SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Oleh : Rudi Wijaya
Bagian Hukum Tata Negara
Fakultas Hukum Universitas Lampung
Bandar Lampung
2015BAGIAN HUKUM TATA NEGARA
SEJARAH OMUDSMAN DI DUNIA
OMBUDSMAN
Berasal dari
Bahasa
Skandinavia
Artinya :
Pengawas
Penyelenggaraan
Negara
Ombudsman (modern) dibentuk di
Swedia. Terinspirasi dari Khalifah
Umar bin Khatab dgn Qadhi al
Qudhaat yg bertugas melindungi
warga dari tindakan sewenang-
wenang dan penyalahgunaan
kekuasaan oleh penyelenggara
pemerintahan. Konsep Qodhi al
Qudhaat tersebut kemudian
dikembangkan Dinasti Osmaniah
di Turki.
Pada 1709 Raja Swedia Charles XII mengungsi ke
Turki (kalah perang melawan Rusia) dan mempelajari
dan mendalami tentang Qadi al Qudhaat.
Sekembalinya Raja Charles XII ke
Swedia, digagas lembaga Qadhi al
Qudhaat dan diberi nama Ombudsman
SEJARAH OMBUDSMAN DI INDONESIA
• Pada mulanya berbentuk dan bernama Komisi Ombudsman
Nasional (KON), dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor
44 Tahun 2000 Tentang Komisi Ombudsman Nasional, tanggal 10
Maret 2000
• Amanat ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Nomor/MPR/2001 tentang rekomendasi arah kebijakan
pemberantasan dan pencegahan korupsi, kolusi, dan nepotisme,
salah satunya memerintahkan dibentuknya Ombudsman dengan
Undang-undang.
• KON berubah menjadi Ombudsman Republik Indonesia (ORI), yang
merupakan lembaga negara dengan ditetapkannya Undang-Undang
Nomor 37 Tahun 2008 pada 7 Oktober 2008
MASA KOMISI OMBUDSMAN NASIONAL
• Ide membentuk lembaga Ombudsman di Indonesia muncul pada
masa pemerintahan B. Habibie
• Dilanjutkan oleh penggantinya, K.H. Abdurrahman Wahid.
• Pemerintah saat itu nampak sadar akan perlunya lembaga
Ombudsman di Indonesia menyusul adanya tuntutan masyarakat
yang amat kuat untuk mewujudkan pemerintah yang bersih dan
penyelenggaraan negara yang baik atau clean and good governance.
• Presiden K.H. Abdurrahman Wahid mengeluarkan Keputusan
Presiden nomor 55 tahun 1999 tentang tim pengkajian pembentukan
lembaga Ombudsman.
MASA KOMISI OMBUDSMAN NASIONAL
• Dalam konsideran keputusan tersebut, latar belakang
pemikiran dibentuknya lembaga Ombudsman Indonesia
adalah untuk lebih meningkatkan pemberian
perlindungan terhadap hak-hak anggota masyarakat
dari pelaku penyelenggara negara yang tidak sesuai
dengan kewajiban hukumnya, dengan memberikan
kesempatan kepada anggota masyarakat yang dirugikan
untuk mengadu kepada suatu lembaga yang independen
yang dikenal dengan nama Ombudsman.
• Pada Maret 2000, K.H. Abdurrahman Wahid
mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun
2000 tentang Komisi Ombudsman Nasional,
MASA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA
• Untuk mengoptimalkan fungsi, tugas, dan wewenang KON, perlu dibentuk
Undang-undang tentang Ombudsman Republik Indonesia sebagai landasan
hukum yang lebih jelas dan kuat.
• Hal ini sesuai dengan amanat ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Nomor/MPR/2001 tentang rekomendasi arah kebijakan pemberantasan dan
pencegahan korupsi, kolusi, dan nepotisme yang salah satunya memerintahkan
dibentuknya Ombudsman dengan Undang-undang.
• Akhirnya pada 7 Oktober 2008 ditetapkanlah Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 37 Tahun 2008 Tentang Ombudsman Republik Indonesia.
• Setelah berlakunya Undang-Undang Ombudsman Republik Indonesia, maka
Komisi Ombudsman Nasional berubah menjadi Ombudsman Republik
Indonesia.
• Perubahan nama tersebut mengisyaratkan bahwa Ombudsman tidak lagi
berbentuk Komisi Negara yang bersifat sementara, tapi merupakan lembaga
negara yang permanen sebagaimana lembaga-lembaga negara yang lain, serta
dalam menjalankan tugas dan wewenangnya bebas dari campur tangan
kekuasaan lainya.
OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA
• Ombudsman Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Ombudsman adalah lembaga negara yang
mempunyai kewenangan mengawasi penyelenggaraan
pelayanan publik baik yang diselenggarakan oleh
penyelenggara negara dan pemerintahan termasuk yang
diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan
Usaha Milik Daerah, dan Badan Hukum Milik Negara
serta badan swasta atau perseorangan yang diberi tugas
menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang
sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran
pendapatan dan belanja daerah.
• (Pasal 1 Angka 1 UU Ombudsman)
TUJUAN OMBUDSMAN
Ombudsman bertujuan:
a. mewujudkan negara hukum yang demokratis, adil, dan sejahtera;
b. mendorong penyelenggaraan negara dan pemerintahan yang efektif dan efisien,
jujur, terbuka, bersih, serta bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme;
