Surah an-Naas membahas tiga hal utama:
1. Tempat berlindung yaitu Allah sebagai Rabb, Malik dan Ilah manusia.
2. Bahaya yang mengancam berupa bisikan setan dan was-was.
3. Media perlindungan berupa bacaan ayat-ayat dan doa perlindungan.
4. Keutamaan Surah an-Naas
• Hadits Aisyah ra, bahwsanya Rasululah saw jika
mengeluhkan (suatu penyakit) maka beliau membaca ayat-
ayat perlindungan lalu meniupkannya (pada bagian yg
dikeluhkan). Tatkala penyakitnya makin keras (di akhir
hayatnya), maka sayalah yang membacakan kepadanya dan
menyapukan kedua tangannya (ke bagian yg sakit) dengan
mengharap keberkahan (kedua tangannya). (HR. Bukhari)
5. • Hadits Aisyah ra, bahwasanya Rasulullah setiap malam
ketika hendak tidur, beliau menyatukan kedua
tangannya lalu meniupkan qul huwallahu ahad, qul
audzu birabbil falaq dan qul audzu birabbinnas. Lalu
beliau menyapu anggota badannya yang bisa digapai
berawal dari kepalanya, wajahnya dan seluruh bagian
depan badannya. Beliau mengulangi hal tersebut
sebanyak 3x (HR. Bukhari)
6. Latar Belakang Turunnya Surah an-Naas
• Dari aisyah, ia berkata, “Ada seorang bani zuraiq yang bernama Labid bin
A’sham pernah menyihir Rasulullah hingga beliau seolah-olah melakukan
sesuatu padahal tidak (halusinasi). Hinggga suatu hari ia bersamaku dan
beliau memangil-manggil, lalu berkata : wahai Aisyah, apakah engkau
merasakan bahwa Allah telah menasehatiku tentang masalah yang Aku
keluhkan (sihir). Saya didatangi oleh 2 orang. Salah seorang duduk di
kepala saya, sedang yang lain duduk di kakiku. Lalu salah seorang berkata
kepada temannya : apa penyakitnya ? Ia menjawab : terkena sihir. Lalu
siapa yang menyihirnya ? Seseorang yang bernama Labid bin A’sham.
Dengan media apa ? Dengan menggunakan sisir dan gulungan rambut dan
potongan pohon kurma laki-laki. Ia berkata : lalu di mana tempatnya ? Di
sumur zarwan. Lalu Rasulullah saw meminta sahabatnya mencari sumur
tersebut, lalu mereka melapor : airnya seperti celupan henna. Saya
(aisyah)berkata : bagaimana jika dileluarkan saja dari sumur itu ? Kata
Rasul : al-hamdulilah, sy telah sembuh dan saya tidak mau menimbulkan
masalah kepada orang lain. Lalu beliau meminta agar sumur itu ditimbun.
(HR Bukhari : no 4059))
7. Hubungan surah an-Naas sebagai penutup al-Qur’an dan surah
al-Fatihah sebagai pembuka al-Qur’an
• Al-Biqaa’i menjelaskan kesinambungan Al-Qur’an,
dimana surah terakhir (yaitu surah An-Naas ini)
memiliki keterkaitan yang erat dengan surah pertama
(yaitu surah Al-Fatihah). Jika pada surah Al-Fatihah
kita memohon petunjuk, maka setelah semua
petunjuk selesai diuraikan di dalam Al-Qur’an, sudah
sewajarnya Al-Qur’an ditutup dengan tuntunan untuk
memohon perlindungan kepada Allah SWT. Sebaik-
baiknya manusia dalam memahami petunjuk, manusia
tetap bisa melakukan kekhilafan. Untuk itu, wajarlah
kiranya kita memohon perlindungan kepada
Allah. Terlebih lagi jika kita melihat bahwa surah An-
Naas mengajarkan kita untuk menjaga diri dari bisikan
negatif yang membuat kita ragu dan gelisah, antara
lain ragu dalam mengikuti petunjuk Al-Qur’an.
