SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
FGD for Staff
Selasa, 24 Desember 2013
Fiscal stress

-Budget shortfalls
- Decreasing cash
balance
- Increasing debt loads

Fiscal crisis
Government is unable to
raise revenues that are
equal to or exceed
expenditures

Financial crisis
Organization cannot
repay curent liabilities on
time
Bailout

Shifting the risk to central
government

Ex: Argentina, Brazil

Financial crisis

File Bankcruptcy
Chapter 9
(Adjustment of debts
of municipalities)

Shifting the risk to creditors

Ex: USA
Municipal Merger
Ex: Jepang

Shifting the risk to other municipal



Mismanagement
Fiscal (including fiscal rule)
Expenditure assignment (pension cost, health
care cost, ect)
demografi
- Hard Budget Constraint vs Soft Budget
Constraint
-



Economy
- Bubble economy (US 2008, Japan 1990)


Hierarchical mechanism
-



Balanced budget
Deficit rule
Debt Limitation
Golden rule

Market mechanism, borrow in competitive capital market

Fiscal institution
* subnational revenue autonomy and vertical fiscal imbalance
* rules versus discretion in the design of intergovernmental
transfer
- Political instituon
-
Voluntary
Merger

Voting,
referendum

Compulsary
Efficiency, responsiveness, accountability
Cost vs benefit

VS
Economies of scale, externalities,
capacity to deliver and coordinate
service

*) Dealing with economic downturn and financial hardship
*) Planned or unplanned
*) Benefit for merged (healthy) municiplities





One city
Two – tier structure
Voluntary cooperation
Special district
Finlandia :
 tahun 2005 terdapat 432 kota dan direncanakan menjadi 20-100 kota
 Memberikan insentif berupa grant kepada kota yang telah merger baik
sebagai kompensasi atas transfer yg rendah, biaya merger, maupun bantuan
untuk investasi dan proyek pembangunan
 Canada : political and fiscal pressures
 Swiss :
 Di tahun 2000 terdapat 245 kota dan menurun di tahun 2009 menjadi 169
 Terkait dengan jumlah kota kecil dan berpenduduk sedikit serta adanya
kesulitan keuangan kota


Swedia
 Di tahun 1950 terdapat 2500 kota dan menurun menjadi 300
 Jerman :
 Di tahun 1900 terdapat 77000 kota dan menurun menjadi 12000 di 2008


*) Municipalities can be divided into cities, town, village (depend on area and inhabitants)
1.
2.
3.

Great Meiji Consoidation (71.314
municipalities to 15.859)
Great Showa Consolidation (1953-1961) ,
(9.868 municiplities to 3472)
Great Heisei Consolidation (1999-2006),
(3229 municipalities to 1.821)

(number of towns and villages declined but
number of cities increased)
Background:
1.
Promotion of decentralization
 Dealt with their own duties independently
 Not to expand administrative performance in quantity but to improve

it in quality

2.

Progression of declining birthrates and an aging population
 55,69 jt (1920) – 127,76 jt (2000) – 117,58 jt (2030)
 Age ≤ 14 – 13,9% (2005) – 11,3% (2030)
 Age ≥ 65 -- 19,9% (2005) – 29,6% (2030)

3.

Significantly deteriorating financial situation

 Bubble economy burst in 1990
 Central and local govt. have made huge borrowings to deal with

economic stimulus packages and the budget deficit (700 miliar yen)

4.

Expansion of daily living space

 Development of wide area administration--- motorization in mid 1960
Special Municipal Merger Law (until 2006):
 merged municipalities received prefential
treatment (carrot policy) from central
government: expansion of LAT grants and
local tax measures, special bonds on mergers,
special provisions of local council members
 nonmerged municipalities in particular small
villages received punisment (stick policy)
such as shrinking of LAT grants.






Merger di negara lain terkait dengan
permasalahan ekonomi yang memburuk ( dan
berdampak pada keuangan pemda), masalah
demografi, dan perbaikan pelayanan
Merger umumnya dilakukan secara terencana
dan in line dengan langkah-langkah perbaikan
ekonomi dan keuangan pemda
Merger umumnya dilakukan secara sukarela
yaitu melalui voting atau referendum tetapi ada
langkah mempromosikan merger dengan
kebijakan insentif dan disinsentif




Revisi UU 33 tahun 2004, mengatur usulan
penghapusan daerah yang kinerja keuangannya
tidak baik
UU 78 tahun 2007 usulan penghapusan dan
penggabungan daerah yang kinerja keuangan
tidak baik

