SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
ANALISIS INTERTEKSTUALITAS PUISI ”KUSANGKA” KARYA AMIR HAMZAH
DENGAN PUISI “PENERIMAAN” KARYA CHAIRIL ANWAR
Oleh :Samsul arifin
NPM : (110401080093)
FAKULTAS KEGURUAN DAN LIMU PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
2011/2012
ANALISIS INTERTEKSTUALITAS PUISI ”KUSANGKA” KARYA AMIR HAMZAH
DENGAN PUISI “PENERIMAAN” KARYA CHAIRIL ANWAR
A. PENGANTAR
Hubungan intertekstualitas antara satu karya sastra dengan karya sastra yang lain dalam
sastra Indonesia. karya sezaman maupun zaman sebelumnya banyak terjadi. Misalnya,
hubungan intertekstual antara karya-karya Pujangga Baru dengan Angkatan 45. Untuk
mendapatkan dan memahami makna penuh sebuah puisi perlu dilihat hubungan intertekstual
ini. Misalnya, beberapa puisi Chairil Anwar mempunyai hubungan intertekstual dengan sajak-
sajak Amir Hamzah. Hubungan intertekstual ini menunjukkan adanya persamaan dan
pertentangan dalam hal konsep estetik dan pandangan hidup yang berlawanan. Contoh :
”Kusangka” (Amir Hamzah) dengan ” Penerimaan” (Chairil Anwar) memiliki hubungan
intertekstual.
B. PARAFRASE
1. PUISI ”KUSANGKA” KARYA AMIR HAMZAH
SI aku mencintai wanita yang di sangka murni ternyata sudah tidak murni lagi.hati si
aku sangatlah hancur dan kecewa terhadapwanita yang di cintainya.si aku merasakan
kebimbangan silih berganti menghampirinya.si aku berharap si wanita masih murni(perawan)
dan belum terjamah oleh pemuda lain.wanita yang di cintai si aku ternyata sungguh sudah tidak
murni lagi dan sudah di jamah oleh pemuda berpuluh puluh kali .siwanita sudah tidak tercium
wangi kemurniaanya.si wanita yang di cintai si aku sangat pandai menyembunyikan
kebohongan,si aku bermimpi dan menghayal bisa terbang ke angkasa bersamawanita murni.si
wanita murni bersinar dengan penuh kebohongan kemudian si aku berbicara kepada wanita
yang di cintainya dan merenungkan wanita tersebut.di saat fajar si aku mempunyai impian dan
mengigau akan wanita yang di cintai belum terjamah pemuda lain.si aku melihat di sekeliling
banyak godaan dan kumbang bernyanyi .si aku mencintai wanita yang disangka murni, tetapi
ternyata sesungguhnya sudah tidak murni lagi. Sudah dijamah oleh pemuda lain/ suda tidak
perawan lagi.si aku menyangka wanita tersebut adalah bidadari tetapi matanya selalu
memancarkan asmara .si wanita yang di cintai janganlah di ganggu karena jika di ganggu akan
timbul masalah yang sangat besar.
2. PUISI “PENERIMAAN” KARYA CHAIRIL ANWAR
Si aku mau menerima kembali asal mau kembali kepada si aku tanpa da rasa curiga. Si aku
masih sendiri, tidak mencari wanita lain sebagai pasangan hidupnya karena masih menunggu
kembalinya wanita yang dicintainya itu. Si aku mengetahui bahwa gadis yang dicintainya
sudah tidak murni lag, sudah seperti bunga yang sarinya terbagi, yaitu sudah dihinggapi
kumbang lain. Wanita itu jika ingin mau diterima kembali harus berani bertemu dengan si aku
dan jangan malu untuk menemui si aku. Si aku pun tetap menerima apapun yang sudah terjadi
dengan menerimanya sepenuh hati walaupun wanita itu sudah tidak perawan lagi. jangan
mendua lagi bahkan bercermin pun si aku enggan berbagi.
C. PEMBAHASAN ANALISIS STRUKTUR KEPUITISAN
Ada kriteria dalam menganalisis struktur kepuitisan yaitu:
a) Pilihan Kata
Kata-kata di dalam sajak adalah kata-kata yang sama sekali berbeda dengan teks dalam
bentuk yang lain. Kata-kata dalam sajak memiliki peran sangat esensial karena tidak saja harus
mampu menyampaikan gagasan tetapi juga dituntut untuk mampu menggambarkan imaji sang
penyair dan memberikan impresi ke dalam diri pembacanya, karena itu kata-kata dalam puisi
lebih mengutamakan intuisi, imajinasi, dan sintesis. Pilihan kata yang tedadap dalam puisi
“Penerimaan” karya Chairil Anwar,
Chairil Anwar menggunakan pilihan kata yang sangat indah, karena kata-kata yang
digunakan menggunakan kata-kata yang mudah dipahami misalnya dalam sajak yang berjudul
