SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Download to read offline
LABORATORIUM SATUAN OPERASI
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013
MODUL : EKSTRAKSI CAIR-CAIR
PEMBIMBING : Rintis Manfaati
Oleh :
Kelompok : V (lima)
Nama : Agi Iqbal Velayas NIM.111411032
Iffa Ma’rifatunnisa NIM.111411046
Kelas : 2B
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2013
Praktikum : 21 Februari 2013
Penyerahan : 28 Februari 2013
(Laporan)
LABORATORIUM SATUAN OPERASI
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013
MODUL : EKSTRAKSI CAIR-CAIR
PEMBIMBING : Rintis Manfaati
Oleh :
Kelompok : V (lima)
Nama : Agi Iqbal Velayas NIM.111411032
Iffa Ma’rifatunnisa NIM.111411046
Kelas : 2B
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2013
Praktikum : 21 Februari 2013
Penyerahan : 28 Februari 2013
(Laporan)
LABORATORIUM SATUAN OPERASI
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013
MODUL : EKSTRAKSI CAIR-CAIR
PEMBIMBING : Rintis Manfaati
Oleh :
Kelompok : V (lima)
Nama : Agi Iqbal Velayas NIM.111411032
Iffa Ma’rifatunnisa NIM.111411046
Kelas : 2B
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2013
Praktikum : 21 Februari 2013
Penyerahan : 28 Februari 2013
(Laporan)
EKSTRAKSI CAIR-CAIR
I. TUJUAN PRAKTIKUM
a) Mengenal dan memahami prinsip operasi ekstraksi cair – cair pada kolom
berpacking.
b) Menghitung neraca proses ekstraksi pada beberapa laju alir.
c) Mengetahui kondisi operasi yang sesuai untuk ekstraksi cair – cair tertentu.
II. DASAR TEORI
Ekstaksi cair-cair adalah proses pemisahan zat cair yang terlarut dalam cairan
dengan cara mengontakkannya dengan zat cair lain yang dapat melarutkan zat terlarut.
Ekstraksi digunakan untuk memisahkan umpan yang terdiri atas zat terlarut (solute) dan zat
yang mencairkan (dilute) yang dikontakkan dengan pelarut (solven). Komponen yang
diekstrak larutan pada pelarut (solven) dan komponen lainnya relatif tidak larut pada
pelarut. Perbedaan konsentrasi so;ut di dalam suatu fasa dengna konsentrasi solut
padakeadaan setimbang merupakan pendorong terjadinya pelepasa solut dari diluent. Gaya
dorong (driving force) yang menyebabkan terjadinya proses ekstraksi dapat ditentukan
dengan mengukur penyimpangannya dari kondisi setimbang.
Pemilihan solvent dilakukan berdasarakan kriteria berikut:
a) Selektifitas (ß)
Efektivitas suatu solvent dalalm memisahkan A dan C dalam suatu larutan
adalah:
ß =
( )/( )
( )/( )
b) Distilasi
Setelah operasi ekstraksi, solvent harus diambil lagi baik dari fasa ekstrak
maupun fasa rafinat. Karean pemurnian ini sering dilakukan dengan cara
distilasi maka komponen-komponen yang akan dipisahkan sebaiknya memiliki
relative volatily lebih dari 1,05
c) Koefisien distribusi
Solvent yang dipilih harus memiliki koefisien distribusi yang besar sehingga
jumlah solvent yang digunakan lebih sedikit
d) Densitas
Perbedaan densitas solvent dan diluent harus cukup besar karena selama proses
ekstraksi perbedaan densitas ini akan berubah dan mempengaruhi laju
perpindahan massa
e) Tegangan antar muka (interfacial tension)
Semakin besar tegangan antar muka suatu zat, semakin mudah zat tersebut
membentuk coalesence tapi semakin sulit terdispersi ke suatu cairan lain.
f) Chemical reactivity
Solvent harus bersifat stabil dan tidak bereaksi dengna komponen dalam sistem
(inert) dan tidak bereaksi pula dengan material konstruksi
g) Viscosity, vapor pressure, dan freezing point
Sebaiknya rendah untuk memudahkan penyimpanan dan penangannya
h) Tidak beracun, tidak mudah terbakar, dan murah
Pada percobaan ekstraksi ini digunakan larutan TCE (trichloroetana) sebagai diluen,
asam propionat sebagai solute, dan air sebagai solven. Pada percobaan ekstraksi cair-cair
ini akan diperoleh fasa ekstrak dan rafinat. Fasa ekstrak merupakan air dan asam propionat,
sedangkan fasa cair adalah campuran trikloroetilen dengan sedikit sisa asam propionat.
Koefisien distribusi (K) didefinisikan sebagai perbandingan :
K =
,
,
Dalam hal ini diasumsikan bahwa kesetimbangan berada dalam dua fasa, Pada
konsentrasi rendah, koefisien distribusi tergantung pada konsentrasi sehingga Y = KX.
Adapun pertimbangan pemakaian proses ekstraksi antara lain :
1. Komponen larutan sensitif terhadap pemanasan, jika dilakukan distilasi meskipun
keadaannya vakum.
2. Titik didih komponen-komponen zat cair dalam campuran berdekatan, sehingga sulit
dilakukan dengan distilasi.
3. Kemudahan menguap (volatilitas) komponen-komponen hampir sama.
4. Komponen yang lebih mudah menguap (volatile) hanya diinginkan sedikit dalam
larutan.
Prinsip-prinsip proses ekstraksi, antara lain :
1. Kontak antara pelarut dengan zat terlarut (solute) dan diluen sehingga terjadi
perpindahan massa zat terlarut (solute) ke pelarut.
2. Pemisahan kedua fase tersebut (fase cair dan fase organik).
Hasil ekstraksi yang kaya akan pelarut disebut ekstrak, sedangkan yang pelarutnya
sedikit disebut rafinat. Ekstraksi dapat digunakan untuk memisahkan lebih dari dua
komponen dalam penerapan tertentu, digunakan campuran pelarut, bukan satu pelarut saja.
Pada percobaan ini mendemonstrasikan bagaimana kelakuan neraca massa pada
kolom ekstraksi dan mengukur koefisien perpindahan massa dan variasinya terhadap
lajualir dengan fasa air sebagai media kontinyu.
1. Neracamassa
Asam propionate yang terekstraksidarifasaorganik (rafinat)
= Vo(X1 – X2)
Asam propionate yang terekstraksidarifasacair (ekstrak)
= Vw(Y1 - 0)
Maka : V0(X1 – X2) = Vw(Y1 - 0)
Keterangan :
Vw = Lajualir air (L/s)
V0 = Lajualir TCE (L/s)
X = Konsentrasiasampropionatdalamfasaorganik (kg/L)
Y = Konsentrasiasampropionatdalamfasa air (kg/L)
Indeks 1 = pada puncak kolom
2 = pada dasar kolom
2. Efisiensi Ekstraksi
Koefisien perpindahan massa
= × −
Log rata – rata gayadorong =
∆ 1−∆ 2
ln (
∆ 1
∆ 2
)
∆ = gayadorong pada puncak kolom = 2 – 0
∆ = gaya dorong pada dasar kolom = 1 − 1 ∗
1 ∗= konsentrasiasam di dalamfasaoganik yang berkesetimbangan dengan
konsentrasi Y1 di dalam fasa air. Harga kesetimbangan ini didapatkan dari
kurva koefisien distribusi pada percobaan 1.
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
1. Erlenmeyer 250 ml.
2. Gelas kimia, 600 ml, 400 ml, 250
ml.
3. Labu takar 250 ml, 100 ml.
4. Ember.
5. Gelas ukur 100 ml, 500 ml.
6. Bola hisap.
7. Botol semprot.
8. Corong pisah 250 ml.
9. Buret 50 ml.
10. Pipet Volume 5ml.
11. Pipet Ukur 5 ml dan 1 ml.
12. Seperangkat alat ekstraksi .
13. Corong plastik dan gelas.
3.2 Bahan
1. NaOH 0,1 N.
2. Larutan TCE (Trichloroetana) 3 L
3. Air Kran.
4. Aquadest.
5. Asam Propionat 30 ml
6. Indikator pp.
IV. PROSEDUR KERJA
4.1 Kalibrasi Pompa Stroke
Alirkan air pada
tangki
Pompa
Setelah laju alir
stabil tampung pada
gelas kimia selama
30 detik
Ukur volume air pad
gelas ukur
Ulangi percobaan
(Variasikan Stroke
pompa 5 data)
Kurva Klaibrasi
% stroke pompa = laju
alir pompa
4.2 Ekstraksi Cair-Cair Dengan Fasa Air Sebagai Fasa Kontinyu
3 Liter TCE + 30 ml
Asam propionatPencampuran dalam tangki
Pengamatan menara ekstraksi
Pengambilan sampel pada
Rafinat dan Ekstrak (10 ml)
Titrasi dengan NaOH 0.1 M
Lakukan pengambilan sampel
selanjutnya setiap 5 menit
Lakukan pada putaran 40 dan
dan putaran 60
Jalankan pompa
air dan pompa TCE
Pengosongan Tangki
V. DATA PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1 Kalibrasi pompa stroke untuk TCE
% bukaan V (ml) t (menit) Q
(ml/menit)
10 22 0.5 44
20 38 0.5 76
30 80 0.5 160
40 96 0.53 181
50 108 0.5 216
 Perhitungan kalibrasi pompa stroke untuk TCE
Q1 =
= .
= 44 ml/menit
Q2 =
= .
= 76 ml/menit
Q3 =
= .
= 160 ml/menit
Q4 =
= .
= 181 ml/menit
Q5 =
= .
= 216 ml/menit
 Kurva Kalibrasi pompa stroke untuk TCE
Penentuan laju alir TCE 200 ml/menit
Y = 4.509 X
200 = 4.509 X
X = 44.35 %
Dari grafik kurva kalibrasi di atas didapatkan laju alir yang dibutuhkan TCE
pada 200 ml/menit sebesar 44.35% sehingga pompa stroke diatur di nilai 40.
Penentuan laju alir TCE 200 ml/menit
Y = 4.509 X
300 = 4.509 X
X = 66.53 %
Dari grafik kurva kalibrasi di atas didapatkan kalibrasi laju alir yang dibutuhkan
TCE 300 ml/menit sebesar 66.53 % sehingga pompa stroke diatur di nilai 60.
y = 4,509x
R² = 0,957
0
50
100
150
200
250
0 10 20 30 40 50 60
Kurva Kalibrasi
5.2 Penentuan Koefisien Distribusi
Koefisien distribusi pada praktikum ekstraksi cair-cair kali initelah ditentukan oleh
pembimbing praktikum yaitu sebesar 1.5
5.3 Proses Ekstraksi
 Proses Ekstraksi dengan Q = 200 ml/s
Waktu
(menit)
Volume sampel (ml) Volume NaoH terpakai (ml) Normalitas
NaOH (N)Rafinat Ekstrak Rafinat Ekstrak
0 10 10 0,5 4,3 0,1
5 10 10 0,6 5,2 0,1
10 10 10 1,2 5,5 0,1
 Menentukan konsentrasi asam propionat dalam feed
Volume feed (sampel) ; V1 = 10 ml
Konsentrasi NaOH ; N2 = 0,1 N.
Volume NaOH terpakai; V2 = 14.8 ml.
V1. N1 = V2. N2
10 ml . N1 = 14.8 ml. 0,1 N
N1 = 0,148 N
 Menentukan konsentrasi asam propionat dalam ekstrak
t = 5 menit
Volume sampel; V1 = 10 ml
Volume NaOH; V2 = 5,2 ml
Konsentrasi NaOH; N2 = 0,1 N
V1. N1 = V2. N2
10 ml . N1 = 5,5 ml. 0,1 N
N1 = 0,052 N
N1 = 0.055 N
t = 0 menit
Volume sampel; V1 = 10 ml
Volume NaOH; V2 = 5,2 ml
Konsentrasi NaOH; N2 = 0,1 N
V1. N1 = V2. N2
10 ml . N1 = 4,3 ml. 0,1 N
N1 = 0.043 N
N1 = 0.055 N
t = 10 menit
Volume sampel; V1 = 10 ml
Volume NaOH; V2 = 5,5 ml
Konsentrasi NaOH; N2 = 0,1 N
V1. N1 = V2. N2
10 ml . N1 = 5,5 ml. 0,1 N
N1 = 0,055 N
N1 = 0.055 N
 Menentukan konsentrasi asam propionat dalam rafinat
t = 5 menit
Volume sampel; V1 = 10 ml
Volume NaOH; V2 = 0,6 ml
Konsentrasi NaOH; N2 = 0,1 N
V1. N1 = V2. N2
10 ml . N1 = 0,6 ml. 0,1 N
N1 = 0.006 N
N1 = 0.055 N
t = 0 menit
Volume sampel; V1 = 10 ml
Volume NaOH; V2 = 0,5 ml
Konsentrasi NaOH; N2 = 0,1 N
V1. N1 = V2. N2
10 ml . N1 = 0,5 ml. 0,1 N
N1 = 0.005 N
N1 = 0.055 N
t = 10 menit
Volume sampel; V1 = 10 ml
Volume NaOH; V2 = 1,2 ml
Konsentrasi NaOH; N2 = 0,1 N
V1. N1 = V2. N2
10 ml . N1 = 1,2 ml. 0,1 N
N1 = 0,012 N
N1 = 0.055 N
5.4 Kesetimbangan Massa
Laju alir TCE (Vo) = 200 ml /menit
Laju alir air (Vw) = 200 ml /menit
Neraca Massa Asam Propionat
Vo ( X1 - X2 ) = Vw ( Y1 - Y2 ) Dimana : Vo = Vw
Vo ( X1 - X2 ) = Vw Y1 Y2 = 0
X1 - X2 = Y1
Dari perhitungan-perhitungan, didapatkan hasil sbb :
Waktu
(menit)
Konsentrasi Asam Propionat Solute dan Dilute
( X1 )Ekstrak ( Y1 ) Rafinat ( X2 )
0
5
10
0,043
0,052
0,055
0,005
0,006
0,012
0,048
0,058
0,067
 Kurva Konsentrasi Asam Propionat pada Ekstrak dan Rafinat
0
0,01
0,02
0,03
0,04
0,05
0,06
0 5 10
Y1(N)
t (menit)
Konsentrasi Asam Propionat dalam Ekstrak
Series1
Linear (Series1)
X1 = Y1 + X2
5.5 Penentuan Koefisien Transfer Massa
)XX(ln
)X-X(
ForceDrivingMeanLog
21
21



