SlideShare a Scribd company logo
(Tafsir al-Maidah ayat 51)
Idrus Abidin, Lc., MA.
QS al-Maidah ayat 51
• “Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu
mengambil orang-orang
Yahudi dan Nasrani menjadi
auliya bagimu; sebahagian
mereka adalah auliya bagi
sebahagian yang lain. Barang
siapa di antara kamu
mengambil mereka menjadi
auliya, maka sesungguhnya
orang itu termasuk golongan
mereka. Sesungguhnya Allah
tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang
lalim.” (QS. Al-Maidah: 51)
•‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬َ‫َل‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫آ‬ َ‫ن‬
ُ‫ه‬َ‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫وا‬ُ‫ذ‬ ِ‫خ‬َّ‫ت‬َ‫ت‬َ‫د‬‫و‬
ْ‫و‬َ‫أ‬ ‫ى‬َ‫ار‬َ‫ص‬َّ‫ن‬‫ال‬َ‫و‬َ‫ء‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ل‬
ِ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ُ‫ء‬‫ا‬َ‫ي‬
ُ‫ه‬َّ‫ل‬َ‫و‬َ‫ت‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬
َ َّ‫اَلل‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ِ‫د‬ْ‫ه‬َ‫ي‬ َ‫َل‬‫ي‬
ِ‫م‬ِ‫ل‬‫ا‬َّ‫ظ‬‫ال‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫ين‬
Makna Kata Awliya Dalam Kamus al-Muhith
ُ‫صير‬َّ‫ن‬‫وال‬ ،ُ‫ق‬‫ِي‬‫د‬َّ‫ص‬‫وال‬ ،ُّ‫ب‬ ِ‫ح‬ُ‫م‬‫وال‬ ،‫منه‬ ُ‫م‬‫االس‬ ُّ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫الو‬.َ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫وو‬َ‫أ‬ ،ً‫ة‬َ‫ي‬‫ال‬َ‫و‬َ‫و‬ ً‫ة‬َ‫ي‬‫ال‬ِ‫و‬ ‫عليه‬ ‫و‬ ،َ‫ء‬‫الشي‬‫و‬
ُ‫ُّلطان‬‫س‬‫وال‬ ،ُ‫ة‬َ‫مار‬ِ‫واإل‬ ،ُ‫ة‬َّ‫ط‬ُ‫خ‬‫ال‬ ‫وبالكسر‬ ،ُ‫َر‬‫د‬ْ‫ص‬َ‫م‬‫ال‬ ‫هي‬.
1. Teman
akrab
2. Orang
yang
dicintai
3.
Penolong
4.
Pemimpin
5.
Penguasa
6.
pelindung
• Berdasarkan penelusuran terhadap
maksud ayat pelarangan menjadikan
Yahudi dan Nasrani sebagai auliya’
dalam QS Al-Maidah : 51 yang
berbunyi: َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬‫و‬ ‫ا‬‫د‬‫و‬ُ‫ه‬‫ا‬‫ي‬ْ‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ذ‬ ِ‫خ‬َّ‫ت‬‫ا‬‫ت‬ ‫ا‬‫َل‬‫ا‬َ‫ر‬‫ا‬‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫و‬‫ا‬َ ‫ا‬َ‫ر‬‫ا‬‫َص‬
ternyata ada 2 macam penafsiran
kalangan ahli tafsir :
1. Kalangan yang
menafsirkan larangan
berteman akrab, meminta
tolong dan perlindungan
c. Tafsir al-Zamakhsyariy
•‫وتستنَصَونهم‬ ‫تنَصَونهم‬ َ‫َولير‬ ‫تتخذوهم‬ ‫َل‬
‫معرشَة‬ ‫وتعرشَونهم‬ ‫وتَصرفونهم‬ ‫وتؤاخونهم‬
‫المؤمنين‬
• “Jangan kalian menjadikan mereka
auliya’ yaitu kalian menolong mereka,
meminta tolong kepada mereka,
bersaudara dengan mereka, tinggal dan
mempergauli mereka seperti pergaulan
dengan orang-orang mukmin”.
d. Tafsir al-Alūsiy
•‫تَص‬ ‫َل‬ ‫بمعنى‬ ً‫ر‬‫ولي‬ ‫منهم‬ ً‫ا‬‫َحد‬ ‫منكم‬ ‫َحد‬ ‫يتخذ‬ ‫َل‬‫رفوهم‬
‫تستنَصَوهم‬ ‫وَل‬ ‫األحبرب‬ ‫مَصرفرة‬
• “Jangan kalian tinggal dan mempergauli
mereka seperti pergaulan dengan
orang-orang tercinta dan meminta
tolong kepada mereka”
a. Tafsir ar-Raziy:
‫أولياء‬ ‫تتخذوهم‬ ‫َل‬ ‫ومعنى‬:‫تعتمدو‬ ‫َل‬ ‫أي‬‫ا‬
‫إليهم‬ ‫تتوددوا‬ ‫وَل‬ ، ‫بهم‬ ‫اَلستنصار‬ ‫على‬
“Janganlah kalian bersandar
kepada pertolongan mereka dan
jangan kalian saling berkasih
sayang kepada mereka”
b. Tafsir al-Baiḍāwiy
‫معاشر‬ ‫تعاشروهم‬ ‫وَل‬ ‫عليهم‬ ‫تعتمدوا‬ ‫فال‬‫ة‬
‫األحباب‬
“Janganlah kalian bersandar
kepada mereka dan jangan kalian
bergaul dengan mereka seperti
bergaul dengan orang yang
pantas dicintai”
2. Kalangan yang
menafsirkan larangan
menjadikannya pemimpin,
di samping larangan
meminta tolong dan
perlindungan.
b. Tafsir Ibnu Katsīr : Larangan menjadikannya
penolong, pegawai.
• “Allah melarang hambanya orang-orang
beriman menjadikan orang-orang Yahudi
dan Nasrani sebagai penolong, teman dekat,
yang mana mereka adalah musuh
Islam………….Dari ‘Iyadh diceritakan bahwa
Umar memerintahkan Abu Musā al-Asy’ariy
untuk menghadap melaporkan apa yang ia
lakukan dalam satu waktu, sedangkan ia
memiliki seorang sekretaris Nasrani,
kemudian ketika ia melapor kepada beliau,
Umar heran seraya berkata: sungguh ini
terpelihara, apakah engkau pembaca Kitab
di masjid yang datang dari Syam?. Abu
Musa menjawab: ia tidak bisa masuk
masjid, Umar bertanya lagi: apakah ia
junub?. Abu Musa menjawab: tidak, ia
seorang Nasrani. Umar lalu menghardikku
dan memukul pundakku, kemudian berkata:
keluarkan ia! Lalu ia membaca ayat QS al-
Māidah : 51”.
a. Tafsir al-Khāzin : Larangan
menjadikannya pemimpin dan penolong.
‫وال‬ ‫اليهود‬ ‫يتخذوا‬ ‫أن‬ ً‫ا‬‫جميع‬ ‫المؤمنين‬ ‫هللا‬ ‫فنهى‬‫نصارى‬
‫و‬ ‫ورسوله‬ ‫باهلل‬ ‫اإليمان‬ ‫أهل‬ ‫على‬ ً‫ا‬‫وأعوان‬ ً‫ا‬‫أنصار‬‫أخبر‬
‫هللا‬ ‫دون‬ ‫من‬ ‫وخلفاء‬ ً‫ا‬‫وأعوان‬ ً‫ا‬‫أنصار‬ ‫اتخذهم‬ ‫من‬ ‫أنه‬
‫ورسوله‬ ‫هللا‬ ‫وإن‬ ‫منهم‬ ‫فإنه‬ ‫والمؤمنين‬ ‫ورسوله‬
‫براء‬ ‫منه‬ ‫والمؤمنين‬
“Allah melarang semua orang-orang
mukmin menjadikan Yahudi dan Nasrani
sebagai penolong atas ahli iman kepada
Allah dan Rasulnya, Allah juga
mengabarkan bahwasannya siapa yang
menjadikan mereka sebagai penolong
dan pemimpin selain Allah, Rasulnya dan
orang-orang beriman maka ia telah
menjadi bagian dari mereka.
Sesungguhnya Allah, Rasulnya dan
orang-orang beriman terbebas darinya ”
Ayat-ayat yang melarang menjadikan
non muslim sebagai wali
• Jangan Jadikan Orang Kafir Sebagai Orang Kepercayaan Dan Pemimpin
[Ayat ke-1]
•ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ُون‬‫د‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ َ‫ين‬ ِ‫ر‬ِ‫ف‬‫َا‬‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ون‬ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ذ‬ ِ‫خ‬َّ‫ت‬َ‫ي‬ َ‫َل‬َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫س‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ف‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ ْ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ف‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ َ‫ين‬ِ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ِ‫ف‬ ِ َّ‫اَلل‬َّ‫َل‬ِ‫إ‬ ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ ‫ي‬
ِ‫إ‬َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ ُ َّ‫اَلل‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ر‬ِِّ‫ذ‬َ‫ح‬ُ‫ي‬َ‫و‬ ً‫ة‬‫ا‬َ‫ق‬ُ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫وا‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ُ‫ير‬ ِ‫ص‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ َّ‫اَلل‬ ‫ى‬َ‫ل‬
• “Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi
auliya dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat
demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena
(siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah
memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan hanya kepada Allah
kembali (mu)” (QS. Al Imran: 28)
• Ibnu Abbas radhiallahu’anhu menjelaskan makna ayat ini:
“Allah Subhanahu Wa Ta’ala melarang kaum mu’minin untuk menjadikan
orang kafir sebagai walijah (orang dekat, orang kepercayaan) padahal ada
orang mu’min. Kecuali jika orang-orang kafir menguasai mereka, sehingga
kaum mu’minin menampakkan kebaikan pada mereka dengan tetap
menyelisihi mereka dalam masalah agama. Inilah mengapa Allah Ta’ala
berfirman: ‘kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang
ditakuti dari mereka‘” (Tafsir Ath Thabari, 6825).
[Ayat ke-2]
•‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫وا‬ُ‫ذ‬ ِ‫خ‬َّ‫ت‬َ‫ت‬ َ‫َل‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫آ‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬َ‫ل‬َ‫و‬ ‫ا‬ً‫و‬ُ‫ز‬ُ‫ه‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ن‬‫ي‬ِ‫د‬ ‫وا‬ُ‫ذ‬َ‫خ‬َّ‫ت‬‫ا‬ َ‫ن‬َ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬ً‫ب‬ِ‫ع‬
