Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Sejarah Polisi Pamong Praja dimulai dari pembentukan barisan Bhayangkara oleh Patih Gajah Mada di kerajaan Majapahit untuk menjaga keamanan, (2) Peran Satpol PP dalam penegakan peraturan daerah didasarkan pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018, (3) Tugas Satpol PP meliputi penegakan perda dan perk
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
Morph PPT slides.pptx
1. BEDAH BUKU
PERAN SATPOL PP DALAM
PENEGAKAN PERDA
PENERBIT : FOKUS MEDIA
PENULIS : DWI ENDRO P, SH
2. Sejarah Polisi Pamong Praja
Polisi sebagai suatu lembaga telah mengakar di masyarakat diawali
dengan pembentukan barisan Bhayangkara (Sangsekerta, yang berarti
menakutkan) oleh Patih Gajah Mada di kerajaan Mojopahit guna
memelihara dan mewujudkan keamanan dan ketenteraman
masyarakat, baik untuk menghadapi bahaya dari luar maupun dari
dalam kerajaan
4. BAILLUW
Dibentuk oleh Gubernur VOC tahun 1602
sebagai polisi merangkap jaksa dan hakim
untuk menjaga ketentraman dan ketertiban
warga kota Batavia.
5. BESTUURPOLITIE
Dibentuk oleh Raffles tahun 1814 sebagai polisi dibawah kendali
penuh oleh Resident dan Asisstent Resident pada setiap
karesidenan.
Pada tanggal 11 Februari 1814 Raffles mengukuhkan dengan rincian :
menjaga tuan umum
mengawasi tindakan warga masyarakat yang menimbulkan kerugian
menyidik semua tindak kejahatan yang ditujukan kepada negara maupun pribadi
menjaga keamanan dan bila perlu dapat meminta bantuan kepada militer (KNIL)
melaksanakan putusan pemidanaan
mengawasi tahanan dipenjara (Oudang, 1952).
7. KEIMUBU / KEIBODAN
Keimubu adalah Departemen Kepolisian pada zaman penjajahan
Jepang dan membentuk pasukan anggota kepolisian dari
kalangan pribumi yaitu Keibodan
Keibodan adalah Barisan Pembantu Polisi atau Laskar Penjaga
Keamanan rakyat yang dibentuk pada tahun1942 bersama dengan
Seinendan yang dipimpin oleh Gunseikan.
9. DETASEMEN POLISI PAMONG PRAJA KEAMANAN
KAPANEWON
Dibentuk di Kapanewon Yogyakarta pada 30 Oktober 1948
sesuai dengan Surat Perintah Jawatan Praja di DIY No
1/1948 dengan susunan formasi:
1 pimpinan disebut Manteri Polisi
5 Agen Polisi
19 Pembantu Agen Polisi
10. DASAR HUKUM PERANAN SATPOL PP DALAM
PENEGAKAN PERDA
Pasal 255 (1 dan 2) “Membantu kepala daerah dalam penegakkan Perda, menyelenggarakan Tibum dan Tranmas Serta
Linmas”, Kewenangan Satpol PP sebagai berikut:
• Melakukan tindakan penertiban non-yustisial terhadap warga masyarakat, aparatur atau badan hukum yang melakukan
pelanggaran atas Perda dan/atau Perkada;
• Menindak warga masyarakat, aparatur atau badan hukum yang menggangu Tibum Tranmas;
• Melakukan tindakan penyidikan terhadapat masyarakat, aparatur atau badan hukum yang diduga melakukan
pelanggaran atas Perda dan/atau perkada, dan;
• Melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat, aparatur atau badan hukum yang melakukan
pelanggaran atas Perda dan/atau Perkada.
Dalam Undang – Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang
Pemda Pasal 255 “Satpol PP dibentuk untuk menegakan
Perda dan Perkada, menyelenggarakan Tibum dan
ketentraman serta menyelenggarakan Linmas”.