“Penerimaan”. Selain itu penyusunan kata-katanya sangat tepat dan pemilihan untuk
pembentukan sebuah sajak memperhatikan kesesuaiaan kata yang digunakan serta penyusunan
antar kata sangat indah.
b) Bahasa Kiasan
Bahasa kiasan merupakan alat yang dipergunakan penyair untuk mencpai spek
kepuitisan. Dalam penulisan sebuah sajak bahasa kiasan digunakan untuk memperindah
tampilan. Basasa kiasan dipergunakan untuk memperindah sajak-sajak yang ditulis penyair.
Bahasa sajak yang tedapat dalam puisi “Penerimaan” karya Chairil Anwar adalah sebagai
berikut:
 Repetisi
Repetisi adalah pengulangan bunyi, suku kata, kata, atau bagian kalimat yang dianggap
penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai. Dalam sajak terdapat
dalam:
Kalau kau mau ku terima kau kembali...
Kalau kau mau kuterima kembali...
 Simile atau Persamaan
Simile atau Persamaan adalah perbandingan yang bersifat eksplisit, yaitu langsung
menyatakan sesuatu sama dengan hal lain seperti terdapat dalam “Bak kembang sari sudah
terbagi “
 Pesonifikasi
Personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda mati
seolah-olah hidup. Dalam sajak “Sedang dengan cermin aku enggan berbagi “
c) Citraan
Dalam sajak “Penerimaan” citraan yang digunakan misalnya yaitu citraan penglihatan
tedapat dalam “ aku masih tetap sendiri, sedangkan dengan cermin aku enggan berbagi”
Cermin dapat dilihat dengan indera mata sehingga menggunakan citraan penglihatan.
D. Hubungan Intertekstual “kusangka” dengan “penerimaan”
Untuk mendapat makna penuh sebuah sajak puisi tidak boleh melupakan hubungan
sejarahnya, baik dengan keseluruhan sajak-sajak peyair sendiri, sajak-sajak sesamanya,
maupun dengan sajak sastra zaman sebelumnya.
Sajak Chairil Anwar merupakan penyimpangan terhadap konsep estetik Amir Hamzah
yang masih meneruskan konsep estetik sastra lama. Pandangan romantik Amir Hamzah
ditentang dengan pendangan realistiknya. Sajak “Kusangaka” menunjukkan kesejajaran
gagasan yang digambarkan dalam enam sajak tersebut. Amir Hamzah menggunakan ekspresi
romantik secara metaforis-alegoris dengan membandingkan gadis dengan bunga. Pada bait
terakhir dimetaforkan sebagai bidadari (hauri) dan merpati. Dapat disimpulkan bahwa si aku
mencintai gadis yang disangka murni tetapi ternyata sesungguhnya sudah tidak murni lagi.
Sudah dijamah oleh pemuda lain/ suda tidak perawan lagi “ Rupanya teratai patah
kelopak/Dihinggapi kumbang berpuluh kali’. Kulihat kumbang keliling berlagu/kelopakmu
terbuka menerima cembu” Hal tersebut menimbulkan kekeewaan dan menyebabkan hati si
aku remuk atau hancur. Wasangka dan was-was silih berganti.Dengan demikian, si aku tidak
mau bersama gadis yang sudah tidak murni lagi, sebab akan terkena kuku “merpati”
Gadis yang masih murni (disangka murni) diumpamakan
“ cempaka kembang”
“baharu kembang belum terkena sinar matahari”
“ cempaka harum”
“ seroja terapung di paya putih seperti awan”dan
“seperti bidadari (hauri) bertudung lingkup yang bulu matanya menambah panah asmara “
Gambaran tersebut sangat bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya yang sangat
menyakitkan bagi si aku dan sangat kecewa setelah mengetahui kisah yang sebenarnya. Jadi, si
aku merasa kecewa karena pikiran romantik bahwa gadis yang dicintainya itu harus masih
murni dan tetap murni, setia pada si aku, tidak boleh menerima cinta orang lain, namun
kenyataan berlainan. Tidak sesuai dengan keinginan si aku. Sikap romantik digambarkan
dengan bahasa yang indah, mengambil objek dari alam sebagai perumpamaan, sehingga seperti
natural.
Sebaliknya Chairil Anwar dalam sajaknya itu menampilkan tampak yang lain dalam
mendiskripsikan atau menanggapi gadis yang sudah tidak murni lagi. Sangat berlawanan
dengan apa yang ditampilkan oleh Amir Hamzah. Ia berpandangan realistik, si aku mau
menerima kembali wanita(kekasihnya, istrinya) yang barang telah berselingkuh dengan laki-
laki lain. Si aku mau menerima kembali asal mau kembali kepada si aku tanpa da rasa curiga.
