2. Definisi
Luka adalah kondisi terputusnya jaringan
lunak, baik kulit, otot, saraf atau pembuluh darah.
Luka dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa
hal, contohnya seperti keutuhan kulit yang melapisi
jaringan lunak tersebut (Encyclopaedia Britannica,
2014). Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi
anatomis kulit normal akibat proses patalogis yang
berasal dari internal dan eksternal dan mengenai
organ tertentu (Lazarus,et al., 1994 dalam Potter &
Perry, 2006).
3. Berdasarkan lama waktu penyembuhannya,
luka dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Luka Akut
Luka akut adalah luka trauma yang biasanya
segera mendapat penanganan dan biasanya dapat
sembuh dengan baik bila tidak terjadi komplikasi.
Kriteria luka akut adalah luka baru, mendadak dan
penyembuhannya sesuai dengan waktu yang
diperkirakan. Contohnya adalah luka sayat, luka
bakar, luka tusuk.
4. b. Luka Kronik
Luka kronik adalah luka yang berlangsung lama
atau sering timbul kembali (rekuren) atau terjadi
gangguan pada proses penyembuhan yang biasanya
disebabkan oleh masalah multi faktor dari penderita.
Pada luka kronik luka gagal sembuh pada waktu yang
diperkirakan, tidak berespon baik terhadap terapi dan
punya tendensi untuk timbul kembali. Contohnya adalah
ulkus tungkai, ulkus vena, ulkus arteri (iskemi), penyakit
vaskular perifer ulkus dekubitus, neuropati perifer ulkus
dekubitus (Bryant, 2007).
5. Faktor-Faktor yang dapat
Penghambat Penyembuhan Luka
a. Faktor intrinsik
- Faktor patofisiologi umum: gg. Kardiovaskuler,
malnutrisi, gangguan metabolik dan endokrin,
penurunan daya thn tbh thd infeksi.
- Faktor fisiologi normal: usia, kondisi lokal
tempat luka (adanya trauma kambuhan,
pasokan darah yg buruk, benda asing)
(Morison, 2004).
6. 2. Faktor ekstrinsik, misalnya penatalaksanaan
luka yg tdk tepat (perawatan luka yg tdk tepat
dan pengkajian luka yg tdk tepat)
(Morrison, 2004).
7. Komplikasi penyembuhan luka
Menurut Potter & Perry 2006 komplikasi
penyembuhan luka terdiri dari:
1. Infeksi : Invasi bakteri pada luka dapat terjadi
pada saat trauma, selama pembedahan atau
setelah pembedahan.
2. Dehisen
adalah terpisahnya lapisan luka secara
parsial atau total. Dehisen sering terjadi pada
luka pembedahan abdomen dan terjadi setelah
regangan mendadak, misalnya batuk, muntah
atau duduk tegak di tempat tidur.
8. 3. Eviserasi
Terpisahnya lapisan luka secara total dapat
menimbulkan eviserasi (keluarnya organ viseral
melalui luka yang terbuka).
4. Fistul
Fistul adalah saluran abnormal yang
berada diantara dua buah organ atau diantara
organ dan bagian luar tubuh.
9. Fisiologi penyembuhan luka
Menurut Morison, 2004: Proses fisiologis
penyembuhan luka dibagi ke dalam 4 fase
penyembuhan luka:
1. Respon inflamasi akut trhdp cedera
mencakup hemostasis, pelepasan histamin dan
mediator lain dari sel2 yg rusak, dan migrasi sel
darh putih (leukosit polimorfonuklear dan
makrofag) ke tempat yg rusak tersebut. Terjadi
mulai dari 0-3 hari.
10. Con’t
2. Fase destruktif: pembersihan jaringan yg mati
dan yg mengalami devitalisasi oleh
polimorfonuklear & makrofag (terjadi dari 1-6 hari)
3. Proliferatif: pada saat pebuluh darah baru, yg
diperkuat oleh jaringan ikat, menginfiltrasi luka
(terjadi mulai 3-24 hari)
4. Fase maturasi: mencakup re-epitalisasi, kontraksi
luka dan reorganisasi jaringan ikat(terjadi mulai 24-
365 hari).
11. KLASIFIKASI PENYEMBUHAN LUKA
• Penyembuhan Primer
luka diusahakan bertaut, biasanya dengan
bantuan jahitan.
• Penyembuhan Sekunder
Penyembuhan luka tanpa ada bantuan dari
luar (mengandalkan antibodi)
12. Perawatan Luka
Perawatan luka adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan untuk merawat luka agar dapat
mencegah terjadinya trauma (injuri) pada kulit
membran mukosa atau jaringan lain, fraktur, luka
operasi yang dapat merusak permukaan kulit.
Serangkaian kegiatan itu meliputi pembersihan
luka, memasang balutan, mengganti balutan,
pengisian (packing) luka, memfiksasi balutan,
tindakan pemberian rasa nyaman yang meliputi
membersihkan kulit dan daerah drainase, irigasi,
pembuangan drainase, pemasangan perban
(Bryant, 2007).
13. Bahan-bahan perawatan luka
a. Pembalut luka
- Balutan kering
- Balutan basah kering
- Balutan basah modern
b. Larytan pembersih
c. Agen topikal (antiseptik & antibakteri)
d. Balutan skunder (pita perekat, balutan perekat,
perban)
e. Semprotan perekat
14. Prosedur perawatan luka
1. Perawatan luka berdasarkan karakteristik
luka
a. Luka dengan jaringan nekrotik
b. Perawatan luka infeksi
c. Luka dengan banyak eksudat
d. Perawatan luka dalam yg bersih & sedikit
eksudat
15. Perawatan luka berdasarkan
etiologinya
• Suriadi, 2004 mengatakan bahwa perawatn
luka berdasarkn etiologinya ada 5:
a. Luka insisi bedah
b. Ulkus arteri
c. Ulkus vena
d. Neuropati periker/ulkus depatik
e. Ulkus dekubitus
16. TINDAKAN KEPERAWATAN TERHADAP
LUKA
• Perawatan Luka Bersih
Prosedur perawatan yang dilakukan pada luka
bersih (tanpa ada pus dan necrose), termasuk
didalamnya mengganti balutan.
• Perawatan Luka Kotor
Perawatan pada luka yang terjadi karena tekanan
terus menerus pada bagian tubuh tertentu
sehingga sirkulasi darah ke daerah tersebut
terganggu.
Ciri – ciri :
luka + serum
luka + pus
luka + nekrose
17. Perawatan Luka Bersih
Tujuan :
• Mencegah timbulnya infeksi.
• Observasi perkembangan luka.
• Mengabsorbsi drainase.
• Meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis.
Indikasi :
• Luka bersih tak terkontaminasi dan luka steril.
• Balutan kotor dan basah akibat eksternal ada
rembesan/ eksudat.
• Ingin mengkaji keadaan luka.
• Mempercepat debredemen jaringan nekrotik.
18. Perawatan luka kotor
Definisi :
• Luka + Serum
• Luka + Pus
• Luka + Nekrose
Tujuan :
• Mempercepat penyembuhan luka.
• Mencegah meluasnya infeksi.
• Mengurangi gangguan rasa nyaman bagi pasien
maupun orang lain.
19. Tugas
1. Carilah prosedur perawatan luka bersih
(persiapan pasien, persiapan alat, prosedur
pelaksanaan)
2. Carilah prosedur perawatan luka kotor
(persiapan pasien, persiapan alat, prosedur
pelaksanaan)
3. Dikumpulkan dalam bentuk file
4. Sertakan referensi