1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
PATIENT SAFETY DI RUMAH SAKIT
1. PENDIDIKAN Jabatan dan Struktural
• Dokter Umum: Univ. Hasanuddin, 1992
• Magister Kesehatan : Univ. Hasanuddin
2003
• Spesialis Penyakit Dalam: Univ.
Hasanuddin, 2001
• Konsultan Endokrin Metabolik:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK
Unhas, Kolegium Ilmu Penyakit Dalam,
2011
• S3 Ilmu Kedokteran : Univ.Hasanuddin
2012
• Kepala Instalasi Lontara 1 & Palem
Rumah Sakit di RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar 11 September
2012
• Pelaksana Survey Verifikasi Akreditasi
RS Ke-2 KARS RSUP Dr Wahidin
Sudirohusodo Makassar 09 November
2015
• Surveior Interna RSUP Wahidin
Sudirohusodo Makassar Tahun 2016-
2017 01 Maret 2016
• Pengurus PAPDI 25 Februari 2016 –
Sekarang
• Dokter Penyakit Dalam RSUP Wahidin
Sudirohusodo 2013- sekarang
Alamat:
BTP Jalan Kejayaan Utara I blok L No.
95 Makassar
No. Telp:
0816277374
Email:
husaini_umar65@yahoo.co.id
2. Divisi Endokrin Metabolik Diabetes
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
3. ETIK (ETHICS) BERASAL DARI ETHOS (YUNANI): BERARTI AKHLAK,
ADAT KEBIASAAN, WATAK, PERASAAN ATAU SIKAP YANG BAIK DAN
LAYAK.
GENE BLOCKER: ETIKAADALAH CABANG FILSAFAT MORAL UNTUK
MENENTUKAN YANG BAIK DAN BURUK, BENAR DAN SALAH YANG
MENJADI PEDOMAN TINDAKAN MANUSIA
KAMUS UMUM B.IND (PURWADARMINTA,1953): ETIKAADALAH ILMU
PENGETAHUAN TENTANG AZAS AKHLAK
ETIKA
4. KAMUS BESAR B.IND DEPDIKBUD,1988 ETIKAADALAH:
- ILMU TENTANG APA YANG BAIK DAN BURUK TENTANG HAK
DAN KEWAJIBAN MORAL
- KUMPULAN ATAU SEPERANGKAT ASAS ATAU NILAI YANG
BERKENAAN DENGAN AKHLAK
- NILAI YANG BENAR DAN SALAH YANG DIANUT SUATU
GOLONGAN MASYARAKAT
Etika kedokteran dapat diartikan sebagai kewajiban berdasarkan
akhlak/moral yang menentukan praktek kedokteran.
5. Dalam mengamalkan profesinya, setiap dokter
akan berhubungan dengan manusia yang sedang
mengharapkan pertolongan dalam suatu hubungan
kesepakatan terapeutik.
6. Dengan Niat sepenuh hati, untuk
senantiasa memberikan pertolongan
sesuai standar keilmuan dan profesi yang
dimilikinya
7. KETUHANAN
KEMURNIAN NIAT
KERENDAHAN HATI
KESUNGGUHAN MELAYANI
INTEGRITAS ILMIAH DAN SOSIAL
KELUHURAN BUDI
Beberapa sifat mendasar (fundamental) yang melekat secara
mutlak pada diri seorang dokter yang baik dan bijaksana
disusun Kode Etik Kedokteran Indonesia yang merupakan
kesepakatan dokter Indonesia sebagai pedoman etik bagi dokter
dalam menjalankan profesi kedokteran.
8. Etik kedokteran muncul dalam bentuk sumpah dokter yang bunyinya
bermacam-macam, tetapi yang paling banyak dikenal adalah sumpah
Hippocrates yang hidup sekitar 460-370 tahun SM.
Sumpah tersebut berisikan kewajiban-kewajiban dokter dalam
berperilaku dan bersikap, atau semacam code of conduct bagi dokter.
17. PRINSIP DASAR ETIK KEDOKTERAN
1. MENGHORMATI OTONOMI PASIEN
2. TIDAK MENYEBABKAN PENDERITAAN / KERUGIAN
KEPADA PASIEN
3. BERKONTRIBUSI BESAR UNTUK KESELAMATAN PASIEN
4. ADIL ATAU RASIONAL DALAM MENGOBATI PASIEN
18.
19.
20.
21. Pelanggaran Etika Dalam Bidang Kedokteran Di dalam
praktek kedokteran mencakup 2 aspek yaitu: aspek etik
dan aspek hukum yang sangat luas.