dimana; Mean Driving Force = DF
ΔX1 = X1 – X*
ΔX2 = X2 – 0
X* = Y1/KR dengan nilai KR = 1,5
Waktu
(menit)
X* ΔX1 ΔX2 Log DF DF
0 0,0286 0,0194 0,005 0,0106 1,0247
5 0,0346 0,0234 0,006 0,0128 1,0299
6 0,0367 0,0303 0,012 0,0198 1,0466
X1 rata-rata =
, , ,
= 0,0577
X2 rata-rata =
, , ,
= 0,007
Mean Driving Force (DF) =
, , ,
= 1,0340
0
0,002
0,004
0,006
0,008
0,01
0,012
0,014
0 5 10 15
Y1(N)
t (menit)
Konsentrasi Asam Propionat dalam Rafinat
Series1
Linear (Series1)
Volume packing = ¼ . π . D2
. h
= ¼ . (3,14) . (15,3)2
. 115
= 21132,47 ml
= 21,13247 Liter
Maka;
FPACKING
21
DxV
X-X
(K)MassaTransferKoefisien 
Koefisien Transfer Massa (K) =
0,0577−0,007
21,13247 1,0340
= 0,00232
5.6 Proses Ekstraksi dengan Q = 300 ml/menit
Waktu
(menit)
Volume sampel (ml) Volume NaoH terpakai (ml) Normalitas
NaOH (N)Rafinat Ekstrak Rafinat Ekstrak
0
3
6
10
10
10
10
10
10
0,3
0,4
0,7
4,6
4,9
5,4
0,1
0,1
0,1
 Menentukan konsentrasi asam propionat dalam feed
Volume feed (sampel) ; V1 = 10 ml
Konsentrasi NaOH ; N2 = 0,1 N.
Volume NaOH terpakai; V2 = 15,4 ml.
V1. N1 = V2. N2
10 ml . N1 = 15,4 ml. 0,1 N
N1 = 0,154 N
 Menentukan konsentrasi asam propionat dalam ekstrak
t = 3 menit
Volume sampel; V1 = 10 ml
Volume NaOH; V2 = 4,9 ml
Konsentrasi NaOH; N2 = 0,1 N
V1. N1 = V2. N2
10 ml . N1 = 4,9 ml. 0,1 N
N1 = 0,049 N
N1 = 0.055 N
t = 0 menit
Volume sampel; V1 = 10 ml
Volume NaOH; V2 = 4,6 ml
Konsentrasi NaOH; N2 = 0,1 N
V1. N1 = V2. N2
10 ml . N1 = 4,6 ml. 0,1 N
N1 = 0.046 N
N1 = 0.055 N
t = 6 menit
Volume sampel; V1 = 10 ml
Volume NaOH; V2 = 5,4 ml
Konsentrasi NaOH; N2 = 0,1 N
V1. N1 = V2. N2
10 ml . N1 = 5,4 ml. 0,1 N
N1 = 0,054 N
N1 = 0.055 N
 Menentukan konsentrasi asam propionat dalam rafinat
t = 3 menit
Volume sampel; V1 = 10 ml
Volume NaOH; V2 = 0,4 ml
Konsentrasi NaOH; N2 = 0,1 N
V1. N1 = V2. N2
10 ml . N1 = 0,4 ml. 0,1 N
N1 = 0.004 N
N1 = 0.055 N
t = 0 menit
Volume sampel; V1 = 10 ml
Volume NaOH; V2 = 0,3 ml
Konsentrasi NaOH; N2 = 0,1 N
V1. N1 = V2. N2
10 ml . N1 = 0,3 ml. 0,1 N
N1 = 0.003 N
N1 = 0.055 N
t = 6 menit
Volume sampel; V1 = 10 ml
Volume NaOH; V2 = 0,7ml
Konsentrasi NaOH; N2 = 0,1 N
V1. N1 = V2. N2
10 ml . N1 = 0,7 ml. 0,1 N
N1 = 0,007 N
N1 = 0.055 N
5.7 Kesetimbangan Massa
Laju alir TCE (Vo) = 300 ml /menit
Laju alir air (Vw) = 300 ml /menit
Neraca Massa Asam Propionat
Vo ( X1 - X2 ) = Vw ( Y1 - Y2 ) Dimana : Vo = Vw
Vo ( X1 - X2 ) = Vw Y1 Y2 = 0
X1 - X2 = Y1
Dari perhitungan-perhitungan, didapatkan hasil sbb :
Waktu
(menit)
Konsentrasi Asam Propionat Solute dan Dilute
( X1 )Ekstrak ( Y1 ) Rafinat ( X2 )
0
3
6
0,046
0,049
0,054
0,003
0,004
0,007
0,049
0,053
0,061
 Kurva Konsentrasi Asam Propionat pada Ekstrak dan Rafinat
0,045
0,046
0,047
0,048
0,049
0,05
0,051
0,052
0,053
0,054
0,055
0 1 2 3 4 5 6 7
Y1(N)
t (menit)
Konsentrasi Asam Propionat dalam Ekstrak
X1 = Y1 + X2
 Penentuan Koefisien Transfer Massa
)XX(ln
)X-X(
ForceDrivingMeanLog
21
21



