SlideShare a Scribd company logo
1 of 60
Ust. Idrus Abidin, Lc., M.A.
• 1. Sucikanlah nama Tuhanmu Yang
Mahatinggi,
• 2. Yang Menciptakan, lalu
menyempurnakan (penciptaan-Nya)
• 3. Yang menentukan takdir (masing-
masing) dan memberi petunjuk,
• 4. dan Yang menumbuhkan
rerumputan,
• 5. lalu dijadikan-Nya (rumput-rumput)
itu kering kehitam-hitaman.
•َ‫ك‬ِِّ‫ب‬َ‫ر‬ َ‫م‬ْ‫س‬‫ا‬ ِ‫ح‬ِِّ‫ب‬َ‫س‬‫ى‬َ‫ل‬ْ‫ع‬‫األ‬(١)
َّ‫و‬َ‫س‬َ‫ف‬ َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬‫ى‬(٢)‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬
‫َى‬‫د‬َ‫ه‬َ‫ف‬ َ‫َّر‬‫د‬َ‫ق‬(٣)ْ‫خ‬َ‫أ‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬َ‫ج‬َ‫ر‬
‫َى‬‫ع‬ْ‫ر‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬(٤)َ‫ث‬ُ‫غ‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬َ‫ف‬ً‫ء‬‫ا‬
‫ى‬َ‫و‬ْ‫ح‬َ‫أ‬
• Surat ini adalah surat yang ke 8 berdasarkan urutan
surat yang diterima Rasulullah dan surat ke
87 berdasarkan urutan Mushaf al-Qur’an. Terdiri
dari 19 ayat. Surat ini termasuk surat Makkiyyah.
• Merupakan surat yang sering dibaca Rasulullah SAW
ketika shalat hari Raya (Fitri dan Adha) dan shalat
Jum'at. Surat Al-A´laa pada rakaat pertama, dan surat Al-
Ghaasyiyah pada rakaat kedua.
Surat al-A’laa sebagai Surat Makkiyah
al-Barra' bin 'Azib ‫عنه‬ ‫هللا‬ ‫,رضي‬ berkata: "Sahabat Nabi ‫هللا‬ ‫صلى‬
‫وسلم‬ ‫عليه‬ yang pertama kali datang kepada kami adalah
Mush'ab bin 'Umair dan Ibnu Ummi Maktum. Lalu keduanya
membacakan al-Qur-an kepada kami. Kemudian 'Ammar, Bilal
dan Sa'ad datang. Setelah itu datang pula 'Umar bin al-
Khaththab pada (urusan) yang kedua puluh. Selanjutnya Nabi
‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ datang. Dan aku tidak pernah menyaksikan
peduduk Madinah sebahagia itu, sampai-sampai aku
menyaksikan anak-anak mengatakan: 'Inilah Rasulullah ‫هللا‬ ‫صلى‬
‫وسلم‬ ‫عليه‬ telah datang.' sebelum beliau datang aku sering
membaca, ‫ى‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ ْ‫اْل‬ َ‫ك‬ِّ‫ب‬ َ‫ر‬ َ‫م‬ْ‫س‬‫ا‬ ِّ‫ح‬ِّ‫ب‬َ‫س‬'Sucikanlah Nama Rabb-mu Yang
Paling Tinggi,' dan beberapa surat yang semisalnya."
1. Surat yang sering dibaca ketika Shalat Ied dan Jum’atan
 Imam Ahmad meriwayatkan dari an-Nu'man bin
Basyir ‫عنه‬ ‫هللا‬ ‫رضي‬ bahwasanya Rasulullah ‫هللا‬ ‫صلى‬
‫وسلم‬ ‫عليه‬ dalam shalat dua hari raya 'led membaca,
Sabbihisma Rabbikal A'laa dan hal ataaka
hadiitsul ghaasyiyah. Dan jika bertepatan dengan
hari Jum'at, maka beliau membaca kedua-duanya.
 'Aisyah Ummul Mukminin ‫عنهم‬ ‫هللا‬ ‫,رضي‬
bahwa Rasulullah ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ dalam
shalat Witir pernah membaca surat
Sabbihisma Rabbikal A'laa, Qul yaa ayyuhal
kaafiruun, dan Qul Huwallaahu Ahad. 'Aisyah
menambahkan dan juga surat al-
Mu'awwidzatain (al-Falaq dan an-Naas).
1. Penyucian dan pengagungan terhadap Allah.
Mengetuk kesadaran manusia tentang
keagungan Allah sebagai pencipta.
2. Beban tugas dan peringatan. Menegaskan
hakikat risalah Rasulullah dan bahwa beliau
diutus untuk memberikan petunjuk dan
menyebarkan hidayah
3. Unsur utama kemenangan. Penjelasan al-
Qur’an yang singkat dan padat, tapi menuntun
kepada kemenangan dan kesuksesan dunia dan
akhirat.
1. PENYUCIAN DAN
PENGAGUNGAN SANG
PENCIPTA
Mengetuk kesadaran manusia tentang keagungan
Allah sebagai pencipta.
‫ى‬َ‫ل‬ْ‫ع‬‫األ‬ َ‫ك‬ِِّ‫ب‬َ‫ر‬ َ‫م‬ْ‫س‬‫ا‬ ِ‫ح‬ِِّ‫ب‬َ‫س‬(١)
1. Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi
 Kata Sabbih adalah bentuk perintah dari
kata sabbaha yang terambil dari kata sabaha yang
berarti menjauh. Seseorang yang berenang dilukiskan
dengan kata tersebut karena pada hakikatnya dengan
berenang ia menjauh dari posisinya.
 Allah swt. memerintahkan agar kita senantiasa bertasbih
kepada-Nya. Ada tiga makna tasbih, yaitu tamjid
(mengagungkan), tanzih (membersihkan), dan istihdhar
(menghadirkan).
Dengan mengucap Subhanallah, si
pengucap mengakui bahwa tidak ada
sifat atau perbuatan Allah yang kurang
sempurna atau tercela, tidak ada
ketetapan-Nya yang tidak adil, baik
terhadap orang/makhluk lain maupun
terhadap si pengucap.
Makna ‫ى‬َ‫ل‬ْ‫ع‬‫األ‬
• “Al A’laa adalah salah satu nama Allah yang di dalamnya
menetapkan sifat ketinggian bagi Allah Ta’ala;
• Maknanya adalah Yang Paling Tinggi di atas segala sesuatu. Ia
adalah Af’al tafdhil (bentuk kata yang menunjukkan paling) yang
menunjukkan ketinggian Allah Ta’ala dengan semua makna
ketinggian.
• Oleh karena itu, Dia paling tinggi kedudukannya, paling berkuasa,
paling tinggi zat-Nya di atas segala sesuatu. Disebutkan nama-Nya
Al A’laa di sini adalah untuk menerangkan hak-Nya disucikan, yakni
disucikan dari semua jenis kekurangan.”
Ayat-Ayat yang Menunjukkan
Kemahatinggian Allah
‫العظيم‬ ‫العلي‬ ‫وهو‬
Dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS al-Baqarah
[2]: 255)
‫المتعال‬ ‫وهوالكبير‬ ‫والشهادة‬ ‫الغيب‬ ‫عالم‬
Yang mengetahui semua yang gaib dan yang nampak;
Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi. (QS ar-Ra’du [13]: 9)
ِ‫ير‬ِ‫ب‬َ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِِّ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ َّ ِ‫ّلِل‬ ُ‫م‬ْ‫ك‬ُ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫ف‬
Maka putusan (sekarang ini) hanyalah pada Allah Yang
Maha Tinggi lagi Maha Besar. [Ghafir/40 :12).
• Seperti sifat azhim dan Jalil
• ‫العظيم‬ ‫العلي‬ ‫وهو‬
• Dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS al-Baqarah [2]:
255)
1. Ketinggian
Posisi
• Sifat Qahr
• ِ‫ه‬ِ‫د‬‫ا‬َ‫ب‬ِ‫ع‬ َ‫ق‬ ْ‫و‬َ‫ف‬ ُ‫ر‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫و‬
• Dan Dialah yang berkuasa, berada di atas sekalian hamba-
hamba-Nya. [al An’am/6:18]
2. Ketinggian
Kekuasaan
• ِ‫ض‬ْ‫ر‬َ ْ‫األ‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ِ‫اء‬َ‫م‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ر‬ْ‫م‬َ ْ‫األ‬ ُ‫ر‬ِِّ‫ب‬َ‫د‬ُ‫ي‬
• Dia mengatur urusan dari langit ke bumi. [as-
Sajdah/32:5][7].
3. Ketinggian
Zat
‫ى‬َّ‫و‬َ‫س‬َ‫ف‬ َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ال‬
yang menciptakan dan menyempurnakan
(penciptaan-Nya),
• Dan firman Alah Ta'ala, ‫ى‬َّ‫و‬َ‫س‬َ‫ف‬ َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ "Yang
menciptakan, dan menyempurnakan
(penciptaan-Nya)." Yakni yang menciptakan
makhluk dan menyempurnakannya dengan
bentuk yang sebaik-baiknya.
‫َى‬‫د‬َ‫ه‬َ‫ف‬ َ‫َّر‬‫د‬َ‫ق‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬
"Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan
memberi petunjuk."
• Kata Qaddara berasal dari kata qadara yang
antara lain berarti mengukur, memberi
kadar, atau ukuran. Setiap makhluk yang
diciptakan Allah diberi-
Nya kadar, ukuran serta batas-batas tertentu
dalam diri, sifat dan kemampuan maksimal.
‫ى‬َ‫ع‬ْ‫ر‬َ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬ َ‫ج‬َ‫ر‬ْ‫خ‬َ‫أ‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬
"Dan yang menumbuhkan rumput-rumputan."
 Kata al-Mar’aa terambil dari kata ra’aa yang pada mulanya
berarti memelihata binatang, baik dengan memberinya
pangan maupun dengan melindunginya dari bahaya.
 Kata al-Mar’aa diartikan sebagai tempat pemeliharaan
binatang, kemudian makna tersebut secara umum
menyempit, menjadi tempat makan binatang, karena
makanan umum binatang adalah rerumputan, maka
makna kata ini pada ayat ini menggunakan rerumputan.
 Yakni, yang terdiri dan seluruh tumbuh-tumbuhan dan
tanam-tanaman
Segala Sesuatu Bertasbih kepada Allah
•َ‫ك‬ ‫ا‬ًّ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ع‬ َ‫ون‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫ت‬َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫ح‬ْ‫ب‬ُ‫س‬‫ا‬ً‫ير‬ِ‫ب‬(٤٣)ُ‫ات‬َ‫او‬َ‫م‬َّ‫س‬‫ال‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ُ‫ح‬ِِّ‫ب‬َ‫س‬ُ‫ت‬
َ‫ش‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬ َّ‫ن‬ِ‫يه‬ِ‫ف‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ ُ‫ض‬ْ‫األر‬َ‫و‬ ُ‫ع‬ْ‫ب‬َّ‫س‬‫ال‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ِ‫ب‬ ُ‫ح‬ِِّ‫ب‬َ‫س‬ُ‫ي‬ ‫ال‬ِ‫إ‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬‫ال‬ ْ‫ن‬ِ‫ك‬َ‫ل‬
َ‫غ‬ ‫ا‬ً‫م‬‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ح‬ َ‫َان‬‫ك‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ح‬‫ي‬ِ‫ب‬ْ‫س‬َ‫ت‬ َ‫ون‬ُ‫ه‬َ‫ق‬ْ‫ف‬َ‫ت‬‫ا‬ً‫ور‬ُ‫ف‬-
• Mahasuci dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka
katakan, dengan ketinggian yang sebesar-
besarnya. (43)Langit yang tujuh, bumi dan semua yang
ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada
sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya,
tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh,
Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (43)
. ‫ى‬َ‫و‬ْ‫ح‬َ‫أ‬ ‫اء‬َ‫ث‬ُ‫غ‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬َ‫ف‬
"Lalu dijadikan-Nya rumput-rumputan itu kering
kehitam-hitaman."
• Kata Ghustaa’an pada mulanya berarti segala jenis tumbuh-tumbuhan
yang terpencar/terbengkalai atau yang mengapung di laut. Kata ini
kemudian digunakan untuk segala sesuatu yang tidak bermanfaat atau
diremehkan. Dari sini ulama’-ulama’ tafsir memahami arti kata ini
sebagai rereumputan yang telah kering, sebagaimana contoh
penafsiran berikut:
• Ibnu 'Abbas mengatakan: "Yakni kering dan mengalami perubahan.“
• Kata Ahwaa terambil dari kata hawaa yang pada mulanya
berarti sesuatu yang sangat hijau. Kehijauan yang pekat ini ada yang
memahaminya dalam arti sangat subur dan ada pula yang
memahaminya sangat hitam atau hangus terbakar.
Tasbih Segala Sesuatu
•َ‫ك‬ ‫ا‬ًّ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ع‬ َ‫ون‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫ت‬َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫ح‬ْ‫ب‬ُ‫س‬‫ا‬ً‫ير‬ِ‫ب‬(٤٣)ُ‫ات‬َ‫او‬َ‫م‬َّ‫س‬‫ال‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ُ‫ح‬ِِّ‫ب‬َ‫س‬ُ‫ت‬
َ‫ش‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬ َّ‫ن‬ِ‫يه‬ِ‫ف‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ ُ‫ض‬ْ‫األر‬َ‫و‬ ُ‫ع‬ْ‫ب‬َّ‫س‬‫ال‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ِ‫ب‬ ُ‫ح‬ِِّ‫ب‬َ‫س‬ُ‫ي‬ ‫ال‬ِ‫إ‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬‫ال‬ ْ‫ن‬ِ‫ك‬َ‫ل‬
َ‫غ‬ ‫ا‬ً‫م‬‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ح‬ َ‫َان‬‫ك‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ح‬‫ي‬ِ‫ب‬ْ‫س‬َ‫ت‬ َ‫ون‬ُ‫ه‬َ‫ق‬ْ‫ف‬َ‫ت‬‫ا‬ً‫ور‬ُ‫ف‬
• Mahasuci dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka
katakan, dengan ketinggian yang sebesar-
besarnya. (43)Langit yang tujuh, bumi dan semua yang
ada di dalamnya bertasbih kepada Allâh. Dan tidak ada
sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya,
tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh,
Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS al-
Israa; 43-44)
Kesatuan Tema Surat al-A’laa
• Kesatuan tema dengan surah sebelumnya (at-Thoriq. Surat at-Thoriq
menegaskan penciptaan manusia. Sedang surat al-A’laa meringkas apa
yang telah dijelaskan secara spesifik pada surat at -Thoriq dengan
penegasan ‫ى‬َّ‫و‬َ‫س‬َ‫ف‬ َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬(٢)‫َى‬‫د‬َ‫ه‬َ‫ف‬ َ‫َّر‬‫د‬َ‫ق‬ ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬(٣)‫َى‬‫ع‬ْ‫ر‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ج‬َ‫ر‬ْ‫خ‬َ‫أ‬ ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬(٤)ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬َ‫ف‬
‫ى‬ َ‫و‬ْ‫ح‬َ‫أ‬ ً‫ء‬‫ا‬َ‫ث‬ُ‫غ‬
• Penutup surat at-Thoriq berbunyi, “Berilah jeda bagi orang kafir walau
hanya sebentar saja” sedang awal surat al-A’laa berunyi, “Sucikanlah nama
Tuhanmu yang Maha tinggi”. Ini memberikan isyarat seolah perintah
bertasbih terkait dengan penundaan azab bagi orang kafir.
•َ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ َ‫ك‬ِِّ‫ب‬َ‫ر‬ ِ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ِ‫ب‬ ْ‫ح‬ِِّ‫ب‬َ‫س‬ َ‫و‬ َ‫ون‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ ٰ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ر‬ِ‫ب‬ْ‫ص‬‫ٱ‬َ‫ف‬ْ‫ن‬ِ‫م‬َ‫و‬ ۖ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ب‬‫و‬ُ‫ر‬ُ‫غ‬ َ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ َ‫و‬ ِ‫س‬ْ‫َّم‬‫ش‬‫ٱل‬ ِ‫وع‬ُ‫ل‬ُ‫ط‬ْ‫ي‬َّ‫ل‬‫ٱ‬ ِ‫ٓئ‬‫ا‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫ء‬ِ‫ل‬
ٰ‫ى‬َ‫ض‬ْ‫ر‬َ‫ت‬ َ‫ك‬َّ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ل‬ ِ‫ار‬َ‫ه‬َّ‫ن‬‫ٱل‬ َ‫اف‬َ‫ر‬ْ‫ط‬َ‫أ‬َ‫و‬ ْ‫ح‬ِِّ‫ب‬َ‫س‬َ‫ف‬
Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan
memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya
dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-
waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang, (QS. Taha [20]: 130)
Kesatuan tema antara awal dan penutup surat.
• Awal surat menegaskan betapa besar
keagungan dan rahmat Allah Swt dalam
mencipta segala apa yang ada di alam ini.
Namun demikian, dunia ini tetap saja
fungsinya tidak lebih dari sekedar kebun
untuk menyiapkan bekal akhirat. Hal ini
bukanlah ketentuan yang baru di zaman
Rasulullah saja, tetapi merupakan hakikat
semua agama-agama samawi dan intisari
ajaran selurh nabi-nabi.
2. BEBAN TUGAS DAN PERINGATAN.
Menegaskan hakikat risalah Rasulullah dan bahwa
beliau diutus untuk memberikan petunjuk dan
menyebarkan hidayah
6. Akan Kami bacakan kepadamu maka kamu
tidak lupa.
7. Kecuali apa yang dikehendaki Allah.
Sesungguhnya Dia mengetahui apa yang
terang dan yang tersembunyi.
8. Dan akan Kami mudahkan bagimu jalan
yang mudah
9. Maka peringatkanlah karena peringatan itu
berguna
10. Orang yang takut (kepada Nya) akan
memperoleh pelajaran.
11. Dan orang-orang yang celaka akan
menjauhinya.
12. Orang yang akan masuk api yang besar.
13. Kemudian di dalamnya ia tidak mati dan
tidak hidup.
•‫ن‬َ‫ت‬ َ‫َل‬َ‫ف‬ َ‫ك‬ُ‫ئ‬ ِ‫ر‬ْ‫ق‬ُ‫ن‬َ‫س‬﴿ ٰ‫ى‬َ‫س‬٦َ‫ء‬‫َا‬‫ش‬ ‫ا‬َ‫م‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ ﴾
ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ۚ ُ‫ه‬‫ـ‬َّ‫ل‬‫ال‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ َ‫ر‬ْ‫ه‬َ‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ٰ‫ى‬َ‫ف‬ْ‫خ‬
﴿٧ُ‫ي‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ َ‫ك‬ُ‫ر‬ِِّ‫س‬َ‫ي‬ُ‫ن‬َ‫و‬ ﴾﴿ ٰ‫ى‬َ‫ر‬ْ‫س‬٨ْ‫ِّر‬ِ‫ك‬َ‫ذ‬َ‫ف‬ ﴾
ٰ‫ى‬َ‫ر‬ْ‫ك‬ِِّ‫ذ‬‫ال‬ ِ‫ت‬َ‫ع‬َ‫ف‬َّ‫ن‬ ‫ن‬ِ‫إ‬﴿٩ُ‫َّر‬‫ك‬َّ‫ذ‬َ‫ي‬َ‫س‬ ﴾‫ن‬َ‫م‬
﴿ ٰ‫َى‬‫ش‬ْ‫خ‬َ‫ي‬١٠َ‫ه‬ُ‫ب‬َّ‫ن‬َ‫ج‬َ‫ت‬َ‫ي‬َ‫و‬ ﴾‫ى‬َ‫ق‬ْ‫ش‬َ ْ‫األ‬ ‫ا‬
﴿١١َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬ْ‫ص‬َ‫ي‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ﴾َ‫ر‬ْ‫ب‬ُ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ار‬ٰ‫ى‬
﴿١٢ِ‫ف‬ ُ‫وت‬ُ‫م‬َ‫ي‬ َ‫ال‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ﴾ْ‫ح‬َ‫ي‬ َ‫ال‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬‫ي‬ٰ‫ى‬َ‫ي‬
﴿١٣﴾
 Ini merupakan jaminan kepada Rasulullah bahwasanya ia
tidak akan pernah bisa melupakan al-Qur’an, kecuali jika
Allah menghendaki ia lupa. Disebutkan, Rasulullah ketika
menerima wahyu, beliau sering tergesa-gesa untuk
mengulang kembali apa yang disampaikan oleh Jibril,
sebelum Jibril sendiri selesai menyampaikan wahyu
kepadanya, maka ia ditegur:
ْ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ى‬َ‫ض‬ْ‫ُق‬‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ِ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫آن‬ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬ِ‫ب‬ ْ‫ل‬َ‫ج‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ ‫ال‬َ‫و‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ ِِْْ ِِ ِِّ ََ ْ‫ل‬ُ‫ق‬َ‫و‬ ُ‫ه‬ُ‫ي‬ْ‫ح‬َ‫و‬ َ‫ك‬‫ا‬ً‫م‬
 Dan janganlah engkau (Muhammad) tergesa-gesa
membaca Al Qur'an sebelum selesai diwahyukan
kepadamu[5], dan katakanlah, "Ya Tuhanku, tambahkanlah
ilmu kepadaku[6].“ (QS Thoha: 144)
• Ayat ini serupa denga firman Allah,
•ِ‫ه‬ِ‫ب‬ َ‫ل‬َ‫ج‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ِ‫ل‬ َ‫ك‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ل‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫ك‬ ِِّ‫ر‬َ‫ح‬ُ‫ت‬ َ‫ال‬(17)‫آ‬ْ‫ر‬ُ‫ق‬َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ع‬ْ‫م‬َ‫ج‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ُ‫ه‬َ‫ن‬(18)ُ‫ه‬‫ا‬َ‫ن‬ْ‫أ‬َ‫ر‬َ‫ق‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬
ُ‫ه‬َ‫ن‬‫آ‬ْ‫ر‬ُ‫ق‬ ْ‫ع‬ِ‫ب‬َّ‫ت‬‫ا‬َ‫ف‬(19)ُ‫ه‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬
“
• Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al
Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai) nya.
Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya
(di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.
Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah
bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan
Kamilah memberikan penjelasannya.” [Al-Qur’an Surat Al-
Qiyamah ayat 16 – 19]
• Ayat ini pula mengidikasikan adanya proses
amandemen (naskh) terhadap beberapa ayat-ayat
hukum sesuai dengan tahapan penetapan syari’at yang
berlaku bagi Ummat Rasulullah Saw.
ِّ‫م‬ ٍ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ِ‫ب‬ ِ‫ت‬ْ‫أ‬َ‫ن‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫س‬‫ن‬ُ‫ن‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ٍ‫ة‬َ‫ي‬‫آ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫خ‬َ‫س‬‫ن‬َ‫ن‬ ‫ا‬َ‫م‬ْ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ ْ‫م‬َ‫ل‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬ِّ‫ل‬ُ‫ك‬ َ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ ِّ‫اّلِل‬ ِّ‫ن‬َ‫أ‬
‫ِير‬‫د‬َ‫ق‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬
”Ayat mana saja yang Kami nasakh-kan, atau Kami
jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan
yang lebih baik daripadanya atau sebanding
dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa
sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”
[QS. Al-Baqarah : 106].
‫ى‬َ‫ف‬ْ‫خ‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ َ‫ر‬ْ‫ه‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ُ‫ه‬َِِّ‫إ‬
Sesungguhnya Dia mengetahui apa yang terang dan
yang tersembunyi.
ُ‫ه‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ َ‫ال‬ ِ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ح‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ف‬َ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬َ‫و‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ِِّ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬َ‫و‬ ۚ َ‫و‬ُ‫ط‬ُ‫ق‬ْ‫س‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ۚ ِ‫ر‬ْ‫ح‬َ‫ب‬
ُ‫ظ‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ٍ‫ة‬َّ‫ب‬َ‫ح‬ َ‫ال‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ ٍ‫ة‬َ‫ق‬َ‫ر‬َ‫و‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬َ‫ي‬ َ‫ال‬َ‫و‬ ٍ‫ب‬ْ‫ط‬َ‫ر‬ َ‫ال‬َ‫و‬ ِ‫ض‬ْ‫ر‬َ ْ‫األ‬ ِ‫ت‬‫ا‬َ‫م‬ُ‫ل‬َّ‫ال‬ِ‫إ‬ ٍ‫س‬ِ‫ب‬‫ا‬
ٍ‫ين‬ِ‫ب‬ُ‫م‬ ٍ‫ب‬‫ا‬َ‫ت‬ِ‫ك‬ ‫ي‬ِ‫ف‬
• Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib;
tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan
Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan
tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun
dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah
atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang
nyata (Lauh Mahfudz)" ٍَ)QS Al-An'am Ayat 59)
‫ى‬َ‫ْر‬‫س‬ُ‫ي‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ َ‫ك‬ُ‫ر‬ِ‫س‬َ‫ي‬َُِ‫و‬
8. DAN AKAN KAMI MUDAHKAN BAGIMU JALAN
YANG MUDAH
 Kemudahan di sini berupa cara paling simpel dalam
menerima wahyu dan dalam kandungan wahyu yang
banyak meberikan kemudahan-kemudahan bagi Ummat
Rasulullah.
…ْ‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ب‬ ُ‫د‬‫ي‬ ِ‫ُر‬‫ي‬ َ‫ال‬َ‫و‬ َ‫ْر‬‫س‬ُ‫ي‬ْ‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ب‬ ُ َّ‫اَّلل‬ ُ‫د‬‫ي‬ ِ‫ُر‬‫ي‬َ‫ْر‬‫س‬ُ‫ع‬…
“…Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu…” (QS. Al Baqoroh (2)
ayat 185)
1. Gugurnya ibadah karena
adanya uzur yang diakui syari’at,
seperti gugurnya kewajiban haji
jika tidak adanya rasa aman.
2. Adanya pengurangan jumlah raka’at
shalat fardhu ketika dalam perjalanan.
3. Adanya pengurangan jumlah raka’at
shalat fardhu ketika dalam perjalanan.
4. Adanya pelua ng mengganti suatu
ibadah dengan ibadah lain, seperti wudhu
yang diganti dengan tayammum.
5. Dimajukannya shalat fardhu
sebelum bepergian jika telah
masuk waktu.
6. Diakhirkannya waktu shalat ketika
perjalanan sudah mulai dan waktu shalat
belum mulai.
7. Terjadinya perubahan tata cara shalat
ketika berada di medan peperangan.
8. Adanya keringanan dalam
memanfaatkan barang-barang haram
ketika terpaksa, seperti halalanya daging
babi ketika dalam kondisi darurat.
ٰ‫ى‬َ‫ر‬ْ‫ك‬ِِّ‫ذ‬‫ال‬ ِ‫ت‬َ‫ع‬َ‫ف‬َّ‫ن‬ ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫ِّر‬ِ‫ك‬َ‫ذ‬َ‫ف‬
9. Maka peringatkanlah karena peringatan itu
berguna
 (Oleh sebab itu berikanlah peringatan) dengan Alquran
(karena peringatan itu bermanfaat) maksudnya
memberikan peringatan dengan hal-hal yang telah
disebutkan pada firman-Nya, "Sayadzdzakkaru,"
sekalipun peringatan itu tidak bermanfaat bagi sebagian
di antara mereka, tetapi peringatan itu pasti bermanfaat
bagi sebagian yang lainnya.
ِ‫د‬‫ي‬ِ‫ع‬َ‫و‬ ُ‫اف‬َ‫خ‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ِ‫آن‬ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬ِ‫ب‬ ْ‫ر‬ِ‫ك‬َ‫ذ‬َ‫ف‬
 Maka beri peringatanlah dengan Al Quran orang
yang takut dengan ancaman-Ku. (Qs. Qoof : 45)
3.
«َ‫ك‬ ِ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ‫َى‬‫د‬ُ‫ه‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ُ َّ‫اّلِل‬ ‫ى‬ِ‫ن‬َ‫ث‬َ‫ع‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ل‬َ‫ث‬َ‫م‬ً‫ض‬ْ‫ر‬َ‫أ‬ َ‫اب‬َ‫ص‬َ‫أ‬ ِ‫ير‬ِ‫ث‬َ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ث‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ل‬َ‫ث‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫َان‬‫ك‬َ‫ف‬ ، ‫ا‬
ُ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ َ‫أل‬َ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ت‬َ‫ت‬َ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫أ‬َ‫ف‬ ، َ‫ء‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ت‬َ‫ل‬ِ‫ب‬َ‫ق‬ ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ق‬َ‫ن‬ُ‫ِب‬‫د‬‫ا‬َ‫ج‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫ت‬َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬َ‫و‬ ، َ‫ير‬ِ‫ث‬َ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ْب‬‫ش‬، َ‫ء‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ت‬َ‫ك‬َ‫س‬ْ‫م‬َ‫أ‬
َ‫ز‬َ‫و‬ ‫ا‬ ْ‫و‬َ‫ق‬َ‫س‬َ‫و‬ ‫وا‬ُ‫ب‬ ِ‫َر‬‫ش‬َ‫ف‬ ، َ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ب‬ ُ َّ‫اّلِل‬ َ‫ع‬َ‫ف‬َ‫ن‬َ‫ف‬ْ‫خ‬ُ‫أ‬ ً‫ة‬َ‫ف‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ط‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫ت‬َ‫ب‬‫ا‬َ‫ص‬َ‫أ‬َ‫و‬ ، ‫ُوا‬‫ع‬َ‫ر‬‫ا‬َ‫م‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ، ‫ى‬َ‫ر‬
َ‫ذ‬َ‫ف‬ ، ً‫أل‬َ‫ك‬ ُ‫ت‬ِ‫ب‬ْ‫ن‬ُ‫ت‬ َ‫ال‬َ‫و‬ ، ً‫ء‬‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ك‬ِ‫س‬ْ‫م‬ُ‫ت‬ َ‫ال‬ ‫ان‬َ‫ع‬‫ي‬ِ‫ق‬ َ‫ى‬ِ‫ه‬ِ َّ‫اّلِل‬ ِ‫ِين‬‫د‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫ه‬ِ‫ق‬َ‫ف‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ُ‫ل‬َ‫ث‬َ‫م‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫ع‬َ‫ف‬َ‫ن‬َ‫و‬
َ‫ل‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ُ‫ل‬َ‫ث‬َ‫م‬َ‫و‬ ، َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫ع‬َ‫و‬ َ‫م‬ِ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ف‬ ، ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ُ َّ‫اّلِل‬ ‫ى‬ِ‫ن‬َ‫ث‬َ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫ق‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬َ‫و‬ ، ‫ا‬ً‫س‬ْ‫أ‬َ‫ر‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ِ‫ب‬ ْ‫ع‬َ‫ف‬ْ‫ر‬َ‫ي‬ ْ‫م‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ِ َّ‫اّلِل‬ ‫َى‬‫د‬ُ‫ه‬ ْ‫ل‬َ‫ب‬‫ى‬
ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ُ‫ت‬ْ‫ل‬ِ‫س‬ْ‫ر‬ُ‫أ‬».
“Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang aku bawa dari Allah adalah seperti air hujan lebat yang
turun ke tanah. Di antara tanah itu ada yang subur yang dapat menyimpan air dan
menumbuhkan rerumputan. Juga ada tanah yang tidak bisa menumbuhkan rumput (tanaman),
namun dapat menahan air. Lalu Allah memberikan manfaat kepada manusia (melalui tanah tadi,
pen); mereka bisa meminumnya, memberikan minum (pada hewan ternaknya, pen) dan bisa
memanfaatkannya untuk bercocok tanam. Tanah lainnya yang mendapatkan hujan adalah tanah
kosong, tidak dapat menahan air dan tidak bisa menumbuhkan rumput (tanaman). Itulah
permisalan orang yang memahami agama Allah dan apa yang aku bawa (petunjuk dan ilmu,
pen) bermanfaat baginya yaitu dia belajar dan mengajarkannya. Permisalan lainnya adalah
permisalah orang yang menolak (petunjuk dan ilmu tadi, pen) dan tidak menerima petunjuk
Allah yang aku bawa.” (HR. Bukhari no. 79 dan Muslim no. 2093.
﴿ ‫َى‬‫ش‬ْ‫خ‬َ‫ي‬ ‫ن‬َ‫م‬ ُ‫ر‬َّ‫ك‬َّ‫ذ‬َ‫ي‬َ‫س‬١٠﴾
10. Orang yang takut (kepada Nya) akan memperoleh
pelajaran.
‫ال‬ ‫ى‬َ‫ق‬ْ‫ل‬َ‫أ‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ق‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫َان‬‫ك‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ِ‫ل‬ ‫ى‬َ‫ر‬ْ‫ك‬ِ‫ذ‬َ‫ل‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬‫يد‬ِ‫َه‬‫ش‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫و‬ َ‫ع‬ْ‫م‬َّ‫س‬
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang
menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya. (Qs.
Qaaf : 37)
ُ‫س‬ ‫وا‬ُّ‫ر‬َ‫خ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ر‬ِِّ‫ك‬ُ‫ذ‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ن‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ي‬‫آ‬ِ‫ب‬ ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ُ‫ه‬َ‫و‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِِّ‫ب‬َ‫ر‬ ِ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ِ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ح‬َّ‫ب‬َ‫س‬َ‫و‬ ‫ًا‬‫د‬َّ‫ج‬ْ‫ك‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬ َ‫ال‬ ْ‫م‬َ‫ون‬ُ‫ر‬ِ‫ب‬
Sesungguhnya orang yang benar benar percaya kepada ayat ayat Kami
adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat ayat itu
mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan
lagi pula mereka tidaklah sombong. (Qs. As Sajdah
‫ى‬َ‫ق‬ْ‫ش‬َ ْ‫األ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ب‬َّ‫ن‬َ‫ج‬َ‫ت‬َ‫ي‬َ‫و‬
11. Dan orang-orang yang celaka akan menjauhinya.
•َ‫ع‬ َ‫ض‬َ‫ْر‬‫ع‬َ‫أ‬َ‫ف‬ ِ‫ه‬ِِّ‫ب‬َ‫ر‬ ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ي‬‫آ‬ِ‫ب‬ َ‫ر‬ِِّ‫ك‬ُ‫ذ‬ ْ‫ن‬َّ‫م‬ِ‫م‬ ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ظ‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ُ‫ه‬‫َا‬‫د‬َ‫ي‬ ْ‫ت‬َ‫م‬َّ‫د‬َ‫ق‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫ي‬ِ‫س‬َ‫ن‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬
• Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah
diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya lalu dia berpaling dari
padanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua
tangannya? … (Qs. Al-Kahfi : 57)
َ‫ض‬َ‫ْر‬‫ع‬َ‫أ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ِ‫ه‬ِِّ‫ب‬َ‫ر‬ ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ي‬‫آ‬ِ‫ب‬ َ‫ر‬ِِّ‫ك‬ُ‫ذ‬ ْ‫ن‬َّ‫م‬ِ‫م‬ ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ظ‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬‫و‬ُ‫م‬ِ‫ق‬َ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ َ‫ين‬ِ‫م‬ ِ‫ر‬ْ‫ج‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ن‬
• Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah
diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling
daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan
kepada orang-orang yang berdosa.(Qs. as Sajdah : 22)
‫ى‬َ‫ر‬ْ‫ب‬ُ‫ك‬ْ‫ال‬ ََ‫ا‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬ْ‫ص‬َ‫ي‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ال‬
12. Orang yang akan masuk ke dalam api yang besar.
‫ا‬‫ي‬ْ‫ح‬‫ا‬‫ي‬ ‫ا‬‫َل‬ ‫ا‬‫و‬ ‫ا‬‫ا‬‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ُ‫وت‬ُ‫م‬‫ا‬‫ي‬ ‫ا‬‫َل‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬‫ا‬(13)
• Dalam ayat ini Allah menerangkan, bahwa mereka yang dimasukkan
ke dalam neraka itu, menjalani siksaan yang tak ada habis-habisnya,
merasakan sakit yang tidak ada batasnya, tidak mati di dalamnya
dan tidak pula hidup. Dalam ayat yang bersamaan maksudnya Allah
berfirman:
‫عنهم‬ ‫يخفف‬ ‫وال‬ ‫فيموتوا‬ ‫عليهم‬ ‫يقضى‬ ‫ال‬ ‫جهنم‬ ‫نار‬ ‫لهم‬ ‫كفروا‬ ‫والذين‬
‫كفور‬ ‫كل‬ ‫نجزي‬ ‫كذلك‬ ‫عذابها‬ ‫من‬
Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahanam. Mereka tidak
dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari
mereka azabnya. Demikianlah kami membalas setiap orang yang
sangat kafir. (Q.S. Fathir: 36)
• 14. Sungguh beruntung orang yang
menyucikan diri (dengan beriman),
• 15. dan mengingat nama Tuhannya,
lalu Dia shalat.
• 16. Sedangkan kamu (orang-orang
kafir) memilih kehidupan dunia,
• 17. padahal kehidupan akhirat itu[22]
lebih baik dan lebih kekal.
• 18. Sesungguhnya ini[23] terdapat
dalam kitab-kitab yang dahulu,
• 19. (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan
Musa[24].
•َ‫ز‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫ح‬َ‫ل‬ْ‫ف‬َ‫أ‬ ْ‫د‬َ‫ق‬‫ى‬َّ‫ك‬(١٤)َ‫ر‬َ‫ك‬َ‫ذ‬ َ‫و‬
َّ‫ل‬َ‫ص‬َ‫ف‬ ِّ‫ه‬ِّ‫ب‬َ‫ر‬ َ‫م‬ْ‫س‬‫ا‬‫ى‬(١٥)ْ‫ل‬َ‫ب‬
َ‫ة‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ون‬ُ‫ر‬ِّ‫ث‬ْ‫ؤ‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬(١٦)
ْ‫ب‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ٌ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ ُ‫ة‬َ‫ر‬ ِّ‫اآلخ‬ َ‫و‬‫ى‬َ‫َق‬(١٧)َّ‫ن‬ِّ‫إ‬
‫ا‬ ِّ‫ف‬ُ‫ح‬ُّ‫ص‬‫ال‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬‫ى‬َ‫ل‬‫ْلو‬(١٨)
َ‫و‬ َ‫يم‬ِّ‫ه‬‫ا‬َ‫ْر‬‫ب‬ِّ‫إ‬ ِّ‫ف‬ُ‫ح‬ُ‫ص‬‫ى‬َ‫س‬‫و‬ُ‫م‬(
‫َّى‬‫ك‬َ‫ز‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫ح‬َ‫ل‬ْ‫ف‬َ‫أ‬ ْ‫د‬َ‫ق‬(١٤)
14. Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri
(dengan beriman),
• Kata aflaha berasal dari kata al-falâh.
• Menurut Ibnu Manzhur, secara bahasa al-falâh berarti al-
fawz wa an-najâh wa al-baqâ’ fî an-na’îm (kemenangan,
keberhasilan dan kelanggengan dalam nikmat).
• Syihabuddin al-Alusi mengartikan kata ini dengan najâ min
al-makrûh wa zhafara bimâ yarjûhu (selamat dari yang dari
yang dibenci dan berhasil memperoleh apa yang
diharapkan).
• Dalam konteks ayat ini, al-Jazairi memaknai kata ini sebagai
fâza (berhasil), dengan selamat dari azab dan bahagia
dengan surga.
• Ditegaskan dalam ayat ini, orang yang
memperoleh kemenangan dan keberhasilan
itu adalah orang yang tazakkâ. Kata
tazakkâ berasal dari kata zakâ. Secara bahasa,
kata az-zakâ’ berarti an-namû (tumbuh). Oleh
karena itu, az-Zujjaj menafsirkan kata ini
dengan memperbanyak takwa. Alasannya,
kata zâkî berarti an-nâmî al-katsîr (yang
tumbuh banyak).
• Zakat, misalnya, dapat membersihkan dan menyucikan
pelakunya (lihat QS at-Taubah [9]: 103). Menahan
pandangan dan memelihara kemaluan dapat membuat
pelakunya lebih suci (lihat QS an-Nur [24]: 30).
• Intinya, orang yang menuai kesuksesan dan
kemenangan adalah orang yang membersihkan diri
kekufuran, kemusyrikan dan kemaksiatan; seraya
mengimani akidah Islam dan beramal shalih dengan
menaati syariah-Nya, menjalankan semua perintah-Nya
dan menjauhi semua larangan-Nya. Semua itu
dilakukan dengan ikhlas semata-mata karena Allah
SWT.
 Orang tersebut juga: Wa dzakara [i]sma Rabbihi fashallâ
(dan dia mengingat nama Tuhannya, lalu dia shalat).
Dijelaskan al-Alusi, al-Baidhawi, dan al-Biqa’i bahwa zikir
atau ingat kepada Allah ini meliputi hati dan
lisan. Dikatakan Abu Hayyan, zikir tersebut hanya kepada
Allah satu-satunya, tidak disertai dengan mengingat yang
lainnya yang menjadi sekutu bagi-Nya.
zikir kepada Tuhannya itu
dilakukan dalam seluruh
kehidupannya, baik ketika makan
dan minum; tidur maupun
bangun; dalam shalat maupun di
luar shalat; berupa tasbih,
tahmid, tahlil, dan takbir.
Menghilangkan akidah yang rusak dari hati. Inilah yang dimaksudkan
dengan at-tazkiyah (membersihkan diri) pada frasa man tazakkâ.
Membersihkan diri di sini adalah membersihkan dari apa yang
disebutkan oleh ayat sebelumnya, yakni membersihkan diri dari
kekufuran.
Menurut ar-Razi, ada tiga tingkatan amal bagi orang
mukallaf. Ketiganya dijelaskan dalam ayat-ayat ini.
1.
Menyibukkan diri dengan berkhidmat kepada Allah SWT. Ini
ditunjukkan oleh frasa fashallâ. Shalat merupakan manifestasi
tawaduk dan khusyuk. Siapa saja yang hatinya disinari dengan
keagungan dan kebesaran Allah SWT, akan tampak pada anggota
badannya pengaruh khudhu’ dan khusyuk
Menghadirkan ma’rifatul-Lâh beserta zat, sifat, dan asma’-Nya. Inilah
yang dimaksudkan oleh frasa Wa dzakara [i]sma Rabbihi. Sebab, zikir
dengan hati tidak bisa dilakukan kecuali dengan ma’rifah.
3.
2.
Zikir: antara Makna Umum dan
Makna Khusus.
• Said bin Jubair menegaskan, “Semua yang
berbuat kepada Allâh dengan maksud mentaati-
Nya maka ia termasuk orang yang mengingat
Allâh.”
• Atha berkata, “Majelis zikir adalah majelis yang di
dalamnya dijelaskan tentang masalah halal dan
haram, bagaimana anda membeli dan menjual
sesuatu, bagaimana anda shalat dan puasa,
