SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
LGBT dalam Pandangan Ulama Mazhab
By. Idrus Abidin, Lc., M.A
Akhir-akhir ini, kita sering mendengar istilah LGBT yang begitu masif dalam pemberitaan
media, baik cetak, elektronik, maupun media sosial. Sehingga tentu memancing rasa penasaran
kita, apa sesungguhnya yang di maksud LGBT dan bagaimana sisi pandang Islam terhadap
masalah ini. Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender (LGBT) sebenarnya merupakan
penyimpangan orientasi seksual yang bertentangan dengan fitrah manusia, agama dan adat
masyarakat Indonesia.
Lesbian.
Lesbian adalah istilah bagi perempuan yang tertarik secara seksual kepada sesama perempuan.
Istilah ini juga merujuk kepada perempuan yang mencintai perempuan baik secara fisik, seksual,
emosional, atau secara spiritual. Dalam Islam, lesbian dikenal dengan istilah sihaq. Yaitu
seorang wanita menggesek-gesekkan alat kelaminnya kepada sesama wanita. Secara hukum,
ulama hanya memberikan kewenangan kepada pemerintah yang berkuasa, dalam hal ini hakim
yang menjabat untuk menentukan sanksi bagi para kaum lesbian (ta’zir). Perbuatan ini tetap
terhitung haram, namun karena mereka berdua tidak bisa memasukkan alat kelamin kepada
pasangannya sehingga hanya diberikan hukuman ringan. Walau demikian, tetap saja perbuatan
ini dilarang dalam Islam. Rasulullah Saw. bersabda, “Janganlah seorang laki-laki melihat aurat
laki-laki lain, dan jangan pula seorang wanita melihat aurat wanita lain. Dan janganlah seorang
laki-laki tidur satu selimut dengan laki-laki lain, dan jangan pula seorang wanita tidur satu
selimut dengan wanita lain.” (HR Muslim, no. 338)
Gay (Homoseksual)
Gay adalah istilah yang digunakan untuk kaum homoseksual, yaitu lelaki yang tertarik secara
seksual kepada sesama kaum lelaki. Kecenderangan kepada sesama jenis seperti ini pertama kali
diidentifikasi berdasarkan sejarah kaum Luth. Sehingga istilah liwat disematkan kepada siapa
pun yang tertarik kepada sesama lelaki. Hukumannya pun telah dijelaskan secara umum dalam
al-Qur’an dan disebut sebagai perbuatan keji dan kotor (fahisyah) serta melampau batas (musrif),
misalnya surat Huud ayat 77-82. Rasulullah pun menginformasikan,
Dari Ibnu Abbas r.a., dia berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Allah melaknat siapa saja
yang melakukan perbuatan kaum Luth, (beliau mengulanginya sebanyak tiga kali)” (HR Nasa’i,
no. 7337). Pada hadits lain beliau menganjurkan, “Barangsiapa yang kalian dapati melakukan
perbuatan kaum Luth (liwath), maka bunuhlah pelaku dan pasangannya.” (HR. Ahmad, no. 2784,
Abu Daud, no. 4462, dan disahihkan al-Albani).
Secara hukum, ulama kita terbagi terbagi 4 kelompok menyikapi kaum homoseksual.
a) Pelakunya dihukum sesuai sanki perzinahan. Yaitu lemparan batu (rajam) hingga meninggal
bagi yang telah menikah (muhsan) dan hukum cambuk hingga 100 x (jilid) bagi yang belum
menikah (gairu muhsan). Inilah pendapat Malik, Asy-Syafi’i, Ahmad, dan Ishaq. Sebagian
ulama dari kalangan fuqaha’ tabi’iin seperti Al-Hasan Al-Bashri, Ibrahim An-Nakha’i,
‘Atha’ bin Abi Rabbah, dan yang lainnya
b) Pelaku dibunuh dengan melemparkan batu kepadanya hingga meninggal (dirajam) baik telah
menikah maupun belum. Ibnu ‘Abbas menjelaskan tentang jejaka yang didapati melakukan
perbuatan kaum Luth, ia berkata, “Dirajam.” (HR. ‘Abdurrazzaq no. 13488, hasan) Sa’id bin
Al-Musayyib berkata, “Terhadap pelaku homoseks dijatuhi hukuman rajam, baik yang
pernah menikah maupun yang belum pernah menikah. Itulah sunnah yang berlaku.” (HR.
Ibnu Basyran dalam Al-Amali no. 240, shahih). Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,
“Kami memegang pendapat ini, yaitu pelaku homoseks dirajam baik yang pernah menikah
maupun yang belum pernah menikah.” (Ma’rifatus Sunan wal Atsar lil Baihaqi 6/349)
c) Dihukum dengan menjatuhkannya dari tempat atau bangunan yang tinggi disusul dengan
lemparan batu. Alasannya, kaum Luth juga diazab dengan lemparan batu hingga porak
poranda negerinya. Ibnu ‘Abbas pernah ditanya : “Apa hadd pelaku homoseks (liwath) ?”. Ia
berkata : Dinaikkan ke bangunan paling tinggi di satu kampung/daerah, lalu dilemparkan dengan
posisi terbalik (kepala di bawah kaki di atas). Setelah itu (jika belum mati), dilempar dengan batu
(dirajam).” (HR. Al-Baihaqi dalam Al-Kubra 8/232 no. 17024 dan Ibnu Abi Syaibah 9/529 no.
28925, shahih)
d) Diberikan sanksi hukum ta’zir berupa pukulan atau cambuk atau penjara, sesuai yang
dipandang perlu oleh hakim yang menjabat. Pendapat ini dinisbatkan kepada Abu Hanifah
dan Daud az-Zahiri.
Selain hukuman pembunuhan berupa menjatuhkan pelaku dari tempat atau bangunan tinggi, bagi
yang setuju dengan hokum pembunuhan, sebagian kaum salaf juga ada yang berpendapat bahwa
pelaku ditimpakan dinding tembok hingga meninggal. Pendapat ini dinisbatkan kepada Umar,
Utsman dan Ali. Ada juga yang berpendapat bahwa pelakunya dibakar hingga meninggal. Dari
beragam pendapat yang ada, tampaknya hukuman pembunuhan dengan beberapa cara tanpa