dimana; Mean Driving Force = DF
ΔX1 = X1 – X*
ΔX2 = X2 – 0
X* = Y1/KR dengan nilai KR = 1,5
Waktu
(menit)
X* ΔX1 ΔX2 Log DF DF
5
10
15
0,0306
0,0327
0,0360
0,0184
0,0203
0,0250
0,003
0,004
0,007
0,0085
0,0100
0,0157
1,0198
1,0232
1,0368
X1 rata-rata =
, , ,
= 0,054
0
0,001
0,002
0,003
0,004
0,005
0,006
0,007
0,008
0 1 2 3 4 5 6 7
Y1(N)
t (menit)
Konsentrasi Asam Propionat dalam Rafinat
X2 rata-rata =
, , ,
= 0,0047
Mean Driving Force (DF) =
, , ,
= 1,0268
Volume packing = ¼ . π . D2
. h
= ¼ . (3,14) . (15,3)2
. 115
= 21132,47 ml = 21,13247 L
Maka;
FPACKING
21
DxV
X-X
(K)MassaTransferKoefisien 
Koefisien Transfer Massa (K) =
0,0540−0,0053
21,13247 1,0268
= 0,00224
V. PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini, kami melakukan percobaan untuk memisahkan TCE
sebagai diluent dengan Asam Propionat sebagai solut dengan air sebagai solvent.
Praktikum ini diawali dengan menyalakan alat kendali dimana pada alat kendali terdapat
tiga tombol yaitu tombol power utama,tombol power pompa umpan dan tombol power
air.Kemudian kami membersihkan/menguras tangki umpan hingga kosong lalu
melakukan kalibrasi pompa menggunakan air dimana hal ini dipertimbangkan karena air
mudah diperoleh dan murah. Kalibrasi ini kami lakukan untuk menentukan berapa nilai
yang harus di-setting pada pompa stroke agar umpan yang mengalir sesuai dengan laju
alir yang diharapkan. Adapun laju alir yang ditetapkan yaitu 200ml/menit dan
300ml/menit. Hasil kalibrasi menunjukan bahwa persamaannya yatu Y = 4.509 X
dan kemudian setting untuk pompa stroke yaitu 40 dan 60.
Komposisi umpan pada ektraksi yaitu 3000ml(TEC) dan 30ml(Asam
Propionat). Selanjutnya isi kolom hingga terendam puncak kolomnya lalu setelah itu
kontakan umpan dengan air dengan laju alir yang telah ditentukan (200ml/menit) dengan
setting pompa yaitu 40. Kemudian ambil sampel pertama di saat keluaran ekstraksi
pertama bersamaan dengan rafinatnya. Ulangi perlakuan tersebut hingga didapatkan 3
sampel dimana setiap sampel berjarak 5 menit. Setelah itu kami me-recovery rafinat dan
umpan yang tersisa di kolom dengan proses pemisahan menggunakan corong pisah.
Kemudian kami melakukan hal yang sama yaitu memasukan umpan dengan komposisi
yang sama tetapi dengan laju alir yang berbeda yaitu 300ml/menit dengan pompa di-
setting di nilai 60 (nilai diperoleh dari hasil kurva kalibrasi). Laju alir airpun kami ubah
sesuai dengan laju alir umpannya yaitu 300ml/menit. Ambil sampel pertama keluaran
ekstraksi dan rafinat. Kemudian lakukan hal yang sama hingga diperoleh 3 sampel
dengan durasi tiap sampelnya yaitu 3 menit. Setelah itu kami me-recovery kembali
rafinat dan umpan yang tersisa di kolom dengan proses pemisahan menggunakan corong
pisah. Setelah proses ektraksi dengan Packed Column selesai,seluruh tombol power
dimatikan.
Selanjutnya kami melakukan titrasi pada seluruh rafinat dan ekstrak dengan
larutan NaOH 0,1M. Sebelumnya kami memperoleh kadar konsentrasi Asam Propionat
dalam umpan yaitu sebesar 0,148 N. Adapun nilai koefisien distribusi telah ditentukan
oleh dosen pembimbing yaitu sebesar 1,5. Dari seluruh data yang diperoleh, kami
mendapatkan volume packing, driving force rata-rata dan nilai koefisien perpindahan
massa sebagai berikut ;
Laju Alir
(ml/menit)
Sampel
Waktu
(menit)
Rafinat (ml)
NaOH 0,1M
(ml)
Konsentarasi
Asam
Propionat
(N)
200
1 0 10 0,5 0,005
2 5 10 0,6 0,006
3 10 10 1,2 0,012
Laju Alir
(ml/menit)
Sampel
Waktu
(menit)
Ekstrak (ml)
NaOH 0,1M
(ml)
Konsentarasi
Asam
Propionat
(N)
200
1 0 10 4,3 0,043
2 5 10 5,2 0,052
3 10 10 5,5 0,055
Laju Alir
(ml/menit)
Sampel
Waktu
(menit)
Rafinat (ml)
NaOH 0,1M
(ml)
Konsentarasi
Asam
Propionat
(N)
300
1 0 10 0,3 0,003
2 3 10 0,4 0,004
3 6 10 0,7 0,007
Laju Alir
(ml/menit)
Sampel
Waktu
(menit)
Ekstrak (ml)
NaOH 0,1M
(ml)
Konsentarasi
Asam
Propionat
(N)
300
1 0 10 4,6 0,046
2 3 10 4,9 0,049
3 6 10 5,4 0,054
Selain itu saat setting laju alir 200 ml/menit didapat koefisien perpindahan
massa sebesar 0,00232 sedangkan dengan laju 300 ml/menit didapat koefisien
perpindahan massa sebesar 0,00224. Semakin kecil laju alir yang digunakan, makin besar
pula koefisien transfer massanya dan sebaliknya semakin besar laju alir yang digunakan,
makin kecil pula koefisien transfer massanya. Hal ini menunjukkan bahwa belum tentu
dengan laju alir yang besar dapat membuat membuat transfer massa pada proses ekstraksi
tersebut berlangsung efektif hal ini dikarenakan adanya titik banjir (floading point ) yang
merupakan batas maksimum dari bahan yang dapat dimasukan ke dalam kolom yang
menyebabkan salah satu fasa terbendung oleh fasa lainnya.Oleh karena itu untuk
menghasilkan ekstrak dalam jumlah yang relative banyak maka dapat digunakan dengan
laju alir 200 ml/menit karena nilai transfer massanya lebih besar dibandingkan dengan
laju alir 300 ml/menit.
Berdasarkan data pengamatan tersebut ternyata Volume penitran NaOH yang
dibutuhkan untuk ekstrak selalu lebih banyak dari pada untuk rafinat, karena
asampropionat lebih banyak larut/terdapat di ekstrak, Konsentrasi ekstrak semakin lama
akan semakin besar, sedangkan konsentrasi rafinat akan semakin kecil. Konsentrasi
ekstrak akan bertambah besar karena semakin banyaknya asam propionat (solute) yang
berpindah ke air (pelarut) dan konsentrasi rafinatnya akan semakin kecil karena semakin
sedikitnya sisa asam propionat yang tidak terekstrak.
VI. KESIMPULAN
Dari keseluruhan data yang telah kami peroleh, volume packing, driving force rata-
rata dan nilai koefisien perpindahan massa sebagai berikut ;
Laju Alir
(ml/menit)
Volume Kolom
Packing (liter)
Drivinf Force
Rata-Rata
Koef.
Perpindahan
Massa
200 21,133 1,034 0,00232
300 21,133 1,027 0,00224
 Berdasarkan data pengamatan tersebut ternyata Volume penitran NaOH yang
dibutuhkan untuk ekstrak selalu lebih banyak dari pada untuk rafinat, karena
asampropionat lebih banyak larut/terdapat di ekstrak
 Semakin kecil laju alir yang digunakan, makin besar pula koefisien transfer
massanya dan sebaliknya semakin besar laju alir yang digunakan, makin kecil
pula koefisien transfer massanya. Hal ini menunjukkan bahwa belum tentu dengan
laju alir yang besar dapat membuat membuat transfer massa pada proses ekstraksi
tersebut berlangsung efektif hal ini dikarenakan adanya titik banjir (floading point
) yang merupakan batas maksimum dari bahan yang dapat dimasukan ke dalam
kolom yang menyebabkan salah satu fasa terbendung oleh fasa lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet Praktikum Lab. Teknik Kimia, Ekstraksi, PEDC, Bandung.
Robert E. Treybal, Mass Transfer Operations, Mc. Graw Hill Book Company, 1981
Robert H Perry, Chemical Engineering Handbook, Mc. Graw Hill USA, 4th
Edition, 1998.
Warren L. Mc. Cabe, Unit Operation of Chemical Engineering, Mc. Graw Hill Book
Company, 1985.

