SlideShare a Scribd company logo
1 of 71
Raman Spectroscopy
Fitri Nurul Imani (1606891791)
Gian Parusa (1606892200)
Outline
Teori Dasar
Instrumentasi
Aplikasi
Paper Terkait
Raman Spectrum
Teori Dasar
Quantum Theory Classical Theory
Teori Dasar
Quantum Theory
Incoming Photon
Teori Dasar
Quantum Theory
Incoming Photon
Elastic scattering
Teori Dasar
Quantum Theory
Incoming Photon
Elastic scattering
Photon’s energy is decreased
Teori Dasar
Quantum Theory
Incoming Photon
Elastic scattering
Photon’s energy is decreased
Photon’s energy is increased
Teori Dasar
Classical Theory
 Berkaitan dengan polarizability
Polarizability
Suatu besaran yang menyatakan seberapa mudah suatu
dipol listrik terdistorsi dalam suatu medan listrik eksternal.
Teori Dasar
Classical Theory
𝑥
𝑦
𝑧
𝑬
Teori Dasar
Classical Theory
𝑥
𝑦
𝑧
𝑬
Teori Dasar
Classical Theory
 Lebih mudah menganalisis polarizability suatu molekul dengan
menggambarkan polarizability ellipsoid.
Polarizability Ellipsoid
Merupakan permukaan tiga dimensi dimana jarak dari titik pusat ke titik
tertentu pada permukaan tersebut sebanding dengan 1/ 𝛼𝑖 dimana 𝛼𝑖
menyatakan polarizability sepanjang garis yang menghubungkan titik pusat
ellipsoid ke titik yang ditinjau.
Teori Dasar
Classical Theory
𝑥
𝑦
𝑧
𝑬
Teori Dasar
Classical Theory
Hubungan momen dipol listrik (𝝁), medan listrik eksternal (𝑬), dengan
polarizability (𝛼) adalah
𝝁 = 𝛼𝑬
Teori Dasar
Classical Theory
Bagaimana jika medan listriknya berosilasi?
Misalkan medan listrik memiliki fungsi 𝑬 = 𝑬 𝟎 sin(2𝜋𝜐𝑡) maka
𝝁 = 𝛼𝑬 𝟎 sin(2𝜋𝜐𝑡)
Teori Dasar
Classical Theory
Lalu bagaimana jika molekulnya juga berotasi dan/atau bervibrasi?
• Rotasi dan/atau vibrasi dapat mengubah-ubah besar polarizability terhadap axis tertentu.
• Misal polarizability akibat rotasi dan/atau vibrasi memiliki fungsi α = 𝛼0 + 𝛽 sin(2𝜋𝛾𝑡)
dengan 𝛽 menyatakan amplitudo perubahan polarizability dan 𝛾 menyatakan frekuensi
vibrasi dan/atau rotasi, maka
𝝁 = 𝛼0 𝑬 𝟎 sin 2𝜋𝜐𝑡 +
1
2
𝛽 𝑬 𝟎 𝑐𝑜𝑠 2𝜋𝑡 𝜐 − 𝛾 − 𝑐𝑜𝑠 2𝜋𝑡(𝜐 + 𝛾)
Teori Dasar
Classical Theory
Syarat Raman active
“Rotasi dan/atau vibrasi dari suatu molekul harus
menyebabkan perubahan pada komponen
polarizability terhadap sumbu tertentu.”
Raman Spectrum
Spektrum
Rotasi Murni
Spektrum Vibrasi
Spektrum Rotasi Murni
Raman Spectrum
Raman Spectrum
Spektrum Rotasi Murni
 Molekul Linier
Level energi rotasi adalah
𝜀𝐽 = 𝐵𝐽 𝐽 + 1 (𝐽 = 0,1,2, … )
Selection rule :
Maka spektrumnya berbentuk
∆𝐽 = 0 atau ±2
𝜐 𝑆 = 𝜐 𝑒𝑥 ± 𝐵(4𝐽 + 6)
Raman Spectrum
𝜐𝑆 = 𝜐 𝑒𝑥 ± 𝐵(4𝐽 + 6)
Raman Spectrum
Spektrum Rotasi Murni
 Molekul Symmetric Top
Level energi rotasi adalah
𝜀𝐽,𝐾 = 𝐵𝐽 𝐽 + 1 + 𝐴 − 𝐵 𝐾2 (𝐽 = 0,1,2, … ; 𝐾 = ±𝐽, ±(𝐽 + 1))
Selection rule :
Maka spektrumnya berbentuk
∆𝐾 = 0;
∆𝐽 = 0, ±1, ±2 kecuali untuk 𝐾 = 0 maka ∆𝐽 = ±2
𝜐 𝑅 = 𝜐 𝑒𝑥 ± 2𝐵(𝐽 + 1) ; 𝐽 = 1,2, …
𝜐 𝑆 = 𝜐 𝑒𝑥 ± 𝐵 4𝐽 + 6 ;𝐽 = 0,1,2, …
𝜐 𝑅 = 𝜐 𝑒𝑥 ± 2𝐵(𝐽 + 1) ; 𝐽 = 1,2, …
𝜐 𝑆 = 𝜐 𝑒𝑥 ± 𝐵 4𝐽 + 6 ;𝐽 = 0,1,2, …
Spektrum Vibrasi
Raman Spectrum
Raman Spectrum
Spektrum Vibrasi
Level energi vibrasi murni adalah
𝜀 𝜐 = 𝜔 𝑒 𝜐 +
1
2
− 𝜔 𝑒 𝜒 𝑒 𝜐 +
1
2
2
(𝜐 = 0,1,2, … )
Selection rule : ∆𝜐 = 0, ±1, ±2, …
Raman Spectrum
Spektrum Vibrasi
Ingat bahwa ada tiga jenis transisi yang umum pada level vibrasi
𝜐 = 0 → 𝜐 = 1: ∆𝜀𝑓𝑢𝑛𝑑𝑎𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑙 = 𝜔 𝑒 1 − 2𝜒 𝑒
𝜐 = 0 → 𝜐 = 2: ∆𝜀 𝑜𝑣𝑒𝑟𝑡𝑜𝑛𝑒 = 2 𝜔 𝑒 1 − 2𝜒 𝑒
𝜐 = 1 → 𝜐 = 2: ∆𝜀ℎ𝑜𝑡 = 𝜔 𝑒 1 − 4𝜒 𝑒
Namun, spektrum overtone dan hot sangat sulit terlihat.
Raman Spectrum
Spektrum Vibrasi
Spektrum vibrasinya adalah
𝜈𝑓𝑢𝑛𝑑𝑎𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑙 = 𝜈 𝑒𝑥 ± ∆𝜀𝑓𝑢𝑛𝑑𝑎𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑙
Raman Spectrum
Spektrum Vibrasi
Untuk molekul diatomik, spektrum rotasi-vibrasi masih dapat teramati.
𝜀 𝜐 = 𝜔 𝑒 𝜐 +
1
2
− 𝜔 𝑒 𝜒 𝑒 𝜐 +
1
2
2
+ 𝐵𝐽(𝐽 + 1) (𝜐 = 0,1,2, … ; 𝐽 = 0,1,2, … )
Raman Spectrum
Spektrum Vibrasi
Spektrum yang teramati biasanya adalah spektrum Stokes sedangkan anti-
Stokes sulit teramati karena intensitasnya yang lemah. Spektrum Stokes dari
rotasi-vibrasi adalah
Catatan: 𝜈0 = 𝜔 𝑒 1 − 2𝜒 𝑒
𝜈 𝑄 = 𝜈 𝑒𝑥 − Δ𝜀 𝑄 = 𝜈 𝑒𝑥 − 𝜈0 (𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝐽)
𝜈 𝑂 = 𝜈 𝑒𝑥 − Δ𝜀 𝑂 = 𝜈 𝑒𝑥 − 𝜈0 + 𝐵(4𝐽 + 6) (𝐽 = 2,3,4, … )
𝜈 𝑆 = 𝜈 𝑒𝑥 − Δ𝜀 𝑆 = 𝜈 𝑒𝑥 − 𝜈0 − 𝐵(4𝐽 + 6) (𝐽 = 0,1,2, … )
