SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
PRINSIP DAN ETIKA dalam
PERAWATAN PALIATIF
Maria A. Witjaksono
Instalasi Paliatif RS Kanker Dharmais, PKN
BAHASAN
 DEFINISI PERAWATAN PALIATIF
 MENGAPA PERAWATAN PALIATIF DIBUTUHKAN
 PENYAKIT APA SAJA
 KAPAN PERAWATAN PALIATIF DIBUTUHKAN
 DIMANA PERAWATAN PALIATIF DIBUTUHKAN
 HAMBATAN LAYANAN PALIATIF
 PRINSIP DASAR PERAWATAN PALIATIF
 ETIKA DALAM PENERAPAN PRINSIP DASAR PERAWATAN PALIATIF
Ny.X, 41 th Ibu dari
seorang anak
perempuan,17 tahun
Suami meninggal
saat anak dalam
kandungan
1 tahun tidak bekerja
karena berobat
Bagaimana anak
saya?
Pendahuluan
 Rekomendasi WHO: perawatan paliatif adalah bagian integral dalam
tatalaksana penyakit yang dapat mengancam jiwa
 Kebutuhan Perawatan paliatif mendesak di Indonesia untuk mencapai hasil
pengobatan yang efektif dan efisien
 Kendala dari professional, pendidikan, kebijakan pemerintah, ketidak
pahaman dalam masyarakat
 Pemahaman prinsip-prinsip dasar perawatan paliatif diperlukan agar dapat
mengatasi kendala dan dapat diimplementasikan dengan baik
5
Palliative
Care
Is an approach that improves the quality of life of
patients and their families facing the problems
associated with life-threatening illness through
the prevention and relief of suffering by means of
early identification and impeccable assessment
and treatment of pain and other problems ---
physical, psychosocial and spiritual (WHO 2002)
299,7
348,8
489,8
195,3
207,21
0
100
200
300
400
500
600
2012 2014 2018 2030
Di Indonesia
Insiden Kanker Mortalitas
Prevalensi: 1,4/ 100.000 (2013) –
1,79/100.000 (2018) (Pusdatin
Kemkes, 2015, 2020)
Beban conomi 2,5 trillion (2016),
2,8 trillion (2018), 4.1 (2020)
(Biro Kom SekJen KemKes, 2020)
Penyebab kematian ke 4 – ke 3
(DEPKES, 2018, 2020)
Mengapa dibutuhkan?
70% diagnosis pada stadium lanjut
( PPKN, 2022)
Epidemiologi kanker
Indonesia
• Kardiovascular
• Stroke
• kancer
• Tuberkulosis
• Maternal neonatal
• Diabetes
• Penyakit Ginajal dan Hati
Dept of Health R.I, 2022 Putranto, et al, 2018: Efisiensi biaya perawatan di RSo
Penyakit
dengan
kematian dan
biaya tinggi
“The medical and social
cultures offered little that
was appropriate for those
who are dying. Therefore,
these patients stayed in
the sick role rather than
entering the dying role,
and they received
intervention designed for
cure and recovery”
Emmanuel L & Librach L, 2011
9
Dampak dan Tatalaksana yang diperlukan
PENYAKIT YANG DAPAT
MENGANCAM JIWA
Disease - centered approach:
Cure Rate, survival rate, tumor response
Patient – centered approach:
Cure Rate, survival rate, tumor response
+ quality of Life, quality of terminal and end
of life care
Dame Cicelly Sauders, 1965
PASIEN KANKER
 Mengalami Cancer 8–12 gejala
 Banyak diantaranya tidak terdiagnosis dan pengobatan
tidak adekuat
 Dukungan psikologis tidak tersedia
 Memerlukan informasi lebih baik dan rencana
tatalaksana
Hui, 2016
11
SUFFERING IN DISEASE TRAJECTORIES
Murray, 2016
Promotion Curative Palliative treatment symptomatic
Prevention
Palliative Care: to improve/maintain QOL to achieve QOD
Pre ca Early st Advanced st Terminal Stt:
Early, Deterioration, EOL, DP
pag
e
14
Skema kebutuhan medis dan non-
medis perawatan paliatif dalam
perjalanan penyakit kanker
tim onkologi
tim paliatif
tim onkologi dan paliatif
“You matter because you are you. You matter to last
moment of your life, and we will do all we can, not only to
help you die peacefully but to live until you die”
Dame Cicely Saunders
Prinsip
Dasar
Menatalaksana nyeri
dan gejala lain
Menghormati
kehidupan dan
menganggap kematian
sebagai proses normal
Tidak bertujuan
mempercepat atau
menunda kematian
Menghindari tindakan
yang sia sia
Menempatkan pasien
sebagai pusat dalam
pengambilan
keputusan
Mengintegrasikan aspek
psikologi, emosi, spiritual
dan sosial dalam
memberikan perawatan
kepada pasien, keluarga dan
pelakurawat dengan
memperhatikan aspek budaya
Menyediakan sistem
dukungan agar pasien
dapat hidup seaktif
mungkin sampai
meninggal
Menyediakan sistem yang
mendukung keluarga dan
pelakurawat untuk
menghadapi kondisi yang
ada sampai setelah pasien
meninggal
Menggunakan
pendekatan oleh tim
untuk memenuhi
kebutuhan pasien dan
pelaku rawat
“Pain is the most frightening
experience; It is more frightening
than death” (John Cowboy, 2003)
Menatalaksana nyeri dan gejala lain
Menghormati kehidupan
dan menganggap
kematian sebagai proses
normal
Tidak bertujuan
mempercepat atau
menunda kematian
Menghindari tindakan
yang sia sia
Menempatkan pasien
sebagai pusat dalam
pengambilan keputusan
Claramita et al, 2014
Mengintegrasikan aspek psikologi,
emosi, spiritual dan sosial dalam
memberikan perawatan kepada
pasien, keluarga dan pelakurawat
dengan memperhatikan aspek budaya
23
Menyediakan sistem
dukungan agar pasien dapat