8. Kandungan Surah
1.
• Tempat berlindung (Allah swt)
2.
• Kejahatan yang mengancam (Setan
dan was-was yang ditimbulkan).
3.
• Media perlindungan ( Bacaan ayat-
ayat dan do’a-do’a perlindungan)
9. 1. Tempat Berlindung (Allah swt)
• Terdapat tiga sifat utama Allah swt yang
disebutkan di surah ini, sebagai nama-nama
perlindungan, yaitu :
A. Rabbinnas,
B. Malikinnas,
C. Ilahinnas.
• Ke-tiganya merupakan sifat utama ketuhanan
yang menegaskan perlindungan dari segala
bahaya, terutama bahaya was-was yang
ditimbulkan oleh setan yang bersemayam dalam
jiwa manusia.
10. ِاسَّنال ِبَرِب
• Kata rab adalah kata yang menunjukkan
kekuasaan Allah dalam mencipta,
mendidik, mengatur, menyempurnakan,
dan menjaga manusia dari segala yang
membahayakan hidup mereka. Inilah
makna rububiyah Allah dalam surah ini.
Yaitu sebuah sifat yang mengandung
kekuasaan-Nya yang menyeluruh dan
rahmat-Nya yang mencakup segala sesuatu,
menjelaskan seluk beluk kehidupan
manusia, memenuhi harapan mereka dan
menghilangkan segala keluhan-keluhan dan
masalah yang mereka hadapi
11. ِاسَّنال ِكِلَم
• Kata al-malik menunjukkan sifat kekuasaan
Allah yang tidak terbatas. Dia-lah Raja
manusia sesungguhnya. Segala ketakutan dan
kepanikannya seharusnya ditujukan kepada-
Nya. Kepada-Nyalah tempat mengadu ketika
menghadapi ancaman dan permasalahan.
Termasuk gangguan jin yang senantiasa
mengadakan sikap was-was dan keraguan
terhadap kebaikan dan kebenaran dalam diri
manusia.
12. إِ ِساَّن ِه َََل َِ
• Kata ilah menegaskan sifat Allah yang
menegaskan hak-Nya untuk disembah.
Sebagaimana seluruh manusia di dunia
ini meyakini secara mendalam sifat
rububiyah dan mulkiyah Allah (yunus :
31), maka seharusnya juga menegaskan
konsekwensinya, yaitu tunduk patuh,
menghinakan diri dalamrangka
menyembah Allah swt. karena dengan
prestasi ibadah dan kedekatan
manusialah kepada Allah yang akan
menegaskan penjagaan dan
perlindungan Allah kepada mereka,
termasuk dari ancaman setan yang
tersembunyi dalam jiwa manusia.
13. Kesimpulan dari Ke-tiga ayat tersebut :
A. Jika terbukti bahwa Dia-lah tuhan dan penguasa kita, berarti
tidak ada tempat mengadu kecuali hanya kepada-Nya. Tidak
ada tempat kembali kecuali kepada-Nya. Tidak ada
sesembahan kecuali Dia. Maka tidak pantas berdo’a, takut,
berharap, mencintai sesuatu kecuali diri-Nya. Tidak boleh
menghinakan diri, tunduk dan menyerahkan diri kepada siapa
pun kecuali pada diri-Nya semata.
B. Karena tidak ada yang diharapakan, ditakuti dan ditempati
memohon perlindungan padanya kecuali jika ia pendidik kita
dan yang mengatur segala urusan kita. Dialah Allah.
Seharusnya kita menjadi hamba-Nya dengan sungguh-
sungguh. Kebutuhan kita terhadap-Nya melebihi kebutuhan
kita terhadap diri dan hidup ini. Dengan demikian, sungguh
sangat pantas untuk tidak mencari perlindungan kecuali
hanya kepada-Nya.
14. Keindahan Susunan Ayat
Kata rab didahulukan karena makna sifat ini berlaku umum,
sedang sifat uluhiyah diakhirkan karena bersifat khusus. Ia
hanya berlaku bagi hamba yang menyembah dan
mentauahidkan-Nya secara tulus. Adapun mereka yg kafir dan
musyrik,maka tidak pantas masuk naungan uluhiyah Allah swt.
