SlideShare a Scribd company logo
ERWIN WAHYU
WALIMAH
NIKAH
PENGUNDANG BERKAH
PENGERTIAN
WALIMAH
NIKAH
(WALIMAT
AL-’URS)
“Penyajian hidangan
makanan pada hari
pernikahan dan
masyarakat diundang
menghadirinya.”
(Dr. Musthafa Dib al-Bugha’)
PERINTAH
WALIMAT
AL-’URS
• Rasullah SAW bersabda,
“Sebarkanlah berita
pernikahan.”
(HR. Ahmad, Ibn Hibban, al-Hakim, al-
Thabarani)
• Beliau SAW juga bersabda
kepada Abdurrahman bin ‘Auf
ra, “Semoga Allah
memberkahimu, adakanlah
walimah meskipun dengan
seekor kambing.”
(HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ahmad)
HUKUM
WALIMAT
AL-’URS
Syaikhul Islam Ibn Hajar al-
Haitami (w. 974 H)
menegaskan dalam Fath al-
Mu’in bahwa mengadakan
walimah nikah hukumnya
sunnah mu’akkadah
(yakni sunnah yang sangat
dianjurkan), berpahala bagi
mereka yang mengadakan
walimah sesuai rambu-
rambu Syariah.
WAKTU
TERBAIK
WALIMAT
AL-’URS
Syekh Zainuddin Abdul Aziz al-
Malibari al-Syafi’i mengatakan
waktu terbaik untuk
melaksanakan walimah
adalah setelah bersetubuh,
sebagai ittiba’ kepada
Rasulullah SAW, meskipun
penyelenggaraan walimah
sebelum malam pengantin
tetap mendapat ganjaran
sunnah.
HUKUM
MENGHADIRI
WALIMAT
AL-’URS
• Menjawab undangan walimat al-’urs
yang diselenggarakan secara syar’i, tidak
mengandung kemaksiyatan, hukumnya
fardhu ‘ain.
• Rasulullah SAW bersabda, “Jika diundang
salah seorang di antara kalian kepada
walimah ‘urs maka jawablah
(hadirilah).” (HR. Muslim, Ahmad, Ibn
Majah, al-Darimi)
• Dari Abu Hurairah ra. “Seburuk-buruknya
hidangan adalah hidangan dalam
walimah, orang-orang kaya raya
diundang, orang-orang miskin papa
diabaikan, dan siapa saja yang tidak
menghadiri undangan tersebut maka ia
telah bermaksiyat kepada Allah dan
Rasul-Nya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
HUKUM
MENYANTAP
HIDANGAN
WALIMAT
AL-’URS
Syaikh Muhammad bin Qasim al-
Ghazzi (w. 918 H) dalam kitab Fath
al-Qarib mengatakan,
“(Menghadiri undangan tersebut)
yakni walimah nikah (hukumnya
wajib) dalam arti fardhu ‘ain
menurut pendapat yang lebih
tepat, meskipun tidak wajib
menyantap hidangan di dalamnya
menurut pendapat yang lebih
tepat. Adapun menghadiri
undangan selain resepsi
pernikahan maka tidak dihukumi
fardhu ‘ain, akan tetapi sunnah.”
MENGHADIRI
WALIMAT AL-
’URS
KETIKA
SEDANG
SHAUM
Imam al-Syafi’i (w. 204 H) dalam al-
Umm mengatakan,
“Jika pihak yang diundang sedang
menunaikan ibadah shaum, maka ia
wajib menghadiri undangan tersebut,
mendo’akan keberkahan dan kembali
pulang, dan kami tidak
mengharuskan dirinya untuk
menyantap hidangan tersebut,
meskipun diriku lebih senang jika ia
menghadiri undangan dan berbuka
jika shaumnya bukan shaum wajib,
jika tidak maka hendaknya ia meminta
ijin sebelum dan sesudahnya kepada
pengatur resepsi.”
MAKAN
TANPA
DIUNDANG
Imam al-Syafi’i mengatakan,
“Dan siapa saja yang tidak
diundang (dalam walimah),
kemudian datang lalu
menyantap hidangan,
maka apa yang ia makan
tersebut tidak halal
baginya, hingga
penyelenggara walimah
menghalalkannya
(meridhainya).”
GUGURNYA
KEWAJIBAN
MENGHADIRI
WALIMAT
AL-’URS
• Kefardhuan menghadiri walimah al-’urs
gugur jika di dalam walimah tersebut
terdapat pelanggaran terhadap akidah
dan Syariah Islam, yakni adanya halangan
syar’i semisal hadirnya biduanita yang
tampil menebar godaan syahwat di muka
publik, adanya khamr dan para pemabuk,
dll.
• Allah SWT berfirman:
َ‫م‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ َ‫ور‬ُّ‫الز‬ َ‫ون‬ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫ي‬ َ
‫َل‬ َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ال‬ َ‫و‬
‫ام‬ َ‫ر‬ِ‫ك‬ ‫وا‬ُّ‫ر‬َ‫م‬ ِ‫و‬ْ‫غ‬َّ‫الل‬ِ‫ب‬ ‫وا‬ُّ‫ر‬
‫ا‬
“Dan orang-orang yang tidak
menyaksikan al-zur (kedustaan dan
kebatilan), dan apabila mereka bertemu
dengan (orang-orang) yang mengerjakan
perbuatan-perbuatan yang tidak
berfaedah, mereka lalui (saja) dengan
menjaga kehormatan dirinya.” (QS. al-
Furqan, 25:72)
GUGURNYA
KEWAJIBAN
MENGHADIRI
WALIMAT
AL-’URS
Imam al-Syafi’i (w. 204 H) dalam Al-Umm
menegaskan,
“Jika seseorang diundang ke acara resepsi
pernikahan, dimana di dalamnya terdapat
kemaksiyatan adanya orang yang mabuk
atau khamr, atau yang menyerupai hal
tersebut berupa kemaksiyatan yang
tampak nyata, maka ia wajib melarang
mereka dari hal tersebut, jika ia mampu
melakukannya, jika tidak, maka aku tidak
suka jika ia duduk di dalamnya, dan jika ia
mengetahui hal tersebut (adanya
kemaksiyatan) sebelumnya, maka aku
tidak suka jika ia menghadiri undangan
tersebut, dan tidak boleh memasuki
tempat yang di dalamnya terdapat
kemaksiyatan.”
ESENSI
WALIMAH
• Menghindari fitnah dan sebagai
wujud syukur kepada Allah
SWT atas pernikahan yang
menyatukan dua sejoli dan dua
keluarga besar.
• Bukan ajang untuk pamer
kekayaan, kejayaan, nasab,
ketampanan atau kecantikan
pasangan, bukan pula sebagai
ajang menghambur-hamburkan
uang dengan
membelanjakannya di jalan
yang batil (tabdzir/
pemborosan).
MOTIF
MENGUNDANG
Imam Syihabuddin al-Qalyubi (w. 1069 H)
mengatakan,
“Bahwa sebagian dari syarat (wajibnya
menghadiri walimah) adalah adanya
undangan menghadiri walimah tersebut,
bukan karena adanya rasa takut (pihak
pengundang) kepada (perlakukan buruk)
tamu yang diundang, baik pada fisik, harta
dan kehormatannya, bukan pula karena
mengharapkan jabatan atau harta pihak
yang diundang, atau kehadiran pihak lain
yang memiliki hal tersebut demi
mengharapkan hal-hal diatas, akan tetapi
pihak pengundang mengundang orang
lain semata-mata untuk mempererat
hubungan, memperbaiki hubungan atau
memberi tahu, dan yang semisalnya.”
RAMBU-RAMBU
WALIMAH SYAR’I
WAJIB
MEMISAHKAN
TAMU PRIA DAN
WANITA, TIDAK
CAMPUR BAUR
(IKHTILAT)
1
WALIMAH NIKAH TERPISAH DI
ZAMAN RASUL SAW
Pada masa Rasulullah SAW terdapat
upacara diantarkannya mempelai
wanita ke rumah suaminya, setelah
