Perkembangan bisnis di indonesia tugas awal pengbis - STEPHANIE AKUN A UNJ 2016
1. PENGANTAR BISNIS
PERKEMBANGAN BISNIS DI INDONESIA
DOSEN :
Dwi Handarini, S. Pd, M.Ak.
DISUSUN OLEH:
STEPHANIE
8335161973
REGULER A
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2016
2. 1. PENGERTIAN BISNIS
Bisnis merupakan hal yang selalu dapat ditemui dimana saja dan kapanpun. Membeli
siomay di pinggir jalan, menggunakan angkutan kota, mengisi pulsa untuk membeli kuota
internet, memperbaiki motor di bengkel, pergi menghadiri konser musik, pergi merias wajah
maupun potong rambut di salon itu adalah serangkaian banyak aktivitas yang sering kita
lakukan sehari-hari, yang tanpa kita sadari kita telah menjadi konsumen atau pihak pemakai
dari suatu barang atau jasa yang ditawarkan oleh produsen selaku penyedia barang atau jasa.
Dan produsen yang telah menawarkan atau menyediakan barang atau jasanya ini telah
melakukan suatu usaha yang disebut bisnis.
Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen
atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa
Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu,
komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan
pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Upaya mencari keuntungan merupakan fokus utama bisnis karena tanpa keuntungan,
sebuah perusahaan tidak akan dapat bertahan.Namun, para pelaku bisnis juga sadar akan
tanggung jawab social dan etis di mereka. Agar berhasil dalam jangka panjang, perusahaan-
perusahaan harus berinteraksi dengan pegawai, konsumenm pemasok, pesaing, pemerintah,
dan masyarakat secara umum secara bertanggung jawab.
2. PERKEMBANGAN BISNIS DI INDONESIA
Indonesia telah menjadi pangsa pasar bisnis yang menjanjikan sejak zaman dahulu
kala. Baik sejak zaman kerajaan, maupun pada zaman penjajahan Belanda, karena letak
Indonesia yang strategis di dalam jalur perdagangan dan pelayaran internasional. Hingga,
sampai saat ini pun Indonesia tetap menjadi tempat berinvestasi ataupun tempat berprospek
usaha yang menjanjikan.
Perkembangan bisnis di Indonesia dari era ke era menunjukkan ke arah yang positif.
Hal ini ditandai dengan banyaknya industri yang berkembang di Indonesia, baik industri
berskala kecil maupun skala besar.
Mengarah kepada perkembangan bisnis, Indonesia terbagi ke dalam beberapa periode
ekonomi, yakni sebagai berikut:
2.1 PEREKONOMIAN INDONESIA PADA MASA PENJAJAHAN
Sebelum merdeka, Indonesia mengalami masa penjajahan yang terbagi dalam
beberapa periode. Ada empat negara yang pernah menduduki Indonesia, yaitu Portugis,
Belanda, Inggris, dan Jepang. Portugis tidak meninggalkan jejak yang mendalam di Indonesia
karena diusir oleh Belanda, tapi Belanda yang kemudian berkuasa selama sekitar 350 tahun,
3. sudah menerapkan berbagai sistem yang masih tersisa hingga kini. Untuk menganalisa
sejarah perekonomian Indonesia pada masa penjajahan, berikut adalah penjelasannya :
2.2 MASA PENDUDUKAN BELANDA
VOC merupakan lembaga yang menguasai perekonomian di Indonesia saat itu, VOC
melaksanakan sistem monopoli perdagangan, yakni pribumi hanya dapat menjual rempah-
rempah (lada, pala, dll) kepada VOC dan VOC sendiri yang menentukan harga rempah-
rempah. Dengan monopoli rempah-rempah, diharapkan VOC akan menambah isi kas negeri
Belanda, dan dengan begitu akan meningkatkan pamor dan kekayaan Belanda. Disamping itu
juga diterapkan kewajiban menanam tanaman kopi bagi penduduk Priangan. Bahkan ekspor
kopi di masa itu mencapai 85.300 metrik ton, melebihi ekspor cengkeh yang hanya 1.050
metrik ton. Jadi, Belanda saat itu telah melaksanakan bisnis yakni memonopoli harga jual
rempah-rempah yang ada serta menjualnya kembali di luar negeri dengan harga yang sangat
mahal, serta pengeksporan kopi ke luar negeri.
