Penyakit coronavirus (COVID-19 atau SARS-CoV-2) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan di akhir tahun 2019. Saat ini, populasi di dunia sebagian telah terpapar dan terinfeksi virus ini dengan gejala awalnya teridentifikasi yaitu gangguan pernapasan ringan hingga sedang kemudian diikuti dengan beberapa gejala fisiologis lain. Orang lansia dan orang yang memiliki riwayat medis, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, dan kanker mempunyai risiko lebih besar apabila terinfeksi. Virus COVID-19 menyebar terutama melalui saliva atau cairan hidung ketika orang terinfeksi batuk, bersin atau aksi lain yang menyebabkan cairan tersebut terbawa dan mengenai orang lain. SARS-CoV-2 merupakan satu-satunya virus yang menyebabkan pandemi global pada era modern sekarang ini.
Update: Penelitian dan Pelayanan Pasien dengan Metode ELISA SARS-CoV-2 dari Elabscience.pdf
1. Update: Penelitian dan Pelayanan Pasien
dengan Metode ELISA SARS-CoV-2 dari
Elabscience
Coronavirus (CoV) berasal dari familia Coronaviridae (subfamilia Coronavirinae). Virus ini memiliki
spike menyerupai mahkota di permukaan luarnya (Latin: Corona = Mahkota). Virus CoV merupakan
virus RNA positive-sense untai tunggal (ssRNA) dengan panjang genom 20-32 kb dengan diameter
sekitar 125 nm. Virus CoV dapat ditemukan secara luas menginfeksi manusia, burung, dan mamalia
lain serta menyebabkan berbagai gangguan pernapasan, neurologis, enterik, dan fungsi hati. Terdapat
tujuh jenis CoV manusia (HCoV) yang telah diidentifikasi dari virus yang menyebabkan penyakit
ringan hingga infeksi berat dan/atau fatal. Saat ini, jenis virus SARS-Cov-2 merupakan spesies CoV
yang menyebabkan epidemi global di seluruh bagian dunia.
Penyakit coronavirus (COVID-19 atau SARS-CoV-2) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
jenis coronavirus yang baru ditemukan di akhir tahun 2019. Saat ini, populasi di dunia sebagian telah
terpapar dan terinfeksi virus ini dengan gejala awalnya teridentifikasi yaitu gangguan pernapasan
ringan hingga sedang kemudian diikuti dengan beberapa gejala fisiologis lain. Orang lansia dan orang
yang memiliki riwayat medis, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis,
dan kanker mempunyai risiko lebih besar apabila terinfeksi. Virus COVID-19 menyebar terutama
melalui saliva atau cairan hidung ketika orang terinfeksi batuk, bersin atau aksi lain yang
menyebabkan cairan tersebut terbawa dan mengenai orang lain. SARS-CoV-2 merupakan
satu-satunya virus yang menyebabkan pandemi global pada era modern sekarang ini.
Gambar 1. Ilustrasi pengikatan antibodi dengan partikel virus.
2. Virus SARS-CoV-2 secara molekuler memiliki beberapa protein struktural termasuk spike (S),
envelope (E), membran (M) dan nukleokapsid (N). Protein atau glikoprotein spike (S) mengandung
satu receptor-binding domain (RBD) yang berperan untuk mengenali reseptor permukaan sel yaitu
angiotensin converting enzyme-2 (ACE-2). Menurut studi yang telah dilakukan, RBD dari protein
SARS-CoV-2 S berinteraksi secara kuat dengan reseptor ACE-2 manusia menyebabkan endositosis
virus ke dalam sel paru-paru inang untuk melakukan replikasi virus.
1. Neutralizing Antibody (nAb)
Dalam beberapa studi lanjutan, anti-spike neutralizing antibody (nAb) yang diproduksi oleh pasien
COVID-19 dapat memblokir infeksi virus pada sel manusia secara in vitro dan melawan replikasi
virus secara in vivo. Namun, dampak nAb masih kontroversial dengan beberapa penelitian bahkan
menunjukkan dampak negatif nAb selama infeksi atau beberapa kasus bahkan tidak menemukan
perbedaan nAb di antara pasien rawat inap dengan berbagai jenis penyakit. Selain itu, penelitian nAb
berhubungan pasca infeksi menunjukkan bahwa penurunan kekebalan humoral anti-virus setelah lebih
dari satu tahun dideteksi dan dirawat di rumah sakit. Mengingat masa pandemi saat ini, sebagian besar
studi serologis yang diterbitkan sebagian besar bersifat cross-sectional atau paling banyak mencakup
tindak lanjut longitudinal beberapa bulan saja.
