pada makalah kali ini dijelaskan bagaimana membuat antara kedua (manusia dan agama) berjalan secara harmonis dan tidak saling tumpang tindih.dari berbagai pandangan dan sumber
pada makalah kali ini dijelaskan bagaimana membuat antara kedua (manusia dan agama) berjalan secara harmonis dan tidak saling tumpang tindih.dari berbagai pandangan dan sumber
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bentuk teori kepribadian dan terapi psikoanalitik ini muncul dalam konteks medis dengan asumsi dasar bahwa klinisi menangani patologi. Pendekatan psikoanalisis juga dikenal dengan istilah psikodinamik yang dikembangkan oleh Sigmund Freud. Pendekatan-pendekatan psianalisis atau psikodinamik menganggap bahwa tingkah laku abnormal disebabkan oleh faktor-faktor intrapsikis (konflik tak sadar, represi, mekanisme defensive), yang mengganggu penyesuaian diri.
Pikoanalisis merupakan sebuah metode yang sangat berpengaruh mengobati gangguan mental, dibentuk oleh teori psikoanalitik, yang menekankan proses mental bawah sadar dan kadang-kadang digambarkan sebagai "psikologi mendalam."
Gerakan psikoanalitik berasal dari pengamatan klinis dan formulasi dari psikiater Austria yang bernama Sigmund Freud, yang menciptakan istilah itu selama 1890-an, Freud dikaitkan dengan yang lain Wina, Josef Breuer, dalam studi pasien neurotik bawah hipnosist. Freud dan Breuer mengamati bahwa, ketika sumber ide pasien dan impuls dibawa ke dalam kesadaran selama kondisi hipnosis, pasien menunjukkan perbaikan.
Norman D. Sundberg dkk (2007:190) Bagaimana Freud memikirkan tentang masalah psikologis? Hal ini dapat dilihat dari ilustrasi pemikiran awal Freud-Katharina disebuah buku terbitan 1895, Studies on Hysteria (Breuer dan Freud, hal. 125-134).Psikoanalisa dapat dikatakan sebagai aliran psikologi yang paling dikenal meskipun mungkin tidak dipahami seluruhnya. Namun psikoanalisa juga merupakan aliran psikologi yang unik, tidak sama seperti aliran lainnya. Aliran ini juga yang paling banyak pengaruhnya pada bidang lain di luar psikologi, melalui pemikiran Freud.
Konsep dari teori Freud yang paling terkenal adalah tentang adanya alam bawah sadar yang mengendalikan sebagian besar perilaku. Selain itu, dia juga memberikan pernyataan pada awalnya bahwa prilaku manusia didasari pada hasrat seksualitas pada awalnya (eros) yang pada awalnya dirasakan oleh manusia semenjak kecil dari ibunya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dengan model Psycoanalytical?
2. Bangaimanakah pendekatan psikoanalisa dalam bidang klinis?
3. Sebutkan dan jelaskan struktur kepribadian ?
4. Bangaimanakah dinamika kepribadian ?
5. Bangaimanakah perkembangan kepribadian?
6. Bangaimanakah proses terapi dalam psikoanalitik?
7. Sebutkan dan jelaskan teknik-teknik dalam psikoanalitik?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pegertian dari model Psycoanalytical.
2. Untuk mengetahui bangaimana pendekatan psikoanalisa dalam bidang klinis.
3. Untuk mengetahui struktur kepribadian .
4. Untuk mengetahui bangaimana dinamika kepribadian .
5. Untuk mengetahui bangaimana perkembangan kepribadian.
6. Untuk mengetahui bangaimana proses terapi dalam psikoanalitik.
7. Untuk mengetahui teknik-teknik dalam psikoanalitik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Model Psycoanalytical merupakan model yang pertama yang ditemukan oleh Sigmun Freud yang meyakini bahwa penyimpangan
BAB I
PENDAHULUAN
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada kita. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluargana, shahabatnya, dan semua pengikutnya hingga akhir zaman.
Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting,sebagai individu maupun masyarakat dan bangsa,sebab jatuh bangunya suatu masyarakat tergantung kepada bagaimana akhlaknya.Apabila akhlaknya baik,maka sejahteralah lahir dan batinnya,apabila alkhlaknya rusak, maka rusaklah lahir dan batinnya.
Kejayaan seseorang terletak pada akhlaknya yang baik,akhlaknya yangbaikselalu membuat seseorang menjadi aman,tenang,dan tidak adanya perbuatan yang tercela.Seseorang yang berakhlak mulia selalu melaksanakan kewajiban-kewajibannya.Dia melakukan kewajiban terhadap dirinya sendiri yang menjadi hak dirinya,terhadap tuhan yang menjadi hak tuhannya,terhadap makhluk lain,dan terhadap sesama manusia.
Manusia terdiri dari unsur jasmaniah dan rohaniah,di dalam kehidupannya ada masalah material(lahiriah),spiritual(batiniah),dan akhlak.Apabila seseorang tidak mempunyai rohani maka orang itu mati,sebaliknya apabilatidak mempunyai jasmani maka tidak di sebut manusia.Sejalan denagan kehidupantersebut ,problema yang bersifat material tidak tetap.Contohnya keinginan manusia terhadap sesuatu yang bersifat material,tidak pernah puas-puasnya..jika sudah mendapaykam sesuatu,ia ingin mendapatkan yang lainnya,sesudah mendapatkannya,ia ingin berikutnya.Hal ini wajar, namun dapat di netralisir jika dasar kehidupannya kembali kepada spiritual,sebab jiwalah yang mempunyai kebahagiaan hakiki.
A. LATAR BELAKANG
Seperti kita ketahui bersama bahwa akhlak merupakan salah satu unsur yang tanpa kita sadari harus melekat pada setiap pribadi manusia yang hidup di dunia ini. Akhlak mempunyai peranan penting dalam menuntut kita bagaimana cara bersikap. Sejalan dengan penulisan makalah ini kita akan bersama-sama membahas pengertian akhlak secara menyeluruh dan segala sesuatu yang memilki korelasi akhlak dan kehidupan dalam makalah ini kita akan menjabarkan kata demi kata yang akan menuju kepada penjabaran akhlak secara mendetail.
Oleh karena itu, dengan adanya makalah ini kami akan berusaha menjelaskan pengertian tentang akhlak dan ruang lingkupnya.
B. TUJUAN PENULISAN
Penulisan ini bertujuan agar kita dapat lebih dekat dan mengenal dengan seksama ayat atau surah yang terdapat pada Al-Qur’an. Karena dengan pendekatan atau yang sering disebut dengan Munasabah itulah kita dapat mengetahui apa arti dan isi kandungan ayat atau surah tersebut.
C. SISTEMATIKA
Dalam sistem penulisan ini, kami menggunakan metode pengumpulan data yang berbentuk dalam makalah. Hal ini bertujuan untuk memperinci dan mempermudah kita dalam membaca.
Read More ...
Dosa dan maksiat adalah benalu dalam kehidupan manusia. karena dengan dosa dan makasiat, manusia berada sedikit demi sedikit di bawah kendali setan hingga keluar seutuhnya dari bimbingan Tuhan. ketika setan menjadi kiblat manusia, maka segala bentuk prilakunya menjadi salah dan tidak kenal pijakan kebenaran.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bentuk teori kepribadian dan terapi psikoanalitik ini muncul dalam konteks medis dengan asumsi dasar bahwa klinisi menangani patologi. Pendekatan psikoanalisis juga dikenal dengan istilah psikodinamik yang dikembangkan oleh Sigmund Freud. Pendekatan-pendekatan psianalisis atau psikodinamik menganggap bahwa tingkah laku abnormal disebabkan oleh faktor-faktor intrapsikis (konflik tak sadar, represi, mekanisme defensive), yang mengganggu penyesuaian diri.
