1) Islam memiliki visi yang jelas tentang akhirat dan misi yang praktis untuk dunia.
2) Visi utama Islam adalah ibadah kepada Allah dan tanggung jawab di akhirat.
3) Misi Islam adalah mengeksplorasi alam, menegakkan keadilan dan ihsan, serta memahami hidup sebagai ujian.
salah satu daripada topik utama daripada kursus aqidah islam yang bertemakan perbincangan umummengenai peranan dan kepentingan agama kepada manusia..
<fpi>
Materi kuliah tentang Karakteristik islam. Cari lebih banyak lagi materi kuliah Semester 1 di: http://muhammadhabibielecture.blogspot.com/2014/12/kuliah-semester-1-thp-ftp-ub.htm
salah satu daripada topik utama daripada kursus aqidah islam yang bertemakan perbincangan umummengenai peranan dan kepentingan agama kepada manusia..
<fpi>
Materi kuliah tentang Karakteristik islam. Cari lebih banyak lagi materi kuliah Semester 1 di: http://muhammadhabibielecture.blogspot.com/2014/12/kuliah-semester-1-thp-ftp-ub.htm
Membincangkan Tamadun Islam dan Asas pembentukan Tamadun Islam secara lebih terperinci dan lengkap. Sasaran utama adalah pelajar TITAS untuk universiti tempatan.
Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia DebatIdrus Abidin
rasionalitas yang mewakili nuansa akhirat tanpa melupakan dunia adalah rasionalitas yang dikembangkan oleh al-Qur'an dan Sunnah. karena memang al-Qur'an turun tidak membawa hal-hal yang mustahil bagi rasio, tapi diturunkan untuk menjawab hal-hal nyang membingungkan akal.
Dosa dan maksiat adalah benalu dalam kehidupan manusia. karena dengan dosa dan makasiat, manusia berada sedikit demi sedikit di bawah kendali setan hingga keluar seutuhnya dari bimbingan Tuhan. ketika setan menjadi kiblat manusia, maka segala bentuk prilakunya menjadi salah dan tidak kenal pijakan kebenaran.
Penyimapangan seksual merupakan bagian penting dalam diskursus pidana Islam. sehingga para sarjana hukum Islam dari kalangan empat mazhab terlibat secara utuh untuk memberikan pandangan hukumnya.
Pemimpin dalam Islam adalah mereka yang memiliki kekuatan ilmu dan kekuatan semangat yang kokoh. Dengan kedua kafasitas itu, seorang pemimpin haruslah mencerminkan Islam dan kemampuanya dalam memberikan keteladanan dan kebaikan terhadap lingkungan sekitarnya, hingga tercipta kedamaian dan keimana secara bersamaan.
Huru hara hari kiamat senantiasa dihadirkan Allah sebagai bagian dari pilar keimanan dalam Islam. Sehingga surat al-Qori'ah termasuk surat yang menjelaskan gambaran umum peristiwa kimat tersebut secara ringkas namun tetap padat, sebagaimana daya tutur al-Qur'an, terutama ayat-ayat fase Makkiyah...
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)Idrus Abidin
Keimanan memiliki minimal tiga tingkatan; Islam, iman dan ihsan. ketiganya menggambarkan posisi (maqam) dan kondisi (hal) orang-orang sholeh dalam perkembangan iman dan takwanya
Memproteksi diri secara internal dari gangguan setan merupakan judul yang tepat bagi surat an Naas ini. karena perlindungan ini membutuhkan tauhid yang mendalam.
keislaman ditandai dengan kepedualian terhadap isu-isu sosial. karena sejatinya, Islam ditujukan untuk perbaikan pribadi, rumah tangga dan masyarakat secara keseluruhan.
Keagungan dan kesucian Allah merupakan hal asasi dalam Islam. pengagungan dan pensucianNya ini ditunjukkan dengan afirmasi dan negasi secara utuh dan konprehensif sebagaimana dipaparkan surat al-A'laa ini.