Seiring dengan perkembangan vaksin dan obat, peran neutralizing antibody (nAb) melawan
SARS-CoV-2 juga telah terbukti menjadi aksi pencegahan efektif untuk lansia dan individu yang
berisiko. Isolasi dan validasi nAb dari SARS-CoV-2 diutamakan berasal dari pasien COVID-19 yang
sembuh. Pemahaman molekuler nAb dapat membantu perkembangan antibodi monoklonal dan
mempercepat desain vaksin rekombinan generasi. Pengetahuan terbatas tentang epitop antibodi dari
SARS-CoV-2 menghambat pengembangan terapi antibodi yang efektif terhadap COVID-19.
Glikoprotein spike memediasi virus masuk ke sel target melalui reseptor ACE-2 dan uji klinis dengan
antibodi monoklonal (mAb) terhadap RBD mampu menurunkan jumlah virus pada pasien COVID-19
yang baru didiagnosa. Selain itu, nAb diproduksi oleh pasien COVID-19 dapat memblokir infeksi
virus pada sel manusia secara in vitro dan mampu melawan replikasi virus secara in vivo. Namun,
dampak nAb pada perjalanan COVID-19 masih kontroversial dengan beberapa penelitian
menunjukkan dampak negatif atau tidak menemukan perbedaan nAb di antara pasien rawat inap yang
kemudian mengalami berbagai hasil penyakit.
2. Nucleocapsid (N)
Protein nukleokapsid SARS-CoV-2 terdiri dari lima domain, yaitu terminal-N tail (residu 1-40),
N-terminal RNA binding domain (residu 41-173 disebut N-NTD), Ser/Arg-rich linker (residu 174-249
disebut LKR), domain dimerisasi terminal-C (residu 250 hingga 364 disebut N-CTD), dan C-terminal
intrinsically disordered (residu 365-419 disebut IDR).
Menurut penelitian transkriptom baru-baru ini, sel Vero yang diinfeksi SARS-CoV-2 menghasilkan
92,6% gRNA (guide-RNA) kanonik dan sembilan sgRNA (single-gRNA), serta 7,4% transkrip
non-kanonik yang disebabkan peristiwa transkripsi yang diskontinu. Di antara sgRNA yang
ditranskripsikan tersebut, nukleokapsid yang ditranskripsikan sgRNA adalah transkrip yang paling
banyak. Protein nukleokapsid SARS-CoV-2 adalah protein multifungsi dengan potensi fungsi utama
3. mengikat genom RNA virus dan mengemasnya ke dalam struktur nukleokapsid heliks panjang atau
kompleks ribonucleoprotein (RNP). Protein nukleokapsid (N) memediasi pembentukan kompleks
RNP melalui dua langkah kunci, yaitu pengemasan genom RNA virus dan perakitan oligomerisasi..
Studi tentang coronavirus N-CTD menunjukkan bahwa beberapa mode pengemasan dimer
nukleokapsid C-
terminal domain (N-CTD) mungkin mengarah pada pembentukan nukleokapsid
heliks simetris yang kaku.
3. Protein Spike (S)
Protein spike (S) memiliki ukuran 180-200 kDa dan panjang 1273 aa. Protein S terdiri dari N-terminus
ekstraseluler yaitu domain transmembran (TM) yang tertambat di membran virus dan segmen
terminal-C intraseluler pendek. Spike biasanya berada dalam konformasi prefusi metastabil yakni
setelah virus berinteraksi dengan sel inang terjadi penataan ulang struktur protein S yang
memungkinkan virus untuk menyatu dengan membran sel inang. Spike dilapisi dengan molekul
polisakarida untuk mengelabui sistem kekebalan inang. Protein ini mempunyai dua subunit, yaitu S1
dan S2.
