SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
UTANG PEMERINTAH:
BAGAIMANA MENGELOLA
AGAR BERMANFAAT BAGI BANGSA
Desember 2017
disampaikan oleh
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Kementerian Keuangan R.I
OUTLINE
I. Tantangan Pembangunan
Indonesia
 Tujuan Pembangunan
 Kualitas SDM Indonesia Relatif
Rendah
 Terdapat Gap Infrastruktur
 Perlu Sinergi Kebijakan
II. Kebijakan Fiskal, APBN dan
tantangannya
 Arah dan strategi kebijakan
fiscal
 Tantangan Pengelolaan APBN
III. Mengapa kita berutang
IV. Pemanfaatan Utang
 Utang untuk belanja produktif
V. Pengelolaan Utang Pemerintah
 Capaian pengelolaan utang
Pemerintah
 Perkembangan outstanding utang
dan kepemilikan SBN
VI. Strategi Pengelolaan Utang
 Siklus Pengelolaan Utang
 Strategi Pengelolaan Utang
 Predikat Layak Investasi
VII. Kesimpulan
2
33
Beberapa Sasaran di 2018 (sementara)
Pembangunan dan Preservasi
Jalan
Pembangunan jalur KA
Pembangunan bandara udara baru
Pembangunan LRT (lanjutan)
Penyediaan dan
Peningkatan kualitas
Perumahan
Masyarakat
Berpenghasilan
Rendah
865 km• Pembangunan Jalan Baru
25 km• Pembangunan jalan tol
8 lokasi (penyelesaian dan lanjutan)
23 km’sp
13.405 unit• Pembangunan
Rusun
180,0 ribu
unit
• Bantuan Stimulan
(peningkatan/
pembangunan)
• Pembangunan Jembatan
Informasi dan
Telekomunikasi
• Pembangunan BTS di daerah
blankspot, terutama daerah 3T
• Pembangunan desa broadband terpadu 100 lokasi
380 lokasi
8.695 m
Kemen
PUPERA
107.4
Kemenhub
48.2
Investasi
Pemerintah
(PMN &
LMAN)
41.5
Lainnya
179.7
Alokasi Belanja Infra 2018
(Total Rp 410.7 Tn)
Kebutuhan Infrastruktur 2015-2019 & pendanaan
Total kebutuhan
2015-2019
Rp4.796,2 T
SWASTA 36,5%
BUMN 22,2%
APBN + APBD 41,3%
Antara lain didukung oleh pengalokasian
Penyertaan Modal Negara (PMN) oleh
Pemerintah
Termasuk skema Kerja Sama Pemerintah
dan Badan Usaha (KPBU)
Beberapa fasilitas yang tersedia Viability Gap
Fund (VGF), Project Development Fund (PDF),
Availability Payment (AP), dan Penjaminan
620 km’sp
BELANJA INFRASTRUKTUR PEMERINTAH
untuk pemerataan pembangunan dan perbaikan konektivitas. Mengejar ketertinggalan (gap)
Indonesia terhadap penyediaan infrastruktur
TANTANGAN
PEMBANGUNAN
INDONESIA
4
TUJUAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA
MENINGKATKAN
PRODUKTIVITAS DAN DAYA
SAING
MENGURANGI
KETIMPANGAN
MENGENTASKAN
KEMISKINAN
MASYARAKAT YANG ADIL DAN MAKMUR
(Ekonomi & Pembangunan Inklusif)
4
Fundamental Ekonomi Harus Terjaga Kebijakan Harus Mendukung
5
0.360
0.350
0.370 0.380
0.410
0.410
0.413
0.406
0.408
0.394
0.393
2007 2009 2011 2013 2015 2017
GINI Ratio Poverty Rate (%)
Unemployment Rate
(%)
9.8
8.5 8.1
7.4 7.0
6.4
5.9 5.7 5.8 5.6
5.5
2007 2009 2011 2013 2015 2017
16.6
15.4
14.2
13.3
12.5
12
11.4 11.3 11.2
10.7
10.64
2007 2009 2011 2013 2015 2017
Tantangan
- Perubahan ekonomi  struktur
lapangan kerja
- Skill mismatch
- 4th Industrial Revolution
(automasi, artifical intelligence)
Tantangan
- Akses pangan, kesehatan, dan
pendidikan bagi orang miskin
- Perubahan iklim  harga
pangan
Tantangan
- Disparitas akses permodalan
- Kondisi geografis
Target Gini ratio 2018
0,38
Target Kemiskinan 2018
9,5% - 10%
Target pengangguran 2018
5,0%-5,3%
IPM : 71,5
5
MESKIPUN FUNDAMENTAL EKONOMI BAIK,
TANTANGAN PEMBANGUNAN MASIH TINGGI
0.77 0.76
0.74 0.74
0.69
Turkey Meksiko Thailand China Indonesia
Indeks Pembangunan Manusia
75.50
77.00
74.60
76.00
69.10
Turkey Meksiko Thailand China Indonesia
Angka Harapan Hidup
14.60
13.30
13.60 13.50
12.90
Turkey Meksiko Thailand China Indonesia
Angka Harapan Lama Sekolah
PEMBANGUNAN MANUSIA INDONESIA (2015)
…bonus demografi belum dimanfaatkan optimal
Kondisi
terkini
Indonesia
VS negara
peers
6
34%
66%
Penduduk
Indonesia
Tahun 2016
berdasarkan
kelompok
usia
16 - 63
Tahun
<15 & >64
Tahun
66% atau 170 juta jiwa penduduk Indonesia masuk
dalam kategori usia produktif
7
556
538
532
525
523
518
516
509
496
493
425
421
416
403
401
360.00420.00480.00540.00600.00
Singapore
Japan
Chinese Taipei
Vietnam
Hong Kong…
B-S-J-G (China)
Korea
United Kingdom
United States
OECD average
Turkey
Thailand
Mexico
Indonesia
Brazil
7
Programme for International Student Assessment Score
sumber : OECD
“the performance
of Indonesian
students (girls and
boys) in science,
mathematics and
reading is one of
the lowest among
PISA-participating
countries with an
average ranking of
62 out of 69
countries”
Science Reading Mathematics
PISA SCORE INDONESIA 2015
564
532
542
495
548
531
524
492
470
490
420
415
408
386
377
360.00420.00480.00540.00600.00
Singapore
Japan
Chinese…
Vietnam
Hong Kong…
B-S-J-G…
Korea
United…
United States
OECD…
Turkey
Thailand
Mexico
Indonesia
Brazil
535
516
497
487
527
494
517
498
497
493
428
409
423
397
407
360.00420.00480.00540.00600.00
TANTANGAN PEMBANGUNAN: Kualitas SDM
8
TANTANGAN PEMBANGUNAN: Kualitas SDM
... jumlah lulusan S3 di Indonesia masih sangat sedikit dibandingkan Negara
lain…
TANTANGAN INFRASTRUKTUR GAP
... diperlukan usaha pemerintah yang lebih besar untuk menutup gap penyediaan
infrastruktur
Brazil
Rusia
India
China
Indonesia
Philippines
Malaysia
Thailand
Vietnam
2
2.5
3
3.5
4
- 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000
InfrastructureIndex
GDP per capita
•gap penyediaan
infrastruktur
Indeks rata-rata
….penyediaan infrastruktur Indonesia masih di bawah rata-rata negara lain yang setara, sehingga
perlu diakselerasi untuk mengejar ketertinggalan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi….
9
AKIBAT INFRASTRUKTUR GAP
…ongkos kirim container ke Hamburg (berjarak hampir 12.000 km) lebih murah
daripada ongkos pengiriman ke Padang (berjarak hanya 1.000 km)…
10
(Source : Domestic Logistic Company) : jarak dari Jakarta
: biaya/ongkos
11
KEBUTUHAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR 2015-2019
BUMN
(22.23%)
KPBU
(36.52%)
Skema
pembiayaan
alternatif
APBN/APBD-
termasuk
pinjaman
(41.25%)
Source : Bappenas, 2015
• Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)
merupakan salah satu skema pendanaan alternatif yang
diharapkan dapat menyediakan layanan infrastruktur
dengan lebih efisien dan terukur
• Sesuai dengan nawacita dan arah pembangunan nasional,
sektor perhubungan, listrik dan energi, komunikasi serta
perumahan rakyat merupakan sektor-sektor prioritas.
Infrastruktur
Dasar
Pem.
Pusat &
Daerah
BUMN Swasta
Total IDR
Triliun
Konektivitas 1003 379,2 445 1827,2
Kelistrikan 124,3 596,5 786,5 1507,3
Komunikasi,
Air dan
Perumahan
851,3 90,5 519,9 1461,7
Total
1978,6 1066,2 1751,4 4796,2
Investasi
Infrastruktur
Prioritas
IDR 4.796,2
Triliun
…diperlukan terobosan baru dalam menciptakan alternative sumber pembiayaan..
12
Jika prasyarat tidak terpenuhi,
demographic dividend dapat berubah
menjadi demographic burden
PotensiPrasyarat
POTENSI INDONESIA di 2045
• Penduduk 309 juta jiwa
• Usia produktif 52%
• 75% tinggal di kota
• 80% kelas menengah
• Ekonomi ke-5 terbesar di dunia
• Pendapatan per kapita US$29.300
• Struktur ekonomi bergeser pada sektor
bernilai tambah tinggi
• 73% kue ekonomi di sektor jasa
DEMOGRAFI EKONOMI
Kesiapan
teknologi
Kualitas SDM
Sumber Daya Ekonomi
& Keuangan (APBN)
Kesiapan
infrastruktur
Tata ruang
wilayah
Kelembagaan
Pemerintah
INVESTASI
SEDARI DINI!
kunci
12
SEGALA TANTANGAN HARUS SEGERA DIATASI AGAR INDONESIA
DAPAT MENCAPAI POTENSI PEMBANGUNAN SECARA OPTIMAL
1313
PEMBANGUNA
N EKONOMI
INKLUSIF
FISKAL/
APBN
MONETE
R
SEKTOR
RIIL
APBN yang produktif
Pendapatan Negara
Belanja Negara
Pembiayaan/Utang
Stabilitas Harga
(Inflasi)
Stabilitas Nilai Tukar
Uang beredar
Suku bunga
Iklim Investasi
Daya Beli
Ketenagakerjaan
Perdagangan
Industri
Hukum dan
Keamanan
Politik
Global/
Eksternal
PERLU ADA SINERGI KEBIJAKAN DI SEMUA
SEKTOR UNTUK MENGATASI TANTANGAN
PEMBANGUNAN
1414
Beberapa Sasaran di 2018 (sementara)
Pembangunan dan Preservasi
Jalan
Pembangunan jalur KA
Pembangunan bandara udara baru
Pembangunan LRT (lanjutan)
Penyediaan dan
Peningkatan kualitas
Perumahan
Masyarakat
Berpenghasilan
Rendah
865 km• Pembangunan Jalan Baru
25 km• Pembangunan jalan tol
8 lokasi (penyelesaian dan lanjutan)
23 km’sp
13.405 unit• Pembangunan
Rusun
180,0 ribu
unit
• Bantuan Stimulan
(peningkatan/
pembangunan)
• Pembangunan Jembatan
Informasi dan
Telekomunikasi
• Pembangunan BTS di daerah
blankspot, terutama daerah 3T
• Pembangunan desa broadband terpadu 100 lokasi
380 lokasi
8.695 m
Kemen
PUPERA
107.4
Kemenhub
48.2
Investasi
Pemerintah
(PMN &
LMAN)
41.5
Lainnya
179.7
Alokasi Belanja Infra 2018
(Total Rp 410.7 Tn)
Kebutuhan Infrastruktur 2015-2019 & pendanaan
Total kebutuhan
2015-2019
Rp4.796,2 T
SWASTA 36,5%
BUMN 22,2%
APBN + APBD 41,3%
Antara lain didukung oleh pengalokasian
Penyertaan Modal Negara (PMN) oleh
Pemerintah
Termasuk skema Kerja Sama Pemerintah
dan Badan Usaha (KPBU)
Beberapa fasilitas yang tersedia Viability Gap
Fund (VGF), Project Development Fund (PDF),
Availability Payment (AP), dan Penjaminan
620 km’sp
BELANJA INFRASTRUKTUR PEMERINTAH
untuk pemerataan pembangunan dan perbaikan konektivitas. Mengejar ketertinggalan (gap)
Indonesia terhadap penyediaan infrastruktur
KEBIJAKAN FISKAL,
APBN DAN
TANTANGANNYA
1515
Kesejahteraan Masyarakat
adil dan makmur
SASARAN
APBN
INSTRUMEN
PENDAPATAN
• Pajak (sumber penerimaan, redistribusi dan insentif)
• Bea Cukai (penerimaan, pengendalian konsumsi, investasi perdagangan)
• PNBP (peneriman, pengendalian lingkungan dan SDA, kinerja BUMN)
• Hibah
BELANJA
• Pemerintah Pusat (produktivitas, investasi, konsumsi)
 KL
 Non KL
• Transfer ke Daerah (pemerataan, pemberdayaan daerah)
• Dana Desa (pemberdayaan desa)
DEFISIT/SURPLUS
PEMBIAYAAN
• Utang (SBN, pinjaman LN)
• Investasi (a.l infrastruktur)
APBN ADALAH INSTRUMEN UNTUK MENCIPTAKAN
PERTUMBUHAN, KESEJAHTERAAN &
PEMERATAAN
16
• Optimalisasi
Pendapatan
• Quality of spending
• Sustainable Financing
• Fungsi Alokasi
• Fungsi
Stabilisasi
• Fungsi
Distribusi
• Aspek Ekonomi
• Aspek Sosial
• Aspek
Lingkungan
• Inklusif
APBN sehat &
berkelanjutan1
Penguatan 3 Fungsi
Pokok Kebijakan Fiskal2
Sustainable
Development3 Welfare4
• Pertumbuhan
ekonomi
• Pengurangan
o Pengangguran
o Kemiskinan
o Kesenjangan
16
Teknokrat Politis Administratif
• Efisiensi vs partisipasi,
• Akurasi informasi dan
teknikTantangan
• Akomodasi proses
politik
• Governance
• Capaian sasaran
• Kecepatan vs
governance
• Transparansi &
akuntabilitas Tantangan
Sinergi Proses Penyusunan APBN
ARAH DAN STRATEGI KEBIJAKAN FISKAL
Menstimulasi perekonomian dan mewujudkan kesejahteraan
17
Penerimaan
Proyeksi &
Estimasi
Membuat estimasi penerimaan
yang akurat dan kredibel
Peningkatan kapasitas
mengumpulkan penerimaan
negara
Rasio penerimaan perpajakan
masih rendah
Belanja
Komitmen
Membuat keputusan belanja
yang strategis
Mengurangi kemiskinan,
kesenjangan, dan pemerataan
kesejahteraan
Memerangi inefisensi dan korupsi
Pembiayaan
Sustainability
Reformasi sektor keuangan,
e.g. Melalui pendalaman
pasar keuangan
Memprioritaskan belanja produktif
dan mendukung pembangunan
Mendukung keuangan
inklusif
Diimbangi dengan stabilitas
sistem keuangan
REFORMASI FISKAL YANG KOMPREHENSIF UNTUK OPTIMALISASI PENDAPATAN, BELANJA
YANG BERKUKALITAS, SERTA PEMBIAYAAN YANG SUSTAINABLE
17
Menjaga disiplin fiskal
(tingkat defisit & utang)
TANTANGAN PENGELOLAAN APBN
Dalam menciptakan APBN yang kredibel
1818
ALASAN MENGAPA
BERUTANG
MENGAPA PERLU BERUTANG?
Utang diperlukan agar pemerintah dapat menjalankan fungsi penting dan mendesak dengan lebih cepat