bagaimana anda menikah dan melakukan proses
thalak, melakukan haji dan hal-hal serupa.”
Dalil Zikir Umum
• Rasûlullâh Saw. berdzikir kepada Allâh Swt. dalam setiap
keadaannya. Aisyah Radhiyallâhu anhuma berkata:
•َ‫هللا‬ ُ‫ُر‬‫ك‬ْ‫ذ‬َ‫ي‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ُّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ َ‫َان‬‫ك‬ِ‫ه‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ح‬َ‫أ‬ ِِّ‫ل‬ُ‫ك‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬
Adalah Nabi Saw. selalu mengingat Allâh dalam setiap keadaannya. HR.
Muslim, no. 373, Abu Dâwud, no. 18, Tirmidzi, no. 3384.
Hal ini juga ditegaskan oleh firman Allâh berikut
‫ي‬ِ‫ع‬َ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ‫ي‬ ِ‫ر‬ْ‫ك‬ِ‫ذ‬ ْ‫َن‬‫ع‬ َ‫ض‬َ‫ْر‬‫ع‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ُ‫ه‬ُ‫ُر‬‫ش‬ْ‫ح‬َ‫ن‬َ‫و‬ ‫ًا‬‫ك‬ْ‫ن‬َ‫ض‬ ً‫َة‬‫ش‬
‫ى‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫أ‬ ِ‫ة‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬
Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka
sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan
Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam
keadaan buta". (QS Thaha [20]: 124)
Sungguh Nikmat Akhirat Lebih Baik Dan Lebih Kekal
َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ون‬ُ‫ر‬ِ‫ث‬ْ‫ؤ‬ُ‫ت‬ ْ‫ل‬َ‫ب‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ َ‫ة‬‫ا‬َ‫ي‬‫ا‬
(١٦)‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ ُ‫ة‬َ‫ر‬ ِ‫اآلخ‬َ‫و‬‫ى‬َ‫ق‬ْ‫ب‬َ‫أ‬َ‫و‬
• Allah SWT berfirman: Bal
tu’tsirûna al-hayâh al-dun-yâ
(tetapi kalian [orang-orang
kafir] memilih kehidupan
duniawi). Kata bal berfungsi
sebagai idrâb, yakni
memalingkan dari kalimat
sebelumnya. Artinya, kalian
tidak melakukan tindakan
yang dapat mengantarkan
pada kesuksesan itu. Namun
sebaliknya, justru tu’tsirûna
dengan kehidupan dunia.
16. Sedangkan
kamu (orang-orang
kafir) memilih
kehidupan dunia,
17. padahal
kehidupan akhirat
lebih baik dan lebih
kekal.
Beberapa Penafsiran
Menurut as-Samarqandi
• Maksud frasa tersebut:
Kalian lebih memilih
beramal untuk dunia
daripada beramal untuk
akhirat.
Al-Jazairi juga memaknai
• Kalian lebih mendahulukan
dan mengutamakan
kehidupan dunia daripada
akhirat.
• Al-Alusi menafsirkan ayat ini
dengan: sikap ridha dan
tenteram dengan kehidupan
dunia serta berpaling dari
akhirat secara keseluruhan
(Lihat pula: QS Yunus [10]:
7).
Gambaran Kehidupan Duniawi
 “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan
suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta
berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-
tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan
kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada
azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan
dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”
(QS Al-Hadid : 20)
َ‫و‬ ٌ‫ة‬َ‫ن‬‫ي‬ َِِ‫و‬ ٌ‫و‬ْ‫ه‬َ‫ل‬َ‫و‬ ٌ‫ب‬ِ‫ع‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫ي‬ُِّْ‫د‬‫ال‬ ُ‫ة‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ ‫ا‬َ‫م‬ََِّ‫أ‬ ‫وا‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬‫ا‬َ ْ‫األ‬ ِ‫ف‬ ٌ‫ر‬ُ‫َاث‬‫ك‬َ‫ت‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ٌ‫ر‬ُ‫خ‬‫ا‬َ‫ف‬َ‫ت‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ْ‫م‬
ُ‫ث‬ ُ‫ه‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ب‬َِ ََ‫ا‬َّ‫ف‬ُ‫ك‬ْ‫ال‬ َ‫ب‬َ‫ج‬ْ‫ع‬َ‫أ‬ ٍ‫ث‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ ِ‫ل‬َ‫ث‬َ‫م‬َ‫ك‬ ۖ ِْ َ‫ال‬ ْ‫و‬َ ْ‫األ‬َ‫و‬ُ‫ك‬َ‫ي‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ‫ا‬ًّ‫ر‬َ‫ف‬ْ‫ص‬ُ‫م‬ ُ‫ه‬‫ا‬َ‫ر‬َ‫ت‬َ‫ف‬ ُ‫ج‬‫ي‬ِ‫ه‬َ‫ي‬ َّ‫م‬ۖ ‫ا‬ً‫م‬‫ا‬َ‫ط‬ُ‫ح‬ ُ‫ون‬
ْ‫ض‬ ََِ‫و‬ ِ َّ‫اَّلل‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫ة‬َ‫ر‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬َ‫م‬َ‫و‬ ٌ‫د‬‫ِي‬‫د‬َ‫ش‬ ٌِّ ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ع‬ ِ‫ة‬َ‫ر‬ ِ‫خ‬ ْ‫اْل‬ ِ‫ف‬َ‫و‬َ‫م‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ُِّْ‫د‬‫ال‬ ُ‫ة‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ۚ ٌ‫ان‬َ‫و‬ُ‫ع‬‫ا‬َ‫ت‬
َِ‫و‬ُ‫ر‬ُ‫غ‬ْ‫ال‬
Indahnya Daya Tarik Duniawi
•ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِِّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ْ‫َن‬‫ع‬ ِ ِّ‫ي‬ ِ‫ر‬ْ‫د‬ُ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬ ٍ‫د‬‫ي‬ِ‫ع‬َ‫س‬ ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫َن‬‫ع‬ُ‫ح‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ‫ة‬َ‫ر‬ ِ‫ض‬َ‫خ‬ ‫ة‬َ‫و‬ْ‫ل‬
ُ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ َ‫ف‬ْ‫ي‬َ‫ك‬ ُ‫ر‬ُ‫ظ‬ْ‫ن‬َ‫ي‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ف‬ِ‫ل‬ْ‫خ‬َ‫ت‬ْ‫س‬ُ‫م‬ َ َّ‫اّلِل‬َ‫ء‬‫ا‬َ‫س‬ِِّ‫ن‬‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬َ‫ف‬ َ‫ون‬َ‫ن‬ْ‫ت‬ِ‫ف‬ َ‫ل‬َّ‫و‬َ‫أ‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ب‬ ِ‫ة‬
ِ‫اء‬َ‫س‬ِِّ‫ن‬‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫ت‬َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬ َ‫ل‬‫ي‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ر‬ْ‫س‬ِ‫إ‬
• Dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu , dari Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam , beliau bersabda, “Sesungguhnya dunia itu manis
lagi hijau, dan sesungguhnya Allâh menjadikan kamu sebagai
khalifah di dunia ini, lalu Dia akan melihat bagaimana kamu
berbuat. Maka jagalah dirimu dari (keburukan) dunia, dan jagalah
dirimu dari (keburukan) wanita, karena sesungguhnya
penyimpangan pertama kali pada Bani Isrâil terjadi berkaitan
dengan wanita. [HR Muslim, no. 2742].
Nilai Dunia di Sisi Allah
َ‫ص‬ ِ َّ‫اّلِل‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ٍ‫د‬ْ‫ع‬َ‫س‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ ِ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫س‬ ْ‫َن‬‫ع‬َ‫ل‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ ْ‫ت‬َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬ ْ‫و‬
َ‫ك‬ ‫ى‬َ‫ق‬َ‫س‬ ‫ا‬َ‫م‬ ٍ‫ة‬َ‫ض‬‫و‬ُ‫ع‬َ‫ب‬ َ‫ح‬‫ا‬َ‫ن‬َ‫ج‬ ِ َّ‫اّلِل‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ُ‫ل‬ِ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ٍ‫اء‬َ‫م‬ َ‫ة‬َ‫ب‬ْ‫َر‬‫ش‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬ً‫ر‬ِ‫ف‬‫ا‬
Dari Sahl bin Sa’ad, dia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Seandainya dunia di sisi Allâh sebanding dengan
satu sayap nyamuk, niscaya Allâh tidak akan memberikan minum
seteguk air kepada orang kafir”. [HR Tirmidzi, no. 2320 dan ini
lafazhnya; juga Ibnu Majah, no. 4110; Syaikh al-Albani menyatakan
shahîh lighairihi. Lihat Shahîh at-Targhib wat-Targhib, no. 3240].
• Disebutkan pula di dalam hadits berikut:
ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ ‫د‬ ِ‫ر‬ ْ‫و‬َ‫ت‬ْ‫س‬ُ‫م‬ ‫عن‬:ِ َّ‫اّلِل‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬-‫هللا‬ ‫صلى‬‫وسلم‬ ‫عليه‬-(( :‫ا‬َ‫م‬ ِ َّ‫اّلِل‬َ‫و‬
َ‫ح‬َ‫أ‬ ُ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ج‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ ِ‫ة‬َ‫ر‬ ِ‫اآلخ‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ِ‫ه‬ِ‫ذ‬َ‫ه‬ ُ‫ه‬َ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫ص‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫د‬–‫َا‬‫ش‬َ‫أ‬َ‫و‬‫ى‬َ‫ي‬ْ‫ح‬َ‫ي‬ َ‫ر‬
ِ‫ة‬َ‫ب‬‫ا‬َّ‫ب‬َّ‫س‬‫ال‬ِ‫ب‬–َ‫ي‬ َ‫م‬ِ‫ب‬ ْ‫ر‬ُ‫ظ‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ ِِّ‫م‬َ‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ُ‫ع‬ ِ‫ج‬ْ‫ر‬.))
Diriwayatkan dari Mustaurid radhiallahu ‘anhu
bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Demi Allah! Perbandingan dunia dengan
akhirat adalah seperti seseorang dari kalian yang
memasukkah satu jarinya ke laut, hendaknya dia
melihat, seperti apa jari itu kembali. (Berapa banyak air
yang berada di jarinya bila dibanding dengan air laut-
pen) HR Muslim no. 7376.
 Imam Muslim meriwayatkan dari hadits Anas bin Malik –radhiyallahu ‘anhu-,
ujarnya, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
ْ‫و‬َ‫ي‬ َِ‫ا‬َّ‫ن‬‫ال‬ ِ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬َ‫ي‬ُِّْ‫د‬‫ال‬ ِ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫أ‬ ‫م‬َ‫ع‬َِْ‫أ‬ِ‫ب‬ ‫ى‬َ‫ت‬ْ‫ُؤ‬‫ي‬َِ‫ا‬َّ‫ن‬‫ال‬ ِ‫ف‬ ُ‫غ‬َ‫ب‬ْ‫ص‬ُ‫ي‬َ‫ف‬ ، ِ‫ة‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ق‬ْ‫ال‬ َ‫م‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ُ‫ي‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ، ً‫ة‬َ‫غ‬ْ‫ب‬ ِ‫ص‬
:َ‫ك‬ِ‫ب‬ َّ‫ر‬َ‫م‬ ْ‫ل‬َ‫ه‬ ‫؟‬ٌّ‫ط‬َ‫ق‬ ‫ا‬ً‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ َ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫أ‬ََ ْ‫ل‬َ‫ه‬ ‫؛‬َ‫م‬َْ‫آ‬ َ‫ن‬ْ‫ب‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ي‬ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬َ‫ف‬ ‫؟‬ٌّ‫ط‬َ‫ق‬ ٌ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ع‬َِ:ِ‫للا‬ َ‫و‬ َ‫ال‬ِِّ ََ ‫ا‬َ‫ي‬.َ‫و‬
ْ‫ه‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬َ‫ي‬ُِّْ‫د‬‫ال‬ ِ‫ف‬ ‫ًا‬‫س‬ْ‫ُؤ‬‫ب‬ ِ‫اس‬َ‫ن‬‫ال‬ ِ‫َد‬‫ش‬َ‫أ‬ِ‫ب‬ ‫ى‬َ‫ت‬ْ‫ُؤ‬‫ي‬ِ‫ف‬ ً‫ة‬َ‫غ‬ْ‫ب‬ ِ‫ص‬ ُ‫غ‬َ‫ب‬ْ‫ص‬ُ‫ي‬َ‫ف‬ ،ِ‫ة‬َّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ ِ‫ل‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ُ‫ي‬َ‫ف‬ ،ِ‫ة‬َّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ال‬
ُ‫ه‬َ‫ل‬:َّ‫ر‬َ‫م‬ ْ‫ل‬َ‫ه‬ ‫؟‬ٌّ‫ط‬َ‫ق‬ ‫ًا‬‫س‬ْ‫ُؤ‬‫ب‬ َ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫أ‬ََ ْ‫ل‬َ‫ه‬ ،َ‫م‬َْ‫آ‬ َ‫ن‬ْ‫ب‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ي‬ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬َ‫ف‬ ‫؟‬ٌّ‫ط‬َ‫ق‬ ٌ‫ة‬َّ‫د‬ِ‫ش‬ َ‫ك‬ِ‫ب‬:َ‫ال‬َّ‫ر‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫م‬ ،ِ‫للا‬ َ‫و‬
ٌّ‫ط‬َ‫ق‬ ٌ‫ة‬َّ‫د‬ِ‫ش‬ ُ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫أ‬ََ َ‫ال‬ َ‫و‬ ،ٌّ‫ط‬َ‫ق‬ ٌ‫س‬ْ‫ُؤ‬‫ب‬ ِ‫ب‬.
 “Pada hari kiamat akan dihadirkan orang yang paling merasakan nikmat di
dunia dari kalangan penduduk neraka. Kemudian ia dicelupkan sekali ke
dalam neraka lantas ditanyakan padanya, ‘Hai manusia, apakah kamu pernah
melihat kebaikan, apakah kamu pernah merasakan kenikmatan?’
 Ia menjawab, ‘Tidak, demi Allah wahai Rabb-ku.’Dan dihadirkan orang yang
paling sengsara di dunia dari kalangan penduduk surga lalu dicelupkan ke
dalam surga dengan sekali celupan. Ditanyakan padanya, ‘Wahai manusia,
pernahkah kamu melihat satu penderitaan? Pernahkah kamu merasakan
kesulitan?’Ia menjawab, ‘Tidak, demi Allah, aku tidak pernah merasakan
penderitaan sama sekali dan aku tak pernah melihat adanya kesulitan
sedikitpun.’” (HR Muslim)
 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengabarkan di dalam hadits–nya:
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ِ‫ِي‬‫د‬ِ‫ع‬‫َّا‬‫س‬‫ال‬ ٍ‫د‬ْ‫ع‬َ‫س‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ ِ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫س‬ ْ‫َن‬‫ع‬:َ‫ق‬ِ َّ‫اَّلل‬ ُ‫ل‬‫ُو‬‫س‬ََ َ‫ل‬‫ا‬-ُ َّ‫اَّلل‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬
َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬-(( :ِ‫ة‬َّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ ِ‫ف‬ ٍ‫ط‬ ْ‫و‬َ‫س‬ ُ‫ع‬ ِ‫ض‬ ْ‫و‬َ‫م‬ِ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ي‬ُِّْ‫د‬‫ال‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬‫ا‬َ‫ه‬‫ي‬.))
Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’d As-Sa’idi bahwasanya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Satu
tempat di surga yang sebesar cambuk lebih baik dari dunia
dan seisinya.” HR Al-Bukhari no. 3250
Keunggulan Nikmat Akhirat
 Di dalam hadits yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengabarkan:
ِِّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ْ‫َن‬‫ع‬ ٍ‫ك‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬ َ‫ن‬ْ‫ب‬ َ‫س‬َ‫ن‬َ‫أ‬ ‫عن‬-َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ َّ‫اّلِل‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬-َ‫أ‬ ِ َّ‫اّلِل‬ ِ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ة‬َ‫ح‬ ْ‫و‬َ‫ر‬َ‫ل‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ ‫ة‬َ‫و‬ْ‫د‬َ‫غ‬ ْ‫و‬
‫ا‬َ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬…َّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ً‫ة‬َ‫أ‬َ‫ر‬ْ‫ام‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬ ْ‫و‬َ‫ل‬َ‫و‬َ‫ض‬َ َ‫أل‬ ِ‫ض‬ْ‫ر‬َ ْ‫األ‬ ِ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫أ‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ْ‫ت‬َ‫ع‬َ‫ل‬َّ‫ط‬‫ا‬ ِ‫ة‬‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬ ْ‫ت‬َ‫ء‬‫ا‬
ِ‫م‬ ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫س‬ْ‫أ‬َ‫ر‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ف‬‫ي‬ ِ‫ص‬َ‫ن‬َ‫ل‬َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ح‬‫ي‬ ِ‫ر‬ ُ‫ه‬ْ‫ت‬َ َ‫أل‬َ‫م‬َ‫ل‬َ‫و‬‫ا‬َ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ ْ‫ن‬
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam (beliau bersabda), “Pergi berjihad di jalan Allah lebih
baik dari dunia dan seisinya. Seandainya ada seorang wanita penghuni
surga mengintip penduduk bumi, niscaya akan menerangi antara
keduanya dan akan terpenuhi dengan anginnya (yang harum). Kerudung
yang ada di kepalanya lebih baik dari dunia dan seisinya.” HR Al-Bukhari
no. 2796
Visi Akhirat Menghasilkan kekayaan jiwa, sedang fokus kepada
dunia mendatangkan kehinaan
• ِ َّ‫اّلِل‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ َ‫ي‬ ِ‫ض‬َ‫ر‬ ٍ‫ك‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ ٍ‫س‬َ‫ن‬َ‫أ‬ ‫عن‬َ‫م‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ْ‫ن‬
َ‫ج‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ق‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ُ‫ه‬‫ا‬َ‫ن‬ِ‫غ‬ ُ َّ‫اّلِل‬ َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ ُ‫ه‬َّ‫م‬َ‫ه‬ ُ‫ة‬َ‫ر‬ ِ‫خ‬ ْ‫اآل‬ ْ‫ت‬َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬ِ‫ه‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ ُ‫ه‬ْ‫ت‬َ‫ت‬َ‫أ‬َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ْ‫َم‬‫ش‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ع‬َ‫م‬َ‫ي‬
ُ‫ه‬َ‫ر‬ْ‫ق‬َ‫ف‬ ُ َّ‫اّلِل‬ َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ ُ‫ه‬َّ‫م‬َ‫ه‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ ْ‫ت‬َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ ‫ة‬َ‫م‬ِ‫غ‬‫ا‬َ‫ر‬ْ‫َم‬‫ش‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ق‬َّ‫ر‬َ‫ف‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ع‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ْ‫م‬َ‫ل‬َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬
ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ِر‬ِّ‫د‬ُ‫ق‬ ‫ا‬َ‫م‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ه‬ِ‫ت‬ْ‫أ‬َ‫ي‬
• Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa akhirat menjadi
tujuannya (niatnya), niscaya Allâh akan menjadikan kekayaannya di
dalam hatinya, Dia akan mengumpulkan segala urusannya yang
tercerai-berai, dan dunia datang kepadanya dalam keadaan hina.
Dan barangsiapa dunia menjadi tujuannya (niatnya), niscaya Allâh
akan menjadikan kefakiran berada di depan matanya, Dia akan
mencerai-beraikan segala urusannya yang menyatu, dan tidak
datang kepadanya dari dunia kecuali sekadar yang telah ditakdirkan
baginya”. [HR Tirmidzi, no. 2465. Syaikh al-Albani menyatakan
shahîh lighairihi. Lihat Shahîh at-Targhib wat-Targhib, no. 3169]
‫ى‬َ‫ل‬‫األو‬ ِ‫ُف‬‫ح‬ُّ‫ص‬‫ال‬ ِ‫ف‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬(١٨)
Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab
terdahulu.
• Menurut Qatadah dan Ibnu Zaid, yang dimaksudkan adalah
Wa al-âkhirah khayr wa abqâ (sementara kehidupan
akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal). Menurut al-Kalbi
frasa tersebut menunjuk pada firman Allah SWT: qad aflaha
man tazakkâ hingga akhir surat ini. Pendapat ini juga dipilih
az-Zamakhsyari dan dinilai paling tepat oleh ath-Thabari.26
• Ditegaskan dalam ayat ini bahwa berita tersebut terdapat di
dalam ash-shuhuf al-ûlâ. Kata ash-shuhuf merupakan
bentuk jamak dari kata ash-shahîfah. Artinya, lembaran
yang di dalamnya terdapat tulisan.27 Dijelaskan al-Hasan,
as-shuhuf al-ûlâ adalah kitab-kitab Allah semuanya.28
‫ى‬َ‫س‬‫و‬ُ‫م‬َ‫و‬ َ‫م‬‫ي‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ر‬ْ‫ب‬ِ‫إ‬ ِ‫ف‬ُ‫ح‬ُ‫ص‬
([yaitu] kitab-kitab Ibrahim dan Musa)
• Kemudian Allah SWT berfirman: Shuhuf
Ibrâhîma wa Mûsâ ([yaitu] kitab-kitab Ibrahim
dan Musa). Menurut ar-Razi, ayat ini bisa
berkedudukan sebagai bayân (penjelasan)
bagi ayat sebelumnya: lafî ash-shuhuf alûlâ;
bisa juga berarti: semuanya telah diterangkan
dalam seluruh shuhuf para nabi; di antaranya
adalah shuhuf Ibrahim dan Musa. 29