membedakan pelakunya telah menikah atau tidak yang paling kuat. Karena homoseksual
termasuk penyimpangan seksual tak biasa yang terjadi di tengan masyarakat. Sehingga pantas
kalau hukumannya lebih berat dibanding hukuman bagi pelaku zina.
Biseksual.
Biseksual merupaka kecenderungan seseorang secara seksual kepada lawan jenis maupun kepada
sesama jenis. Biseksual adalah perbuatan zina jika dilakukan dengan lawan jenis. Jika dilakukan
oleh laki-laki dengan sesama jenisnya maka tergolong homoseksual. Dan tergolong lesbianisme
jika dilakukan di antara sesama wanita. Semuanya perbuatan maksiat dan haram. Tak ada satu
pun yang dihalalkan dalam Islam. Hukumannya disesuaikan dengan faktanya. Jika tergolong
zina, hukumnya dilempar batu sampai mati (rajam) jika pelakunya sudah menikah (muhshan)
dan dicambuk seratus kali jika pelakunya belum menikah. Jika tergolong homoseksual,
hukumannya hukuman mati. Jika tergolong lesbianisme, hukumannya ta’zir.
Transgender.
Transgender merupakan istilah bagi seseorang yang tampilan fisik maupun psikisnya berbeda
dengan jenis kelamin yang dimilikinya. Mereka sering disebut sebagai banci oleh umumnya
orang Indonesia. Islam tidak membenarkan sikap seperti ini. Sehingga Rasulullah melaknat
setiap orang yang meyerupai lawan jenisnya.
ِ‫م‬ ِ‫ت‬َ‫ا‬‫ه‬ِ‫ب‬َ‫ش‬َ‫ت‬ُ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ،ِ‫ء‬َ‫ا‬‫س‬ِ‫لن‬ِ‫ِب‬ ِ‫ل‬َ‫ا‬‫ج‬ِ‫الر‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َْ‫ْي‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬َ‫ش‬َ‫ت‬ُ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ‫هللا‬ ُ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ل‬ِ‫ل‬َ‫ا‬‫ج‬ِ‫لر‬ِ‫ِب‬ ِ‫ء‬َ‫ا‬‫س‬ِ‫الن‬ َ‫ن‬
Rasulullah SAW mela’nat orang laki-laki yang menyerupai wanita dan para wanita yang
menyerupai laki-laki”. (HR. Bukhari juz 7, hal. 55)
Dalam Sunan Abu Dawud dibawakan hadits dari Abu Hurairah r.a., ia berkata:
َ‫ة‬َ‫س‬ْ‫ب‬ِ‫ل‬ ُ‫س‬َ‫ْب‬‫ل‬َ‫ت‬ ُ‫ة‬َ‫أ‬ْ‫ر‬َ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ِ‫َة‬‫أ‬ْ‫ر‬َ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬ َ‫ة‬َ‫س‬ْ‫ب‬ِ‫ل‬ ُ‫س‬َ‫ْب‬‫ل‬َ‫ي‬ َ‫ل‬ُ‫ج‬َّ‫الر‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ‫هللا‬ ُ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ل‬َّ‫الر‬ِ‫ل‬ُ‫ج‬
Rasulullah Saw. melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai
pakaian laki-laki.” (HR. Abu Dawud no. 3575. Syaikh Muqbil berkata, “Hadits ini hasan sesuai
syarat Muslim).
Laknat seperti ini berlaku bagi orang yang pada awal kelahirannya ia normal sebagai laki-laki
atau pun wanita. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, akibat ia terpengaruh dengan
pergaulan di lingkungan setempat, maka ia tampil layaknya laki-laki atau pun perempuan. Jika
ada yang melakukan penyimpangan perilaku seperti, maka dengan tegas Islam memerintahkan
mereka untuk diusir dari rumah dan negerinya. Sebagaimana yang dilakukan Nabi dengan
mengusirnya ke kawasan bernama an-Naqi'. Abu Bakar juga pernah mengusir satu orang,
demikan pula 'Umar bin al-Khatthab pernah melakukan hal yang sama. Ketika Nabi ditanya oleh
'Umar, mengapa mereka tidak dibunuh, baginda menjawab, ”Aku dilarang membunuh orang
yang masih shalat.” (as-Syaukani, Nailu al-Authar, II/107).
Namun, jika seorang laki-laki maupun seorang wanita lahir dalam kondisi layaknya banci maka
mereka tidak termasuk yang dilaknat oleh Rasulullah Saw. dan tidak diberlakukan pula sanksi
pengusiran dari rumah dan negerinya kepada fihak yang bersangkutan. Demikian, wallahu a’lam.
Mutiara Do’a.
َْ‫ت‬ َ‫ال‬ ‫ا‬َ‫ن‬َّ‫ب‬َ‫ر‬َ‫ين‬ِ‫ر‬ِ‫اف‬َ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫م‬ْ‫و‬َ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ك‬ِ‫ت‬َْ‫ْح‬َ‫ر‬ِ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ن‬َِ‫ن‬َ‫و‬ .َ‫ْي‬ِ‫م‬ِ‫ال‬َّ‫ظ‬‫ال‬ ِ‫م‬ْ‫و‬َ‫ق‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ ً‫ة‬َ‫ن‬ْ‫ت‬ِ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ْن‬‫ل‬َ‫ع‬.
Ya Tuhan kami. janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang'zalim, dan
selamatkanlah kami dengan rahmat Engkau dari (tipu daya) orang-orang yang kafir. (QS. Yunus:
85-86)
Mutiara Hadits.
Anas Bin Malik Radhiallahu’anhu berkata, Rasulullah Saw. pernah bersabda,
َْ‫َل‬ ِ‫ِت‬َّ‫ل‬‫ا‬ ُ‫اع‬َ‫ج‬ْ‫َو‬ْ‫اْل‬َ‫و‬ ُ‫ن‬‫و‬ُ‫اع‬َّ‫ط‬‫ال‬ ُ‫م‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ش‬َ‫ف‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ
ِ‫ِب‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬ِ‫ل‬ْ‫ع‬ُ‫ي‬ َّ‫َّت‬َ‫ح‬ ُّ‫ط‬َ‫ق‬ ٍ‫م‬ْ‫و‬َ‫ق‬ ِ‫ِف‬ ُ‫ة‬َ‫ش‬ ِ‫اح‬َ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ر‬َ‫ْه‬‫ظ‬َ‫ت‬ َْ‫َل‬ِ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ف‬ َ‫ِف‬ْ‫َس‬‫أ‬ ِ‫ِف‬ ْ‫ف‬ََْ‫م‬ ْ‫ن‬ُ‫ك‬َ‫ت‬
‫ا‬ْ‫و‬ََْ‫م‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬
“Tidaklah nampak kebejatan (LGBT) di tengah masyarakat sampai mereka terang-terangan
(melakukannya) kecuali setelah itu tersebarlah penyakit kolera dan kelaparan yang belum pernah
terjadi pada pendahulu mereka.”
(HR. Ibnu Maajah, no.3262. Dihasankan oleh Al Albani dalam Shahih Ibni Maajah)

