GAJI PENDIDIK DAN
TENAGA
KEPENDIDIKAN
(89,5609 T)
K/L LAIN
61,3831 T
40
(dalam milyar rupiah)
PERSANDINGAN PAGU ANGGARANPERSANDINGAN PAGU ANGGARAN
DITJEN MANDIKDASMENDITJEN MANDIKDASMEN
TAHUN 2005, 2006, 2007, 2008 DAN PAGU DEFINITIF 2009TAHUN 2005, 2006, 2007, 2008 DAN PAGU DEFINITIF 2009
No. PROGRAM
APBN &
APBN-P 2005
APBN &
APBN-P 2006
APBN &
APBN-P 2007
APBN &
APBN-P 2008
Pagu
Definitif
2009
%
1 2 3 4 5 6 7 8
1. PAUD 155,0 147,8 253,1 182,3 109,5 0,44%
2. WAJAR DIKDAS 9 TAHUN 10.816,8 18.000,7 16.379,6 17.512,2 20.521,1 82,87%
3. PENDIDIKAN MENENGAH 2.285,1 3.533,4 2.789,9 3.082,8 3.964,4 16,01%
4. MANAJEMEN 140,0 117,0 334,2 186,1 167,5 0,68%
5.
PENY. PIMP. KENEG. &
KEPEM.
18,4 20,2 97,8 - - 0,00%
6. MUTU PENDIDIK 2.595,4 - - - - 0,00%
T O T A L 16.010,7 21.819,1 19.854,5 20.963,4 24.762,6 100,00%
41
10.816,8
20.521,1
- - - -140,0 117,0 334,2 186,1 167,518,4 20,2 97,8 - -
24.762,5
18.000,7
16.379,6
17.512,2
2.285,1
3.533,4
2.789,9 3.082,8
3.964,4
2.595,4
16.010,7
21.819,1
19.854,5
20.963,4
155,0 147,8 253,1 182,3 109,5
-
5.000,0
10.000,0
15.000,0
20.000,0
25.000,0
APBN & APBN-P 2005 APBN & APBN-P 2006 APBN & APBN-P 2007 APBN & APBN-P 2008 Pagu Definitif 2009
ANGGARAN(dalammilyarrupiah)
Wajar Dikdas 9 Tahun
Total Anggaran Ditjen MPDM
Pendidikan Menengah
PAUD
PERKEMBANGAN PAGU ANGGARANPERKEMBANGAN PAGU ANGGARAN
DITJEN MANDIKDASMENDITJEN MANDIKDASMEN
TAHUN 2005, 2006, 2007, 2008 DAN PAGU DEFINITIF 2009TAHUN 2005, 2006, 2007, 2008 DAN PAGU DEFINITIF 2009
Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %
1 PAUD 154.965 0 147.839 -5 253.050 71 182.257 -28 109.500 -40
2 WAJAR DIKDAS 9 TAHUN 10.816.825 0 18.000.700 66 16.379.609 -9 17.512.177 7 20.531.739 17
a.Non BOS 4.600.087 0 6.003.152 31 5.757.667 -4 6.917.941 20 4.338.067 -37
b.BOS 6.216.738 0 11.997.548 93 10.621.942 -11 10.594.236 -0,3 16.193.672 53
3 PENDIDIKAN MENENGAH 2.285.129 0 3.533.379 55 2.789.936 -21 3.082.802 10 3.966.012 29
4 MANAJEMEN 140.000 0 117.000 -16 334.157 186 186.148 -44 155.301 -17
5 PENY.PIMP.KENEG.& KEPEMERINTAHAN 18.357 0 20.183 10 97.761 384 - -100 - 0
T O T A L 16.010.690 0 21.819.100 36 19.854.513 -9 20.963.384 6 24.762.552 18
Catatan:
% = Perbandingan alokasi anggaran dengan alokasi tahun sebelumnya
No
PAGU DEFINITIF
2009
APBN & APBN-P
2006
APBN & APBN-P
2008
APBN & APBN-P
2007PROGRAM
APBN & APBN-P
2005
(dalam juta rupiah)
PERSANDINGAN PAGU ANGGARANPERSANDINGAN PAGU ANGGARAN
BOS dan NON BOSBOS dan NON BOS
APBN & APBN-P 2005, APBN & APBN-P 2006,APBN & APBN-P 2005, APBN & APBN-P 2006,
APBN & APBN-P 2007, APBN & APBN-P 2008,APBN & APBN-P 2007, APBN & APBN-P 2008,
DAN PAGU DEFINITIF 2009DAN PAGU DEFINITIF 2009
PERKEMBANGAN PAGU ANGGARAN BOS dan NON BOSPERKEMBANGAN PAGU ANGGARAN BOS dan NON BOS
padapada
APBN & APBN-P 2005, APBN & APBN-P 2006,APBN & APBN-P 2005, APBN & APBN-P 2006,
APBN & APBN-P 2007, APBN & APBN-P 2008,APBN & APBN-P 2007, APBN & APBN-P 2008,
DAN PAGU DEFINITIF 2009DAN PAGU DEFINITIF 2009
-
5
10
15
20
25
30
APBN & APBN-P 2005 APBN & APBN-P 2006 APBN & APBN-P 2007 APBN & APBN-P 2008 PAGU DEFINITIF 2009
Anggaran(DalamTriliun)
Total Anggaran MPDM
Program Wajar Dikdas
Program Menengah
BOS
Non BOS
Program Manajemen
44
20.963,4
24.762,6
10.308,8
16.811,8
10.654,6
7.950,8
-
5.000,0
10.000,0
15.000,0
20.000,0
25.000,0
TOTAL BOS & BOMM NON-BOS & BOMM
PERBANDINGAN ALOKASI ANGGARAN TAHUN 2008-2009
ANTARA TOTAL ANGGARAN BOS & BOMM DENGAN KEGIATAN LAIN (NON-BOS & BOMM)
2008
2009
(dalam milyar rupiah)
TERIMAKASIHTERIMAKASIHTERIMAKASIHTERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskalKebijakan fiskal
Kebijakan fiskalFerdi Ozom
 
(15hal) kebijakan pemerintah
(15hal) kebijakan pemerintah(15hal) kebijakan pemerintah
(15hal) kebijakan pemerintahRiriie
 