More Related Content

What's hot

Tafsir surat al bayyinah
Tafsir surat al bayyinahTafsir surat al bayyinah
Tafsir surat al bayyinahEndang Suhendar
 
5.5 islam agama yang benar
5.5 islam agama yang benar5.5 islam agama yang benar
5.5 islam agama yang benarIsalzone Faisal
 
2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain
2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain
2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatainIsalzone Faisal
 
Al Quran (Chapter 72): Surah Al Jinn [The Jinn]
Al Quran (Chapter 72): Surah Al Jinn [The Jinn]Al Quran (Chapter 72): Surah Al Jinn [The Jinn]
Al Quran (Chapter 72): Surah Al Jinn [The Jinn]Dr Jameel G Jargar
 
Ppt Akhlak Tercela
Ppt Akhlak TercelaPpt Akhlak Tercela
Ppt Akhlak TercelaUsmawatidewi
 
Tarbiyah dzatiyah
Tarbiyah dzatiyahTarbiyah dzatiyah
Tarbiyah dzatiyahAtika Aziz
 
Maksud taqwa menurut imam ghazali
Maksud taqwa menurut imam ghazaliMaksud taqwa menurut imam ghazali
Maksud taqwa menurut imam ghazaliJaladi Muda
 
LEBIH DEKA DENGAN ALLAH MELALUI ASMAUL HUSNA PAI SMP KELAS 7
LEBIH DEKA DENGAN ALLAH MELALUI ASMAUL HUSNA PAI SMP KELAS 7LEBIH DEKA DENGAN ALLAH MELALUI ASMAUL HUSNA PAI SMP KELAS 7
LEBIH DEKA DENGAN ALLAH MELALUI ASMAUL HUSNA PAI SMP KELAS 7LiaHakim1
 
Sirah Nabawiyah 03: Nabi Ibrahim as. & Nabi isma'il as.
Sirah Nabawiyah 03: Nabi Ibrahim as. & Nabi isma'il as.Sirah Nabawiyah 03: Nabi Ibrahim as. & Nabi isma'il as.
Sirah Nabawiyah 03: Nabi Ibrahim as. & Nabi isma'il as.AbuNailah
 
Materi Kajian Umum - Konsekuensi Iman
Materi Kajian Umum - Konsekuensi ImanMateri Kajian Umum - Konsekuensi Iman
Materi Kajian Umum - Konsekuensi ImanErwin Wahyu
 
[MATERI KEPUTRIAN] Wanita yang dirindukan surga
[MATERI KEPUTRIAN] Wanita yang dirindukan surga[MATERI KEPUTRIAN] Wanita yang dirindukan surga
[MATERI KEPUTRIAN] Wanita yang dirindukan surgawidyaitnaira84
 
Sabar menghadapi ujian dari Allah SWT
Sabar menghadapi ujian dari Allah SWTSabar menghadapi ujian dari Allah SWT
Sabar menghadapi ujian dari Allah SWTrara wibowo
 
2.7 syuruthu qabuulisy syahadatain
2.7 syuruthu qabuulisy syahadatain2.7 syuruthu qabuulisy syahadatain
2.7 syuruthu qabuulisy syahadatainIsalzone Faisal
 

What's hot (20)

Tafsir surat al bayyinah
Tafsir surat al bayyinahTafsir surat al bayyinah
Tafsir surat al bayyinah
 
5.5 islam agama yang benar
5.5 islam agama yang benar5.5 islam agama yang benar
5.5 islam agama yang benar
 
2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain
2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain
2.9 1 tahqiqu ma'nasy syahadatain
 
Al Quran (Chapter 72): Surah Al Jinn [The Jinn]
Al Quran (Chapter 72): Surah Al Jinn [The Jinn]Al Quran (Chapter 72): Surah Al Jinn [The Jinn]
Al Quran (Chapter 72): Surah Al Jinn [The Jinn]
 
Ppt Akhlak Tercela
Ppt Akhlak TercelaPpt Akhlak Tercela
Ppt Akhlak Tercela
 
Tetap istiqamah
Tetap istiqamahTetap istiqamah
Tetap istiqamah
 
Tarbiyah dzatiyah
Tarbiyah dzatiyahTarbiyah dzatiyah
Tarbiyah dzatiyah
 
6.1 ta'riful insan
6.1 ta'riful insan6.1 ta'riful insan
6.1 ta'riful insan
 
Iman Kepada Qada dan Qadar
Iman Kepada Qada dan QadarIman Kepada Qada dan Qadar
Iman Kepada Qada dan Qadar
 
Maksud taqwa menurut imam ghazali
Maksud taqwa menurut imam ghazaliMaksud taqwa menurut imam ghazali
Maksud taqwa menurut imam ghazali
 
LEBIH DEKA DENGAN ALLAH MELALUI ASMAUL HUSNA PAI SMP KELAS 7
LEBIH DEKA DENGAN ALLAH MELALUI ASMAUL HUSNA PAI SMP KELAS 7LEBIH DEKA DENGAN ALLAH MELALUI ASMAUL HUSNA PAI SMP KELAS 7
LEBIH DEKA DENGAN ALLAH MELALUI ASMAUL HUSNA PAI SMP KELAS 7
 
Sirah Nabawiyah 03: Nabi Ibrahim as. & Nabi isma'il as.
Sirah Nabawiyah 03: Nabi Ibrahim as. & Nabi isma'il as.Sirah Nabawiyah 03: Nabi Ibrahim as. & Nabi isma'il as.
Sirah Nabawiyah 03: Nabi Ibrahim as. & Nabi isma'il as.
 
Materi Kajian Umum - Konsekuensi Iman
Materi Kajian Umum - Konsekuensi ImanMateri Kajian Umum - Konsekuensi Iman
Materi Kajian Umum - Konsekuensi Iman
 
[MATERI KEPUTRIAN] Wanita yang dirindukan surga
[MATERI KEPUTRIAN] Wanita yang dirindukan surga[MATERI KEPUTRIAN] Wanita yang dirindukan surga
[MATERI KEPUTRIAN] Wanita yang dirindukan surga
 
Sabar menghadapi ujian dari Allah SWT
Sabar menghadapi ujian dari Allah SWTSabar menghadapi ujian dari Allah SWT
Sabar menghadapi ujian dari Allah SWT
 
Sifat-sifat Allah
Sifat-sifat AllahSifat-sifat Allah
Sifat-sifat Allah
 
3.12 lawazimul mahabbah
3.12 lawazimul mahabbah3.12 lawazimul mahabbah
3.12 lawazimul mahabbah
 
2.7 syuruthu qabuulisy syahadatain
2.7 syuruthu qabuulisy syahadatain2.7 syuruthu qabuulisy syahadatain
2.7 syuruthu qabuulisy syahadatain
 
Qada' dan qadar
Qada' dan qadarQada' dan qadar
Qada' dan qadar
 
6.12 risalatul insan
6.12 risalatul insan6.12 risalatul insan
6.12 risalatul insan
 

Similar to SURAT PENYUCIAN

Sirah Nabawiyah 28: Dakwah Sirriyah, Al-Quran dan Tazkiyah
Sirah Nabawiyah 28: Dakwah Sirriyah, Al-Quran dan TazkiyahSirah Nabawiyah 28: Dakwah Sirriyah, Al-Quran dan Tazkiyah
Sirah Nabawiyah 28: Dakwah Sirriyah, Al-Quran dan TazkiyahAbuNailah
 
Memahami bacaan sholat-Takbir dan Doa Iftitah
Memahami bacaan sholat-Takbir dan Doa IftitahMemahami bacaan sholat-Takbir dan Doa Iftitah
Memahami bacaan sholat-Takbir dan Doa IftitahIyeh Solichin
 
PPt_Beriman_kepada_Allah_dengan_memaham.pptx
PPt_Beriman_kepada_Allah_dengan_memaham.pptxPPt_Beriman_kepada_Allah_dengan_memaham.pptx
PPt_Beriman_kepada_Allah_dengan_memaham.pptxJhonyBram
 
Maksud islam agama rahmat
Maksud islam agama rahmatMaksud islam agama rahmat
Maksud islam agama rahmatAbdul Ghani
 
Ta'lim Pengurus RPDC - Ma'rifatillah (Urgensi dan Jalannya) online
Ta'lim Pengurus RPDC - Ma'rifatillah (Urgensi dan Jalannya) onlineTa'lim Pengurus RPDC - Ma'rifatillah (Urgensi dan Jalannya) online
Ta'lim Pengurus RPDC - Ma'rifatillah (Urgensi dan Jalannya) onlineRadio Pengajian
 
1-lebih-dekat-dengan-allah-swt-yang-sangat-indah-nama-nya.pptx
1-lebih-dekat-dengan-allah-swt-yang-sangat-indah-nama-nya.pptx1-lebih-dekat-dengan-allah-swt-yang-sangat-indah-nama-nya.pptx
1-lebih-dekat-dengan-allah-swt-yang-sangat-indah-nama-nya.pptxMuhammad Iqbal
 
LEBIH DEKAT DENGAN ALLAH SWT YANG SANGAT INDAH NAMANYA
LEBIH DEKAT DENGAN ALLAH SWT YANG SANGAT INDAH NAMANYA LEBIH DEKAT DENGAN ALLAH SWT YANG SANGAT INDAH NAMANYA
LEBIH DEKAT DENGAN ALLAH SWT YANG SANGAT INDAH NAMANYA Faridatunnisa
 