*) indikator kinerja keuangan?
*) sebagai hukuman untuk daerah?
*) perlu voting?
*) insentif untuk daerah yang merger?
-Anggaran belanja dan realisasi belanja hampir sama
-Realisasi pendapatan lebih tinggi dari anggaran pendapatan
Sebab: penetapan APBD dengan PMK Daper tidak sinkron 9underestimate), DBH yang
disalurkan berdasarkan realisasi penerimaan, daerah tidak segera melakukan perubahan APBD
(anggaran belanja tidak berubah), penyaluran DBH tahap akhir mendekati akhir tahun anggaran
berakhir (tidak terpakai)
Tren kabupaten/kota yang mengalami
surplus/defisit realisasi

Tren provinsi yang mengalami
surplus/defisit realisasi
- Proporsi penerimaan Daper kabupaten /kota tahun 2011 rata-rata 71%, PAD nya 20%
- Proporsi penerimaan Daper provinsi tahun tahun 2011 rata-rata 38%, PAD nya 52%
- Proporsi belanja pegawai kabupaten /kota tahun 2011 rata-rata 51%
- Proporsi belanja pegawai provinsi tahun tahun 2011 rata-rata 25%
- Gaji pokok pegawai daerah kurang lebih 40%-45% dimasukkan dalam alokasi dasar DAU,
tahun 2013- 46% untuk provinsi, 49% untuk kabupaten/kota
- SiLPA tahun sebelumnya sebagai sumber utama penerimaan pembiayaan
- pertanyaan: apakah nilai SiLPA th anggaran sebelumnya lebih besar dari anggaran
defisit?
Perbandingan Anggaran dan
RealisasiPenerimaan Pinjaman Kab/Kota

Perbandingan Anggaran dan Realisasi
Penerimaan Pinjaman Provinsi











Batas maksimal kumulatif defisit APBD untuk TA 2013 ditetapkan
sebesar 0,5% dari proyeksi PDB TA 2013.
Indikatif batas maksimal defisit APBD TA 2013 untuk masing-masing
daerah ditetapkan sebesar 6% dari perkiraan Pendapatan Daerah TA
2013.
Batas maksimal kumulatif pinjaman daerah yang masih menjadi
kewajiban daerah sd TA 2013 ditetapkan sebesar 0,35% dari proyeksi PDB
TA 2013.
Dalam rangka pengendalian defisit/surplus APBD, maka pemerintah
daerah menganggarkan pembiayaan netto sebesar defisit/surplus APBD.
Pemda wajib melaporkan rencana defisit APBD kpd Mekeu cq. Dirjen PK.
Dalam hal defisit APBD akan ditutup sebagian atau seluruhnya dari
pinjaman dan/atau penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan maka
defisit APBD tersebut harus mendapatkan persetujuan dari Menkeu.
Persetujuan atau penolakan tersebut menjadi dokumen yang
dipersyaratkan dalam prosesevaluasi Rancangan Peraturan Daerah
tentang APBD atau evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
Perubahan

- Mengapa tidak diatur tentang SILPA?
Terhadap rencana defisit APBD yang akan ditutup
sebagian atau seluruhnya dari pinjaman daerah, surat
permohonan persetujuan sebagaimana tersebut di
atas memuat rencana kegiatan yang akan dibiayai
dari pinjaman daerah , dengan dilampiri dokumen:
a. Laporan Keuangan Pemda selama 3 (tiga) tahun
terakhir yang telah ditetapkan dengan Perda;
b. Rancangan ringkasan APBD /perubahanTA 2013;
c. Perhitungan sisa pinjaman daerah ditambah jumlah
pinjaman yang akan ditarik tidak melebihi 75% dari
jumlah penerimaan umum APBD tahun sebelumnya;
d. Perhitungan tentang rasio kemampuan keuangan
daerah untuk mengembalikan pinjaman.





Untuk menutup kekurangan arus kas daerah
membiayai pelayanan publik yang tidak
menghasilkan penerimaan
membiayai kegiatan investasi berupa
pengadaan prasarana dan/ atau sarana
daerah yang memberikan manfaat ekonomi
dan sosial bagi masyarakat maupun
menghasilkan penerimaan bagi APBD
(golden rule)
(Fiscally distressed) municipal merger

More Related Content

What's hot

Bab 7 apbn & uln
Bab 7 apbn & ulnBab 7 apbn & uln
Bab 7 apbn & ulnxNet8
 
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam Perekonomian Indonesia
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam Perekonomian IndonesiaAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam Perekonomian Indonesia
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam Perekonomian IndonesiaSTIE EKUITAS BANDUNG
 
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnisAplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnisWahono Diphayana
 
Potensi ekonomi Aceh
Potensi ekonomi AcehPotensi ekonomi Aceh
Potensi ekonomi AcehAchmad Ridha
 