[Ekonomi] Kebijakan Fiskal XI IPS
[Ekonomi] Kebijakan Fiskal XI IPS[Ekonomi] Kebijakan Fiskal XI IPS
[Ekonomi] Kebijakan Fiskal XI IPSWashfa Aulia
 
Kajian teoritis tentang pendapatan nasional
Kajian teoritis tentang pendapatan nasionalKajian teoritis tentang pendapatan nasional
Kajian teoritis tentang pendapatan nasionalkawidian_putri
 
KAJIAN TEORITIS PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI BELANJA PUBLIK
KAJIAN TEORITIS PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI BELANJA PUBLIKKAJIAN TEORITIS PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI BELANJA PUBLIK
KAJIAN TEORITIS PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI BELANJA PUBLIKAloysius Mandowen
 
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...turah11
 
Optimisme pemerintah lepas dari resesi
Optimisme pemerintah lepas dari resesiOptimisme pemerintah lepas dari resesi
Optimisme pemerintah lepas dari resesiMuhardi Karijanto
 
Masalah dan Kebijakan Makro Ekonomi
Masalah dan Kebijakan Makro EkonomiMasalah dan Kebijakan Makro Ekonomi
Masalah dan Kebijakan Makro EkonomiPurnama Sari Hasan
 
Makalah sistem perekonomian indonesia
Makalah sistem perekonomian indonesiaMakalah sistem perekonomian indonesia
Makalah sistem perekonomian indonesiaKyuhae Sihanlee
 
Bagian v-teori-pengeluaran-pemerintah
Bagian v-teori-pengeluaran-pemerintahBagian v-teori-pengeluaran-pemerintah
Bagian v-teori-pengeluaran-pemerintahBrawijaya University
 
Kebijakan Pemerintah Dalam Prekonomian
Kebijakan Pemerintah Dalam PrekonomianKebijakan Pemerintah Dalam Prekonomian
Kebijakan Pemerintah Dalam PrekonomianJunik DM Laricomone
 
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneterKebijakan fiskal dan kebijakan moneter
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneterSakim Tangadji
 
133752138 makalah-ekonomi-pembangunan-3
133752138 makalah-ekonomi-pembangunan-3133752138 makalah-ekonomi-pembangunan-3
133752138 makalah-ekonomi-pembangunan-3Septian Muna Barakati
 
Principle of maximum social advantage
Principle of maximum social advantagePrinciple of maximum social advantage
Principle of maximum social advantageAgus Subegjo
 
Peran pemerintah dalam kebijakan moneter
Peran pemerintah dalam kebijakan moneterPeran pemerintah dalam kebijakan moneter
Peran pemerintah dalam kebijakan moneterZerevans DeSauza
 

What's hot (20)

Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskalKebijakan fiskal
Kebijakan fiskal
 
Bbek4203
Bbek4203Bbek4203
Bbek4203
 
(15hal) kebijakan pemerintah
(15hal) kebijakan pemerintah(15hal) kebijakan pemerintah
(15hal) kebijakan pemerintah
 
[Ekonomi] Kebijakan Fiskal XI IPS
[Ekonomi] Kebijakan Fiskal XI IPS[Ekonomi] Kebijakan Fiskal XI IPS
[Ekonomi] Kebijakan Fiskal XI IPS
 
Kajian teoritis tentang pendapatan nasional
Kajian teoritis tentang pendapatan nasionalKajian teoritis tentang pendapatan nasional
Kajian teoritis tentang pendapatan nasional
 
KAJIAN TEORITIS PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI BELANJA PUBLIK
KAJIAN TEORITIS PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI BELANJA PUBLIKKAJIAN TEORITIS PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI BELANJA PUBLIK
KAJIAN TEORITIS PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI BELANJA PUBLIK
 
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
 
Optimisme pemerintah lepas dari resesi
Optimisme pemerintah lepas dari resesiOptimisme pemerintah lepas dari resesi
Optimisme pemerintah lepas dari resesi
 
Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskalKebijakan fiskal
Kebijakan fiskal
 
Masalah dan Kebijakan Makro Ekonomi
Masalah dan Kebijakan Makro EkonomiMasalah dan Kebijakan Makro Ekonomi
Masalah dan Kebijakan Makro Ekonomi
 
Makalah sistem perekonomian indonesia
Makalah sistem perekonomian indonesiaMakalah sistem perekonomian indonesia
Makalah sistem perekonomian indonesia
 
Bagian v-teori-pengeluaran-pemerintah
Bagian v-teori-pengeluaran-pemerintahBagian v-teori-pengeluaran-pemerintah
Bagian v-teori-pengeluaran-pemerintah
 
Kebijakan Pemerintah Dalam Prekonomian
Kebijakan Pemerintah Dalam PrekonomianKebijakan Pemerintah Dalam Prekonomian
Kebijakan Pemerintah Dalam Prekonomian
 
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneterKebijakan fiskal dan kebijakan moneter
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter
 
Ekonomi
EkonomiEkonomi
Ekonomi
 
Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskalKebijakan fiskal
Kebijakan fiskal
 
133752138 makalah-ekonomi-pembangunan-3
133752138 makalah-ekonomi-pembangunan-3133752138 makalah-ekonomi-pembangunan-3
133752138 makalah-ekonomi-pembangunan-3
 
Kerangka ekonomi makro rkp 2020
Kerangka ekonomi makro rkp 2020Kerangka ekonomi makro rkp 2020
Kerangka ekonomi makro rkp 2020
 
Principle of maximum social advantage
Principle of maximum social advantagePrinciple of maximum social advantage
Principle of maximum social advantage
 
Peran pemerintah dalam kebijakan moneter
Peran pemerintah dalam kebijakan moneterPeran pemerintah dalam kebijakan moneter
Peran pemerintah dalam kebijakan moneter
 

Viewers also liked

Kerangka kerja demokrasi
Kerangka kerja demokrasiKerangka kerja demokrasi
Kerangka kerja demokrasitrio Saputra
 
Perencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publikPerencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publiktrio Saputra
 
War aircraft
War aircraftWar aircraft
War aircraftronjon64
 
Sistem perwakil & eksekutif
Sistem perwakil & eksekutifSistem perwakil & eksekutif
Sistem perwakil & eksekutiftrio Saputra
 