Si aku masih sendiri, tidak mencari wanita lain sebagai pasangan hidupnya karena masih
menunggu kembalinya wanita yang dicintainya itu. Si aku mengetahui bahwa gadis yang
dicintainya sudah tidak murni lagi dan sudah seperti bunga yang sarinya terbagi yaitu sudah
dihinggapi kumbang lain. jika ingin mau diterima kembali harus berani bertemu dengan si aku
dan jangan malu untuk menemui si aku. Digambarkan “Djangan tunduk! Tantang aku
dengan berani”. Si aku pun tetap menerima dengan sepenuh hati walaupun wanita itu sudah
tidak perawan lagi.
Chairil Anwar membandingkan wanita dengan bunga (kembang). Wanita yang sudah
tidak murni digambarkan sebagai bunga yang sarinya sudah terbagi . Ini hampir sama dengn
perumpamaan yang dilakukan Amir Hamzah : “Rupanya teratai patah kelopak/dihinggapi
kumbang berpuluh kali dan kulihat kumbang keliling berlaga” Sedangkan Chairil Anwar
”Kutau kau bukan yang dulu lagi/ bak kembang sari sudah terbagi”. Namun, Chairil Anwar
tetap menggunakan bahasa keseharian dalam pengungkapan dan menggunakan gaya eksresif
yang padat.
D. KESIMPULAN
Sajak “Penerimaan” karya Chairil Anwar mempunyai kesamaan dengan sajak
“Kusangka” karya Amir Hamzah akan tetapi ada juga perbedaan-perbedaan dalam
mengekspresikannnya. Perbedaan itu terdapat dalam mengapresiasikan seorang perempuan
yang terdapat dalam sajak itu.
Puisi Chairil anwar biasanya bercerita keadaan yang muram, sedih, pilu, namun ada
juga sajak yang berisi perasaan si aku dalam keadaan yang gembira, bahagia, dan senang.
Dalam puisi Chairil anwar yang bertema percintaan, tokoh si aku merasa senang maupun sedih.
Kesamaan itu dapat dilihat dari penggunaan kata atau pilihan kata yang terdapat dalam sajak.
Jika dianalisis antar teks di atas, maka dapatlah dikemukakan beberapa hal sebagai berikut.
Bahwa keenam bait sajak “Kusangka” menunjukkan kesejajaran gagasan dan tema antara
keduanya. Selanjutnya dalam penggunaan bahasa keduanya berbeda namun sama intensitas
dan hakikatnya. Chairil Anwar membandingkan wanita dengan bunga (kembang). Wanita
yang sudah tidak murni itu diumpamakan sebagai bunga yang sarinya sudah terbagi (bak
kembang sari sudah terbagi). Jadi, ini dekat dengan perumpamaan yang dipergunakan oleh
Amir Hamzah: “Rupanya tertai patah kelopak/ dihinggapi kumbang berpuluh kali dan kulihat
kumbang keliling berlaga/ kelopakmu terbuka menerima cumbu”. Chairil Anwar: “kutahu kau
bukan yang dulu lagi/ bak kumbang sari sudah terbagi”. Begitulah sehingga secara intensif
intertekstualitas kedua puisi itu masih dapat didiskusikan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar,Chairil. Deru Campur Debu. Jakarta : Dian Rakyat, 2006.
Pradopo, Rahmat Djoko. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Pradopo,Rachmat Djoko. Pengkajian Puisi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2009.
Sayuti. Suminto A. Perkenalan dengan Puisi. Yogyakarta:Gama Media, 2002.
KUSANGKA
Kusangka cemburu kembang setangkai
Rupanya melur telah diseri …
Hatiku remuk mengenangkan ini
Wasangka dan was-was silih berganti.
Kuharap cempaka baharu kembang
Belum tahu sinar matahari….
Rupanya teratai patah kelopak
Dihinggapi kumbang berpuluh kali.
Kupohonkan cempaka
Harum mula terserak…
Melati yang ada
Pandai tergeletak…..
Mimpiku seroja terapung di paya
Teratai putih awan angkasa …
Rupanya mawar mengandung Lumpur
Kaca piring bunga renungan …
Igauanku subuh, impiaku malam
Kuntum cempaka putih bersih …
Kulihat kumbang keliling berlagu
Kelopakmu terbuka menerima cumbu.
Kusangka hari bertudung lingkup
Bulu mata menyangga panah asmara
Rupanya merpati jangan dipetik
Kalau dipetik menguku segera.
Amir Hamzah( Deru Campur debu)
PENERIMAAN
Kalau kau mau keterima kau kembali
Dengan sepenuh hati
Aku masih tetap sendiri
Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi
Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani
Kalau kau mau keterima kau kembali
Untuku sendiri tapi
Sedangkan dengan cermin aku enggan berbagi
Chairil anwar (Deru Campur debu, 1959:36)