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun) Idrus Abidin
Manusia membutuhkan keseimbangan untuk dapat merasakan kebahagiaan. karena hakikat hidup adalah keseimbangan antar masing-masing unsur yang membentuk kesatuan yang utuh hingga mencapai tarap kesempurnaan.
Ilmu merupakan basis utama kebaikan. ketika ilmu mendasari setiap perbuatan maka akan lahir kemajuan dan perabdabn. Islam memulais egala sesuatu dari ilmu. karena kejelasan dan kepastian adalah islam itu sendiri
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.
1. VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.
Oleh : Ust. Idrus Abidin, Lc., M.A
Sebagai satu-satunya agama yang benar, Islam memiliki visi yang jelas dan misi yang sangat
praktis. Jika visi Islam bernuansa akhirat dan berwujud teoritis maka misinya bersifat duniawi
sekaligus bersifat praktis. Dalam rangka memperjelas visi misi Islam ini dengan cakupannya
yang menyeluruh sekaligus komprehensif, perlu kiranya dipaparkan dengan bahasa sederhana
disertai dengan ilustrasi singkat namun padat secara maknawi.
Makna Visi Islam.
Visi adalah sesuatu yang abstrak namun menyentuh semua aktivitas manusia. Visi ini adalah
tujuan mendasar dari setiap aktivitas dalam Islam dan menjadi vokus utama setiap langkah-
langkahnya. Bahkan jika disusun secara hirarkis, visi pertama akan menjadi ruh utama visi dan
misi selanjutnya. Agar lebih jelas, maka ditegaskan bahwa visi pertama dan paling utama Islam
adalah ibadah, karena terkait dengan Allah Swt. secara langsung. Sedang visi ke-2 adalah
tanggung jawab karena terkait dengan hari akhirat; tempat di mana semua ibadah akan
dipertanggungjawabkan kepada pemilik visi utama; Allah Swt.
Dengan demikian, ibadah mengandung makna tanggung jawab kepada Allah Swt. Ibadah dan
tanggung jawab ini menyatu secara apik dalam segala bentuk gerak gerik manusia dan mencakup
semua sektor kehidupan mereka. Dari wilayah pribadi yang mencakup hati, lidah dan semua
anggota tubuh hingga lingkup sosial yang merangkum keluarga, masyarakat dan Negara.
Visi Islam MenegaskanEksistensi Akhirat.
Eksistensi ukhrawi menjadi sesuatu yang paling mendasar dan utama dalam Islam. Sekalipun
fakta ukhrawi ini berada dalam wilayah ghaib, tetapi Islam memandang fakta ghaiblah sebagai
ajaran utamanya. Bahkan, fakta lahiriah (duniawi) dipandang berdasarakan pada persfektif ghaib
ini dan bukan sebaliknya. Itulah alasan kenapa Islam menjadikan keimanan kepada perkara ghaib
sangat utama dan menjadi basis mendasar keimanan. Karena realitas ghaib tertinggi dan menjadi
sumber segalanya adalah Allah itu sendiri. Kemudian diikuti dengan perkara ghaib lainnya
seperti, akhirat, malaikat, setan, alam kubur, surga, neraka dll.
Ibadah dalam Islam dimaknai sebagai semua hal yang dicintai dan diridha’i oleh Allah Swt; baik
perkataan maupun perbuatan, lahir maupun batin. Inti ibadah adalah kecintaan yang tinggi
kepada Allah, harapan yang sempurna kepada-Nya dan rasa takut terhadap azab-Nya. Kesatuan
dari tiga hal ini menghadirkan kecintaan dan keridha’an Allah kepada manusia. Hal-hal yang
dicintai oleh Allah dan diridhai-Nya seperti keimanan yang mencakup hati, yang membenarkan
semua pilar atau rukun iman. Lalu kebenaran itu diungkapakan dengan lidah melalui syahadatain
beserta semua dzikir yang diajarkan Islam, hingga membuktikan keimanan yang ada di hati dan
2. diungkapkan dengan lidah itu dengan semua anggota tubuh. Mulai dari shalat, puasa, zakat, haji,
dll. Itulah hubungan manusia dengan Allah yang menjadi dasar dari semua bentuk hubungan
selanjutnya.