c. meningkatkan mutu pelayanan negara di segala bidang agar setiap warga negara
dan penduduk memperoleh keadilan, rasa aman, dan kesejahteraan yang semakin
baik;
d. membantu menciptakan dan meningkatkan upaya untuk pemberantasan dan
pencegahan praktek-praktek Maladministrasi, diskriminasi, kolusi, korupsi, serta
nepotisme;
e. meningkatkan budaya hukum nasional, kesadaran hukum masyarakat, dan
supremasi hukum yang berintikan kebenaran serta keadilan
(Pasal 4 UU Ombudsman)
KEDUDUKAN OMBUDSMAN
• Ombudsman berkedudukan di ibukota negara, dengan
wilayah kerja meliputi seluruh wilayah Indonesia
 Ombudsman yang berada di DKI Jakarta disebut sebagai
ORI/Ombudsman pusat
 Dipimpin oleh Ketua Ombudsman
• Ombudsman dapat mendirikan perwakilan Ombudsman
di provinsi dan/atau kabupaten/kota
 Ombudsman yang ada di tiap daerah (provinsi, kabupaten/kota) disebut
perwakilan. Misalnya : Ombudsman RI Perwakilan Jawa Barat,
Ombudsman RI Perwakilan Lampung, bukan Ombudsman Jawa Barat
atau Ombudsman Lampung
 Dipimpin oleh Kepala Perwakilan
 Sampai 2015 ini Perwakilan Ombudsman baru dibentuk di tingkat
provinsi
FUNGSI OMBUDSMAN
• Ombudsman berfungsi mengawasi penyelenggaraan
pelayanan publik yang diselenggarakan oleh
Penyelenggara Negara dan pemerintahan baik di pusat
maupun di daerah termasuk yang diselenggarakan oleh
Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah,
dan Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta
atau perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan
pelayanan publik tertentu.
• (Pasal 6 UU Ombudsman)
TUGAS OMBUDSMAN
Ombudsman bertugas:
a. menerima Laporan atas dugaan Maladministrasi dalam penyelenggaraan
pelayanan publik;
b. melakukan pemeriksaan substansi atas Laporan;
c. menindaklanjuti Laporan yang tercakup dalam ruang lingkup kewenangan
Ombudsman;
d. melakukan investigasi atas prakarsa sendiri terhadap dugaan Maladministrasi
dalam penyelenggaraan pelayanan publik;
e. melakukan koordinasi dan kerja sama dengan lembaga negara atau lembaga
pemerintahan lainnya serta lembaga kemasyarakatan dan perseorangan;
f. membangun jaringan kerja;
g. melakukan upaya pencegahan Maladministrasi dalam penyelenggaraan
pelayanan publik; dan
h. melakukan tugas lain yang diberikan oleh undang-undang.
(Pasal 7 UU Ombudsman)
WEWENANG OMBUDSMAN
Ombudsman berwenang:
a. meminta keterangan secara lisan dan/atau tertulis dari Pelapor, Terlapor, atau pihak lain
yang terkait mengenai Laporan yang disampaikan kepada Ombudsman;
b. memeriksa keputusan, surat-menyurat, atau dokumen lain yang ada pada Pelapor
ataupun Terlapor untuk mendapatkan kebenaran suatu Laporan;
c. meminta klarifikasi dan/atau salinan atau fotokopi dokumen yang diperlukan dari instansi
mana pun untuk pemeriksaan Laporan dari instansi Terlapor;
d. melakukan pemanggilan terhadap Pelapor, Terlapor, dan pihak lain yang terkait dengan
Laporan;
e. menyelesaikan laporan melalui mediasi dan konsiliasi atas permintaan para pihak;
f. membuat Rekomendasi mengenai penyelesaian Laporan, termasuk Rekomendasi untuk
membayar ganti rugi dan/atau rehabilitasi kepada pihak yang dirugikan;
g. demi kepentingan umum mengumumkan hasil temuan, kesimpulan, dan Rekomendasi.
WEWENANG OMBUDSMAN
Selain itu, Ombudsman juga berwenang:
a. menyampaikan saran kepada Presiden, kepala daerah,
atau pimpinan Penyelenggara Negara lainnya guna
perbaikan dan penyempurnaan organisasi dan/atau
prosedur pelayanan publik;
b. menyampaikan saran kepada Dewan Perwakilan
Rakyat dan/atau Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dan/atau kepala daerah agar terhadap
undang-undang dan peraturan perundang-undangan
lainnya diadakan perubahan dalam rangka mencegah
Maladministrasi.
WEWENANG OMBUDSMAN
• Dalam melaksanakan kewenangannya,
Ombudsman dilarang mencampuri kebebasan
hakim dalam memberikan putusan. (Pasal 9)
• Dalam rangka pelaksanaan tugas dan
wewenangnya, Ombudsman tidak dapat
ditangkap, ditahan, diinterogasi, dituntut, atau
digugat di muka pengadilan. (Pasal 10)
Ombudsman RI (9 orang)
Asisten Ombudsman
(membantu pelaksanaan tugas
dan wewenang Ombudsman)
Sekretaris Jendral
(membantu urusan teknis dan
administratif)
Asisten Ombudsman
Kepala Perwakilan Ombudsman
Sekretaris Jendral
(membantu urusan teknis dan
administratif)
SUSUNAN DAN KEANGGOTAAN OMBUDSMAN
Ombudsman terdiri atas 9 orang dengan komposisi:
• 1 orang ketua merangkap anggota
• 1 orang wakil ketua merangkap aggota
• 7 orang anggota
Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, Ombudsman dibantu oleh
asisten Ombudsman.
Asisten Ombudsman diangkat atau diberhentikan oleh Ketua Ombudsman
berdasarkan persetujuan rapat anggota Ombudsman.
TERIMA KASIH
Rudi Wijaya
@Sundawarman sundawarman.blogspot.com 0857-9735-3617

