SlideShare a Scribd company logo
MENERAPKAN KESELAMAT
AN DAN
KESEHAT
AN KERJA (K3)
Ob je c tive s :
 Ma ha siswa ma mpu me ng ide ntifika si ma c a m-ma c a m
ke c e la ka a n ke rja , ma c a m-ma c a m tinda ka n pe nc e g a ha n
ke c e la ka a n ke rja
 Ma ha siswa me ng e ta hui ling kup ke se la ma ta n da n ke se ha ta n
ke rja
 Ma ha siswa me ng e ta hui a la t da n pe rle ng ka pa n ke se la ma ta n
da n ke se ha ta n ke rja
 Ma ha siswa me ng e ta hui la ng ka h ke rja me ng a c u pa da SOP
• Kegiatan konstruksi merupakan unsur
penting dalam pembangunan.
• Kegiatan konstruksi menimbulkan
berbagai dampak yang tidak diinginkan,
antara lain yang menyangkut aspek
keselamatan kerja dan lingkungan.
• Kegiatan konstruksi harus dikelola dengan
memperhatikan standar dan ketentuan K3
yang berlaku.
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
2
3
UNSUR TERKAIT DALAM PROYEK KONSTRUKSI
Proyek
Konstruksi
Pemilik Proyek
Kontraktor
Sub Kontraktor
Pekerja Proyek Pekerja Subkon
Pemasok dll
Instansi Teknis
Masyarakat
KARAKTERISTIK KEGIATAN
PROYEK KONSTRUKSI
• Melibatkan banyak tenaga kerja
kasar berpendidikan relatif rendah
(Non Skill)
• Memiliki masa kerja terbatas
• Memiliki intensitas kerja yang tinggi
• Bersifat multi disiplin dan multi
crafts
• Menggunakan peralatan kerja
beragam (jenis, teknologi, kapasitas
dan kondisinya)
UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
PERMASALAHAN
( Lanjutan )
• Belum ada kepedulian dlm penerapan K3 di proyek
konstruksi bangunan baik dr pihak manajemen &
tenaga kerja
• Belum ada acuan peraturan atau pedoman utk
penetapan anggaran biaya K3 di konstruksi
bangunan.
• Korban kecelakaan dibid.konst.bang. Pd umumnya
adalah tenaga kerja harian lepas.
• Pelaks. Program Jamsostek blm dpt mendukung
upaya pencegahaan kec.kerja dibid.konst.bangunan.
MENDESKRIPSIKAN KESELAMAT
AN DAN
KESEHAT
AN KERJA (K3)
Difinisi K-3
Difinisi K-3
Keilmuan
Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya
mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan,
pencemaran, penyakit, dll
Filosofi
Pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan :
- tenaga kerja dan manusia pada
umumnya, baik jasmani maupun rohani,
- hasil karya dan budaya menuju masyarakat
dil, makmur dan sejahtera;
MENDESKRIPSIKAN KESELAMAT
AN DAN
KESEHAT
AN KERJA (K3)
Tujuan
• Melindungi para pekerja dan orang
lain di tempat kerja
• Menjamin agar setiap sumber
produksi dapat dipakai secara aman
dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan
lancar
MENDESKRIPSIKAN KESELAMAT
AN DAN
KESEHAT
AN KERJA (K3)
FAKTOR-FAKTOR ANCAMAN
RESIKO KECELAKAAN KERJA
FAKTOR-FAKTOR ANCAMAN
RESIKO KECELAKAAN KERJA
BAHAN ALAT
TENAGA
KERJA
KESEHATAN KESELAMATAN
LI NGKUNGAN
MENDESKRIPSIKAN KESELAMAT
AN DAN
KESEHAT
AN KERJA (K3)
Korban / Kerugian
KECELAKAAN
SUMBER BAHAYA
KECELAKAAN
ADALAH AKIBAT DARI RANGKAIAN SEBAB-AKIBAT
(DOMINO EFFECTS)
MENDESKRIPSIKAN KESELAMAT
AN DAN
KESEHAT
AN KERJA (K3)
Kecelakaan kerja
Kejadian yang tidak diduga sebelumnya
yang dapat mengakibatkan gangguan
terhadap suatu proses pekerjaan
yang telah direncanakan
Kebakaran
Adalah terjadinya api pada
waktu dan tempat
yang tidak diinginkan
MENDESKRIPSIKAN KESELAMAT
AN DAN
KESEHAT
AN KERJA (K3)
Klasifikasi
kecelakaan
<> Insiden tanpa kerusakan tidak ada yang cidera
<> Insiden diikuti kerusakan tidak ada yang cidera
<> Kecelakaan berakibat luka ringan
<> Kecelakaan berakibat luka berat
<> Kecelakaan Berakibat Cacat tetap
<> Kecelakaan berakibat Kematian
MENDESKRIPSIKAN KESELAMAT
AN DAN
KESEHAT
AN KERJA (K3)
HAZARD
BAHAYA POTENSI AL YANG TELAH ADA
DANGER
PELUANG BAHAYA SUDAH TAMPAK
RI SK
PREDI KSI TI NGKAT KEPARAHAN BI LA
TERJADI BAHAYA
I NSI DENT
MUNCULNYA KEJADI AN YANG BAHAYA
ACCI DENT
KEJADI AN BAHAYA YANG DI SERTAI
ADANYA KORBAN DAN/ ATAU
KERUGI AN