Sekali pun secara rububiyah, mereka tunduk kepada Tuhan.
Rahasia keberadaan sifat al-mulkiyah antara rububiyah dan
uluhiyah adalah karena sifat mulkiyah mengandung makna
kekuasaan yang mengatur dg perintah dan larangan-Nya. Karena
itu, sifat mulkiyah merupakan konsekwensi khusus dari
kesempurnaan rububiyah Allah. Sedang keberadaan Allah
sebagai sesembahan manusia maka itu merupakan wujud
kesempurnaan mulkiyah-Nya. Jadi rububiyah Allah
menghendaki adanya mulkiyah-Nya, sedang mulkiyah-Nya
berujung pada sifat uluhiyah-Nya. Allah menciptakan manusia
degan rububiyah-Nya, mengatur mereka dg mulkiyah-Nya dan
memperbudak mereka dg uluhiyah-Nya
15. Kategorisasi Asma’ul Husna berdasarkan Rububiyah, Mulkiyah dan Uluhiyah
Allah swt.
Rububiyah : al-qadir, al-khaliq, al-
bari, al-mushawwir, al-hayy, al-
qayyum,
16. Sifat Mulkiyah
• Sifat Uluhiyah megandung
semua Asmaul Husna dan
segala sifat yang maha mulia
Allah swt.
17. 2. Kejahatan (bahaya) yang mengancam (Setan dan was-
was yang Ditimbulkan).
A. Surah an-Naas mengandung perlindungan dari bahaya
bisikan setan, yang merupakan faktor penyebab
timbulnya dosa dan maksiat. Ia merupakan bahaya
(keburukan) internal manusia yang menjadi sumber
terjadinya siksaan di dunia dan akhirat.
B. Sedang surah al-Falaq mengandung perlindungan dari
bahaya eksternal, seperti sihir dan kedengkian orang
lain. Itu adalah tindakan kezhaliman pihak lain, sedang
surah an-Naas adalah perlindungan dari kezhaliman
terhadap diri sendiri.
C. Bahaya yg eksternal yang mengancam, seperti yg tertera
pada surah al-falaq tidaklah menjadi sumber hukuman di
akherat kelak. Karena ia berada di luar wilayah kehendak
manusia. Bahaya tersebut masuk dalam kategori
18. D. Sedang bahaya internal seperti yg tercantum
dalam surah an-Naas menjadi faktor timbulnya
hukuman di akhirat karena ia berada dalam
wilayah kehendak manusia. Ia masuk dalam
kategori aib dan kelemahan manusia dalam
memenej internalnya sendiri.
E. Segala keburukan timbul hanya dari kedua hal
tersebut (aib dan musibah). Tidak ada lagi faktor
lain. Surah al-falaq dan surah an-Naas
mencakup perlindungan dari semua bahaya dan
ancaman yang ditimbulkan oleh keduanya.
Semoga Allah menghindarkan kita dari
keduanya. Amin.
20. Was-was Sebagai Sumber Bencana
Kata was-was berasal dari bahasa arab. Secara
kebahasaan bermakna : suara yang tersembunyi
yang berulang-ulang yang tidak terdengar kecuali
oleh pemilik suara itu sendiri.
Secara terminologi, was-was adalah ajakan setan
yang tersembunyi agar mengikuti kehendak
buruknya, yang dipahami secara langsung oleh hati
tanpa melalui perantaraan suara. (tafsir al-Qurthubi)
22. Tingkatan Was-was.
1. Bisikan setan (al-
Hajis).
2. Pikiran yang
senantiasa muncul
dalam benak. (al-
Khatir).
3. Bisikan jiwa yang
senantiasa maju
mundur dalam
sebuah perbuatan.
4.Keinginan untuk
melakukan sesuatu.
5. Azam yang kuat
untuk melakukan
sesuatu.