ُ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫اب‬َ‫ت‬ِ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫وا‬ُ‫ت‬‫و‬ُ‫أ‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬َ َّ‫اَلل‬ ‫وا‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬َ‫و‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ َ‫ار‬َّ‫ف‬ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬
َ‫ين‬ِ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬
• “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi auliya
bagimu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan
permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi Kitab
sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan
bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang
beriman” (QS. Al Maidah: 57)
• As Sa’di menjelaskan: “Allah melarang hamba-Nya yang beriman untuk
menjadikan ahlul kitab yaitu Yahudi dan Nasrani dan juga orang kafir
lainnya sebagai auliya yang dicintai dan yang diserahkan loyalitas padanya.
Juga larangan memaparkan kepada mereka rahasia-rahasia kaum
mu’minin juga larangan meminta tolong pada mereka pada sebagian
urusan yang bisa membahayakan kaum muslimin. Ayat ini juga
menunjukkan bahwa jika pada diri seseorang itu masih ada iman, maka
konsekuensinya ia wajib meninggalkan loyalitas kepada orang kafir. Dan
menghasung mereka untuk memerangi orang kafir” (Tafsir As Sa’di, 236)
Jangan Loyal Kepada Orang Kafir Walaupun Ia
Sanak Saudara
• [Ayat ke-3]
•ُ‫ك‬َ‫ء‬‫ا‬َ‫ب‬‫آ‬ ‫وا‬ُ‫ذ‬ ِ‫خ‬َّ‫ت‬َ‫ت‬ َ‫َل‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫آ‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫و‬ْ‫خ‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ْ‫م‬‫وا‬ُّ‫ب‬َ‫ح‬َ‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬
ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ل‬َ‫و‬َ‫ت‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ ِ‫ان‬َ‫م‬‫ي‬ِْ‫اإل‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ر‬ْ‫ف‬ُ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ُ‫م‬ِ‫ل‬‫ا‬َّ‫ظ‬‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫ك‬َِِ‫ل‬‫و‬َُُ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬َ‫ون‬
• “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-
bapak dan saudara-saudaramu menjadi auliya bagimu, jika mereka
lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara
kamu yang menjadikan mereka auliya bagimu, maka mereka itulah
orang-orang yang lalim” (QS. At Taubah: 23)
• Ibnu Katsir menjelaskan: “Allah Ta’ala memerintahkan untuk secara
menjelaskan terang-terangan kepada orang kafir bahwa mereka itu
kafir walaupun mereka adalah bapak-bapak atau anak-anak dari
orang mu’min. Allah juga melarang untuk loyal kepada mereka jika
mereka lebih memilih kekafiran daripada iman. Allah juga
mengancam orang yang loyal kepada mereka” (Tafsir Ibni Katsir,
4/121).
Jangan Berikan Rasa Sayang dan Kasihan
Kepada Orang Kafir
[Ayat ke-4]
•َ‫ء‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ُو‬‫د‬َ‫ع‬َ‫و‬ ‫ي‬ِِّ‫و‬ُ‫د‬َ‫ع‬ ‫وا‬ُ‫ذ‬ ِ‫خ‬َّ‫ت‬َ‫ت‬ َ‫َل‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫آ‬ َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬َ‫ف‬َ‫ك‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫و‬ ِ‫ة‬َّ‫د‬َ‫و‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ِ‫ْه‬‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ون‬ُ‫ق‬ْ‫ل‬ُ‫ت‬ِ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ر‬ِِّ‫ق‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ء‬‫ا‬َ‫ج‬ ‫ا‬َ‫م‬
ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِِّ‫ب‬َ‫ر‬ ِ َّ‫اَلل‬ِ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ا‬َّ‫ي‬ِ‫إ‬َ‫و‬ َ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َّ‫الر‬ َ‫ون‬ُ‫ج‬ ِ‫ر‬ْ‫خ‬ُ‫ي‬ََِ‫ت‬ْ‫ب‬‫ا‬َ‫و‬ ‫ي‬ِ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ًا‬‫د‬‫ا‬َ‫ه‬ ِ‫ج‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ج‬َ‫ر‬َ‫خ‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬‫ا‬‫ي‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ض‬ ْ‫ر‬َ‫م‬ َ‫ء‬
• “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan
musuhmu menjadi auliya yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita
Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah
ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan
(mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-
benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridaan-Ku (janganlah
kamu berbuat demikian)” (QS. Al Mumtahanah: 1).
• As Sa’di menjelaskan: “jangan jadikan musuh Allah dan musuh kalian
sebagai auliya, yang engkau berikan rasa sayangmu kepada mereka. Maksudnya
jangan kalian terburu-buru memberikan rasa sayangmu kepada mereka ataupun
menempuh sebab-sebab yang membuat kalian sayang pada mereka. Karena rasa
sayang itu jika muncul akan diikuti oleh nushrah (kecenderungan untuk menolong)
dan muwalah (kecenderungan untuk loyal), sehingga akhirnya seseorang pun
keluar dari keimanan dan menjadi bagian dari orang-orang kafir meninggalkan
ahlul iman” (Tafsir As Sa’di, 854).
Dari ayat ini, al-Raziy memberitahukan bahwa orang beriman
ketika menjadi wali bagi orang kafir mengandung 3 macam:
1. Jika si Mukmin ridha dengan kekafirannya dan berhubungan
dengan karena ridha tadi, maka dilarang. Karena membenarkan
kekafiran menjadi kafir, rela adanya kekafiran adalah kafir. Seorang
yang beriman tidak dibolehkan bersifat seperti ini.
2. Jika si Mukmin hanya ingin berhubungan baik saja secara zhahir
(tanpa meridhai adanya kekafiran), maka tidak dilarang (boleh).
3. Ia di tengah-tengah antara dua sikap di atas, yaitu dengan menjadi
wali kafir dengan cenderung saling tolong menolong atas dasar
kekerabatan maupun saling mencintai, disertai dengan anggapan
bahwa agama mereka salah. Sikap seperti ini tidak akan
menjadikan kita kafir namun lebih baik dihindari, karena menjadi
wali mereka akan mendorong kita menganggap baik cara-cara
mereka dan ridha agama mereka, karena Allah SWT
memperingatkan dengan ayat:{ ِ‫ف‬ ‫هللا‬ ‫نا‬ِ‫م‬ ‫ا‬‫ْس‬‫ي‬‫ا‬‫ل‬‫ا‬‫ف‬ ‫ذلك‬ ْ‫ل‬‫ا‬‫ع‬ْ‫ف‬‫ا‬‫ي‬ ‫ن‬‫ا‬‫م‬ ‫ا‬‫و‬َْ‫ى‬‫ا‬‫ش‬ ‫ ي‬ }
“Barangsiapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari
pertolongan Allah”.
Syarat Bolehnya menjadikan non Muslim sebagai teman akrab,
pemimpin, pelindung :
1. Jika kaum muslim dalam kekuasaan/pengaruh
kuat Nasrani/Yahudi dan keselamatan jiwa
kaum muslimin terancam. Maka boleh
berteman dekat dan mengakui
pemerintahannya dengan lisan kita,
sedangkan hati tidak!, serta tidak mengikuti
kekafiran mereka.
2. Jika kaum muslim dan Nasrani/Yahudi hidup
damai; tidak menumpahkan darah kaum
muslim dan tidak menjajah hartanya.
Diterangkan dalam Tafsir al-Ṭabariy:
•‫بن‬ ‫حفص‬ ‫حدثنر‬ ،‫قرل‬ ‫إسحرق‬ ‫حدثنر‬ ،‫قرل‬ ‫المثنى‬ ‫حدثن ي‬َ‫عم‬
‫قوله‬ ‫ف ي‬ ‫عكَمة‬ ‫عن‬ ،‫َبرن‬ ‫بن‬ ‫الحكم‬ ‫حدثنر‬ ،‫قرل‬:”‫ت‬ ‫َن‬ ‫إَل‬‫تقوا‬
‫تقرة‬ ‫منهم‬”‫قرل‬ ،:‫يستحل‬ ‫لم‬ ‫ومر‬ ،‫مسلم‬ ‫دم‬ ‫ق‬ َِ‫ه‬ُ‫ي‬ ‫لم‬ ‫مر‬‫مرله‬.
• “……….dari Ikrimah, dalam ayat…………:beliau
menafsirkan: selama tidak menumpahkan
darah muslim dan tidak menjajah hartanya.”