MENDESKRIPSIKAN KESELAMAT
AN DAN
KESEHAT
AN KERJA (K3)
( ILCI model - Bird & German, 1985 )
Inadequate
Program
Inadequate
Standard
Inadequate
Compliance
Personal
Factors
Job
Factors
Substandard
Acts
Substandard
Conditions
Contact
With
Energy or
Substance
People
Property
Process
(Profit)
Lack of
Control
Basic
Causes
I ncident Loss
I mmediate
Causes
MENDESKRIPSIKAN KESELAMAT
AN DAN
KESEHAT
AN KERJA (K3)
Logika terjadinya kecelakaan
Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan
mata rantai sebab-akibat (Domino Squen)
LOSSES
I NSI DENT
I NSI DENT
I MMI DI ATE
CAUSES
BASI C
CAUSES
LACK OF
CONTROL
MENDESKRIPSIKAN KESELAMAT
AN DAN
KESEHAT
AN KERJA (K3)
Produksi
terganggu
KECELAKAAN
Kerugian - kerugian berupa :
People : (Luka, Cacat, Meninggal)
Properti : (Kerusakan bangunan & peralatan)
Profit : ( $, Rp)
BAHAYA
TIDAK TERKENDALI
MENDESKRIPSIKAN KESELAMAT
AN DAN
KESEHAT
AN KERJA (K3)
Metoda pencegahan kecelakaan :
 Eliminasi
 Subtitusi
 Rekayasa
 Pengendalian administratif
Syarat tersebut harus mengacu prinsip sebagai berikut :
- Efektif dalam menghindari terjadinya kecelakaan.
- Dapat dilakukan atau dikerjakan.
- Biaya yang dikeluarkan seminimal mungkin ( Murah ).
- Tidak mengganggu proses produksi dan pemeliharaan
Syarat-syarat (Rekomendasi K-3)
MENDESKRIPSIKAN KESELAMAT
AN DAN
KESEHAT
AN KERJA (K3)
Tindak lanjut
penanganan kecelakaan
Tindak lanjut
penanganan kecelakaan
- Pimpinan menetapkan kebijakan
lebih lanjut dalam kaitan kasus-
kasus kecelakaan yang terjadi
- Jaminan santunan dan
rehabilitasi kecelakaan kerja.
- Penyidikan terhadap penanggung
jawab terjadinya kecelakaan.
- Pembinaan yang perlu segera
dilakukan bersangkutan.
- Dan sebagainya.
MENDESKRIPSIKAN KESELAMAT
AN DAN
KESEHAT
AN KERJA (K3)
ASPEK PENERAPAN K3
PERATURAN KESELAMATAN KERJA
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA Per.05/MEN/1996 TENTANG
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
ILO CODE OF PRACTISE, PREVENTION OF MAJOR INDUSTRIAL
ACCIDENTS
PREVENTION OF MAJOR
INDUSTRIAL ACCIDENTS
ILO CODE OF PRACTISE
Geneva, International Labour Orgasnization, 1991
ISBN 92-2-107101-4
ILO CODE OF PRACTISE
 Peraturan/standar ILO berupa panduan praktis yang
ditetapkan di industri dalam upaya mencegah terjadinya
kecelakaan-kecelakaan besar seiring dengan kenaikan
produksi, penyimpanan dan penggunaan bahan
berbahaya
 Tujuan panduan praktis adalah untuk memberikan
arahan tentang pengaturan administasi, hukum dan
sistem teknis untuk pengendalian instalasi bersiko
tinggi yang dilakukan dengan memberikan
perlindungan kepada pekerja, masyarakat dan
lingkungan dengan mencegah terjadinya kecelakan
besar yang mungkin terjadi dan meminimalisasikan
dampak dari kecelakaan tersebut
 Penerapan panduan praktis dilakukan pada instalasi
beresiko tinggi yang diidentifikasikan dengan
keberadaan zat-zat berbahaya yang membutuhkan
perhatian tinggi.
 Instalasi beresiko tinggi berdasarkan jenis dan
kuantitasnya menurut panduan praktis:
 Industri kimia dan petrokimia
 Industri penyulingan minyak
 Instalasi penyimpanan gas alam cair (LNG)
 Instalasi penyimpanan gas dan cairan yang mudah
terbakar
 Gudang bahan-bahan kimia
 Instalasi penyulingan air bersih dengan menggunakan
klorin
 Industri Pupuk dan Pestisida
 Instalasi beresiko tinggi berdasarkan jenis dan
kuantitasnya diluar cakupan panduan praktis:
 Instalasi Nuklir
 Pangkalan Militer (instalasi biologi, nuklir dan kimia
serta pusat persenjataaan)
ILO CODE OF PRACTISE
 Instalasi beresiko tinggi adalah instalasi industri permanen atau
sementara, yang menyimpan, memproses atau memproduksi zat-
zat berbahaya dalam bentuk dan jumlah tertentu menurut
peraturan yang berlaku yang berpotensi menjadi penyebab
terjadinya kecelakaan besar.
 Identifikasi bahan berbahaya menurut jenis dan tingkat kuantitas
ambang terjadinya kecelakaan besar
 Bahan kimia sangat beracun : methyl isocyanate, phosgene
 Bahan kimia beracun: acrylonitrile, ammonia, chlorine, sulphur
dioxide, hydrogen sulphide, hydrogen cyanide, carbon
disulphide, hydrogen fluoride, hydrogen chloride, sulphur
trioxide
 Gas dan cairan mudah terbakar
 Bahan peledak: ammonium nitrate, nitroglycerine, C4, PETN,
TNT
ILO CODE OF PRACTISE
 Alur informasi pada instalasi beresiko tinggi
 Manajemen keseluruhan instalasi beresiko tinggi harus
melaporkan secara rinci aktifitasnya kepada pihak yang
berwenang
 Laporan keselamatan kerja instalsi beresiko tinggi harus
disiapkan oleh manajemen dan berisi informasi teknis tentang
disain dan cara kerja instalasi, penjelasan rinci manajemen
keselamatan kerja dalam instalasi, informasi tentang bahaya
dari instalasi secara sistematis, teridentifikasi dan
terdokumentasi serta informasi tentang bahaya kecelakaan
dan ketentuan keadaan darurat yang akan mengurangi
dampak dari kecelakaan yang akan terjadi.
 Semua informasi khususnya yang berkenaan dengan instalasi
beresiko tinggi harus disediakan bagi para pihak yang
berkepentingan.
 Informasi keselamatan kerja yang tepat khususnya pada
instalasi beresiko tinggi dikomunikasikan melalui pelatihan
kepada pekerja, dan dapat digunakan untuk persiapan
pekerjaan dan pengendalian dalam keadaan darurat.
ILO CODE OF PRACTISE
 Audit Instalasi beresiko tinggi
 Instalasi beresiko tinggi diaudit oleh manajemen audit yang
ditunjuk pemegang otoritas sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di wilayah instalasi itu berada
 Audit mencakup identifikasi kejadian tidak terkendali yang
memicu timbulnya kebakaran, ledakan atau terlepasnya zat-zat
beracun
 Audit mencakup estimasi potensi bahaya sebagai konsekuensi
dari ledakan, kebakaran maupun terlepasnya zat-zat beracun
 Audit mempertimbangkan potensi efek lanjutan yang terjadi
pada instalasi beresiko tinggi lainnya yang ada disekitarnya
 Audit mempertimbangkan kesesuaian pengukuran
keselamatan kerja yang digunakan dalam identifikasi
kemungkinan terjadinya bahaya untuk menjamin validitas hasil
audit itu sendiri
 Audit memperhitungkan analisa resiko secara menyeluruh dari
keterkaitan antara kecelakaan besar yang mungkin timbul
dengan letak instalasi beresiko tinggi itu sendiri.
ILO CODE OF PRACTISE
 Manajemen pengendalian resiko kecelakaan dan pengamanan pada
instalasi beresiko tinggi meliputi:
 Disain, fabrikasi dan penginstalasian pabrik yang aman, termasuk
penggunaan komponen peralatan bermutu tinggi
 Pemeliharaan pabrik secara rutin
 Pengoperasian pabrik sesuai prosedur yang berlaku
 Pengelolaan keselamatan lingkungan kerja secara baik
 Inspeksi secara rutin terhadap keseluruhan instalasi yang diikuti
dengan perbaikan atau penggantian komponen peralatan yang
dibutuhkan
 Pengawasan rutin terhadap keamanan dan sistem pendukungnya
 Ketersediaan dan inspeksi rutin peralatan keselamatan kerja yang
dapat digunakan dalam kondisi darurat
 Analisa bahaya dan resiko yang terjadi akibat kerusakan komponen
peralatan, pengoperasian instalasi yang abnormal, faktor kesalahan
manusia dan manajemen, pengaruh kecelakaan yang terjadi di sekitar
instalasi, bencana alam, tindakan kejahatan dan sabotase
 Analisa komprehensif terhadap modifikasi peralatan dan instalasi baru
 Penyebaran informasi dan pelatihan keselamatan kerja bagi setiap
pekerja pada instalasi tersebut
 Penyebaran informasi secara berkala kepada masyarakat yang tinggal
atau bekerja di sekitar lokasi instalasi industri
ILO CODE OF PRACTISE
 Analisa Bahaya dan Resiko meliputi:
 Identifikasi bahan beracun, reaktif dan eksplosif yang
disimpan, diproses atau diproduksi
 Identifikasi kegagalan potensial yang dapat menyebabkan
kondisi pengoperasian abnormal dan menimbulkan
kecelakaan
 Analisa konsekuensi dari kecelakaan yang terjadi terhadap
pekerja dan masyarakat sekitar
 Tindakan pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan
ILO CODE OF PRACTISE
 HAZOP (an example of Hazard and Risk Analysis)
 Identifikasi penyimpangan/deviasi yang terjadi pada
pengoperasian suatu instalasi industri dan kegagalan
operasinya yang menimbulkan keadaan tidak terkendali
 Dilakukan pada tahap perencanaan untuk instalasi
industri baru
 Dilakukan sebelum melakukan modifikasi peralatan atau
penambahan instalasi baru dari instalasi industri lama
 Analisa sistematis terhadap kondisi kritis disain
instalasi industri, pengaruhnya dan penyimpangan
potensial yang terjadi serta potensi bahayanya
 Dilakukan oleh kelompok para ahli dari multi disiplin
ilmu dan dipimpin oleh spesials keselamatan kerja yang
berpengalaman atau oleh konsultan pelatihan khusus
ILO CODE OF PRACTISE
 Perencanaan Keadaan Darurat
 Bertujuan untuk melokalisasi bahaya dan meminimalisasi dampaknya
 Identifikasi jenis-jenis kecelakaan yang potensial
 On site emergency
 Perencanaan keadaan darurat didasarkan pada konsekuensi yang timbul dari
kecelakaan besar yang potensial
 Penanganan keadaan darurat dilakukan tenaga penanggulangan kecelakaan dalam
jumlah yang cukup
 Perencanaan keadan darurat merupakan uji dan pengidentifikasian kelemahan instalasi
industri yang akan secepatnya diperbaiki
 Antisipasi bahaya dengan memperhatikan: kekerapan terjadinya kecelakaan, hubungan
dengan pihak berwenang di luar lokasi, prosedur menghidupkan tanda bahaya,
komunikasi internal dan eksternal instalasi serta lokasi dan pola pengaturan dari pusat
pengelola gawat darurat
 Fasilitas penanganan keadaan darurat: telepon, radio dan alat komunikasi internal-
eksternal yang memadai, peta yang menunjukan keberadaan bahan berbahaya, alat
penunjuk arah dan pengukur kecepatan angin, alat penyelamatan diri, daftar lengkap
pekerja, ...
 Off site emergency
 Perencanaan disiapkan oleh dan merupakan otoritas yang kompeten yang diatur melalui
kebijakan, peraturan atau perundangan.
 Perencanaan ini merupakan antisipasi dari bahaya dalam skala besar dan
penanganannya terkait dengan otoritas lokal penanggulangan kecelakaan
 Perencanaan didasarkan pada informasi atas konsekuensi yang timbul dari kecelakaan
besar yang potensial
ILO CODE OF PRACTISE
 Konsultan Keselamatan Kerja
Tugas dan wewenang:
 Membuat analisa bahaya dan resiko serta mempersiapkan
laporan keselamatan kerja bekerjasama dengan manajemen
audit
 Menetapkan garis besar disain dan operasi instalasi industri
yang aman, serta pengaplikasiannya dalam desain peralatan,
proses kendali, pengoperasian secara manual, ...
