Dokumen tersebut membahas tentang persediaan, yang merupakan aset berupa barang atau bahan yang siap dijual, dalam proses produksi, atau akan digunakan dalam produksi. Dibahas pula tujuan, fungsi, jenis, dan metode penilaian persediaan seperti FIFO, LIFO, dan rata-rata tertimbang beserta contoh perhitungannya.
2. Persediaan (Inventory)
Merupakan aset (aktiva) yang siap dijual dalam kegiatan
usaha, barang dalam proses untuk kemudian dijual, dan
berupa bahan atau perlengkapan yang digunakan untuk proses
produksi atau pemberian jasa.(Ikatan Akuntansi
Indonesia(2009;14.20 dalam PSAK)).
3. TUJUAN dari adanya persediaan :
1. Memenuhi kebutuhan atau permintaan
2. Menghilangkan risiko keterlambatan barang tiba
3. Menjaga keberlangsungan produksi atau menjaga
agar perusahaan tidak mengalami kehabisan
persediaan yang mengakibatkan terhentinya
proses produksi.
4. Memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada
konsumen dengan tersedianya barang yang
diperlukan.
4. Fungsi Persediaan
1. Untuk memberikan stok agar dapat memenuhi
permintaan yang diantisipasi akan terjadi.
2. Untuk menyeimbangkan produksi dengan distribusi.
3. Untuk memperoleh potongan dari kuantitas, hal ini
karena membeli dalam jumlah banyak biasanya ada
diskon.
4. Untuk mengantisipasi inflasi dan perubahan harga.
5. Untuk menghindarkan kekurangan stok yang dapat
terjadi karena cuaca, kekurangan pasokan, mutu, dan
ketidaktepatan pengiriman.
6. Untuk menjaga kelangsungan operasi dengan cara
persediaan dalam proses.
5. Kriteria dan jenis-jenis persediaan.
Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam
rangka kegiatan operasional produksi. Contoh atk, dan barang
lainnya.
Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan digunakan
dalam proses produksi seperti bahan baku pembuatan alat-alat
pertanian dan lain-lain.
Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual
atau diserahkan kepada masyarakat. Contoh persediaan yang
termasuk dalam kelompok ini adalah alat-alat pertanian
setengah jadi.
Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat dalam rangka kegiatan pemerintahan contoh
hewan / tanaman.
6. Persediaan menurut jenis
perusahaannya.
Perusahaan dagang
Persediaan dalam perusahaan dagang disebut sebagai persediaan barang
dagang (merchandise inventory). Persediaan barang dagang adalah
barang-barang yang dibeli dan disimpan sementara dengan tujuan untuk
dijual kembali dalam operasi usaha.
Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur tentunya berbeda dengan perusahaan dagang,
sehingga persediaannya pun bukan barang siap jual.
Persediaan bahan baku (raw material inventory)
Persediaan barang dalam proses (work in process inventory)
Persediaan barang jadi.
7. Penentuan kepemilikan barang
yang ada dalam perjalanan.
Dalam Pengiriman barang terdapat kesepakatan yang disebut Syarat
Pengiriman
FOB (Free On Board) Shipping Point
Berarti pembeli harus menanggung biaya pengiriman barang hingga
sampai ke gudang pembeli, sementara penjual hanya akan bertugas
memuat barang di atas alat angkut.(kepemilikan barang berpindah pada
saat barang yang dibeli keluar dari gudang. Meskipun masih dalam
perjalanan).
FOB (Free On Board) Destination Point
berarti barang dimuat di atas alat pengankut hingga sampai ke gudang
pembeli dan penjual yang menanggung biaya
pengirimannya.(Perpindahan kepemilikan barang terjadi ketika barang
sampai digudang pembeli).
8. Metode Pencatatan
Persediaan.
Sistem Periodik
Pada akhir periode akuntansi dengan menggunakan sistem
pencatatan periodik harus melakukan pengecekan fisik terhadap
persediaan dengan cara mengukur dan menghitung berapa jumlah
barang yang ada di gudang.
Sistem Perpetual
Sistem pencatatan perpetual selalu membuat catatan setiap
terjadinya mutasi persediaan (pembelian, penjualan, ataupun
retur).
9. Contoh Soal
Pada Tanggal 20 Mei 2015 perusahaan menjual barang
dagangan secara kredit sebesar Rp 200.000. Harga pokok
penjualan persediaan barang dagang sebesar Rp 160.000.
Bagaimana transaksi tersebut dicatat dengan menggunakan
metode periodik ?
Jawaban :
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit
20 Mei 2015 Piutang Usaha Rp 200,000
Penjualan Rp 200,000
10. Contoh Soal
Pada Tanggal 20 Mei 2015 perusahaan menjual barang
dagangan secara kredit sebesar Rp 200.000. Harga pokok
penjualan persediaan barang dagang sebesar Rp 160.000.
Bagaimana transaksi tersebut dicatat dengan menggunakan
metode perpetual ?