Apbn & apbd kel 6
Apbn & apbd kel 6Apbn & apbd kel 6
Apbn & apbd kel 6Chris Ang
 
Anggaran pendapatan dan belanja negara
Anggaran pendapatan dan belanja negaraAnggaran pendapatan dan belanja negara
Anggaran pendapatan dan belanja negaraTri Rahayu Agustina
 
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah Magdalena Palma Renia
 
Tugas asp 2 analisis apbn 2016
Tugas asp 2 analisis apbn 2016Tugas asp 2 analisis apbn 2016
Tugas asp 2 analisis apbn 2016EnvaPya
 

What's hot (20)

Factsheet agustus 2019
Factsheet agustus 2019Factsheet agustus 2019
Factsheet agustus 2019
 
sumber-sumber APBD
sumber-sumber APBDsumber-sumber APBD
sumber-sumber APBD
 
APBN Dan APBD
APBN Dan APBD APBN Dan APBD
APBN Dan APBD
 
Fiskal
FiskalFiskal
Fiskal
 
Bab 7 apbn & uln
Bab 7 apbn & ulnBab 7 apbn & uln
Bab 7 apbn & uln
 
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam Perekonomian Indonesia
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam Perekonomian IndonesiaAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam Perekonomian Indonesia
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam Perekonomian Indonesia
 
Uu 01 2002 Pjls
Uu 01 2002 PjlsUu 01 2002 Pjls
Uu 01 2002 Pjls
 
Rapbn
RapbnRapbn
Rapbn
 
APBN
APBNAPBN
APBN
 
APBD
APBDAPBD
APBD
 
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnisAplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
 
Bab 4 apbn & apbd
Bab 4 apbn & apbdBab 4 apbn & apbd
Bab 4 apbn & apbd
 
Potensi ekonomi Aceh
Potensi ekonomi AcehPotensi ekonomi Aceh
Potensi ekonomi Aceh
 
Apbn & apbd kel 6
Apbn & apbd kel 6Apbn & apbd kel 6
Apbn & apbd kel 6
 
Anggaran pendapatan dan belanja negara
Anggaran pendapatan dan belanja negaraAnggaran pendapatan dan belanja negara
Anggaran pendapatan dan belanja negara
 
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan tema Anggaran Pemerintah
 
APBD, pengertian
APBD, pengertianAPBD, pengertian
APBD, pengertian
 
Tugas asp 2 analisis apbn 2016
Tugas asp 2 analisis apbn 2016Tugas asp 2 analisis apbn 2016
Tugas asp 2 analisis apbn 2016
 
Informasi APBN 2017 (071216)
Informasi APBN 2017 (071216)Informasi APBN 2017 (071216)
Informasi APBN 2017 (071216)
 
APBN dan APBD
APBN dan APBDAPBN dan APBD
APBN dan APBD
 

Viewers also liked

Jaringan Komunikasi Pusat dan Daerah
Jaringan Komunikasi Pusat dan DaerahJaringan Komunikasi Pusat dan Daerah
Jaringan Komunikasi Pusat dan DaerahBeta Uliansyah
 
Singapore budgetary system fgd
Singapore budgetary system fgdSingapore budgetary system fgd
Singapore budgetary system fgdBeta Uliansyah
 
Presentasi apbn hijau kamis
Presentasi apbn hijau kamisPresentasi apbn hijau kamis
Presentasi apbn hijau kamisBeta Uliansyah
 
Progress p2 d2 bahan bimtek
Progress p2 d2 bahan bimtekProgress p2 d2 bahan bimtek
Progress p2 d2 bahan bimtekBeta Uliansyah
 
Bahan overview dan progress p2 d2
Bahan overview dan progress p2 d2Bahan overview dan progress p2 d2
Bahan overview dan progress p2 d2Beta Uliansyah
 
Sosialisasi pinjaman daerah
Sosialisasi pinjaman daerahSosialisasi pinjaman daerah
Sosialisasi pinjaman daerahBeta Uliansyah
 

Viewers also liked (7)

Jaringan Komunikasi Pusat dan Daerah
Jaringan Komunikasi Pusat dan DaerahJaringan Komunikasi Pusat dan Daerah
Jaringan Komunikasi Pusat dan Daerah
 
Singapore budgetary system fgd
Singapore budgetary system fgdSingapore budgetary system fgd
Singapore budgetary system fgd
 
Presentasi apbn hijau kamis
Presentasi apbn hijau kamisPresentasi apbn hijau kamis
Presentasi apbn hijau kamis
 
Progress p2 d2 bahan bimtek
Progress p2 d2 bahan bimtekProgress p2 d2 bahan bimtek
Progress p2 d2 bahan bimtek
 