hidup seaktif mungkin
sampai meninggal
25
Menyediakan sistem yang
mendukung keluarga dan
pelakurawat untuk
menghadapi kondisi yang ada
sampai setelah pasien
meninggal
Bereavement Care
T….. thought us:
How to be family
Proud of what we do
Listen to one another
Care for each other
Care for this world
Consider our activities carefully
Be gentle and kind
How to live life with courage
Cherish the precious moment
To see and learn everyday
To teach each other
Lough and take each day by day
That the most precious thing in life is the
people we love
Menggunakan
pendekatan oleh
tim untuk
memenuhi
kebutuhan
pasien dan
pelaku rawat
MULTIDISCIPLINARY TEAM INTERDISCIPLINARY TEAM
30
Palliative
care tasks:
Building rapport and
relationships with
patients and family
caregivers
Managing symptoms,
distress, and
functional status
Exploration of
understanding and
education about
illness and prognosis
Clarification of
treatment goals
Assessment and
support of coping
needs (eg, provision
of dignity therapy)
Assistance with
medical decision
making
Coordination with
other care providers
Provision of referrals
to other care
providers as indicated
(ASCO, 2021)
BIOETHIC
*Death is not a failure
*Disclosure and truth
telling
*Advance Care Planning
*Request for unproven
or futile treatment
*Limitation of treatment
*Option of last Resort
Tulsky,
2016
• Respect for persons self
determination & wishes
Autonomy
• Do good, do not harm, benefits
versus risks” cost
Beneficence &
Non-Maleficence
• Physician’s decision is made fairly
and impartially
Justice
• Faithfulness to physician’s duties &
obligations
Fidelity
• Good result, maximum benefit
Utility
dignity, truthfulness/honesty
• Evaluasi individual
• Dokter tidak berkewajiban untuk melanjutkan terapi yang menurutnya tidak bermanfaat
• Pengambilan keputusan melibatkan: tim professional yang menangani pasien dan keluarga,
komite etik
Menghentikan
terapi
Melanjutkan atau memulai
terapi
Tidak memulai
terapi
Tidak bertujuan mempercepat atau menunda kematian
Goverment Policy
on opioids
• Peraturan BPOM RI No.
HK.03.1.34.11.12.7542 th 2012 tentang
Pedoman teknis Cara Ditaribusi Obat yang
baik, hal 46-51
• Peraturan Menteri Kesehatatn RI No.
28/MEN.KES/PER/1978 tentang Penyimpanan
Narkotika
Informatorium Nasional BPOM, hal13:
Peresepan obat golongan Narkotika:
Setiap dokter yang memiliki ijin praktek,
tidak ada pembatasan jumlah hari dan dosis.
Perlu: ditulis tangan, tandatangan , tanggal,
alamat pasien
Daftar Obat Essential Nasional 2013 and
National Formularium 2014:
PERMENKES
No. 17 Tahun
2014 Tentang
Penentuan
Kriteria Mati
Pasal 14
1. Pada pasien yang berada dalam kedaan yang tidak dapat
disembuhkan akibat penyakit yang dideritanya (terminal state)
dan tindakan kedokteran sudah sia-sia (futile) dapat dilakukan
penghentian atau penundaan terapi bantuan hidup.
2. Kebijakan mengenai kriteria keadaan pasien yang terminal state
dan tindakan kedokteran yang sudah sia-sia (futile) ditetapkan
oleh direktur atau Kepala Rumah Sakit.
3. Keputusan untuk menghentikan atau menunda terapi bantuan
hidup tindakan kedokteran terhadap pasien sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh tim dokter yang
menangani pasien setelah berkonsultasi dengan tim dokter yang
ditunjuk oleh Komite Medik atau Komite Etik.
4. Rencana tindakan penghentian atau penundaan terapi bantuan
hidup harus diinformasikan dan memperoleh persetujuan dari
keluarga pasien atau yang mewakili pasien.
PERMENKES No. 17
Tahun 2014
Tentang Penentuan
Kriteria Mati
Pasal 15
1. Keluarga pasien dapat meminta dokter untuk melakukan penghentian atau
penundaan terapi bantuan hidup atau meminta menilai keadaan pasien
untuk penghentian atau penundaan terapi bantuan hidup.
2. Keputusan untuk menghentikan atau menunda terapi bantuan hidup
tindakan kedokteran terhadap pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh tim dokter yang menangani pasien setelah berkonsultasi
dengan tim dokter yang ditunjuk oleh Komite Medik atau Komite Etik.
3. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) bila pasien masih mampu membuat keputusan dan menyatakan
keinginannya sendiri.
4. Dalam hal permintaan dinyatakan oleh pasien sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), maka permintaan pasien tersebut harus dipenuhi.
5. Dalam hal terjadi ketidaksesuaian antara permintaan keluarga dan
rekomendasi tim yang ditunjuk oleh komite medik atau komite etik, dimana
keluarga tetap meminta penghentian atau penundaan terapi bnatuan hidup,
tanggung jawab hukum ada di pihak keluarga.
Variabel Kelompok
Non-paliatif n=65,
(%)
Kelompok Paliatif
n=67, (%)
p
uji chi-
square
Status DNR 7/25 (28,0) 37/40 (92,5) 0,000
Admisi IGD 6/25 (24,0) 8/40 (20,0) 0,000
Tempat Meninggal 0,001
Di RSKD 19/25 (76,0) 14/40 (35,0)
Di Luar RSKD * 6/25 (24,0) 26/40 (65,0)