Pikoanalisis merupakan sebuah metode yang sangat berpengaruh mengobati gangguan mental, dibentuk oleh teori psikoanalitik, yang menekankan proses mental bawah sadar dan kadang-kadang digambarkan sebagai "psikologi mendalam."
Gerakan psikoanalitik berasal dari pengamatan klinis dan formulasi dari psikiater Austria yang bernama Sigmund Freud, yang menciptakan istilah itu selama 1890-an, Freud dikaitkan dengan yang lain Wina, Josef Breuer, dalam studi pasien neurotik bawah hipnosist. Freud dan Breuer mengamati bahwa, ketika sumber ide pasien dan impuls dibawa ke dalam kesadaran selama kondisi hipnosis, pasien menunjukkan perbaikan.
Norman D. Sundberg dkk (2007:190) Bagaimana Freud memikirkan tentang masalah psikologis? Hal ini dapat dilihat dari ilustrasi pemikiran awal Freud-Katharina disebuah buku terbitan 1895, Studies on Hysteria (Breuer dan Freud, hal. 125-134).Psikoanalisa dapat dikatakan sebagai aliran psikologi yang paling dikenal meskipun mungkin tidak dipahami seluruhnya. Namun psikoanalisa juga merupakan aliran psikologi yang unik, tidak sama seperti aliran lainnya. Aliran ini juga yang paling banyak pengaruhnya pada bidang lain di luar psikologi, melalui pemikiran Freud.
Konsep dari teori Freud yang paling terkenal adalah tentang adanya alam bawah sadar yang mengendalikan sebagian besar perilaku. Selain itu, dia juga memberikan pernyataan pada awalnya bahwa prilaku manusia didasari pada hasrat seksualitas pada awalnya (eros) yang pada awalnya dirasakan oleh manusia semenjak kecil dari ibunya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dengan model Psycoanalytical?
2. Bangaimanakah pendekatan psikoanalisa dalam bidang klinis?
3. Sebutkan dan jelaskan struktur kepribadian ?
4. Bangaimanakah dinamika kepribadian ?
5. Bangaimanakah perkembangan kepribadian?
6. Bangaimanakah proses terapi dalam psikoanalitik?
7. Sebutkan dan jelaskan teknik-teknik dalam psikoanalitik?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pegertian dari model Psycoanalytical.
2. Untuk mengetahui bangaimana pendekatan psikoanalisa dalam bidang klinis.
3. Untuk mengetahui struktur kepribadian .
4. Untuk mengetahui bangaimana dinamika kepribadian .
5. Untuk mengetahui bangaimana perkembangan kepribadian.
6. Untuk mengetahui bangaimana proses terapi dalam psikoanalitik.
7. Untuk mengetahui teknik-teknik dalam psikoanalitik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Model Psycoanalytical merupakan model yang pertama yang ditemukan oleh Sigmun Freud yang meyakini bahwa penyimpangan
BAB I
PENDAHULUAN
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada kita. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluargana, shahabatnya, dan semua pengikutnya hingga akhir zaman.
Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting,sebagai individu maupun masyarakat dan bangsa,sebab jatuh bangunya suatu masyarakat tergantung kepada bagaimana akhlaknya.Apabila akhlaknya baik,maka sejahteralah lahir dan batinnya,apabila alkhlaknya rusak, maka rusaklah lahir dan batinnya.
Kejayaan seseorang terletak pada akhlaknya yang baik,akhlaknya yangbaikselalu membuat seseorang menjadi aman,tenang,dan tidak adanya perbuatan yang tercela.Seseorang yang berakhlak mulia selalu melaksanakan kewajiban-kewajibannya.Dia melakukan kewajiban terhadap dirinya sendiri yang menjadi hak dirinya,terhadap tuhan yang menjadi hak tuhannya,terhadap makhluk lain,dan terhadap sesama manusia.