Instrumentasi
PRINCIPLE
• Raman spektroskopi mengamati hamburan dari sinar yang memiliki
frekuensi yang berbeda dari sinar datang (inelastic)
• Mengamati vibrasi pada molekul dengan melihat perubahan
polarizability ellipsoid dari molekul selama melakukan vibrasi
POLARIZATION OF LIGHT AND THE RAMAN EFFECT
BLOCK DIAGRAM OF RAMAN SPECTROMETER
1. Sumber Radiasi Monokromatik
KOMPONEN:
• Sumber eksitasi kuat : karena intensitas dari Raman sangatlah lemah,
sehingga sumbernya harus punya intensitas yang kuat supaya
menghasilkan sinyal yang cukup
• Monokoromatik : spektrumnya hanya dapat diamati pada range
tertentu
• Bisa menggunakan cahaya lampu, tetapi, saat monokromatik,
dayanya sangat kecil.
• Efisiensi hamburan meningkat sebanya 4 kali frekuensi, maka semakin
biru cahaya, semakin banyak hamburan, dan semakin besar terjadinya
fluorescence
• Laser Gas
menghasilkan sejumlah wavenumber yang diskrit pada daya yang bervariasi.
Laser gas Argon dan Krypton paling banyak digunakan.
Laser ini tidak bekerja secara
efektif, dapat menyebabkan
disipasi panas, dan fluoresence
• Laser Dye
jenis laser yang menggunakan pewarna organik (organic dye) sebagai
medium lasing, biasanya menggunakan larutan cair. dapat menghasilkan
wavenumber tereksitasi yang kontinu pada range tertentu
• Laser NdYAG
Neodymium-Yttrium Alumunium Garnet (1064nm). laser dengan wavelangeth
yang besar, dapat dioperasikan pada daya yang tinggi tanpa menyebabkan
fotodekomposisi dan mengurangi fluorescence.
Spektrum dari Antharacene
A : laser Ar+ dengan 514.5 nm
B : laser NdYAG dengan 1064 nm
short wavelength: meningkatkan jumlah scattering
long wavelength : meminimalisir fluorescence
2. Sample Devices
KOMPONEN:
• Sampel Liquid : lebih muda diamati dengan raman spektroskopi
daripada IR, karena air punya hamburan raman yang lemah, tetapi
mudah mengabsorsi radiasi infrared
• Sampel Solid : sampel berbentuk padat, biasanya berupa powder
• Sampel Gas : umumnya diletakkan dalam glass tube dengan diameter
1-2 cm dan tebal 1 mm
3. Dispersing systems
Concave
mirror
Concave
mirror
Plane
grating
slit
Grating berfungsi untuk
memisahkan hamburan
Raman menjadi individual
wavelength
KOMPONEN:
4. Detection Devices
KOMPONEN:
Types of Raman Spectroscopy
• Spontaneous Raman Spectroscopy
• Resonance Raman Spectroscopy (RRS)
• Surface Enhanced Raman Spectroscopy (SERS)
• Coherent anti-Stokes Raman Scattering (CARS)
• Stimulated Raman Spectroscopy (SRS)
• Near-Infra-Red FT-Raman Spectroscopy
• Spatially Offset Raman Spectroscopy (SORS)
• Hyper Raman Spectroscopy
Resonance Raman Spectroscopy
(RRS)
• Untuk menghasilkan hamburan raman yang kuat pada molekul warna, tanpa fluoresence
• Mengatur frekuensi dari sinar eksitasi supaya dapat melampaui frekuensi eksitasi
elektron dan beresonansi bersama. Menggunakan laser tunable
• Mampu mendeteksi spektrum raman pada 10-3 ->10-7M
• Menghasilkan spektrum raman dengan beberapa orde lebih tinggi dari normal Raman
Scattering
• Dapat mengukur intensitas untuk sampel material yang konsentrasinya rendah,
mempelajari matrix-isolated species
• Menempatkan sampel pada metal atau permukaan yang keras, untuk
meningkatkan hamburan Raman
• Sinyal raman yang diserap oleh permukaan metal bisa menjadi 5-6 kali
lebih kuat dari pada sinyal raman dari molekul yang sama, dengan volume
yang besar
• Disebabkan oleh meningkatnya polarizability α (chemical
enhancement)dan meningkatnya medan listrik E (electromagnetic
enhancement)
• Peningkatan sinyal yang begitu besar, dapat memunculkan peak yang tidak
ada di Spontaneous Raman Spectroscopy
• Sulit untuk meniterpretasi spektrumnya. Dapat terjadi kontaminasi pada
peak spektrum, tetapi ada juga peak yang kuat pada spektrum Raman
biasa, justru tidak muncul pada SERS karena interaksi kimia dengan
permukaan metal.
Surface Enhanced Raman Spectroscopy
(SERS)
Coherent anti-Stokes Raman Scattering
(CARS)
• Merupakan salah satu dari non-linear raman effect
• Menggunakan dua leser kuat, yang bersama ditembakkan pada sampel.
• Laser pertama frekeuensinya tetap, sedangkan laser kedua frekuensinya dapat diatur sehingga
selisih frekuensinya sama persis dengan frekuensi pada Raman-Active mode yang diinginkan
• Hanya dapat menghasilkan raman yang kuat pada peak yang diinginkan.