Status 0,001
Hidup 40 (61,5) 22 (32,8)
Meninggal# 25 (38,5) 40 (59,7)
Tidak diketahui## 0 (0,0) 5 (7,5)
Jarak waktu DNR-
meninggal(hr,mean+SD
0,57+ 0,54 18,59 + 22,49 P uji t tb
0,000
Manfaat
Witjaksono, 2021
37
KUALITAS
HIDUP
PERBEDAAN KUALITAS HIDUP KELOMPOK NON-PALIATIF DAN PALIATIF SEBELUM DAN
SESUDAH DIRUJUK KE PALIATIF ATAU TIDAK DIRUJUK KE PALIATIF
Variabel
Non-Paliatif (n=65)
P
paired t-
test
Paliatif
(n=67) p
paired t-
test
(Mean + Standar
deviasi)
(Mean+ Standar
deviasi)
Fisik 2 – Fisik 1 0,40 + 2,08 0,122 1,90 + 2,14 0,000
Psikologis 2 – Psikologis
1
0,34 + 2,28 0,234 1,99 + 2,92 0,000
Eksistensi 2 – Eksistensi
1
0,05 + 2,22 0,861 1,31 + 2,39 0,000
Sosial 2 – Sosial 1 -0,12 + 1,91 0,604 0,91 + 2,53 0,004
QOL 2 – QOL 1 0,17 + 1,57 0,393 1,53 + 1,88 0,000
RCT’s Palliative : Critical Appraisal
Hui, 2019
 A majority of RCTs demonstrate that palliative care combined with oncologic care improves
quality of life and symptom control.
 Three recent meta-analyses concluded that palliative care was associated with improved
quality of life. However, the effect size was small, which may be related to heterogeneity in
trial design.
 A meta-analysis examining the timing of palliative care referral supported that earlier referral
was associated with greater benefits on quality of life.
 Palliative care can improve healthcare value by reducing costly investigations, interventions
and hospitalizations at the end-of-life, especially those with questionable benefits.
Manfaat Perawatan Paliatif
Kepuasan pasien
dan keluarga
Efisiensi Beberapa kasus
dapat
meningkatkan
survival
Bruera E, Higginson IJ, von Gunten CF, Morita T. Textbook of Palliative Medicine and Supportive Care. 3rd ed. Florida: CRC Press; 2021.
Resolusi
WHA
2014
10.062 PHS
• Perawatan Paliatif di
semua jenjang layanan
kesehatan
• Rujukan 2 arah
Home VS Hospital
environment
Privacy
Familiar
Autonomy
Surrounding by family
Family involvement
Less focused on disease
Koordinasi
43
Patient
PHS
HT
NGO
Family
44
Kassa, et al., 2017; Hui, et al., 2015; Zhi, et al., 2015; Davis, et
al., 2015; Khan, 2014; Vanbutsele, 2015
Hambatan
Perawatan
Paliatif
REVISI dalam taraf pengesahan
REVISI:
• DEFINISI
• MODEL LAYANAN DI SETIAP JENJANG YANKES
• SUMBER DAYA MANUSIA DAN SUMBER LAIN
• BAGAIMANA MENGAKSES PP
• OBAT-OBAT
• SISTEM PENDUKUNG
• ORGANISATIONAL OF CARE, referral system
• DOKUMENTASI
• ASSESSMENT TOOLS AND GUIDELINES
• QUALITY & SAFETY
• REPORT SYSTEM
• KEBIJAKAN PENELITIAN RESEARCH
• STANDARD & AKREDITASI
• JKN ?
Penanggulangan Penyakit secara Komprehensif
KEMENTERIAN KESEHATAN
DIN KES
PEMERINTAH DAERAH
RUMAH SAKIT
KEMENTERIAN/LEMBAGA
TERKAIT :
• BAPPENAS
• KEMKEU
• KEMENDAGRI
• KEMENSOS
• DLL
PUSKESMAS
FASYANKES
LSM
ORG
DUNIA
PENDAMPINGAN/MENTORING
PROFESI
PENJAMIN
KARS
ORG
1. Promotif Preventif
2. Skrining / Deteksi Dini
3. Diagnostik
4. Palliative care
5. Pendidikan dan Penelitian
6. Surveilans
7. Rehabilitasi
Sub-category Category Sub-Theme Theme
Competency and capacity
Responsibility on caring
Perceived advantages
Doctor aspects Professional
meaning
Dilemma
General condition
Stage of the disease
Treatment status
Patient’s clinical
condition
Self-emotional responses
Emotional responses Personal
significance
Patient/family’s responses
Colleague’s reactions
Humanity
Patient’s preference
Respecting colleagues
Spiritual meaning
Moral-ethical values
Hambatan
Profesional
Witjaksono, 2021
Advanced in cancer treatment modalities:
is it a barrier to pc?
Perspektif masyarakat tentang Perawatan Paliatif
dan akhir kehidupan
• Dokter tugasnya meneyembuhkan
• Kematian adalah kegagalan
• Kematian topik yang tabu untuk dibahas
• Pengobatan sampai titik darah
penghabisan
• Pasien tidak perlu tahu tentang
kondisinya
• Keluarga membuat keputusan
• Perawatan Paliatif hanya untuk
akhir kehidupan
• Pasien paliatif tidak diobati
• Perawatn paliatif dipulangkan
dari RS
• Pasien Paliatif tidak boleh
Kembali ke RS
• Meninggal di RS lebih baik
daripada di rumah ( Hilda, 2016)
• Opiophobia
pag
e
50
Palliative Care is an essential components in Cancer management
(WHO, 2002; ESMO, 2010 ; ASCO, 2012;)
There is growing recognition of palliative care as an integral aspect of
cancer treatment, with the ability to improve quality of life and prevent
unnecessary hospital admissions and the use of health services,
especially when instituted early in the course of disease
(Palliative Care Cancer Guidelines, Tan, 2021)
TAKE HOME MESSAGES
Palliative Care affirms life
“The relief of suffering when cure
is impossible should become the
heart of all medical services. It is
what every patient and family
hopes for and has a right to
expect. Therefore, each health
care professional has
responsibility to provide it when it
is
indicated”
Derek Doyle, 1999
THANK YOU