(tanpa penundaan)
Menjaga momentum
& menghindari
Opportunity Loss
Memberikan legacy
(warisan) yang baik untuk
generasi selanjutnya
Menjaga dan
mempercepat
pertumbuhan ekonomi
Mengembangkan
pasar keuangan
•Beberapa kebutuhan
belanja tidak bisa
ditunda,
 misalnya penyediaan
fasilitas kesehatan
dan ketahanan
pangan
•Penundaan hanya akan
mengakibatkan
biaya/kerugian yang
lebih besar di masa
datang
• Beberapa belanja saat ini
diperlukan/dinikmati oleh
generasi mendatang
 misalnya belanja pendidikan
dan infrastruktur
• Golden rule: Utang untuk
investasi dapat memenuhi
keadilan antar generasi karena
akan mewariskan aset bagi
generasi mendatang
• Legacy yang baik muncul
apabila utang digunakan untuk
membiayai hal-hal yang
produktif
• Tanpa utang ekonomi Indonesia
tidak bisa tumbuh pada level
saat ini
• Study BKF: jika rasio utang
terhadap PDB ditahan pada
level 23% maka rata-rata
pertumbuhan ekonomi 2013-
2016 akan berada di bawah 5%.
Mempertahankan rasio utang
terhadap PDB pada level 23%
berarti menghilangkan
kesempatan penciptaan
lapangan kerja 150-200 ribu
orang dalam kurun waktu 2013-
2016
•Menyediakan
benchmark bagi
industri keuangan
•Menyediakan alternatif
investasi bagi
masyarakat
•Membantu BI dalam
kegiatan operasi
moneter
PENGADAAN UTANG DILAKUKAN SECARA
PRUDENT, TERUKUR DAN SUSTAIN
Undang Undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 12 ayat 3
mengatur bahwa
• Defisit anggaran dibatasi maksimal 3% dari Produk Domestik Bruto
• Jumlah utang dibatasi maksimal 60% dari Produk Domestik Bruto
PERKEMBANGAN DEFICIT DAN JUMLAH
UTANG
22
Defisit APBN Rasio Utang
-46.8
-153.3
-211.6
-226.6 -298.4
-308.3
-362.8
-325.9
-0.68
-1.07
-1.78
-2.21 -2.14
-2.58
-2.35
-2.66
-2.19
-3
-2.5
-2
-1.5
-1
-0.5
0
-400
-350
-300
-250
-200
-150
-100
-50
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
defisit APBN %thdPDB
1681 1808 1977.7 2375.5 2608.8 3165.1 3515 3852
30
26
23
24.9 24.7
27.4
28.3
28.1
0
5
10
15
20
25
30
35
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Utang % thd PDB
Realisasi deficit dan utang masih di bawah amanat Undang Undang..
259.7
0.0
500.0
1000.0
1500.0
2000.0
2500.0
OUTSTANDING UTANG INDONESIA 2016
23
Outstanding utang Indonesia masih lebih rendah dari Negara-Negara lain
Jumlah outstanding utang paling tinggi adalah Amerika Serikat yang mencapai
USD19,934.1 miliar dan Jepang sebesar USD11,813.8miliar
(equivalent USD MILIAR)
Sumber: World Economic Outlook – IMF April 2017, CEIC, Kemenkeu diolah
INDONESIA: DEFISIT KECIL, PERTUMBUHAN TINGGI
..tambahan utang lebih sedikit, namun manfaat pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibanding
Negara G-20..
Rata-rata defisit & pertumbuhan satu dekade terakhir
24
 Pertumbuhan PDB
Defisit fiskal
1.2
9.0
5.6
4.8
2.2
2.7
2.1
-0.6
7.4
2.2 2.1
1.1
0.5
1.3
-0.7
-1.1
-1.6
-2.1
-2.7 -2.8 -3.1 -3.1 -3.5 -3.3
-4.3
-6.2 -6.4 -6.7
-8.0
-6.0
-4.0
-2.0
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
Germany
China
Indonesia
Turkey
Argentina
Australia
SouthAfrica
Italy
India
Mexico
Brazil
UnitedKingdom
Japan
UnitedStates
2525
Beberapa Sasaran di 2018 (sementara)
Pembangunan dan Preservasi
Jalan
Pembangunan jalur KA
Pembangunan bandara udara baru
Pembangunan LRT (lanjutan)
Penyediaan dan
Peningkatan kualitas
Perumahan
Masyarakat
Berpenghasilan
Rendah
865 km• Pembangunan Jalan Baru
25 km• Pembangunan jalan tol
8 lokasi (penyelesaian dan lanjutan)
23 km’sp
13.405 unit• Pembangunan
Rusun
180,0 ribu
unit
• Bantuan Stimulan
(peningkatan/
pembangunan)
• Pembangunan Jembatan
Informasi dan
Telekomunikasi
• Pembangunan BTS di daerah
blankspot, terutama daerah 3T
• Pembangunan desa broadband terpadu 100 lokasi
380 lokasi
8.695 m
Kemen
PUPERA
107.4
Kemenhub
48.2
Investasi
Pemerintah
(PMN &
LMAN)
41.5
Lainnya
179.7
Alokasi Belanja Infra 2018
(Total Rp 410.7 Tn)
Kebutuhan Infrastruktur 2015-2019 & pendanaan
Total kebutuhan
2015-2019
Rp4.796,2 T
SWASTA 36,5%
BUMN 22,2%
APBN + APBD 41,3%
Antara lain didukung oleh pengalokasian
Penyertaan Modal Negara (PMN) oleh
Pemerintah
Termasuk skema Kerja Sama Pemerintah
dan Badan Usaha (KPBU)
Beberapa fasilitas yang tersedia Viability Gap
Fund (VGF), Project Development Fund (PDF),
Availability Payment (AP), dan Penjaminan
620 km’sp
BELANJA INFRASTRUKTUR PEMERINTAH
untuk pemerataan pembangunan dan perbaikan konektivitas. Mengejar ketertinggalan (gap)
Indonesia terhadap penyediaan infrastruktur
PEMANFAATAN
UTANG
PEMANFAATAN UTANG
untuk Sektor Infrastruktur, Pendidikan, Kesehatan, Perlindungan Sosial, DAK Fisik dan
Dana Desa
1. Realisasi belanja infrastruktur
tumbuh signifikan terutama mulai
tahun 2015.
2. Pemerintah juga memanfaatkan
utang untuk pemenuhan belanja
pendidikan dan kesehatan yang
masing-masing tetap dijaga 20
persen dan 5 persen terhadap
APBN.
3. Peningkatan utang
memungkinkan Pemerintah
untuk menambah alokasi belanja
DAK Fisik dan Dana Desa serta
Perlindungan Sosial.
Perkembangan Pembiayaan Utang (neto), Anggaran Infrastruktur,
Pendidikan, Kesehatan, Perlindungan Sosial, DAK Fisik dan Dana Desa
26
Sumber: Kementerian Keuangan
255.7
380.9
403.0 384.7
154.7
256.1
269.1
387.7
353.4
390.1
370.4
416.1
59.7
65.9 92.3
104.1
13.1 20.1
121.8
157.7
31.9
75.7
121.9
118.3
-
150.0
300.0
450.0
2014 2015 2016 2017
triliun Rp
Pembiayaan Utang (Neto) Infrastruktur
Pendidikan Kesehatan
Perlindungan Sosial DAK Fisik dan Dana Desa
Dalam periode 2014-2017 pembiayaan utang (neto) meningkat sejalan dengan kebijakan ekspansif
Pemerintah dalam pembangunan program prioritas terutama pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan
kesehatan terutama mulai tahun 2015.
UTANG UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 2012-
2017
...dalam periode 2015-2017, belanja Pemerintah untuk lebih agresif terutama untuk infrastruktur,
perlindungan sosial, dan DAK Fisik dan Dana Desa
27
Kumulatif dalam Periode
∑ Tambahan Utang
∑ Infrastruktur
∑ Pendidikan
∑ Kesehatan
∑ Perlindungan Sosial
∑ DAK Fisik & Dana Desa 315.9
299.6
262.3
1,176.
6
912.9
1,166.
0
- 500.0 1,000.0 1,500.0
2015-2017 [2]
Sumber: DJA, Kementerian Keuangan
(triliun rupiah)
Tambahan utang dan pertumbuhan PDB
(triliun rupiah)
1,251
968
784
930
1,020 975
866
1,310
(0)
16
34
82
34
125
25
(18) (40)
(20)
-
20
40
60
80
100
120
140
-
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
∆ PDB Tambahan Utang [RHS]
Rasio [2] : [1]
88.6
35.3
145.9
983.2
456.1
609.5
- 500.0 1,000.0 1,500.0
2012-2014 [1]
191%
200%
120%
180%
849%
357%
BEBERAPA CAPAIAN OUTPUT PRIORITAS
SEKTOR INFRASTRUKTUR (2015 – 2016)
Rekonstruksi, Pelebaran,
Pembangunan, (tidak
termasuk jalan tol)
Jalan (km)
2015 : 4.455
2016 : 2.528
Bandara
Pembangunan baru,
beberapa dalam
proses
Bendungan
Pembangunan baru,
beberapa dalam proses
2015 : 29
2016 : 37
Jalur Kereta Api (km’sp)
Pembangunan baru (target
hingga 2019 = 3.258 km’sp,
tidak termasuk LRT Sumsel
dan Jabodebek)
2015 : 85
2016 :
114,6
2015 : 99,2
2016 : 111,3
Pembangunan Rusun,
Rumah Khusus, dan
Rumah Swadaya serta
peningkatan kualitas
Rumah Swadaya
Perumahan (ribu
unit)
2015 : 2
2016 : 2
Sumber: DJA, Kementerian Keuangan
BEBERAPA CAPAIAN OUTPUT PRIORITAS
SEKTOR PENDIDIKAN (2015 – 2016)
Kartu Indonesia Pintar (juta siswa) Beasiswa Bidikmisi (ribu siswa)
BOS (juta siswa)Ruang kelas (ribu
kelas)
(Kemenag)(Pembangunan baru dan rehab
(Kemenag dan Kemendikbud)
(Kemenag dan Kemendikbud) (Kemenag dan Kemenristekdikti)
2015 : 274,5
2016 : 324
2015 : 7,9
2016 : 8,0
2015 : 20,5
2016 : 20,7
2015 : 21,6
2016 : 28,4
Sumber: DJA, Kementerian Keuangan
BEBERAPA CAPAIAN OUTPUT PRIORITAS
SEKTOR KESEHATAN (2015 – 2016)
Kartu Indonesia Sehat (PBI) - jiwa
Prevalensi stunting (pendek/ sangat
pendek) pada anak bawah dua tahun
2015 : 86,4 juta
2016 : 91,1 juta
2015 : 29,0 %
2016 : 26,1 %
Persentase ketersediaan obat dan
vaksin di Puskesmas
Imunisasi Dasar Lengkap Anak
Usia 0-11 bulan (juta bayi)
2015 : 3,4
2016 : 4
2015 : 77 %
2016 : 81,5 %
30
Sumber: DJA, Kementerian Keuangan
Irigasi & Pertanian
• Baru:
5.000 Ha
• Rehab: 755.200 Ha
• 10.000 unit embung
• Rehab kelas: 27.140
unit
• Ruang Kelas Baru:
3.590 unit
Pendidikan Jalan
Kondisi Mantap:
Provinsi: 71,75%
Kab/Kota: 60,76%
• Rumah Sakit: 453
unit
• Puskesmas : 5.059
unit
Kesehatan
Air Minum
49.000 rumah
Utk masyarakat
miskin
Perumaha
n
• 448 Sambungan Air Minum
bagi 716.352 rumah tangga.
• Akses air minum layak bagi
688.436 rumah tangga
• 169.500 Sambungan RT
• 1.026 unit IPAL Usaha Skala
Kecil
• 348.000 unit tangki septik
individu
• TPS 3R sebanyak 700 unit.
Sanitasi
TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
…untuk mendukung pembangunan infrastruktur Daerah antara lain melalui DAK Fisik..
31
Sumber: DJA, Kementerian Keuangan
Sumber: BPS
LAPANGAN KERJA DALAM KURUN 2013-2016
112.76
114.63 114.82
118.41
5.56
5.02
4.78
5.02
0.35 0.37
0.04
0.72
0
1
2
3
4
5
6
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
2013 2014 2015 2016
Pertumbuhan Ekonomi Mampu
Menciptakan Lapangan Kerja
Bekerja (Juta org)
Pert. Ekonomi (%)
Lap. Kerja per 1% Growth (Juta)
7.41 7.24 7.56 7.03
6.17
5.94
6.18
5.61
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
5.8
5.9
6
6.1
6.2
6.3
6.7
6.8
6.9
7.0
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
2013 2014 2015 2016
Jumlah dan Tingkat Pengangguran
Penganggur (Juta org) TPT (%)
• Jumlah orang yang bekerja meningkat dari 112,76 juta orang menjadi 118,41 juta orang
selama kurun 2013-2016
• Lapangan kerja juga mengalami tren peningkatan dengan pertumbuhan tertinggi pada
tahun 2016
32
Sumber: Kementerian Keuangan
Mass Rapid Transit Jakarta
 Pembangunan MRT Jakarta dibiayai melalui pinjaman luar negeri JICA
(Phase I) sebesar JPY125.2miliar
33
Kapasitas angkut 412 ribu penumpang/hari,
148 juta/tahun
48 ribu lapangan kerja baru pada masa konstruksi
Waktu tempuh Lebak Bulus - Bundaran HI turun menjadi 30
menit
Sumber: jakartamrt
Kapasitas air 1,7 miliar m3 volume per tahun
90.000 hektar jaringan irigasi dan air baku 3.000 liter per
detik
Listrik 110 MW
Pengamanan banjir 14.000 hektar
 Pembangunan Waduk Jatigede dibiayai melalui pinjaman luar negeri dari China
sebesar USD332,6juta
Waduk Jatigede
PEMANFAATAN PINJAMAN PROYEK
…pinjaman diarahkan untuk membiayai proyek yang secara langsung dinikmati masyarakat..
PEMANFAATAN SBSN PROJECT
FINANCING
…pemanfaatan SBSN diarahkan untuk membiayai proyek sesuai prinsip syariah...
Pembangunan Jalur KA (Double Track) Cirebon –
Kroya
34
Meningkatkan kapasitas lintas
kereta api per hari
Upaya mewujudkan roadmap to
zero accident
Memperlancar persilangan kereta
api dari dan ke Jakarta
Meningkatkan perekonomian dan
kesejahteraan rakyat melalui
penyediaan infrastruktur
transportasi
!
Sumber: Kemenhub
 dibiayai melalui SBSN pembiayaan proyek
sebesar Rp.800miliar.
PEMANFAATAN UTANG
35
3636
Beberapa Sasaran di 2018 (sementara)
Pembangunan dan Preservasi
Jalan
Pembangunan jalur KA
Pembangunan bandara udara baru
Pembangunan LRT (lanjutan)
Penyediaan dan
Peningkatan kualitas
Perumahan
Masyarakat
Berpenghasilan
Rendah
865 km• Pembangunan Jalan Baru
25 km• Pembangunan jalan tol
8 lokasi (penyelesaian dan lanjutan)
23 km’sp
13.405 unit• Pembangunan
Rusun
180,0 ribu
unit
• Bantuan Stimulan
(peningkatan/
pembangunan)
• Pembangunan Jembatan
Informasi dan
Telekomunikasi
• Pembangunan BTS di daerah
blankspot, terutama daerah 3T
• Pembangunan desa broadband terpadu 100 lokasi
380 lokasi
8.695 m
Kemen
PUPERA
107.4
Kemenhub