• Pada kasus ini, sumber monokromator tidak begitu diperlukan karena adanya wideband
interference filter dan detektor
• Digunakan untuk mendapatkan raman spectra pada fluorescing samples, plasmas, gases in
discharges, combustion dan atmospheric chemistry
Dua sinar laser dengan frekuensi v1 dan v2 dimana
Mereka saling ‘mixed’ dalam medium molekular dan
menghasilkan radiasi yang koheren dengan frekuensi:
v3 = v1+(v1-v2) = 2v1 – v2
Jika selisih dari kedua frekuensi sinar laser (v1-v2)
sama dengan frekuensi Raman-Active mode (vm),
maka:
v3 = v1 + vm
v3 lebih besar dari pada frekuensi eksitasi v1 dan
disebut sebagai frekuensi Anti-stokes
Stimulated Raman Spectroscopy
(SRS)
• Merupakan non-linear raman effect
• Menggunakan sumber radiasi monokromatik dari giant-pulse laser.
Ex: ruby laser
• Berbeda dengan normal raman spectroscopy, SRS diobservasi pada
forward direction
• Frekuensi stokes yang dihasilkan sangatlah kuat, sehingga dia menjadi
sumber eksitasi kedua dan menghasilkan garis stokes ke-2, dan begitu
seterusnya hingga 4-5 orde
Setelah Radiasi scattering didispersi
dan direcord secara photography
Near-Infra-Red FT-Raman Spectroscopy
• Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1980
• Merupakan non-dispersive raman spectroscopy karena menggunakan
interferometer
• Menggunakan laser NdYAG (1064nm) sebagai sumber radiasi sehingga lebih
sedikit energi yang di supply, state virtualnya lebih rendah dan akan lebih
sedikit terlihat overlap pada state elektron yang lebih tinggi, juga mengurangi
flourescence
• Manfaat: resolusi tinggi, mengukur seluruh wavelength dalam sekali waktu
Diagram skematik FT-raman Spektrometer
Diagram skematik Michelson Interferometer
Interferogram : pola-pola
yang terbentuk menunjukkan
interferensi dari incident
wavelength yang kemudian
dikonversi menjadi spektrum
dengan Fourier Trasform
PERBEDAAN
• Disebabkan karena hamburan cahaya oleh
vibrasi molekul
• Vibrasi menjadi Raman Active jika
menyebakan perubahan polarizability
• Bisa menggunakan air sebagai pelarut
• Sampel preparasi tidak begitu rumit
• Mengindikasikan sifat kovalen pada
molekul
• Biaya instrumentasinya tinggi
• Merupakan hasil dari penyerapan cahaya
oleh vibrasi molekul
• Vibrasi menjadi IR Active jika terjadi
perubahan pada momen dipol
• Air tidak bisa digunakan sebagai pelarut,
karena absrorpsi kuat
• Sampel preparasinya cukup rumit. Sampel
gas jarang digunakan
• Mengindikasikan sifat ionik pada molekul
• Biaya insrumentasinya lebih murah
INFRAREDRAMAN
Aplikasi
1. Organic Chemistry
2. Inorganic Chemistry
3. Application for Sunscreen Formulation
4. Biological Application
APLIKASI
1. Organic Chemistry
• Raman spektrum memberikan informasi tentang beberapa tipe dari
ikatan organik
2. Inorganic chemistry
• Inorganic system lebih unggul diamati dengan teknik raman bila
dibandingkan dengan IR, karena rama dapat diamati dengan sampel
yang aqueous.
• Ikatan metal-ligand energi vibrasi nya berada pada range 100 sampai
700 cm-1 yang mana jika dilakukan dengan infrared akan sulit
dipelajari
• Raman juga berguna sebagai informasi untuk komposisi, struktur, dan
stabilitas dari ikatan koordinasi
3. Application for Sunscreen Formulation
• Berikut adalah spektrum dari 5 bahan sunscreen
yang umum digunakan. Dengan teknik raman,
dapat ditentukan dari spektrum pada tangan,
sifat dasar dari sunscreen yang digunakan:
• A: ODPABA (octyl N,N-dimethyl-paminobenzoic
• acid)
• B: OMC (octyl p-methoxycinnamate)
• C: BZ3 (oxybenzone)
• D: OCS (octyl salicylate)
• E: DBM (dibenzoylmethane)
Paper Terkait
Referensi
1. Banwell, Collin N. & McCash, Elaine M. (2008). Fundamentals of Molecular Spectroscopy
Fourth Edition. United Kingdom: McGraw-Hill International Edition.
2. Butler, Holly J. et al. Using Raman spectroscopy to characterize biological materials. Nature
Protocols 11, 664-687 (2016).
3. Hollas, Michael J. (2004). Modern Spectroscopy Fourth Edition. Great Brittain: John Wiley &
Sons, Ltd.
4. Hurst, George Samuel et al. Spectroscopy. Encyclopaedia Britannica.
https://www.britannica.com/science/spectroscopy/Energy-states-of-real-diatomic-molecules.
5. Long, D.A. (1977). Raman Spectroscopy. Great Brittain: McGraw-Hill International Book
Company.