More Related Content

What's hot

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalSistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalDadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...Dadang Solihin
 
3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahanDian Oktavia
 
PP 12 tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan...
PP 12 tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan...PP 12 tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan...
PP 12 tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan...noldy HP
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikSiti Sahati
 
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014Parja Negara
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahDadang Solihin
 
Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...
Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...
Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...Siti Sahati
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negaranurul khaiva
 
Public domain &ombudsman
Public domain &ombudsmanPublic domain &ombudsman
Public domain &ombudsmanIsaka Yoga
 
Makalah kebijakan publik
Makalah kebijakan publikMakalah kebijakan publik
Makalah kebijakan publikMohammad Nawawi
 
Siklus & lingkungan kebijakan publik
Siklus & lingkungan kebijakan publikSiklus & lingkungan kebijakan publik
Siklus & lingkungan kebijakan publikSiti Sahati
 
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanKeterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanDadang Solihin
 
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004Dadang Solihin
 

What's hot (20)

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalSistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
 
siklus kebijakan publik
siklus kebijakan publiksiklus kebijakan publik
siklus kebijakan publik
 
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...
 
3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan
 
Slide UU 23/2014
Slide UU 23/2014Slide UU 23/2014
Slide UU 23/2014
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
PP 12 tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan...
PP 12 tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan...PP 12 tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan...
PP 12 tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan...
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi Publik
 
Organisasi Pemerintahan
Organisasi PemerintahanOrganisasi Pemerintahan
Organisasi Pemerintahan
 
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah
 
Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...
Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...
Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 
Public domain &ombudsman
Public domain &ombudsmanPublic domain &ombudsman
Public domain &ombudsman
 
Makalah kebijakan publik
Makalah kebijakan publikMakalah kebijakan publik
Makalah kebijakan publik
 
Siklus & lingkungan kebijakan publik
Siklus & lingkungan kebijakan publikSiklus & lingkungan kebijakan publik
Siklus & lingkungan kebijakan publik
 
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanKeterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
 
Hukum Pemerintah Daerah
Hukum Pemerintah DaerahHukum Pemerintah Daerah
Hukum Pemerintah Daerah
 
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004
 

Similar to SEJARAH OMBUDSMAN DI DUNIA DAN INDONESIA

Mengenal ombudsman sebagai pengawas pelayanan publik
Mengenal ombudsman sebagai pengawas pelayanan publikMengenal ombudsman sebagai pengawas pelayanan publik
Mengenal ombudsman sebagai pengawas pelayanan publikMuslimin B. Putra
 
Mengenal ombudsman sebagai pengawas pelayanan publik
Mengenal ombudsman sebagai pengawas pelayanan publikMengenal ombudsman sebagai pengawas pelayanan publik
Mengenal ombudsman sebagai pengawas pelayanan publikMuslimin B. Putra
 
Mengenal ombudsman sebagai pengawas pelayanan publik
Mengenal ombudsman sebagai pengawas pelayanan publikMengenal ombudsman sebagai pengawas pelayanan publik
Mengenal ombudsman sebagai pengawas pelayanan publikMuslimin B. Putra
 
Uu tahun 2008 no. 37 tentang ombudsman
Uu tahun 2008 no. 37 tentang ombudsmanUu tahun 2008 no. 37 tentang ombudsman
Uu tahun 2008 no. 37 tentang ombudsmanLegal Akses
 
Makalah hukum administrasi negara silvia-8111412028
Makalah hukum administrasi negara silvia-8111412028Makalah hukum administrasi negara silvia-8111412028
Makalah hukum administrasi negara silvia-8111412028Silvia Kumalasari
 
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan IndonesiaDinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesiarusdiman1
 
Presentasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia - ELSAM 2013
Presentasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia - ELSAM 2013Presentasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia - ELSAM 2013
Presentasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia - ELSAM 2013ELSAM
 
MATERI INVESTIGASI.pptx
MATERI INVESTIGASI.pptxMATERI INVESTIGASI.pptx
MATERI INVESTIGASI.pptxhendricosh
 