23. Pada awalanya, hati bersih dari segala godaan. lalu setan
memunculkan pikiran buruk dalam benaknya, dengan
memperindah kesan dan citra dosa dalam jiwa sehingga
muncullah syahwat. Hal ini terus dilakukan oleh setan
sehingga manusia tertarik dan kemudian lama-kelamaan
menjadi keinginan dalam diri manusia. Lalu setan terus
memperindah keburukan tersebut sehingga manusia lupa
efek buruknya.Yang ada di khayalan manusia hanyalah
keindahan yang senatiasa meggoda syahwatnya.
Sehingga kemudia menjadi azam. Demikianlah upaya
setan terhadap manusia dalam setiap detik kehidupannya.
Tidak ada jalan lain untuk menghadapinya kecuali dengan
zikir dan senantiasa belajar islam.
24. Al-Khannas
Kata “al-khannaas” terambil dari kata “khanasa” yang
berarti “kembali, mundur, melempem, dan
bersembunyi”. Patron kata yang digunakan ayat ini
mengandung makna “seringkali” atau “banyak sekali”. Ini
mengarahkan pada dua makna, yaitu (a) syetan seringkali
dan berulang kali menggoda manusia pada saat ia lengah
dan melupakan Allah, dan (b) syetan seringkali dan
berulang kali mundur dan melempem pada saat manusia
mengingat Allah. Pendapat kedua ini didukung oleh sabda
Nabi saw.,
“Sesungguhnya syetan itu bercokol di hati putra
Adam. Apabila ia berdzikir, syetan itu mundur
menjauh, dan bila ia lengah, syetan berbisik.” (HR.
Bukhari melalu Ibn ‘Abbaas).
25. Dalil-Dalil Pendukung
ُهَّ َوُهَف ًََِِطْيَش ُهَّ ْضِيَقَُ ِنَمْحسانّر ِرْكِذ َْنع ُشْعَي ْنَمَوين ِرَق(36)يِبساسّن َِنع ْمُهََُّودُصَيَّ ْمُهساَِإَوَونُبَسَْحيَو ِل
َُوندَتْهُم ْمُهساََأ(37)
43:36. Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah
(Al Qur'an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan) maka setan
itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. 37. Dan sesungguhnya
setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan
mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk. (al-Zukhruf : 36-37)
َُ ْمِه ِِرَبْدَأ ىَلَع ن ْوساَّو ُهَدْح َو ِآنْرُقّْن يِف َكسابَر َتَْركَذ نَذِإَونًورُف(46)
7:46. dan Kami adakan tutupan di atas hati mereka dan sumbatan di telinga
mereka, agar mereka tidak dapat memahaminya. Dan apabila kamu menyebut
Tuhanmu saja dalam Al Qur'an, niscaya mereka berpaling ke belakang karena
bencinya. (al-Israa : 46)
وُساركَذَت ِِنَطْيساشّن َنِم فِئَِط ْمُهساسَم نَذِإ ن ْوَقساتن َِينذساّن سانِإَونُر ِْصبُم ْمُه نَذِإَف ن(201)ّْن يِف ْمُهََُّودُمَي ْمُهَُنَوْخِإَوِيَغ
َونُر ِصْقُي ََل سامُث(202)
7:201. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was
dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat
kesalahan-kesalahannya. 202. Dan teman-teman mereka (orang-orang kafir
dan fasik) membantu setan-setan dalam menyesatkan dan mereka tidak henti-
hentinya (menyesatkan).