2.3 MASA PENDUDUKAN INGGRIS (1811-1816)
Inggris menetapkan kebijakan Land Rent (Sewa Tanah) yakni suatu pajak yang
dikenakan atas pemakaian tanah pemerintah oleh penduduk. Sebenarnya kebijakan Raffles ini
cukup bagus, yakni petani dapat dengan bebas mengusahakan lahannya dan menjual hasil
panennya secara bebas, sehingga petani dapat terangsang untuk bekerja giat demi hasil yang
dinikmati sendiri. Tetapi petani enggan bekerja giat mengolah tanahnya, karena mereka juga
harus menyerahkan sewa kepada pemerintah, yang dirasa cukup merugikan petani itu sendiri.
Inggris telah melaksanakan bisnisnya yakni melakukan kebijakan pembayaran sewa atas
tanah yang telah dipakai petani atas penggarapan lahannya.
2.4 MASA CULTUURSTELSEL (SISTEM TANAM PAKSA)
Masyarakat diwajibkan menanam tanaman komoditas ekspor dan menjual hasilnya
ke gudang-gudang pemerintah untuk kemudian dibayar dengan harga yang sudah ditentukan
oleh pemerintah, seperti kopi dan rempah-rempah, gula, nila, tembakau, teh, kina, karet dan
kelapa sawit. Sistem ini merupakan pengganti sistem landrent (pajak tanah) dalam rangka
memperkenalkan penggunaan uang pada masyarakat pribumi. Bagi masyarakat pribumi,
sudah tentu cultuur stelstel sangat memeras keringat dan darah mereka, apalagi aturan kerja
rodipun masih diberlakukan. Namun segi positifnya adalah, mereka mulai mengenal tata cara
menanam tanaman komoditas ekspor yang pada umumnya bukan tanaman asli Indonesia, dan
masuknya ekonomi uang di pedesaan yang memicu meningkatnya taraf hidup mereka. Bagi
pemerintah Belanda, ini berarti bahwa masyarakat sudah bisa menyerap barang-barang impor
yang mereka datangkan ke Hindia Belanda. Dan ini juga merubah cara hidup masyarakat
pedesaan menjadi lebih komersial, tercermin dari meningkatnya jumlah penduduk yang
melakukan kegiatan ekonomi non agraris.
2.5 SISTEM EKONOMI PINTU TERBUKA (LIBERAL)
4. Dengan adanya dorongan dari kaum humanis belanda yang menginginkan perubahan
nasib warga pribumi ke arah yang lebih baik, mendorong pemerintah Hindia Belanda untuk
mengubah kebijakan ekonominya. Maka dibuatlah peraturan-peraturan agraria yang baru,
yang antara lain mengatur tentang penyewaan tanah pada pihak swasta untuk jangka 75
tahun, dan aturan tentang tanah yang boleh disewakan dan yang tidak boleh. Keberadaan
pemerintah Hindia Belanda sebagai tuan tanah, pihak swasta yang mengelola perkebunan
swasta sebagai golongan kapitalis, dan masyarakat pribumi sebagai buruh penggarap tanah.
Prinsip keuntungan absolut : Bila di suatu tempat harga barang berada diatas ongkos tenaga
kerja yang dibutuhkan, maka pengusaha memperoleh laba yang besar dan mendorong
mengalirnya faktor produksi ke tempat tersebut.
Pada akhirnya, sistem ini bukannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pribumi, tapi
malah menambah penderitaan, terutama bagi para kuli kontrak yang pada umumnya tidak
diperlakukan layak.
2.6 MASA PENDUDUKAN JEPANG (1942-1945)
Pemerintah militer Jepang menerapkan suatu kebijakan pengerahan sumber daya
ekonomi mendukung gerak maju pasukan Jepang dalam perang Pasifik. Kesejahteraan rakyat
merosot tajam dan terjadi bencana kekurangan pangan, karena produksi minyak jarak untuk
pelumas pesawat tempur menempati prioritas utama. Impor dan ekspor macet, sehingga
terjadi kelangkaan tekstil yang sebelumnya didapat dengan jalan impor.