More Related Content

What's hot

Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriAndreas Cahyadi
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriRidha Faturachmi
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1wahyuddin S.T
 
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianFransiska Puteri
 
titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri Afif Randika
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriqlp
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaRidha Faturachmi
 
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran LarutanDiagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran LarutanRut Tiur Lani Marpaung
 
Uji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakUji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakErnalia Rosita
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanAhmad Dzikrullah
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Awal Rahmad
 
Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarilmanafia13
 
Laporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum DestilasiLaporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum DestilasiErnalia Rosita
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiwd_amaliah
 
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAnalisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAgres Tarigan
 

What's hot (20)

Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetri
 
Distilasi fraksionasi
Distilasi fraksionasiDistilasi fraksionasi
Distilasi fraksionasi
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
Leaching
LeachingLeaching
Leaching
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
 
Sintesis Asetanilida
Sintesis AsetanilidaSintesis Asetanilida
Sintesis Asetanilida
 
Larutan dan Kelarutan
Larutan dan KelarutanLarutan dan Kelarutan
Larutan dan Kelarutan
 
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
 
titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
 
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran LarutanDiagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
 
Uji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakUji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan Lemak
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri
 
Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasar
 
Laporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum DestilasiLaporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum Destilasi
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
 
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAnalisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
 

Viewers also liked

Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutRizki Ramadhan
 
laporan ekstrasi cair cair
laporan ekstrasi cair cairlaporan ekstrasi cair cair
laporan ekstrasi cair cairagusasnafi
 
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiLaporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiRukmana Suharta
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutRizki Ramadhan
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balance
ITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balanceITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balance
ITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balanceFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanikITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanikFransiska Puteri
 
Master gestion-espme
Master gestion-espmeMaster gestion-espme
Master gestion-espmeessa1988
 
Sumbangan sarjana sains Islam Kepada tamadun dunia
Sumbangan sarjana sains Islam Kepada tamadun duniaSumbangan sarjana sains Islam Kepada tamadun dunia
Sumbangan sarjana sains Islam Kepada tamadun duniamohd adib
 
Eric Hartman_resume
Eric Hartman_resumeEric Hartman_resume
Eric Hartman_resumeEric Hartman
 
Diagnostic 2009 de l'Aquitaine Numérique - Présentation
Diagnostic 2009 de l'Aquitaine Numérique  - PrésentationDiagnostic 2009 de l'Aquitaine Numérique  - Présentation
Diagnostic 2009 de l'Aquitaine Numérique - PrésentationUNITEC
 
Ahmad Firdaus_CV_New
Ahmad Firdaus_CV_NewAhmad Firdaus_CV_New
Ahmad Firdaus_CV_Newpidoot0708
 

Viewers also liked (18)

Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cair
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
laporan ekstrasi cair cair
laporan ekstrasi cair cairlaporan ekstrasi cair cair
laporan ekstrasi cair cair
 
Laporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksiLaporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksi
 
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiLaporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balance
ITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balanceITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balance
ITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balance
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanikITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
 
Master gestion-espme
Master gestion-espmeMaster gestion-espme
Master gestion-espme
 
Sumbangan sarjana sains Islam Kepada tamadun dunia
Sumbangan sarjana sains Islam Kepada tamadun duniaSumbangan sarjana sains Islam Kepada tamadun dunia
Sumbangan sarjana sains Islam Kepada tamadun dunia
 
Thi is jhordan
Thi is jhordanThi is jhordan
Thi is jhordan
 
Eric Hartman_resume
Eric Hartman_resumeEric Hartman_resume
Eric Hartman_resume
 
Diagnostic 2009 de l'Aquitaine Numérique - Présentation
Diagnostic 2009 de l'Aquitaine Numérique  - PrésentationDiagnostic 2009 de l'Aquitaine Numérique  - Présentation
Diagnostic 2009 de l'Aquitaine Numérique - Présentation
 
[IJET-V2I2P5] Authors:Mr. Veer Karan Bharat1, Miss. Dethe Pratima Vilas2, Mis...
[IJET-V2I2P5] Authors:Mr. Veer Karan Bharat1, Miss. Dethe Pratima Vilas2, Mis...[IJET-V2I2P5] Authors:Mr. Veer Karan Bharat1, Miss. Dethe Pratima Vilas2, Mis...
[IJET-V2I2P5] Authors:Mr. Veer Karan Bharat1, Miss. Dethe Pratima Vilas2, Mis...
 