Manusia terdiri dari unsur jasmaniah dan rohaniah,di dalam kehidupannya ada masalah material(lahiriah),spiritual(batiniah),dan akhlak.Apabila seseorang tidak mempunyai rohani maka orang itu mati,sebaliknya apabilatidak mempunyai jasmani maka tidak di sebut manusia.Sejalan denagan kehidupantersebut ,problema yang bersifat material tidak tetap.Contohnya keinginan manusia terhadap sesuatu yang bersifat material,tidak pernah puas-puasnya..jika sudah mendapaykam sesuatu,ia ingin mendapatkan yang lainnya,sesudah mendapatkannya,ia ingin berikutnya.Hal ini wajar, namun dapat di netralisir jika dasar kehidupannya kembali kepada spiritual,sebab jiwalah yang mempunyai kebahagiaan hakiki.
A. LATAR BELAKANG
Seperti kita ketahui bersama bahwa akhlak merupakan salah satu unsur yang tanpa kita sadari harus melekat pada setiap pribadi manusia yang hidup di dunia ini. Akhlak mempunyai peranan penting dalam menuntut kita bagaimana cara bersikap. Sejalan dengan penulisan makalah ini kita akan bersama-sama membahas pengertian akhlak secara menyeluruh dan segala sesuatu yang memilki korelasi akhlak dan kehidupan dalam makalah ini kita akan menjabarkan kata demi kata yang akan menuju kepada penjabaran akhlak secara mendetail.
Oleh karena itu, dengan adanya makalah ini kami akan berusaha menjelaskan pengertian tentang akhlak dan ruang lingkupnya.
B. TUJUAN PENULISAN
Penulisan ini bertujuan agar kita dapat lebih dekat dan mengenal dengan seksama ayat atau surah yang terdapat pada Al-Qur’an. Karena dengan pendekatan atau yang sering disebut dengan Munasabah itulah kita dapat mengetahui apa arti dan isi kandungan ayat atau surah tersebut.
C. SISTEMATIKA
Dalam sistem penulisan ini, kami menggunakan metode pengumpulan data yang berbentuk dalam makalah. Hal ini bertujuan untuk memperinci dan mempermudah kita dalam membaca.
Read More ...
Dosa dan maksiat adalah benalu dalam kehidupan manusia. karena dengan dosa dan makasiat, manusia berada sedikit demi sedikit di bawah kendali setan hingga keluar seutuhnya dari bimbingan Tuhan. ketika setan menjadi kiblat manusia, maka segala bentuk prilakunya menjadi salah dan tidak kenal pijakan kebenaran.
Islam adalah agama yang diturunkan Allah Ta’la kepada Nabi Muhammad untuk kemaslahatan umat manusia dunia dan akhirat, dan juga lahir batin. Islam adalah sistem ajaran yang didalamnya terkandung aspek akidah (keyakinan), syariat (aspek hukum), dan hakikat (aspek batin). Rasul dan Nabi diutus oleh Allah untuk menyampaikan wahyu serta mensucikan jiwa manusia, seperti yang tertuang dalam firman,“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams:9).
Makalah spiritualitas sebagai landasan bertuhan ini merupakan salah satu penugasan Pendidikan Agama Islam program studi teknik industi Universitas Sebelas Maret.
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Pend. Agama Islam
1. i
BAB I
PENDAHULUAN
Puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. Kepada-Nya kita memuji dan bersyukur,
memohon pertolongan dan ampunan. Kepada-Nya pula kita memohon perlindungan dari
keburukan diri dan syaitonyang selalu menghembuskan kebatilan pada diri kita.
Dengan rahmat dan pertolongan-Nya, Alhamdulillah makalah yang berjudul “Sejarah
Manusia Purba di Indonesia” ini dapat di selesaikan dengan baik. Kami menyadari sepenuh
hati bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam makalah ini.
