CV ini menyajikan latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja Ir. M. Mushanif Mukti, yang meliputi pendidikan S1 Teknik Sipil dan S2 Magister K3, serta pengalaman sebagai manajer konstruksi dan proyek gedung besar di beberapa perusahaan terkemuka. Saat ini beliau aktif sebagai konsultan K3, instruktur, dan dosen."
2. Curriculum Vitae
Nama : Ir. M. Mushanif Mukti, MK3
Tempat, tgl lahir : Purwokerto, 16 Mei 1951
Alamat : Kav Marinir Blok AC 5 /11-12
Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Pendidikan : S1 Teknik Sipil FT-UGM 1978
S2 Magister K3 FKM-UI 2006
Program S3 UNJ
Pengalaman : Ka Bag Perencanaan PT Tricon Jaya (‘79)
Ka Bag Perencanaan & Evaluasi, WIKA (’80-‘85)
Manajer Konstruksi Bangunan Gedung, WIKA (’86-‘89)
Manajer Proyek Bangunan Gedung, WIKA (‘89-‘94)
Manajer QA, WIKA Realty (’95-‘97)
Manajer Operasi & Komersial Divisi Sipil Umum, WIKA (‘02-‘03)
Manajer Biro Pengendalian Produksi,WIKA (’98-‘01 & ’03-’06)
Pekerjaan : Konsultan MK, SMK3, Instruktur & Asesor K3, Dosen
Org. Profesi : Pengurus Pusat Asosiasi Ahli K3 Konstruksi Indonesia (A2K4-I)
Anggota Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia (IAMPI)
Anggota Ikatan Ahli Keselamatan Kerja Indonesia (IAKKI)
Anggota Majelis Pertimbangan & Manggala Penilai Ahli LPJKN
3. 1. Memahami philosophy
dan dasar keilmuan K3
2. Mampu mengidentifikasi
sumber bahaya pada
proses kerja, peralatan,
kondisi kerja dll
Tujuan Pembelajaran
5. • Philosophy
Upaya untuk menjamin Keutuhan jasmani & rohani
dan Hasil karya serta budaya, untuk meningkatkan
kesejahteraan tenaga kerja
• Hukum
K3 merupakan ketentuan perundangan yang wajib
dilaksanakan. Pelanggaran dikenai sanksi pidana
• Kemanusiaan
Kecelakaan menimbulkan penderitaan sikorban & klg
nya. K3 merupakan HAM, melindungi pekerja/manusia
• Ekonomi
K3 mencegah kerugian, meningkatkan produktivitas,
citra dan nilai perusahaan
• Keilmuan
Ilmu untuk meningkatkan derajat keselamatan dan
kesehatan melalui pengembangan iptek
Pendekatan K3
6. Tujuan K3
Ref. UU No 1 th 1970
• Melindungi para pekerja dan orang
lain di tempat kerja
• Menjamin setiap sumber produksi
dipakai secara aman dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan
lancar
OUT COME
Proses produksi lancar
Produktivitas meningkat
Kesejahteraan meningkat
7. KEYAKINAN DASAR :
• PADA DASARNYA KECELAKAAN
DAN PENYAKIT ITU BUKAN NASIB,
TETAPI BISA DICEGAH,
• KESELAMATAN & KESEHATAN ITU
TIDAK SELALU DATANG BEGITU
SAJA, TETAPI HARUS SELALU
DIUPAYAKAN, DIPELIHARA DAN
DITINGKATKAN,
• SESUNGGUHNYA TUHAN TIDAK
AKAN MENGUBAH NASIB SUATU
BANGSA, SEHINGGA BANGSA ITU
MENGUBAH NASIBNYA SENDIRI.
8. FOKUS K3
Ref.UU No 1 th 1970
Mencegah terjadinya kecelakaan, bahaya
kebakaran, peledakan, penyakit akibat
kerja, pencemaran dll.