Pada kondisi natif, protein CoV S berperan sebagai prekursor inaktif. Selama infeksi virus terjadi,
protease sel target mengaktifkan protein S dengan memecahnya menjadi subunit S1 dan S2, yang
diperlukan untuk mengaktifkan domain fusi membran setelah virus masuk ke sel target. Subunit S1
mengandung RBD yang berikatan dengan reseptor sel ACE2 inang. Domain RBD adalah target
penting untuk neutralizing antibody (nAb). Subunit S2 tersusun dari domain FP, HR1, HR2, TM, dan
fusi domain sitoplasma (CT), berperan dalam fusi dan proses masuknya virus ke dalam sel.
Menargetkan pengulangan heptad (HR) telah menarik minat dalam penemuan obat terapeutik pasien
SARS-Cov-2. Protein S adalah protein target penting untuk pengembangan obat spesifik, sedangkan
domain S1 RBD adalah bagian dari wilayah yang berubah-ubah sehingga tidak ideal untuk
pengembangan inhibitor antivirus. Sebaliknya, wilayah HR subunit S2 dapat dijadikan target yang
menjanjikan untuk pengembangan inhibitor fusi terhadap infeksi SARS-CoV-2.
Berikut kit ELISA dari Elabscience dengan marker-marker deteksi dan kuantifikasi infeksi virus
SARS-Cov-2 dalam bidang penelitian dan pelayanan medis:
Tabel 1. Kit ELISA untuk deteksi antigen SARS-CoV-2 dan neutralizing antibody.
Product Name Cat. No. Target Sample Type Determination Method
SARS-CoV-2 Neutralization
Antibody ELISA Kit
E-EL-E606 Neutralization
Antibody
Human serum or
plasma
Qualitative Competitive
SARS-CoV-2 Neutralization
Antibody ELISA Kit
E-EL-E608 Neutralization
Antibody
Human serum or
plasma
Semi-Quantitative Competitive
SARS-CoV-2 Spike Protein S1
RBD ELISA Kit
E-EL-E605 S1 RBD Serum, plasma
and other
biological fluids
Quantitative Sandwich-Ab
SARS-CoV-2 Nucleocapsid
Protein ELISA Kit
E-EL-E604 Nucleocapsid Serum, plasma
and other
biological fluids
Quantitative Sandwich-Ab
4. SARS-CoV-2 Spike Protein
IgM ELISA Kit
E-EL-E603 Spike Protein
IgM
Human serum or
plasma
Qualitative Indirect
SARS-CoV-2 Spike Protein
IgG ELISA Kit
E-EL-E602 Spike Protein
IgG
Human serum or
plasma
Qualitative Indirect
SARS-CoV-2 Spike Protein
Total Antibody ELISA Kit
E-EL-E607 Spike Protein
Total Antibody
Serum, plasma or
secretions
Qualitative Sandwich-Ag
SARS-CoV-2 Nucleocapsid
Protein IgM ELISA Kit
E-EL-E601 Nucleocapsid
Protein IgM
Human serum or
plasma
Qualitative Indirect
SARS-CoV-2 Nucleocapsid
Protein IgG ELISA Kit
E-EL-E600 Nucleocapsid
Protein IgG
Human serum or
plasma
Qualitative Indirect
Referensi:
1. Yang Mei, He Suhua, Chen Xiaoxue, Huang Zhaoxia, Zhou Ziliang, Zhou Zhechong, Chen
Qiuyue, Chen Shoudeng, Kang Sisi. 2021. Structural Insight Into the SARS-CoV-2
Nucleocapsid Protein C-Terminal Domain Reveals a Novel Recognition Mechanism for Viral
Transcriptional Regulatory Sequences. Frontiers in Chemistry, 8: 1238 . [link]
2. Stefania Dispinseri, Massimiliano Secchi, Maria Franca Pirillo, Monica Tolazzi, Martina
Borghi, Cristina Brigatti, Maria Laura De Angelis, Marco Baratella, Elena Bazzigaluppi,
Giulietta Venturi, Francesca Sironi, Andrea Canitano, Ilaria Marzinotto, Cristina Tresoldi,
Fabio Ciceri, Lorenzo Piemonti, Donatella Negri, Andrea Cara, Vito Lampasona, Gabriella
Scarlatti. 2021. Neutralizing antibody responses to SARS-CoV-2 in symptomatic COVID-19
is persistent and critical for survival. Nature Communications, 12: 2670. [link]
3. Dan Fu ,Guangshun Zhang ,Yuhui Wang ,Zheng Zhang ,Hengrui Hu ,Shu Shen ,Jun Wu ,Bo
Li ,Xin Li ,Yaohui Fang,Jia Liu,Qiao Wang,Yunjiao Zhou,Wei Wang,Yufeng Li,Zhonghua
Lu,Xiaoxiao Wang,Cui Nie,Yujie Tian,Da Chen,Yuan Wang,Xingdong Zhou,Qisheng
Wang,Feng Yu,Chen Zhang,Changjing Deng,Liang Zhou,Guangkuo Guan,Na Shao,Zhiyong
Lou ,Fei Deng ,Hongkai Zhang ,Xinwen Chen ,Manli Wang ,Louis Liu ,Zihe Rao ,Yu Guo.
