1. JENDELA NURANI
LAYU SEBELUM BERKEMBANG
Tak ada lagi senyum di wajah rara. Perempuan cantik berkulit putih dengan
potongan rambut sebahu itu kini tampak semakin pendiam. Terlebih setelah ke empat
sahabatnya menikah, rara menjadi lebih sering menyendiri. Bagaimana tidak, saat
ini usianya 29 tahun. Usia yang cukup untuk memulai kehidupan rumah tangga. Tapi
sampai saat ini rara belum menemukan jodohnya. Bukan karena tak laku, tapi
karena masa lalunya yang kelam dan membuatnya jadi menutup diri.
Sore itu, sepulang kerja rara memutuskan untuk tidak langsung pulang ke rumahnya.
Ia mengunjungi panti asuhan yang kukelola, kebetulan letaknya tak jauh dari kantor
tempat ia bekerja. Itulah yang menjadi salah satu kesibukan rara untuk mengisi
waktu luangnya. Terkadang sesekali dia curhat kepadaku, kebetulan aku cukup dekat
dengannya. Dia sering member sumbangan kepada panti asuhan ini. Sempat kami
berbincang serius di taman panti.
Saat itu aku yang memulai, “mbak rara, kok dari tadi diem terus.. mbak rara sakit?”
Rara menjawab “gak dev, aku baik-baik aja kok”
“itu apa mbak, kok dari tadi mbak gelisah liat kartu itu” tanyaku ingin tau
“oh, ini..” lalu dia menyodorkanku sebuah kartu yang sedari tadi tak lepas dari
tangannya
“mmm.. undangan pernikahan??..” jawabku, dan rara hanya mengangguk
2. JENDELA NURANI
“siapa yang menikah mbak? Kok mbak kelihatan murung liat undangan ini. Apa
yang mau menikah ini pacar mbak?” cerocos ku, sampai akhirnya ku berhenti bicara
saat melihat mata rara yang melototiku dengan kesal
“aku tidak punya pacar. Tapi gak tau kenapa setiap aku menerima undangan
pernikahan dari siapapun rasanya hati ini perih teriris-iris” jelasnya lesu
“tapi kenapa mbak?” tanyaku penasaran
“ceritanya panjang, yang pasti mungkin namaku gak akan pernah ada di kartu
undangan pernikahan. Aku gak akan mungkin menikah, gak akan ada yang mau
sama aku dev.. gak akan ada” ucapnya sambil menangis tersedu
Aku benar-benar tidak mengerti dengan ucapannya, tapi aku merasa sangat bersalah
telah membuatnya menangis “maaf mbak, aku bikin mbak sedih ya.. maaf ya mbak”
ucapku penuh rasa sesal
“ga apa-apa dev, aku emang udah lama mendam semua ini. Dan mungkin ada
baiknya aku cerita ke seseorang. Siapa tau bisa sedikit melegakan hatiku” ucapnya
semakin sedih
“tenang mbak, sabar.. mbak boleh kok cerita sama devi.. pelan-pelan aja mbak” aku
berusaha menenangkannya
“seberapa penting siy menikah menurut kamu? Harus ya menikah? Buat apa dev?”
Tanyanya, dan aku hanya diam membisu tak bisa berkata-kata karena itu pula yang
menjadi tanda Tanya besar di kepalaku selama ini. Aku sudah menikah, tapi aku
tidak pernah bahagia. Suamiku tukang main perempuan dan sering mabuk-mabukan.
3. JENDELA NURANI
Karena ulahnya yang sering bergonta ganti wanita berdampak tragis dalam
hidupku. Aku sering mengalami sakit pada perut dan kemaluanku. Sakit yang
teramat sangat, terutama saat aku harus buang air kecil. Perih tak terkira, bahkan
sering sekali yang keluar itu darah. Yaaaah itulah akibat kebiadaban suamiku,
ternyata ada infeksi di mulut rahimku dan terdapat juga beberapa kista disekitarnya.
Alhasil rahimku harus diangkat, dan impianku untuk menjadi wanita sempurna
sirnalah sudah. Aku tak punya rahim, aku tak bisa melahirkan seorang malaikat
kecil, aku tidak bisa jadi ibu.
