obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
JSA_Imelda.pdf
1. KEMENTERIAN ESDM
DIKLAT PEMENUHAN DAN UJI
KOMPETENSI PENGAWAS
OPERASIONAL PERTAMA (POP)
BAGI PERTAMBANGAN
J S A
Dr. Imelda Hutabarat,ST.,MT.
1
2. KEMENTERIAN ESDM
BIODATA
Pendidkan
1997: Sarjana Teknik Metalurgi Universitas Indonesia
2008: Master Rekayasa Pertambangan-Pemanfaatan
Batubara Institut Teknologi Bandung
2016: Doktorat Non Ferrous Metallurgy
University of Leoben Austria
Pengalaman Kerja
2003-skrg :Widyiaswara Muda
Pusdiklat Teknologi Mineral dan
Batubara/ PPSSDM Geominerba
2004 - 2005 : Metalurgist - Small Scale Gold Mining Project – OSM
2005 – 2006: Metalurgist - Global Mercury Project – UNIDO
1998-2003 : Senior Process Engineer
PT ASTRA Microtronics Technoology
Enail: imelda.hutabarat@esdm.go.id
,
Video
3. KEMENTERIAN ESDM 3
KOMPETENSI PENGAWAS OPERASIONAL PERTAMA
1. Melaksanakan dasar-dasar keselamatan pertambangan.
2. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab keselamatan pertambangan
pada area yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Melaksanakan Investigasi Kecelakaan.
4. Melakukan Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko.
5. Mengelola Limbah di area Lingkungan Kerjanya.
6. Melaksanakan Prosedur Perlindungan Lingkungan di Area Lingkungan
Kerjanya.
4. KEMENTERIAN ESDM 4
Tujuan Pelatihan
A. Menjelaskan tentang pengertian JSA.
B. Mengerti langkah – langkah dalam membuat JSA.
C. Melakukan identifikasi terhadap tugas kritis, mengurai tugas – tugas menjadi
langkah, identifikasi dan analisa potensi kerugian serta rencana pengendaliannya.
D. Membuat Analisa Keselamatan Pekerjaan (JSA) terhadap tugas yang ada di area
kerjanya.
Setelah mengikuti Pelatihan ini, maka peserta akan mampu :
5. KEMENTERIAN ESDM
DASAR HUKUM
UU NO.1 TH 1970
5
Pasal 9 – (1)
Pengurus Wajib Menunjukan & Menjelaskan:
• Kondisi dan bahaya dalam tempat kerja
• Pengaman & alat pelindung dlm tpt kerja
• APD bagi pekerja itu sendiri
• Cara-cara & sikap aman dalam bekerja
6. KEMENTERIAN ESDM
UU NO. 4 TH 2009
6
Pasal 139
dinyatakan bahwa menteri melakukan pembinaan terhadap pengelolaan usaha
pertambangan yang dilakukan oleh pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota, pembinaan tersebut meliputi:
Pemberian pedoman dan standar pelaksanaan pengelolaan usaha
pertambangan;
Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi;
Pendidikan dan pelatihan; dan
Perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan, dan evaluasi
pelaksanaan penyelenggaraan usaha pertambangan di bidang mineral dan
batubara.
7. KEMENTERIAN ESDM 7
Filosofi dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah
melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja dalam menjalankan
pekerjaannya, melalui upaya-upaya pengendalian semua bentuk potensi
bahaya yang ada di lingkungan tempat kerjanya.
Bila semua potensi bahaya telah dikendalikan dan memenuhi batas standar aman,
maka akan memberikan kontribusi terciptanya kondisi lingkungan kerja yang
aman, sehat, dan proses produksi menjadi lancar, yang pada akhirnya akan
dapat menekan risiko kerugian dan berdampak terhadap peningkatan
produktivitas. zero accidents.
Filosofi dan Konsep Dasar Keselamatan
8. KEMENTERIAN ESDM 8
Dasar Pemikiran
Setiap terjadinya kecelakaan selalu ada penyebabnya.
Setiap tugas dalam suatu pekerjaan dapat diuraikan kedalam suatu urutan
tahapan yang sederhana.
Setiap tahapan pekerjaan dapat dikenali potensi kerugiannya
Setiap potensi kerugian dalam tahapan pekerjaan dapat dikendalikan atau
diatasi.
Persyaratan agar seseorang dapat bekerja dengan aman :
1. Harus mengetahui pekerjaan yang akan dilakukan
2. Harus mengetahui potensi bahaya – bahaya yang dapat timbul pada
aktifitas pekerjaan tersebut
9. KEMENTERIAN ESDM 9
Analisa Keselamatan Pekerjaan adalah suatu aktifitas program kritis yang dilakukan untuk
keselamatan dan kesehatan pekerja dan perusahaan yang memberikan penekanan pada
pengurangan biaya dan peningkatan kualitas kerja.
Cara untuk mendapatkan tujuan diatas adalah menganalisa secara sistematis pekerjaan yang
dikerjakan kemudian membuat prosedur atau petunjuk kerja yang cocok untuk memastikan
bahwa pekerjaan tersebut dapat secara konsisten dilakukan dengan cara yang benar.
Pengertian Job Safety Analysis
Analisis Keselamatan kerja (JSA) adalah metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi,
menganalisa dan merekam
1) Langkah-langkah dalam melakukan pekerjaan tertentu,
2) Potensi bahaya yang mungkin timbul dalam setiap langkah,
3) Melakukan rekomendasi tindakan/prosedur yang dapat menghilangkan atau mengurangi potensi
bahaya-bahaya tersebut.
10. KEMENTERIAN ESDM
1
0
Pengertian Work Instruction (WI)
Work Instruction (WI) secara garis besar adalah uraian pekerjaan (Job Description)
seseorang, yang menguraikan bagaimana satu langkah dalam suatu prosedur
dilakukan.
