PPT LUKA OPERASI SELESAIPPT LUKA OPERASI SELESAI PPT LUKA OPERASI SELESAI PPT LUKA OPERASI SELESAI
1. KELOMPOK 2
CAHYA PLEWIRA NUGRAHASARI
(230102127)
DIAH PURWATI
(230102129)
I GUSTI KADE SANDIKA PUTRA
(230102131)
NI KADEK WITYA DANAYANTI
(230102133)
NI PUTU CLARISSAANDRIANI
(230102134)
2. Luka operasi merupakan luka akut
yang terjadi mendadak dilakukan
pada daerah kulit serta
penyembuhan sesuai dengan waktu
yang diperkirakan serta dapat
disembuhkan dengan baik bila
terjadi komplikasi (Ekaputra, 2013).
Luka bedah adalah sayatan atau
sayatan pada kulit yang biasanya
dibuat dengan pisau bedah pada saat
operasi. Sangat bervariasi
ukurannya, biasanya ditutup dengan
jahitan, namun terkadang dibiarkan
3. Menurut Tietjen, Bossemeyer & Noel (2011), klasifikasi
luka bedah terdiri dari empat kategori sebagai berikut :
1. Kelas I - Bersih
Luka Operasi yang tidak terinfeksi serta tanpa peradangan
dan tidak masuk saluran pernapasan, gastrointestinal dan
perkemihan.
2. Kelas II - Bersih Terkontaminasi
Luka yang masuk saluran napas, gastrointestinal, genital
atau saluran perkemihan di bawah kondisi terkontrol tetapi
tanpa kontaminasi luar biasa.
3. Kelas III - Terkontaminasi
Luka terbuka luka baru atau suatu pembedahan dalam teknik
aseptic dan termasuk suatu insisi dimana ditemukan
peradangan akut tidak bernanah.
4. Kelas IV – Kotor
Luka lama dengan jaringan mati dan luka yang melibatkan
4. Carvile(2007) menyatakan pada luka paska pembedahan
membutuhkan balutan ideal yang mendukung proses epitelisasi,
seperti melindungi luka dari invasi patogen dan trauma fisik,
menyerap eksudat yang diantisipasi, mempertahankan suhu dan
pH lingkungan luka.
Beberapa balutan yang dapat direkomendasikan pada luka
operasi antara lain;
1. Kasa non adeheren
Kasa non adeheren tidak melekat pada luka. Bahan
polyester film yang menempel pada dasar luka tidak
menyebabkan lengket sehingga mudah dibuka dan
mencegah trauma pada saat mengganti balutan.
2. Tulle grass
Mengandung serabut cotton yang bergabung
(impregnated)dengan
paraffin atau antimicrobial seperti neomycin, silver dan
lainnya. Tulle grass
hanya dapat digunakan pada stadium luka I dan II sehingga
tidak melekat
pada luka.
5. 3. Transparan film
Balutan yang mengandung polyurethane film. Balutan ini tidak dapat menyerap eksudat akan
tetapi mampu untuk mengatasi tahap inflamasi pada luka akut.
4. Hidrokoloid
Balutan yang mengandung carboxylmethyl cellulosa (CMC) dan gelatin atau rumput laut.
Balutan ini digunakan untuk mengatasi inflamasi pada luka akut dan memberikan
perlindungan dari trauma.
5. Calcium Alginate
Mengandung polisakarida rumput laut yang mampu mengeluarkan ion kalsium dalam proses
menghentikan perdarahan minor.
6. Foam
Mengandung polyurethane foam untuk menyerap
eksudat. Foam dapat menyerap eksudat dari sedang
sampai banyak.
7. Antimikrobial
Balutan antimikrobial dapat diberikan jika ditemukan
luka akut yang berisiko infeksi. Pemberian balutan
antimikrobial bukan untuk mengatasi infeksi akan tetapi
mengontrol dan mencegah terjadinya infeksi.
6. - Pastikan luka operasi tetap kering/tidak boleh terkena
air
- Rutin melakukan pergantian balut (sesuai anjuran dari
dokter)
- Pastikan luka operasi tetap bersih , jangan lupa untuk
sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
setelah aktivitas dan jangan menyentuh luka operasi secara
sembarangan atau menggaruk luka operasi
- Stop merokok
- Konsumsi makanan yang dapat mempercepat
penyembuhan luka operasi
- Pemberian obat-obatan atau antibiotik sesuai anjuran
dari dokter -
- Pastikan pada pasien dengan penyakit penyerta (misal
pasien dengan penyakit diabetes militus) untuk melakukan
kontrol terhadap penyakitnya sesuai anjuran dokter
7. - Segera beritahu petugas/tenaga kesehatan jika
ditemukan tanda-tanda infeksi di area luka
operasi antara lain :
Adanya peningkatan rasa nyeri di area luka
operasi
Adanya perubahan warna kulit menjadi
kemerahan di area luka
Adanya nanah di area luka
Munculnya perdarahan dari area luka
Adanya peningkatan jumlah/perubahan bentuk
atau warna cairan yang keluar dari luka oeprasi
Muncul bau busuk dari luka operasi
8. Pada luka paska pembedahan, yang perlu diperhatikan adalah adanya
tanda infeksi.
1. Mengenal adanya tanda infeksi
Tanda gejala infeksi pada luka dapat dibagi menjadi dua, yaitu;
Tanda gejala klasik infeksi (meliputi; nyeri, eritema, edema, panas lokal
dan eksudat purulen) , tanda gejala spesifik infeksi meliputi (eksudat
serous dengan inflamasi menetap, penyembuhan luka terhambat,
perubahan warna jaringan granulasi, jaringan granulasi fragil atau
rapuh, bau busuk dan tepi luka terpisah (Baranoski dan Ayello, 2012).
2. Pencucian luka
Pada luka paska pembedahan lebih sering menggunakan teknik swab
atau gosokan menggunakan kasa steril dari daerah yang terkontaminasi
sedikit ke terkontaminasi banyak (Potter dan Perry, 2006).
9. 3. Mengkaji luka
Luka yang sudah dicuci akan memberikan dasar luka
yang lebih jelas untuk dapat dievaluasi dimensi luka,
derajat atau stadium luka, warna dasar luka, tipe
jaringan, tepi dan kulit sekitar luka dan tanda infeksi.
4. Memasang balutan
Balutan dipilih sesuai dengan hasil kajian luka yang
telah diperoleh. Pada luka paska pembedahan lebih
banyak digunakan kasa non adeheren atau adesif yang
tidak melekat pada luka dan dikombinasi dengan tulle
grass atau antimikroba serta ditutup menggunakan
transparan film yang anti air atau tape (plester).
10. Pengertian
Mengangkat atau membuka benang jahitan pada luka
yang dijahit. Gunanya untuk menjegah timbulnya
infeksi dan tertinggalnya benang.
Operasional dilakukan pada :
Luka operasi yang sudah waktunya diangkat
jahitannya
Luka pasca bedah yang sudah sembuh
Luka infeksi oleh karena jahitan
Persiapan
Persiapan Klien, Cek perencanaan Keperawatan klien
Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan
dilakukan, Persiapan Alat
Pelaksanaan
Evaluasi
Perhatikan respon klien dan hasil tindakan
Dokumentasi
Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu
pelaksanaan, respon klien, hasil tindakan, Kondisi