sampai di tempat suami maka kaum
pria dan wanita dipisah. Hal ini
dibenarkan oleh beliau SAW.
TENTANG IKHTILAT
“Campur baur antara pria dan
wanita, dengan duduk-duduk
membersamai mereka dan
berinteraksi dengannya.”
(Prof. Dr. Rawwas Qal’ah Ji, Mu’jam Lughah al-
Fuqaha)
PEMISAHAN PRIA DAN WANITA
DI ZAMAN RASULULLAH SAW
• Dari Ummu Salamah ra dia berkata, Rasulullah SAW, jika
beliau salam (selesai shalat) maka kaum wanita segera
bangkit saat beliau selesai salam, lalu beliau diam sebentar
sebelum bangun. Ibnu Syihab berkata, ‘Saya berpendapat
bahwa diamnya beliau adalah agar kaum wanita sudah
habis sebelum disusul oleh jamaah laki-laki yang hendak
keluar masjid.” (HR. Bukhari)
• Dari Ibnu Umar beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda,
“Hendaknya kita khususkan pintu ini untuk wanita.” Nafi
berkata, “Maka Ibnu Umar tidak pernah masuk lewat pintu
itu hingga wafat.” (HR. Abu Daud)
PEMISAHAN PRIA DAN WANITA
DI ZAMAN RASULULLAH SAW
Abu Usaid Al-Anshari meriwayatkan bahwa dia
mendengar sabda Rasulullah SAW saat beliau keluar
masjid didapatinya laki-laki dan wanita bercampur baur
di jalan, beliau bersabda kepada kaum wanita,
“Menepilah karena kalian tidak layak berada di tengah
jalan, hendaknya kalian berada di tepi jalan.” Maka
seorang wanita menempelkan tubuhnya di dinding
hingga bajunya menempel karena saking rapatnya dia
dengan dinding tersebut.” (HR. Abu Daud)
KAUM
WANITA
HARAM
TABARRUJ
2
TABARRUJ DAN LARANGANNYA
• Tabarruj adalah menampakkan perhiasaan dan
semua hal yang bisa merangsang syahwat laki-
laki. (Zad al-Masir, juz 6/38-382)
• Allah SWT berfirman,
ُ ْ
‫ٱل‬ ِ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ل‬ِ‫ه‬ ََٰ‫ج‬ْ‫ٱل‬ َ‫ج‬ُّ‫ر‬َ‫ب‬َ‫ت‬ َ‫ن‬ْ‫ج‬َّ‫ر‬َ‫ب‬َ‫ت‬ َ
‫َل‬ َ‫و‬
َٰ َ‫ل‬‫و‬
“Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah
laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.”
(QS. al-Ahzab, 33: 33)
SIFAT-SIFAT TABARRUJ DI JAMAN
JAHILIYYAH
1. Seorang wanita yang keluar dari rumah dan berjalan
diantara laki-laki.
2. Wanita yang berjalan berlenggak-lenggok dan penuh gaya
dan genit.
3. Wanita yang memakai wewangian.
4. Wanita yang mengenakan pakaian yang terbuat dari batu
permata, kemudian ia memakainya, dan berjalan di tengah
jalan.
5. Wanita yang mengenakan kerudung namun tidak
menutupnya, hingga anting-anting dan kalungnya terlihat.
(Zad al-Masir, juz 6/38-382)
• “Wanita mana saja yang memakai wewangian lalu ia keluar dan
melewati para lelaki sehingga tercium sebagian dari wanginya
tersebut, maka ia adalah seorang pezina. Dan setiap mata yang
melihatnya juga pezina.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
• “Ada dua golongan di antara penghuni neraka yang belum pernah
aku lihat keduanya: (1) suatu kaum yang membawa cambuk seperti
ekor sapi yang mereka gunakan untuk memukul orang-orang; dan
(2) perempuan yang berpakaian tapi telanjang (pakainnya terlalu
minim, terlalu ketat, tembus pandang, sebagiannya terbuka) yang
berjalan dengan berlenggak-lenggok, rambut mereka seperti punuk
onta yang condong. Mereka ini tidak akan masuk surga dan tidak
akan mencium aroma surga.” (HR. Muslim)
ANCAMAN UNTUK WANITA
YANG TABARRUJ
TIDAK BOLEH
DIHIASI
HIBURAN
YANG
MENYALAHI
SYARI’AH
3
HIBURAN YANG MENGANDUNG
MAKSIYAT
• Menampilkan biadunita yang
menyalahi syariah (tabarruj,
menampakkan aurat, dsb).
• Menampilkan lantunan musik-musik
jahiliyyah (lirik dan kata-kata yang
mengandung kemungkaran).
HIBURAN YANG
DIPERBOLEHKAN
Penampilan musik yang jauh dari
kemungkaran, semisal penampilan duff
(rebana) disertai nyanyian pria di
hadapan tamu pria yang mengandung
dzikruLlah, syair-syair penggugah
semangat beribadah, berdakwah
maupun menyeru pada kebaikan.
HIBURAN YANG MENGANDUNG
MAKSIYAT
• “Pembeda antara yang halal dan yang haram adalah (tabuhan) duff
dan lantunan (syair-syair) saat (pesta) pernikahan.” (HR. Ahmad)
• Di dalam hadits ini terdapat dalil bahwasanya boleh ditabuh rebana-
rebana dalam resepsi pernikahan, diperbolehkan pula didendangkan
sejumlah kalimat semisal (syair); “kami datang kami datang”, dan
semisalnya selama bukan lagu-lagu yang membangkitkan kekejian
dan kejahatan; yang menyebut-nyebut kecantikan dan keelokan,
perbuatan dosa maupun menyemangati meminum khamr. Yang
demikian itu hukumnya haram baik di dalam resepsi pernikahan
maupun di luarnya, sama halnya dengan keharaman seluruh alat
musik yang melenakan. (Muhammad bin Ali al-Syaukani, Nayl al-
Awthar, Mesir: Dar al-Hadits, cet. I, 1413 H, juz VI, hlm. 223)
TIDAK BOLEH
MENGABAIKAN
IBADAH
FARDHU
4
WALIMAH MELALAIKAN SHALAT
• Penyelenggaraan walimah nikah hukumnya
sunnah, sedangkan shalat lima waktu hukumnya
wajib (fardhu ‘ain), maka sangat tercela walimah
nikah yang mengabaikan urusan shalat.
• Lebih buruk lagi jika shalat dilalaikan karena
adanya beragam kemaksiyatan dalam walimah,
semisal penampilan biduanita yang mengundang
syahwat dan pesta mabuk-mabukan yang merusak
akal pikiran.
ANCAMAN UNTUK YANG
MELALAIKAN SHALAT
• Allah SWT berfirman:
َ‫ين‬ِ‫ل‬َ‫ص‬ُ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ ٌ‫ل‬ْ‫ي‬ َ‫و‬َ‫ف‬
.
َ‫ص‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ال‬
َ‫ون‬ُ‫ه‬‫ا‬َ‫س‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ت‬ َ
‫َل‬
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang
shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari
shalatnya.” (QS. Al-Ma’un, 107: 4-5)
• ”Yakni mereka yang mengakhirkan shalat
dari waktunya karena memandang remeh
padanya.” (HR. al-Baihaqi dan al-Bazzar)
TIDAK BOLEH
MENGHIDANGKAN
MAKANAN/
MINUMAN
HARAM
5
MAKANAN/MINUMAN HARAM
Tidak boleh menyajikan makanan dan
minuman yang diharamkan syari’ah,
semisal olahan daging babi atau
olahan kue yang dibuat dengan
campuran bahan khamr, atau sajian
minuman dari berbagai jenis khamr