Lembaga – lembaga negara, fungsi dan tugasnya
Lembaga – lembaga negara, fungsi dan tugasnyaLembaga – lembaga negara, fungsi dan tugasnya
Lembaga – lembaga negara, fungsi dan tugasnyaOperator Warnet Vast Raha
 
Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia
Perlindungan dan Penegakan Hukum di IndonesiaPerlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia
Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesiaafifahdhaniyah
 
NILAI PANCASILA DALAM KERANGKA PRAKTIK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA
NILAI PANCASILA DALAM KERANGKA PRAKTIK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARANILAI PANCASILA DALAM KERANGKA PRAKTIK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA
NILAI PANCASILA DALAM KERANGKA PRAKTIK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARAAlvianNurAzqy
 
Upaya pemerintah menegakkan ham
Upaya pemerintah menegakkan hamUpaya pemerintah menegakkan ham
Upaya pemerintah menegakkan hamMira Pribadi
 
Bahan Tayang MK Analisis SANRI 3
Bahan Tayang MK Analisis SANRI 3Bahan Tayang MK Analisis SANRI 3
Bahan Tayang MK Analisis SANRI 3Heru Syah Putra
 
Pers dan Ombudsman pengawasan layanan publik diera covid.pptx
Pers dan Ombudsman pengawasan layanan publik diera covid.pptxPers dan Ombudsman pengawasan layanan publik diera covid.pptx
Pers dan Ombudsman pengawasan layanan publik diera covid.pptxBagusRizki17
 

Similar to SEJARAH OMBUDSMAN DI DUNIA DAN INDONESIA (20)

Pengawasan Pelayanan Publik
Pengawasan Pelayanan PublikPengawasan Pelayanan Publik
Pengawasan Pelayanan Publik
 
Mengenal ombudsman sebagai pengawas pelayanan publik
Mengenal ombudsman sebagai pengawas pelayanan publikMengenal ombudsman sebagai pengawas pelayanan publik
Mengenal ombudsman sebagai pengawas pelayanan publik
 
Mengenal ombudsman sebagai pengawas pelayanan publik
Mengenal ombudsman sebagai pengawas pelayanan publikMengenal ombudsman sebagai pengawas pelayanan publik
Mengenal ombudsman sebagai pengawas pelayanan publik
 
Mengenal ombudsman sebagai pengawas pelayanan publik
Mengenal ombudsman sebagai pengawas pelayanan publikMengenal ombudsman sebagai pengawas pelayanan publik
Mengenal ombudsman sebagai pengawas pelayanan publik
 
Uu tahun 2008 no. 37 tentang ombudsman
Uu tahun 2008 no. 37 tentang ombudsmanUu tahun 2008 no. 37 tentang ombudsman
Uu tahun 2008 no. 37 tentang ombudsman
 
Makalah hukum administrasi negara silvia-8111412028
Makalah hukum administrasi negara silvia-8111412028Makalah hukum administrasi negara silvia-8111412028
Makalah hukum administrasi negara silvia-8111412028
 
kode_etik_notaris.pdf
kode_etik_notaris.pdfkode_etik_notaris.pdf
kode_etik_notaris.pdf
 
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan IndonesiaDinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
 
Presentasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia - ELSAM 2013
Presentasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia - ELSAM 2013Presentasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia - ELSAM 2013
Presentasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia - ELSAM 2013
 
MATERI INVESTIGASI.pptx
MATERI INVESTIGASI.pptxMATERI INVESTIGASI.pptx
MATERI INVESTIGASI.pptx
 
Organisasi pemerintahan negara
Organisasi pemerintahan negaraOrganisasi pemerintahan negara
Organisasi pemerintahan negara
 
Lembaga – lembaga negara, fungsi dan tugasnya
Lembaga – lembaga negara, fungsi dan tugasnyaLembaga – lembaga negara, fungsi dan tugasnya
Lembaga – lembaga negara, fungsi dan tugasnya
 
Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia
Perlindungan dan Penegakan Hukum di IndonesiaPerlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia
Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia
 
Pembelajaran 1
Pembelajaran 1Pembelajaran 1
Pembelajaran 1
 
NILAI PANCASILA DALAM KERANGKA PRAKTIK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA
NILAI PANCASILA DALAM KERANGKA PRAKTIK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARANILAI PANCASILA DALAM KERANGKA PRAKTIK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA
NILAI PANCASILA DALAM KERANGKA PRAKTIK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA
 
Upaya pemerintah menegakkan ham
Upaya pemerintah menegakkan hamUpaya pemerintah menegakkan ham
Upaya pemerintah menegakkan ham
 
Bahan Tayang MK Analisis SANRI 3
Bahan Tayang MK Analisis SANRI 3Bahan Tayang MK Analisis SANRI 3
Bahan Tayang MK Analisis SANRI 3
 
Pers dan Ombudsman pengawasan layanan publik diera covid.pptx
Pers dan Ombudsman pengawasan layanan publik diera covid.pptxPers dan Ombudsman pengawasan layanan publik diera covid.pptx
Pers dan Ombudsman pengawasan layanan publik diera covid.pptx
 
