Persediaan adalah barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau diproses kemudian dijual. Ada beberapa metode pencatatan persediaan barang dagang, yaitu metode perpetual, metode fisik, metode nilai pengganti, metode harga eceran, dan metode laba bruto. Setiap metode memiliki cara penghitungan dan penentuan nilai persediaan yang berbeda-beda.
3. “
”Jika A adalah ‘sukses’, maka rumusnya adalah
‘A=X+Y+Z’, dimana X adalah ‘kerja’, Y adalah
‘bermain’, dan Z adalah jaga mulut anda agar
tetap tertutup.”
~Albert Einsten
6. Metode Fisik
Pencatatan persediaan barang
dagang dilakukan secara berkala
(periodik) pada akhir periode
dengan sistem penghitungan
secara fisik barang dagang dan
barang persediaan (stock opname)
yang ada di tempat penyimpanan
atau gudang.
RATA
-
RATA
LIFO
persediaan dengan
nilai perolehan awal
/pertama masuk
akan digunakan /
dijual terlebih
dahulu.
FIFO
persediaan dengan
nilai perolehan akhir
/terakhir masuk
akan digunakan /
dijual terlebih
dahulu.
nilai persediaan
akhir akan
menghailak antara
nilai persediaan
dengan metode
FIFO. Dengan
menggunakan
metode ini maka
akan berdampak
pada laba kotor dan
harga pokok
penjualan.
7. PD. Kembang Kempis selama bulan Agustus 2015 mempunyai catatan tentang
persediaan barang dagangan (Sepatu) sebagai berikut.
Ags 1, Persediaan 50 buah @ Rp 95.000/buah
Ags 6, Pembelian 15 buah @ Rp 90.000/buah
Ags 12, Pembelian 40 buah @ Rp 88.000/buah
Ags 20, Pembelian 20 buah @ Rp 92.000/buah
Bedasarkan inventarisasi secara fisik, persediaan sepatu tanggal 31 Agustus
2015 sebanyak 70 buah. Tentukan nilai persediaan tanggal 31 Agustus 2015
berdasarkan :
1. Metode FIFO
2. Metode LIFO
3. Rata-Rata Tertimbang
4. Metode Tanggal Pengenal Khusus, dalam hal ini diketahui bahwa 50% dari
persediaan tersebut berasal dari pembelian tanggal 20 Agustus, 30% dari
pembelian tanggal 12 Agustus, dan selebihnya dari pembelian tanggal 6
Agustus 2015
C
O
N
T
O
H
S
O
A
L
8. Jawaban
FIFO
20 X Rp 92.000 = Rp 1.840.000
40 X Rp 88.000 = Rp 3.520.000
10 X Rp 90.000 = Rp 900.000 +
Rp 6.250.000
LIFO
50 X Rp 95.000 = Rp 4.750.000
15 X Rp 90.000 = Rp 1.350.000
5 X Rp 88.000 = Rp 440.000 +
Rp 6.540.000
Rata-Rata Tertimbang
(50 X Rp 95.000,00) + (15 X Rp 95.000,00) + (40 X Rp 88.000,00) + (20 X Rp 92.000,00)
125
= Rp 91.680,00
Tanda Pengenal Khusus
50% = Tanggal 20 Ags = 50% X 70 = 35 X Rp 92.000,00 = Rp 3.220.000,00
30% = Tanggal 12 Ags = 30% X 70 = 21 X Rp 88.000,00 = Rp 1.848.000,00
20% = Tanggal 6 Ags = 20% X 70 = 14 X Rp 90.000,00 = Rp 1.260.000,00 +
Rp 6.328.000,00
9. Metode
Perpectual
Pencatatan atas persediaan
dilakukan secara kontinue/terus
menerus, yaitu setiap terjadi
transaksi yang mempengaruhi
persediaan dicatat pula di
dalam akun persediaan.
RATA
-
RATA
LIFO
persediaan dengan
nilai perolehan awal
/pertama masuk
akan digunakan /
dijual terlebih
dahulu.
FIFO
persediaan dengan
nilai perolehan akhir
/terakhir masuk
akan digunakan /
dijual terlebih
dahulu.
nilai persediaan
akhir akan
menghailak antara
nilai persediaan
dengan metode
FIFO. Dengan
menggunakan
metode ini maka
akan berdampak
pada laba kotor dan
harga pokok
penjualan.