More Related Content

What's hot

Presentasi aliran sesat go to school
Presentasi aliran sesat go to schoolPresentasi aliran sesat go to school
Presentasi aliran sesat go to schoolasepmanhad
 
Sirah Nabawiyah 25: Dakwah Sirriyah (Bag.1)_Assabiqunal Awwalun
Sirah Nabawiyah 25: Dakwah Sirriyah (Bag.1)_Assabiqunal AwwalunSirah Nabawiyah 25: Dakwah Sirriyah (Bag.1)_Assabiqunal Awwalun
Sirah Nabawiyah 25: Dakwah Sirriyah (Bag.1)_Assabiqunal AwwalunAbuNailah
 
Wasiat rasulullah dan para wali allah
Wasiat rasulullah dan para wali allahWasiat rasulullah dan para wali allah
Wasiat rasulullah dan para wali allahabdul karim nurdin
 
Ustadz Felix Siauw - Beyond The Inspiration
Ustadz Felix Siauw - Beyond The InspirationUstadz Felix Siauw - Beyond The Inspiration
Ustadz Felix Siauw - Beyond The InspirationRidlo Abelian
 
Riya, sum’ah, ujub dan takabur adalah
Riya, sum’ah, ujub dan takabur adalahRiya, sum’ah, ujub dan takabur adalah
Riya, sum’ah, ujub dan takabur adalahHelmon Chan
 
Pendekatan dalam pendidikan islam pendekatan berarti proses
Pendekatan dalam pendidikan islam pendekatan berarti prosesPendekatan dalam pendidikan islam pendekatan berarti proses
Pendekatan dalam pendidikan islam pendekatan berarti prosesarfiankurniawan22
 
Pelajaran 5 isra' mi'raj nabi muhammad saw
Pelajaran 5 isra' mi'raj nabi muhammad sawPelajaran 5 isra' mi'raj nabi muhammad saw
Pelajaran 5 isra' mi'raj nabi muhammad sawfitriani2909
 
Sirah Nabawiyah 10: Bersama Halimah As-Sa'diyah dan Bani Sa'd bin Bakr
Sirah Nabawiyah 10: Bersama Halimah As-Sa'diyah dan Bani Sa'd bin BakrSirah Nabawiyah 10: Bersama Halimah As-Sa'diyah dan Bani Sa'd bin Bakr
Sirah Nabawiyah 10: Bersama Halimah As-Sa'diyah dan Bani Sa'd bin BakrAbuNailah
 
Hadits arbain nawawiah
Hadits arbain nawawiahHadits arbain nawawiah
Hadits arbain nawawiahIdrus Abidin
 
Makalah tentang taubat nasuha(pdf)
Makalah tentang taubat nasuha(pdf)Makalah tentang taubat nasuha(pdf)
Makalah tentang taubat nasuha(pdf)amienm92
 
Bekal ruhiyah aktifis dakwah
Bekal ruhiyah aktifis dakwahBekal ruhiyah aktifis dakwah
Bekal ruhiyah aktifis dakwahazzahwafa
 
makalah pengertian ilmu tasawuf
makalah pengertian ilmu tasawufmakalah pengertian ilmu tasawuf
makalah pengertian ilmu tasawufMuhammad Husein
 
Pertemuan ke 1 Surat Alqolam ayat 1 - 7.pdf
Pertemuan ke 1 Surat Alqolam ayat 1 - 7.pdfPertemuan ke 1 Surat Alqolam ayat 1 - 7.pdf
Pertemuan ke 1 Surat Alqolam ayat 1 - 7.pdfMuhammadLulud
 
Menghindari miras, judi dan pertengkaran
Menghindari miras, judi dan pertengkaranMenghindari miras, judi dan pertengkaran
Menghindari miras, judi dan pertengkaranSahurip
 
Gaya hidup sehat rasulullah
Gaya hidup sehat rasulullahGaya hidup sehat rasulullah
Gaya hidup sehat rasulullahilyasabdussalam5
 
"Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal""Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal"Nur Rohim
 
Semangat menuntut ilmu
Semangat menuntut ilmuSemangat menuntut ilmu
Semangat menuntut ilmuZhafirah Yumna
 

What's hot (20)

Ibadah
IbadahIbadah
Ibadah
 
Presentasi aliran sesat go to school
Presentasi aliran sesat go to schoolPresentasi aliran sesat go to school
Presentasi aliran sesat go to school
 
Sirah Nabawiyah 25: Dakwah Sirriyah (Bag.1)_Assabiqunal Awwalun
Sirah Nabawiyah 25: Dakwah Sirriyah (Bag.1)_Assabiqunal AwwalunSirah Nabawiyah 25: Dakwah Sirriyah (Bag.1)_Assabiqunal Awwalun
Sirah Nabawiyah 25: Dakwah Sirriyah (Bag.1)_Assabiqunal Awwalun
 
