MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Cerpen
1. Kenangan Yang Tak Terlupakan
Namaku Nita ryaningsih. Aku mempunyai sahabat bernama Tania daniarti, sudah cukup lama
aku bersahabat dengannya. Hari demi hari kami lewatkan bersama dengan penuh canda. Kami
sangatlah akrab, bahkan kami pun juga dijuluki oleh teman kelas bahwa kami itu bagaikan
peribahasa “Dimana ada asap disitu ada api” atau “Dimana ada Tania disitu ada aku”.
“Hai Tania!!” ucapku di sekolah saat aku bertemu dengannya seraya melambaikan tangan.
“Hai juga Nita” jawabnya singkat.
“Ada apa denganmu Tania?, sepertinya kamu sedang tidak gembira hari ini dan aku lihat
wajahmu juga sedikit pucat. Apa kau sakit?” tanyaku.
“Aku baik baik saja kok Nita” jawabnya.
“Ya sudah kalau kau baik baik saja, ayo kita ke kelas” ajakku.
Saat pulang sekolah aku masih memikirkan bagaimana keadaan Tania sekarang. Aku pun
mencoba untuk menghubungi Tania untuk menanyakan bagaimana keadaannya sekarang, tapi
Tania tidak mengangkat teleponnya.
Esoknya di sekolah Tania tidak masuk, aku sangat memikirkan keadaannya. Sudah
berminggu minggu Tania tidak masuk sekolah, aku pun memutuskan untuk pergi ke rumah
Tania. Saat sampai di rumahnya aku mendapat kabar bahwa Tania sakit dan sudah lama
dirawat, dan rumah sakit Tania juga tak jauh dari rumahnya, maka itu aku memutuskan untuk
datang ke rumah sakit.
Saat sampai di rumah sakit yaitu di ruangan Tania, aku melihat seluruh keluarganya sudah
menangis dan aku melihat kain putih menutupi badan Tania. Aku pun langsung memeluk
jasad Tania sambil menangis. Ternyata Tania mempunyai penyakit kanker, aku pun mengerti
mengapa wajah Tania sedih pada saat itu.
Sekarang jasad Tania sudah ditimbun dengan tanah. Aku pun teringat tentang kenangan
bersamanya, mengerjakan tugas bersamanya, bercanda tawa dengannya dan itu adalah
kenangan yang tak terlupakan.
Cerpen Karangan: Adelia Eka Putri
Facebook: adelia eka
Hai Namaku Adelia eka putri damayanti. Aku sekolah di SMPN 3 Tangsel. Cita-citaku ingin
menjadi penulis. Aku sangat suka mengarang atau membuat cerpen. Selamat membaca
cerpenku yaa.
2. Aku dan Jomblo ini
Jreng… Jreeeng alunan gitar yang mengiringi suara jelekku berakhir.. hehehehe, aku sering
memainkan gitar saat merasa sepi dan sendiri ya walaupun aku ngontrak bersama teman-
teman kampus yang rame tapi setiap malam minggu mereka sibuk dengan kekasih mereka
masing-masing sedangkan aku sibuk dengan gitar tua ini. Terkadang dalam benak, aku ingin
seperti mereka yang selalu bahagia dengan pacar mereka. tapi, aku adalah laki-laki pengecut
yang hanya berangan-angan ingin memiliki seorang bidadari cantik dan kisah cinta yamg
indah seperti di sinetron, FTV dan novel-novel yang pernah aku baca.
Dulu sebelum status jomblo akutku ini aku dapatkan, aku berpacaran dengan teman satu
sekolah. Kisah indah yang kami rajut melebihi kisah romantis di novel-novel menjadi memori
yang tak pernah terlupakan, ya benar sampai sekarang aku belum sanggup untuk membuka
hati dan menyediakan tempat untuk bidadari lain di hatiku, kadang terpikir suatu saat dia akan
kembali ke pelukanku, tapi entah kapan!… Jika memang benar dia akan kembali kepadaku
aku tidak akan pernah melepaskannya lagi.
Cinta yang membuat orang menjadi gila, cinta juga yang menyadarkan orang gila, cinta
adalah segala-galanya bagi manusia. Apa sih arti cinta itu?… Kata temanku cinta itu seperti
nasi kalau gak ada sayurnya hambar kalau dimakan ada juga yang bilang cinta itu seperti
kentut tak ada wujudnya tapi bisa dirasakan. Jawaban mereka sangat aneh-aneh ada yang
bilang cinta itu seperti nasi ada juga yang bilang cinta itu seperti kentut kalau digabungin nasi
kentut dong, coba bayangin dah, jorok kan mereka. Astagfirullah.
Sekarang kembali ke pokok permasalahan, aku jomblo bro… Sumpah dah ini menyiksa
banget, tolong dong lepaskan aku dari kutukan ini, aku gak kuat. Mana kamera? Mana
kamera? Aku pengen melambaikan tanganku kalau aku sudah gak kuat lagi. Sudah sudah ini
bukan tes uji nyali. (emot babak belur).
Terkadang aku berusaha untuk melupakan masa lalu indah itu dengan mencoba dekat dengan
berbagai cewek, dari yang tomboy, anggun, cantik, baik, perhatian, cuek, pokonya semualah,
tapi hasilnya nihil, sampai aku putus asa. Hingga pada malam itu aku berdoa pada sang Ilahi
Isi doa;
Tuhan kirimkan lah aku
Kekasih yang baik hati
Yang mencintai aku
Apa adanya.