More Related Content

What's hot

Penetapan Kadar Fe dalam Garam Tunjung
Penetapan Kadar Fe dalam Garam TunjungPenetapan Kadar Fe dalam Garam Tunjung
Penetapan Kadar Fe dalam Garam TunjungRidwan Ajipradana
 
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiLaporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiRukmana Suharta
 
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2  laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2 mila_indriani
 
Laporan larutan standar primer
Laporan larutan standar primer Laporan larutan standar primer
Laporan larutan standar primer aji indras
 
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURDISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURLinda Rosita
 
Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriAndreas Cahyadi
 
Permanganometri
PermanganometriPermanganometri
PermanganometriRidwan
 
Penentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksi
Penentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksiPenentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksi
Penentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksiDian Mustikasari
 
laporan praktikum hidrokarbon
laporan praktikum hidrokarbonlaporan praktikum hidrokarbon
laporan praktikum hidrokarbonwd_amaliah
 
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019Dwi Karyani
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)qlp
 
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogenLaporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogenFirda Shabrina
 
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriPenentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriqlp
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsialqlp
 
Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
RekristalisasiTillapia
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairIffa M.Nisa
 

What's hot (20)

Penetapan Kadar Fe dalam Garam Tunjung
Penetapan Kadar Fe dalam Garam TunjungPenetapan Kadar Fe dalam Garam Tunjung
Penetapan Kadar Fe dalam Garam Tunjung
 
Ekstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cairEkstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cair
 
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiLaporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
 
Bab vi spektrofotometri
Bab vi spektrofotometriBab vi spektrofotometri
Bab vi spektrofotometri
 
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2  laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
 
Laporan larutan standar primer
Laporan larutan standar primer Laporan larutan standar primer
Laporan larutan standar primer
 
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURDISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
 
Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetri
 
Permanganometri
PermanganometriPermanganometri
Permanganometri
 
Penentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksi
Penentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksiPenentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksi
Penentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksi
 
Kelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhuKelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhu
 
PRAKTIKUM LARUTAN BUFFER
PRAKTIKUM LARUTAN BUFFERPRAKTIKUM LARUTAN BUFFER
PRAKTIKUM LARUTAN BUFFER
 
laporan praktikum hidrokarbon
laporan praktikum hidrokarbonlaporan praktikum hidrokarbon
laporan praktikum hidrokarbon
 
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
 
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogenLaporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
Laporan praktikum 4 - penentuan ikatan hidrogen
 
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriPenentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsial
 
Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
Rekristalisasi
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cair
 

Similar to Raman spectroscopy

09_Spektroskopi NMR & Elusidasi Struktur.pdf
09_Spektroskopi NMR & Elusidasi Struktur.pdf09_Spektroskopi NMR & Elusidasi Struktur.pdf
09_Spektroskopi NMR & Elusidasi Struktur.pdfdedenindradinata
 
Makalah pak ajat raman
Makalah pak ajat ramanMakalah pak ajat raman
Makalah pak ajat ramanFitri Hutapea
 
Optical instrumentation system
Optical instrumentation systemOptical instrumentation system
Optical instrumentation systemayu bekti
 
Analisis spektrometri-111117215444-phpapp01
Analisis spektrometri-111117215444-phpapp01Analisis spektrometri-111117215444-phpapp01
Analisis spektrometri-111117215444-phpapp01Sriwijaya University
 
gelombang-elektromagnetik-x21 (1).ppt
gelombang-elektromagnetik-x21 (1).pptgelombang-elektromagnetik-x21 (1).ppt
gelombang-elektromagnetik-x21 (1).pptuptsdn104laba
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikwindyramadhani52
 
Spektrofotometer serapan atom (AAS).pptx
Spektrofotometer serapan atom (AAS).pptxSpektrofotometer serapan atom (AAS).pptx
Spektrofotometer serapan atom (AAS).pptxrahmat267549
 
Spektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSpektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSyarif Hamdani
 
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptxPPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptxritaayu559
 
APLIKASI SPEKTROFOTOMETER UV-EDIT....ppt
APLIKASI SPEKTROFOTOMETER UV-EDIT....pptAPLIKASI SPEKTROFOTOMETER UV-EDIT....ppt
APLIKASI SPEKTROFOTOMETER UV-EDIT....pptDewiLidiawati1
 
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLaporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLatifatul Hidayah
 
Eva musifa anor1 copy
Eva musifa anor1   copyEva musifa anor1   copy
Eva musifa anor1 copyEva Musifa
 
Spektroskopi Infra Red
Spektroskopi Infra RedSpektroskopi Infra Red
Spektroskopi Infra RedNur Latifah
 
11_SPEKTROSKOPI_EMISI_ATOM (SEA)_PLASMA.pdf
11_SPEKTROSKOPI_EMISI_ATOM (SEA)_PLASMA.pdf11_SPEKTROSKOPI_EMISI_ATOM (SEA)_PLASMA.pdf
11_SPEKTROSKOPI_EMISI_ATOM (SEA)_PLASMA.pdfdedenindradinata
 

Similar to Raman spectroscopy (20)

09_Spektroskopi NMR & Elusidasi Struktur.pdf
09_Spektroskopi NMR & Elusidasi Struktur.pdf09_Spektroskopi NMR & Elusidasi Struktur.pdf
09_Spektroskopi NMR & Elusidasi Struktur.pdf
 
Spektroskopi NMR
Spektroskopi NMRSpektroskopi NMR
Spektroskopi NMR
 
Makalah pak ajat raman
Makalah pak ajat ramanMakalah pak ajat raman
Makalah pak ajat raman
 
Spekroskopi nmr new
Spekroskopi nmr newSpekroskopi nmr new
Spekroskopi nmr new
 
Optical instrumentation system
Optical instrumentation systemOptical instrumentation system
Optical instrumentation system
 
Analisis spektrometri-111117215444-phpapp01
Analisis spektrometri-111117215444-phpapp01Analisis spektrometri-111117215444-phpapp01
Analisis spektrometri-111117215444-phpapp01
 
gelombang-elektromagnetik-x21 (1).ppt
gelombang-elektromagnetik-x21 (1).pptgelombang-elektromagnetik-x21 (1).ppt
gelombang-elektromagnetik-x21 (1).ppt
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
 
Spektrofotometer serapan atom (AAS).pptx
Spektrofotometer serapan atom (AAS).pptxSpektrofotometer serapan atom (AAS).pptx
Spektrofotometer serapan atom (AAS).pptx
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
Spektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSpektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merah
 
Spektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSpektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merah
 
Spektrofotometri
SpektrofotometriSpektrofotometri
Spektrofotometri
 
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptxPPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
 