Kami mengharapkan kritik dan saran para pembaca sebagai bahan evaluasi kami dalam
pembuatan makalah berikutnya. Mudah-mudahan itu semua menjadikan cambuk bagi kami
agar lebih meningkatkan kualitas makalah ini di masa yang akan datang.
2. ii
DAFTAR ISI
Daftar
Bab I Pendahuluan........................................................................................................... i
A. Kata Pengantar............................................................................................................ ii
........................................................................................................................................
B. Latar Belakang............................................................................................................ iii
Bab II Permasalahan........................................................................................................ iv
Rumusan Masalah............................................................................................................ v
Bab III Pembahasan......................................................................................................... 1
A. Pengertian Pendidikan Islam...................................................................................... 3
B. Tujuan Pendidikan Islam............................................................................................ 5
C. Manfaat Pendidikan Islam.......................................................................................... 7
D.Perkrmbangan Islam di Indonesia................................................................................ 8
Bab IV Kesimpulan dan Saran........................................................................................ 9
Kesimpulan...................................................................................................................... 11
Daftar pustaka ................................................................................................................. 12
3. 1
A. Pengertian Pendidikan Islam
Pengertian pendidikan dengan seluruh totalitasnya dalam konteks Islam inheren dengan
konotasi istilah “tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib” yang harus dipahami secara bersama-sama.
Ketiga istilah ini mengandung makna yang mendalam menyangkut manusia dan
masyarakat serta lingkungan yang dalam hubungannya dengan Tuhan saling berkaitan satu
sama lain. Istilah-istilah itu pula sekaligus menjelaskan ruang lingkup pendidikan Islam:
informal, formal dan non formal.1
Hasan Langgulung merumuskan pendidikan Islam sebagai suatu proses penyiapan
generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam
yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di
akhirat.
Dari berbagai literatur terdapat berbagi macam pengertian pendidikan Islam. Menurut
Athiyah Al-Abrasy, pendidikan Islam adalah mempersiapkan manusia supaya hidup dengan
sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya,
pola pikirnya teratur dengan rapi, perasaannya halus, profesiaonal dalam bekerja dan manis
tutur sapanya.
Sedang Ahmad D. Marimba memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam
adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum islam menuju kepada
terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.
Sedangkan menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas, pendidikan adalah suatu
proses penamaan sesuatu ke dalam diri manusia mengacu kepada metode dan sistem
penamaan secara bertahap, dan kepada manusia penerima proses dan kandungan
pendidikan tersebut.1
Dari definisi dan pengertian itu ada tiga unsur yang membentuk pendidikan yaitu adanya
proses, kandungan, dan penerima. Kemudian disimpulkan lebih lanjut yaitu ” sesuatu yang
secara bertahap ditanamkan ke dalam diri manusia”.
Jadi definisi pendidikan Islam adalah, pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-
angsur ditanamkan ke dalam diri manusia, tentang tempattempat yang tepat dari segala
sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan
pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan kepribadian. Jadi
pendidikan ini hanyalah untuk manusia saja.
1 https://islamiced.wordpress.com
4. 2
Kembali kepada definisi pendidikan Islam yang menurut Al-Attas diperuntutukan untuk
manusia saja. menurutnya pendidikan Islam dimasukkan dalam At-ta’dib, karena istilah ini
paling tepat digunakan untuk menggambarkan pengertian pendidikan itu, sementara istilah
tarbiyah terlalu luas karena pendidikan dalam istilah ini mancakup juga pendidikan kepada
hewan. Menurut Al-Attas Adabun berarti pengenalan dan pengakuan tentang hakikat
bahwa pengetahuan dan wujud bersifat teratur secara hierarkis sesuai dengan beberapa
tingkat dan tingkatan derajat mereka dan tentang tempat seseorang yang tepat dalam
hubungannya dengan hakikat itu serta dengan kepastian dan potensi jasmaniah, intelektual,
maupun rohaniah seseorang.