Transformasi menuju netralitasasi dan profesionalisme birokrkasi
Transformasi menuju netralitasasi dan profesionalisme  birokrkasiTransformasi menuju netralitasasi dan profesionalisme  birokrkasi
Transformasi menuju netralitasasi dan profesionalisme birokrkasitrio Saputra
 
Keuangan negara kuliah 1
Keuangan negara kuliah 1Keuangan negara kuliah 1
Keuangan negara kuliah 1trio Saputra
 
Pergeseran paradigma-adm-publik-ke-governance
Pergeseran paradigma-adm-publik-ke-governancePergeseran paradigma-adm-publik-ke-governance
Pergeseran paradigma-adm-publik-ke-governancetrio Saputra
 
9 proses-formulasi-kebijakan
9 proses-formulasi-kebijakan9 proses-formulasi-kebijakan
9 proses-formulasi-kebijakantrio Saputra
 
Perencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publikPerencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publiktrio Saputra
 
2mnj isyu strategis2
2mnj isyu strategis22mnj isyu strategis2
2mnj isyu strategis2trio Saputra
 
3konsep dasar manaj. keruangan
3konsep dasar manaj. keruangan3konsep dasar manaj. keruangan
3konsep dasar manaj. keruangantrio Saputra
 
Keuangan negara dan daerah
Keuangan negara dan daerahKeuangan negara dan daerah
Keuangan negara dan daerahtrio Saputra
 
4. manajemn manfaat rth
4. manajemn manfaat rth4. manajemn manfaat rth
4. manajemn manfaat rthtrio Saputra
 
Perencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publikPerencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publiktrio Saputra
 
1mnj isyu strategis1
1mnj isyu strategis11mnj isyu strategis1
1mnj isyu strategis1trio Saputra
 

Viewers also liked (18)

Kerangka kerja demokrasi
Kerangka kerja demokrasiKerangka kerja demokrasi
Kerangka kerja demokrasi
 
Dimensi kebpub
Dimensi kebpubDimensi kebpub
Dimensi kebpub
 
Perencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publikPerencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publik
 
War aircraft
War aircraftWar aircraft
War aircraft
 
Sistem perwakil & eksekutif
Sistem perwakil & eksekutifSistem perwakil & eksekutif
Sistem perwakil & eksekutif
 
Transformasi menuju netralitasasi dan profesionalisme birokrkasi
Transformasi menuju netralitasasi dan profesionalisme  birokrkasiTransformasi menuju netralitasasi dan profesionalisme  birokrkasi
Transformasi menuju netralitasasi dan profesionalisme birokrkasi
 
Keuangan negara kuliah 1
Keuangan negara kuliah 1Keuangan negara kuliah 1
Keuangan negara kuliah 1
 
Tipologi pemlok
Tipologi pemlokTipologi pemlok
Tipologi pemlok
 
Pergeseran paradigma-adm-publik-ke-governance
Pergeseran paradigma-adm-publik-ke-governancePergeseran paradigma-adm-publik-ke-governance
Pergeseran paradigma-adm-publik-ke-governance
 
9 proses-formulasi-kebijakan
9 proses-formulasi-kebijakan9 proses-formulasi-kebijakan
9 proses-formulasi-kebijakan
 
Perencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publikPerencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publik
 
2mnj isyu strategis2
2mnj isyu strategis22mnj isyu strategis2
2mnj isyu strategis2
 
3konsep dasar manaj. keruangan
3konsep dasar manaj. keruangan3konsep dasar manaj. keruangan
3konsep dasar manaj. keruangan
 
Pajak
PajakPajak
Pajak
 
Keuangan negara dan daerah
Keuangan negara dan daerahKeuangan negara dan daerah
Keuangan negara dan daerah
 
4. manajemn manfaat rth
4. manajemn manfaat rth4. manajemn manfaat rth
4. manajemn manfaat rth
 
Perencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publikPerencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publik
 
1mnj isyu strategis1
1mnj isyu strategis11mnj isyu strategis1
1mnj isyu strategis1
 

Similar to PUBLIC EXPENDITURE MANAGEMENT

Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnisAplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnisWahono Diphayana
 
Adm Keuangan Ari.docx
Adm Keuangan Ari.docxAdm Keuangan Ari.docx
Adm Keuangan Ari.docxFadhielAchmad
 
Ketimpangan pendapatan
Ketimpangan pendapatanKetimpangan pendapatan
Ketimpangan pendapatanhelenapakpahan
 
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.docTEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.docLairivRevyIwamony
 
Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)Heiha Tambun
 
Masalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teori
Masalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teoriMasalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teori
Masalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teorijhosiyosi2
 
4 pertumbuhan ekonomi
4 pertumbuhan ekonomi4 pertumbuhan ekonomi
4 pertumbuhan ekonomiemi halimi
 
Presentasi ekonomi kebijakan anggaran dan fiskal
Presentasi ekonomi kebijakan anggaran dan fiskalPresentasi ekonomi kebijakan anggaran dan fiskal
Presentasi ekonomi kebijakan anggaran dan fiskalTalitha Lintang Pertiwi
 
Analisis efektivitas dan efisiensi pada program dana desa sebagai fungsi dist...
Analisis efektivitas dan efisiensi pada program dana desa sebagai fungsi dist...Analisis efektivitas dan efisiensi pada program dana desa sebagai fungsi dist...
Analisis efektivitas dan efisiensi pada program dana desa sebagai fungsi dist...ANTON HILMAN
 
Pertumbuhan Ekonomi.pptx
Pertumbuhan Ekonomi.pptxPertumbuhan Ekonomi.pptx
Pertumbuhan Ekonomi.pptxWinaPaul
 
Total faktor produktivitas
Total faktor produktivitasTotal faktor produktivitas
Total faktor produktivitas'Andrian Djamalu
 
Alan Arifin Modul 3 Konsumsi, tabungan, dan investasi
Alan Arifin Modul 3   Konsumsi, tabungan, dan investasiAlan Arifin Modul 3   Konsumsi, tabungan, dan investasi
Alan Arifin Modul 3 Konsumsi, tabungan, dan investasiFachran Arifin
 
Paper kel 3 dilema dana pensiun
Paper kel 3 dilema dana pensiunPaper kel 3 dilema dana pensiun
Paper kel 3 dilema dana pensiunReza Yudhalaksana
 
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.pptPresentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.pptnovri7
 
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.pptPresentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.pptnovri7
 