Misalnya langkah - langkah pengemasan produk, langkah – langkah perbaikan
mesin, langkah – langkah rekrutmen dll. Oleh karena itu dalam work instruction
dapat dikategorikan sebagai petunjuk operasional. Penekanan pada work instruction
adalah “how to do” (bagaimana melakukannya).
11. KEMENTERIAN ESDM
1
1
Pengertian Standard Operating Procedure (SOP)
Standard Operating Procedure (SOP) adalah panduan hasil kerja yang
diinginkan serta proses kerja yang harus dilaksanakan. SOP dibuat dan
didokumentasikan secara tertulis yang memuat prosedur (alur kerja) secara
rinci dan sistematis. Alur kerja tersebut haruslah mudah dipahami dan dapat
diimplementasikan dengan baik dan konsisten oleh pekerja..
14. KEMENTERIAN ESDM
Metode kerja berbeda?
Perbedaan kondisi kerja?
Perbedaan tool, peralatan?
Apakah terdapat perbedaan?
Apakah pekerjaan berdampak
kepada yang lain?
Berdampak ke pekerjaan lain?
Berdampak ke orang sekitar?
Berdampak ke lingkungan?
Diminta oleh SPV?
Apakah JSA dipersyaratkan?
Tercantum dalam permit?
Diminta dalam program kerja?
Diminta dalam SOP?
Buat
JSA
Pekerjaan non rutin??
High Risk ?
Hazard?
NO
NO
NO
YES
YES
YES
YES
KAPAN JSA DIPERLUKAN?
Perubahan frekuensi ?
15. KEMENTERIAN ESDM
MENGAPA JSA DIPERLUKAN ?
Karena dalam JSA Setiap bahaya yang yang mungkin
akan terjadi pada setiap tahapan / langkah pekerjaan
telah dianalisa tingkat resiko dan cara penanganannya.
JSA merupakan salah satu bagian dari Analisa Manajemen
Resiko yg paling efektif untuk mencegah terjadinya
kecelakaan.
16. KEMENTERIAN ESDM
1
6
Beberapa tools/ alat yang dapat digunakakn untuk
menilai resiko, diantaranya adalah:
• HAZOB – Hazard Observation Card
• JSA – Job Safety Analysis
• HAZAN – Hazard Analysis
• HAZOP – Hazard and Operability Study
• SIMOP – Simultaneous Operations Assessment
TOOLS PENILAIAN RESIKO
Dari beberapa Tools di atas, masing-masing memiliki tujuan dan area
penerapan berbeda-beda, namun JSA adalah Tool yang paling bisa
diterapkan dihampir semua bidang pekerjaan
17. KEMENTERIAN ESDM
1
7
• Mengidentifikasi dan mengeliminasi bahaya sebelum kecelakaan terjadi
• Pekerja berpengalaman akan membantu mengarahkan/ guide pekerja
dengan pengalaman terbatas
• Menyediakan ruang untuk ide dan menyediakan peluang untuk
improvement
• Menilai tugas tahap demi tahap
JSA dinilai efektif karena
18. KEMENTERIAN ESDM
1
8
Alasannya adalah :
• Menguasai dan mempunyai kepentingan langsung dengan tiap
jenis pekerjaan yang menjadi tugas anak buahnya.
• Mempunyai kepentingan langsung untuk menyelamatkan anak
buahnya.
• Mempunyai catatan tentang terjadinya kecelakaan di lokasi kerja
tersebut paling lengkap.
Siapa yang paling bertanggung jawab terhadap Analisa
Keselamatan Pekerjaan?
“Pengawas Lapangan / Group Leader”
19. KEMENTERIAN ESDM
1
9
1. Inventarisasi Tugas yang belum ada JSA
2. Identifikasi Tugas - tugas yang Kritis.
3. Mengurai Tugas menjadi langkah atau aktifitas.
4. Mengidentifikasi dengan tepat potensi kerugiannya pada setiap
langkah.
5. Menyusun pengendalian dan prosedur atas potensi kerugian
yang teridentifikasi
6. Penggunaan pada pekerjaan.
Langkah – Langkah Pembuatan JSA
20. KEMENTERIAN ESDM
2
0
Adalah menyusun atau melakukan inventarisasi tugas yang kritis, yaitu membuat
suatu daftar yang sistematis dari semua jabatan pekerjaan, kemudian membagi
setiap jabatan pekerjaan ke dalam tugas – tugas sehingga setiap tugas dapat diteliti
dengan seksama untuk menentukan tugas mana yang kritis.
Cara melakukan identifikasi tugas kritis atas inventarisasi tugas yang effektif
adalah:
• Mengumpulkan dan mengkaji kecelakaan yang pernah terjadi, baik berakibat
cidera pada manusia maupun kerusakan harta benda serta kerugian produksi.
• Tugas yang mempunyai potensi kerugian besar walaupun belum pernah terjadi
kecelakaan.