Dari pengertian Al-Attas tersebut dibutuhkan pemahaman yang mendalam, arti dari
pengertian itu adalah, “pengenalan” adalah menemukan tempat yang tepat sehubungan
dengan apa yang dikenali, sedangkan “pengakuan” merupakan tindakan yang bertalian
dengan pengenalan tadi. Pengenalan tanpa pengakuan adalah kecongkakan, dan pengakuan
tanpa pengenalan adalah kejahilan belaka. Dengan kata lain ilmu dengan amal haruslah
seiring. Ilmu tanpa amal maupun amal tanpa ilmu adalah kesia-siaan. Kemudian tempat
yang tepat adalah kedudukan dan kondisinya dalam kehidupan sehubungan dengan dirinya,
keluarga, kelompok, komunitas dan masyarakatnya, maksudnya dalam mengaktualisasikan
dirinya harus berdasarkan kriteria Al-Quran tentang ilmu, akal, dan kebaikan (ihsan) yang
selanjutnya mesti bertindak sesuai dengan ilmu pengetahuan secara positif, dipujikan serta
terpuji.
B. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yaitu untuk
menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertakwa kepadaNya, dan dapat
mencapai kehidupan yang berbahagia di dunia dan akhirat (lihat S. Al-Dzariat:56; S. ali
Imran: 102).
Dalam konteks sosiologi pribadi yang bertakwa menjadi rahmatan lil ‘alamin, baik dalam
skala kecil maupun besar. Tujuan hidup manusia dalam Islam inilah yang dapat disebut
juga sebagai tujuan akhir pendidikan Islam.
Tujuan khusus yang lebih spesifik menjelaskan apa yang ingin dicapai melalui pendidikan
Islam. Sifatnya lebih praxis, sehingga konsep pendidikan Islam jadinya tidak sekedar
idealisasi ajaran-ajaran Islam dalam bidang pendidikan. Dengan kerangka tujuan ini
dirumuskan harapan-harapan yang ingin dicapai di dalam tahap-tahap tertentu proses
pendidikan, sekaligus dapat pula dinilai hasil-hasil yang telah dicapai.
5. 3
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia
sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia
yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah
kepada Allah.
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya
sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut Allah
ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat a Dzariyat ayat 56 :
“ Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku”.
Jalal menyatakan bahwa sebagian orang mengira ibadah itu terbatas pada menunaikan
shalat, shaum pada bulan Ramadhan, mengeluarkan zakat, ibadah Haji, serta mengucapkan
syahadat. Tetapi sebenarnya ibadah itu mencakup semua amal, pikiran, dan perasaan yang
dihadapkan (atau disandarkan) kepada Allah. Aspek ibadah merupakan kewajiban orang
islam untuk mempelajarinya agar ia dapat mengamalkannya dengan cara yang benar.
Ibadah ialah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta segala yang
dilakukan manusia berupa perkataan, perbuatan, perasaan, pemikiran yang disangkutkan
dengan Allah.
Menurut al Syaibani, tujuan pendidikan Islam adalah :
1. Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa
pengetahuan, tingkah laku masyarakat, tingkah laku jasmani dan rohani dan
kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.
2. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat,
tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat,
memperkaya pengalaman masyarakat.
3. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu,
sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat.
6. 4
Menurut :
Al Abrasyi Asma Hasan Fahmi Munir Mursi
1. Pembinaan anak 1. Tujuan Keagamaan 1. Bahagia di dunia dan
akhirat.
2. Menyiapkan anak
didik untuk hidup
dudunia dan akhirat.
2. Tujuan pengembangan
akal dan akhlak.
2. menghambakan diri
kepada Allah.
3. Penguasaan ilmu 3. Tujuan pengajaran
kebudayaan.
3. Memperkuat ikatan
keislaman dan melayani
kepentingan masyarakat
islam.
4. Keterampilan
bekerja dalam
masyrakat.
4. Tujuan pembicaraan
kepribadian.
4. Akhlak mulia.