Wasiat rasulullah dan para wali allah
Wasiat rasulullah dan para wali allahWasiat rasulullah dan para wali allah
Wasiat rasulullah dan para wali allah
 
Ustadz Felix Siauw - Beyond The Inspiration
Ustadz Felix Siauw - Beyond The InspirationUstadz Felix Siauw - Beyond The Inspiration
Ustadz Felix Siauw - Beyond The Inspiration
 
Riya, sum’ah, ujub dan takabur adalah
Riya, sum’ah, ujub dan takabur adalahRiya, sum’ah, ujub dan takabur adalah
Riya, sum’ah, ujub dan takabur adalah
 
Pendekatan dalam pendidikan islam pendekatan berarti proses
Pendekatan dalam pendidikan islam pendekatan berarti prosesPendekatan dalam pendidikan islam pendekatan berarti proses
Pendekatan dalam pendidikan islam pendekatan berarti proses
 
Pelajaran 5 isra' mi'raj nabi muhammad saw
Pelajaran 5 isra' mi'raj nabi muhammad sawPelajaran 5 isra' mi'raj nabi muhammad saw
Pelajaran 5 isra' mi'raj nabi muhammad saw
 
Sirah Nabawiyah 10: Bersama Halimah As-Sa'diyah dan Bani Sa'd bin Bakr
Sirah Nabawiyah 10: Bersama Halimah As-Sa'diyah dan Bani Sa'd bin BakrSirah Nabawiyah 10: Bersama Halimah As-Sa'diyah dan Bani Sa'd bin Bakr
Sirah Nabawiyah 10: Bersama Halimah As-Sa'diyah dan Bani Sa'd bin Bakr
 
Hadits arbain nawawiah
Hadits arbain nawawiahHadits arbain nawawiah
Hadits arbain nawawiah
 
Makalah tentang taubat nasuha(pdf)
Makalah tentang taubat nasuha(pdf)Makalah tentang taubat nasuha(pdf)
Makalah tentang taubat nasuha(pdf)
 
Sholat 4 madzhab
Sholat 4 madzhabSholat 4 madzhab
Sholat 4 madzhab
 
Bekal ruhiyah aktifis dakwah
Bekal ruhiyah aktifis dakwahBekal ruhiyah aktifis dakwah
Bekal ruhiyah aktifis dakwah
 
makalah pengertian ilmu tasawuf
makalah pengertian ilmu tasawufmakalah pengertian ilmu tasawuf
makalah pengertian ilmu tasawuf
 
3 thaharah
3 thaharah3 thaharah
3 thaharah
 
Pertemuan ke 1 Surat Alqolam ayat 1 - 7.pdf
Pertemuan ke 1 Surat Alqolam ayat 1 - 7.pdfPertemuan ke 1 Surat Alqolam ayat 1 - 7.pdf
Pertemuan ke 1 Surat Alqolam ayat 1 - 7.pdf
 
Menghindari miras, judi dan pertengkaran
Menghindari miras, judi dan pertengkaranMenghindari miras, judi dan pertengkaran
Menghindari miras, judi dan pertengkaran
 
Gaya hidup sehat rasulullah
Gaya hidup sehat rasulullahGaya hidup sehat rasulullah
Gaya hidup sehat rasulullah
 
"Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal""Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal"
 
Semangat menuntut ilmu
Semangat menuntut ilmuSemangat menuntut ilmu
Semangat menuntut ilmu
 

Similar to LGBT dalam Perbincangan Ulama Mazhab

KONSEP ISLAM DALAM MEMBERANTAS PORNOGRAFI
KONSEP ISLAM DALAM MEMBERANTAS PORNOGRAFIKONSEP ISLAM DALAM MEMBERANTAS PORNOGRAFI
KONSEP ISLAM DALAM MEMBERANTAS PORNOGRAFIFrenky Suseno Manik
 
Presentation1 tugas agama
Presentation1 tugas agamaPresentation1 tugas agama
Presentation1 tugas agamaRina Sintia
 
LGBT - Bahaya & Penyelesaian Islam.pptx
LGBT - Bahaya & Penyelesaian Islam.pptxLGBT - Bahaya & Penyelesaian Islam.pptx
LGBT - Bahaya & Penyelesaian Islam.pptxfateynaimi
 
RESUME KB 3.docx
RESUME KB 3.docxRESUME KB 3.docx
RESUME KB 3.docxZudisAhmad
 
Kejahatan Seksual Dan Solusi Islam
Kejahatan Seksual Dan Solusi IslamKejahatan Seksual Dan Solusi Islam
Kejahatan Seksual Dan Solusi IslamAnas Wibowo
 
BAB ZINA PER HUKUM PIDANA
BAB ZINA PER HUKUM PIDANA BAB ZINA PER HUKUM PIDANA
BAB ZINA PER HUKUM PIDANA FajarNajmudin
 
Menjaga pergaulan bebas dengan menjauhi pergaulan bebas dan zina by mdassir
Menjaga pergaulan bebas dengan menjauhi pergaulan bebas dan zina by mdassirMenjaga pergaulan bebas dengan menjauhi pergaulan bebas dan zina by mdassir
Menjaga pergaulan bebas dengan menjauhi pergaulan bebas dan zina by mdassirMohMudassir1
 
Menjaga pergaulan bebas dengan menjauhi pergaulan bebas dan zina by mdassir
Menjaga pergaulan bebas dengan menjauhi pergaulan bebas dan zina by mdassirMenjaga pergaulan bebas dengan menjauhi pergaulan bebas dan zina by mdassir
Menjaga pergaulan bebas dengan menjauhi pergaulan bebas dan zina by mdassirMohMudassir1
 
33. 33020210170_Apriliana M.pdf
33. 33020210170_Apriliana M.pdf33. 33020210170_Apriliana M.pdf
33. 33020210170_Apriliana M.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
12_Hukum Syara tentang Pergaulan Pria & Wanita (2).pptx
12_Hukum Syara tentang Pergaulan Pria & Wanita (2).pptx12_Hukum Syara tentang Pergaulan Pria & Wanita (2).pptx
12_Hukum Syara tentang Pergaulan Pria & Wanita (2).pptxArsiRismawan
 
LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender)
LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender)LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender)
LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender)Mohamad Nur Faizi
 
Larangan mendekati zina
Larangan mendekati zinaLarangan mendekati zina
Larangan mendekati zinaZhafirah Yumna
 
Bahaya Kedzaliman dan Dosa Kifayah.pptx
Bahaya Kedzaliman dan Dosa Kifayah.pptxBahaya Kedzaliman dan Dosa Kifayah.pptx
Bahaya Kedzaliman dan Dosa Kifayah.pptxAdminGranada
 
Aids dan homoseksual
Aids dan homoseksualAids dan homoseksual
Aids dan homoseksualRizky Faisal
 
Jarimah Hudud.doc.docx
Jarimah Hudud.doc.docxJarimah Hudud.doc.docx
Jarimah Hudud.doc.docxsodre muhamad
 
Kes Liwat II: Anwar Ibrahim & Saiful Bukhari Azlan
Kes Liwat II: Anwar Ibrahim & Saiful Bukhari AzlanKes Liwat II: Anwar Ibrahim & Saiful Bukhari Azlan
Kes Liwat II: Anwar Ibrahim & Saiful Bukhari AzlanHafiz Al-Din
 

Similar to LGBT dalam Perbincangan Ulama Mazhab (20)

Agama Bab Perzinahan
Agama Bab PerzinahanAgama Bab Perzinahan
Agama Bab Perzinahan
 
Islam dan lgbt
Islam dan lgbtIslam dan lgbt
Islam dan lgbt
 
KONSEP ISLAM DALAM MEMBERANTAS PORNOGRAFI
KONSEP ISLAM DALAM MEMBERANTAS PORNOGRAFIKONSEP ISLAM DALAM MEMBERANTAS PORNOGRAFI
KONSEP ISLAM DALAM MEMBERANTAS PORNOGRAFI
 
Presentation1 tugas agama
Presentation1 tugas agamaPresentation1 tugas agama
Presentation1 tugas agama
 
LGBT - Bahaya & Penyelesaian Islam.pptx
LGBT - Bahaya & Penyelesaian Islam.pptxLGBT - Bahaya & Penyelesaian Islam.pptx
LGBT - Bahaya & Penyelesaian Islam.pptx
 
RESUME KB 3.docx
RESUME KB 3.docxRESUME KB 3.docx
RESUME KB 3.docx
 
Kejahatan Seksual Dan Solusi Islam
Kejahatan Seksual Dan Solusi IslamKejahatan Seksual Dan Solusi Islam
Kejahatan Seksual Dan Solusi Islam
 
BAB ZINA PER HUKUM PIDANA
BAB ZINA PER HUKUM PIDANA BAB ZINA PER HUKUM PIDANA
BAB ZINA PER HUKUM PIDANA
 
Menjaga pergaulan bebas dengan menjauhi pergaulan bebas dan zina by mdassir
Menjaga pergaulan bebas dengan menjauhi pergaulan bebas dan zina by mdassirMenjaga pergaulan bebas dengan menjauhi pergaulan bebas dan zina by mdassir
Menjaga pergaulan bebas dengan menjauhi pergaulan bebas dan zina by mdassir
 
Menjaga pergaulan bebas dengan menjauhi pergaulan bebas dan zina by mdassir
Menjaga pergaulan bebas dengan menjauhi pergaulan bebas dan zina by mdassirMenjaga pergaulan bebas dengan menjauhi pergaulan bebas dan zina by mdassir
Menjaga pergaulan bebas dengan menjauhi pergaulan bebas dan zina by mdassir
 
33. 33020210170_Apriliana M.pdf
33. 33020210170_Apriliana M.pdf33. 33020210170_Apriliana M.pdf
33. 33020210170_Apriliana M.pdf
 
12_Hukum Syara tentang Pergaulan Pria & Wanita (2).pptx
12_Hukum Syara tentang Pergaulan Pria & Wanita (2).pptx12_Hukum Syara tentang Pergaulan Pria & Wanita (2).pptx
12_Hukum Syara tentang Pergaulan Pria & Wanita (2).pptx
 
LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender)
LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender)LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender)
LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender)
 
Materi zina
Materi zinaMateri zina
Materi zina
 
Perkahwinan islam
Perkahwinan islamPerkahwinan islam
Perkahwinan islam
 
Larangan mendekati zina
Larangan mendekati zinaLarangan mendekati zina
Larangan mendekati zina
 
Bahaya Kedzaliman dan Dosa Kifayah.pptx
Bahaya Kedzaliman dan Dosa Kifayah.pptxBahaya Kedzaliman dan Dosa Kifayah.pptx
Bahaya Kedzaliman dan Dosa Kifayah.pptx
 
Aids dan homoseksual
Aids dan homoseksualAids dan homoseksual
Aids dan homoseksual
 
Jarimah Hudud.doc.docx
Jarimah Hudud.doc.docxJarimah Hudud.doc.docx
Jarimah Hudud.doc.docx
 
Kes Liwat II: Anwar Ibrahim & Saiful Bukhari Azlan
Kes Liwat II: Anwar Ibrahim & Saiful Bukhari AzlanKes Liwat II: Anwar Ibrahim & Saiful Bukhari Azlan
Kes Liwat II: Anwar Ibrahim & Saiful Bukhari Azlan
 

More from Idrus Abidin

Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia Debat
Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia DebatRasionalitas al Qur’an dalam Dunia Debat
Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia DebatIdrus Abidin
 
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.Idrus Abidin
 
Bahaya Dosa dan Maksiat.
Bahaya Dosa dan Maksiat.Bahaya Dosa dan Maksiat.
Bahaya Dosa dan Maksiat.Idrus Abidin
 