Laporan praktikum spektrometer atom
Laporan praktikum spektrometer atomLaporan praktikum spektrometer atom
Laporan praktikum spektrometer atom
 
APLIKASI SPEKTROFOTOMETER UV-EDIT....ppt
APLIKASI SPEKTROFOTOMETER UV-EDIT....pptAPLIKASI SPEKTROFOTOMETER UV-EDIT....ppt
APLIKASI SPEKTROFOTOMETER UV-EDIT....ppt
 
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLaporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
 
Eva musifa anor1 copy
Eva musifa anor1   copyEva musifa anor1   copy
Eva musifa anor1 copy
 
Spektroskopi Infra Red
Spektroskopi Infra RedSpektroskopi Infra Red
Spektroskopi Infra Red
 
11_SPEKTROSKOPI_EMISI_ATOM (SEA)_PLASMA.pdf
11_SPEKTROSKOPI_EMISI_ATOM (SEA)_PLASMA.pdf11_SPEKTROSKOPI_EMISI_ATOM (SEA)_PLASMA.pdf
11_SPEKTROSKOPI_EMISI_ATOM (SEA)_PLASMA.pdf
 

Recently uploaded

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 

Recently uploaded (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 

Raman spectroscopy

  • 1. Raman Spectroscopy Fitri Nurul Imani (1606891791) Gian Parusa (1606892200)
  • 3. Teori Dasar Quantum Theory Classical Theory
  • 5. Teori Dasar Quantum Theory Incoming Photon Elastic scattering
  • 6. Teori Dasar Quantum Theory Incoming Photon Elastic scattering Photon’s energy is decreased
  • 7. Teori Dasar Quantum Theory Incoming Photon Elastic scattering Photon’s energy is decreased Photon’s energy is increased
  • 8. Teori Dasar Classical Theory  Berkaitan dengan polarizability Polarizability Suatu besaran yang menyatakan seberapa mudah suatu dipol listrik terdistorsi dalam suatu medan listrik eksternal.
  • 11. Teori Dasar Classical Theory  Lebih mudah menganalisis polarizability suatu molekul dengan menggambarkan polarizability ellipsoid. Polarizability Ellipsoid Merupakan permukaan tiga dimensi dimana jarak dari titik pusat ke titik tertentu pada permukaan tersebut sebanding dengan 1/ 𝛼𝑖 dimana 𝛼𝑖 menyatakan polarizability sepanjang garis yang menghubungkan titik pusat ellipsoid ke titik yang ditinjau.
  • 13. Teori Dasar Classical Theory Hubungan momen dipol listrik (𝝁), medan listrik eksternal (𝑬), dengan polarizability (𝛼) adalah 𝝁 = 𝛼𝑬
  • 14. Teori Dasar Classical Theory Bagaimana jika medan listriknya berosilasi? Misalkan medan listrik memiliki fungsi 𝑬 = 𝑬 𝟎 sin(2𝜋𝜐𝑡) maka 𝝁 = 𝛼𝑬 𝟎 sin(2𝜋𝜐𝑡)
  • 15. Teori Dasar Classical Theory Lalu bagaimana jika molekulnya juga berotasi dan/atau bervibrasi? • Rotasi dan/atau vibrasi dapat mengubah-ubah besar polarizability terhadap axis tertentu. • Misal polarizability akibat rotasi dan/atau vibrasi memiliki fungsi α = 𝛼0 + 𝛽 sin(2𝜋𝛾𝑡) dengan 𝛽 menyatakan amplitudo perubahan polarizability dan 𝛾 menyatakan frekuensi vibrasi dan/atau rotasi, maka 𝝁 = 𝛼0 𝑬 𝟎 sin 2𝜋𝜐𝑡 + 1 2 𝛽 𝑬 𝟎 𝑐𝑜𝑠 2𝜋𝑡 𝜐 − 𝛾 − 𝑐𝑜𝑠 2𝜋𝑡(𝜐 + 𝛾)
  • 16. Teori Dasar Classical Theory Syarat Raman active “Rotasi dan/atau vibrasi dari suatu molekul harus menyebabkan perubahan pada komponen polarizability terhadap sumbu tertentu.”
  • 19. Raman Spectrum Spektrum Rotasi Murni  Molekul Linier Level energi rotasi adalah 𝜀𝐽 = 𝐵𝐽 𝐽 + 1 (𝐽 = 0,1,2, … ) Selection rule : Maka spektrumnya berbentuk ∆𝐽 = 0 atau ±2 𝜐 𝑆 = 𝜐 𝑒𝑥 ± 𝐵(4𝐽 + 6)
  • 20. Raman Spectrum 𝜐𝑆 = 𝜐 𝑒𝑥 ± 𝐵(4𝐽 + 6)
  • 21. Raman Spectrum Spektrum Rotasi Murni  Molekul Symmetric Top Level energi rotasi adalah 𝜀𝐽,𝐾 = 𝐵𝐽 𝐽 + 1 + 𝐴 − 𝐵 𝐾2 (𝐽 = 0,1,2, … ; 𝐾 = ±𝐽, ±(𝐽 + 1)) Selection rule : Maka spektrumnya berbentuk ∆𝐾 = 0; ∆𝐽 = 0, ±1, ±2 kecuali untuk 𝐾 = 0 maka ∆𝐽 = ±2 𝜐 𝑅 = 𝜐 𝑒𝑥 ± 2𝐵(𝐽 + 1) ; 𝐽 = 1,2, … 𝜐 𝑆 = 𝜐 𝑒𝑥 ± 𝐵 4𝐽 + 6 ;𝐽 = 0,1,2, …
  • 22. 𝜐 𝑅 = 𝜐 𝑒𝑥 ± 2𝐵(𝐽 + 1) ; 𝐽 = 1,2, … 𝜐 𝑆 = 𝜐 𝑒𝑥 ± 𝐵 4𝐽 + 6 ;𝐽 = 0,1,2, …
  • 24.
  • 25.
  • 26. Raman Spectrum Spektrum Vibrasi Level energi vibrasi murni adalah 𝜀 𝜐 = 𝜔 𝑒 𝜐 + 1 2 − 𝜔 𝑒 𝜒 𝑒 𝜐 + 1 2 2 (𝜐 = 0,1,2, … ) Selection rule : ∆𝜐 = 0, ±1, ±2, …
  • 27. Raman Spectrum Spektrum Vibrasi Ingat bahwa ada tiga jenis transisi yang umum pada level vibrasi 𝜐 = 0 → 𝜐 = 1: ∆𝜀𝑓𝑢𝑛𝑑𝑎𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑙 = 𝜔 𝑒 1 − 2𝜒 𝑒 𝜐 = 0 → 𝜐 = 2: ∆𝜀 𝑜𝑣𝑒𝑟𝑡𝑜𝑛𝑒 = 2 𝜔 𝑒 1 − 2𝜒 𝑒 𝜐 = 1 → 𝜐 = 2: ∆𝜀ℎ𝑜𝑡 = 𝜔 𝑒 1 − 4𝜒 𝑒 Namun, spektrum overtone dan hot sangat sulit terlihat.
  • 28. Raman Spectrum Spektrum Vibrasi Spektrum vibrasinya adalah 𝜈𝑓𝑢𝑛𝑑𝑎𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑙 = 𝜈 𝑒𝑥 ± ∆𝜀𝑓𝑢𝑛𝑑𝑎𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑙
  • 29. Raman Spectrum Spektrum Vibrasi Untuk molekul diatomik, spektrum rotasi-vibrasi masih dapat teramati. 𝜀 𝜐 = 𝜔 𝑒 𝜐 + 1 2 − 𝜔 𝑒 𝜒 𝑒 𝜐 + 1 2 2 + 𝐵𝐽(𝐽 + 1) (𝜐 = 0,1,2, … ; 𝐽 = 0,1,2, … )