Identifikasi Tugas Kritis
21. KEMENTERIAN ESDM
2
1
4 Faktor untuk menentukan suatu tugas kritis :
• Faktor Tingkat Keparahan / Severity
• Faktor Tingkat Kekerapan / Frekuensi
• Faktor Peluang / Probability
• Faktor tugas baru
Identifikasi Tugas Kritis
22. KEMENTERIAN ESDM
2
2
Identifikasi Tugas Kritis
Faktor Keparahan / Severity Factor :
Faktor Keparahan diambil dari biaya kerugian yang mungkin timbul
akibat melakukan kesalahan dalam menjalankan tugas (Cidera manusia
maupun Kerusakan Harta Benda)
No. Nilai Kriteria
1 0 Tidak ada cidera/Kerugian < $ 100
2 2 Luka Ringan/Kerugian $ 100 - $ 1.000
3 4 LTI/ Kerugian $ 1.000 - $ 5.000
4 6 Cacat/Meninggal/ Kerugian > $ 5.000
23. KEMENTERIAN ESDM
2
3
Identifikasi Tugas Kritis
Jumlah Orang
yang Melakukan
Tugas
1 kali
setiap
hari
Beberapa
kali setiap
hari
Sering kali
setiap
hari
Sedikit 1 1 2
Agak Banyak 1 2 3
Banyak 2 3 4
Sangat Banyak 3 4 5
Faktor Kekerapan / Frequency Factor :
Faktor Kekerapan ditentukan oleh bagaimana seringnya pekerjaan itu dilakukan dan
jumlah pekerja yang melakukan pekerjaan tersebut.
24. KEMENTERIAN ESDM
2
4
Identifikasi Tugas Kritis
Faktor Peluang/Probability
Hal – hal yang mempengaruhi Faktor Peluang / Probability adalah :
Resiko, yaitu bagaimana potensi bahaya yang terkandung dalam tugas tersebut.
Kesulitan, yaitu bagaimana tugas tersebut cenderung berpengaruh terhadap
kualitas dan produksi.
Kerumitan dari tugas yang dikerjakan.
Kemungkinan Kerugian apabila tugas tersebut tidak dikerjakan dengan cara yang
tepat.
25. KEMENTERIAN ESDM
2
5
Identifikasi Tugas Kritis
Faktor Tugas Baru
Suatu tugas yang baru, harus dianggap sebagai tugas kritis dan akan menjadi
target dari analisa dengan atau tanpa sejarah kerugian yang ditimbulkan.
Tugas yang baru dilakukan akan diperlakukan sebagai suatu tugas kritis sampai
terjamin aman dalam mengerjakannya dengan suatu cara tertentu yang
selanjutnya dijadikan sebagai suatu standard.
26. KEMENTERIAN ESDM
2
6
Setiap tugas dapat diurai menjadi urutan langkah – langkah yang harus dilakukan,
suatu perintah yang khusus dari langkah adalah cara yang terbaik untuk melakukan
tugas dengan effektif, dan pada akhirnya akan menjadi prosedur kerja.
Contoh uraian Tugas : Dumping OB di Disposal dengan HD 465
1. HD 465 memasuki Lokasi Disposal.
2. HD 465 Mendekati Dumping Point
3. Melakukan Manuver di Disposal.
4. HD 465 Bergerak Mundur.
5. Melakukan Dumping OB
6. Menurunkan Vessel
7. HD 465 bergerak maju untuk keluar disposal
Mengurai Tugas menjadi Langkah / aktifitas
27. KEMENTERIAN ESDM
2
7
Cara paling effisien dalam melakukan penguraian tugas adalah harus memasukkan
semua langkah utama yang kritis, dan tidak memasukkan langkah yang kemungkinan
tidak akan menimbulkan masalah besar apabila langkah tersebut tidak terlalu
diperhatikan.
Keputusan untuk menentukan apakah langkah tersebut dimasukkan atau tidak adalah
dengan sebuah pertanyaan “Apakah langkah ini menjadi langkah kritis apabila
dilakukan dengan salah?” atau dikatakan sebagai langkah yg signifikan
Mengurai Tugas menjadi Langkah / aktifitas
Kunci utama dalam menyeleksi langkah tugas adalah untuk mencegah kerugian baik cidera pada manusia,
kerugian pada alat, terganggunya produksi maupun penurunan kualitas.
28. KEMENTERIAN ESDM
2
8
Mengurai Tugas menjadi Langkah - langkah
ISI lah dengan langkah tugas
dari suatu pekerjaan minimal
7 langkah tugas dan
maxsimal 15 langkah tugas
29. KEMENTERIAN ESDM
Isian
DIINGAT
1
NO TOPIK
KASUS KESALAHAN
YANG SERING TERJADI
SEHARUSNYA
KATA KUNCI YANG HARUS
1 1 Ditinggal kosong Harus diisi
2
2 Nama TUGAS
(yang
dibuatkan
JSA)
1 Sering ditulis NAMA
JABATAN
Harusnya ditulis NAMA TUGAS seperti: Kata kunci yang harus diingat:
a. Mengganti bolam neon yang mati a. Ini adalah SINGLE TASK
b. Mengganti ban LV yang kempes di jalan b. Atau TUGAS TUNGGAL
c. Melakukan P2H Haul Truck c. Yang dilakukan oleh anak buah,
bukan yang dilakukan pengawas
d. Melakukan pemotongan pohon d. Karena ini akan menjadi panduan
anak buah kita bekerja.
e. Melakukan loading Articulated Dump
Truck (ADT)
e. Karena ini sebuah tugas, maka baik
kalau nama tugas ini dimulai
dengan KATA KERJA dengan
AWALAN me-
f. Melakukan pengisian fuel haul truck
g. Menaikkan barang ke rak dengan forklift
h. Mengoperasikan dozer melakukan
pendorongan material di daerah
dumping OB
i. Mengoperasikan dumptruck untuk
dumping bijih ke crusher
30. KEMENTERIAN ESDM
sekaligus, yaitu:
2
NO TOPIK
KASUS KESALAHAN
YANG SERING TERJADI
SEHARUSNYA
KATA KUNCI YANG HARUS
DIINGAT
3 APD Wajib 1 APD wajib tidak ditulis
semua atau hanya ditulis
sebagian.
a. Semua APD Wajib harus ditulis semua
b. Ini adalah APD yang wajib dipakai
sepanjang mengerjakan Tugas di JSA
ini, dari awal sampai akhir.