“jawab dev.. buat apa siy kita nikah??” pertanyaan rara membuyarkan lamunanku.
Segera kuusap air mata ku sebelum rara melihatnya dan curiga. Dan aku kembali
diam, aku benar-benar tidak dapat berkata-kata.
“kalau menikah Cuma buat punya anak, aku sekarang punya banyak anak, disini.. di
panti asuhan ini. Aku bisa mengunjungi mereka kapanpun aku mau. Aku sayang
sama mereka, dan mereka pun menyayangiku. Iya kan dev??”
Akhirnya kuberanikan bicara “mbak rara, menikah itu bukan hanya penting tapi
penting banget„ karena dengan menikah maka artinya kita sudah menyempurnakan
setengah dari agama kita. Setengahnya lagi dari ibadah, pahala dan sedekah kita.
Luar biasa kan mbak„ menikah itu mencari ridho Allah, apapun yang akan terjadi
di depannya semua itu karena Allah tau kita mampu untuk melewatinya”
ceramahku„ dan dia hanya menatapku sambil mengerutkan keningnya.
“udah deh dev, aku gak butuh ceramah. Aku tuh udah bosen denger nasehat orang
tua dan keluargaku. Setiap hari kalo aku ada di rumah mereka selalu nyeramahin
4. JENDELA NURANI
aku dan maksa aku buat nikah. Mereka Cuma bisa nuntut, mereka gak tau apa yang
aku rasa.. hehhh„” ucapnya lemas
“maaf mbak, bukan maksud devi nyeramahin mbak.. mungkin untuk sebagian orang
menikah itu indah dan yang sebagian lagi berpendapat menikah itu menyiksa. Tapi
buat yang belum pernah mencoba, tidak bisa mengatakan keduanya. “ ucapku
sambil menunduk
“iya aku tau kamu udah nikah, trus kamu termasuk yang mana? Bahagia?? Atau
tersiksa” Tanya nya menyudutkanku
Kemudian aku jawab “keduanya”
“maksudmu?” timpalnya
“siapa yang tidak bahagia menikah, berumah tangga dengan sosok yang dicinta.
Tapi siapa yang tidak tersiksa jika berumah tangga tapi tak bisa sempurna. Aku gak
bisa punya anak mbak, rahimku diangkat.” Ceritaku dengan hati yang perih seprti
ditusuk-tusuk duri
Dia menatapku dan mendekat “tapi kan kamu punya banyak anak angkat di panti
ini, semuanya menyayangi kamu.. iya kan? “
“iya.. tapi itu berbeda mbak, mbak bisa rasain kan bersama anak-anak disini kita
sudah sangat bahagia.. dan coba mbak bayangin kebahagiaan seperti apa yang akan
kita rasakan jika kita bersama malaikat kecil yang keluar dari rahim kita sendiri,
yang pernah 1 badan dan menjadi bagian di dalam tubuh kita selama 9 bulan. Wajah
lucu gabungan antara kita dan suami. Darah dan daging kita mengalir dalam
5. JENDELA NURANI
tubuhnya.. mbak bisa bayangkan kebahagiaan seperti apa itu?? Itu Cuma mimpi
buat ku mbak.. aku gak akan pernah ngerasain itu. Tapi mbak? Mbak masih punya
banyak kesempatan untuk memilikinya. “ aku tak dapat menghentikan air mataku
Rara terdiam, sepertinya dia memikirkan ucapanku.