Pertumbuhan ekonomi makro ekonomi
Pertumbuhan ekonomi makro ekonomiPertumbuhan ekonomi makro ekonomi
Pertumbuhan ekonomi makro ekonomimahasiswaunida
 
PPT KEUANGAN NEGARA DAN APBN KL.5.pptx
PPT KEUANGAN NEGARA DAN APBN KL.5.pptxPPT KEUANGAN NEGARA DAN APBN KL.5.pptx
PPT KEUANGAN NEGARA DAN APBN KL.5.pptxSulkifli27
 

Similar to PUBLIC EXPENDITURE MANAGEMENT (20)

Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnisAplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
 
PEMBIAYAAN DAN TRANSFER
PEMBIAYAAN DAN TRANSFERPEMBIAYAAN DAN TRANSFER
PEMBIAYAAN DAN TRANSFER
 
ADM KEUANGAN 1.docx
ADM KEUANGAN 1.docxADM KEUANGAN 1.docx
ADM KEUANGAN 1.docx
 
Adm Keuangan Ari.docx
Adm Keuangan Ari.docxAdm Keuangan Ari.docx
Adm Keuangan Ari.docx
 
Ketimpangan pendapatan
Ketimpangan pendapatanKetimpangan pendapatan
Ketimpangan pendapatan
 
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.docTEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
 
Keseimbangan Perekonomian Terbuka
Keseimbangan Perekonomian TerbukaKeseimbangan Perekonomian Terbuka
Keseimbangan Perekonomian Terbuka
 
Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)
 
Masalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teori
Masalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teoriMasalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teori
Masalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teori
 
4 pertumbuhan ekonomi
4 pertumbuhan ekonomi4 pertumbuhan ekonomi
4 pertumbuhan ekonomi
 
Presentasi ekonomi kebijakan anggaran dan fiskal
Presentasi ekonomi kebijakan anggaran dan fiskalPresentasi ekonomi kebijakan anggaran dan fiskal
Presentasi ekonomi kebijakan anggaran dan fiskal
 
Analisis efektivitas dan efisiensi pada program dana desa sebagai fungsi dist...
Analisis efektivitas dan efisiensi pada program dana desa sebagai fungsi dist...Analisis efektivitas dan efisiensi pada program dana desa sebagai fungsi dist...
Analisis efektivitas dan efisiensi pada program dana desa sebagai fungsi dist...
 
Pertumbuhan Ekonomi.pptx
Pertumbuhan Ekonomi.pptxPertumbuhan Ekonomi.pptx
Pertumbuhan Ekonomi.pptx
 
Total faktor produktivitas
Total faktor produktivitasTotal faktor produktivitas
Total faktor produktivitas
 
Alan Arifin Modul 3 Konsumsi, tabungan, dan investasi
Alan Arifin Modul 3   Konsumsi, tabungan, dan investasiAlan Arifin Modul 3   Konsumsi, tabungan, dan investasi
Alan Arifin Modul 3 Konsumsi, tabungan, dan investasi
 
Paper kel 3 dilema dana pensiun
Paper kel 3 dilema dana pensiunPaper kel 3 dilema dana pensiun
Paper kel 3 dilema dana pensiun
 
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.pptPresentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
 
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.pptPresentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
 
Pertumbuhan ekonomi makro ekonomi
Pertumbuhan ekonomi makro ekonomiPertumbuhan ekonomi makro ekonomi
Pertumbuhan ekonomi makro ekonomi
 
PPT KEUANGAN NEGARA DAN APBN KL.5.pptx
PPT KEUANGAN NEGARA DAN APBN KL.5.pptxPPT KEUANGAN NEGARA DAN APBN KL.5.pptx
PPT KEUANGAN NEGARA DAN APBN KL.5.pptx
 