Dr Rahul Hajare_ Detail cv
Dr Rahul Hajare_ Detail cvDr Rahul Hajare_ Detail cv
Dr Rahul Hajare_ Detail cv
 
Akidah
AkidahAkidah
Akidah
 
Herramientas web 2.0
Herramientas web 2.0Herramientas web 2.0
Herramientas web 2.0
 
Ahmad Firdaus_CV_New
Ahmad Firdaus_CV_NewAhmad Firdaus_CV_New
Ahmad Firdaus_CV_New
 

Similar to EKSTRAKSI CAIR-CAIR

Laporan praktikum kimia analisis terupdate
Laporan praktikum kimia analisis terupdateLaporan praktikum kimia analisis terupdate
Laporan praktikum kimia analisis terupdateMuhammad Faisal Firdaus
 
Penurunan titik beku larutan
Penurunan titik beku larutanPenurunan titik beku larutan
Penurunan titik beku larutanadinugroho wisnu
 
Apriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospenApriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospenAprili yanti
 
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docxLAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docxkeishanadine186
 
Ekstraksi SI.pptx
Ekstraksi SI.pptxEkstraksi SI.pptx
Ekstraksi SI.pptxFitraNamikz
 
Penentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanPenentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanSepta Septy
 
PEMBICARAAN AKHIR MODUL MEMBRAN RO salinan salinan.pptx
PEMBICARAAN AKHIR MODUL MEMBRAN RO salinan salinan.pptxPEMBICARAAN AKHIR MODUL MEMBRAN RO salinan salinan.pptx
PEMBICARAAN AKHIR MODUL MEMBRAN RO salinan salinan.pptxChairulAnam34
 
Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Dede Suhendra
 
Kimia titik-didih
Kimia titik-didihKimia titik-didih
Kimia titik-didihPT. SASA
 
Trouble Shooting HPLC (High Performance Liquid Chromatography).pdf
Trouble Shooting HPLC (High Performance Liquid Chromatography).pdfTrouble Shooting HPLC (High Performance Liquid Chromatography).pdf
Trouble Shooting HPLC (High Performance Liquid Chromatography).pdfRifkahIqbal1
 

Similar to EKSTRAKSI CAIR-CAIR (20)

Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif LarutanSifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan
 
06 kecepatan disolusi
06 kecepatan disolusi06 kecepatan disolusi
06 kecepatan disolusi
 
Laporan praktikum kimia analisis terupdate
Laporan praktikum kimia analisis terupdateLaporan praktikum kimia analisis terupdate
Laporan praktikum kimia analisis terupdate
 
Penurunan titik beku larutan
Penurunan titik beku larutanPenurunan titik beku larutan
Penurunan titik beku larutan
 
Ion exchange
Ion exchangeIon exchange
Ion exchange
 
Ekstraksi pelarut
Ekstraksi pelarutEkstraksi pelarut
Ekstraksi pelarut
 
Ekstraksi pelarut
Ekstraksi pelarutEkstraksi pelarut
Ekstraksi pelarut
 
Apriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospenApriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospen
 
Sentrifugasi
SentrifugasiSentrifugasi
Sentrifugasi
 
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docxLAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
 
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani ganiLaporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
 
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani ganiLaporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
 
Ekstraksi SI.pptx
Ekstraksi SI.pptxEkstraksi SI.pptx
Ekstraksi SI.pptx
 
Penentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanPenentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringan
 
PEMBICARAAN AKHIR MODUL MEMBRAN RO salinan salinan.pptx
PEMBICARAAN AKHIR MODUL MEMBRAN RO salinan salinan.pptxPEMBICARAAN AKHIR MODUL MEMBRAN RO salinan salinan.pptx
PEMBICARAAN AKHIR MODUL MEMBRAN RO salinan salinan.pptx
 
Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan
 
Koefisien distribusi (roni)
Koefisien distribusi (roni)Koefisien distribusi (roni)
Koefisien distribusi (roni)
 
Kimia titik-didih
Kimia titik-didihKimia titik-didih
Kimia titik-didih
 
Modul praktikum elektrometri
Modul praktikum elektrometriModul praktikum elektrometri
Modul praktikum elektrometri
 
Trouble Shooting HPLC (High Performance Liquid Chromatography).pdf
Trouble Shooting HPLC (High Performance Liquid Chromatography).pdfTrouble Shooting HPLC (High Performance Liquid Chromatography).pdf
Trouble Shooting HPLC (High Performance Liquid Chromatography).pdf
 

More from Iffa M.Nisa

More from Iffa M.Nisa (12)

Fluidized bed dryer
Fluidized bed dryerFluidized bed dryer
Fluidized bed dryer
 
Plat heat exchanger
Plat heat exchangerPlat heat exchanger
Plat heat exchanger
 
Falling film evaporator
Falling film evaporatorFalling film evaporator
Falling film evaporator
 
Anaerobik digester
Anaerobik digesterAnaerobik digester
Anaerobik digester
 
Mixing
MixingMixing
Mixing
 
Spray drayer 5
Spray drayer 5Spray drayer 5
Spray drayer 5
 
Destilasi batch
Destilasi batchDestilasi batch
Destilasi batch
 
Fluidisasi
FluidisasiFluidisasi
Fluidisasi
 
Kecepatan reaksi
Kecepatan reaksiKecepatan reaksi
Kecepatan reaksi
 
P h metri
P h metriP h metri
P h metri
 
Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugalPompa sentrifugal
Pompa sentrifugal
 