“Nihil kecelakaan kerja”
OUT COME
Menekan resiko kerugian
10. PENGERTIAN K3
Keselamatan: kondisi selamat, bebas dari
bahaya dan luka, cedera atau kerugian .
Kesehatan: kondisi tubuh yang kuat, pikiran
dan jiwa yang sehat, khususnya bebas dari
penyakit fisik atau rasa sakit.
Kerja: sebagian/seluruh upaya menghasilkan
produk barang/jasa dalam sistem pekerjaan
K3: merujuk pada peraturan perundangan,
kebijakan, prosedur & kegiatan yang bertujuan
melindungi kesehatan, keselamatan dan
kesejahteraan semua orang di tempat kerja.
11. Definisi
Safety (Keselamatan)
Adalah kondisi di mana risiko dikelola sampai tingkat yang
dapat diterima. Jadi keselamatan mengandung arti :
• Kemampuan mengidentifikasikan dan meniadakan resiko
yang tidak bisa diterima; dan
• Mengendalikan risiko kerugian akibat kecelakaan
Health (Kesehatan)
Adalah derajat keadaan fisik dan psikologi individu.
Definisi WHO 1948:
Adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang
sehat dan bukan sekedar bebas dari sakit dan lemah.
12. Definisi
• Bahaya (Hazard): sumber bahaya yang dapat
menyebabkan kecelakaan (bahan, bagian mesin,
jenis energi, metode/kondisi kerja, proses &
perilaku kerja, lingkungan kerja).
• Jenis Bahaya: fisik, kimia,listrik, mekanik,
fisiologis, biologis, ergonomi, psikososial.
• Keadaan Membahayakan (Danger): tingkat
bahaya dari suatu kondisi yang berpeluang
menjadi insiden / kecelakaan (tanda-tanda akan
terjadi insiden sudah tampak)
• Nearmiss: hampir terjadi insiden/kecelakaan,
karena munculnya keadaan membahaya-kan
(Danger)
13. Definisi
• Safe: kondisi sumber bahaya teridentifikasi, yang telah
dianalisis & dikendalikan ke tingkat memadai.
• Incident: kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
terduga, yang bisa menimbulkan sedikit kerugian.
• Accident / Kecelakaan: kejadian tidak dikehendaki
dan tidak terduga, dan telah menimbulkan kerugian
penting (fatal, cedera & kerusakan property).
• Risiko: perkiraan hasil perkalian dari tingkat keparahan
dan tingkat kemungkinan terjadinya kerugian.
• Harm: kerusakan / kerugian berupa kematian, cidera,
sakit fisik atau mental, kerusakan properti, kerugian
produksi, kerusakan lingkungan atau kombinasi dari
kerugian-kerugian tadi.
19. KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJA
SAFETY HAZARDS : HEALTH HAZARDS :
Mechanic
Electric
Kinetic
Substances:
Physics
Chemical
Biologic
Ergonomics
Psychososial
> Flammable
> Explossive
> Combustible
> Corrosive
> Toxic
Accidental
Reslease
KONSEKUENSI (AKIBAT) : KONSEKUENSI (AKIBAT) :
ACCIDENT INJURIES
ASSETS
MINOR
MAJOR
FATAL
DAMAGE
EXPOSURE KONTAK PENYAKIT
Reaksi: mendadak, berlanjut, menahun, dan
DAMPAK bagi masyarakat umum.