2.7 PEREKONOMIAN INDONESIA MASA ORDE LAMA (1945 – 1966)
2.7.1 MASA PASCA KEMERDEKAAN (1945-1950)
Pada masa awal kemerdekaan perekonomian Indonesia amatlah buruk antara lain
disebabkan oleh inflasi yang sangat tinggi karena pada saat itu indonesia menggunakan 3
mata uang, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan
mata uang pendudukan Jepang. Pada Oktober 1946 pemerintah RI mengeluarkan ORI
(Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. Namun adanya blokade
ekonomi oleh Belanda dengan menutup pintu perdagangan luar negeri mengakibatkan
kekosongan kas negara.
2.7.2 MASA DEMOKRASI LIBERAL (1950 – 1957)
Perekonomian diserahkan sepenuhnya pada pasar, padahal pengusaha pribumi masih
belum mampu bersaing dengan pengusaha non-pribumi. Pada akhirnya hanya memperburuk
kondisi perekonomian Indonesia.
2.7.3 MASA DEMOKRASI TERPIMPIN(1959-1967)
Pada masa orde lama terjadi krisis ekonomi yang paling parah dalam sejarah
perekonomian indonesia. Krisis ini terjadi pada masa ekonomi terpimpin yang dipimpin
5. langsung oleh pemerintah dalam hal ini Soekarno terjun langsung dalam pelaksanaan
ekonomi. Keputusan Soekarno dalam masalah kebijakan “Berdikari” dan tidak mau
menerima bantuan dari negara barat membuat Indonesia tidak mengalami kemajuan yang
berarti sehingga industri-industri tidak mengalami berkembang yang signifikan. Selain itu
tidak adanya pemerataan pembangunan yang terjadi membuat daerah-daerah pinggiran lebih
memilih untuk memasarkan produk mereka ke luar negeri dengan harga yang lebih mahal
dan membuat penghasilan negara tidak benar-benar maksimal.
Selain itu banyaknya uang yang beredar di masyarkat membuat perekonomian pada
masa ini makin kacau. Inflasi terjadi, bahkan sampai membuat indonesia mengalami
devaluasi guna menstabilkan kondisi mata uang yang beredar terlalu banyak. Pada tanggal 13
desember 1965 melalui Penetapan Presiden no. 27 tahun 1965, di ambilah langkah devaluasi
dengan menjadikan uang senilai Rp. 1000 menjadi Rp.1. Sehingga uang rupiah baru
semestinya bernilai 1000 kali lipat uang lama. Akan tetapi di dalam Masyarakat uang rupiah
baru hanya di hargai 10 kali lipat lebih tinggi uang rupiah baru. Akibatnya, tindakan moneter
pemerintah menekan inflasi ini malah meningkatkan angka inflasi.
2.8 MASA ORDE BARU (1966-1997)
Soeharto berhasil membangun pertanian dan manufaktur di Indonesia. Ia mampu
membalikan posisi Indonesia sebagai Importir beras terbesar di dunia menjadi eksportir
beras. Pembangunan sistematis terarah lewat pelita demi pelita berhasil menurunkan angka
kemiskinan, buta huruf, kematian, dan laju pertumbuhan penduduk. Beliau sukses
membangun infrastruktur. Boleh dibilang 95% infrastruktur yang sekarang ada dibangun
semasa Soeharto. Jalan raya membelah berbagai daerah terisolasi. Penerbangan menjangkau
daerah terpencil. Satelit Palapa yang dibangun memungkinkan rakyat di seluruh wilayah
Nusantara mengikuti siaran televisi.
Akan tetapi, pembangunan ekonomi selama Orde Baru juga menyisakan beban bagi
anak cucu. Hutan dan kekayaan alam Indonesia yang selama Era Bung Karno di lindungi,
pada masa Soeharto nyaris habis di kuras. Pemerintahan Soeharto memberikan hak
penguasaan hutan (HPH) kepada sejumlah orang yang kemudian meroket menjadi
konglomerat. Mereka di dorong menjadi pengusaha kuat lewat berbagai kemudahan, antara
lain kredit likuiditas Bank Indonesia (KLBI) dengan tingkat bunga di bawah deposito.
Soeharto juga memberikan hak monopoli dan keistimewaan kepada sejumlah pengusaha
untuk mengimpor komoditas dan memasuki bisnis tertentu. Ekonomi soeharto di warnai
kronisme dan sarat dengan praktik KKN, terutama ketika putra-putrinya memasuki dunia
bisnis. Lebih dari tiga decade, pemerintahan Soeharto membiarkan pengusaha asing
mengekploitasi minyak dan gas (migas) serta berbagai produk pertambangan.