Misalnya: Sepatu safety, helmet, rompi
pantul, kacamata.
c. Oleh karena itu, memakai APD jangan
ditulis berulang-ulang lagi di kolom 3.
d. Tambahan APD yang dipakai pada
tahapan pekerjaan tertentu, JANGAN
di tulis disini.
Contohnya: Memakai topeng muka
waktu memakai gurinda, di tulis di
kolom 3 pada tahap memakai gurinda.
2 Persiapan atau Pemakaian
APD dimasukkan ke dalam
langkah kerja
a. APD adalah pengendalian, bukan
langkah kerja.
APD Wajib, dimasukkan ke daftar APD
di bagian atas.
4 Menguraikan
langkah kerja
di kolom 1
1 Langkah-langkahnya tidak
komplit dari awal sampai
selesai
Selalu mulai dari PERSIAPAN, selama
pekerjaan berlangsung, sampai dengan
beres-beres mengembalikan peralatan
sebelum pekerjaan ditinggalkan.
Uraikan langkah-langkah kerja di
kolom 1, menurut bagaimana
seharusnya pekerjaan itu dikerjakan
sehari-hari.
2 Sering dalam satu JSA
langkah kerjanya hanya
ditulis SATU LANGKAH
Kalau hanya ditulis SATU LANGKAH, sudah
pasti bahwa penguraian langkahnya TIDAK
BENAR, atau pemilihan TUGASnya yang
salah.
Jangan mengurutkan hanya untuk
keperluan membuat JSA, sedangkan
nanti waktu mengerjakan berbeda.
3 Langkah terlalu besar masih
bisa dipecah lagi menjadi
langkah-langkah kecil
Contoh:
Langkah "Mengganti ban" masih bisa
dipecah menjadi 6 langkah:
JSA ini di buat untuk 3 tujuan tercapai
31. KEMENTERIAN ESDM
4
NO TOPIK
KASUS KESALAHAN
YANG SERING TERJADI
SEHARUSNYA
KATA KUNCI YANG HARUS
DIINGAT
d. Menebangi semak-semak untuk
memberikan ruang gerak pemotongan
pohon
e. Memotongi semak-semak untuk jalan
menghindar waktu pohon mulai roboh.
f. Membuat bentuk koakan (potohg
segitiga) di bagian pohon ke arah mana
akan dirobohkan
g. Melakukan pemotongan di bagian
belakang pohon
h. Bergerak menjauhi pohon yang sudah
mulai roboh
5 Tidak memakai KATA KERJA
aktif dengan AWALAN me- Memakai kata kerja aktif dengan awalan
me-
Karena ini adalah langkah-langkah
kerja, maka ini harus berupa kata
kerja aktif, bukan kata benda, atau
suatu pernyataan.
Contoh: Seharusnya:
a. P2H a. Melakukan P2H
b. Parkir unit b. Memarkir unit
c. Operator naik unit c. Menaiki unit (kata operator tidak perlu
di sebut, karena JSA ini memang punya
operator semua)
Pastikan memakai bahasa yang mudah
dimengerti oleh karyawan yang akan
memakai JSA ini.
d. Pekerjaan Chainsaw d. Melakukan pemotongan bagian depan
pohon dengan chainsaw
32. KEMENTERIAN ESDM
3
2
Adalah melakukan identifikasi dan analisa untuk menentukan keterpaparan dari
kerugian yang ada pada setiap langkah tersebut pada saat melakukan tugas.
Faktor untuk identifikasi potensi kerugian meliputi :
• Faktor Manusia
• Faktor Mesin / peralatan
• Faktor Material
• Faktor Lingkungan/Environment
Identifikasi & Analisa Potensi Kerugian
Setiap langkah harus dianalisa untuk menentukan apa saja
kerugian yang mungkin timbul mencakup aspek keselamatan,
kualitas dan produksi.
33. KEMENTERIAN ESDM
3
3
Identifikasi & Analisa Potensi Kerugian
ISI lah kemungkinan BAHAYA
terbesar yang akan timbul (sesuai
dengan urutan 4M + 1L)
34. KEMENTERIAN ESDM
3
4
Identifikasi & Analisa Potensi Kerugian
Faktor Manusia :
Apakah dapat menyebabkan cidera, penyakit,dll.
Apakah pekerja dapat terjepit, terjatuh, terbentur
Apakah tindakannya dapat menurunkan tingkat keselamatan, produksi
atau kualitas.
35. KEMENTERIAN ESDM
3
5
Identifikasi & Analisa Potensi Kerugian
Faktor Peralatan :
Apa bahaya yang ditimbulkan oleh peralatan.
Apa saja kondisi Kedaruratan dari peralatan tsb.
Apakah peralatan dapat menyebabkan kerugian terhadap Keselamatan,
Produksi atau kualitas.
36. KEMENTERIAN ESDM
3
6
Identifikasi & Analisa Potensi Kerugian
Faktor Material :
Apa bahaya dari bahan kimia yang terpapar.
Apa masalah yang spesifik dari penanganan Material.
Bagaimana kemungkinan material dapat
menyebabkan kerugian terhadap Keselamatan,
produksi dan kualitas kerja.
37. KEMENTERIAN ESDM
3
7
Identifikasi & Analisa Potensi Kerugian
Faktor Lingkungan :
Masalah Tata Griya/Housekeeping.
Masalah kebisingan, temperatur, getaran, ventilasi, penerangan, radiasi.
Kerugian terhadap Keselamatan, Produksi dan Kualitas Kerja.