More Related Content

What's hot

Sumur tanpa dasar arifin c. noer
Sumur tanpa dasar arifin c. noerSumur tanpa dasar arifin c. noer
Sumur tanpa dasar arifin c. noerSyamsul Noor
 
Kelompok 1 sastra indonesia modern
Kelompok 1 sastra indonesia modernKelompok 1 sastra indonesia modern
Kelompok 1 sastra indonesia modernMitha Ye Es
 
JENIS-JENIS TEKS DALAM KURUKULUM 2013
JENIS-JENIS TEKS DALAM KURUKULUM  2013JENIS-JENIS TEKS DALAM KURUKULUM  2013
JENIS-JENIS TEKS DALAM KURUKULUM 2013Phaphy Wahyudhi
 
D. menulis puisi bebas
D. menulis puisi bebasD. menulis puisi bebas
D. menulis puisi bebasAde Kusnadi
 
Etika, Aliran Etika, Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Etika
Etika, Aliran Etika, Pengertian Pancasila Sebagai Sistem EtikaEtika, Aliran Etika, Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Etika
Etika, Aliran Etika, Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Etikadayurikaperdana19
 
Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014
Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014
Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014Riska Nur'Akhidah Sari
 
Contoh Majas dalam Puisi
Contoh Majas dalam PuisiContoh Majas dalam Puisi
Contoh Majas dalam PuisiPhaphy Wahyudhi
 
Presentasi Diksi
Presentasi DiksiPresentasi Diksi
Presentasi DiksiAry Hidayat
 
4. aspek aspek kritik sastra
4. aspek aspek kritik sastra4. aspek aspek kritik sastra
4. aspek aspek kritik sastraCoral Reef
 
Ejaan bahasa indonesia
Ejaan bahasa indonesia Ejaan bahasa indonesia
Ejaan bahasa indonesia Lia Aldiana
 
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Drama)
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Drama) Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Drama)
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Drama) fifinfadriah
 
Diksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaDiksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaBaihakiPLS
 
Analisis Puisi “O” karya Sutardji Calzoum Bachri
Analisis Puisi “O” karya Sutardji Calzoum BachriAnalisis Puisi “O” karya Sutardji Calzoum Bachri
Analisis Puisi “O” karya Sutardji Calzoum BachriMuhammad Yossi
 

What's hot (20)

Ragam Bahasa Keilmuan
Ragam Bahasa KeilmuanRagam Bahasa Keilmuan
Ragam Bahasa Keilmuan
 
Sumur tanpa dasar arifin c. noer
Sumur tanpa dasar arifin c. noerSumur tanpa dasar arifin c. noer
Sumur tanpa dasar arifin c. noer
 
Kelompok 1 sastra indonesia modern
Kelompok 1 sastra indonesia modernKelompok 1 sastra indonesia modern
Kelompok 1 sastra indonesia modern
 
JENIS-JENIS TEKS DALAM KURUKULUM 2013
JENIS-JENIS TEKS DALAM KURUKULUM  2013JENIS-JENIS TEKS DALAM KURUKULUM  2013
JENIS-JENIS TEKS DALAM KURUKULUM 2013
 
D. menulis puisi bebas
D. menulis puisi bebasD. menulis puisi bebas
D. menulis puisi bebas
 
Etika, Aliran Etika, Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Etika
Etika, Aliran Etika, Pengertian Pancasila Sebagai Sistem EtikaEtika, Aliran Etika, Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Etika
Etika, Aliran Etika, Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Etika
 
B3.1 penyusunan silabus
B3.1 penyusunan silabusB3.1 penyusunan silabus
B3.1 penyusunan silabus
 
Puisi untuk ibu
Puisi untuk ibuPuisi untuk ibu
Puisi untuk ibu
 
Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014
Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014
Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014
 
Fenil propanoid
Fenil propanoidFenil propanoid
Fenil propanoid
 
Menulis daftar pustaka
Menulis daftar pustakaMenulis daftar pustaka
Menulis daftar pustaka
 
Contoh Majas dalam Puisi
Contoh Majas dalam PuisiContoh Majas dalam Puisi
Contoh Majas dalam Puisi
 
Kritik satra
Kritik satraKritik satra
Kritik satra
 
Presentasi Diksi
Presentasi DiksiPresentasi Diksi
Presentasi Diksi
 
Karya Ilmiah
Karya IlmiahKarya Ilmiah
Karya Ilmiah
 
4. aspek aspek kritik sastra
4. aspek aspek kritik sastra4. aspek aspek kritik sastra
4. aspek aspek kritik sastra
 
Ejaan bahasa indonesia
Ejaan bahasa indonesia Ejaan bahasa indonesia
Ejaan bahasa indonesia
 
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Drama)
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Drama) Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Drama)
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Drama)
 
Diksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaDiksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasa
 
Analisis Puisi “O” karya Sutardji Calzoum Bachri
Analisis Puisi “O” karya Sutardji Calzoum BachriAnalisis Puisi “O” karya Sutardji Calzoum Bachri
Analisis Puisi “O” karya Sutardji Calzoum Bachri
 

Viewers also liked

Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknya
Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknyaKumpulan puisi dan unsur intrinsiknya
Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknyaUtami Trianti
 
Hubungan intertekstual antar dua puisi
Hubungan intertekstual antar dua puisiHubungan intertekstual antar dua puisi
Hubungan intertekstual antar dua puisiSyukrina Rahmawati
 
Sistematika tugas akhir intertekstualitas
Sistematika tugas akhir intertekstualitasSistematika tugas akhir intertekstualitas
Sistematika tugas akhir intertekstualitasduaenam081994
 
Analisis Puisi Fenomenologis
Analisis Puisi FenomenologisAnalisis Puisi Fenomenologis
Analisis Puisi FenomenologisDesy Sri Cahyani
 