  • 30. Raman Spectrum Spektrum Vibrasi Spektrum yang teramati biasanya adalah spektrum Stokes sedangkan anti- Stokes sulit teramati karena intensitasnya yang lemah. Spektrum Stokes dari rotasi-vibrasi adalah Catatan: 𝜈0 = 𝜔 𝑒 1 − 2𝜒 𝑒 𝜈 𝑄 = 𝜈 𝑒𝑥 − Δ𝜀 𝑄 = 𝜈 𝑒𝑥 − 𝜈0 (𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝐽) 𝜈 𝑂 = 𝜈 𝑒𝑥 − Δ𝜀 𝑂 = 𝜈 𝑒𝑥 − 𝜈0 + 𝐵(4𝐽 + 6) (𝐽 = 2,3,4, … ) 𝜈 𝑆 = 𝜈 𝑒𝑥 − Δ𝜀 𝑆 = 𝜈 𝑒𝑥 − 𝜈0 − 𝐵(4𝐽 + 6) (𝐽 = 0,1,2, … )
  • 31.
  • 33. PRINCIPLE • Raman spektroskopi mengamati hamburan dari sinar yang memiliki frekuensi yang berbeda dari sinar datang (inelastic) • Mengamati vibrasi pada molekul dengan melihat perubahan polarizability ellipsoid dari molekul selama melakukan vibrasi
  • 34. POLARIZATION OF LIGHT AND THE RAMAN EFFECT
  • 35. BLOCK DIAGRAM OF RAMAN SPECTROMETER
  • 36. 1. Sumber Radiasi Monokromatik KOMPONEN:
  • 37. • Sumber eksitasi kuat : karena intensitas dari Raman sangatlah lemah, sehingga sumbernya harus punya intensitas yang kuat supaya menghasilkan sinyal yang cukup • Monokoromatik : spektrumnya hanya dapat diamati pada range tertentu • Bisa menggunakan cahaya lampu, tetapi, saat monokromatik, dayanya sangat kecil. • Efisiensi hamburan meningkat sebanya 4 kali frekuensi, maka semakin biru cahaya, semakin banyak hamburan, dan semakin besar terjadinya fluorescence
  • 38.
  • 39. • Laser Gas menghasilkan sejumlah wavenumber yang diskrit pada daya yang bervariasi. Laser gas Argon dan Krypton paling banyak digunakan. Laser ini tidak bekerja secara efektif, dapat menyebabkan disipasi panas, dan fluoresence
  • 40. • Laser Dye jenis laser yang menggunakan pewarna organik (organic dye) sebagai medium lasing, biasanya menggunakan larutan cair. dapat menghasilkan wavenumber tereksitasi yang kontinu pada range tertentu
  • 41. • Laser NdYAG Neodymium-Yttrium Alumunium Garnet (1064nm). laser dengan wavelangeth yang besar, dapat dioperasikan pada daya yang tinggi tanpa menyebabkan fotodekomposisi dan mengurangi fluorescence. Spektrum dari Antharacene A : laser Ar+ dengan 514.5 nm B : laser NdYAG dengan 1064 nm short wavelength: meningkatkan jumlah scattering long wavelength : meminimalisir fluorescence
  • 43. • Sampel Liquid : lebih muda diamati dengan raman spektroskopi daripada IR, karena air punya hamburan raman yang lemah, tetapi mudah mengabsorsi radiasi infrared • Sampel Solid : sampel berbentuk padat, biasanya berupa powder • Sampel Gas : umumnya diletakkan dalam glass tube dengan diameter 1-2 cm dan tebal 1 mm
  • 44. 3. Dispersing systems Concave mirror Concave mirror Plane grating slit Grating berfungsi untuk memisahkan hamburan Raman menjadi individual wavelength KOMPONEN:
  • 45.
  • 47. Types of Raman Spectroscopy • Spontaneous Raman Spectroscopy • Resonance Raman Spectroscopy (RRS) • Surface Enhanced Raman Spectroscopy (SERS) • Coherent anti-Stokes Raman Scattering (CARS) • Stimulated Raman Spectroscopy (SRS) • Near-Infra-Red FT-Raman Spectroscopy • Spatially Offset Raman Spectroscopy (SORS) • Hyper Raman Spectroscopy
  • 48. Resonance Raman Spectroscopy (RRS) • Untuk menghasilkan hamburan raman yang kuat pada molekul warna, tanpa fluoresence • Mengatur frekuensi dari sinar eksitasi supaya dapat melampaui frekuensi eksitasi elektron dan beresonansi bersama. Menggunakan laser tunable • Mampu mendeteksi spektrum raman pada 10-3 ->10-7M • Menghasilkan spektrum raman dengan beberapa orde lebih tinggi dari normal Raman Scattering • Dapat mengukur intensitas untuk sampel material yang konsentrasinya rendah, mempelajari matrix-isolated species
  • 49. • Menempatkan sampel pada metal atau permukaan yang keras, untuk meningkatkan hamburan Raman • Sinyal raman yang diserap oleh permukaan metal bisa menjadi 5-6 kali lebih kuat dari pada sinyal raman dari molekul yang sama, dengan volume yang besar • Disebabkan oleh meningkatnya polarizability α (chemical enhancement)dan meningkatnya medan listrik E (electromagnetic enhancement) • Peningkatan sinyal yang begitu besar, dapat memunculkan peak yang tidak ada di Spontaneous Raman Spectroscopy • Sulit untuk meniterpretasi spektrumnya. Dapat terjadi kontaminasi pada peak spektrum, tetapi ada juga peak yang kuat pada spektrum Raman biasa, justru tidak muncul pada SERS karena interaksi kimia dengan permukaan metal. Surface Enhanced Raman Spectroscopy (SERS)