Bab 3. iman kepada allah swt
Bab 3. iman kepada allah  swtBab 3. iman kepada allah  swt
Bab 3. iman kepada allah swtFitri Joyo Joyo
 
Do'a2 harian (1)
Do'a2 harian (1)Do'a2 harian (1)
Do'a2 harian (1)KESUNGGUHAN
 
KELOMPOK V.pptx
KELOMPOK V.pptxKELOMPOK V.pptx
KELOMPOK V.pptxNrFdhila
 
Ratib al-haddad
Ratib al-haddadRatib al-haddad
Ratib al-haddadmas muha
 
Tafsir surat al kautsar
Tafsir surat al kautsarTafsir surat al kautsar
Tafsir surat al kautsarMasher Zen
 
Tafsir surat al kautsar
Tafsir surat al kautsarTafsir surat al kautsar
Tafsir surat al kautsarMasher Zen
 
أمثال القرآن
أمثال القرآنأمثال القرآن
أمثال القرآنadib fattah
 
Tafsir Al azhar 087 al a'la
Tafsir Al azhar 087 al a'laTafsir Al azhar 087 al a'la
Tafsir Al azhar 087 al a'laMuhammad Idris
 
Qur’an hadist di mi kelas 1 semester gasal ppt
Qur’an hadist di mi kelas 1 semester gasal pptQur’an hadist di mi kelas 1 semester gasal ppt
Qur’an hadist di mi kelas 1 semester gasal pptUlfah Nur Azizah
 
Al qur'an 1 (semester 1)
Al qur'an 1 (semester 1)Al qur'an 1 (semester 1)
Al qur'an 1 (semester 1)Ismail Zain
 

Similar to SURAT PENYUCIAN (20)

Sirah Nabawiyah 28: Dakwah Sirriyah, Al-Quran dan Tazkiyah
Sirah Nabawiyah 28: Dakwah Sirriyah, Al-Quran dan TazkiyahSirah Nabawiyah 28: Dakwah Sirriyah, Al-Quran dan Tazkiyah
Sirah Nabawiyah 28: Dakwah Sirriyah, Al-Quran dan Tazkiyah
 
Syahadat ar rasul
Syahadat ar rasulSyahadat ar rasul
Syahadat ar rasul
 
Memahami bacaan sholat-Takbir dan Doa Iftitah
Memahami bacaan sholat-Takbir dan Doa IftitahMemahami bacaan sholat-Takbir dan Doa Iftitah
Memahami bacaan sholat-Takbir dan Doa Iftitah
 
PPt_Beriman_kepada_Allah_dengan_memaham.pptx
PPt_Beriman_kepada_Allah_dengan_memaham.pptxPPt_Beriman_kepada_Allah_dengan_memaham.pptx
PPt_Beriman_kepada_Allah_dengan_memaham.pptx
 
Maksud islam agama rahmat
Maksud islam agama rahmatMaksud islam agama rahmat
Maksud islam agama rahmat
 
Sifat sifat alloh
Sifat sifat allohSifat sifat alloh
Sifat sifat alloh
 
Barakah
BarakahBarakah
Barakah
 
Ta'lim Pengurus RPDC - Ma'rifatillah (Urgensi dan Jalannya) online
Ta'lim Pengurus RPDC - Ma'rifatillah (Urgensi dan Jalannya) onlineTa'lim Pengurus RPDC - Ma'rifatillah (Urgensi dan Jalannya) online
Ta'lim Pengurus RPDC - Ma'rifatillah (Urgensi dan Jalannya) online
 
1-lebih-dekat-dengan-allah-swt-yang-sangat-indah-nama-nya.pptx
1-lebih-dekat-dengan-allah-swt-yang-sangat-indah-nama-nya.pptx1-lebih-dekat-dengan-allah-swt-yang-sangat-indah-nama-nya.pptx
1-lebih-dekat-dengan-allah-swt-yang-sangat-indah-nama-nya.pptx
 
LEBIH DEKAT DENGAN ALLAH SWT YANG SANGAT INDAH NAMANYA
LEBIH DEKAT DENGAN ALLAH SWT YANG SANGAT INDAH NAMANYA LEBIH DEKAT DENGAN ALLAH SWT YANG SANGAT INDAH NAMANYA
LEBIH DEKAT DENGAN ALLAH SWT YANG SANGAT INDAH NAMANYA
 
Bab 3. iman kepada allah swt
Bab 3. iman kepada allah  swtBab 3. iman kepada allah  swt
Bab 3. iman kepada allah swt
 
Do'a2 harian (1)
Do'a2 harian (1)Do'a2 harian (1)
Do'a2 harian (1)
 
KELOMPOK V.pptx
KELOMPOK V.pptxKELOMPOK V.pptx
KELOMPOK V.pptx
 
Ratib al-haddad
Ratib al-haddadRatib al-haddad
Ratib al-haddad
 
Tafsir surat al kautsar
Tafsir surat al kautsarTafsir surat al kautsar
Tafsir surat al kautsar
 
Tafsir surat al kautsar
Tafsir surat al kautsarTafsir surat al kautsar
Tafsir surat al kautsar
 
أمثال القرآن
أمثال القرآنأمثال القرآن
أمثال القرآن
 
Tafsir Al azhar 087 al a'la
Tafsir Al azhar 087 al a'laTafsir Al azhar 087 al a'la
Tafsir Al azhar 087 al a'la
 
Qur’an hadist di mi kelas 1 semester gasal ppt
Qur’an hadist di mi kelas 1 semester gasal pptQur’an hadist di mi kelas 1 semester gasal ppt
Qur’an hadist di mi kelas 1 semester gasal ppt
 
Al qur'an 1 (semester 1)
Al qur'an 1 (semester 1)Al qur'an 1 (semester 1)
Al qur'an 1 (semester 1)
 

More from Idrus Abidin

Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia Debat
Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia DebatRasionalitas al Qur’an dalam Dunia Debat
Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia DebatIdrus Abidin
 
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.Idrus Abidin
 
Bahaya Dosa dan Maksiat.
Bahaya Dosa dan Maksiat.Bahaya Dosa dan Maksiat.
Bahaya Dosa dan Maksiat.Idrus Abidin
 
LGBT dalam Perbincangan Ulama Mazhab
LGBT dalam Perbincangan Ulama MazhabLGBT dalam Perbincangan Ulama Mazhab
LGBT dalam Perbincangan Ulama MazhabIdrus Abidin
 
Hakikat kemerdekaan menurut islam
Hakikat kemerdekaan menurut islam Hakikat kemerdekaan menurut islam
Hakikat kemerdekaan menurut islam Idrus Abidin
 
Tafsir Surat al-Maidah ayat 51
Tafsir Surat al-Maidah ayat 51Tafsir Surat al-Maidah ayat 51
Tafsir Surat al-Maidah ayat 51Idrus Abidin
 
Tafsir Surah al-Qori'ah
Tafsir Surah al-Qori'ahTafsir Surah al-Qori'ah
Tafsir Surah al-Qori'ahIdrus Abidin
 
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)Idrus Abidin
 
Tafsir Surat an-Naas
Tafsir Surat an-NaasTafsir Surat an-Naas
Tafsir Surat an-NaasIdrus Abidin
 
Tafsir Surah al-Maun
Tafsir Surah al-MaunTafsir Surah al-Maun
Tafsir Surah al-MaunIdrus Abidin
 
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun)
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun) Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun)
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun) Idrus Abidin
 
Urgensi Ilmu dalam Islam
Urgensi Ilmu dalam IslamUrgensi Ilmu dalam Islam
Urgensi Ilmu dalam IslamIdrus Abidin
 
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.Idrus Abidin
 
Keberanian dalam Islam
Keberanian dalam IslamKeberanian dalam Islam
Keberanian dalam IslamIdrus Abidin
 
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia ModernMakna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia ModernIdrus Abidin
 
Semangat Mengamalkan Amalan Sunnah
Semangat Mengamalkan Amalan SunnahSemangat Mengamalkan Amalan Sunnah
Semangat Mengamalkan Amalan SunnahIdrus Abidin
 
Keistimewaan al-Qur'an
Keistimewaan al-Qur'anKeistimewaan al-Qur'an
Keistimewaan al-Qur'anIdrus Abidin
 
Bahaya Sihir dan Perdukunan
Bahaya Sihir dan Perdukunan  Bahaya Sihir dan Perdukunan
Bahaya Sihir dan Perdukunan Idrus Abidin
 

More from Idrus Abidin (20)

Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia Debat
Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia DebatRasionalitas al Qur’an dalam Dunia Debat
Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia Debat
 
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.
 
Bahaya Dosa dan Maksiat.
Bahaya Dosa dan Maksiat.Bahaya Dosa dan Maksiat.
Bahaya Dosa dan Maksiat.
 
LGBT dalam Perbincangan Ulama Mazhab
LGBT dalam Perbincangan Ulama MazhabLGBT dalam Perbincangan Ulama Mazhab
LGBT dalam Perbincangan Ulama Mazhab
 
Hakikat kemerdekaan menurut islam
Hakikat kemerdekaan menurut islam Hakikat kemerdekaan menurut islam
Hakikat kemerdekaan menurut islam
 
Tafsir Surat al-Maidah ayat 51
Tafsir Surat al-Maidah ayat 51Tafsir Surat al-Maidah ayat 51
Tafsir Surat al-Maidah ayat 51
 
Tafsir Surah al-Qori'ah
Tafsir Surah al-Qori'ahTafsir Surah al-Qori'ah
Tafsir Surah al-Qori'ah
 
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)
 
Tafsir Surat an-Naas
Tafsir Surat an-NaasTafsir Surat an-Naas
Tafsir Surat an-Naas
 
Tafsir Ayat Puasa
Tafsir Ayat PuasaTafsir Ayat Puasa
Tafsir Ayat Puasa
 
Tafsir Surah al-Maun
Tafsir Surah al-MaunTafsir Surah al-Maun
Tafsir Surah al-Maun
 
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun)
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun) Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun)
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun)
 
Urgensi Ilmu dalam Islam
Urgensi Ilmu dalam IslamUrgensi Ilmu dalam Islam
Urgensi Ilmu dalam Islam
 
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
 
Keberanian dalam Islam
Keberanian dalam IslamKeberanian dalam Islam
Keberanian dalam Islam
 
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia ModernMakna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
 
Semangat Mengamalkan Amalan Sunnah
Semangat Mengamalkan Amalan SunnahSemangat Mengamalkan Amalan Sunnah
Semangat Mengamalkan Amalan Sunnah
 
Tujuan al-Qur'an
Tujuan al-Qur'anTujuan al-Qur'an
Tujuan al-Qur'an
 
Keistimewaan al-Qur'an
Keistimewaan al-Qur'anKeistimewaan al-Qur'an
Keistimewaan al-Qur'an
 
Bahaya Sihir dan Perdukunan
Bahaya Sihir dan Perdukunan  Bahaya Sihir dan Perdukunan
Bahaya Sihir dan Perdukunan
 

Recently uploaded

AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURANBudiSetiawan246494
 
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SDKISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SDAprihatiningrum Hidayati
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratpuji239858
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaRobert Siby
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfBuku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfsrengseng1c
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.KennayaWjaya
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Ustadz Habib
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptxBUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptxWahyudinHioda
 
Pendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptxPendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptxArdianAlaziz
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHRobert Siby
 

Recently uploaded (13)

AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
 
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SDKISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfBuku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptxBUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
 
Pendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptxPendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptx
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
 