Direct Reaction Prolonge Reaction
PERBEDAAN FOKUS
20. KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJA
FOKUS PERHATIAN: FOKUS PERHATIAN:
PROSES TITIK BERAT PADA
FATALITAS DAN ASET
POLUSI
LINGKUNGAN
TITIK BERAT PADA
BAHAYA
TERSEMBUNYI
PERALATAN,
PERKAKAS,
FASILITAS
SIFAT URGENT
(BAHAYA TIBA-TIBA)
PAPARAN
(EXPOSURE)
SIFAT KURANG
URGENT (LATENT)
PRAKTEK
PEKERJAAN
PRINSIP
PENDEKATAN:
> PENGKAJIAN RISIKO
> UNTUK MEMPER-
KECIL RISIKO
JAM-JAM
KERJA
PRINSIP
PENDEKATAN:
> PENGKAJIAN
PEMAPARAN
> UNTUK MEMPER-
KECIL PAPARAN
PERLINDUNGAN (GUARDING) APD
PENGALAMAN
KARIR LAPANGAN DAN PELATIHAN
PENDIDIKAN
KARIR JABATAN SESUAI PENDIDIKAN
PERBEDAAN FOKUS
21. HAZARD CONTROL
Identifikasi &
analisa potensi
BAHAYA
Tindakan
Pengendalian
RISIKO
Pencegahan Kecelakaan Kerja
Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
PENILAIAN RISIKO
23. Perusahaan : Mengolah sumber-sumber guna
memperoleh NILAI TAMBAH .
K3 menjamin terwujudnya Nilai Tambah
BAHAN
BAKU
No defects, dilly, accident emissions
No defects, dilly, accident emissions
ALAT SDM SOP
25. Insurable Cost / Biaya Langsung :
a. Biaya Medis
o periksa dokter, terapi fisik,
o obat-obatan, dsb
b. Biaya-biaya kompensasi langsung
Un-Insurable / Hidden / indirect Cost :
o Penurunan produktifitas
o Penyelidikan kecelakaan
o Biaya administratif
o Kerugian waktu supervisi
o Biaya pelatihan pekerja pengganti
o Biaya lembur
o Biaya pengurusan hukum
o Perbaikan alat dan mesin
o Publisitas negatif
o Hubungan dg pelanggan rusak
o Biaya yang ditanggung
o Biaya kerusakan harta benda, dll
COST OF ACCIDENT THEORY
TEORI GUNUNG-ES BIAYA KECELAKAAN
26. • IN THE US:
– Construction one of the worst safety records
– Employment: 5% but injuries: 11% and death:
18% of all industries
• ECONOMIC BENEFITS OF SAFETY:
– Savings in hidden costs
– Labor morale and motivation --> higher
production and better workmanship
– Reduced cost of insurance --> premium of
insurance depends on accident history
– All those result lower bids --> more projects
– Good reputation --> higher market-based bids
ECONOMIC BENEFITS OF SAFETY
27. Degre of Safety Perfect
Cost
of
accidents
Cost
of
Countermeasures
Cost of Safety
28. • Cost of Safety Program:
– Safety program costs money --> effective
around 2.5% of direct labor expense
– Moderate extra costs can save lot of (hidden)
cost of accidents: proper scaffold, excavation
shores, proper grounding
– Should not be looked as extra expenses, but
should be looked as normal business expenses
associated with efficient operation
COST OF SAFETY PROGRAM:
32. Piramida Kasus Kecelakaan
Kecelakaan Fatal
Kecelakaan Ringan
Kerusakan Alat
Nyaris Kecelakaan
(Near Miss)
Sumber Bahaya
(Hazards)
1
10
30
600
10.000
Data yang dilaporkan dan
tercatat
33. a Perencanaan
a Pemasangan
a commissioning