38. KEMENTERIAN ESDM
3
8
Metode Analisa Potensi Kerugian:
Analisa dengan Observasi dan Diskusi
Analisa dengan Diskusi
Analisa Hubungan tujuan management & faktor tugas (biaya,
produksi,kualitas dan keselamatan)
Identifikasi & Analisa Potensi Kerugian
39. KEMENTERIAN ESDM
3
9
Metode Pemeriksaan (observasi) Potensi Kerugian:
Siapa yang paling pantas untuk melakukan?
Dimana tempat yang baik untuk melakukan?
Kapan harus dilakukan?
Apa tujuannya?
Mengapa diperlukan?
Bagaimana cara terbaik untuk melakukannya?
Identifikasi & Analisa Potensi Kerugian
40. KEMENTERIAN ESDM
5
NO TOPIK
KASUS KESALAHAN
YANG SERING TERJADI
SEHARUSNYA
KATA KUNCI YANG HARUS
DIINGAT
2 Melakukan
identifikasi
bahaya di
kolom 2
1 Terlalu singkat, seperti:
"Terjepit", "Jatuh",
"Tertabrak, dst
Karena ini akan dibaca dan menjadi
panduan anak buah kita, maka seharusnya
kita tulis yang bisa memberikan informasi
yang komplit kepada karyawan:
Usahakan memberikan info yang
cukup untuk memudahkan karyawan
mengerti, bahayanya apa dan
membahayakan apa, serta kapan.
a. Terjepit a. Jari terjepit di antara transmisi yang
diangkat dengan lantai.
b. Terjepit b. Badan terjepit di antara bumper unit
ke dinding.
c. Terpukul tangga c. Ujung tangga memukul orang di
sekitar kita
d. Terjepit d. Jari terjepit di antara lipatan tangga
e. Tertimpa batu e. Tertimpa batu yang jatuh dari lereng
tebing
f. Terkena air radiator f. Tersembur air panas dari radiator ke
tangan, muka atau tubuh
g. Terpeleset g. Terpeleset di lantai yang licin karena
lumpur
h. Tersandung h. Kaki tersandung batu sehingga
terjatuh
i. Cedera punggung
(pinggang)
i. Cedera tulang punggung karena salah
cara mengangkat
j. Menforsir tenaga j. Menforsir tenaga waktu menarik,
mendorong, memutar, menjangkau,
mengangkat (pilih yang sesuai saja)
k. Debu k. Debu masuk pernapasan atau debu
masuk mata
l. Meledak l. Tangki fuel meledak karena tersulut
api las
41. KEMENTERIAN ESDM
4
1
Pengendalian Adalah tindakan dan pencegahan yang akan mencegah terjadinya potensi
kerugian dan akan memastikan bahwa pekerjaan dilakukan dengan aman dan effisien.
Rekomendasi Pengendalian akan dibuat sebagai :
• Prosedur Kerja
1. Harus Singkat, Jelas, benar dan lengkap
2. Dimulai dengan pernyataan perlu dan gunanya tugas ini
3. Menghadirkan langkah demi langkah uraian & prosesnya
4. Mengungkapkan langkah yang positip.
5. Dibuat dalam format yang sederhana.
• Instruksi Kerja
Pengendalian, Prosedur dan Instruksi Kerja
42. KEMENTERIAN ESDM
HIRARKI KENDALI KONTROL
(Permen ESDM No.38 / 2014 ttg Penerapan SMKP Minerba)
• REKAYASA TEKNIK : eliminasi, substitusi, isolasi
• ADMINISTRASI : pemilihan pekerja & kontraktor yg kompeten,
pengaturan jam kerja, rambu-rambu keselamatan, rotasi kerja,
pembatasan jam kerja, penempatan orang, penetapan tugas
• PRAKTEK KERJA : Prosedur Kerja (JSA, SOP, IK), Cara Kerja,
Diklat/Trining
• APD & Alat Keselamatan
43. KEMENTERIAN ESDM
4
3
Isi dengan pengendalian bahaya
yang sesuai dengan urutan
hierarki pengendalian dan
terukur
Pengendalian, Prosedur dan Instruksi Kerja
44. KEMENTERIAN ESDM
4
4
IMPLEMENTASI PENGENDALIAN
Setelah menetapkan pengendalian, maka :
Implementasi kontrol yang telah ditetapkan
JSA harus diikuti oleh seluruh pekerja
Pastikan dokumen JSA telah diketahui dan dimengerti oleh seluruh pekerja
Pastikan dokumen JSA disimpan dengan baik sebagai evidence
Pekerja dapat mengajukan keberatan jika JSA tidak sesuai/ relevan lagi
Secara reguler JSA harus ditinjau kembali
Meninjau kembali JSA yg telah jadi adalah penting untuk mengetahui apakah
JSA masih memadai untuk waktu sekarang ataukah tidak, karena jika ada
perubahan terhadap metode, peralatan dan lingkungan kerja maka JSA yg
telah dibuat kemungkinan besar perlu dirubah atau diperbaharui
46. KEMENTERIAN ESDM
4
6
Metode Observasi & Diskusi
1. SELEKSI PEKERJA
2. BERI PENJELASAN
3. OBSERVASI SETIAP LANGKAH
4. PERIKSA DENGAN PEKERJA
5. ULANG DENGAN PEKERJA LAIN
6. IDENTIFIKASI POTENSI KERUGIAN
47. KEMENTERIAN ESDM
4
7
Metode Diskusi
1. Cari beberapa orang yg berpengalaman
2. Lakukan pertemuan satu kali atau lebih
3. Jelaskan penggunaan dan cara pendekatannya
4. Tentukan langkah yg signifikan dan aktifitas yg kritis
5. Identifikasi kerugian yg terpapar
48. KEMENTERIAN ESDM
4
8
• Orientasi Pekerja Baru / Penugasan Baru
• Pelatihan Pengawas Baru
• Instruksi Tugas yang Benar
• Observasi tugas yang terencana
• Pertemuan kelompok / Safety talk
• Penyelidikan Kecelakaan
• Pelatihan Ketrampilan
Penggunaan JSA :
49. KEMENTERIAN ESDM
49
Contoh Format Pengisian JSA : Penggantian AC
1 Persiapkan peralatan,
berupa ; Obeng, Tang,
Tangga.