SURAT PENYUCIAN

  • 1. Ust. Idrus Abidin, Lc., M.A.
  • 2. • 1. Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi, • 2. Yang Menciptakan, lalu menyempurnakan (penciptaan-Nya) • 3. Yang menentukan takdir (masing- masing) dan memberi petunjuk, • 4. dan Yang menumbuhkan rerumputan, • 5. lalu dijadikan-Nya (rumput-rumput) itu kering kehitam-hitaman. •َ‫ك‬ِِّ‫ب‬َ‫ر‬ َ‫م‬ْ‫س‬‫ا‬ ِ‫ح‬ِِّ‫ب‬َ‫س‬‫ى‬َ‫ل‬ْ‫ع‬‫األ‬(١) َّ‫و‬َ‫س‬َ‫ف‬ َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬‫ى‬(٢)‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ‫َى‬‫د‬َ‫ه‬َ‫ف‬ َ‫َّر‬‫د‬َ‫ق‬(٣)ْ‫خ‬َ‫أ‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬َ‫ج‬َ‫ر‬ ‫َى‬‫ع‬ْ‫ر‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬(٤)َ‫ث‬ُ‫غ‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬َ‫ف‬ً‫ء‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫و‬ْ‫ح‬َ‫أ‬
  • 3. • Surat ini adalah surat yang ke 8 berdasarkan urutan surat yang diterima Rasulullah dan surat ke 87 berdasarkan urutan Mushaf al-Qur’an. Terdiri dari 19 ayat. Surat ini termasuk surat Makkiyyah. • Merupakan surat yang sering dibaca Rasulullah SAW ketika shalat hari Raya (Fitri dan Adha) dan shalat Jum'at. Surat Al-A´laa pada rakaat pertama, dan surat Al- Ghaasyiyah pada rakaat kedua.
  • 4. Surat al-A’laa sebagai Surat Makkiyah al-Barra' bin 'Azib ‫عنه‬ ‫هللا‬ ‫,رضي‬ berkata: "Sahabat Nabi ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ yang pertama kali datang kepada kami adalah Mush'ab bin 'Umair dan Ibnu Ummi Maktum. Lalu keduanya membacakan al-Qur-an kepada kami. Kemudian 'Ammar, Bilal dan Sa'ad datang. Setelah itu datang pula 'Umar bin al- Khaththab pada (urusan) yang kedua puluh. Selanjutnya Nabi ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ datang. Dan aku tidak pernah menyaksikan peduduk Madinah sebahagia itu, sampai-sampai aku menyaksikan anak-anak mengatakan: 'Inilah Rasulullah ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ telah datang.' sebelum beliau datang aku sering membaca, ‫ى‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ ْ‫اْل‬ َ‫ك‬ِّ‫ب‬ َ‫ر‬ َ‫م‬ْ‫س‬‫ا‬ ِّ‫ح‬ِّ‫ب‬َ‫س‬'Sucikanlah Nama Rabb-mu Yang Paling Tinggi,' dan beberapa surat yang semisalnya."
  • 5. 1. Surat yang sering dibaca ketika Shalat Ied dan Jum’atan  Imam Ahmad meriwayatkan dari an-Nu'man bin Basyir ‫عنه‬ ‫هللا‬ ‫رضي‬ bahwasanya Rasulullah ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ dalam shalat dua hari raya 'led membaca, Sabbihisma Rabbikal A'laa dan hal ataaka hadiitsul ghaasyiyah. Dan jika bertepatan dengan hari Jum'at, maka beliau membaca kedua-duanya.
  • 6.  'Aisyah Ummul Mukminin ‫عنهم‬ ‫هللا‬ ‫,رضي‬ bahwa Rasulullah ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ dalam shalat Witir pernah membaca surat Sabbihisma Rabbikal A'laa, Qul yaa ayyuhal kaafiruun, dan Qul Huwallaahu Ahad. 'Aisyah menambahkan dan juga surat al- Mu'awwidzatain (al-Falaq dan an-Naas).
  • 7. 1. Penyucian dan pengagungan terhadap Allah. Mengetuk kesadaran manusia tentang keagungan Allah sebagai pencipta. 2. Beban tugas dan peringatan. Menegaskan hakikat risalah Rasulullah dan bahwa beliau diutus untuk memberikan petunjuk dan menyebarkan hidayah 3. Unsur utama kemenangan. Penjelasan al- Qur’an yang singkat dan padat, tapi menuntun kepada kemenangan dan kesuksesan dunia dan akhirat.
  • 8. 1. PENYUCIAN DAN PENGAGUNGAN SANG PENCIPTA Mengetuk kesadaran manusia tentang keagungan Allah sebagai pencipta.
  • 9. ‫ى‬َ‫ل‬ْ‫ع‬‫األ‬ َ‫ك‬ِِّ‫ب‬َ‫ر‬ َ‫م‬ْ‫س‬‫ا‬ ِ‫ح‬ِِّ‫ب‬َ‫س‬(١) 1. Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi  Kata Sabbih adalah bentuk perintah dari kata sabbaha yang terambil dari kata sabaha yang berarti menjauh. Seseorang yang berenang dilukiskan dengan kata tersebut karena pada hakikatnya dengan berenang ia menjauh dari posisinya.  Allah swt. memerintahkan agar kita senantiasa bertasbih kepada-Nya. Ada tiga makna tasbih, yaitu tamjid (mengagungkan), tanzih (membersihkan), dan istihdhar (menghadirkan).
  • 10. Dengan mengucap Subhanallah, si pengucap mengakui bahwa tidak ada sifat atau perbuatan Allah yang kurang sempurna atau tercela, tidak ada ketetapan-Nya yang tidak adil, baik terhadap orang/makhluk lain maupun terhadap si pengucap.
  • 11. Makna ‫ى‬َ‫ل‬ْ‫ع‬‫األ‬ • “Al A’laa adalah salah satu nama Allah yang di dalamnya menetapkan sifat ketinggian bagi Allah Ta’ala; • Maknanya adalah Yang Paling Tinggi di atas segala sesuatu. Ia adalah Af’al tafdhil (bentuk kata yang menunjukkan paling) yang menunjukkan ketinggian Allah Ta’ala dengan semua makna ketinggian. • Oleh karena itu, Dia paling tinggi kedudukannya, paling berkuasa, paling tinggi zat-Nya di atas segala sesuatu. Disebutkan nama-Nya Al A’laa di sini adalah untuk menerangkan hak-Nya disucikan, yakni disucikan dari semua jenis kekurangan.”
  • 12. Ayat-Ayat yang Menunjukkan Kemahatinggian Allah ‫العظيم‬ ‫العلي‬ ‫وهو‬ Dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS al-Baqarah [2]: 255) ‫المتعال‬ ‫وهوالكبير‬ ‫والشهادة‬ ‫الغيب‬ ‫عالم‬ Yang mengetahui semua yang gaib dan yang nampak; Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi. (QS ar-Ra’du [13]: 9) ِ‫ير‬ِ‫ب‬َ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِِّ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ َّ ِ‫ّلِل‬ ُ‫م‬ْ‫ك‬ُ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫ف‬ Maka putusan (sekarang ini) hanyalah pada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. [Ghafir/40 :12).
  • 13. • Seperti sifat azhim dan Jalil • ‫العظيم‬ ‫العلي‬ ‫وهو‬ • Dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS al-Baqarah [2]: 255) 1. Ketinggian Posisi • Sifat Qahr • ِ‫ه‬ِ‫د‬‫ا‬َ‫ب‬ِ‫ع‬ َ‫ق‬ ْ‫و‬َ‫ف‬ ُ‫ر‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫و‬ • Dan Dialah yang berkuasa, berada di atas sekalian hamba- hamba-Nya. [al An’am/6:18] 2. Ketinggian Kekuasaan • ِ‫ض‬ْ‫ر‬َ ْ‫األ‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ِ‫اء‬َ‫م‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ر‬ْ‫م‬َ ْ‫األ‬ ُ‫ر‬ِِّ‫ب‬َ‫د‬ُ‫ي‬ • Dia mengatur urusan dari langit ke bumi. [as- Sajdah/32:5][7]. 3. Ketinggian Zat
  • 14. ‫ى‬َّ‫و‬َ‫س‬َ‫ف‬ َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ال‬ yang menciptakan dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), • Dan firman Alah Ta'ala, ‫ى‬َّ‫و‬َ‫س‬َ‫ف‬ َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ "Yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya)." Yakni yang menciptakan makhluk dan menyempurnakannya dengan bentuk yang sebaik-baiknya.
  • 15. ‫َى‬‫د‬َ‫ه‬َ‫ف‬ َ‫َّر‬‫د‬َ‫ق‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ "Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk." • Kata Qaddara berasal dari kata qadara yang antara lain berarti mengukur, memberi kadar, atau ukuran. Setiap makhluk yang diciptakan Allah diberi- Nya kadar, ukuran serta batas-batas tertentu dalam diri, sifat dan kemampuan maksimal.
  • 16. ‫ى‬َ‫ع‬ْ‫ر‬َ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬ َ‫ج‬َ‫ر‬ْ‫خ‬َ‫أ‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ "Dan yang menumbuhkan rumput-rumputan."  Kata al-Mar’aa terambil dari kata ra’aa yang pada mulanya berarti memelihata binatang, baik dengan memberinya pangan maupun dengan melindunginya dari bahaya.  Kata al-Mar’aa diartikan sebagai tempat pemeliharaan binatang, kemudian makna tersebut secara umum menyempit, menjadi tempat makan binatang, karena makanan umum binatang adalah rerumputan, maka makna kata ini pada ayat ini menggunakan rerumputan.  Yakni, yang terdiri dan seluruh tumbuh-tumbuhan dan tanam-tanaman
  • 17. Segala Sesuatu Bertasbih kepada Allah •َ‫ك‬ ‫ا‬ًّ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ع‬ َ‫ون‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫ت‬َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫ح‬ْ‫ب‬ُ‫س‬‫ا‬ً‫ير‬ِ‫ب‬(٤٣)ُ‫ات‬َ‫او‬َ‫م‬َّ‫س‬‫ال‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ُ‫ح‬ِِّ‫ب‬َ‫س‬ُ‫ت‬ َ‫ش‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬ َّ‫ن‬ِ‫يه‬ِ‫ف‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ ُ‫ض‬ْ‫األر‬َ‫و‬ ُ‫ع‬ْ‫ب‬َّ‫س‬‫ال‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ِ‫ب‬ ُ‫ح‬ِِّ‫ب‬َ‫س‬ُ‫ي‬ ‫ال‬ِ‫إ‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬‫ال‬ ْ‫ن‬ِ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫غ‬ ‫ا‬ً‫م‬‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ح‬ َ‫َان‬‫ك‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ح‬‫ي‬ِ‫ب‬ْ‫س‬َ‫ت‬ َ‫ون‬ُ‫ه‬َ‫ق‬ْ‫ف‬َ‫ت‬‫ا‬ً‫ور‬ُ‫ف‬- • Mahasuci dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka katakan, dengan ketinggian yang sebesar- besarnya. (43)Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (43)
  • 18. . ‫ى‬َ‫و‬ْ‫ح‬َ‫أ‬ ‫اء‬َ‫ث‬ُ‫غ‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬َ‫ف‬ "Lalu dijadikan-Nya rumput-rumputan itu kering kehitam-hitaman." • Kata Ghustaa’an pada mulanya berarti segala jenis tumbuh-tumbuhan yang terpencar/terbengkalai atau yang mengapung di laut. Kata ini kemudian digunakan untuk segala sesuatu yang tidak bermanfaat atau diremehkan. Dari sini ulama’-ulama’ tafsir memahami arti kata ini sebagai rereumputan yang telah kering, sebagaimana contoh penafsiran berikut: • Ibnu 'Abbas mengatakan: "Yakni kering dan mengalami perubahan.“ • Kata Ahwaa terambil dari kata hawaa yang pada mulanya berarti sesuatu yang sangat hijau. Kehijauan yang pekat ini ada yang memahaminya dalam arti sangat subur dan ada pula yang memahaminya sangat hitam atau hangus terbakar.
  • 19. Tasbih Segala Sesuatu •َ‫ك‬ ‫ا‬ًّ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ع‬ َ‫ون‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫ت‬َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫ح‬ْ‫ب‬ُ‫س‬‫ا‬ً‫ير‬ِ‫ب‬(٤٣)ُ‫ات‬َ‫او‬َ‫م‬َّ‫س‬‫ال‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ُ‫ح‬ِِّ‫ب‬َ‫س‬ُ‫ت‬ َ‫ش‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬ َّ‫ن‬ِ‫يه‬ِ‫ف‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ ُ‫ض‬ْ‫األر‬َ‫و‬ ُ‫ع‬ْ‫ب‬َّ‫س‬‫ال‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ِ‫ب‬ ُ‫ح‬ِِّ‫ب‬َ‫س‬ُ‫ي‬ ‫ال‬ِ‫إ‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬‫ال‬ ْ‫ن‬ِ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫غ‬ ‫ا‬ً‫م‬‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ح‬ َ‫َان‬‫ك‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ح‬‫ي‬ِ‫ب‬ْ‫س‬َ‫ت‬ َ‫ون‬ُ‫ه‬َ‫ق‬ْ‫ف‬َ‫ت‬‫ا‬ً‫ور‬ُ‫ف‬ • Mahasuci dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka katakan, dengan ketinggian yang sebesar- besarnya. (43)Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allâh. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS al- Israa; 43-44)
  • 20. Kesatuan Tema Surat al-A’laa • Kesatuan tema dengan surah sebelumnya (at-Thoriq. Surat at-Thoriq menegaskan penciptaan manusia. Sedang surat al-A’laa meringkas apa yang telah dijelaskan secara spesifik pada surat at -Thoriq dengan penegasan ‫ى‬َّ‫و‬َ‫س‬َ‫ف‬ َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬(٢)‫َى‬‫د‬َ‫ه‬َ‫ف‬ َ‫َّر‬‫د‬َ‫ق‬ ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬(٣)‫َى‬‫ع‬ْ‫ر‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ج‬َ‫ر‬ْ‫خ‬َ‫أ‬ ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬(٤)ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬َ‫ف‬ ‫ى‬ َ‫و‬ْ‫ح‬َ‫أ‬ ً‫ء‬‫ا‬َ‫ث‬ُ‫غ‬ • Penutup surat at-Thoriq berbunyi, “Berilah jeda bagi orang kafir walau hanya sebentar saja” sedang awal surat al-A’laa berunyi, “Sucikanlah nama Tuhanmu yang Maha tinggi”. Ini memberikan isyarat seolah perintah bertasbih terkait dengan penundaan azab bagi orang kafir. •َ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ َ‫ك‬ِِّ‫ب‬َ‫ر‬ ِ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ِ‫ب‬ ْ‫ح‬ِِّ‫ب‬َ‫س‬ َ‫و‬ َ‫ون‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ ٰ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ر‬ِ‫ب‬ْ‫ص‬‫ٱ‬َ‫ف‬ْ‫ن‬ِ‫م‬َ‫و‬ ۖ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ب‬‫و‬ُ‫ر‬ُ‫غ‬ َ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ َ‫و‬ ِ‫س‬ْ‫َّم‬‫ش‬‫ٱل‬ ِ‫وع‬ُ‫ل‬ُ‫ط‬ْ‫ي‬َّ‫ل‬‫ٱ‬ ِ‫ٓئ‬‫ا‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫ء‬ِ‫ل‬ ٰ‫ى‬َ‫ض‬ْ‫ر‬َ‫ت‬ َ‫ك‬َّ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ل‬ ِ‫ار‬َ‫ه‬َّ‫ن‬‫ٱل‬ َ‫اف‬َ‫ر‬ْ‫ط‬َ‫أ‬َ‫و‬ ْ‫ح‬ِِّ‫ب‬َ‫س‬َ‫ف‬ Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu- waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang, (QS. Taha [20]: 130)
  • 21. Kesatuan tema antara awal dan penutup surat. • Awal surat menegaskan betapa besar keagungan dan rahmat Allah Swt dalam mencipta segala apa yang ada di alam ini. Namun demikian, dunia ini tetap saja fungsinya tidak lebih dari sekedar kebun untuk menyiapkan bekal akhirat. Hal ini bukanlah ketentuan yang baru di zaman Rasulullah saja, tetapi merupakan hakikat semua agama-agama samawi dan intisari ajaran selurh nabi-nabi.
  • 22. 2. BEBAN TUGAS DAN PERINGATAN. Menegaskan hakikat risalah Rasulullah dan bahwa beliau diutus untuk memberikan petunjuk dan menyebarkan hidayah
  • 23. 6. Akan Kami bacakan kepadamu maka kamu tidak lupa. 7. Kecuali apa yang dikehendaki Allah. Sesungguhnya Dia mengetahui apa yang terang dan yang tersembunyi. 8. Dan akan Kami mudahkan bagimu jalan yang mudah 9. Maka peringatkanlah karena peringatan itu berguna 10. Orang yang takut (kepada Nya) akan memperoleh pelajaran. 11. Dan orang-orang yang celaka akan menjauhinya. 12. Orang yang akan masuk api yang besar. 13. Kemudian di dalamnya ia tidak mati dan tidak hidup. •‫ن‬َ‫ت‬ َ‫َل‬َ‫ف‬ َ‫ك‬ُ‫ئ‬ ِ‫ر‬ْ‫ق‬ُ‫ن‬َ‫س‬﴿ ٰ‫ى‬َ‫س‬٦َ‫ء‬‫َا‬‫ش‬ ‫ا‬َ‫م‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ ﴾ ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ۚ ُ‫ه‬‫ـ‬َّ‫ل‬‫ال‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ َ‫ر‬ْ‫ه‬َ‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ٰ‫ى‬َ‫ف‬ْ‫خ‬ ﴿٧ُ‫ي‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ َ‫ك‬ُ‫ر‬ِِّ‫س‬َ‫ي‬ُ‫ن‬َ‫و‬ ﴾﴿ ٰ‫ى‬َ‫ر‬ْ‫س‬٨ْ‫ِّر‬ِ‫ك‬َ‫ذ‬َ‫ف‬ ﴾ ٰ‫ى‬َ‫ر‬ْ‫ك‬ِِّ‫ذ‬‫ال‬ ِ‫ت‬َ‫ع‬َ‫ف‬َّ‫ن‬ ‫ن‬ِ‫إ‬﴿٩ُ‫َّر‬‫ك‬َّ‫ذ‬َ‫ي‬َ‫س‬ ﴾‫ن‬َ‫م‬ ﴿ ٰ‫َى‬‫ش‬ْ‫خ‬َ‫ي‬١٠َ‫ه‬ُ‫ب‬َّ‫ن‬َ‫ج‬َ‫ت‬َ‫ي‬َ‫و‬ ﴾‫ى‬َ‫ق‬ْ‫ش‬َ ْ‫األ‬ ‫ا‬ ﴿١١َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬ْ‫ص‬َ‫ي‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ﴾َ‫ر‬ْ‫ب‬ُ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ار‬ٰ‫ى‬ ﴿١٢ِ‫ف‬ ُ‫وت‬ُ‫م‬َ‫ي‬ َ‫ال‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ﴾ْ‫ح‬َ‫ي‬ َ‫ال‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬‫ي‬ٰ‫ى‬َ‫ي‬ ﴿١٣﴾
  • 24.  Ini merupakan jaminan kepada Rasulullah bahwasanya ia tidak akan pernah bisa melupakan al-Qur’an, kecuali jika Allah menghendaki ia lupa. Disebutkan, Rasulullah ketika menerima wahyu, beliau sering tergesa-gesa untuk mengulang kembali apa yang disampaikan oleh Jibril, sebelum Jibril sendiri selesai menyampaikan wahyu kepadanya, maka ia ditegur: ْ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ى‬َ‫ض‬ْ‫ُق‬‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ِ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫آن‬ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬ِ‫ب‬ ْ‫ل‬َ‫ج‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ ‫ال‬َ‫و‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ ِِْْ ِِ ِِّ ََ ْ‫ل‬ُ‫ق‬َ‫و‬ ُ‫ه‬ُ‫ي‬ْ‫ح‬َ‫و‬ َ‫ك‬‫ا‬ً‫م‬  Dan janganlah engkau (Muhammad) tergesa-gesa membaca Al Qur'an sebelum selesai diwahyukan kepadamu[5], dan katakanlah, "Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku[6].“ (QS Thoha: 144)
  • 25. • Ayat ini serupa denga firman Allah, •ِ‫ه‬ِ‫ب‬ َ‫ل‬َ‫ج‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ِ‫ل‬ َ‫ك‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ل‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫ك‬ ِِّ‫ر‬َ‫ح‬ُ‫ت‬ َ‫ال‬(17)‫آ‬ْ‫ر‬ُ‫ق‬َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ع‬ْ‫م‬َ‫ج‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ُ‫ه‬َ‫ن‬(18)ُ‫ه‬‫ا‬َ‫ن‬ْ‫أ‬َ‫ر‬َ‫ق‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ُ‫ه‬َ‫ن‬‫آ‬ْ‫ر‬ُ‫ق‬ ْ‫ع‬ِ‫ب‬َّ‫ت‬‫ا‬َ‫ف‬(19)ُ‫ه‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ “ • Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai) nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah memberikan penjelasannya.” [Al-Qur’an Surat Al- Qiyamah ayat 16 – 19]