More Related Content

What's hot

Bersegera Melaksanakan Syariat v3
Bersegera Melaksanakan Syariat v3Bersegera Melaksanakan Syariat v3
Bersegera Melaksanakan Syariat v3
Erwin Wahyu
 
Sifat mulia - Al hilm
Sifat mulia - Al hilmSifat mulia - Al hilm
Sifat mulia - Al hilm
Dzul Fahmi
 
Materi tarhib ramadhan 1440 h
Materi tarhib ramadhan 1440 hMateri tarhib ramadhan 1440 h
Materi tarhib ramadhan 1440 h
Yayan Somantri
 
Kepemimpinan kristiani
Kepemimpinan kristianiKepemimpinan kristiani
Kepemimpinan kristiani
DodiHarianto2
 
Hukum adzan
Hukum adzanHukum adzan
Hukum adzan
Erman Hidayat
 
urgensi Istiqomah
urgensi Istiqomah urgensi Istiqomah
urgensi Istiqomah
Isrofa Abu Zindan
 
S lide kunci tadabbur qur'an
S lide kunci tadabbur qur'anS lide kunci tadabbur qur'an
S lide kunci tadabbur qur'an
IAIN syekh Nurjati Cirebon
 
Konsep tabaruk
Konsep tabarukKonsep tabaruk
Konsep tabaruk
aswajanu
 
Tabarruk
TabarrukTabarruk
Tabarruk
nadhirah52
 
Al quran dan ‘ulumul qur’an kosasih
Al quran dan ‘ulumul qur’an kosasihAl quran dan ‘ulumul qur’an kosasih
Al quran dan ‘ulumul qur’an kosasih
Sulistyo Hadi
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
Yelin Febira
 
Kisah abdurrahman bin auf
Kisah abdurrahman bin aufKisah abdurrahman bin auf
Kisah abdurrahman bin auf
ahfa42
 