1.1 - Tangan Terjepit
oleh.....
1.1.1 memastikan saat
mengambil peralatan,
posisi tangan tidak
pada lokasi titik jepit
2 Matikan Arus Listrik 2.1 - Tangan Tersetrum
oleh....
2.1.1. . . . .. . . .
3 Pasang Tangga. 3.1 - Kaki Terpeleset
karena..
3.1.1. . . . .
4 Melepas Cover 4.1 -Kepala Terbentur
oleh...
4.1.1 . . . . . . .
5 Melepas baut perekat AC 5.1 -Terjatuh karena.... 5.1.1 . . . . . . . . .
6 Turunkan AC 6.1 - Tertimpa oleh.... 6.1.1 . . . .
7 Angkat AC yang baru 7.1 -Tertimpa oleh.... 7.1.1
8 Pasang AC yang baru 8.1 -Tertimpa oleh.... 8.1.1
9 Menurunkan Tangga 9.1 -Terbentur oleh... 9.1.1
10 Hidupkan Arus 10.1 -Tersetrum oleh... 10.1.1
URAIAN/TAHAPAN
PEKERJAAN
POTENSI DARI BAHAYA YG
MUNGKIN TIMBUL
PENCEGAHAN/
PENGENDALIAN
55. KEMENTERIAN ESDM
BAHAYA YG DAPAT TIMBUL
Dapatkah Pekerja: ??
Terjepit oleh ……..
Terbentur ……..
Kemasukan benda ……….
Terkena Temperatur ekstrim …….
Terhirup Gas ………..
Kejatuhan ………………
Tergores/terpotong, atau terforsir
tenaga…. , D L L
57. KEMENTERIAN ESDM
• Hirarki pengendalian kontrol merupakan suatu hierarki
(dilakukan berurutan sampai dengan tingkat
resiko/bahaya berkurang menuju titik yang aman)
• Resiko dan bahaya yang sudah diidentifikasi dan
dilakukan penilaian memerlukan langkah pengendalian
untuk menurunkan tingkat resiko/bahayanya menuju ke
titik yang aman.
• Pengendalian Resiko/Bahaya dengan cara eliminasi
memiliki tingkat keefektifan, kehandalan dan proteksi
tertinggi di antara pengendalian lainnya. Dan pada
urutan hierarki setelahnya, tingkat keefektifan,
kehandalan dan proteksi menurun
HIRARKI KENDALI KONTROL
58. KEMENTERIAN ESDM
1. Primary Control Methods
Engineering Control
3. Tertiary Control Methods
Work Practices, ….
2. Secondary Control Methods
Administrative Control
4. Personal Protective Equipment ( PPE)
APD
TINGKATAN PENGENDALIAN BAHAYA
59. KEMENTERIAN ESDM
HIRARKI KENDALI KONTROL
(Permen ESDM No.38 / 2014 ttg Penerapan SMKP Minerba)
• REKAYASA TEKNIK : eliminasi, substitusi, isolasi
• ADMINISTRASI : pemilihan pekerja & kontraktor yg
kompeten, pengaturan jam kerja, rambu-rambu
keselamatan, rotasi kerja, pembatasan jam kerja,
penempatan orang, penetapan tugas
• PRAKTEK KERJA : Prosedur Kerja (JSA, SOP, IK), Cara
Kerja, Diklat/Trining
• APD & Alat Keselamatan
60. KEMENTERIAN ESDM
3
NO TOPIK
KASUS KESALAHAN
YANG SERING TERJADI
SEHARUSNYA
KATA KUNCI YANG HARUS
DIINGAT
a. Menaikkan dongkrak a. Produktif: pekerjaan bisa
diselesaikan dengan efisien.
b. Melepas baut roda b. Quality: pekerjaan diselesaikan
dengan hasil kualitas yang tinggi.
c. Melepas roda yang kempes c. Safety: pekerjaan diselesaikan
dengan aman dan tidak ada cedera
atau kerusakaan aset.
d. Memasang ban yang bagus d. Anda yang paling tahu bagaimana
urutan pekerjaan ini dilakukan.
Urutan itulah yang digunakan.
e. Mengencangkan baut roda
f. Menurunkan dongkrak
4 Persiapan dan pemakaian
JSA dimasukkan ke dalam
langkah-langkah kerja.
APD adalah pengendalian, bukan langkah
kerja.
APD Wajib, dimasukkan ke dalam daftar
APD di bagian atas. APD khusus di bagian
kendali di tahapan pekerjaan yang
membutuhkan.
Contoh:
a. Langkah "Memotong pohon", masih bisa
dipecah menjadi 8 langkah:
b. Melakukan survey area untuk melihat
posisi pohon yang akan ditebang
dengan keadaan sekitarnya
c. Membersihkan tanaman merambat atau
pohon lain yang nanti bisa mengganggu
arah robohnya pohon yang akan kita
tebang
61. KEMENTERIAN ESDM
6
NO TOPIK
KASUS KESALAHAN
YANG SERING TERJADI
SEHARUSNYA
KATA KUNCI YANG HARUS
DIINGAT
m. Meletus m. Ban meletus karena kena panas api las
n. Kesetrum n. Kesetrum aliran listrik dari .....
o. Percikan dari gurinda o. Butiran logam dari mesin gurinda
menghantam mata
p. Ban roboh p. Ban roboh menimpa kita
q. Jatuh q. Jatuh dari tangga
r. Tersandung dan jatuh waktu berjalan
6 Pengendalian
bahaya untuk
mencegah
kecelakaan di
kolom 3.