Hakikat kemerdekaan menurut islam
Hakikat kemerdekaan menurut islam Hakikat kemerdekaan menurut islam
Hakikat kemerdekaan menurut islam Idrus Abidin
 
Tafsir Surat al-Maidah ayat 51
Tafsir Surat al-Maidah ayat 51Tafsir Surat al-Maidah ayat 51
Tafsir Surat al-Maidah ayat 51Idrus Abidin
 
Tafsir Surah al-Qori'ah
Tafsir Surah al-Qori'ahTafsir Surah al-Qori'ah
Tafsir Surah al-Qori'ahIdrus Abidin
 
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)Idrus Abidin
 
Tafsir Surat an-Naas
Tafsir Surat an-NaasTafsir Surat an-Naas
Tafsir Surat an-NaasIdrus Abidin
 
Tafsir Surah al-Maun
Tafsir Surah al-MaunTafsir Surah al-Maun
Tafsir Surah al-MaunIdrus Abidin
 
Tafsir Surat al A'laa
Tafsir Surat al A'laaTafsir Surat al A'laa
Tafsir Surat al A'laaIdrus Abidin
 
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun)
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun) Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun)
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun) Idrus Abidin
 
Urgensi Ilmu dalam Islam
Urgensi Ilmu dalam IslamUrgensi Ilmu dalam Islam
Urgensi Ilmu dalam IslamIdrus Abidin
 
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.Idrus Abidin
 
Keberanian dalam Islam
Keberanian dalam IslamKeberanian dalam Islam
Keberanian dalam IslamIdrus Abidin
 
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia ModernMakna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia ModernIdrus Abidin
 
Semangat Mengamalkan Amalan Sunnah
Semangat Mengamalkan Amalan SunnahSemangat Mengamalkan Amalan Sunnah
Semangat Mengamalkan Amalan SunnahIdrus Abidin
 
Keistimewaan al-Qur'an
Keistimewaan al-Qur'anKeistimewaan al-Qur'an
Keistimewaan al-Qur'anIdrus Abidin
 
Bahaya Sihir dan Perdukunan
Bahaya Sihir dan Perdukunan  Bahaya Sihir dan Perdukunan
Bahaya Sihir dan Perdukunan Idrus Abidin
 

More from Idrus Abidin (20)

Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia Debat
Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia DebatRasionalitas al Qur’an dalam Dunia Debat
Rasionalitas al Qur’an dalam Dunia Debat
 
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.
VISI MISI ISLAM : TITIK KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.
 
Bahaya Dosa dan Maksiat.
Bahaya Dosa dan Maksiat.Bahaya Dosa dan Maksiat.
Bahaya Dosa dan Maksiat.
 
Hakikat kemerdekaan menurut islam
Hakikat kemerdekaan menurut islam Hakikat kemerdekaan menurut islam
Hakikat kemerdekaan menurut islam
 
Tafsir Surat al-Maidah ayat 51
Tafsir Surat al-Maidah ayat 51Tafsir Surat al-Maidah ayat 51
Tafsir Surat al-Maidah ayat 51
 
Tafsir Surah al-Qori'ah
Tafsir Surah al-Qori'ahTafsir Surah al-Qori'ah
Tafsir Surah al-Qori'ah
 
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)
Tingkatan Kaum Beriman (Tafsir Surah Fathir 32)
 
Tafsir Surat an-Naas
Tafsir Surat an-NaasTafsir Surat an-Naas
Tafsir Surat an-Naas
 
Tafsir Ayat Puasa
Tafsir Ayat PuasaTafsir Ayat Puasa
Tafsir Ayat Puasa
 
Tafsir Surah al-Maun
Tafsir Surah al-MaunTafsir Surah al-Maun
Tafsir Surah al-Maun
 
Tafsir Surat al A'laa
Tafsir Surat al A'laaTafsir Surat al A'laa
Tafsir Surat al A'laa
 
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun)
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun) Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun)
Keseimbangan dalam Hidup Muslim (Tawazun)
 
Urgensi Ilmu dalam Islam
Urgensi Ilmu dalam IslamUrgensi Ilmu dalam Islam
Urgensi Ilmu dalam Islam
 
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
Keistimewaan Risalah Rasulullah Saw.
 
Keberanian dalam Islam
Keberanian dalam IslamKeberanian dalam Islam
Keberanian dalam Islam
 
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia ModernMakna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
 
Semangat Mengamalkan Amalan Sunnah
Semangat Mengamalkan Amalan SunnahSemangat Mengamalkan Amalan Sunnah
Semangat Mengamalkan Amalan Sunnah
 
Tujuan al-Qur'an
Tujuan al-Qur'anTujuan al-Qur'an
Tujuan al-Qur'an
 
Keistimewaan al-Qur'an
Keistimewaan al-Qur'anKeistimewaan al-Qur'an
Keistimewaan al-Qur'an
 
Bahaya Sihir dan Perdukunan
Bahaya Sihir dan Perdukunan  Bahaya Sihir dan Perdukunan
Bahaya Sihir dan Perdukunan
 