Grinding and sizing
Grinding and sizingGrinding and sizing
Grinding and sizing
 

EKSTRAKSI CAIR-CAIR

  • 1. LABORATORIUM SATUAN OPERASI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013 MODUL : EKSTRAKSI CAIR-CAIR PEMBIMBING : Rintis Manfaati Oleh : Kelompok : V (lima) Nama : Agi Iqbal Velayas NIM.111411032 Iffa Ma’rifatunnisa NIM.111411046 Kelas : 2B PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2013 Praktikum : 21 Februari 2013 Penyerahan : 28 Februari 2013 (Laporan) LABORATORIUM SATUAN OPERASI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013 MODUL : EKSTRAKSI CAIR-CAIR PEMBIMBING : Rintis Manfaati Oleh : Kelompok : V (lima) Nama : Agi Iqbal Velayas NIM.111411032 Iffa Ma’rifatunnisa NIM.111411046 Kelas : 2B PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2013 Praktikum : 21 Februari 2013 Penyerahan : 28 Februari 2013 (Laporan) LABORATORIUM SATUAN OPERASI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013 MODUL : EKSTRAKSI CAIR-CAIR PEMBIMBING : Rintis Manfaati Oleh : Kelompok : V (lima) Nama : Agi Iqbal Velayas NIM.111411032 Iffa Ma’rifatunnisa NIM.111411046 Kelas : 2B PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2013 Praktikum : 21 Februari 2013 Penyerahan : 28 Februari 2013 (Laporan)
  • 2. EKSTRAKSI CAIR-CAIR I. TUJUAN PRAKTIKUM a) Mengenal dan memahami prinsip operasi ekstraksi cair – cair pada kolom berpacking. b) Menghitung neraca proses ekstraksi pada beberapa laju alir. c) Mengetahui kondisi operasi yang sesuai untuk ekstraksi cair – cair tertentu. II. DASAR TEORI Ekstaksi cair-cair adalah proses pemisahan zat cair yang terlarut dalam cairan dengan cara mengontakkannya dengan zat cair lain yang dapat melarutkan zat terlarut. Ekstraksi digunakan untuk memisahkan umpan yang terdiri atas zat terlarut (solute) dan zat yang mencairkan (dilute) yang dikontakkan dengan pelarut (solven). Komponen yang diekstrak larutan pada pelarut (solven) dan komponen lainnya relatif tidak larut pada pelarut. Perbedaan konsentrasi so;ut di dalam suatu fasa dengna konsentrasi solut padakeadaan setimbang merupakan pendorong terjadinya pelepasa solut dari diluent. Gaya dorong (driving force) yang menyebabkan terjadinya proses ekstraksi dapat ditentukan dengan mengukur penyimpangannya dari kondisi setimbang. Pemilihan solvent dilakukan berdasarakan kriteria berikut: a) Selektifitas (ß) Efektivitas suatu solvent dalalm memisahkan A dan C dalam suatu larutan adalah: ß = ( )/( ) ( )/( ) b) Distilasi Setelah operasi ekstraksi, solvent harus diambil lagi baik dari fasa ekstrak maupun fasa rafinat. Karean pemurnian ini sering dilakukan dengan cara distilasi maka komponen-komponen yang akan dipisahkan sebaiknya memiliki relative volatily lebih dari 1,05
  • 3. c) Koefisien distribusi Solvent yang dipilih harus memiliki koefisien distribusi yang besar sehingga jumlah solvent yang digunakan lebih sedikit d) Densitas Perbedaan densitas solvent dan diluent harus cukup besar karena selama proses ekstraksi perbedaan densitas ini akan berubah dan mempengaruhi laju perpindahan massa e) Tegangan antar muka (interfacial tension) Semakin besar tegangan antar muka suatu zat, semakin mudah zat tersebut membentuk coalesence tapi semakin sulit terdispersi ke suatu cairan lain. f) Chemical reactivity Solvent harus bersifat stabil dan tidak bereaksi dengna komponen dalam sistem (inert) dan tidak bereaksi pula dengan material konstruksi g) Viscosity, vapor pressure, dan freezing point Sebaiknya rendah untuk memudahkan penyimpanan dan penangannya h) Tidak beracun, tidak mudah terbakar, dan murah Pada percobaan ekstraksi ini digunakan larutan TCE (trichloroetana) sebagai diluen, asam propionat sebagai solute, dan air sebagai solven. Pada percobaan ekstraksi cair-cair ini akan diperoleh fasa ekstrak dan rafinat. Fasa ekstrak merupakan air dan asam propionat, sedangkan fasa cair adalah campuran trikloroetilen dengan sedikit sisa asam propionat. Koefisien distribusi (K) didefinisikan sebagai perbandingan : K = , , Dalam hal ini diasumsikan bahwa kesetimbangan berada dalam dua fasa, Pada konsentrasi rendah, koefisien distribusi tergantung pada konsentrasi sehingga Y = KX. Adapun pertimbangan pemakaian proses ekstraksi antara lain :
  • 4. 1. Komponen larutan sensitif terhadap pemanasan, jika dilakukan distilasi meskipun keadaannya vakum. 2. Titik didih komponen-komponen zat cair dalam campuran berdekatan, sehingga sulit dilakukan dengan distilasi. 3. Kemudahan menguap (volatilitas) komponen-komponen hampir sama. 4. Komponen yang lebih mudah menguap (volatile) hanya diinginkan sedikit dalam larutan. Prinsip-prinsip proses ekstraksi, antara lain : 1. Kontak antara pelarut dengan zat terlarut (solute) dan diluen sehingga terjadi perpindahan massa zat terlarut (solute) ke pelarut. 2. Pemisahan kedua fase tersebut (fase cair dan fase organik). Hasil ekstraksi yang kaya akan pelarut disebut ekstrak, sedangkan yang pelarutnya sedikit disebut rafinat. Ekstraksi dapat digunakan untuk memisahkan lebih dari dua komponen dalam penerapan tertentu, digunakan campuran pelarut, bukan satu pelarut saja. Pada percobaan ini mendemonstrasikan bagaimana kelakuan neraca massa pada kolom ekstraksi dan mengukur koefisien perpindahan massa dan variasinya terhadap lajualir dengan fasa air sebagai media kontinyu. 1. Neracamassa Asam propionate yang terekstraksidarifasaorganik (rafinat) = Vo(X1 – X2) Asam propionate yang terekstraksidarifasacair (ekstrak) = Vw(Y1 - 0) Maka : V0(X1 – X2) = Vw(Y1 - 0) Keterangan : Vw = Lajualir air (L/s) V0 = Lajualir TCE (L/s) X = Konsentrasiasampropionatdalamfasaorganik (kg/L) Y = Konsentrasiasampropionatdalamfasa air (kg/L)
  • 5. Indeks 1 = pada puncak kolom 2 = pada dasar kolom 2. Efisiensi Ekstraksi Koefisien perpindahan massa = × − Log rata – rata gayadorong = ∆ 1−∆ 2 ln ( ∆ 1 ∆ 2 ) ∆ = gayadorong pada puncak kolom = 2 – 0 ∆ = gaya dorong pada dasar kolom = 1 − 1 ∗ 1 ∗= konsentrasiasam di dalamfasaoganik yang berkesetimbangan dengan konsentrasi Y1 di dalam fasa air. Harga kesetimbangan ini didapatkan dari kurva koefisien distribusi pada percobaan 1.
  • 6. III. ALAT DAN BAHAN 3.1 Alat 1. Erlenmeyer 250 ml. 2. Gelas kimia, 600 ml, 400 ml, 250 ml. 3. Labu takar 250 ml, 100 ml. 4. Ember. 5. Gelas ukur 100 ml, 500 ml. 6. Bola hisap. 7. Botol semprot. 8. Corong pisah 250 ml. 9. Buret 50 ml. 10. Pipet Volume 5ml. 11. Pipet Ukur 5 ml dan 1 ml. 12. Seperangkat alat ekstraksi . 13. Corong plastik dan gelas. 3.2 Bahan 1. NaOH 0,1 N. 2. Larutan TCE (Trichloroetana) 3 L 3. Air Kran. 4. Aquadest. 5. Asam Propionat 30 ml 6. Indikator pp.
  • 7. IV. PROSEDUR KERJA 4.1 Kalibrasi Pompa Stroke Alirkan air pada tangki Pompa Setelah laju alir stabil tampung pada gelas kimia selama 30 detik Ukur volume air pad gelas ukur Ulangi percobaan (Variasikan Stroke pompa 5 data) Kurva Klaibrasi % stroke pompa = laju alir pompa