“ayolah mbak.. buka hatimu„ banyak pria yang menanti sosok seperti mbak”
bujukku
“dev, kamu gak ngerti!!” sepertinya dia tidak mengindahkan ucapanku tadi
“kamu tau dev, gak akan ada pria manapun yang mau sama aku. Gak akan ada”
jawabnya seperti sangat yakin
“astaghfirullah mbak, kok mbak ngomong kayak gitu. Mbak harus bersyukur mbak,
mbak tuh cantik, mbak pintar, mbak soleha, mbak anggun.. aku rasa semua pria
pasti mengidam-idamkan sosok mbak rara untuk jadi istrinya” aku terus berusaha
menyemangatinya
“semua itu percuma dev, gak akan pernah ada pria yang mau memperistri wanita
yang udah gak perawan kayak aku” ucapnya gemetar dan penuh sesak
“MasyaAllah, apa maksud mbak? Mbak kan wanita soleha, mana mungkin mbak
melakukan itu” tanyaku kaget
“heh, benar kan kamu saja kaget apalagi pria yang nanti menjadi suamiku.. pasti dia
jijik” dia menatapku yang tak bisa berhenti meneteskan air mata
“5 tahun yang lalu aku pernah menjalin hubungan dengan seorang pria, aku sangat
mencintainya lebih dari apapun. Aku sangat mempercayai pria itu, dan aku yakin dia
6. JENDELA NURANI
akan menikahiku. Dulu aku masih sangat labil, imanku belum kuat. Aku sangat
menanti saat-saat bisa berdua dengannya. Indah sekali, tak ada rasa takut atau pun
rasa bersalah dalam diriku. Yang ada hanya cinta dan kenikmatan duniawi. Entah
sudah berapa kali kami melakukannya, sangat sering. Dan aku selalu menikmatinya,
karena aku yakin dia akan menikahiku. Sampai akhirnya suatu waktu aku
memergokinya sedang tidur dengan wanita lain, perih rasanya dev. Tubuhku seperti
hancur berkeping-keping. Kebencian tiada tara merasuk ke seluruh jiwaku. Rasanya
ingin mati saja waktu itu. Semua impianku kandas, seandainya bisa memilih aku
ingin ditelan bumi saja. “ ceritanya panjang dengan deraian air mata yang tak henti
membasahi pipinya.
Aku terdiam tak bisa berkata apa-apa, hanya air mata yang mengalir deras dari
mataku. Bukan karena ceritanya, tapi karena aku teringat dengan perbuatan
suamiku. Mbak rara yang baru memergoki kekasihnya tidur dengan satu wanita saja
sudah seperti itu hilang arahnya. Bagaimana dengan aku, yang seringkali melihat
suamiku bergonta ganti wanita dan akhirnya berimbas buruk padaku. Apa karena
aku terlalu bodoh untuk tetap bertahan dengan suami bejat seperti dia, atau karena
Allah memberikan aku kekuatan lebih sehingga aku mampu menghadapi semua ini
dan bisa bertahan sampai saat ini. Ingin rasanya aku memberitahu mbak rara,
bahwa apa yang terjadi pada dirinya hanya 10% dari apa yang aku alami. Tapi
rasanya itu tak perlu, tak ada gunanya aku menyebarkan aib keluargaku. Aku yakin
pasti ada cara lain untuk menyadarkan mbak rara dan membuatnya bangkit kembali.
7. JENDELA NURANI
“dev, kamu bisa bayangin kan apa yang aku rasain saat itu?” tanyanya sambil
memegang kedua tanganku dan menatapku dalam dengan kedua matanya yang
berimbai air mata.
“iya mbak, aku ngerti.. sabar yaa” hanya itu yang terucap dari bibirku dan kami pun
menangis berpelukan. Tak kuasa ku menahan air mata, mungkin mbak rara mengira
aku bersedih karena mendengar ceritanya. Tak apalah, cukup aku yang tau
masalahku. Tak terasa sudah maghrib, mbak rara pun pamit pulang.
Keesokan harinya„„
Pagi ini cuaca mendung seperti akan turun hujan, tubuhku lemas mungkin karena
kurang tidur. Semalaman aku teringat dengan perbincanganku dengan mbak rara
kemarin. Kusapu halaman panti yang dipenuhi daun-daun yang berguguran tertiup
angin. “Bunda Devi„. Bunda Devi..” Kudengar sesayup suara memanggil namaku,
suaranya tidak terdengar jelas, seperti suara seseorang berteriak sambil menangis.
Dsari jauh kulihat risky berlari menghampiriku, sambil berteriak dan menangis.
Risky adalah salah satu anak panti, dia sudah dua tahun disini sejak kedua
orangtuanya meninggal karena kecelakaan pesawat. “Bunda Devi„ tadi aku ketemu
E..yang.. Ri„ta„, E..yang Ri„.ta bi„lang Bun„ bun„da Ra„ra su„dah gak
ada.. huhuhuhu„” ucap Risky terbatah-batah lalu menangis kencang. Aku masih
terdiam dan mencoba mencerna ucapannya.. Eyang Rita yang dimaksud Risky siapa
ya, apa mungkin ibunya mbak rara? Lalu maksudnya risky apa ya..