48.2
Investasi
Pemerintah
(PMN &
LMAN)
41.5
Lainnya
179.7
Alokasi Belanja Infra 2018
(Total Rp 410.7 Tn)
Kebutuhan Infrastruktur 2015-2019 & pendanaan
Total kebutuhan
2015-2019
Rp4.796,2 T
SWASTA 36,5%
BUMN 22,2%
APBN + APBD 41,3%
Antara lain didukung oleh pengalokasian
Penyertaan Modal Negara (PMN) oleh
Pemerintah
Termasuk skema Kerja Sama Pemerintah
dan Badan Usaha (KPBU)
Beberapa fasilitas yang tersedia Viability Gap
Fund (VGF), Project Development Fund (PDF),
Availability Payment (AP), dan Penjaminan
620 km’sp
BELANJA INFRASTRUKTUR PEMERINTAH
untuk pemerataan pembangunan dan perbaikan konektivitas. Mengejar ketertinggalan (gap)
Indonesia terhadap penyediaan infrastruktur
PENGELOLAAN
UTANG
PEMERINTAH
Sumber: World Economic Outlook – IMF, April 2017, diolah
37
Rasio Utang per Kapita dan PDB per Kapita, 2016
Japan US UK
German
y
Brazil
Argenti
na
Mexico China Turkey S Africa
Thailan
d
Russia India
Indones
ia
Philippi
nes
Utang per Kapita (US$) 93,095 61,658 35,745 28,346 6,841 6,409 4,963 3,751 3,122 2,658 2,460 1,523 1,200 1,004 984
PDB per Kapita (US$) 38,917 57,436 40,096 41,902 8,727 12,503 8,555 8,113 10,743 5,261 5,899 8,929 1,723 3,604 2,924
-
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
80,000
90,000
100,000
UTANG PUBLIK INDONESIA SALAH SATU YANG PALING
RENDAH
… menciptakan ketahanan dan kesinambungan fiscal..
INSTRUMEN
PINJAMAN DALAM
RUPIAH (2017)
237
451 437 581 611 568 582 645 653 609 652 853 754 779 816 880
1.112 1.131
1.410 1.496
-
100
502
652 661 655 649 653 659 693 737
784 836 903 993
1.098
1.264
1.478
1.755
2.019
(500)
-
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Triliun
KOMPOSISI UTANG
Valas Rupiah
PEMILIK SBN
RUPIAH TRADABLE
(2017)
38
Sumber: Kementerian Keuangan (Okt 2017)
KOMPOSISI PINJAMAN
38%
62%
Non Resident
89.7%
10.1%
0.2%
SBN Tradable
SBN non Tradable
Pinjaman Dalam
Negeri
PERKEMBANGAN OUTSTANDING DAN KEPEMILIKAN
UTANG
... 62 % Utang Pemerintah Kepada Investor Dalam Negeri….
BERAPA UTANG YANG HARUS DITANGGUNG OLEH
SETIAP WARGA NEGARA?
39
Sumber: howmuch.net
Indonesia
$1K
Apakah setiap warga
negara secara langsung
menanggung utang
tersebut?
Jawabannya TIDAK
Produktifitas suatu
negaralah yang akan
menjadi JAMINAN
UTANG PEMERINTAH TERBESAR DI DUNIA DISUMBANG OLEH
NEGARA-NEGARA MAJU
…dibandingkan negara lain porsi utang Indonesia sangat kecil..
40
Indonesia memiliki
share sebesar
0.4%
Utang baru hanya diberikan oleh
Pemberi Pinjaman jika MEREKA
percaya bahwa Penerima Utang
mampu Membayar,
Mengapa Pemberi Pinjaman
PERCAYA kepada INDONESIA? Ada
yang Bisa memberi Jawaban?
4141
Beberapa Sasaran di 2018 (sementara)
Pembangunan dan Preservasi
Jalan
Pembangunan jalur KA
Pembangunan bandara udara baru
Pembangunan LRT (lanjutan)
Penyediaan dan
Peningkatan kualitas
Perumahan
Masyarakat
Berpenghasilan
Rendah
865 km• Pembangunan Jalan Baru
25 km• Pembangunan jalan tol
8 lokasi (penyelesaian dan lanjutan)
23 km’sp
13.405 unit• Pembangunan
Rusun
180,0 ribu
unit
• Bantuan Stimulan
(peningkatan/
pembangunan)
• Pembangunan Jembatan
Informasi dan
Telekomunikasi
• Pembangunan BTS di daerah
blankspot, terutama daerah 3T
• Pembangunan desa broadband terpadu 100 lokasi
380 lokasi
8.695 m
Kemen
PUPERA
107.4
Kemenhub
48.2
Investasi
Pemerintah
(PMN &
LMAN)
41.5
Lainnya
179.7
Alokasi Belanja Infra 2018
(Total Rp 410.7 Tn)
Kebutuhan Infrastruktur 2015-2019 & pendanaan
Total kebutuhan
2015-2019
Rp4.796,2 T
SWASTA 36,5%
BUMN 22,2%
APBN + APBD 41,3%
Antara lain didukung oleh pengalokasian
Penyertaan Modal Negara (PMN) oleh
Pemerintah
Termasuk skema Kerja Sama Pemerintah
dan Badan Usaha (KPBU)
Beberapa fasilitas yang tersedia Viability Gap
Fund (VGF), Project Development Fund (PDF),
Availability Payment (AP), dan Penjaminan
620 km’sp
BELANJA INFRASTRUKTUR PEMERINTAH
untuk pemerataan pembangunan dan perbaikan konektivitas. Mengejar ketertinggalan (gap)
Indonesia terhadap penyediaan infrastruktur
STRATEGI
PENGELOLAAN
UTANG
SIKLUS PENGELOLAAN UTANG
…Pengelolaan utang yang prudent mendukung kesinambungan fiskal
42
Sumber: Kementerian Keuangan
Strategi
Utang
Jangka
Menenga
h
Monitorin
g Kinerja
Risiko &
Portofolio
Utang
APBN
(Pembiaya
an Utang)
Strategi
Tahunan
• Kebijakan umum pengelolaan
utang
• Target portofolio jangka
menengah
• Jangka waktu 5 tahun, dapat
ditinjau kembali setiap tahun
• Target pembiayaan tahunan
(defisit, refinancing, dll)
• Pedoman untuk eksekusi
pengelolaan utang untuk
tahun ybs.
Target portofolio tahunan
(komposisi, struktur
instrumen, target
indikator)
• Dilakukan secara
triwulanan berdasarkan
target dalam Strategi
Tahunan
• Input untuk Strategi
berikutnya (jangka
menengah dan tahunan)
Jangka waktu 1 tahun, dapat ditinjau
kembali di tengah tahun berdasarkan
penyesuaian target APBN dan
perkembangan kondisi pasar
Jangka waktu 1
tahun, dapat direvisi
selama siklus APBN
Medium Term Budget
Framework
(Kerangka Anggaran
Jangka Menengah)
Medium Term Fiscal
Framework
(Kerangka Fiskal Jangka
Menengah)
STRATEGI PENGELOLAAN PEMBIAYAAN
APBN
..upaya untuk menciptakan pengelolaan utang yang transparan, akuntabel dan kredibel…
43
2.
Mendukung
pengemba-
ngan pasar
keuangan
3. Meningkatkan
transparansi dan
akuntabilitas
pengelolaan
kebijakan
pembiayaan
1. Memenuhi
pembiayaan
pada tingkat
biaya dan
risiko yang
optimal
Tujuan Umum
• Memperhatikan timing
dan menyesuaikan
kebutuhan kas
• Tergantung hasil
lelang
• Kondisi pasar
• Pengadaan
pinjaman
kegiatan;
• Penerbitan
sukuk berbasis
proyek
Langsung:
• Penerusan
Pinjaman
Tidak Langsung:
• Penjaminan
Pemerintah
• Cadangan risiko
fiskal
• Investasi
Pemerintah
dan/atau PMN
• Shortening
duration
• Optimalisasi
pinjaman
tunai
• Refinancing;
• Reprofiling (melalui
penerbitan, switching
and buyback)
Strategi
Pengelolaan
Utang
Menjaga
rasio
Utang/PDB
dibawah
threshold
Mengelola
portofolio
utang
pemerintah
Mendorong
pemanfaata
n utang
untuk
kegiatan
produktif
Mengelola
arus kas
negara
Mendorong
upaya
pendalaman
pasar
domestik
dan
perluasan
basis
investor
Membiayai
pengeluara
n
pembiayaa
n
Sumber: Kementerian Keuangan
EXERCISE TARGET INDIKATOR RISIKO DALAM 4 TAHUN KE
DEPAN (2018-2021)
Porsi Utang Valas (%) Porsi Tingkat Bunga Tetap (%)
Porsi Utang Jatuh Tempo 1
Tahun (%)
Average Time to Maturity
(ATM) (years)
Rasio Utang thd PDB (%)
Rasio Pembayaran Bunga
Utang thd PDB (%)
44
Sumber: Kementerian Keuangan
...pengelolaan pembiayaan APBN makin kuat dan aman karena indikator risiko dan biaya
utang semakin membaik…
PERINGKAT KREDIT INDONESIA
Fitch Investment grade sejak 15
Desember 2011
Moody’s Investment grade sejak
18 Januari 2012
S&P’s Investment grade sejak
19 Mei 2017
45
PREDIKAT LAYAK INVESTASI UNTUK INDONESIA DARI
S&P, MOODY’S, DAN FITCH RATINGS
Predikat layak investasi merupakan salah satu bentuk apresiasi kinerja pengelolaan utang
pemerintah
4646
Beberapa Sasaran di 2018 (sementara)
Pembangunan dan Preservasi
Jalan
Pembangunan jalur KA
Pembangunan bandara udara baru
Pembangunan LRT (lanjutan)
Penyediaan dan
Peningkatan kualitas
Perumahan
Masyarakat
Berpenghasilan
Rendah
865 km• Pembangunan Jalan Baru
25 km• Pembangunan jalan tol
8 lokasi (penyelesaian dan lanjutan)
23 km’sp
13.405 unit• Pembangunan
Rusun
180,0 ribu
unit
• Bantuan Stimulan
(peningkatan/
pembangunan)
• Pembangunan Jembatan
Informasi dan
Telekomunikasi
• Pembangunan BTS di daerah
blankspot, terutama daerah 3T
• Pembangunan desa broadband terpadu 100 lokasi
380 lokasi
8.695 m
Kemen
PUPERA
107.4
Kemenhub
48.2
Investasi
Pemerintah
(PMN &
LMAN)
41.5
Lainnya
179.7
Alokasi Belanja Infra 2018
(Total Rp 410.7 Tn)
Kebutuhan Infrastruktur 2015-2019 & pendanaan
Total kebutuhan
2015-2019
Rp4.796,2 T
SWASTA 36,5%
BUMN 22,2%
APBN + APBD 41,3%
Antara lain didukung oleh pengalokasian
Penyertaan Modal Negara (PMN) oleh
Pemerintah
Termasuk skema Kerja Sama Pemerintah
dan Badan Usaha (KPBU)
Beberapa fasilitas yang tersedia Viability Gap
Fund (VGF), Project Development Fund (PDF),
Availability Payment (AP), dan Penjaminan
620 km’sp
BELANJA INFRASTRUKTUR PEMERINTAH
untuk pemerataan pembangunan dan perbaikan konektivitas. Mengejar ketertinggalan (gap)
Indonesia terhadap penyediaan infrastruktur
KESIMPULAN
KESIMPULAN
47
“…Jangan pernah berhenti belajar, dedikasi terbaik tidak akan diberikan jika
berhenti belajar. Jangan pernah menyerah dan jangan pernah lelah untuk
mencintai Indonesia. Mulai hari ini, berjalanlah menjadi seorang pemimpin,
menjadi pandu bagi Ibu Pertiwi…”
Sri Mulyani Indrawati
Menteri Keuangan RI
Terima
Kasih
K E M E N T E R I A N K E U A N G A N
5050
Beberapa Sasaran di 2018 (sementara)
Pembangunan dan Preservasi
Jalan
Pembangunan jalur KA
Pembangunan bandara udara baru
Pembangunan LRT (lanjutan)
Penyediaan dan
Peningkatan kualitas
Perumahan
Masyarakat
Berpenghasilan
Rendah
865 km• Pembangunan Jalan Baru
25 km• Pembangunan jalan tol
8 lokasi (penyelesaian dan lanjutan)
23 km’sp
13.405 unit• Pembangunan
Rusun
180,0 ribu
unit
• Bantuan Stimulan
(peningkatan/
pembangunan)
• Pembangunan Jembatan
Informasi dan
Telekomunikasi
• Pembangunan BTS di daerah
blankspot, terutama daerah 3T
• Pembangunan desa broadband terpadu 100 lokasi
380 lokasi
8.695 m
Kemen
PUPERA
107.4
Kemenhub
48.2
Investasi
Pemerintah
(PMN &
LMAN)
41.5
Lainnya
179.7
Alokasi Belanja Infra 2018
(Total Rp 410.7 Tn)
Kebutuhan Infrastruktur 2015-2019 & pendanaan
Total kebutuhan
2015-2019
Rp4.796,2 T
SWASTA 36,5%
BUMN 22,2%
APBN + APBD 41,3%
Antara lain didukung oleh pengalokasian
Penyertaan Modal Negara (PMN) oleh
Pemerintah
Termasuk skema Kerja Sama Pemerintah
dan Badan Usaha (KPBU)
Beberapa fasilitas yang tersedia Viability Gap
Fund (VGF), Project Development Fund (PDF),
Availability Payment (AP), dan Penjaminan
620 km’sp
BELANJA INFRASTRUKTUR PEMERINTAH
untuk pemerataan pembangunan dan perbaikan konektivitas. Mengejar ketertinggalan (gap)
Indonesia terhadap penyediaan infrastruktur
RESERVE SLIDES
KERANGKA BERPIKIR KEBIJAKAN FISKAL DALAM PEMBANGUNAN
NASIONAL
…Pemerintah berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi..
51
INCOME,CONSUMPTION
TIME
Dissaving by
raising debt
Saving and paying
debt during peak
earning years
Spending
saved
income
Consumption
Kebijakan fiskal berperan untuk menjadi stabilisator bagi
perekonomian, atau bersifat countercyclical…
• saat ekonomi sedang bertumbuh dan berkembang (booming),
Pemerintah dapat menjalankan kebijakan consolidative
(surplus anggaran).
• pada saat krisis, Pemerintah dapat melakukan kebijakan
expansive (deficit anggaran) melalui stimulus fiskal
expansive consolidative expansiveconsolidative
growth
Richard A. Musgrave menyusun pendekatan berdasarkan ‘benefit
principle of equity in debt burden distribution’ …
• biaya investasi untuk kepentingan masyarakat seharusnya
dibebankan kepada pengguna dan penerima manfaat sesuai dengan
proporsi tertentu sesuai dengan fasilitas yang dinikmati
Teori life cycle of savings menyatakan bahwa negara dapat
melakukan consumption smoothing:
• dapat melakukan pinjaman untuk memenuhi kebutuhan pada
waktu penerimaan lebih rendah (dissaving)
• dalam kondisi penerimaan lebih tinggi (saving) maka negara
dapat melakukan pembayaran pinjaman tersebut
Perio
d
Cost/Benefit to
generations
Generation:
cost/benefit share
I 1. 2. 3. 1….………..1/9
II 2. 3. 4. 2….………..2/9
III 3. 4. 5. 3…..………..3/9
4….….……..2/9
5……………1/9
1. The theory of consumption smoothing
2. Pendekatan pertumbuhan ekonomi
3. Thesis of intergeneration equity