  • 50. Coherent anti-Stokes Raman Scattering (CARS) • Merupakan salah satu dari non-linear raman effect • Menggunakan dua leser kuat, yang bersama ditembakkan pada sampel. • Laser pertama frekeuensinya tetap, sedangkan laser kedua frekuensinya dapat diatur sehingga selisih frekuensinya sama persis dengan frekuensi pada Raman-Active mode yang diinginkan • Hanya dapat menghasilkan raman yang kuat pada peak yang diinginkan. • Pada kasus ini, sumber monokromator tidak begitu diperlukan karena adanya wideband interference filter dan detektor • Digunakan untuk mendapatkan raman spectra pada fluorescing samples, plasmas, gases in discharges, combustion dan atmospheric chemistry
  • 51. Dua sinar laser dengan frekuensi v1 dan v2 dimana Mereka saling ‘mixed’ dalam medium molekular dan menghasilkan radiasi yang koheren dengan frekuensi: v3 = v1+(v1-v2) = 2v1 – v2 Jika selisih dari kedua frekuensi sinar laser (v1-v2) sama dengan frekuensi Raman-Active mode (vm), maka: v3 = v1 + vm v3 lebih besar dari pada frekuensi eksitasi v1 dan disebut sebagai frekuensi Anti-stokes
  • 52.
  • 53.
  • 54. Stimulated Raman Spectroscopy (SRS) • Merupakan non-linear raman effect • Menggunakan sumber radiasi monokromatik dari giant-pulse laser. Ex: ruby laser • Berbeda dengan normal raman spectroscopy, SRS diobservasi pada forward direction • Frekuensi stokes yang dihasilkan sangatlah kuat, sehingga dia menjadi sumber eksitasi kedua dan menghasilkan garis stokes ke-2, dan begitu seterusnya hingga 4-5 orde
  • 55. Setelah Radiasi scattering didispersi dan direcord secara photography
  • 56.
  • 57. Near-Infra-Red FT-Raman Spectroscopy • Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1980 • Merupakan non-dispersive raman spectroscopy karena menggunakan interferometer • Menggunakan laser NdYAG (1064nm) sebagai sumber radiasi sehingga lebih sedikit energi yang di supply, state virtualnya lebih rendah dan akan lebih sedikit terlihat overlap pada state elektron yang lebih tinggi, juga mengurangi flourescence • Manfaat: resolusi tinggi, mengukur seluruh wavelength dalam sekali waktu
  • 59. Diagram skematik Michelson Interferometer Interferogram : pola-pola yang terbentuk menunjukkan interferensi dari incident wavelength yang kemudian dikonversi menjadi spektrum dengan Fourier Trasform
  • 60.
  • 61.
  • 62. PERBEDAAN • Disebabkan karena hamburan cahaya oleh vibrasi molekul • Vibrasi menjadi Raman Active jika menyebakan perubahan polarizability • Bisa menggunakan air sebagai pelarut • Sampel preparasi tidak begitu rumit • Mengindikasikan sifat kovalen pada molekul • Biaya instrumentasinya tinggi • Merupakan hasil dari penyerapan cahaya oleh vibrasi molekul • Vibrasi menjadi IR Active jika terjadi perubahan pada momen dipol • Air tidak bisa digunakan sebagai pelarut, karena absrorpsi kuat • Sampel preparasinya cukup rumit. Sampel gas jarang digunakan • Mengindikasikan sifat ionik pada molekul • Biaya insrumentasinya lebih murah INFRAREDRAMAN
  • 64. 1. Organic Chemistry 2. Inorganic Chemistry 3. Application for Sunscreen Formulation 4. Biological Application APLIKASI
  • 65. 1. Organic Chemistry • Raman spektrum memberikan informasi tentang beberapa tipe dari ikatan organik
  • 66.
  • 67. 2. Inorganic chemistry • Inorganic system lebih unggul diamati dengan teknik raman bila dibandingkan dengan IR, karena rama dapat diamati dengan sampel yang aqueous. • Ikatan metal-ligand energi vibrasi nya berada pada range 100 sampai 700 cm-1 yang mana jika dilakukan dengan infrared akan sulit dipelajari • Raman juga berguna sebagai informasi untuk komposisi, struktur, dan stabilitas dari ikatan koordinasi
  • 68. 3. Application for Sunscreen Formulation • Berikut adalah spektrum dari 5 bahan sunscreen yang umum digunakan. Dengan teknik raman, dapat ditentukan dari spektrum pada tangan, sifat dasar dari sunscreen yang digunakan: • A: ODPABA (octyl N,N-dimethyl-paminobenzoic • acid) • B: OMC (octyl p-methoxycinnamate) • C: BZ3 (oxybenzone) • D: OCS (octyl salicylate) • E: DBM (dibenzoylmethane)
  • 70.
  • 71. Referensi 1. Banwell, Collin N. & McCash, Elaine M. (2008). Fundamentals of Molecular Spectroscopy Fourth Edition. United Kingdom: McGraw-Hill International Edition. 2. Butler, Holly J. et al. Using Raman spectroscopy to characterize biological materials. Nature Protocols 11, 664-687 (2016). 3. Hollas, Michael J. (2004). Modern Spectroscopy Fourth Edition. Great Brittain: John Wiley & Sons, Ltd. 4. Hurst, George Samuel et al. Spectroscopy. Encyclopaedia Britannica. https://www.britannica.com/science/spectroscopy/Energy-states-of-real-diatomic-molecules. 5. Long, D.A. (1977). Raman Spectroscopy. Great Brittain: McGraw-Hill International Book Company.