26. Hadits-Hadits tentang Bahaya Setan
"Tidakkah ada seorangpun dari kalian melainkan
disertai pendamping." Mereka bertanya, "Dan Anda
sendiri, wahai Rasulullah?" Rasulullah saw. menjawab,
"Betul. Akan tetapi, Allah telah menolong aku sehingga
pendampingku masuk Islam dan ia tidak pernah
memerintahkan kepadaku kecuali kepada kebaikan. "
Dalam hadits Bukhari dan Muslim dari Anas bahwa
Rasulullah saw. bersabda,"Setan itu mengalir dalam
tubuh anak Adam pada saluran darah. “
27. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanadnya dari Abu Tamimah yang
meriwayatkan dari seseorang yang pernah membonceng Nabi saw,
katanya,"Keledai Nabi saw. terjatuh, lalu aku mengatakan, 'Celakalah setan.' Nabi
bersabda, 'Janganlah kamu katakan 'celakalah setan' sebab bila kamu
mengatakannya maka setan akan menjadi semakin besar tubuhnya dan
mengatakan, 'Dengan kekuatanku, aku akan mengalahkannya.' Namun apabila
kamu mengatakan bismillah maka dia akan mengecil sehingga jadi sekecil lalat.'"
29. • Dari Abu Hurairah RA ia berkata, Rasulullah saw
besabda, “jika azan dikumandangkan maka setan
pergi dan ia memiliki tameng sehingga tidak
mendengarkan azan, tapi jika azan telah selesai
maka ia melanjutkan was-wasnya (kepada
manusia) (HR Bukahari dan Muslim)
31. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah saw bersabda,
“Sungguh soerang mukmin akan mengekang
setannya sebagaimana seseorang di antara
kalian mengekang untanya dalam perjalanan.
(HR Ahmad dg sanad yang shahih)
32. Bentuk-Bentuk Bahaya Setan
Hadits Abu Hurairah RA, ia berkata, “Rasulullah saw mempercayakan
kepada saya untuk menjaga zakat pada bulan ramadhan. Lalu saya
didatngi oleh seseorang yang berusaha memegang dan menyentuh
zakat tersebut untuk mengambilnya. Lalu saya tangkap dan saya
katakan kepadanya : saya akan melaporkanmu ke Rasululah. Lalu
singkat cerita, setan berkata, jangan laporkan saya. Nanti sy
ajarakan kepada mu sesuatu yag membuat setan tidak bisa
menggangumu. Jika kamu hendak tidur maka bacalah ayatul
kursi……..
1. Mencuri makanan manusia.
33. 2. Bermalam dirumah orang yang tidak menyebut nama Allah
ketika memasuki rumahnya.
Hadits Jabir RA, bahwasanya ia pernah menddengar Rasulullah saw
berkata, “Jika seseorang memasuki rumahnya lalu membaca nama
Allah ketika masuk dan ketika makan, maka setan akan berkata,
kalian tidak ada peluang bermalam dan makan malam (di sini). Jika
ia masuk tanpa membaca nama Allah maka setan akan berkata,
kalian bisa bermalam. Dan jika ia makan lalu tidak membaca
baslmalah maka setan berkata lagi, kalian bisa bermalam dan
sekalian makan malam di sini.”. (HR Muslim)
35. • Tidak melaksanakan shalat fardhu tepat pada waktunya dan tidak berjamaah.
Misalnya lagi, meninggalkan shalat sunat rawatib, shalat malam, shalat
dhuha, membaca Al-Qur’an, berdzikir, berdoa, beristighfar, berlambat-lambat
datang ke masjid, atau tidak menghadiri shalat berjamaah di masjid tanpa
udzur
•يقولوسلم عليه هللا صلى نَّبي( :ثال َِم هو إذن أحدكم رأ قِفية على نّشيطِن يعقدعقد ث
:ت وإن ، عقدة نَحلت هللا وذكر نستيقظ فإن ، فِرقد طويل ّيل عليك ، عقدة كل يضربوضأ
خبي أصبح وإَل ، نَّف طيب ًَِشيط فأصبح ، عقدة نَحلت صلى فإن ، عقدة نَحلتنَّف ث
كسالن)عليه متفق
• Rasulullah saw besabda, “Setan meletakkan tiga simpul di bagian kepala
ketika kalian tidur. Setiap simpul itu berbunyi : hedaklah kamu tidur karena
malam masih panjang. Jika ia bangun sambil berzikir maka hilanglah satu
simpul. Jika ia berwudhu maka hilang lagi satu simpul. Dan jika ia shalat
maka hilanglah simpul ke-3, sehingga ketika pagi hari datang , ia dalam
keadaan ceria dan penuh semangat. Kalau tidak, maka perasaannya tidak
enak dan cenderung malas. (HR Bukhori dan Muslim )
36. 4. Mencegah manusia melakukan kebaikan
•ِص ْمُهَّ ساَندُعْقَ ََل يََِتْيَوْغَأ َِمِبَف َلَِقَميِقَتْسُمّْن َكَطنَر(16)ْنِم ْمُهساََيِت ََل سامُثِنْيَب
َعَو ْمِهََِِمْيَأ َْنعَو ْمِهِفْلَخ ْنِمَو ْمِِيهدْيَأَثْكَأ ُد ِجَت ََلَو ْمِهِلِئَِمَش ْنَين ِرِكَِش ْمُهَر
(17)
• 7:16. Iblis menjawab: "Karena Engkau telah
menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan
(menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau
yang lurus, 17. kemudian saya akan mendatangi
mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari
kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan
mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).