More Related Content

Similar to UTANG PEMERINTAH

Sistem rantai pasok konstruksi sislognas samarinda
Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarindaSistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda
Sistem rantai pasok konstruksi sislognas samarindaTogar Simatupang
 
Rencana Pitalebar Indonesia 2014-2019
Rencana Pitalebar Indonesia 2014-2019Rencana Pitalebar Indonesia 2014-2019
Rencana Pitalebar Indonesia 2014-2019The World Bank
 
Sinergi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Pembangunan Nasional
Sinergi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Pembangunan NasionalSinergi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Pembangunan Nasional
Sinergi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Pembangunan NasionalDadang Solihin
 
Sinergi Perencanaan dan Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019
Sinergi Perencanaan dan  Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019Sinergi Perencanaan dan  Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019
Sinergi Perencanaan dan Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019Dadang Solihin
 
Panel iv rakornas 2019 - kementerian perhubungan
Panel iv    rakornas 2019 - kementerian perhubunganPanel iv    rakornas 2019 - kementerian perhubungan
Panel iv rakornas 2019 - kementerian perhubunganJoseph Sitepu
 
Kominfo-Rakor-Kominfo-Jateng (1).pptx
Kominfo-Rakor-Kominfo-Jateng (1).pptxKominfo-Rakor-Kominfo-Jateng (1).pptx
Kominfo-Rakor-Kominfo-Jateng (1).pptxsubditpenanganankonf
 
16122019 pointers musrenbangnas rpjmn 2020 2024 -___
16122019 pointers musrenbangnas rpjmn 2020 2024 -___16122019 pointers musrenbangnas rpjmn 2020 2024 -___
16122019 pointers musrenbangnas rpjmn 2020 2024 -___EroikaSariWidiyatni
 
Ekonomi Digital di Indonesia 2016 - 2019
Ekonomi Digital di Indonesia 2016 - 2019Ekonomi Digital di Indonesia 2016 - 2019
Ekonomi Digital di Indonesia 2016 - 2019Bari Arijono
 
Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdf
Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdfBahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdf
Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdfWEST NUSA TENGGARA
 
1-PAPARAN ASDEP SPBE-UMUM-CAHYONO TRI-KEMENPANRB-converted.pptx
1-PAPARAN ASDEP SPBE-UMUM-CAHYONO TRI-KEMENPANRB-converted.pptx1-PAPARAN ASDEP SPBE-UMUM-CAHYONO TRI-KEMENPANRB-converted.pptx
1-PAPARAN ASDEP SPBE-UMUM-CAHYONO TRI-KEMENPANRB-converted.pptxArifBudiSetiawan13
 
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025Ridho Fitrah Hyzkia
 
Sambutan Kemenhub pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemenhub pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Sambutan Kemenhub pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemenhub pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Panembahan Senopati Sudarmanto
 

Similar to UTANG PEMERINTAH (20)

Meeting wamen renstra 301013 (1)
Meeting wamen renstra 301013 (1)Meeting wamen renstra 301013 (1)
Meeting wamen renstra 301013 (1)
 
Meeting wamen renstra 301013 (1)
Meeting wamen renstra 301013 (1)Meeting wamen renstra 301013 (1)
Meeting wamen renstra 301013 (1)
 
Meningkatkan konektivitas transportasi sulawesi 2018
Meningkatkan konektivitas transportasi sulawesi 2018Meningkatkan konektivitas transportasi sulawesi 2018
Meningkatkan konektivitas transportasi sulawesi 2018
 
Transportasi merupakan urat nadi pertumbuhan ekonomi
Transportasi merupakan urat nadi pertumbuhan ekonomiTransportasi merupakan urat nadi pertumbuhan ekonomi
Transportasi merupakan urat nadi pertumbuhan ekonomi
 
Sistem rantai pasok konstruksi sislognas samarinda
Sistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarindaSistem rantai pasok konstruksi   sislognas samarinda
Sistem rantai pasok konstruksi sislognas samarinda
 
Rencana Pitalebar Indonesia 2014-2019
Rencana Pitalebar Indonesia 2014-2019Rencana Pitalebar Indonesia 2014-2019
Rencana Pitalebar Indonesia 2014-2019
 
Sinergi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Pembangunan Nasional
Sinergi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Pembangunan NasionalSinergi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Pembangunan Nasional
Sinergi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Pembangunan Nasional
 
Sinergi Perencanaan dan Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019
Sinergi Perencanaan dan  Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019Sinergi Perencanaan dan  Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019
Sinergi Perencanaan dan Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019
 
Strategi pencapaian rencana kerja pemerintah dan penganggarannya tahun 2018
Strategi pencapaian rencana kerja pemerintah dan penganggarannya tahun 2018Strategi pencapaian rencana kerja pemerintah dan penganggarannya tahun 2018
Strategi pencapaian rencana kerja pemerintah dan penganggarannya tahun 2018
 
Panel iv rakornas 2019 - kementerian perhubungan
Panel iv    rakornas 2019 - kementerian perhubunganPanel iv    rakornas 2019 - kementerian perhubungan
Panel iv rakornas 2019 - kementerian perhubungan
 
Kominfo-Rakor-Kominfo-Jateng (1).pptx
Kominfo-Rakor-Kominfo-Jateng (1).pptxKominfo-Rakor-Kominfo-Jateng (1).pptx
Kominfo-Rakor-Kominfo-Jateng (1).pptx
 
Bahan prentaibogor pak max
Bahan prentaibogor pak maxBahan prentaibogor pak max
Bahan prentaibogor pak max
 
16122019 pointers musrenbangnas rpjmn 2020 2024 -___
16122019 pointers musrenbangnas rpjmn 2020 2024 -___16122019 pointers musrenbangnas rpjmn 2020 2024 -___
16122019 pointers musrenbangnas rpjmn 2020 2024 -___
 
Ekonomi Digital di Indonesia 2016 - 2019
Ekonomi Digital di Indonesia 2016 - 2019Ekonomi Digital di Indonesia 2016 - 2019
Ekonomi Digital di Indonesia 2016 - 2019
 
Sinergi mendukung konektivitas untuk peningkatan, percepatan, dan pemerataan ...
Sinergi mendukung konektivitas untuk peningkatan, percepatan, dan pemerataan ...Sinergi mendukung konektivitas untuk peningkatan, percepatan, dan pemerataan ...
Sinergi mendukung konektivitas untuk peningkatan, percepatan, dan pemerataan ...
 
Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdf
Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdfBahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdf
Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdf
 
Strategi dan kebijakan peningkatan investasi bidang infrastruktur transportasi
Strategi dan kebijakan peningkatan investasi bidang infrastruktur transportasiStrategi dan kebijakan peningkatan investasi bidang infrastruktur transportasi
Strategi dan kebijakan peningkatan investasi bidang infrastruktur transportasi
 
1-PAPARAN ASDEP SPBE-UMUM-CAHYONO TRI-KEMENPANRB-converted.pptx
1-PAPARAN ASDEP SPBE-UMUM-CAHYONO TRI-KEMENPANRB-converted.pptx1-PAPARAN ASDEP SPBE-UMUM-CAHYONO TRI-KEMENPANRB-converted.pptx
1-PAPARAN ASDEP SPBE-UMUM-CAHYONO TRI-KEMENPANRB-converted.pptx
 
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
 
Sambutan Kemenhub pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemenhub pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Sambutan Kemenhub pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemenhub pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
 

More from Beta Uliansyah

TRANSFER KE DAERAH DAN DESA SOLUSI BANGSA SEJAHTERA
TRANSFER KE DAERAH DAN DESA  SOLUSI BANGSA SEJAHTERATRANSFER KE DAERAH DAN DESA  SOLUSI BANGSA SEJAHTERA
TRANSFER KE DAERAH DAN DESA SOLUSI BANGSA SEJAHTERABeta Uliansyah
 
STRATEGI MENCAPAI OPINI WTP LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP)
STRATEGI MENCAPAI OPINI WTP LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP)STRATEGI MENCAPAI OPINI WTP LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP)
STRATEGI MENCAPAI OPINI WTP LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP)Beta Uliansyah
 
Crafting and publishing scientific research
Crafting and publishing scientific researchCrafting and publishing scientific research
Crafting and publishing scientific researchBeta Uliansyah
 
Jaringan Komunikasi Pusat dan Daerah
Jaringan Komunikasi Pusat dan DaerahJaringan Komunikasi Pusat dan Daerah
Jaringan Komunikasi Pusat dan DaerahBeta Uliansyah
 
Surat percepatan dak 2014003
Surat percepatan dak 2014003Surat percepatan dak 2014003
Surat percepatan dak 2014003Beta Uliansyah
 
Undangan percepatan dak 2014002
Undangan percepatan dak 2014002Undangan percepatan dak 2014002
Undangan percepatan dak 2014002Beta Uliansyah
 
Lesson learned from detroit bankcruptcy
Lesson learned from detroit bankcruptcyLesson learned from detroit bankcruptcy
Lesson learned from detroit bankcruptcyBeta Uliansyah
 
(Fiscally distressed) municipal merger
(Fiscally distressed) municipal merger(Fiscally distressed) municipal merger
(Fiscally distressed) municipal mergerBeta Uliansyah
 
Lampiran PMK 165 Tahun 2013
Lampiran PMK 165 Tahun 2013Lampiran PMK 165 Tahun 2013
Lampiran PMK 165 Tahun 2013Beta Uliansyah
 
Mekanisme Transfer ke Daerah TA 2013
Mekanisme Transfer ke Daerah TA 2013Mekanisme Transfer ke Daerah TA 2013
Mekanisme Transfer ke Daerah TA 2013Beta Uliansyah
 
Undangan sosialisasi kebijakan penyaluran anggaran transfer ke daerah
Undangan sosialisasi kebijakan penyaluran anggaran transfer ke daerahUndangan sosialisasi kebijakan penyaluran anggaran transfer ke daerah
Undangan sosialisasi kebijakan penyaluran anggaran transfer ke daerahBeta Uliansyah
 
Presentasi apbn hijau kamis
Presentasi apbn hijau kamisPresentasi apbn hijau kamis
Presentasi apbn hijau kamisBeta Uliansyah
 
Singapore budgetary system fgd
Singapore budgetary system fgdSingapore budgetary system fgd
Singapore budgetary system fgdBeta Uliansyah
 
Fiscal sustainability in developing asia
Fiscal sustainability in developing asiaFiscal sustainability in developing asia
Fiscal sustainability in developing asiaBeta Uliansyah
 
Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)
Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)
Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)Beta Uliansyah
 
Bahan sos alokasi transfer akhir 14 nov 2012 jkt02
Bahan sos alokasi transfer akhir 14 nov 2012 jkt02Bahan sos alokasi transfer akhir 14 nov 2012 jkt02
Bahan sos alokasi transfer akhir 14 nov 2012 jkt02Beta Uliansyah
 
Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)
Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)
Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)Beta Uliansyah
 

More from Beta Uliansyah (20)

TRANSFER KE DAERAH DAN DESA SOLUSI BANGSA SEJAHTERA
TRANSFER KE DAERAH DAN DESA  SOLUSI BANGSA SEJAHTERATRANSFER KE DAERAH DAN DESA  SOLUSI BANGSA SEJAHTERA
TRANSFER KE DAERAH DAN DESA SOLUSI BANGSA SEJAHTERA
 
STRATEGI MENCAPAI OPINI WTP LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP)
STRATEGI MENCAPAI OPINI WTP LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP)STRATEGI MENCAPAI OPINI WTP LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP)
STRATEGI MENCAPAI OPINI WTP LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP)
 
Crafting and publishing scientific research
Crafting and publishing scientific researchCrafting and publishing scientific research
Crafting and publishing scientific research
 
Jaringan Komunikasi Pusat dan Daerah
Jaringan Komunikasi Pusat dan DaerahJaringan Komunikasi Pusat dan Daerah
Jaringan Komunikasi Pusat dan Daerah
 
Surat percepatan dak 2014003
Surat percepatan dak 2014003Surat percepatan dak 2014003
Surat percepatan dak 2014003
 
Undangan percepatan dak 2014002
Undangan percepatan dak 2014002Undangan percepatan dak 2014002
Undangan percepatan dak 2014002
 
Lesson learned from detroit bankcruptcy
Lesson learned from detroit bankcruptcyLesson learned from detroit bankcruptcy
Lesson learned from detroit bankcruptcy
 
(Fiscally distressed) municipal merger
(Fiscally distressed) municipal merger(Fiscally distressed) municipal merger
(Fiscally distressed) municipal merger
 
Lampiran PMK 165 Tahun 2013
Lampiran PMK 165 Tahun 2013Lampiran PMK 165 Tahun 2013
Lampiran PMK 165 Tahun 2013
 
PMK 165 Tahun 2013
PMK 165 Tahun 2013PMK 165 Tahun 2013
PMK 165 Tahun 2013
 
Mekanisme Transfer ke Daerah TA 2013
Mekanisme Transfer ke Daerah TA 2013Mekanisme Transfer ke Daerah TA 2013
Mekanisme Transfer ke Daerah TA 2013
 
Peng 4 sj 2013
Peng 4 sj 2013Peng 4 sj 2013
Peng 4 sj 2013
 
Pmk 189 ta_2012
Pmk 189 ta_2012Pmk 189 ta_2012
Pmk 189 ta_2012
 
Undangan sosialisasi kebijakan penyaluran anggaran transfer ke daerah
Undangan sosialisasi kebijakan penyaluran anggaran transfer ke daerahUndangan sosialisasi kebijakan penyaluran anggaran transfer ke daerah
Undangan sosialisasi kebijakan penyaluran anggaran transfer ke daerah
 
Presentasi apbn hijau kamis
Presentasi apbn hijau kamisPresentasi apbn hijau kamis
Presentasi apbn hijau kamis
 
Singapore budgetary system fgd
Singapore budgetary system fgdSingapore budgetary system fgd
Singapore budgetary system fgd
 
Fiscal sustainability in developing asia
Fiscal sustainability in developing asiaFiscal sustainability in developing asia
Fiscal sustainability in developing asia
 
Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)
Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)
Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)
 
Bahan sos alokasi transfer akhir 14 nov 2012 jkt02
Bahan sos alokasi transfer akhir 14 nov 2012 jkt02Bahan sos alokasi transfer akhir 14 nov 2012 jkt02
Bahan sos alokasi transfer akhir 14 nov 2012 jkt02
 
Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)
Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)
Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)
 