Tabarruk
Tabarruk Tabarruk
Istiqomah dan iman
Istiqomah dan imanIstiqomah dan iman
Istiqomah dan iman
Muslim Sendai
 
Tadabbur surat al hujurot
Tadabbur surat al hujurotTadabbur surat al hujurot
Tadabbur surat al hujurot
Muhammad Jamhuri
 
WhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-Quran
WhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-QuranWhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-Quran
WhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-Quran
Ridlo Abelian
 
Dalil syara (2)
Dalil syara (2)Dalil syara (2)
Kunci Tadabbur al quran
Kunci Tadabbur al quranKunci Tadabbur al quran
Kunci Tadabbur al quran
Topan Setiadipura
 

What's hot (20)

Bersegera Melaksanakan Syariat v3
Bersegera Melaksanakan Syariat v3Bersegera Melaksanakan Syariat v3
Bersegera Melaksanakan Syariat v3
 
Adab membaca alqur’an
Adab membaca alqur’anAdab membaca alqur’an
Adab membaca alqur’an
 
Sifat mulia - Al hilm
Sifat mulia - Al hilmSifat mulia - Al hilm
Sifat mulia - Al hilm
 
Materi tarhib ramadhan 1440 h
Materi tarhib ramadhan 1440 hMateri tarhib ramadhan 1440 h
Materi tarhib ramadhan 1440 h
 
Kepemimpinan kristiani
Kepemimpinan kristianiKepemimpinan kristiani
Kepemimpinan kristiani
 
Hukum adzan
Hukum adzanHukum adzan
Hukum adzan
 
urgensi Istiqomah
urgensi Istiqomah urgensi Istiqomah
urgensi Istiqomah
 
S lide kunci tadabbur qur'an
S lide kunci tadabbur qur'anS lide kunci tadabbur qur'an
S lide kunci tadabbur qur'an
 
Konsep tabaruk
Konsep tabarukKonsep tabaruk
Konsep tabaruk
 
Tabarruk
TabarrukTabarruk
Tabarruk
 
Al quran dan ‘ulumul qur’an kosasih
Al quran dan ‘ulumul qur’an kosasihAl quran dan ‘ulumul qur’an kosasih
Al quran dan ‘ulumul qur’an kosasih
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Tahlil dan dalilnya
Tahlil dan dalilnyaTahlil dan dalilnya
Tahlil dan dalilnya
 
Kisah abdurrahman bin auf
Kisah abdurrahman bin aufKisah abdurrahman bin auf
Kisah abdurrahman bin auf
 
Tabarruk
Tabarruk Tabarruk
Tabarruk
 
Istiqomah dan iman
Istiqomah dan imanIstiqomah dan iman
Istiqomah dan iman
 
Tadabbur surat al hujurot
Tadabbur surat al hujurotTadabbur surat al hujurot
Tadabbur surat al hujurot
 
WhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-Quran
WhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-QuranWhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-Quran
WhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-Quran
 
Dalil syara (2)
Dalil syara (2)Dalil syara (2)
Dalil syara (2)
 
Kunci Tadabbur al quran
Kunci Tadabbur al quranKunci Tadabbur al quran
Kunci Tadabbur al quran
 

Similar to Tafsir Surat al-Maidah ayat 51

Mendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto Apriyanto
Mendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto ApriyantoMendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto Apriyanto
Mendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto Apriyanto
Anto Apriyanto, M.E.I.
 
Munafik
MunafikMunafik
Munafik
Helmon Chan
 
Peringatan Keras Untuk Para Penyembah Kubur
Peringatan Keras Untuk Para Penyembah KuburPeringatan Keras Untuk Para Penyembah Kubur
Peringatan Keras Untuk Para Penyembah Kubur
Bidak 99
 
Tafsir surat al kafirun: Asbabun Nuzul, Aliran Sesat, Kiat Istiqomah dengan T...
Tafsir surat al kafirun: Asbabun Nuzul, Aliran Sesat, Kiat Istiqomah dengan T...Tafsir surat al kafirun: Asbabun Nuzul, Aliran Sesat, Kiat Istiqomah dengan T...
Tafsir surat al kafirun: Asbabun Nuzul, Aliran Sesat, Kiat Istiqomah dengan T...
Muhammad Jamhuri
 
Sirah Nabawiyah 98: Mempersaudarakan Muhajirin-Anshar
Sirah Nabawiyah 98: Mempersaudarakan Muhajirin-AnsharSirah Nabawiyah 98: Mempersaudarakan Muhajirin-Anshar
Sirah Nabawiyah 98: Mempersaudarakan Muhajirin-Anshar
AbuNailah
 
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
Idrus Abidin
 
Materi surat-yunus-dan-maidah
Materi surat-yunus-dan-maidahMateri surat-yunus-dan-maidah
Materi surat-yunus-dan-maidah
elifitriani
 
Materi surat-yunus-dan-maidah
Materi surat-yunus-dan-maidahMateri surat-yunus-dan-maidah
Materi surat-yunus-dan-maidah
kiatbelajar95
 
Materi surat-yunus-dan-maidah-samiul-
Materi surat-yunus-dan-maidah-samiul-Materi surat-yunus-dan-maidah-samiul-
Materi surat-yunus-dan-maidah-samiul-
mea_ascha
 
Materi surat yunus dan maidah (samiul )
Materi surat yunus dan maidah (samiul )Materi surat yunus dan maidah (samiul )
Materi surat yunus dan maidah (samiul )
Nisrokhah6
 
Koreksi atas salah kaprah pemahaman tentang rahmatan li al-âlamîn
Koreksi atas salah kaprah pemahaman tentang rahmatan li al-âlamînKoreksi atas salah kaprah pemahaman tentang rahmatan li al-âlamîn
Koreksi atas salah kaprah pemahaman tentang rahmatan li al-âlamînMuhsin Hariyanto
 
Mengenal-Aqidah-Ahlus-Sunnah-Wal-Jamaah_TU.pptx
Mengenal-Aqidah-Ahlus-Sunnah-Wal-Jamaah_TU.pptxMengenal-Aqidah-Ahlus-Sunnah-Wal-Jamaah_TU.pptx
Mengenal-Aqidah-Ahlus-Sunnah-Wal-Jamaah_TU.pptx
RuqyahMadiun
 
Rasulullah peribadi unggul
Rasulullah peribadi unggulRasulullah peribadi unggul
Rasulullah peribadi unggul
dhoan Evridho
 
Rasulullah peribadi unggul
Rasulullah peribadi unggulRasulullah peribadi unggul
Rasulullah peribadi unggul
Mahfudz spdi
 
3 Kunci Keberuntungan Hidup
3 Kunci Keberuntungan Hidup3 Kunci Keberuntungan Hidup
3 Kunci Keberuntungan Hidup
Erwin Wahyu
 
Istiqamah
IstiqamahIstiqamah
Istiqamah
abuhamzah79
 
Materi Surat Yunus Tentang Toleransi
Materi Surat Yunus Tentang ToleransiMateri Surat Yunus Tentang Toleransi
Materi Surat Yunus Tentang Toleransi
samiul12
 