itu sendiri.
Rasûlullâh SAW bersabda:
ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ج‬ُ‫ع‬ َ‫ْن‬‫ب‬ ُ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ك‬ ‫ا‬َ‫ي‬
َ‫ة‬َّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ ُ‫ل‬ُ‫خ‬ْ‫د‬َ‫ي‬ َ‫َل‬
ٌ‫م‬ْ‫ح‬َ‫ل‬
‫ت‬ْ‫ح‬ُ‫س‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ت‬َ‫ب‬َ‫ن‬
“Wahai Ka’ab bin ‘Ujrah, sesungguhnya
tidak akan masuk surga daging yang
tumbuh dari makanan haram.”
(HR. Ibn Hibban)
MAKANAN/MINUMAN HARAM
TIDAK
DIMAKSUDKAN
UNTUK PAMER
KEKAYAAN &
KECANTIKAN
6
NIAT WALIMAH NIKAH
Walimah nikah diselenggarakan semata-mata
sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT
dan mengamalkan sunnah mengumumkan
pernikahan yang diperintahkan baginda
Rasulullah SAW yang dilakukan atas momentum
kebahagiaan, menebar kebahagiaan bagi kaum
muslim yang lain, tanpa maksud memamerkan
kekayaan, kecantikan, dan ketampanan.
NIAT WALIMAH NIKAH
ُ‫م‬ َ َّ
‫َّللا‬ ‫ُوا‬‫د‬ُ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ َّ
‫َل‬ِ‫إ‬ ‫وا‬ُ‫ر‬ِ‫م‬ُ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬
َ‫ن‬ُ‫ح‬ َ‫ين‬ِ‫الد‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ين‬ ِ
‫ص‬ِ‫ل‬ْ‫خ‬
َ‫ء‬‫ا‬َ‫ف‬
َ‫ك‬َّ‫الز‬ ‫وا‬ُ‫ت‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ َ‫ة‬ َ
‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫وا‬ُ‫م‬‫ي‬ِ‫ق‬ُ‫ي‬ َ‫و‬
ِ‫ي‬َ‫ق‬ْ‫ال‬ ُ‫ين‬ِ‫د‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬ََٰ‫ذ‬ َ‫و‬ ۚ َ‫ة‬‫ا‬
ِ‫ة‬َ‫م‬
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus,
dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama
yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah, 98:5)
MENGUNDANG
MASYARAKAT
TANPA
MEMBEDAKAN
STATUS SOSIAL
7
TIDAK MEMBEDAKAN ORANG
KAYA DAN ORANG MISKIN
• Dalam kitab Sullam at-Taufik tertulis, “Dan
janganlah mendahulukan orang-orang yang kaya
daripada orang-orang yang miskin papa.”
• Syekh Muhammad bin Qasim al-Ghazzi al-Syafi’i (w.
918 H) mengatakan, “Kewajiban menghadiri
undangan walimah nikah, atau kesunnahan
menghadiri jamuan makan lainnya, ialah dengan
syarat sang pengundang tidak mengkhususkan
orang kaya dalam undangan, tetapi mengundang
juga orang-orang yang miskin papa.”
CONTOH PEMETAAN
WALIMAH NIKAH
SESUAI SYARIAT
FORMAT I:
SATU WAKTU DAN SATU TEMPAT
Tamu
Undangan
Wanita
Pelaminan
Mempelai Wanita
dan Para Bunda
Penerima
Tamu Wanita
Sekat
Sempurna
Pelaminan
dan
Tamu
Undangan
Penerima
Tamu Pria
Tamu
Undangan
Pria
Pelaminan
Mempelai Pria
dan Para Ayah
FORMAT II:
SATU WAKTU, BERBEDA TEMPAT
RESEPSI ALTERNATIF TEMPAT WAKTU KETERANGAN
Undangan
Wanita
Rumah Mempelai
Wanita
Satu Waktu
• Tempat
resepsi bisa
disesuaikan
dengan
kemampuan
budget
• Jarak dari
tempat pria
tidak terlalu
jauh dengan
tempat
wanita
Undangan Pria
Rumah Tetangga
Majelis
Tenda Out, dsb
FORMAT III:
BEDA WAKTU, SATU TEMPAT
RESEPSI
ALTERNATIF
TEMPAT
WAKTU KETERANGAN
Undangan
Wanita
Satu Tempat
Siang (Setelah
Shalat Dhuhur)
• Pembagian waktu,
disesuaikan dengan
alokasi waktu yang
diberikan oleh
penyelnggara resepsi
• Tempat yang dipilih
tergantung
kemampuan budget
dari penyelenggara,
bisa rumah/Gedung
sewaan/majelis, dsb.
Undangan
Pria
Sore (Setelah Shalat
Ashar)
TEKNIS
PENYELENGGARAAN
WALIMAT AL-’URS
TEKNIS PENYELENGGARAAN
WALIMAT AL-’URS
• Persiapkan panitia khusus yang bertugas
mengarahkan tamu undangan dan menjelaskan
kepada tamu undangan yang kebingungan soal
pemisahan tempat.
• Pasang banner edukatif yang mengandung
penjelasan walimat al-'urs yang syar’i.
• Sampaikan informasi resepsi pernikahan yang
syar’i di kertas undangan sebagai media dakwah
dan edukasi kepada masyarakat secara luas,
bahwa resepsi pernikahan diselenggarakan
secara syar’i.
CONTOH CATATAN YANG
TERDAPAT PADA UNDANGAN
Dengan tidak mengurangi rasa hormat,
1. Khusus muslimah yang sudah baligh, mohon untuk
mengenakan jilbab syar’i, no make up, dan tidak
merias diri berlebihan (tabarruj).
2. Tamu undangan pria dan wanita terpisah (kecuali
anak-anak yang belum baligh).
3. Tidak perlu menyiapkan pemberian khusus untuk
mempelai atau orang tua mempelai, karena
kedatangan dan doa dari Bapak/Ibu/Sdr/i sudah
cukup bagi kami.
NASIHAT PENTING DARI
BAGINDA NABI SAW
ْ‫ي‬َ‫ر‬ْ‫م‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ُ‫ت‬ْ‫ك‬َ‫ر‬َ‫ت‬
َ‫م‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُّ‫ل‬ ِ
‫ض‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫ل‬ ِ‫ن‬
ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ك‬َّ‫س‬َ‫م‬َ‫ت‬ ‫ا‬
‫ا‬َ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬
:
َّ‫ن‬ُ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫هللا‬ َ‫اب‬َ‫ت‬ِ‫ك‬
ِ‫ه‬ِ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ة‬
“Aku telah tinggalkan kepada kamu dua
perkara. Kamu tidak akan sesat selama
berpegang kepada keduanya, (yaitu)
Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.”
(HR. Malik)
NASIHAT PENTING DARI
BAGINDA NABI SAW
َّ‫ن‬‫ال‬ ِ‫َط‬‫خ‬َ‫س‬ِ‫ب‬ ِ َّ
‫َّللا‬ ‫ا‬َ‫ض‬ ِ
‫ر‬ َ‫س‬َ‫م‬َ‫ت‬ْ‫ال‬ ْ‫ن‬َ‫م‬
‫ا‬ َ‫ة‬َ‫ن‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ ُ َّ
‫َّللا‬ ُ‫ه‬‫ا‬َ‫ف‬َ‫ك‬ ِ
‫اس‬
ِ
‫اس‬َّ‫ن‬‫ل‬
ِ َّ
‫َّللا‬ ِ‫َط‬‫خ‬َ‫س‬ِ‫ب‬ ِ
‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ض‬ ِ
‫ر‬ َ
‫س‬َ‫م‬َ‫ت‬ْ‫ال‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫و‬
َ‫ل‬ِ‫إ‬ ُ َّ
‫َّللا‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ك‬ َ‫و‬
ِ
‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬
“Barangsiapa yang mencari keridhaan Allah sekalipun
memperoleh kebencian manusia, Allah akan
mencukupkan dia dari ketergantungan kepada
manusia, dan barangsiapa yang mencari keridhaan
manusia dengan mendatangkan kemurkaan dari
Allah, maka Allah akan membiarkannya bergantung
kepada manusia (Allah tidak membantunya)”.
(HR Tirmidzi)
RUJUKAN
MATERI
*) DENGAN SEDIKIT PENGAYAAN