  • 8. 4.2 Ekstraksi Cair-Cair Dengan Fasa Air Sebagai Fasa Kontinyu 3 Liter TCE + 30 ml Asam propionatPencampuran dalam tangki Pengamatan menara ekstraksi Pengambilan sampel pada Rafinat dan Ekstrak (10 ml) Titrasi dengan NaOH 0.1 M Lakukan pengambilan sampel selanjutnya setiap 5 menit Lakukan pada putaran 40 dan dan putaran 60 Jalankan pompa air dan pompa TCE Pengosongan Tangki
  • 9. V. DATA PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA 5.1 Kalibrasi pompa stroke untuk TCE % bukaan V (ml) t (menit) Q (ml/menit) 10 22 0.5 44 20 38 0.5 76 30 80 0.5 160 40 96 0.53 181 50 108 0.5 216  Perhitungan kalibrasi pompa stroke untuk TCE Q1 = = . = 44 ml/menit Q2 = = . = 76 ml/menit Q3 = = . = 160 ml/menit Q4 = = . = 181 ml/menit Q5 = = . = 216 ml/menit
  • 10.  Kurva Kalibrasi pompa stroke untuk TCE Penentuan laju alir TCE 200 ml/menit Y = 4.509 X 200 = 4.509 X X = 44.35 % Dari grafik kurva kalibrasi di atas didapatkan laju alir yang dibutuhkan TCE pada 200 ml/menit sebesar 44.35% sehingga pompa stroke diatur di nilai 40. Penentuan laju alir TCE 200 ml/menit Y = 4.509 X 300 = 4.509 X X = 66.53 % Dari grafik kurva kalibrasi di atas didapatkan kalibrasi laju alir yang dibutuhkan TCE 300 ml/menit sebesar 66.53 % sehingga pompa stroke diatur di nilai 60. y = 4,509x R² = 0,957 0 50 100 150 200 250 0 10 20 30 40 50 60 Kurva Kalibrasi
  • 11. 5.2 Penentuan Koefisien Distribusi Koefisien distribusi pada praktikum ekstraksi cair-cair kali initelah ditentukan oleh pembimbing praktikum yaitu sebesar 1.5 5.3 Proses Ekstraksi  Proses Ekstraksi dengan Q = 200 ml/s Waktu (menit) Volume sampel (ml) Volume NaoH terpakai (ml) Normalitas NaOH (N)Rafinat Ekstrak Rafinat Ekstrak 0 10 10 0,5 4,3 0,1 5 10 10 0,6 5,2 0,1 10 10 10 1,2 5,5 0,1  Menentukan konsentrasi asam propionat dalam feed Volume feed (sampel) ; V1 = 10 ml Konsentrasi NaOH ; N2 = 0,1 N. Volume NaOH terpakai; V2 = 14.8 ml. V1. N1 = V2. N2 10 ml . N1 = 14.8 ml. 0,1 N N1 = 0,148 N
  • 12.  Menentukan konsentrasi asam propionat dalam ekstrak t = 5 menit Volume sampel; V1 = 10 ml Volume NaOH; V2 = 5,2 ml Konsentrasi NaOH; N2 = 0,1 N V1. N1 = V2. N2 10 ml . N1 = 5,5 ml. 0,1 N N1 = 0,052 N N1 = 0.055 N t = 0 menit Volume sampel; V1 = 10 ml Volume NaOH; V2 = 5,2 ml Konsentrasi NaOH; N2 = 0,1 N V1. N1 = V2. N2 10 ml . N1 = 4,3 ml. 0,1 N N1 = 0.043 N N1 = 0.055 N t = 10 menit Volume sampel; V1 = 10 ml Volume NaOH; V2 = 5,5 ml Konsentrasi NaOH; N2 = 0,1 N V1. N1 = V2. N2 10 ml . N1 = 5,5 ml. 0,1 N N1 = 0,055 N N1 = 0.055 N
  • 13.  Menentukan konsentrasi asam propionat dalam rafinat t = 5 menit Volume sampel; V1 = 10 ml Volume NaOH; V2 = 0,6 ml Konsentrasi NaOH; N2 = 0,1 N V1. N1 = V2. N2 10 ml . N1 = 0,6 ml. 0,1 N N1 = 0.006 N N1 = 0.055 N t = 0 menit Volume sampel; V1 = 10 ml Volume NaOH; V2 = 0,5 ml Konsentrasi NaOH; N2 = 0,1 N V1. N1 = V2. N2 10 ml . N1 = 0,5 ml. 0,1 N N1 = 0.005 N N1 = 0.055 N t = 10 menit Volume sampel; V1 = 10 ml Volume NaOH; V2 = 1,2 ml Konsentrasi NaOH; N2 = 0,1 N V1. N1 = V2. N2 10 ml . N1 = 1,2 ml. 0,1 N N1 = 0,012 N N1 = 0.055 N
  • 14. 5.4 Kesetimbangan Massa Laju alir TCE (Vo) = 200 ml /menit Laju alir air (Vw) = 200 ml /menit Neraca Massa Asam Propionat Vo ( X1 - X2 ) = Vw ( Y1 - Y2 ) Dimana : Vo = Vw Vo ( X1 - X2 ) = Vw Y1 Y2 = 0 X1 - X2 = Y1 Dari perhitungan-perhitungan, didapatkan hasil sbb : Waktu (menit) Konsentrasi Asam Propionat Solute dan Dilute ( X1 )Ekstrak ( Y1 ) Rafinat ( X2 ) 0 5 10 0,043 0,052 0,055 0,005 0,006 0,012 0,048 0,058 0,067  Kurva Konsentrasi Asam Propionat pada Ekstrak dan Rafinat 0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0 5 10 Y1(N) t (menit) Konsentrasi Asam Propionat dalam Ekstrak Series1 Linear (Series1) X1 = Y1 + X2
  • 15. 5.5 Penentuan Koefisien Transfer Massa )XX(ln )X-X( ForceDrivingMeanLog 21 21    dimana; Mean Driving Force = DF ΔX1 = X1 – X* ΔX2 = X2 – 0 X* = Y1/KR dengan nilai KR = 1,5 Waktu (menit) X* ΔX1 ΔX2 Log DF DF 0 0,0286 0,0194 0,005 0,0106 1,0247 5 0,0346 0,0234 0,006 0,0128 1,0299 6 0,0367 0,0303 0,012 0,0198 1,0466 X1 rata-rata = , , , = 0,0577 X2 rata-rata = , , , = 0,007 Mean Driving Force (DF) = , , , = 1,0340 0 0,002 0,004 0,006 0,008 0,01 0,012 0,014 0 5 10 15 Y1(N) t (menit) Konsentrasi Asam Propionat dalam Rafinat Series1 Linear (Series1)
  • 16. Volume packing = ¼ . π . D2 . h = ¼ . (3,14) . (15,3)2 . 115 = 21132,47 ml = 21,13247 Liter Maka; FPACKING 21 DxV X-X (K)MassaTransferKoefisien  Koefisien Transfer Massa (K) = 0,0577−0,007 21,13247 1,0340 = 0,00232 5.6 Proses Ekstraksi dengan Q = 300 ml/menit Waktu (menit) Volume sampel (ml) Volume NaoH terpakai (ml) Normalitas NaOH (N)Rafinat Ekstrak Rafinat Ekstrak 0 3 6 10 10 10 10 10 10 0,3 0,4 0,7 4,6 4,9 5,4 0,1 0,1 0,1  Menentukan konsentrasi asam propionat dalam feed Volume feed (sampel) ; V1 = 10 ml Konsentrasi NaOH ; N2 = 0,1 N. Volume NaOH terpakai; V2 = 15,4 ml. V1. N1 = V2. N2 10 ml . N1 = 15,4 ml. 0,1 N
  • 17. N1 = 0,154 N  Menentukan konsentrasi asam propionat dalam ekstrak t = 3 menit Volume sampel; V1 = 10 ml Volume NaOH; V2 = 4,9 ml Konsentrasi NaOH; N2 = 0,1 N V1. N1 = V2. N2 10 ml . N1 = 4,9 ml. 0,1 N N1 = 0,049 N N1 = 0.055 N t = 0 menit Volume sampel; V1 = 10 ml Volume NaOH; V2 = 4,6 ml Konsentrasi NaOH; N2 = 0,1 N V1. N1 = V2. N2 10 ml . N1 = 4,6 ml. 0,1 N N1 = 0.046 N N1 = 0.055 N t = 6 menit Volume sampel; V1 = 10 ml Volume NaOH; V2 = 5,4 ml Konsentrasi NaOH; N2 = 0,1 N V1. N1 = V2. N2 10 ml . N1 = 5,4 ml. 0,1 N N1 = 0,054 N N1 = 0.055 N
  • 18.  Menentukan konsentrasi asam propionat dalam rafinat t = 3 menit Volume sampel; V1 = 10 ml Volume NaOH; V2 = 0,4 ml Konsentrasi NaOH; N2 = 0,1 N V1. N1 = V2. N2 10 ml . N1 = 0,4 ml. 0,1 N N1 = 0.004 N N1 = 0.055 N t = 0 menit Volume sampel; V1 = 10 ml Volume NaOH; V2 = 0,3 ml Konsentrasi NaOH; N2 = 0,1 N V1. N1 = V2. N2 10 ml . N1 = 0,3 ml. 0,1 N N1 = 0.003 N N1 = 0.055 N t = 6 menit Volume sampel; V1 = 10 ml Volume NaOH; V2 = 0,7ml Konsentrasi NaOH; N2 = 0,1 N V1. N1 = V2. N2 10 ml . N1 = 0,7 ml. 0,1 N N1 = 0,007 N N1 = 0.055 N
  • 19. 5.7 Kesetimbangan Massa Laju alir TCE (Vo) = 300 ml /menit Laju alir air (Vw) = 300 ml /menit Neraca Massa Asam Propionat Vo ( X1 - X2 ) = Vw ( Y1 - Y2 ) Dimana : Vo = Vw Vo ( X1 - X2 ) = Vw Y1 Y2 = 0 X1 - X2 = Y1 Dari perhitungan-perhitungan, didapatkan hasil sbb : Waktu (menit) Konsentrasi Asam Propionat Solute dan Dilute ( X1 )Ekstrak ( Y1 ) Rafinat ( X2 ) 0 3 6 0,046 0,049 0,054 0,003 0,004 0,007 0,049 0,053 0,061  Kurva Konsentrasi Asam Propionat pada Ekstrak dan Rafinat 0,045 0,046 0,047 0,048 0,049 0,05 0,051 0,052 0,053 0,054 0,055 0 1 2 3 4 5 6 7 Y1(N) t (menit) Konsentrasi Asam Propionat dalam Ekstrak X1 = Y1 + X2