HADITS NASEHAT.pptx
HADITS NASEHAT.pptxHADITS NASEHAT.pptx
HADITS NASEHAT.pptx
zahra436391
 

Similar to Tafsir Surat al-Maidah ayat 51 (20)

Mendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto Apriyanto
Mendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto ApriyantoMendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto Apriyanto
Mendudukkan Polemik Al Maidah 51 - Anto Apriyanto
 
Munafik
MunafikMunafik
Munafik
 
Peringatan Keras Untuk Para Penyembah Kubur
Peringatan Keras Untuk Para Penyembah KuburPeringatan Keras Untuk Para Penyembah Kubur
Peringatan Keras Untuk Para Penyembah Kubur
 
Tafsir surat al kafirun: Asbabun Nuzul, Aliran Sesat, Kiat Istiqomah dengan T...
Tafsir surat al kafirun: Asbabun Nuzul, Aliran Sesat, Kiat Istiqomah dengan T...Tafsir surat al kafirun: Asbabun Nuzul, Aliran Sesat, Kiat Istiqomah dengan T...
Tafsir surat al kafirun: Asbabun Nuzul, Aliran Sesat, Kiat Istiqomah dengan T...
 
Sirah Nabawiyah 98: Mempersaudarakan Muhajirin-Anshar
Sirah Nabawiyah 98: Mempersaudarakan Muhajirin-AnsharSirah Nabawiyah 98: Mempersaudarakan Muhajirin-Anshar
Sirah Nabawiyah 98: Mempersaudarakan Muhajirin-Anshar
 
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
 
Materi surat-yunus-dan-maidah
Materi surat-yunus-dan-maidahMateri surat-yunus-dan-maidah
Materi surat-yunus-dan-maidah
 
Materi surat-yunus-dan-maidah
Materi surat-yunus-dan-maidahMateri surat-yunus-dan-maidah
Materi surat-yunus-dan-maidah
 
Materi surat-yunus-dan-maidah-samiul-
Materi surat-yunus-dan-maidah-samiul-Materi surat-yunus-dan-maidah-samiul-
Materi surat-yunus-dan-maidah-samiul-
 
Materi surat yunus dan maidah (samiul )
Materi surat yunus dan maidah (samiul )Materi surat yunus dan maidah (samiul )
Materi surat yunus dan maidah (samiul )
 
Koreksi atas salah kaprah pemahaman tentang rahmatan li al-âlamîn
Koreksi atas salah kaprah pemahaman tentang rahmatan li al-âlamînKoreksi atas salah kaprah pemahaman tentang rahmatan li al-âlamîn
Koreksi atas salah kaprah pemahaman tentang rahmatan li al-âlamîn
 
Mengenal-Aqidah-Ahlus-Sunnah-Wal-Jamaah_TU.pptx
Mengenal-Aqidah-Ahlus-Sunnah-Wal-Jamaah_TU.pptxMengenal-Aqidah-Ahlus-Sunnah-Wal-Jamaah_TU.pptx
Mengenal-Aqidah-Ahlus-Sunnah-Wal-Jamaah_TU.pptx
 
Rasulullah peribadi unggul
Rasulullah peribadi unggulRasulullah peribadi unggul
Rasulullah peribadi unggul
 
Rasulullah peribadi unggul
Rasulullah peribadi unggulRasulullah peribadi unggul
Rasulullah peribadi unggul
 
Sakînah
SakînahSakînah
Sakînah
 
Sakînah
SakînahSakînah
Sakînah
 
3 Kunci Keberuntungan Hidup
3 Kunci Keberuntungan Hidup3 Kunci Keberuntungan Hidup
3 Kunci Keberuntungan Hidup
 
Istiqamah
IstiqamahIstiqamah
Istiqamah
 
Materi Surat Yunus Tentang Toleransi
Materi Surat Yunus Tentang ToleransiMateri Surat Yunus Tentang Toleransi
Materi Surat Yunus Tentang Toleransi
 
HADITS NASEHAT.pptx
HADITS NASEHAT.pptxHADITS NASEHAT.pptx
HADITS NASEHAT.pptx
 

More from Idrus Abidin

Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia Debat
Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia DebatRasionalitas al Qur’an dalam Dunia Debat
Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia Debat
Idrus Abidin
 
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.
Idrus Abidin
 
Bahaya Dosa dan Maksiat.
Bahaya Dosa dan Maksiat.Bahaya Dosa dan Maksiat.
Bahaya Dosa dan Maksiat.
Idrus Abidin
 
LGBT dalam Perbincangan Ulama Mazhab
LGBT dalam Perbincangan Ulama MazhabLGBT dalam Perbincangan Ulama Mazhab
LGBT dalam Perbincangan Ulama Mazhab
Idrus Abidin
 
Hakikat kemerdekaan menurut islam
Hakikat kemerdekaan menurut islam Hakikat kemerdekaan menurut islam
Hakikat kemerdekaan menurut islam
Idrus Abidin
 
Tafsir Surah al-Qori'ah
Tafsir Surah al-Qori'ahTafsir Surah al-Qori'ah
Tafsir Surah al-Qori'ah
Idrus Abidin
 
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)
Idrus Abidin
 
Tafsir Surat an-Naas
Tafsir Surat an-NaasTafsir Surat an-Naas
Tafsir Surat an-Naas
Idrus Abidin
 
Tafsir Ayat Puasa
Tafsir Ayat PuasaTafsir Ayat Puasa
Tafsir Ayat Puasa
Idrus Abidin
 
Tafsir Surah al-Maun
Tafsir Surah al-MaunTafsir Surah al-Maun
Tafsir Surah al-Maun
Idrus Abidin
 
Tafsir Surat al A'laa
Tafsir Surat al A'laaTafsir Surat al A'laa
Tafsir Surat al A'laa
Idrus Abidin
 
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun)
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun) Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun)
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun)
Idrus Abidin
 
Urgensi Ilmu dalam Islam
Urgensi Ilmu dalam IslamUrgensi Ilmu dalam Islam
Urgensi Ilmu dalam Islam
Idrus Abidin
 
Keberanian dalam Islam
Keberanian dalam IslamKeberanian dalam Islam
Keberanian dalam Islam
Idrus Abidin
 
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia ModernMakna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Idrus Abidin
 
Semangat Mengamalkan Amalan Sunnah
Semangat Mengamalkan Amalan SunnahSemangat Mengamalkan Amalan Sunnah
Semangat Mengamalkan Amalan Sunnah
Idrus Abidin
 
Tujuan al-Qur'an
Tujuan al-Qur'anTujuan al-Qur'an
Tujuan al-Qur'an
Idrus Abidin
 
Keistimewaan al-Qur'an
Keistimewaan al-Qur'anKeistimewaan al-Qur'an
Keistimewaan al-Qur'an
Idrus Abidin
 
Bahaya Sihir dan Perdukunan
Bahaya Sihir dan Perdukunan  Bahaya Sihir dan Perdukunan
Bahaya Sihir dan Perdukunan
Idrus Abidin
 
Pesona Kenikmatan Surga
Pesona Kenikmatan SurgaPesona Kenikmatan Surga
Pesona Kenikmatan Surga
Idrus Abidin
 

More from Idrus Abidin (20)

Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia Debat
Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia DebatRasionalitas al Qur’an dalam Dunia Debat
Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia Debat
 
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.
 