Di dalam praktek kedokteran, aspek etik seringkali tidak
dapat dipisahkan dari aspek hukumnya, oleh karena
banyaknya norma etik yang telah diangkat menjadi
norma hukum, atau sebaliknya norma hukum
yang mengandung nilai-nilai etika.
22. SANKSI PELANGGARAN ETIK KEDOKTERAN
PELANGGARAN ETIK DISELESAIKAN OLEH MAJELIS KEHORMATAN
ETIKA KEDOKTERAN (MKEK), YANG DIBENTUK OLEH IDI
PENYELESAIAN PELANGGARAN ETIK KEDOKTERAN TIDAK SELALU
DISERTAI BUKTI FISIK
SANGSI TERHADAP PELANGGARAN ETIK : PEMBINAAN
23. SANKSI PELANGGARAN ETIK
BUKAN SANKSI HUKUM
BERUPA TEGURAN / TUNTUNAN
SKORSING ATAU PEMECATAN DARI KEANGGOTAAN PROFESI
SANKSI PELANGGARAN HUKUM
Diproses dan dijatuhkan oleh institusi-institusi hukum yang berwenang.
Sehingga, penegakan etika mengandalkan itikad baik dan kesadaran moral dari
pelakunya, sedangkan penegakan hukum bersifat lebih tegas karena dijalankan
oleh apparat aparat yang telah diberikan wewenang oleh pemerintah
24. HUBUNGAN BIOMEDIS AKTIF-
PASIF HUBUNGAN MEDIK
Dokter : Pihak yang mempunyai keahlian
Pasien : yang membutuhkan bantuan
dokter
Superioritas dokter jelas terlihat
Dokter lebih dominan, pasien tetap
pasif Tampak berat sebelah dan tidak
sempurna
25. HUBUNGAN ATAS DASAR
KEPERCAYAAN
• PERCAYA BAHWA DOKTER AKAN BERUPAYA
MAKSIMAL
• PERCAYA TERHADAP KREDIBILITAS
(EXPERTNESS AND TRUSWORTHINESS)
• TANPA ADANYA KEPERCAYAAN PASIEN, UPAYA
PENYEMBUHAN DOKTER AKAN SIA-SIA
• HUBUNGAN DOKTER-PASIEN → KOMUNIKASI !
26.
27.
28. Setiap tahun, jumlah pasien yang mengalami cedera atau meninggal karena pelayanan
kesehatan yang tidak aman dan berkualitas rendah meningkat, sebagian besar cedera ini
dapat dihindari.
Secara umum dilaporkan bahwa sekitar 1 dari 10 pasien yang dirawat di rumah sakit
mengalami cedera, dengan setidaknya 50% dapat dicegah
Dalam sebuah studi tentang frekuensi dan pencegahan efek samping, di 26 negara
berpenghasilan rendah dan menengah, tingkat kejadian efek samping adalah sekitar 8%, di
mana 83% bisa dicegah dan 30% menyebabkan kematian.
Diperkirakan 421 juta rawat inap di dunia setiap tahunnya, dan sekitar 42,7 juta peristiwa
cedera terjadi pada pasien selama rawat inap tersebut.
Sekitar dua pertiga dari semua kejadian cedera terjadi di negara berpenghasilan rendah dan
menengah.
29. Diperkirakan bahwa biaya kerugian yang terkait dengan kematian atau cacat
permanen, yang mengakibatkan hilangnya kemampuan dan produktivitas pasien
dan keluarga yang terkena dampak, berjumlah triliunan dolar AS setiap tahun.
Patient safety merupakan masalah global.
Pasien safety merupakan prinsip mendasar dari pelayanan kesehatan
30. • Rumah Sakit merupakan tempat kerja yang penuh dengan resiko
→ Resiko klinis, resiko biaya, resiko manajemen dll.
• Pelayanan kesehatan → Tindakan medis
• Hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi risiko.
• Banyaknya jenis obat, jenis pemeriksaan dan prosedur, jumlah
pasien dan staf RS yang cukup besar → potensi bagi terjadinya
kesalahan medis.
31. • Dalam Kenyataannya masalah medical Error → Fenomena Gunung Es
→ terdeteksi umumnya adalah adverse event yang ditemukan secara
kebetulan saja. Sebagian besar yang lain cenderung tidak dilaporkan,
tidak dicatat, atau justru luput dari perhatian.
• Saat ini RS tidak hanya dituntut untuk meningkatkan kualitas
pelayanan saja, tapi diharuskan juga untuk menjaga keselamatan
pasien secara konsisten dan berkesinambungan
32. • Isu kesehatan global yang serius
• Patient Centeredness
• Tidak boleh ada pasien → menderita cedera → yang
dapat dicegah
• Medical error → meningkatkan biaya atas kesehatan
• Tuntutan kasus malpraktek → meningkat.
• Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
pelayanan
• Mencegah konflik (blamming) antara dokter/petugas
kesehatan/pasien
MENGAPA PATIENT SAFETY PENTING?
33. REGULATORY FRAMEWORK
For Patient Safety
Undang - Undang No. 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit
Undang- undang No. 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran
Peraturan Menteri Kesehatan No.
1691/MENKES/PER/ VIII/2011 Tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Peraturan Menteri Kesehatan No.
251/MENKES/SK/VII/2012 Tentang Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
34. Keselamatan Pasien dalam UU
No. 44/2009 tentang Rumah Sakit
Rumah Sakit → diselenggarakan berasaskan
Pancasila dan didasarkan kepada nilai
kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat,
keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi,
pemerataan, perlindungan dan keselamatan
pasien, serta mempunyai fungsi sosial.
37. KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
(PERMENKES RI No 11 Tahun 2017)
Suatu Sistem membuat asuhan pasien lebih aman, melalui
assesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien
Pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya
Implementai solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil
38. Standar Keselamatan Pasien
o Setiap Rumah Sakit Wajib menerapkan Standar Keselamatan Pasien
o Standar Keselamatan Pasien meliputi :
a. Hak Pasien,
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan,
d. Penggunaan Metode peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien,
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan
pasien,
f. Mendidik staf tentang keselamatan pasien, dan
g. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien.
39. SOLUSI KESELAMATAN PASIEN DI
RUMAH SAKIT
1. Perhatikan Nama Obat, bentuk dan sebutan mirip
(Look Alike, Sound-Alike Medication Names)
2. Pastikan Identifikasi Pasien
3. Komunikasi secara Benar saat Serah Terima /
Pengoperan Pasien
4. Pastikan Tindakan yang benar pada Sisi Tubuh yang
benar
5. Kendalikan Cairan Elektrolit Pekat (concentrated)
6. Pastikan Akurasi Pemberian Obat pada Pengalihan
Pelayanan
7. Gunakan Alat Injeksi Sekali Pakai
8. Tingkatkan Kebersihan Tangan (Hand hygiene).
9. Pencegahan Infeksi Nosokomial.
40. TUJUAN PATIENT SAFETY
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di
Rumah Sakit
2. Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit
terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) Di Rumah Sakit.
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak diharapkan
41.
42. Menurut Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) kejadian keselamatan
pasien merupakan media belajar dari proses kesalahan dalam pelayanan di rumah sakit.
Insiden Keselamatan Pasien di rumah sakit memiliki jenis-jenis yang berbeda
terdiri dari:
Kejadian Potensial Cedera (KPC):
Kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi
insiden
Kejadian Nyaris Cidera (KNC):
Terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien
Kejadian Tidak Cedera (KTC):
Insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) atau adverse event:
Insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien. dan
Kejadian Sentinel atau sentinel event :
Suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius.
Insiden keselamatan pasien adalah kejadian atau situasi yang dapat menyebabkan atau
berpotensi mengakibatkan cidera yang seharusnya tidak terjadi.
43.
44. Pasien Ny.S mengaku merasa nyeri usai melakukan olah raga Muaythai. Ny.S pun memutuskan
untuk mendatangi RS. GrK untuk memeriksakan kondisinya. Setelah diperiksa oleh dokter
internist pada Selasa, (21/4/2015) dini hari, Ny.S disarankan untuk melakukan USG guna
mengetahui penyebab sakit yang dirasakan pasien. Hasil USG menunjukkan jika pasien
terindikasi kista, Ny.S pun direkomendasikan untuk bertemu dokter kandungan berinisial HS
Studi Kasus
Selasa Pagi, dokter HS melakukan operasi kista terhadap Ny.S, Selang empat hari pasca operasi,
HS memberi tahu pasien Ny.S jika dua indung telur Ny.S telah diangkat. Saat itu, Ny.S sudah
hendak check out dari rumah sakit. Ny.S menuturkan jika saat itu dokter HS belum melakukan
pemeriksaam laboraturium terhadap Ny.S, Ny.S mengaku saat itu dokter mengaku dilema
ketika operasi dan memperkirakan sendiri jika indung telur Ny.S terindikasi kanker, sehingga
memutuskan untuk mengangkat dua indung telur pasien sekaligus. "Waktu kamu lagi
dioperasi saya buka dan saya dilema. Jadi saya ambil kedua indung telur kamu. Kamu nggak
bisa punya anak lagi dan kamu nggak bisa Muaythai lagi tapi kamu hanya bisa yoga karena
muaythai itu fisiknya keras dan kamu akan monopause," ujar Ny.S menirukan perkataan dokter
HS dalam keterangan persnya di RS Gr K Jakarta Barat, Selasa (10/7/2018).