More Related Content

Similar to 2023 PRINSIP PP DAN ETIKA KEMKES dr. Maria.pptx

Perawatan paliatif
Perawatan paliatif Perawatan paliatif
Perawatan paliatif
Agus Prayogi
 
Kb 3 perawatan paliatif pada anak dan pasien usia lanjut
Kb 3 perawatan paliatif pada anak dan pasien usia lanjutKb 3 perawatan paliatif pada anak dan pasien usia lanjut
Kb 3 perawatan paliatif pada anak dan pasien usia lanjut
Uwes Chaeruman
 
Perspektif kmb
Perspektif kmbPerspektif kmb
Perspektif kmb
materi-x2
 
Kb 2 perawatan paliatif pada pasien kanker
Kb 2 perawatan paliatif pada pasien kankerKb 2 perawatan paliatif pada pasien kanker
Kb 2 perawatan paliatif pada pasien kanker
Uwes Chaeruman
 
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
YeniRimadeni
 

Similar to 2023 PRINSIP PP DAN ETIKA KEMKES dr. Maria.pptx (20)

Perawatan paliatif
Perawatan paliatif Perawatan paliatif
Perawatan paliatif
 
Perawatan paliatif pada ODHA
Perawatan paliatif pada ODHAPerawatan paliatif pada ODHA
Perawatan paliatif pada ODHA
 
1-filosofi-dan-konsep-dasar-keperawatan-kritis_compress.pdf
1-filosofi-dan-konsep-dasar-keperawatan-kritis_compress.pdf1-filosofi-dan-konsep-dasar-keperawatan-kritis_compress.pdf
1-filosofi-dan-konsep-dasar-keperawatan-kritis_compress.pdf
 
(PRINSIP ETIKA DAN MORAL PPT).pptx
(PRINSIP ETIKA DAN MORAL PPT).pptx(PRINSIP ETIKA DAN MORAL PPT).pptx
(PRINSIP ETIKA DAN MORAL PPT).pptx
 
kuliah Dokter Keluarga.pptx
kuliah Dokter Keluarga.pptxkuliah Dokter Keluarga.pptx
kuliah Dokter Keluarga.pptx
 