10. C
O
N
T
O
H
S
O
A
L
Tanggal Keterangan Kuantitas Harga
2 Januari Persediaan awal 200 unit Rp 9.000,00
10 Maret Pembelian 300 unit Rp 10.000,00
5 April Penjualan 200 unit Rp 15.000,00
7 Mei Penjualan 100 unit Rp 15.000,00
21 September Pembelian 400 unit Rp 11.000,00
18 November Pembelian 100 unit Rp 12.000,00
20 November Penjualan 200 unit Rp 17.000,00
10 Desember Penjualan 200 unit Rp 18.000,00
PT. Saburai melakukan perlakuan (pembelian, penjualan) persediaan
pada tahun 2016 adalah sebagai berikut.
LIFOFIFO RATA
14. PD. Deny&Vivi selama bulan September 2016 melakukan pembelian dan penjualan barang dagang
sebagai berikut:
September 2, Dibeli dari PT. Irawan, barang dagang seharga Rp. 20.000.000,- syarat
pembayaran 2/10, n/30.
September 3, Dijual kepada Toko Mareta, barang dagang seharga Rp. 18.000.000,- syarat
pembayaran 2/10, n/30. Harga perolehan barang tersebut Rp. 15.000.000,-.
September 10, Dilunaskan kepada PT. Irawan faktur tanggal 2 September 2016.
September 20, Diterima kembali karena rusak, dari Toko Mareta, sebagian barang yang dijual,
kepadanya seharga Rp. 6.000.000,-. Harga perolehan barang tersebut
Rp. 5.000.000,-.
September 30, Diterima pelunasan faktur, tanggal 3 September 2016, dari Toko Mareta.
Penjurnalan
PERP
ECTU
AL
FISIK
15. Metodefisik Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Sep-02 Pembelian Rp20.000.000,00
Hutang Dagang Rp20.000.000,00
Sep-03 Piutang Dagang Rp18.000.000,00
Penjualan Rp18.000.000,00
Sep-10 Hutang Dagang Rp20.000.000,00
Kas Rp20.000.000,00
Sep-20 Retur Penjualan Rp6.000.000,00
Piutang Dagang Rp6.000.000,00
Sep-30 Kas Rp12.000.000,00
Piutang Dagang Rp12.000.000,00
TOTAL Rp76.000.000,00 Rp76.000.000,00
16. MetodePerpectual
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
2016
Sep-02
Persediaan barang dagang Rp. 20.000.000,00
Utang dagang Rp. 20.000.000,00
Sep-03
Piutang dagang Rp. 18.000.000,00
Penjualan Rp. 18.000.000,00
Harga pokok penjualan Rp. 15.000.000,00
Persediaan barang dagang Rp. 15.000.000,00
Sep-10
Utang dagang Rp. 20.000.000,00
Kas Rp. 19.600.000,00
Potongan pembelian Rp. 400.000,00
Sep-20
Retur Penjualan Rp. 6.000.000,00
Piutang dagang Rp. 6.000.000,00
Persediaan barang dagang Rp. 5.000.000,00
Harga pokok penjualan Rp. 5.000.000,00
Sep-30
Kas Rp. 12.000.000,00
Piutang dagang Rp. 12.000.000,00
Jumlah Rp. 96.000.000,00 Rp. 96.000.000,00
17. Metode Nilai
Pengganti
Dalam metode ini besarnya persediaan tidak selalu sama dengan
harga perolehannya, tetapi sesuai dengan prinsip akuntansi
(konservatisme). Jika ternyata harga pasar lebih rendah, maka
persediaan harus dicatat sebesar nilai penggantinya (sebesar harga
pasar). Oleh karena itu, metode ini disebut Cost of Market Whichever is
Lower (metode nilai terendah antara harga perolehan dengan harga
pasar). Karena persediaan dicatat di bawah harga perolehannya, maka
untuk penurunan nilai tersebut harus dibuat jurnal penyesuaiannya.