45. Ny.S mengatakan jika dirinya saat operasi dibius total, sehingga tidak mengetahui jika
dokter mengangkat dua indung telurnya yang menyebabkan ia tidak bisa memiliki
keturunan.
Ke dua pihak bertemu untuk menyelesaikan masalah ini, akan tetapi kedua pihak
menemui jalan buntu. Bahkan Ny.S ditawari uang damai atas dugaan malpraktik yang
dilakukan HS. Pengacara Ny.S mengatakan jika pengacara pribadi dokter HS
menawarkan uang Rp 500 juta kepada Ny.S.
Pengacara Ny.S akhirnya menempuh jalur hukum melalui pengadilan.
Bagaimana Tanggung Jawab dari sudut pandang Etik Profesi?
Studi Kasus
46. Dokter bedah saraf Rumah Sakit Rhode Island melakukan tiga kesalahan yang sama. Ia
melakukan pembedahan operasi di sisi kepala yang salah kepada tiga pasien selama satu
tahun.
Salah satu pasiennya berusia 82 tahun, ia menjalani pembedahan otak untuk menutupi
aliran darah di otaknya. Dokter bedah tersebut segera melakukan operasi namun ia
melakukan kesalahan yaitu mengebor sisi kepala yang salah (kanan). Dokter bedah
tersebut segera menutup lubang bor dan melanjutkan operasi di sisi kepala yang benar.
Meskipun pasien selamat, dua insiden serupa yang terjadi yang dilakukan operasi di sisi
kepala yang salah, namun salah satunya meninggal dunia.
Operasi sisi kepala yang salah
Salah mengamputasi kaki
Salah satu kesalahan pembedahan paling mengejutkan dunia dialami oleh Willie king. Ia
menjalani amputasi kaki pada 1995 untuk mengangkat kaki yang sakit. Namun dokter
bedah mengamputasi kaki yang salah. DR Rolando R. Sanchez pun bertanggung jawab
atas kasus malapraktiknya. Dokter tersebut membayar denda senilai $ 10.000 dan izin
medisnya dicabut selama 6 bulan. Semetara pihak rumah sakit mebayar Willie King $
250.000.
Sebutkan Jenis dari Insiden Keselamatan Pasien berikut ini:
Studi Kasus Keselamatan Pasien
47. Thomas dan Nancy Andrews menggugat layanan medis New York karena
kelalaian sang dokter. Secara tidak sengaja sang dokter telah memasuki
sperma orang lain di sel telur saat fertilisasi invitro.
Hal tersebut terjadi saat Jessica lahir. Pasangan Thomas dan Nancy Andrews
melihat kulit Jessica gelap dan berbeda dengan Thomas dan Nancy. Setelah
melakukan tes DNA Thomas bukan ayah biologis dari Jessica. Pasangan
tersebut mengajukan malapraktik kepada klinik tersebut.
Menggunakan sperma orang lain
48. Jawaban Kasus
a. Tanggung Jawab Kode Etik Profesi
Kode etik kedokteran menyangkut dua hal yang harus diperhatikan oleh para
pengembang profesi kedokteran, yaitu:
1. Etik jabatan kedokteran (medical ethics), yaitu menyangkut masalah yang
berkaitan dengan sikap dokter terhadap teman sejawatnya, perawatnya,
masyarakat, dan pemerintah.
2. Etik asuhan kedokteran (ethics medical care), yaitu etika kedokteran yang
berupa pedoman dalam kehidupan sehari-hari, khususnya sikap dan
tindakan seorang dokter terhadap pasien yang menjadi tanggungjawabnya.
49. Di sinilah letak perbedaan antara etika dan hukum, sanksi etika dijatuhkan oleh
kelompok profesi yang menetapkan kode etik tersebut, sementara sanksi hukum
diproses dan dijatuhkan oleh institusi-institusi hukum yang berwenang
Pelanggaran kode etik tidak menyebabkan adanya sanksi formil terhadap
pelakunya. Bagi pelanggar kode etik hanya dilakukan tindakan koreksi berupa
teguran dan bimbingan. Harapannya, pelanggaran serupa tidak akan terjadi lagi di
masa-masa yang akan datang. Dengan kata lain, tindakan terhadap pelanggar kode
etik hanya bersifat korektif dan preventif