Editor's Notes

  1. In contrast, scattering involves a momentary distortion of the electrons distributed around a bond in a molecule, followed by reemission of the radiation as the bond returns to its normal state. In its distorted form, the molecule is temporarily polarized; that is, it develops momentarily an induced dipole that disappears upon relaxation and reemission. The Raman activity of a given vibrational mode may differ markedly from its infrared activity
  2. Because the intensity of Raman scattering varies as the fourth power of the frequency, argon and krypton ion sources that emit in the blue and green region of the spectrum have and advantage over the other sources.
  3. laser ini sangat tidak efektif, karena energi pertama kali diperlukan untuk mengionisasi atom, kemudian menghasilkan populasi inversi. Menyebabkan disipasi panas, sehingga diperlukan plasma tube yang berbahan beryllium Oxide yang merupakan konduktor panas dan water cooling pada tube
  4. To observe the Raman spectrum, it is necessary to separate the collected Raman scattered light into individual wavelengths. In dispersive Raman instruments, this is accomplished by focusing the Raman signal on a grating, which spatially separates the different wavelengths. This spatially dispersed beam is directed to a CCD.
  5. Fluorescence occurs when the virtual energy level overlaps an upper electronic level, so as the energy of the laser gets higher (shorter wavelength), the likelihood of fluorescence increases. The phenomenon is excitation wavelength dependent, so a sample that fluoresces at one wavelength may not at another. Thus, when selecting an instrument, it is important to look for rapid and effortless exchanges between two difficult excitation lasers. The grating has a strong influence on spectral resolution and instrument throughput. Gratings have many lines or grooves “blazed” into the surface, which disperse the incoming light. The higher the number of grooves on the grating, the wider the dispersion angle of the exiting rays.
  6. Raman signal from molecules adsorbed on certain metal surfaces can be 5-6 orders of magnitude stronger then the Raman signal from the same molecules in bulk volume. The exact reason for such dramatic improvement is still under discussion. However, since intensity of Raman signal is proportional to the square of electric dipole moment P = αE, there are two possible reasons - the enhancement of polarizability α, and the enhancement of electrical field E. The first enhancement of polarizability a may occur because of a charge-transfer effect or chemical bond formation between metal surface and molecules under observation. This is a so-called chemical enhancement. The second one takes into account interaction of the laser beam with irregularities on the metal surface such as metal micro-particles or roughness profile. It is believed that laser light excites conduction electrons at the metal surface leading to a surface plasma resonance and strong enhancement of electric field E. It is also called electromagnetic enhancement.
  7. Frequency of the first laser is usually constant, while the frequency of the second one can be tuned in a way that the frequency difference between the two lasers equals exactly the frequency of some Raman-active mode of interest. This particular mode will be the only extremely strong mode in the Raman signal.
  8. Two laser beams with frequencies υ1 and υ2 (υ1 > υ2) interact coherently, and because of the wave mixing, produce strong scattered light of frequency 2υ1 - υ2 (Fig. 3). If the frequency difference between two lasers υ1 - υ2 is equal to the frequency um of a Raman-active rotational, vibrational or any other mode then a strong light of frequency υ1 + υm is emitted. In other words, to obtain strong Raman signal the second laser frequency should be tuned in a way that υ2 = υ1 - υm . Then the frequency of strong scattered light will be 2υ1 - υ2 = 2υ1- (υ1 - υm) = υ1 + υm, which is higher then the excitation frequency u1 and therefore considered to be Anti-Stokes frequency. Coherent Anti-Stokes Raman Spectroscopy derives its name from the fact that it uses two Coherent laser beams and the resulting signal has Anti-Stokes frequency.
  9. Very strong laser pulse with electric field strength > 109 V·cm-1 transforms up to 50% of all laser pulse energy into coherent beam at Stokes frequency υ0 - υm (Fig. 2). The Stokes beam is unidirectional with the incident laser beam. Only the mode um which is the strongest in the regular Raman spectrum is greatly amplified. All other, weaker Ramanactive modes are not present. The Stokes frequency is so strong it acts as a secondary excitation source and generates the second Stokes line with frequency υ0 - 2υm. The second Stokes line generates the third one with the frequency υ0 - 3υm etc. Stimulated Raman technique enjoys 4-5 orders of magnitude enhancement of Raman signal as compared to the spontaneous Raman scattering.
  10. The advantages of the Fourier transform technique are necessary to provide the sensitivity to extract functional spectral information from this lower intensity signal. By virtue of the Fourier transform technique, FT-Raman offers: • High resolution with minimal throughput loss • Measurement of all wavelengths at once • Increased signal-to-noise by signal averaging • Superior wavelength accuracy due to the internal calibration inherent to an interferometer
  11. Merupakan instrumentasi pertama yang memisahkan radiasi sumber menjadi 2 sinar yang berbeda, dan mengubah panjang Jalurnya, dan kembali mengkominasikan radiasi kedua sinar sehingga menghasilkan interferensi. which also illustrates that the radiation from each path is reflected back by mirrors onto the divider called the beam splitter. The recombined two beams may either interact constructively or destructively depending upon the phase difference of the two optical paths. This constructive or destructive interference will vary as the path length in one of the arms is varied. The resulting pattern forms the interferogram that represents the relationship between the energy and the path difference in the two arms of the interferometer. The interference pattern clearly will be a function of the wavelength of light because the relative path differences will be expressed as different integral values of wavelength. Interferograms represent the interference of the incident wavelengths, and hence they are converted into a spectrum by using a Fourier transform algorithm. The Michelson interferometer, such as illustrated in Figure 2, was the first instrument to split a source radiation into two separate beams, change the path length of one of the paths, and recombine the radiation on the beam splitter to cause interference.
  12. Raman spectra yield more information about certain types of organic compounds than do their infrared counterparts.
  13. The Raman technique is often superior to infrared for spectroscopy investigating inorganic systems because aqueous solutions can be employed. In addition, the vibrational energies of metal-ligand bonds are generally in the range of 100 to 700 cm-1, a region of the infrared that is experimentally difficult to study. These vibrations are frequently Raman active, however, and peaks with  values in this range are readily observed. Raman studies are potentially useful sources of information concerning the composition, structure, and stability of coordination compounds.