 Menganalisa konsekuensi dari kecelakan potensial dengan
permodel dampak potensialnya
 Menetapkan penanganan keadaan darurat on site dan
perencanaan keadaan darurat off site
 Melakukan pelatihan pada pekerja
ILO CODE OF PRACTISE
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970
 3 unsur keberlakuan UU
 Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
 Adanya tenaga kerja yang bekerja disana.
 Adanya sumber-sumber bahaya kerja di tempat itu.
 Pengawasan Keselamatan Kerja
 Pengawasan secara langsung dilakukan pegawai
pengawas dan ahli keselamatan kerja.
 Pengawasan secara tidak langsung termasuk oleh
manajemen puncak yang hanya melakukan audit
terhadap usaha perbaikan dari hasil pelaporan pegawai
pengawas dan ahli keselamatan kerja.
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970
 UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA mengatur
keselamatan kerja disegala tempat kerja baik itu di darat,
laut dan udara dalam wilayah NKRI
 UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA bertujuan untuk
mengurangi kecelakaan, mengurangi adanya bahaya
peledakan, memaksa peningkatan kemampuan pekerja
dalam memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
dan pemberian alat-alat pelindung kepada pekerja terutama
untuk pekerjaan yang memiliki resiko tinggi serta
membantu terciptanya lingkungan kerja yang kondusif
seperti penerangan tempat kerja, kebersihan, sirkulasi
udara serta hubungan yang serasi antara pekerja,
lingkungan kerja, peralatan dan proses kerja.
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970
 Sumber bahaya kerja diidentifikasikan terkait erat dengan:
 Kondisi mesin, pesawat, alat kerja serta peralatan
lainnya
 Bahan berbahaya (Explosive, Flameable, Poison)
 Lingkungan
 Sifat pekerjaan
 Cara kerja
 Proses produksi
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA berisi petunjuk
teknis mengenai apa yang harus dilakukan oleh dan kepada
pekerja untuk menjamin keselamatan pekeja itu sendiri,
keselamatan umum dan produk yang dihasilkan karena
begitu banyak proses yang dilakukan dengan
memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang menyebabkan perubahan resikko pekerjaan
yang dihadapi pekerja di tempat kerjanya.
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970
 Pengawasan Keselamatan Kerja
 Monitoring dan pengambil keputusan tindakan
perbaikan keselamatan kerja
 Tindakan perbaikan keselamatan kerja (Continuous
Improvement) seperti perbaikan cara dan proses kerja,
pemeriksaan rutin kesehatan pekerja, retribusi
keselamatan kerja.
MELAKSANAKAN PROSEDUR K3
K3 dalam Proyek Konstruksi
Safety
Engineering
Construction
Safety
Personnel
Safety
MELAKSANAKAN PROSEDUR K3
• Dikembangkan dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain :
• Skala Proyek
• Jumlah Tenaga Kerja
• Lokasi Kegiatan
• Potensi dan Resiko Bahaya
• Peraturan dan standar yang berlaku
• Teknologi proyek yang digunakan
Implementasi K3 dalam Kegiatan Proyek`
MELAKSANAKAN PROSEDUR K3
• Sesuai perkembangan proyek dilakukan kajian K3
yang mencakup kehandalan K3 dalam rancangan
dan pelaksanaan pembangunannya.
• Kajian K3 dilaksanakan untuk meyakinkan bahwa
proyek dibangun dengan standar keselamatan
yang baik sesuai dengan persyaratan
Project Safety Review
MELAKSANAKAN PROSEDUR K3
• Ko ntra kto r jika dipe rluka n ha rus
me la kuka n pro je c t sa fe ty re vie w untuk
se tia p ta ha pa n ke g ia ta n ke rja ya ng
dila kuka n, te ruta ma b a g i ko ntra kto r EPC
(Eng ine e ring -Pro c ure me nt-Co nstruc tio n)
• Pro je c t Sa fe ty Re vie w b e rtujua n untuk
me ng e va lua si po te nsi b a ha ya da la m
se tia p ta ha pa n pro je c t se c a ra sistima tis.
Project Safety Review
MELAKSANAKAN PROSEDUR K3
• Meliputi kegiatan‐kegiatan, al:
• Safety Patrol (team 2/3 org)
• Safety Supervisor (petugas ditunjuk PM)
• Safety Meeting (bahasan hsl temuan supervisor)
Pengawasan Pelaksanaan K3
MELAKSANAKAN PROSEDUR K3
• Pemasangan rambu‐rambu K3
• Pemakaian saran/alat‐alat K3 (APD, dll)
• Sarana/alat pengaman
‐ Pagar pengaman
‐ Tali run ling (pembatas)
‐ Plat form
‐ Jaring pengaman, dll.
• Kebersihan areal kerja
Program K3
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT
•Safety helmet.
•Eye protectors for dust and flying
objects.
•Shading eye protectors.
•Welding protective hoods.
•Earplugs,Earmuffs.
•Protective
respirators.
•Dust mask.
•Gas mask.
•Breathing equipment.
•Supplied-air respirator.
Gloves.
Footwear.
Clothing, Safety belts.
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
1.Outer shell
2.Hammock
3.Head band
4.Ring string
6.Chin strap
5.Shock-absorbing liner
(Polystyrene foam core)
1Structure of safety helmets
(at the time of falls)
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
Structure of Safety Helmet
(against flying or falling objects)
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
Support cradle
Hammock, Head band
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
LINDUNGI BELAKANG KEPALA
AWAS
!
BENTURAN
Aduh biyung !!
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
HELM TIDAK MUDAH TERLEPAS
Model lama Model baru
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
Swing guard
HELM INI TIDAK MUDAH TERLEPAS
PELINDUNG KAKI
Pelindung kaki berupa sepatu dan sepatu boot, seperti terlihat pada gambar
antara lain:
a) Steel toe, sepatu yang didesain untuk melindingi jari kaki dari kejatuhan benda
b) Metatarsal, sepatu yang didesain khusus melindungi seluruh kaki dari bagian
tuas sampai jari
c) Reinforced sole, sepatu ini didesain dengan bahan penguat dari besi yang akan
melindungi dari tusukan pada kaki
d) Latex/Rubber, sepatu yang tahan terhadap bahan kimia dan memberikan daya
cengkeram yang lebih kuat pada permukaan yang licin.
e) PVC boots, sepatu yang melindungi dari lembab dan membantu berjalan di
tempat becek
f) Vinyl boots, sepatu yang tahan larutan kimia, asam, alkali, garam, air dan
darah
g) Nitrile boots, sepatu yang tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan kimia
a b c d e f g
60
PELINDUNG MATA
Pelindung mata dan wajah
a. Kaca mata safety merupakan peralatan yang paling banyak
digunakan sebagai pelindung mata. Meskipun kelihatannya
sama dengan kacamata biasa, namun kaca mata safety
lebih kuat dan tahan benturan serta tahan panas dari pada
kaca mata biasa.
b. Goggle memberikan perlindungan yang lebih baik
dibandingkan safety glass sebab lebih menempel pada
wajah
a b
61
PELINDUNG WAJAH
1. Pelindung wajah memberikan perlindungan
menyeluruh pada wajah dari bahaya percikan bahan
kimia, obyek yang beterbangan atau cairan besi.
Banyak dari pelindung wajah ini dapat digunakan
bersamaan dengan penggunaan helm.
2. Helm pengelas memberikan perlindungan baik pada
wajah dan juga mata. Helm ini menggunakan lensa
penahan khusus yang menyaring intesnsitas cahaya
serta energi panas yang dihasilkan dari kegiatan
pengelasan.
62
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
Safety Belts dengan shock absorber
A shock absorber
Hook
Buckle
Belt
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
Safety belt with a rope
Rope
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
for Shoulder
for vertical
Full harness
Harness Safety belt
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
Harness Safety belt
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
Slide chuck
Move freely up and
down, when falling
shock is transmitted,
grasp life line.
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
HOOK HARUS LEBIH TINGGI PINGGANG
400 kg 700 kg
Hook dikaitkan pada posisi
lebih tinggi dari pinggang
Hook dikaitkan pada posisi
lebih rendah dari pinggang
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
Memasang kait secara begini sangat berbahaya,
karena saat ada hentakan kait bisa patah
BERBAHAYA !
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
MEMAKAI SABUK DENGAN
BENAR DAN HOOK
TERPASANG DENGAN BAIK
PADA LIFE LINE
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
Slide chuck
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
STANDARDISASI DIKAITKAN DENGAN
MUTU, LINGKUNGAN, HAM, DAN TERMASUK K3
Industri yang tidak mengikuti persyaratan
Standar produknya dapat ditolak
di pasaran internasional
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
Pelaksana Umum
Dirjen Binawas Cq Dir.PNKK
Pengurus/Pengusaha
Tenaga kerja & orang
lain
Policy Nasional K-3
Menteri Tenaga Kerja RI
Pengawasan Langsung
Pengawas & Ahli K3)
Kelembagaan
P2K3
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
Analisa proses pekerjaan
dari aspek K3
Langkah-langkah :
• uraikan tahapan pekerjaan,
• identifikasi potensi bahaya yang
mungkin ada,
• tetapkan tindakan untuk
mengendalikan bahaya atau
menghilangkannya sama sekali
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
Pengamatan anak buah dalam
melaksanakan pekerjaan aspek K3
Meliputi :
• penilaian resiko bahaya
• penilaian cara kerja yang tidak
aman
• penilaian cara kerja yang aman,
• melakuan koreksi
• memberi penghargaan cara
kerja yang aman
MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI
DENGAN SOP
PENERAPAN SMK 3
PERMEN
05/ MEN/ 1999
PENERAPAN SMK 3
PERMEN
05/ MEN/ 1999
K3
MANDI RI
DI SETI AP
TEMPAT KERJA
VI SI
MI SI
STRATEGI
PROGRAM
K-3
POLA & ARAH
KEBIJAKAN K3
PERALATAN LINGKUNGAN
sarana peralatan lingkungan berupa:
− tabung pemadam kebakaran
− pagar pengamanan
− penangkal petir darurat
− pemeliharaan jalan kerja dan jembatan
kerja
− jaring pengamanan pada bangunan tinggi
− pagar pengaman lokasi proyek
− tangga
− peralatan P3K 87
RAMBU PERINGATAN
Rambu-rambu peringatan, antara lain dengan fungsi:
− peringatan bahaya dari atas
− peringatan bahaya benturan kepala
− peringatan bahaya longsoran
− peringatan bahaya api
− peringatan tersengat listrik
− penunjuk ketinggian (bangunan yang lebih dari 2 lantai)
− penunjuk jalur instalasi listrik kerja sementara
− penunjuk batas ketinggian penumpukan material
− larangan memasuki area tertentu
− larangan membawa bahan-bahan berbahaya
− petunjuk untuk melapor (keluar masuk proyek)
88
RAMBU PERINGATAN (LANJUTAN)
− peringatan untuk memakai
alat pengaman kerja
− peringatan ada alat/mesin
yang berbahaya (untuk
lokasi tertentu)
− peringatan larangan untuk
masuk ke lokasi power
listrik (untuk orangorang
tertentu)
89
IMPROVE YOUR KNOWLEDGE BY
YOURSELF
Terima Kasih