Itsss maaf ya ini bukan promosi tapi isi doa kok, gak bermaksud apa-apa kok. Sumpah deh
suer berani aku samber geledek. Tapi kalau aku sudah bahagia ya dan atas kehendak Allah
juga. hehehehe
Tapi bagaimana pun dan dimana pun sampai waktu apa pun aku tidak mau menampakkan
pada teman-temanku kalau hati ku ini sedang tercabik-cabik oleh pisau kejombloan. Aku juga
sudah pernah memakai pelet untuk mendapatkan cewek, contohnya aja waktu aku ajak
gebetan ku makan di salah satu warteg mahalan di kotaku, biar kelihatan elit dikit, aku
tuangkan aja pelet ikan ke minumannya dan pelet walet ke makanannya, eh aku malah dikasi
tanda tangan di pipi alias digampar sama bapaknya gara-gara aku dibilang mau ngeracuni
anaknya terus dibilang mau ambil warisan tuh bapak. Berarti salah kata orang kalau cinta
ditolak pelet bertindak.
Satu deh pesanku buat kalian, JANGAN PERNAH PERCAYA APA KATA ORANG TAPI
PERCAYALAH PADA DIRI DAN HATI NURANIMU SENDIRI.
3. Surat Hitam Tanpa Arti
Semua pandangan tertuju pada spidol yang berdecit-decit. Namun, tampaknya Vio sangat
gelisah. Surat hitam baru saja jatuh di atas mejanya. Ia pun dengan curiga melirik ke kanan,
kiri, dan belakang.
“Tidak ada wajah-wajah yang patut dicurigai.” Gumamnya lirih. Kemudian pandangannya
kembali pada spidol dengan raut wajahnya yang masih penasaran terhadap surat hitam. Entah
dari mana asal, untuk siapa, dan siapa pengirimnya. Tidak begitu jelas.
“Surat? Surat siapa?” tanyanya dalam hati.
Ia tidak berani menyentuh surat itu. Ia hanya menatap dengan penuh kecurigaan. Jantungnya
berdebar-debar, keringatnya mulai mengalir, gelisah.
Ketika bel berbunyi, secepat kilat ia mengemas buku-bukunya ke dalam tas dan membiarkan
surat itu berada di meja.
Sesampai di rumah, pikirannya masih terus dihantui surat hitam. Sepertinya ia sangat
menyesal.
“Bodoh! Seharusnya ku ambil saja surat tadi. Hem, dasar bodoh!” pekiknya.
Ibunya yang hanya sepintas lewat tiba-tiba saja menghentikan langkahnya.
“Bodoh? Eh, Butet, siapa yang bodoh?”
“Anu, Mak…” ia terlihat gagap ketika mata ibunya membesar 2 kali lipat dari matanya. Ia
diam dan tertunduk.
“Brakkk,” ia menendang pintu sekuat tenaga lalu pergi begitu saja dan kembali ke sekolah.
Ditatapnya surat hitam yang masih tergeletak di atas mejanya.
“Surat siapa sih?” perlahan-lahan dibukanya surat hitam itu. Tangannya bergetar hebat.
“Hati? Cuma Hati? Alamak! Kalau tahu gitu, mending tak usah ku buka deh!” ujarnya sambil
meremas surat itu. Ia pun kembali ke rumahnya dengan perasaan kecewa. Ternyata isi surat
itu hanya terdiri dari 4 huruf, yaitu; H, A, T, dan I. HATI!
Keesokannya, ia mendapat surat hitam yang sama. Dengan santai ia pun membukanya. Isinya
masih sama, HATI. Keesokannya lagi, masih sama dan kembali diremas. Sampai akhirnya ia
bosan dan melemparkan surat itu ke luar jendela. Upss! Tepatnya mengenai Tio, bekas
pacarnya dua tahun yang lalu. Tapi aneh, dari kejauhan Rio terlihat geli ketika melihat surat
hitam yang sudah diremas itu. Sedangkan dirinya masih bingung dengan arti surat hitam itu.
Akhirnya ia menceritakan surat hitam itu kepada Rena.
“Oh, gitu! Emangnya sudah berapa kali kau menyakiti perasaan cowok?” tanya Rena.
Ia terbelalak dan merasa bahwa respon sahabatnya itu tidak nyambung dengan apa yang ia
ceritakan.
“Ah, kau memang tak nyambung! Apa hubungannya coba surat hitam sama cowok?”
“Kau dengar dulu aku! Jadi tuh, aku pernah dengar, kalau hitam itu identik dengan cowok.
Nah, kalau tulisan hati sih, mungkin si cowok itu pernah sakit hati kau buat. Hati-hati! Tulah
kau, makanya jadi cewek itu jangan playgirl!” jelas Rena sok tahu.
“Alah, kau ini bisa saja. Aku ini kan Joset, jomblo setia. Aku mana pernah punya pacar.”
Ujarnya sambil menjulurkan lidah. Ia seakan-seakan tidak mengakui adanya Tio di dua tahun
lalu.
“Ah, terserah kau lah!” pekik Rena.
Ia hanya tertunduk bingung dengan arti surat hitam itu. Namun ia menduga bahwa surat itu
ada kaitannya dengan Tio.
“Ha-ha-ha!” Rena tertawa geli melihat raut wajahnya.
“Kenapa kau?” tanyanya bingung.
“Sudahlah, itu hanya surat hitam tanpa arti. Ha-ha-ha, surat itu dari aku. Piss! Makanya jadi
cewek jangan playgirl!”
Mulutnya menganga lebar tak percaya.
“Ah, dasar kau!”
SELESAI