PERSPEKTIF KEPERAWATAN.ppt
PERSPEKTIF KEPERAWATAN.pptPERSPEKTIF KEPERAWATAN.ppt
PERSPEKTIF KEPERAWATAN.ppt
 
Slide akreditasi ppk
Slide akreditasi ppkSlide akreditasi ppk
Slide akreditasi ppk
 
3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..ppt3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..ppt
 
Wawasan Penting tentang Perawatan Paliatif.pdf
Wawasan Penting tentang Perawatan Paliatif.pdfWawasan Penting tentang Perawatan Paliatif.pdf
Wawasan Penting tentang Perawatan Paliatif.pdf
 
Kb 3 perawatan paliatif pada anak dan pasien usia lanjut
Kb 3 perawatan paliatif pada anak dan pasien usia lanjutKb 3 perawatan paliatif pada anak dan pasien usia lanjut
Kb 3 perawatan paliatif pada anak dan pasien usia lanjut
 
05 pengkajian fisik&psikologis
05 pengkajian fisik&psikologis05 pengkajian fisik&psikologis
05 pengkajian fisik&psikologis
 
Perspektif kmb
Perspektif kmbPerspektif kmb
Perspektif kmb
 
Kb 2 perawatan paliatif pada pasien kanker
Kb 2 perawatan paliatif pada pasien kankerKb 2 perawatan paliatif pada pasien kanker
Kb 2 perawatan paliatif pada pasien kanker
 
palliative
palliativepalliative
palliative
 
Prespektif Keperawatan Paliatif
Prespektif Keperawatan PaliatifPrespektif Keperawatan Paliatif
Prespektif Keperawatan Paliatif
 
Dilema Etis dalam Perawatan Paliatif dan Akhir Kehidupan.pdf
Dilema Etis dalam Perawatan Paliatif dan Akhir Kehidupan.pdfDilema Etis dalam Perawatan Paliatif dan Akhir Kehidupan.pdf
Dilema Etis dalam Perawatan Paliatif dan Akhir Kehidupan.pdf
 
paliatif di bidang kandungan.pptx
paliatif di bidang kandungan.pptxpaliatif di bidang kandungan.pptx
paliatif di bidang kandungan.pptx
 
1-Perubatan Islam (intro)
1-Perubatan Islam (intro) 1-Perubatan Islam (intro)
1-Perubatan Islam (intro)
 
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
 
Discharge_planning.pptx
Discharge_planning.pptxDischarge_planning.pptx
Discharge_planning.pptx
 