PUBLIC EXPENDITURE MANAGEMENT

  • 1. PUBLIC EXPENDITUREPUBLIC EXPENDITURE Jenis Barang dan JasaJenis Barang dan Jasa Prinsip-Prinsip PengeluaranPrinsip-Prinsip Pengeluaran PemerintahPemerintah Pola Pengeluaran PemerintahPola Pengeluaran Pemerintah Trend Pengeluaran Pemerintah (PublicTrend Pengeluaran Pemerintah (Public expenditure Growth)expenditure Growth) Public Expenditure in IndonesiaPublic Expenditure in Indonesia
  • 2. The RationaleThe Rationale for Public Interventionfor Public Intervention Market FailureMarket Failure Redistribution of IncomesRedistribution of Incomes Poverty AlleviationPoverty Alleviation Increase equity amongst groupsIncrease equity amongst groups within societywithin society Other public objectiveOther public objective
  • 3. Jenis Barang dan JasaJenis Barang dan Jasa Barang Publik (Public Goods) non-Barang Publik (Public Goods) non- excludable, non-rivalry, joint consumption,excludable, non-rivalry, joint consumption, mc=0; externalities tinggimc=0; externalities tinggi Barang Private (Private Goods) excludable,Barang Private (Private Goods) excludable, rivalry, individual consumption, indivisible,rivalry, individual consumption, indivisible, externalities rendah/tdk adaexternalities rendah/tdk ada Barang Campuran (Mixed Goods) merupakanBarang Campuran (Mixed Goods) merupakan private goods dengan externalitiesprivate goods dengan externalities
  • 4. Pengertian PengeluaranPengertian Pengeluaran PemerintahPemerintah Pengeluaran publik adalah danaPengeluaran publik adalah dana yang dikeluarkan olehyang dikeluarkan oleh negara/pemerintah untuknegara/pemerintah untuk menjalankan aktivitasnya, ataumenjalankan aktivitasnya, atau tujuan lain yang menjaditujuan lain yang menjadi kewenangan atau kepentingankewenangan atau kepentingan pemerintah dan atau masyarakatpemerintah dan atau masyarakat
  • 5. Alokasi Belanja pro rakyat (belanjaAlokasi Belanja pro rakyat (belanja aparatur vs belanja publik)aparatur vs belanja publik) Belanja publik yang meningkatkanBelanja publik yang meningkatkan kesejahteraan masyarakatkesejahteraan masyarakat Pengembangan ‘profit-center’Pengembangan ‘profit-center’ daripada ‘cost-center’daripada ‘cost-center’ Mobilisasi danaMobilisasi dana DesentralisasiDesentralisasi Good governanceGood governance
  • 6. Instrumen IntervensiInstrumen Intervensi Direct ExpendituresDirect Expenditures Targeted SubsidiesTargeted Subsidies Creation of Public InstitutionCreation of Public Institution Law, Policy, and RegulationLaw, Policy, and Regulation Pricing policyPricing policy
  • 7. Pola PengeluaranPola Pengeluaran PemerintahPemerintah Di Negara MajuDi Negara Maju Pengeluaran PemerintahPengeluaran Pemerintah semakin besar terhadapsemakin besar terhadap GDP/GNPGDP/GNP Pengeluaran PemerintahPengeluaran Pemerintah membesar untuk membiayaimembesar untuk membiayai pelayanan sosial dan incomepelayanan sosial dan income transfer/social transfertransfer/social transfer Pengeluaran BUMN tidakPengeluaran BUMN tidak menonjolmenonjol Pengeluaran PemerintahPengeluaran Pemerintah Daerah jumlahnya cukupDaerah jumlahnya cukup significant dibandingkansignificant dibandingkan dengan Pemerintah Pusatdengan Pemerintah Pusat Di Negara BerkembangDi Negara Berkembang Pengeluaran PemerintahPengeluaran Pemerintah semakin besar terhadap GDP,semakin besar terhadap GDP, tetapi belum sebesar di negaratetapi belum sebesar di negara majumaju Pengeluaran Pemerintah padaPengeluaran Pemerintah pada tahap awal pembangunantahap awal pembangunan diarahkan pada pembangunandiarahkan pada pembangunan infrastrukturinfrastruktur Pengeluaran BUMN sangatPengeluaran BUMN sangat menonjolmenonjol Pengeluaran Pemerintah DaerahPengeluaran Pemerintah Daerah tidak significant dibandingkantidak significant dibandingkan dengan Pemerintah Pusatdengan Pemerintah Pusat
  • 8.
  • 9.
  • 10. Public Expenditure GrowthPublic Expenditure Growth Paling tidak ada 4 teori yang dapatPaling tidak ada 4 teori yang dapat menjelaskan mengapa pengeluaranmenjelaskan mengapa pengeluaran pemerintah cendrung meningkat:pemerintah cendrung meningkat: 1. Development Hypothesys View1. Development Hypothesys View 2. Peacock & Wiseman Model2. Peacock & Wiseman Model 3. Wagner’s Law3. Wagner’s Law 4. Public Choice Theory4. Public Choice Theory
  • 11. Development HypothesysDevelopment Hypothesys ViewView Pada awal pembangunan pemerintah mencurahkanPada awal pembangunan pemerintah mencurahkan dananya untuk pembangunan infrastruktur agardananya untuk pembangunan infrastruktur agar terbangun dasar yang kuat untuk lepas landasterbangun dasar yang kuat untuk lepas landas Pada tahap berikutnya pemerintah memfokuskanPada tahap berikutnya pemerintah memfokuskan pengeluarannya untuk membangun layanan sosialpengeluarannya untuk membangun layanan sosial seperti layanan kesehatan, layanan pendidikan danseperti layanan kesehatan, layanan pendidikan dan perumahanperumahan Pada tahap selanjutnya pemerintah memperluas danPada tahap selanjutnya pemerintah memperluas dan memperkuat bidang layanan sosialnyamemperkuat bidang layanan sosialnya Pada tahap akhir pemerintah banyak melakukanPada tahap akhir pemerintah banyak melakukan income transfer dan social benefitincome transfer dan social benefit