2021. Structural basis for SARS-CoV-2 neutralizing antibodies with novel binding epitopes.
PLOS Biology, May 7 (2021). [link]
4. Yuan Huang, Chan Yang, Xin-feng Xu, Wei Xu & Shu-wen Liu. 2020. Structural and
functional properties of SARS-CoV-2 spike protein: potential antivirus drug development for
COVID-19. Acta Pharmacologica Sinica, 41: 1141–1149. [link]
5. Balasubramanian Ganesh, Thangarasu Rajakumar, Mathiyazhakan Malathi, Natesan
Manikandan, Jaganathasamy Nagaraj, Aridoss Santhakumar, Arumugam Elangovan, and
Yashpal Singh Malik. 2021. Epidemiology and pathobiology of SARS-CoV-2 (COVID-19) in
comparison with SARS, MERS: An updated overview of current knowledge and future
perspectives. Clinical Epidemiology and Global Health. 10: 100694. [link]
6. Cascella M, Rajnik M, Aleem A, et al. 2021. Features, Evaluation, and Treatment of
Coronavirus (COVID-19). In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2021. [link]
7. Chengdi Wang, Zhoufeng Wang, Guangyu Wang, Johnson Yiu-Nam Lau, Kang Zhang, and
Weimin Li. 2021. COVID-19 in early 2021: current status and looking forward. Signal
Transduction and Targeted Therapy, 6: 114. [link]
5. 8. Stefania Dispinseri, Massimiliano Secchi, Maria Franca Pirillo, Monica Tolazzi, Martina
Borghi, Cristina Brigatti, Maria Laura De Angelis, Marco Baratella, Elena Bazzigaluppi,
Giulietta Venturi, Francesca Sironi, Andrea Canitano, Ilaria Marzinotto, Cristina Tresoldi,
Fabio Ciceri, Lorenzo Piemonti, Donatella Negri, Andrea Cara, Vito Lampasona & Gabriella
Scarlatti, 2021. Neutralizing antibody responses to SARS-CoV-2 in symptomatic COVID-19
is persistent and critical for survival. Nature Communications, 12: 2670. [link]
9. Shibo Jiang, Christopher Hillyer, Lanying Du. 2020. Neutralizing Antibodies against
SARS-CoV-2 and Other Human Coronaviruses. Trends in Immunology, 41(5): 355-359. [link]
Artikel Terkait:
1. Apa itu SARS-CoV-2? [link]
2. Reagent dan Kit Untuk Penelitian COVID-19 dari Manufacture Cusabio [link]
3. Badai Sitokin menyebabkan Pasien COVID-19 Semakin Memburuk [link]
4. PCR Kit IVD untuk deteksi SARS-CoV-2 [link]
5. ELISA kit Untuk Identifikasi Antibodi SARS-CoV-2 Dari Merek Immunodiagnostics [link]
6. Wabah Monkeypox Non-Endemik Terbaru di Era Pasca Pandemi Covid-19: Definisi,
Diagnosis dan Manajemen [link]
7. Real Time PCR, Level Baru Amplifikasi DNA [link]
PT. INDOGEN INTERTAMA
Jl. Raya Cilangkap No. 111 RT 004/001
Cilangkap Cipayung Jakarta Timur 13870
Telp/Fax : 021-84310148
Mobile : +6281387927402
Email : marketing.indogen@gmail.com
Website : www.indogen.id