More Related Content

Similar to K3_Konstruksi umg.pdf

bahan ajar telkom university pk dan e
bahan ajar telkom university pk dan ebahan ajar telkom university pk dan e
bahan ajar telkom university pk dan e
aanansor
 
BST SMK3 for Safety in work place industrial and manufacturing.pdf
BST SMK3 for Safety in work place industrial and manufacturing.pdfBST SMK3 for Safety in work place industrial and manufacturing.pdf
BST SMK3 for Safety in work place industrial and manufacturing.pdf
riyandharma1
 
k3-170411031246.pdf
k3-170411031246.pdfk3-170411031246.pdf
k3-170411031246.pdf
Said878643
 
HSE MANAJEMEN SYSTEM
HSE MANAJEMEN SYSTEMHSE MANAJEMEN SYSTEM
HSE MANAJEMEN SYSTEM
YOHANIS SAHABAT
 
k3-konstruksi-baru1.ppt
k3-konstruksi-baru1.pptk3-konstruksi-baru1.ppt
k3-konstruksi-baru1.ppt
MIFTAKHUL NURDIANTO
 
K3 dan Kebakaran.pdf
K3 dan Kebakaran.pdfK3 dan Kebakaran.pdf
K3 dan Kebakaran.pdf
VicqeenWidi
 
PETUGAS K3 JENJANG 3.pptx
PETUGAS K3 JENJANG 3.pptxPETUGAS K3 JENJANG 3.pptx
PETUGAS K3 JENJANG 3.pptx
Budi593574
 
K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3
K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3 K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3
K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3
MOCHAMAD RIZKY BINTANG ARDYANSYAH
 
dokumen.tips_2-pengetahuan-dasar-k3.ppt
dokumen.tips_2-pengetahuan-dasar-k3.pptdokumen.tips_2-pengetahuan-dasar-k3.ppt
dokumen.tips_2-pengetahuan-dasar-k3.ppt
su triman
 
K-3.ppt
K-3.pptK-3.ppt
K-3.ppt
ardini77071
 
X_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.ppt
X_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.pptX_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.ppt
X_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.ppt
Nurrahma448559
 
Dasar_dasar_K3.ppt
Dasar_dasar_K3.pptDasar_dasar_K3.ppt
Dasar_dasar_K3.ppt
EdoSekeroney1
 
k3 Muhammad rizqi Nurviantoro perbaikan Kirim.pptx
k3 Muhammad rizqi Nurviantoro perbaikan Kirim.pptxk3 Muhammad rizqi Nurviantoro perbaikan Kirim.pptx
k3 Muhammad rizqi Nurviantoro perbaikan Kirim.pptx
AnggiNurochman
 
DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2023 Mesin Produksi.pptx
DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2023 Mesin Produksi.pptxDASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2023 Mesin Produksi.pptx
DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2023 Mesin Produksi.pptx
Mamas Jowo
 
Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.ppt
Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.pptDasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.ppt
Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.ppt
ssuserf842c6
 
04_Menerapkan K3.pdf
04_Menerapkan K3.pdf04_Menerapkan K3.pdf
04_Menerapkan K3.pdf
EsterSembiring1
 
Materi 02 - Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.pdf
Materi 02 - Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.pdfMateri 02 - Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.pdf
Materi 02 - Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.pdf
agussetiawan534534
 

Similar to K3_Konstruksi umg.pdf (20)

bahan ajar telkom university pk dan e
bahan ajar telkom university pk dan ebahan ajar telkom university pk dan e
bahan ajar telkom university pk dan e
 
Keselamatankerja
KeselamatankerjaKeselamatankerja
Keselamatankerja
 
BST SMK3 for Safety in work place industrial and manufacturing.pdf
BST SMK3 for Safety in work place industrial and manufacturing.pdfBST SMK3 for Safety in work place industrial and manufacturing.pdf
BST SMK3 for Safety in work place industrial and manufacturing.pdf
 
k3-170411031246.pdf
k3-170411031246.pdfk3-170411031246.pdf
k3-170411031246.pdf
 
HSE MANAJEMEN SYSTEM
HSE MANAJEMEN SYSTEMHSE MANAJEMEN SYSTEM
HSE MANAJEMEN SYSTEM
 
k3-konstruksi-baru1.ppt
k3-konstruksi-baru1.pptk3-konstruksi-baru1.ppt
k3-konstruksi-baru1.ppt
 
K3
K3K3
K3
 
K3 dan Kebakaran.pdf
K3 dan Kebakaran.pdfK3 dan Kebakaran.pdf
K3 dan Kebakaran.pdf
 
PETUGAS K3 JENJANG 3.pptx
PETUGAS K3 JENJANG 3.pptxPETUGAS K3 JENJANG 3.pptx
PETUGAS K3 JENJANG 3.pptx
 
K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3
K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3 K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3
K3 dan ketenagakerjaan : Tujuan K3, Keuntungan tentang penerapan K3
 
dokumen.tips_2-pengetahuan-dasar-k3.ppt
dokumen.tips_2-pengetahuan-dasar-k3.pptdokumen.tips_2-pengetahuan-dasar-k3.ppt
dokumen.tips_2-pengetahuan-dasar-k3.ppt
 
K-3.ppt
K-3.pptK-3.ppt
K-3.ppt
 
01 k3 lh
01 k3 lh01 k3 lh
01 k3 lh
 
X_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.ppt
X_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.pptX_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.ppt
X_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.ppt
 
Dasar_dasar_K3.ppt
Dasar_dasar_K3.pptDasar_dasar_K3.ppt
Dasar_dasar_K3.ppt
 
k3 Muhammad rizqi Nurviantoro perbaikan Kirim.pptx
k3 Muhammad rizqi Nurviantoro perbaikan Kirim.pptxk3 Muhammad rizqi Nurviantoro perbaikan Kirim.pptx
k3 Muhammad rizqi Nurviantoro perbaikan Kirim.pptx
 
DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2023 Mesin Produksi.pptx
DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2023 Mesin Produksi.pptxDASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2023 Mesin Produksi.pptx
DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2023 Mesin Produksi.pptx
 
Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.ppt
Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.pptDasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.ppt
Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.ppt
 
04_Menerapkan K3.pdf
04_Menerapkan K3.pdf04_Menerapkan K3.pdf
04_Menerapkan K3.pdf
 
Materi 02 - Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.pdf
Materi 02 - Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.pdfMateri 02 - Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.pdf
Materi 02 - Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.pdf
 