1 Memakai kata-kata yang
masih memberikan peluang
kepada karyawan untuk
menterjemahkan dan
memutuskan sendiri,
seperti:
Karena akan dipakai panduan karyawan
melakukan pekerjaan, maka sistem kendali
ini harus dituliskan SPESIFIK, sehingga tidak
diartikan GANDA oleh karyawan, dan harus
nyambung dan tuntas mengendalikan
bahaya di kolom 2.
KUNCINYA, jangan ada bahaya yang
belum diberi sistem kendali. Dan
setiap sistem kendali harus cukup
mencegah kecelakaan itu.
2 Hati-hati, "....dengan
aman", "....dengan benar",
".....sesuai standar",
"......dengan semestinya"
SEHARUSNYA, di bawah ini: Penetapan sistem kendali adalah
kewajiban dan kewenangan
manajemen yaitu level pengawas ke
atas, sehingga KARYAWAN tinggal
MENGIKUTI.
a. Hati-hati waktu berjalan a. Perhatikan setiap langkah sehingga tidak
tersandung sesuatu.
b. Jangan berlari, jangan berjalan terburu-
buru.
c. Pastikan tanah yang akan dipijak tidak
longsor
d. Pelan-pelan berjalan waktu lantai basah.
e. Konsentrasi penuh pada setiap langkah.
62. KEMENTERIAN ESDM
7
NO TOPIK
KASUS KESALAHAN
YANG SERING TERJADI
SEHARUSNYA
KATA KUNCI YANG HARUS
DIINGAT
b. Hati-hati waktu
memakai alat
a. Memeriksa alat sebelum memakai
b. Memakai alat sesuai peruntukannya
c. Memastikan alat dalam kondisi baik
c. Hati-hati terkena benda
tajam
a. Jangan memegang ujung tajam dari
drum yang baru dipotong
b. Pakai sarung tangan waktu membuang
potongan-potonganbesi
d. Bawa tangga dengan
hati-hati
a. Bawa tangga dengan memperhatikan
ujung tangga tidak memukul orang atau
barang yang dilewati
e. Ambil posisi yang aman a. Ambil posisi yang tidak berada di sudut
buta (blind spot) dari operator
b. Ambil posisi yang bisa terlihat oleh
operator.
c. Berdirilah di tempat yang tidak tertimpa
barang yang sedang diangkat bila jatuh
d. Berdirilah di posisi yang tidak tertabrak
unit, bila unit itu bergerak tidak terduga.
e. Pegang meja di bagian dalamnya waktu
melewati pintu, agar tidak terjepit di
antara meja dan pintu.
f. Jauhkan tangan anda dari titik jepit.
f. Letakkan alat di tempat
yang aman
a. Letakkan mesin yang tidak menghalangi
orang lewat
b. Letakkan alat di tempat yang tidak
membuat orang tersandung atau
terpeleset.
63. KEMENTERIAN ESDM
8
NO TOPIK
KASUS KESALAHAN
YANG SERING TERJADI
SEHARUSNYA
KATA KUNCI YANG HARUS
DIINGAT
c. Letakkan alat di tempat yang telah
disediakan.
d. Letakkan alat di tempat yang tidak bisa
dicuri oleh orang
g. Pakai APD yang layak a. Pakai topeng las yang disediakan
perusahaan, yang dalam kondisi baik.
h. Lakukan pengangkatan
yang benar
a. Lakukan pengangkatan dengan teknik
memakai tenaga paha, bukan tenaga
punggung (kalau belum bisa, hubungi
atasan untuk dilatih)
Kalau mengacu ke suatu standar
(Standar Pengangkatan Manual,
Standar naik turun tangga, dsb),
sebutkan bagaimana standarnya
berbunyi khusus untuk mengendalikan
bahaya itu. Kalau ada yang perlu
pelatihan khusus, maka sebutkan
persyaratan harus training terlebih
dahulu.
b. Angkat dengan minimal 2 orang, salah
satu pemberi komando, dan mengangkat
dengan tenaga paha bukan tenaga
punggung secara bersama-sama
mengikuti aba-aba.
c. Mengangkat barang rapat ke tubuh.
d. Tidak memutar tubuh waktu membawa
barang berat.
i. Naik dan turun tangga
dengan benar
a. Naik dan turunlah dari tangga dengan
selalu mengikuti 3 titik tumpu (kalau
belum mengerti bertanyalan kepada
atasan)
j. Ikuti parkir sesuai
standar
Seharusnya: Ikuti parkir yang benar
yaitu:
a. Lakukan parkir dengan posisi mundur.
b. Pasang gigi di posisi rendah
c. Pasang rem parkir
d. Pasang pengganjal ban
64. KEMENTERIAN ESDM
9
NO TOPIK
KASUS KESALAHAN
YANG SERING TERJADI
SEHARUSNYA
KATA KUNCI YANG HARUS
DIINGAT
3 Sistem kendali di kolom 3
tidak nyambung atau tidak
cukup melindungi dari
bahaya di kolom 2
Setiap sistem kendali ditetapkan dan
dimasukkanke dalam JSA dengan tujuan
agar setiap bahaya bisa dikendalikan dengan
tuntas, dan tidak ada yang terlewat
a. Bahaya TERJEPIT
dikendalikan dengan
SARUNG TANGAN
a. INI SALAH BESAR. Justru memakai
sarung tangan di dekat mesin yang
berputar, akan memudahkan tangan
dan jari kita ini tertarik putaran
mesin.