Makalah PPKN Bab Hukum
Makalah PPKN Bab HukumMakalah PPKN Bab Hukum
Makalah PPKN Bab Hukum
 
Morph PPT slides.pptx
Morph PPT slides.pptxMorph PPT slides.pptx
Morph PPT slides.pptx
 

More from Rudi Wijaya

Kajian Pemetaan Potensi dan Ikon Daerah Kota Metro
Kajian Pemetaan Potensi dan Ikon Daerah Kota MetroKajian Pemetaan Potensi dan Ikon Daerah Kota Metro
Kajian Pemetaan Potensi dan Ikon Daerah Kota MetroRudi Wijaya
 
Current Construction of Indigenous Village Regulation in Indonesia
Current Construction of Indigenous Village Regulation in IndonesiaCurrent Construction of Indigenous Village Regulation in Indonesia
Current Construction of Indigenous Village Regulation in IndonesiaRudi Wijaya
 
Perlindungan Hak Konstitusional Masyarakat Hukum Adat (Studi Pada Kasepuhan C...
Perlindungan Hak Konstitusional Masyarakat Hukum Adat (Studi Pada Kasepuhan C...Perlindungan Hak Konstitusional Masyarakat Hukum Adat (Studi Pada Kasepuhan C...
Perlindungan Hak Konstitusional Masyarakat Hukum Adat (Studi Pada Kasepuhan C...Rudi Wijaya
 
Kondisi Kerja Layak PRT di Mata Majikan: Studi di 3 Kota (Surabaya, Makasar, ...
Kondisi Kerja Layak PRT di Mata Majikan: Studi di 3 Kota (Surabaya, Makasar, ...Kondisi Kerja Layak PRT di Mata Majikan: Studi di 3 Kota (Surabaya, Makasar, ...
Kondisi Kerja Layak PRT di Mata Majikan: Studi di 3 Kota (Surabaya, Makasar, ...Rudi Wijaya
 
Perlindungan Pekerja Rumah Tangga dalam Tinjauan Sistem Hukum Indonesia
Perlindungan Pekerja Rumah Tangga dalam Tinjauan Sistem Hukum IndonesiaPerlindungan Pekerja Rumah Tangga dalam Tinjauan Sistem Hukum Indonesia
Perlindungan Pekerja Rumah Tangga dalam Tinjauan Sistem Hukum IndonesiaRudi Wijaya
 
Peran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan Pyblik
Peran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan PyblikPeran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan Pyblik
Peran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan PyblikRudi Wijaya
 
Quo Vadis Hak Masyarakat Lokal Versus Transmigran?
Quo Vadis Hak Masyarakat Lokal Versus Transmigran?Quo Vadis Hak Masyarakat Lokal Versus Transmigran?
Quo Vadis Hak Masyarakat Lokal Versus Transmigran?Rudi Wijaya
 
Evaluasi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian Kaitannya...
Evaluasi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian Kaitannya...Evaluasi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian Kaitannya...
Evaluasi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian Kaitannya...Rudi Wijaya
 
efektivitas Peran Pemerintah Terhadap Hak Masyarakat Lokal dan Para Transmigr...
efektivitas Peran Pemerintah Terhadap Hak Masyarakat Lokal dan Para Transmigr...efektivitas Peran Pemerintah Terhadap Hak Masyarakat Lokal dan Para Transmigr...
efektivitas Peran Pemerintah Terhadap Hak Masyarakat Lokal dan Para Transmigr...Rudi Wijaya
 
Tanggung Jawab Negara Terhadap Hak Konstitusional Perempuan Adat
Tanggung Jawab Negara Terhadap Hak Konstitusional Perempuan AdatTanggung Jawab Negara Terhadap Hak Konstitusional Perempuan Adat
Tanggung Jawab Negara Terhadap Hak Konstitusional Perempuan AdatRudi Wijaya
 
Urgensi Revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keua...
Urgensi Revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keua...Urgensi Revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keua...
Urgensi Revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keua...Rudi Wijaya
 
Menjaga Independensi dan Profesionalisme BPK melalui Revisi Undang-Undang Nom...
Menjaga Independensi dan Profesionalisme BPK melalui Revisi Undang-Undang Nom...Menjaga Independensi dan Profesionalisme BPK melalui Revisi Undang-Undang Nom...
Menjaga Independensi dan Profesionalisme BPK melalui Revisi Undang-Undang Nom...Rudi Wijaya
 
Kejahatan Terhadap Kehormatan Orang
Kejahatan Terhadap Kehormatan OrangKejahatan Terhadap Kehormatan Orang
Kejahatan Terhadap Kehormatan OrangRudi Wijaya
 
Mengelola Organisasi Kesiswaan
Mengelola Organisasi KesiswaanMengelola Organisasi Kesiswaan
Mengelola Organisasi KesiswaanRudi Wijaya
 