Setelah itu adalah hubungan manusia dengan akhirat berupa tanggung jawab dan penerimaan
hasil peribadatan. Hasil dari keimanan kepada akhirat di dunia ini adalah wujudnya seorang
muslim yang bertanggung jawab dalam segala gerak-gerik hidupnya. Sehingga dengan demikian,
selain ibadah bermakna ketundukan dan ketaatan, juga mengandung makna tanggung jawab.
Akhirnya, ibadah dalam Islam merupakan wujud tanggung jawab manusia muslim di dunia ini
dalam rangka menjamin eksistensinya di akhirat kelak. Ketika ibadah dilakukan dengan porsi
yang berlebihan sehingga berefek pada kurangnya tanggung jawab terhadap kewajiban lain maka
pasti dianggap bermasalah dalam Islam. Demikian pula jika tanggung jawab dipenuhi sehingga
ibadah tersingkir, tentu hal serupa juga dipandang sebagai sikap tidak proporsional dan tidak
profesional.
Misi Islam.
Setelah visi dan eksistensi akhirat jelas dalam keyakinan muslim, barulah misi dan eksitensi
duniawi ditegaskan. Dunia dalam persfektif Islam dianggap sebagai tangga menuju akhirat.
Kerja-kerja duniawi ini dipandang sebagai perwujudan ibadah dan tanggung jawab sekaligus.
Supaya ibadah dan tanggung jawab ini tegas dalam mengarahkan kerja-kerja duniawi, maka
terdapat tiga bentuk misi, yang akan menegaskan eksistensi duniawi kaum muslimin:
1) Mengeskplorasi Alam.
Misi pertama Islam agar manusia eksis di dunia ini adalah menegaskan hubungannya dengan
alam semesta. Hubungan ini ditetapkan oleh Allah dalam kategori taskhir. Yaitu bahwa semua
yang ada di alam ini ditundukkan oleh Allah bagi manusia dalam rangka mendukung dan
memudahkan tugas keagamaan mereka (ibadah). Hanya saja, ketundukan semua fasilitas dan
pontensi alam semesta ini kepada manusia tidaklah gratis dan dapat diperoleh bagitu saja tanpa
kerja keras. Dibutuhkan upaya maksimal untuk memahami alam ini sehingga bisa dimanfaatkan
secara maksimal. Layaknya sebuah mobil, untuk mengendarai dan mefungsikannya sebagai
sarana trasnportasi dibutuhkan kemampuan untuk mempelajari cara menyetir dan
mengendalikannya. Bahkan sebelum itu, diperlukan proses berfikir yang besar untuk dapat
menemukan dan merancang mobil itu sendiri.
Alam semesta merupakan wujud eksistensi Allah itu sendiri. Sehingga dalam mempelajarinya, di
samping akan menyibak fakta keteraturan yang menjadi ciri utamanya, juga akan mengasup
makna-makna keimanan kepada Allah, setiap kali bukti kekuasaan Allah (rububiyah) ditemukan
oleh seorang muslim. Dengan demikian, Allah Swt senantiasa mendorong manusia untuk
senantiasa mempelajari alam dengan seksama sehingga eksistensi duniawi mereka semakin
kokoh dan jiwa mereka senantiasa terhubung dengan Allah Swt.
2) Mewujudkan Keadilan dan Ihsan.
3. Jika pada poin pertama manusia Muslim dipandang harus kokoh pengatahuan kealamannya
sehingga bisa eksis, maka pada poin ke-2 ini muslim kembali dipandu untuk memiliki
pengetahuan yang mendalam terkait dengan kehidupan sosial. Kehidupan yang mengatur
hubungan antara sesama manusia. Target besar Islam pada wilayah ini adalah menghadirkan
keadilan kepada seluruh manusia tanpa memandang status sosial dan kedudukan politiknya. Lalu
apa adil itu?