b. Bahaya terjepit hanya diatasi dengan
menjauhi titip jepit, atau menutup
bagian mesin yang berputar dengan
kerangkeng atau penutup mesin.
b. Bahaya TERSANDUNG
dikendalikan dengan
pakai SEPATU SAFETY
Karena SEPATU SAFETY sudah menjadi
standar MINIMAL APD di perusahaan, maka
sistem kendali terhadap BAHAYA
TERSANDUNG adalah:
a. Melihat arah kita berjalan untuk
memastikan tidak ada halangan apapun
yang bisa membuat kita tersandung
b. Menyimpan barang tidak menghalangi
orang berjalan
c. Menarik kabel, pipa, slang, tali tidak
melintang di jalan
c. Bahaya TERPELESET
dikendalikan dengan
pakai SEPATU SAFETY
Karena SEPATU SAFETY sudah menjadi
standar MINIMAL APD di perusahaan, maka
sistem kendali terhadap bahaya TERPELESET
adalah:
65. KEMENTERIAN ESDM
10
NO TOPIK
KASUS KESALAHAN
YANG SERING TERJADI
SEHARUSNYA
KATA KUNCI YANG HARUS
DIINGAT
a. Bersihkan lantai dari minyak, oli, baut,
bola besi, pipa, dsb yang kalau kita injak
terpeleset.
b. Pastikan tempat berpijak tidak licin
c. Jangan berlari di tempat kerja
d. Jangan berjalan dengan terburu-buru
d. Tertimpa batu dari
lereng dikendalikan
dengan memakai
helmet.
Harusnya dikendalikan dengan:
a. Jangan berdiri di bawah lereng yang
batu bisa jatuh.
b. Lakukan pengecekan kestabilan lereng
secara rutin
c. Turunkan batuan yang menggantung.
4 Pemakaian kata PASTIKAN
yang tidak tepat.
Contohnya:
HARUSNYA:
a. Pastikan yang
mengoperasikan
kendaraan memiliki
KIMPER yang sesuai
a. Tugaskan hanya operator yang
berKIMPER.
b. Pastikan kendaraan
diparkir di tempat rata.
b. Parkir di tempat yang rata
c. Pastikan tangan tidak
pada posisi titik jepit
c. Posisikan tangan jauh dari titik jepit
d. Pastikan kunci yang
dipakai sesuai
d. Pakai kunci yang sesuai
66. KEMENTERIAN ESDM
11
NO TOPIK
KASUS KESALAHAN
YANG SERING TERJADI
SEHARUSNYA
KATA KUNCI YANG HARUS
DIINGAT
e. Pastikan parking brake
terpasang sebelum
turun.
e. Pasang parkir brake sebelum turun.
f. Pastikan tidak ada
orang di dalam
kendaraan sebelum
ditinggalkan.
f. Jangan ada orang berada di dalam
kendaraan yang diparkir.
g. Pastikan tidak melewati
jalan berlubang
g. Jangan melewati jalan berlubang
h. Pastikan tidak
memegang bagian pipa
yang tajam
h. Jangan memegang bagian pipa yang
tajam
PEMAKAIAN KATA "PASTIKAN" YANG
BENAR:
a. Pastikan semua karyawan sudah di
tempat aman sebelum peledakan
dimulai.
b. Pastikan kendaraan sudah di P2H di awal
shift.
c. Pastikan tidak ada orang atau alat dalam
radius swing excavator, sebelum
melakukan swing.
d. Pastikan jalan yang akan anda lewati
bersih dari bahaya tersandung atau
terpeleset
e. Pastikan tangan anda tidak berada di
titik jepit sebelum menutup pintu.
67. KEMENTERIAN ESDM
12
NO TOPIK
KASUS KESALAHAN
YANG SERING TERJADI
SEHARUSNYA
KATA KUNCI YANG HARUS
DIINGAT
7 Nilai Risiko Belum ada nilai risiko Kalau perusahaan anda sudah memiliki
MATRIX RISIKO, maka saran saya setiap
bahaya di kolom 2 diberi NILAI RISIKO.
Sebaiknya setiap perusahaan sudah
memiliki MATRID RISIKO. Untuk yang
belum cukup mengisi Tinggi Sekali,
Tinggi, Sedang, Rendah.
8 Environment
(Lingkungan
Hidup)
Belum ada bahaya
lingkungan
Kalau perusahaan anda sudah memasukkan
bahaya lingkungan kedalam JSA, maka
masukkan bahaya lingkungan, sehingga
nama JSA menjadi JSEA
Tergantung kebijakan perusahaan
masing-masing
9 Siapa yang
melakukan
sistem kendali
di kolom 3
Ada yang menambahkan
kolom 4 untuk menetapkan
siapa yang bertugas
melaksanakan sistem
kendali di tahap pekerjaan
itu
Untuk JSA yang dibuat untuk group, bukan
per jabatan, maka benar perlu diberikan
penjelasan siapa yang bertanggung jawab
melaksanakan setiap kendali di setiap
langkah kerja.
Tetapi untuk JSA yang dibuat oleh
front line supervisor (pengawas garis
depan), yang langsung berhadapan
dengan karyawan, saran saya JSA ini
di buat untuk anak buah, sehingga
yang melaksanakan pengendalian di
kolom 3 adalah hanya dia. Kalau tidak
mengerti atau tidak bisa dilakukan,
harus kembali ke pengawas untuk
mendapatkan pengarahan langkah apa
berikutnya. Sehingga kolom 4 tidak
diperlukan
68. KEMENTERIAN ESDM 68
Referensi:
1. Modul Teknik Pembuatan JSA Pusdiklat Mineral dan Batubara, 2018
2. Beberapa Kesalahan dalam Pembutan JSA, INDOSHE