2023 PRINSIP PP DAN ETIKA KEMKES dr. Maria.pptx

  • 1. PRINSIP DAN ETIKA dalam PERAWATAN PALIATIF Maria A. Witjaksono Instalasi Paliatif RS Kanker Dharmais, PKN
  • 2. BAHASAN  DEFINISI PERAWATAN PALIATIF  MENGAPA PERAWATAN PALIATIF DIBUTUHKAN  PENYAKIT APA SAJA  KAPAN PERAWATAN PALIATIF DIBUTUHKAN  DIMANA PERAWATAN PALIATIF DIBUTUHKAN  HAMBATAN LAYANAN PALIATIF  PRINSIP DASAR PERAWATAN PALIATIF  ETIKA DALAM PENERAPAN PRINSIP DASAR PERAWATAN PALIATIF
  • 3. Ny.X, 41 th Ibu dari seorang anak perempuan,17 tahun Suami meninggal saat anak dalam kandungan 1 tahun tidak bekerja karena berobat Bagaimana anak saya?
  • 4. Pendahuluan  Rekomendasi WHO: perawatan paliatif adalah bagian integral dalam tatalaksana penyakit yang dapat mengancam jiwa  Kebutuhan Perawatan paliatif mendesak di Indonesia untuk mencapai hasil pengobatan yang efektif dan efisien  Kendala dari professional, pendidikan, kebijakan pemerintah, ketidak pahaman dalam masyarakat  Pemahaman prinsip-prinsip dasar perawatan paliatif diperlukan agar dapat mengatasi kendala dan dapat diimplementasikan dengan baik
  • 5. 5 Palliative Care Is an approach that improves the quality of life of patients and their families facing the problems associated with life-threatening illness through the prevention and relief of suffering by means of early identification and impeccable assessment and treatment of pain and other problems --- physical, psychosocial and spiritual (WHO 2002)
  • 6. 299,7 348,8 489,8 195,3 207,21 0 100 200 300 400 500 600 2012 2014 2018 2030 Di Indonesia Insiden Kanker Mortalitas Prevalensi: 1,4/ 100.000 (2013) – 1,79/100.000 (2018) (Pusdatin Kemkes, 2015, 2020) Beban conomi 2,5 trillion (2016), 2,8 trillion (2018), 4.1 (2020) (Biro Kom SekJen KemKes, 2020) Penyebab kematian ke 4 – ke 3 (DEPKES, 2018, 2020) Mengapa dibutuhkan? 70% diagnosis pada stadium lanjut ( PPKN, 2022) Epidemiologi kanker Indonesia
  • 7. • Kardiovascular • Stroke • kancer • Tuberkulosis • Maternal neonatal • Diabetes • Penyakit Ginajal dan Hati Dept of Health R.I, 2022 Putranto, et al, 2018: Efisiensi biaya perawatan di RSo Penyakit dengan kematian dan biaya tinggi
  • 8. “The medical and social cultures offered little that was appropriate for those who are dying. Therefore, these patients stayed in the sick role rather than entering the dying role, and they received intervention designed for cure and recovery” Emmanuel L & Librach L, 2011
  • 9. 9 Dampak dan Tatalaksana yang diperlukan PENYAKIT YANG DAPAT MENGANCAM JIWA Disease - centered approach: Cure Rate, survival rate, tumor response Patient – centered approach: Cure Rate, survival rate, tumor response + quality of Life, quality of terminal and end of life care Dame Cicelly Sauders, 1965
  • 10. PASIEN KANKER  Mengalami Cancer 8–12 gejala  Banyak diantaranya tidak terdiagnosis dan pengobatan tidak adekuat  Dukungan psikologis tidak tersedia  Memerlukan informasi lebih baik dan rencana tatalaksana Hui, 2016
  • 11. 11 SUFFERING IN DISEASE TRAJECTORIES Murray, 2016
  • 12. Promotion Curative Palliative treatment symptomatic Prevention Palliative Care: to improve/maintain QOL to achieve QOD Pre ca Early st Advanced st Terminal Stt: Early, Deterioration, EOL, DP
  • 13.
  • 14. pag e 14 Skema kebutuhan medis dan non- medis perawatan paliatif dalam perjalanan penyakit kanker tim onkologi tim paliatif tim onkologi dan paliatif
  • 15. “You matter because you are you. You matter to last moment of your life, and we will do all we can, not only to help you die peacefully but to live until you die” Dame Cicely Saunders
  • 16. Prinsip Dasar Menatalaksana nyeri dan gejala lain Menghormati kehidupan dan menganggap kematian sebagai proses normal Tidak bertujuan mempercepat atau menunda kematian Menghindari tindakan yang sia sia Menempatkan pasien sebagai pusat dalam pengambilan keputusan Mengintegrasikan aspek psikologi, emosi, spiritual dan sosial dalam memberikan perawatan kepada pasien, keluarga dan pelakurawat dengan memperhatikan aspek budaya Menyediakan sistem dukungan agar pasien dapat hidup seaktif mungkin sampai meninggal Menyediakan sistem yang mendukung keluarga dan pelakurawat untuk menghadapi kondisi yang ada sampai setelah pasien meninggal Menggunakan pendekatan oleh tim untuk memenuhi kebutuhan pasien dan pelaku rawat
  • 17. “Pain is the most frightening experience; It is more frightening than death” (John Cowboy, 2003) Menatalaksana nyeri dan gejala lain
  • 21. Menempatkan pasien sebagai pusat dalam pengambilan keputusan
  • 22. Claramita et al, 2014 Mengintegrasikan aspek psikologi, emosi, spiritual dan sosial dalam memberikan perawatan kepada pasien, keluarga dan pelakurawat dengan memperhatikan aspek budaya
  • 23. 23
  • 24. Menyediakan sistem dukungan agar pasien dapat hidup seaktif mungkin sampai meninggal
  • 25. 25 Menyediakan sistem yang mendukung keluarga dan pelakurawat untuk menghadapi kondisi yang ada sampai setelah pasien meninggal