Recently uploaded

Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 

UTANG PEMERINTAH

  • 1. UTANG PEMERINTAH: BAGAIMANA MENGELOLA AGAR BERMANFAAT BAGI BANGSA Desember 2017 disampaikan oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan R.I
  • 2. OUTLINE I. Tantangan Pembangunan Indonesia  Tujuan Pembangunan  Kualitas SDM Indonesia Relatif Rendah  Terdapat Gap Infrastruktur  Perlu Sinergi Kebijakan II. Kebijakan Fiskal, APBN dan tantangannya  Arah dan strategi kebijakan fiscal  Tantangan Pengelolaan APBN III. Mengapa kita berutang IV. Pemanfaatan Utang  Utang untuk belanja produktif V. Pengelolaan Utang Pemerintah  Capaian pengelolaan utang Pemerintah  Perkembangan outstanding utang dan kepemilikan SBN VI. Strategi Pengelolaan Utang  Siklus Pengelolaan Utang  Strategi Pengelolaan Utang  Predikat Layak Investasi VII. Kesimpulan 2
  • 3. 33 Beberapa Sasaran di 2018 (sementara) Pembangunan dan Preservasi Jalan Pembangunan jalur KA Pembangunan bandara udara baru Pembangunan LRT (lanjutan) Penyediaan dan Peningkatan kualitas Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah 865 km• Pembangunan Jalan Baru 25 km• Pembangunan jalan tol 8 lokasi (penyelesaian dan lanjutan) 23 km’sp 13.405 unit• Pembangunan Rusun 180,0 ribu unit • Bantuan Stimulan (peningkatan/ pembangunan) • Pembangunan Jembatan Informasi dan Telekomunikasi • Pembangunan BTS di daerah blankspot, terutama daerah 3T • Pembangunan desa broadband terpadu 100 lokasi 380 lokasi 8.695 m Kemen PUPERA 107.4 Kemenhub 48.2 Investasi Pemerintah (PMN & LMAN) 41.5 Lainnya 179.7 Alokasi Belanja Infra 2018 (Total Rp 410.7 Tn) Kebutuhan Infrastruktur 2015-2019 & pendanaan Total kebutuhan 2015-2019 Rp4.796,2 T SWASTA 36,5% BUMN 22,2% APBN + APBD 41,3% Antara lain didukung oleh pengalokasian Penyertaan Modal Negara (PMN) oleh Pemerintah Termasuk skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Beberapa fasilitas yang tersedia Viability Gap Fund (VGF), Project Development Fund (PDF), Availability Payment (AP), dan Penjaminan 620 km’sp BELANJA INFRASTRUKTUR PEMERINTAH untuk pemerataan pembangunan dan perbaikan konektivitas. Mengejar ketertinggalan (gap) Indonesia terhadap penyediaan infrastruktur TANTANGAN PEMBANGUNAN INDONESIA
  • 4. 4 TUJUAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING MENGURANGI KETIMPANGAN MENGENTASKAN KEMISKINAN MASYARAKAT YANG ADIL DAN MAKMUR (Ekonomi & Pembangunan Inklusif) 4 Fundamental Ekonomi Harus Terjaga Kebijakan Harus Mendukung
  • 5. 5 0.360 0.350 0.370 0.380 0.410 0.410 0.413 0.406 0.408 0.394 0.393 2007 2009 2011 2013 2015 2017 GINI Ratio Poverty Rate (%) Unemployment Rate (%) 9.8 8.5 8.1 7.4 7.0 6.4 5.9 5.7 5.8 5.6 5.5 2007 2009 2011 2013 2015 2017 16.6 15.4 14.2 13.3 12.5 12 11.4 11.3 11.2 10.7 10.64 2007 2009 2011 2013 2015 2017 Tantangan - Perubahan ekonomi  struktur lapangan kerja - Skill mismatch - 4th Industrial Revolution (automasi, artifical intelligence) Tantangan - Akses pangan, kesehatan, dan pendidikan bagi orang miskin - Perubahan iklim  harga pangan Tantangan - Disparitas akses permodalan - Kondisi geografis Target Gini ratio 2018 0,38 Target Kemiskinan 2018 9,5% - 10% Target pengangguran 2018 5,0%-5,3% IPM : 71,5 5 MESKIPUN FUNDAMENTAL EKONOMI BAIK, TANTANGAN PEMBANGUNAN MASIH TINGGI
  • 6. 0.77 0.76 0.74 0.74 0.69 Turkey Meksiko Thailand China Indonesia Indeks Pembangunan Manusia 75.50 77.00 74.60 76.00 69.10 Turkey Meksiko Thailand China Indonesia Angka Harapan Hidup 14.60 13.30 13.60 13.50 12.90 Turkey Meksiko Thailand China Indonesia Angka Harapan Lama Sekolah PEMBANGUNAN MANUSIA INDONESIA (2015) …bonus demografi belum dimanfaatkan optimal Kondisi terkini Indonesia VS negara peers 6 34% 66% Penduduk Indonesia Tahun 2016 berdasarkan kelompok usia 16 - 63 Tahun <15 & >64 Tahun 66% atau 170 juta jiwa penduduk Indonesia masuk dalam kategori usia produktif
  • 7. 7 556 538 532 525 523 518 516 509 496 493 425 421 416 403 401 360.00420.00480.00540.00600.00 Singapore Japan Chinese Taipei Vietnam Hong Kong… B-S-J-G (China) Korea United Kingdom United States OECD average Turkey Thailand Mexico Indonesia Brazil 7 Programme for International Student Assessment Score sumber : OECD “the performance of Indonesian students (girls and boys) in science, mathematics and reading is one of the lowest among PISA-participating countries with an average ranking of 62 out of 69 countries” Science Reading Mathematics PISA SCORE INDONESIA 2015 564 532 542 495 548 531 524 492 470 490 420 415 408 386 377 360.00420.00480.00540.00600.00 Singapore Japan Chinese… Vietnam Hong Kong… B-S-J-G… Korea United… United States OECD… Turkey Thailand Mexico Indonesia Brazil 535 516 497 487 527 494 517 498 497 493 428 409 423 397 407 360.00420.00480.00540.00600.00 TANTANGAN PEMBANGUNAN: Kualitas SDM
  • 8. 8 TANTANGAN PEMBANGUNAN: Kualitas SDM ... jumlah lulusan S3 di Indonesia masih sangat sedikit dibandingkan Negara lain…
  • 9. TANTANGAN INFRASTRUKTUR GAP ... diperlukan usaha pemerintah yang lebih besar untuk menutup gap penyediaan infrastruktur Brazil Rusia India China Indonesia Philippines Malaysia Thailand Vietnam 2 2.5 3 3.5 4 - 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 InfrastructureIndex GDP per capita •gap penyediaan infrastruktur Indeks rata-rata ….penyediaan infrastruktur Indonesia masih di bawah rata-rata negara lain yang setara, sehingga perlu diakselerasi untuk mengejar ketertinggalan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi…. 9
  • 10. AKIBAT INFRASTRUKTUR GAP …ongkos kirim container ke Hamburg (berjarak hampir 12.000 km) lebih murah daripada ongkos pengiriman ke Padang (berjarak hanya 1.000 km)… 10 (Source : Domestic Logistic Company) : jarak dari Jakarta : biaya/ongkos
  • 11. 11 KEBUTUHAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 2015-2019 BUMN (22.23%) KPBU (36.52%) Skema pembiayaan alternatif APBN/APBD- termasuk pinjaman (41.25%) Source : Bappenas, 2015 • Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) merupakan salah satu skema pendanaan alternatif yang diharapkan dapat menyediakan layanan infrastruktur dengan lebih efisien dan terukur • Sesuai dengan nawacita dan arah pembangunan nasional, sektor perhubungan, listrik dan energi, komunikasi serta perumahan rakyat merupakan sektor-sektor prioritas. Infrastruktur Dasar Pem. Pusat & Daerah BUMN Swasta Total IDR Triliun Konektivitas 1003 379,2 445 1827,2 Kelistrikan 124,3 596,5 786,5 1507,3 Komunikasi, Air dan Perumahan 851,3 90,5 519,9 1461,7 Total 1978,6 1066,2 1751,4 4796,2 Investasi Infrastruktur Prioritas IDR 4.796,2 Triliun …diperlukan terobosan baru dalam menciptakan alternative sumber pembiayaan..
  • 12. 12 Jika prasyarat tidak terpenuhi, demographic dividend dapat berubah menjadi demographic burden PotensiPrasyarat POTENSI INDONESIA di 2045 • Penduduk 309 juta jiwa • Usia produktif 52% • 75% tinggal di kota • 80% kelas menengah • Ekonomi ke-5 terbesar di dunia • Pendapatan per kapita US$29.300 • Struktur ekonomi bergeser pada sektor bernilai tambah tinggi • 73% kue ekonomi di sektor jasa DEMOGRAFI EKONOMI Kesiapan teknologi Kualitas SDM Sumber Daya Ekonomi & Keuangan (APBN) Kesiapan infrastruktur Tata ruang wilayah Kelembagaan Pemerintah INVESTASI SEDARI DINI! kunci 12 SEGALA TANTANGAN HARUS SEGERA DIATASI AGAR INDONESIA DAPAT MENCAPAI POTENSI PEMBANGUNAN SECARA OPTIMAL
  • 13. 1313 PEMBANGUNA N EKONOMI INKLUSIF FISKAL/ APBN MONETE R SEKTOR RIIL APBN yang produktif Pendapatan Negara Belanja Negara Pembiayaan/Utang Stabilitas Harga (Inflasi) Stabilitas Nilai Tukar Uang beredar Suku bunga Iklim Investasi Daya Beli Ketenagakerjaan Perdagangan Industri Hukum dan Keamanan Politik Global/ Eksternal PERLU ADA SINERGI KEBIJAKAN DI SEMUA SEKTOR UNTUK MENGATASI TANTANGAN PEMBANGUNAN
  • 14. 1414 Beberapa Sasaran di 2018 (sementara) Pembangunan dan Preservasi Jalan Pembangunan jalur KA Pembangunan bandara udara baru Pembangunan LRT (lanjutan) Penyediaan dan Peningkatan kualitas Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah 865 km• Pembangunan Jalan Baru 25 km• Pembangunan jalan tol 8 lokasi (penyelesaian dan lanjutan) 23 km’sp 13.405 unit• Pembangunan Rusun 180,0 ribu unit • Bantuan Stimulan (peningkatan/ pembangunan) • Pembangunan Jembatan Informasi dan Telekomunikasi • Pembangunan BTS di daerah blankspot, terutama daerah 3T • Pembangunan desa broadband terpadu 100 lokasi 380 lokasi 8.695 m Kemen PUPERA 107.4 Kemenhub 48.2 Investasi Pemerintah (PMN & LMAN) 41.5 Lainnya 179.7 Alokasi Belanja Infra 2018 (Total Rp 410.7 Tn) Kebutuhan Infrastruktur 2015-2019 & pendanaan Total kebutuhan 2015-2019 Rp4.796,2 T SWASTA 36,5% BUMN 22,2% APBN + APBD 41,3% Antara lain didukung oleh pengalokasian Penyertaan Modal Negara (PMN) oleh Pemerintah Termasuk skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Beberapa fasilitas yang tersedia Viability Gap Fund (VGF), Project Development Fund (PDF), Availability Payment (AP), dan Penjaminan 620 km’sp BELANJA INFRASTRUKTUR PEMERINTAH untuk pemerataan pembangunan dan perbaikan konektivitas. Mengejar ketertinggalan (gap) Indonesia terhadap penyediaan infrastruktur KEBIJAKAN FISKAL, APBN DAN TANTANGANNYA
  • 15. 1515 Kesejahteraan Masyarakat adil dan makmur SASARAN APBN INSTRUMEN PENDAPATAN • Pajak (sumber penerimaan, redistribusi dan insentif) • Bea Cukai (penerimaan, pengendalian konsumsi, investasi perdagangan) • PNBP (peneriman, pengendalian lingkungan dan SDA, kinerja BUMN) • Hibah BELANJA • Pemerintah Pusat (produktivitas, investasi, konsumsi)  KL  Non KL • Transfer ke Daerah (pemerataan, pemberdayaan daerah) • Dana Desa (pemberdayaan desa) DEFISIT/SURPLUS PEMBIAYAAN • Utang (SBN, pinjaman LN) • Investasi (a.l infrastruktur) APBN ADALAH INSTRUMEN UNTUK MENCIPTAKAN PERTUMBUHAN, KESEJAHTERAAN & PEMERATAAN
  • 16. 16 • Optimalisasi Pendapatan • Quality of spending • Sustainable Financing • Fungsi Alokasi • Fungsi Stabilisasi • Fungsi Distribusi • Aspek Ekonomi • Aspek Sosial • Aspek Lingkungan • Inklusif APBN sehat & berkelanjutan1 Penguatan 3 Fungsi Pokok Kebijakan Fiskal2 Sustainable Development3 Welfare4 • Pertumbuhan ekonomi • Pengurangan o Pengangguran o Kemiskinan o Kesenjangan 16 Teknokrat Politis Administratif • Efisiensi vs partisipasi, • Akurasi informasi dan teknikTantangan • Akomodasi proses politik • Governance • Capaian sasaran • Kecepatan vs governance • Transparansi & akuntabilitas Tantangan Sinergi Proses Penyusunan APBN ARAH DAN STRATEGI KEBIJAKAN FISKAL Menstimulasi perekonomian dan mewujudkan kesejahteraan
  • 17. 17 Penerimaan Proyeksi & Estimasi Membuat estimasi penerimaan yang akurat dan kredibel Peningkatan kapasitas mengumpulkan penerimaan negara Rasio penerimaan perpajakan masih rendah Belanja Komitmen Membuat keputusan belanja yang strategis Mengurangi kemiskinan, kesenjangan, dan pemerataan kesejahteraan Memerangi inefisensi dan korupsi Pembiayaan Sustainability Reformasi sektor keuangan, e.g. Melalui pendalaman pasar keuangan Memprioritaskan belanja produktif dan mendukung pembangunan Mendukung keuangan inklusif Diimbangi dengan stabilitas sistem keuangan REFORMASI FISKAL YANG KOMPREHENSIF UNTUK OPTIMALISASI PENDAPATAN, BELANJA YANG BERKUKALITAS, SERTA PEMBIAYAAN YANG SUSTAINABLE 17 Menjaga disiplin fiskal (tingkat defisit & utang) TANTANGAN PENGELOLAAN APBN Dalam menciptakan APBN yang kredibel
  • 18. 1818