More Related Content

Similar to Walimah Nikah Pengundang Berkah.pptx

Kaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkan
Kaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkanKaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkan
Kaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkan
Uzairi Azali
 
Kupinang engkau dengan al qur`an
Kupinang engkau dengan al qur`anKupinang engkau dengan al qur`an
Kupinang engkau dengan al qur`an
YISC Al-Azhar
 
Muliakan Al-Qur'an sebelum terlambat.pptx
Muliakan Al-Qur'an sebelum terlambat.pptxMuliakan Al-Qur'an sebelum terlambat.pptx
Muliakan Al-Qur'an sebelum terlambat.pptx
hadi544499
 
40 hadith nawawi-eng
40 hadith nawawi-eng40 hadith nawawi-eng
40 hadith nawawi-eng
the mae
 
Hadis 40 imam an-nawawi..
Hadis 40   imam an-nawawi..Hadis 40   imam an-nawawi..
Hadis 40 imam an-nawawi..
Mohd Mokri
 
Hukum wanita haid masuk
Hukum wanita haid masukHukum wanita haid masuk
Hukum wanita haid masuk
Edi Candra
 

Similar to Walimah Nikah Pengundang Berkah.pptx (20)

Kaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkan
Kaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkanKaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkan
Kaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkan
 
Kupinang engkau dengan al qur`an
Kupinang engkau dengan al qur`anKupinang engkau dengan al qur`an
Kupinang engkau dengan al qur`an
 
Al ghurbah (keterasingan)
Al ghurbah (keterasingan)Al ghurbah (keterasingan)
Al ghurbah (keterasingan)
 
Muliakan Al-Qur'an sebelum terlambat.pptx
Muliakan Al-Qur'an sebelum terlambat.pptxMuliakan Al-Qur'an sebelum terlambat.pptx
Muliakan Al-Qur'an sebelum terlambat.pptx
 
40 hadith nawawi-eng
40 hadith nawawi-eng40 hadith nawawi-eng
40 hadith nawawi-eng
 
hadist 40
hadist 40hadist 40
hadist 40
 
Arba'un nawawi
Arba'un nawawiArba'un nawawi
Arba'un nawawi
 
Hadis 40 imam an-nawawi..
Hadis 40   imam an-nawawi..Hadis 40   imam an-nawawi..
Hadis 40 imam an-nawawi..
 
Hadis 40_Imam Nawawi
Hadis 40_Imam NawawiHadis 40_Imam Nawawi
Hadis 40_Imam Nawawi
 
Hadis 40
Hadis 40Hadis 40
Hadis 40
 
Hadis 40 imam an-nawawi..
Hadis 40   imam an-nawawi..Hadis 40   imam an-nawawi..
Hadis 40 imam an-nawawi..
 