a pemakaian
aperawatan
ASPEK PENERAPAN K3
PENGENDALIAN
• Eliminasi
• Substitusi
• Rekayasa
• Administratif:
• Legalitas/peraturan, perijinan;
• Standarisasi, prosedur operasi;
• Pelatihan, sertifikasi, rambu-rambu
• Alat Pelindung diri
34. Faktor-faktor yg mempengaruhi
Kesehatan Tenaga Kerja
Beban kerja Lingkungan kerja
Kapasitas kerja
-Fisik
-Mental
- Ketrampilan
- Kesegaran jasmani & rohani
- Status kesehatan/gizi
- usia
- Jenis kelamin
- Ukuran tubuh
-Fisik
-Kimia
-Biologi
-Ergonomi
-Psikologi
35. Definisi Kecelakaan kerja
Dianggap berkaitan
dengan pekerjaan
Tidak berkaitan
dengan pekerjaan
Kejadian atau pemaparan
yang menyebabkan
cedera atau sakit
Di tempat
pemberi kerja
Di luar tempat
pemberi kerja
Pekerja
diikutkan
dalam kegiatan
terkait dengan
pekerjaan
Pekerja berada
pada lokasi
karena persya-
ratan pekerjaan
Pekerja berstatus
dalam perjalanan
dan ikut serta dalam
pekerjaan atau
fungsi perjalanan
Pekerja ikut serta
dalam Kegiatan
untuk Kegunaan atau
kenikmatan
dirinya
DEFINISI
WORK RELATED INJURY,
OR ILLNESS
37. PROSES MANAJEMEN RISIKO K3&L (HIRARC)
24/02/2023 37
DOKUMEN KONTRAK
LINGKUP, JENIS KEGIATAN,
FASILITAS, RKS TEKNIS,
JENIS SUMBERDAYA,
DATA BASE
LESSONS LEARNT
HIRARKI
PENGENDALIAN RISIKO
IMPLEMENTASI
PROGRAM/RENCANA K3L
PENGUKURAN
KINERJA K3
MONITORING,
EVALUASI (Inspeksi,
Review, Audit) &
TINDAKAN KOREKSI
PENYELIDIKAN
INSIDEN
1. ELIMINASI
2. SUBSTITUSI
3. ENGINEERING CONTROL
4. ADMINISTRATIVE CONTROL
5. Personal Protective Equip-
ment (Alat Pelindung Diri)
PERSYARATAN LEGAL &
PERATURAN PERUNDANGAN
STANDAR K3 & LINGKUNGN
PENINJAUAN ULANG
(PERIODIK)
PENGENDALIAN RISIKO
PENILAIAN RISIKO
IDENTIFIKASI BAHAYA
PROGRAM /
RENCANA K3
HI : Hazards Identification
RA : Risk Assessment, and
RC : Risk Control
PERINGKAT RISIKO =
FREQUENCY RATE
X
SEVERITY RATE
METODE KONSTRUKSI
38. KELEMAHAN
SISTEM
PERILAKU
TAK SELAMAT
KEADAAN TAK
SELAMAT
INSIDEN KERUGIAN
EFEKTIFITAS
SISTEM
MANAJEMEN K3
AUDIT K3 INSPEKSI,
OBSERVASI
INSIDEN RATE
•Frequency Rate
•P3K
•Absensi
•Sakit Akibat Kerja
•Near Misses
KINERJA PROSES
KEGIATAN SMK3
PENYELIDIKAN KECELAKAAN
SAFETY
SURVEY
SAFETY
SAMPLING
SAFETY
TOUR
PENGUKURAN KINERJA
HASIL
PENGUKURAN KINERJA
PROSES
Job Safety Analysis (JSA)
KEPARAHAN
INSIDEN
•Severity Rate
•Kerusakan Harta
•Polusi Lingkungan
•Biaya Kompensasi
KINERJA HASIL KEGIATAN
SMK3
PROSES
INSIDEN
PROSES
MANAJEMEN
K3
PENGUKURAN
KINERJA K3
HUBUNGAN PROSES KECELAKAAN, SMK3 & PENGUKURAN KINERJA
Hazards Identification, Risk
Analysis & Risk Control (HIRARC)
39. • Contoh bahaya:
– Pek. galian tanah mengandung bahaya longsor;
– Bekerja di ketinggian berpotensi bahaya jatuh;
– Peralatan listrik mengandung bahaya “setrum”;
– Roda gigi mesin mengandung bahaya terjepit;
– Cairan pelarut cat berbahaya jika terhirup ke
paru;
– Dsb.