  • 20. MENGAPA PERLU BERUTANG? Utang diperlukan agar pemerintah dapat menjalankan fungsi penting dan mendesak dengan lebih cepat (tanpa penundaan) Menjaga momentum & menghindari Opportunity Loss Memberikan legacy (warisan) yang baik untuk generasi selanjutnya Menjaga dan mempercepat pertumbuhan ekonomi Mengembangkan pasar keuangan •Beberapa kebutuhan belanja tidak bisa ditunda,  misalnya penyediaan fasilitas kesehatan dan ketahanan pangan •Penundaan hanya akan mengakibatkan biaya/kerugian yang lebih besar di masa datang • Beberapa belanja saat ini diperlukan/dinikmati oleh generasi mendatang  misalnya belanja pendidikan dan infrastruktur • Golden rule: Utang untuk investasi dapat memenuhi keadilan antar generasi karena akan mewariskan aset bagi generasi mendatang • Legacy yang baik muncul apabila utang digunakan untuk membiayai hal-hal yang produktif • Tanpa utang ekonomi Indonesia tidak bisa tumbuh pada level saat ini • Study BKF: jika rasio utang terhadap PDB ditahan pada level 23% maka rata-rata pertumbuhan ekonomi 2013- 2016 akan berada di bawah 5%. Mempertahankan rasio utang terhadap PDB pada level 23% berarti menghilangkan kesempatan penciptaan lapangan kerja 150-200 ribu orang dalam kurun waktu 2013- 2016 •Menyediakan benchmark bagi industri keuangan •Menyediakan alternatif investasi bagi masyarakat •Membantu BI dalam kegiatan operasi moneter
  • 21. PENGADAAN UTANG DILAKUKAN SECARA PRUDENT, TERUKUR DAN SUSTAIN Undang Undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 12 ayat 3 mengatur bahwa • Defisit anggaran dibatasi maksimal 3% dari Produk Domestik Bruto • Jumlah utang dibatasi maksimal 60% dari Produk Domestik Bruto
  • 22. PERKEMBANGAN DEFICIT DAN JUMLAH UTANG 22 Defisit APBN Rasio Utang -46.8 -153.3 -211.6 -226.6 -298.4 -308.3 -362.8 -325.9 -0.68 -1.07 -1.78 -2.21 -2.14 -2.58 -2.35 -2.66 -2.19 -3 -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0 -400 -350 -300 -250 -200 -150 -100 -50 0 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 defisit APBN %thdPDB 1681 1808 1977.7 2375.5 2608.8 3165.1 3515 3852 30 26 23 24.9 24.7 27.4 28.3 28.1 0 5 10 15 20 25 30 35 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Utang % thd PDB Realisasi deficit dan utang masih di bawah amanat Undang Undang..
  • 23. 259.7 0.0 500.0 1000.0 1500.0 2000.0 2500.0 OUTSTANDING UTANG INDONESIA 2016 23 Outstanding utang Indonesia masih lebih rendah dari Negara-Negara lain Jumlah outstanding utang paling tinggi adalah Amerika Serikat yang mencapai USD19,934.1 miliar dan Jepang sebesar USD11,813.8miliar (equivalent USD MILIAR)
  • 24. Sumber: World Economic Outlook – IMF April 2017, CEIC, Kemenkeu diolah INDONESIA: DEFISIT KECIL, PERTUMBUHAN TINGGI ..tambahan utang lebih sedikit, namun manfaat pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibanding Negara G-20.. Rata-rata defisit & pertumbuhan satu dekade terakhir 24  Pertumbuhan PDB Defisit fiskal 1.2 9.0 5.6 4.8 2.2 2.7 2.1 -0.6 7.4 2.2 2.1 1.1 0.5 1.3 -0.7 -1.1 -1.6 -2.1 -2.7 -2.8 -3.1 -3.1 -3.5 -3.3 -4.3 -6.2 -6.4 -6.7 -8.0 -6.0 -4.0 -2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 Germany China Indonesia Turkey Argentina Australia SouthAfrica Italy India Mexico Brazil UnitedKingdom Japan UnitedStates
  • 25. 2525 Beberapa Sasaran di 2018 (sementara) Pembangunan dan Preservasi Jalan Pembangunan jalur KA Pembangunan bandara udara baru Pembangunan LRT (lanjutan) Penyediaan dan Peningkatan kualitas Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah 865 km• Pembangunan Jalan Baru 25 km• Pembangunan jalan tol 8 lokasi (penyelesaian dan lanjutan) 23 km’sp 13.405 unit• Pembangunan Rusun 180,0 ribu unit • Bantuan Stimulan (peningkatan/ pembangunan) • Pembangunan Jembatan Informasi dan Telekomunikasi • Pembangunan BTS di daerah blankspot, terutama daerah 3T • Pembangunan desa broadband terpadu 100 lokasi 380 lokasi 8.695 m Kemen PUPERA 107.4 Kemenhub 48.2 Investasi Pemerintah (PMN & LMAN) 41.5 Lainnya 179.7 Alokasi Belanja Infra 2018 (Total Rp 410.7 Tn) Kebutuhan Infrastruktur 2015-2019 & pendanaan Total kebutuhan 2015-2019 Rp4.796,2 T SWASTA 36,5% BUMN 22,2% APBN + APBD 41,3% Antara lain didukung oleh pengalokasian Penyertaan Modal Negara (PMN) oleh Pemerintah Termasuk skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Beberapa fasilitas yang tersedia Viability Gap Fund (VGF), Project Development Fund (PDF), Availability Payment (AP), dan Penjaminan 620 km’sp BELANJA INFRASTRUKTUR PEMERINTAH untuk pemerataan pembangunan dan perbaikan konektivitas. Mengejar ketertinggalan (gap) Indonesia terhadap penyediaan infrastruktur PEMANFAATAN UTANG
  • 26. PEMANFAATAN UTANG untuk Sektor Infrastruktur, Pendidikan, Kesehatan, Perlindungan Sosial, DAK Fisik dan Dana Desa 1. Realisasi belanja infrastruktur tumbuh signifikan terutama mulai tahun 2015. 2. Pemerintah juga memanfaatkan utang untuk pemenuhan belanja pendidikan dan kesehatan yang masing-masing tetap dijaga 20 persen dan 5 persen terhadap APBN. 3. Peningkatan utang memungkinkan Pemerintah untuk menambah alokasi belanja DAK Fisik dan Dana Desa serta Perlindungan Sosial. Perkembangan Pembiayaan Utang (neto), Anggaran Infrastruktur, Pendidikan, Kesehatan, Perlindungan Sosial, DAK Fisik dan Dana Desa 26 Sumber: Kementerian Keuangan 255.7 380.9 403.0 384.7 154.7 256.1 269.1 387.7 353.4 390.1 370.4 416.1 59.7 65.9 92.3 104.1 13.1 20.1 121.8 157.7 31.9 75.7 121.9 118.3 - 150.0 300.0 450.0 2014 2015 2016 2017 triliun Rp Pembiayaan Utang (Neto) Infrastruktur Pendidikan Kesehatan Perlindungan Sosial DAK Fisik dan Dana Desa Dalam periode 2014-2017 pembiayaan utang (neto) meningkat sejalan dengan kebijakan ekspansif Pemerintah dalam pembangunan program prioritas terutama pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan terutama mulai tahun 2015.
  • 27. UTANG UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 2012- 2017 ...dalam periode 2015-2017, belanja Pemerintah untuk lebih agresif terutama untuk infrastruktur, perlindungan sosial, dan DAK Fisik dan Dana Desa 27 Kumulatif dalam Periode ∑ Tambahan Utang ∑ Infrastruktur ∑ Pendidikan ∑ Kesehatan ∑ Perlindungan Sosial ∑ DAK Fisik & Dana Desa 315.9 299.6 262.3 1,176. 6 912.9 1,166. 0 - 500.0 1,000.0 1,500.0 2015-2017 [2] Sumber: DJA, Kementerian Keuangan (triliun rupiah) Tambahan utang dan pertumbuhan PDB (triliun rupiah) 1,251 968 784 930 1,020 975 866 1,310 (0) 16 34 82 34 125 25 (18) (40) (20) - 20 40 60 80 100 120 140 - 200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 ∆ PDB Tambahan Utang [RHS] Rasio [2] : [1] 88.6 35.3 145.9 983.2 456.1 609.5 - 500.0 1,000.0 1,500.0 2012-2014 [1] 191% 200% 120% 180% 849% 357%
  • 28. BEBERAPA CAPAIAN OUTPUT PRIORITAS SEKTOR INFRASTRUKTUR (2015 – 2016) Rekonstruksi, Pelebaran, Pembangunan, (tidak termasuk jalan tol) Jalan (km) 2015 : 4.455 2016 : 2.528 Bandara Pembangunan baru, beberapa dalam proses Bendungan Pembangunan baru, beberapa dalam proses 2015 : 29 2016 : 37 Jalur Kereta Api (km’sp) Pembangunan baru (target hingga 2019 = 3.258 km’sp, tidak termasuk LRT Sumsel dan Jabodebek) 2015 : 85 2016 : 114,6 2015 : 99,2 2016 : 111,3 Pembangunan Rusun, Rumah Khusus, dan Rumah Swadaya serta peningkatan kualitas Rumah Swadaya Perumahan (ribu unit) 2015 : 2 2016 : 2 Sumber: DJA, Kementerian Keuangan
  • 29. BEBERAPA CAPAIAN OUTPUT PRIORITAS SEKTOR PENDIDIKAN (2015 – 2016) Kartu Indonesia Pintar (juta siswa) Beasiswa Bidikmisi (ribu siswa) BOS (juta siswa)Ruang kelas (ribu kelas) (Kemenag)(Pembangunan baru dan rehab (Kemenag dan Kemendikbud) (Kemenag dan Kemendikbud) (Kemenag dan Kemenristekdikti) 2015 : 274,5 2016 : 324 2015 : 7,9 2016 : 8,0 2015 : 20,5 2016 : 20,7 2015 : 21,6 2016 : 28,4 Sumber: DJA, Kementerian Keuangan
  • 30. BEBERAPA CAPAIAN OUTPUT PRIORITAS SEKTOR KESEHATAN (2015 – 2016) Kartu Indonesia Sehat (PBI) - jiwa Prevalensi stunting (pendek/ sangat pendek) pada anak bawah dua tahun 2015 : 86,4 juta 2016 : 91,1 juta 2015 : 29,0 % 2016 : 26,1 % Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas Imunisasi Dasar Lengkap Anak Usia 0-11 bulan (juta bayi) 2015 : 3,4 2016 : 4 2015 : 77 % 2016 : 81,5 % 30 Sumber: DJA, Kementerian Keuangan
  • 31. Irigasi & Pertanian • Baru: 5.000 Ha • Rehab: 755.200 Ha • 10.000 unit embung • Rehab kelas: 27.140 unit • Ruang Kelas Baru: 3.590 unit Pendidikan Jalan Kondisi Mantap: Provinsi: 71,75% Kab/Kota: 60,76% • Rumah Sakit: 453 unit • Puskesmas : 5.059 unit Kesehatan Air Minum 49.000 rumah Utk masyarakat miskin Perumaha n • 448 Sambungan Air Minum bagi 716.352 rumah tangga. • Akses air minum layak bagi 688.436 rumah tangga • 169.500 Sambungan RT • 1.026 unit IPAL Usaha Skala Kecil • 348.000 unit tangki septik individu • TPS 3R sebanyak 700 unit. Sanitasi TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA …untuk mendukung pembangunan infrastruktur Daerah antara lain melalui DAK Fisik.. 31 Sumber: DJA, Kementerian Keuangan
  • 32. Sumber: BPS LAPANGAN KERJA DALAM KURUN 2013-2016 112.76 114.63 114.82 118.41 5.56 5.02 4.78 5.02 0.35 0.37 0.04 0.72 0 1 2 3 4 5 6 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 2013 2014 2015 2016 Pertumbuhan Ekonomi Mampu Menciptakan Lapangan Kerja Bekerja (Juta org) Pert. Ekonomi (%) Lap. Kerja per 1% Growth (Juta) 7.41 7.24 7.56 7.03 6.17 5.94 6.18 5.61 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7 5.8 5.9 6 6.1 6.2 6.3 6.7 6.8 6.9 7.0 7.1 7.2 7.3 7.4 7.5 7.6 2013 2014 2015 2016 Jumlah dan Tingkat Pengangguran Penganggur (Juta org) TPT (%) • Jumlah orang yang bekerja meningkat dari 112,76 juta orang menjadi 118,41 juta orang selama kurun 2013-2016 • Lapangan kerja juga mengalami tren peningkatan dengan pertumbuhan tertinggi pada tahun 2016 32 Sumber: Kementerian Keuangan
  • 33. Mass Rapid Transit Jakarta  Pembangunan MRT Jakarta dibiayai melalui pinjaman luar negeri JICA (Phase I) sebesar JPY125.2miliar 33 Kapasitas angkut 412 ribu penumpang/hari, 148 juta/tahun 48 ribu lapangan kerja baru pada masa konstruksi Waktu tempuh Lebak Bulus - Bundaran HI turun menjadi 30 menit Sumber: jakartamrt Kapasitas air 1,7 miliar m3 volume per tahun 90.000 hektar jaringan irigasi dan air baku 3.000 liter per detik Listrik 110 MW Pengamanan banjir 14.000 hektar  Pembangunan Waduk Jatigede dibiayai melalui pinjaman luar negeri dari China sebesar USD332,6juta Waduk Jatigede PEMANFAATAN PINJAMAN PROYEK …pinjaman diarahkan untuk membiayai proyek yang secara langsung dinikmati masyarakat..
  • 34. PEMANFAATAN SBSN PROJECT FINANCING …pemanfaatan SBSN diarahkan untuk membiayai proyek sesuai prinsip syariah... Pembangunan Jalur KA (Double Track) Cirebon – Kroya 34 Meningkatkan kapasitas lintas kereta api per hari Upaya mewujudkan roadmap to zero accident Memperlancar persilangan kereta api dari dan ke Jakarta Meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan rakyat melalui penyediaan infrastruktur transportasi ! Sumber: Kemenhub  dibiayai melalui SBSN pembiayaan proyek sebesar Rp.800miliar.
  • 36. 3636 Beberapa Sasaran di 2018 (sementara) Pembangunan dan Preservasi Jalan Pembangunan jalur KA Pembangunan bandara udara baru Pembangunan LRT (lanjutan) Penyediaan dan Peningkatan kualitas Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah 865 km• Pembangunan Jalan Baru 25 km• Pembangunan jalan tol 8 lokasi (penyelesaian dan lanjutan) 23 km’sp 13.405 unit• Pembangunan Rusun 180,0 ribu unit • Bantuan Stimulan (peningkatan/ pembangunan) • Pembangunan Jembatan Informasi dan Telekomunikasi • Pembangunan BTS di daerah blankspot, terutama daerah 3T • Pembangunan desa broadband terpadu 100 lokasi 380 lokasi 8.695 m Kemen PUPERA 107.4 Kemenhub 48.2 Investasi Pemerintah (PMN & LMAN) 41.5 Lainnya 179.7 Alokasi Belanja Infra 2018 (Total Rp 410.7 Tn) Kebutuhan Infrastruktur 2015-2019 & pendanaan Total kebutuhan 2015-2019 Rp4.796,2 T SWASTA 36,5% BUMN 22,2% APBN + APBD 41,3% Antara lain didukung oleh pengalokasian Penyertaan Modal Negara (PMN) oleh Pemerintah Termasuk skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Beberapa fasilitas yang tersedia Viability Gap Fund (VGF), Project Development Fund (PDF), Availability Payment (AP), dan Penjaminan 620 km’sp BELANJA INFRASTRUKTUR PEMERINTAH untuk pemerataan pembangunan dan perbaikan konektivitas. Mengejar ketertinggalan (gap) Indonesia terhadap penyediaan infrastruktur PENGELOLAAN UTANG PEMERINTAH