8. JENDELA NURANI
“Risky sayang coba Risky cerita pelan-pelan. Eyang Rita bilang apa? Bunda Rara
pergi kemana?” tanyaku kebingungan
“Bunda Devi.. eyang Rita bilang Bunda Rara udah gak ada, Bunda Rara udah
meninggal” risky menangis tanpa henti..
“Astaghfirullahaladzim.. risky kamu ngomong apa? Bunda rara kan kemarin baru
dari sini..” rasanya aku tak mau percaya dengan apa yang diucapkan anak ini.. lalu
segera kuambil ponselku dan mencoba menghubungi rumah mbak rara.
“Halo, Assalamualaikum..” Suara pria yang mengangkatnya, tidak begitu jelas
karena ramai dengan suara orang mengaji.
“Waalaikumsalam pak, maaf saya Devi sahabatnya Mbak rara.. saya mendengar
kabar duka mengenai mbak rara. Apa kabar itu benar pak? “ tanyaku penasaran
dan berharap ada jawaban lain disana
“Betul nak, Rara sudah tiada.. sekarang jasadnya sedang dimandikan” suara lesu
itu spontan membuat air mataku jatuh tak tertahankan. MasyaAllah, ternyata ucapan
Risky benar. Mbak rara telah tiada. Aku segera menutup telepon dan bergegas
melayat ke rumahnya.
Sesampai di rumah mbak rara, aku langsung menghampiri Ibu rita (ibunda mbak
rara) tapi tampaknya beliau sedang sibuk mengurus jenazah mbak rara yang baru
saja dimandikan„ tiba-tiba Pak Ari (ayahnya mbak rara) menghampiriku dan
memberiku sebuah amplop yang berisi sepucuk surat dan sebuah undangan
berwarna biru. Dan beliau berkata : “Kamu pasti devi” , dan aku pun mengangguk.
“ini nak, rara meninggalkan surat ini untukmu” ucapnya. Kuambil surat tersebut
9. JENDELA NURANI
“untuk saya pak? Terimakasih„ yang tabah ya pak.. saya turut berduka cita,
semoga almarhumah mbak rara tenang disampingNya. amiiin”
“iya nak, harus tabah dan ikhlas. Agar rara bisa pergi dengan tenang” jawab pak
ari tertunduk lesu
“kalau boleh tau, bagaimana kejadiannya pak?” tanyaku penasaran
Pak Ari pun mulai bercerita “Semalam ada Yuyun, sahabatnya Rara waktu SMA.
Dia datang kemari bersama seorang pria, sepertinya mereka datang untuk
mengundang rara ke acara pernikahan mereka. Kita semua tau, rara tidak pernah
suka menerima undangan. Belum juga tamunya pulang, rara langsung masuk dan
mengunci pintu kamarnya. Kemudian pria yang datang bersama yuyun itu
menghampiri saya dan meminta maaf. Saya tidak tau minta maaf untuk apa, justru
saya yang harusnya meminta maaf untuk sikap rara yang kurang sopan
meninggalkan mereka begitu saja dan masuk kamar. Dan mereka pun pulang. “
“Lalu pak? Kenapa mbak rara bisa meninggal? Apa mbak rara sakit?” itu
sebenarnya yang ingin aku tanyakan
Pak Ari pun melanjutkan ceritanya “Dan saat waktu subuh tiba, saya coba
membangunkan rara untuk sholat subuh berjamaah.. tapi .. astaghfirullahaladzim„
entah apa yang dipikirkannya, saya menemukan dia tergeletak dengan nadinya yang
sudah teriris. Ya Allah ndoo.. ndoo„ Ternyata rara mencoba bunuh diri.. mungkin
saya mendidiknya terlalu keras dan memaksanya untuk segera menikah. Semua ini
pasti salah saya” Pak Ari pun meneteskan air mata
10. JENDELA NURANI
Aku benar-benar tidak menyangka mbak rara bisa senekad ini, baru saja kemarin
kami berbincang, belum lagi hilang sembab di mataku sekarang harus basah lagi
karena kepergiannya. Aku teringat akan surat yang dia tinggalkan untukku.