1.Jauhi zina new version.pptx
1.Jauhi zina new version.pptx1.Jauhi zina new version.pptx
1.Jauhi zina new version.pptx
 
ilmu hadits.ppt
ilmu hadits.pptilmu hadits.ppt
ilmu hadits.ppt
 
dauroh.pptx
dauroh.pptxdauroh.pptx
dauroh.pptx
 
Beautiful Akhwat with Hijab
Beautiful Akhwat with HijabBeautiful Akhwat with Hijab
Beautiful Akhwat with Hijab
 
Shalat dhuha
Shalat dhuhaShalat dhuha
Shalat dhuha
 
Sholat subuh dan keutamaannya
Sholat subuh dan keutamaannyaSholat subuh dan keutamaannya
Sholat subuh dan keutamaannya
 
Hukum wanita haid masuk
Hukum wanita haid masukHukum wanita haid masuk
Hukum wanita haid masuk
 
2. haditsNiat.pptx
2. haditsNiat.pptx2. haditsNiat.pptx
2. haditsNiat.pptx
 
Sirah Nabawiyah 25: Dakwah Sirriyah (Bag.1)_Assabiqunal Awwalun
Sirah Nabawiyah 25: Dakwah Sirriyah (Bag.1)_Assabiqunal AwwalunSirah Nabawiyah 25: Dakwah Sirriyah (Bag.1)_Assabiqunal Awwalun
Sirah Nabawiyah 25: Dakwah Sirriyah (Bag.1)_Assabiqunal Awwalun
 

More from Erwin Wahyu

More from Erwin Wahyu (20)

Menjadi Orang yang Lebih Beruntung
Menjadi Orang yang Lebih BeruntungMenjadi Orang yang Lebih Beruntung
Menjadi Orang yang Lebih Beruntung
 
Menjadi Orang Beruntung
Menjadi Orang BeruntungMenjadi Orang Beruntung
Menjadi Orang Beruntung
 
Siksa Pemakan Riba
Siksa Pemakan RibaSiksa Pemakan Riba
Siksa Pemakan Riba
 
Mabda Islam - Solusi Problematika Umat
Mabda Islam - Solusi Problematika UmatMabda Islam - Solusi Problematika Umat
Mabda Islam - Solusi Problematika Umat
 
Riba, Besar Dosanya Ngeri Siksanya
Riba, Besar Dosanya Ngeri SiksanyaRiba, Besar Dosanya Ngeri Siksanya
Riba, Besar Dosanya Ngeri Siksanya
 
Pondasi Bisnis Syariah
Pondasi Bisnis SyariahPondasi Bisnis Syariah
Pondasi Bisnis Syariah
 
Adab Sebelum Ilmu
Adab Sebelum IlmuAdab Sebelum Ilmu
Adab Sebelum Ilmu
 
Pentingnya Niat dan Ngaji
Pentingnya Niat dan NgajiPentingnya Niat dan Ngaji
Pentingnya Niat dan Ngaji
 
Bahaya Harta Haram
Bahaya Harta HaramBahaya Harta Haram
Bahaya Harta Haram
 
Kerusakan Dunia: Penyebab dan Solusinya
Kerusakan Dunia: Penyebab dan SolusinyaKerusakan Dunia: Penyebab dan Solusinya
Kerusakan Dunia: Penyebab dan Solusinya
 
Hukum Seputar Shaum Ramadhan
Hukum Seputar Shaum RamadhanHukum Seputar Shaum Ramadhan
Hukum Seputar Shaum Ramadhan
 
Marhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya RamadhanMarhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya Ramadhan
 
Hukum Leasing dalam Islam
Hukum Leasing dalam IslamHukum Leasing dalam Islam
Hukum Leasing dalam Islam
 
Pakaian Syar'iku
Pakaian Syar'ikuPakaian Syar'iku
Pakaian Syar'iku
 
Perbandingan 3 ideologi dunia
Perbandingan 3 ideologi duniaPerbandingan 3 ideologi dunia
Perbandingan 3 ideologi dunia
 
Pentingnya Dakwah untuk Kita
Pentingnya Dakwah untuk KitaPentingnya Dakwah untuk Kita
Pentingnya Dakwah untuk Kita
 
Membuktikan Kebenaran al-Quran
Membuktikan Kebenaran al-QuranMembuktikan Kebenaran al-Quran
Membuktikan Kebenaran al-Quran
 
Konsekuensi Iman terhadap Al-Quran
Konsekuensi Iman terhadap Al-QuranKonsekuensi Iman terhadap Al-Quran
Konsekuensi Iman terhadap Al-Quran
 
Darimana Kita Berasal?
Darimana Kita Berasal?Darimana Kita Berasal?
Darimana Kita Berasal?
 
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-Nya
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-NyaCobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-Nya
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-Nya
 

Recently uploaded

PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdfCONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
Pangarso Yuliatmoko
 

Recently uploaded (20)

Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxDokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdfCONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 