11. Pasal 65 Ayat (1) Huruf b
Kepala Daerah mempunyai tugas
memelihara Ketenteraman dan
Ketertiban Masyarakat
Pasal 65 Ayat (1) Huruf b
Urusan pemerintahan wajib yang
berkaitan dengan pelayanan dasar
meliputi Ketenteraman, Ketertiban
Umum dan Perlindungan Masyarakat
Pasal 12 Ayat (1) Huruf E
Dibentuk Satpol PP untuk
Menegakan Perda dan Perkada,
menyelenggarakan
Ketertiban Umum dan Ketenteraman
serta menyelenggarakan
Perlindungan
Masyarakat
Pasal 225 Ayat (1)
URUSAN TRAMTIBUMLINMAS SEBAGAI URUSAN WAJIB
PELAYANAN DASAR
7
12. KRONOLOGIS PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN TENTANG SATPOL PP DAN
SATLINMAS
Satpol PP dibentuk
untuk menegakan
Perda dan Perkada,
menyelenggarakan
ketertiban umum dan
ketenteraman serta
menyelenggarakan
perlindungan
masyarakat
Ketentuan lebih
lanjut mengenai
Satpol PP diatur
dengan Peraturan
Pemerintah
Ditetapkan
Peraturan
Pemerintah
No. 16 Tahun 2018
Tentang
Satuan Polisi
Pamong Praja
Ketentuan lebih
lanjut mengenai
penyelenggaraan
ketertiban umum
dan ketenteraman
masyarakat serta
penyelenggaraan
perlindungan
masyarakat diatur
dalam Peraturan
Menteri
Ditetapkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri
No. 26 Tahun 2020
Tentang
Penyelenggaraan
Ketertiban Umum dan
Ketenteraman
Masyarakat serta
Perlindungan
Masyarakat
Pasal 256 Ayat (7)
UU No. 23 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah
No. 16 Tahun 2018
Pasal 14
PP No. 16 Tahun 2018
Permendagri
No. 26 Tahun 2020
Pasal 255 ayat (1)
UU No. 23 Tahun 2014
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia
13. AZAZ-AZAZ SATPOL PP
Azaz Legalitas
Anggota Satpol pp wajib melakukan tindakan yang dapat
dipertanggung jawabkan apabila ditemukan permasalahan
Azaz kewajiban
Satpol pp dalam pelaksanaan tugas harus berdasarkan pada
peraturan perundang-undangan
(TAP MPR, UU, KUHP, KUHAP, JUKLAP, JUKNIS, DLL)
14. AZAZ-AZAZ SATPOL PP
Satpol pp dapat memanfaatkan partisipasi masyarakat dalam
menciptakan situasi yang kondusif
Azaz Partisipasi
Satpol pp dapat melakukan tindakan untuk mencegah
terjadinya gangguan dan tidak melampaui kompetensi
instansi lain
Azaz Preventif
15. 3/30/2023 15
FUNGSI SATPOL PP
Penyelenggaraan kesekretariatan Satuan Polisi Pamong Praja
Penyusunan rencana program, pengendaliaan, evaluasi, dan pelaporan
Penyelengaraan pembinaan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat
Penegakan Peraturan Perundang - undangan Daerah
Penyelenggaraan Perlindungan Masyarakat
Penyelenggaraan sosialisasi
Pembinaan jabatan fungsional
Pengelolaan UPT.
16. PP Nomor 16 Tahun 2018 tentang Satpol PP
TUGAS
• menegakkan Perda dan Perkada;
• menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman; dan
• menyelenggarakan pelindungan masyarakat.
FUNGSI
• Penyusunan program penegakan Perda dan Perkada, penyelenggaraan Trantibumlinmas;
• Pelaksanaan kebijakan penegakan Perda dan Perkada, penyelenggaraan Trantibumlinmas;
• Pelaksanaan koordinasi penegakan Perda dan Perkada, penyelenggaraan Trantibumlinmas dengan instansi
terkait;
• Pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum atas pelaksanaan Perda dan Perkada;
• Pelaksanaan fungsi lain berdasarkan tugas yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan ketentuan PerUU
KEWENANGAN
• Melakukan tindakan penertiban nonyustisial terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang
melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau Perkada;
• Menindak warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang mengganggu ketertiban umum dan
ketenteraman masyarakat;
• Melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang diduga
melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau Perkada;
• Melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan
pelanggaran atas Perda dan/atau Perkada.
17. PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
KUHAP pasal 6 ayat1 Penyidik adalah:
• Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia
• Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh Undang-undang; Kitab Undang-
undang Hukum Acara Pidana(KUHAP) pasal 7 ayat 2 bahwa untuk penyidikan terhadap tindak pidana tertentu
dapat dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang dalam pelaksanaan tetap berada di bawah
Korwas Penyidik Polri.
Undang-undang Nomor 32 tahun2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal 149 ayat 1 :
1. Anggota Satpol PP dapat diangkat sebagai PPNS sesuai dengan ketentuan Peraturan perundang-undangan
2. Penyidikan dan Penuntutan terhadap Pelanggaran atas ketentuan Perda dilakukan oleh Pejabat Penyidik dan
penuntut umum yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
3. Dengan Perda dapat juga ditunjuk pejabat lain yang diberi tugas untuk melakukan penyidikan terhadap
pelanggaran atas ketentuan Perda
18. TUGAS PENYIDIK PEGAWAI NEGERI
SIPIL
Tugas Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS):
Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana
Melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian dan melakukan pemeriksaan
Menyuruh berhenti menjadi tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka
Melakukan penyitaan benda dan atau surat
Mengambil sidik jari dan memotret seseorang
Memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai saksi atau saksi
Mendatangkan orang ahli yang perlu disalahkan dengan pemeriksaan perkara
Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari Penyidik Polisi Negara Republik Indonesia bahwa tidak
terdapat bukti yang cukup atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui Penyidikan Polisi
Negara Republik Indonesia mengisyaratkan hal tersebut kepada Penuntut Umum, tersangka atau keluarganya mengadakan
tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan
19. 01
07
04
03
02
Deteksi Dini dan
Cegah Dini
Pembinaan dan
Penyuluhan
Patroli
Pengamanan
Penertiban
TUGAS SATPOL PP DAN SATLINMAS DALAM PENYELENGGARAAN
KETERTIBAN UMUM DAN KETENTRAMAN MASYARAKAT
BERDASARKAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 26 TAHUN2020
Pasal 3
06
05
Pengawalan
Penanganan Unjuk
Rasa dak Kerusuhan
Masa
Satpol PP menyelenggarakan Trantibum dan Tramas di
Provinsi dan Kab/Kota sedangkan Kades/Lurah membantu
Penyelenggaraanya di Desa/Kelurahan dibawah koordinasi
Camat
Setiap Satpol PP dan Satlinmas
dalam melaksanakan kegiatan
harus dilengkapi
Surat Tugas
Peralatan dan
Perlengakapan
9
06