IDENTIFIKASI BAHAYA
40. 24/02/2023 40
PENILAIAN RISIKO
Setiap jenis bahaya yg telah diidentifikasi,
harus dinilai peringkat risikonya, untuk
menetapkan bentuk/program pengendalian
risiko, agar yang risiko menjadi kecil atau
dapat diterima.
Peringkat risiko ditetapkan melalui analisa
peluang timbulnya kecelakaan dan tingkat
keparahan bila kecelakaan terjadi;
Peringkat risiko adalah perkalian antara
tingkat peluang dan tingkat keparahan. Maki
tinggi peringkat risiko, makin tinggi dan
ketat bentuk pengendaliannya.
41. AKIBAT
(KEPARAHAN)
PELUANG (KEMUNGKINAN TERJADI)
SULIT TERJADI
1
JARANG
2
SERING
3
SERIUS
3
SEDANG
3
TINGGI
6
TINGGI
9
SEDANG
2
KECIL
2
SEDANG
4
TINGGI
6
RINGAN
1
KECIL
1
KECIL
2
SEDANG
3
METODE PENILAIAN RISIKO YANG PALING SEDERHANA
PERINGKAT RISIKO
MATRIKS PENILAIAN RISIKO*)
*) Dalam praktek, sebaiknya digunakan matriks penilaian risiko
dengan minimal 5 kriteria atau 5 skala, misal:
Peluang terjadi: Tak pernah, Jarang, Terkadang, Sering, Selalu
Keparahan: Fatal, Berat, Serius, Agak Serius, Ringan.
Definisikan dengan jelas, agar terhindar dari perbedaan persepsi.
42. 24/02/2023 42
Hirarki Pengendalian Risiko
Pengutamaan Tindakan Pengendalian
1. Eliminasi: Peniadaan kondisi & tindakan berbahaya.
2. Substitusi: Penggantian kondisi, bahan, alat dan
tindakan dan lingkungan berbahaya, dengan yang lebih
aman/sehat.
3. Rekayasa & Isolasi: Penggunaan teknologi / bagian
pelindung, metode kerja, urutan proses, kompartemen
sekat pemisah, untuk meminimalisir risiko.
4. Administratif & Pelatihan: Penggunaan sistem /
prosedur / ijin kerja, rambu-rambu peringatan, dan
pelatihan bagi setiap orang yang terpapar risiko.
5. Perlindungan: Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
yang tepat terhadap risiko cedera & sakit akibat kerja.
43. Contoh HIRARC U/ PEKERJAAN GALIAN PIPA PDAM
Kondisi pekerjaan:
• Tanah mengandung pasir dan lumpur
• Kedalaman galian tanah = 1,5 s/d 2,5 meter
• Lebar galian 1,5 m
• Lokasi galian di tepi jalan raya
• Pipa lama diambil dan di ganti baru
• Pipa berupa pipa baja galvanized diameter 10”
Identifikasi bahaya:
• Jenis tanah pasir berlumpur sangat mudah longsor
• Longsoran akan dipercepat jika di kedua tepinya
didirikan tripod (takel) untuk menaik-turunkan pipa.
• Dengan kedalaman 1,5 -2,5 m, pekerja yang berdiri
di lubang galian dapat tertimbun longsoran.