  • 26. • Ayat ini pula mengidikasikan adanya proses amandemen (naskh) terhadap beberapa ayat-ayat hukum sesuai dengan tahapan penetapan syari’at yang berlaku bagi Ummat Rasulullah Saw. ِّ‫م‬ ٍ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ِ‫ب‬ ِ‫ت‬ْ‫أ‬َ‫ن‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫س‬‫ن‬ُ‫ن‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ٍ‫ة‬َ‫ي‬‫آ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫خ‬َ‫س‬‫ن‬َ‫ن‬ ‫ا‬َ‫م‬ْ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ ْ‫م‬َ‫ل‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬ِّ‫ل‬ُ‫ك‬ َ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ ِّ‫اّلِل‬ ِّ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ِير‬‫د‬َ‫ق‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ ”Ayat mana saja yang Kami nasakh-kan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” [QS. Al-Baqarah : 106].
  • 27. ‫ى‬َ‫ف‬ْ‫خ‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ َ‫ر‬ْ‫ه‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ُ‫ه‬َِِّ‫إ‬ Sesungguhnya Dia mengetahui apa yang terang dan yang tersembunyi. ُ‫ه‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ َ‫ال‬ ِ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ح‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ف‬َ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬َ‫و‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ِِّ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬َ‫و‬ ۚ َ‫و‬ُ‫ط‬ُ‫ق‬ْ‫س‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ۚ ِ‫ر‬ْ‫ح‬َ‫ب‬ ُ‫ظ‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ٍ‫ة‬َّ‫ب‬َ‫ح‬ َ‫ال‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ ٍ‫ة‬َ‫ق‬َ‫ر‬َ‫و‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬َ‫ي‬ َ‫ال‬َ‫و‬ ٍ‫ب‬ْ‫ط‬َ‫ر‬ َ‫ال‬َ‫و‬ ِ‫ض‬ْ‫ر‬َ ْ‫األ‬ ِ‫ت‬‫ا‬َ‫م‬ُ‫ل‬َّ‫ال‬ِ‫إ‬ ٍ‫س‬ِ‫ب‬‫ا‬ ٍ‫ين‬ِ‫ب‬ُ‫م‬ ٍ‫ب‬‫ا‬َ‫ت‬ِ‫ك‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ • Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" ٍَ)QS Al-An'am Ayat 59)
  • 28. ‫ى‬َ‫ْر‬‫س‬ُ‫ي‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ َ‫ك‬ُ‫ر‬ِ‫س‬َ‫ي‬َُِ‫و‬ 8. DAN AKAN KAMI MUDAHKAN BAGIMU JALAN YANG MUDAH  Kemudahan di sini berupa cara paling simpel dalam menerima wahyu dan dalam kandungan wahyu yang banyak meberikan kemudahan-kemudahan bagi Ummat Rasulullah. …ْ‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ب‬ ُ‫د‬‫ي‬ ِ‫ُر‬‫ي‬ َ‫ال‬َ‫و‬ َ‫ْر‬‫س‬ُ‫ي‬ْ‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ب‬ ُ َّ‫اَّلل‬ ُ‫د‬‫ي‬ ِ‫ُر‬‫ي‬َ‫ْر‬‫س‬ُ‫ع‬… “…Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu…” (QS. Al Baqoroh (2) ayat 185)
  • 29. 1. Gugurnya ibadah karena adanya uzur yang diakui syari’at, seperti gugurnya kewajiban haji jika tidak adanya rasa aman. 2. Adanya pengurangan jumlah raka’at shalat fardhu ketika dalam perjalanan. 3. Adanya pengurangan jumlah raka’at shalat fardhu ketika dalam perjalanan. 4. Adanya pelua ng mengganti suatu ibadah dengan ibadah lain, seperti wudhu yang diganti dengan tayammum. 5. Dimajukannya shalat fardhu sebelum bepergian jika telah masuk waktu. 6. Diakhirkannya waktu shalat ketika perjalanan sudah mulai dan waktu shalat belum mulai. 7. Terjadinya perubahan tata cara shalat ketika berada di medan peperangan. 8. Adanya keringanan dalam memanfaatkan barang-barang haram ketika terpaksa, seperti halalanya daging babi ketika dalam kondisi darurat.
  • 30. ٰ‫ى‬َ‫ر‬ْ‫ك‬ِِّ‫ذ‬‫ال‬ ِ‫ت‬َ‫ع‬َ‫ف‬َّ‫ن‬ ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫ِّر‬ِ‫ك‬َ‫ذ‬َ‫ف‬ 9. Maka peringatkanlah karena peringatan itu berguna  (Oleh sebab itu berikanlah peringatan) dengan Alquran (karena peringatan itu bermanfaat) maksudnya memberikan peringatan dengan hal-hal yang telah disebutkan pada firman-Nya, "Sayadzdzakkaru," sekalipun peringatan itu tidak bermanfaat bagi sebagian di antara mereka, tetapi peringatan itu pasti bermanfaat bagi sebagian yang lainnya. ِ‫د‬‫ي‬ِ‫ع‬َ‫و‬ ُ‫اف‬َ‫خ‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ِ‫آن‬ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬ِ‫ب‬ ْ‫ر‬ِ‫ك‬َ‫ذ‬َ‫ف‬  Maka beri peringatanlah dengan Al Quran orang yang takut dengan ancaman-Ku. (Qs. Qoof : 45)
  • 31. 3.
  • 32. «َ‫ك‬ ِ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ‫َى‬‫د‬ُ‫ه‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ُ َّ‫اّلِل‬ ‫ى‬ِ‫ن‬َ‫ث‬َ‫ع‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ل‬َ‫ث‬َ‫م‬ً‫ض‬ْ‫ر‬َ‫أ‬ َ‫اب‬َ‫ص‬َ‫أ‬ ِ‫ير‬ِ‫ث‬َ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ث‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ل‬َ‫ث‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫َان‬‫ك‬َ‫ف‬ ، ‫ا‬ ُ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ َ‫أل‬َ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ت‬َ‫ت‬َ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫أ‬َ‫ف‬ ، َ‫ء‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ت‬َ‫ل‬ِ‫ب‬َ‫ق‬ ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ق‬َ‫ن‬ُ‫ِب‬‫د‬‫ا‬َ‫ج‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫ت‬َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬َ‫و‬ ، َ‫ير‬ِ‫ث‬َ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ْب‬‫ش‬، َ‫ء‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ت‬َ‫ك‬َ‫س‬ْ‫م‬َ‫أ‬ َ‫ز‬َ‫و‬ ‫ا‬ ْ‫و‬َ‫ق‬َ‫س‬َ‫و‬ ‫وا‬ُ‫ب‬ ِ‫َر‬‫ش‬َ‫ف‬ ، َ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ب‬ ُ َّ‫اّلِل‬ َ‫ع‬َ‫ف‬َ‫ن‬َ‫ف‬ْ‫خ‬ُ‫أ‬ ً‫ة‬َ‫ف‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ط‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫ت‬َ‫ب‬‫ا‬َ‫ص‬َ‫أ‬َ‫و‬ ، ‫ُوا‬‫ع‬َ‫ر‬‫ا‬َ‫م‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ، ‫ى‬َ‫ر‬ َ‫ذ‬َ‫ف‬ ، ً‫أل‬َ‫ك‬ ُ‫ت‬ِ‫ب‬ْ‫ن‬ُ‫ت‬ َ‫ال‬َ‫و‬ ، ً‫ء‬‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ك‬ِ‫س‬ْ‫م‬ُ‫ت‬ َ‫ال‬ ‫ان‬َ‫ع‬‫ي‬ِ‫ق‬ َ‫ى‬ِ‫ه‬ِ َّ‫اّلِل‬ ِ‫ِين‬‫د‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫ه‬ِ‫ق‬َ‫ف‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ُ‫ل‬َ‫ث‬َ‫م‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫ع‬َ‫ف‬َ‫ن‬َ‫و‬ َ‫ل‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ُ‫ل‬َ‫ث‬َ‫م‬َ‫و‬ ، َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫ع‬َ‫و‬ َ‫م‬ِ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ف‬ ، ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ُ َّ‫اّلِل‬ ‫ى‬ِ‫ن‬َ‫ث‬َ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫ق‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬َ‫و‬ ، ‫ا‬ً‫س‬ْ‫أ‬َ‫ر‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ِ‫ب‬ ْ‫ع‬َ‫ف‬ْ‫ر‬َ‫ي‬ ْ‫م‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ِ َّ‫اّلِل‬ ‫َى‬‫د‬ُ‫ه‬ ْ‫ل‬َ‫ب‬‫ى‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ُ‫ت‬ْ‫ل‬ِ‫س‬ْ‫ر‬ُ‫أ‬». “Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang aku bawa dari Allah adalah seperti air hujan lebat yang turun ke tanah. Di antara tanah itu ada yang subur yang dapat menyimpan air dan menumbuhkan rerumputan. Juga ada tanah yang tidak bisa menumbuhkan rumput (tanaman), namun dapat menahan air. Lalu Allah memberikan manfaat kepada manusia (melalui tanah tadi, pen); mereka bisa meminumnya, memberikan minum (pada hewan ternaknya, pen) dan bisa memanfaatkannya untuk bercocok tanam. Tanah lainnya yang mendapatkan hujan adalah tanah kosong, tidak dapat menahan air dan tidak bisa menumbuhkan rumput (tanaman). Itulah permisalan orang yang memahami agama Allah dan apa yang aku bawa (petunjuk dan ilmu, pen) bermanfaat baginya yaitu dia belajar dan mengajarkannya. Permisalan lainnya adalah permisalah orang yang menolak (petunjuk dan ilmu tadi, pen) dan tidak menerima petunjuk Allah yang aku bawa.” (HR. Bukhari no. 79 dan Muslim no. 2093.
  • 33. ﴿ ‫َى‬‫ش‬ْ‫خ‬َ‫ي‬ ‫ن‬َ‫م‬ ُ‫ر‬َّ‫ك‬َّ‫ذ‬َ‫ي‬َ‫س‬١٠﴾ 10. Orang yang takut (kepada Nya) akan memperoleh pelajaran. ‫ال‬ ‫ى‬َ‫ق‬ْ‫ل‬َ‫أ‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ق‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫َان‬‫ك‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ِ‫ل‬ ‫ى‬َ‫ر‬ْ‫ك‬ِ‫ذ‬َ‫ل‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬‫يد‬ِ‫َه‬‫ش‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫و‬ َ‫ع‬ْ‫م‬َّ‫س‬ Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya. (Qs. Qaaf : 37) ُ‫س‬ ‫وا‬ُّ‫ر‬َ‫خ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ر‬ِِّ‫ك‬ُ‫ذ‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ن‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ي‬‫آ‬ِ‫ب‬ ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ُ‫ه‬َ‫و‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِِّ‫ب‬َ‫ر‬ ِ‫د‬ْ‫م‬َ‫ح‬ِ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ح‬َّ‫ب‬َ‫س‬َ‫و‬ ‫ًا‬‫د‬َّ‫ج‬ْ‫ك‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬ َ‫ال‬ ْ‫م‬َ‫ون‬ُ‫ر‬ِ‫ب‬ Sesungguhnya orang yang benar benar percaya kepada ayat ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong. (Qs. As Sajdah
  • 34. ‫ى‬َ‫ق‬ْ‫ش‬َ ْ‫األ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ب‬َّ‫ن‬َ‫ج‬َ‫ت‬َ‫ي‬َ‫و‬ 11. Dan orang-orang yang celaka akan menjauhinya. •َ‫ع‬ َ‫ض‬َ‫ْر‬‫ع‬َ‫أ‬َ‫ف‬ ِ‫ه‬ِِّ‫ب‬َ‫ر‬ ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ي‬‫آ‬ِ‫ب‬ َ‫ر‬ِِّ‫ك‬ُ‫ذ‬ ْ‫ن‬َّ‫م‬ِ‫م‬ ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ظ‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ُ‫ه‬‫َا‬‫د‬َ‫ي‬ ْ‫ت‬َ‫م‬َّ‫د‬َ‫ق‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫ي‬ِ‫س‬َ‫ن‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬ • Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya lalu dia berpaling dari padanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? … (Qs. Al-Kahfi : 57) َ‫ض‬َ‫ْر‬‫ع‬َ‫أ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ِ‫ه‬ِِّ‫ب‬َ‫ر‬ ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ي‬‫آ‬ِ‫ب‬ َ‫ر‬ِِّ‫ك‬ُ‫ذ‬ ْ‫ن‬َّ‫م‬ِ‫م‬ ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ظ‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬‫و‬ُ‫م‬ِ‫ق‬َ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ َ‫ين‬ِ‫م‬ ِ‫ر‬ْ‫ج‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ن‬ • Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.(Qs. as Sajdah : 22)
  • 35. ‫ى‬َ‫ر‬ْ‫ب‬ُ‫ك‬ْ‫ال‬ ََ‫ا‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬ْ‫ص‬َ‫ي‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ال‬ 12. Orang yang akan masuk ke dalam api yang besar.
  • 36. ‫ا‬‫ي‬ْ‫ح‬‫ا‬‫ي‬ ‫ا‬‫َل‬ ‫ا‬‫و‬ ‫ا‬‫ا‬‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ُ‫وت‬ُ‫م‬‫ا‬‫ي‬ ‫ا‬‫َل‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬‫ا‬(13) • Dalam ayat ini Allah menerangkan, bahwa mereka yang dimasukkan ke dalam neraka itu, menjalani siksaan yang tak ada habis-habisnya, merasakan sakit yang tidak ada batasnya, tidak mati di dalamnya dan tidak pula hidup. Dalam ayat yang bersamaan maksudnya Allah berfirman: ‫عنهم‬ ‫يخفف‬ ‫وال‬ ‫فيموتوا‬ ‫عليهم‬ ‫يقضى‬ ‫ال‬ ‫جهنم‬ ‫نار‬ ‫لهم‬ ‫كفروا‬ ‫والذين‬ ‫كفور‬ ‫كل‬ ‫نجزي‬ ‫كذلك‬ ‫عذابها‬ ‫من‬ Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahanam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah kami membalas setiap orang yang sangat kafir. (Q.S. Fathir: 36)
  • 37.
  • 38. • 14. Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman), • 15. dan mengingat nama Tuhannya, lalu Dia shalat. • 16. Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia, • 17. padahal kehidupan akhirat itu[22] lebih baik dan lebih kekal. • 18. Sesungguhnya ini[23] terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, • 19. (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa[24]. •َ‫ز‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫ح‬َ‫ل‬ْ‫ف‬َ‫أ‬ ْ‫د‬َ‫ق‬‫ى‬َّ‫ك‬(١٤)َ‫ر‬َ‫ك‬َ‫ذ‬ َ‫و‬ َّ‫ل‬َ‫ص‬َ‫ف‬ ِّ‫ه‬ِّ‫ب‬َ‫ر‬ َ‫م‬ْ‫س‬‫ا‬‫ى‬(١٥)ْ‫ل‬َ‫ب‬ َ‫ة‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ون‬ُ‫ر‬ِّ‫ث‬ْ‫ؤ‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬(١٦) ْ‫ب‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ٌ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ ُ‫ة‬َ‫ر‬ ِّ‫اآلخ‬ َ‫و‬‫ى‬َ‫َق‬(١٧)َّ‫ن‬ِّ‫إ‬ ‫ا‬ ِّ‫ف‬ُ‫ح‬ُّ‫ص‬‫ال‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬‫ى‬َ‫ل‬‫ْلو‬(١٨) َ‫و‬ َ‫يم‬ِّ‫ه‬‫ا‬َ‫ْر‬‫ب‬ِّ‫إ‬ ِّ‫ف‬ُ‫ح‬ُ‫ص‬‫ى‬َ‫س‬‫و‬ُ‫م‬(
  • 39. ‫َّى‬‫ك‬َ‫ز‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫ح‬َ‫ل‬ْ‫ف‬َ‫أ‬ ْ‫د‬َ‫ق‬(١٤) 14. Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman), • Kata aflaha berasal dari kata al-falâh. • Menurut Ibnu Manzhur, secara bahasa al-falâh berarti al- fawz wa an-najâh wa al-baqâ’ fî an-na’îm (kemenangan, keberhasilan dan kelanggengan dalam nikmat). • Syihabuddin al-Alusi mengartikan kata ini dengan najâ min al-makrûh wa zhafara bimâ yarjûhu (selamat dari yang dari yang dibenci dan berhasil memperoleh apa yang diharapkan). • Dalam konteks ayat ini, al-Jazairi memaknai kata ini sebagai fâza (berhasil), dengan selamat dari azab dan bahagia dengan surga.
  • 40. • Ditegaskan dalam ayat ini, orang yang memperoleh kemenangan dan keberhasilan itu adalah orang yang tazakkâ. Kata tazakkâ berasal dari kata zakâ. Secara bahasa, kata az-zakâ’ berarti an-namû (tumbuh). Oleh karena itu, az-Zujjaj menafsirkan kata ini dengan memperbanyak takwa. Alasannya, kata zâkî berarti an-nâmî al-katsîr (yang tumbuh banyak).
  • 41. • Zakat, misalnya, dapat membersihkan dan menyucikan pelakunya (lihat QS at-Taubah [9]: 103). Menahan pandangan dan memelihara kemaluan dapat membuat pelakunya lebih suci (lihat QS an-Nur [24]: 30). • Intinya, orang yang menuai kesuksesan dan kemenangan adalah orang yang membersihkan diri kekufuran, kemusyrikan dan kemaksiatan; seraya mengimani akidah Islam dan beramal shalih dengan menaati syariah-Nya, menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Semua itu dilakukan dengan ikhlas semata-mata karena Allah SWT.
  • 42.  Orang tersebut juga: Wa dzakara [i]sma Rabbihi fashallâ (dan dia mengingat nama Tuhannya, lalu dia shalat). Dijelaskan al-Alusi, al-Baidhawi, dan al-Biqa’i bahwa zikir atau ingat kepada Allah ini meliputi hati dan lisan. Dikatakan Abu Hayyan, zikir tersebut hanya kepada Allah satu-satunya, tidak disertai dengan mengingat yang lainnya yang menjadi sekutu bagi-Nya.
  • 43. zikir kepada Tuhannya itu dilakukan dalam seluruh kehidupannya, baik ketika makan dan minum; tidur maupun bangun; dalam shalat maupun di luar shalat; berupa tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir.
  • 44. Menghilangkan akidah yang rusak dari hati. Inilah yang dimaksudkan dengan at-tazkiyah (membersihkan diri) pada frasa man tazakkâ. Membersihkan diri di sini adalah membersihkan dari apa yang disebutkan oleh ayat sebelumnya, yakni membersihkan diri dari kekufuran. Menurut ar-Razi, ada tiga tingkatan amal bagi orang mukallaf. Ketiganya dijelaskan dalam ayat-ayat ini. 1.
  • 45. Menyibukkan diri dengan berkhidmat kepada Allah SWT. Ini ditunjukkan oleh frasa fashallâ. Shalat merupakan manifestasi tawaduk dan khusyuk. Siapa saja yang hatinya disinari dengan keagungan dan kebesaran Allah SWT, akan tampak pada anggota badannya pengaruh khudhu’ dan khusyuk Menghadirkan ma’rifatul-Lâh beserta zat, sifat, dan asma’-Nya. Inilah yang dimaksudkan oleh frasa Wa dzakara [i]sma Rabbihi. Sebab, zikir dengan hati tidak bisa dilakukan kecuali dengan ma’rifah. 3. 2.
  • 46. Zikir: antara Makna Umum dan Makna Khusus. • Said bin Jubair menegaskan, “Semua yang berbuat kepada Allâh dengan maksud mentaati- Nya maka ia termasuk orang yang mengingat Allâh.” • Atha berkata, “Majelis zikir adalah majelis yang di dalamnya dijelaskan tentang masalah halal dan haram, bagaimana anda membeli dan menjual sesuatu, bagaimana anda shalat dan puasa, bagaimana anda menikah dan melakukan proses thalak, melakukan haji dan hal-hal serupa.”