  • 26. Bereavement Care T….. thought us: How to be family Proud of what we do Listen to one another Care for each other Care for this world Consider our activities carefully Be gentle and kind How to live life with courage Cherish the precious moment To see and learn everyday To teach each other Lough and take each day by day That the most precious thing in life is the people we love
  • 28.
  • 30. 30 Palliative care tasks: Building rapport and relationships with patients and family caregivers Managing symptoms, distress, and functional status Exploration of understanding and education about illness and prognosis Clarification of treatment goals Assessment and support of coping needs (eg, provision of dignity therapy) Assistance with medical decision making Coordination with other care providers Provision of referrals to other care providers as indicated (ASCO, 2021)
  • 31. BIOETHIC *Death is not a failure *Disclosure and truth telling *Advance Care Planning *Request for unproven or futile treatment *Limitation of treatment *Option of last Resort Tulsky, 2016 • Respect for persons self determination & wishes Autonomy • Do good, do not harm, benefits versus risks” cost Beneficence & Non-Maleficence • Physician’s decision is made fairly and impartially Justice • Faithfulness to physician’s duties & obligations Fidelity • Good result, maximum benefit Utility dignity, truthfulness/honesty
  • 32. • Evaluasi individual • Dokter tidak berkewajiban untuk melanjutkan terapi yang menurutnya tidak bermanfaat • Pengambilan keputusan melibatkan: tim professional yang menangani pasien dan keluarga, komite etik Menghentikan terapi Melanjutkan atau memulai terapi Tidak memulai terapi Tidak bertujuan mempercepat atau menunda kematian
  • 33. Goverment Policy on opioids • Peraturan BPOM RI No. HK.03.1.34.11.12.7542 th 2012 tentang Pedoman teknis Cara Ditaribusi Obat yang baik, hal 46-51 • Peraturan Menteri Kesehatatn RI No. 28/MEN.KES/PER/1978 tentang Penyimpanan Narkotika Informatorium Nasional BPOM, hal13: Peresepan obat golongan Narkotika: Setiap dokter yang memiliki ijin praktek, tidak ada pembatasan jumlah hari dan dosis. Perlu: ditulis tangan, tandatangan , tanggal, alamat pasien Daftar Obat Essential Nasional 2013 and National Formularium 2014:
  • 34. PERMENKES No. 17 Tahun 2014 Tentang Penentuan Kriteria Mati Pasal 14 1. Pada pasien yang berada dalam kedaan yang tidak dapat disembuhkan akibat penyakit yang dideritanya (terminal state) dan tindakan kedokteran sudah sia-sia (futile) dapat dilakukan penghentian atau penundaan terapi bantuan hidup. 2. Kebijakan mengenai kriteria keadaan pasien yang terminal state dan tindakan kedokteran yang sudah sia-sia (futile) ditetapkan oleh direktur atau Kepala Rumah Sakit. 3. Keputusan untuk menghentikan atau menunda terapi bantuan hidup tindakan kedokteran terhadap pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh tim dokter yang menangani pasien setelah berkonsultasi dengan tim dokter yang ditunjuk oleh Komite Medik atau Komite Etik. 4. Rencana tindakan penghentian atau penundaan terapi bantuan hidup harus diinformasikan dan memperoleh persetujuan dari keluarga pasien atau yang mewakili pasien.
  • 35. PERMENKES No. 17 Tahun 2014 Tentang Penentuan Kriteria Mati Pasal 15 1. Keluarga pasien dapat meminta dokter untuk melakukan penghentian atau penundaan terapi bantuan hidup atau meminta menilai keadaan pasien untuk penghentian atau penundaan terapi bantuan hidup. 2. Keputusan untuk menghentikan atau menunda terapi bantuan hidup tindakan kedokteran terhadap pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh tim dokter yang menangani pasien setelah berkonsultasi dengan tim dokter yang ditunjuk oleh Komite Medik atau Komite Etik. 3. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) bila pasien masih mampu membuat keputusan dan menyatakan keinginannya sendiri. 4. Dalam hal permintaan dinyatakan oleh pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (3), maka permintaan pasien tersebut harus dipenuhi. 5. Dalam hal terjadi ketidaksesuaian antara permintaan keluarga dan rekomendasi tim yang ditunjuk oleh komite medik atau komite etik, dimana keluarga tetap meminta penghentian atau penundaan terapi bnatuan hidup, tanggung jawab hukum ada di pihak keluarga.
  • 36. Variabel Kelompok Non-paliatif n=65, (%) Kelompok Paliatif n=67, (%) p uji chi- square Status DNR 7/25 (28,0) 37/40 (92,5) 0,000 Admisi IGD 6/25 (24,0) 8/40 (20,0) 0,000 Tempat Meninggal 0,001 Di RSKD 19/25 (76,0) 14/40 (35,0) Di Luar RSKD * 6/25 (24,0) 26/40 (65,0) Status 0,001 Hidup 40 (61,5) 22 (32,8) Meninggal# 25 (38,5) 40 (59,7) Tidak diketahui## 0 (0,0) 5 (7,5) Jarak waktu DNR- meninggal(hr,mean+SD 0,57+ 0,54 18,59 + 22,49 P uji t tb 0,000 Manfaat Witjaksono, 2021
  • 38. PERBEDAAN KUALITAS HIDUP KELOMPOK NON-PALIATIF DAN PALIATIF SEBELUM DAN SESUDAH DIRUJUK KE PALIATIF ATAU TIDAK DIRUJUK KE PALIATIF Variabel Non-Paliatif (n=65) P paired t- test Paliatif (n=67) p paired t- test (Mean + Standar deviasi) (Mean+ Standar deviasi) Fisik 2 – Fisik 1 0,40 + 2,08 0,122 1,90 + 2,14 0,000 Psikologis 2 – Psikologis 1 0,34 + 2,28 0,234 1,99 + 2,92 0,000 Eksistensi 2 – Eksistensi 1 0,05 + 2,22 0,861 1,31 + 2,39 0,000 Sosial 2 – Sosial 1 -0,12 + 1,91 0,604 0,91 + 2,53 0,004 QOL 2 – QOL 1 0,17 + 1,57 0,393 1,53 + 1,88 0,000