37. Karenannya, lupa sering diidentifikasi kepada setan.
ِسَن يِنِإَف ِةَرْخَّصال ىَلِإ اَنْيَوَأ ْذِإ َتْيَأَرَأ َلاَقَّشال ََّّلِإ ُهيِناَسْنَأ اَمَو َُوتحْال ُيتَرُكْذَأ ْنَأ ُانَطْيُه
ًابَجَع ِرْحَبْال يِف ُهَليِبَس َذَخَّتاَو(63)
18:63. Muridnya menjawab: "Tahukah kamu
tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi,
maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan
tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan
aku untuk menceritakannya kecuali setan dan ikan
itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang
aneh sekali."
38. Kesimpulan Tentang Langkah-Langkah Setan
1. Mencegah manusia berbuat baik.
2. Jika manusia tidak mengikuti kehendak setan,
maka ia berusaha untuk memperlambat dan
menghalanginya agar tidak melakukan kebaikan
terus menerus.
3. Kalau tidak bisa melakukan langkah kedua, maka
ia mengalihkan manusia agar melakukan amalan
yang bisa membatalkan kebaikan yang telah
dilakukannya. Seperti menyebut-nyebut sedekah
yang pernah diberikan kepada seseorang.
ُكِتَِقَدَص ونُلِطْبُت ََل ونََُمآ َِينذساّن َِهُّيَأ َِيَذَ ْنَلَو ِنَمِِّْب ْم
2:264. Hai orang-orang beriman, janganlah kamu
menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut- nyebutnya dan menyakiti (perasaan si
penerima), (al-Baqarah : 263)
41. 1. Menyebarkan kekafiran, kesyirikan dan permusuhan
terhadap Allah dan Rasul-Nya.
َف ْرُفْكا ِانَسْنِ ْْلِل َلاَق ْذِإ ِانَطْيَّشال ِلَثَمَكِم ٌءي ِرَب يِنِإ َلاَق َرَفَك اَّمَلَ َّاَّلل ُافَخَأ يِنِإ َكْن
َينِمَلاَعْال َّبَر(16)
(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti
(bujukan) shaitan ketika dia Berkata kepada
manusia: "Kafirlah kamu", Maka tatkala manusia
itu Telah kafir, Maka ia berkata: "Sesungguhnya
Aku berlepas diri dari kamu, Karena Sesungguhnya
Aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam". (QS
al-Hasyr : 16).
42. 2) Bid’ah
((ُك َّنِإَف ِر ْوُمُاأل ِتاَثَدْحُمَو ْمُكاَّيِإَّلُكَو ٌَةعْدِب ٍةَثَدْحُم َّلٌةَلَالَض ٍةَعْدِب
ِارَّنال ْيِف ٍةَلَالَض َّلُكَو))
“Jauhilah perkara-perkara baru, karena setiap
perkara baru itu bid’ah, dan setiap bid’ah itu
kesesatan, dan setiap kesesatan itu masuk
kedalam neraka.”
43.