Bahan overview dan progress p2 d2
Bahan overview dan progress p2 d2Bahan overview dan progress p2 d2
Bahan overview dan progress p2 d2
 
Sosialisasi pinjaman daerah
Sosialisasi pinjaman daerahSosialisasi pinjaman daerah
Sosialisasi pinjaman daerah
 
Notulensi fgd p2 d2
Notulensi fgd p2 d2Notulensi fgd p2 d2
Notulensi fgd p2 d2
 

Similar to (Fiscally distressed) municipal merger

Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) pptTinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) pptEnvaPya
 
Fgd bank indonesia keb fiskal dalam kerangka otonomi daerah
Fgd bank indonesia keb fiskal dalam kerangka otonomi daerahFgd bank indonesia keb fiskal dalam kerangka otonomi daerah
Fgd bank indonesia keb fiskal dalam kerangka otonomi daerahArie Maulana
 
PERTEMUAN 10 APBN dan APBD& KEBIJ. FISKAL.pptx
PERTEMUAN 10 APBN  dan APBD& KEBIJ. FISKAL.pptxPERTEMUAN 10 APBN  dan APBD& KEBIJ. FISKAL.pptx
PERTEMUAN 10 APBN dan APBD& KEBIJ. FISKAL.pptxahenggtsas
 
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pptx
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pptxBahan-Sosialisasi-HKPD.pptx
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pptxSasonoSatryo2
 
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amjBab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amjCahyo Wiryanto
 
PPT_optimalisasi_PAD_PDRB_19Jul22.pdf
PPT_optimalisasi_PAD_PDRB_19Jul22.pdfPPT_optimalisasi_PAD_PDRB_19Jul22.pdf
PPT_optimalisasi_PAD_PDRB_19Jul22.pdfAsepSuparman21
 
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pdf
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pdfBahan-Sosialisasi-HKPD.pdf
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pdfimanfirmansyah69
 
APBN dan APBD Materi Ekonomi Kelas 12 MA/SMA
APBN dan APBD Materi Ekonomi Kelas 12 MA/SMAAPBN dan APBD Materi Ekonomi Kelas 12 MA/SMA
APBN dan APBD Materi Ekonomi Kelas 12 MA/SMAPraktisiMadrasah
 
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan DaerahStrategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
ADM KEUANGAN LENA.docx
ADM KEUANGAN LENA.docxADM KEUANGAN LENA.docx
ADM KEUANGAN LENA.docxFadhielAchmad
 
Penganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintahPenganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintahUlan Safitri
 
4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdf
4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdf4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdf
4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdfWildaFatmala
 
Anggaran Pendapatan Belanja Negara
Anggaran Pendapatan Belanja NegaraAnggaran Pendapatan Belanja Negara
Anggaran Pendapatan Belanja Negararaniasma
 
PPT BANPOL OKT.pptx
PPT BANPOL OKT.pptxPPT BANPOL OKT.pptx
PPT BANPOL OKT.pptxAbilNabil5
 
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan PemerintahSujatmiko Wibowo
 
Perlakuan akuntansi sektor publik desa di indonesa
Perlakuan akuntansi sektor publik desa di indonesaPerlakuan akuntansi sektor publik desa di indonesa
Perlakuan akuntansi sektor publik desa di indonesariyanto apri
 

Similar to (Fiscally distressed) municipal merger (20)

Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) pptTinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
 
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab V)
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab V)Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab V)
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab V)
 
Fgd bank indonesia keb fiskal dalam kerangka otonomi daerah
Fgd bank indonesia keb fiskal dalam kerangka otonomi daerahFgd bank indonesia keb fiskal dalam kerangka otonomi daerah
Fgd bank indonesia keb fiskal dalam kerangka otonomi daerah
 
PERTEMUAN 10 APBN dan APBD& KEBIJ. FISKAL.pptx
PERTEMUAN 10 APBN  dan APBD& KEBIJ. FISKAL.pptxPERTEMUAN 10 APBN  dan APBD& KEBIJ. FISKAL.pptx
PERTEMUAN 10 APBN dan APBD& KEBIJ. FISKAL.pptx
 
ADM KEUANGAN 1.docx
ADM KEUANGAN 1.docxADM KEUANGAN 1.docx
ADM KEUANGAN 1.docx
 
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pptx
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pptxBahan-Sosialisasi-HKPD.pptx
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pptx
 
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amjBab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
 
PPT_optimalisasi_PAD_PDRB_19Jul22.pdf
PPT_optimalisasi_PAD_PDRB_19Jul22.pdfPPT_optimalisasi_PAD_PDRB_19Jul22.pdf
PPT_optimalisasi_PAD_PDRB_19Jul22.pdf
 