Recently uploaded

Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 

K3_Konstruksi umg.pdf

  • 1. MENERAPKAN KESELAMAT AN DAN KESEHAT AN KERJA (K3) Ob je c tive s :  Ma ha siswa ma mpu me ng ide ntifika si ma c a m-ma c a m ke c e la ka a n ke rja , ma c a m-ma c a m tinda ka n pe nc e g a ha n ke c e la ka a n ke rja  Ma ha siswa me ng e ta hui ling kup ke se la ma ta n da n ke se ha ta n ke rja  Ma ha siswa me ng e ta hui a la t da n pe rle ng ka pa n ke se la ma ta n da n ke se ha ta n ke rja  Ma ha siswa me ng e ta hui la ng ka h ke rja me ng a c u pa da SOP
  • 2. • Kegiatan konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan. • Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan, antara lain yang menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan. • Kegiatan konstruksi harus dikelola dengan memperhatikan standar dan ketentuan K3 yang berlaku. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
  • 3. 2
  • 4. 3
  • 5.
  • 6.
  • 7.
  • 8.
  • 9.
  • 10. UNSUR TERKAIT DALAM PROYEK KONSTRUKSI Proyek Konstruksi Pemilik Proyek Kontraktor Sub Kontraktor Pekerja Proyek Pekerja Subkon Pemasok dll Instansi Teknis Masyarakat
  • 11. KARAKTERISTIK KEGIATAN PROYEK KONSTRUKSI • Melibatkan banyak tenaga kerja kasar berpendidikan relatif rendah (Non Skill) • Memiliki masa kerja terbatas • Memiliki intensitas kerja yang tinggi • Bersifat multi disiplin dan multi crafts • Menggunakan peralatan kerja beragam (jenis, teknologi, kapasitas dan kondisinya) UTAMAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
  • 12. PERMASALAHAN ( Lanjutan ) • Belum ada kepedulian dlm penerapan K3 di proyek konstruksi bangunan baik dr pihak manajemen & tenaga kerja • Belum ada acuan peraturan atau pedoman utk penetapan anggaran biaya K3 di konstruksi bangunan. • Korban kecelakaan dibid.konst.bang. Pd umumnya adalah tenaga kerja harian lepas. • Pelaks. Program Jamsostek blm dpt mendukung upaya pencegahaan kec.kerja dibid.konst.bangunan.
  • 13. MENDESKRIPSIKAN KESELAMAT AN DAN KESEHAT AN KERJA (K3) Difinisi K-3 Difinisi K-3 Keilmuan Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit, dll Filosofi Pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan : - tenaga kerja dan manusia pada umumnya, baik jasmani maupun rohani, - hasil karya dan budaya menuju masyarakat dil, makmur dan sejahtera;
  • 14. MENDESKRIPSIKAN KESELAMAT AN DAN KESEHAT AN KERJA (K3) Tujuan • Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja • Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien • Menjamin proses produksi berjalan lancar
  • 15. MENDESKRIPSIKAN KESELAMAT AN DAN KESEHAT AN KERJA (K3) FAKTOR-FAKTOR ANCAMAN RESIKO KECELAKAAN KERJA FAKTOR-FAKTOR ANCAMAN RESIKO KECELAKAAN KERJA BAHAN ALAT TENAGA KERJA KESEHATAN KESELAMATAN LI NGKUNGAN
  • 16. MENDESKRIPSIKAN KESELAMAT AN DAN KESEHAT AN KERJA (K3) Korban / Kerugian KECELAKAAN SUMBER BAHAYA KECELAKAAN ADALAH AKIBAT DARI RANGKAIAN SEBAB-AKIBAT (DOMINO EFFECTS)
  • 17. MENDESKRIPSIKAN KESELAMAT AN DAN KESEHAT AN KERJA (K3) Kecelakaan kerja Kejadian yang tidak diduga sebelumnya yang dapat mengakibatkan gangguan terhadap suatu proses pekerjaan yang telah direncanakan Kebakaran Adalah terjadinya api pada waktu dan tempat yang tidak diinginkan
  • 18. MENDESKRIPSIKAN KESELAMAT AN DAN KESEHAT AN KERJA (K3) Klasifikasi kecelakaan <> Insiden tanpa kerusakan tidak ada yang cidera <> Insiden diikuti kerusakan tidak ada yang cidera <> Kecelakaan berakibat luka ringan <> Kecelakaan berakibat luka berat <> Kecelakaan Berakibat Cacat tetap <> Kecelakaan berakibat Kematian
  • 19. MENDESKRIPSIKAN KESELAMAT AN DAN KESEHAT AN KERJA (K3) HAZARD BAHAYA POTENSI AL YANG TELAH ADA DANGER PELUANG BAHAYA SUDAH TAMPAK RI SK PREDI KSI TI NGKAT KEPARAHAN BI LA TERJADI BAHAYA I NSI DENT MUNCULNYA KEJADI AN YANG BAHAYA ACCI DENT KEJADI AN BAHAYA YANG DI SERTAI ADANYA KORBAN DAN/ ATAU KERUGI AN 
  • 20. MENDESKRIPSIKAN KESELAMAT AN DAN KESEHAT AN KERJA (K3) ( ILCI model - Bird & German, 1985 ) Inadequate Program Inadequate Standard Inadequate Compliance Personal Factors Job Factors Substandard Acts Substandard Conditions Contact With Energy or Substance People Property Process (Profit) Lack of Control Basic Causes I ncident Loss I mmediate Causes
  • 21. MENDESKRIPSIKAN KESELAMAT AN DAN KESEHAT AN KERJA (K3) Logika terjadinya kecelakaan Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan mata rantai sebab-akibat (Domino Squen) LOSSES I NSI DENT I NSI DENT I MMI DI ATE CAUSES BASI C CAUSES LACK OF CONTROL
  • 22. MENDESKRIPSIKAN KESELAMAT AN DAN KESEHAT AN KERJA (K3) Produksi terganggu KECELAKAAN Kerugian - kerugian berupa : People : (Luka, Cacat, Meninggal) Properti : (Kerusakan bangunan & peralatan) Profit : ( $, Rp) BAHAYA TIDAK TERKENDALI
  • 23. MENDESKRIPSIKAN KESELAMAT AN DAN KESEHAT AN KERJA (K3) Metoda pencegahan kecelakaan :  Eliminasi  Subtitusi  Rekayasa  Pengendalian administratif Syarat tersebut harus mengacu prinsip sebagai berikut : - Efektif dalam menghindari terjadinya kecelakaan. - Dapat dilakukan atau dikerjakan. - Biaya yang dikeluarkan seminimal mungkin ( Murah ). - Tidak mengganggu proses produksi dan pemeliharaan Syarat-syarat (Rekomendasi K-3)
  • 24. MENDESKRIPSIKAN KESELAMAT AN DAN KESEHAT AN KERJA (K3) Tindak lanjut penanganan kecelakaan Tindak lanjut penanganan kecelakaan - Pimpinan menetapkan kebijakan lebih lanjut dalam kaitan kasus- kasus kecelakaan yang terjadi - Jaminan santunan dan rehabilitasi kecelakaan kerja. - Penyidikan terhadap penanggung jawab terjadinya kecelakaan. - Pembinaan yang perlu segera dilakukan bersangkutan. - Dan sebagainya.
  • 25. MENDESKRIPSIKAN KESELAMAT AN DAN KESEHAT AN KERJA (K3) ASPEK PENERAPAN K3
  • 26. PERATURAN KESELAMATAN KERJA UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA Per.05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ILO CODE OF PRACTISE, PREVENTION OF MAJOR INDUSTRIAL ACCIDENTS
  • 27. PREVENTION OF MAJOR INDUSTRIAL ACCIDENTS ILO CODE OF PRACTISE Geneva, International Labour Orgasnization, 1991 ISBN 92-2-107101-4
  • 28. ILO CODE OF PRACTISE  Peraturan/standar ILO berupa panduan praktis yang ditetapkan di industri dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan-kecelakaan besar seiring dengan kenaikan produksi, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya  Tujuan panduan praktis adalah untuk memberikan arahan tentang pengaturan administasi, hukum dan sistem teknis untuk pengendalian instalasi bersiko tinggi yang dilakukan dengan memberikan perlindungan kepada pekerja, masyarakat dan lingkungan dengan mencegah terjadinya kecelakan besar yang mungkin terjadi dan meminimalisasikan dampak dari kecelakaan tersebut  Penerapan panduan praktis dilakukan pada instalasi beresiko tinggi yang diidentifikasikan dengan keberadaan zat-zat berbahaya yang membutuhkan perhatian tinggi.
  • 29.  Instalasi beresiko tinggi berdasarkan jenis dan kuantitasnya menurut panduan praktis:  Industri kimia dan petrokimia  Industri penyulingan minyak  Instalasi penyimpanan gas alam cair (LNG)  Instalasi penyimpanan gas dan cairan yang mudah terbakar  Gudang bahan-bahan kimia  Instalasi penyulingan air bersih dengan menggunakan klorin  Industri Pupuk dan Pestisida  Instalasi beresiko tinggi berdasarkan jenis dan kuantitasnya diluar cakupan panduan praktis:  Instalasi Nuklir  Pangkalan Militer (instalasi biologi, nuklir dan kimia serta pusat persenjataaan) ILO CODE OF PRACTISE
  • 30.  Instalasi beresiko tinggi adalah instalasi industri permanen atau sementara, yang menyimpan, memproses atau memproduksi zat- zat berbahaya dalam bentuk dan jumlah tertentu menurut peraturan yang berlaku yang berpotensi menjadi penyebab terjadinya kecelakaan besar.  Identifikasi bahan berbahaya menurut jenis dan tingkat kuantitas ambang terjadinya kecelakaan besar  Bahan kimia sangat beracun : methyl isocyanate, phosgene  Bahan kimia beracun: acrylonitrile, ammonia, chlorine, sulphur dioxide, hydrogen sulphide, hydrogen cyanide, carbon disulphide, hydrogen fluoride, hydrogen chloride, sulphur trioxide  Gas dan cairan mudah terbakar  Bahan peledak: ammonium nitrate, nitroglycerine, C4, PETN, TNT ILO CODE OF PRACTISE