Demokrasi, Hukum, dan Produk Hukum Mahasiswa
Demokrasi, Hukum, dan Produk Hukum MahasiswaDemokrasi, Hukum, dan Produk Hukum Mahasiswa
Demokrasi, Hukum, dan Produk Hukum MahasiswaRudi Wijaya
 

More from Rudi Wijaya (15)

Kajian Pemetaan Potensi dan Ikon Daerah Kota Metro
Kajian Pemetaan Potensi dan Ikon Daerah Kota MetroKajian Pemetaan Potensi dan Ikon Daerah Kota Metro
Kajian Pemetaan Potensi dan Ikon Daerah Kota Metro
 
Current Construction of Indigenous Village Regulation in Indonesia
Current Construction of Indigenous Village Regulation in IndonesiaCurrent Construction of Indigenous Village Regulation in Indonesia
Current Construction of Indigenous Village Regulation in Indonesia
 
Perlindungan Hak Konstitusional Masyarakat Hukum Adat (Studi Pada Kasepuhan C...
Perlindungan Hak Konstitusional Masyarakat Hukum Adat (Studi Pada Kasepuhan C...Perlindungan Hak Konstitusional Masyarakat Hukum Adat (Studi Pada Kasepuhan C...
Perlindungan Hak Konstitusional Masyarakat Hukum Adat (Studi Pada Kasepuhan C...
 
Kondisi Kerja Layak PRT di Mata Majikan: Studi di 3 Kota (Surabaya, Makasar, ...
Kondisi Kerja Layak PRT di Mata Majikan: Studi di 3 Kota (Surabaya, Makasar, ...Kondisi Kerja Layak PRT di Mata Majikan: Studi di 3 Kota (Surabaya, Makasar, ...
Kondisi Kerja Layak PRT di Mata Majikan: Studi di 3 Kota (Surabaya, Makasar, ...
 
Perlindungan Pekerja Rumah Tangga dalam Tinjauan Sistem Hukum Indonesia
Perlindungan Pekerja Rumah Tangga dalam Tinjauan Sistem Hukum IndonesiaPerlindungan Pekerja Rumah Tangga dalam Tinjauan Sistem Hukum Indonesia
Perlindungan Pekerja Rumah Tangga dalam Tinjauan Sistem Hukum Indonesia
 
Peran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan Pyblik
Peran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan PyblikPeran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan Pyblik
Peran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan Pyblik
 
Quo Vadis Hak Masyarakat Lokal Versus Transmigran?
Quo Vadis Hak Masyarakat Lokal Versus Transmigran?Quo Vadis Hak Masyarakat Lokal Versus Transmigran?
Quo Vadis Hak Masyarakat Lokal Versus Transmigran?
 
Evaluasi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian Kaitannya...
Evaluasi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian Kaitannya...Evaluasi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian Kaitannya...
Evaluasi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian Kaitannya...
 
efektivitas Peran Pemerintah Terhadap Hak Masyarakat Lokal dan Para Transmigr...
efektivitas Peran Pemerintah Terhadap Hak Masyarakat Lokal dan Para Transmigr...efektivitas Peran Pemerintah Terhadap Hak Masyarakat Lokal dan Para Transmigr...
efektivitas Peran Pemerintah Terhadap Hak Masyarakat Lokal dan Para Transmigr...
 
Tanggung Jawab Negara Terhadap Hak Konstitusional Perempuan Adat
Tanggung Jawab Negara Terhadap Hak Konstitusional Perempuan AdatTanggung Jawab Negara Terhadap Hak Konstitusional Perempuan Adat
Tanggung Jawab Negara Terhadap Hak Konstitusional Perempuan Adat
 
Urgensi Revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keua...
Urgensi Revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keua...Urgensi Revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keua...
Urgensi Revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keua...
 
Menjaga Independensi dan Profesionalisme BPK melalui Revisi Undang-Undang Nom...
Menjaga Independensi dan Profesionalisme BPK melalui Revisi Undang-Undang Nom...Menjaga Independensi dan Profesionalisme BPK melalui Revisi Undang-Undang Nom...
Menjaga Independensi dan Profesionalisme BPK melalui Revisi Undang-Undang Nom...
 
Kejahatan Terhadap Kehormatan Orang
Kejahatan Terhadap Kehormatan OrangKejahatan Terhadap Kehormatan Orang
Kejahatan Terhadap Kehormatan Orang
 
Mengelola Organisasi Kesiswaan
Mengelola Organisasi KesiswaanMengelola Organisasi Kesiswaan
Mengelola Organisasi Kesiswaan
 
Demokrasi, Hukum, dan Produk Hukum Mahasiswa
Demokrasi, Hukum, dan Produk Hukum MahasiswaDemokrasi, Hukum, dan Produk Hukum Mahasiswa
Demokrasi, Hukum, dan Produk Hukum Mahasiswa
 