Kelebihan Pada Masa Orde Baru :
Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan
pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$1.000.
6. 2.9 MASA REFORMASI (1998-sekarang)
Tahun 1998 merupakan tahun terberat bagi pembangunan ekonomi di Indonesia
sebagai akibat krisis moneter di Asia yang dampaknya sangat terasa di Indonesia. Puluhan,
bahkan ratusan perusahaan, mulai dari skala kecil hingga konglomerat, bertumbangan.
Sekitar 70 persen lebih perusahaan yang tercatat di pasar modal jugainsolvent atau nota
bene bangkrut dan sebanyak 16 bank dilikuidasi oleh pemerintah. Nilai rupiah yang
semula 1 US$ senilai Rp. 2.000,- menjadi sekitar Rp. 10.000,- bahkan mencapai Rp. 12.000,-
(5 kali lipat penurunan nilai rupiah terhadap dolar). Artinya, nilai Rp. 1.000.000,- sebelum
tahun 1998 senilai dengan 500 US$ namun setelah tahun 1998 menjadi hanya 100 US$.
Hutang Negara Indonesia yang jatuh tempo saat itu dan harus dibayar dalam bentuk dolar,
membengkak menjadi lima kali lipatnya karena uang yang dimiliki berbentuk rupiah dan
harus dibayar dalam bentuk dolar Amerika.
Seiring dengan berkembangnya waktu, kini perkembangan bisnis di Indonesia makin
pesat. Banyak bisnis-bisnis inovatif bermunculan seperti industri kreatif, bisnis online atau e-
commerce, bisnis makanan dan minuman, bisnis travel, aplikasi yang menawarkan pelayanan
di bidang jasa seperti Gojek, Grab dan Uber dan lain-lain. Bisnis tidak hanya untuk orang-
orang menengah ke atas yang memiliki modal besar, namun orang menengah ke bawah yang
memiliki modal kecil sekalipun, apabila mendapat untung, maka itu dinamakan bisnis. Kini,
bisnis sangat diminati oleh masyarakat, contohnya dapar dilihat dari banyaknya masyarakat
yang kini mulai suka berdagang atau berjualan dadakan saat ada acara-acara tertentu
misalnya saat puasa.
STUDI KASUS
Menkeu: Ojek Online Bikin Hidup di Jakarta Lebih Mudah
Liputan6.com, Jakarta - Seiring perkembangan zaman, inovasi teknologi menjadi sebuah
keniscayaan. Ojek online berbasis aplikasi, Gojek salah satunya mampu menjawab kebutuhan
masyarakat yang hidup di kota besar,seperti Jakarta dengan tradisi macetnya.
Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro saat memberikan sambutan di Sidang
Tahunan Islamic Development Bank (IDB) ke-41 mengungkapkan kemacetan di ibu kota
memicu inovasi dan kreativitas di bidang transportasi. Alasannya, penggunaan taksi hanya
akan membuat penumpang semakin terjebak dalam kemacetan parah.
"Tapi ada inovasi, bukan pakai mobil tapi pakai motor. Bagi beberapa negara ini aneh karena
kebanyakan tukang ojek pria, dan penumpangnya wanita. Tapi karena macetnya kebangetan,
kita mengabaikannya," terangnya di JCC, Rabu (18/5/2016).
Ojek online di Indonesia, kata Bambang memiliki peluang dan prospek besar. Dengan
fenomena ini, orang rela kredit motor dan berprofesi sebagaitukang ojek. Dan menjadi
tukang ojek online kini populer di kalangan masyarakat.
7. Dia menyoroti perkembangan Gojek yang muncul dari keberadaan taksi online,Uber.
Dengan kehadiran Gojek, masyarakat dapat dengan mudah memesan ojek lewat ponsel
kapanpun.
"Ada Gojek, para pengendaranya bisa lebih ter-organisir. Sebelumnya mereka perorangan,
tapi sekarang pakai seragam,dan meningkatkan keamanan dan kenyamanan penumpang,"
terangnya.
Inovasi tidak berhenti sampai disitu. Layanan ojek online berkembang dari jasa angkutan
penumpang, diperluas untuk jasa order makanan. Ojek online, diakui Bambang memberikan
kontribusi besar terhadap perekonomian nasional, khususnya penciptaan dan penyerapan
tenaga kerja.