  • 39. RCT’s Palliative : Critical Appraisal Hui, 2019  A majority of RCTs demonstrate that palliative care combined with oncologic care improves quality of life and symptom control.  Three recent meta-analyses concluded that palliative care was associated with improved quality of life. However, the effect size was small, which may be related to heterogeneity in trial design.  A meta-analysis examining the timing of palliative care referral supported that earlier referral was associated with greater benefits on quality of life.  Palliative care can improve healthcare value by reducing costly investigations, interventions and hospitalizations at the end-of-life, especially those with questionable benefits.
  • 40. Manfaat Perawatan Paliatif Kepuasan pasien dan keluarga Efisiensi Beberapa kasus dapat meningkatkan survival Bruera E, Higginson IJ, von Gunten CF, Morita T. Textbook of Palliative Medicine and Supportive Care. 3rd ed. Florida: CRC Press; 2021.
  • 41. Resolusi WHA 2014 10.062 PHS • Perawatan Paliatif di semua jenjang layanan kesehatan • Rujukan 2 arah
  • 42. Home VS Hospital environment Privacy Familiar Autonomy Surrounding by family Family involvement Less focused on disease
  • 44. 44 Kassa, et al., 2017; Hui, et al., 2015; Zhi, et al., 2015; Davis, et al., 2015; Khan, 2014; Vanbutsele, 2015 Hambatan Perawatan Paliatif
  • 45. REVISI dalam taraf pengesahan REVISI: • DEFINISI • MODEL LAYANAN DI SETIAP JENJANG YANKES • SUMBER DAYA MANUSIA DAN SUMBER LAIN • BAGAIMANA MENGAKSES PP • OBAT-OBAT • SISTEM PENDUKUNG • ORGANISATIONAL OF CARE, referral system • DOKUMENTASI • ASSESSMENT TOOLS AND GUIDELINES • QUALITY & SAFETY • REPORT SYSTEM • KEBIJAKAN PENELITIAN RESEARCH • STANDARD & AKREDITASI • JKN ?
  • 46. Penanggulangan Penyakit secara Komprehensif KEMENTERIAN KESEHATAN DIN KES PEMERINTAH DAERAH RUMAH SAKIT KEMENTERIAN/LEMBAGA TERKAIT : • BAPPENAS • KEMKEU • KEMENDAGRI • KEMENSOS • DLL PUSKESMAS FASYANKES LSM ORG DUNIA PENDAMPINGAN/MENTORING PROFESI PENJAMIN KARS ORG 1. Promotif Preventif 2. Skrining / Deteksi Dini 3. Diagnostik 4. Palliative care 5. Pendidikan dan Penelitian 6. Surveilans 7. Rehabilitasi
  • 47. Sub-category Category Sub-Theme Theme Competency and capacity Responsibility on caring Perceived advantages Doctor aspects Professional meaning Dilemma General condition Stage of the disease Treatment status Patient’s clinical condition Self-emotional responses Emotional responses Personal significance Patient/family’s responses Colleague’s reactions Humanity Patient’s preference Respecting colleagues Spiritual meaning Moral-ethical values Hambatan Profesional Witjaksono, 2021
  • 48. Advanced in cancer treatment modalities: is it a barrier to pc?
  • 49. Perspektif masyarakat tentang Perawatan Paliatif dan akhir kehidupan • Dokter tugasnya meneyembuhkan • Kematian adalah kegagalan • Kematian topik yang tabu untuk dibahas • Pengobatan sampai titik darah penghabisan • Pasien tidak perlu tahu tentang kondisinya • Keluarga membuat keputusan • Perawatan Paliatif hanya untuk akhir kehidupan • Pasien paliatif tidak diobati • Perawatn paliatif dipulangkan dari RS • Pasien Paliatif tidak boleh Kembali ke RS • Meninggal di RS lebih baik daripada di rumah ( Hilda, 2016) • Opiophobia
  • 50. pag e 50 Palliative Care is an essential components in Cancer management (WHO, 2002; ESMO, 2010 ; ASCO, 2012;) There is growing recognition of palliative care as an integral aspect of cancer treatment, with the ability to improve quality of life and prevent unnecessary hospital admissions and the use of health services, especially when instituted early in the course of disease (Palliative Care Cancer Guidelines, Tan, 2021)
  • 51. TAKE HOME MESSAGES Palliative Care affirms life
  • 52. “The relief of suffering when cure is impossible should become the heart of all medical services. It is what every patient and family hopes for and has a right to expect. Therefore, each health care professional has responsibility to provide it when it is indicated” Derek Doyle, 1999

Editor's Notes

  1. 11These issues should be managed through an interdisciplinary approach, with the focus of care being the patient and the family rather than the disease. Physicians must work together with many other professionals, such as nurses, psychologists, chaplains, occupational therapists, physical therapists, nutritionists, social workers, pharmacists, and volunteers, to provide care and support. This enables a multidimensional evaluation that includes assessment of the patient’s clinical and psychosocial, and spiritual characteristics, identification of specific prognostic factors related to symptoms, and the patient’s self-reported symptom burden
  2. Penanggulangan penyakit harus dilakukan secara komprehensif, dimulai dari penanganan: Promotif Preventif. Skrining dan Deteksi Dini Diagnostik Paliatif care Pendidikan dan Penelitian Surveilans Rehabilitasi Dan penanggulangan penyakit perlu Kerjasama berbagai pihak.