Bahaya Dosa dan Maksiat.
Bahaya Dosa dan Maksiat.Bahaya Dosa dan Maksiat.
Bahaya Dosa dan Maksiat.
 
LGBT dalam Perbincangan Ulama Mazhab
LGBT dalam Perbincangan Ulama MazhabLGBT dalam Perbincangan Ulama Mazhab
LGBT dalam Perbincangan Ulama Mazhab
 
Hakikat kemerdekaan menurut islam
Hakikat kemerdekaan menurut islam Hakikat kemerdekaan menurut islam
Hakikat kemerdekaan menurut islam
 
Tafsir Surah al-Qori'ah
Tafsir Surah al-Qori'ahTafsir Surah al-Qori'ah
Tafsir Surah al-Qori'ah
 
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)
 
Tafsir Surat an-Naas
Tafsir Surat an-NaasTafsir Surat an-Naas
Tafsir Surat an-Naas
 
Tafsir Ayat Puasa
Tafsir Ayat PuasaTafsir Ayat Puasa
Tafsir Ayat Puasa
 
Tafsir Surah al-Maun
Tafsir Surah al-MaunTafsir Surah al-Maun
Tafsir Surah al-Maun
 
Tafsir Surat al A'laa
Tafsir Surat al A'laaTafsir Surat al A'laa
Tafsir Surat al A'laa
 
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun)
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun) Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun)
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun)
 
Urgensi Ilmu dalam Islam
Urgensi Ilmu dalam IslamUrgensi Ilmu dalam Islam
Urgensi Ilmu dalam Islam
 
Keberanian dalam Islam
Keberanian dalam IslamKeberanian dalam Islam
Keberanian dalam Islam
 
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia ModernMakna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
 
Semangat Mengamalkan Amalan Sunnah
Semangat Mengamalkan Amalan SunnahSemangat Mengamalkan Amalan Sunnah
Semangat Mengamalkan Amalan Sunnah
 
Tujuan al-Qur'an
Tujuan al-Qur'anTujuan al-Qur'an
Tujuan al-Qur'an
 
Keistimewaan al-Qur'an
Keistimewaan al-Qur'anKeistimewaan al-Qur'an
Keistimewaan al-Qur'an
 
Bahaya Sihir dan Perdukunan
Bahaya Sihir dan Perdukunan  Bahaya Sihir dan Perdukunan
Bahaya Sihir dan Perdukunan
 
Pesona Kenikmatan Surga
Pesona Kenikmatan SurgaPesona Kenikmatan Surga
Pesona Kenikmatan Surga
 