Adil adalah menyikapi segala sesuatu sebagaimana adanya. Pengertian ini mirip dengan
pengertian ilmu berupa mengetahuai sesuatu apa adanya. Karena memang keadilan yang
sesungguhnya pasti berdasarkan pada pengetahuan akan hak-hak manusia secara mendasar, yang
tidak boleh diinterpensi oleh pihak lain. Berdasarkan pengertian adil ini, maka menyikapi orang
buruk dengan keburukan sebagaimana sikapnya merupakan bentuk keadilan. Karena itulah,
semua pelaku tindak kezhaliman diberikan sanksi hukum hingga hak-hak orang lain
dikembalikan. Demikian pula berlaku baik kepada orang baik juga masuk dalam kategori adil.
Hanya saja Islam tidak hanya mencukupkan diri dengan hadirnya keadilan di tengah masyarakat
manusia. Islam menginginkan hal lain yang lebih tinggi, yaitu wujudnya sikap ihsan dalam
segala lini kehidupan. Apa makna ihsan yang menjadi harapan Islam itu?
Ihsan adalah memperlakukan orang buruk dengan sikap yang baik sehingga kebaikan itu akan
merangsang sisi-sisi kemanusian orang buruk tersebut sehingga kembali menjadi pribadi yang
baik. Ini adalah salah satu makna ihsan dalam lingkup sosial. Makna lainnya adalah memaafkan
pihak-pihak bersalah bukan karena takut kepada mereka, tetapi karena merasa takut kepada
Allah sekaligus mengharapkan rahmat-Nya yang begitu luas. Makna lainnya adalah
menyampaikan kasih sayang kepada seluruh mahluk atas nama Allah Swt. Semua makna ini
menjadi landasan mendasar tugas kenabian. Sehingga Rasulullah sebagai nabi terakhir disebut
sebagai rahmatan lil a’lamin. Salah satu bentuk rahmat beliau adalah sikap lembutnya kepada
orang-orang lemah, keluarganya, sahabat-sahabatnya, bahkan terhadap musuh sekali pun; dengan
memaafkan mereka dan tidak pernah dendam kepada siapa pun. Padahal, selama dakwah beliau
pada priode Makkah, hampir semuanya terisi oleh sikap kasar dan sikap jahil kaum pagan Arab
terhadap beliau. Ujungnya, beliau dua kali mencarikan tempat perlindungan bagi kaum muslimin
dari kezhaliman mereka. Sekali ke negeri Habasyah di Etopia dan terakhir ke Madinah. Bahkan,
ketika hijrah terakhir dilakukan, beliau pun ikut serta bersama dengan seluruh kaum muslimin.
3) Memahami bahwa Hidup ini Adalah Ujian.
Misi Islam sebagaimana terlihat sebelumnya sangat menyatu dengan visinya. Bahkan pada poin
ke-3 ini visi misi itu kembali ditunjukkan kesatuannya. Hidup ini adalah tempat di mana visi misi
itu dijalankan. Itulah ujiannya. Ibadahlah kunci utamanya. Ujiannya adalah bagaimana kita bisa
lulus dalam ibadah dan tanggung jawab dengan mempelajari alam ini dengan maksimal sehingga
kehadiran Tuhan senantiasa tampak dalam segala pergerakan di bumi ini sekaligus mengambil
pelajaran yang berarti tentang keteraturan yang bekerja di alam semesta agar dapat dimanfaatkan
sebanyak-banyaknya dalam penemuan sains dan teknologi; lalu memaksimalkannya dalam
ibadah dan tanggung jawab. Selain itu, sejauh mana kita dapat berkontribusi besar dalam rangka
4. menegakkan keadilan dan mewujudkan ihsan, lalu kemudian menyadari sepenuhnya bahwa
semua itu dilakukan oleh seorang muslim karena sadar bahwa dunia ini memang lahan ujian dan
wadah pengabdian. Itulah sekelumit visi dan misi Islam yang menjadi beban dan tanggung jawab
kita sebagai muslim. Semoga kita senantiasa menyadarinya. Amin. Wallahu A’lam.