LGBT dalam Perbincangan Ulama Mazhab

  • 1. LGBT dalam Pandangan Ulama Mazhab By. Idrus Abidin, Lc., M.A Akhir-akhir ini, kita sering mendengar istilah LGBT yang begitu masif dalam pemberitaan media, baik cetak, elektronik, maupun media sosial. Sehingga tentu memancing rasa penasaran kita, apa sesungguhnya yang di maksud LGBT dan bagaimana sisi pandang Islam terhadap masalah ini. Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender (LGBT) sebenarnya merupakan penyimpangan orientasi seksual yang bertentangan dengan fitrah manusia, agama dan adat masyarakat Indonesia. Lesbian. Lesbian adalah istilah bagi perempuan yang tertarik secara seksual kepada sesama perempuan. Istilah ini juga merujuk kepada perempuan yang mencintai perempuan baik secara fisik, seksual, emosional, atau secara spiritual. Dalam Islam, lesbian dikenal dengan istilah sihaq. Yaitu seorang wanita menggesek-gesekkan alat kelaminnya kepada sesama wanita. Secara hukum, ulama hanya memberikan kewenangan kepada pemerintah yang berkuasa, dalam hal ini hakim yang menjabat untuk menentukan sanksi bagi para kaum lesbian (ta’zir). Perbuatan ini tetap terhitung haram, namun karena mereka berdua tidak bisa memasukkan alat kelamin kepada pasangannya sehingga hanya diberikan hukuman ringan. Walau demikian, tetap saja perbuatan ini dilarang dalam Islam. Rasulullah Saw. bersabda, “Janganlah seorang laki-laki melihat aurat laki-laki lain, dan jangan pula seorang wanita melihat aurat wanita lain. Dan janganlah seorang laki-laki tidur satu selimut dengan laki-laki lain, dan jangan pula seorang wanita tidur satu selimut dengan wanita lain.” (HR Muslim, no. 338) Gay (Homoseksual) Gay adalah istilah yang digunakan untuk kaum homoseksual, yaitu lelaki yang tertarik secara seksual kepada sesama kaum lelaki. Kecenderangan kepada sesama jenis seperti ini pertama kali diidentifikasi berdasarkan sejarah kaum Luth. Sehingga istilah liwat disematkan kepada siapa pun yang tertarik kepada sesama lelaki. Hukumannya pun telah dijelaskan secara umum dalam al-Qur’an dan disebut sebagai perbuatan keji dan kotor (fahisyah) serta melampau batas (musrif), misalnya surat Huud ayat 77-82. Rasulullah pun menginformasikan, Dari Ibnu Abbas r.a., dia berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Allah melaknat siapa saja yang melakukan perbuatan kaum Luth, (beliau mengulanginya sebanyak tiga kali)” (HR Nasa’i, no. 7337). Pada hadits lain beliau menganjurkan, “Barangsiapa yang kalian dapati melakukan perbuatan kaum Luth (liwath), maka bunuhlah pelaku dan pasangannya.” (HR. Ahmad, no. 2784, Abu Daud, no. 4462, dan disahihkan al-Albani). Secara hukum, ulama kita terbagi terbagi 4 kelompok menyikapi kaum homoseksual. a) Pelakunya dihukum sesuai sanki perzinahan. Yaitu lemparan batu (rajam) hingga meninggal bagi yang telah menikah (muhsan) dan hukum cambuk hingga 100 x (jilid) bagi yang belum menikah (gairu muhsan). Inilah pendapat Malik, Asy-Syafi’i, Ahmad, dan Ishaq. Sebagian ulama dari kalangan fuqaha’ tabi’iin seperti Al-Hasan Al-Bashri, Ibrahim An-Nakha’i, ‘Atha’ bin Abi Rabbah, dan yang lainnya
  • 2. b) Pelaku dibunuh dengan melemparkan batu kepadanya hingga meninggal (dirajam) baik telah menikah maupun belum. Ibnu ‘Abbas menjelaskan tentang jejaka yang didapati melakukan perbuatan kaum Luth, ia berkata, “Dirajam.” (HR. ‘Abdurrazzaq no. 13488, hasan) Sa’id bin Al-Musayyib berkata, “Terhadap pelaku homoseks dijatuhi hukuman rajam, baik yang pernah menikah maupun yang belum pernah menikah. Itulah sunnah yang berlaku.” (HR. Ibnu Basyran dalam Al-Amali no. 240, shahih). Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata, “Kami memegang pendapat ini, yaitu pelaku homoseks dirajam baik yang pernah menikah maupun yang belum pernah menikah.” (Ma’rifatus Sunan wal Atsar lil Baihaqi 6/349) c) Dihukum dengan menjatuhkannya dari tempat atau bangunan yang tinggi disusul dengan lemparan batu. Alasannya, kaum Luth juga diazab dengan lemparan batu hingga porak poranda negerinya. Ibnu ‘Abbas pernah ditanya : “Apa hadd pelaku homoseks (liwath) ?”. Ia berkata : Dinaikkan ke bangunan paling tinggi di satu kampung/daerah, lalu dilemparkan dengan posisi terbalik (kepala di bawah kaki di atas). Setelah itu (jika belum mati), dilempar dengan batu (dirajam).” (HR. Al-Baihaqi dalam Al-Kubra 8/232 no. 17024 dan Ibnu Abi Syaibah 9/529 no. 28925, shahih) d) Diberikan sanksi hukum ta’zir berupa pukulan atau cambuk atau penjara, sesuai yang dipandang perlu oleh hakim yang menjabat. Pendapat ini dinisbatkan kepada Abu Hanifah dan Daud az-Zahiri. Selain hukuman pembunuhan berupa menjatuhkan pelaku dari tempat atau bangunan tinggi, bagi yang setuju dengan hokum pembunuhan, sebagian kaum salaf juga ada yang berpendapat bahwa pelaku ditimpakan dinding tembok hingga meninggal. Pendapat ini dinisbatkan kepada Umar, Utsman dan Ali. Ada juga yang berpendapat bahwa pelakunya dibakar hingga meninggal. Dari beragam pendapat yang ada, tampaknya hukuman pembunuhan dengan beberapa cara tanpa membedakan pelakunya telah