Chairil anwar
Chairil anwarChairil anwar
Chairil anwarDespian
 
Teori dan Metode dalam Kajian Sastra Bandingan
Teori dan Metode dalam Kajian Sastra BandinganTeori dan Metode dalam Kajian Sastra Bandingan
Teori dan Metode dalam Kajian Sastra BandinganSyukrina Rahmawati
 
Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)
Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)
Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)Inunks Peihhcc
 
Gramatika at retorika
Gramatika at retorikaGramatika at retorika
Gramatika at retorikaNaj_Jandy
 
Sumisibol na gramatika sa Filipino
Sumisibol na gramatika sa FilipinoSumisibol na gramatika sa Filipino
Sumisibol na gramatika sa FilipinoMenard Fabella
 
Mga Paksa at Pamagat Pampanitikan
Mga Paksa at Pamagat PampanitikanMga Paksa at Pamagat Pampanitikan
Mga Paksa at Pamagat PampanitikanHannah Elaine Lee
 
Pagsusuri ng akdang pampanitikan
Pagsusuri ng akdang pampanitikanPagsusuri ng akdang pampanitikan
Pagsusuri ng akdang pampanitikankim desabelle
 
Buwanang pagsusulit sa filipino 10
Buwanang pagsusulit  sa filipino 10Buwanang pagsusulit  sa filipino 10
Buwanang pagsusulit sa filipino 10manongmanang18
 
Module 6.2 filipino
Module 6.2 filipinoModule 6.2 filipino
Module 6.2 filipinoNoel Tan
 

Viewers also liked (20)

Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknya
Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknyaKumpulan puisi dan unsur intrinsiknya
Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknya
 
Bhs indonesi mu
Bhs indonesi muBhs indonesi mu
Bhs indonesi mu
 
Hubungan intertekstual antar dua puisi
Hubungan intertekstual antar dua puisiHubungan intertekstual antar dua puisi
Hubungan intertekstual antar dua puisi
 
Sistematika tugas akhir intertekstualitas
Sistematika tugas akhir intertekstualitasSistematika tugas akhir intertekstualitas
Sistematika tugas akhir intertekstualitas
 
Analisis Puisi Fenomenologis
Analisis Puisi FenomenologisAnalisis Puisi Fenomenologis
Analisis Puisi Fenomenologis
 
Chairil anwar
Chairil anwarChairil anwar
Chairil anwar
 
Teori dan Metode dalam Kajian Sastra Bandingan
Teori dan Metode dalam Kajian Sastra BandinganTeori dan Metode dalam Kajian Sastra Bandingan
Teori dan Metode dalam Kajian Sastra Bandingan
 
Sining ng pagsasalaysay
Sining ng pagsasalaysaySining ng pagsasalaysay
Sining ng pagsasalaysay
 
Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)
Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)
Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)
 
Gramatika at retorika
Gramatika at retorikaGramatika at retorika
Gramatika at retorika
 
Sumisibol na gramatika sa Filipino
Sumisibol na gramatika sa FilipinoSumisibol na gramatika sa Filipino
Sumisibol na gramatika sa Filipino
 
Mga Paksa at Pamagat Pampanitikan
Mga Paksa at Pamagat PampanitikanMga Paksa at Pamagat Pampanitikan
Mga Paksa at Pamagat Pampanitikan
 
Pagsusuri ng akdang pampanitikan
Pagsusuri ng akdang pampanitikanPagsusuri ng akdang pampanitikan
Pagsusuri ng akdang pampanitikan
 
Retorika at Gramatika
Retorika at GramatikaRetorika at Gramatika
Retorika at Gramatika
 
Buwanang pagsusulit sa filipino 10
Buwanang pagsusulit  sa filipino 10Buwanang pagsusulit  sa filipino 10
Buwanang pagsusulit sa filipino 10
 
Filipino
FilipinoFilipino
Filipino
 
Teoryang Pampanitikan
Teoryang PampanitikanTeoryang Pampanitikan
Teoryang Pampanitikan
 
Pananaliksik
PananaliksikPananaliksik
Pananaliksik
 
Module 6.2 filipino
Module 6.2 filipinoModule 6.2 filipino
Module 6.2 filipino
 
Puisi cinta
Puisi cintaPuisi cinta
Puisi cinta
 

Similar to Analisis intertekstualitas puisi

Similar to Analisis intertekstualitas puisi (15)

Puisi Kontemporer.ppt
Puisi Kontemporer.pptPuisi Kontemporer.ppt
Puisi Kontemporer.ppt
 
Konsepsi Imu Budaya Dasar dalam kesusastraan
Konsepsi Imu Budaya Dasar dalam kesusastraanKonsepsi Imu Budaya Dasar dalam kesusastraan
Konsepsi Imu Budaya Dasar dalam kesusastraan
 
Presentasi Bahasa indonesia kelas IX Materi cerpen
Presentasi Bahasa indonesia kelas IX Materi cerpenPresentasi Bahasa indonesia kelas IX Materi cerpen
Presentasi Bahasa indonesia kelas IX Materi cerpen
 