Ada tiga amplop yang aku terima, yang pertama amplop kecil berisi selembar kertas
putih dan dua lagi amplop yang berisi undangan pernikahan, akan tetapi satunya
sudah terlihat usang dan tak asing bagiku. Aku coba membuka amplop pertama yang
berisi sepucuk surat.
Dear Devi…
Assalamualaikum sahabatku..
Aku tak tau harus mulai dari mana..
Yang pasti sejuta maaf aku sampaikan untukmu..
Aku fikir aku sudah cukup mengenalmu.. ternyata aku salah..
Mungkin aku hanya tau permukaannya saja
Semalam Ibu menceritakan semuanya padaku
Aku malu.. malu sekali
Aku menceritakan semua aibku pada seseorang yang sepatutnya membenciku
Maafkan aku devi
Aku terlalu banyak menyakiti perasaan orang
Ibuku, ayahku, keluargaku dan terutama kamu
Semalam lelaki itu datang kemari bersama calon istrinya
MasyaAllah dev, aku mati rasa melihatnya
Aku gak sanggup…Aku menyerah dev
Dan aku tidak membayangkan bagaimana jika aku jadi kamu
Demi Allah, maafkan aku.. maafkan aku.. maafkan aku
Rara
11. JENDELA NURANI
Ya Salam„
Jujur saja aku masih tidak mengerti apa maksud isi surat mbak rara ini, kenapa dia
mengucapkan kata maaf kepadaku sampai berkali-kali. Ada apa ya Allah„ apa
ucapanku kemarin menyakiti perasaannya?? Atau apaa„ bibirku tak berhenti
mengucapkan asma Allah.. Badanku gemetar.. lidahku kelu.. pikiranku kacau.. tapi
aku terus berusaha menguatkan hati.. kuambil dua amplop lainnya.. yang pertama
adalah undangan pernikahan usang yang sangat tidak asing bagiku. Yaa tidak salah
lagi, ini adalah undangan pernikahanku dulu„ kulihat di amplopnya bertuliskan:
Kepada
Rafika Indriani (Rara) dan keluarga
Di tempat
Astaghfirullahaladzim„
Badanku lemas„ ternyata mba rara adalah Rafika Indriani.. salah satu wanita yang
pernah datang ke hotel tempat aku dan suamiku sedang berbulan madu.. dia
memukuliku, menyumpah-nyumpahi aku dan mengaku-ngaku dia kekasihnya
saumiku.. masyaAllah„
Aku benar-benar tidak bisa berfikir saat ini.. ternyata sahabatku adalah mantan
kekasih suamiku. Dan dia menjadi hilang arah karena mengira aku adalah
selingkuhan kekasihnya, yaitu suamiku sendiri.. ya Tuhan„ aku menarik nafas
panjang, berusaha untuk tenang. Semua itu masa lalu, tapi kenapa mba rara
memutuskan untuk bunuh diri.. padahal aku rasa semuanya bisa dibicarakan baik-
12. JENDELA NURANI
baik dan diselesaikan dengan kepala dingin. Ya Allah.. Ya Allah.. lututku lemas
sekali.. aku buntu„ sangat buntu„ kupejamkan mata sesaat sampai sedikit lebih
tenang.. oiya aku hamper saja melupakan satu amplop lagi.. amplop biru, sepertinya
itu undangan pernikahan sahabat mba rara yang semalam mengunjunginya. Aku
coba buka..
Dengan memohon Rahmat dan Ridho Allah SWT, kami
bermaksud menyelenggarakan resepsi pernikahan :
Yuyun Sumantri
Dengan
Gustaf Rahardjo
Yang InsyaAllah akan diselenggarakan pada :
Mataku tertuju pada nama mempelai pria yang tertulis dalam undangan itu,
Astaghfirullah.. nama itu adalah nama yang sama dengan undangan yang
sebelumnya kubuka.. undangan pernikahanku „.
Hasbunallah Wa Ni’mal Wakil..
Aku hanya yakin.. Allah Tuhanku Lebih besar dari masalah yang kuhadapi saat ini..