  • 47. Dalil Zikir Umum • Rasûlullâh Saw. berdzikir kepada Allâh Swt. dalam setiap keadaannya. Aisyah Radhiyallâhu anhuma berkata: •َ‫هللا‬ ُ‫ُر‬‫ك‬ْ‫ذ‬َ‫ي‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ُّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ َ‫َان‬‫ك‬ِ‫ه‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ح‬َ‫أ‬ ِِّ‫ل‬ُ‫ك‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ Adalah Nabi Saw. selalu mengingat Allâh dalam setiap keadaannya. HR. Muslim, no. 373, Abu Dâwud, no. 18, Tirmidzi, no. 3384. Hal ini juga ditegaskan oleh firman Allâh berikut ‫ي‬ِ‫ع‬َ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ‫ي‬ ِ‫ر‬ْ‫ك‬ِ‫ذ‬ ْ‫َن‬‫ع‬ َ‫ض‬َ‫ْر‬‫ع‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ُ‫ه‬ُ‫ُر‬‫ش‬ْ‫ح‬َ‫ن‬َ‫و‬ ‫ًا‬‫ك‬ْ‫ن‬َ‫ض‬ ً‫َة‬‫ش‬ ‫ى‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫أ‬ ِ‫ة‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". (QS Thaha [20]: 124)
  • 48. Sungguh Nikmat Akhirat Lebih Baik Dan Lebih Kekal
  • 49. َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ون‬ُ‫ر‬ِ‫ث‬ْ‫ؤ‬ُ‫ت‬ ْ‫ل‬َ‫ب‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ َ‫ة‬‫ا‬َ‫ي‬‫ا‬ (١٦)‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ ُ‫ة‬َ‫ر‬ ِ‫اآلخ‬َ‫و‬‫ى‬َ‫ق‬ْ‫ب‬َ‫أ‬َ‫و‬ • Allah SWT berfirman: Bal tu’tsirûna al-hayâh al-dun-yâ (tetapi kalian [orang-orang kafir] memilih kehidupan duniawi). Kata bal berfungsi sebagai idrâb, yakni memalingkan dari kalimat sebelumnya. Artinya, kalian tidak melakukan tindakan yang dapat mengantarkan pada kesuksesan itu. Namun sebaliknya, justru tu’tsirûna dengan kehidupan dunia. 16. Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia, 17. padahal kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal.
  • 50. Beberapa Penafsiran Menurut as-Samarqandi • Maksud frasa tersebut: Kalian lebih memilih beramal untuk dunia daripada beramal untuk akhirat. Al-Jazairi juga memaknai • Kalian lebih mendahulukan dan mengutamakan kehidupan dunia daripada akhirat. • Al-Alusi menafsirkan ayat ini dengan: sikap ridha dan tenteram dengan kehidupan dunia serta berpaling dari akhirat secara keseluruhan (Lihat pula: QS Yunus [10]: 7).
  • 51. Gambaran Kehidupan Duniawi  “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam- tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS Al-Hadid : 20) َ‫و‬ ٌ‫ة‬َ‫ن‬‫ي‬ َِِ‫و‬ ٌ‫و‬ْ‫ه‬َ‫ل‬َ‫و‬ ٌ‫ب‬ِ‫ع‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫ي‬ُِّْ‫د‬‫ال‬ ُ‫ة‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ ‫ا‬َ‫م‬ََِّ‫أ‬ ‫وا‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬‫ا‬َ ْ‫األ‬ ِ‫ف‬ ٌ‫ر‬ُ‫َاث‬‫ك‬َ‫ت‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ٌ‫ر‬ُ‫خ‬‫ا‬َ‫ف‬َ‫ت‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ْ‫م‬ ُ‫ث‬ ُ‫ه‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ب‬َِ ََ‫ا‬َّ‫ف‬ُ‫ك‬ْ‫ال‬ َ‫ب‬َ‫ج‬ْ‫ع‬َ‫أ‬ ٍ‫ث‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ ِ‫ل‬َ‫ث‬َ‫م‬َ‫ك‬ ۖ ِْ َ‫ال‬ ْ‫و‬َ ْ‫األ‬َ‫و‬ُ‫ك‬َ‫ي‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ‫ا‬ًّ‫ر‬َ‫ف‬ْ‫ص‬ُ‫م‬ ُ‫ه‬‫ا‬َ‫ر‬َ‫ت‬َ‫ف‬ ُ‫ج‬‫ي‬ِ‫ه‬َ‫ي‬ َّ‫م‬ۖ ‫ا‬ً‫م‬‫ا‬َ‫ط‬ُ‫ح‬ ُ‫ون‬ ْ‫ض‬ ََِ‫و‬ ِ َّ‫اَّلل‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫ة‬َ‫ر‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬َ‫م‬َ‫و‬ ٌ‫د‬‫ِي‬‫د‬َ‫ش‬ ٌِّ ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ع‬ ِ‫ة‬َ‫ر‬ ِ‫خ‬ ْ‫اْل‬ ِ‫ف‬َ‫و‬َ‫م‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ُِّْ‫د‬‫ال‬ ُ‫ة‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ۚ ٌ‫ان‬َ‫و‬ُ‫ع‬‫ا‬َ‫ت‬ َِ‫و‬ُ‫ر‬ُ‫غ‬ْ‫ال‬
  • 52. Indahnya Daya Tarik Duniawi •ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِِّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ْ‫َن‬‫ع‬ ِ ِّ‫ي‬ ِ‫ر‬ْ‫د‬ُ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬ ٍ‫د‬‫ي‬ِ‫ع‬َ‫س‬ ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫َن‬‫ع‬ُ‫ح‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ‫ة‬َ‫ر‬ ِ‫ض‬َ‫خ‬ ‫ة‬َ‫و‬ْ‫ل‬ ُ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ َ‫ف‬ْ‫ي‬َ‫ك‬ ُ‫ر‬ُ‫ظ‬ْ‫ن‬َ‫ي‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ف‬ِ‫ل‬ْ‫خ‬َ‫ت‬ْ‫س‬ُ‫م‬ َ َّ‫اّلِل‬َ‫ء‬‫ا‬َ‫س‬ِِّ‫ن‬‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬َ‫ف‬ َ‫ون‬َ‫ن‬ْ‫ت‬ِ‫ف‬ َ‫ل‬َّ‫و‬َ‫أ‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ب‬ ِ‫ة‬ ِ‫اء‬َ‫س‬ِِّ‫ن‬‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫ت‬َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬ َ‫ل‬‫ي‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ر‬ْ‫س‬ِ‫إ‬ • Dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu , dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda, “Sesungguhnya dunia itu manis lagi hijau, dan sesungguhnya Allâh menjadikan kamu sebagai khalifah di dunia ini, lalu Dia akan melihat bagaimana kamu berbuat. Maka jagalah dirimu dari (keburukan) dunia, dan jagalah dirimu dari (keburukan) wanita, karena sesungguhnya penyimpangan pertama kali pada Bani Isrâil terjadi berkaitan dengan wanita. [HR Muslim, no. 2742].
  • 53. Nilai Dunia di Sisi Allah َ‫ص‬ ِ َّ‫اّلِل‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ٍ‫د‬ْ‫ع‬َ‫س‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ ِ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫س‬ ْ‫َن‬‫ع‬َ‫ل‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ ْ‫ت‬َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬ ْ‫و‬ َ‫ك‬ ‫ى‬َ‫ق‬َ‫س‬ ‫ا‬َ‫م‬ ٍ‫ة‬َ‫ض‬‫و‬ُ‫ع‬َ‫ب‬ َ‫ح‬‫ا‬َ‫ن‬َ‫ج‬ ِ َّ‫اّلِل‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ُ‫ل‬ِ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ٍ‫اء‬َ‫م‬ َ‫ة‬َ‫ب‬ْ‫َر‬‫ش‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬ً‫ر‬ِ‫ف‬‫ا‬ Dari Sahl bin Sa’ad, dia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Seandainya dunia di sisi Allâh sebanding dengan satu sayap nyamuk, niscaya Allâh tidak akan memberikan minum seteguk air kepada orang kafir”. [HR Tirmidzi, no. 2320 dan ini lafazhnya; juga Ibnu Majah, no. 4110; Syaikh al-Albani menyatakan shahîh lighairihi. Lihat Shahîh at-Targhib wat-Targhib, no. 3240].
  • 54. • Disebutkan pula di dalam hadits berikut: ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ ‫د‬ ِ‫ر‬ ْ‫و‬َ‫ت‬ْ‫س‬ُ‫م‬ ‫عن‬:ِ َّ‫اّلِل‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬-‫هللا‬ ‫صلى‬‫وسلم‬ ‫عليه‬-(( :‫ا‬َ‫م‬ ِ َّ‫اّلِل‬َ‫و‬ َ‫ح‬َ‫أ‬ ُ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ج‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ ِ‫ة‬َ‫ر‬ ِ‫اآلخ‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ِ‫ه‬ِ‫ذ‬َ‫ه‬ ُ‫ه‬َ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫ص‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫د‬–‫َا‬‫ش‬َ‫أ‬َ‫و‬‫ى‬َ‫ي‬ْ‫ح‬َ‫ي‬ َ‫ر‬ ِ‫ة‬َ‫ب‬‫ا‬َّ‫ب‬َّ‫س‬‫ال‬ِ‫ب‬–َ‫ي‬ َ‫م‬ِ‫ب‬ ْ‫ر‬ُ‫ظ‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ ِِّ‫م‬َ‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ُ‫ع‬ ِ‫ج‬ْ‫ر‬.)) Diriwayatkan dari Mustaurid radhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi Allah! Perbandingan dunia dengan akhirat adalah seperti seseorang dari kalian yang memasukkah satu jarinya ke laut, hendaknya dia melihat, seperti apa jari itu kembali. (Berapa banyak air yang berada di jarinya bila dibanding dengan air laut- pen) HR Muslim no. 7376.
  • 55.  Imam Muslim meriwayatkan dari hadits Anas bin Malik –radhiyallahu ‘anhu-, ujarnya, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, ْ‫و‬َ‫ي‬ َِ‫ا‬َّ‫ن‬‫ال‬ ِ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬َ‫ي‬ُِّْ‫د‬‫ال‬ ِ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫أ‬ ‫م‬َ‫ع‬َِْ‫أ‬ِ‫ب‬ ‫ى‬َ‫ت‬ْ‫ُؤ‬‫ي‬َِ‫ا‬َّ‫ن‬‫ال‬ ِ‫ف‬ ُ‫غ‬َ‫ب‬ْ‫ص‬ُ‫ي‬َ‫ف‬ ، ِ‫ة‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ق‬ْ‫ال‬ َ‫م‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ُ‫ي‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ، ً‫ة‬َ‫غ‬ْ‫ب‬ ِ‫ص‬ :َ‫ك‬ِ‫ب‬ َّ‫ر‬َ‫م‬ ْ‫ل‬َ‫ه‬ ‫؟‬ٌّ‫ط‬َ‫ق‬ ‫ا‬ً‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ َ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫أ‬ََ ْ‫ل‬َ‫ه‬ ‫؛‬َ‫م‬َْ‫آ‬ َ‫ن‬ْ‫ب‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ي‬ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬َ‫ف‬ ‫؟‬ٌّ‫ط‬َ‫ق‬ ٌ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ع‬َِ:ِ‫للا‬ َ‫و‬ َ‫ال‬ِِّ ََ ‫ا‬َ‫ي‬.َ‫و‬ ْ‫ه‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬َ‫ي‬ُِّْ‫د‬‫ال‬ ِ‫ف‬ ‫ًا‬‫س‬ْ‫ُؤ‬‫ب‬ ِ‫اس‬َ‫ن‬‫ال‬ ِ‫َد‬‫ش‬َ‫أ‬ِ‫ب‬ ‫ى‬َ‫ت‬ْ‫ُؤ‬‫ي‬ِ‫ف‬ ً‫ة‬َ‫غ‬ْ‫ب‬ ِ‫ص‬ ُ‫غ‬َ‫ب‬ْ‫ص‬ُ‫ي‬َ‫ف‬ ،ِ‫ة‬َّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ ِ‫ل‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ُ‫ي‬َ‫ف‬ ،ِ‫ة‬َّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬:َّ‫ر‬َ‫م‬ ْ‫ل‬َ‫ه‬ ‫؟‬ٌّ‫ط‬َ‫ق‬ ‫ًا‬‫س‬ْ‫ُؤ‬‫ب‬ َ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫أ‬ََ ْ‫ل‬َ‫ه‬ ،َ‫م‬َْ‫آ‬ َ‫ن‬ْ‫ب‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ي‬ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬َ‫ف‬ ‫؟‬ٌّ‫ط‬َ‫ق‬ ٌ‫ة‬َّ‫د‬ِ‫ش‬ َ‫ك‬ِ‫ب‬:َ‫ال‬َّ‫ر‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫م‬ ،ِ‫للا‬ َ‫و‬ ٌّ‫ط‬َ‫ق‬ ٌ‫ة‬َّ‫د‬ِ‫ش‬ ُ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫أ‬ََ َ‫ال‬ َ‫و‬ ،ٌّ‫ط‬َ‫ق‬ ٌ‫س‬ْ‫ُؤ‬‫ب‬ ِ‫ب‬.  “Pada hari kiamat akan dihadirkan orang yang paling merasakan nikmat di dunia dari kalangan penduduk neraka. Kemudian ia dicelupkan sekali ke dalam neraka lantas ditanyakan padanya, ‘Hai manusia, apakah kamu pernah melihat kebaikan, apakah kamu pernah merasakan kenikmatan?’  Ia menjawab, ‘Tidak, demi Allah wahai Rabb-ku.’Dan dihadirkan orang yang paling sengsara di dunia dari kalangan penduduk surga lalu dicelupkan ke dalam surga dengan sekali celupan. Ditanyakan padanya, ‘Wahai manusia, pernahkah kamu melihat satu penderitaan? Pernahkah kamu merasakan kesulitan?’Ia menjawab, ‘Tidak, demi Allah, aku tidak pernah merasakan penderitaan sama sekali dan aku tak pernah melihat adanya kesulitan sedikitpun.’” (HR Muslim)
  • 56.  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan di dalam hadits–nya: َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ِ‫ِي‬‫د‬ِ‫ع‬‫َّا‬‫س‬‫ال‬ ٍ‫د‬ْ‫ع‬َ‫س‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ ِ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫س‬ ْ‫َن‬‫ع‬:َ‫ق‬ِ َّ‫اَّلل‬ ُ‫ل‬‫ُو‬‫س‬ََ َ‫ل‬‫ا‬-ُ َّ‫اَّلل‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬-(( :ِ‫ة‬َّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ ِ‫ف‬ ٍ‫ط‬ ْ‫و‬َ‫س‬ ُ‫ع‬ ِ‫ض‬ ْ‫و‬َ‫م‬ِ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ي‬ُِّْ‫د‬‫ال‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬‫ا‬َ‫ه‬‫ي‬.)) Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’d As-Sa’idi bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Satu tempat di surga yang sebesar cambuk lebih baik dari dunia dan seisinya.” HR Al-Bukhari no. 3250
  • 57. Keunggulan Nikmat Akhirat  Di dalam hadits yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan: ِِّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ْ‫َن‬‫ع‬ ٍ‫ك‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬ َ‫ن‬ْ‫ب‬ َ‫س‬َ‫ن‬َ‫أ‬ ‫عن‬-َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ َّ‫اّلِل‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬-َ‫أ‬ ِ َّ‫اّلِل‬ ِ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ة‬َ‫ح‬ ْ‫و‬َ‫ر‬َ‫ل‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ ‫ة‬َ‫و‬ْ‫د‬َ‫غ‬ ْ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬…َّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ً‫ة‬َ‫أ‬َ‫ر‬ْ‫ام‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬ ْ‫و‬َ‫ل‬َ‫و‬َ‫ض‬َ َ‫أل‬ ِ‫ض‬ْ‫ر‬َ ْ‫األ‬ ِ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫أ‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ْ‫ت‬َ‫ع‬َ‫ل‬َّ‫ط‬‫ا‬ ِ‫ة‬‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬ ْ‫ت‬َ‫ء‬‫ا‬ ِ‫م‬ ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫س‬ْ‫أ‬َ‫ر‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ف‬‫ي‬ ِ‫ص‬َ‫ن‬َ‫ل‬َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ح‬‫ي‬ ِ‫ر‬ ُ‫ه‬ْ‫ت‬َ َ‫أل‬َ‫م‬َ‫ل‬َ‫و‬‫ا‬َ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ ْ‫ن‬ Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (beliau bersabda), “Pergi berjihad di jalan Allah lebih baik dari dunia dan seisinya. Seandainya ada seorang wanita penghuni surga mengintip penduduk bumi, niscaya akan menerangi antara keduanya dan akan terpenuhi dengan anginnya (yang harum). Kerudung yang ada di kepalanya lebih baik dari dunia dan seisinya.” HR Al-Bukhari no. 2796
  • 58. Visi Akhirat Menghasilkan kekayaan jiwa, sedang fokus kepada dunia mendatangkan kehinaan • ِ َّ‫اّلِل‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ َ‫ي‬ ِ‫ض‬َ‫ر‬ ٍ‫ك‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ ٍ‫س‬َ‫ن‬َ‫أ‬ ‫عن‬َ‫م‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ْ‫ن‬ َ‫ج‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ق‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ُ‫ه‬‫ا‬َ‫ن‬ِ‫غ‬ ُ َّ‫اّلِل‬ َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ ُ‫ه‬َّ‫م‬َ‫ه‬ ُ‫ة‬َ‫ر‬ ِ‫خ‬ ْ‫اآل‬ ْ‫ت‬َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬ِ‫ه‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ ُ‫ه‬ْ‫ت‬َ‫ت‬َ‫أ‬َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ْ‫َم‬‫ش‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ع‬َ‫م‬َ‫ي‬ ُ‫ه‬َ‫ر‬ْ‫ق‬َ‫ف‬ ُ َّ‫اّلِل‬ َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ ُ‫ه‬َّ‫م‬َ‫ه‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ ْ‫ت‬َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ ‫ة‬َ‫م‬ِ‫غ‬‫ا‬َ‫ر‬ْ‫َم‬‫ش‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ق‬َّ‫ر‬َ‫ف‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ع‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ْ‫م‬َ‫ل‬َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ِر‬ِّ‫د‬ُ‫ق‬ ‫ا‬َ‫م‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ه‬ِ‫ت‬ْ‫أ‬َ‫ي‬ • Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa akhirat menjadi tujuannya (niatnya), niscaya Allâh akan menjadikan kekayaannya di dalam hatinya, Dia akan mengumpulkan segala urusannya yang tercerai-berai, dan dunia datang kepadanya dalam keadaan hina. Dan barangsiapa dunia menjadi tujuannya (niatnya), niscaya Allâh akan menjadikan kefakiran berada di depan matanya, Dia akan mencerai-beraikan segala urusannya yang menyatu, dan tidak datang kepadanya dari dunia kecuali sekadar yang telah ditakdirkan baginya”. [HR Tirmidzi, no. 2465. Syaikh al-Albani menyatakan shahîh lighairihi. Lihat Shahîh at-Targhib wat-Targhib, no. 3169]
  • 59. ‫ى‬َ‫ل‬‫األو‬ ِ‫ُف‬‫ح‬ُّ‫ص‬‫ال‬ ِ‫ف‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬(١٨) Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab terdahulu. • Menurut Qatadah dan Ibnu Zaid, yang dimaksudkan adalah Wa al-âkhirah khayr wa abqâ (sementara kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal). Menurut al-Kalbi frasa tersebut menunjuk pada firman Allah SWT: qad aflaha man tazakkâ hingga akhir surat ini. Pendapat ini juga dipilih az-Zamakhsyari dan dinilai paling tepat oleh ath-Thabari.26 • Ditegaskan dalam ayat ini bahwa berita tersebut terdapat di dalam ash-shuhuf al-ûlâ. Kata ash-shuhuf merupakan bentuk jamak dari kata ash-shahîfah. Artinya, lembaran yang di dalamnya terdapat tulisan.27 Dijelaskan al-Hasan, as-shuhuf al-ûlâ adalah kitab-kitab Allah semuanya.28
  • 60. ‫ى‬َ‫س‬‫و‬ُ‫م‬َ‫و‬ َ‫م‬‫ي‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ر‬ْ‫ب‬ِ‫إ‬ ِ‫ف‬ُ‫ح‬ُ‫ص‬ ([yaitu] kitab-kitab Ibrahim dan Musa) • Kemudian Allah SWT berfirman: Shuhuf Ibrâhîma wa Mûsâ ([yaitu] kitab-kitab Ibrahim dan Musa). Menurut ar-Razi, ayat ini bisa berkedudukan sebagai bayân (penjelasan) bagi ayat sebelumnya: lafî ash-shuhuf alûlâ; bisa juga berarti: semuanya telah diterangkan dalam seluruh shuhuf para nabi; di antaranya adalah shuhuf Ibrahim dan Musa. 29