• Lokasi sempit, tidak memungkinkan “0pen Cut”
dengan tepi galaian landai
44. Contoh HIRARC U/ PEKERJAAN GALIAN PIPA PDAM
Penilaian risiko:
• Bahaya longsoran tanah pasir berlumpur dengan
kedalaman = 1,5 s/d 2,5 m, sangat mudah terjadi
• Dari statistik dan analisis teknis, bahaya longsoran
tsb mempunyai tingkat kemunginan terjadi SERING
(C), dan keparahannya serius atau fatal (3), yaitu
pekerja dapat mati terkubur
• Dari matriks penilaian risiko, maka peringkat
risikonya tertinggi (3C)
45. 24/02/2023 45
TABEL REKOMENDASI PERKUATAN TEBING GALIAN
(Tabel ini tidak berlaku untuk kondisi tanah yang kompleks)
JENIS TANAH
KEDALAMAN GALIAN KETERANGAN
0,00 M
S/D
1,60 M
1,60 M
S/D
4,60 M
DI
ATAS
4,60 M
A : TIDAK PERLU TURAP
PERKUATAN TEBING
B : HARUS MENGGUNAKAN
TURAP PELINDUNG TEBING
TERBUKA / OPEN SHEETING
C : HARUS MENGGUNAKAN
TURAP PELINDUNG TEBING
TERTUTUP
(CLOSE SHEETING)
• *) : TURAP PELINDUNG TER-
• BUKA, TERTUTUP ATAU
• SHEET PILE MUNGKIN
DIPERLUKAN JIKA KON-
DISI SITE TIDAK
MENGUNTUNGKAN.
HUMUS,
LEMPUNG-BERLUM-
PUR, BATU LEPAS,
DAN PASIR
C C C
SEMUA BATU &
PASIR DIBAWAH
MUKA AIR
C C C
HUMUS PADAT A C C
LEMPUNG KERAS A B C
SEDIKIT BERSEMEN
ATAU BATU & PASIR
YANG KOMPAK
A* A* B
LAPISAN
BATU/CADAS A A A
46. Penetapan Pengendalian Risiko
1. Eliminasi: untuk meniadakan bahaya longsor
maka harus dipasang turap, sesuai dengan tabel
rekomendasi tsb di atas.
2. Substitusi : untuk mengurangi bahaya, pipa
galvanized diganti pipa PVC yang lebih ringan.
3. Rekayasa: Menggunakan metode kerja yang
aman-efisien, galian dilakukan bertahap, akses
diberi tangga naik turun.
4. Admini stratif: buat prosedur, adakan pelatihan,
rambu-rambu, traffic management dsb
5. APD, berupa helm dan sepatu sesuai standar
47. Perhitungan Biaya K3
• Dari penetapan program pengendalian risiko
maka perlu dibuat metode kerja yang paling aman
dan efisien
• Hitung kebutuhan upah, bahan dan alat bantu
untuk pekerjaan utama (tentukan berapa kali
bahan/alat bantu bisa dipakai agar hemat)
• Hitung kebutuhan sarana pengamanan / K3,
seperti tangga akses, rambu-rambu, traffic
manajemen dsb.
• Masukkan komponen biaya dalam bentuk analisa
harga satuan, sesuai dengan ketentuan
• Untuk kegiatan bersifat umum, biaya dimasukkan
sebagai biaya tak langsung (ovehead)
48.
49.
50. Theory in Industrial Revolution Era
Domino Theory
Human Factors
Accident/Incident
Epidemiology
Systems
Combination
Behavioral
Teori Penyebab Kecelakaan
51. Industrial Revolution
Factory managers reasoned that
workers were hurt because —
PEOPLE PROBLEM
ACCIDENT
Number is Up
People Error
Carelessness
Act of God
Cost of doing
Business
Teori Penyebab Kecelakaan di Masa Revolusi
Industri
(dari Para Manajer Pabrik)
52. PERKEMBANGAN
1949 : GORDON
1967 : HADDON
1970 : Frank Bird JR
1972 : Wigglesworth
1976 : Bird and Loftus
1978 : Petersen
1980 : Johnson
1985 : Bird and German
53. 1932 First Scientific Approach to
Accident/Prevention - H.W. Heinrich
“Industrial Accident Prevention”
Social
Environment
and Ancestry
Fault of the
Person
(Carelessness)
Unsafe Act
or
Condition