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pdf
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pdfBahan-Sosialisasi-HKPD.pdf
Bahan-Sosialisasi-HKPD.pdf
 
APBN dan APBD Materi Ekonomi Kelas 12 MA/SMA
APBN dan APBD Materi Ekonomi Kelas 12 MA/SMAAPBN dan APBD Materi Ekonomi Kelas 12 MA/SMA
APBN dan APBD Materi Ekonomi Kelas 12 MA/SMA
 
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan DaerahStrategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
 
ADM KEUANGAN LENA.docx
ADM KEUANGAN LENA.docxADM KEUANGAN LENA.docx
ADM KEUANGAN LENA.docx
 
Penganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintahPenganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintah
 
4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdf
4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdf4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdf
4A-TEMPLATE- PENELITIAN DOSEN PEMULA DASAR.pdf
 
Anggaran Pendapatan Belanja Negara
Anggaran Pendapatan Belanja NegaraAnggaran Pendapatan Belanja Negara
Anggaran Pendapatan Belanja Negara
 
PPT BANPOL OKT.pptx
PPT BANPOL OKT.pptxPPT BANPOL OKT.pptx
PPT BANPOL OKT.pptx
 
Bhn
BhnBhn
Bhn
 
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
 
Perlakuan akuntansi sektor publik desa di indonesa
Perlakuan akuntansi sektor publik desa di indonesaPerlakuan akuntansi sektor publik desa di indonesa
Perlakuan akuntansi sektor publik desa di indonesa
 
PAPARAN SDS TEMETIK 83.pptx
PAPARAN SDS TEMETIK 83.pptxPAPARAN SDS TEMETIK 83.pptx
PAPARAN SDS TEMETIK 83.pptx
 

More from Beta Uliansyah

TRANSFER KE DAERAH DAN DESA SOLUSI BANGSA SEJAHTERA
TRANSFER KE DAERAH DAN DESA  SOLUSI BANGSA SEJAHTERATRANSFER KE DAERAH DAN DESA  SOLUSI BANGSA SEJAHTERA
TRANSFER KE DAERAH DAN DESA SOLUSI BANGSA SEJAHTERABeta Uliansyah
 
STRATEGI MENCAPAI OPINI WTP LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP)
STRATEGI MENCAPAI OPINI WTP LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP)STRATEGI MENCAPAI OPINI WTP LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP)
STRATEGI MENCAPAI OPINI WTP LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP)Beta Uliansyah
 
Utang Pemerintah: Bagaimana Mengelola Agar Bermanfaat bagi Bangsa
Utang Pemerintah: Bagaimana Mengelola Agar Bermanfaat bagi BangsaUtang Pemerintah: Bagaimana Mengelola Agar Bermanfaat bagi Bangsa
Utang Pemerintah: Bagaimana Mengelola Agar Bermanfaat bagi BangsaBeta Uliansyah
 
Crafting and publishing scientific research
Crafting and publishing scientific researchCrafting and publishing scientific research
Crafting and publishing scientific researchBeta Uliansyah
 
Surat percepatan dak 2014003
Surat percepatan dak 2014003Surat percepatan dak 2014003
Surat percepatan dak 2014003Beta Uliansyah
 
Undangan percepatan dak 2014002
Undangan percepatan dak 2014002Undangan percepatan dak 2014002
Undangan percepatan dak 2014002Beta Uliansyah
 
Lampiran PMK 165 Tahun 2013
Lampiran PMK 165 Tahun 2013Lampiran PMK 165 Tahun 2013
Lampiran PMK 165 Tahun 2013Beta Uliansyah
 
Mekanisme Transfer ke Daerah TA 2013
Mekanisme Transfer ke Daerah TA 2013Mekanisme Transfer ke Daerah TA 2013
Mekanisme Transfer ke Daerah TA 2013Beta Uliansyah
 
Undangan sosialisasi kebijakan penyaluran anggaran transfer ke daerah
Undangan sosialisasi kebijakan penyaluran anggaran transfer ke daerahUndangan sosialisasi kebijakan penyaluran anggaran transfer ke daerah
Undangan sosialisasi kebijakan penyaluran anggaran transfer ke daerahBeta Uliansyah
 
Fiscal sustainability in developing asia
Fiscal sustainability in developing asiaFiscal sustainability in developing asia
Fiscal sustainability in developing asiaBeta Uliansyah
 
Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)
Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)
Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)Beta Uliansyah
 