  • 31.  Alur informasi pada instalasi beresiko tinggi  Manajemen keseluruhan instalasi beresiko tinggi harus melaporkan secara rinci aktifitasnya kepada pihak yang berwenang  Laporan keselamatan kerja instalsi beresiko tinggi harus disiapkan oleh manajemen dan berisi informasi teknis tentang disain dan cara kerja instalasi, penjelasan rinci manajemen keselamatan kerja dalam instalasi, informasi tentang bahaya dari instalasi secara sistematis, teridentifikasi dan terdokumentasi serta informasi tentang bahaya kecelakaan dan ketentuan keadaan darurat yang akan mengurangi dampak dari kecelakaan yang akan terjadi.  Semua informasi khususnya yang berkenaan dengan instalasi beresiko tinggi harus disediakan bagi para pihak yang berkepentingan.  Informasi keselamatan kerja yang tepat khususnya pada instalasi beresiko tinggi dikomunikasikan melalui pelatihan kepada pekerja, dan dapat digunakan untuk persiapan pekerjaan dan pengendalian dalam keadaan darurat. ILO CODE OF PRACTISE
  • 32.  Audit Instalasi beresiko tinggi  Instalasi beresiko tinggi diaudit oleh manajemen audit yang ditunjuk pemegang otoritas sesuai dengan ketentuan yang berlaku di wilayah instalasi itu berada  Audit mencakup identifikasi kejadian tidak terkendali yang memicu timbulnya kebakaran, ledakan atau terlepasnya zat-zat beracun  Audit mencakup estimasi potensi bahaya sebagai konsekuensi dari ledakan, kebakaran maupun terlepasnya zat-zat beracun  Audit mempertimbangkan potensi efek lanjutan yang terjadi pada instalasi beresiko tinggi lainnya yang ada disekitarnya  Audit mempertimbangkan kesesuaian pengukuran keselamatan kerja yang digunakan dalam identifikasi kemungkinan terjadinya bahaya untuk menjamin validitas hasil audit itu sendiri  Audit memperhitungkan analisa resiko secara menyeluruh dari keterkaitan antara kecelakaan besar yang mungkin timbul dengan letak instalasi beresiko tinggi itu sendiri. ILO CODE OF PRACTISE
  • 33.  Manajemen pengendalian resiko kecelakaan dan pengamanan pada instalasi beresiko tinggi meliputi:  Disain, fabrikasi dan penginstalasian pabrik yang aman, termasuk penggunaan komponen peralatan bermutu tinggi  Pemeliharaan pabrik secara rutin  Pengoperasian pabrik sesuai prosedur yang berlaku  Pengelolaan keselamatan lingkungan kerja secara baik  Inspeksi secara rutin terhadap keseluruhan instalasi yang diikuti dengan perbaikan atau penggantian komponen peralatan yang dibutuhkan  Pengawasan rutin terhadap keamanan dan sistem pendukungnya  Ketersediaan dan inspeksi rutin peralatan keselamatan kerja yang dapat digunakan dalam kondisi darurat  Analisa bahaya dan resiko yang terjadi akibat kerusakan komponen peralatan, pengoperasian instalasi yang abnormal, faktor kesalahan manusia dan manajemen, pengaruh kecelakaan yang terjadi di sekitar instalasi, bencana alam, tindakan kejahatan dan sabotase  Analisa komprehensif terhadap modifikasi peralatan dan instalasi baru  Penyebaran informasi dan pelatihan keselamatan kerja bagi setiap pekerja pada instalasi tersebut  Penyebaran informasi secara berkala kepada masyarakat yang tinggal atau bekerja di sekitar lokasi instalasi industri ILO CODE OF PRACTISE
  • 34.  Analisa Bahaya dan Resiko meliputi:  Identifikasi bahan beracun, reaktif dan eksplosif yang disimpan, diproses atau diproduksi  Identifikasi kegagalan potensial yang dapat menyebabkan kondisi pengoperasian abnormal dan menimbulkan kecelakaan  Analisa konsekuensi dari kecelakaan yang terjadi terhadap pekerja dan masyarakat sekitar  Tindakan pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan ILO CODE OF PRACTISE
  • 35.  HAZOP (an example of Hazard and Risk Analysis)  Identifikasi penyimpangan/deviasi yang terjadi pada pengoperasian suatu instalasi industri dan kegagalan operasinya yang menimbulkan keadaan tidak terkendali  Dilakukan pada tahap perencanaan untuk instalasi industri baru  Dilakukan sebelum melakukan modifikasi peralatan atau penambahan instalasi baru dari instalasi industri lama  Analisa sistematis terhadap kondisi kritis disain instalasi industri, pengaruhnya dan penyimpangan potensial yang terjadi serta potensi bahayanya  Dilakukan oleh kelompok para ahli dari multi disiplin ilmu dan dipimpin oleh spesials keselamatan kerja yang berpengalaman atau oleh konsultan pelatihan khusus ILO CODE OF PRACTISE
  • 36.  Perencanaan Keadaan Darurat  Bertujuan untuk melokalisasi bahaya dan meminimalisasi dampaknya  Identifikasi jenis-jenis kecelakaan yang potensial  On site emergency  Perencanaan keadaan darurat didasarkan pada konsekuensi yang timbul dari kecelakaan besar yang potensial  Penanganan keadaan darurat dilakukan tenaga penanggulangan kecelakaan dalam jumlah yang cukup  Perencanaan keadan darurat merupakan uji dan pengidentifikasian kelemahan instalasi industri yang akan secepatnya diperbaiki  Antisipasi bahaya dengan memperhatikan: kekerapan terjadinya kecelakaan, hubungan dengan pihak berwenang di luar lokasi, prosedur menghidupkan tanda bahaya, komunikasi internal dan eksternal instalasi serta lokasi dan pola pengaturan dari pusat pengelola gawat darurat  Fasilitas penanganan keadaan darurat: telepon, radio dan alat komunikasi internal- eksternal yang memadai, peta yang menunjukan keberadaan bahan berbahaya, alat penunjuk arah dan pengukur kecepatan angin, alat penyelamatan diri, daftar lengkap pekerja, ...  Off site emergency  Perencanaan disiapkan oleh dan merupakan otoritas yang kompeten yang diatur melalui kebijakan, peraturan atau perundangan.  Perencanaan ini merupakan antisipasi dari bahaya dalam skala besar dan penanganannya terkait dengan otoritas lokal penanggulangan kecelakaan  Perencanaan didasarkan pada informasi atas konsekuensi yang timbul dari kecelakaan besar yang potensial ILO CODE OF PRACTISE
  • 37.  Konsultan Keselamatan Kerja Tugas dan wewenang:  Membuat analisa bahaya dan resiko serta mempersiapkan laporan keselamatan kerja bekerjasama dengan manajemen audit  Menetapkan garis besar disain dan operasi instalasi industri yang aman, serta pengaplikasiannya dalam desain peralatan, proses kendali, pengoperasian secara manual, ...  Menganalisa konsekuensi dari kecelakan potensial dengan permodel dampak potensialnya  Menetapkan penanganan keadaan darurat on site dan perencanaan keadaan darurat off site  Melakukan pelatihan pada pekerja ILO CODE OF PRACTISE
  • 39. UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970  3 unsur keberlakuan UU  Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.  Adanya tenaga kerja yang bekerja disana.  Adanya sumber-sumber bahaya kerja di tempat itu.  Pengawasan Keselamatan Kerja  Pengawasan secara langsung dilakukan pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja.  Pengawasan secara tidak langsung termasuk oleh manajemen puncak yang hanya melakukan audit terhadap usaha perbaikan dari hasil pelaporan pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja.
  • 40. UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970  UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA mengatur keselamatan kerja disegala tempat kerja baik itu di darat, laut dan udara dalam wilayah NKRI  UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA bertujuan untuk mengurangi kecelakaan, mengurangi adanya bahaya peledakan, memaksa peningkatan kemampuan pekerja dalam memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan dan pemberian alat-alat pelindung kepada pekerja terutama untuk pekerjaan yang memiliki resiko tinggi serta membantu terciptanya lingkungan kerja yang kondusif seperti penerangan tempat kerja, kebersihan, sirkulasi udara serta hubungan yang serasi antara pekerja, lingkungan kerja, peralatan dan proses kerja.
  • 41. UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970  Sumber bahaya kerja diidentifikasikan terkait erat dengan:  Kondisi mesin, pesawat, alat kerja serta peralatan lainnya  Bahan berbahaya (Explosive, Flameable, Poison)  Lingkungan  Sifat pekerjaan  Cara kerja  Proses produksi
  • 42. UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970 UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA berisi petunjuk teknis mengenai apa yang harus dilakukan oleh dan kepada pekerja untuk menjamin keselamatan pekeja itu sendiri, keselamatan umum dan produk yang dihasilkan karena begitu banyak proses yang dilakukan dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menyebabkan perubahan resikko pekerjaan yang dihadapi pekerja di tempat kerjanya.