Bin 8 bab 4 indahnya berpuisi
Bin 8 bab 4 indahnya berpuisiBin 8 bab 4 indahnya berpuisi
Bin 8 bab 4 indahnya berpuisi
 
bahasa.docx
bahasa.docxbahasa.docx
bahasa.docx
 
Ibu
IbuIbu
Ibu
 
Bintan puisi
Bintan puisiBintan puisi
Bintan puisi
 
Bintan puisi
Bintan puisiBintan puisi
Bintan puisi
 
Bintan puisi
Bintan puisiBintan puisi
Bintan puisi
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
 
Boarkim 2009.pdf
Boarkim 2009.pdfBoarkim 2009.pdf
Boarkim 2009.pdf
 
Buku puisi dangdut makrifat mashuri
Buku puisi dangdut makrifat mashuriBuku puisi dangdut makrifat mashuri
Buku puisi dangdut makrifat mashuri
 
Thermodinamika Cinta Boarkim'09
Thermodinamika Cinta Boarkim'09Thermodinamika Cinta Boarkim'09
Thermodinamika Cinta Boarkim'09
 
analisis
analisisanalisis
analisis
 
Puisi bagian 1
Puisi bagian 1Puisi bagian 1
Puisi bagian 1
 

Analisis intertekstualitas puisi

  • 1. ANALISIS INTERTEKSTUALITAS PUISI ”KUSANGKA” KARYA AMIR HAMZAH DENGAN PUISI “PENERIMAAN” KARYA CHAIRIL ANWAR Oleh :Samsul arifin NPM : (110401080093) FAKULTAS KEGURUAN DAN LIMU PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG 2011/2012
  • 2. ANALISIS INTERTEKSTUALITAS PUISI ”KUSANGKA” KARYA AMIR HAMZAH DENGAN PUISI “PENERIMAAN” KARYA CHAIRIL ANWAR A. PENGANTAR Hubungan intertekstualitas antara satu karya sastra dengan karya sastra yang lain dalam sastra Indonesia. karya sezaman maupun zaman sebelumnya banyak terjadi. Misalnya, hubungan intertekstual antara karya-karya Pujangga Baru dengan Angkatan 45. Untuk mendapatkan dan memahami makna penuh sebuah puisi perlu dilihat hubungan intertekstual ini. Misalnya, beberapa puisi Chairil Anwar mempunyai hubungan intertekstual dengan sajak- sajak Amir Hamzah. Hubungan intertekstual ini menunjukkan adanya persamaan dan pertentangan dalam hal konsep estetik dan pandangan hidup yang berlawanan. Contoh : ”Kusangka” (Amir Hamzah) dengan ” Penerimaan” (Chairil Anwar) memiliki hubungan intertekstual. B. PARAFRASE 1. PUISI ”KUSANGKA” KARYA AMIR HAMZAH SI aku mencintai wanita yang di sangka murni ternyata sudah tidak murni lagi.hati si aku sangatlah hancur dan kecewa terhadapwanita yang di cintainya.si aku merasakan kebimbangan silih berganti menghampirinya.si aku berharap si wanita masih murni(perawan) dan belum terjamah oleh pemuda lain.wanita yang di cintai si aku ternyata sungguh sudah tidak murni lagi dan sudah di jamah oleh pemuda berpuluh puluh kali .siwanita sudah tidak tercium wangi kemurniaanya.si wanita yang di cintai si aku sangat pandai menyembunyikan kebohongan,si aku bermimpi dan menghayal bisa terbang ke angkasa bersamawanita murni.si wanita murni bersinar dengan penuh kebohongan kemudian si aku berbicara kepada wanita yang di cintainya dan merenungkan wanita tersebut.di saat fajar si aku mempunyai impian dan mengigau akan wanita yang di cintai belum terjamah pemuda lain.si aku melihat di sekeliling banyak godaan dan kumbang bernyanyi .si aku mencintai wanita yang disangka murni, tetapi ternyata sesungguhnya sudah tidak murni lagi. Sudah dijamah oleh pemuda lain/ suda tidak perawan lagi.si aku menyangka wanita tersebut adalah bidadari tetapi matanya selalu
  • 3. memancarkan asmara .si wanita yang di cintai janganlah di ganggu karena jika di ganggu akan timbul masalah yang sangat besar. 2. PUISI “PENERIMAAN” KARYA CHAIRIL ANWAR Si aku mau menerima kembali asal mau kembali kepada si aku tanpa da rasa curiga. Si aku masih sendiri, tidak mencari wanita lain sebagai pasangan hidupnya karena masih menunggu kembalinya wanita yang dicintainya itu. Si aku mengetahui bahwa gadis yang dicintainya sudah tidak murni lag, sudah seperti bunga yang sarinya terbagi, yaitu sudah dihinggapi kumbang lain. Wanita itu jika ingin mau diterima kembali harus berani bertemu dengan si aku dan jangan malu untuk menemui si aku. Si aku pun tetap menerima apapun yang sudah terjadi dengan menerimanya sepenuh hati walaupun wanita itu sudah tidak perawan lagi. jangan mendua lagi bahkan bercermin pun si aku enggan berbagi. C. PEMBAHASAN ANALISIS STRUKTUR KEPUITISAN Ada kriteria dalam menganalisis struktur kepuitisan yaitu: a) Pilihan Kata Kata-kata di dalam sajak adalah kata-kata yang sama sekali berbeda dengan teks dalam bentuk yang lain. Kata-kata dalam sajak