SEJARAH OMBUDSMAN DI DUNIA DAN INDONESIA

  • 1. Oleh : Rudi Wijaya Bagian Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung Bandar Lampung 2015BAGIAN HUKUM TATA NEGARA
  • 2. SEJARAH OMUDSMAN DI DUNIA OMBUDSMAN Berasal dari Bahasa Skandinavia Artinya : Pengawas Penyelenggaraan Negara Ombudsman (modern) dibentuk di Swedia. Terinspirasi dari Khalifah Umar bin Khatab dgn Qadhi al Qudhaat yg bertugas melindungi warga dari tindakan sewenang- wenang dan penyalahgunaan kekuasaan oleh penyelenggara pemerintahan. Konsep Qodhi al Qudhaat tersebut kemudian dikembangkan Dinasti Osmaniah di Turki. Pada 1709 Raja Swedia Charles XII mengungsi ke Turki (kalah perang melawan Rusia) dan mempelajari dan mendalami tentang Qadi al Qudhaat. Sekembalinya Raja Charles XII ke Swedia, digagas lembaga Qadhi al Qudhaat dan diberi nama Ombudsman
  • 3. SEJARAH OMBUDSMAN DI INDONESIA • Pada mulanya berbentuk dan bernama Komisi Ombudsman Nasional (KON), dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 2000 Tentang Komisi Ombudsman Nasional, tanggal 10 Maret 2000 • Amanat ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor/MPR/2001 tentang rekomendasi arah kebijakan pemberantasan dan pencegahan korupsi, kolusi, dan nepotisme, salah satunya memerintahkan dibentuknya Ombudsman dengan Undang-undang. • KON berubah menjadi Ombudsman Republik Indonesia (ORI), yang merupakan lembaga negara dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 pada 7 Oktober 2008
  • 4. MASA KOMISI OMBUDSMAN NASIONAL • Ide membentuk lembaga Ombudsman di Indonesia muncul pada masa pemerintahan B. Habibie • Dilanjutkan oleh penggantinya, K.H. Abdurrahman Wahid. • Pemerintah saat itu nampak sadar akan perlunya lembaga Ombudsman di Indonesia menyusul adanya tuntutan masyarakat yang amat kuat untuk mewujudkan pemerintah yang bersih dan penyelenggaraan negara yang baik atau clean and good governance. • Presiden K.H. Abdurrahman Wahid mengeluarkan Keputusan Presiden nomor 55 tahun 1999 tentang tim pengkajian pembentukan lembaga Ombudsman.
  • 5. MASA KOMISI OMBUDSMAN NASIONAL • Dalam konsideran keputusan tersebut, latar belakang pemikiran dibentuknya lembaga Ombudsman Indonesia adalah untuk lebih meningkatkan pemberian perlindungan terhadap hak-hak anggota masyarakat dari pelaku penyelenggara negara yang tidak sesuai dengan kewajiban hukumnya, dengan memberikan kesempatan kepada anggota masyarakat yang dirugikan untuk mengadu kepada suatu lembaga yang independen yang dikenal dengan nama Ombudsman. • Pada Maret 2000, K.H. Abdurrahman Wahid mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 2000 tentang Komisi Ombudsman Nasional,
  • 6. MASA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA • Untuk mengoptimalkan fungsi, tugas, dan wewenang KON, perlu dibentuk Undang-undang tentang Ombudsman Republik Indonesia sebagai landasan hukum yang lebih jelas dan kuat. • Hal ini sesuai dengan amanat ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor/MPR/2001 tentang rekomendasi arah kebijakan pemberantasan dan pencegahan korupsi, kolusi, dan nepotisme yang salah satunya memerintahkan dibentuknya Ombudsman dengan Undang-undang. • Akhirnya pada 7 Oktober 2008 ditetapkanlah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2008 Tentang Ombudsman Republik Indonesia. • Setelah berlakunya Undang-Undang Ombudsman Republik Indonesia, maka Komisi Ombudsman Nasional berubah menjadi Ombudsman Republik Indonesia. • Perubahan nama tersebut mengisyaratkan bahwa Ombudsman tidak lagi berbentuk Komisi Negara yang bersifat sementara, tapi merupakan lembaga negara yang permanen sebagaimana lembaga-lembaga negara yang lain, serta dalam menjalankan tugas dan wewenangnya bebas dari campur tangan kekuasaan lainya.
  • 7. OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA • Ombudsman Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Ombudsman adalah lembaga negara yang mempunyai kewenangan mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik baik yang diselenggarakan oleh penyelenggara negara dan pemerintahan termasuk yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta atau perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah. • (Pasal 1 Angka 1 UU Ombudsman)