Accident Injury
MISTAKES OF PEOPLE
Teori Domino Penyebab Kecelakaan menurut
H.W. Heinrich (1932)
54. Poor Management Safety Policy &
Decision
Personal Factors
Environmental Factors
Unsafe
Condition
Unsafe
Act Indirect Causes
Unplanned Release
of Energy and/or
Hazardous Material
Basic Causes
Direct Causes
Teori Tiga Jenis Penyebab Kecelakaan
58. 58
Operative Constraints
PROJECT ENVIRONMENT
Project Conception Constraints
Client Responses
Project Construction Constraints
(Construction Management Constraint & Sub Contractor Constraint)
Main Contractor or Sub Contractor Responses
Project Design
Constraints
Project Management
Constraints
Designer Responses
Project Management Responses
P
R
O
J
E
C
T
E
N
V
I
R
O
N
M
E
N
T
P
R
O
J
E
C
T
E
N
V
I
R
O
N
M
E
N
T
ACCIDENT EVENT AREA
Inappropriate Operative
Action
Inappropriate
Construction Operation
Inappropriate Site
Condition
Inappropriate
Construction
Planning
Inappropriate
Construction
Control
DEFICIENT
CONSTRUCTION PROCESS
59. LEMAHNYA
KONTROL
KERUGIAN
PENYEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
INSIDEN
SEBAB
LANGSUNG
l PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK
l APD KURANG, TIDAK LAYAK
l PERALATAN RUSAK
l RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS
l SISTEM PERINGATAN KURANG
l BAHAYA KEBAKARAN
l KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
l KEBISINGAN
l TERPAPAR RADIASI
l TEMPERATUR EXTRIM
l PENERANGAN TIDAK LAYAK
l VENTILASI TIDAK LAYAK
l LINGKUNGAN TIDAK AMAN
l OPERASI TANPA OTORISASI
l GAGAL MEMPERINGATKAN
l GAGAL MENGAMANKAN
l KECEPATAN TIDAK LAYAK
l MEMBUAT ALAT PENGAMAN
TIDAK BERFUNGSI
l PAKAI ALAT RUSAK
l PAKAI APD TIDAK LAYAK
l PEMUATAN TIDAK LAYAK
l PENEMPATAN TIDAK LAYAK
l MENGANGKAT TIDAK LAYAK
l POSISI TIDAK AMAN
l SERVIS ALAT BEROPERASI
l BERCANDA, MAIN-MAIN
l MABOK ALKOHOL, OBAT
l GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR
60. LEMAHNYA
KONTROL
KERUGIAN
PENYEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
INSIDEN
SEBAB
DASAR
l PENGAWASAN / KEPEMIMPINAN
l ENGINEERING
l PENGADAAN (PURCHASING)
l KURANG PERALATAN
l MAINTENANCE
l STANDAR KERJA
l SALAH PAKAI/SALAH
MENGGUNAKAN
l KEMAMPUAN FISIK ATAU
PHISIOLOGI TIDAK LAYAK
l KEMAMPUAN MENTAL TIDAK LAYAK
l STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI
l STRESS MENTAL
l KURANG PENGETAHUAN
l KURANG KEAHLIAN
l MOTIVASI TIDAK LAYAK
63. Waktu
Komitmen, dari
manajemen
Kondisi
ketenagakerjaan
Penegakan
disiplin
Penegakan
peraturan
Pengendalian
oleh Supervisor
Nilai bagi pekerja
Komitmen
pegawai /pekerja
Mengelola diri
sendiri
Disiplin diri
sendiri
Tanggung-jawab
diri sendiri
Sasaran diri ma-
sing-masing
Peduli pada diri
sendiri
Dependen
Pembinaan
kelompok
Komitmen
kelompok
Pengembangan
kelompok
Sepakat saling
membantu
Nilai bagi satu
sama lain
Sasaran bersama
kelompok
Kurangnya
komitmen
manajemen
Pendelegasian
kepada Ahli K3
Sasarannya
untuk
memenuhi
persyaratan
Independen Interdependen
Reaktif
Engineering
Control
OHS-MS (SMK3) Total Safety
Culture
JUMLAH
KECELAKAAN
Tahapan Perubahan Perilaku & Budaya K3