  • 12. Peacock & Wiseman ModelPeacock & Wiseman Model Pada awalnya peningkatan pengeluaranPada awalnya peningkatan pengeluaran pemerintah muncul akibat adanya biayapemerintah muncul akibat adanya biaya perangperang Setelah perang usai pengeluaranSetelah perang usai pengeluaran pemerintah tetap tinggi untuk rehabilitasipemerintah tetap tinggi untuk rehabilitasi ekonomi dan infrastruktur akibat perangekonomi dan infrastruktur akibat perang selanjutnya pengeluaran tetap tinggiselanjutnya pengeluaran tetap tinggi untuk pengembanganuntuk pengembangan layanan sosialnyalayanan sosialnya
  • 13. Wagner’s LawWagner’s Law Pengeluaran Pemerintah akan meningkatPengeluaran Pemerintah akan meningkat terus sejalan dengan peningkatan income perterus sejalan dengan peningkatan income per capita masyarakatcapita masyarakat Peningkatan income per capita diikuti olehPeningkatan income per capita diikuti oleh semakin kompleksnya tatanan ekonomi, sosialsemakin kompleksnya tatanan ekonomi, sosial dan politik yang ada, yang menimbulkandan politik yang ada, yang menimbulkan konflik antar individu dan institusi. Untuk itukonflik antar individu dan institusi. Untuk itu keterlibatan pemerintah dalamberbagai aspekketerlibatan pemerintah dalamberbagai aspek masyarakatnyapun semakin tinggimasyarakatnyapun semakin tinggi Karena itu pengeluaran pemerintahpunKarena itu pengeluaran pemerintahpun semakin lama semakin besarsemakin lama semakin besar
  • 14. Public Choice TheoryPublic Choice Theory S IG G P Budget Maximizer Vote Maximizer Profit MaximizerUtility Maximizer
  • 16. Kebijakan Ekonomi MakroKebijakan Ekonomi Makro Pertumbuhan (Growth)Pertumbuhan (Growth) Keadilan (Equity)Keadilan (Equity) Stabilitas (StabilityStabilitas (Stability ))
  • 17. Pengertian PublicPengertian Public Expenditure ManagementExpenditure Management Public Expenditure ManagementPublic Expenditure Management (PEM) adalah:(PEM) adalah: Suatu pendekatan baru dalamSuatu pendekatan baru dalam alokasi sumber daya publik secaraalokasi sumber daya publik secara responsif, ekonomis, efisien danresponsif, ekonomis, efisien dan efektif.efektif.
  • 18. Elemen Utama DalamElemen Utama Dalam PEMPEM 1. Aggregate Fiscal Discipline1. Aggregate Fiscal Discipline (disiplin fiskal secara menyeluruh)(disiplin fiskal secara menyeluruh) 2. Allocative Efficiency2. Allocative Efficiency (Efisiensi Alokasi)(Efisiensi Alokasi) 3. Operational Efficiency3. Operational Efficiency (Efisiensi operasional)(Efisiensi operasional)
  • 19. Aggregate FiscalAggregate Fiscal DisciplineDiscipline Total anggaran harus hasil dariTotal anggaran harus hasil dari keputusan yang eksplisit dan haruskeputusan yang eksplisit dan harus dilaksanakan, bukan sekedar daftardilaksanakan, bukan sekedar daftar keinginan/belanja.keinginan/belanja. Jumlah keseluruhan ditetapkanJumlah keseluruhan ditetapkan terlebih dahulu sebelum penetapanterlebih dahulu sebelum penetapan rinciannya.rinciannya. Anggaran harus berkesinambunganAnggaran harus berkesinambungan pada jangka menengah.pada jangka menengah.
  • 20. Allocative EfficiencyAllocative Efficiency Pengeluaran harus didasarkan padaPengeluaran harus didasarkan pada prioritas dan keberhasilan program.prioritas dan keberhasilan program. Sistem penganggaran harusSistem penganggaran harus mendorong realokasi dana darimendorong realokasi dana dari program yang kurang mendapatprogram yang kurang mendapat prioritas pada program yangprioritas pada program yang berprioritas tinggi, dan dari programberprioritas tinggi, dan dari program yang kurang berhasil pada programyang kurang berhasil pada program yang lebih berhasilyang lebih berhasil
  • 21. Evaluation & Reporting Leadership & Change Management Results Commitments Resource Planning Human, Capital, IT Performance Management Budgeting & PEM Program & Service Delivery Policy-Program Review VisionStrategicManagement Mission Goals Objectives
  • 22. Environment Scanning Strategy Formulation Evaluation & Control EXTERNAL Social Environment Task Environment Sector Analysis INTERNAL Structure Culture Learning Resources Knowledge Core business What results to attain by when Plan to achieve the mission and goals Broad guides for decision making Activities needed to accomplish plan Cost of programs Actual results Strategy Implementation Mission Goals Strategies Policies Programs Resources Rules Performance BASIC STRATEGIC PLANNING FRAMEWORK Feedback Learning
  • 23. Operational EfficiencyOperational Efficiency Unit organisasi haruslahUnit organisasi haruslah memproduksi barang dan jasamemproduksi barang dan jasa pada tingkat biaya (cost) yangpada tingkat biaya (cost) yang mendorong tercapainya efisiensimendorong tercapainya efisiensi dan pada tingkat biaya yangdan pada tingkat biaya yang kompetitif dengan pasar.kompetitif dengan pasar.
  • 24. Perbedaan PEM dan SistemPerbedaan PEM dan Sistem TradisionalTradisional PEMPEM Tidak hanya menekankanTidak hanya menekankan prosedur yang baik tetapiprosedur yang baik tetapi juga menekankan efisiensijuga menekankan efisiensi untuk mencapai outcomeuntuk mencapai outcome Sangat berkaitan denganSangat berkaitan dengan reformasi danreformasi dan pengembanganpengembangan manajemen dan institusimanajemen dan institusi sektor publik.sektor publik. TradisionalTradisional Sangat menekankan padaSangat menekankan pada norma dan prosedur (lebihnorma dan prosedur (lebih berorientasi padaberorientasi pada peraturan)peraturan) Berkaitan hanya padaBerkaitan hanya pada manajemen /administrasimanajemen /administrasi yang berkaitan denganyang berkaitan dengan penganggaranpenganggaran