  • 37. Sumber: World Economic Outlook – IMF, April 2017, diolah 37 Rasio Utang per Kapita dan PDB per Kapita, 2016 Japan US UK German y Brazil Argenti na Mexico China Turkey S Africa Thailan d Russia India Indones ia Philippi nes Utang per Kapita (US$) 93,095 61,658 35,745 28,346 6,841 6,409 4,963 3,751 3,122 2,658 2,460 1,523 1,200 1,004 984 PDB per Kapita (US$) 38,917 57,436 40,096 41,902 8,727 12,503 8,555 8,113 10,743 5,261 5,899 8,929 1,723 3,604 2,924 - 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 90,000 100,000 UTANG PUBLIK INDONESIA SALAH SATU YANG PALING RENDAH … menciptakan ketahanan dan kesinambungan fiscal..
  • 38. INSTRUMEN PINJAMAN DALAM RUPIAH (2017) 237 451 437 581 611 568 582 645 653 609 652 853 754 779 816 880 1.112 1.131 1.410 1.496 - 100 502 652 661 655 649 653 659 693 737 784 836 903 993 1.098 1.264 1.478 1.755 2.019 (500) - 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Triliun KOMPOSISI UTANG Valas Rupiah PEMILIK SBN RUPIAH TRADABLE (2017) 38 Sumber: Kementerian Keuangan (Okt 2017) KOMPOSISI PINJAMAN 38% 62% Non Resident 89.7% 10.1% 0.2% SBN Tradable SBN non Tradable Pinjaman Dalam Negeri PERKEMBANGAN OUTSTANDING DAN KEPEMILIKAN UTANG ... 62 % Utang Pemerintah Kepada Investor Dalam Negeri….
  • 39. BERAPA UTANG YANG HARUS DITANGGUNG OLEH SETIAP WARGA NEGARA? 39 Sumber: howmuch.net Indonesia $1K Apakah setiap warga negara secara langsung menanggung utang tersebut? Jawabannya TIDAK Produktifitas suatu negaralah yang akan menjadi JAMINAN
  • 40. UTANG PEMERINTAH TERBESAR DI DUNIA DISUMBANG OLEH NEGARA-NEGARA MAJU …dibandingkan negara lain porsi utang Indonesia sangat kecil.. 40 Indonesia memiliki share sebesar 0.4% Utang baru hanya diberikan oleh Pemberi Pinjaman jika MEREKA percaya bahwa Penerima Utang mampu Membayar, Mengapa Pemberi Pinjaman PERCAYA kepada INDONESIA? Ada yang Bisa memberi Jawaban?
  • 41. 4141 Beberapa Sasaran di 2018 (sementara) Pembangunan dan Preservasi Jalan Pembangunan jalur KA Pembangunan bandara udara baru Pembangunan LRT (lanjutan) Penyediaan dan Peningkatan kualitas Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah 865 km• Pembangunan Jalan Baru 25 km• Pembangunan jalan tol 8 lokasi (penyelesaian dan lanjutan) 23 km’sp 13.405 unit• Pembangunan Rusun 180,0 ribu unit • Bantuan Stimulan (peningkatan/ pembangunan) • Pembangunan Jembatan Informasi dan Telekomunikasi • Pembangunan BTS di daerah blankspot, terutama daerah 3T • Pembangunan desa broadband terpadu 100 lokasi 380 lokasi 8.695 m Kemen PUPERA 107.4 Kemenhub 48.2 Investasi Pemerintah (PMN & LMAN) 41.5 Lainnya 179.7 Alokasi Belanja Infra 2018 (Total Rp 410.7 Tn) Kebutuhan Infrastruktur 2015-2019 & pendanaan Total kebutuhan 2015-2019 Rp4.796,2 T SWASTA 36,5% BUMN 22,2% APBN + APBD 41,3% Antara lain didukung oleh pengalokasian Penyertaan Modal Negara (PMN) oleh Pemerintah Termasuk skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Beberapa fasilitas yang tersedia Viability Gap Fund (VGF), Project Development Fund (PDF), Availability Payment (AP), dan Penjaminan 620 km’sp BELANJA INFRASTRUKTUR PEMERINTAH untuk pemerataan pembangunan dan perbaikan konektivitas. Mengejar ketertinggalan (gap) Indonesia terhadap penyediaan infrastruktur STRATEGI PENGELOLAAN UTANG
  • 42. SIKLUS PENGELOLAAN UTANG …Pengelolaan utang yang prudent mendukung kesinambungan fiskal 42 Sumber: Kementerian Keuangan Strategi Utang Jangka Menenga h Monitorin g Kinerja Risiko & Portofolio Utang APBN (Pembiaya an Utang) Strategi Tahunan • Kebijakan umum pengelolaan utang • Target portofolio jangka menengah • Jangka waktu 5 tahun, dapat ditinjau kembali setiap tahun • Target pembiayaan tahunan (defisit, refinancing, dll) • Pedoman untuk eksekusi pengelolaan utang untuk tahun ybs. Target portofolio tahunan (komposisi, struktur instrumen, target indikator) • Dilakukan secara triwulanan berdasarkan target dalam Strategi Tahunan • Input untuk Strategi berikutnya (jangka menengah dan tahunan) Jangka waktu 1 tahun, dapat ditinjau kembali di tengah tahun berdasarkan penyesuaian target APBN dan perkembangan kondisi pasar Jangka waktu 1 tahun, dapat direvisi selama siklus APBN Medium Term Budget Framework (Kerangka Anggaran Jangka Menengah) Medium Term Fiscal Framework (Kerangka Fiskal Jangka Menengah)
  • 43. STRATEGI PENGELOLAAN PEMBIAYAAN APBN ..upaya untuk menciptakan pengelolaan utang yang transparan, akuntabel dan kredibel… 43 2. Mendukung pengemba- ngan pasar keuangan 3. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan kebijakan pembiayaan 1. Memenuhi pembiayaan pada tingkat biaya dan risiko yang optimal Tujuan Umum • Memperhatikan timing dan menyesuaikan kebutuhan kas • Tergantung hasil lelang • Kondisi pasar • Pengadaan pinjaman kegiatan; • Penerbitan sukuk berbasis proyek Langsung: • Penerusan Pinjaman Tidak Langsung: • Penjaminan Pemerintah • Cadangan risiko fiskal • Investasi Pemerintah dan/atau PMN • Shortening duration • Optimalisasi pinjaman tunai • Refinancing; • Reprofiling (melalui penerbitan, switching and buyback) Strategi Pengelolaan Utang Menjaga rasio Utang/PDB dibawah threshold Mengelola portofolio utang pemerintah Mendorong pemanfaata n utang untuk kegiatan produktif Mengelola arus kas negara Mendorong upaya pendalaman pasar domestik dan perluasan basis investor Membiayai pengeluara n pembiayaa n Sumber: Kementerian Keuangan
  • 44. EXERCISE TARGET INDIKATOR RISIKO DALAM 4 TAHUN KE DEPAN (2018-2021) Porsi Utang Valas (%) Porsi Tingkat Bunga Tetap (%) Porsi Utang Jatuh Tempo 1 Tahun (%) Average Time to Maturity (ATM) (years) Rasio Utang thd PDB (%) Rasio Pembayaran Bunga Utang thd PDB (%) 44 Sumber: Kementerian Keuangan ...pengelolaan pembiayaan APBN makin kuat dan aman karena indikator risiko dan biaya utang semakin membaik…
  • 45. PERINGKAT KREDIT INDONESIA Fitch Investment grade sejak 15 Desember 2011 Moody’s Investment grade sejak 18 Januari 2012 S&P’s Investment grade sejak 19 Mei 2017 45 PREDIKAT LAYAK INVESTASI UNTUK INDONESIA DARI S&P, MOODY’S, DAN FITCH RATINGS Predikat layak investasi merupakan salah satu bentuk apresiasi kinerja pengelolaan utang pemerintah
  • 46. 4646 Beberapa Sasaran di 2018 (sementara) Pembangunan dan Preservasi Jalan Pembangunan jalur KA Pembangunan bandara udara baru Pembangunan LRT (lanjutan) Penyediaan dan Peningkatan kualitas Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah 865 km• Pembangunan Jalan Baru 25 km• Pembangunan jalan tol 8 lokasi (penyelesaian dan lanjutan) 23 km’sp 13.405 unit• Pembangunan Rusun 180,0 ribu unit • Bantuan Stimulan (peningkatan/ pembangunan) • Pembangunan Jembatan Informasi dan Telekomunikasi • Pembangunan BTS di daerah blankspot, terutama daerah 3T • Pembangunan desa broadband terpadu 100 lokasi 380 lokasi 8.695 m Kemen PUPERA 107.4 Kemenhub 48.2 Investasi Pemerintah (PMN & LMAN) 41.5 Lainnya 179.7 Alokasi Belanja Infra 2018 (Total Rp 410.7 Tn) Kebutuhan Infrastruktur 2015-2019 & pendanaan Total kebutuhan 2015-2019 Rp4.796,2 T SWASTA 36,5% BUMN 22,2% APBN + APBD 41,3% Antara lain didukung oleh pengalokasian Penyertaan Modal Negara (PMN) oleh Pemerintah Termasuk skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Beberapa fasilitas yang tersedia Viability Gap Fund (VGF), Project Development Fund (PDF), Availability Payment (AP), dan Penjaminan 620 km’sp BELANJA INFRASTRUKTUR PEMERINTAH untuk pemerataan pembangunan dan perbaikan konektivitas. Mengejar ketertinggalan (gap) Indonesia terhadap penyediaan infrastruktur KESIMPULAN
  • 48. “…Jangan pernah berhenti belajar, dedikasi terbaik tidak akan diberikan jika berhenti belajar. Jangan pernah menyerah dan jangan pernah lelah untuk mencintai Indonesia. Mulai hari ini, berjalanlah menjadi seorang pemimpin, menjadi pandu bagi Ibu Pertiwi…” Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan RI
  • 49. Terima Kasih K E M E N T E R I A N K E U A N G A N
  • 50. 5050 Beberapa Sasaran di 2018 (sementara) Pembangunan dan Preservasi Jalan Pembangunan jalur KA Pembangunan bandara udara baru Pembangunan LRT (lanjutan) Penyediaan dan Peningkatan kualitas Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah 865 km• Pembangunan Jalan Baru 25 km• Pembangunan jalan tol 8 lokasi (penyelesaian dan lanjutan) 23 km’sp 13.405 unit• Pembangunan Rusun 180,0 ribu unit • Bantuan Stimulan (peningkatan/ pembangunan) • Pembangunan Jembatan Informasi dan Telekomunikasi • Pembangunan BTS di daerah blankspot, terutama daerah 3T • Pembangunan desa broadband terpadu 100 lokasi 380 lokasi 8.695 m Kemen PUPERA 107.4 Kemenhub 48.2 Investasi Pemerintah (PMN & LMAN) 41.5 Lainnya 179.7 Alokasi Belanja Infra 2018 (Total Rp 410.7 Tn) Kebutuhan Infrastruktur 2015-2019 & pendanaan Total kebutuhan 2015-2019 Rp4.796,2 T SWASTA 36,5% BUMN 22,2% APBN + APBD 41,3% Antara lain didukung oleh pengalokasian Penyertaan Modal Negara (PMN) oleh Pemerintah Termasuk skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Beberapa fasilitas yang tersedia Viability Gap Fund (VGF), Project Development Fund (PDF), Availability Payment (AP), dan Penjaminan 620 km’sp BELANJA INFRASTRUKTUR PEMERINTAH untuk pemerataan pembangunan dan perbaikan konektivitas. Mengejar ketertinggalan (gap) Indonesia terhadap penyediaan infrastruktur RESERVE SLIDES
  • 51. KERANGKA BERPIKIR KEBIJAKAN FISKAL DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL …Pemerintah berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.. 51 INCOME,CONSUMPTION TIME Dissaving by raising debt Saving and paying debt during peak earning years Spending saved income Consumption Kebijakan fiskal berperan untuk menjadi stabilisator bagi perekonomian, atau bersifat countercyclical… • saat ekonomi sedang bertumbuh dan berkembang (booming), Pemerintah dapat menjalankan kebijakan consolidative (surplus anggaran). • pada saat krisis, Pemerintah dapat melakukan kebijakan expansive (deficit anggaran) melalui stimulus fiskal expansive consolidative expansiveconsolidative growth Richard A. Musgrave menyusun pendekatan berdasarkan ‘benefit principle of equity in debt burden distribution’ … • biaya investasi untuk kepentingan masyarakat seharusnya dibebankan kepada pengguna dan penerima manfaat sesuai dengan proporsi tertentu sesuai dengan fasilitas yang dinikmati Teori life cycle of savings menyatakan bahwa negara dapat melakukan consumption smoothing: • dapat melakukan pinjaman untuk memenuhi kebutuhan pada waktu penerimaan lebih rendah (dissaving) • dalam kondisi penerimaan lebih tinggi (saving) maka negara dapat melakukan pembayaran pinjaman tersebut Perio d Cost/Benefit to generations Generation: cost/benefit share I 1. 2. 3. 1….………..1/9 II 2. 3. 4. 2….………..2/9 III 3. 4. 5. 3…..………..3/9 4….….……..2/9 5……………1/9 1. The theory of consumption smoothing 2. Pendekatan pertumbuhan ekonomi 3. Thesis of intergeneration equity

Editor's Notes

  1. Dalam mengawali pemaparan kali ini, saya ingin mengajak kita semua untuk kembali merenungi tujuan bangsa dan negara ini, agar setiap langkah yang kita jalankan dapat mengarah pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan kita dalam berbangsa dan bernegara, khususnya dalam ekonomi, adalah untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Bagi pemerintah sendiri, kami akan selalu berupaya untuk menjaga arah kebijakan ekonomi dan fiskal untuk mencapai tujuan pembangunan tersebut. Dengan tujuan tersebut, strategi pembangunan diarahkan untuk mengentaskan kemiskinan, meningkatkan daya saing dan produktivitas, serta mengurangi ketimpangan.
  2. Realisasi rata-rata defisit dalam lima tahun terakhir adalah 2,03% terhadap PDB. Untuk tahun 2016 sebesar 2,7%, dan di APBNP 2017 ditargetkan 2,9%. Dengan tingkat defisit dan utang yang terendah di dunia, Indonesia mampu menjadi salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia. Kebijakan pembiayaan juga mendorong kinerja investasi pemerintah yang produktif serta tepat sasaran, serta mengoptimalkan pembiayaan yang inovatif dan kreatif dengan tetap menjaga kehati-hatian.