Penerapan metode nilai terendah antara harga perolehan dengan
harga pasar dapat dilakukan berdasarkan :
Setiap jenis barang
Masing-masing bagian/kelompok
Total seluruh persediaan
18. Toko UNGGUL MARTANI
mengelompokkan persediaan barang
dagang menjadi 2 kelompok data
persediaan pada tanggal 31 Maret 2016
seperti berikut :
Diminta :
Menentukan nilai persediaan dengan
menggunakan metode nilai terendah
antara harga perolehan dengan harga
pasar berdasarkan :
a. Setiap jenis
b. Setiap kelompok
c. Total keseluruhan
d. Membuat jurnal penyesuaian atas
penurunan nilai persediaan
Contoh Soal
21 3
20. Nilai persediaan berdasarkan :
Nilai Terendah setiap jenis = Rp 16.490.000,00
Nilai Terendah secara kelompok = Rp 16.990.000,00
Nilai Terendah secara total = Rp 16.990.000,00
Kerugian penurunan nilai persediaan = harga perolehan dikurangi nilai terendah
Kerugian penurunan nilai jika ditetapkan :
Untuk setiap jenis = Rp 17.225.000,00 - Rp 16.490.000,00 = Rp 735.000,00
Secara kelompok = Rp 17.225.000,00 - Rp 16.990.000,00 = Rp 235.000,00
Secara total = Rp 17.225.000,00 - Rp 16.990.000,00 = Rp 235.000,00
Jawaban
21. Jurnal Penyesuaian :
1. Kerugian penurunan nilai persediaan Rp 735.000,00
Cadangan / Penyisihan penurunan nilai persediaan Rp 735.000,00
2. Kerugian penurunan nilai persediaan Rp 235.000,00
Cadangan / Penyisihan penurunan nilai persediaan Rp 235.000,00
3. Kerugian penurunan nilai persediaan Rp 235.000,00
Cadangan / Penyisihan penurunan nilai persediaan Rp 235.000,00
Jawaban
22. Metode Laba Bruto
Prosentase laba bruto terhadap
penjualan didasarkan pada
laporan keuangan tahun
sebelumnya.
Langkah-langkah untuk menentukan nilai
persediaan adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan % laba bruto
2. Menghitung barang yang tersedia
untuk dijual berdasarkan harga
perolehan.
23. PD. Panca Niaga selama tahun 2015 mempunyai catatan yang
berhubungan dengan persediaan sebagai berikut:
Persediaan awal Rp17.500.000,00
Pembelian Rp36.400.000,00
Retur Pembelian Rp 2.800.000,00
Potongan pembelian Rp 600.000,00
Biaya Angkut Pembelian Rp 1.500.000,00
Penjualan Rp 58.200000,00
Retur Penjualan Rp 2.650.000,00
Potongan Penjualan Rp 1.050.000,00
Jika laba bruto ditaksir 24%, tentukanlah nilai persediaan barang
dagang pada tanggal 31 Desember 2015
Contoh Soal
21
24. Jawaban
Persediaan Rp17.500.000,00
Pembelian Rp36.400.000,00
Biaya Angkut Pembelian Rp 1.500.000,00 +
Rp37.900.000,00
Retur Pembelian Rp 2.800.000,00
Potongan Pembelian Rp 600.000,00 +
(Rp 3.400.000'00) -
Persediaan Tersedia Untuk Dijual Rp34.000.000,00 +
Rp52.000.000,00
25. Jawaban
Penjualan Rp58.200.000,00
Retur Penjualan Rp 1.500.000,00
Potongan Penjualan Rp 1.050.000,00 +
(Rp. 2.550.000,00) -
Rp55.650.000,00
Laba bruto 24% x Rp55.650.000,00 (Rp13.356.000,00) -
Harga perolehan barang dijual ( Rp42.294.000,00) -
Persediaan Akhir Rp 9.706.000,00
26. Metode Harga Eceran
didasarkan pada konsep adanya
hubungan yang dekat dan
konstan antara harga perolehan
barang dengan harga jualnya.
Langkah-langkah untuk menentukan nilai
persediaan :
1. Menetapkan harga eceran atau harga jual
2. Menetapkan rasio atau perbandingan
antara harga perolehan barang yang
tersedia untuk dijual dengan harga
sebenarnya.
3. Menetapkan persediaan akhir menurut
harga eceran, yaitu barang yang tersedia
untuk dijual menurut harga eceran
dikurangi penjualan.
4. Menetapkan nilai persediaan
berdasarkan prosentase rasio harga
perolehan terhadap harga eceran.
27. PD Abadi Jaya mempunyai catatan berikut ini:
Harga Perolehan Harga Eceran
Persediaan awal Rp 6.400.000,00 Rp 8.200.000,00
Pembelian Rp 53.600.000,00 Rp 71.800.000,00
Penjualan selama bulan Desember - Rp 64.000.000,00
Tentukanlah nilai persediaan pada tanggal 31 Desember!
Contoh Soal
28. Jawaban
Harga Perolehan Harga Eceran
Persediaan awal Rp 6.400.000,00 Rp 8.200.000,00
Pembelian Rp 53.600.000,00 Rp 71.800.000,00
Barang yang tersedia untuk dijual Rp 60.000.000,00 Rp 80.000.000,00
Rasio harga perolehan terhadap harga eceran:
60.000.000 ,00 x 100%= 75%
80.000.000 ,00
Penjualan Rp 64.000.000,00 -
Persediaan akhir(menurut harga eceran) Rp 16.000.000,00
Persediaan akhir menurut harga eceran
75% x Rp 16.000.000 ,00= Rp 12.000.000,00