44. •َح ِضْرَ ْنَل يِف ِسامِم ونُلُك ُ ِساَّن َِهُّيَأ َِيُعِبساتَت ََلَو ًِبِيَط ًَل َالِتنَوُطُخ ون
ينِبُم ٌُّودَع ْمُكَّ ُهساَِإ ِِنَطْيساشّن(168)ُّسِِّب ْمُكُرُمْأَي َِمساَِإَِِءشْحَفّْنَو ِوء
َونُمَلْعَت ََل َِم ِ سانَّلل ىَلَع ونُّوُقَت ْنَأَو(169)
• Sesungguhnya syaitan itu Hanya menyuruh kamu
berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap
Allah apa yang tidak kamu ketahui. (QS. al-
Baqarah : 169)
45. 4) Dosa-Dosa Kecil
Hadits Sahl bin Sa’ad r.a, ia berkata, “Rasulullah Saw berkata :
hati-hatlah klian dari dosa kecil. (Dosa kecil itu) sepertii halnya
sekelompok orang yang turun ke sebuah lembah. Orang ini
membawa ranting kayu dan yang itu membawa sebuah ranting
juga hingga terkumpul banyak. Sungguh dosa-dosa kecil, apa
bila sering dilakukan maka akan menghancurkan seseorang.”
HR Ahmad dalam Musnad-nya
46. 5) Sibuk dengan perbuatan yang
berkategori Mubah
Menyibukkan seseorang dengan perbuatan yang
mubah sehingga waktu terbuang percuma. Karena
pada prinsipnya, perbuatan dosa dan perbuatan
mubah apabila dikerjakan maka akan menyia-nyiakan
waktu. Sedang amal shaleh akan membuat waktu
menjadi ramai dengan prestasi ubudiyah (umur).
Termasuk dalam kategori ini, seseorang yang lupa
meniatkan pekerjaan rutinnya dalam rangka ibadah
kepada Allah Swt. Kebiasaan apabila diniatkan untuk
ibadah maka akan tercatat ibadah. Demikian pula
apabila ibadah tanpa keikhlasan niat maka akan
berubah menjadi kebiasaan dan rutinitas semata.
47. Setan senantiasa berupaya mengalihkan
manusia dari amalan shaleh yang berefek
besar terhadap pahala dan bernilai sosial
tinggi.
Untuk dapat mendeteksi tipu daya setan ini,
dibutuhkan cahaya keimanan dan pemurnian
komitmen dalam mengikuti sunnah Nabi.
Sehingga rating amal-amal unggulan dapat
dipetakan dan kemudian diprioritaskan dalam
sebaran waktu yang kita miliki.
48. 7) Serangan Fisik Melalui jalur para pasukannya
dari kalangan jin dan manusia
• Jika setan tidak mampu menggunakan 6 langkah di
atas dan tidak mampu menembus seorang mukmin,
maka ia beralih kepada manusia lain yang dijadikan
sebagai objek was-was. Tujuannya, agar menyerang
yang bersangkutan dengan beragam tuduhan dan
penghinaan.
• Contoh nyata adalah sebagian penuntut ilmu
menyerang da’i-da’I tertentu dengan alasan sebagai
pengasong bid’ah dan sejumlah tuduhan lain.
Sehingga da’I bersangkutan jatuh pamornya di
kalangan ummat dan tidak lagi dijadikan teladan
dan sumber panutan keagamaan. Naudzubillah.
49. Sasaran & targetObyekJebakan
Kafirin & musyrikinSeluruh manusiaKufur & syirik1
Ahli bid’ah & syubhatMusliminBid’ah2
MujriminMusliminKabair3
FasiqinShalihinshaghair4
Ahli santai & rehatMuttaqinMubahat5
Ulama tidak efektifMuttaqin – UlamaSunnah mafdhulah6
Ulama tidak berjihad dan
jatuh pamornya sebagai
panutan
Ulama – Du’at –
Mujahiddin
Hujum ‘ala al-nafs7
Di mana posisi Kita … ???