Tafsir Surat al-Maidah ayat 51

  • 1. (Tafsir al-Maidah ayat 51) Idrus Abidin, Lc., MA.
  • 2. QS al-Maidah ayat 51 • “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi auliya bagimu; sebahagian mereka adalah auliya bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi auliya, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.” (QS. Al-Maidah: 51) •‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬َ‫َل‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫آ‬ َ‫ن‬ ُ‫ه‬َ‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫وا‬ُ‫ذ‬ ِ‫خ‬َّ‫ت‬َ‫ت‬َ‫د‬‫و‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ‫ى‬َ‫ار‬َ‫ص‬َّ‫ن‬‫ال‬َ‫و‬َ‫ء‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ ِ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ُ‫ء‬‫ا‬َ‫ي‬ ُ‫ه‬َّ‫ل‬َ‫و‬َ‫ت‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ َ َّ‫اَلل‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ِ‫د‬ْ‫ه‬َ‫ي‬ َ‫َل‬‫ي‬ ِ‫م‬ِ‫ل‬‫ا‬َّ‫ظ‬‫ال‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫ين‬
  • 3. Makna Kata Awliya Dalam Kamus al-Muhith ُ‫صير‬َّ‫ن‬‫وال‬ ،ُ‫ق‬‫ِي‬‫د‬َّ‫ص‬‫وال‬ ،ُّ‫ب‬ ِ‫ح‬ُ‫م‬‫وال‬ ،‫منه‬ ُ‫م‬‫االس‬ ُّ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫الو‬.َ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫وو‬َ‫أ‬ ،ً‫ة‬َ‫ي‬‫ال‬َ‫و‬َ‫و‬ ً‫ة‬َ‫ي‬‫ال‬ِ‫و‬ ‫عليه‬ ‫و‬ ،َ‫ء‬‫الشي‬‫و‬ ُ‫ُّلطان‬‫س‬‫وال‬ ،ُ‫ة‬َ‫مار‬ِ‫واإل‬ ،ُ‫ة‬َّ‫ط‬ُ‫خ‬‫ال‬ ‫وبالكسر‬ ،ُ‫َر‬‫د‬ْ‫ص‬َ‫م‬‫ال‬ ‫هي‬. 1. Teman akrab 2. Orang yang dicintai 3. Penolong 4. Pemimpin 5. Penguasa 6. pelindung
  • 4. • Berdasarkan penelusuran terhadap maksud ayat pelarangan menjadikan Yahudi dan Nasrani sebagai auliya’ dalam QS Al-Maidah : 51 yang berbunyi: َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬‫و‬ ‫ا‬‫د‬‫و‬ُ‫ه‬‫ا‬‫ي‬ْ‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ذ‬ ِ‫خ‬َّ‫ت‬‫ا‬‫ت‬ ‫ا‬‫َل‬‫ا‬َ‫ر‬‫ا‬‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫و‬‫ا‬َ ‫ا‬َ‫ر‬‫ا‬‫َص‬ ternyata ada 2 macam penafsiran kalangan ahli tafsir :
  • 5. 1. Kalangan yang menafsirkan larangan berteman akrab, meminta tolong dan perlindungan c. Tafsir al-Zamakhsyariy •‫وتستنَصَونهم‬ ‫تنَصَونهم‬ َ‫َولير‬ ‫تتخذوهم‬ ‫َل‬ ‫معرشَة‬ ‫وتعرشَونهم‬ ‫وتَصرفونهم‬ ‫وتؤاخونهم‬ ‫المؤمنين‬ • “Jangan kalian menjadikan mereka auliya’ yaitu kalian menolong mereka, meminta tolong kepada mereka, bersaudara dengan mereka, tinggal dan mempergauli mereka seperti pergaulan dengan orang-orang mukmin”. d. Tafsir al-Alūsiy •‫تَص‬ ‫َل‬ ‫بمعنى‬ ً‫ر‬‫ولي‬ ‫منهم‬ ً‫ا‬‫َحد‬ ‫منكم‬ ‫َحد‬ ‫يتخذ‬ ‫َل‬‫رفوهم‬ ‫تستنَصَوهم‬ ‫وَل‬ ‫األحبرب‬ ‫مَصرفرة‬ • “Jangan kalian tinggal dan mempergauli mereka seperti pergaulan dengan orang-orang tercinta dan meminta tolong kepada mereka” a. Tafsir ar-Raziy: ‫أولياء‬ ‫تتخذوهم‬ ‫َل‬ ‫ومعنى‬:‫تعتمدو‬ ‫َل‬ ‫أي‬‫ا‬ ‫إليهم‬ ‫تتوددوا‬ ‫وَل‬ ، ‫بهم‬ ‫اَلستنصار‬ ‫على‬ “Janganlah kalian bersandar kepada pertolongan mereka dan jangan kalian saling berkasih sayang kepada mereka” b. Tafsir al-Baiḍāwiy ‫معاشر‬ ‫تعاشروهم‬ ‫وَل‬ ‫عليهم‬ ‫تعتمدوا‬ ‫فال‬‫ة‬ ‫األحباب‬ “Janganlah kalian bersandar kepada mereka dan jangan kalian bergaul dengan mereka seperti bergaul dengan orang yang pantas dicintai”
  • 6. 2. Kalangan yang menafsirkan larangan menjadikannya pemimpin, di samping larangan meminta tolong dan perlindungan. b. Tafsir Ibnu Katsīr : Larangan menjadikannya penolong, pegawai. • “Allah melarang hambanya orang-orang beriman menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai penolong, teman dekat, yang mana mereka adalah musuh Islam………….Dari ‘Iyadh diceritakan bahwa Umar memerintahkan Abu Musā al-Asy’ariy untuk menghadap melaporkan apa yang ia lakukan dalam satu waktu, sedangkan ia memiliki seorang sekretaris Nasrani, kemudian ketika ia melapor kepada beliau, Umar heran seraya berkata: sungguh ini terpelihara, apakah engkau pembaca Kitab di masjid yang datang dari Syam?. Abu Musa menjawab: ia tidak bisa masuk masjid, Umar bertanya lagi: apakah ia junub?. Abu Musa menjawab: tidak, ia seorang Nasrani. Umar lalu menghardikku dan memukul pundakku, kemudian berkata: keluarkan ia! Lalu ia membaca ayat QS al- Māidah : 51”. a. Tafsir al-Khāzin : Larangan menjadikannya pemimpin dan penolong. ‫وال‬ ‫اليهود‬ ‫يتخذوا‬ ‫أن‬ ً‫ا‬‫جميع‬ ‫المؤمنين‬ ‫هللا‬ ‫فنهى‬‫نصارى‬ ‫و‬ ‫ورسوله‬ ‫باهلل‬ ‫اإليمان‬ ‫أهل‬ ‫على‬ ً‫ا‬‫وأعوان‬ ً‫ا‬‫أنصار‬‫أخبر‬ ‫هللا‬ ‫دون‬ ‫من‬ ‫وخلفاء‬ ً‫ا‬‫وأعوان‬ ً‫ا‬‫أنصار‬ ‫اتخذهم‬ ‫من‬ ‫أنه‬ ‫ورسوله‬ ‫هللا‬ ‫وإن‬ ‫منهم‬ ‫فإنه‬ ‫والمؤمنين‬ ‫ورسوله‬ ‫براء‬ ‫منه‬ ‫والمؤمنين‬ “Allah melarang semua orang-orang mukmin menjadikan Yahudi dan Nasrani sebagai penolong atas ahli iman kepada Allah dan Rasulnya, Allah juga mengabarkan bahwasannya siapa yang menjadikan mereka sebagai penolong dan pemimpin selain Allah, Rasulnya dan orang-orang beriman maka ia telah menjadi bagian dari mereka. Sesungguhnya Allah, Rasulnya dan orang-orang beriman terbebas darinya ”
  • 7. Ayat-ayat yang melarang menjadikan non muslim sebagai wali • Jangan Jadikan Orang Kafir Sebagai Orang Kepercayaan Dan Pemimpin [Ayat ke-1] •ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ُون‬‫د‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ َ‫ين‬ ِ‫ر‬ِ‫ف‬‫َا‬‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ون‬ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ذ‬ ِ‫خ‬َّ‫ت‬َ‫ي‬ َ‫َل‬َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫س‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ف‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ ْ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ف‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ َ‫ين‬ِ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ِ‫ف‬ ِ َّ‫اَلل‬َّ‫َل‬ِ‫إ‬ ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ ‫ي‬ ِ‫إ‬َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ ُ َّ‫اَلل‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ر‬ِِّ‫ذ‬َ‫ح‬ُ‫ي‬َ‫و‬ ً‫ة‬‫ا‬َ‫ق‬ُ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫وا‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ُ‫ير‬ ِ‫ص‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ َّ‫اَلل‬ ‫ى‬َ‫ل‬ • “Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi auliya dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu)” (QS. Al Imran: 28) • Ibnu Abbas radhiallahu’anhu menjelaskan makna ayat ini: “Allah Subhanahu Wa Ta’ala melarang kaum mu’minin untuk menjadikan orang kafir sebagai walijah (orang dekat, orang kepercayaan) padahal ada orang mu’min. Kecuali jika orang-orang kafir menguasai mereka, sehingga kaum mu’minin menampakkan kebaikan pada mereka dengan tetap menyelisihi mereka dalam masalah agama. Inilah mengapa Allah Ta’ala berfirman: ‘kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka‘” (Tafsir Ath Thabari, 6825).