Bahan sos alokasi transfer akhir 14 nov 2012 jkt02
Bahan sos alokasi transfer akhir 14 nov 2012 jkt02Bahan sos alokasi transfer akhir 14 nov 2012 jkt02
Bahan sos alokasi transfer akhir 14 nov 2012 jkt02Beta Uliansyah
 
Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)
Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)
Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)Beta Uliansyah
 
Notulensi fgd ttg silpa dan dana idle
Notulensi fgd ttg silpa dan dana idleNotulensi fgd ttg silpa dan dana idle
Notulensi fgd ttg silpa dan dana idleBeta Uliansyah
 
Notulen fgd staf 9 okt 2012
Notulen fgd staf 9 okt 2012Notulen fgd staf 9 okt 2012
Notulen fgd staf 9 okt 2012Beta Uliansyah
 
Laporan fgd quasi dak selasa 11 sept 2012
Laporan fgd quasi dak selasa 11 sept 2012Laporan fgd quasi dak selasa 11 sept 2012
Laporan fgd quasi dak selasa 11 sept 2012Beta Uliansyah
 
Bahan presentasi dirjen pk dengan menkeu ttg pengalihan
Bahan presentasi dirjen pk dengan menkeu ttg pengalihanBahan presentasi dirjen pk dengan menkeu ttg pengalihan
Bahan presentasi dirjen pk dengan menkeu ttg pengalihanBeta Uliansyah
 

More from Beta Uliansyah (20)

TRANSFER KE DAERAH DAN DESA SOLUSI BANGSA SEJAHTERA
TRANSFER KE DAERAH DAN DESA  SOLUSI BANGSA SEJAHTERATRANSFER KE DAERAH DAN DESA  SOLUSI BANGSA SEJAHTERA
TRANSFER KE DAERAH DAN DESA SOLUSI BANGSA SEJAHTERA
 
STRATEGI MENCAPAI OPINI WTP LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP)
STRATEGI MENCAPAI OPINI WTP LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP)STRATEGI MENCAPAI OPINI WTP LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP)
STRATEGI MENCAPAI OPINI WTP LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP)
 
Utang Pemerintah: Bagaimana Mengelola Agar Bermanfaat bagi Bangsa
Utang Pemerintah: Bagaimana Mengelola Agar Bermanfaat bagi BangsaUtang Pemerintah: Bagaimana Mengelola Agar Bermanfaat bagi Bangsa
Utang Pemerintah: Bagaimana Mengelola Agar Bermanfaat bagi Bangsa
 
Crafting and publishing scientific research
Crafting and publishing scientific researchCrafting and publishing scientific research
Crafting and publishing scientific research
 
Surat percepatan dak 2014003
Surat percepatan dak 2014003Surat percepatan dak 2014003
Surat percepatan dak 2014003
 
Undangan percepatan dak 2014002
Undangan percepatan dak 2014002Undangan percepatan dak 2014002
Undangan percepatan dak 2014002
 
Lampiran PMK 165 Tahun 2013
Lampiran PMK 165 Tahun 2013Lampiran PMK 165 Tahun 2013
Lampiran PMK 165 Tahun 2013
 
PMK 165 Tahun 2013
PMK 165 Tahun 2013PMK 165 Tahun 2013
PMK 165 Tahun 2013
 
Mekanisme Transfer ke Daerah TA 2013
Mekanisme Transfer ke Daerah TA 2013Mekanisme Transfer ke Daerah TA 2013
Mekanisme Transfer ke Daerah TA 2013
 
Peng 4 sj 2013
Peng 4 sj 2013Peng 4 sj 2013
Peng 4 sj 2013
 
Pmk 189 ta_2012
Pmk 189 ta_2012Pmk 189 ta_2012
Pmk 189 ta_2012
 
Undangan sosialisasi kebijakan penyaluran anggaran transfer ke daerah
Undangan sosialisasi kebijakan penyaluran anggaran transfer ke daerahUndangan sosialisasi kebijakan penyaluran anggaran transfer ke daerah
Undangan sosialisasi kebijakan penyaluran anggaran transfer ke daerah
 
Fiscal sustainability in developing asia
Fiscal sustainability in developing asiaFiscal sustainability in developing asia
Fiscal sustainability in developing asia
 
Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)
Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)
Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)
 
Bahan sos alokasi transfer akhir 14 nov 2012 jkt02
Bahan sos alokasi transfer akhir 14 nov 2012 jkt02Bahan sos alokasi transfer akhir 14 nov 2012 jkt02
Bahan sos alokasi transfer akhir 14 nov 2012 jkt02
 
Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)
Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)
Kebijakan dbh pajak dan cht (pak lisbon)
 
Notulensi fgd ttg silpa dan dana idle
Notulensi fgd ttg silpa dan dana idleNotulensi fgd ttg silpa dan dana idle
Notulensi fgd ttg silpa dan dana idle
 