menikah atau tidak yang paling kuat. Karena homoseksual termasuk penyimpangan seksual tak biasa yang terjadi di tengan masyarakat. Sehingga pantas kalau hukumannya lebih berat dibanding hukuman bagi pelaku zina. Biseksual. Biseksual merupaka kecenderungan seseorang secara seksual kepada lawan jenis maupun kepada sesama jenis. Biseksual adalah perbuatan zina jika dilakukan dengan lawan jenis. Jika dilakukan oleh laki-laki dengan sesama jenisnya maka tergolong homoseksual. Dan tergolong lesbianisme jika dilakukan di antara sesama wanita. Semuanya perbuatan maksiat dan haram. Tak ada satu pun yang dihalalkan dalam Islam. Hukumannya disesuaikan dengan faktanya. Jika tergolong zina, hukumnya dilempar batu sampai mati (rajam) jika pelakunya sudah menikah (muhshan) dan dicambuk seratus kali jika pelakunya belum menikah. Jika tergolong homoseksual, hukumannya hukuman mati. Jika tergolong lesbianisme, hukumannya ta’zir. Transgender. Transgender merupakan istilah bagi seseorang yang tampilan fisik maupun psikisnya berbeda dengan jenis kelamin yang dimilikinya. Mereka sering disebut sebagai banci oleh umumnya orang Indonesia. Islam tidak membenarkan sikap seperti ini. Sehingga Rasulullah melaknat setiap orang yang meyerupai lawan jenisnya. ِ‫م‬ ِ‫ت‬َ‫ا‬‫ه‬ِ‫ب‬َ‫ش‬َ‫ت‬ُ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ،ِ‫ء‬َ‫ا‬‫س‬ِ‫لن‬ِ‫ِب‬ ِ‫ل‬َ‫ا‬‫ج‬ِ‫الر‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َْ‫ْي‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬َ‫ش‬َ‫ت‬ُ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ‫هللا‬ ُ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ل‬ِ‫ل‬َ‫ا‬‫ج‬ِ‫لر‬ِ‫ِب‬ ِ‫ء‬َ‫ا‬‫س‬ِ‫الن‬ َ‫ن‬
  • 3. Rasulullah SAW mela’nat orang laki-laki yang menyerupai wanita dan para wanita yang menyerupai laki-laki”. (HR. Bukhari juz 7, hal. 55) Dalam Sunan Abu Dawud dibawakan hadits dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: َ‫ة‬َ‫س‬ْ‫ب‬ِ‫ل‬ ُ‫س‬َ‫ْب‬‫ل‬َ‫ت‬ ُ‫ة‬َ‫أ‬ْ‫ر‬َ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ِ‫َة‬‫أ‬ْ‫ر‬َ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬ َ‫ة‬َ‫س‬ْ‫ب‬ِ‫ل‬ ُ‫س‬َ‫ْب‬‫ل‬َ‫ي‬ َ‫ل‬ُ‫ج‬َّ‫الر‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ‫هللا‬ ُ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ل‬َّ‫الر‬ِ‫ل‬ُ‫ج‬ Rasulullah Saw. melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki.” (HR. Abu Dawud no. 3575. Syaikh Muqbil berkata, “Hadits ini hasan sesuai syarat Muslim). Laknat seperti ini berlaku bagi orang yang pada awal kelahirannya ia normal sebagai laki-laki atau pun wanita. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, akibat ia terpengaruh dengan pergaulan di lingkungan setempat, maka ia tampil layaknya laki-laki atau pun perempuan. Jika ada yang melakukan penyimpangan perilaku seperti, maka dengan tegas Islam memerintahkan mereka untuk diusir dari rumah dan negerinya. Sebagaimana yang dilakukan Nabi dengan mengusirnya ke kawasan bernama an-Naqi'. Abu Bakar juga pernah mengusir satu orang, demikan pula 'Umar bin al-Khatthab pernah melakukan hal yang sama. Ketika Nabi ditanya oleh 'Umar, mengapa mereka tidak dibunuh, baginda menjawab, ”Aku dilarang membunuh orang yang masih shalat.” (as-Syaukani, Nailu al-Authar, II/107). Namun, jika seorang laki-laki maupun seorang wanita lahir dalam kondisi layaknya banci maka mereka tidak termasuk yang dilaknat oleh Rasulullah Saw. dan tidak diberlakukan pula sanksi pengusiran dari rumah dan negerinya kepada fihak yang bersangkutan. Demikian, wallahu a’lam. Mutiara Do’a. َْ‫ت‬ َ‫ال‬ ‫ا‬َ‫ن‬َّ‫ب‬َ‫ر‬َ‫ين‬ِ‫ر‬ِ‫اف‬َ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫م‬ْ‫و‬َ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ك‬ِ‫ت‬َْ‫ْح‬َ‫ر‬ِ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ن‬َِ‫ن‬َ‫و‬ .َ‫ْي‬ِ‫م‬ِ‫ال‬َّ‫ظ‬‫ال‬ ِ‫م‬ْ‫و‬َ‫ق‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ ً‫ة‬َ‫ن‬ْ‫ت‬ِ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ْن‬‫ل‬َ‫ع‬. Ya Tuhan kami. janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang'zalim, dan selamatkanlah kami dengan rahmat Engkau dari (tipu daya) orang-orang yang kafir. (QS. Yunus: 85-86) Mutiara Hadits. Anas Bin Malik Radhiallahu’anhu berkata, Rasulullah Saw. pernah bersabda, َْ‫َل‬ ِ‫ِت‬َّ‫ل‬‫ا‬ ُ‫اع‬َ‫ج‬ْ‫َو‬ْ‫اْل‬َ‫و‬ ُ‫ن‬‫و‬ُ‫اع‬َّ‫ط‬‫ال‬ ُ‫م‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ش‬َ‫ف‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ ِ‫ِب‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬ِ‫ل‬ْ‫ع‬ُ‫ي‬ َّ‫َّت‬َ‫ح‬ ُّ‫ط‬َ‫ق‬ ٍ‫م‬ْ‫و‬َ‫ق‬ ِ‫ِف‬ ُ‫ة‬َ‫ش‬ ِ‫اح‬َ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ر‬َ‫ْه‬‫ظ‬َ‫ت‬ َْ‫َل‬ِ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ف‬ َ‫ِف‬ْ‫َس‬‫أ‬ ِ‫ِف‬ ْ‫ف‬ََْ‫م‬ ْ‫ن‬ُ‫ك‬َ‫ت‬ ‫ا‬ْ‫و‬ََْ‫م‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ “Tidaklah nampak kebejatan (LGBT) di tengah masyarakat sampai mereka terang-terangan (melakukannya) kecuali setelah itu tersebarlah penyakit kolera dan kelaparan yang belum pernah terjadi pada pendahulu mereka.” (HR. Ibnu Maajah, no.3262. Dihasankan oleh Al Albani dalam Shahih Ibni Maajah)