  • 8. TUJUAN OMBUDSMAN Ombudsman bertujuan: a. mewujudkan negara hukum yang demokratis, adil, dan sejahtera; b. mendorong penyelenggaraan negara dan pemerintahan yang efektif dan efisien, jujur, terbuka, bersih, serta bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme; c. meningkatkan mutu pelayanan negara di segala bidang agar setiap warga negara dan penduduk memperoleh keadilan, rasa aman, dan kesejahteraan yang semakin baik; d. membantu menciptakan dan meningkatkan upaya untuk pemberantasan dan pencegahan praktek-praktek Maladministrasi, diskriminasi, kolusi, korupsi, serta nepotisme; e. meningkatkan budaya hukum nasional, kesadaran hukum masyarakat, dan supremasi hukum yang berintikan kebenaran serta keadilan (Pasal 4 UU Ombudsman)
  • 9. KEDUDUKAN OMBUDSMAN • Ombudsman berkedudukan di ibukota negara, dengan wilayah kerja meliputi seluruh wilayah Indonesia  Ombudsman yang berada di DKI Jakarta disebut sebagai ORI/Ombudsman pusat  Dipimpin oleh Ketua Ombudsman • Ombudsman dapat mendirikan perwakilan Ombudsman di provinsi dan/atau kabupaten/kota  Ombudsman yang ada di tiap daerah (provinsi, kabupaten/kota) disebut perwakilan. Misalnya : Ombudsman RI Perwakilan Jawa Barat, Ombudsman RI Perwakilan Lampung, bukan Ombudsman Jawa Barat atau Ombudsman Lampung  Dipimpin oleh Kepala Perwakilan  Sampai 2015 ini Perwakilan Ombudsman baru dibentuk di tingkat provinsi
  • 10. FUNGSI OMBUDSMAN • Ombudsman berfungsi mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh Penyelenggara Negara dan pemerintahan baik di pusat maupun di daerah termasuk yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta atau perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu. • (Pasal 6 UU Ombudsman)
  • 11. TUGAS OMBUDSMAN Ombudsman bertugas: a. menerima Laporan atas dugaan Maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik; b. melakukan pemeriksaan substansi atas Laporan; c. menindaklanjuti Laporan yang tercakup dalam ruang lingkup kewenangan Ombudsman; d. melakukan investigasi atas prakarsa sendiri terhadap dugaan Maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik; e. melakukan koordinasi dan kerja sama dengan lembaga negara atau lembaga pemerintahan lainnya serta lembaga kemasyarakatan dan perseorangan; f. membangun jaringan kerja; g. melakukan upaya pencegahan Maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik; dan h. melakukan tugas lain yang diberikan oleh undang-undang. (Pasal 7 UU Ombudsman)
  • 12. WEWENANG OMBUDSMAN Ombudsman berwenang: a. meminta keterangan secara lisan dan/atau tertulis dari Pelapor, Terlapor, atau pihak lain yang terkait mengenai Laporan yang disampaikan kepada Ombudsman; b. memeriksa keputusan, surat-menyurat, atau dokumen lain yang ada pada Pelapor ataupun Terlapor untuk mendapatkan kebenaran suatu Laporan; c. meminta klarifikasi dan/atau salinan atau fotokopi dokumen yang diperlukan dari instansi mana pun untuk pemeriksaan Laporan dari instansi Terlapor; d. melakukan pemanggilan terhadap Pelapor, Terlapor, dan pihak lain yang terkait dengan Laporan; e. menyelesaikan laporan melalui mediasi dan konsiliasi atas permintaan para pihak; f. membuat Rekomendasi mengenai penyelesaian Laporan, termasuk Rekomendasi untuk membayar ganti rugi dan/atau rehabilitasi kepada pihak yang dirugikan; g. demi kepentingan umum mengumumkan hasil temuan, kesimpulan, dan Rekomendasi.
  • 13. WEWENANG OMBUDSMAN Selain itu, Ombudsman juga berwenang: a. menyampaikan saran kepada Presiden, kepala daerah, atau pimpinan Penyelenggara Negara lainnya guna perbaikan dan penyempurnaan organisasi dan/atau prosedur pelayanan publik; b. menyampaikan saran kepada Dewan Perwakilan Rakyat dan/atau Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan/atau kepala daerah agar terhadap undang-undang dan peraturan perundang-undangan lainnya diadakan perubahan dalam rangka mencegah Maladministrasi.
  • 14. WEWENANG OMBUDSMAN • Dalam melaksanakan kewenangannya, Ombudsman dilarang mencampuri kebebasan hakim dalam memberikan putusan. (Pasal 9) • Dalam rangka pelaksanaan tugas dan wewenangnya, Ombudsman tidak dapat ditangkap, ditahan, diinterogasi, dituntut, atau digugat di muka pengadilan. (Pasal 10)
  • 15. Ombudsman RI (9 orang) Asisten Ombudsman (membantu pelaksanaan tugas dan wewenang Ombudsman) Sekretaris Jendral (membantu urusan teknis dan administratif) Asisten Ombudsman Kepala Perwakilan Ombudsman Sekretaris Jendral (membantu urusan teknis dan administratif)
  • 16. SUSUNAN DAN KEANGGOTAAN OMBUDSMAN Ombudsman terdiri atas 9 orang dengan komposisi: • 1 orang ketua merangkap anggota • 1 orang wakil ketua merangkap aggota • 7 orang anggota Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, Ombudsman dibantu oleh asisten Ombudsman. Asisten Ombudsman diangkat atau diberhentikan oleh Ketua Ombudsman berdasarkan persetujuan rapat anggota Ombudsman.
  • 17.
  • 18.
  • 19. TERIMA KASIH Rudi Wijaya @Sundawarman sundawarman.blogspot.com 0857-9735-3617