Notulen fgd staf 9 okt 2012
Notulen fgd staf 9 okt 2012Notulen fgd staf 9 okt 2012
Notulen fgd staf 9 okt 2012
 
Laporan fgd quasi dak selasa 11 sept 2012
Laporan fgd quasi dak selasa 11 sept 2012Laporan fgd quasi dak selasa 11 sept 2012
Laporan fgd quasi dak selasa 11 sept 2012
 
Bahan presentasi dirjen pk dengan menkeu ttg pengalihan
Bahan presentasi dirjen pk dengan menkeu ttg pengalihanBahan presentasi dirjen pk dengan menkeu ttg pengalihan
Bahan presentasi dirjen pk dengan menkeu ttg pengalihan
 

(Fiscally distressed) municipal merger

  • 1. FGD for Staff Selasa, 24 Desember 2013
  • 2. Fiscal stress -Budget shortfalls - Decreasing cash balance - Increasing debt loads Fiscal crisis Government is unable to raise revenues that are equal to or exceed expenditures Financial crisis Organization cannot repay curent liabilities on time
  • 3. Bailout Shifting the risk to central government Ex: Argentina, Brazil Financial crisis File Bankcruptcy Chapter 9 (Adjustment of debts of municipalities) Shifting the risk to creditors Ex: USA Municipal Merger Ex: Jepang Shifting the risk to other municipal
  • 4.   Mismanagement Fiscal (including fiscal rule) Expenditure assignment (pension cost, health care cost, ect) demografi - Hard Budget Constraint vs Soft Budget Constraint -  Economy - Bubble economy (US 2008, Japan 1990)
  • 5.  Hierarchical mechanism -  Balanced budget Deficit rule Debt Limitation Golden rule Market mechanism, borrow in competitive capital market Fiscal institution * subnational revenue autonomy and vertical fiscal imbalance * rules versus discretion in the design of intergovernmental transfer - Political instituon -
  • 6.
  • 7.
  • 8.
  • 9.
  • 10. Voluntary Merger Voting, referendum Compulsary Efficiency, responsiveness, accountability Cost vs benefit VS Economies of scale, externalities, capacity to deliver and coordinate service *) Dealing with economic downturn and financial hardship *) Planned or unplanned *) Benefit for merged (healthy) municiplities
  • 11.     One city Two – tier structure Voluntary cooperation Special district
  • 12. Finlandia :  tahun 2005 terdapat 432 kota dan direncanakan menjadi 20-100 kota  Memberikan insentif berupa grant kepada kota yang telah merger baik sebagai kompensasi atas transfer yg rendah, biaya merger, maupun bantuan untuk investasi dan proyek pembangunan  Canada : political and fiscal pressures  Swiss :  Di tahun 2000 terdapat 245 kota dan menurun di tahun 2009 menjadi 169  Terkait dengan jumlah kota kecil dan berpenduduk sedikit serta adanya kesulitan keuangan kota  Swedia  Di tahun 1950 terdapat 2500 kota dan menurun menjadi 300  Jerman :  Di tahun 1900 terdapat 77000 kota dan menurun menjadi 12000 di 2008  *) Municipalities can be divided into cities, town, village (depend on area and inhabitants)
  • 13. 1. 2. 3. Great Meiji Consoidation (71.314 municipalities to 15.859) Great Showa Consolidation (1953-1961) , (9.868 municiplities to 3472) Great Heisei Consolidation (1999-2006), (3229 municipalities to 1.821) (number of towns and villages declined but number of cities increased)
  • 14. Background: 1. Promotion of decentralization  Dealt with their own duties independently  Not to expand administrative performance in quantity but to improve it in quality 2. Progression of declining birthrates and an aging population  55,69 jt (1920) – 127,76 jt (2000) – 117,58 jt (2030)  Age ≤ 14 – 13,9% (2005) – 11,3% (2030)  Age ≥ 65 -- 19,9% (2005) – 29,6% (2030) 3. Significantly deteriorating financial situation  Bubble economy burst in 1990  Central and local govt. have made huge borrowings to deal with economic stimulus packages and the budget deficit (700 miliar yen) 4. Expansion of daily living space  Development of wide area administration--- motorization in mid 1960
  • 15. Special Municipal Merger Law (until 2006):  merged municipalities received prefential treatment (carrot policy) from central government: expansion of LAT grants and local tax measures, special bonds on mergers, special provisions of local council members  nonmerged municipalities in particular small villages received punisment (stick policy) such as shrinking of LAT grants.