  • 25. PengaturanPengaturan Kelembagaan bagiKelembagaan bagi AFDAFD 1.1. Rules (Aturan Main):Rules (Aturan Main): a. Penetapan (pembatasan) pengeluarana. Penetapan (pembatasan) pengeluaran total dan sektoral ditetapkan sebelumtotal dan sektoral ditetapkan sebelum rinciannyarinciannya b. Pengeluaran Total harus konsisten denganb. Pengeluaran Total harus konsisten dengan limit yang telah ditentukan.limit yang telah ditentukan. c. Penetapan dibuat untuk jangka menengahc. Penetapan dibuat untuk jangka menengah (3 tahun dan keputusan-keputusan rencana(3 tahun dan keputusan-keputusan rencana anggaran dibuat dalam kerangka jangkaanggaran dibuat dalam kerangka jangka menengah)menengah) (Medium Term Framework/MTF)(Medium Term Framework/MTF)
  • 26. Pengaturan Kelembagaan BagiPengaturan Kelembagaan Bagi AFDAFD 2.2. Roles (Peran)Roles (Peran) a. Peran Departemen Keuangan Harusa. Peran Departemen Keuangan Harus dominan dalam penetapan totaldominan dalam penetapan total anggaran dan dalam negosiasi dengananggaran dan dalam negosiasi dengan departemen teknis dan dalam rapatdepartemen teknis dan dalam rapat kabinet.kabinet. b. Dalam implementasi anggaran,b. Dalam implementasi anggaran, Dep. Keuangan dapat melakukan suatuDep. Keuangan dapat melakukan suatu tindakan tegas jika ternyata terjaditindakan tegas jika ternyata terjadi pelanggaran batas total.pelanggaran batas total.
  • 27. Pengaturan Kelembagaan BagiPengaturan Kelembagaan Bagi AFDAFD 3.3. Information (Informasi)Information (Informasi) a.a. Medium Term Expenditure FrameworkMedium Term Expenditure Framework (MTF) memberikan suatu ‘baseline’(MTF) memberikan suatu ‘baseline’ untuk mengukur dampak anggaran dariuntuk mengukur dampak anggaran dari adanya perubahan kebijakan.adanya perubahan kebijakan. b. Pada tahap pelaksanaan anggaran,b. Pada tahap pelaksanaan anggaran, pengeluaran dimonitor untukpengeluaran dimonitor untuk memastikan bahwamemastikan bahwa AFDAFD dipenuhi.dipenuhi.
  • 28. Pengaturan kelembagaan BagiPengaturan kelembagaan Bagi Allocative EfficiencyAllocative Efficiency 1.1. Rules (Aturan Main)Rules (Aturan Main) a. Penetapan batas pengeluaran bagia. Penetapan batas pengeluaran bagi sektor/dinas dan kepala dinassektor/dinas dan kepala dinas didorong untuk merealokasi dananyadidorong untuk merealokasi dananya pada batas yang telah ditetapkan.pada batas yang telah ditetapkan. b. Proses Realokasi harus didasarkanb. Proses Realokasi harus didasarkan padapada temuan yang telah dievaluasi terhadaptemuan yang telah dievaluasi terhadap keberhasilan program.keberhasilan program.
  • 29. Pengaturan Kelembagaan BagiPengaturan Kelembagaan Bagi Allocative EfficiencyAllocative Efficiency 2.2. Roles (Peran)Roles (Peran) a. Pemerintah (Daerah) harusa. Pemerintah (Daerah) harus mempunyai kapasitas untukmempunyai kapasitas untuk mendefinisikan tujuan dan prioritasnyamendefinisikan tujuan dan prioritasnya (daerah) , dan melakukan alokasi antar(daerah) , dan melakukan alokasi antar sektor (bidang) konsisten dengan ‘medium-sektor (bidang) konsisten dengan ‘medium- term expenditure framework’.term expenditure framework’.
  • 30. Roles (Peran)Roles (Peran) b. Menteri (Kepala Dinas) denganb. Menteri (Kepala Dinas) dengan otoritas yang memadai untukotoritas yang memadai untuk merealokasi dana pada ‘area ofmerealokasi dana pada ‘area of responsibility’-nya melalui reviewresponsibility’-nya melalui review dalam rapat anggaran dan/ataudalam rapat anggaran dan/atau dalam rapat dengan DPR/Ddalam rapat dengan DPR/D
  • 31. MenteriMenteri 3.3. InformasiInformasi a. Menteri dan manajer menyiapkana. Menteri dan manajer menyiapkan informasi atau menerima informasiinformasi atau menerima informasi mengenai keberhasilan program yangmengenai keberhasilan program yang direncanakan dan yang sesungguhnyadirencanakan dan yang sesungguhnya dicapai.dicapai. b. Menerima informasi tentang dampakb. Menerima informasi tentang dampak dari pembiayaan yang dilakukan dalamdari pembiayaan yang dilakukan dalam perspektif jangka menengah.perspektif jangka menengah.
  • 32. Pengaturan Kelembagaan BagiPengaturan Kelembagaan Bagi Operational EfficiencyOperational Efficiency 1.1. Rules (Aturan Main)Rules (Aturan Main) a. Biaya operasional sangata. Biaya operasional sangat terbatas,terbatas, karena itu para manajer diberikarena itu para manajer diberi diskresi untuk menggunakannya.diskresi untuk menggunakannya. b. Biaya operasional secarab. Biaya operasional secara progresifprogresif harus dikurangi untuk meningkat-harus dikurangi untuk meningkat- kan efisiensi.kan efisiensi.
  • 33. Pengaturan Kelembagaan BagiPengaturan Kelembagaan Bagi Operational EfficiencyOperational Efficiency 2.2. Roles (Peran)Roles (Peran) Manajer tingkat menengah berperanManajer tingkat menengah berperan menetapkan bagaimana berbagaimenetapkan bagaimana berbagai sumberdaya yang terbatas diguna-sumberdaya yang terbatas diguna- kan. Untuk itu kepada mereka haruskan. Untuk itu kepada mereka harus diberikan diskresi untuk hal di atas.diberikan diskresi untuk hal di atas.
  • 34. Pengaturan Kelembagaan BagiPengaturan Kelembagaan Bagi Operational EfficiencyOperational Efficiency 3.3. InformasiInformasi a. Output yang dianggarkan harusa. Output yang dianggarkan harus dirinci dari awal, dan output yangdirinci dari awal, dan output yang dicapai harus dibandingkandicapai harus dibandingkan dengan yang ditargetkan.dengan yang ditargetkan. b. Informasi tentang kinerjab. Informasi tentang kinerja keuangan dan organisasikeuangan dan organisasi dipublikasikan pada berbagaidipublikasikan pada berbagai dokumen yang relevan.dokumen yang relevan.