"Ini kan bikin hidup di Jakarta lebih mudah. Dari segi ekonomi pun bergerak karena inovasi.
Pemuda Indonesia kalau jadi driver Gojek bukan pecundang, tapi sekarang karena pekerjaan
mereka bagus buat ekonomi. Jadi untuk bisa bersaing dan bertahan dalam bisnis, kita harus
menciptakan inovasi," kata Bambang.
OPINI TERKAIT ARTIKEL
Menurut saya, aplikasi Gojek ini merupakan salah satu inovasi bisnis yang sangat
membawa pengaruh positif dan dampak baik bagi segala kalangan. Baik bagi orang yang
ingin menggunakan jasa sang gojek, maupun sang gojek sama-sama diuntungkan dengan
adanya aplikasi Gojek ini. Karena dengan aplikasi ini orang yang ingin pergi ke suatu tujuan
jadi lebih gampang, cukup menunggu 2 menit, sang gojek pun sudah sampai di tempat
dimana kita berada, selain itu Gojek pun menawarkan harga yang relatif murah, yang
tentunya itu yang diburu oleh konsumen. Dan sang gojek pun juga diuntungkan dengan
adanya aplikasi ini karena semula orang yang tidak memiliki pekerjaan (pengangguran),
akhirnya dapat mencari rezeki (uang) untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari-sehari.
Selain itu untuk yang bukan pengangguran, aplikasi ini juga dapat menjadi uang tambahan
(jajan) bagi orang yang sudah bekerja. Gojek ini tidak hanya menawarkan pelayanan di
bidang antar jemput, tetapi juga Go- Food ( jasa mengantar makanan) dan juga Go-Clean
(jasa membersihkan rumah). Melalui aplikasi Go-Food, juga memberikan keuntungan bagi
para penjual makanan. Jadi, Gojek ini memang sangat dirasakan manfaatnya bagi semua
kalangan. Dan apabila ditelaah pada era sebelumnya (baik dari orde lama, orde baru, orde
reformasi semasa SBY), bisnis ini merupakan bisnis yang cukup maju dan pesat dan menjadi
kebanggaan tersendiri, karena pada zaman sebelumnya belum ada aplikasi yang menawarkan
layanan antar jemput berbasis internet.
8. KESIMPULAN
Perkembangan bisnis dari masa ke masa mengalami peningkatan yang signifikan.
Bila ditelaah dari zaman penjajahan Belanda hingga sekarang, maka dapat dikatakan
perkembangan bisnis di zaman sekarang ini lebih sangat baik, daripada sebelum-sebelumnya.
Yang mana di zaman Belanda, para petani dicurangi oleh Penjajah Belanda dengan
pemberian harga hasil panen yang tidak setimpal.
Kemudian pada zaman Orde Lama, para pengusaha bisnis Indonesia masih enggan
untuk berbisnis ataupun berusaha, karena kondisi ekonomi yang saat itu memang bergejolak
yakni “berdikari”, yang dimana pada saat itu pemerintah dibawah kepemimpinan Soekarno
lebih menggalakkan segala pendapatan negara untuk memajukan militer di Indonesia.
Lalu zaman Orde Baru, di mana pengusaha bisnis mulai bermunculan karena
didukung oleh pemerintah pada zaman itu, yakni pada zaman Soeharto, pengusaha bisnis
diberi hak istimewa seperti pemberian kredit likuiditas Bank Indonesia (KLBI) dengan
tingkat bunga di bawah deposito. Dan, pada saat itu banyak praktek KKN yang berlangsung,
antara pihak konglomerat maupun pemerintah.
Dan lanjut hingga ke zaman Reformasi, kini makin banyak bisnis inovatif yang
bermunculan, seperti industri kreatif, e-commerce atau bisnis online, aplikasi Gojek, Grab,
Uber, dan lain-lain. Dan melalui bisnis inovatif ini juga membantu meningkatkan taraf hidup
masyarakat dan juga meningkatkan pendapatan negara.
Dari tahun ke tahun, Indonesia semakin lebih baik lagi perkembangan bisnisnya. Dan
ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi Indonesia karena mampu bangkit dari
keterpurukan yang ada. Dan tidak kalah bersaing dengan negara-negara yang lain.