  • 20.  Penentuan Koefisien Transfer Massa )XX(ln )X-X( ForceDrivingMeanLog 21 21    dimana; Mean Driving Force = DF ΔX1 = X1 – X* ΔX2 = X2 – 0 X* = Y1/KR dengan nilai KR = 1,5 Waktu (menit) X* ΔX1 ΔX2 Log DF DF 5 10 15 0,0306 0,0327 0,0360 0,0184 0,0203 0,0250 0,003 0,004 0,007 0,0085 0,0100 0,0157 1,0198 1,0232 1,0368 X1 rata-rata = , , , = 0,054 0 0,001 0,002 0,003 0,004 0,005 0,006 0,007 0,008 0 1 2 3 4 5 6 7 Y1(N) t (menit) Konsentrasi Asam Propionat dalam Rafinat
  • 21. X2 rata-rata = , , , = 0,0047 Mean Driving Force (DF) = , , , = 1,0268 Volume packing = ¼ . π . D2 . h = ¼ . (3,14) . (15,3)2 . 115 = 21132,47 ml = 21,13247 L Maka; FPACKING 21 DxV X-X (K)MassaTransferKoefisien  Koefisien Transfer Massa (K) = 0,0540−0,0053 21,13247 1,0268 = 0,00224
  • 22. V. PEMBAHASAN Dalam praktikum ini, kami melakukan percobaan untuk memisahkan TCE sebagai diluent dengan Asam Propionat sebagai solut dengan air sebagai solvent. Praktikum ini diawali dengan menyalakan alat kendali dimana pada alat kendali terdapat tiga tombol yaitu tombol power utama,tombol power pompa umpan dan tombol power air.Kemudian kami membersihkan/menguras tangki umpan hingga kosong lalu melakukan kalibrasi pompa menggunakan air dimana hal ini dipertimbangkan karena air mudah diperoleh dan murah. Kalibrasi ini kami lakukan untuk menentukan berapa nilai yang harus di-setting pada pompa stroke agar umpan yang mengalir sesuai dengan laju alir yang diharapkan. Adapun laju alir yang ditetapkan yaitu 200ml/menit dan 300ml/menit. Hasil kalibrasi menunjukan bahwa persamaannya yatu Y = 4.509 X dan kemudian setting untuk pompa stroke yaitu 40 dan 60. Komposisi umpan pada ektraksi yaitu 3000ml(TEC) dan 30ml(Asam Propionat). Selanjutnya isi kolom hingga terendam puncak kolomnya lalu setelah itu kontakan umpan dengan air dengan laju alir yang telah ditentukan (200ml/menit) dengan setting pompa yaitu 40. Kemudian ambil sampel pertama di saat keluaran ekstraksi pertama bersamaan dengan rafinatnya. Ulangi perlakuan tersebut hingga didapatkan 3 sampel dimana setiap sampel berjarak 5 menit. Setelah itu kami me-recovery rafinat dan umpan yang tersisa di kolom dengan proses pemisahan menggunakan corong pisah. Kemudian kami melakukan hal yang sama yaitu memasukan umpan dengan komposisi yang sama tetapi dengan laju alir yang berbeda yaitu 300ml/menit dengan pompa di- setting di nilai 60 (nilai diperoleh dari hasil kurva kalibrasi). Laju alir airpun kami ubah sesuai dengan laju alir umpannya yaitu 300ml/menit. Ambil sampel pertama keluaran ekstraksi dan rafinat. Kemudian lakukan hal yang sama hingga diperoleh 3 sampel dengan durasi tiap sampelnya yaitu 3 menit. Setelah itu kami me-recovery kembali rafinat dan umpan yang tersisa di kolom dengan proses pemisahan menggunakan corong pisah. Setelah proses ektraksi dengan Packed Column selesai,seluruh tombol power dimatikan. Selanjutnya kami melakukan titrasi pada seluruh rafinat dan ekstrak dengan larutan NaOH 0,1M. Sebelumnya kami memperoleh kadar konsentrasi Asam Propionat dalam umpan yaitu sebesar 0,148 N. Adapun nilai koefisien distribusi telah ditentukan oleh dosen pembimbing yaitu sebesar 1,5. Dari seluruh data yang diperoleh, kami
  • 23. mendapatkan volume packing, driving force rata-rata dan nilai koefisien perpindahan massa sebagai berikut ; Laju Alir (ml/menit) Sampel Waktu (menit) Rafinat (ml) NaOH 0,1M (ml) Konsentarasi Asam Propionat (N) 200 1 0 10 0,5 0,005 2 5 10 0,6 0,006 3 10 10 1,2 0,012 Laju Alir (ml/menit) Sampel Waktu (menit) Ekstrak (ml) NaOH 0,1M (ml) Konsentarasi Asam Propionat (N) 200 1 0 10 4,3 0,043 2 5 10 5,2 0,052 3 10 10 5,5 0,055 Laju Alir (ml/menit) Sampel Waktu (menit) Rafinat (ml) NaOH 0,1M (ml) Konsentarasi Asam Propionat (N) 300 1 0 10 0,3 0,003 2 3 10 0,4 0,004 3 6 10 0,7 0,007 Laju Alir (ml/menit) Sampel Waktu (menit) Ekstrak (ml) NaOH 0,1M (ml) Konsentarasi Asam Propionat (N) 300 1 0 10 4,6 0,046 2 3 10 4,9 0,049 3 6 10 5,4 0,054
  • 24. Selain itu saat setting laju alir 200 ml/menit didapat koefisien perpindahan massa sebesar 0,00232 sedangkan dengan laju 300 ml/menit didapat koefisien perpindahan massa sebesar 0,00224. Semakin kecil laju alir yang digunakan, makin besar pula koefisien transfer massanya dan sebaliknya semakin besar laju alir yang digunakan, makin kecil pula koefisien transfer massanya. Hal ini menunjukkan bahwa belum tentu dengan laju alir yang besar dapat membuat membuat transfer massa pada proses ekstraksi tersebut berlangsung efektif hal ini dikarenakan adanya titik banjir (floading point ) yang merupakan batas maksimum dari bahan yang dapat dimasukan ke dalam kolom yang menyebabkan salah satu fasa terbendung oleh fasa lainnya.Oleh karena itu untuk menghasilkan ekstrak dalam jumlah yang relative banyak maka dapat digunakan dengan laju alir 200 ml/menit karena nilai transfer massanya lebih besar dibandingkan dengan laju alir 300 ml/menit. Berdasarkan data pengamatan tersebut ternyata Volume penitran NaOH yang dibutuhkan untuk ekstrak selalu lebih banyak dari pada untuk rafinat, karena asampropionat lebih banyak larut/terdapat di ekstrak, Konsentrasi ekstrak semakin lama akan semakin besar, sedangkan konsentrasi rafinat akan semakin kecil. Konsentrasi ekstrak akan bertambah besar karena semakin banyaknya asam propionat (solute) yang berpindah ke air (pelarut) dan konsentrasi rafinatnya akan semakin kecil karena semakin sedikitnya sisa asam propionat yang tidak terekstrak.
  • 25. VI. KESIMPULAN Dari keseluruhan data yang telah kami peroleh, volume packing, driving force rata- rata dan nilai koefisien perpindahan massa sebagai berikut ; Laju Alir (ml/menit) Volume Kolom Packing (liter) Drivinf Force Rata-Rata Koef. Perpindahan Massa 200 21,133 1,034 0,00232 300 21,133 1,027 0,00224  Berdasarkan data pengamatan tersebut ternyata Volume penitran NaOH yang dibutuhkan untuk ekstrak selalu lebih banyak dari pada untuk rafinat, karena asampropionat lebih banyak larut/terdapat di ekstrak  Semakin kecil laju alir yang digunakan, makin besar pula koefisien transfer massanya dan sebaliknya semakin besar laju alir yang digunakan, makin kecil pula koefisien transfer massanya. Hal ini menunjukkan bahwa belum tentu dengan laju alir yang besar dapat membuat membuat transfer massa pada proses ekstraksi tersebut berlangsung efektif hal ini dikarenakan adanya titik banjir (floading point ) yang merupakan batas maksimum dari bahan yang dapat dimasukan ke dalam kolom yang menyebabkan salah satu fasa terbendung oleh fasa lainnya
  • 26. DAFTAR PUSTAKA Jobsheet Praktikum Lab. Teknik Kimia, Ekstraksi, PEDC, Bandung. Robert E. Treybal, Mass Transfer Operations, Mc. Graw Hill Book Company, 1981 Robert H Perry, Chemical Engineering Handbook, Mc. Graw Hill USA, 4th Edition, 1998. Warren L. Mc. Cabe, Unit Operation of Chemical Engineering, Mc. Graw Hill Book Company, 1985.