  • 43. UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970  Pengawasan Keselamatan Kerja  Monitoring dan pengambil keputusan tindakan perbaikan keselamatan kerja  Tindakan perbaikan keselamatan kerja (Continuous Improvement) seperti perbaikan cara dan proses kerja, pemeriksaan rutin kesehatan pekerja, retribusi keselamatan kerja.
  • 44. MELAKSANAKAN PROSEDUR K3 K3 dalam Proyek Konstruksi Safety Engineering Construction Safety Personnel Safety
  • 45. MELAKSANAKAN PROSEDUR K3 • Dikembangkan dengan mempertimbangkan berbagai aspek antara lain : • Skala Proyek • Jumlah Tenaga Kerja • Lokasi Kegiatan • Potensi dan Resiko Bahaya • Peraturan dan standar yang berlaku • Teknologi proyek yang digunakan Implementasi K3 dalam Kegiatan Proyek`
  • 46. MELAKSANAKAN PROSEDUR K3 • Sesuai perkembangan proyek dilakukan kajian K3 yang mencakup kehandalan K3 dalam rancangan dan pelaksanaan pembangunannya. • Kajian K3 dilaksanakan untuk meyakinkan bahwa proyek dibangun dengan standar keselamatan yang baik sesuai dengan persyaratan Project Safety Review
  • 47. MELAKSANAKAN PROSEDUR K3 • Ko ntra kto r jika dipe rluka n ha rus me la kuka n pro je c t sa fe ty re vie w untuk se tia p ta ha pa n ke g ia ta n ke rja ya ng dila kuka n, te ruta ma b a g i ko ntra kto r EPC (Eng ine e ring -Pro c ure me nt-Co nstruc tio n) • Pro je c t Sa fe ty Re vie w b e rtujua n untuk me ng e va lua si po te nsi b a ha ya da la m se tia p ta ha pa n pro je c t se c a ra sistima tis. Project Safety Review
  • 48. MELAKSANAKAN PROSEDUR K3 • Meliputi kegiatan‐kegiatan, al: • Safety Patrol (team 2/3 org) • Safety Supervisor (petugas ditunjuk PM) • Safety Meeting (bahasan hsl temuan supervisor) Pengawasan Pelaksanaan K3
  • 49. MELAKSANAKAN PROSEDUR K3 • Pemasangan rambu‐rambu K3 • Pemakaian saran/alat‐alat K3 (APD, dll) • Sarana/alat pengaman ‐ Pagar pengaman ‐ Tali run ling (pembatas) ‐ Plat form ‐ Jaring pengaman, dll. • Kebersihan areal kerja Program K3
  • 51. MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN SOP PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT •Safety helmet. •Eye protectors for dust and flying objects. •Shading eye protectors. •Welding protective hoods. •Earplugs,Earmuffs. •Protective respirators. •Dust mask. •Gas mask. •Breathing equipment. •Supplied-air respirator. Gloves. Footwear. Clothing, Safety belts.
  • 53. MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN SOP 1.Outer shell 2.Hammock 3.Head band 4.Ring string 6.Chin strap 5.Shock-absorbing liner (Polystyrene foam core) 1Structure of safety helmets (at the time of falls)
  • 54. MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN SOP Structure of Safety Helmet (against flying or falling objects)
  • 55. MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN SOP Support cradle Hammock, Head band
  • 56. MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN SOP LINDUNGI BELAKANG KEPALA AWAS ! BENTURAN Aduh biyung !!
  • 57. MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN SOP HELM TIDAK MUDAH TERLEPAS Model lama Model baru
  • 58. MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN SOP Swing guard HELM INI TIDAK MUDAH TERLEPAS
  • 59. PELINDUNG KAKI Pelindung kaki berupa sepatu dan sepatu boot, seperti terlihat pada gambar antara lain: a) Steel toe, sepatu yang didesain untuk melindingi jari kaki dari kejatuhan benda b) Metatarsal, sepatu yang didesain khusus melindungi seluruh kaki dari bagian tuas sampai jari c) Reinforced sole, sepatu ini didesain dengan bahan penguat dari besi yang akan melindungi dari tusukan pada kaki d) Latex/Rubber, sepatu yang tahan terhadap bahan kimia dan memberikan daya cengkeram yang lebih kuat pada permukaan yang licin. e) PVC boots, sepatu yang melindungi dari lembab dan membantu berjalan di tempat becek f) Vinyl boots, sepatu yang tahan larutan kimia, asam, alkali, garam, air dan darah g) Nitrile boots, sepatu yang tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan kimia a b c d e f g 60
  • 60. PELINDUNG MATA Pelindung mata dan wajah a. Kaca mata safety merupakan peralatan yang paling banyak digunakan sebagai pelindung mata. Meskipun kelihatannya sama dengan kacamata biasa, namun kaca mata safety lebih kuat dan tahan benturan serta tahan panas dari pada kaca mata biasa. b. Goggle memberikan perlindungan yang lebih baik dibandingkan safety glass sebab lebih menempel pada wajah a b 61
  • 61. PELINDUNG WAJAH 1. Pelindung wajah memberikan perlindungan menyeluruh pada wajah dari bahaya percikan bahan kimia, obyek yang beterbangan atau cairan besi. Banyak dari pelindung wajah ini dapat digunakan bersamaan dengan penggunaan helm. 2. Helm pengelas memberikan perlindungan baik pada wajah dan juga mata. Helm ini menggunakan lensa penahan khusus yang menyaring intesnsitas cahaya serta energi panas yang dihasilkan dari kegiatan pengelasan. 62
  • 63. MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN SOP Safety Belts dengan shock absorber A shock absorber Hook Buckle Belt
  • 64. MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN SOP Safety belt with a rope Rope
  • 65. MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN SOP for Shoulder for vertical Full harness Harness Safety belt
  • 66. MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN SOP Harness Safety belt
  • 67. MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN SOP Slide chuck Move freely up and down, when falling shock is transmitted, grasp life line.
  • 68.
  • 69. MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN SOP HOOK HARUS LEBIH TINGGI PINGGANG 400 kg 700 kg Hook dikaitkan pada posisi lebih tinggi dari pinggang Hook dikaitkan pada posisi lebih rendah dari pinggang
  • 70. MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN SOP Memasang kait secara begini sangat berbahaya, karena saat ada hentakan kait bisa patah BERBAHAYA !
  • 75. MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN SOP MEMAKAI SABUK DENGAN BENAR DAN HOOK TERPASANG DENGAN BAIK PADA LIFE LINE
  • 80.
  • 81. MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN SOP STANDARDISASI DIKAITKAN DENGAN MUTU, LINGKUNGAN, HAM, DAN TERMASUK K3 Industri yang tidak mengikuti persyaratan Standar produknya dapat ditolak di pasaran internasional
  • 82. MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN SOP Pelaksana Umum Dirjen Binawas Cq Dir.PNKK Pengurus/Pengusaha Tenaga kerja & orang lain Policy Nasional K-3 Menteri Tenaga Kerja RI Pengawasan Langsung Pengawas & Ahli K3) Kelembagaan P2K3
  • 83. MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN SOP Analisa proses pekerjaan dari aspek K3 Langkah-langkah : • uraikan tahapan pekerjaan, • identifikasi potensi bahaya yang mungkin ada, • tetapkan tindakan untuk mengendalikan bahaya atau menghilangkannya sama sekali
  • 84. MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN SOP Pengamatan anak buah dalam melaksanakan pekerjaan aspek K3 Meliputi : • penilaian resiko bahaya • penilaian cara kerja yang tidak aman • penilaian cara kerja yang aman, • melakuan koreksi • memberi penghargaan cara kerja yang aman
  • 85. MENERAPKAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN SOP PENERAPAN SMK 3 PERMEN 05/ MEN/ 1999 PENERAPAN SMK 3 PERMEN 05/ MEN/ 1999 K3 MANDI RI DI SETI AP TEMPAT KERJA VI SI MI SI STRATEGI PROGRAM K-3 POLA & ARAH KEBIJAKAN K3
  • 86. PERALATAN LINGKUNGAN sarana peralatan lingkungan berupa: − tabung pemadam kebakaran − pagar pengamanan − penangkal petir darurat − pemeliharaan jalan kerja dan jembatan kerja − jaring pengamanan pada bangunan tinggi − pagar pengaman lokasi proyek − tangga − peralatan P3K 87
  • 87. RAMBU PERINGATAN Rambu-rambu peringatan, antara lain dengan fungsi: − peringatan bahaya dari atas − peringatan bahaya benturan kepala − peringatan bahaya longsoran − peringatan bahaya api − peringatan tersengat listrik − penunjuk ketinggian (bangunan yang lebih dari 2 lantai) − penunjuk jalur instalasi listrik kerja sementara − penunjuk batas ketinggian penumpukan material − larangan memasuki area tertentu − larangan membawa bahan-bahan berbahaya − petunjuk untuk melapor (keluar masuk proyek) 88
  • 88. RAMBU PERINGATAN (LANJUTAN) − peringatan untuk memakai alat pengaman kerja − peringatan ada alat/mesin yang berbahaya (untuk lokasi tertentu) − peringatan larangan untuk masuk ke lokasi power listrik (untuk orangorang tertentu) 89
  • 89. IMPROVE YOUR KNOWLEDGE BY YOURSELF Terima Kasih