Jawaban :
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit
20 Mei 2015 Piutang Usaha Rp 200,000
Penjualan Rp 200,000
Harga Pokok Penjualan Rp 160,000
Penjualan Rp 160,000
13. Penilaian Persediaan
Penilaian
Persediaan
Pendekatan Harga Pokok Penjualan
Selain Pendekatan Harga Pokok Penjualan
Sistem Periodik
Sistem Perpetual
1. FIFO
2. LIFO
3. Average
1. FIFO
2. LIFO
3. Average
1. Low cost of market
2. Gross profit method
3. Retail method
14. Harga Pokok Persediaan
(Metode FIFO)
o Metode ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai
perolehan pertama masuk akan dijual terlebih dahulu,
sehingga persediaan akhir dinilai dengan nilai perolehan
persediaan yang terakhir masuk (dibeli).
o Metode ini cenderung menghasilkan persediaan yang
nilainya tinggi dan berdampak pada nilai aktiva
perusahaan.
15. Contoh Soal
Perusahaan mencatat persediaan barang dagangan dengan
Metode FIFO. Berikut ini adalah data yang diperoleh selama
bulan Maret 2013 :
Tgl 3 Maret’13 : Pembelian 4.000 unit @ Rp. 800
Tgl 10 Maret’13 : Pembelian 12.000 unit @ Rp. 880
Tgl 26 Maret’13 : Penjualan 8.000 unit @ Rp. 950
Tgl 29 Maret’13 : Pembelian 4.000 unit @ Rp. 830
Diminta :
1. Berapa Nilai Persediaan akhir 31 Maret 2013 ?
2. Berapa Nilai HPP sblum bulan maret 2013 ?
3. Hitung Laba / Rugi Kotornya ?
16. Jawaban Soal
Tgl Pembelian HP. Penjualan Persediaan
Mar Unit HP/ unit Total Unit HP/unit Total Unit HP/unit Total
3 4000 800 3.200.000 4000 800 3.200.000
10 12.000 880 10.560.000 4000 800 3.200.000
12.000 880 10.560.000
26 4000 800 3.200.000
4000 880 3.520.000 8000 880 7.040.000
29 4000 830 3.320.000 8000 880 7.040.000
4000 830 3.320.000
18. Harga Pokok Persediaan
(Metode LIFO)
Metode ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai
perolehan terakhir masuk akan dijual terlebih dahulu,
sehingga persediaan akhir dinilai dan dilaporkan
berdasarkan nilai perolehan persediaan yang pertama
masuk (dibeli).
Metode ini menghasilkan nilai persediaan akhir yang
rendah dan berdampak pada nilai aktiva perusahaan
yang rendah.
19. Contoh Soal
Perusahaan mencatat persediaan barang dagangan dengan
Metode LIFO. Berikut ini adalah data yang diperoleh selama
bulan Maret 2013 :
Tgl 3 Maret’13 : Pembelian 4.000 unit @ Rp. 800
Tgl 10 Maret’13 : Pembelian 12.000 unit @ Rp. 880
Tgl 26 Maret’13 : Penjualan 8.000 unit @ Rp. 950
Tgl 29 Maret’13 : Pembelian 4.000 unit @ Rp. 830
Diminta :
1. Berapa Nilai Persediaan akhir 31 Maret 2013 ?
2. Berapa Nilai HPP sblum bulan maret 2013 ?
3. Hitung Laba / Rugi Kotornya ?
20. Jawaban Soal
Tgl Pembelian HP. Penjualan Persediaan
Mar Unit HP/ unit Total Unit HP/unit Total Unit HP/unit Total
3 4000 800 3.200.000 4000 800 3.200.000
10 12.000 880 10.560.000 4000 800 3.200.000
12.000 880 10.560.000
26 8000 880 7.040.000 4000 800 3.200.000
4000 880 3.520.000
29 4000 830 3.320.000 4000 800 3.200.000
4000 880 3.520.000
4000 830 3.320.000
22. Harga Pokok Persediaan
(Metode rata-rata tertimbang)
o Metode ini persediaan akhir akan menghasilkan nilai
antara nilai persediaan FIFO method dan nilai
persediaan LIFO method.
o Metode ini juga akan berdampak pada nilai harga
pokok penjualan dan laba kotor.
23. Contoh Soal
Perusahaan mencatat persediaan barang dagangan dengan
Metode rata-rata tertimbang. Berikut ini adalah data yang
diperoleh selama bulan Maret 2013 :
Tgl 3 Maret’13 : Pembelian 4.000 unit @ Rp. 800
Tgl 10 Maret’13 : Pembelian 12.000 unit @ Rp. 880
Tgl 26 Maret’13 : Penjualan 8.000 unit @ Rp. 950
Tgl 29 Maret’13 : Pembelian 4.000 unit @ Rp. 830
Diminta :
1. Berapa Nilai Persediaan akhir 31 Maret 2013 ?
2. Berapa Nilai HPP sblum bulan maret 2013 ?
3. Hitung Laba / Rugi Kotornya ?
24. Jawaban Soal
Tgl Pembelian HP.Penjualan Persediaan
Mar Unit HP/ unit Total Unit HP/unit Total Unit HP/unit Total
3 4000 800 3.200.000 4000 800 3.200.000
10 12.000 880 10.560.000 12.000 880 10.560.000
16.000 860 13.760.000
26 8000 860 6.880.000 8000 860 6.880.000
29 4000 830 3.320.000 4000 830 3.320.000
12.000 850 10.200.000