Walimah Nikah Pengundang Berkah.pptx

  • 2. PENGERTIAN WALIMAH NIKAH (WALIMAT AL-’URS) “Penyajian hidangan makanan pada hari pernikahan dan masyarakat diundang menghadirinya.” (Dr. Musthafa Dib al-Bugha’)
  • 3. PERINTAH WALIMAT AL-’URS • Rasullah SAW bersabda, “Sebarkanlah berita pernikahan.” (HR. Ahmad, Ibn Hibban, al-Hakim, al- Thabarani) • Beliau SAW juga bersabda kepada Abdurrahman bin ‘Auf ra, “Semoga Allah memberkahimu, adakanlah walimah meskipun dengan seekor kambing.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ahmad)
  • 4. HUKUM WALIMAT AL-’URS Syaikhul Islam Ibn Hajar al- Haitami (w. 974 H) menegaskan dalam Fath al- Mu’in bahwa mengadakan walimah nikah hukumnya sunnah mu’akkadah (yakni sunnah yang sangat dianjurkan), berpahala bagi mereka yang mengadakan walimah sesuai rambu- rambu Syariah.
  • 5. WAKTU TERBAIK WALIMAT AL-’URS Syekh Zainuddin Abdul Aziz al- Malibari al-Syafi’i mengatakan waktu terbaik untuk melaksanakan walimah adalah setelah bersetubuh, sebagai ittiba’ kepada Rasulullah SAW, meskipun penyelenggaraan walimah sebelum malam pengantin tetap mendapat ganjaran sunnah.
  • 6. HUKUM MENGHADIRI WALIMAT AL-’URS • Menjawab undangan walimat al-’urs yang diselenggarakan secara syar’i, tidak mengandung kemaksiyatan, hukumnya fardhu ‘ain. • Rasulullah SAW bersabda, “Jika diundang salah seorang di antara kalian kepada walimah ‘urs maka jawablah (hadirilah).” (HR. Muslim, Ahmad, Ibn Majah, al-Darimi) • Dari Abu Hurairah ra. “Seburuk-buruknya hidangan adalah hidangan dalam walimah, orang-orang kaya raya diundang, orang-orang miskin papa diabaikan, dan siapa saja yang tidak menghadiri undangan tersebut maka ia telah bermaksiyat kepada Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  • 7. HUKUM MENYANTAP HIDANGAN WALIMAT AL-’URS Syaikh Muhammad bin Qasim al- Ghazzi (w. 918 H) dalam kitab Fath al-Qarib mengatakan, “(Menghadiri undangan tersebut) yakni walimah nikah (hukumnya wajib) dalam arti fardhu ‘ain menurut pendapat yang lebih tepat, meskipun tidak wajib menyantap hidangan di dalamnya menurut pendapat yang lebih tepat. Adapun menghadiri undangan selain resepsi pernikahan maka tidak dihukumi fardhu ‘ain, akan tetapi sunnah.”
  • 8. MENGHADIRI WALIMAT AL- ’URS KETIKA SEDANG SHAUM Imam al-Syafi’i (w. 204 H) dalam al- Umm mengatakan, “Jika pihak yang diundang sedang menunaikan ibadah shaum, maka ia wajib menghadiri undangan tersebut, mendo’akan keberkahan dan kembali pulang, dan kami tidak mengharuskan dirinya untuk menyantap hidangan tersebut, meskipun diriku lebih senang jika ia menghadiri undangan dan berbuka jika shaumnya bukan shaum wajib, jika tidak maka hendaknya ia meminta ijin sebelum dan sesudahnya kepada pengatur resepsi.”
  • 9. MAKAN TANPA DIUNDANG Imam al-Syafi’i mengatakan, “Dan siapa saja yang tidak diundang (dalam walimah), kemudian datang lalu menyantap hidangan, maka apa yang ia makan tersebut tidak halal baginya, hingga penyelenggara walimah menghalalkannya (meridhainya).”
  • 10. GUGURNYA KEWAJIBAN MENGHADIRI WALIMAT AL-’URS • Kefardhuan menghadiri walimah al-’urs gugur jika di dalam walimah tersebut terdapat pelanggaran terhadap akidah dan Syariah Islam, yakni adanya halangan syar’i semisal hadirnya biduanita yang tampil menebar godaan syahwat di muka publik, adanya khamr dan para pemabuk, dll. • Allah SWT berfirman: َ‫م‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ َ‫ور‬ُّ‫الز‬ َ‫ون‬ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫ي‬ َ ‫َل‬ َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ال‬ َ‫و‬ ‫ام‬ َ‫ر‬ِ‫ك‬ ‫وا‬ُّ‫ر‬َ‫م‬ ِ‫و‬ْ‫غ‬َّ‫الل‬ِ‫ب‬ ‫وا‬ُّ‫ر‬ ‫ا‬ “Dan orang-orang yang tidak menyaksikan al-zur (kedustaan dan kebatilan), dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. al- Furqan, 25:72)
  • 11. GUGURNYA KEWAJIBAN MENGHADIRI WALIMAT AL-’URS Imam al-Syafi’i (w. 204 H) dalam Al-Umm menegaskan, “Jika seseorang diundang ke acara resepsi pernikahan, dimana di dalamnya terdapat kemaksiyatan adanya orang yang mabuk atau khamr, atau yang menyerupai hal tersebut berupa kemaksiyatan yang tampak nyata, maka ia wajib melarang mereka dari hal tersebut, jika ia mampu melakukannya, jika tidak, maka aku tidak suka jika ia duduk di dalamnya, dan jika ia mengetahui hal tersebut (adanya kemaksiyatan) sebelumnya, maka aku tidak suka jika ia menghadiri undangan tersebut, dan tidak boleh memasuki tempat yang di dalamnya terdapat kemaksiyatan.”
  • 12. ESENSI WALIMAH • Menghindari fitnah dan sebagai wujud syukur kepada Allah SWT atas pernikahan yang menyatukan dua sejoli dan dua keluarga besar. • Bukan ajang untuk pamer kekayaan, kejayaan, nasab, ketampanan atau kecantikan pasangan, bukan pula sebagai ajang menghambur-hamburkan uang dengan membelanjakannya di jalan yang batil (tabdzir/ pemborosan).
  • 13. MOTIF MENGUNDANG Imam Syihabuddin al-Qalyubi (w. 1069 H) mengatakan, “Bahwa sebagian dari syarat (wajibnya menghadiri walimah) adalah adanya undangan menghadiri walimah tersebut, bukan karena adanya rasa takut (pihak pengundang) kepada (perlakukan buruk) tamu yang diundang, baik pada fisik, harta dan kehormatannya, bukan pula karena mengharapkan jabatan atau harta pihak yang diundang, atau kehadiran pihak lain yang memiliki hal tersebut demi mengharapkan hal-hal diatas, akan tetapi pihak pengundang mengundang orang lain semata-mata untuk mempererat hubungan, memperbaiki hubungan atau memberi tahu, dan yang semisalnya.”
  • 15. WAJIB MEMISAHKAN TAMU PRIA DAN WANITA, TIDAK CAMPUR BAUR (IKHTILAT) 1