  • 35. 4 Pilar Good Governance Bagi4 Pilar Good Governance Bagi Keberhasilan PEMKeberhasilan PEM AccountabilityAccountability Suatu mekanisme untuk mendorongSuatu mekanisme untuk mendorong pemerintah/pegawai pemerintahpemerintah/pegawai pemerintah bertanggungjawab terhadap kegiatanbertanggungjawab terhadap kegiatan yang dilakukannya.yang dilakukannya. TransparencyTransparency Free atau low cost access kepadaFree atau low cost access kepada informasi yang dibutuhkaninformasi yang dibutuhkan
  • 36. 4 Pilar Good Governance Bagi4 Pilar Good Governance Bagi Keberhasilan PEMKeberhasilan PEM PredictabilityPredictability Peraturan perundangan yang jelas danPeraturan perundangan yang jelas dan diterapkan sama untuk semua pihak.diterapkan sama untuk semua pihak. ParticipationParticipation Menyediakan informasi yang diperlukanMenyediakan informasi yang diperlukan untuk ikut mencek kegiatan-kegiatanuntuk ikut mencek kegiatan-kegiatan pemerintah.pemerintah.
  • 37. DISTRIBUSI ANGGARAN DITJENDISTRIBUSI ANGGARAN DITJEN MANDIKNASMENMANDIKNASMEN DISTRIBUSI ANGGARAN DITJENDISTRIBUSI ANGGARAN DITJEN MANDIKNASMENMANDIKNASMEN
  • 38. KENAIKAN ANGGARAN PENDIDIKAN (20%) Tahun 2009 APBN (1.122,1909 T) Kenaikan Anggaran Pendidikan 20 % Total APBN (224,4019 T) TERSEBAR DI 15 KEMENTERIAN DAN LEMBAGA (134,8409 T) DEPDIKNAS (73,457 T) DITJEN MANDIKDASMEN (26,965 T) 62.098.268.498.000 PAGU Definitif24.762.552.148.000 ANGGARAN KE DAERAH MELALUI DAU TERMASUK GAJI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (89,5609 T) K/L LAIN 61,3831 T
  • 39. 40 (dalam milyar rupiah) PERSANDINGAN PAGU ANGGARANPERSANDINGAN PAGU ANGGARAN DITJEN MANDIKDASMENDITJEN MANDIKDASMEN TAHUN 2005, 2006, 2007, 2008 DAN PAGU DEFINITIF 2009TAHUN 2005, 2006, 2007, 2008 DAN PAGU DEFINITIF 2009 No. PROGRAM APBN & APBN-P 2005 APBN & APBN-P 2006 APBN & APBN-P 2007 APBN & APBN-P 2008 Pagu Definitif 2009 % 1 2 3 4 5 6 7 8 1. PAUD 155,0 147,8 253,1 182,3 109,5 0,44% 2. WAJAR DIKDAS 9 TAHUN 10.816,8 18.000,7 16.379,6 17.512,2 20.521,1 82,87% 3. PENDIDIKAN MENENGAH 2.285,1 3.533,4 2.789,9 3.082,8 3.964,4 16,01% 4. MANAJEMEN 140,0 117,0 334,2 186,1 167,5 0,68% 5. PENY. PIMP. KENEG. & KEPEM. 18,4 20,2 97,8 - - 0,00% 6. MUTU PENDIDIK 2.595,4 - - - - 0,00% T O T A L 16.010,7 21.819,1 19.854,5 20.963,4 24.762,6 100,00%
  • 40. 41 10.816,8 20.521,1 - - - -140,0 117,0 334,2 186,1 167,518,4 20,2 97,8 - - 24.762,5 18.000,7 16.379,6 17.512,2 2.285,1 3.533,4 2.789,9 3.082,8 3.964,4 2.595,4 16.010,7 21.819,1 19.854,5 20.963,4 155,0 147,8 253,1 182,3 109,5 - 5.000,0 10.000,0 15.000,0 20.000,0 25.000,0 APBN & APBN-P 2005 APBN & APBN-P 2006 APBN & APBN-P 2007 APBN & APBN-P 2008 Pagu Definitif 2009 ANGGARAN(dalammilyarrupiah) Wajar Dikdas 9 Tahun Total Anggaran Ditjen MPDM Pendidikan Menengah PAUD PERKEMBANGAN PAGU ANGGARANPERKEMBANGAN PAGU ANGGARAN DITJEN MANDIKDASMENDITJEN MANDIKDASMEN TAHUN 2005, 2006, 2007, 2008 DAN PAGU DEFINITIF 2009TAHUN 2005, 2006, 2007, 2008 DAN PAGU DEFINITIF 2009
  • 41. Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % 1 PAUD 154.965 0 147.839 -5 253.050 71 182.257 -28 109.500 -40 2 WAJAR DIKDAS 9 TAHUN 10.816.825 0 18.000.700 66 16.379.609 -9 17.512.177 7 20.531.739 17 a.Non BOS 4.600.087 0 6.003.152 31 5.757.667 -4 6.917.941 20 4.338.067 -37 b.BOS 6.216.738 0 11.997.548 93 10.621.942 -11 10.594.236 -0,3 16.193.672 53 3 PENDIDIKAN MENENGAH 2.285.129 0 3.533.379 55 2.789.936 -21 3.082.802 10 3.966.012 29 4 MANAJEMEN 140.000 0 117.000 -16 334.157 186 186.148 -44 155.301 -17 5 PENY.PIMP.KENEG.& KEPEMERINTAHAN 18.357 0 20.183 10 97.761 384 - -100 - 0 T O T A L 16.010.690 0 21.819.100 36 19.854.513 -9 20.963.384 6 24.762.552 18 Catatan: % = Perbandingan alokasi anggaran dengan alokasi tahun sebelumnya No PAGU DEFINITIF 2009 APBN & APBN-P 2006 APBN & APBN-P 2008 APBN & APBN-P 2007PROGRAM APBN & APBN-P 2005 (dalam juta rupiah) PERSANDINGAN PAGU ANGGARANPERSANDINGAN PAGU ANGGARAN BOS dan NON BOSBOS dan NON BOS APBN & APBN-P 2005, APBN & APBN-P 2006,APBN & APBN-P 2005, APBN & APBN-P 2006, APBN & APBN-P 2007, APBN & APBN-P 2008,APBN & APBN-P 2007, APBN & APBN-P 2008, DAN PAGU DEFINITIF 2009DAN PAGU DEFINITIF 2009
  • 42. PERKEMBANGAN PAGU ANGGARAN BOS dan NON BOSPERKEMBANGAN PAGU ANGGARAN BOS dan NON BOS padapada APBN & APBN-P 2005, APBN & APBN-P 2006,APBN & APBN-P 2005, APBN & APBN-P 2006, APBN & APBN-P 2007, APBN & APBN-P 2008,APBN & APBN-P 2007, APBN & APBN-P 2008, DAN PAGU DEFINITIF 2009DAN PAGU DEFINITIF 2009 - 5 10 15 20 25 30 APBN & APBN-P 2005 APBN & APBN-P 2006 APBN & APBN-P 2007 APBN & APBN-P 2008 PAGU DEFINITIF 2009 Anggaran(DalamTriliun) Total Anggaran MPDM Program Wajar Dikdas Program Menengah BOS Non BOS Program Manajemen
  • 43. 44 20.963,4 24.762,6 10.308,8 16.811,8 10.654,6 7.950,8 - 5.000,0 10.000,0 15.000,0 20.000,0 25.000,0 TOTAL BOS & BOMM NON-BOS & BOMM PERBANDINGAN ALOKASI ANGGARAN TAHUN 2008-2009 ANTARA TOTAL ANGGARAN BOS & BOMM DENGAN KEGIATAN LAIN (NON-BOS & BOMM) 2008 2009 (dalam milyar rupiah)

Editor's Notes

  1. Disiplin fiskal membutuhkan kontrol yang efektif dari keseluruhan anggaran: total revenue dan total spending dan keseimbangan di antara keduanya. Jika kontrol berhasil maka hasilnya adalah anggaran yang disiplin bukan yang sekedar mengakomodasi keinginan .
  2. Allocative Efficiency dicapai dengan kombinasi antara responsive terhadap prioritas pemerintah yang berubah dan mengevaluasi keberhasilan dari berbagai alternatif progrfam
  3. Anggaran yang berada di Depdiknas 62,1T (atau 27,7% dari total anggaran Pendidikan)
  4. Pagu 2009 naik dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini sekitar 6,5T untuk kegiatan BOS & BOMM, sedangkan kegiatan lainnya turun sekitar 2,5T.