memiliki peran sangat esensial karena tidak saja harus mampu menyampaikan gagasan tetapi juga dituntut untuk mampu menggambarkan imaji sang penyair dan memberikan impresi ke dalam diri pembacanya, karena itu kata-kata dalam puisi lebih mengutamakan intuisi, imajinasi, dan sintesis. Pilihan kata yang tedadap dalam puisi “Penerimaan” karya Chairil Anwar, Chairil Anwar menggunakan pilihan kata yang sangat indah, karena kata-kata yang digunakan menggunakan kata-kata yang mudah dipahami misalnya dalam sajak yang berjudul “Penerimaan”. Selain itu penyusunan kata-katanya sangat tepat dan pemilihan untuk pembentukan sebuah sajak memperhatikan kesesuaiaan kata yang digunakan serta penyusunan antar kata sangat indah.
  • 4. b) Bahasa Kiasan Bahasa kiasan merupakan alat yang dipergunakan penyair untuk mencpai spek kepuitisan. Dalam penulisan sebuah sajak bahasa kiasan digunakan untuk memperindah tampilan. Basasa kiasan dipergunakan untuk memperindah sajak-sajak yang ditulis penyair. Bahasa sajak yang tedapat dalam puisi “Penerimaan” karya Chairil Anwar adalah sebagai berikut:  Repetisi Repetisi adalah pengulangan bunyi, suku kata, kata, atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai. Dalam sajak terdapat dalam: Kalau kau mau ku terima kau kembali... Kalau kau mau kuterima kembali...  Simile atau Persamaan Simile atau Persamaan adalah perbandingan yang bersifat eksplisit, yaitu langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal lain seperti terdapat dalam “Bak kembang sari sudah terbagi “  Pesonifikasi Personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda mati seolah-olah hidup. Dalam sajak “Sedang dengan cermin aku enggan berbagi “ c) Citraan Dalam sajak “Penerimaan” citraan yang digunakan misalnya yaitu citraan penglihatan tedapat dalam “ aku masih tetap sendiri, sedangkan dengan cermin aku enggan berbagi” Cermin dapat dilihat dengan indera mata sehingga menggunakan citraan penglihatan.
  • 5. D. Hubungan Intertekstual “kusangka” dengan “penerimaan” Untuk mendapat makna penuh sebuah sajak puisi tidak boleh melupakan hubungan sejarahnya, baik dengan keseluruhan sajak-sajak peyair sendiri, sajak-sajak sesamanya, maupun dengan sajak sastra zaman sebelumnya. Sajak Chairil Anwar merupakan penyimpangan terhadap konsep estetik Amir Hamzah yang masih meneruskan konsep estetik sastra lama. Pandangan romantik Amir Hamzah ditentang dengan pendangan realistiknya. Sajak “Kusangaka” menunjukkan kesejajaran gagasan yang digambarkan dalam enam sajak tersebut. Amir Hamzah menggunakan ekspresi romantik secara metaforis-alegoris dengan membandingkan gadis dengan bunga. Pada bait terakhir dimetaforkan sebagai bidadari (hauri) dan merpati. Dapat disimpulkan bahwa si aku mencintai gadis yang disangka murni tetapi ternyata sesungguhnya sudah tidak murni lagi. Sudah dijamah oleh pemuda lain/ suda tidak perawan lagi “ Rupanya teratai patah kelopak/Dihinggapi kumbang berpuluh kali’. Kulihat kumbang keliling berlagu/kelopakmu terbuka menerima cembu” Hal tersebut menimbulkan kekeewaan dan menyebabkan hati si aku remuk atau hancur. Wasangka dan was-was silih berganti.Dengan demikian, si aku tidak mau bersama gadis yang sudah tidak murni lagi, sebab akan terkena kuku “merpati” Gadis yang masih murni (disangka murni) diumpamakan “ cempaka kembang” “baharu kembang belum terkena sinar matahari” “ cempaka harum” “ seroja terapung di paya putih seperti awan”dan “seperti bidadari (hauri) bertudung lingkup yang bulu matanya menambah panah asmara “ Gambaran tersebut sangat bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya yang sangat menyakitkan bagi si aku dan sangat kecewa setelah mengetahui kisah yang sebenarnya. Jadi, si aku merasa kecewa karena pikiran romantik bahwa gadis yang dicintainya itu harus masih murni dan tetap murni, setia pada si aku, tidak boleh menerima cinta orang lain, namun kenyataan berlainan. Tidak sesuai dengan keinginan si aku. Sikap romantik digambarkan dengan bahasa yang indah, mengambil objek dari alam sebagai perumpamaan, sehingga seperti natural.