  • 16. WALIMAH NIKAH TERPISAH DI ZAMAN RASUL SAW Pada masa Rasulullah SAW terdapat upacara diantarkannya mempelai wanita ke rumah suaminya, setelah sampai di tempat suami maka kaum pria dan wanita dipisah. Hal ini dibenarkan oleh beliau SAW.
  • 17. TENTANG IKHTILAT “Campur baur antara pria dan wanita, dengan duduk-duduk membersamai mereka dan berinteraksi dengannya.” (Prof. Dr. Rawwas Qal’ah Ji, Mu’jam Lughah al- Fuqaha)
  • 18. PEMISAHAN PRIA DAN WANITA DI ZAMAN RASULULLAH SAW • Dari Ummu Salamah ra dia berkata, Rasulullah SAW, jika beliau salam (selesai shalat) maka kaum wanita segera bangkit saat beliau selesai salam, lalu beliau diam sebentar sebelum bangun. Ibnu Syihab berkata, ‘Saya berpendapat bahwa diamnya beliau adalah agar kaum wanita sudah habis sebelum disusul oleh jamaah laki-laki yang hendak keluar masjid.” (HR. Bukhari) • Dari Ibnu Umar beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Hendaknya kita khususkan pintu ini untuk wanita.” Nafi berkata, “Maka Ibnu Umar tidak pernah masuk lewat pintu itu hingga wafat.” (HR. Abu Daud)
  • 19. PEMISAHAN PRIA DAN WANITA DI ZAMAN RASULULLAH SAW Abu Usaid Al-Anshari meriwayatkan bahwa dia mendengar sabda Rasulullah SAW saat beliau keluar masjid didapatinya laki-laki dan wanita bercampur baur di jalan, beliau bersabda kepada kaum wanita, “Menepilah karena kalian tidak layak berada di tengah jalan, hendaknya kalian berada di tepi jalan.” Maka seorang wanita menempelkan tubuhnya di dinding hingga bajunya menempel karena saking rapatnya dia dengan dinding tersebut.” (HR. Abu Daud)
  • 21. TABARRUJ DAN LARANGANNYA • Tabarruj adalah menampakkan perhiasaan dan semua hal yang bisa merangsang syahwat laki- laki. (Zad al-Masir, juz 6/38-382) • Allah SWT berfirman, ُ ْ ‫ٱل‬ ِ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ل‬ِ‫ه‬ ََٰ‫ج‬ْ‫ٱل‬ َ‫ج‬ُّ‫ر‬َ‫ب‬َ‫ت‬ َ‫ن‬ْ‫ج‬َّ‫ر‬َ‫ب‬َ‫ت‬ َ ‫َل‬ َ‫و‬ َٰ َ‫ل‬‫و‬ “Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” (QS. al-Ahzab, 33: 33)
  • 22. SIFAT-SIFAT TABARRUJ DI JAMAN JAHILIYYAH 1. Seorang wanita yang keluar dari rumah dan berjalan diantara laki-laki. 2. Wanita yang berjalan berlenggak-lenggok dan penuh gaya dan genit. 3. Wanita yang memakai wewangian. 4. Wanita yang mengenakan pakaian yang terbuat dari batu permata, kemudian ia memakainya, dan berjalan di tengah jalan. 5. Wanita yang mengenakan kerudung namun tidak menutupnya, hingga anting-anting dan kalungnya terlihat. (Zad al-Masir, juz 6/38-382)
  • 23. • “Wanita mana saja yang memakai wewangian lalu ia keluar dan melewati para lelaki sehingga tercium sebagian dari wanginya tersebut, maka ia adalah seorang pezina. Dan setiap mata yang melihatnya juga pezina.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi) • “Ada dua golongan di antara penghuni neraka yang belum pernah aku lihat keduanya: (1) suatu kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang mereka gunakan untuk memukul orang-orang; dan (2) perempuan yang berpakaian tapi telanjang (pakainnya terlalu minim, terlalu ketat, tembus pandang, sebagiannya terbuka) yang berjalan dengan berlenggak-lenggok, rambut mereka seperti punuk onta yang condong. Mereka ini tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium aroma surga.” (HR. Muslim) ANCAMAN UNTUK WANITA YANG TABARRUJ
  • 25. HIBURAN YANG MENGANDUNG MAKSIYAT • Menampilkan biadunita yang menyalahi syariah (tabarruj, menampakkan aurat, dsb). • Menampilkan lantunan musik-musik jahiliyyah (lirik dan kata-kata yang mengandung kemungkaran).
  • 26. HIBURAN YANG DIPERBOLEHKAN Penampilan musik yang jauh dari kemungkaran, semisal penampilan duff (rebana) disertai nyanyian pria di hadapan tamu pria yang mengandung dzikruLlah, syair-syair penggugah semangat beribadah, berdakwah maupun menyeru pada kebaikan.
  • 27. HIBURAN YANG MENGANDUNG MAKSIYAT • “Pembeda antara yang halal dan yang haram adalah (tabuhan) duff dan lantunan (syair-syair) saat (pesta) pernikahan.” (HR. Ahmad) • Di dalam hadits ini terdapat dalil bahwasanya boleh ditabuh rebana- rebana dalam resepsi pernikahan, diperbolehkan pula didendangkan sejumlah kalimat semisal (syair); “kami datang kami datang”, dan semisalnya selama bukan lagu-lagu yang membangkitkan kekejian dan kejahatan; yang menyebut-nyebut kecantikan dan keelokan, perbuatan dosa maupun menyemangati meminum khamr. Yang demikian itu hukumnya haram baik di dalam resepsi pernikahan maupun di luarnya, sama halnya dengan keharaman seluruh alat musik yang melenakan. (Muhammad bin Ali al-Syaukani, Nayl al- Awthar, Mesir: Dar al-Hadits, cet. I, 1413 H, juz VI, hlm. 223)
  • 29. WALIMAH MELALAIKAN SHALAT • Penyelenggaraan walimah nikah hukumnya sunnah, sedangkan shalat lima waktu hukumnya wajib (fardhu ‘ain), maka sangat tercela walimah nikah yang mengabaikan urusan shalat. • Lebih buruk lagi jika shalat dilalaikan karena adanya beragam kemaksiyatan dalam walimah, semisal penampilan biduanita yang mengundang syahwat dan pesta mabuk-mabukan yang merusak akal pikiran.
  • 30. ANCAMAN UNTUK YANG MELALAIKAN SHALAT • Allah SWT berfirman: َ‫ين‬ِ‫ل‬َ‫ص‬ُ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ ٌ‫ل‬ْ‫ي‬ َ‫و‬َ‫ف‬ . َ‫ص‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ال‬ َ‫ون‬ُ‫ه‬‫ا‬َ‫س‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ت‬ َ ‫َل‬ “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (QS. Al-Ma’un, 107: 4-5) • ”Yakni mereka yang mengakhirkan shalat dari waktunya karena memandang remeh padanya.” (HR. al-Baihaqi dan al-Bazzar)
  • 32. MAKANAN/MINUMAN HARAM Tidak boleh menyajikan makanan dan minuman yang diharamkan syari’ah, semisal olahan daging babi atau olahan kue yang dibuat dengan campuran bahan khamr, atau sajian minuman dari berbagai jenis khamr itu sendiri.