  • 8. [Ayat ke-2] •‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫وا‬ُ‫ذ‬ ِ‫خ‬َّ‫ت‬َ‫ت‬ َ‫َل‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫آ‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬َ‫ل‬َ‫و‬ ‫ا‬ً‫و‬ُ‫ز‬ُ‫ه‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ن‬‫ي‬ِ‫د‬ ‫وا‬ُ‫ذ‬َ‫خ‬َّ‫ت‬‫ا‬ َ‫ن‬َ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬ً‫ب‬ِ‫ع‬ ُ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫اب‬َ‫ت‬ِ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫وا‬ُ‫ت‬‫و‬ُ‫أ‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬َ َّ‫اَلل‬ ‫وا‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬َ‫و‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ َ‫ار‬َّ‫ف‬ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫ين‬ِ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ • “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi auliya bagimu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi Kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman” (QS. Al Maidah: 57) • As Sa’di menjelaskan: “Allah melarang hamba-Nya yang beriman untuk menjadikan ahlul kitab yaitu Yahudi dan Nasrani dan juga orang kafir lainnya sebagai auliya yang dicintai dan yang diserahkan loyalitas padanya. Juga larangan memaparkan kepada mereka rahasia-rahasia kaum mu’minin juga larangan meminta tolong pada mereka pada sebagian urusan yang bisa membahayakan kaum muslimin. Ayat ini juga menunjukkan bahwa jika pada diri seseorang itu masih ada iman, maka konsekuensinya ia wajib meninggalkan loyalitas kepada orang kafir. Dan menghasung mereka untuk memerangi orang kafir” (Tafsir As Sa’di, 236)
  • 9. Jangan Loyal Kepada Orang Kafir Walaupun Ia Sanak Saudara • [Ayat ke-3] •ُ‫ك‬َ‫ء‬‫ا‬َ‫ب‬‫آ‬ ‫وا‬ُ‫ذ‬ ِ‫خ‬َّ‫ت‬َ‫ت‬ َ‫َل‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫آ‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫و‬ْ‫خ‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ْ‫م‬‫وا‬ُّ‫ب‬َ‫ح‬َ‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬ ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ل‬َ‫و‬َ‫ت‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ ِ‫ان‬َ‫م‬‫ي‬ِْ‫اإل‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ر‬ْ‫ف‬ُ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ُ‫م‬ِ‫ل‬‫ا‬َّ‫ظ‬‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫ك‬َِِ‫ل‬‫و‬َُُ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬َ‫ون‬ • “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak- bapak dan saudara-saudaramu menjadi auliya bagimu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka auliya bagimu, maka mereka itulah orang-orang yang lalim” (QS. At Taubah: 23) • Ibnu Katsir menjelaskan: “Allah Ta’ala memerintahkan untuk secara menjelaskan terang-terangan kepada orang kafir bahwa mereka itu kafir walaupun mereka adalah bapak-bapak atau anak-anak dari orang mu’min. Allah juga melarang untuk loyal kepada mereka jika mereka lebih memilih kekafiran daripada iman. Allah juga mengancam orang yang loyal kepada mereka” (Tafsir Ibni Katsir, 4/121).
  • 10. Jangan Berikan Rasa Sayang dan Kasihan Kepada Orang Kafir [Ayat ke-4] •َ‫ء‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ُو‬‫د‬َ‫ع‬َ‫و‬ ‫ي‬ِِّ‫و‬ُ‫د‬َ‫ع‬ ‫وا‬ُ‫ذ‬ ِ‫خ‬َّ‫ت‬َ‫ت‬ َ‫َل‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫آ‬ َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬َ‫ف‬َ‫ك‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫و‬ ِ‫ة‬َّ‫د‬َ‫و‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ِ‫ْه‬‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ون‬ُ‫ق‬ْ‫ل‬ُ‫ت‬ِ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ر‬ِِّ‫ق‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ء‬‫ا‬َ‫ج‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِِّ‫ب‬َ‫ر‬ ِ َّ‫اَلل‬ِ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ا‬َّ‫ي‬ِ‫إ‬َ‫و‬ َ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َّ‫الر‬ َ‫ون‬ُ‫ج‬ ِ‫ر‬ْ‫خ‬ُ‫ي‬ََِ‫ت‬ْ‫ب‬‫ا‬َ‫و‬ ‫ي‬ِ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ًا‬‫د‬‫ا‬َ‫ه‬ ِ‫ج‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ج‬َ‫ر‬َ‫خ‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬‫ا‬‫ي‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ض‬ ْ‫ر‬َ‫م‬ َ‫ء‬ • “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi auliya yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar- benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian)” (QS. Al Mumtahanah: 1). • As Sa’di menjelaskan: “jangan jadikan musuh Allah dan musuh kalian sebagai auliya, yang engkau berikan rasa sayangmu kepada mereka. Maksudnya jangan kalian terburu-buru memberikan rasa sayangmu kepada mereka ataupun menempuh sebab-sebab yang membuat kalian sayang pada mereka. Karena rasa sayang itu jika muncul akan diikuti oleh nushrah (kecenderungan untuk menolong) dan muwalah (kecenderungan untuk loyal), sehingga akhirnya seseorang pun keluar dari keimanan dan menjadi bagian dari orang-orang kafir meninggalkan ahlul iman” (Tafsir As Sa’di, 854).
  • 11. Dari ayat ini, al-Raziy memberitahukan bahwa orang beriman ketika menjadi wali bagi orang kafir mengandung 3 macam: 1. Jika si Mukmin ridha dengan kekafirannya dan berhubungan dengan karena ridha tadi, maka dilarang. Karena membenarkan kekafiran menjadi kafir, rela adanya kekafiran adalah kafir. Seorang yang beriman tidak dibolehkan bersifat seperti ini. 2. Jika si Mukmin hanya ingin berhubungan baik saja secara zhahir (tanpa meridhai adanya kekafiran), maka tidak dilarang (boleh). 3. Ia di tengah-tengah antara dua sikap di atas, yaitu dengan menjadi wali kafir dengan cenderung saling tolong menolong atas dasar kekerabatan maupun saling mencintai, disertai dengan anggapan bahwa agama mereka salah. Sikap seperti ini tidak akan menjadikan kita kafir namun lebih baik dihindari, karena menjadi wali mereka akan mendorong kita menganggap baik cara-cara mereka dan ridha agama mereka, karena Allah SWT memperingatkan dengan ayat:{ ِ‫ف‬ ‫هللا‬ ‫نا‬ِ‫م‬ ‫ا‬‫ْس‬‫ي‬‫ا‬‫ل‬‫ا‬‫ف‬ ‫ذلك‬ ْ‫ل‬‫ا‬‫ع‬ْ‫ف‬‫ا‬‫ي‬ ‫ن‬‫ا‬‫م‬ ‫ا‬‫و‬َْ‫ى‬‫ا‬‫ش‬ ‫ ي‬ } “Barangsiapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah”.
  • 12. Syarat Bolehnya menjadikan non Muslim sebagai teman akrab, pemimpin, pelindung : 1. Jika kaum muslim dalam kekuasaan/pengaruh kuat Nasrani/Yahudi dan keselamatan jiwa kaum muslimin terancam. Maka boleh berteman dekat dan mengakui pemerintahannya dengan lisan kita, sedangkan hati tidak!, serta tidak mengikuti kekafiran mereka.
  • 13. 2. Jika kaum muslim dan Nasrani/Yahudi hidup damai; tidak menumpahkan darah kaum muslim dan tidak menjajah hartanya. Diterangkan dalam Tafsir al-Ṭabariy: •‫بن‬ ‫حفص‬ ‫حدثنر‬ ،‫قرل‬ ‫إسحرق‬ ‫حدثنر‬ ،‫قرل‬ ‫المثنى‬ ‫حدثن ي‬َ‫عم‬ ‫قوله‬ ‫ف ي‬ ‫عكَمة‬ ‫عن‬ ،‫َبرن‬ ‫بن‬ ‫الحكم‬ ‫حدثنر‬ ،‫قرل‬:”‫ت‬ ‫َن‬ ‫إَل‬‫تقوا‬ ‫تقرة‬ ‫منهم‬”‫قرل‬ ،:‫يستحل‬ ‫لم‬ ‫ومر‬ ،‫مسلم‬ ‫دم‬ ‫ق‬ َِ‫ه‬ُ‫ي‬ ‫لم‬ ‫مر‬‫مرله‬. • “……….dari Ikrimah, dalam ayat…………:beliau menafsirkan: selama tidak menumpahkan darah muslim dan tidak menjajah hartanya.”