  • 6. Sebaliknya Chairil Anwar dalam sajaknya itu menampilkan tampak yang lain dalam mendiskripsikan atau menanggapi gadis yang sudah tidak murni lagi. Sangat berlawanan dengan apa yang ditampilkan oleh Amir Hamzah. Ia berpandangan realistik, si aku mau menerima kembali wanita(kekasihnya, istrinya) yang barang telah berselingkuh dengan laki- laki lain. Si aku mau menerima kembali asal mau kembali kepada si aku tanpa da rasa curiga. Si aku masih sendiri, tidak mencari wanita lain sebagai pasangan hidupnya karena masih menunggu kembalinya wanita yang dicintainya itu. Si aku mengetahui bahwa gadis yang dicintainya sudah tidak murni lagi dan sudah seperti bunga yang sarinya terbagi yaitu sudah dihinggapi kumbang lain. jika ingin mau diterima kembali harus berani bertemu dengan si aku dan jangan malu untuk menemui si aku. Digambarkan “Djangan tunduk! Tantang aku dengan berani”. Si aku pun tetap menerima dengan sepenuh hati walaupun wanita itu sudah tidak perawan lagi. Chairil Anwar membandingkan wanita dengan bunga (kembang). Wanita yang sudah tidak murni digambarkan sebagai bunga yang sarinya sudah terbagi . Ini hampir sama dengn perumpamaan yang dilakukan Amir Hamzah : “Rupanya teratai patah kelopak/dihinggapi kumbang berpuluh kali dan kulihat kumbang keliling berlaga” Sedangkan Chairil Anwar ”Kutau kau bukan yang dulu lagi/ bak kembang sari sudah terbagi”. Namun, Chairil Anwar tetap menggunakan bahasa keseharian dalam pengungkapan dan menggunakan gaya eksresif yang padat.
  • 7. D. KESIMPULAN Sajak “Penerimaan” karya Chairil Anwar mempunyai kesamaan dengan sajak “Kusangka” karya Amir Hamzah akan tetapi ada juga perbedaan-perbedaan dalam mengekspresikannnya. Perbedaan itu terdapat dalam mengapresiasikan seorang perempuan yang terdapat dalam sajak itu. Puisi Chairil anwar biasanya bercerita keadaan yang muram, sedih, pilu, namun ada juga sajak yang berisi perasaan si aku dalam keadaan yang gembira, bahagia, dan senang. Dalam puisi Chairil anwar yang bertema percintaan, tokoh si aku merasa senang maupun sedih. Kesamaan itu dapat dilihat dari penggunaan kata atau pilihan kata yang terdapat dalam sajak. Jika dianalisis antar teks di atas, maka dapatlah dikemukakan beberapa hal sebagai berikut. Bahwa keenam bait sajak “Kusangka” menunjukkan kesejajaran gagasan dan tema antara keduanya. Selanjutnya dalam penggunaan bahasa keduanya berbeda namun sama intensitas dan hakikatnya. Chairil Anwar membandingkan wanita dengan bunga (kembang). Wanita yang sudah tidak murni itu diumpamakan sebagai bunga yang sarinya sudah terbagi (bak kembang sari sudah terbagi). Jadi, ini dekat dengan perumpamaan yang dipergunakan oleh Amir Hamzah: “Rupanya tertai patah kelopak/ dihinggapi kumbang berpuluh kali dan kulihat kumbang keliling berlaga/ kelopakmu terbuka menerima cumbu”. Chairil Anwar: “kutahu kau bukan yang dulu lagi/ bak kumbang sari sudah terbagi”. Begitulah sehingga secara intensif intertekstualitas kedua puisi itu masih dapat didiskusikan. DAFTAR PUSTAKA Anwar,Chairil. Deru Campur Debu. Jakarta : Dian Rakyat, 2006. Pradopo, Rahmat Djoko. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005. Pradopo,Rachmat Djoko. Pengkajian Puisi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2009. Sayuti. Suminto A. Perkenalan dengan Puisi. Yogyakarta:Gama Media, 2002.
  • 8. KUSANGKA Kusangka cemburu kembang setangkai Rupanya melur telah diseri … Hatiku remuk mengenangkan ini Wasangka dan was-was silih berganti. Kuharap cempaka baharu kembang Belum tahu sinar matahari…. Rupanya teratai patah kelopak Dihinggapi kumbang berpuluh kali. Kupohonkan cempaka Harum mula terserak… Melati yang ada Pandai tergeletak….. Mimpiku seroja terapung di paya Teratai putih awan angkasa … Rupanya mawar mengandung Lumpur Kaca piring bunga renungan … Igauanku subuh, impiaku malam Kuntum cempaka putih bersih … Kulihat kumbang keliling berlagu Kelopakmu terbuka menerima cumbu. Kusangka hari bertudung lingkup Bulu mata menyangga panah asmara Rupanya merpati jangan dipetik Kalau dipetik menguku segera. Amir Hamzah( Deru Campur debu)
  • 9. PENERIMAAN Kalau kau mau keterima kau kembali Dengan sepenuh hati Aku masih tetap sendiri Kutahu kau bukan yang dulu lagi Bak kembang sari sudah terbagi Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani Kalau kau mau keterima kau kembali Untuku sendiri tapi Sedangkan dengan cermin aku enggan berbagi Chairil anwar (Deru Campur debu, 1959:36)