Disampaikan dalam FGD Penguatan Legislasi DPD RI Melalui Kerjasama dengan Perguruan Tinggi di Daerah, Ruang Sidang Rektorat Universitas Lampung, 15 Juni 2017
Penyusun: Robi Cahyadi Kurniawan, S.IP., M.A. (Akademisi FISIP Universitas Lampung)
Quo Vadis Hak Masyarakat Lokal Versus Transmigran?
1. Quo Vadis
Hak Masyarakat Lokal Versus
Transmigran ?
FGD DPD RI
Universitas Lampung, 15 Juni 2017
Oleh : Robi Cahyadi K.M.A, FISIP UNILA
2. Pendahuluan
Hak warga negara Indonesia
Ketimpangan penduduk, kepemilikan
lahan
Kebijakan transmigrasi; Undang-
undang Nomor 29 Tahun 2009
Asimilasi, akulturasi, asosiasi (+)
Konflik, perebutan hak milik, ekonomi,
status, dan kekuasaan (-)
3. Konsep
Differensiation of Area yaitu perbedaan
suatu wilayah akan mencerminkan
karakteristik kehidupan penduduknya
(Henry J. Waman dalam Suharyono dan
Amin 1994 : 34)
Teori interaksionisme simbolik : manusia
saling menerjemahkan dan
mendefinisikan tindakannya ( G Ritzer,
2007:52)
Bermuara pada bentuk asosiatif
(kerjasama) atau disasosiatif
(pertentangan)
Contoh konsep “mbilung” (penelitian
Puspita & Lestari, 2011)
7. Transmigrasi (gambar peta)
Terdiri dari 19 kepala keluarga pada
tahun 2011 diberangkatkan ke UPT
(Unit Pelaksanaan Teknis) Sabung,
Kabupaten Sambas, Provinsi
Kalimantan Barat
9 kepala keluarga tahun 2012 peserta
transmigrasi diberangkatkan ke UPT
Tumbang Jatuh, Kabupaten Gunung
Mas, Provinsi Kalimantan Tengah.
Sumber : Dinas tenaga Kerja dan Transmigrasi
Lampung Selatan 2011-2012
8. Transmigrasi
Oktober 2015 pemerintah
memberangkatkan 100 orang
transmigrasi dari Jawa Tengah ke
Kalimantan Utara.
Tahun yang sama sebanyak 15 belas
kepala keluarga dari Yogyakarta di
berangkatkan ke Kabupaten Bulungan
Kalimantan yang juga berada di
Kaltara
9. Fasilitas bagi Transmigran
Masing-masing kepala keluarga akan
mendapatkan rumah dan lahan perkarangan
seluas 0,25 Ha diberikan secara cuma-cuma,
Lahan pertanian seluas 3 Ha per kepala keluarga
yang pembayarannya dicicil dengan harga
sangat terjangkau, jika sudah lunas status lahan
perkarangan dan lahan pertanian bersertifikat
hak milik (SHM).
Bantuan perbekalan sebesar 3,5 juta/perbulan
selama 18 bulan yang konversi dalam bentuk
bahan makan seperti beras, lauk-pauk dan jenis
barang konsumsi lainnya.
Pemerintah juga membangun berbagai fasilitas
umum seperti rumah ibadah, sekolah, sarana
medis serta sarana dan prasarana pendukung
lainnya
10. Hasil ???
setelah bantuan perbekalan habis ,
mereka akan pergi dari lahan
transmigrasi, bermigrasi ke kota
penumpukan penduduk yang pada
akhirnya melahirkan kecemburuan
sosial
transmigran diperlakukan istimewa
oleh pemerintah dengan berbagai
fasilitas yang di dapatkan.
11. Masalah :
Konflik kepentingan
Konflik kepemilikan lahan
Kecemburuan sosial
Anggapan dari penduduk lokal
“arogansi budaya “ Jawanisasi”