  • 33. Rasûlullâh SAW bersabda: ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ج‬ُ‫ع‬ َ‫ْن‬‫ب‬ ُ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ك‬ ‫ا‬َ‫ي‬ َ‫ة‬َّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ ُ‫ل‬ُ‫خ‬ْ‫د‬َ‫ي‬ َ‫َل‬ ٌ‫م‬ْ‫ح‬َ‫ل‬ ‫ت‬ْ‫ح‬ُ‫س‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ت‬َ‫ب‬َ‫ن‬ “Wahai Ka’ab bin ‘Ujrah, sesungguhnya tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari makanan haram.” (HR. Ibn Hibban) MAKANAN/MINUMAN HARAM
  • 35. NIAT WALIMAH NIKAH Walimah nikah diselenggarakan semata-mata sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT dan mengamalkan sunnah mengumumkan pernikahan yang diperintahkan baginda Rasulullah SAW yang dilakukan atas momentum kebahagiaan, menebar kebahagiaan bagi kaum muslim yang lain, tanpa maksud memamerkan kekayaan, kecantikan, dan ketampanan.
  • 36. NIAT WALIMAH NIKAH ُ‫م‬ َ َّ ‫َّللا‬ ‫ُوا‬‫د‬ُ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ َّ ‫َل‬ِ‫إ‬ ‫وا‬ُ‫ر‬ِ‫م‬ُ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ َ‫ن‬ُ‫ح‬ َ‫ين‬ِ‫الد‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ين‬ ِ ‫ص‬ِ‫ل‬ْ‫خ‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫ف‬ َ‫ك‬َّ‫الز‬ ‫وا‬ُ‫ت‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ َ‫ة‬ َ ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫وا‬ُ‫م‬‫ي‬ِ‫ق‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ ِ‫ي‬َ‫ق‬ْ‫ال‬ ُ‫ين‬ِ‫د‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬ََٰ‫ذ‬ َ‫و‬ ۚ َ‫ة‬‫ا‬ ِ‫ة‬َ‫م‬ “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah, 98:5)
  • 38. TIDAK MEMBEDAKAN ORANG KAYA DAN ORANG MISKIN • Dalam kitab Sullam at-Taufik tertulis, “Dan janganlah mendahulukan orang-orang yang kaya daripada orang-orang yang miskin papa.” • Syekh Muhammad bin Qasim al-Ghazzi al-Syafi’i (w. 918 H) mengatakan, “Kewajiban menghadiri undangan walimah nikah, atau kesunnahan menghadiri jamuan makan lainnya, ialah dengan syarat sang pengundang tidak mengkhususkan orang kaya dalam undangan, tetapi mengundang juga orang-orang yang miskin papa.”
  • 40. FORMAT I: SATU WAKTU DAN SATU TEMPAT Tamu Undangan Wanita Pelaminan Mempelai Wanita dan Para Bunda Penerima Tamu Wanita Sekat Sempurna Pelaminan dan Tamu Undangan Penerima Tamu Pria Tamu Undangan Pria Pelaminan Mempelai Pria dan Para Ayah
  • 41. FORMAT II: SATU WAKTU, BERBEDA TEMPAT RESEPSI ALTERNATIF TEMPAT WAKTU KETERANGAN Undangan Wanita Rumah Mempelai Wanita Satu Waktu • Tempat resepsi bisa disesuaikan dengan kemampuan budget • Jarak dari tempat pria tidak terlalu jauh dengan tempat wanita Undangan Pria Rumah Tetangga Majelis Tenda Out, dsb
  • 42. FORMAT III: BEDA WAKTU, SATU TEMPAT RESEPSI ALTERNATIF TEMPAT WAKTU KETERANGAN Undangan Wanita Satu Tempat Siang (Setelah Shalat Dhuhur) • Pembagian waktu, disesuaikan dengan alokasi waktu yang diberikan oleh penyelnggara resepsi • Tempat yang dipilih tergantung kemampuan budget dari penyelenggara, bisa rumah/Gedung sewaan/majelis, dsb. Undangan Pria Sore (Setelah Shalat Ashar)
  • 44. TEKNIS PENYELENGGARAAN WALIMAT AL-’URS • Persiapkan panitia khusus yang bertugas mengarahkan tamu undangan dan menjelaskan kepada tamu undangan yang kebingungan soal pemisahan tempat. • Pasang banner edukatif yang mengandung penjelasan walimat al-'urs yang syar’i. • Sampaikan informasi resepsi pernikahan yang syar’i di kertas undangan sebagai media dakwah dan edukasi kepada masyarakat secara luas, bahwa resepsi pernikahan diselenggarakan secara syar’i.
  • 45. CONTOH CATATAN YANG TERDAPAT PADA UNDANGAN Dengan tidak mengurangi rasa hormat, 1. Khusus muslimah yang sudah baligh, mohon untuk mengenakan jilbab syar’i, no make up, dan tidak merias diri berlebihan (tabarruj). 2. Tamu undangan pria dan wanita terpisah (kecuali anak-anak yang belum baligh). 3. Tidak perlu menyiapkan pemberian khusus untuk mempelai atau orang tua mempelai, karena kedatangan dan doa dari Bapak/Ibu/Sdr/i sudah cukup bagi kami.
  • 46. NASIHAT PENTING DARI BAGINDA NABI SAW ْ‫ي‬َ‫ر‬ْ‫م‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ُ‫ت‬ْ‫ك‬َ‫ر‬َ‫ت‬ َ‫م‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُّ‫ل‬ ِ ‫ض‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫ل‬ ِ‫ن‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ك‬َّ‫س‬َ‫م‬َ‫ت‬ ‫ا‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬ : َّ‫ن‬ُ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫هللا‬ َ‫اب‬َ‫ت‬ِ‫ك‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ة‬ “Aku telah tinggalkan kepada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.” (HR. Malik)
  • 47. NASIHAT PENTING DARI BAGINDA NABI SAW َّ‫ن‬‫ال‬ ِ‫َط‬‫خ‬َ‫س‬ِ‫ب‬ ِ َّ ‫َّللا‬ ‫ا‬َ‫ض‬ ِ ‫ر‬ َ‫س‬َ‫م‬َ‫ت‬ْ‫ال‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ‫ا‬ َ‫ة‬َ‫ن‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ ُ َّ ‫َّللا‬ ُ‫ه‬‫ا‬َ‫ف‬َ‫ك‬ ِ ‫اس‬ ِ ‫اس‬َّ‫ن‬‫ل‬ ِ َّ ‫َّللا‬ ِ‫َط‬‫خ‬َ‫س‬ِ‫ب‬ ِ ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ض‬ ِ ‫ر‬ َ ‫س‬َ‫م‬َ‫ت‬ْ‫ال‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫و‬ َ‫ل‬ِ‫إ‬ ُ َّ ‫َّللا‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ك‬ َ‫و‬ ِ ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ “Barangsiapa yang mencari keridhaan Allah sekalipun memperoleh kebencian manusia, Allah akan mencukupkan dia dari ketergantungan kepada manusia, dan barangsiapa yang mencari keridhaan manusia dengan mendatangkan kemurkaan dari Allah, maka Allah akan membiarkannya bergantung kepada manusia (Allah tidak membantunya)”. (HR Tirmidzi)