  • 16.    Merger di negara lain terkait dengan permasalahan ekonomi yang memburuk ( dan berdampak pada keuangan pemda), masalah demografi, dan perbaikan pelayanan Merger umumnya dilakukan secara terencana dan in line dengan langkah-langkah perbaikan ekonomi dan keuangan pemda Merger umumnya dilakukan secara sukarela yaitu melalui voting atau referendum tetapi ada langkah mempromosikan merger dengan kebijakan insentif dan disinsentif
  • 17.   Revisi UU 33 tahun 2004, mengatur usulan penghapusan daerah yang kinerja keuangannya tidak baik UU 78 tahun 2007 usulan penghapusan dan penggabungan daerah yang kinerja keuangan tidak baik *) indikator kinerja keuangan? *) sebagai hukuman untuk daerah? *) perlu voting? *) insentif untuk daerah yang merger?
  • 18. -Anggaran belanja dan realisasi belanja hampir sama -Realisasi pendapatan lebih tinggi dari anggaran pendapatan Sebab: penetapan APBD dengan PMK Daper tidak sinkron 9underestimate), DBH yang disalurkan berdasarkan realisasi penerimaan, daerah tidak segera melakukan perubahan APBD (anggaran belanja tidak berubah), penyaluran DBH tahap akhir mendekati akhir tahun anggaran berakhir (tidak terpakai)
  • 19. Tren kabupaten/kota yang mengalami surplus/defisit realisasi Tren provinsi yang mengalami surplus/defisit realisasi
  • 20. - Proporsi penerimaan Daper kabupaten /kota tahun 2011 rata-rata 71%, PAD nya 20% - Proporsi penerimaan Daper provinsi tahun tahun 2011 rata-rata 38%, PAD nya 52%
  • 21. - Proporsi belanja pegawai kabupaten /kota tahun 2011 rata-rata 51% - Proporsi belanja pegawai provinsi tahun tahun 2011 rata-rata 25% - Gaji pokok pegawai daerah kurang lebih 40%-45% dimasukkan dalam alokasi dasar DAU, tahun 2013- 46% untuk provinsi, 49% untuk kabupaten/kota
  • 22. - SiLPA tahun sebelumnya sebagai sumber utama penerimaan pembiayaan - pertanyaan: apakah nilai SiLPA th anggaran sebelumnya lebih besar dari anggaran defisit?
  • 23.
  • 24. Perbandingan Anggaran dan RealisasiPenerimaan Pinjaman Kab/Kota Perbandingan Anggaran dan Realisasi Penerimaan Pinjaman Provinsi
  • 25.
  • 26.        Batas maksimal kumulatif defisit APBD untuk TA 2013 ditetapkan sebesar 0,5% dari proyeksi PDB TA 2013. Indikatif batas maksimal defisit APBD TA 2013 untuk masing-masing daerah ditetapkan sebesar 6% dari perkiraan Pendapatan Daerah TA 2013. Batas maksimal kumulatif pinjaman daerah yang masih menjadi kewajiban daerah sd TA 2013 ditetapkan sebesar 0,35% dari proyeksi PDB TA 2013. Dalam rangka pengendalian defisit/surplus APBD, maka pemerintah daerah menganggarkan pembiayaan netto sebesar defisit/surplus APBD. Pemda wajib melaporkan rencana defisit APBD kpd Mekeu cq. Dirjen PK. Dalam hal defisit APBD akan ditutup sebagian atau seluruhnya dari pinjaman dan/atau penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan maka defisit APBD tersebut harus mendapatkan persetujuan dari Menkeu. Persetujuan atau penolakan tersebut menjadi dokumen yang dipersyaratkan dalam prosesevaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD atau evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Perubahan - Mengapa tidak diatur tentang SILPA?
  • 27. Terhadap rencana defisit APBD yang akan ditutup sebagian atau seluruhnya dari pinjaman daerah, surat permohonan persetujuan sebagaimana tersebut di atas memuat rencana kegiatan yang akan dibiayai dari pinjaman daerah , dengan dilampiri dokumen: a. Laporan Keuangan Pemda selama 3 (tiga) tahun terakhir yang telah ditetapkan dengan Perda; b. Rancangan ringkasan APBD /perubahanTA 2013; c. Perhitungan sisa pinjaman daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan ditarik tidak melebihi 75% dari jumlah penerimaan umum APBD tahun sebelumnya; d. Perhitungan tentang rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman. 
  • 28.    Untuk menutup kekurangan arus kas daerah membiayai pelayanan publik yang tidak menghasilkan penerimaan membiayai kegiatan investasi berupa pengadaan prasarana dan/ atau sarana daerah yang memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat maupun menghasilkan penerimaan bagi APBD (golden rule)